BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anak prasekolah adalah anak yang mempunyai pribadi berbagai macam
|
|
- Bambang Chandra
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Prasekolah Pengertian Anak Prasekolah Anak prasekolah adalah anak yang mempunyai pribadi berbagai macam potensi. Agar pribadi anak tersebut berkembang secara optimal sebaiknya dirangsang dan dikembangkan, apabila perkembangan potensi anak tidak maksimal, tertunda atau terhambat akan mengakibatkan masalah (Supartini, 2004) Ciri-Ciri Anak Prasekolah Anak usia prasekolah memiliki ciri-ciri yang meliputi fisik, motorik, intelektual dan sosial. Ciri fisik anak prasekolah yaitu anak prasekolah memiliki otot yang lebih kuat, pertumbuhan tulang menjadi besar dan keras. Sebagai bagian dari permainan mereka, anak prasekolah bisa menggunakan gerak dasar seperti berlari, berjalan, memanjat, dan melompat (Hurlock, 1997). Menurut Rumini dan Sundari (2004) ciri dari kemandirian anak prasekolah yaitu anak melakukan aktivitas sehari-seharinya sendiri seperti makan, minum, memakai pakaian dan sepatu, merawat diri sendiri, menyisir rambut sendiri, sikat gigi dan anak bisa menggunakan toilet sacara mandiri. Selain itu, anak prasekolah tidak mau ditunggu oleh Orang Tua atau pengasuhnya pada saat melakukan kegiatan yang ia sukai disekolah seperti mewarnai, meluakis dan menari. 8
2 Tumbuh Kembang Anak Prasekolah Dalam proses perkembangan usia prasekolah merupakan periode emas (golden age). Perkembangan aspek kognitif, fisik, motorik, dan psikososial seorang anak berkembang secara pesat dari 50% menjadi 80% pada usia ini (Kemendiknas, 2010). Menurut Ernawulan (2003), jika pada fase tertentu seseorang individu gagal menyelesaikan tugas perkembangannya, maka dalam pencapaian tugas perkembangan pada masa berikutnya individu tersebut akan mengalami kegagalan. Perkembangan motorik merupakan salah satu aspek penting pada anak usia 4-5 tahun karena perkembangan motorik merupakan awal kecerdasan dan emosi sosial (Santrock, 2007 ; Hurlock, 2003). 2.2 Motorik Halus Pengertian Motorik Halus Motorik halus adalah koordinasi antara mata-tangan, kemampuan menggunakan benda kecil, serta mampu memecahkan (Nugroho, 2009). Motorik halus merupakan kemampuan anak untuk mengamati benda dan melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan otot-otot kecil untuk melakukan gerakan, misalnya manik-manik dimasukkan ke dalam botol, kemampuan seorang anak untuk menggambar atau memegang suatu benda, dan lain-lain (Soetjiningsih, 2009) Fungsi Perkembangan Motorik Halus Secara konsisten perkembangan motorik halus berhubungan positif khususnya dengan kemampuan kognitif, dan dijadikan alat prediksi untuk
3 10 mengukur prestasi belajar yang rendah. Dalam keterampilan motorik halus, ada tiga hal yang paling penting yaitu kemampuan dasar anak dapat dibentuk oleh motorik halus, dalam memenuhi semua keperluan mata pelajaran keterampilan motorik halus dan membaca memiliki korelasi yang jelas, dampak emosional pada perkembangan seorang anak juga dimiliki oleh motorik halus (Heidrun, Albert, Philipp, 2008) Tahap Perkembangan Motorik Halus Perkembangan aspek motorik anak usia prasekolah lebih berkembang dari usia sebelumnya. Perkembangan motorik halus pada anak yang berusia tiga tahun yaitu dari sembilan atau 10 balok anak mampu membangun menara, dari tiga balok anak mampu membuat jembatan, anak dapat meniru bentuk dari lingkaran dan anak mampu menggambar tanda silang. Sedangkan pada anak yang berusia empat tahun yaitu anak dapat mengikuti bentuk gambar bujur sangkar dan meniru bentuk segilima. Pada anak yang berusia lima tahun anak dapat mengikat tali sepatu, menggunakan benda seperti gunting dengan baik, meniru bentuk gambar segilima dan segitiga, dan anak mampu menulis beberapa huruf dan angka serta nama depannya (Potter dan Perry, 2005) Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Motorik Halus Faktor internal dan eksternal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik halus. Faktor genetik, faktor IQ dan kelainan kromosom merupakan faktor internal, sedangkan riwayat kelahiran, pola asuh, keadaan gizi dan faktor kesehatan merupakan faktor eksternal (Depkes, 2005;Hurlock, 2003).
4 11 Dan senam otak (brain gym) merupakan latihan ringan yang bisa diberikan saat mengasuh anak, maka dari itu senam otak termasuk dalam faktor eksternal. Menurut hasil survey Bavarian Pre-School Morbidity Survey (BPMS), ras dan genetik memiliki pengaruh penting dalam perkembangan keterampilan motorik halus yang menunjukkan anak laki-laki tiga kali lebih sering mengalami keterlambatan motorik halus dari pada anak perempuan (Caniato, 2011). 2.3 Penilaian Perkembangan Motorik Halus Denver Development Screening Test (DDST II) Pengertian DDST II DDST II merupakan metode screening terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini bukan seperti tes diagnostic ataupun tes IQ (Soetjiningsih, 1998). DDST II adalah metode pengkajian untuk menilai perkembangan umur anak 0-6 tahun (Dian Andriana, 2013) Fungsi DDST II Fungsi dari DDST II adalah untuk menaksir perkembangan personal sosial, motorik halus, bahasa dan motorik kasar pada anak umur 1 bulan sampai 6 tahun (Soetjiningsih, 1998) Manfaat DDST II Manfaat DDST II tergantung pada umur anak, pada bayi tes ini dapat mendeteksi masalah neurologis, sedangkan pada anak tes ini digunakan untuk
5 12 membantu meringankan permasalahan sosial dan akademik anak (Dian Andriana, 2013). Manfaat dari DDST II adalah sebagai berikut: 1. Menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan umur anak. 2. Menilai tingkat perkembangan anak yang terlihat tidak sehat. 3. Menilai tingkat perkembangan anak yang menujukan adanya kelainan perkembangan. 4. Memantau dan memastikan anak yang dicurigai mengalami kelainan perkembangan Prosedur DDST II Menurut Soetjiningsih (1998), Prosedur DDST II terdiri dari dua tahap, yaitu: 1. Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia 3-6 bulan, 9-12 bulan, bulan, 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun. 2. Tahap kedua: dilakukan pada anak yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada tahap pertama kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap Interpretasi DDST II Penilaian dilakukannya DDST II dibagi kedalam normal, suspect, dan untestable, dimana setiap penilaian memiliki kategori yang berbeda-beda (Dian Andriana, 2013) diantaranya: 1. Normal a. Tidak ada keterlambatan. b. Paling banyak satu peringatan.
6 13 2. Suspect a. Terdapat dua atau lebih peringatan. b. Dan/atau terdapat satu atau lebih keterlambatan. c. Dalam hal ini keterlambatan dan peringatan harus disebabkan karena kegagalan bukan penolakan. 3. Untestable a. Terdapat satu atau lebih keterlambatan. b. Dan/atau dua atau lebih peringatan. c. Dalam hal ini keterlambatan dan peringatan harus disebabkan oleh penolakan bukan kegagalan. 2.4 Brain Gym Pengertian Brain Gym Senam otak (Brain Gym) merupakan suatu gerakan yang sederhana. Gerakan senam otak ini bermanfaat untuk dimensi lateralis yaitu dibuat untuk merangsang otak kiri dan otak kanan. Pada dimensi pemfokusan bermanfaat untuk meringankan atau merelaksasi belakang otak dan bagian depan otak. Kemudian pada dimensi pemusatan yaitu otak tengah dan otak besar dapat merangsang sistem yang terkait dengan perasaan emosional (Agus N cahyo, 2011). Untuk memudahkan kegiatan belajar dan penyesuaian dengan tuntutan sehari-hari bisa dilakukan dengan serangkaian latihan gerakan yang sederhana yaitu senam otak (Brain Gym) (Muhammad As adi, 2013). Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan senam otak (Brain Gym) merupakan
7 14 gerakan atau latihan sederhana yang bisa dilakukan saat duduk atau berdiri yang bermanfaat untuk melatih pusat saraf untuk meningkatkan kemampuan belajar Mekanisme Kerja Brain Gym Menurut Dennison (2008) otak dibagi ke dalam tiga fungsi yaitu, dimensi lateralis, dimensi pemfokusan, serta dimensi pemusatan. Ketiga dari dimensi tersebut memiliki tugas masing-masing, sehingga gerakan pada saat senam otak yang harus dilakukan bervariasi, diantaranya: a. Dimensi Lateralis Menurut Paul E. Dennison dan Gail E. Dennison, Dimensi lateralis tubuh manusia dibagi dalam dua sisi yaitu sisi kiri dan sisi kanan. Menulis dengan tangan kanan atau kiri, dan juga untuk mengintegrasi ke dua sisi tubuh (bilateral integration), yakni untuk menyebrangi garis tengah tubuh untuk bekerja dibidang tengah merupakan sifat lateralis yang memungkinkan dominasi salah satu sisi otak. Bila seorang individu mampu menguasai keterampilan ini, seseorang akan mampu memproses kode linear, simbolis tertulis (misalnya tulisan), dengan dua belahan otak dari kedua jurusan: kiri ke kanan atau sebaliknya, yang merupakan kemampuan dasar kesuksesan akademik. Sulit menulis dan cenderung menulis hurus terbalik atau yang biasa disebut dengan disgrafia dan sulit membaca (disleksia) merupakan ketidakmampuan untuk menyebrangi garis tengah yang mengakibatkan apa yang disebut ketidakmampuan belajar (learning disabled). b. Dimensi Pemfokusan Kemampuan menyebrangi garis tengah partisipasi yang memisahkan bagian belakang dan depan tubuh, dan juga bagian belakang (occipital) dan depan
8 15 otak (frontal lobe) merupakan dimensi pemfokusan. Garis bayangan vertikal di tengah tubuh (dilihat dari samping) adalah yang dimaksud dari garis tengah partisipasi; tergantung partisipasi batin pada suatu kegiatan apakah seorang individu berada di depan atau di belakang garis tersebut. Informasi yang diterima oleh otak bagian belakang (batang otak atau brainsteam) yang merekam semua kejadian, lalu informasi akan diproses dan diteruskan ke otak bagian depan untuk diekspresikan sesuai tuntutan dan keinginannya. Ketidaklengkapan perkembangan reflex menghasilkan ketidakmampuan untuk secara mudah mengekspresikan diri sendiri dan ikut aktif dalam proses belajar. Sebagaian anak bisa mengalami kurang fokus (underfocused). Sementara, sebagian lain merupakan anak yang terlalu mengalami fokus lebih (overfocused) dan berusaha terlalu keras. Contoh gerakan untuk dimensi ini adalah burung hantu. c. Dimensi Pemusatan Pemusatan merupakan bagian tengah sistem limbis yang berhubungan dengan informasi emosional serta otak besar untuk berpikir abstrak dan memiliki kemampuan untuk menyebrangi garis pisah antara bagian atas dan bawah tubuh dan mengaitkan fungsi dari bagian dan bawah otak. Ketakutan yang tak beralasan dan ketidakmampuan untuk merasakan atau menyatakan emosi merupakan tanda bahwa seorang individu tidak mampu untuk mempertahankan dimensi pemusatan. Tombol bumi, tombol keseimbangan, tombol angkasa, pasang telinga, titik positif dan lain-lain merupakan contoh gerakan untuk dimensi ini. Apabila seorang individu mampu mengkoordinasikan gerakan mata, tangan dan tubuh mereka, maka latihan brain gym sudah mencapai tujuannya, dan
9 16 integrasi menjadi pilihan otomatis. Senam otak (brain gym) sangat membantu sebagian orang dalam waktu singkat untuk mencapai perilaku tertentu. Secara teratur selama beberapa minggu dan bulan kebanyakan murid akan melakukan gerakan brain gym guna membantu memperkuat sesuatu yang baru dipelajari (Dennison, 2008) Tujuan Brain Gym Tujuan dibuatnya senam otak (brain gym) ini adalah untuk menstimulasi belahan otak kanan dan kiri (dimensi lateralis), membantu meringankan bagian otak belakang dan depan otak (dimensi pemfokusan) dan merelaksasi sistem limbic dan otak besar (dimensi pemusatan) (Dennison, 2009). Selain itu senam otak (brain gym) juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik seorang individu (Kusumoputro & Sidiarto, 2006). Berdasarkan dua pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari senam otak sangat baik yaitu senam otak dapat meningkatkan kemampuan motorik halus dengan cara menstimulasi dimensi otak manusia yaitu dimensi lateralis, meringankan dimensi pemfokusan dan merelaksasi dimensi pemusatan Manfaat Brain Gym Senam otak (Brain Gym) merupakan gerakan sederhana atau alternative alami yang sehat dan memiliki manfaat dalam menghadapi ketegangan pada diri (Denisson, 2009). Beban antara otak kiri dan kanan dapat juga diseimbangkan dan difasilitasi dengan senam otak (Brain Gym) (Depkes, 2008). Senam otak dapat menstimulasi aliran darah agar lebih lancar mengalir ke otak, meningkatkan
10 17 penerimaan oksigen serta mengoptimalkan pengiriman pesan dari otak kiri ke kanan, atau sebaliknya Gerakan Brain Gym Kartini Sapardjiman, Ketua Senam Otak Indonesia terdapat dua puluh lima gerakan senam otak yang memiliki fungsi masing-masing. Namun dari beragam gerakan senam otak tersebut dapat dipilih beberapa untuk mengembangkan satu kemampuan tertentu. Namun, jika berbagai gerakan dilakukan kombinasi secara rutin dilakukan dapat mengoptimalkan seluruh kemampuan. Dalam penelitian ini peneliti ingin meneliti keterampilan motorik halus anak. Untuk mengembangkan keterampilan motorik halus anak diperlukan konsetrasi, memahami dan membedakan (menghubungkan sandi dengan asosiasi dan perasaan) jadi beberapa gerakan yang dilakukan diantaranya: a. Gerakan Silang Gerakan silang ini mampu mengaktifkan gerakan mata dari kiri ke kanan, dan meningkatkan harmonisasi penglihatan (binocular). Selain itu, gerakan tersebut mengoptimalkan pekerjaaan menulis, mendengar, membaca dan memahami serta meningkatkan stamina, ataupun memperbaiki pernapasan, pendengaran dan penglihatan. b. Gerakan 8 Tidur Gerakan 8 tidur ini dapat mengaktifkan kedua belahan otak yang menunjang koordinasi tangan dan mata, dapat membedakan dan menghafal symbol atau huruf dan lain sebagainya.
11 18 c. Gerakan Tombol Angkasa Gerakan tombol angkasa dilakukan dengan kedua tangan diletakkan di garis tengah tubuh, satu di atas bibir di garis tengah depan, yang lain di garis tengah belakang pada tulang ekor atau lebih ke atas agar aman dan sopan, kemudian tarik napas. Gerakan ini bermanfaat untuk relaksasi sistem saraf pusat, kontak mata lebih mantap, penglihatan dekat ke jauh, serta dapat meningkatkan kemampuan memusatkan perhatian pada suatu tugas, minat dan motivasi. d. Gerakan Coretan Ganda Gerakan coretan ganda merupakan kegiatan menggambar di kedua sisi tubuh yang dilakukan pada bidang tengah untuk menunjang kemampuan agar mudah mengetahui arah dan orientasi yang berhubungan dengan tubuh.gambar pada coretan ganda bisa beragam bisa hanya berbentuk titik, aneka bentuk seperti lingkaran, segitiga, garis dan lain sebagainya disesuaikan dengan kemampuan anak. Gerakan ini bermanfaat untuk kesadaran tentang ruang, koordinasi mata dan tangan, mengerti dan memahami simbol, memperbaiki keterampilan gerakan, menulis, mengikuti petunjuk dan lain sebagainya. e. Gerakan Mengatifkan Tangan Gerakan mengaktifkan tangan merupakan gerakan isometrik untuk menolong diri sendiri yang memperpanjang otot-otot dada atas dan bahu. Kontrol otot untuk gerakan-gerakan motorik halus berasal dari area ini. Gerakan ini membantu dalam kemampuan menulis, koordinasi mata dan tangan, mahir menggunakan peralatan seperti komputer.
12 Hubungan Brain Gym terhadap Keterampilan Motorik Halus pada Anak Otak terus berkembang pada masa awal anak-anak, namun perkembangan otak pada masa awal anak-anak tidak sepesat pada masa bayi. Rata-rata ukuran otak saat bayi mencapai usia dua tahun adalah 75% dari ukuran orang dewasa. Sedangkan ketika anak menginjak usia lima tahun otak anak mencapai 95% dari ukuran otak orang dewasa. (Hidayat, 2008;Wibowo,2005). Pertambahan myelination pada otak anak terjadi pada masa pertumbuhan tepatnya pada usia prasekolah. Pertambahan myelenation merupakan suatu proses dimana sel-sel saraf ditutup dan disekat dengan suatu lapisan sel-sel lemak. Dampak dari proses ini adalah meningkatnya kecepatan informasi yang berjalan melalui sistem saraf. Proses pertambahan myelenation ini begitu penting dalam pematangan sejumlah kemampuan anak, salah satunya perkembangan motorik. Terdapat dua klasifikasi perkembangan motorik yaitu motorik kasar dan motorik halus. Gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar merupakan keterampilan motorik kasar. Sedangkan gerakan anak yang menggunakan otototot kecil atau sebagian anggota tubuh tertentu merupakan perkembangan motorik halus. Kemampuan anak menulis, menggunting, dan menyusun balok merupakan contoh dari gerakan motorik halus. Dalam memaksimalkan perkembangan motorik setiap individu memiliki kecepatan yang berbeda-beda (Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak, 2010;Hidayat, 2008). Senam otak merupakan salah satu alternative sehat yang paling efektif untuk mempercepat perkembangan motorik halus. Menurut Paul Deninnson
13 20 senam otak dapat meningkatkan koordinasi motorik halus. Selama usia prasekolah perkembangan otak dan sistem saraf anak berkelanjutan. Semakin sempurna susunan saraf maka semakin sempurna pula proses pertumbuhan dan perkembangan. Gerakan gerakan senam otak merupakan suatu latihan sederhana untuk kebugaran fisik yang mengkhususkan pada upaya mempertahankan kebugaran otak. Menurut Markam (2005) dalam buku latihan vitalisasi otak, kegiatan structural dan fungsional merupakan cara memelihara otak seorang individu secara neurologis. Pemeliharaan otak secara struktural dapat dilakukan dengan cara mengalirkan darah, oksigen dan energi yang cukup ke otak. Sedangkan, secara fungsional memelihara otak dapat dilakukan dengan senam otak, karena senam otak dilakukan dengan merangsang pusat-pusat otak melalui gerakan-gerakan yang sederhana. Aliran darah dapat meningkat ke semua bagian otak ketika melakukan gerakan-gerakan senam otak, selain itu kedua belahan otak akan menjadi lebih baik dan lebih kuat (Rachmah, 2008). Otak merupakan organ yang dinamis, dimana tumbuh dan membentuk jaringan antar syaraf. Semakin sering otak diberi stimulasi maka semakin banyak dan kuat jalinan antar sel syarafnya, maka dari itu stimulasi sangatlah penting untuk pembentukan jaringan antar syaraf otak. Hampir 90% dari otak tersusun oleh sel glia, sel glia yang menghubungkan antar saraf di otak. Fungsi sel glia sangat penting, diantaranya adalah menyingkirkan sisa neuron yang sudah mati, melindungi otak dari bahan beracun, memberi gizi pada neuron dan menyelubungi neuron (Carole wade, 2007). Sel glia terdiri dari tiga jenis, diantaranya adalah sel astroglia (astrosit), oligodendroglia (oligodendrosit) dan sel mikroglia.
14 21 Oligodendroglia (oligodendrosit) berfungsi sebagai pembungkus akson, membentuk selubung yang disebut membran mielin (M. Baehr & M. Frotscher, 2007). Semakin panjang membran myelin akan menyebabkan perjalanan implus syaraf semakin cepat. Sehingga dapat mengoptimalkan perkembangan otak anak, salah satunya perkembangan motorik halus. Menurut William Greenough latihan fisik dalam lingkungan yang kondusif menyebabkan pembentukan koneksi sinaptik (antar sel saraf) dalam jumlah besar. Latihan fisik akan memperkuat areaarea otak seperti serebelum, korpus kolasum dan ganglia basalis. Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang berfungsi mengatur perkembangan motorik halus pada semua orang (Rachmah, 2008;Guyton, 2007).
BAB I PENDAHULUAN. Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan pertumbuhan anak yang optimal, sehingga sejak dini, deteksi, stimulasi dan intervensi berbagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum jenjang pendidikan sekolah dasar. Pendidikan usia dini merupakan suatu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Prasekolah 2.1.1 Pengertian Anak Prasekolah Menurut pasal 28 UU Sisdiknas No 20/2003 ayat 1, rentangan anak usia dini adalah 0-6 tahun. Pendidikan anak usia dini adalah
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Hasil Belajar Pretest Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok. Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai rerata pretest pada
BAB V PEMBAHASAN A. Hasil Belajar Pretest Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol. Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai rerata pretest pada kelompok eksperimen sebesar 57,23 dan kelompok
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Usia Prasekolah 1. Pengertian Anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara tiga sampai enam tahun (Patmonodewo, 1995). Anak prasekolah adalah pribadi yang mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan, yang mencakup beberapa sub bidang, salah satu lingkup
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan keperawatan adalah salah satu bentuk kegiatan dibidang kesehatan, yang mencakup beberapa sub bidang, salah satu lingkup keperawatan adalah keperawatan anak.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa 5 tahun pertama pertumbuhan dan perkembangan anak sering disebut sebagai masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala kemampuan anak sedang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sesuai kemampuannya (Darmajo, 2009).
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lansia merupakan seseorang dengan usia lanjut yang mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial. Perubahan ini akan memberikan pengaruh terhadap seluruh aspek
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (paud) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitiberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Wong, 2009). Usia pra sekolah disebut juga masa emas (golden age) karena pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia pra sekolah merupakan anak yang berusia antara 3-6 tahun (Wong, 2009). Usia pra sekolah disebut juga masa emas (golden age) karena pada usia ini pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari 400 gr di waktu lahir menjadi 3 kali lipatnya seteleh akhir tahun ketiga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses perkembangan pada anak di usia tiga tahun pertama terjadi sangat cepat dan merupakan masa yang paling sensitif karena masa tersebut dikaitkan dengan the golden
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Anak usia prasekolah adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Anak usia prasekolah adalah anak yang berumur 36-60
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usia prasekolah dianggap sebagai usia keemasan (the golden age) karena pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usia prasekolah dianggap sebagai usia keemasan (the golden age) karena pada usia tersebut anak sedang mengalami perkembangan yang sangat besar baik secara fisik,maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga masa dewasa. Perkembangan yang dilalui tersebut merupakan suatu perubahan yang kontinu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini merupakan anak yang memiliki masa keemasan bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia dini merupakan anak yang memiliki masa keemasan bagi perkembangan fisik dan mental anak tersebut. Pada masa ini, anak sangat sensitive menerima segala pengaruh
Lebih terperinciWorkshop Peningkatan Kualitas Tenaga Kependidikan bagi Guru RA. Hotel Bifa Yogyakarta 15 Maret 2011
Workshop Peningkatan Kualitas Tenaga Kependidikan bagi Guru RA Hotel Bifa Yogyakarta 15 Maret 2011 1 PSIKOLOGI PERKEMBANGAN Oleh: Arumi Savitri Fatimaningrum 2 PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PENDAHULUAN 3 Definisi
Lebih terperinciHUBUNGAN FREKUENSI HOSPITALISASI ANAK DENGAN KEMAMPUAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRE SCHOOL PENDERITA LEUKEMIA DI RSUD Dr.
HUBUNGAN FREKUENSI HOSPITALISASI ANAK DENGAN KEMAMPUAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRE SCHOOL PENDERITA LEUKEMIA DI RSUD Dr. MOEWARDI Lilis Murtutik, Wahyuni ABSTRAK Latar belakang : Leukemia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap anak akan melewati tahap tumbuh kembang secara fleksibel dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap anak akan melewati tahap tumbuh kembang secara fleksibel dan berkesinambungan. Salah satu tahap tumbuh kembang yang dilalui anak adalah masa prasekolah (4-5
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan kualitas kesejahteraan anak menduduki posisi sangat strategis dan sangat penting dalam pembangunan masyarakat Indonesia, sehingga anak prasekolah merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses perkembangan terjadi sangat cepat pada masa anak-anak. Tiga
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Proses perkembangan terjadi sangat cepat pada masa anak-anak. Tiga tahun pertama kehidupan merupakan masa emas karena pesatnya perkembangan otak. Neuron berkembang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. sel saraf (sumber Wikipedia Bahasa Indonesia) atau neuron dimana otak
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Otak 2.1.1. Pengertian otak Otak manusia adalah struktur yang sangat menakjubkan, jagat dari kemungkinan dan struktur yang tak terbatas (David, 2012). Struktur otak manusia memiliki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang. Gerakan yang menggunakan yaitu otot-otot halus atau sebagian anggota
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah anak usia nol sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. System) pada vertebrata dan banyak invertebrata lainnya.otak mengatur dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Otak atau encephalon adalah pusat sistem saraf/ CNS (Central Nervous System) pada vertebrata dan banyak invertebrata lainnya.otak mengatur dan mengkoordinir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Rendahnya kemampuan anak disebabkan oleh kurangnya kegiatan yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam deteksi dini gangguan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bidang pengembangan anak usia dini di dalamnya termasuk perkembangan motorik halus, motorik halus yang akan diberikan anak usia dini adalah perkembangan pengendalian
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Pengolahan data berdasarkan kumpulan data yang diperoleh diupayakan dapat
BAB V PEMBAHASAN Pengolahan data berdasarkan kumpulan data yang diperoleh diupayakan dapat menjawab pertanyaan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara baby spa dengan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan sekaligus masa kritis dalam tahapan kehidupan manusia, yang akan menentukan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. intelektual dibawah rata-rata, ketidakmampuan menyesuaikan perilaku, serta
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tunagrahita didefinisikan sebagai anak yang memiliki kemmapuan intelektual dibawah rata-rata, ketidakmampuan menyesuaikan perilaku, serta terjadi pada masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta memiliki inteligensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya pembangunan manusia seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang dilakukan sedini
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. suatu rumah tangga. Keluarga inti terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya. deteksi dan intervensi dini (Soetjiningsih, 2014).
digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pendampingan Orangtua Keluarga merupakan suatu ikatan antara dua orang atau lebih yang terikat dalam kelahiran, perkawinan, atau adopsi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan motorik merupakan proses belajar bagaimana tubuh menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik dirasakan sepanjang daur kehidupan
Lebih terperinciTumbuh kembang anak. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
Tumbuh kembang anak Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH Pokok bahasan Pendahuluan Definisi pertumbuhan & perkembangan Tumbuh kembang janin Tumbuh kembang anak 0 5 tahun Tumbuh kembang anak 6 10 tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang sedang berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa prasekolah adalah waktu untuk mempelajari apa yang dapat mereka lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan berperan penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak adalah amanah dari Tuhan Yang Maha Esa yang lebih tinggi dari kedudukan harta dan benda, bahkan jauh lebih berharga di atas segala sesuatu yang di miliki. Di
Lebih terperinciEFEKTIVITAS BRAIN GYM DALAM MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR PADA ANAK
EFEKTIVITAS BRAIN GYM DALAM MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR PADA ANAK SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : ARYATI NURYANA F 100060066 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jamak (multiple intelegence) maupun kecerdasan spiritual. yaitu usia 1-6 tahun merupakan masa keemasan (golden age), yang pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya pendidikan anak usia dini adalah pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh dan menyediakan kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemampuan membaca, menulis, dan berhitung (calistung) pada usia. Menurut Noor (2006) kemampuan membaca, menulis, dan berhitung
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kemampuan membaca, menulis, dan berhitung (calistung) pada usia dini akan mempengaruhi mutu pendidikan pada tingkat pendidikan dasar. Menurut Noor (2006) kemampuan
Lebih terperincihasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh,
PERKEMBANGAN ANAK USIA PRA SEKOLAH A. Pengertian Perkembangan Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Otak merupakan pusat dari keseluruhan tubuh. Otak manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Otak merupakan pusat dari keseluruhan tubuh. Otak manusia mengedalikan semua fungsi tubuh jika otak sehat maka akan mendorong kesehatan tubuh serta akan menunjang
Lebih terperinciDIKTAT PERKEMBANGAN MOTORIK
DIKTAT PERKEMBANGAN MOTORIK Oleh: Hj. Endang Rini Sukamti, MS PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2007 PENULISAN DIKTAT INI DIBIAYAI DENGAN ANGGARAN
Lebih terperinciHUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR
HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR Wa Ode Sri Asnaniar 1, Magfira B. Lasini 2 1 Program Studi Ilmu Keperawatan FKM UMI
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU
PENELITIAN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU Yusari Asih* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang Yusariasih@gmail.com Masa balita adalah masa keemasan (golden
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak dapat dengan mudah diamati. Tumbuh kembang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai maturitas/dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan. Ini berarti bahwa tumbuh kembang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 2010, dengan masalah kesehatan). Menurut Sumiati Ahmad Mohammad, masa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 2010, lanjut usia atau lansia adalah seseorang yang telah berusia 60 tahun atau lebih. Menurut Departemen
Lebih terperinciAKTIVITAS PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS
AKTIVITAS PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS (Disampaikan Pada Pelatihan Kader PAUD Se-Kelurahan Sidoagung Godean Sleman) Oleh: Lismadiana lismadiana@uny.ac.id FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (early childhood education) merupakan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan anak usia dini (early childhood education) merupakan suatu disiplin ilmu pendidikan yang secara khusus memperhatikan, menelaah, dan mengembangkan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Pada masa balita, perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional, dan intelegensia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, setiap manusia akan melalui tahap perkembangan yang sama.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan, setiap manusia akan melalui tahap perkembangan yang sama. Perkembangan tersebut terbagi menjadi beberapa tahap antara lain tahap pre-natal,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun yang sedang berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental yang paling
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran (KBBI, 2011). Budiman (2014) mengatakan pengetahuan
Lebih terperinciMEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina
MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina PENDAHULUAN Pendidikan anak usia dini yang menjadi pondasi bagi pendidikan selanjutnya sudah seharusnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlainan akan tetapi keduanya saling berkaitan. Pertumbuhan (growth)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Tumbuh kembang anak pada dasarnya merupakan dua peristiwa yang berlainan akan tetapi keduanya saling berkaitan. Pertumbuhan (growth) merupakan perubahan dalam ukuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk fisik maupun kemampuan mental psikologis. Perubahanperubahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan merupakan masalah yang sering ditemukan oleh tenaga kesehatan. Semenjak dari masa kehamilan sampai meninggal manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan fase bayi. Anak usia 4 6 tahun rata-rata penambahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Orang tua mengharapkan anaknya dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sehingga dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan tangguh (Putri, 2009).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengoptimalan tumbuh kembang bayi, motor control, motor learning, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuh kembang adalah proses yang hirarki (bertahap) dinamis dan bersimultan pada bayi. Hal ini perlu dilakukan pemantauan secara berkala dan teratur sehingga potensinya
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PSIKOLOGI ANAK USIA DINI. By : Eva Imania Eliasa,M.Pd
PERKEMBANGAN PSIKOLOGI ANAK USIA DINI By : Eva Imania Eliasa,M.Pd Perkembangan Anak-anak Awal Perkembangan Fisik pada Masa Kanak-kanak Awal a). Pertumbuhan tinggi dan berat badan - Pertumbuhan masa kanak-kanak
Lebih terperinciPENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG
PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA Nurlaila*, Nurchairina* Masa balita adalah Masa Keemasan (golden age) dimana peranan ibu sangat diperlukan untuk tumbuh kembang yang optimal.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. serta biasanya sudah mulai mengikuti program presschool (Dewi,
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak Prasekolah adalah anak yang berusia antara usia 3-6 tahun, serta biasanya sudah mulai mengikuti program presschool (Dewi, Oktiawati, Saputri, 2015). Pada masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dennison (2002) mengatakan bahwa Brain Gym adalah serangkaian gerak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Senam sangat erat kaitannya dengan gerakan. Setiap hari, tubuh manusia pasti selalu bergerak walau hanya sebentar. Limbangan (2012) mengungkapkan bahwa ketika manusia
Lebih terperinciTUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty
TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI Rita Eka Izzaty SETUJUKAH BAHWA Setiap anak cerdas Setiap anak manis Setiap anak pintar Setiap anak hebat MENGAPA ANAK SEJAK USIA DINI PENTING UNTUK DIASUH DAN DIDIDIK DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. badan kurang dari 2500 gram saat lahir 1, sedangkan Berat Badan Lahir
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang memiliki berat badan kurang dari 2500 gram saat lahir 1, sedangkan Berat Badan Lahir Sangat Rendah adalah berat
Lebih terperinciDETEKSI DINI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS. dr. Atien Nur Chamidah PLB FIP UNY
DETEKSI DINI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS dr. Atien Nur Chamidah PLB FIP UNY 1 Bagus, seorang anak laki-laki berusia 30 bulan. Ibunya merasa bahwa putranya berbeda dg anak lainnya, perkembangan bicara & bahasanya
Lebih terperinciTUMBANG PRENATAL, NEONATAL, BAYI COLTI SISTIARANI
TUMBANG PRENATAL, NEONATAL, BAYI COLTI SISTIARANI REFERENSI 1. Tumbuh Kembang Anak Soetjiningsih EGC Jakarta, 1995 2. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan ---- Herawati Mansur, Salemba Medika 2009 3.
Lebih terperinciBRAIN GYM (STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I) Copyright Sulis Diana, Ferilia Adiesty, dan Elyana Mafticha
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Lingkupan Hak Cipta: Pasal 2 Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta atau pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tolak ukur kemajuan bangsa adalah dilihat dari usia harapan hidup penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yang cukup
Lebih terperinciKata kunci: keterampilan motorik halus, stimulasi, brain gym, AFR
INTERVENSI BRAIN GYM LEBIH BAIK DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK PRASEKOLAH (USIA 5-6 TAHUN) DARIPADA AKTIVITAS FUNGSIONAL DAN REKREASI (AFR) 1) Ni Putu Purnamawati, 2) Ni Luh Nopi Andayani,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia 2-3 tahun juga disebut dengan anak usia bermain dan merupakan periode yang penting untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan intelektual secara optimal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usia lanjut di Indonesia diperkirakan antara tahun sebesar 414 %
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tolak ukur kemajuan suatu bangsa seringkali dilihat dari angka harapan hidup penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berjalan normal sesuai dengan tahapan normalnya adalah hal yang paling
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Orang tua menganggap bahwa pertumbuhan dan perkembangan anak berjalan normal sesuai dengan tahapan normalnya adalah hal yang paling penting. Orang tua bersedia
Lebih terperinciMASA KANAK-KANAK AWAL. Masa ini dialami pada usia Masa Usia Pra Sekolah : 2-4 th Play group atau TK : 4 5,6 th
MASA KANAK-KANAK AWAL By FH Masa ini dialami pada usia Masa Usia Pra Sekolah : 2-4 th Play group atau TK : 4 5,6 th 1 Tugas Perkembangan Kanak-kanak Awal a) Belajar perbedaan dan aturan-aturan jenis kelamin.
Lebih terperinciPERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI MELALUI STIMULASI IBU DI KELURAHAN KEMAYORAN SURABAYA
PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI MELALUI STIMULASI IBU DI KELURAHAN KEMAYORAN SURABAYA Siti Nur Kholifah, Nikmatul Fadillah, Hasyim As ari, Taufik Hidayat Program Studi D III Keperawatan Kampus Sutopo Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang mendasar melalui pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu hendaknya pendidikan bagi
Lebih terperinciRita Eka Izzaty Staf Pengajar FIP-BK-UNY
Rita Eka Izzaty Staf Pengajar FIP-BK-UNY 1. Definisi Permasalahan Perkembangan Perilaku Permasalahan perilaku anak adalah perilaku anak yang tidak adaptif, mengganggu, bersifat stabil yang menunjukkan
Lebih terperinciTinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga
Metode Pengembangan Fisik Drs. Rumpis Agus Sudarko, M.S. FIK-UNY Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Kemandirian Anak Usia Prasekolah. Tertunda atau terhambatnya pengembangan potensi-potensi itu akan
BAB II LANDASAN TEORI A. Kemandirian Anak Usia Prasekolah 1. Pengertian Anak Usia Prasekolah Anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara tiga sampai enam tahun (Patmonodewo, 1995). Anak prasekolah
Lebih terperinciPENGARUH SENAM OTAK TERHADAP PENINGKATAN MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN DI PAUD MAWAR TLOGOMAS MALANG ABSTRAK
PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP PENINGKATAN MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN DI PAUD MAWAR TLOGOMAS MALANG Lia Purnama Sari 1), Tavip Dwi Wahyuni 2), Ronasari Mahaji Putri 3) 1) Mahasiswa Program Studi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemandirian anak usia prasekolah 1. Pengertian Subrata (1997), berpendapat bahwa yang dimaksud dengan kemandirian anak pasekolah yaitu kemampuan anak untuk melakukan aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jaringan intraseluler. Sedangkan yang dimaksud dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep tumbuh kembang merupakan suatu hal yang mutlak pada anak, maksudnya tumbuh adalah proses bertambah besarnya sel sel serta bertambahnya jaringan intraseluler.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala. kemampuan anak sedang berkembang cepat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bambang Sujiono, dalam metode pengembangan fisik (2005:10) Masa 5 tahun pertama pertumbuhan dan perkembangan anak sering disebut sebagai masa keemasan karena pada masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan melakukan berbagai kegiatan fisik lainnya. Bermain dapat membebaskan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan generasi penerus bangsa, maka ia harus tumbuh menjadi orang dewasa yang cerdas dan sehat. Salah satu cara agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. faktor genetik dan lingkungan bio-fisiko-psikososial (Soetjiningsih,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan yang terjadi sejak konsepsi dan terus berlangsung sampai dewasa. Tercapainya tumbuh kembang optimal tergantung
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Program Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga umur 6 tahun dengan cara merangsang dan membantu pertumbuhan jasmani
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya. Pengetahuan juga merupakan hasil mengingat
Lebih terperinciREPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN MOTORIK BALITA USIA 3-5 TAHUN DI POSYANDU DESA CISAYONG WILAYAH KERJA PUSKESMAS CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA REPI SEPTIANI RUHENDI MA0712020 INTISARI Setiap
Lebih terperinciDETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG (DDTK)
DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG (DDTK) KONSEP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DEFINISI Pertumbuhan Berkembangnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intraseluler Bertambah ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia merupakan hal yang bisa dipelajari, baik bentuk maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tubuh manusia merupakan hal yang bisa dipelajari, baik bentuk maupun perilakunya (gerakan anggota tubuh). Tubuh manusia akan terlihat kelenturannya apabila sering
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembinaan kesehatan anak usia dini sejak masih dalam kandungan hingga usia balita ditujukan untuk melindungi anak dari ancaman kematian dan kesakitan yang dapat membawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini merupakan suatu jenjang pendidikan yang berfungsi untuk mengembangkan setiap kemampuan anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keturunan dan dapat berguna bagi nusa dan bangsa di kemudian hari. Oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang anak adalah dambaan dari setiap orang tua untuk melanjutkan keturunan dan dapat berguna bagi nusa dan bangsa di kemudian hari. Oleh karena itu, pemantauan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas suatu bangsa. Setiap warga negara Indonesia, tanpa membedakan asal-usul, status sosial ekonomi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Nera Insan Nurfadillah, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tertulis untuk tujuan, misalnya memberi tahu, meyakinkan, atau menghibur. Menulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk diamati karena dari tahun ke tahun jumlahnya cenderung meningkat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia menarik untuk diamati karena dari tahun ke tahun jumlahnya cenderung meningkat. Jumlah penduduk lansia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan potensi sumber daya manusia serta penerus cita-cita perjuangan bangsa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan potensi sumber daya manusia serta penerus cita-cita perjuangan bangsa dan dalam melaksanakan tanggung jawab tersebut anak perlu mendapat pembinaan
Lebih terperinciBUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN
BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN Perkembangan Motororik Halus Anak CATATAN: PENDAHULUAN Proses tumbuh kembang kemampuan gerak seseorang anak disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Perkembangan merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua peristiwa yang berbeda namun saling terkait satu sama lain. Setiap makhluk hidup pasti mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu jenjang pendidikan yang ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam pendidikan anak usia dini adalah aspek
Lebih terperinciPERBEDAAN TINGKAT PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG SEKOLAH TK DAN ANAK YANG TIDAK SEKOLAH TK DI DESA BANJARSARI KEC. BANTARBOLANG PEMALANG
PERBEDAAN TINGKAT PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG SEKOLAH TK DAN ANAK YANG TIDAK SEKOLAH TK DI DESA BANJARSARI KEC. BANTARBOLANG PEMALANG 4 Rizal ABSTRAK Tumbuh kembang anak merupakan hasil interaksi
Lebih terperinciPerseptual motorik pada dasarnya merujuk pada aktivitas yang dilakukan. dengan maksud meningkatkan kognitif dan kemampuan akademik.
Mata Kuliah Kode Mata Kuliah : IOF 220 : Perkembangan Motorik Materi 9: Peseptual Motorik HAKIKAT PERSEPTUAL MOTORIK Perseptual motorik pada dasarnya merujuk pada aktivitas yang dilakukan dengan maksud
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya dan dapat menyebabkan terjadinya disfungsi motorik dan sensorik yang berdampak pada timbulnya
Lebih terperinci