A. Pengantar. Perkembangan Industri perawatan kecantikan dan perdagangan yang pesat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "A. Pengantar. Perkembangan Industri perawatan kecantikan dan perdagangan yang pesat"

Transkripsi

1 A. Pengantar Perkembangan Industri perawatan kecantikan dan perdagangan yang pesat mengakibatkan banyak produk yang berupa barang dan jasa membanjiri pasar. Para produsen berupaya menarik perhatian konsumen dengan mempromosikan produk dan jasa dengan berbagai strategi pemasaran. Salah satu strategi pemasaran dalam menarik minat konsumen dengan mengetahui keuntungan apa yang diharapkan oleh konsumen dari produk tersebut. Minat membeli menurut Markin (dalam Marpaung 2003) menyatakan secara terperinci sebagai suatu aktivitas psikis yang timbul karena adanya perasaan senang terhadap suatu objek yang diinginkan. Perasaan senang akan sesuatu yang menarik perhatiannya tersebut akan mendorongnya untuk berusaha melibatkan diri atau melakukan aktivitas tertentu terhadap objek secara wajar dan tanpa paksaan, kemudian direalisasikan dengan membelinya, proses untuk sampai pada membeli objek tersebut biasa disebut perilaku membeli. Pada penelitian ini produk yang dimaksud adalah produk kosmetika. Kosmetik memang dapat membuat wajah dan penampilan menjadi lebih cantik atau lebih menarik dengan menutupi kekurangan dan menonjolkan kelebihan. Banyaknya produk kosmetika di pasaran sering kali membuat remaja kebingungan, produk mana yang mesti dipilih. Hal ini dikarenakan banyaknya produk kosmetika yang terbukti kandungannya berbahaya. Menurut para ahli, remaja harus lebih selektif dalam membeli produk kosmetika ( Data yang menunjukan rendahnya minat membeli terlihat dari menurunnya penjualan barang-barang konsumsi (consumer goods) akibat melemahnya daya beli 1

2 masyarakat, hal ini diungkapkan oleh Presiden Direktur PT Hadikusumo Bros Coy Dr Enrico W. "Perekonomian kami secara umum tumbuh, bahkan pada triwulan pertama tahun ini, ekonomi Jateng tumbuh dua persen lebih. Namun, minat beli sekitar 80 persen masyarakat kita tetap rendah, sehingga penjualan consumer goods seperti kosmetik, sabun, dan sebagainya, pada masa-masa mendatang diperkirakan tetap cenderung turun," ujar pemimpin perusahaan produsen Fora Cosmetics itu ( Keberadaan produk-produk kosmetika yang dilarang BPOM dipasaran menyebabkan konsumen lebih selektif dalam membelinya, hal ini dikarenakan konsumen takut salah dalam mengkonsumsi produk yang ada. Seperti pengalaman Lz, Lz mengungkapkan "Saya merasa tertipu dengan bedak Meei Yung, niat untuk mempercantik diri, eh malah jerawat yang tumbuh. Buat apa kulit wajah kita putih kalau jerawat tumbuh subur di wajah," ( Keluhan seperti ini sangat perlu diperhatikan oleh produsen dalam memasarkan produknya. Konsumen ingin mempercantik penampilannya tetapi dengan menggunakan produk kosmetika yang aman. Hal ini penampilan diri sangat perlu diperhatikan untuk menarik minat membeli konsumen terhadap produk kosmetika. Minat membeli merupakan tahapan dalam suatu proses yang menimbulkan perilaku membeli. Minat membeli dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologis (Kotler, 1997). Faktor-faktor yang mempengaruhi minat membeli juga dijelaskan dalam penelitian Priamsari (1999). Penelitiannya tentang konsep diri dengan minat membeli pakaian bermerek pada remaja golongan atas. 2

3 Konsep diri bukan merupakan faktor yang dibawa Sejak lahir, melainkan faktor yang dipelajari dan terbentuk dari pengalaman individu dalam berhubungan dengan individu lain. Pada interaksi tersebut individu akan menerima tanggapan, tanggapan yang diberikan akan dijadikan cermin bagi individu untuk menilai dan memandang dirinya. Konsep diri fisik merupakan salah satu jenis dari konsep diri, Konsep diri fisik merupakan penilaian diri secara fisik. Konsep diri dibagi menjadi tiga macam yakni konsep diri sosial, konsep diri akademik dan konsep diri fisik (Byrne dan Shavenson dalam Effendi, 2004). Dimana terkait dalam penelitian adalah konsep diri fisik yakni bagaimana penilaian individu terhadap segala sesuatu yang dimilikinya seperti tubuh, pakaian ataupun benda-benda lain (Epstein dalam Berzonsky, 1981). Hal ini sangat mempengaruhi minat dalam membeli sebuah produk. Minat membeli remaja terhadap produk kosmetika dipengaruhi oleh konsep fisik dirinya. Remaja mempunyai konsep diri fisik yang berbeda-beda, konsep diri fisik terbentuk melalui pengalaman dari tubuh individu tersebut. Bagaimana individu menilai tubuhnya maka akan membentuk konsep diri fisiknya. Dalam penelitian Priamsari (1999), mengungkapkan bahwa kesadaran akan kondisi fisiknya akan membawa dapak positif dan negatif pada dirinya. Apabila individu merasa puas akan kondisi fisiknya maka akan membentuk konsep diri positif. Sebaliknya bila individu merasa kurang terhadap fisiknya maka akan mengganggu perkembangan konsep dirinya yang dapat mengakibatkan konsep diri fisiknya negatif. Salah satu usaha yang dilakukan remaja adalah menggunakan produk kosmetika. Kosmetika dianggap dapat membuat pemakainya menjadi cantik dan menarik. Grinder (anggraini 2001), mengatakan bahwa perlakuan remaja akan tubuhnya mempengaruhi 3

4 konsep dirinya, perubahan fisik yang tidak dapat diterima dapat menimbulkan konsep diri negatif. Konsep diri fisik yang negatif akan menyebabkan remaja mencari penilaian berdasarkan standar eksternal. Misalnya dengan menggunakan produk kosmetika sehingga munculnya minat untuk membeli produk kosmetika. Salah satu faktor yang mempengaruhi minat membeli terhadap produk kosmetika pada remaja putri adalah konsep diri (Kotler, 2003) dalam hal ini konsep diri fisiknya. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang hubungan konsep diri fisik dengan minat membeli produk kosmetik pada remaja putri. Sehingga pertanyaan penelitian adalah Apakah ada hubungan konsep diri fisik dengan minat membeli produk kosmetik pada remaja putri?. B. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara konsep diri fisik dengan minat membeli kosmetika pada remaja putri. C. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, diharapkan dapat menambah kajian ilmu pengetahuan dalam bidang psikologi industri, sosial dan perkembangan. 2. Manfaat Praktis a. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi pandangan atau referensi kepada produsen tentang minat membeli produk kosmetika. 4

5 b. Memberikan informasi untuk penelitian selanjutnya ataupun penelitian yang tertarik pada minat membeli produk kosmetika. Produk kosmetik merupakan alat yang digunakan secara eksternal yang merupakan bahan yang dipoleskan, disemprotkan atau digosokkan pada tubuh, sehingga dapat memberikan kesegaran, kehalusan, kelembutan, kebersihan, kecantikan dan keharuman bagi pemakainya ( Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa minat membeli produk kosmetik merupakan suatu aktivitas psikis yang muncul karena adanya ketertarikan dan keinginan untuk membeli produk kosmetika yang memberi manfaat keindahan dan kecantikan berdasarkan penilaian individu terhadap produk, harga, ketersediaan barang / distribusi, dan promosi yang dilakukan. D. Minat Membeli Produk Kosmetik 1. Pengertian Minat Membeli Produk Kosmetik Menurut Hurlock (1978) minat merupakan aspek psikologi yang berpengaruh besar pada sikap dan perilaku. Minat merupakan suatu sikap yang membuat seseorang merasa senang terhadap sesuatu objek, situasi ataupun ide-ide tertentu. Menurut Markin (dalam Marpaung 2003) minat membeli secara terperinci sebagai suatu aktivitas psikis yang timbul karena adanya perasaan senang terhadap suatu objek yang diinginkan. Perasaan senang akan sesuatu yang menarik perhatiannya tersebut akan mendorongnya untuk berusaha melibatkan diri atau melakukan aktivitas tertentu terhadap objek secara wajar dan tanpa paksaan, kemudian direalisasikan dengan membelinya, proses yang sudah sampai pada pembelian disebut sebagai perilaku membeli. 5

6 Produk kosmetik merupakan alat yang digunakan secara eksternal yang merupakan bahan yang dipoleskan, disemprotkan atau digosokkan pada tubuh, sehingga dapat memberikan kesegaran, kehalusan, kelembutan, kebersihan, kecantikan dan keharuman bagi pemakainya ( Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa minat membeli produk kosmetik merupakan suatu aktivitas psikis yang muncul karena adanya ketertarikan dan keinginan untuk membeli produk kosmetika yang memberi manfaat keindahan dan kecantikan berdasarkan penilaian individu terhadap produk, harga, ketersediaan barang / distribusi, dan promosi yang dilakukan. 2. Aspek-Aspek Minat Membeli Kotler, (1993) (dalam Priamsari, 1999) mengemukakan aspek-aspek minat membeli antara lain: a. Aspek produk, yaitu ketertarikan individu terhadap tindakan membeli suatu barang ditinjau dari segi mutu, ciri, desain, merek, dan kemasan produk. b. Aspek harga, yaitu ketertarikan individu terhadap perbandingan antara nilai yang harus dibayar dengan manfaat dan kegunaan yang akan diperoleh dalam pembelian suatu produk. c. Aspek promosi, yaitu ketertarikan individu terhadap informasi keberadaan suatu produk dan usaha yang mempengaruhi individu untuk membelinya. d. Aspek distribusi, yaitu ketertarikan individu membeli ditinjau dari kontinuitas keberadaan suatu produk dan kemudahan untuk memperolehnya. 6

7 Berdasarkan uraian diatas, peneliti akan menggunakan aspek-aspek dari Kotler, (1993) (dalam Priamsari, 1999), aspek-aspek tersebut adalah produk, harga, promosi dan distribusi. 3. Faktor-Faktor Yang Mempengarui Minat Membeli Minat membeli merupakan salah satu proses dari perilaku konsumen jadi secara tidak langsung dipengaruhi beberapa faktor yakni faktor kebudayaan, Sosial, Pribadi, dan Psikologi (Kotler,2003). 1. Faktor Kebudayaan, yang terdiri dari: a. Budaya, budaya yang berbeda akan membentuk minat membeli produk yang berbeda pula. Suatu barang yang sangat diminati oleh komunitas tertentu mengkin dianggap tidak berharga sama sekali. b. Sub-kultur, banyak sub-kultur yang menjadi segmen yang penting dan para produsen sering mendesain produk dan memasarkan program tersebut berdasarkan kebutuhan mereka. c. Kelas sosial, kelas sosial tidak ditentukan berdasarkan satu faktor saja seperti besarnya pendapatan, tetapi merupakan kombinasi dari jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, wilayah tempat tinggal, dan lain sebagainya. 2.Faktor Sosial, terdiri dari : a. Kelompok referensi, adalah kelompok yang memberi pengaruh langsung atau tidak langsung pada sikap dan perilaku seseorang. Kelompok referensi akan mempengaruhi individu dalam 3 cara yaitu : Menghadapkan individu pada perilaku dan gaya hidup tertentu, mempengaruhi sikap seseorang, mempengaruhi pilihan sesorang akan produk dan merek. 7

8 b. Keluarga, merupakan organisasi terpenting dalam masyarakat, karena interaksi dalam keluarga mempunyai pengaruh langsung dalam kehidupan sehari-hari konsumen. c. Peran dan satus, peran dan status mempengaruhi minat membeli karena individu cenderung akan memilih produk yang mencerminkan peran dan statusnya dalam masyarakat. 3. Faktor psikologis a. Motivasi, manusia mempunyai banyak kebutuhan pada waktu yang bersamaan. Beberapa diantaranya adalah kebutuhan yang berasal dari fisiologisnya, misalnya rasa lapar, haus, dan tidak nyaman. Kebutuhan lainnya yang berasal dari kondisi psikologisnya, misalnya kebutuhan untuk dikenal, kebutuhan akan harga diri, atau kebutuhan untuk memiliki. b. Pengalaman individu dalam penggunaan suatu produk akan berpengaruh pada perilaku selanjutnya terhadap produk tersebut. Pengalaman yang positif akan mendorong pengulangan pemakaian produk tersebut. c. Persepsi, yaitu proses dimana individu memilih, memutuskan, dan menginterpretasikan masukan informasi untuk menciptakan gambaran yang berarti mengenai dunia. Persepsi akan menentukan tanggapan individu terhadap promosi produk. d. Kepercayaan dan sikap akan mempengaruhi pandangan individu. kepercayaan adalah suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang akan sesuatu, misalnya citra produk atau merek tertentu. Sikap merupakan evaluasi, 8

9 perasaan, dan kecenderungan seseorang yang relative konsisten terhadap suatu objek atau gagasan. 4. Faktor pribadi, terdiri dari : b. Usia, mempengaruhi selera individu dalam memilih produk baik untuk pakaian, perabotan, maupun rekreasi. c. Pekerjaan dan kondisi ekonomi dan mempengaruhi pola konsumsi individu. d. Gaya hidup, menujukan pola kehidupan individu yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapatnya dalam interaksi dengan lingkungan. e. Kepribadian dengan konsep diri sebagai faktor utamanya. Menurut Kotler (2003) kepribadian individu mempunyai karakteristik yang berbeda-beda yang mempengaruhi perilaku membelinya, dimana minat membeli merupakan salah satu tahapan dalam proses pembelian pada produk. Remaja mempunyai konsep diri yang berbeda-beda, bagaimana remaja menilai dirinya akan mempengaruhi minat membelinya. Para produsen mencoba mengembangkan produk sesuai dengan konsep diri dari target pasar, mungkin saja konsep diri aktual seseorang berbeda dari konsep diri idealnya dan dari konsep diri lainnya. Pada masa remaja individu mengalami perubahan fisik dari anak ke dewasa. Perubahan fisik yang dapat diterima menimbulkan konsep diri yang positif sebaliknya remaja yang tidak menerimanya, akan menimbulkan perasaan serba kurang (Helmi dan Ramadhani, 1992). Penolaknya terhadap kondisi ini akan mendorong remaja untuk melakukan hal-hal yang dianggap dapat menaikan konsep dirinya. Salah satu cara yang remaja lakukan adalah dengan menggunakan produk kosmetika. 9

10 Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan secara tidak langsung faktor yang mempengaruhi minat membeli adalah faktor kebudayaan yang terdiri dari budaya, subbudaya, kelas sosial. Faktor sosial yang terdiri dari kelompok referensi, keluarga, peran dan status social. Faktor pribadi terdiri dari usia, pekerjaan dan kondisi ekonomi, gaya hidup, kepribadian dengan konsep diri sebagai faktor utamanya. Serta faktor psikologi yang terdiri dari motivasi, pengalaman, persepsi, kepercayaan dan sikap. E. Konsep Diri Fisik 1. Pengertian Konsep Diri Fisik Konsep diri adalah gambaran seseorang mengenali dirinya sendiri yang merupakan gabungan dari keyakinan fisik, psikologi, sosial, emosional, aspirasi, dan prestasi yang mereka capai (Hurlock, 1979). Konsep diri terkait dengan konsep diri fisik yakni bagaimana penilaian individu terhadap segala sesuatu yang dimilikinya seperti tubuh, pakaian ataupun benda-benda lain (Epstein dalam Berzonsky, 1981). Konsep diri fisik merupakan gambaran mengenai tubuh diri sendiri yang dibentuk dalam fikirannya sendiri (Schinder dalam Mardias, 2005). Menurut Byrne dan Shavenson (Effendi, 2004), konsep diri dibagi menjadi tiga macam yakni konsep diri sosial, konsep diri akademik dan konsep diri fisik. Terkait dalam penelitian ini adalah Konsep diri fisik dimana terbentuk melalui pengalaman individu berhubungan dengan pengalaman tubuhnya yang sekarang dan lalu, yang nyata maupun fantasi. Pandangan dan penilaian individu tentang dirinya dipengaruhi oleh bagaimana individu mengartikan pandangan orang lain tentang dirinya. Individu yang 10

11 mendapat respon positif dari masyarakat terhadap dirinya secara fisik maka konsep dirinya juga positif, namun apabila individu menerima respon negatif dari masyarakat tentang dirinya maka konsep diri fisiknya terbentuk juga negatif (Mardias, 2005). Berdasarkan beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep diri fisik adalah bagaimana penilaian individu terhadap segala sesuatu yang dimilikinya seperti tubuh, pakaian ataupun benda-benda lain yang terbentuk dari pengalaman dari tubuhnya lalu dan sekarang, yang nyata maupun fatasi. 2. Aspek-aspek Konsep Diri Menurut Epstein, dkk (Berzonsky, 1981) aspek-aspek konsep diri terdiri dari : b. Aspek fisik, yaitu bagaimana penilaian individu terhadap segala sesuatu yang dimilikinya seperti tubuh, pakaian ataupun benda-benda lain. c. Aspek sosial, yaitu bagaimana peranan sosial yang dimainkan oleh individu dan sejauh mana penilaian terhadap kinerjanya tersebut. d. Aspek moral, yaitu meliputi nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang memberi arti dan arah kehidupan individu. e. Aspek psikis, meliputi pikiran, perasaan dan sikap individu tehadap dirinya sendiri. Menurut Burn (1979), mengkategirikan konsep diri menjadi enam bagian, yaitu konsep diri fisik, konsep diri sosial, konsep diri moral etik, konsep diri keluarga, konsep diri akademik. Kemudian Burn membaginya kedalam dua kutup, yaitu konsep diri positi dan konsep diri negatif. Selanjutnya menurut Byrne dan Shavenson (Effendi, 2004), konsep diri dibagi menjadi tiga macam yakni konsep diri sosial, konsep diri akademik dan konsep diri fisik. 11

12 Berdasarkan uraian diatas, peneliti akan menggunakan aspek yang terkait dengan konsep diri fisik yakni aspek fisik, karena aspek fisik merupakan salah satu indikator dari konsep diri. F. Hubungan Konsep Diri Fisik dengan Minat Membeli Produk Kosmetik pada Remaja Putri Minat membeli merupakan salah satu tahapan dalam proses membeli. Tahapan pertama dalam proses membeli adalah pengenalan masalah atau kebutuhan. Tahap selanjutnya adalah pencarian informasi berdasarkan kebutuhan tersebut, individu akan mencari informasi produk yang baik untuk dibeli. Selanjutnya evaluasi alternatif, bagaimana konsumen memproses informasi yang diperoleh seperti merek atau produk yang terbaik untuk dibeli maka muncul minat untuk membeli terhadap produk. Tahapan berikutnya adalah keputusan membeli, individu akan memutuskan produk mana yang paling disukai sehingga individu akan membelinya. Tahapan terakhir perilaku pasca pembelian, setelah membeli individu akan merasa puas atau tidak puas dengan produk yang dibeli (Kotler, 1997). Minat membeli produk kosmetik merupakan suatu aktivitas psikis yang muncul karena adanya ketertarikan dan keinginan untuk membeli produk kosmetika yang memberi manfaat keindahan dan kecantikan berdasarkan penilaian individu terhadap produk, harga, ketersediaan barang atau distribusi, dan promosi yang dilakukan. Salah satu faktor minat membeli adalah konsep diri (Kotler, 1997). Konsep diri merupakan cara individu dalam menilai, memandang dan memahami dirinya yang meliputi aspek-aspek seperti, fisik, sosial, psikis dan psikologis yang terbentuk dari pengalaman dan interaksi individu dengan orang lain. 12

13 Minat membeli remaja terhadap produk kosmetika dipengaruhi oleh konsep diri fisiknya. Konsep diri fisik merupakan gambaran mengenai tubuh diri sendiri yang dibentuk dalam fikirannya sendiri (Schinder dalam Jersild, 1979). Remaja mempunyai konsep diri fisik yang berbeda-beda, Bagaimana individu menilai penampilan fisik dirinya maka akan membentuk konsep diri fisiknya. Remaja akan merasa bahagia apabila memiliki penampilan fisik yang ideal atau sesuai dengan apa yang diingikan. Menurut Hurlock (1973), remaja menyadari bahwa merupakan hal yang menyenangkan memiliki fisik yang menarik dan tubuh yang ideal. Selain itu menurut Sharabany (2000), penampilan fisik yang ideal merupakan hal yang paling penting bagi remaja didalam lingkunganya. Aspek fisik pada konsep diri fisik yakni bagaimana penilaian individu terhadap segala sesuatu yang dimilikinya seperti tubuh, pakaian ataupun benda-benda lain. Berkaitan dengan aspek produk pada minat membeli yakni penilaian individu terhadap tindakan membeli suatu barang ditinjau dari segi mutu, ciri, desain, merek, dan kemasan produk. Individu yang menilai penampilannya kurang menarik maka individu akan berusaha mencari cara agar penampilannya menjadi menarik sehingga muncul ketertarikan individu untuk membeli produk kosmetika agar selalu tampil cantik dan menarik. Sehingga minat membeli terhadap produk kosmetiknya tinggi. Sebaliknya remaja yang memiliki konsep diri fisik positif akan dapat menerima penampilan fisiknya sebagaimana adanya, selain itu remaja juga memiliki konsep diri yang sehat. Menurut Hurlock (1973), konsep diri yang sehat yakni remaja yang melihat keadaan fisiknya positif maka hal ini akan memberikan kepuasan pada dirinya. kaitannya dengan minat membeli remaja yang puas dengan penampilan fisiknya kurang merespons produk 13

14 kosmetika yang ada sehingga minat membelinya terhadap produk kosmetika rendah. Seperti yang diungkapkan dalam penelitian Sinaga (2005), yaitu konsep diri fisik sebagai pola acuan perilaku yang akan menentukan responsivitas individu terhadap produk kosmetika yang ditawarkan. Berdasarkan uraian di atas, peneliti berasumsi bahwa ada hubungan negatif antara konsep diri fisik dengan minat membeli produk kosmetik pada remaja putri. Semakin negatif konsep diri fisik akan semakin tinggi minat membeli produk kosmetika. Remaja yang memiliki penampilan fisik yang kurang menarik tidak merasa puas dengan keadaan dirinya akan muncul ketertarikan membeli produk kosmetika yang merupakan salah satu produk yang dapat membuat penampilannya cantik dan menarik. Sebaliknya semakin positif konsep dirinya maka minat membelinya rendah. G. Hipotesis Ada hubungan negatif antara konsep diri fisik dengan minat membeli produk kosmetik pada remaja putri. Semakin positif konsep diri fisiknya maka semakin tinggi minat membeli produk kosmetik seseorang. Sebaliknya semakin negatif konsep diri fisiknya maka semakin rendah minat membeli kosmetika. H. Identifikasi Variabel Penelitian Variable-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1. Variabel Tergantung : Minat Membeli Produk Kosmetika 2. Variabel Bebas : Konsep Diri Fisik 14

15 I. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Minat Membeli Produk Kosmetika Minat membeli produk kosmetik merupakan suatu aktivitas psikis yang muncul karena adanya ketertarikan dan keinginan untuk membeli produk kosmetika yang memberi manfaat keindahan dan kecantikan berdasarkan penilaian individu terhadap produk, harga, ketersediaan barang atau distribusi, dan promosi yang dilakukan. Dalam penelitian ini akan digunakan skala minat membeli produk kosmetika dengan memodifikasi skala minat membeli yang digunakan oleh Priamsari (1999). Skala tersebut berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Kotler (1993) (dalam Priamsari 1999) yakni aspek produk, harga, promosi, dan distribusi. Semakin tinggi skor yang didapat subyek semakin tinggi pula minat membeli subyek terhadap produk kosmetika, sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh maka semakin rendah minat membeli subyek terhadap produk kosmetika. 2. Konsep Diri Fisik Konsep diri fisik adalah bagaimana penilaian individu terhadap segala sesuatu yang dimilikinya seperti tubuh, pakaian ataupun benda-benda lain yang terbentuk dari pengalaman dari tubuhnya lalu dan sekarang, yang nyata maupun fantasi. Penilitian ini akan menggunakan skala konsep diri fisik yang disusun oleh peneliti berdasarkan aspekaspek konsep diri dari Epstein dkk (Berzonsky, 1981). Semakin tinggi skor yang diperoleh subyek maka semakin tinggi pula konsep diri fisik yang dimiliki subyek, sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh subyek maka semakin rendah pula konsep diri fisik yang dimiliki subyek. 15

16 J. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah remaja putri yang konsumen produk kosmetika usia yang diambil sebagai subyek tahun. K. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini akan dilakukan secara kuantitatif. Pengumpulan data akan dilakukan menggunakan angket (kuisioner) dengan menggunakan metode skala. Skala yang akan digunakan merupakan skala-skala psikologis untuk mengungkap atribut psikologis pada variabel-variabel penelitian ini. Skala yang digunakan terdiri dari skala minat membeli produk Kosmetika dan skala konsep diri fisik. L. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas Penelitian ini validitas yang digunakan peneliti pada skala minat membeli produk kosmetik dan konsep diri fisik adalah validitas isi, validitas isi merupakan sejauhmana isi skala psikologi mencerminkan atribut yang hendak diukur sehingga diharapkan skala atau alat ukur ini menjadi lebih komprehensif dan relevan (Azwar, 1997). 2. Reliabilitas Reliabilitas mengacu kepada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Pengukuran yang tidak reliabel akan menghasilkan skor yang tidak dapat dipercaya karena perbedaan skor yang terjadi di antara individu lebih ditentukan oleh faktor eror (kesalahan) daripada faktor perbedaan yang sesungguhnya. Pengukuran yang tidak reliable tentu tidak akan konsisten pula dari 16

17 waktu kewaktu (Azwar, 1999). Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila pengukuran dilakukan beberapa kali terhadap kelompok yang sama maka akan diperoleh hasil yang relatif sama juga. Reliabilitas pada skala konsep diri fisik dan minat membeli akan diuji menggunakan tehnik perhitungan Alpha Cronbach dengan menggunakan bantuan program SPSS 12.0 for windows. M. Metode Analisis data Metode analisis pada penelitian ini menggunakan uji korelasi product moment dari Karl Pearson dengan SPSS versi 12.0 for windows untuk melihat hubungan konsep diri fisik dengan minat membeli produk kosmetika pada remaja putri. Pelaksanaan Dan Hasil Penelitian 1. Persiapan Administrasi Dalam pengambilan data penelitian pada kos-kosan/wisma/asrama yang terdapat pada jl. Kaliurang, Yogyakarata dengan meminta ijin secara persuasif kepada pemilik ataupun orang yang dipercaya untuk mengawasi kos/asrama/wisma tersebut. Kemudian membuat surat permihonan ijin penelitian untuk skripsi yang telah disyahkan dengan nomor 453/Dek/70/Akd/VI/2007 dan ditanda tangani oleh Dekan Fakultas Psikologi dan Dosen Pembimbing skripsi pada tanggal 7 juni Persiapan Alat Ukur Persiapan alat ukur disini adalah penyusunan alat ukur yang akan digunakan dalam pengambilan data penelitian. Dalam penelitian ini akan digunakan dua jenis skala skala yaitu minat membeli produk kosmetik dan skala konsep diri fisik. Skala minat 17

18 membeli produk kosmetik digunakan dengan memodifikasi skala minat membeli yang digunakan oleh Priamsari (1999) dan skala konsep diri fisik yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek dari Epstein (Berzonsky 1981). Sebelum Skala ini dilakukan preliminary terlebih dahulu dengan tujuan untuk mengukur validitas isi dari item-item skala minat membeli produk kosmetik dan untuk mengetahui apakah item-item yang ada dapat dimengerti bahasanya oleh subyek penelitian. 2. Hasil uji coba alat ukur Hasil analisis uji coba alat ukur pada skala minat membeli terdapat 36 item yang dinyatakan sahih dan 24 item dinyatakan gugur dari 60 item yang diuji cobakan. Korelasi item total bergerak dari 0,309 sampai dengan 0,737. sedangkan item yang gugur adalah item yang korelasi item-totalnya kurang dari 0,3. Besarnya indeks reliabilitas skala minat membeli sebesar 0,930. hal tersebut menunjukkan tingkat konsistensi atau kepercayaan sebesar 93 % dan menunjukkan variasi error sebesar 7 %. Pada skala konsep diri fisik hasil analisis uji coba alat ukur diperoleh 4 item dinyatakan sahih dari 12 item yang diuji cobakan. Item yang sahih sebanyak 4 dengan korelasi item-total bergerak dari 0,374 sampai dengan 0,483 sedangkan item yang gugur adalah item yang berkorelasi item-total kurang dari 0,3. Besarnya indeks reliabilitas skala konsep diri adalah 0,662. Hal ini menunjukkan tingkat konsistensi atau kepercayaan sebesar 66,2 % dan variasi error sebesar 33,8% Laporan Pelaksanaan Penelitian Pengambilan data penelitian ini dilakukan mulai tanggal 9 sampai dengan 16 juni Peneliti mendatangi kos/wisma/asrama putri dan sudah mendapat ijin dari pemilik 18

19 atau orang dipercaya untuk mengawasi kos/wisma/asrama putri tersebut. Adapun kos/asrama/wisma yang dikunjungi adalah kos Condong Asri, jl. Kaliurang Km 14 gg. Gudel Yogyakarta, Wisma Ibu Siti, jl. Kaliurang Km 13,2 Besi Sleman Yogyakarta, Wisma Sanggita Purnama jl. Kaliurang Km 14 Gg Gudel Yogyakarta. Setiap kos/wisma/asrama putri yang dikunjungi, angket diberikan kepada subyek yang berusia Pengisian skala tidak diberikan secara keseluruhan karena pada saat peneliti melakukan pengambilan data, terdapat subyek yang sedang tidak dikos/wisma/asrama. Hari berikutnya peneliti mengunjungi kos/wisma/asrama putri tersebut untuk memberikan skala pada subyek yang belum mengisi skala. Penyebaran skala dilakukan sebanyak 100 skala, setelah diskor terdapat 14 skala yang tidak dapat digunakan karena subyek menjawab lebih dari satu dan tidak menjawab penuh item-item yang disediakan. Jadi skala yang dapat digunakan adalah 86 skala. Analisis Penelitian Skor mean hipotetik dan mean empirik dari masing-masing variabel dapat diketahui berdasarkan tabel deskripsi data penelitian. Deskripsi data penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5 Deskripsi Hasil Penelitian Variabel Hipotetik Empirik Min Max Rerata SD Min Max Rerata SD Minat Membeli ,94 15,66 Konsep Diri fisik ,65 1,761 19

20 Uji Asumsi Sebelum melakukan analisis korelasi product moment untuk menguji hipotesis penelitian, maka peneliti terlebih dahulu melakukan uji asumsi sebagai syarat analisis. Syarat yang perlu dilakukan dalam penggunaan teknik korelasi product moment adalah hubungan antara variabel X dan variabel Y adalah linear, dan distribusi variabel X dan variabel Y mendekati distribusi normal. 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk munguji apakah setiap variabel terdistribusi secara normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan teknik one sample Kolmogorov Smirnov Test pada program komputer SPSS for windows 12,0. diperoleh sebaran skor pada variabel minat membeli produk kosmetik pada remaja putri adalah normal (K-S Z = 0,797 ; p = 0,550 atau p > 0,05) dan sebaran variabel konsep diri fisik adalah normal (K- S Z = 1,250 ; p = 0,088 atau p > 0,05). Karena data yang diperoleh memiliki signifikan lebih besar dari 0,05 maka data ini normal. 2. Uji Linieritas Uji linieritas ini dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara konsep diri fisik dengan minat membeli produk kosmetik pada remaja putri linier, sehingga dapat diketahui apakah product moment bisa digunakan atau tidak. Uji linieritas ini dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS versi 12.0 yaitu untuk statistik compare mean. Variabel dikatakan linier jika p<0,05 dan hubungan antara kedua variabel dikatakan tidak linier jika p>0,05. Variabel konsep diri fisik dengan minat membeli produk kosmetik pada remaja putri menunjukkan bahwa F = 1,252 dan p = 0,267 20

21 (p>0,05). Berdasarkan hasil analisis, maka dapat dikatakan bahwa hubungan kedua variabel tersebut tidak linier. 3. Uji Hipotesis Hubungan antara konsep diri fisik dan minat memebeli produk kosmetik pada remaja putri semula dapat diketahui dari product moment untuk uji hipotesis. Karena hasil uji asumsi dari salah satu pada kedua variabel tersebut menunjukkan tidak linieritas maka uji hipotesis yang digunakan adalah stastistik nonparametrik (one tailed) dari Spearman yang terdapat pada program komputer SPSS versi Hasil analisis tersebut diperoleh angka koefisien korelasi (r) sebesar dengan p = 0,104 (p>0,05). Hasil uji korelasi tersebut menunjukkan tidak adanya hubungan negatif yang signifikan antara kedua variabel penelitian. Maka hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan negatif antara konsep diri fisik dengan minat membeli produk kosmetik pada remaja putri ditolak. Pembahasan Hasil analisis nonparametrik dari Spearman menunjukkan tidak ada korelasi yang signifikan antara konsep diri fisik dengan minat membeli produk kosmetika pada remaja putri. Hasil penelitian menunjukkan nilai r = 0,137 dengan p = 0,104 atau p > 0,05. sehingga hipotesis bahwa ada hubungan positif antara konsep diri fisik dengan minat membeli produk kosmetika pada remaja putri ditolak. Menurut Kotler (2003), konsep diri salah satu faktor yang mempengaruhi mempengaruhi minat membeli. Individu akan tertarik membeli produk yang sesuai dengan konsep diri yang dimilikinya. Tetapi dalam penelitian ini konsep diri terkait dengan konsep diri fisik dimana hasil analisis menunjukkan bahwa konsep diri fisik tidak 21

22 mempengaruhi minat membeli khususnya terhadap produk kosmetika. Remaja membeli produk kosmetik tidak berdasarkan konsep diri fisiknya, dimungkinkan terdapat faktor lain yang mempengaruhinya. Seperti dalam penelitian Tresnasari (2001), bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi minat membeli terhadap produk kosmetika pemutih adalah citra raga. Selain itu tidak adanya hubungan antara konsep diri fisik dengan minat membeli terhadap produk kosmetika pada remaja putri dapat diketahui dari penjelasan dibawah ini. Peneliti juga menyimpulkan bahwa tidak adanya hubungan konsep diri fisik dengan minat membeli produk kosmetik pada remaja putri ini disebabkan kemungkinan masih banyak faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi minat membeli. Seperti yang dikemukakan oleh Kotler, (2003) bahwa minat membeli dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni faktor kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologi, dimana konsep diri merupakan bagian dari faktor pribadi. Pada penelitian ini konsep diri fisik tidak berlaku pada minat membeli produk kosmetik pada remaja putri. Adapun kelemahan dari penelitian ini adalah peneliti tidak mengontrol faktorfaktor lain yang dapat mempengaruhi minat membeli seperti faktor kebudayaan, Sosial, Pribadi, dan Psikologi. Berarti dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan subyek berdasarkan kebudayaannya seperti budaya yang dianut, lingkungan sosialnya serta kondisi psikologisnya. Hal tersebut juga pernah dibuktikan oleh Sari (1997) menyebutkan bahwa salah satu penyebab ditolaknya hipotesis penelitiannya mengenai hubungan antara harga diri dengan minat membeli kosmetika bermerek dikarenakan tidak mengontrol faktor lingkungan sosial subyek. 22

23 Kelemahan yang lain adalah terdapat pada alat ukur, dimana ungkapan item-item pada alat ukur minat membeli tidak menspesifikkan produk kosmetika yang digunakan oleh subyek, hal ini agar subyek lebih memfokuskan pada satu produk kosmetika saja. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data pada penelitian maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara konsep diri fisik dengan minat membeli produk kosmetika pada remaja putri. Saran Pada penelitian ini, saran-saran hanya diberikan kepada peneliti selanjutnya hal ini dikarenakan hipotesis pada penelitian ini ditolak. Adapun saran-sarannya sebagai berikut : 1. Mengingat sumbangan dari konsep diri fisk yang kecil terhadap minat membeli maka sebaiknya peneliti selanjutnya menambahkan variabel lain seperti keluarga, life style atau persepsi terhadap iklan. 2. Hendaknya dalam penyebaran angket peneliti mendampingi secara langsung, untuk memastikan angket diisi dengan benar. 3. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk lebih mengkhususkan jenis produk kosmetik yang ada agar subyek lebih memfokuskan jenis produk kosmetik apa saja yang di minati. 4. Hendaknya ungkapan-ungkapan pada item minat membeli sebaiknya lebih memfokuskan pada salah satu jenis produk kosmetika saja. 23

24 DAFTAR PUSTAKA Azwar, S Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Azwar, S Reliabilitas dan Validitas. Edisi ke 3. Yogyakarta. Pustaka Pelajar Anggraini, D Hubungan Kepercayaan Diri Dengan Minat Membeli Produk Bermerek Terkenal Pada Remaja. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas psikologi. Universitas Gadjah Mada. Berzonsky. M. D Adolescent Development. New York: Mac Milan Publising Co.Inc Effendi, K Hubungan Antara Konsep Diri dan Kemampuan Verbal dengan Prestasi Belajar pada Siswa Kelas Lima Sekolah Dasar Muhammadiyah Sukonandi Yogyakarta. Humanitas: Indonesian Psychological Journal. Vol. 1 No. 1, Equator Online Development Team. 27 juni 2004.cantik tidak harus mahal. Hadi, S. Statistik jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset Harian Global. 15 October Yang Cantik, yang Berbahaya. PT Paradigma Globalindo. Helmi, A.F dan Ramdhani, N Hubungan Konsep Diri Dengan Kemampuan Bergaul Pada Remaja. Laporan Penelitian (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas UGM. Hurlock. E. B Development Psychology. New York: Mc Grow Hill Book company Hurlock. E. B Perkembangan Anak. Jilid 2. Jakarta. Erlangga Kotler P Manajemen Pemasaran. Analisis Perencanaan, implementasi, dan control. Edisi Bahasa Indonesia. Jilid 1. Jakarta. PT Prenhallindo. Kotler P Menejemen Pemasaran. Edisi kesebelas. Jilid 1. Terjemahan. PT Indeks Kelompok Gramedia. Mapppiare.A Psikologi Remaja. Surabaya. Usaha Nasional. Mardias, Y Hubungan Antara Citra Raga Dengan Sikap Berjilbab. Inti Sari. (tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi UII. 24

25 Marpaung. F.S Kepercayaan konsumen Terhadap Kualitas dan Minat Membeli makanan Ditinjau dari Pencantuman Label Layanan Konsumen pada Kemasan. Inti Sari (tidak Diterbitkan). Fakultas Psikologi. Universitas Gadjah Mada. Priamsari.D Konsep diri dan Minat Membeli Busana Bemerek pada Remaja Golongan Atas. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas psikologi. Universitas Gadjah Mada. Sari I. N Hubungan antara Harga Diri Remaja Putri Dengan Minat Membeli Kosmetika Bermerek. Skripsi (tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi. Universitas Gadjah Mada. Sharabay, Physical Appearance and intimate Friendship in Adolescence, Review, ISSN USA. Volume2, No:6. Serial No:7. Sinaga, J. P Hubungan Kepercayaan Diri dengan Minat Membeli Produk Parfum Bermerek Terkenal pada Remaja. Inti Sari (tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi. Universitas Gadjah Mada. Tresnasari.T, Hubungan Citra Raga dan Minat Membeli Kosmetika Pemutih Pada Remaja Putri. Skripsi (tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi. Universitas Gadjah Mada. 25

Jurnal SPIRITS, Vol.6, No.1, November ISSN:

Jurnal SPIRITS, Vol.6, No.1, November ISSN: MOTIVASI MEMBELI PRODUK PEMUTIH WAJAH PADA REMAJA PEREMPUAN Maria Sriyani Langoday Flora Grace Putrianti, S.Psi., M.Si Abstract The purpose of this study is to determine the relationship of self-concept

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Identivikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini rancangan penelitian yang akan digunakan adalah jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK Oleh: Amalia Gia Puspita Fuad Nashori PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi Setelah semua data penelitian diperoleh, maka dilakukan uji asumsi sebagai syarat untuk melakukan analisis data. Uji asumsi yang dilakukan adalah uji normalitas sebaran

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGI KONSUMEN PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN POND S

PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGI KONSUMEN PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN POND S PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGI KONSUMEN PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN POND S Oleh Titik Dwi Prastiti Berliana Universitas Muhammadiyah Purworejo titikprastiti@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Defenisi Operasional Variabel Penelitian, (C) Populasi, Sampel, Teknik

BAB III METODE PENELITIAN. Defenisi Operasional Variabel Penelitian, (C) Populasi, Sampel, Teknik BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini peneliti akan menjelaskan tentang metode yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi: (A) Identifikasi Variabel Penelitian, (B) Defenisi Operasional Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan Survei (metode survei). Kasiram (2008) dalam bukunya Metodologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004). BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Sebelum dilakukan uji hipotesis, dilakukan uji asumsi data hasil penelitian tersebut. Setelah dilakukan uji asumsi berupa uji normalitas dan linieritas selanjutnya

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN PERILAKU KONSUMTIF KOSMETIK MAKE UP WAJAH PADA MAHASISWI. Naskah Publikasi

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN PERILAKU KONSUMTIF KOSMETIK MAKE UP WAJAH PADA MAHASISWI. Naskah Publikasi HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN PERILAKU KONSUMTIF KOSMETIK MAKE UP WAJAH PADA MAHASISWI Naskah Publikasi Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif yang mendekatkan analisisnya pada numerik (angka) yang akan dianalisis dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. lain yang harus dilakukan yaitu: yang akan dicapai.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. lain yang harus dilakukan yaitu: yang akan dicapai. 59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian Sebelum mengadakan penelitian, langkah awal yang perlu dilakukan adalah persiapan penelitian agar tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu daya tarik interpersonal dan kohesivitas kelompok. Untuk kepentingan penelitian ini, maka pelaksanaannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Sebelum analisis data dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi untuk mengetahui normal tidaknya sebaran data dan linear atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, peneliti akan membahas mengenai laporan pelaksanaan penelitian yang terdiri dari gambaran umum subjek, hasil uji validitas dan reliabilitas, uji normalitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan 36 BAB III METODE PENELITIAN A. VARIABEL DAN DEFENISI OPERASIONAL 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel independen (bebas) adalah Brand Image sedangkan variabel dependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang bermanfaat untuk meningkatakan mutu suatu hal yang menarik minat

BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang bermanfaat untuk meningkatakan mutu suatu hal yang menarik minat BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN Menurut Arikunto (2002:91) penelitian adalah suatu kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 58 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN Dalam suatu penelitian salah satu unsur yang sangat penting adalah metode yang digunakan. Dalam bab ini, akan diuraikan pokok-pokok bahasan sebagai berikut: (A) Tipe Penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi variabel-variabel penelitian. 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi variabel-variabel penelitian. 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi variabel-variabel penelitian 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi 2. Variabel bebas : Komunikasi efektif bidan-pasien B. Definisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan di uraikan tentang tipe penelitian, identifikasi variabel penelitian, defenisi operasional variabel penelitian, populasi dan teknik pengambilan sampel, metode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Angket

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Angket BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Angket 1) Validitas Pengujian validitas penelitian ini dimaksudkan sebagai upaya untuk menunjukkan sejauh mana alat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dalam prosesnya banyak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel dari penelitian ini adalah : 1. Variabel terikat adalah : konsep diri 2. Variabel bebas adalah : keharmonisan keluarga B.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian yang bersifat kuantitatif, karena menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa. Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya akan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP MEREK DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI PADA KONSUMEN HALAMAN JUDUL. Naskah Publikasi

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP MEREK DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI PADA KONSUMEN HALAMAN JUDUL. Naskah Publikasi HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP MEREK DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI PADA KONSUMEN HALAMAN JUDUL Naskah Publikasi Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang dilakukan dengan uji statistik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang dilakukan dengan uji statistik dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang dilakukan dengan uji statistik dengan menggunakan analisis korelasi untuk melihat apakah ada hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Menurut Arikunto (2010) penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi pada penelitian ini adalah di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. 2. Populasi Penelitian Populasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelit ian yang digunakan dalam

BAB 3 METODE PENELITIAN. metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelit ian yang digunakan dalam BAB 3 METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menekankan analisinya pada data-data numerikal (angka) tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Azwar (2007; 59) menjelaskan, setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada fenomena

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dan mengkorelasikan variabel tanpa melakukan treatmen selama

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dan mengkorelasikan variabel tanpa melakukan treatmen selama BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif korelasional, di sini penulis hanya bermaksud untuk mengumpulkan data dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian SMU N 1 Getasan adalah salah satu sekolah yang ada di Desa Sumogawe, Kecamatan Getasan yang beralamat di Jl. Raya Kopeng KM. 08 Getasan.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 : 37) memberikan definisi pemasaran

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 : 37) memberikan definisi pemasaran BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian 1. Variabel Penelitian Untuk menguji hipotesis penelitian, akan dilakukan pengidentifikasian variabel-variabel yang diambil dalam

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui berbagai penelitian terdahulu tentang kepuasan kerja dan work life

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui berbagai penelitian terdahulu tentang kepuasan kerja dan work life BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Penelitian ini dimulai dengan merumuskan variabel penelitian melalui berbagai penelitian terdahulu tentang kepuasan kerja dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional. Penelitian korelasional dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Untuk dapat meneliti konsep empirik, konsep tersebut harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Menurut Arikunto (2006), variabel adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi dan metode

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi dan metode BAB III METODE PEELITIA Metode penelitian merupakan usaha untuk menjawab permasalahan, memahami peraturan, dan memprediksikan keadaan dimasa yang akan dating (ursalam, 2001). Pada bab ini akan diuraikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel terikat : Learned Helplessness Variabel bebas : Status kelas: - Kelas Reguler - Kelas Unggulan B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, yang suatu penelitian dituntut menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data tersebut dan penampilan hasilnya (Arikunto, 2002).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data tersebut dan penampilan hasilnya (Arikunto, 2002). BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, suatu penelitian dituntut menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identitas Variabel Variabel merupakan suatu yang dapat berubah-ubah dan mempunyai nilai yang berbeda-beda, menurut (Sugioyo, 2001), variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah: 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah: Variabel independent : motivasi kerja (X 1 ) dan sikap karyawan (X 2 ) Variabel dependent

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. suatu sebaran dikatakan tidak normal apabila p<0,05.

BAB IV PEMBAHASAN. suatu sebaran dikatakan tidak normal apabila p<0,05. BAB IV PEMBAHASAN A. Pengujian Hipotesis Hipotesis dapat didefinisikan sebagai pernyataan mengenai populasi yang diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian. Berdasarkan variabel

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Yogyakarta angkatan 2015 yang berjenis kelamin laki-laki dan

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Yogyakarta angkatan 2015 yang berjenis kelamin laki-laki dan 34 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa hubungan antara konformitas pada produk dan perilaku konsumtif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung. 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung. 2. Populasi Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang meliputi: desain penelitian, variabel penelitian, definisi konseptual dan operasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam menciptakan produksinya. Intensi membeli yang dilakukan konsumen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam menciptakan produksinya. Intensi membeli yang dilakukan konsumen 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Intensi atau minat membeli pada konsumen merupakan tujuan perusahaan dalam menciptakan produksinya. Intensi membeli yang dilakukan konsumen semakin tinggi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian diskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif

Lebih terperinci

PENGARUH LETAK LOKASI DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN DI INDOMARET KECAMATAN GROBOGAN

PENGARUH LETAK LOKASI DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN DI INDOMARET KECAMATAN GROBOGAN PENGARUH LETAK LOKASI DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN DI INDOMARET KECAMATAN GROBOGAN JURNAL PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar sarjana strata-1 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal.

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan produk saat ini merupakan sebuah dampak dari semakin banyak dan kompleksnya kebutuhan manusia. Dengan dasar tersebut, maka setiap perusahaan harus memahami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang dipergunakan guna menjawab permasalahan yang diselidiki berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 57 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Variabel adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi, karena penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas kehidupan bekerja dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tingginya hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi.

BAB III METODE PENELITIAN. tingginya hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Arikunto (1998), penelitian korelasional merupakan penelitian untuk mengetahui ada atau tidak

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 37 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di dua lokasi yaitu di kampus program studi Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2010). Penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. 2010). Penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen

BAB II URAIAN TEORITIS. Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen Terhadap Pembelian Produk Aqua (Studi pada Masyarakat Desa Slimbung Kecamatan Ngadiluwih

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya kepemimpinan partisipatif dan Work

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. 1) Variabel Terikat (Dependent): Konflik Kerja (Y)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. 1) Variabel Terikat (Dependent): Konflik Kerja (Y) BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Korelasi (hubungan) dalam penelitian ini, digunakan untuk melihat hubungan antar variabel yang digunakan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1 Variabel Variabel penelitian pada dasarnya merupakan sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, maka permasalahan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, maka permasalahan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Desain penelitian menggunakan metode kuantitatif yang dibuat ke dalam pendekatan penelitian korelasional, melalui pendekatan yang dilakukan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Tergantung : Perilaku konsumtif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Tergantung : Perilaku konsumtif BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini akan menggunakan desain penelitian korelasional dengan melibatkan variabel-variabel berikut: 1. Variabel Tergantung : Perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. B. Identifikasi Variabel. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang digunakan yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. B. Identifikasi Variabel. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang digunakan yaitu: BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Unsur yang paling penting di dalam suatu penelitian adalah metode penelitian, metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi : Merupakan data yang langsung didapatkan melalui penyebaran kuisioner

METODE PENELITIAN. Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi : Merupakan data yang langsung didapatkan melalui penyebaran kuisioner 24 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Dan Sumber Data Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi : 3.1.1 Data Primer Merupakan data yang langsung didapatkan melalui penyebaran kuisioner

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah : 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Untuk membuktikan secara empiris hipotesis pada Bab II tersebut, maka variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Tergantung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional kuantitatif. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini variable-variabel yang digunakan adalah : 1. Variabel Tergantung : Keputusan Menggunakan Jasa Romanza Wedding Organizer

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI Nama : Kartika Pradita Andriani NPM : 13510847 Jurusan : Psikologi Pembimbing : Prof. Dr. AM. Heru

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antar variable yang digunakan dalam penelitian ini. Variable-variable

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antar variable yang digunakan dalam penelitian ini. Variable-variable 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini, korelasi (hubungan) digunakan untuk melihat hubungan antar variable yang digunakan dalam

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA DISUSUN OLEH SUGESTI HANUNG ANDITYA SUS BUDIHARTO PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu, peneliti telah menetapkan tiga variable dalam penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu, peneliti telah menetapkan tiga variable dalam penelitian. 49 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor- faktor yang berperan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor- faktor yang berperan dalam 50 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor- faktor yang berperan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketat, oleh karena itu bagi perusahaan yang mempunyai keinginan untuk

BAB I PENDAHULUAN. ketat, oleh karena itu bagi perusahaan yang mempunyai keinginan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis dalam dunia pemasaran semakin berkembang dengan ketat, oleh karena itu bagi perusahaan yang mempunyai keinginan untuk memenangkan persaingan

Lebih terperinci

Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Pada Produk X Dengan Citra Diri Remaja Putri

Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Pada Produk X Dengan Citra Diri Remaja Putri Jurnal Mediapsi 2016, Vol. 2, No. 1, 45-50 Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Pada Produk X Dengan Citra Diri Remaja Putri R. A. Adinah Suryati Ningsih, Yudho Bawono dhobano@yahoo.co.id Program Studi Psikologi,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 40 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data 3.1.1 Penelitian Kepustakaan 1. Study literatur atau studi kepustakaan, yaitu dengan mendapatkan berbagai literatur dan referensi tentang manajemen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SDN PREMULUNG NO.94 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI

KORELASI ANTARA BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SDN PREMULUNG NO.94 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI KORELASI ANTARA BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SDN PREMULUNG NO.94 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dan Identifikasi Variabel Pendekatan penelitian ini menganalisa data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau model matematis, atau biasa disebut pendekaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (006. 1) bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendeteksi sejauhmana variasi-variasi pada suatu faktor yang berkaitan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. mendeteksi sejauhmana variasi-variasi pada suatu faktor yang berkaitan dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain Penelitian yang digunakan dalan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Metode korelasional digunakan untuk mendeteksi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Online shop atau Toko online adalah sebuah toko yang menjual barang-barang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Online shop atau Toko online adalah sebuah toko yang menjual barang-barang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian 1. Gambaran Obyek Penelitian Obyek pada penelitian ini adalah produk fashion pada online shop. Online shop atau Toko online

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka-angka, mulai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan pada data- data numerical atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran. terhadap data, serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran. terhadap data, serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Penelitian yang akan dilakukan ini menggunakan pola pendekatan kuantitatif. Sebagaimana Arikunto (006, hal. 1) menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Dalam penelitian ini subjeknya adalah nasabah yang menerima fasilitas

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Dalam penelitian ini subjeknya adalah nasabah yang menerima fasilitas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah responden yang terlibat langsung di dalam penelitian. Dalam penelitian ini subjeknya adalah nasabah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan pendekatan studi korelasional yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA YANG MELAKUKAN PERAWATAN DI SKIN CARE HALAMAN SAMPUL DEPAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA YANG MELAKUKAN PERAWATAN DI SKIN CARE HALAMAN SAMPUL DEPAN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA YANG MELAKUKAN PERAWATAN DI SKIN CARE HALAMAN SAMPUL DEPAN NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Penelitian ini dilakukan di PT. Bank BRI Yogyakarta.

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Penelitian ini dilakukan di PT. Bank BRI Yogyakarta. BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di PT. Bank BRI Yogyakarta. Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan Kuantitatif. Metode yang digunakan adalah multikorelasional yakni menghubungkan dua variabel konsep diri dan kinerja,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif korelasional, jenis ini bertujuan untuk melihat apakah antara dua variabel atau lebih memiliki

Lebih terperinci