OPTlMASl PENYUSUNAN FORMULA BAHAN MAKANAN CAMPURAN ( BMC I UNTUK ANAK BALITR DENGAN BAHAN DASAR TEPUNG UBI KAYU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "OPTlMASl PENYUSUNAN FORMULA BAHAN MAKANAN CAMPURAN ( BMC I UNTUK ANAK BALITR DENGAN BAHAN DASAR TEPUNG UBI KAYU"

Transkripsi

1 OPTlMASl PENYUSUNAN FORMULA BAHAN MAKANAN CAMPURAN ( BMC I UNTUK ANAK BALITR DENGAN BAHAN DASAR TEPUNG UBI KAYU Oleh S U H A R T l A JURUSAN GtZl MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN INSTlTUT PERTANIAN BOGOR

2 RINGKASAN SUI-IARTI. Optimasi Penyusunan Formula Bahan Makanan Carn- puran (BMC) Untuk Anak Balita Dengan Bahan Dasar Tepung Ubi Kayu (Dibawah Bimbingan HIDAYAT SYARIEF dan SRI ANNA MARLIYATI). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formula Bahan Makanan Campuran (BMC) untuk anak balita (usia > 1 tahun) yang optimal dari segi gizi dan biaya dengan menggunakan bahan dasar tepung ubi kayu. Metoda yang digunakan dalam optimasi ini adalah "Linear Programming" yang ditujukan untuk meminimumkan biaya, dengan kendala kandungan energi dan protein dengan batas minimal masing-masing adalah 360 Kkal dan 15 gram per 100 gram BMC. Kendala lain yang digunakan ada- lah kandungan tepung singkong harus lebih dari 20 gram per 100 gram BMC, dan khusus untuk formula yang mengan- dung tepung ikan, kandungan tepung ikan harus lebih dari 10 gram per 100 gram BMC. Formula yang didapatkan dalam tahap optimasi kemu- dian dihitung kandungan zat gizinya selain energi dan protein, serta mutu gizinya. Persyaratan mutu gizi yctng harus dipencthi adalah nilai Protein Score (PS) dan Net LJietery Prntein Energy Percent (NDpE%) dengan batas minimal masing-masing adalah 65 dan 7,5. Dari semua formula yang memenuhi persyaratan dipilih tiga formula

3 untuk dibuat produk olahan yang berupa kue kering dan mie kering, yaitu formula tepung ubi kayu + tepung terigu + tepung kedelai (STK), tepung ubi kayu + tepung terigu + tepung tempe (STP) dan tepung ubi kayu + tepung terigu + tepung kacang hijau (STH). Pengamatan dilakukan terhadap kandungan zat gizi ketiga formula yang digunakan untuk membuat produk olahan, yang meliputi kandungan air, abu, lemak, protein, serat kasar, karbohidrat dan energi, dan terhadap karakteristik fisik produk olahan yang meliputi densitas kamba dan tektur pada kue kering, sedangkan pada mie kering diamati daya serap air dan daya tahan panasnya. Data hasil pengamatan kemudian diolah menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan dua kali ulangan. Hasil optimasi diperoleh 19 formula BMC, formula yang mempunyai harga terendah adalah formula yang sal dari tepung ubi kayu dan tepung kacang hijau bera- dengan perbandingan 6 : 4, dan secara umum untuk formula yang mengandung satu sumber energi, tepung ubi kayu memiliki porsi tertingi dalam 100 gram BMC, sedangkan untuk yang mengandung dua sumber energi tepung ubi kayu hampir se- lalu berada pada batas minimum. Hasil perhitungan dan analisis kandungan zat gizi formula BMC menunjukkan nilai yang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan (Protein Advisory Group, 1971), begitu juga hasil perhitungan mutu gizinya.

4 Hasil pengamatan terhadap karakteristik fisik produk olahan BMC menunjukkan bahwa karakteristik fisik kue kering dan mie kering dari formula STH memiliki nilai yang paling mendekati kontrol ( terigu 100%).

5 UPTIMASI PENYUSUNAN FORMULA BAHAN MRKANRN CRMPURAN (BMC) UNTUK ANAK BALITA DENGAN BAHAN DASAR TEPUNG UBI KAYU Qleh : S U H A R T I A Karya Ilmiah I1 sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor JURUSAN GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGUR

6 ! Pene1itian : UP T I MAS1 PENYUSUNAN FORMULA BAI-IHN MA- -. KUNt4N CAMPUHAN (BMC) UNTUK HNAK BALXT'fi DkLNGAN UAHAN DASAR TEPUNG US1 KAYU Nama Rahasiswa : S u h a r t i Nomor Pokok : A 24.@607 Menyetujui Dr.Ir.H. Midayat Syarief, MS Ir. Sri Anna Marliyati Dasen Pembimbing Komisi Pendidikan Ketua Jurusan GMSK Tanggal tulus : 16 SE?TENb R I091

7 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Lampung selatan pada Tanggal 21 November Penulis merupakan anak kedua dari lima bersaudara keluarga Bapak Sutar dan Ibu Disah. Penuli* mulai menempuh pendidikan di Sekolah Dasar Negeri I Adiluwih dan lusus pada Tahun Pada Tahun 1984 penulis lulus pendidikan Sekolah llenengah Pertama Bhakti Karya di tempat yang sama. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri Pringsewu, Lampung Selatan dan lulus pada Tahun Pada Tahun 1987 penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui seleksi Penelusuran MInat dan Kemampuan (PMDK). Selanjutnya pada Tahun 1988 diterima sebagai mahasiswa di Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pada tahun ajaran 1990/1991 penulis mendapat kesempatan menjadi pengajar tidak tetap pada mata ajaran Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan dan Pengolahan Pangan.

8 KAT A PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah, sehingga terselesaikannya penulisan Laporan Penelitian ini~ Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ter-ima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Ir. H. Hidayat Syarief, MS dan Ibu Ir. Sri Anna Marliyati selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama peneli-. tian hingga tersusunnya skripsi ini. 2. Ibu Ora. Vanda Julita selaku dosen pembahas pada seminar dan Bapak Ir. Budi Setiawan, MS selaku dosen penguji pada ujian akhir yang telah memberikan masukan dan saran bagi penulis. 3. Ibu, Bapak, kakak dan adik-adik tercinta yang telah memberikan dorongan moral dan bantuan material yang terhingga nilainya. 4. Seluruh dosen, staf pengajar, Iaporan dan pegawai Jurusan GMSK yang telah banyak membantu selama penelitian dan penyusunan karya ilmiah ini~ 5. Ayang yang banyak membantu dan memberikan dorongan mor i Ana, Rini, Kunkun yang banyak membantu dan temanternan semub yang banyak member! semangat. 7. Semua fihak yang telah memberi bantuan dan saran yang tidak dapat penulih sebutkan dalam tulisan ini.., _..

9 Penulis menyadari bahwa Karya Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga Karya Tulis ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Bogar, September 1991 Penulis 1. ::.:

10 DAFTAR lsi Halaman DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... :... vi v DAFTAR LAMPIRAN. vii PENDAHULUAN Latar Belakang. 1 Tujuan Penel i tian. 4 Kegunaan Penelitian 4 T I NJ AUAN PUSTAKA 6 Bahan Makanan Campuran Komposisi BMC 9 Protein. 9 Energi.. 10 Lemak Vitamin dan Mineral Bahan Tambahan 11 Bahan Baku BMC. 11 Ubi Kayu 11 Beras. 12 Terigu 14 Kedelai 14 kacang Hijau. 16 Tepung Ikan.. 17 Tempe Analisis Optimasi. 20

11 Halaman BAHAN DAN MET ODE 24 Tempat dan Wak tu Bahan dan Alat etode Penelitian Penentuan Ha~ga Bahan Dasa~ optimasi Fo~mula BMC Penentuan Mutu Gizi BMC Pembuatan P~oduk BMC Pengama tan Analisis Data HASIL DAN PEMBAHASAN Ha~ga Bahan Dasa~ Formula BMC 44 Hasil Pe~hitungan Kandungan Zat Gizi BHC Ene~gi P~otein Lemak Karbohidrat Serat Kasar Ai~ Abu,.,.,..',.,.,.,.,.,..,..,...,...,.,....,., Hasil Pe~hitungan Mutu Gizi BMC Hasil Analisis Kandungan Zat Gizi Air Abu 59 60

12 Halaman Protein......"..... Lemak Ser-at Kasar Karbohidrat Energ i Karakteristik Fisik Produk Olahan BMC Densitas Kamba Kue Kering Tekstur Kue Kering 71 Daya Serap Air Mie Kering Daya Tahan Panas Mie Kering SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LA~JP I RAN PA

13 DAFTAR TABEL Nomor Pola Kecukupan Asam Amino Essensial Menurut Kelompok Umur.... Jenis-Jenis Bahan Makanan Campuran Komposisi Zat Gizi Ubi Kayu, Beras, Tepung Terigu (per 100 gram bahan).... Halaman Kandungan Asam Amino Essensial Ubi Kayu, Beras dan Tepung Terigu (miligram per gram protein).... Komposisi Zat Gizi Kedelai, Kacang Hijau, Tempe, dan Ikan Belar (per 100 gram bahan).... Kandungan Asam Amino Essensial Kedelai, Kacang Hijau, Tempe dan Ikan selar (miligram per gram protein).... Rendemen dan Harga Bahan Dasar BMC.... Perbandingan Berat Bahan Dasar dalam BMC dan Harga 8MC..... Kandungan Zat Gizi Formula BMC Hasil Per - hi tungan Menggunakan Program "Basic ". Kandungan Asam Amino Essensial (miligram per 100 gram bahan) dan Mutu Gizi Formula BMC Kandungan Zat Gizi dalam 100 Gram BMC (Berat Basah).... Kandungan Zat Gizi dalam 100 Gram BMC (Berat Kering)

14 DAFTAR GAMBAR NomoI'"" SkE'ma Proses PE'mbuatan TE'pung Ubi Kayu SkE'ma Proses PE'mbuatan TE'pung KE'delai... Skema Proses Pembuatan Tepung Kacang Hijau Skema Proses Pembuatan Tepung Tempe.... Skema Proses Pembuatan Kue Kering... Skema Proses PE'mbuatan Mie Kering..... Diagram Batang Kandungan Air BMC... Diagram Batang Kandungan Abu BMC... Diagram Batang Kandungan Protein BMC..... Diagram Batang Kandungan Lemak BMC..... Diagram Batang Kandungan Serat Kasar BMC Diagram Batang Kandungan Karbohidrat BMC Diagram Batang Kandungan Energi BMC..... Diagram Batang Pengaruh Bahan Dasar Terhadap Densitas Kamba Kue Kering... Halaman Diagram Batang Pengaruh Bahan Dasar Terhadap Tekstur Kue KE'ring Diagram Satang Pengaruh Bahan Dasar Terhadap Daya Serap Air Mie Kering.... Diagram Batang Pengaruh Bahan Dasar Terhadap Daya Tahan Panas Mie Kering

15 DAFTAR LAMPI RAN Nomor Program IIBasic" Untuk Perhitungan Kandungan Asam Amino dan Mutu Gizi BMC.... Program "Basic*' Untuk Perhitungan Kandungan Zat Gizi BMC.... Contoh Perhitungan Mutu Gizi dari Formula 5TH Halaman a. lib. 5a. Kandungan Zat Gizi Berbagai Jenis Tepung Yang Digunakan Untuk Membuat Formula BI1C.... Kandungan Asam Amino Essensial Berbaqai Jenis Tepung Yang Digunakan Untuk Membuat Formula BI1C.... Kandungan Air BMC Dalam 100 Gram b. 5idik Ragam Pengaruh Kandungan Air BMC Perlakuan Terhadap 91 6a. Kandungan Abu BMC Dalam 100 Gram 92 6b. 5idik Ragam Pengaruh Kandungan Abu BMC Perlakuan Terhadap 92 6e. Uji Beda Nyata Terkecil Pengaruh Terhadap Kandungan Abu BMC Perlakuan 92 7a. 7b. 7e. 8a. Kandungan Protein BMC Dalam 100 Gram 5idik Ragam Pengaruh Perlakuan Terhadap Kandungan Protein BMC Uji Beda Nyata Terkecil Pengaruh Perlakuan Terhadap Kandungan Protein BMC.... Kandungan Lemak BMC Dalam 100 Gram b. 5idik Ragam Pengaruh Perlakuan Kandungan Lemak BMC.... Terhadap 94 8e. Uji Beda Nyata Terkecil Pengaruh Terhadap Kandungan Lemak BMC Perlakuan 94 9a. Kandungan 5erat Kasar BMC Dalam 100 Gram.. 95

16 Nomor Halaman 9b. loa. lob. 10c. lla. Ilb. l1e. 12a. 12b. 12e. 13a. Sidik Ragam Pengaruh Perlakuan Terhadap Kandungan Serat Kasar BMC.... Kandungan Karbohidrat BMC Dalam 100 Gram.. Sidik Ragam Pengaruh Perlakuan Terhadap Kandungan Karbohidrat.... Uji Beda Nyata Terkecil Pengaruh Perlakuan Terhadap Kandungan Karbohidrat BMC... Kandungan Energi BMC Dalam 100 Gram Sidik Ragam Pengaruh Perlakuan Terhadap Kandungan Energi BMC.... Uji Beda Nyata Terkecil Pengaruh Perlakuan Terhadap Kandungan Energi BMC.... Densitas Kamba Kue Kering (gr / ml) Sidik Ragam Pengaruh Perlakuan Terhadap Densitas Kamba Kue Kering.... Uji Beda Nyata Terkecil Pengaruh Perlakuan Terhadap Densitas Kamba Kue Kering... Tekstur Kue Kering (Kg / gr) b. Sidik Ragam Pengaruh Tekstur Kue Kering Perlakuan Terhadap 99 13e. 14a. 14b. 14c. 15a. Uji Beda Nyata Terkeeil Pengaruh Perlakuan Terhadap Tekstur Kue Kering.... Daya Serap Air Mie Kering (I.) Sidik Ragam Pengaruh Perlakuan Terhadap Daya Serap Air Mie Kering Uji Beda Nyata Terkecil Pengaruh Perlakuan Terhadap Daya Serap Air Mie Kering... Daya Tahan Panas Mie Kering (Menit) b. Sidik Ragam Pengaruh Perlakuan Daya Tahan Panas Mie Kering Terhadap c. Uji Beda Nyata Terkecil Pengaruh Perlakuan Terhadap Daya Tahan Panas Mie Kering 101

17 Halaman 16. Sensitivitas Harga Bahan Dasar BMC 102

18

19 2 Bila kita simak keragaan jenis makanan balita yang terdapat di pasaran, diduga bahwa bahan baku utarna digunakan masih didominasi oleh beras dan terigu. SE'{jlaan anej~a bahan pangan sebenarnya tela!, menclj~upl. tetapi keselmbangan konsumsi antar berbaqai 5umbelgizi bel~jml~ll serasi. Dleh karena itu perlu diupayakan ~e al-ah penggunaan bahan pangarl lain termasuk untuk mabalita, yang selain berguna bagi pertumbuhan dan perkembangan balita juga pada gilir-annya dapat merlunjang upaya melestarikan swasrmbada beras yang telah dicapai pad a tahun 1984 dan mengurangi ketergantungan terhadap ter.i.gu, karena sampai saat ini terigu yang ber-eday- di pasaran Indonesia seluruhnya berasal dari import. Diversifikasi pengolahan hasil per-tanian dapat digolongkan sebagai salah satu subsistem darl sistem industri pertanian, dimana hal tersebut bertujuan untuk me'llyediak,an pangan yang beraneka ragam sebagai zat gizi untuk memenuhi kebutuhan masyarav,at. sumber Dewasa in! upaya diversifikasi lebih dititik beratkan pad a penyediaan pangan sumber karbohidrat non beras. Dalam mendu/t',ung program diversifikasi pang an ini.' Tim IPB (1982) mengemukakan beberapa kriter-ia yang memungkinkan pangan non beras dapat diterima masyarakat sebagai bahan makanan sumber energi. Kriteria tersebut adalah : ( 1 ) besarnya potensi produksi, (2) kesederhanaan teknologi pengolahan, dan (3) tingginya daya terima masyar-akat.

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46 I 31 USI KAYU SEGAR DIKERINGKAN/DIJEMUR TEPUNG USI KAYU ('.:1lnbar t. Skema Proses Pembuatan T0pung Ubi I<.ayu (Madethen, 1989)

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

57

58

59 HASIL DAN PEHBAHASAN Harga Bahan Dasar Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai rendemen dalam pembuatan tepung sebagai bahan dasar BHe. Harga bahan dasar didapatkan dari ~asil perhitungan antara rendemen dengan harga bahan baku. 6ilai rendemen, harga bahs.n baku dan harga tepung d isaj ikan pada Tabe 1 7. Tabel 1. Rendemen dan Harga Bahan basar SHe Jenis Tepung Harga Bahan Baku (Rp/Kg) Rendemen (%) Harga Tepung (Rp/Kg) Ubi Kayu ,9 345 Terigu Kacang Hijau , Kedelai , Tempe , Beras Merah ,6 650 Beras Putih ,6 621 Ikan Selar , FQrlllllJa SHe Berdasarkan harga masing-masing tepung dan syarat gizi yang dijadikan kendala, didapatkan formula BHe yang disajikan berdasarkan berat per 100 gram BMe untuk

60

61

62

63

64 49 Tabel 9. Kandungan Zat Gizi Fo~mula BMC Be~dasa~kan Hasil Pe~hitungan Menggunakan P~og~am "Basic" flo.1('>1115 BIle Kal'bohidrat (9) tielrat Kasar (9) ' :'~1-;:.i~ (9) (9~.J ---j--- ~-I- ---I Sll 77,86 3,08 ::,24 8,83 7- SK 15,0 8,54 64,BB 2,84 3 SP 15,6 5,59 4,43 1,09 6,90 " SHI J 79 76,24 2,62 Z,81 8,55 5 $1(1 3!3!:i 15,8 7,36 66,17 2,46 6 sri 39(! 15,5 4,90 1,57 7,21 7 STP 15,6 (l,gs 8 nth ,0 1, ,29 1,86 '3,89 9 STK ,8 7,9<1 62,76 1,95 :2,17 10,37 10 STI ,09 70,69 0,66 2,G1 9,82 11 Sl3pP ,2 74,10 5,35 12 SOpI ,3 3,12. 77,58 0,B4 2,08 5,49 13 S3pl-: JGt) t5,7 8,64 65,01 2,59 5,56 snmp,t(,)1 15,1 A,69 74,38 3,,10 0,84 5, Dm! I!OO 15,1 3,02 1,93 16 S3mK 3(,0 15,6 8,62 65, ,5~ 8,56 17 orp! 3,82 70,74 1,97 1, Sl3pPI 4(01 15,5 75, ,40 5,41 I 19 ::'81(\P1 4_,_2_3 7_5_, 4_4 1 ':~J _.~_5_,._' _., ~~_2 -:~~~~L :~I 1

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77 mempunyai kadar abu yang lebih rendah dari formula yang berasal dari tepung kacang hijau. Hal ini terjadi karena persentase penggunaan tepung kaeang hijau lebih tinggi dari persentase tepung kedelai dalam SMe, yaitu masing-masing 45 persen dan 35 persen. Hasil sidik ragam (Lampi ran 6b ) menunjukkan bahwa perbedaan jenis SMe mempunyai pengaruh yang nyata terhadap kadar abu SMe pada taraf uji 1 persen. Dan berdasarkan uji lanjut SNT (Lampiran 6e) diperoleh bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara formula STP dengan STK, dan STP dengan STH. Protein Pada umumnya kadar protein dalam bahan pangan menentukan mutu bahan pangan itu sendiri. Kandungan protein pad a ketiga SMe menunjukkan nilai rata-rata yang eukup tinggi, yaitu berkisar an tara 16,91 persen sampai 22,14 persen (Lampiran 7a). Pada Gambar 9 dapat dilihat perbedaan kandungan protein antar ketiga jenis BMC. Pada Gambar 9 dapat dilihat bahwa kadar protein tertinggi formula STK, yaitu sebesar 22,14 per-sen. Kandungan protein yang lebih tinggi ini disebabkan karena diantara bahan dasar sumber protein yang lain, tepung kedelai mempunyai kandungan protein tertinggi. Hasil uji sidik ragam pad a Lampiran 7b diketahui bahwa perlakuan yang berbeda memberi pengaruh yang nyata tel'hadap kandungan protein SMe, dan berdasarkan uji

78

79

80

81

82

83

84

85

86

87

88

89

90

91

92 SIHPULAN DAN SARAN Tepung ubi kayu dapat digunakan sebagai pensubstitusi bahan pangan sumber energi dalam pembuatan SHe. dengan bahan pangan sumber protein baik nabati maupun hew3.n i. Dari hasil optimasi didapatkan 19 formula SHe memenuhi persyaratan gizi, dengan harga terendah yang Untuk memperbaiki kandungan proteinnya maka perlu suplementasi terdapat pada formula SH. Hasil perhitungan kandungan zat gizi SHe menunjukkan nilai yang memenuhi persyaratan gizi yang telah ditetapkan. Jika diharapkan SHe ini dikonsumsi sebanyak 50 gr/orang/hari maka SHe tersebut rata-rata dapat menyumbang energi antara 16,60 persen sampai dengan 18,65 persen dan protein sebesar 36,59 persen sampai dengan 40,98 persen. Hasil analisa terhadap formula SHe yang dipilih menunjukkan nilai gizi yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan, bahkan hasil ana1isa menunjukkan ni1ai zat gizi yang lebih tinggi dibandingkan dengan hasil perhitungan. Hasil perhitungan mutu gizi diperoleh nilai yang PS anatara 67 sampai 180 dan HDpE% antara 8,2 sampai 20,8, yang berarti memenuhi persyaratan.

93

94

95

96

97

98

99

100

101

102

103 ee Lampiran 2 (Lanjutan) 3070 RETURN 4000 I1IPUT'BERAr BAHAHliYA BERAPA ';BB: J' LPRHH' KEOELAI '; 4010 for K'I TO IG(I)=347:1G(2)=35.9:1G(3)=20,6:1G(4),29.9:1G(5)=3.8:1G(6)=4,8:ZG(7)= SUP(J,K)=BB*IG(K) 4040 LPRIHT SUP(J,K); m K :LPRIIIT 4070 RETURH 5000 INPUT'BERAT BAHAI/HYA BERAPA ';BB : J= LPRIIIT' IKAH '; 5020 for K=I TO (1)=426:1G(2)=43.7:1G(3)=8.86 :16(4)=42.8:1G(5)=0 :IG(6)=5.83:1G(7)= SUP(J,K)=BBIZG(K) 5050 LPRIIIT SUP(J,K); 5060 IIEXT K : LPRIIiT 5080 RETURII 5000 IIIPUT'BRAT BAHAHIIYA BERAPA ';BB : J=6,005 LPRIIIT' DR. MERMI' ; 6010 FOR K=1 TO IG(I)=401:1G(2)=7.27:1G(3)=1.29:1G(4)=90.25:1G(5)=.73:IG(6)=,46:1G(I)'I SUP( J, K) =BBIlG( K) 5040 LPRIIIT SUP(J,K); 6050 IIEXT K : LPRIIIT 6070 RETURH 7000 IIIPUT' BERAT BAHAIIIIYA BERAPA ';BB: J= LPRIHT'BR.PUTIH'; 7020 for K=1 TO IG(I)=401:1G(2)=1.56:1G(3)=1.46:1G(I)=89.5l:' :IG(5)=,13:1G(6)=.13:1G(7)=4.\ SUP(J,K)=BB1IG(K) LPRIHT SUP(J,K); 7060 IIEXT K : LPRII/T 7020 RETURN 8000 IIIPUT 'BERAT BAHAI/IlYA BERAPA ';BB : J= LPRIIIT'TEHPE ' 8010 for 1.=1 TO IG(I)=421:1G(2)=30:1G(3}=10.61:1G(4}=51,61:1G(5)=6.66:IG(6)=1.08:1G(7)= SUP(J,K)=BBt lg(k) 8040 LPRIIiT SUP(J,K); 8050 HEXT K :LPRIIiT 9400 GOTO IHPUnERAT BAHAllNYA BE RAP A ';BB : J= LPRHIT'!MUIIG '; 9520 for K=1 TO IG(I)=355:1G(2)=9.2:1G(3)=3.9:1G(4)=73.7:1G(5)=1.6:1G(6)=1.2:1G(;)= SUP(J,K)=8D*IG(K) 9550 LPRINT,UP(J,K); 9560 IIEXT K : LPRIHT 9570 RETURN

104

105

106 91 Lampi ran 5a. Kadar Air BMC Dalam 100 gram. Ulangan Jenis BHC Jumlah Rata-rata I II STP STK STH Lampiran 5b. sidik Ragam Pengaruh Perlakuan Terhadap Kandungan air BMC SK db JK KT Fhit F tabe'j Perl alwan Galat Total 5 "1.175

107 92 Lampi..-an 6",- Kandungan Abu Dalam 100 Gram SMC (% bk) Ulangan Jenis SMC I II Jumlah Rata-rata STP STK STH Lampi ran 6b. Sidik Ragam Pengaruh Perlakuan Terhadap Kandungan Abu SMC SK db JK KT Fhit F tabel Perlal<uan Galat Total Berpengaruh sangat nyata pada taraf uji 1 pesen Lampiran 6e. Uj i Beda Nyata Terkeei 1 Perigaruh Perl a kuan Terhadap Kandungan Abu SMC Perlakuan Rata-rata BNT (0,01) = ,15 1,72 1,79 Jenis SMC Keterangan STP STK STH Perlakuan yang terletak pada garis yang sarna tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf uji 1 persen.

108 93 Lampiran 7a. Kandungan Protein Dalam 100 Gram BMC (% bk) Ulangan Jenis BMC Jumlah Rata-rata I II % STP : STK , STH Lampi ran 7b. Sidik Ragam Pengaruh Perlakuan Terhadap Kandungan Protein BMC SK db JK KT Fhit F tabel Perlakuan * Galat Total * ) Ber-pengar-uh sang at nyata pada tar-af uji 1 pesen Lampi ran 7c. Uji Beda Nyata Terkeci 1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kandungan Protein BMC Perlakuan BNT (0,01 ) = 1,534 Rata-I'ata 16,91 20,17 22,14 Jenis BMC STH STP STK, Keterangan : Per-lakuan yang terletak pada garis yang sarna tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf uji 1 persen.

109 94 Lampiran 8a. Kandungan Lemak Dalam 100 Gram BHC (% bk) Ulangan Jenis BHe I II Jumlah Rata-rata % STP 9,27 9,31 18,58 9,29 8TK 10,65 10,84 21,49 10,75 STH Lampiran 8b. sidik Ragam Pengaruh Perlakuan Terhadap Kandungan Lemak BHe SK db JK KT Fhit F tabel Perlakuan * Galat Total *) 8erpengaruh sangat nyata pada taraf uji 1 persen Lampiran 8e. Uj i Beda Perlakuan BMC Nyata. Terkeeil Pengaruh Terhadap Kandungan Lemak Perlakuan Rata-rata 1,17 BNT (0,01) = O,~7B 9,29 10,75 Jenis BMe 8TH 8TP STH Ketel-angan : Perlakuan yang terletak pada garis yang sama ti dak menunjul<i<an perbedaan yang nyata pada taraf uji 1 persen.

110 95 Lampi ran 9a. Kandungan Serat Kasar Oa 1 am 100 Gram BMC (% bk) Ulangan Jenis BMC Jumlah Rata-rata I II % STP STK STH Lampi r an 9b. Sidik Ragam Pengaruh Perlakuan Terhadap Kandungan Serat Kasar BMC SK db JK KT Fhit F tabel Perlakuan Galat Total

111

112 97 Lampiran lla. Kandungan Energi Dalam 100 Gram BMC (% bk) Ulangan Jenis BMC Jumlah Rata-rata I II Kkal STP STK STH Lampiran l1b. sidik Ragam Pengaruh Perlal<uan Terhadap Kandungan Energi BMC SK db JK KT Fhit F tabel Perlakuan , , ,78* Galat 3 1,00 0,33 Total ,33 *) Berpengaruh sangat nyata pad a taraf uji 1 persen Lampi ran 11 c. Uj i Beda Nyata Terkec.il Pengaruh Perl a kuan Terhadap Kandungan Energi BMC Perlakuan BNT (0,01) = 3,554 Rata-rata Jenis BMC STH STP STK.Keterangan : Perlakuan yang terletak pada garis yang sama t i dal< menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf uji 1 persen.

113

114

115

116

117

118

OPTlMASl PENYUSUNAN FORMULA BAHAN MAKANAN CAMPURAN ( BMC I UNTUK ANAK BALITR DENGAN BAHAN DASAR TEPUNG UBI KAYU

OPTlMASl PENYUSUNAN FORMULA BAHAN MAKANAN CAMPURAN ( BMC I UNTUK ANAK BALITR DENGAN BAHAN DASAR TEPUNG UBI KAYU OPTlMASl PENYUSUNAN FORMULA BAHAN MAKANAN CAMPURAN ( BMC I UNTUK ANAK BALITR DENGAN BAHAN DASAR TEPUNG UBI KAYU Oleh S U H A R T l A 24. 0687 JURUSAN GtZl MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

PEMBUATAM BAHAN MAKANAN GAMPURAN BERAS - UBI JALAR - KECAMBAH KAGANG HlJAU. Oleh ELIZABETH ARTANTRI KENCANANINGRUM

PEMBUATAM BAHAN MAKANAN GAMPURAN BERAS - UBI JALAR - KECAMBAH KAGANG HlJAU. Oleh ELIZABETH ARTANTRI KENCANANINGRUM /3q 2- tl3. 2" PEMBUATAM BAHAN MAKANAN GAMPURAN BERAS - UBI JALAR - KECAMBAH KAGANG HlJAU DAM HASll OLAHNYA SEBAGAI MAKANAN ANAK BALITA Oleh ELIZABETH ARTANTRI KENCANANINGRUM JURUSAN GIZI MASYARAKAT DAN

Lebih terperinci

PEMBUATAM BAHAN MAKANAN GAMPURAN BERAS - UBI JALAR - KECAMBAH KAGANG HlJAU. Oleh ELIZABETH ARTANTRI KENCANANINGRUM

PEMBUATAM BAHAN MAKANAN GAMPURAN BERAS - UBI JALAR - KECAMBAH KAGANG HlJAU. Oleh ELIZABETH ARTANTRI KENCANANINGRUM /3q 2- tl3. 2" PEMBUATAM BAHAN MAKANAN GAMPURAN BERAS - UBI JALAR - KECAMBAH KAGANG HlJAU DAM HASll OLAHNYA SEBAGAI MAKANAN ANAK BALITA Oleh ELIZABETH ARTANTRI KENCANANINGRUM JURUSAN GIZI MASYARAKAT DAN

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUKUSAN PADA TEMPE DAN PENGULANGAN EKSTRAKSI TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA SUSU TEMPE SKRIPSI OLEH : ENY PERMANASARI ( )

PENGARUH PENGUKUSAN PADA TEMPE DAN PENGULANGAN EKSTRAKSI TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA SUSU TEMPE SKRIPSI OLEH : ENY PERMANASARI ( ) PENGARUH PENGUKUSAN PADA TEMPE DAN PENGULANGAN EKSTRAKSI TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA SUSU TEMPE SKRIPSI I ~o. ~'ldu

Lebih terperinci

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi. 1 I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan. Komponen ini memberikan kontribusi. dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan. Komponen ini memberikan kontribusi. dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan dan gizi merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pembangunan. Komponen ini memberikan kontribusi dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas

Lebih terperinci

KAJIAN HUBUNGAN NILAI KIMJAWI PROTEIN TERHADAP PROTEIN EFFICIENC lt4tio PADA BERBAGAI FORMULA BAHAN MAKANAN CAMPURAN SKRIPSI OLEH : UDYA OCTAYIA

KAJIAN HUBUNGAN NILAI KIMJAWI PROTEIN TERHADAP PROTEIN EFFICIENC lt4tio PADA BERBAGAI FORMULA BAHAN MAKANAN CAMPURAN SKRIPSI OLEH : UDYA OCTAYIA KAJIAN HUBUNGAN NILAI KIMJAWI PROTEIN TERHADAP PROTEIN EFFICIENC lt4tio PADA BERBAGAI FORMULA BAHAN MAKANAN CAMPURAN SKRIPSI - --, I ~DID~_

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbasis Sumber Daya Lokal yang tertulis dalam Peraturan Presiden RI

BAB I PENDAHULUAN. Berbasis Sumber Daya Lokal yang tertulis dalam Peraturan Presiden RI 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal yang tertulis dalam Peraturan Presiden RI Nomor 22 tahun 2009 merupakan strategi untuk

Lebih terperinci

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT DAN SIFAT SENSORIK KUE BOLU KUKUS

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT DAN SIFAT SENSORIK KUE BOLU KUKUS PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT DAN SIFAT SENSORIK KUE BOLU KUKUS Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT SUBSTITUSI UBI JALAR DAN LAMA FERMENTASI KETAN TERHADAP SIFAT FISIKO KIMIA BREM PAOAT SKRIPSI 0 L E H : Noer Diah Luqitawati

PENGARUH TINGKAT SUBSTITUSI UBI JALAR DAN LAMA FERMENTASI KETAN TERHADAP SIFAT FISIKO KIMIA BREM PAOAT SKRIPSI 0 L E H : Noer Diah Luqitawati PENGARUH TINGKAT SUBSTITUSI UBI JALAR DAN LAMA FERMENTASI KETAN TERHADAP SIFAT FISIKO KIMIA BREM PAOAT SKRIPSI 0 L E H : Noer Diah Luqitawati ( 6103089035 ) KC p, KE JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN DAN GIZI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Konsumsi beras di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Konsumsi beras di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Beras merupakan makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Konsumsi beras di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya seiiring dengan meningkatnya jumlah

Lebih terperinci

PROFIL PT CARMELITHA LESTARI

PROFIL PT CARMELITHA LESTARI PROFIL PT CARMELITHA LESTARI Jl. Raya Dramaga Km.8, Taman Dramaga Hijau, Blok I No.9, Dramaga Bogor 16680 Telp. (0251) 8622090, email: carmelitha_lestari@yahoo.com PROFIL PT CARMELITHA LESTARI Sejarah

Lebih terperinci

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH: PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH: NEZLY NURLIA PUTRI No. BP 07117037 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. kemiskinan. Padahal potensi umbi-umbian cukup tinggi untuk digunakan sebagai

PENDAHULUAN. kemiskinan. Padahal potensi umbi-umbian cukup tinggi untuk digunakan sebagai PENDAHULUAN Latar Belakang Umbi-umbian di Indonesia masih kurang mendapat perhatian, karena komoditi ini dianggap sebagai makanan kelas rendahan yang dihubungkan dengan kemiskinan. Padahal potensi umbi-umbian

Lebih terperinci

Hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.

Hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. Hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. Bagaimana Kami mencurahkan air rnelimpah ruah. Sesudah itu bumi Kami belah. Dan Kami tumbuhkan di situ tanaman yang berbuah. Buah anggur dan sayuran sebagai

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TEPUNG TULANG IKAN MADIDIHANG (Thunnus albacares) SEBAGAI SUPLEMEN DALAM PEMBUATAN BISKUIT (CRACKERS) Oleh : Nurul Maulida C

PEMANFAATAN TEPUNG TULANG IKAN MADIDIHANG (Thunnus albacares) SEBAGAI SUPLEMEN DALAM PEMBUATAN BISKUIT (CRACKERS) Oleh : Nurul Maulida C PEMANFAATAN TEPUNG TULANG IKAN MADIDIHANG (Thunnus albacares) SEBAGAI SUPLEMEN DALAM PEMBUATAN BISKUIT (CRACKERS) Oleh : Nurul Maulida C34101045 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN

Lebih terperinci

STUD1 PENGOLAHAN DAN KARAKTERISTIK MUTU SARI KACANG HIJAU. Ole h FARUKIL ULUM F

STUD1 PENGOLAHAN DAN KARAKTERISTIK MUTU SARI KACANG HIJAU. Ole h FARUKIL ULUM F STUD1 PENGOLAHAN DAN KARAKTERISTIK MUTU SARI KACANG HIJAU Ole h FARUKIL ULUM F 29.1403 Sebagai salah satu syarat untuk rnernperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN pada Jurusan Teknologi Pangan dan Gisi

Lebih terperinci

STUD1 PENGOLAHAN DAN KARAKTERISTIK MUTU SARI KACANG HIJAU. Ole h FARUKIL ULUM F

STUD1 PENGOLAHAN DAN KARAKTERISTIK MUTU SARI KACANG HIJAU. Ole h FARUKIL ULUM F STUD1 PENGOLAHAN DAN KARAKTERISTIK MUTU SARI KACANG HIJAU Ole h FARUKIL ULUM F 29.1403 Sebagai salah satu syarat untuk rnernperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN pada Jurusan Teknologi Pangan dan Gisi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN ton (US$ 3,6 juta) (Jefriando, 2014). Salah satu alternatif pemecahan

I. PENDAHULUAN ton (US$ 3,6 juta) (Jefriando, 2014). Salah satu alternatif pemecahan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tepung terigu sangat dibutuhkan dalam industri pangan di Indonesia. Rata-rata kebutuhan terigu perusahaan roti, dan kue kering terbesar di Indonesia mencapai 20 ton/tahun,

Lebih terperinci

SKRIPSI PEMANFAATAN TEPUNG JAGUNG SEBAGAI BAHAN PENSUBSTITUSI TERIGU DALAM PEMBUATAN PRODUK MIE KERING YANG DIFORTIFIKASI DENGAN TEPUNG BAYAM

SKRIPSI PEMANFAATAN TEPUNG JAGUNG SEBAGAI BAHAN PENSUBSTITUSI TERIGU DALAM PEMBUATAN PRODUK MIE KERING YANG DIFORTIFIKASI DENGAN TEPUNG BAYAM SKRIPSI PEMANFAATAN TEPUNG JAGUNG SEBAGAI BAHAN PENSUBSTITUSI TERIGU DALAM PEMBUATAN PRODUK MIE KERING YANG DIFORTIFIKASI DENGAN TEPUNG BAYAM OLEH NANING HADININGSIH F02495077 1999 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TERIGU DAN TEPUNG KOMPOSIT UBI JALAR PUTIH-KECAMBAH KEDELAI-KECAMBAH KACANG HIJAU DALAM PEMBUATAN COOKIES BERSERAT TINGGI

PENGGUNAAN TERIGU DAN TEPUNG KOMPOSIT UBI JALAR PUTIH-KECAMBAH KEDELAI-KECAMBAH KACANG HIJAU DALAM PEMBUATAN COOKIES BERSERAT TINGGI PENGGUNAAN TERIGU DAN TEPUNG KOMPOSIT UBI JALAR PUTIH-KECAMBAH KEDELAI-KECAMBAH KACANG HIJAU DALAM PEMBUATAN COOKIES BERSERAT TINGGI PENULISAN DAN SEMINAR ILMIAH OLEH : MELINDA NATALIE INDRA NRP 6103007089

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketergantungan konsumen pada makanan jajanan di Indonesia telah semakin meningkat dan memegang peranan penting, karena makanan jajanan juga dikonsumsi oleh golongan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TEPUNG UMBI GARUT (Maranta arundinaceae L.) DALAM PEMBUATAN BUBUR INSTAN DENGAN PENCAMPURAN TEPUNG TEMPE SKRIPSI

PEMANFAATAN TEPUNG UMBI GARUT (Maranta arundinaceae L.) DALAM PEMBUATAN BUBUR INSTAN DENGAN PENCAMPURAN TEPUNG TEMPE SKRIPSI PEMANFAATAN TEPUNG UMBI GARUT (Maranta arundinaceae L.) DALAM PEMBUATAN BUBUR INSTAN DENGAN PENCAMPURAN TEPUNG TEMPE SKRIPSI OLEH DIKA YULANDA BP. 07117007 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu

I PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : 1. Latar Belakang, 2. Identifikasi Masalah, 3. Maksud dan Tujuan Penelitian, 4. Manfaat Penelitian, 5. Kerangka Pemikiran, 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu

Lebih terperinci

PEMANFAATAN CANGKANG RAJUNGAN (Portunus sp.) SEBAGAI FLAVOR. Oleh : Ismiwarti C

PEMANFAATAN CANGKANG RAJUNGAN (Portunus sp.) SEBAGAI FLAVOR. Oleh : Ismiwarti C PEMANFAATAN CANGKANG RAJUNGAN (Portunus sp.) SEBAGAI FLAVOR Oleh : Ismiwarti C34101018 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005 RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu masalah gizi di Indonesi adalah gizi kurang yang disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu masalah gizi di Indonesi adalah gizi kurang yang disebabkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu masalah gizi di Indonesi adalah gizi kurang yang disebabkan rendahnya asupan energi dan protein dalam makanan sehari hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam. rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu

BAB I PENDAHULUAN. Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam. rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu dekat adalah tepung yang berkualitas

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya I PENDAHULUAN Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya dibutuhkan penulisan laporan mengenai penelitian tersebut. Sebuah laporan tugas akhir biasanya berisi beberapa hal yang meliputi

Lebih terperinci

1 I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

1 I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian. 1 I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN DIET YANG MENGANDUNG CRACKERS DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG ASIA SEBAGAI SUMBER. Oleh : ESTHER YUNIANTI

PENGARUH PEMBERIAN DIET YANG MENGANDUNG CRACKERS DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG ASIA SEBAGAI SUMBER. Oleh : ESTHER YUNIANTI PENGARUH PEMBERIAN DIET YANG MENGANDUNG CRACKERS DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG ASIA SEBAGAI SUMBER SERAT MAKANAN TERHADAP KADAR KOLESTEROL DAN BERAT BADAN TIKUS Oleh : ESTHER YUNIANTI A. 301434 JURUSAN GIZI

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi Masalah, (1.3.) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4.) Manfaat Penelitian, (1.5.) Kerangka Pemikiran, (1.6.) Hipotesis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan peningkatan derajat kesehatan masyarakat karena pemerintah memiliki kewajiban terhadap kesejahteraan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TEPUNG TEMPE DALAM BAHAN MAKANAN CAMPUAAN : KAJIAN DARI CARA BUNCHING DAN PROPORSI BIPANG BERAS SKRIPSI OLEH : S I LV I

PEMANFAATAN TEPUNG TEMPE DALAM BAHAN MAKANAN CAMPUAAN : KAJIAN DARI CARA BUNCHING DAN PROPORSI BIPANG BERAS SKRIPSI OLEH : S I LV I PEMANFAATAN TEPUNG TEMPE DALAM BAHAN MAKANAN CAMPUAAN : KAJIAN DARI CARA BUNCHING DAN PROPORSI BIPANG BERAS SKRIPSI : ~0 I,~u< r ~~R/;urt _ ] l 'Ol : I ~ - 1- - 99 -... -:-.. J OLEH : S I LV I 91.7.003.26031.01570

Lebih terperinci

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KARAKTERISTIK KERUPUK IKAN SAPU-SAPU (Hyposarcus pardalis) Oleh : Iis Istanti C

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KARAKTERISTIK KERUPUK IKAN SAPU-SAPU (Hyposarcus pardalis) Oleh : Iis Istanti C PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KARAKTERISTIK KERUPUK IKAN SAPU-SAPU (Hyposarcus pardalis) Oleh : Iis Istanti C34101028 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT

Lebih terperinci

FORTlFlKASl ZAT BESl PADA MIE KERING YAMG DllBblAT DARl CAMPURAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUMG SlNGKONG

FORTlFlKASl ZAT BESl PADA MIE KERING YAMG DllBblAT DARl CAMPURAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUMG SlNGKONG FORTlFlKASl ZAT BESl PADA MIE KERING YAMG DllBblAT DARl CAMPURAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUMG SlNGKONG Oleh ENDANG PRANGDIMURTI F 23.1743 1991 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR Endang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai beranekaragam biji-bijian kacang polong yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan tempe seperti kacang merah, kacang hijau, kacang tanah, biji kecipir,

Lebih terperinci

PEMANFAATAN DALI SUSU SAP1 PADA FORMULA MAKANAN TAMBAHAN UNTUK ANAK BALITA

PEMANFAATAN DALI SUSU SAP1 PADA FORMULA MAKANAN TAMBAHAN UNTUK ANAK BALITA PEMANFAATAN DALI SUSU SAP1 PADA FORMULA MAKANAN TAMBAHAN UNTUK ANAK BALITA Oleh TETTY HERTA DOLOKSARIBU F02497905 2000 FAKII1,TAS TEKNOL,OGJ PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR TETTY HERTA DOLOKSARIBU.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beras Analog Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras. Disebut beras analog karena bentuknya yang oval menyerupai beras, tapi tidak terproses

Lebih terperinci

I KUPERSEAHKAN UNTUK. I Bapak-Ibu, Tono, Kur, Ninik, Edi, Endang, dan Tiya I

I KUPERSEAHKAN UNTUK. I Bapak-Ibu, Tono, Kur, Ninik, Edi, Endang, dan Tiya I I KUPERSEAHKAN UNTUK I Bapak-Ibu, Tono, Kur, Ninik, Edi, Endang, dan Tiya I I FORMULAS! MAKAWWN SAPIWAN (WEANING FOOD) DENGAN BAHAN BAKU TEPUNG SAGU (Metroxylon sp.) DAH ASPEK FORTlFlKWSl BETA-KAROTEN

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK COOKIES SUMBER PROTEIN DAN ENERGI BERBAHAN BAKU CAMPURAN MOCAF, TEPUNG TEMPE TELUR, TEPUNG KACANG HIJAU, DAN TEPUNG IKAN LELE

KARAKTERISTIK COOKIES SUMBER PROTEIN DAN ENERGI BERBAHAN BAKU CAMPURAN MOCAF, TEPUNG TEMPE TELUR, TEPUNG KACANG HIJAU, DAN TEPUNG IKAN LELE KARAKTERISTIK COOKIES SUMBER PROTEIN DAN ENERGI BERBAHAN BAKU CAMPURAN MOCAF, TEPUNG TEMPE TELUR, TEPUNG KACANG HIJAU, DAN TEPUNG IKAN LELE Skripsi Untuk memenuhi sebagaian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ketela pohon atau ubi kayu dengan nama latin Manihot utilissima merupakan salah satu komoditas pangan penting di Indonesia selain tanaman padi, jagung, kedelai, kacang

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PENGGUNAAN TEPUNG SlNGKOlhlG

MEMPELAJARI PENGGUNAAN TEPUNG SlNGKOlhlG MEMPELAJARI PENGGUNAAN TEPUNG SlNGKOlhlG ( Manihot utilisima Pohl ) SEBAGAl BAHAN SUBSTITUS1 TEPUNG TERIGU PADA PEMBUATAN "COOKIES" Oleh ERNETTl JURUSAN GlZl MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PENGGUNAAN TEPUNG SlNGKOlhlG

MEMPELAJARI PENGGUNAAN TEPUNG SlNGKOlhlG MEMPELAJARI PENGGUNAAN TEPUNG SlNGKOlhlG ( Manihot utilisima Pohl ) SEBAGAl BAHAN SUBSTITUS1 TEPUNG TERIGU PADA PEMBUATAN "COOKIES" Oleh ERNETTl JURUSAN GlZl MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun.

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan salah satu kelompok usia yang memiliki tingkat kerentanan cukup tinggi disaat masa pertumbuhan dan pada masa ini terjadi proses kehidupan menuju kematangan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian

I PENDAHULUAN. dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7)

Lebih terperinci

PENGARUH BERBAGAI FILLER (BAHAN PENGISI) TERHADAP KARAKTERISTIK DAN DAYA TERIMA CHICKEN NUGGET SKRIPSI. Oleh MARGI KUSUMANINGRUM

PENGARUH BERBAGAI FILLER (BAHAN PENGISI) TERHADAP KARAKTERISTIK DAN DAYA TERIMA CHICKEN NUGGET SKRIPSI. Oleh MARGI KUSUMANINGRUM PENGARUH BERBAGAI FILLER (BAHAN PENGISI) TERHADAP KARAKTERISTIK DAN DAYA TERIMA CHICKEN NUGGET SKRIPSI Oleh MARGI KUSUMANINGRUM FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO S E M A R A N G

Lebih terperinci

PEMBUATAN MIE TEPUNG KULIT PISANG KEPOK SKRIPSI

PEMBUATAN MIE TEPUNG KULIT PISANG KEPOK SKRIPSI PEMBUATAN MIE TEPUNG KULIT PISANG KEPOK (Kajian Substitusi Tepung Kulit Pisang Kepok Pada Tepung Terigu Dan Penambahan Telur) SKRIPSI Oleh : Fery Rois NPM : 0633010039 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS

Lebih terperinci

PEMBUATAN CAKE TANPA GLUTEN DAN TELUR DARI TEPUNG KOMPOSIT BERAS KETAN, UBI KAYU, PATI KENTANG, DAN KEDELAI DENGAN PENAMBAHAN HIDROKOLOID

PEMBUATAN CAKE TANPA GLUTEN DAN TELUR DARI TEPUNG KOMPOSIT BERAS KETAN, UBI KAYU, PATI KENTANG, DAN KEDELAI DENGAN PENAMBAHAN HIDROKOLOID PEMBUATAN CAKE TANPA GLUTEN DAN TELUR DARI TEPUNG KOMPOSIT BERAS KETAN, UBI KAYU, PATI KENTANG, DAN KEDELAI DENGAN PENAMBAHAN HIDROKOLOID SKRIPSI OLEH : BOSVIN ABDALLA TAMBUNAN 100305047 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan jajanan sudah menjadi kebiasaan yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai golongan apapun

Lebih terperinci

PRODUKSI TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) TM-9 PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK INJEKSI BATANG (I)

PRODUKSI TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) TM-9 PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK INJEKSI BATANG (I) PRODUKSI TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) TM-9 PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK INJEKSI BATANG (I) Oleh M. TAUFIQUR RAHMAN A01400022 PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Biskuit merupakan makanan kecil (snack) yang termasuk ke dalam kue kering dengan kadar air rendah, berukuran kecil, dan manis. Dalam pembuatan biskuit digunakan bahan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH TULANG IKAN TUNA (Thunnus sp.) SEBAGAI SUMBER KALSIUM DENGAN METODE HIDROLISIS PROTEIN. Oleh : Muhammad Nabil C

PEMANFAATAN LIMBAH TULANG IKAN TUNA (Thunnus sp.) SEBAGAI SUMBER KALSIUM DENGAN METODE HIDROLISIS PROTEIN. Oleh : Muhammad Nabil C PEMANFAATAN LIMBAH TULANG IKAN TUNA (Thunnus sp.) SEBAGAI SUMBER KALSIUM DENGAN METODE HIDROLISIS PROTEIN Oleh : Muhammad Nabil C03400041 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN

Lebih terperinci

KAJIAN PENGOLAHAN CUMI-CUMI (Loligo sp.) SIAP SAJI

KAJIAN PENGOLAHAN CUMI-CUMI (Loligo sp.) SIAP SAJI KAJIAN PENGOLAHAN CUMI-CUMI (Loligo sp.) SIAP SAJI oleh KURNIA MEIRINA F34102031 2008 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR KAJIAN PENGOLAHAN CUMI-CUMI (Loligo sp.) SIAP SAJI Sebagai

Lebih terperinci

PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI UBI JALAR NASIONAL DALAM RANGKA RENCANA PROGRAM DIVERSIFIKASI PANGAN POKOK. Oleh: NOVIE KRISHNA AJI A

PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI UBI JALAR NASIONAL DALAM RANGKA RENCANA PROGRAM DIVERSIFIKASI PANGAN POKOK. Oleh: NOVIE KRISHNA AJI A PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI UBI JALAR NASIONAL DALAM RANGKA RENCANA PROGRAM DIVERSIFIKASI PANGAN POKOK Oleh: NOVIE KRISHNA AJI A14104024 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7)

Lebih terperinci

PEMANFAATAN DALI SUSU SAP1 PADA FORMULA MAKANAN TAMBAHAN UNTUK ANAK BALITA

PEMANFAATAN DALI SUSU SAP1 PADA FORMULA MAKANAN TAMBAHAN UNTUK ANAK BALITA PEMANFAATAN DALI SUSU SAP1 PADA FORMULA MAKANAN TAMBAHAN UNTUK ANAK BALITA Oleh TETTY HERTA DOLOKSARIBU F02497905 2000 FAKII1,TAS TEKNOL,OGJ PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR TETTY HERTA DOLOKSARIBU.

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN DI PROVINSI JAWA BARAT RATNA CAHYANINGSIH

ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN DI PROVINSI JAWA BARAT RATNA CAHYANINGSIH ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN DI PROVINSI JAWA BARAT RATNA CAHYANINGSIH PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 ANALISIS POLA KONSUMSI

Lebih terperinci

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya Secara garis besar, bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pangan asal tumbuhan (nabati) dan bahan pangan asal hewan (hewani).

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2)

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2) I PENDAHULUAN Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa Indonesia adalah beras, karena beras merupakan. makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa Indonesia adalah beras, karena beras merupakan. makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu komoditi pangan yang mempunyai arti penting bagi kehidupan bangsa Indonesia adalah beras, karena beras merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan. penduduk yang mempunyai angka pertumbuhan yang tinggi sekitar 1.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan. penduduk yang mempunyai angka pertumbuhan yang tinggi sekitar 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan penduduk yang mempunyai angka pertumbuhan yang tinggi sekitar 1.35% per tahun, sehingga setiap tahun

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dimakan sehari-hari untuk memenuhi

PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dimakan sehari-hari untuk memenuhi 53 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan bahan-bahan yang dimakan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia yang berfungsi sebagai pemeliharaan, pertumbuhan, kerja dan penggantian jaringan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang

I. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan segala sesuatu yang bersumber dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah. Pangan diperuntukan bagi konsumsi manusia sebagai

Lebih terperinci

ORGANOLElPTDK DAN GIZI COOKIES YANG DISUlZSTITUSI BEKATUL SERTA MENGGUNAKAN PENGEMULSI LESITIN KEDELAI

ORGANOLElPTDK DAN GIZI COOKIES YANG DISUlZSTITUSI BEKATUL SERTA MENGGUNAKAN PENGEMULSI LESITIN KEDELAI ORGANOLElPTDK DAN GIZI COOKIES YANG DISUlZSTITUSI BEKATUL SERTA MENGGUNAKAN PENGEMULSI LESITIN KEDELAI Oleh SURUNG DEODATUS PAKPAHAN A28.1758 JURUSAN GLZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (1995) roti adalah produk yang diperoleh dari adonan tepung terigu yang. makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan.

I. PENDAHULUAN. (1995) roti adalah produk yang diperoleh dari adonan tepung terigu yang. makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Roti kini sudah menjadi salah satu makanan pokok bagi masyarakat Indonesia. Bahkan di kalangan remaja dan anak-anak, posisi makanan itu telah mulai menggeser nasi sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PERMINTAAN TEPUNG TERIGU DI INDONESIA (Periode ) OLEH M.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PERMINTAAN TEPUNG TERIGU DI INDONESIA (Periode ) OLEH M. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PERMINTAAN TEPUNG TERIGU DI INDONESIA (Periode 1982-2003) OLEH M. FAHREZA H14101011 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan vitamin dan mineral yang diperoleh dari buah-buahan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan vitamin dan mineral yang diperoleh dari buah-buahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua orang membutuhkan buah-buahan untuk memenuhi kebutuhan akan vitamin dan mineral yang diperoleh dari buah-buahan tersebut. Salah satu buah yang diminati

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH TEPUNG KOMPOSIT BIJI-BIJIAN DAN KONSENTRASI PENSTABIL TERHADAP MUTU MAKANAN PENDAMPING ASI-BISKUIT SKRIPSI. Oleh :

STUDI PENGARUH TEPUNG KOMPOSIT BIJI-BIJIAN DAN KONSENTRASI PENSTABIL TERHADAP MUTU MAKANAN PENDAMPING ASI-BISKUIT SKRIPSI. Oleh : STUDI PENGARUH TEPUNG KOMPOSIT BIJI-BIJIAN DAN KONSENTRASI PENSTABIL TERHADAP MUTU MAKANAN PENDAMPING ASI-BISKUIT SKRIPSI Oleh : DIAN YODANA SITUNGKIR 060305005 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN TEPUNG DARI BUAH SUKUN. (Artocarpus altilis)

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN TEPUNG DARI BUAH SUKUN. (Artocarpus altilis) LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN TEPUNG DARI BUAH SUKUN Disusun Oleh: FERAWATI I 8311017 PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014 KATA PENGANTAR Segala

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tingginya prevalensi gizi buruk dan gizi kurang, masih merupakan

I. PENDAHULUAN. Tingginya prevalensi gizi buruk dan gizi kurang, masih merupakan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Tingginya prevalensi gizi buruk dan gizi kurang, masih merupakan permasalahan besar yang dapat mempengaruhi pembangunan bidang kesehatan dan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan Vitamin A (KVA) adalah keadaan di mana simpanan. pada malam hari (rabun senja). Selain itu, gejala kekurangan vitamin A

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan Vitamin A (KVA) adalah keadaan di mana simpanan. pada malam hari (rabun senja). Selain itu, gejala kekurangan vitamin A BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekurangan Vitamin A (KVA) adalah keadaan di mana simpanan vitamin A dalam tubuh berkurang dengan gejala awal kurang dapat melihat pada malam hari (rabun senja).

Lebih terperinci

SIRUP FRUKTOSA SEBAGdal WAS'BL SAMPIHG PEMBUAHAN TEPUNG BERAS BEAPROTEIN 181#661

SIRUP FRUKTOSA SEBAGdal WAS'BL SAMPIHG PEMBUAHAN TEPUNG BERAS BEAPROTEIN 181#661 SIRUP FRUKTOSA SEBAGdal WAS'BL SAMPIHG PEMBUAHAN TEPUNG BERAS BEAPROTEIN 181#661 O l e h: IWAN SANDI F 22 0539 1 9 8 9 FAKULTAS TEKNOLOGl PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BBGOR BOGOR Iwan Sandi. F 22.0539.

Lebih terperinci

SIRUP FRUKTOSA SEBAGdal WAS'BL SAMPIHG PEMBUAHAN TEPUNG BERAS BEAPROTEIN 181#661

SIRUP FRUKTOSA SEBAGdal WAS'BL SAMPIHG PEMBUAHAN TEPUNG BERAS BEAPROTEIN 181#661 SIRUP FRUKTOSA SEBAGdal WAS'BL SAMPIHG PEMBUAHAN TEPUNG BERAS BEAPROTEIN 181#661 O l e h: IWAN SANDI F 22 0539 1 9 8 9 FAKULTAS TEKNOLOGl PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BBGOR BOGOR Iwan Sandi. F 22.0539.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang rentan mengalami masalah gizi yaitu kekurangan protein dan energi.

BAB I PENDAHULUAN. yang rentan mengalami masalah gizi yaitu kekurangan protein dan energi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia sekolah (7-9 tahun) merupakan salah satu kelompok yang rentan mengalami masalah gizi yaitu kekurangan protein dan energi. Riset Kesehatan Dasar tahun 2013

Lebih terperinci

STUDI SIFAT FISIK, KIMIA, DAN FUNGSIONAL TEPUNG KACANG MERAH DAN TEPUNG TEMPE KACANG MERAH. (Phaseolus vulgaris L.) SKRIPSI

STUDI SIFAT FISIK, KIMIA, DAN FUNGSIONAL TEPUNG KACANG MERAH DAN TEPUNG TEMPE KACANG MERAH. (Phaseolus vulgaris L.) SKRIPSI STUDI SIFAT FISIK, KIMIA, DAN FUNGSIONAL TEPUNG KACANG MERAH DAN TEPUNG TEMPE KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris L.) SKRIPSI Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mie adalah makanan alternatif pengganti beras yang banyak. dikonsumsi masyarakat. Mie menjadi populer dikalangan masyarakat karena

BAB I PENDAHULUAN. Mie adalah makanan alternatif pengganti beras yang banyak. dikonsumsi masyarakat. Mie menjadi populer dikalangan masyarakat karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mie adalah makanan alternatif pengganti beras yang banyak dikonsumsi masyarakat. Mie menjadi populer dikalangan masyarakat karena harganya murah dan cara pengolahan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TEPUNG GAYAM (Inocarpus edulis Forst) UNTUK PEMBUATAN BISKUIT DALAM RANGKA PENGANEKARAGAMAN PANGAN. Oleh : EN1 KURNIAWATI A 31.

PEMANFAATAN TEPUNG GAYAM (Inocarpus edulis Forst) UNTUK PEMBUATAN BISKUIT DALAM RANGKA PENGANEKARAGAMAN PANGAN. Oleh : EN1 KURNIAWATI A 31. PEMANFAATAN TEPUNG GAYAM (Inocarpus edulis Forst) UNTUK PEMBUATAN BISKUIT DALAM RANGKA PENGANEKARAGAMAN PANGAN Oleh : EN1 KURNIAWATI A 31.1453 JURUSAN GlZl MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS... ABSTRAK... HALAMAN PENGESAHAN... RIWAYAT HIDUP PENULIS... vi KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS... ABSTRAK... HALAMAN PENGESAHAN... RIWAYAT HIDUP PENULIS... vi KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS... ABSTRAK... HALAMAN PENGESAHAN... ii iii v RIWAYAT HIDUP PENULIS... vi KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN CENGKEH (Syzygium aromaticum) DAN KAYU MANIS (Cinnamomum sp.) SEBAGAI PENGAWET ALAMI TERHADAP DAYA SIMPAN ROTI MANIS

PENGARUH PENGGUNAAN CENGKEH (Syzygium aromaticum) DAN KAYU MANIS (Cinnamomum sp.) SEBAGAI PENGAWET ALAMI TERHADAP DAYA SIMPAN ROTI MANIS 1 PENGARUH PENGGUNAAN CENGKEH (Syzygium aromaticum) DAN KAYU MANIS (Cinnamomum sp.) SEBAGAI PENGAWET ALAMI TERHADAP DAYA SIMPAN ROTI MANIS RATNA WEDHANINGSIH RULLYLA KUSUMA PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KIMIAWI PRODUK STIK RUMPUT LAUT (Kappaphycus alvarezii)

KARAKTERISTIK KIMIAWI PRODUK STIK RUMPUT LAUT (Kappaphycus alvarezii) 1 KARAKTERISTIK KIMIAWI PRODUK STIK RUMPUT LAUT (Kappaphycus alvarezii) Sry Wulan Dangkua 1, Asri Silvana Naiu 2, Faiza A Dali 2 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kimiawi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada garis khatulistiwa. Hal ini mempengaruhi segi iklim, dimana Indonesia hanya memiliki 2 musim

Lebih terperinci

Lampiran 1 FORMULIR UJI KESUKAAN (UJI HEDONIK) 3. Netralkan indera pengecap anda dengan air putih setelah selesai mencicipi satu sampel.

Lampiran 1 FORMULIR UJI KESUKAAN (UJI HEDONIK) 3. Netralkan indera pengecap anda dengan air putih setelah selesai mencicipi satu sampel. Lampiran 1 FORMULIR UJI KESUKAAN (UJI HEDONIK) Nama panelis : Umur : Jenis kelamin : Tlp/HP : Peminatan : Instruksi 1. Ciciplah sampel satu persatu. 2. Pada kolom kode sampel berikan penilaian anda dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan pangan menurut Indrasti (2004) adalah dengan

I. PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan pangan menurut Indrasti (2004) adalah dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Ketergantungan manusia terhadap pangan yang tinggi tidak diimbangi

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN DAYA SAING SERTA DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP INDUSTRI TEMPE DI KABUPATEN BOGOR

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN DAYA SAING SERTA DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP INDUSTRI TEMPE DI KABUPATEN BOGOR ANALISIS NILAI TAMBAH DAN DAYA SAING SERTA DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP INDUSTRI TEMPE DI KABUPATEN BOGOR (Kasus : Desa Citeureup, Kecamatan Citeureup) Oleh: MERIKA SONDANG SINAGA A14304029 PROGRAM

Lebih terperinci

PEMBUATAN NATA DE COCO DAR I BEBERAPA KONSENTRASI "SKIM" SANTAN DAN SUKROSA

PEMBUATAN NATA DE COCO DAR I BEBERAPA KONSENTRASI SKIM SANTAN DAN SUKROSA PEMBUATAN NATA DE COCO DAR I BEBERAPA KONSENTRASI "SKIM" SANTAN DAN SUKROSA Oleh DINI ANDRIANI F 29.1657 1996 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR PEMBUATAN NATA DE COCO DARI BEBERAPA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cake merupakan adonan panggang yang dibuat dari empat bahan dasar yaitu tepung terigu, gula, telur dan lemak. Cake banyak digemari masyarakat terutama bagi anak-anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan setiap orang akan makanan tidak sama, karena kebutuhan akan berbagai zat gizi juga berbeda. Umur, Jenis kelamin, macam pekerjaan dan faktorfaktor lain menentukan

Lebih terperinci

PENGARUH PROPORSI TEPUNG TERIGU : PISANG TANDUK KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR TERHADAP KUALITAS CAKE SKRIPSI. Oleh :

PENGARUH PROPORSI TEPUNG TERIGU : PISANG TANDUK KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR TERHADAP KUALITAS CAKE SKRIPSI. Oleh : PENGARUH PROPORSI TEPUNG TERIGU : PISANG TANDUK KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR TERHADAP KUALITAS CAKE SKRIPSI Oleh : PRAPTI AKHIRININGSIH NPM : 0533010001 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PENGOLAHAN TERHADAP KANDUNGAN MINERAL REMIS (Corbicula javanica) RIKA KURNIA

PENGARUH METODE PENGOLAHAN TERHADAP KANDUNGAN MINERAL REMIS (Corbicula javanica) RIKA KURNIA PENGARUH METODE PENGOLAHAN TERHADAP KANDUNGAN MINERAL REMIS (Corbicula javanica) RIKA KURNIA DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan Energi Protein (KEP) merupakan salah satu. permasalahan gizi di Indonesia (Herman, 2007). Balita yang menderita KEP

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan Energi Protein (KEP) merupakan salah satu. permasalahan gizi di Indonesia (Herman, 2007). Balita yang menderita KEP BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kekurangan Energi Protein (KEP) merupakan salah satu permasalahan gizi di Indonesia (Herman, 2007). Balita yang menderita KEP berisiko mengalami defisiensi zat gizi

Lebih terperinci

PERAN TEPUNG SINGKONG PADA KUALITAS MIE SAYUR SKRIPSI

PERAN TEPUNG SINGKONG PADA KUALITAS MIE SAYUR SKRIPSI PERAN TEPUNG SINGKONG PADA KUALITAS MIE SAYUR SKRIPSI Oleh : Dian Islamiyati NPM 0933010024 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai : Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Pemikiran, Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri.

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kacang kedelai merupakan salah satu tanaman multiguna, karena dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri. Kedelai adalah salah satu tanaman jenis

Lebih terperinci

Alumni Prodi.Pend.Biologi FKIP Unigal, 2) Dosen Prodi.Pend.Biologi FKIP Unigal,

Alumni Prodi.Pend.Biologi FKIP Unigal,   2) Dosen Prodi.Pend.Biologi FKIP Unigal, PENGARUH PEMBERIAN PAKAN Azolla pinnata TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Orechromis niloticus) Oleh: Gita Rosyana 1),Nur Ilmiyati 2),Romdah Romansyah 3) 1) Alumni Prodi.Pend.Biologi FKIP Unigal, Email :

Lebih terperinci

PENGARUH PERBANDINGAN GULA PUTIH DENGAN GULA MERAH DAN PENAMBAHAN SANTAN TERHADAP MUTU ABON JAMUR TIRAM

PENGARUH PERBANDINGAN GULA PUTIH DENGAN GULA MERAH DAN PENAMBAHAN SANTAN TERHADAP MUTU ABON JAMUR TIRAM PENGARUH PERBANDINGAN GULA PUTIH DENGAN GULA MERAH DAN PENAMBAHAN SANTAN TERHADAP MUTU ABON JAMUR TIRAM SKRIPSI OLEH : WINDA WIDYASTUTI 120305028 / ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

KOMPLEMENTASI KEDELAI DEBIGAN BERAS; UNTUK PEMBUATAN TEMPE

KOMPLEMENTASI KEDELAI DEBIGAN BERAS; UNTUK PEMBUATAN TEMPE ., " r..4 KOMPLEMENTASI KEDELAI DEBIGAN BERAS; UNTUK PEMBUATAN TEMPE Oleh KlSMAWAN THEN F 24.0231 1992 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANlAN IPJSTITUT PERTANIAN BOGOR B O G O R Kismawan Then. F 24.0231. Komplementasi

Lebih terperinci

SKRIPSI EVALUASI MUTU GIZI DAN INDEKS GLIKEMIK COOKIES DAN DONAT TEPUNG TERIGU YANG DISUBSTITUSI PARSIAL DENGAN TEPUNG BEKATUL

SKRIPSI EVALUASI MUTU GIZI DAN INDEKS GLIKEMIK COOKIES DAN DONAT TEPUNG TERIGU YANG DISUBSTITUSI PARSIAL DENGAN TEPUNG BEKATUL SKRIPSI EVALUASI MUTU GIZI DAN INDEKS GLIKEMIK COOKIES DAN DONAT TEPUNG TERIGU YANG DISUBSTITUSI PARSIAL DENGAN TEPUNG BEKATUL Oleh: Indira Saputra F24103088 2008 DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS

Lebih terperinci

SUPLEMENTASI IKAN PADA NIAKANAN RlNGAN PRODUK EKSTRUSl DENGAN BAHAN DASAR BERAS

SUPLEMENTASI IKAN PADA NIAKANAN RlNGAN PRODUK EKSTRUSl DENGAN BAHAN DASAR BERAS S K R I P S I SUPLEMENTASI IKAN PADA NIAKANAN RlNGAN PRODUK EKSTRUSl DENGAN BAHAN DASAR BERAS Oleh YUNI SULISTYOWATI F 27. 0105 1995 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR B 0 G 0 R Yuni

Lebih terperinci