BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Anatomi dan Fungsional Otak Berat otak manusia sekitar 1400 gram dan tersusun oleh kurang lebih 100 triliun neuron. Otak terdiri dari tiga bagian besar yaitu serebrum (otak besar), serebelum (otak kecil), dan brainstem (batang otak) (Price, 2006). Serebrum terdiri dari dua hemisfer serebri (kanan dan kiri), corpus callosum dan cortex serebri. Masing-masing hemisfer terdiri dari lobus frontalis, parietalis, temporalis, dan lobus oksipitalis (Damasio, 2005). Serebrum berfungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental, yaitu yang berkaitan dengan intelegensi, memori, kesadaran, dan pertimbangan. Corpus callosum merupakan sekumpulan serabut saraf yang menghubungkan kedua hemisfer. Corpus callosum berfungsi sebagai sirkuit yang dapat mengakses secara cepat detail linier pada hemisfer kiri dan gambaran keseluruhan pada hemisfer kanan. Jika terdapat komunikasi yang baik di antara kedua hemisfer tersebut maka didapatkan gambaran yang terintegrasi. Makin sering kedua hemisfer tersebut dipakai akan makin teraktivasi sehingga semakin banyak koneksi yang terjadi melalui corpus callosum yang menyebabkan semakin banyak fungsi intelegensi yang dapat digunakan (Hannaford, 1997). Tiap tiap lobus yang terdapat di hemisfer otak memiliki fungsi yang berbeda-beda. Lobus frontalis berfungsi dalam mengatur motorik, perilaku, 6

2 7 kepribadian, bahasa, memori, orientasi spasial, belajar asosiatif, daya analisis dan sintesis. Sebagian cortex medial lobus frontalis dikaitkan sebagai bagian dari sistem limbik, karena banyaknya koneksi anatomik dengan struktur limbik dan adanya perubahan emosi bila terjadi kerusakan. Lobus parietalis berfungsi dalam membaca, persepsi, memori, dan visuospasial. Cortex menerima stimulasi sensoris (input visual, auditori, taktil) dari area asosiasi sekunder. Lobus parietalis sering juga disebut cortex heteromodal karena menerima input dari berbagai modalitas sensoris dan mampu membentuk asosiasi sensori. Lobus temporalis berfungsi dalam mengatur pendengaran, penglihatan, emosi, memori, kategorisasi benda-benda, dan seleksi rangsangan auditorik dan visual. Lobus oksipitalis berfungsi mengatur penglihatan primer, visuospasial, memori, dan bahasa (Markam, 2003). Serebelum terletak di dalam fosa cranii posterior dan ditutupi oleh duramater. Fungsi utamanya adalah sebagai pusat refleks yang mengkoordinasi dan memperhalus gerakan otot, serta mengubah tonus otot dan kekuatan kontraksi untuk mempertahankan keseimbangan sikap tubuh (Price, 2006). Brainstem terletak di dalam tengkorak dan memanjang sampai ke sumsum tulang belakang. Brainstem mengatur fungsi dasar manusia termasuk pernapasan, homeostasis, tendon guard refleks, dan merupakan sumber insting dasar manusia yaitu fight atau flight (lawan atau lari) saat datangnya bahaya. Brainstem terdiri dari tiga bagian, yaitu : mesencephalon (midbrain), medulla oblongata, dan pons (Anonim, 2014).

3 8 Gambar 1. Anatomi otak manusia (Anonim, 2014) Anatomi dan Fisiologi Memori Bagian otak yang berhubungan dengan memori adalah lobus temporalis, hipokampus dan amigdala yang termasuk dalam sistim limbik. Amigdala adalah suatu masa dengan inti di daerah anterior dan medial dari lobus temporalis sedangkan hipokampus terletak sepanjang permukaan dalam bagian temporal dari ventrikel lateral. Bila terjadi gangguan terutama di hipokampus dan amigdala maka sebagai akibatnya adalah yang bersangkutan akan mengalami kesukaran untuk belajar, hal-hal baru (gangguan memori baru), sedangkan memori segera dan lama tidak terganggu (Kusumoputro, 1999).

4 9 Kesulitan mengingat hal baru dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu hal yang verbal (yang didengarkan) dan hal visual (yang dilihat). Memori verbal (berbahasa dan membaca) terletak di belahan otak kiri, sedangkan memori visual di belahan otak kanan. Gangguan memori verbal disebabkan terganggunya hubungan antara area asosiasi auditori (area 22) dengan korteks enthorhinal dari hipokampus kiri, sedangkan gangguan memori visual disebabkan oleh terganggunya hubungan antara area asosiasi visual dengan korteks enthorhinal hipokampus kanan (Natriana, 2001). Ashraft (1994) mengemukakan memori (daya ingat) dan proses kognisi lain dapat dipengaruhi oleh keadaan emosional yang sedang berlangsung dalam diri seseorang seperti stres, depresi, kecemasan, suasana hati (mood) dan kondisi serupa yang lain. Pengaruh emosi dapat terjadi pada setiap bagian dari keseluruhan aktivitas kognitif, mulai dari pencatatan informasi, transformasi (encoding), penyimpanan kedalam gudang memori (retention), sampai pada penggalian informasi di dalam memori (retrieval) untuk dimunculkan kembali dalam bentuk respon terhadap suatu tugas (recall). 2.2 Memori Memori adalah salah satu fungsi kognitif yang melibatkan otak dalam pengambilan informasi (Halman, 2012). Secara sederhana, memori dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk menyimpan informasi sehingga dapat digunakan lagi di masa yang akan datang (Irwanto, 1999). Santrock (2005) mendefinisikan memori sebagai retensi informasi yang telah diterima melalui

5 10 tahap : pengkodean (encoding), penyimpanan (storage), dan pemanggilan kembali (retrieval). Sistem memori didefinisikan dalam hal mekanisme otaknya, jenis informasi yang diproses, dan prinsip-prinsip pengoperasian informasi. Hal ini menunjukkan bahwa memori merupakan gabungan dari semua pengalaman mental. Dalam hal ini memori diibaratkan sebagai suatu bangunan yang harus diakses dalam beberapa cara agar pemanggilan kembali (retrieval) terjadi secara efektif (Lutz & Huitt, 2003). Memori merupakan unsur inti dari perkembangan kognitif, sebab segala bentuk belajar dari individu melibatkan memori. Dengan memori, individu dimungkinkan untuk dapat menyimpan informasi yang diterima sepanjang waktu. Tanpa memori, individu mustahil dapat merefleksikan dirinya sendiri, karena pemahaman diri sangat tergantung pada suatu kesadaran yang berkesinambungan yang hanya dapat terlaksana dengan adanya memori (Desmita, 2005). Model penyimpanan memori berkaitan dengan rentang waktu memori yang dapat dipertahankan dan terbagi dalam 3 golongan, yaitu : memori sensori (sensory memory), memori jangka pendek (short term memory, STM), dan memori jangka panjang (long term memory, LTM) (Putranto, 2009). Memori jangka pendek bertindak sebagai tempat menyimpan data sementara, digunakan untuk menyimpan informasi yang hanya dibutuhkan sesaat. Memori jangka pendek tidak permanen, penyimpanannya akan terhapus dalam waktu pendek, kecuali diupayakan secara khusus, seperti mengulang-ulangnya (Jonides dkk, 2008).

6 11 Memori jangka pendek memiliki kapasitas yang sangat terbatas dan informasi yang diterima akan mulai hilang dalam detik, dengan asumsi tidak ada latihan atau pengulangan. Bahkan penelitian telah membuktikan bahwa keterbatasan kapasitas memori jangka pendek hanya dapat menerima rangsangan 5 ± 2 dalam satu waktu (Lutz & Huitt, 2003). Dalam kepustakaan lain, memori jangka pendek dicirikan oleh ingatan mengenai 5 sampai 10 item (7 ± 2 item) (Atkinson dkk, 2000). Memori jangka pendek sering diukur menggunakan rentang memori (memory span) yaitu jumlah item yang dapat diulang kembali dengan tepat sesudah satu penyajian tunggal. Materi yang dipakai merupakan rangkaian urutan yang tidak berhubungan satu sama lain, berupa angka, huruf atau simbol. Tes rentang memori pada umumnya dimasukkan ke dalam tes intelegensia yang telah dibakukan item-itemnya. Tes ini membuktikan bahwa rentang memori meningkat bersamaan dengan tumbuhnya anak menjadi lebih besar (Desmita, 2005). Memori jangka pedek memiliki dua fungsi penting yaitu menyimpan material yang diperlukan untuk periode waktu yang pendek dan berperan sebagai ruang kerja untuk perhitungan mental. Selain itu memori jangka pendek merupakan stasiun perhentian ke memori jangka panjang. Artinya, informasi mungkin berada di memori jangka pendek sementara informasi sedang disandikan menjadi memori jangka panjang. Salah satu teori yang membahas transfer dari memori jangka pendek menjadi memori jangka panjang dinamakan dual memory model. Model ini berpendapat jika informasi memasuki memori jangka pendek,

7 12 informasi tersebut dapat dipertahankan dengan pengulangan atau hilang karena penggeseran atau peluruhan (Atkinson, 2000). 2.3 Faktor yang Mempengaruhi Memori Jangka Pendek Umur Menggunakan tes memory span, terbukti bahwa rentang memori meningkat bersamaan dengan tumbuhnya anak menjadi lebih besar. Rentang memori anak meningkat dari 2 digit pada usia 2 tahun 3 tahun dan sekitar 5 digit pada usia 7 tahun (tabel 2.1). Perbedaan ini terjadi karena anak anak yang lebih tua lebih banyak mengulang daripada anak anak yang lebih muda. Kecepatan dan efisiensi pemrosesan informasi juga berperan, terutama kecepatan dalam item item ingatan yang bisa diidentifikasi. Bahkan jika kecepatan pengulangan dapat dikendalikan, rentang memori anak usia 6 tahun sama dengan rentang memori orang dewasa muda (Desmita, 2005). Tabel 2.1 Kapasitas Memori Jangka Pendek (Bunuel, 2011) Umur (tahun) Memory Span Memahami tentang plastisitas otak merupakan hal yang sangat penting. Neuroplastisitas mengacu pada perubahan perubahan struktural dan fungsional

8 13 pada otak yang disebabkan oleh latihan dan pengalaman. Plastisitas otak menjadi maksimal pada beberapa tahun pertama kehidupan, namun berlanjut dengan kecepatan yang lebih lambat seumur hidup. Plastisitas ini lebih tinggi pada beberapa bagian otak bila dibandingkan dengan bagian otak yang lain, dan lebih tinggi pada periode periode waktu tertentu dalam kehidupan dibandingkan periode yang lain (Mundkur, 2005). Prinsip prinsip use it or lose it dan use it and grow it merupakan dasar prinsip prinsip plastisitas otak. Ketika sel sel aktif bersama-sama maka sinaps-sinaps akan diperkuat dan dipertahankan. Penguatan dan pemeliharaan neuron-neuron ini sangat bergantung pada aktivitas. Neuron-neuron dan sinapssinaps yang teraktivasi berulang-ulang akan dipertahankan sedangkan yang tidak teraktivasi akan dipangkas (Mundkur, 2005) Nutrisi Kecukupan zat gizi pada anak merupakan prasyarat yang sangat penting dalam perkembangan anak termasuk di dalamnya perkembangan otak. Zat gizi yang dibutuhkan untuk perkembangan otak bukan hanya zat gizi makro tetapi juga zat gizi mikro. Anak yang mengalami kurang nutrisi terutama selama periode kritis pertumbuhan otak akan mempunyai nilai yang lebih rendah pada tes perbendaharaan kata, pemahaman bacaan, aritmatika dan pengetahuan umum serta mengalami gangguan perkembangan motorik (Arizal dkk, 2002).

9 14 Kurang nutrisi pada masa bayi dan anak dini mempunyai efek yang merugikan pada perkembangan kognitif dan tingkah laku anak melalui mekanisme yang belum dimengerti sepenuhnya (Putranto, 2009). Gangguan gizi pada anak dapat mempengaruhi perkembangan baik fisik maupun mentalnya. Anak yang menderita gangguan gizi berat memperlihatkan tanda-tanda apati, kurang menunjukkan perhatian terhadap sekitar dan lambat bereaksi terhadap suatu rangsangan. Umumnya anak yang menderita gangguan gizi membutuhkan lebih banyak waktu untuk belajar dibandingkan anak normal (Widyawati, 2002) Stres Stres terjadi jika seseorang dihadapkan dengan peristiwa yang mereka rasakan sebagai sesuatu yang mengancam kesehatan fisik atau psikologisnya. Peristiwa tersebut biasanya dinamakan stressor, dan reaksi orang terhadap peristiwa tersebut dinamakan respon stres (Atkinson, 2000). Situasi stres akan menghasilkan reaksi emosional. Selain reaksi emosional, orang seringkali menunjukkan gangguan kognitif yang cukup berat jika berhadapan dengan stressor yang serius. Mereka akan sulit berkonsentrasi dan mengorganisasikan pikiran mereka secara logis dan mungkin mudah terdistraksi (Hannaford, 1995).

10 15 Pada kondisi stres, hipotalamus melepaskan pesan-pesan kimiawi yang berkomunikasi dengan kelenjar pituitary, yang selanjutnya akan mengirim pesanpesan ke korteks adrenal untuk mengeluarkan kortisol (Wade&Travris, 2007). Di otak, kortisol akan menghambat fungsi hipokampus yang sangat berperan dalam pembentukan memori. Hipokampus merupakan bagian dari sistem limbik yang berperan penting dalam pemrosesan dan penguatan memori jangka pendek dan jangka panjang. Stres yang berkepanjangan menyebabkan hilangnya neuron pada hipokampus dan akhirnya mengakibatkan kerusakan memori (Rossman, 2010) Stimulasi Menurut Soetjiningsih (1995) dalam periode perkembangan anak yaitu periode kritis antara 0 3 tahun diperlukan stimulasi yang berguna untuk meningkatkan potensi yang ada pada anak, termasuk perkembangan memori. Telah diteliti bahwa semakin banyak stimulasi yang diterima seorang anak di lingkungan rumah atau formal akan mempengaruhi fungsi kognitif anak (Putranto, 2009). Tidak hanya saat periode kritis, tetapi juga periode selanjutnya, bahkan seumur hidup diperlukan stimulasi yang baik untuk mempertahankan fungsi kognitif manusia (Sidiarto, 2003). Gerakan yang menggunakan seluruh tubuh dapat membantu dalam merangsang kecerdasan otak sehingga diperlukan rangsangan berupa gerakan

11 16 yang diberikan sedini mungkin untuk merangsang kecerdasan otak anak. Setiap rangsangan, secara otomatis menghasilkan sinapsis. Semakin banyak dan sering sebuah rangsangan diterima oleh anak, maka sinapsis tersebut akan semakin banyak dan kuat. Sinapsis inilah yang akan mendasari memori atau daya ingat. Jika sinapsis kuat, maka daya ingat juga kuat (Suryaningsih, 2014). 2.4 Brain Gym Brain gym merupakan serangkaian gerak sederhana yang menyenangkan dan dapat meningkatkan kemampuan belajar dengan menggunakan keseluruhan otak. Gerakan-gerakan yang dilakukan bertujuan untuk menghubungkan / menyatukan pikiran dan tubuh. Brain gym merupakan bagian dari proses edukasi kinesiologi. Kinesiologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari gerakan tubuh antara otot dan postur terhadap fungsi otak (Sularyo&Handryastuti, 2002). Brain gym merupakan bagian dari sistem yang oleh Dennison disebut sistem edukasi kinesiologi, dimana sistem ini didasarkan pada pengetahuan tentang hubungan yang sangat erat antara perkembangan fisik, pemahaman bahasa, kemahiran berkomunikasi dan prestasi akademik. Sistem ini diciptakan oleh Paul.E.Dennison pada tahun Seiring bertambahnya waktu, Dennison bekerja sama dengan para pakar neurologi, perkembangan anak, pelatihan penglihatan, chiropractor, kinesiologi olahraga, kinesiologi terapan, akupresur dan mengembangkan gerakan senam otak serta pemahaman baru tentang proses belajar (Dennison, 2008).

12 Mekanisme Kerja Brain Gym Menurut Dennison tahun 2008 fungsi otak dibagi dalam 3 dimensi yaitu dimensi lateralitas, pemfokusan dan pemusatan (laterality, focus and centering). Fungsi gerakan brain gym yang terkait dengan 3 dimensi otak tersebut adalah untuk menstimulasi dimensi lateralis, meringankan dimensi pemfokusan dan merelaksasikan dimensi pemusatan. Lateralitas otak manusia dibagi dalam sisi kiri dan kanan. Dimensi lateralis menjelaskan kegiatan yang berhubungan dengan komunikasi. Otak merupakan pusat kegiatan tubuh yang akan mengaktifkan seluruh organ dan sistem tubuh melalui pesan pesan yang disampaikan melewati serabut syaraf secara sadar maupun tidak sadar. Maka dalam hal ini belahan otak kiri akan aktif jika sisi kanan tubuh digerakan dan begitu pula sebaliknya. Sifat ini memungkinkan munculnya dominasi salah satu sisi (Dennison, 2008). Dimensi fokus menjelaskan hubungan antara area otak yang ada di bagian depan dan belakang. Hal ini berhubungan dengan kemampuan pemahaman, pengertian dan konsentrasi (Dennison, 2008). Dimensi pemusatan menyangkut tentang hubungan antara bagian atas dan bawah otak. Dimensi pemusatan mengharmonisasikan emosi dengan fikiran rasional. Keahlian ini berhubungan dengan pengorganisasian/ merasakan/ mengekspresikan emosi dan akan merespon secara lebih rasional dan bukan berdasar emosi semata. Gerakan brain gym diharapkan dapat membuat badan dan otak menjadi relaks (Dennison, 2008).

13 18 Fungsi otak yang sukses memerlukan hubungan yang efesien melewati jalur saraf yang ada di seluruh otak. Ketika kita berada dalam keadaan stres, otak bereaksi dengan menghambat transmisi informasi yang bersifat simultan. Salah satu hemisfer akan switched off yang akan menyebabkan terjadinya masalah dalam koordinasi dan gangguan terhadap kemampuan untuk berfikir jernih, memecahkan masalah, kemampuan komprehensi, organisasi dan komunikasi secara efektif. Dalam hal ini brain gym dapat mengakses kedua hemisfer secara simultan, hemisfer akan kembali switched on dan berada dalam kondisi terintegrasi (Sularyo&Handryastuti, 2002). Otak mengontrol semua fungsi tubuh, brain gym memanfaatkan dan membentuk relasi diantara otak dan tubuh, dengan melakukan gerakan gerakan tersebut dapat mengintegrasikan semua area yang berhubungan dalam proses belajar untuk meningkatkan kemampuan memaksimalkan kedua belah hemisfer. Brain gym mengintegrasikan brainstem, midbrain (sistem limbik, kontrol suhu, memori, emosi, kelenjar dan kimia tubuh), neo cortex (kemampuan berpikir yang tertinggi, komunikasi, hemisfer kiri dan kanan) (Sularyo&Handryastuti, 2002). Dalam keadaan stres, brain stem adalah fokus aktifitas otak dan berfungsi untuk survival (tendon guard reflex) ketika menghadapi bahaya. Reflek ini dapat terkunci oleh lingkungan dan menghambat akses ke memori (sistem limbik) dan kemampuan berfikir (neo cortex). Brain gym dapat memperbaiki kemampuan semua area otak dengan cara mengaktivasi semua fungsi (Sularyo&Handryastuti, 2002).

14 19 Brain gym dengan metode latihan dan gerakan akan meggunakan seluruh otak melalui pembaruan pola gerakan tertentu untuk membuka bagian bagian otak yang sebelumnya tertutup atau terhambat. Pada awalnya brain gym terbatas untuk orang dewasa saja, memasuki tahun 2000-an brain gym dikembangkan untuk membantu meningkatkan kecerdasan anak anak sekolah. Gerakan gerakan senam ringan yang dilakukan dalam brain gym dapat memberikan rangsangan atau stimulus ke otak. Stimulus itulah yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif, misalnya kewaspadaan, konsentrasi dan kecepatan dalam proses belajar serta kemampuan mengingat, pemecahan masalah ataupun kreatifitas (As adi, 2011). Senam otak untuk anak dan dewasa dilakukan untuk memperbaiki : kemampuan membaca, mengeja, komprehensi, menulis tangan dan membuat tulisan, kepercayaan diri, koordinasi dan komunikasi, konsentrasi dan memori, hiperaktifitas, mengatasi stres dan mencapai suatu tujuan, motivasi dan mengembangkan kepribadian, ketrampilan organisasai, dan penampilan (Sularyo&Handryastuti, 2002) Gerakan - Gerakan Brain Gym Dalam brain gym, terdapat 24 gerakan fisik yang akan mengaktifkan seluruh bagian tubuh. Gerakan gerakan brain gym digolongkan dalam 3 kelompok yaitu gerakan menyeberangi garis tengah (midline movement) yang mewakili dimensi lateralitas, gerakan meregangkan otot (lengthening activities)

15 20 yang mewakili dimensi fokus dan gerakan meningkatkan energi dan sikap penguatan (energy exercises and deepening attitudes) yang mewakili dimensi pemusatan (Dennison, 2008). Terdapat empat gerakan yang dilakukan sebelum melakukan gerakan brain gym yang dikenal dengan gerakan PACE (positif, aktif, clear dan energetic). Gerakan PACE didesain untuk belajar memasukkan pikiran dan tubuh ke dalam keadaan kecepatan tinggi untuk belajar mandiri dengan menggunakan seluruh otak (Dennison, 2008). Aktifitas dari PACE tersebut adalah : a) Energetic dilakukan dengan minum air putih untuk membantu mengembalikan kadar air yang dibutuhkan. Meminum air putih secara perlahan lahan dan sedikit sedikit akan membantu untuk mengaktifkan fungsi jaringan jaringan sel baru yang akan terbentuk setelah melakukan gerakan brain gym. b) Clear dilakukan dengan gerakan meletakkan ibu jari dan jari telunjuk kanan di bawah clavicula dan dipijit secara perlahan lahan sambil menggerakan mata kearah kanan dan kiri secara perlahan lahan tanpa menggerakkan kepala. Gerakan ini bertujuan utuk merangsang titik titik reflek yang berlokasi di daerah tersebut. Selain itu gerakan ini dapat melepaskan gerakan mata yang terhambat dengan merelaksasi ketegangan di dalam otot di bagian belakang leher, otot yang berasal dari daerah visual.

16 21 c) Active : melakukan gerakan silang antara tubuh bagian kanan dengan tubuh bagian kiri. Gerakan ini akan mengaktifkan kedua belah sisi tubuh secara bersamaan dan menghidupkan jalur jalur saraf di belahan otak kiri dan kanan. Para pakar membuat teori bahwa gerakan kontralateral bekerja untuk mengaktifkan pusat bahasa dan wicara ke otak. Di samping itu, integrasi bagian tubuh kanan dan bagian tubuh kiri merupakan unsur penting karena ini memudahkan pembelajaran, menstimulasi imajinasi dan mengaktifkan kreatifitas. d) Positif atau kait rileks adalah gerakan mengaitkan kedua tangan dan kedua kaki sambil memejamkan mata dan menarik nafas serta menghembuskannya secara perlahan lahan dan diulang beberapa kali. Gerakan ini bertujuan untuk mengaktifkan otot otot yang terkait dengan keseimbangan yang membantu untuk mendapatkan kembali keseimbangan fisik dan mental setelah seseorang mengalami stress emosional maupun stress fisik dari lingkungan. Gerakan ini membuat seseorang menjadi merasa lebih jernih, optimis, dan damai. Gerakan-gerakan dalam brain gym, yaitu (Dennison, 2010) : 1. Cross crawl (gerak menyilang) Gerakan ini meningkatkan komunikasi dan intergrasi di antara kedua hemisfer serebri dengan terbentuknya percabangan dan mielinisasi persarafan di corpus callosum sehingga komunikasi antara kedua hemisfer bertambah cepat dan lebih terintegrasi. Gerakan ini

17 22 meningkatkan koordinasi penglihatan, pendengaran, kemampuan kinestetik sehingga meningkatkan kemampuan mendengar, membaca, menulis dan daya ingat. Gerakan silang ini dilakukan antara tubuh bagian kanan dengan bagian kiri. Gerakan ini memiliki banyak variasi gerakan. Salah satunya dapat dilakukan dengan menyentuh lutut kanan dengan siku kiri kemudian bergantian menyentuh lutut kiri dengan siku kanan. Pada saat melakukan gerakan ini, harus dipastikan bahwa bahu dan pinggul ikut bergerak, bukan hanya sekedar menekuk perut untuk menyentuh siku dan lutut. Gambar 2. Cross crawl (gerak menyilang) (Sularyo&Handryastuti, 2002) 2. Alphabet 8s (abjad 8) Gerakan ini mampu membuat anak untuk menulis lebih otomatis dan memacu otak untuk berpikir kreatif. Dilakukan dengan memadukan gerakan gerakan yang terlibat dalam pembentukan huruf.

18 23 Gambar 3. Alphabet 8s (abjad 8) (Sularyo&Handryastuti, 2002) 3. Double doodle (menggambar dua tangan) Melukis dengan 2 tangan sebelah menyebelah akan membangkitkan keterarahan dan orientasi ruang, karena terkait dengan garis tengah tubuh. Kegiatan ini melatih kemampuan kedua mata secara bersamaan dan membantu pengembangan koordinasi tangan dan mata untuk meningkatkan ketrampilan menulis. Menggambar dengan kedua tangan pada saat yang sama ke dalam, ke luar, ke atas dan ke bawah. Gambar 4. Double doodle (Sularyo&Handryastuti, 2002)

19 24 4. Lazy 8 (8 malas) Gerakan ini memadukan bidang penglihatan kiri dan kanan sehingga meningkatkan integrasi otak kiri dan kanan sekaligus meningkatkan keseimbangan dan koordinasi tubuh. Gerakan ini dapat meningkatkan ketrampilan baca tulis dan pemahaman. Gerakan ini dilakukan dengan cara tahan satu ibu jari setinggi posisi mata dan jarak baca, kemudian menggambar angka 8 tidur ( ) di udara di bidang tengah pandang mata. Gerakan ibu jari membentuk angka 8 tidur dengan gerakan berlawanan arah jarum jam terlebih dahulu, naik, ke kiri atas dan putar, dan selesaikan angka 8 tidur dengan menggerakkan ibu jari searah jarum jam di sisi kanan. Buatlah gerakan ini 3 kali tiap tangan, kemudi an 3 kali dengan kedua tangan. Gambar 5. Lazy 8 (Sularyo&Handryastuti, 2002) 5. Belly breathing (pernapasan perut) Gerakan ini meningkatkan persediaan oksigen untuk seluruh tubuh, terlebih untuk otak. Kegiatan ini merilekskan SSP sambil

20 25 meningkatkan kadar energi. Gerakan ini terbukti meningkatkan kemampuan membaca dan berbicara. Letakkan tangan di perut. Buang napas pendek pendek, lalu ambil napas dalam dan pelan-pelan. Tangan mengikuti gerakan perut waktu membuang dan mengambil napas. Gambar 6. Belly breathing (Sularyo&Handryastuti, 2002) 6. The elephant (gajah) Gerakan ini mengaktifkan dan menyeimbangkan semua sistem pada tubuh dan pikiran. Mengaktivasi sistem vestibular terutama canalis semisirkularis demikian juga koordinasi tangan dan mata. Gerakan ini memadukan sisi kiri dan kanan otak untuk penglihatan, pemahaman, pendengaran, memori jangka pendek/panjang dan berpikir abstrak. Gerakan ini dilakukan dengan menekuk lutut sedikit, lekatkan kepala ke bahu dan tangan lurus ke depan. Gunakan tulang dada untuk menggerakkan seluruh badan atas membuat gerakan Lazy 8. Lihat ke jari dan ulangi dengan tangan satunya.

21 26 Gambar 7. The elephant (Sularyo&Handryastuti, 2002) 7. Neck rolls (putar kepala ) Gerakan ini mampu menurunkan tegangan otot leher,meningkatkan kemampuan melaksanakan kegiatan mental tanpa tekanan. Gerakan ini meningkatkan pernapasan dan relaksasi titik-titik vokal untuk pembicaraan yang lebih beresonansi. Karena ada peningkatan di dalam kemampuan menggerakkan mata dari kiri ke kanan melewati bidang tengah penglihatan, maka kemampuan baca juga meningkat. Tundukkan kepala ke depan, dan pelan-pelan putar dari satu sisi ke sisi lainnya. Tengadahkan kepala ke belakang, dan putar lagi ke kiri ke kanan. Ulangi dengan bahu diturunkan. Gambar 8. Neck rolls (Sularyo&Handryastuti, 2002)

22 27 8. The rocker (pompa bokong) Gerakan ini mengurut lengan dan paha, membantu menurunkan tegangan otot di bagian belakang tubuh yang menghalangi gerakan ke depan dengan mudah. Meningkatkan aliran cairan serebrospinal ke otak, jadi meningkatkan kemampuan untuk fokus, konsentrasi dan pemahaman. Duduk di lantai, tangan ditaruh di belakang, ditekuk, ke 2 kaki diangkat sedikit, dan gerakkan pinggul memutar beberapa kali sampai rilek. Gambar 9. The Rocker (Sularyo&Handryastuti, 2002) 9. Cross crawl sit-up (gerak diagonal telentang) Gerakan ini mengaktifkan kedua belahan otak secara serempak. Ia menggabungkan otak untuk koordinasi penglihatan, pendengaran dan kemampuan kinestetik. Jadi meningkatkan kemampuan mendengar, membaca, menulis dan daya ingat.

23 28 Gambar 10. Cross crawl sit-up (Sularyo&Handryastuti, 2002) 10. Energizer (kepala kobra) Gerakan ini terdiri dari menarik nafas panjang dan dalam sehingga meningkatkan oksigenasi, relaksasi otot leher dan bahu. Gerakan ini membangkitkan sistem terutama setelah bekerja di depan komputer dan duduk dalam waktu yang lama. Dapat memperbaiki postur, konsentrasi dan perhatian, secara khusus berguna selama bekerja di depan komputer. Gambar 11. Energizer (Sularyo&Handryastuti, 2002) 11. The owl (burung hantu) Gerakan ini adalah urut bahu kanan dan kiri, tarik nafas saat kepala beradan di posisi tengah, kemudian hembuskan nafas ke samping. Fungsi gerakan ini adalah untuk menunjang konsentrasi, daya ingat dan kemampuan berhitung serta mengurai ketegangan otot.

24 29 Gambar 12. The owl (Sularyo&Handryastuti, 2002) 12. Arm activation (mengaktifkan tangan) Gerakan ini meregangkan otot bahu dan dada atas. Gerakan ini merilekskan dan mengkoordinasi otot-otot bahu dan lengan serta membantu otak dalam kemudahan menulis dengan tangan, mengucap dan menulis kreatif. Luruskan satu tangan ke atas, ke samping kuping. Buang nafas pelan, sementara otot-otot diaktifkan dengan mendorong tangan melawan tangan satunya keempat jurusan (depan, belakang, ke dalam dan keluar). Gambar 13. Arm activation (Sularyo&Handryastuti, 2002)

25 The footflex (melenturkan sendi kaki) Gerakan ini mengembalikan ukuran panjang alamiah sendi-sendi bagian belakang kaki. Gerakan ini akan merilekskan refleksi untuk bertahan sekaligus meningkatkan kemampuan komunikasi, konsentrasi dan menyelesaikan pekerjaan. Cengkeram tempat-tempat yang terasa sakit di pergelangan kaki., betis dan belakang lutut satu persatu, sementara pelan-pelan kaki digerakkan ke luar dan ke dalam. Gambar 14. The footflex (Sularyo&Handryastuti, 2002) 14. Calf pump (pompa betis) Gerakan ini menghasilkan kekuatan yang lebih alamiah bagi otot dan tulang di bagian belakang tubuh. Kegiatan ini mempermudah refleks bertahan dan membebaskan perasaan-perasaan yang membuat kita tidak mampu ikut serta dalam melakukan kegiatan yang positif. Pompa ini meningkatkan konsentrasi perhatian, pemahaman yang mendalam dan kemampuan untuk mengerjakan sesuatu sampai selesai. Majukan badan ke depan dan buang nafas, pelan-pelan tekan telapak kaki ke

26 31 belakang lantai, kemudian angkat ke atas sambil ambil nafas dalam. Ulangi 3x tiap kaki. Gambar 15. Calf pump (Sularyo&Handryastuti, 2002) 15. The gravity glider (bandul gravitasi) Gerakan ini merilekskan kelompok otot, ini penting untuk keseimbangan dan koordinasi seluruh tubuh dan membantu pemahaman. Silangkan kaki, lutut tetap relaks. Tundukkan badan ke depan dengan tangan lurus, buang napas waktu turun, dan ambil napas waktu naik. Ulangi 3 x, kemudian ganti kaki. Gambar 16. The Gravity Glider (Sularyo&Handryastuti, 2002)

27 The grounder (kuda-kuda) Kegiatan ini memperlancar dan merilekskan kelompok otot di paha yang menyeimbangkan dan menstabilkan tubuh. Melakukan gerakan ini dapat meningkatkan pemahaman, memori jangka pendek, ekspresi dan ketrampilan organisasi. Mulai dengan kaki terbuka, arahkan kaki kanan ke kanan, dan kaki kiri tetap lurus ke depan. Tekuk lutut kanan sambil buang nafas, lalu ambil napas waktu lutut kanan diluruskan kembali. Ulangi 3 x, kemudian ganti dengan kaki kiri. Gambar 17. The grounder (Sularyo&Handryastuti, 2002) 17. Brain buttons (tombol otak) Kegiatan ini merangsang aliran darah yang kaya oksigen melalui arteri karotis ke otak. Tombol ini membantu membentuk kembali pesanpesan yang terarah dari bagian tubuh ke otak dan penglihatan, jadi meningkatkan hubungan silang antara otak untuk membaca, menulis, berbicara dan mengikuti petunjuk. Sambil menyentuh pusar, pijat keras sisi kiri dan kanan tulang tengah (sternum) di bawah tulang dada.

28 33 Gambar 18. Brain buttons (Sularyo&Handryastuti, 2002) 18. Earth buttons (tombol bumi) Menyentuh tempat-tempat ini merangsang otak dan menyegarkan kembali kelelahan mental yang berat, mampu meningkatkan ketrampilan organisasional dan meningkatkan kemampuan untuk terfokus pada obyek yang dekat. Taruh 2 jari di bawah bibir dan tangan yang satu di os.pubis. Nafaskan energi ke atas, ke tengahtengah badan. Gambar 19. Earth buttons(sularyo&handryastuti, 2002)

29 Space buttons (tombol ruang) Menekan 2 titik ini merangsang gerakan seluruh sistem yang meningkatkan perhatian, fokus, motivasi dan intuisi pengambilan keputusan. Taruh 2 jari di atas bibir dan tangan satunya di tulang ekor selama 1 menit, nafaskan energi ke atas tulang punggung. Gambar 20. Space buttons (Sularyo&Handryastuti, 2002) 20. The thinking cap (pijat kuping) Kegiatan ini membangkitkan mekanisme pendengaran dan memori. Sehingga meningkatkan kemampuan mendengar, memori jangka pendek dan ketrampilan berpikir abstrak. Pelan-pelan buka daun kuping keluar, 3 x dari atas ke bawah. Gambar 21. The thinking cap (Sularyo&Handryastuti, 2002)

30 Balance button (tombol keseimbangan) Kegiatan ini merangsang sistem keseimbangan tubuh di telinga bagian dalam. Gerakan ini akan memperbaiki keseimbangan, merilekskan mata dan bagian lain tubuh anda serta mempermudah perhatian anda untuk berpikir dan melakukan kegiatan. Pengambilan keputusan, konsentrasi dan pemecahan masalah semuanya akan meningkat pada saat organisasi tubuh meningkat. Sentuhkan 2 jari ke belakang telinga dan taruh tangan satunya di pusar. Nafaskan energi ke atas, setelah 1 menit sentuh belakang telinga yang lain. Gambar 22. Balance button (Sularyo&Handryastuti, 2002) 22. The energy yawn (pijat otot menguap) Lebih dari 50% hubungan saraf dari otak ke bagian lain tubuh berjalan lewat persambungan rahang. Mengurut-urut bagian otot yang menggerakkan mulut untuk buka tutup merilekskan rahang, memperlancar hubungan-hubungan saraf untuk peningkatan otak secara keseluruhan. Taruh jari di rahang yang terasa tegang. Buat suara menguap lebar dan rileks, sambil memijat pelan untuk melepas ketegangan.

31 36 Gambar 23. The energy yawn (Sularyo&Handryastuti, 2002) 23. Cook s hook up (duduk angkat kaki jari bersentuhan) Kegiatan ini menyeimbangkan dan menghubungkan dua hemisfer. Kegiatan ini memperkuat energi elektris tubuh,terlebih dalam situasi yang penuh tekanan dan tidak biasa seperti pada saat bekerja dengan komputer, TV, AC. Pertama, taruh menyilang kaki kiri di atas paha kanan atau sebaliknya. Lalu tangan kanan memegang pergelangan kiri dan tangan kiri pada telapak bawah kaki kanan. Kedua, turunkan kaki, satukan kedua tangan sambil terus bernafas dalam selama 1 menit lagi. Gambar 24. Cook s hook up (Sularyo&Handryastuti, 2002)

32 Positive points (titik positif ) Titik positif adalah titik-titik tekanan di dahi yang khusus diketahui untuk refleks menghadapi sesuatu atau lari dari sesuatu, jadi menurunkan tekanan stres emosional. Sentuh perlahan the positive points, dua tonjolan di dahi. Aplikasi gerakan-gerakan senam otak dalam kehidupan sehari-hari tergantung dari kebutuhan seseorang. Misalnya dalam pekerjaan akuntansi yang memerlukan kemampuan matematis, maka gerakan-gerakan senam otak adalah tombol bumi, tombol ruang, tombol keseimbangan, pijat kuping, burung hantu dan pijat otot menguap. Gambar 25. Positive points (Sularyo&Handryastuti, 2002) 2.5 Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentan usia 0-6 tahun (Undang-undang Sisdiknas, 2003) dan 0-8 tahun menurut pakar pendidik anak. Anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan

33 38 dan perkembangan yang bersifat unik. Mereka memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya. Pada masa ini merupakan masa emas (golden age), karena anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Menurut berbagai penelitian di bidang neurologi terbukti bahwa 50% kecerdasan anak terbentuk dalam kurun waktu 4 tahun pertama. Setelah anak berusia 8 tahun perkembangan otaknya mencapai 80% dan pada usia 18 tahun mencapai 100% (Syamsiyatun, 2012). Awal masa kanak kanak berlangsung dari usia 2 6 tahun, oleh orang tua disebut sebagai usia problematik, menyulitkan, atau main; oleh para pendidik disebut usia prasekolah; dan oleh para ahli psikologi sebagai prakelompok, penjelajah atau usia bertanya. Pada usia ini anak memiliki karakteristik perkembangan dan kemampuan tersendiri (Rahman, 2009). Karakteristik anak usia dini adalah sebagai berikut : anak usia 4 5 tahun: gerakan lebih terkoordinasi, senang bermain dengan kata, dapat duduk diam dan menyelesaikan tugas dengan hati-hati, dapat mengurus diri sendiri, dapat membedakan satu dengan banyak. Anak usia 5 6 tahun : gerakan lebih terkontrol, perkembangan bahasa sudah cukup baik, dapat bermain dan berkawan, peka terhadap situasi sosial, mengetahui perbedaan kelamin dan status, dapat berhitung 1 10 (Syamsiyatun, 2012). Berdasarkan karakteristik tersebut diketahui bahwa anak usia 5 6 tahun (kelompok B), mereka dapat melakukan gerakan yang terkoordinasi,

34 39 perkembangan bahasa sudah baik dan mampu berinteraksi sosial. Dengan koordinasi gerakan yang baik anak mampu menggerakkan mata-tangan untuk mewujudkan imajinasinya ke dalam bentuk gambar (Syamsiyatun, 2012) Perkembangan Fisik Motorik Perkembangan fisik/motorik akan mempengaruhi kehidupan anak baik secara langsung ataupun tidak langsung. Hurlock menambahkan bahwa secara langsung, perkembangan fisik akan menentukan kemampuan dalam bergerak. Secara tidak langsung, pertumbuhan dan perkembangan fisik akan mempengaruhi bagaimana anak memandang dirinya sendiri dan orang lain (Syamsiyatun, 2012). Perkembangan motorik anak terdiri dari dua, yaitu motorik kasar dan motorik halus. Perkembangan motorik kasar seorang anak pada usia 3 tahun adalah melakukan gerakan sederhana seperti berjingkrak, melompat, berlari. Sedangkan usia 4 tahun, anak tetap melakukan gerakan yang sama, tetapi sudah berani mengambil resiko seperti jika anak dapat naik tangga dengan satu kaki lalu dapat turun dengan cara yang sama. Lalu, pada usia 5 tahun anak lebih percaya diri lagi dengan mencoba untuk berlomba dengan teman sebayanya (Rahman,2009). Perkembangan motorik halus anak dapat dilihat pada usia 3 tahun yakni kemampuan anak masih terkait dengan kemampuan bayi untu menempatkan dan memegang benda-benda. Pada usia 4 tahun, koordinasi motorik halus anak semakin meningkat dan menjadi lebih tepat seperti bermain balok. Sedangkan

35 40 pada usia 5 tahun, mereka sudah memiliki koordinasi mata yang bagus dengan memadukan tangan, lengan, dan anggota tubuh lainnya untuk bergerak (Rahman, 2009). Perkembangan fisik-motorik pada anak usia 5 6 tahun (kelompok B) otot kasar dan otot halus anak sudah berkembang. Anak memiliki banyak tenaga untuk melakukan kegiatan dan umumnya mereka sangat aktif. Anak sudah dapat melakukan gerakan yang terkoordinasi. Keterampilan yang menggunakan otot kaki dan tangan sudah berkembang dengan baik (Syamsiyatun, 2012) Perkembangan Kognitif Istilah kognitif (cognitive) berasal dari kata cognition atau knowing berarti konsep luas dan inklusi yang mengacu pada kegiatan mental yang tampak dalam pemerolehan, organisasi / penataan dan penggunaan pengetahuan. Dalam arti yang luas, kognitif merupakan ranah kejiwaan yang berpusat di otak dan berhubungan dengan konasi (kehendak), afeksi (perasaan)(rahman, 2009). Perkembangan kognitif menggambarkan bagaimana pikiran anak berkembang dan berfungsi sehingga dapat berfikir. Keat menyatakan bahwa perkembangan kognitif merupakan proses mental yang mencakup pemahaman tentang dunia, penemuan pengetahuan, pembuatan perbandingan, berfikir dan mengerti. Proses mental yang dimaksud adalah proses pengolahan informasi yang menjangkau kegiatan kognisi, intelegensi, belajar, pemecahan masalah dan pembentukan konsep. Hal ini juga menjangkau kreativitas, imajinasi dan ingatan (Syamsiyatun, 2012).

36 41 Ada 2 teori utama perkembangan kognitif, yakni; teori pembelajaran dan teori perkembangan kognitif. Menurut Peaget, seorang pakar psikologi kognitif dan psikologi anak, dapat disimpulkan 4 tahap perkembangan kognitif, yaitu; tahap sensori motor (0 2 tahun), tahap pra operasional (2 7 tahun), tahap konkrit operasional (7 11 tahun), tahap formal operasional (11 15 tahun). Anak usia 5 6 tahun berada pada tahap pra operasional. Pada tahap ini anak mulai menunjukan proses berfikir yang jelas. Anak mulai mengenali beberapa simbol dan tanda termasuk bahasa dan gambar. Penguasaan bahasa anak sudah sistematis, anak dapat melakukan permainan simbolis (Syamsiyatun, 2012) Perkembangan Sosio Emosional Emosi merupakan perasaan atau afeksi yang melibatkan perpaduan antara gejolak fisiologis dan gejala perilaku yang terlihat. Perkembangan emosi memainkan peranan yang penting dalam kehidupan terutama dalam hal penyesuaian pribadi dan sosial anak dengan lingkungan (Syamsiyatun, 2012). Menurut Ericson, anak usia TK berada pada tahap innititive vs guilt yang sedang berkembang kearah industry vs inferiority. Ismail menyatakan bahwa pada tahap ini anak mengalami perkembangan yang positif dalam kreativitas, banyak ide, imajinasi, berani mencoba, berani mengambil resiko dan mudah bergaul. Pada tahap ini anak dapat menunjukan sikap inisiatif, yaitu mulai lepas dari ikatan orang tua, bergerak bebas dan mulai berinteraksi dengan lingkungan (Syamsiyatun, 2012).

37 42 Ada beberapa karakteristik perkembangan sosial anak usia 5 tahun antara lain : dapat mengatur emosi dan mengungkapkan perasaan dengan cara yang bisa diterima secara sosial, anak mampu memisahkan perasaan dengan tindakan mereka, menghayati perilaku sosial yang pantas, kekerasan emosi dan ledakan fisik mulai berkurang karena anak telah mampu mengungkapkan perasaan melalui kata-kata, dan dapat melucu atau membuat lelucon (Syamsiyatun, 2012). Anak usia 5 6 tahun sudah mampu mengembangkan inisiatif untuk menjelaskan dan mencoba apa yang dia inginkan. Anak mampu menunjukan reaksi emosi dengan lebih proporsional (Syamsiyatun, 2012) Perkembangan Bahasa Penguasaan bahasa anak berkembang menurut hukum alami, yaitu mengikuti bakat, kodrat dan ritme yang alami. Perkembangan bahasa anak berjalan sesuai jadwal biologisnya. Perkembangan bahasa tidaklah ditentukan pada umur, namun mengarah pada perkembangan motoriknya. Lingkungan juga memegang peranan dalam perkembangan bahasa anak. Bahasa anak akan muncul dan berkembang melalui berbagai situasi interaksi sosial (Syamsiyatun, 2012). Karakteristik perkembangan bahasa anak pada usia 5 tahun adalah sebagai berikut : perbendaharaan kosakata mencapai kata, struktur kalimat menjadi lebih rumit, berbicara dengan lancar, benar dan jelas tata bahasa kecuali pada kesalahan pelafalan, dapat menggunakan kata ganti orang dengan benar,

38 43 mampu mendengarkan orang yang sedang berbicara, dan senang menggunakan bahasa untuk permainan dan cerita (Syamsiyatun, 2012). Bahasa merupakan ungkapan dari apa yang difikirkan anak, sehingga bahasa memiliki peran yang sangat penting dalam berkomunikasi dengan orang lain. Anak usia 5 6 tahun sudah mampu berbicara dengan struktur kalimat yang lebih rumit dan anak senang menggunakan bahasa untuk menceritakan gagasan, pengalaman, pengetahuan dan apa yang difikirkan kepada orang lain (Syamsiyatun, 2012).

Senam Otak. Titi S.Sularyo, Setyo Handryastuti. Spesialisasi Hemisfer

Senam Otak. Titi S.Sularyo, Setyo Handryastuti. Spesialisasi Hemisfer Sari Pediatri, Sari Pediatri, Vol. 4, No. Vol. 1, 4, Juni No. 2002: 1, Juni 362002-44 Senam Otak Titi S.Sularyo, Setyo Handryastuti Proses belajar, berpikir, kreatifitas dan kecerdasan sesungguhnya tidak

Lebih terperinci

BRAIN GYM, BRAIN GAMES ( MARI BERMAIN OTAK DENGAN SENAM OTAK ) Oleh : EVA IMANIA ELIASA, S.Pd

BRAIN GYM, BRAIN GAMES ( MARI BERMAIN OTAK DENGAN SENAM OTAK ) Oleh : EVA IMANIA ELIASA, S.Pd BRAIN GYM, BRAIN GAMES ( MARI BERMAIN OTAK DENGAN SENAM OTAK ) Oleh : EVA IMANIA ELIASA, S.Pd MAKALAH INI DISAMPAIKAN DALAM RANGKA PROGRAM PARENT VOLUNTEER`S WEEK DI SD BUDI MULIA DUA YOGYAKARTA, 26-27

Lebih terperinci

MANFAAT SENAM OTAK. Zulaini *

MANFAAT SENAM OTAK. Zulaini * MANFAAT SENAM OTAK Zulaini * Abstrak: Selama ini orang lebih memelihara kebugaran fisik daripada otak. Padahal otak merupakan pusat dari kontrol segala aktivitas manusia. Senam otak atau brain gym dalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan membaca, menulis, dan berhitung (calistung) pada usia. Menurut Noor (2006) kemampuan membaca, menulis, dan berhitung

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan membaca, menulis, dan berhitung (calistung) pada usia. Menurut Noor (2006) kemampuan membaca, menulis, dan berhitung 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kemampuan membaca, menulis, dan berhitung (calistung) pada usia dini akan mempengaruhi mutu pendidikan pada tingkat pendidikan dasar. Menurut Noor (2006) kemampuan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Hasil Belajar Pretest Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok. Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai rerata pretest pada

BAB V PEMBAHASAN. A. Hasil Belajar Pretest Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok. Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai rerata pretest pada BAB V PEMBAHASAN A. Hasil Belajar Pretest Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol. Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai rerata pretest pada kelompok eksperimen sebesar 57,23 dan kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. System) pada vertebrata dan banyak invertebrata lainnya.otak mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. System) pada vertebrata dan banyak invertebrata lainnya.otak mengatur dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Otak atau encephalon adalah pusat sistem saraf/ CNS (Central Nervous System) pada vertebrata dan banyak invertebrata lainnya.otak mengatur dan mengkoordinir

Lebih terperinci

A. Bagian-Bagian Otak

A. Bagian-Bagian Otak A. Bagian-Bagian Otak 1. Cerebrum (Otak Besar) Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan nama Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum merupakan bagian otak

Lebih terperinci

GAMBARAN PELAKSANAAN SENAM OTAK (BRAIN GYM) PADA LANSIA DI PANTI WREDHA BUDI DHARMA YOGYAKARTA

GAMBARAN PELAKSANAAN SENAM OTAK (BRAIN GYM) PADA LANSIA DI PANTI WREDHA BUDI DHARMA YOGYAKARTA JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016 77 GAMBARAN PELAKSANAAN SENAM OTAK (BRAIN GYM) PADA LANSIA DI PANTI WREDHA BUDI DHARMA YOGYAKARTA Etik Pratiwi * * Dosen Akademi Keperawatan Notokusumo

Lebih terperinci

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh

Lebih terperinci

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf BAB II Struktur dan Fungsi Syaraf A. SISTEM SARAF Unit terkecil dari system saraf adalah neuron. Neuron terdiri dari dendrit dan badan sel sebagai penerima pesan, dilanjutkan oleh bagian yang berbentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalan normal sesuai dengan tahapan normalnya adalah hal yang paling

BAB I PENDAHULUAN. berjalan normal sesuai dengan tahapan normalnya adalah hal yang paling BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Orang tua menganggap bahwa pertumbuhan dan perkembangan anak berjalan normal sesuai dengan tahapan normalnya adalah hal yang paling penting. Orang tua bersedia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan motorik merupakan proses belajar bagaimana tubuh menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik dirasakan sepanjang daur kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usia lanjut di Indonesia diperkirakan antara tahun sebesar 414 %

BAB I PENDAHULUAN. usia lanjut di Indonesia diperkirakan antara tahun sebesar 414 % BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tolak ukur kemajuan suatu bangsa seringkali dilihat dari angka harapan hidup penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu aspek yang mendukung siswa untuk mencapai prestasi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu aspek yang mendukung siswa untuk mencapai prestasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsentrasi adalah pemusatan fungsi jiwa terhadap suatu objek seperti konsentrasi pikiran, perhatian dan sebagainya (Djamarah, 2008). Slameto (2003) mengungkapkan konsentrasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sel saraf (sumber Wikipedia Bahasa Indonesia) atau neuron dimana otak

BAB II LANDASAN TEORI. sel saraf (sumber Wikipedia Bahasa Indonesia) atau neuron dimana otak BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Otak 2.1.1. Pengertian otak Otak manusia adalah struktur yang sangat menakjubkan, jagat dari kemungkinan dan struktur yang tak terbatas (David, 2012). Struktur otak manusia memiliki

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan tentang Senam Otak. 1. Pengertian Senam Otak. Senam Otak adalah serangkaian latihan gerak sederhana untuk

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan tentang Senam Otak. 1. Pengertian Senam Otak. Senam Otak adalah serangkaian latihan gerak sederhana untuk BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan tentang Senam Otak 1. Pengertian Senam Otak Senam Otak adalah serangkaian latihan gerak sederhana untuk memudahkan kegiatan belajar. Senam otak atau yang sering dikenal

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Dengan menggunakan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Dengan menggunakan BAB IV METODE PENELITIAN 4. 1 Rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Dengan menggunakan rancangan penelitian two group pre and post test control group design (Pocock, 2008)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Kemampuan Motorik Halus

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Kemampuan Motorik Halus 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kemampuan Motorik Halus 2.1.1 Pengertian Kemampuan Motorik Halus Menurut Susanto (2011) motorik halus adalah gerakan yang melibatkan gerakan-gerakan yang lebih halus dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, setiap manusia akan melalui tahap perkembangan yang sama.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, setiap manusia akan melalui tahap perkembangan yang sama. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan, setiap manusia akan melalui tahap perkembangan yang sama. Perkembangan tersebut terbagi menjadi beberapa tahap antara lain tahap pre-natal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tolak ukur kemajuan bangsa adalah dilihat dari usia harapan hidup penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yang cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan fase bayi. Anak usia 4 6 tahun rata-rata penambahan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan fase bayi. Anak usia 4 6 tahun rata-rata penambahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Orang tua mengharapkan anaknya dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sehingga dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan tangguh (Putri, 2009).

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sesuai kemampuannya (Darmajo, 2009).

I. PENDAHULUAN. sesuai kemampuannya (Darmajo, 2009). I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lansia merupakan seseorang dengan usia lanjut yang mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial. Perubahan ini akan memberikan pengaruh terhadap seluruh aspek

Lebih terperinci

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina PENDAHULUAN Pendidikan anak usia dini yang menjadi pondasi bagi pendidikan selanjutnya sudah seharusnya

Lebih terperinci

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI SISTEM SARAF SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI 1. SEL SARAF SENSORIK. 2. SEL SARAF MOTORIK. 3. SEL SARAF INTERMEDIET/ASOSIASI. Sel Saraf Sensorik Menghantarkan impuls (pesan) dari reseptor ke sistem

Lebih terperinci

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI Komponen Ya Dilakukan Tidak Pengertian Gerakan/sentuhan yang diberikan pada bayi setiap hari selama 15 menit, untuk memacu sistem sirkulasi bayi dan denyut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Nera Insan Nurfadillah, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Nera Insan Nurfadillah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tertulis untuk tujuan, misalnya memberi tahu, meyakinkan, atau menghibur. Menulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini merupakan anak yang memiliki masa keemasan bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini merupakan anak yang memiliki masa keemasan bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia dini merupakan anak yang memiliki masa keemasan bagi perkembangan fisik dan mental anak tersebut. Pada masa ini, anak sangat sensitive menerima segala pengaruh

Lebih terperinci

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar Lampiran 4 No. Panduan Senam Bugar Lansia (SBL) Langkah Gerakan SBL Bag. 1 Gerakan Pemanasan Gambar Latihan Pernapasan 1. Meluruskan badan dengan kedua tangan lurus ke bawah sejajar dengan kedua sisi tubuh.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple

BAB I PENDAHULUAN. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan adalah suatu proses perubahan dimana anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari berbagai aspek. Salah satu aspek penting dalam perkembangan

Lebih terperinci

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar.

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar. Pengertian Sistem saraf adalah sistem yang mengatur dan mengendalikan semua kegiatan aktivitas tubuh kita seperti berjalan, menggerakkan tangan, mengunyah makanan dan lainnya. Sistem Saraf tersusun dari

Lebih terperinci

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti TUJUAN MODUL Setelah mempelajari modul ini, diharapkan peserta dapat: 1. Memahami konsep dukungan latihan fisik untuk asuhan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN LAMPIRAN 1. SURAT IJIN PENELITIAN LAMPIRAN 2. SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN LAMPIRAN 3 KUESIONER PENELITIAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PETANI PEMETIK KOPI DI DUSUN BANUA TAHUN 2015 Karakteristik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Indonesia menurut survey Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006

I. PENDAHULUAN. hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Indonesia menurut survey Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lansia merupakan istilah bagi individu yang telah memasuki periode dewasa akhir atau usia tua. Periode ini merupakan periode penutup bagi rentang kehidupan seseorang,

Lebih terperinci

Peningkatan atau penurunan kemampuan pemecahan masalah dan kreativitas

Peningkatan atau penurunan kemampuan pemecahan masalah dan kreativitas Lobus Otak dan Fungsinya Lobus Frontal Lobus frontal adalah rumah bagi pemikiran kognitif kita, dan itu adalah proses yang menentukan dan membentuk kepribadian seorang individu. Pada manusia, lobus frontal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini merupakan suatu jenjang pendidikan yang berfungsi untuk mengembangkan setiap kemampuan anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun

Lebih terperinci

FUNGSI LUHUR. Mata Kuliah: ANATOMI OTAK; Pertemuan ke 9&10; Jurusan PLB

FUNGSI LUHUR. Mata Kuliah: ANATOMI OTAK; Pertemuan ke 9&10; Jurusan PLB FUNGSI LUHUR Oleh : dr. Euis Heryati Mata Kuliah: ANATOMI OTAK; Pertemuan ke 9&10; Jurusan PLB FUNGSI LUHUR FUNGSI YANG MEMUNGKINKAN MANUSIA DAPAT MEMENUHI KEBUTUHAN JASMANI DAN ROHANI SESUAI DENGAN NILAI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga masa dewasa. Perkembangan yang dilalui tersebut merupakan suatu perubahan yang kontinu

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN LATIHAN BRAIN GYM TERHADAP KECAKAPAN BERHITUNG PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

PENGARUH PENAMBAHAN LATIHAN BRAIN GYM TERHADAP KECAKAPAN BERHITUNG PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN PENGARUH PENAMBAHAN LATIHAN BRAIN GYM TERHADAP KECAKAPAN BERHITUNG PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN JURNAL Diajukan oleh: Elif Nur Efendi J 110 080 004 PROGRAM STUDI DIPLOMA IV FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Otak merupakan pusat dari keseluruhan tubuh. Otak manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Otak merupakan pusat dari keseluruhan tubuh. Otak manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Otak merupakan pusat dari keseluruhan tubuh. Otak manusia mengedalikan semua fungsi tubuh jika otak sehat maka akan mendorong kesehatan tubuh serta akan menunjang

Lebih terperinci

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga Metode Pengembangan Fisik Drs. Rumpis Agus Sudarko, M.S. FIK-UNY Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Qodriannisa Puspaningrum, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Qodriannisa Puspaningrum, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tingkat konsentrasi yang tinggi pada atlet memiliki peranan penting untuk dilatihkan guna menunjang penampilan yang baik pada atlet serta dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani agar anak. diselenggarakan pada jalur formal, nonformal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani agar anak. diselenggarakan pada jalur formal, nonformal maupun informal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (paud) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitiberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA 55 LAMPIRAN TEKNIK PELAKSANAAN LATIHAN HATHA YOGA PERSIAPAN LATIHAN Partisipan menggunakan pakaian yang bersih dan longgar. Partisipan tidak memakai alas kaki selama latihan. Karena latihan yoga harus

Lebih terperinci

ANATOMI OTAK. BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng, M.Psi

ANATOMI OTAK. BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng, M.Psi ANATOMI OTAK BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng, M.Psi www.unita.lecture.ub.ac.id Bagian Otak 1. Otak Bagian Belakang (hindbrain) 2. Otak Bagian Tengah (midbrain) 3. Otak Bagian Depan (forebrain) Hindbrain

Lebih terperinci

Pijat dan Senam untuk Pengembangan Bayi

Pijat dan Senam untuk Pengembangan Bayi BUKU PANDUAN DAN PEMANTAUAN Program Pengabdian Masyarakat Pijat dan Senam untuk Pengembangan Bayi Desa :. 1. Nama anak :.. 2. Jenis kelamin :.. 3. Tempat tanggal lahir :. 4. Nama ibu :. 5. Dusun : Fakultas

Lebih terperinci

Senam Hamil. Pengertian Senam Hamil

Senam Hamil. Pengertian Senam Hamil Senam Hamil Pengertian Senam Hamil Senam ibu hamil adalah jenis olahraga yang ringan untuk ibu hamil, olahraga ini bisa dilakukan untuk ibu hamil yang usia kandungannya di atas 6 bulan. Usia kandungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontraksi otot, elastisitas dan fleksibilitas otot, serta kecepatan dan waktu

BAB I PENDAHULUAN. kontraksi otot, elastisitas dan fleksibilitas otot, serta kecepatan dan waktu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seringkali pada orang yang telah mengalami usia lanjut (lansia) mengalami kemunduran atau perubahan morfologis pada otot yang menyebabkan perubahan fungsional

Lebih terperinci

DIENCEPHALON. Letak: antara telencephalon dan midbrain, dan mengelilingi ventrikel ketiga. Dua struktur utama: Thalamus Hipothalamus

DIENCEPHALON. Letak: antara telencephalon dan midbrain, dan mengelilingi ventrikel ketiga. Dua struktur utama: Thalamus Hipothalamus DIENCEPHALON Letak: antara telencephalon dan midbrain, dan mengelilingi ventrikel ketiga Dua struktur utama: Thalamus Hipothalamus THALAMUS Thalamos = ruangan di dalam Letaknya di bagian dorsal diencephalon

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anak prasekolah adalah anak yang mempunyai pribadi berbagai macam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anak prasekolah adalah anak yang mempunyai pribadi berbagai macam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Prasekolah 2.1.1 Pengertian Anak Prasekolah Anak prasekolah adalah anak yang mempunyai pribadi berbagai macam potensi. Agar pribadi anak tersebut berkembang secara optimal

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS BRAIN GYM DALAM MENINGKATKAN KECAKAPAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN OPERASI HITUNG BILANGAN SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

EFEKTIVITAS BRAIN GYM DALAM MENINGKATKAN KECAKAPAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN OPERASI HITUNG BILANGAN SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan EFEKTIVITAS BRAIN GYM DALAM MENINGKATKAN KECAKAPAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN OPERASI HITUNG BILANGAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : EVELIN

Lebih terperinci

SURVEY KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE-KECAMATAN TAMAN SIDOARJO TAHUN AJARAN DIDIK CAHYO WICAKSONO ABSTRAK

SURVEY KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE-KECAMATAN TAMAN SIDOARJO TAHUN AJARAN DIDIK CAHYO WICAKSONO ABSTRAK SURVEY KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE-KECAMATAN TAMAN SIDOARJO TAHUN AJARAN 2011-2012 DIDIK CAHYO WICAKSONO ABSTRAK Kemampuan motorik (motor ability) memegang peranan penting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Produktivitas Kerja 1. Pengertian Produktivitas kerja adalah jumlah barang atau jasa yang dihasilkan oleh tenaga kerja yang bersangkutan dalam suatu periode tertentu. (15) Umumnya

Lebih terperinci

DIKTAT PERKEMBANGAN MOTORIK

DIKTAT PERKEMBANGAN MOTORIK DIKTAT PERKEMBANGAN MOTORIK Oleh: Hj. Endang Rini Sukamti, MS PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2007 PENULISAN DIKTAT INI DIBIAYAI DENGAN ANGGARAN

Lebih terperinci

إ ن ا ك ل ش ي ء خ ل ق ن اه ب ق د ر

إ ن ا ك ل ش ي ء خ ل ق ن اه ب ق د ر BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat Matematika 1. Pengertian Matematika Dalam Al Qur an dinyatakan bahwa segala sesuatu itu diciptakan secara matematis, sebagaimana yang tersirat pada surat Al Qamar ayat

Lebih terperinci

LAMPIRAN-LAMPIRAN 69

LAMPIRAN-LAMPIRAN 69 LAMPIRAN-LAMPIRAN 69 Lampiran 1 FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Pengaruh Senam Otak terhadap Peningkatan Daya Ingat Lansia di Panti Werdha Karya Kasih Mongonsidi Medan Oleh Paula Angelina

Lebih terperinci

KEGIATAN SENAM OTAK DALAM MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA ANAK USIA DINI

KEGIATAN SENAM OTAK DALAM MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA ANAK USIA DINI KEGIATAN SENAM OTAK DALAM MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA ANAK USIA DINI Oleh: Ni Made Ary Astuti,S.Pd PAUD Mekarsari aryastuti3192@yahoo.com Abstrak Artikel ini membahas tentang bagaimana menstimulus

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS SENAM OTAK (BRAIN GYM) DALAM MENURUNKAN TINGKAT KEJENUHAN (BURNOUT) BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA SKRIPSI

EFEKTIVITAS SENAM OTAK (BRAIN GYM) DALAM MENURUNKAN TINGKAT KEJENUHAN (BURNOUT) BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA SKRIPSI EFEKTIVITAS SENAM OTAK (BRAIN GYM) DALAM MENURUNKAN TINGKAT KEJENUHAN (BURNOUT) BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan

BAB I PENDAHULUAN. tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan secara umum adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain.

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain. DADA 1. Breast Twist Fly 1. Posisikan tubuh bersandar incline pada bench dengan kedua tangan terbuka lebar memegang dumbbell. Busungkan dada untuk gerakan yang optimal. Angkat kedua dumbbell ke depan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Ergonomi Kata ergonomi berasal dari bahasa Yunani: ergon (kerja) dan nomos (peraturan, hukum). Ergonomi adalah penerapan ilmu ilmu biologis tentang manusia bersama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Momi Mahdaniar, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Momi Mahdaniar, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam proses belajar mengajar aktifitas membaca, menulis dan berhitung merupakan hal penting yang dilakukan di sekolah, terutama di kelaskelas dasar, ketiga hal di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. intelektual dibawah rata-rata, ketidakmampuan menyesuaikan perilaku, serta

BAB I PENDAHULUAN. intelektual dibawah rata-rata, ketidakmampuan menyesuaikan perilaku, serta 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tunagrahita didefinisikan sebagai anak yang memiliki kemmapuan intelektual dibawah rata-rata, ketidakmampuan menyesuaikan perilaku, serta terjadi pada masa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. anak memiliki masa emas untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. anak memiliki masa emas untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini Perkembangan anak usia dini merupakan perkembangan yang sangat penting untuk generasi penerus bangsa. Karena anak usia dini merupakan masa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Aktivitas Fisik a. Definisi Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2 : Hal , Desember 2015 PELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR GERAK. Komang Ayu Tri Widhiyanti, S.Or., M.Fis.

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2 : Hal , Desember 2015 PELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR GERAK. Komang Ayu Tri Widhiyanti, S.Or., M.Fis. PELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR GERAK Komang Ayu Tri Widhiyanti, S.Or., M.Fis. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP PGRI Bali Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan hasil belajar ditunjukkan dalam bentuk berubah pengetahuannya,

Lebih terperinci

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot Kebugaran jasmani harus dipenuhi oleh setiap orang. Kebugaran jasmani merupakan pendukung keberhasilan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Latihan kebugaran jasmani meliputi daya tahan, kekuatan, kelenturan,

Lebih terperinci

Anesty Claresta

Anesty Claresta Anesty Claresta 102011223 Skenario Seorang perempuan berusia 55 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan berdebar sejak seminggu yang lalu. Keluhan berdebar ini terjadi ketika ia mengingat suaminya yang

Lebih terperinci

Akar Biologi dalam Ilmu Psikologi. Dra. Rahayu Ginintasasi,M.Si

Akar Biologi dalam Ilmu Psikologi. Dra. Rahayu Ginintasasi,M.Si Akar Biologi dalam Ilmu Psikologi Dra. Rahayu Ginintasasi,M.Si Sistem Saraf Sistem Saraf Sistem saraf berfungsi untuk mengumpulkan dan memproses informasi, memberikan reaksi terhadap berbagai rangsangan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Sampel Penelitian. usia minimal 60 tahun yang telah memenuhi kriteria inklusi dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Sampel Penelitian. usia minimal 60 tahun yang telah memenuhi kriteria inklusi dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Gambaran Umum Sampel Penelitian Sampel dalam penelitian ini berjumlah 26 orang lansia dengan usia minimal 60 tahun yang telah memenuhi kriteria

Lebih terperinci

JASSI_anakku Volume 17 Nomor 1, Juni 2016

JASSI_anakku Volume 17 Nomor 1, Juni 2016 Pengaruh Metode Senam Otak Melalui Gerakan Arm Activation Terhadap Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan Anak Cerebral Palsy Spastic Di SLB D YPAC Bandung Nera Insan N, Nia Sutisna Departemen Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 2010, dengan masalah kesehatan). Menurut Sumiati Ahmad Mohammad, masa

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 2010, dengan masalah kesehatan). Menurut Sumiati Ahmad Mohammad, masa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 2010, lanjut usia atau lansia adalah seseorang yang telah berusia 60 tahun atau lebih. Menurut Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap anak akan melewati tahap tumbuh kembang secara fleksibel dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap anak akan melewati tahap tumbuh kembang secara fleksibel dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap anak akan melewati tahap tumbuh kembang secara fleksibel dan berkesinambungan. Salah satu tahap tumbuh kembang yang dilalui anak adalah masa prasekolah (4-5

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Anak dan Taman Kanak-kanak Anak adalah generasi masa depan yang memiliki pribadi unik, zaman yang akan datang adalah milik anak-anak kita. Masa kanak-kanak adalah

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya 4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Perkembangan Balita Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya mengetahui sekelumit pertumbuhan fisik dan sisi psikologinya. Ada beberapa aspek

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Gaya Belajar adalah cara atau pendekatan yang berbeda yang dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia pendidikan, istilah gaya

Lebih terperinci

Penyusun: Dr. Danu Hoedaya & Dr. Nitya Wismaningsih [ Tim Psikologi Pelatda PON XVI Jawa Barat ]

Penyusun: Dr. Danu Hoedaya & Dr. Nitya Wismaningsih [ Tim Psikologi Pelatda PON XVI Jawa Barat ] Paket Latihan Mental Khusus Pelatda PON XVI Jawa Barat Penyusun: Dr. Danu Hoedaya & Dr. Nitya Wismaningsih [ Tim Psikologi Pelatda PON XVI Jawa Barat ] Komite Olahraga Nasional Indonesia - Jawa Barat Bandung,

Lebih terperinci

Bentuk-bentuk Gejala Jiwa dan Implikasinya dalam Pendidikan

Bentuk-bentuk Gejala Jiwa dan Implikasinya dalam Pendidikan Bentuk-bentuk Gejala Jiwa dan Implikasinya dalam Pendidikan Psikologi Pendidikan Pengindraan (sensasi) dan Persepsi O Pengindraan atau sensasi adalah proses masuknya stimulus ke dalam alat indra manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerolehan proses belajar di kelas tidak utuh dan tidak berorientasi tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar adalah salah satu masalah yang terjadi dalam

Lebih terperinci

Long Term Memory. Memori jangka panjang. Wakid Rima Oktafianto

Long Term Memory. Memori jangka panjang. Wakid Rima Oktafianto Long Term Memory Memori jangka panjang Wakid Rima Oktafianto 0403514012 Seperti halnya kemampuan biologis lainnya, memori disesuaikan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan hidup sehari-hari

Lebih terperinci

Bio Psikologi. Firman Alamsyah, MA. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Bio Psikologi. Firman Alamsyah, MA. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Bio Psikologi Modul ke: Fakultas Psikologi SISTEM SENSORI MOTOR 1. Tiga Prinsip Fungsi Sensorimotor 2. Korteks Asosiasi Sensorimotor 3. Korteks Motorik Sekunder 4. Korteks Motorik Primer 5. Serebelum dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensipotensi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensipotensi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensipotensi aktivitas manusia berupa sikap, tindakan dan karya yang diberi bentuk, isi, dan arah untuk

Lebih terperinci

Perseptual motorik pada dasarnya merujuk pada aktivitas yang dilakukan. dengan maksud meningkatkan kognitif dan kemampuan akademik.

Perseptual motorik pada dasarnya merujuk pada aktivitas yang dilakukan. dengan maksud meningkatkan kognitif dan kemampuan akademik. Mata Kuliah Kode Mata Kuliah : IOF 220 : Perkembangan Motorik Materi 9: Peseptual Motorik HAKIKAT PERSEPTUAL MOTORIK Perseptual motorik pada dasarnya merujuk pada aktivitas yang dilakukan dengan maksud

Lebih terperinci

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

PSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN POKOK-POKOK BAHASAN Pengantar Gejala Jiwa dalam Pendidikan Perbedaan Individu dan Aplikasinya dalam pendidikan Masalah Belajar Masalah Pembelajaran Pengukuran dan Penilaian Diagnostik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. sepak bola. Karena dengan jump heading pemain bisa melakukan tehnik bertahan

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. sepak bola. Karena dengan jump heading pemain bisa melakukan tehnik bertahan BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Jump Heading Tehnik dasar heading (jump heading) sangat penting dalam permainan sepak bola. Karena dengan jump heading

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selama masa awal anak-anak, seorang anak mengalami peningkatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Selama masa awal anak-anak, seorang anak mengalami peningkatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama masa awal anak-anak, seorang anak mengalami peningkatan yang drastis pada pertumbuhannya, baik pertumbuhan fisik, mental dan psikis. Pertumbuhan fisik yang cepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali rangsang dari lingkungannya. Perilaku yang kita ketahui, baik pengalaman kita sendiri ataupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI

PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI Perkembangan anak usia dini merupakan hal penting yang harus diketahui oleh sitiap guru PAUD, sehingga guru dapat memberikan stimulus dengan benar, karena kita yakin ketika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia merupakan hal yang bisa dipelajari, baik bentuk maupun

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia merupakan hal yang bisa dipelajari, baik bentuk maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tubuh manusia merupakan hal yang bisa dipelajari, baik bentuk maupun perilakunya (gerakan anggota tubuh). Tubuh manusia akan terlihat kelenturannya apabila sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membaca dan keterampilan menulis. Anak-akan dituntut untuk dapat berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membaca dan keterampilan menulis. Anak-akan dituntut untuk dapat berbicara, 19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa mempunyai tujuan agar siswa terampil berbahasa yang meliputi keterampilan berbicara, keterampilan menyimak, keterampilan membaca dan keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Diana Mutiah (2010) usia 0-5 tahun sering disebut sebagai usia emas (The Golden Age) dimana fisik dan otak anak sedang berada di masa pertumbuhan terbaiknya.

Lebih terperinci

YOGA: HARMONISASI MANAJEMEN STRESS

YOGA: HARMONISASI MANAJEMEN STRESS YOGA: HARMONISASI MANAJEMEN STRESS Mulyaningrum E-mail : mulyaningrum2001@yahoo.com Abstrak Pada kehidupan modern, terutama di kota, setiap orang menjadi semakin besar peluangnya menghadapi banyak stress.

Lebih terperinci

BRAIN GYM (STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I) Copyright Sulis Diana, Ferilia Adiesty, dan Elyana Mafticha

BRAIN GYM (STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I) Copyright Sulis Diana, Ferilia Adiesty, dan Elyana Mafticha Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Lingkupan Hak Cipta: Pasal 2 Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta atau pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. istirahat bagi tubuh dan jiwa, atas kemauan dan kesadaran secara utuh atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. istirahat bagi tubuh dan jiwa, atas kemauan dan kesadaran secara utuh atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pola Tidur Tidur diartikan sebagai suatu keadaan berubahnya kesadaran, dimana dengan adanya berbagai derajad stimulus dapat menimbulkan suatu keadaan yang benar-benar

Lebih terperinci