BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Obyek Penelitian

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Kampanye sosial merupakan suatu gerakan yang dilakukan untuk mengubah perilaku sesuatu yang berkenaan dengan kelompok masyarakat melalui pengembangan wacana tentang sesuatu yang dianggap penting bagi komunikator, tetapi belum tentu penting bagi khalayak, tergantung masing-masing kebutuhan dan keperluan yang berbeda satu sama lain dan ditujukan agar menuju ke arah tertentu sesuai dengan gerakan yang di laksanakan oleh pembuat kampanye. Kampanye sosial biasa juga disebut sebagai iklan layanan masyarakat. Kampanye sosial atau iklan layanan masyarakat, bertujuan untuk memberikan informasi dan menerangkan kepada masyarakat tentang pelayanan, atau penyuluhan yang tentunya sangat bermanfaat. Iklan ini dibuat bukan bertujuan untuk mencari keuntungan atau profit, namun untuk kemanfaatan sosial dan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan gejala-gejala sosial yang sedang terjadi di masyarakat. Keberadaan ILM di Indonesia sudah lama, dimungkinkan usianya hampir sama dengan iklan komersial. Akan tetapi, pada awalnya isi pesan ILM hanya terbatas pada hal-hal tertentu yang diketahui masyarakat. Sehingga kegunaannya hampir sama dengan media penerangan. Iklan layanan masyarakat baru dikenal luas oleh masyarakat Indonesia sekitar tahun 1990, pada saat itu pemerintah mengajak masyarakat untuk lebih mencintai produk-produk dalam negeri daripada produk luar negeri. Pada tahun 1968 biro iklan Intervista menjadi biro iklan pertama yang menjadi pelopor pembuatan Iklan Layanan Masyarakat yang mengangkat masalah tentang petasan yang sedang marak di masyarakat pada saat itu. Kemudian pada tahun 1974 Matari Advertising membuat Iklan Layanan Masyarakat yang mengangkat makna hubungan anak dengan orang tua. Pada tahun 1970 Matari Advertising membuat Iklan Layanan Masyarakat yang dikenang hingga saat ini yaitu iklan Renungan Bagi Orang Tua yang mengangkat puisi dari Khalil Gibran. Fenomena yang terjadi di masyarakat pada waktu itu adalah masyarakat menganggap istilah iklan sebagai istilah menghasut atau memaksa dan cenderung bersifat 1

2 konsumerisme. Pendapat masyarakat mengenai iklan tersebut berdampak kepada perkembangan Iklan Layanan Masyarakat di Indonesia. Iklan Layanan Masyarakat kembali populer pada tahun 1993, pada waktu itu beberapa lembaga-lembaga bekerja sama untuk mengkampanyekan bahaya obatobatan terlarang, minuman keras dan narkotika yang ketika itu sedang marak di masyarakat dan telah masuk ke lingkungan sekolah dan kampus-kampus di kota besar. Namun demikian, berkembangnya kampanye sosial (dalam beberapa media disebut juga iklan layanan masyarakat) belakangan ini patut diapreasiasi sebagai bagian dari meningkatnya kesadaran untuk melibatkan publik, paling tidak iklan layanan masyarakat yang ada sudah mampu membuat publik tahu apa yang menjadi konsern pemerintahnya. Meskipun, pencapaian sasaran iklannya masih pada level yang paling rendah yaitu sekedar tahu. Akan tetapi, saat ini masyarakat sudah bisa menyikapi kampanye sosial dengan baik. Masyarakat kini sudah dapat mengerti tentang pesan-pesan yang disampaikan dari kampanye sosial. Untuk itu faktor strategi media sangat dibutuhkan dan keberhasilan sebuah iklan atau kampanye sosial sangat bergantung pada seberapa menarik dan kreatif iklan tersebut mampu berbicara menyampaikan pesannya sehingga masyarakat memberi respon terhadap ajakan tersebut. Namun indikator-indikator keberhasilan itu bisa dicapai jika proses pembuatannya mulai dari tahap perencanaan dilakukan secara matang. Termasuk di dalamnya adalah riset pendukung, strategi kreatif, produksi dan distribusi serta didukung oleh kegiatan evaluasi yang juga dilaksanakan secara sungguh-sungguh Latar Belakang Masalah Air putih atau air mineral merupakan minuman pokok bagi keseharian kita. Banyak manfaat yang terkandung dalam air putih. Bahkan sejak kecil kita sudah diberi tahu oleh orang tua untuk sering mengkonsumsi lebih banyak air putih. Terkadang kita jarang menyadari dari manfaat air putih sendiri. Kita lebih sering mengabaikannya dan lebih suka minuman yang manis. Padahal manfaat air putih sendiri melebihi dari minuman yang lainnya. Banyak kandungan dari air putih yang menjadi kebutuhan pokok untuk tubuh kita. 2

3 Menurut (Batmanghelidj, 2007: 19) dikatakan bahwa tubuh manusia terdiri atas 75% air dan 25% bahan padat. Diterangkan pula oleh Batmanghelidj, bahwa teh, kopi, alkohol, dan minuman pabrik tak dapat menggantikan kebutuhan tubuh akan air murni, terutama ketika tubuh sedang tertekan dan stres. Minuman-minuman ini memang sudah mengandung air, tapi sebagian besar juga mengandung bahan-bahan yang mendehidrasi (menarik air), seperti kafein. Bahan- bahan ini membuang air di mana mereka larut, ditambah air dari cadangan tubuh. Ketika minum kopi, teh, atau bahkan bir, tubuh kita mengeluarkan lebih banyak air daripada air yang terkandung didalam minuman tersebut. Jika kita mengukur volume air kemih setelah minum minuman tersebut, kita akan melihat bahwa kita telah mengeluarkan banyak air kemih daripada volume yang kita minum. Cara lain tubuh kehilangan air setelah minum minuman panas adalah melalui keringat dari pori-pori kulit untuk mendinginkan tubuh yang telah dihangatkan dari dalam. Sebagian besar kandungan di dalam tubuh merupakan air. Di dalam tubuh manusia, air berguna sebagai pelarut, pelumas, pengendali suhu, dan penyedia elektrolit. Kurang minum dapat berdampak pada gangguan kesehatan, menurunkan kemampuan fisik, menurunkan daya ingat atau konsentrasi, sulit buang air besar, pingsan dan kematian, tergantung pada tingkat dehidrasi yang dialami. Gejala dehidrasi ringan yakni, haus, bibir kering, tenggorokan kering dan kulit kering, sementara gejala dehidrasi sedang ditandai dengan sakit kepala, pusing, denyut nadi meningkat, tekanan darah menurun, suhu badan meningkat, lemah, urin keruh kuning atau coklat. Sedangkan, pada tahap berat dehidrasi dapat ditandai dengan keram otot, lidah bengkak, sirkulasi darah memburuk, sangat lemah, penurunan fungsi ginjal dan pingsan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hardinsyah (2009), ketua umum Pergizi Pangan Indonesia, hampir semua penyakit-penyakit seperti hati, jantung, otak, ginjal akan selalu dikaitkan dengan keseimbangan air dan elektrolit yang akan menimbulkan gangguan pada ginjal. Hasil penelitiannya juga menunjukkan bahwa sebagian remaja dan orang dewasa yang diteliti menghadapi masalah pemenuhan kebutuhan air minum. Untuk itu menurutnya, perlu upaya peningkatan kesadaran akan pentingnya air bagi kesehatan dan perilaku minum yang baik dalam konteks gizi seimbang. 3

4 Sekarang ini, banyak remaja kurang menyadari akan pentingnya kebutuhan air dalam tubuh. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Hardinsyah, Ketua umum Pergizi Pangan Indonesia, Dari 209 remaja diteliti, 51,1 persen mempunyai pengetahuan rendah tentang air minum. Hanya 21,4 persen saja yang mengetahui empat kegunaan air bagi tubuh, 43,2 persen yang mengetahui akibat kurang air minum, 44,2 persen yang mengetahui empat gejala kekurangan air pada tubuh. Mungkin, banyak yang belum tahu arti penting mengkonsumsi air putih sesuai kebutuhan tubuh setiap hari. Salah satu alasan yang jamak didengar adalah karena takut keseringan buang air kecil, repot, dan alasan-alasan lainnya yang membuat malas untuk menjalankan hal tersebut. Kebiasaan sulit untuk membiasakan minum air putih di kalangan remaja ini karena banyaknya stimulan dari luar atau dengan kata lain remaja sudah terbiasa dengan minuman selain air putih. Dari data hasil lapangan, perilaku remaja hampir semua tidak minum air putih, baik itu saat makan, hang out, dan lain-lain. Kebanyakan remaja sekarang sudah jauh dari pola hidup sehat, dalam hal ini mengenai kurangnya asupan air putih bagi tubuhnya. Mereka sangat jelas kurang asupan air putih bagi tubuhnya setiap harinya, karena kebiasaan mereka yaitu jarang minum air putih, kebanyakan alasan remaja jarang minum air putih karena malas dan sering lupa. Air putih kini bukan minuman prioritas utama bagi remaja, disamping banyak minuman-minuman yang lebih banyak menawarkan berbagai rasa, warna dan sebagainya, yang membuat sebagian mereka lebih tertarik mengkonsumsi minumanminuman tersebut. Dan beranggapan dengan minuman-minuman tersebut juga sudah dapat menggantikan air putih dalam asupan cairan bagi tubuhnya. Jauh dari itu mereka tidak mengetahui manfaat lebih dari air putih bagi kesehatan tubuh walaupun tidak berwarna ataupun berasa. Hal ini sangat jelas remaja menjadi sasaran utama bagi penulis, karena gaya hidup mereka kini jauh dari pola gaya hidup yang sehat, terutama dalam cakupan air putih bagi tubuhnya. Dengan keadaan yang telah dijabarkan maka perlu dipikirkan solusi yang tepat untuk mengajak masyarakat agar mulai meningkatkan kesadaran akan mengkonsumsi air putih guna menjaga kesehatan. Untuk mensosialisasikan mengenai pentingnya minum air putih ini, maka perlu dibuat kampanye yang bersifat sosial. Kampanye ini nantinya akan bekerja sama dengan lembaga yang terkait yaitu Badan Lembaga 4

5 Pergizi Pangan Indonesia, guna memberikan informasi tentang pentingnya mengkonsumsi air putih dan mengajak masyarakat untuk terbiasa mengkonsumsi air putih. Untuk itu, dalam proyek tugas akhir ini penulis termotivasi untuk membuat perancangan kampanye gerakan minum air putih melalui media above the line dan below the line yang diiharapkan, dengan dibuatnya sebuah kampanye terpadu yang tepat sasaran dan didukung komunikasi yang tepat dapat meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan dan menciptakan masa depan bangsa yang lebih sehat Permasalahan Dari latar belakang yang ada, maka dirumuskan permasalahan yang timbul yaitu : 1. Kurangnya pengetahuan masyarakat khususnya remaja terhadap peranan air putih 2. Banyak masyarakat yang mengabaikan manfaat dari air putih 3. Diperlukan media yang efektif dan komunikatif untuk menyampaikan informasi mengenai air putih Dari perumusan permasalahan, maka dirumuskan pertanyaan penelitian yaitu : 1. Bagaimana menyampaikan pesan mengenai pengetahuan akan manfaat air putih untuk kesehatan dikalangan remaja melalui kampanye Gerakan Minum Air Putih? 2. Bagaimana merancang media yang efektif untuk menyampaikan pesan kampanye sosial kepada masyarakat? 1.4 Ruang lingkup Dalam pengerjaan tugas akhir ini, ruang lingkup dari perancangan kampanye sosial ini adalah 1. Media Poster : Digunakan untuk menarik perhatian (awareness) khalayak secara khusus untuk mengetahui tentang kampanye gerakan minum air putih. Iklan majalah : Sebagai media tambahan untuk menarik perhatian, dan menjangkau khalayak yang lebih spesifik. 5

6 Brosur : Digunakan sebagai media penyampaian informasi yang lebih terperinci mengenai pentingnya mengkonsumsi air putih kepada target kampanye. Social Media : Sebagai sumber informasi bagi khalayak sasaran yang ingin mengetahui lebih jauh tentang kampanye gerakan minum air putih. Stiker, gelang karet, mug : Digunakan sebagai media pengingat pesan kampanye. 2. Tempat Perancangan kampanye sosial gerakan minum air putih ini akan ditujukan di kota-kota besar di Indonesia. Dan sebagai batasan, karena keterbatasan waktu dan lain sebagainya, kampanye ini akan dilakukan di wilayah kota Bandung. Kampanye akan dilakukan pada beberapa Sekolah Menengah Atas dan di beberapa Universitas di kota Bandung. 3. Segmentasi Segmen dari kampanye sosial ini ialah remaja (15 22 tahun), khususnya mahasiswa dan pelajar SMA di kota Bandung. 4. Pelaksanaan Kampanye Pemilihan waktu kampanye dilakukan dalam periode satu tahun, dari bulan januari hingga desember Kampanye ini juga terbagi menjadi 3 tahapan (Conditioning, Informing dan Reminding), yang setiap tahapannya memakan waktu sekitar 4 bulan. Dan penelitian ini tidak dilakukan sampai implementasi media komunikasi, melainkan hanya sampai menghasilkan media komunikasi yang efektif saja. 1.5 Tujuan perancangan Strategi perancangan yang nantinya akan divisualisasikan, diharapkan mampu membuat ketertarikan pada khalayak sasaran. Dan tujuan dari kampanye sosial ini adalah 1. Meningkatkan pengetahuan dan menumbuhkan kesadaran kepada masyarakat khususnya para remaja mengenai pentingnya mengkonsumsi air putih melalui perancangan kampanye sosial gerakan minum air putih 6

7 2. Merancang strategi yang kreatif dengan membuat perancangan media komunikasi yang efektif, tepat dan terarah untuk membantu sosialisasi kampanye gerakan minum air putih 1.6 Cara Pengumpulan Data Pengamatan/ observasi dan pencatatan lapangan untuk mendapatkan data-data yang aktual sesuai dengan kondisi di masyarakat. Wawancara Wawancara dengan pihak-pihak yang kompetensi sesuai dengan permasalahan yang diangkat yaitu kampanye gerakan minum air putih (kepada narasumber/ ahli). Studi Pustaka Untuk mendapatkan teori dan konsep serta permasalahan secara umum melalui textbook, jurnal, internet, artikel, dan sumber lainnya. Dengan studi pustaka juga diharapkan agar memperoleh informasi tentang penelitianpenelitian sejenis atau hal yang ada kaitannya dengan objek penelitian. Kuesioner Kuesioner ini bertujuan untuk memperoleh data atau informasi berdasarkan kebiasaan, pengetahuan dan karakteristik di masyarakat tentang kebiasaan minum air putih. 7

8 1.7 Skema Perancangan Gambar I.1 Skema Perancangan 1.8 Pembabakan Bab I Pendahuluan Berisi tentang gambaran umum obyek penelitian, latar belakang masalah, permasalahan, ruang lingkup, tujuan perancangan, cara pengumpulan data, skema perancangan, dan pembabakan. Bab II Dasar Pemikiran Menjelaskan teori atau dasar pemikiran tentang obyek penelitian yaitu kampanye sosial atau iklan layanan masyarakat, mengenai studi tentang air putih yang meliputi manfaat air putih, kandungan gizi air putih, dll. Bab III Data dan Analisis Masalah Data Menjelaskan berbagai data mengenai studi tentang air putih, hasil penelitian tentang air putih, hasil survey peneliti, serta data tentang lembaga yang terkait dalam masalah ini yaitu Pergizi Pangan Indonesia. 8

9 Analisis Menganalisis data data yang telah dipaparkan dalam sub-bab sebelumnya. Bab IV Konsep dan Hasil Perancangan Menjelaskan konsep dan strategi yang akan digunakan meliputi strategi kampanye dan strategi media yang efektif dan kreatif. Menjelaskan konsep desain yang ingin dirancang dan memperlihatkan hasil rancangan yang berupa final desain dari media media yang telah ditentukan. Bab V Penutup Pada Bagian ini Penulis memaparkan mengenai rekomendasi dan evaluasi setelah menyelesaikan karya. Penulis dalam bagian ini juga dapat mencantumkan kesimpulan tentang kelayakan bahwa karya tersebut layak untuk dieksploitasi ditambah dengan Implementasi yang meliputi dampak langsung dan dampak tidak langsung yang akan dirasakan oleh masyarakat setelah melihat hasil karya. 9