BAB I PENDAHULUAN. memajukan perekonomian di Indonesia. Sampai kini sektor swasta masih

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. memajukan perekonomian di Indonesia. Sampai kini sektor swasta masih"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan perekonomian di Indonesia dilaksanakan oleh tiga sektor yaitu, sektor pemerintah melalui BUMN, sektor swasta, dan koperasi. Ketiga sektor ini diharapkan mampu berjalan sejajar dan berdampingan dalam memajukan perekonomian di Indonesia. Sampai kini sektor swasta masih mendominasi sektor perekonomian di Indonesia dan sektor koperasi kontribusinya terhadap perekonomian di Indonesia masih berada di lini terakhir (Rupa, 2009). Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat daerah kerja pada umumnya, dengan demikian koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan sokoguru perekonomian nasional (Ikatan Akuntan Indonesia, 1998). Pengertian ini selaras dengan definisi yang dikemukakan oleh International Cooperative Alliance (ICA) bahwa A cooperative is an autonomous association of persons united voluntarily to meet their common economic, social, and cultural needs and aspirations through a jointly-owned and democratically-controlled enterprise. Pernyataan ini pun sejalan dengan tujuan koperasi sebagaimana disebut dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian: Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut 1

2 2 membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945 (Mutasowifin, 2002). Umumnya kinerja suatu koperasi diukur dari perspektif keuangan. Pengukuran dengan metode ini mempunyai banyak kelemahan karena tidak cukup mewakili kinerja keseluruhan perusahaan di luar aspek keuangan (Susanti, 2010). Tujuan finansial hanya akan tercapai mana kala didukung oleh jumlah pelanggan yang signifikan. Demikian selanjutnya jumlah pelanggan yang signifikan hanya akan tercapai jika didukung oleh kesiapan manajemen bisnis internal profesional yang mengarah kepada peningkatan kepuasan pelanggan. Manajemen bisnis internal profesional perlu didukung oleh proses pembelajaran dan pertumbuhan yang mengarah pada peningkatan ketrampilan sumber daya manusia, sistem dan teknologi (Gunawan, 2009). Indikator non finansial menjadi suatu alternatif baru dalam menilai kinerja suatu organisasi. Indikator finansial maupun non finansial seharusnya tidak dilihat sebagai sesuatu yang saling menggantikan, keduanya seharusnya merupakan suatu kesatuan yang dapat mencerminkan kinerja organisasi secara keseluruhan. Balanced scorecard mengakomodir kedua macam indikator ini baik finansial maupun non finansial (Susilo, 2007). Balanced scorecard dimulai dan diperkenalkan pada awal tahun 1990 di USA oleh David P Norton dan Robert Kaplan melalui suatu riset tentang Mengukur Kinerja Organisasi Masa Depan yang dipimpin oleh David Norton dan Robert Kaplan dalam upaya mengembangkan suatu model pengukuran kinerja

3 3 yang baru (Kaplan dan Norton, 2000). Balanced scorecard digunakan untuk mengukur kinerja dengan memperhatikan keseimbangan antara sisi keuangan dan non keuangan, antara jangka pendek dan jangka panjang serta melibatkan faktor internal dan eksternal. Berdasarkan hasil studi tersebut dapat dijelaskan bahwa untuk mengukur kinerja masa depan, diperlukan pengukuran yang komprehensif mencakup empat perspektif yaitu: keuangan, customer, proses bisnis/internal, dan pembelajaran-pertumbuhan. Koperasi selaku badan usaha yang tergolong organisasi modern dalam aktivitasnya diharapkan telah melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, pengembangan organisasi, pengelolaan aktiva, pengembangan pemasaran, dan pengelolaan keuangan serta pengembangan kemitraan. Dengan demikian pengukuran kinerja dengan balanced scorecard tersebut pada hakekatnya dapat dilakukan modifikasi sesuai dengan karakter organisasi koperasi sebagai badan usaha dan kumpulan orang yang disebut anggota. Selanjutnya, di dalam implementasinya terhadap koperasi perlu ditentukan variabel pengukuran kinerja yaitu aspek keorganisasian, aspek keanggotaan, aspek keuangan, dan aspek kemitraan, serta aspek pemasaran/pelayanan. Koperasi Perikanan Segaraning Harum merupakan salah satu koperasi perikanan yang terletak di Tanjung Benoa, Kabupaten Badung. Koperasi ini berdiri pada tahun 2005 dengan badan hukum Nomor; 03/BH/DISKOP/01/2006. Koperasi Perikanan Segaraning Harum memiliki jumlah anggota sebanyak 416 orang yang terdiri atas nelayan dan masyarakat daerah pesisir. Koperasi perikanan Segaraning Harum memiliki 4 unit usaha yaitu kedai pesisir, simpan pinjam,

4 4 pelelangan ikan, dan PSPDN (Premium Solar Packaged Dealer Nelayan). Dalam mengelola aktivitas Koperasi Perikanan Segaraning Harum ini dilengkapi dengan badan pengawas sebanyak 2 orang, pengurus koperasi sebanyak 4 orang, kepala unit sebanyak 4 orang, dan dibantu 25 karyawan. Perkembangan Keuangan Koperasi Perikanan Segaraning Harum dapat dilihat pada Tabel 1.1 Tabel 1.1 Perkembangan Keuangan Koperasi Perikanan Segaraning Harum Tahun 2009 s.d 2013 Tahun Total Aktiva (Rp) Perkem bangan (%) Modal (Rp) Perkem bangan (%) Sisa Hasil Usaha (Rp) Perkem bangan (%) , , ,32 18, , ,06 11, ,06 18, , ,67 19, ,11 3, , ,05 0, ,26 14, , ,15 8,05 Sumber: Koperasi Perikanan Segaraning Harum, 2014 Berdasarkan Tabel 1.1 perkembangan total aktiva tahun 2010 s/d 2011 merupakan yang paling tinggi dari lima tahun yaitu sebesar 18,43%, sedangkan tahun berikutnya yaitu tahun 2011 s/d 2012 merupakan yang paling rendah yaitu sebesar 3,10%. Perkembangan modal Koperasi perikanan Segaraning Harum pada tahun 2010 s/d 2011 merupakan perkembangan modal yang tertinggi yaitu sebesar 11,87%, sedangkan perkembangan modal terendah terjadi pada tahun 2009 s/d 2010 yaitu sebesar -17,91%. Perkembangan sisa hasil usaha (SHU) yang tertinggi terjadi pada tahun 2010 s/d 2011 sebesar 19,82%, sedangkan perkembangan nilai sisa hasil usaha (SHU) yang terendah terjadi pada tahun 2011 s/d 2012 yaitu sebesar 0,72% (Koperasi Perikanan Segaraning Harum 2009 s/d 2013).

5 5 Secara finansial, perkembangan Koperasi Perikanan Segaraning Harum berfluktuasi. Kondisi analisis finansial yang berfluktuasi pada tabel 1.1 inilah yang menyebabkan pentingnya melakukan penerapan elemen balanced scorecard di Koperasi Perikanan Segaraning Harum. Penerapannya memfokuskan pengerahan sumber daya koperasi untuk tujuan jangka panjang. Penerapan elemen balanced scorecard secara komprehensif sangat dibutuhkan agar pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengambil keputusan secara cermat untuk mengatasi masalah yang terdapat pada koperasi. Penerapan elemen balanced scorecard diharapkan mampu merumuskan strategi koperasi, sehingga tercapainya keselarasan tujuan dan mendorong sumber daya koperasi untuk bertindak yang terbaik bagi koperasi. Elemen balanced scorecard tersebut yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, persepektif proses bisnis internal, dan persepektif pembelajaran dan pertumbuhan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan: 1. Bagaimana penerapan elemen perspektif keuangan di Koperasi Perikanan Segaraning Harum? 2. Bagaimana penerapan elemen perspektif pelanggan di Koperasi Perikanan Segaraning Harum? 3. Bagaimana penerapan elemen perspektif proses bisnis internal di Koperasi Perikanan Segaraning Harum?

6 6 4. Bagaimana penerapan elemen perspektif pembelajaran dan pertumbuhan di Koperasi Perikanan Segaraning Harum? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menjelaskan penerapan elemen perspektif keuangan di Koperasi Perikanan Segaraning Harum. 2. Menjelaskan penerapan elemen perspektif pelanggan di Koperasi Perikanan Segaraning Harum. 3. Menjelaskan penerapan elemen perspektif proses bisnis internal di Koperasi Perikanan Segaraning Harum. 4. Menjelaskan penerapan elemen perspektif pembelajaran dan pertumbuhan di Koperasi Perikanan Segaraning Harum. 1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat sebagai berikut. 1. Pada aspek manfaat akademik, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi khasanah pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam lingkup sosial ekonomi pertanian mengenai kinerja koperasi perikanan.

7 7 2. Pada aspek manfaat praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran mengenai analisis kinerja koperasi bagi manajemen Koperasi Perikanan Segaraning Harum dalam upaya pencapaian tujuan organisasi dari perspektif keuangan dan non keuangan. 3. Pada aspek manfaat kebijakan, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada pemerintah khususnya yang bergerak dalam bidang koperasi untuk upaya pemberdayaan koperasi.

8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Pengertian koperasi Menurut Sumarni dan Soeprihanto (1995) koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota dengan bekerjasama secara kekeluargaan, menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya. Berdasarkan definisi tersebut maka di dapat adanya unsur-unsur yang terkandung dalam koperasi, antara lain: 1. Berazaskan kekeluargaan atau bersifat gotong royong. 2. Bertujuan mengembangkan kesejahteraan anggotanya, kesejahteraan masyarakat dan daerah. 3. Keangotaan koperasi bersifat sukarela atas dasar kekeluargaan 4. Pembagian sisa hasil usaha didasarkan atas keseimbangan jasa. 5. Kekuasaan tertinggi dalam koperasi terdapat pada rapat anggota. Koperasi berusaha mendidik anggotanya kearah kesadaran berkoperasi, menyelenggarakan salah satu atau beberapa usaha dalam lapangan perekonomian dan mewajibkan serta menggiatkan anggotanya untuk menyimpan secara teratur. 8

9 Landasan, azas, tujuan, dan prinsip koperasi Koperasi Indonesia berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, serta berdasarkan atas azas kekeluargaan. Tujuan koperasi adalah untuk memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 (Pasal 3 UU No. 25 Tahun 1992). Fungsi koperasi sendiri adalah sebagai berikut; a) Sebagai urat nadi kegiatan perekonomian Indonesia; b) Sebagai upaya mendemokrasikan sosial ekonomi Indonesia; c) Untuk meningkatkan kesejahteraan warga negara indonesia; dan d) Memperkokoh perekonomian rakyat indonesia dengan jalan pembinaan koperasi. Menurut Undang-Undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa fungsi dan peran koperasi: 1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya; 2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat 3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko-gurunya 4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional, yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi

10 10 Prinsip`koperasi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan berkoperasi. Dengan melaksanakan keseluruhan prinsip tersebut, koperasi mewujudkan dirinya sebagai badan usaha sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berwatakan sosial. Adapun prinsip koperasi tersebut adalah keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka, pengelolaan dilakukan secara demokratis, pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota, pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal, dan kemandirian. Dalam mengembangkan koperasi, maka koperasi melaksanakan pula prinsip koperasi, seperti pendidikan perkoperasian dan kerjasama antar koperasi (Depkop dan PPK, 1996). 2.2 Penilaian Kinerja Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Definisi tersebut menunjukan bahwa kinerja merupakan kemampuan yang ditunjukkan melalui proses atau cara bekerja untuk mencapai hasil yang ingin dicapai (Setiyaningsih, 2012). Yuwono (2004) menyatakan bahwa penilaian kinerja merupakan sarana bagi manajemen untuk mengetahui sejauh mana tujuan perusahaan telah tercapai, menilai prestasi bisnis, manajer, divisi, dan individu dalam perusahaan, serta memprediksi harapan-harapan perusahaan pada masa yang akan datang. Mulyadi (2005) juga mengemukakan bahwa penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang ditetapkan

11 11 sebelumnya. Pengukuran kinerja memberikan suatu alat untuk menetapkan angka sebutan untuk pembanding sepanjang waktu. Pengukuran kinerja merupakan suatu cara mengukur arah dan kecepatan perubahan, yang dapat diibaratkan seperti alat ukur pengukur kecepatan dari sebuah mobil (Prijambodo, 2012). Banyak metode yang telah dikembangkan untuk melakukan pengukuran kinerja suatu perusahaan. Dalam manajemen tradisional, ukuran kinerja yang biasa digunakan adalah ukuran keuangan. Hal ini disebabkan karena ukuran keuangan inilah yang paling mudah dideteksi, sehingga pengukuran kinerja personel juga diukur dengan dasar keuangan. Kinerja lain seperti peningkatan komitmen personel, peningkatan kompetensi dan lain sebagainya seringkali diabaikan. Dalam pendekatan balanced scorecard, pengukuran kinerja didasarkan pada aspek keuangan maupun non keuangan. Aspek non keuangan mendapat perhatian yang cukup serius karena pada dasarnya peningkatan kinerja keuangan bersumber dari aspek non keuangan yaitu peningkatan cost-effectiveness proses bisnis, peningkatan komitmen organisasi dan peningkatan kepercayaan customer terhadap produk yang dihasilkan, sehingga apabila perusahaan akan melakukan pelipatgandaan kinerja maka fokus perhatian perusahaan haruslah ditujukan kepada peningkatan kinerja di bidang non-keuangan karena dari situlah kinerja keuangan berasal (Ciptani, 2000) Pada dasarnya terdapat tiga langkah dalam mendefinisikan pengukuran untuk suatu program balanced scorecard, yaitu: langkah I: Mendefinisikan pengukuran untuk setiap tujuan strategis. Setiap tujuan strategis dari setiap perspektif dalam program balanced scorecard harus paling sedikit memilki satu

12 12 pengukuran kinerja; langkah II: Mendefinisikan sumber-sumber untuk pengukuran (identifikasi menggunakan tanda periksa V); dan langkah III: mendefinisikan bagaimana pengukuran itu diturunkan (dihasilkan) dan dilaporkan (Prijambodo, 2012) 2.3 Balanced Scorecard Untuk menunjang kebutuhan suatu organisasi dalam mencapai suatu keberhasilan di masa mendatang dengan suatu strategi bersaing, maka perlu dikembangkan suatu analisis dalam melakukan pengukuran terhadap kinerjanya. Dalam hal ini akuntansi manajemen mengembangkan suatu metode yaitu balanced scorecard. Balanced scorecard menurut Mulyadi (2005) terdiri atas dua kata yaitu: balance (seimbang) dan scorecard (kartu skor). Kata balance menunjukkan bahwa kinerja diukur secara berimbang dari aspek keuangan dan non keuangan, jangka panjang dan jangka pendek, serta interen dan eksteren sedangkan kata scorecard adalah kartu yang digunakan untuk mencatat nilai hasil kinerja. Pendekatan balanced scorecard melibatkan identifikasi komponenkomponen kunci dari operasi, menetapkan tujuan bagi mereka, dan kemudian menggali cara-cara untuk mengukur kemajuan pencapaian tujuan tersebut. Secara bersamaan, tindakan-tindakan yang memberikan pandangan holistik tentang apa yang terjadi baik di dalam maupun di luar perusahaan atau tingkat operasional, sehingga memungkinkan setiap konstituen dari perusahaan untuk melihat bagaimana kegiatan mereka berkontribusi terhadap pencapaian misi keseluruhan perusahaan (Kaplan dan Norton, 2000)

13 13 Menurut Zulkarnaini (2012) tujuan ukuran balanced scorecard diturunkan dari visi dan strategi perusahaan. Tujuan dan ukuran tersebut memandang bahwa kinerja perusahaan berdasarkan pada empat perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis inernal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Keempat kerangka inilah yang memberi kerangka kinerja bagi balanced scorecard. Perspektif finansial atau keuangan menggambarkan keberhasilan finansial yang dicapai oleh organisasi atas aktivitas yang dilakukan dalam 3 perspektif lainnya. Perspektif pelanggan menggambarkan pelanggan dan segmen pasar di mana organisasi berkompetisi. Perspektif proses bisnis internal mengidentifikasikan proses-proses yang penting untuk melayani pelanggan dan pemilik organisasi. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menggambarkan kemampuan organisasi untuk menciptakan pertumbuhan jangka panjang (Imelda, 2004). Menurut Ika Susanti (2012) karakteristik dari balanced scorecard yaitu komprehensif, koheren, berimbang dan terukur. Komprehensif yaitu memperluas perspektif dalam perencanaan strategik, dari yang semula hanya terbatas pada aspek keuangan menjadi empat perspektif. Koheren yaitu membangun hubungan sebab akibat di antara berbagai sasaran strategik yang dihasilkan dalam perencanaan strategik. Berimbang yaitu antara aspek keuangan dan non keuangan menghasilkan pelayanan publik yang berkesinambungan. Terukur yaitu memberi kemudahan bagi organisasi untuk dapat menentukan ukuran dari sasaran strategi yang akan dicapai.

14 14 Kelemahan yang terdapat pada balanced scorecard menurut Tunggal (2000), antara lain: 1) Tolak ukur kinerja harus konsisten dengan strategi perusahaan, karena bila tolak ukur kinerja tidak konsisten dengan strategi perusahaan, maka karyawan akan bekerja saling tumpang tindih. 2) Balanced scorecard seharusnya tidak mempunyai terlalu banyak tolak ukur kinerja, karena mengakibatkan terjadinya kurang fokus dan kebingungan. Kaplan dan Norton (2000) mengemukakan, bahwa balanced scorecard terdiri atas 4 (empat) perspektif, yakni 1) perspektif pelanggan, 2) perspektif keuangan, 3) perspektif proses bisnis internal, 4) perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Penjabaran lebih rinci dari empat perspektif di atas adalah sebagai berikut. Perspektif keuangan tetap menjadi hal yang sangat diperhatikan karena keuangan suatu ikthisar dari konsekuensi ekonomi yang terjadi yang disebabkan oleh keputusan dan tindakan ekonomi yang diambil. Ukuran kinerja keuangan menunjukan apakah strategik, sasaran strategik, inisiatif strategik, dan implementasinya mampu memberikan kontribusi dalam menghasilkan laba rugi perusahaan. Kaplan dan Norton (2000) mengidentifikasikan tiga tahapan dari siklus kehidupan bisnis, yaitu sebagai berikut. 1. Bertumbuh (Growth). Tahapan awal siklus kehidupan perusahaan, dalam hal ini perusahaan memiliki potensi pertumbuhan terbaik. Disini manajemen terikat dengan komitmen untuk mengembangkan suatu

15 15 produk/jasa dan fasilitas produksi, menambah kemampuan operasi, mengembangkan sistem, infrastruktur dan jaringan distribusi yang akan mendukung jaringan global, serta membina dan mengembangkan hubungan dengan pelanggan. 2. Bertahan (Sustain). Setelah melalui tahap pertumbuhan perusahaan akan berada dalam tahap bertahan. Situasi ini di mana unit bisnis masih memiliki daya tarik bagi penanam investasi dan investasi ulang, tetapi diharapkan mampu menghasilkan pengembalian modal yang cukup tinggi. Pada tahap ini, perusahaan mencoba untuk mempertahankan pangsa pasar yang ada, bahkan mengembangkannya jika memungkinkan. 3. Menuai (Harvest). Pada tahap ini perusahaan benar-benar menuai hasil investasi di tahap-tahap sebelumnya. Perusahaan tidak lagi melakukan lebih jauh kecuali hanya untuk pemeliharaan peralatan dan perbaikan fasilitas, tidak untuk melakukan ekspansi/membangun suatu kemampuan baru. Tujuan utama dalam tahap ini adalah memaksimumkan arus kas yang masuk ke perusahaan. Pada perspektif pelanggan, para manajer mengidentifikasikan pelanggan dan segmen pasar di mana unit bisnis tersebut akan bersaing dan berbagai ukuran kinerja unit bisnis didalam segmen pasar. Ukuran utama tersebut terdiri atas kepuasan pelanggan, retensi pelanggan, akuisisi pelanggan baru, profitibilitas pelanggan, dan pangsa pasar di segmen sasaran (Kaplan dan Norton, 2000). Kepuasan pelanggan sebagai salah satu alat ukur penilaian kinerja perspektif pelanggan, sangat bergantung pada persepsi pelanggan. Jika apa yang

16 16 diharapkan pelanggan sesuai dengan kinerja yang diberikan, maka pelanggan akan terpuaskan. Menurut Tjiptono (2000) ada lima dimensi pokok yang menentukan kualitas jasa, yaitu: a. Bukti langsung (tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi. b. Keandalan (reliability), adalah kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan. c. Daya tanggap (responsiveness), adalah keinginan para staf dan karyawan untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap. d. Jaminan (assurance), mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan. e. Empati (empathy), meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami pelanggan. Disamping itu terciptanya customer satisfaction merupakan salah satu indikator pengukuran kinerja organisasi sektor publik dewasa ini. Pendekatan dalam pengukuran kinerja bisa dimodifikasi agar layak digunakan untuk menilai kinerja akuntabilitas publik yang sebenarnya. Balanced scorecard bisa digunakan dalam berbagai macam cara agar mampu mendeteksi ketercapaian organisasi publik dalam melayani masyarakat (Fontanella, 2009) Menurut Kaplan dan Norton (2000) dalam perspektif proses bisnis internal, para eksekutif mengidentifikasikan berbagai proses bisnis internal penting yang harus dikuasai dengan baik oleh perusahaan. Proses ini memungkinkan unit bisnis untuk memberikan proposisi nilai yang akan menarik perhatian dan mempertahankan pelanggan dalam segmen pasar dan memenuhi

17 17 harapan keuntungan finansial yang tinggi para pemegang saham. Rantai nilai proses bisnis internal terdiri dari tiga proses bisnis utama, yaitu. a. Proses inovasi, merupakan pengidentifikasian kebutuhan pelanggan masa kini, masa datang serta mengembangkan solusi baru untuk kebutuhan pelanggan meliputi: peluncuran produk baru, dan mempercepat penyerahan produk ke pasar. b. Proses operasi, merupakan gelombang pendek penciptaan nilai dalam perusahaan. Proses operasi menitikberatkan kepada penyampaian produk dan jasa kepada pelanggan secara efisien, konsisten, dan tepat waktu. c. Proses pelayanan purna jual, tahap ini adalah nilai rantai internal. Proses ini merupakan jasa pelayanan pada pelanggan setelah penjualan produk/jasa tersebut dijual. Perusahaan dapat mengukur apakah upayanya dalam pelayanan purna jual ini telah memenuhi harapan pelanggan dengan menggunakan pengukuran yang bersifat waktu, mutu, dan biaya. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan mengidentifikasikan infrastruktur yang harus dibangun perusahaan dalam menciptakan kinerja jangka panjang. Dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, ukuran yang berorientasi kepada pekerja terdiri atas gabungan ukuran hasil generik/kepuasan, tingkat retensi, pelatihan dan keahlian pekerja ditambah dengan faktor pendorong ukuran generik ini (Kaplan dan Norton, 2000). Tujuan yang ditetapkan dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah menyediakan infrastruktur yang memungkinkan agar tiga perspektif lainnya dapat tercapai. Tujuan dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

18 18 merupakan faktor pendorong dihasilkannya kinerja yang istimewa dalam tiga perspektif yaitu keuangan, pelanggan, dan proses bisnis internal. Kelompok pengukuran utama untuk menilai kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yaitu. a. Kepuasan karyawan, di mana tujuan kepuasan karyawan menyatakan bahwa moral karyawan dan kepuasan kerja secara keseluruhan saat ini dipandang sangat penting oleh sebagian besar perusahaan. Oleh karena itu perusahaan ingin mencapai tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi, perlu memiliki pelanggan yang dilayani oleh pekerja yang terpusatkan oleh perusahaan. b. Retensi karyawan, di mana tujuannya adalah memperhatikan selama mungkin para karyawan yang diminati oleh perusahaan karena mereka merupakan modal intelektual khusus organisasi dan aktiva non keuangan yang bernilai bagi perusahaan. Tingkat perputaran karyawan merupakan tolok ukur umum untuk menentukan tingkat loyalitas karyawan yang diukur dengan persentase orang yang keluar setiap tahun di lingkungan perusahaan. Menurut Singgih (2001) dalam metode pengukuran kinerja balanced scorecard ada 3 prinsip yang memungkinkan strategi dapat diterjemahkan kedalam berbagai tujuan dalam setiap perspective, dalam perencanaan strategis, yaitu sebagai berikut ini: a. Hubungan sebab dan akibat. Rantai sebab dan akibat harus mencakup keempat faktor balanced scorecard jadi setiap pengukuran yang dipilih dalam

19 19 balanced scorecard harus menjadi elemen dari rantai hubungan sebab dan akibat yang mengkomunikasikan arti dari strategi pada sebuah perusahaan b. Ukuran hasil dan ukuran pemicu kinerja. Tolok ukur inilah yang berfungsi sebagai alat untuk mengetahui perubahan kinerja perusahaan (lebih baik, lebih buruk, atau tetap). c. Keterkaitan dengan masalah financial. Hubungan sebab akibat semua ukuran dalam sebuah balanced scorecard harus terkait dengan setiap tujuan financial perusahaan.

20 BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Berpikir Pembangunan perekonomian di Indonesia dilaksanakan oleh tiga sektor yaitu, sektor pemerintah melalui BUMN, sektor swasta, dan koperasi. Sampai kini sektor swasta masih mendominasi sektor perekonomian di Indonesia dan sektor koperasi kontribusinya terhadap perekonomian di Indonesia masih berada di lini terakhir. Koperasi sebagai badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi sekaligus sebagai gerakan rakyat berdasarkan atas asas kekeluargaan. Oleh karena itu, sebagai salah satu pelaku ekonomi, koperasi diharapkan mampu menjadi soko guru perekonomian Indonesia. Koperasi Perikanan Segaraning Harum merupakan salah satu koperasi perikanan yang terletak di Tanjung Benoa, Kabupaten Badung. Koperasi ini berdiri pada tahun 2005 dengan badan hukum Nomor; 03/BH/DISKOP/01/2006. Koperasi Perikanan Segaraning Harum hanya melakukan analisis kinerja secara keuangan. Pengukuran dengan metode ini mempunyai banyak kelemahan karena tidak cukup mewakili kinerja keseluruhan koperasi di luar aspek keuangan. Alat analisis yang tidak hanya mengukur aspek keuangan adalah balanced scorecard. Elemen balanced scorecard tersebut yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, persepektif proses bisnis internal, dan persepektif pembelajaran dan pertumbuhan. Penerapan elemen balanced scorecard memfokuskan pengerahan sumber daya koperasi untuk tujuan jangka panjang. Penerapan elemen balanced 20

21 21 scorecard diharapkan mampu merumuskan strategi koperasi, sehingga tercapainya keselarasan tujuan dan mendorong sumber daya koperasi untuk bertindak yang terbaik bagi koperasi. Kerangka pemikiran digambarkan seperti pada Gambar 3.1 berikut ini. Pembangunan perekonomian Indonesia Koperasi sebagai sokoguru perekonomian Koperasi Perikanan Segaraning Harum Kinerja Koperasi Perikanan Segaraning Harum Perspektif keuangan Perspektif pelanggan Perspektif proses bisnis internal Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Penerapan Elemen Balanced Scorecard di Koperasi Perikanan Segaraning Harum Rekomendasi Gambar 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Penerapan Elemen Balanced Scorecard di Koperasi Perikanan Segaraning Harum

22 Kerangka Konseptual Penerapan elemen balanced scorecard di Koperasi Perikanan Segaraning Harum menggunakan empat perspekif yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspekif pembelajaran dan pertumbuhan. Perspektif keuangan yaitu: (1) Rasio likuiditas dengan menggunakan Current Ratio; (2) Rasio solvabilias dengan menggunakan Total Asset to Debt Ratio; dan (c) Rasio rentabilitas dengan menggunakan Return on Asset. Perspektif pelanggan yaitu: (1) Kepuasan pelanggan; (2) Retensi pelanggan. Perspektif proses bisnis internal yaitu Manufacturing Cycle Effective-ness (MCE) pembuatan tabungan <30 menit per transaksi dan permohonan kredit yaitu <30 menit per transaksi. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yaitu (1) kepuasan karyawan; (2) retensi karyawan. Kerangka konseptual secara lebih mendetail yaitu sebagai berikut: Perspektif Keuangan : 1. Ratio likuiditas: Current ratio 2. Ratio Solvabilitas: Total assets to debt ratio 3. Ratio Rentabilitas: Return on asset Perspektif Pelanggan : 1. Kepuasan pelanggan 2. Retensi pelanggan Perspektif Proses Bisnis Internal : 1. MCE pembuatan tabungan < 30 menit 2. MCE permohonan kredit < 30 menit Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan : 1. Tingkat kepuasan karyawan 2. Retensi karyawan Penerapan Elemen Balanced Scorecard di Koperasi Perikanan Segaraning Harum Gambar 3.2 Kerangka Konseptual Penerapan Elemen Balanced Scorecard Koperasi Perikanan Segaraning Harum

23 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif yaitu sebuah penelitian yang bertujuan untuk memberikan atau menjabarkan suatu keadaan atau fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual (Sugiyono, 2011). Dalam penelitian ini yang berjudul Balanced Scorecard sebagai Pengukuran Kinerja Koperasi Perikanan Segaraning Harum Kabupaten Badung, membahas mengenai penerapan 4 elemen balanced scorecard di Koperasi Perikanan Segaraning Harum. Balanced scorecard akan diterapkan selama sebulan di unit simpan pinjam Koperasi Perikanan Segaraning Harum. Dalam penelitian ini dirancang analisis data yang akan dilakukan melalui bagan implementasi balanced scorecard yang meliputi empat perspektif yaitu perspektif finansial, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan karyawan dengan metode analisis deskriptif. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Koperasi Perikanan Segaraning Harum yang bertempat di Jalan Segara Kulon No 29 Tanjung Benoa Badung. Pengumpulan data lapang ini dilakukan dari bulan November sampai Desember 23

24 Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu pemilihan lokasi penelitian dipilih secara sengaja dengan dasar pertimbangan sebagai berikut. 1. Koperasi Perikanan Segaraning Harum merupakan salah satu koperasi perikanan yang terletak di Kabupaten Badung. 2. Koperasi Perikanan Segaraning Harum dalam menjalankan unit usahanya masih menggunakan tolok ukur yang hanya berfokus pada perspektif keuangan. 3. Pihak manajemen bersikap terbuka sehingga data dalam penelitian mudah diperoleh. 4.3 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan elemen balanced scorecard di Koperasi Perikanan Segaraning Harum. Penerapan elemen balanced scorecard meliputi empat perspektif yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Penelitian ini bersifat deskriptif. Untuk mengetahui penerapan elemen balanced scorecard di Koperasi Perikanan Segaraning Harum akan diukur dengan menggunakan bagan implementasi balanced scorecard. Bagan ini dimaksudkan untuk mengetahui implementasi dari 4 perspektif balanced scorecard yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.

25 Penentuan Sumber Data Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sampel adalah sebagian dari populasi itu (Sugiyono, 2009). Populasi pelanggan dalam penelitian ini adalah seluruh pelanggan yang telah menjadi anggota Koperasi Perikanan Segaraning Harum. Jumlah anggota Koperasi Perikanan Segaraning Harum pada tahun 2013 berjumlah 416 orang. Populasi karyawan adalah jumlah seluruh karyawan yang bekerja pada Koperasi Perikanan Segaraning Harum sampai dengan 2013 sebesar 35 orang. Teknik pengambilan sampel karyawan dengan menggunakan metode sampling jenuh atau sensus yaitu teknik pengambilan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Ukuran sampel anggota koperasi ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin (Husein, 2003) yaitu: N n = 2 1 Ne Keterangan: n = ukuran sampel N = populasi e = batas kesalahan Berdasarkan rumus diatas jumlah pelanggan anggota di Koperasi Perikanan Segaraning Harum pada tahun 2013 sejumlah 416 orang dengan batas

26 26 kesalahan 10 persen, maka ukuran sampelnya sebesar 80,62 atau dibulatkan menjadi 81 orang. Teknik pengambilan sampel anggota koperasi yaitu accidental sampling. Accidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2009). Kriteria utama yang dijadikan sampel pelanggan dalam penelitian ini adalah orang tersebut merupakan anggota dari Koperasi Perikanan Segaraning Harum Jenis dan Sumber Data Penelitian Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi yang dilakukan secara langsung dengan pihak-pihak yang terkait langsung dalam memberikan informasi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Data yang dicari meliputi sejarah koperasi, struktur organisasi, laporan keuangan dari tahun 2009 s.d 2013, dan data penunjang lainnya. Jenis data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka sedangkan data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka. Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya yang mampu memberikan informasi yang terkait dengan penelitian, seperti

27 27 dokumen, buku-buku yang menunjang dalam penelitian, serta penggunaan media internet Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa metode, yaitu: (1) Observasi yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung ke lokasi penelitian untuk mengamati kondisi koperasi dan usaha koperasi secara langsung. Hal ini bertujuan selain untuk mengetahui kondisi dari objek penelitian, juga untuk memperoleh informasi yang lebih jelas mengenai kinerja keuangan dan transaksi pembuatan tabungan dan permohonan kredit koperasi. (2) Dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan cara meneliti dokumen-dokumen yang ada untuk dapat digunakan menurut kehendak peneliti, dapat dilakukan dengan cara mengambil data sekunder dari catatan atau buku yang ada koperasi, untuk data seperti jumlah anggota, laporan keuangan, sejarah, dan struktur koperasi dan lain-lain. (3) Wawancara, yaitu merupakan penyebaran kuesioner kepada pelanggan dan karyawan Koperasi Perikanan Segaraning Harum, menyangkut tingkat kepuasan yang diperoleh pelanggan dan karyawan Koperasi Perikanan Segaraning Harum. Metode ini digunakan untuk menyaring pendapat dan persepsi pelanggan serta karyawan dengan pertanyaan berbentuk pilihan, sehingga responden dapat memilih sesuai dengan jawaban yang diinginkan.

28 Variabel Penelitian Pengukuran variabel penelitian Pengukuran variabel penelitian dilakukan berdasarkan indikator dan parameter. Pengukuran adalah pemberian angka pada obyek atau kejadian berdasarkan kaidah-kaidah tertentu dan pemberian nilai dalam bentuk angka pada suatu obyek. Mengukur obyek, dilakukan melalui mengukur indikasi atau ciri-ciri obyek pengamatan, berdasarkan hal-hal yang diduga merupakan indikasi sifatsifat obyek yang diamati tersebut (Kerlinger, 2000). Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: (1) Perspektif finansial Perspektif finansial diukur berdasarkan indikator dan parameter seperti terlihat pada Tabel 4.1. Berdasarkan telaah pustaka terdapat tiga indikator dan 6 parameter. Tabel 4. 1 Indikator dan Parameter Perspektif Finansial Variabel Indikator Parameter Rasio Likuiditas Current Ratio (1) Aktiva lancar (2) Pasiva lancar Rasio Solvabilitas Total Debt to Total Asset (1) Total utang (2) Total aktiva Rasio Rentabilitas Return on Asset (1) Sisa hasil usaha (2) Total aktiva Sumber: Sari, 2013 Pengukuran perspektif finansial diukur berdasarkan indikator dan parameter seperti terlihat pada Tabel 4.1. Menurut Sari (2014) terdapat empat variabel yang digunakan dalam perspekif finansial, sedangkan dalam penelitian

29 29 ini hanya digunakan tiga variabel. Perspektif finansial terdiri atas tiga indikator dan enam parameter. (2) Perspektif pelanggan Perspektif pelanggan diukur berdasarkan indikator dan parameter seperti terlihat pada Tabel 4.2. Berdasarkan telaah pustaka terdapat lima indikator dan 25 parameter. Tabel 4. 2 Indikator dan Parameter Perspektif Pelanggan Variabel Indikator Parameter Kepuasan Pelanggan 1. Bukti langsung (1) Fasilitas koperasi yang memadai yaitu tersedianya toilet (2) Kondisi koperasi bersih (3) Karyawan koperasi berpenampilan rapi (4) Penataan interior koperasi menarik (5) Kegiatan operasional koperasi didukung oleh petugas yang memadai 2. Keandalan (1) Transaksi dilakukan dalam waktu yang singkat (2) Informasi yang disampaikan karyawan koperasi mudah dipahami (3) Pelayanan yang diberikan koperasi sudah sesuai yang diharapkan (4) Koordinasi karyawan di lingkungan koperasi sangat baik (5) Karyawan koperasi mampu menanggapi nasabah dengan cepat 3. Daya tanggap (1) Karyawan koperasi ramah dalam melayani Anda (2) Anda merasa nyaman bertransaksi di koperasi (3) Karyawan koperasi melayani Anda dengan cepat (4) Karyawan koperasi mampu meyakinkan dalam mengatasi keluhan Anda (5) Karyawan harus selalu bersedia membantu Anda 4. Jaminan (1) Karyawan koperasi bekerja dengan trampil

30 30 (2) Prosedur pengurusan administrasi jelas (3) Karyawan koperasi menguasai bidang pekerjaannya masing-masing (4) Anda dapat mempercayai karyawan (5) Kejujuran sikap para karyawan dalam melayani anggota 5. Empati (1) Karyawan koperasi dapat melakukan komunikasi dengan baik saat melayani Anda (2) Karyawan koperasi memberi perhatian kepada Anda (3) Karyawan koperasi memahami kebutuhan transaksi Anda (4) Sikap adil yang ditunjukkan para karyawan dalam melayani pelanggan (5) Pembagian kerja di antara karyawan sesuai dengan jenis pelayanan Sumber: Rupa, 2009 Menurut Rupa (2009), terdapat lima indikator yang mencerminkan tingkat kepuasan pelanggan. Hasil pengukuran kepuasan pelanggan dibagi menjadi lima kategori, yakni: nilai 5 untuk kategori sangat puas, nilai 4 untuk kategori puas, nilai 3 untuk kategori ragu-ragu, nilai 2 untuk kategori tidak puas, dan nilai 1 untuk kategori sangat tidak puas. (3) Perspektif bisnis internal Perspektif bisnis internal diukur berdasarkan indikator dan parameter seperti terlihat pada Tabel 4.3 Berdasarkan telaah pustaka terdapat satu indikator dan dua parameter.

31 31 Tabel 4. 3 Indikator dan Parameter Perspektif Bisnis Internal Variabel Indikator Parameter Efisiensi Waktu Manufacturing Cycle Efficiency Sumber: Rupa, 2009 (1) Waktu pengolahan (2) Waktu penyelesaian Menurut Rupa (2009), terdapat satu indikator yang mencerminkan perspektif bisnis internal. Perspekif bisnis internal terdiri dari satu indikator dan dua parameter. Ukuran kinerja dalam penelitian ini meliputi waktu penyelesaian jasa transaksi dalam bentuk pembuatan tabungan dan permohonan kredit. (4) Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan karyawan Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan karyawan diukur berdasarkan indikator dan parameter seperti terlihat pada Tabel 4.4 Berdasarkan telaah pustaka terdapat lima indikator dan 25 parameter. Tabel 4.4 Indikator dan Parameter Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Karyawan Variabel Indikator Parameter Tingkat kepuasan karyawan 1. Kerja secara mental (1) Sebagai karyawan koperasi menyukai pekerjaannya (2) Anda sebagai karyawan koperasi dapat mengembangkan kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan (3) Atasan memberikan keleluasaan kepada Anda untuk bertindak (4) Anda kerjakan dengan ikhlas setiap pekerjaannya (5) Atasan menghargai hasil kerja Anda 2. Ganjaran (1) Imbalan yang diterima sesuai dengan tuntutan pekerjaan (2) Imbalan yang diterima sesuai dengan jabatan pekerjaan

32 32 3. Kondisi kerja Sumber: Rupa, 2009 (3) Imbalan yang diterima sesuai dengan tingkat keterampilan (4) Adanya jaminan kerja termasuk tunjangan hari tua (5) Ada penghargaan atas prestasi Anda dalam bekerja (1) Tersedia fasilitas yang memadai bagi karyawan koperasi seperti toilet. (2) Suasana tempat kerja Anda nyaman (3) Suasana kerja Anda menyenangkan (4) Di lingkungan kerja Anda, ada keinginan untuk memecahkan masalah yang ada (5) Lingkungan kerja anda menarik 4. Rekan kerja (1) Rekan kerja bersikap baik serta menghargai pekerjaan dan hasil kerja Anda (2) Kerjasama yang baik dengan rekan kerja (3) Komunikasi yang baik dengan rekan kerja (4) Atasan peduli pada keadaan bawahan. (5) Atasan menanggapi masukan Anda 5. Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan (1) Pekerjaan sesuai dengan latar belakang pendidikan Anda (2) Pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan kemampuan Anda (3) Pekerjaan sesuai dengan hati nurani Anda (4) Pekerjaan yang dilakukan mampu memberi kepuasan dalam bekerja (5) Jabatan Anda sesuai dengan karakter yang Anda miliki Menurut Rupa (2009), terdapat lima indikator yang mencerminkan tingkat kepuasan karyawan. Hasil pengukuran kepuasan karyawan dibagi menjadi lima kategori, yakni: nilai 5 untuk kategori sangat puas, nilai 4 untuk kategori puas, nilai 3 untuk kategori ragu-ragu, nilai 2 untuk kategori tidak puas, dan nilai 1 untuk kategori sangat tidak puas

33 Batasan Operasional Variabel Batasan operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Metode balanced scorecard merupakan metode ukuran kinerja yang menganalisis unit bisnis dari empat perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan 2. Laporan keuangan yaitu neraca dan laporan rugi laba Koperasi Perikanan Segaraning Harum bulan November yang selanjutnya digunakan sebagai data based analisis keuangan. 3. Rasio likuiditas yaitu perbandingan yang digunakan untuk mengukur likuiditas Koperasi Perikanan Segaraning Harum pada bulan November dengan rasio current ratio. 4. Rasio solvabilitas yaitu kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang, yang akan dihitung dengan total assets to debt ratio. 5. Rasio rentabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan, yang akan dihitung dengan Return on Asset. 6. Perspektif pelanggan tingkat kepuasan pelanggan dan retensi pelanggan yang diukur dengan satuan persentase. 7. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan tingkat kepuasan karyawan dan retensi karyawan yang di ukur dalam satuan persentase.

34 34 8. Perspektif proses bisnis internal di ukur dengan Manufacturing cycle efficiency (MCE). 4.6 Instrumen Penelitian Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini sebagai pedoman wawancara untuk mendapatkan jawaban dari responden adalah daftar pertanyaan terstruktur (kuisioner) dengan anggota dan pelanggan. Penyebaran kuisioner ini bertujuan untuk mengetahui kepuasan karyawan dan pelanggan setelah menerapkan elemen balanced scorecard di koperasi. Instrumen lainnya yang juga akan digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan yang telah dilakukan koperasi pada bulan November untuk mengetahui perkembangan perspektif finansial pada elemen balanced scorecard. 4.7 Prosedur Penelitian Kegiatan menganalisis data dilakukan dengan metode sebagai berikut: 1. Mengumpulkan data parameter elemen balanced scorecard yang telah dilakukan oleh koperasi. 2. Mengelompokkan daftar pertanyaan sesuai dengan klasifikasi masingmasing. 3. Memberikan target pencapaian masing-masing elemen balanced scorecard yang diterapkan selama sebulan. 4. Menjelaskan pencapaian elemen balanced scorecard secara deskriptif.

35 35 Untuk mengambil suatu kesimpulan dalam penelitian ini maka dilakukan metode deskriptif. Metode deskripsi dilakukan dengan menyajikan bagan implementasi balanced scorecard di mana ada target yang harus tercapai selama bulan November 2014 dan menjelaskan bagan tersebut secara lebih rinci dan jelas. Penjelasan tersebut untuk mengevaluasi apakah balanced scorecard dapat diterapkan pada koperasi. 4.8 Analisis Data Analisis data yang digunakan untuk menerapkan elemen balanced scorecard di Koperasi Perikanan Segaraing Harum dengan mendeskripsikan empat perspektif sebagai berikut Perspektif keuangan 1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi utang jangka pendeknya. Posisi likuiditas yang baik memungkinkan perusahaan memperoleh kesempatan investasi dan memenuhi kebutuhan operasional. Rasio likuiditas mengukur sebaik apa perusahaan dapat memenuhi kewajibannya (Riyanto, 2001). Rasio likuiditas diukur dengan menggunakan current ratio. Current ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dengan utang lancar yang dinyatakan dalam persentase. Rumus yang digunakan adalah. Current ratio = Aktiva lancar Utang lancar X 100%

36 36 2. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio solvabilitas diukur dengan menggunakan total assets to debt ratio. Total assets to debt ratio adalah perbandingan antara utang lancar ditambah utang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri yang dinyatakan dalam persentase (Riyanto, 2001 dan Gasperz, 2005). Rumus yang digunakan adalah adalah. Total Debt to Total Assets = Total utang Total aktiva X 100% 3. Rasio Rentabilitas Rasio rentabilitas ini juga disebut sebagai rasio profitabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan. Profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Return on Asset adalah merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu dibandingkan dengan total aktiva. Rumus yang digunakan adalah. Return on Asset = Sisa Hasil Usaha (SHU) Total Akiva X 100% Adapun standar pengukuran rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas/ rentabilitas berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia Nomor 06/Per/M.KUKM/V/2006 tanggal 1 Mei 2006

37 37 tentang pedoman penilaian koperasi berprestasi/koperasi award dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini. Tabel 4.5 Standar pengukuran rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas No Jenis Rasio Standar (tahunan) Kriteria 1 Rasio Likuiditas - Current Ratio 200% s/d 250% Sehat 175% - <200% Cukup sehat 150% - <175% Kurang sehat 125% - <150% Tidak sehat <125% Sangat tidak sehat 2 Rasio Solvabilitas - Total debt to total assets 40% Sehat >40% s/d 50% Cukup sehat >50% s/d 60% Kurang sehat >60% s/d 80% Tidak sehat >80% Sangat tidak sehat 3 Rasio Rentabilitas - Return on Asset <10% Sehat 7% s/d <10% Cukup sehat 3% s/d <7% Kurang sehat 1% s/d <3% Tidak sehat <1% Sangat tidak sehat Sumber: Kementerian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, Perspektif pelanggan Cara untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan mengenai pelayanan Koperasi Perikanan Segaraning Harum selama bulan November maka akan diukur dengan menggunakan skala likert. Analisis ini dihasilkan dari penilaian jawaban kuisoner, di mana setiap jawaban telah diberi bobot tertentu. Jawaban tersebut dikelompokkan lalu ditabulasikan untuk kemudian dijumlahkan sehingga dapat diketahui skor total dari seluruh responden. Jumlah total skor tersebut dibagi

38 38 dengan banyaknya pertanyaan untuk mendapatkan skor akhir sebagai dasar penilaian tingkat kepuasan konsumen. Dengan skala ini, responden diminta terhadap setiap pertanyaan dengan memilih satu dari lima pilihan di mana 1 menunjukkan tingkat yang paling rendah dan 5 menunjukkan tingkat yang paling tinggi. Ketentuan yang dipakai untuk menilai kisaran skor dapat dirumuskan oleh Effendi (2002) sebagai berikut. Jarak Jumlah Kelas 0,8 Di mana : I : Interval kelas Jarak : Nilai data tertinggi dikurangi nilai data terendah Jumlah kelas : Jumlah kategori yang ditentukan Dengan menggunakan interval kelas tersebut, maka masing-masing kelas dapat diketahui nilainya. Nilai dari masing-masing kelas diformulasikan dengan menggunakan skor. Kategori ini dapat dilihat pada Tabel 4.6 sebagai berikut. Tabel 4.6. Kategori Tingkat Kepuasan Pelanggan terhadap Pelayanan Koperasi Perikanan Segaraning Harum Skor Interval Skor Persentase (%) Kategori 1 1,0 < 1, Sangat Puas 2 1,8 < 2,6 <36 52 Puas 3 2,6 < 3,4 <52 68 Ragu-ragu 4 3,4 < 4,2 <68 84 Tidak Puas 5 4,2 5,0 < Sangat Tidak Puas Perspektif proses bisnis internal Teknik analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan MCE (manufacturing cycle efficiency) pada transaksi simpanan dan permohonan

39 39 pinjaman. Tolok ukur yang digunakan dalam analisis ini adalah manufacturing cycle efficiency (MCE), menurut Kaplan dan Norton (2000) yaitu: MCE = Waktu pengolahan Waktu penyelesaian Dalam hal ini waktu pengolahan waktu standar sesuai dengan yang diterapkan oleh pihak manajemen dan waktu penyelesaian adalah waktu sebenarnya yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap transaksi. Ukuran kinerja Koperasi Perikanan Segaraning Harum dalam penelitian ini meliputi waktu penyelesaian jasa transaksi simpanan dalam bentuk tabungan dan permohonan pinjaman yaitu waktu yang diperlukan karyawan dalam menyelesaikan suatu transaksi keuangan dengan anggota atau pelanggan sampai dengan jasa tersebut diserahkan Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Menurut Kaplan dan Norton (2000), analisis yang digunakan untuk menilai kinerja dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Koperasi Perikanan Segaraning Harum adalah dengan menghitung tingkat kepuasan karyawan selama bulan November. Cara untuk mengetahui tingkat kepuasan karyawan Koperasi Perikanan Segaraning Harum, maka akan diukur dengan menggunakan skala likert.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian koperasi Menurut Sumarni dan Soeprihanto (1995) koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Singkat Balanced Scorecard Konsep Balanced Scorecard berkembang sejalan dengan perkembangan implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor

Lebih terperinci

KINERJA KOPERASI PEGAWAI NEGERI (KPN)KARYA BINA SEJAHTERA UNIVERSITAS UDAYANA (Pendekatan Balanced Scorecard) OLEH DRS. I KETUT RANTAU, MSI

KINERJA KOPERASI PEGAWAI NEGERI (KPN)KARYA BINA SEJAHTERA UNIVERSITAS UDAYANA (Pendekatan Balanced Scorecard) OLEH DRS. I KETUT RANTAU, MSI KINERJA KOPERASI PEGAWAI NEGERI (KPN)KARYA BINA SEJAHTERA UNIVERSITAS UDAYANA (Pendekatan Balanced Scorecard) OLEH DRS. I KETUT RANTAU, MSI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016 1 LAPORAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran merupakan upaya mencari informasi mengenai hasil yang dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya penyimpangan akibat

Lebih terperinci

TUGAS KELOMPOK ANALISIS KINERJA PT WOTRACO BALI RAYA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

TUGAS KELOMPOK ANALISIS KINERJA PT WOTRACO BALI RAYA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD TUGAS KELOMPOK ANALISIS KINERJA PT WOTRACO BALI RAYA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Produktivitas Yang diampu oleh Danang Triagus Setiyawan ST, MT Oleh : Dedi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penilaian Kinerja Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan kegiatan manusia dalam mencapai tujuan organisasi. Mulyadi (1997:419) mengungkapkan penilaian kinerja sebagai penentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Untuk itu diperlukan strategi pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Untuk itu diperlukan strategi pembangunan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional yang sedang berkembang di Indonesia merupakan bagian dari usaha nasional untuk memecahkan berbagai masalah sosial dalam pembangunan nasional.

Lebih terperinci

Kinerja Koperasi Unit Desa Ulun Tanjung Desa Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung (Ditinjau dari Balanced Scorecard)

Kinerja Koperasi Unit Desa Ulun Tanjung Desa Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung (Ditinjau dari Balanced Scorecard) Kinerja Koperasi Unit Desa Ulun Tanjung Desa Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung (Ditinjau dari Balanced Scorecard) MARTAULINA SAGALA*) MADE ANTARA WAYAN GINARSA PS Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan beranggotakan orang atau. berdasarkan asas kekeluargaan (Hanel, 1989).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan beranggotakan orang atau. berdasarkan asas kekeluargaan (Hanel, 1989). 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Undang-undang Perkoperasian Nomor 12 tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian Indonesia, yang dimaksud dengan koperasi adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN 2.1 Konsep Dasar Audit Manajemen Menurut Bayangkara (2008:2), audit manajemen adalah pengevaluasian terhadap efisien dan efektivitas operasi perusahaan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dalam berbagai bidang dewasa saat ini sangatlah cepat. Hal

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dalam berbagai bidang dewasa saat ini sangatlah cepat. Hal I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dalam berbagai bidang dewasa saat ini sangatlah cepat. Hal ini dapat dilihat dari perubahan-perubahan yang terjadi sekarang ini khususnya dalam bidang ekonomi.

Lebih terperinci

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut: Konsep Balanced Scorecard selanjutnya akan disingkat BSC. BSC adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Drs.Robert Kaplan (Harvard Business School) and David Norton pada awal

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Pengertian koperasi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Pengertian koperasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian koperasi Secara etimologi, koperasi itu berasal dari bahasa Inggris co dan operation. Co memiliki arti bersama dan operation yang berarti bekerja. Dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi 5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard Pengertian Balanced Scorecard Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Robert

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia bisnis banyak mengalami perkembangan sehingga tercipta kondisi persaingan yang semakin kompetitif. Keadaan ini menuntut perusahaan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

Balanced Scorecard sebagai Pengukuran Kinerja Koperasi Perikanan Segaraning Harum Kabupaten Badung

Balanced Scorecard sebagai Pengukuran Kinerja Koperasi Perikanan Segaraning Harum Kabupaten Badung Balanced Scorecard sebagai Pengukuran Kinerja Koperasi Perikanan Segaraning Harum Kabupaten Badung Melita Isti Septiasari, Dwi Putra Darmawan 1), I Wayan Suarthana. 2) Program Studi Magister Agribisnis,

Lebih terperinci

Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X

Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X Andris Setiawan andrissetiawan507@gmail.com Abstract Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif pada Bank X dengan judul Analisis Balanced Scorecard pada Bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia menuju era globalisasi memungkinkan kegiatan perekonomian berkembangan sedemikian rupa sehingga melewati batas-batas wilayah dan antar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Apotek Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Rebublik Indonesia (Kepmenkes RI) No. 1332/Menkes/SK/X/2002 mengenai Ketentuan dan Tata cara Pemberian Izin Apotek, yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN

ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN (Studi Kasus pada Poliklinik dan Rumah Bersalin Rejosari Husada Delanggu Klaten) p SKRIPSI Disusun Sebagai Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin ketatnya persaingan bisnis terutama dengan pekembangan teknologi yang terus update, permintaan konsumen yang semakin beragam mengikuti perkembangan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Kinerja Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program ataupun kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Dan Pendekatan Penelitian Desain penelitian yang akan digunakan adalah deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya tentang

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengukuran Kinerja Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat konsitensi dan kebaikan fungsi-fungsi produk. Kinerja merupakan penentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk menempuh langkah-langkah strategik dalam bersaing pada kondisi

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk menempuh langkah-langkah strategik dalam bersaing pada kondisi 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam era persaingan bisnis yang pesat seperti sekarang ini, perusahaan dituntut untuk menempuh langkah-langkah strategik dalam bersaing pada kondisi apapun. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menghadapi perubahan perkembangan bisnis yang semakin kompetitif, suatu organisasi dituntut untuk melakukan suatu adaptasi yang cepat terhadap faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja adalah cara perseorangan atau kelompok dari suatu organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja adalah cara perseorangan atau kelompok dari suatu organisasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Menurut Robbins dalam Rai (2008:40), kinerja merupakan hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang telah dilakukan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan bersama.

Lebih terperinci

Farah Esa B

Farah Esa B ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI SISTEM PENILAIAN KINERJA (Studi Kasus pada RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso Kab. Wonogiri) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan David P. Norton pada tahun 1990, namun sistem penilaian kinerja ini mulai

BAB II LANDASAN TEORI. dan David P. Norton pada tahun 1990, namun sistem penilaian kinerja ini mulai BAB II LANDASAN TEORI A. Balanced Scorecard Balanced Scorecard pertama kali dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton pada tahun 1990, namun sistem penilaian kinerja ini mulai popular pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan pada sisi keuangan (financial perspective). Akan tetapi, menilai kinerja perusahaan semata-mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber dayamanusia, dan penanganan

Lebih terperinci

ALTERNATIF PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT INDOSAT Tbk

ALTERNATIF PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT INDOSAT Tbk ALTERNATIF PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT INDOSAT Tbk Disusun oleh: SITI KARINA HAFSARI Niaga Pratama 1 BC/3 17116, 081287847957, sitikarinahafsari@hotmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global dan tajam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global dan tajam BAB I PENDAHULUAN Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, dan penanganan transaksi antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis, pengukuran kinerja merupakan usaha yang dilakukan pihak manajemen untuk

BAB I PENDAHULUAN. bisnis, pengukuran kinerja merupakan usaha yang dilakukan pihak manajemen untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. Didalam sistem pengendalian manajemen pada suatu organisasi bisnis, pengukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tuntut untuk menempuh langkah-langkah yang strategik dalam kondisi apapun. Selain

BAB I PENDAHULUAN. tuntut untuk menempuh langkah-langkah yang strategik dalam kondisi apapun. Selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Di dalam persaingan bisnis yang pesat seperti sekarang ini, perusahaan di tuntut untuk menempuh langkah-langkah yang strategik dalam kondisi apapun. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Perusahaan daerah atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah suatu kesatuan produksi yang bersifat memberi jasa, menyelenggarakan kemanfaatan umum,

Lebih terperinci

Kinerja Koperasi Kredit Kubu Gunung Tegaljaya Desa Dalung Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung (Pendekatan Balanced Scorecard)

Kinerja Koperasi Kredit Kubu Gunung Tegaljaya Desa Dalung Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung (Pendekatan Balanced Scorecard) Kinerja Koperasi Kredit Kubu Gunung Tegaljaya Desa Dalung Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung (Pendekatan Balanced Scorecard) MADE PUTRI KRISNA DEWI, MADE ANTARA, DAN I NYOMAN GEDE USTRIYANA Program

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya. 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Koperasi Menurut Sutantya (2002), koperasi adalah suatu perkumpulan atauorganisasi ekonomi yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan masuk dan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PADA KOPERASI SEMOGA JAYA UNIT SIMPAN PINJAM DI TENGGARONG

PENGUKURAN KINERJA PADA KOPERASI SEMOGA JAYA UNIT SIMPAN PINJAM DI TENGGARONG PENGUKURAN KINERJA PADA KOPERASI SEMOGA JAYA UNIT SIMPAN PINJAM DI TENGGARONG Ainun Jariah 1, Titin Ruliana 2, Suyatin 3 Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.Kalimantan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan

BAB II LANDASAN TEORI. Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan 16 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Terdahulu Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan sehingga dapat dijadikan sebagai suatu perbandingan. Pertama, berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang telah dilaksanakan oleh masing-masing pusat. personel yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang telah dilaksanakan oleh masing-masing pusat. personel yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. Pada suatu organisasi bisnis, pengukuran kinerja merupakan usaha yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Organisasi Menurut Stephen P. Robbins dalam buku Teori Organisasi, teori organisasi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rizal melakukan penelitian pengukuran kinerja menggunakan Balanced

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rizal melakukan penelitian pengukuran kinerja menggunakan Balanced BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Rizal Effendi (2012) Rizal melakukan penelitian pengukuran kinerja menggunakan Balanced Scorecard pada sektor publik Kanwil DJP Sumsel dan Kep. Babel.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap pengukuran kinerja perusahaan telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mampu menghasilkan produk yang bermutu, dan cost effective (Srimindarti, memberikan kepuasan terus menerus kepada pelanggan.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mampu menghasilkan produk yang bermutu, dan cost effective (Srimindarti, memberikan kepuasan terus menerus kepada pelanggan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Untuk menghadapi tantangan persaingan tersebut, perusahaan harus mempunyai daya

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Untuk menghadapi tantangan persaingan tersebut, perusahaan harus mempunyai daya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor ekonomi yaitu bidang industri merupakan salah satu sektor pembangunan yang paling utama di Indonesia. Perkembangan jaman membuat tingkat persaingan semakin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Peneliti yang melakukan penelitian sebelumnya harus menentukan metode penelitian yang akan digunakan pada penelitiannya, karena hal tersebut akan membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas serta pencapaian visi dan misi perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas serta pencapaian visi dan misi perusahaan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan perusahaan di abad ke-21 ini semakin ketat sejalan dengan diberlakukannya era perdagangan bebas. Hal ini tentu juga mempengaruhi persaingan di dunia

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DAN NON KEUANGAN PT. BPR DHARMAWARGA UTAMA

ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DAN NON KEUANGAN PT. BPR DHARMAWARGA UTAMA ISSN: 2302-8556 E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 8.1 (2014): 262-275 ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DAN NON KEUANGAN PT. BPR DHARMAWARGA UTAMA I Made Wisnawa Arimbawa 1 I G.A.M Asri Dwija Putri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Untuk berhasil dan tumbuh dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Untuk berhasil dan tumbuh dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan bisnis perbankan syariah kini dirasakan semakin kompetitif, untuk itu perusahaan perbankan syariah diharuskan untuk semakin efektif dan efisien dalam mengelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan untuk melangsungkan hidupnya, sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perbankan Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghipun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana terbsebut kepada

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN BALANCED SCORECARD Disusun OLEH Bobby Hari W (21213769) Muhamad Deny Amsah (25213712) Muhammad Rafsanjani (26213070) Roby Aditya Negara (28213044) Suci Rahmawati Ningrum (28213662)

Lebih terperinci

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB GaneÇ Swara Vol. No. Maret 6 PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB ABSTRAK SAHRUL IHSAN Fakultas Ekonomi Universitas Gunung Rinjani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan laba. Semua itu tidak lepas dari kemampuan perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan laba. Semua itu tidak lepas dari kemampuan perusahaan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagaimana diketahui tujuan perusahaan pada umumnya adalah mendapatkan laba. Semua itu tidak lepas dari kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber daya yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembanding. Penelitian yang dilakukan oleh M. Toha Zainal tahun yang meneliti pada PT. Madura Prima Interna.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembanding. Penelitian yang dilakukan oleh M. Toha Zainal tahun yang meneliti pada PT. Madura Prima Interna. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu Berkaitan dengan topik kajian yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan penelitian terdahulu sebagai pembanding.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh perusahan tersebut. (Helfert, 1996)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh perusahan tersebut. (Helfert, 1996) 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil atau prestasi kerja suatu perusahaan selama periode waktu tertentu yang dipengaruhi oleh proses operasional perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masingmasing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial). 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENGERTIAN PENILAIAN KINERJA Kinerja merupakan kontribusi yang dapat diberikan oleh seseorang atau devisi untuk pencapaian tujuan perusahaan atau organisasi. Kinerja dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh semua perusahaan di era globalisasi saat ini. Kunci untuk memenangkan persaingan

Lebih terperinci

URAIAN MATERI. A. Pengertian Koperasi

URAIAN MATERI. A. Pengertian Koperasi URAIAN MATERI A. Pengertian Koperasi Kata Koperasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu co dan operation. Co berarti bersama, operation berarti usaha. Kalau kedua kata itu dirangkai, maka koperasi dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia. Persaingan yang terjadi tidak hanya antar perusahan dalam suatu negara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang Perkoperasian Koperasi di Indonesia suatu wadah perekonomian rakyat yang berdasarkan kekeluargaan dan kegotong royongan serta merupakan ciri khas tata kehidupan

Lebih terperinci

Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value.

Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value. Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang meyakini bahwa jika perusahaan memiliki orang-orang dengan kemampuan yang tepat dan sikap yang baik akan dapat melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pengukuran Kinerja Terdapat suatu ungkapan dalam manajemen modern, yaitu : Mengukur adalah untuk mengerti (memahami), Memahami adalah untuk memperoleh pengetahuan, Memperoleh

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD Indah Pratiwi, Herrizqi Shinta, Dessy Riyasari Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang sangat pesat, dimana negara-negara di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang sangat pesat, dimana negara-negara di seluruh dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia menuju era globalisasi membawa perubahan di bidang ekonomi yang sangat pesat, dimana negara-negara di seluruh dunia baik industri maupun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi berasal dari bahasa Inggris co-operation, yang berarti usaha bersama. Secara umum, koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rupa sehingga agar dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Air adalah

BAB I PENDAHULUAN. rupa sehingga agar dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Air adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu kebutuhan yang sangat mendasar bagi semua manusia karena setiap aktivitas manusia pasti memerlukan air bersih. Tersedianya air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen perusahaan yang baik merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dagang maupun perusahaan jasa. Dengan adanya persaingan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dagang maupun perusahaan jasa. Dengan adanya persaingan tersebut, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini persaingan perdagangan di Indonesia semakin pesat. Baik perusahaan dagang maupun perusahaan jasa. Dengan adanya persaingan tersebut, maka perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ukur yang telah ditetapkan (Widayanto, 1993). Pengukuran kinerja adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. ukur yang telah ditetapkan (Widayanto, 1993). Pengukuran kinerja adalah suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. Di dalam sistem pengendalian manajemen pada suatu organisasi bisnis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan untuk

BAB I PENDAHULUAN. termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan untuk melangsungkan hidupnya, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pengukuran dari aspek keuangan, kurang memperhatikan. pengukuran tersebut dengan strategi badan usaha.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pengukuran dari aspek keuangan, kurang memperhatikan. pengukuran tersebut dengan strategi badan usaha. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada umumnya pengukuran kinerja yang dilakukan oleh suatu badan usaha hanya berorientasi pada jangka pendek dan mengandung tingkat subyektivitas yang tinggi. Di samping

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk manusia. Bagi manusia, air merupakan prioritas utama untuk menjalankan segala aktivitasnya.

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15

DAFTAR TABEL. Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15 DAFTAR TABEL Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15 Tabel 2.2 : Perbedaan sistem manajemen strategik dalam manajemen tradisional dengan sistem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan jenis penelitian studi kasus, adalah jenis penelitian yang merinci

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja. seperti koreksi akan kebijakan, meluruskan kegiatan- kegiatan utama dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja. seperti koreksi akan kebijakan, meluruskan kegiatan- kegiatan utama dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja Kinerja merupakan kondisi yang harus diketahui dan diinformasikan kepada pihak- pihak tertentu untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. Di dalam sistem pengendalian manajemen pada suatu organisasi bisnis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unggul secara berkelanjutan, tak terkecuali organisasi sektor publik yang bertugas

BAB I PENDAHULUAN. unggul secara berkelanjutan, tak terkecuali organisasi sektor publik yang bertugas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di masa kini dan di masa depan, organisasi pasti mengalami lingkungan bisnis yang sangat komplek. Organisasi dituntut untuk saling berkompetisi, tidak hanya mempertahankan

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Kata kunci: sektor publik, kinerja, balance scorecard, PDAM

ABSTRAKSI. Kata kunci: sektor publik, kinerja, balance scorecard, PDAM NASKAH PUBLIKASI ANALISIS KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCE SCORECARD (Studi Kasus PDAM TirtaDharmaKabupaten Klaten ) Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. ANUGERAH TEKINDO SASINAAP. MULIA Jl. Argo Kelud 12 Ponggok - BLITAR Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. ANUGERAH TEKINDO SASINAAP. MULIA Jl. Argo Kelud 12 Ponggok - BLITAR Jawa Timur. 54 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. ANUGERAH TEKINDO SASINAAP MULIA Jl. Argo Kelud 12 Ponggok - BLITAR 66153 Jawa Timur. 3.2. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu dari sistem manajemen secara keseluruhan. Manajemen yang baik dan

Lebih terperinci

Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Pendekatan Balanced Scorecard

Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Pendekatan Balanced Scorecard Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis Vol. 1, No. 2, December 2013, 183-189 p-issn: 2337-7887 Article History Received October, 2013 Accepted November, 2013 Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengukuran Kinerja Perusahaan 1. Kinerja dan Pengukuran Kinerja Perusahaan Rivai dan Basri (2005), Kinerja adalah hasil seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel penelitian dan Defenisi Operasional Variabel Menurut Sugiyono (2012:38), variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Puskesmas merupakan organisasi sektor publik yang berfungsi sebagai Badan Layanan Umum Daerah yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat baik yang ada di

Lebih terperinci

Metode Balance Scorecard Sebagai Tolok Ukur Penilaian Kinerja (Studi Pada PT X di Semarang)

Metode Balance Scorecard Sebagai Tolok Ukur Penilaian Kinerja (Studi Pada PT X di Semarang) Metode Balance Scorecard Sebagai Tolok Ukur Penilaian Kinerja (Studi Pada PT X di Semarang) Tantri Widiastuti Immanuel Ari Akademi Manajemen Administrasi YPK Yogyakarta Abstrak Tujuan penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk pencapaian suatu target tertentu. Sehingga pengukuran kinerja merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran 22 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kinerja Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada CV. Duta Sarana Edutainment (DSE) )

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada CV. Duta Sarana Edutainment (DSE) ) PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada CV. Duta Sarana Edutainment (DSE) ) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cocok untuk perekonomian Indonesia. Menurut Undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. cocok untuk perekonomian Indonesia. Menurut Undang-undang Republik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia memiliki Tiga sektor kekuatan ekonomi untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam tatanan kehidupan perekonomian. Ketiga sektor tersebut adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan untuk

BAB I PENDAHULUAN. termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan untuk melangsungkan hidupnya, maka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjiwani yang berlokasi di Jalan Ciung Wanara Nomor 2, Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjiwani yang berlokasi di Jalan Ciung Wanara Nomor 2, Kabupaten BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Obyek Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani yang berlokasi di Jalan Ciung Wanara Nomor 2, Kabupaten Gianyar.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Bank NISP Tbk, yang kini menjadi PT. Bank OCBC NISP Tbk., merupakan bank keempat tertua di Indonesia, didirikan

Lebih terperinci

PEMBOBOTAN SASARAN STRATEGIS PERSPEKTIF BALANCE SCORECARD (BSC) PADA PERUSAHAAN AIR MINUM

PEMBOBOTAN SASARAN STRATEGIS PERSPEKTIF BALANCE SCORECARD (BSC) PADA PERUSAHAAN AIR MINUM Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 10, No. 1, Juni 2011 ISSN 1412-6869 PEMBOBOTAN SASARAN STRATEGIS PERSPEKTIF BALANCE SCORECARD (BSC) PADA PERUSAHAAN AIR MINUM Pendahuluan Dwi Sulisworo 1 dan Sari Nurmaningsih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan yang saat ini terjadi dimana era globalisasi telah menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan yang saat ini terjadi dimana era globalisasi telah menyebabkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Melihat perkembangan yang saat ini terjadi dimana era globalisasi telah menyebabkan iklim kompetisi antar perusahaan semakin tajam dan ketat, juga ditambah

Lebih terperinci