POKOK BAHASAN VI Proses Kebijakan Publik
|
|
- Suparman Hermanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 POKOK BAHASAN VI Proses Kebijakan Publik A. Formulasi Kebijakan 1. Definisi dan Pengertian Formulasi Kebijakan akan berkaitan dengan beberapa hal : 1. Persoalan yang berkaitan dengan cara bagaimana suatu masalah terutama masalah publik memperoleh perhatian dari para pembuat kebijakan. 2. Cara bagaimana merumuskan usulan- usulan untuk menganggapi masalah tertentu yang timbul. 3. Cara bagaimana memilih salah satu alternatif untuk mengatasi masalah publik. Suatu masalah pada hakekatnya akan dapat menjadi masalah kebijakan jika : - Masalah tersebut dapat membangkitkan orang banyak untuk melakukan tindakan terhadap problema tersebut. - Masyarakat punya keinginan politik untuk memperjuangkannya. - Masalah tersebut ditanggapi positif oleh para pembuat kebijakan sehingga mereka bersedia memperjuangkannya. 2. Pendekatan-Pendekatan Dalam Formulasi Kebijakan Publik a. Pendekatan Kekuasaan dalam Pembuatan Kebijakan Publik Ada beberapa fokus dalam pendekatan kekuasaan ini, yaitu : 1) Elitism Dominasi para elite menentukan sebuah produk kebijakan publik. 2) Pluralism Proses pembuatan kebijakan ini menekankan pada kontinuitas dan keterlibatan multi-metode dalam sebuah proses pembuatan kebijakan publik, sehingga dapat meminimalisir dominasi salah satu kelas dalam masyarakat. Universitas Gadjah Mada 1
2 3) Marxism Kekuasaan hanya akan digunakan untui menghasilkan produk kebijakan publik yang memihak pada kaum kapitalis. 4) Corporatism Pembuatan kebijakan publik dengan menekankan pada konspirasi segelintir elite yang tertata dengan sengaja. 5) Professionalism Pandangan ini akan efektif ketika sebuah negara banyak dipimpin oleh mereka- mereka dari kalangan profesional. 6) Technocracy Formulasi kebijakan didasarkan atas eksplorasi ilmiah yang dilakukan oleh para ilmuwan. b.pendekatan Rasionalitas dalam Pembuatan Kebijakan Publik 1) Rasionalitas Ekonomis Pembuatan kebijakan harus didasari oleh pembacaan yang mendalam atas dampak-dampak ekonomis bila kebijakan tersebut diterapkan. 2) Rasionalitas Birokratis Pembuatan kebijakan bertumpu pada efisiensi dan efektitivitas kinerja birokrasi. c. Pendekatan Pilihan Publik dalam Pembuatan Kebijakan Publik Proses pembuatan kebijakan publik dalam paradigma ini akan bertumpu pada pilihan publik yang mengakibatkan formualasi kebijakan yang dilakukan cenderung bertumpu pada mekanisme pasar. 3. Metodologi dalam Proses Pembuatan Kebijakan Publik a. CBA (Cost and benefit analysis) Bagaimana biaya-biaya program Kebijakan- publik tertentu dapat dikalkulasi dengan keuntungan-keuntungan yang dapat di raih dari kebijakan tersebut. b. Perkiraan Ekonomis (Economises Forescating) Asumsi-asumsi yang dipakai adalah asumsi-asumsi ekonomi baik makro maupun mikro. c. Perencanaan Finansial Setiap Kebijakan publik harus dihitung dengan cermat berapa rencana pendanaan yang harus dialokasikan. Universitas Gadjah Mada 2
3 d. Operational Research (OR) Teknik dalam proses pembuatan kebijakan yang menekankan pada rasionalitas dan efisiensi yang terkandung dalam kebijakan tersebut. e. Teknik Indikator Sosial Teknik ini digunakan dengan melihat kenyataan-kenyataan sosial dalam masyarakat sebagai faktor determinan dalam proses pembuatan kebijakan. f. Evaluasi Dampak Proses pembuatan kebijakan ini dilakukan dengan menghitung dan mengukur dampak-dampak yang akan muncul ke depan dari kebijakan publik yang dibuat tersebut. 4. Langkah-Langkah Praktis Dalam Proses Pembuatan Kebijakan a. Teknik Pembuatan Kebijakan Publik Model Etzioni Model Etzioni dikenal dengan model Active Socity Model, meliputi : 1) Pandangan intelektual 2) Pertimbangan ahli, politik dan masyarakat 3) Keputusan Politik 4) Produk Kebijakan Publik b. Proses Pembuatan Kebijakan Menurut Yehezkel Dror - Tahap Meta Pembuatan Kebijakan Publik : 1) Pemrosesan Nilai 2) Pemrosesan Realitas 3) Pemorosesan Masalah 4) Survey, pemrosesan dan pengembangan SDM 5) Desain, Evaluasi dan Redesain Sistem Pembuatan Kebijakan Publik 6) Pengalokasian masalah, nilai dan sumber daya 7) Penentuan strategi pembuatan kebijakan - Tahap pembuatan Kebijakan Publik 1) Sub alokasi sumber daya 2) Penetapan tujuan operasional dan beberapa prioroitas. 3) Penetapan nilai-nilai yang signifikan dengan beberapa prioritas. 4) Penyiapan alternatif-alternatif kebijakan secara umum. 5) Penyiapan prediksi yang realistic atas berbagai aternatif. Universitas Gadjah Mada 3
4 6) Membandingkan masing-masing alternatif yang ada sekaligus menentukan alternatif mana yang terbaik. 7) Melakukan ex-ante evaluation atas alternatif terbaik yang telah dipilih tersebut di atas. Universitas Gadjah Mada 4
5 - Tahap Pasca Pembuatan Kebijakan Publik 1) Memotivasi kebijakan yang hendak diambil 2) Mengambil dan memutuskan kebijakan publik 3) Mengevaluasi proses pembuatan kebijakan publik yang telah dilakukan. 4) Komunikasi dan umpan balik atas seluruh fase yang telah dilakukan. B. Implementasi Kebijakan 1. Definisi dan Pengertian Tolok ukur keberhasilan suatu kebijakan terletak pada proses implementasinya. Bahkan mungkin tidak berlebihan, jika dikatakan bahwa implementasi kebijakan merupakan aspek yang penting dari keseluruhan proses kebijakan. Implementasi kebijakan akan sangat tergantung dengan formulasi kebijakan yang dibuat. Implementasi kebijakan sebenarnya dapat dimaknai sebagai tindakan-tindakan yang dilaksanakan oleh individu-individu, kelompok-kelompok pemerintah dan swasta yang diarahkan pada pencapaian tujuan dan sasaran yang menjadi prioritas dalam keputusan kebijakan. Implementasi kebijakan dapat dilihat pada beberapa aspek yaitu : a. Siapa yang mengimplementasikan kebijakan (Jajaran birokrasi ataupun aktor-aktor di luar birokrasi pemerintah, individu). b. Hakekat dari proses administrasi Proses administrasi harus selalu berpijak pada standar prosedur operasional (SOP) sebagai acuan pelaksanaannya. c. Kepatuhan (kompliansi) kepada kebijakan Merupakan perilaku taat hukum yakni perlu ada sistem control dan komunikasi yang terbuka. d. Efek atau dampak dari implementasi kebijakan Konsekuensi dari dampak akan dapat digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan implementasi kebijakan dan jugs dapat dijadikan sebagai masukan dalam proses perumusan kebijakan yang akan meningkatkan kualitas kebijakan tersebut. Universitas Gadjah Mada 5
6 Proses implementasi kebijakan akan dipengaruhi oleh : a. Jumlah perubahan yang terjadi Sejauh mana kebijakan menyimpang dari kebijakan-kebijakan sebelumnya. Perubahan-perubahan inkremental (penyempurnaan dari program sebelumnya) cenderung akan menimbulkan tanggapan positif daripada perubahan-perubahan drastis (rasional). b. Jumlah perubahan organisasi yang diperlukan Implementasi yang efektif akan sangat mungkin terjadi jika lembaga pelaksana tidak diharuskan melalui reorganisasi secara drastis. Kegagalan programprogram sosial banyak berasal dari meningkatnya tuntutan-tuntutan yang dibuat terhadap struktur-struktur dan prosedur-prosedur administrative yang ada. 2. Model Implementasi Kebijakan Model implementasi kebijakan akan dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu : a. Model Top Down Model ini terpusat pada hubungan antara keputusan-keputusan dengan pencapaiannya, formulasi dengan implementasinya, potensi hierarkhi dengan batasbatasnya serta kesungguhan pelaksanan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Penekanan model top down adalah pada koordinasi, kompliansi dan kontrol efektif yang mengabaikan manusia sebagai target group dan juga peran dari aktor lain. b. Model Bottom-Up Model ini mengasumsikan bahwa implementasi sebagai proses atau slur. Ada 4 variabel yang perlu diperhatikan dalam proses implementasi kebijakan yaitu : - Idealized Policy, pola interaksi yang diidealisasikan oleh perumus kebijakan. - Target Group, yaitu bagian dari policy stakeholders yang diharapkan dapat mengadopsi pola-pola interaksi sebagaimana yang diharapkan oleh perumus kebij akan. Universitas Gadjah Mada 6
7 - Implementing Organization, yaitu badan-badan pelaksana atau unit-unit birokrasi yang bertanggung jawab dalam implementasi kebijakan. - Environmental Faktors, yaitu unsure-unsur di dalam lingkungan yang mempengaruhi implementasi kebijakan (seperti aspek budaya, sosial, ekonomi dan politik). 3. Struktur Organisasi Merupakan salah satu badan yang paling sering bahkan secara keseluruhan menjadi pelaksana kebijakan. Ada dua karakteristik utama dari birokrasi yang akan berpengaruh dalam pelaksanaan kebijakan yaitu : a. Prosedur-prosedur kerj a ukuran dasar (Standard Operating Procedures) Berkembang sebagai tanggapan internal terhadap waktu serta keinginan untuk keseragaman dalam bekerjanya organisasi-organisasi yang kompleks dan tersebar luas. b. Fragmentasi Berasal dari tekanan-tekanan di luar unit-unit birokrasi seperti komite-komite legislatif, kelompok-kelompok kepentingan, pejabat-pejabat eksekutif, konstistusi negara dan sifat kebijakan yang mempengaruhi organisasi birokrasi pemerintah. 4. Langkah-Langkah Untuk Memperbaiki Implementasi Kebijakan Ada dua alternatif yang dapat digunakan untuk memperbaiki implementasi kebijakan yaitu : a. Memaknai terlebih dahulu hambatan-hambatan yang muncul dalam proses implementasi kebijakan dan mengapa hambatan tersebut muncul. b. Perlu mengubah keadaan-keadaan yang menghasilkan faktor-faktor penghambat tersebut. C. Evaluasi Kebijakan 1. Pengertian Tahap terakhir dalam proses kebijakan adalah evaluasi kebijakan. Evaluasi kebijakan dimaknai sebagai upaya untuk menilai apakah hasil berbagai program dari suatu kebijakan tersebut telah sesuai dengan problema yang ada dalam masyarakat. Data dari evaluasi dapat digunakan untuk membantu mengungkapkan kekeliruan dan kesalahan pada rancanagan semula ataupun memberikan kemungkinan-kemingkinan yang Baru. Universitas Gadjah Mada 7
8 Pada hakekatnya, tiap rancangan program atau proyek merupakan suatu hipotesis. Ia merupakan suatu "firasat" atau dugaan bahwa program itu akan benarbenar mencapai tujuan yang dikehendaki. Secara tersirat dihipotesiskan bahwa terdapat hubungan antara program itu dengan suatu hasil tertentu, sehingga evaluasi merupakan upaya mengetahui apakah kaitan-kaitan itu memang sungguhsungguh ada (Bryant dan White, 1987: 194). Menurut Donald F. Heider, penelitian evaluasi dapat diarahkan untuk mencapai berbagai macam tujuan, tidak hanya sebagai slat untuk memperbaiki program-program. Kadang-kadang evaluasi dilakukan untuk mendengarkan atau mendukung suatu program yang sedang berjalan dan dan kadang-kadang untuk meneliti atau memeriksa program tersebut supaya terhindar dari kegagalan serta mengurangi aktivitas-aktivitas (dalam Henry, 1986 : 147) dengan mengidentifikasi tujuan-tujuan evaluasi yang berbeda-beda dapat dilihat bagaimana suatu program dinilai gagal oleh perangkat kriteria, sementara di lain pihak dianggap berhasil oleh kriteria lainnya. Menurut Laura Irwin Langbein (1980 : 5), kriteria evaluasi hasil program dapat diuraikan sebagai berikut : (a) Dampak pertumbuhan ekonomi, (b) Disamping untuk mendorong kebutuhan pertumbuhan ekonomi, suatu program hams dirancang untuk mendistribusikan pendapatan secara adil, (c) kriteria terakhir dan evaluasi program adalah preferensi yang meliputi tingkat kepuasan dan hubungan preferensi masyarakat dengan kebijaksanaan publik. Universitas Gadjah Mada 8
9 Coralie Bryant dan Louse G. White (1987 : ) menunjukkan adanya empat jenis kendala evalgasi yaitu, (a) kendala psikologis : evaluasi sebagai sarana untuk mengkritik orang lain atau mengungguli kekuasaan orang lain. (b) kendala ekonomis : bahwa evaluasi yang baik itu mahal dari segi waktu maupun dana dan agar tersedia lebih banyak data sering tidak selalu sepadan dengan tingginya biaya,. (c) Kendala teknis : penanganan data sering menuntut staf yang terlatih dan tersedianya kemampuan pengolahan data. Informasi yang segera dibutuhkan sering tidak dapat disediakan yang akhirnya para pengguna dituntut untuk menyerap dan menggunaka sekian banyak informasi. (d) kendala politis : hasil-hasil evaluasi mungkin bahkan dirasakan sebagai ancaman oleh para administrator saja, melainkan juga secara politis memalukan jika hal tersebut diungkapkan. Peter H. Rossi dan kawan-kawan (1979 : 33) mengelompokkan empat serangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan aktivitas evaluasi. Pertama, perencanaan program dengan pertanyaan apakah telah terjadi perluasan dan pendistribusian dari target populasi? Apakah program yang telah didesain telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan? Dan apakah ada kesepakatan maksimal dari keberhasilan impementasi. Kedua, pemantauan program, yakni menguji apakah program tersebut mencapai orang-orang, rumah tangga atau unit-unit sasaran lainnya seperti yang dituju oleh program tersebut? Apakah program juga menyediakan sumber daya, pelayanan dan manfaat lain seperti yang disyaratkan oleh rancangan program? Ketiga, penilaian dampak mempertanyakan apakah program tersebut efektif dalam mencapai tujuan yang diinginkan? Dapatkah hasilhasil dari program tersebut dijelaskan oleh beberapa proses altematif di luar program? Dan apakah program tersebut memiliki dampak-dampak yang diinginkan? Keempat, efisiensi ekonomi bermaksud menguji berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk mengatarkan pelayanan dan manfaat kepada para partisipan program? Dan apakah program tersebut merupakan penggunaan sumber daya yang efisien dibandingkan dengan alternatif untuk sumber yang sama? Universitas Gadjah Mada 9
10 2. Pilihan atas penelitian evaluasi Persoalan utama dalam penelitian evaluasi adalah bagaimana memisahkan antara dampak dari akibat program dan dampak yang ditimbulkan dari faktor lain. Dalam penelitian dampak, menurut Nasikun (1987 : 27) sedikitnya menghadapi tiga kendala metodologis. Pertama, berdasarkan suatu kenyataan bahwa keberadaan suatu program akan dievaluasi hanyalah merupakan salah satu program yang keberadaannya berdampingan dengan program-program lainnya. Dengan demikian, setiap usaha untuk mengukur dampak dan akibat bersih dari program tersebut dari pengaruh lain tidaklah mudah untuk dilakukan. Kedua, tujuan program walaupun sudah dirumuskan secara jelas, dalam operasionalnya ternyata masih sangat luas. Dengan demikian, tidak layak untuk menilai bahwa tujuan yang dicaapi semata-mata dikarenakan suatu program tertentu. Ketiga, Pemilihan lokasi program pada umumnya didasarkan pertimbangan yang berhubungan dengan actual yang mendesak. 3. Desain Penelitian dan Unit Analisis Agus Dwiyanto (1995 : 1-2) mengungkapkan bahwa keberhasilan suatu program dapat dikaji dari dua perspektif yang berbeda, yaitu dari tinjauan proses dan tinjauan hasil. Tinjauan proses menekankan pada konsistensi antara pelaksanaan program dengan policy guide lines (seperti prosedur juklak dan juknis). Menurut perspektif ini, suatu program pemerintah dikatakan berhasil kalau pelaksanaan program itu sesuai dengan policy guide lines yang telah ditentukan. Dari tinjauan hasil (out come), suatu program dapat dinilai berhasil kalau program itu menghasilkan dampak seperti yang diinginkan. Suatu program atau kebijakan mungkin saja berhasil dari sudut proses, akan tetapi dapat gagal ditinjau dari dampak yang dihasilkan dan sebaliknya. Dennis Parkins (Nasikun, 1987: 8-11) memperkenalkan jenis-jenis penelitian evaluasi dalam mengamati tahap-tahap pengembangan program, yakni : pertama, strategic evaluation, evaluasi jenis ini memusatkan perhatiannya pada identifikasi masalah sosial atau isu kebijakan yang mendasari kelahiran dan penyelenggaraan Universitas Gadjah Mada 10
11 suatu program yang memungkinkan Pula mengadakan perubahan tujuan yang berhubungan dengan alokasi sumber daya. Kedua, compliance evaluation, dimaksudkan untuk menguji apakah tujuan yang telah ditetapkan oleh administrasi atau birokrasi pembangunan sesuai dengan tujuan yang telah digariskan lembaga. Ketiga, evaluasi yang berkaitan antara tujuan program dengan organisasi penyelenggara program. Keempat, management control process evaluation, yang memusatkan perhatian pada isu efisiensi dan efektivitas mobilisasi sumber daya yang dilakukan pengelola program. Kelima, intervention effect evaluation, dengan perhatian utama pada komponen sistem organisasi penyelenggara program. Evaluasi ini biasanya dimaksudkan untuk mengungkapkan hubungan antara intervensi program dengan akibat yang dihasilkan. Keenam, programme impact evaluation, yang secara khusus memfokuskan perhatiannya pada evaluasi dampak sistem organisasi penyelenggara program dalam konteks tujuan program yang benar-benar terjadi dan dapat disimak di lapangan. Daftar Bacaan : Bryant, Coralie dan White, Louse G., 1987, Manajemen Pembangunan Untuk Negara Berkembang, Jakarta, LP3ES. Dwiyanto, Agus, 1995, Evaluasi Program dan Kebijaksanaan Pemerintah, Makalah pada Pelatihan Analisis Kebijaksanaan Sosial Angkatan III, PPK UGM, Yogyakarta. Henry, Nicolas, 1986, Publik Administration and Publik Affairs, Prentice Hall Inc., Englewood Cliffs, New Jersey. Langbein, Laura I., 1980, Discovering Wether Programs Work : A Guide to Statistical Methods for Program Evaluation, Scott, Forestman and Company- GlenviewIllinois. Nasikun, 1987, Kerangka Konseptual Pembangunan Sistem Monitoring Evaluasi, Makalah Seminar PAU Studi Sosial UGM, Yogyakarta. Putra, Fadillah, 2003, Paradigma Kritis Dalam Studi Kebijakan Publik, Yogyakarta, Pustaka Pelajar. Universitas Gadjah Mada 11
12 Rossi, Peter H., at all, 1979, Evaluation : A Sistematic Approach, Sage Publikation Inc., Beverly Hill, California. Winarno, Budi, 2002, Teori dan Proses Kebijakan Publik, Yogyakarta, Media Pressindo. Universitas Gadjah Mada 12
POKOK BAHASAN X REFORMASI BIROKRASI PUBLIK DI INDONESIA
POKOK BAHASAN X REFORMASI BIROKRASI PUBLIK DI INDONESIA A. Budaya Birokrasi Pelayanan Publik Di Indonesia Penerapan sistem politik sentralistik dan hegemonik menyebabkan negara cenderung telah mengembangkan
Lebih terperinciA. Nama Mata Kuliah. : KEBIJAKAN PEMBANGUNAN Kode SKS : SPE 445 Status Mata Kuliah : Mata Kuliah Wajib Jurusan
A. Nama Mata Kuliah Nama : KEBIJAKAN PEMBANGUNAN Kode SKS : SPE 445 Status Mata Kuliah : Mata Kuliah Wajib Jurusan Jumlah SKS : 3 SKS Semester : Genap B. Deskripsi Singkat Mata Kuliah : Mata kuliah ini
Lebih terperinciSOAL DAN TUGAS. Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Alam Dosen : Prof. Dr. Bambang Heru, M.S DISUSUN OLEH : IID MOH. ABDUL WAHID
SOAL DAN TUGAS Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Alam Dosen : Prof. Dr. Bambang Heru, M.S DISUSUN OLEH : IID MOH. ABDUL WAHID 250120140017 MAGISTER ILMU LINGKUNGAN UNIVERSITAS PADJAJARAN 2014 SOAL-SOAL
Lebih terperinciTahap penyusunan agenda Tahap formulasi kebijakan Tahap adopsi kebijakan Tahap implementasi kebijakan Tahap evaluasi kebijakan
Tahap penyusunan agenda Tahap formulasi kebijakan Tahap adopsi kebijakan Tahap implementasi kebijakan Tahap evaluasi kebijakan Tahap penyusunan agenda Masalah kebijakan sebelumnya berkompetisi terlebih
Lebih terperinciSilabus MATA KULIAH KEBIJAKAN PEMERINTAH Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisipol Universitas Warmadewa Dosen Pengampu: I Wayan Gede Suacana
Silabus MATA KULIAH KEBIJAKAN PEMERINTAH Program Studi Ilmu an Fisipol Universitas Warmadewa Dosen Pengampu: I Wayan Gede Suacana Deskripsi: Mata kuliah ini bertujuan untuk mengajak mahasiswa memahami
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. paradigma administrasi negara atas; (a) dikotomi politik administrasi, (b) paradigma
4 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan paradigma studi ilmu administrasi negara sangat cepat dan mengikuti perubahan lingkungan yang mempengaruhinya. Seperti studi yang sistematis yang dilakukan
Lebih terperinciEVALUASI KEBIJAKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SMA NEGERI 1 AMPIBABO KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG
EVALUASI KEBIJAKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SMA NEGERI 1 AMPIBABO KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG Rifka S. Akibu Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PENYUSUNAN UU NOMOR 34 TAHUN 2004 TENTANG TNI : IMPLEMENTASI MODEL ANALISIS GRAHAM T.
ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PENYUSUNAN UU NOMOR 34 TAHUN 2004 TENTANG TNI : IMPLEMENTASI MODEL ANALISIS GRAHAM T. ALLISON Oleh : Dr. Agus Subagyo, S.IP, M.Si Dosen Jurusan Hubungan Internasional
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI. Sebagai titik tolak atau landasan berfikir dalam menyoroti atau
BAB II KERANGKA TEORI II.1 Kerangka Teori Sebagai titik tolak atau landasan berfikir dalam menyoroti atau memecahkan permasalahan perlu adanya pedoman teoritis yang dapat membantu. Untuk itu perlu disusun
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Implementasi Kebijakan Publik. a. Konsep Implementasi:
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Implementasi Kebijakan Publik a. Konsep Implementasi: Implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya. Tidak
Lebih terperinciMANAJEMEN PEMBELAJARAN DALAM KONTEKS PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
MANAJEMEN PEMBELAJARAN DALAM KONTEKS PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, Drs., M.Pd. Hakekat pembelajaran sebenarnya menunjuk pada fungsi pendidikan sebagai wahana untuk menjadikan
Lebih terperinciMATERI KAJIAN MANAJEMEN STRATEJIK 1. KONSEP DAN APLIKASI MANAJEMEN STRATEJIK 2. PERUMUSAN VISI, MISI DAN NILAI 3. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEJIK 4.
Kuliah 01 1 MATERI KAJIAN MANAJEMEN STRATEJIK 1. KONSEP DAN APLIKASI MANAJEMEN STRATEJIK 2. PERUMUSAN VISI, MISI DAN NILAI 3. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEJIK 4. ANALISIS STRATEJIK DAN FAKTOR - FAKTOR KUNCI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada pemberdayaan dan partisipasi. Sebelumnya telah dilalui begitu banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program pengentasan kemiskinan pada masa sekarang lebih berorientasi kepada pemberdayaan dan partisipasi. Sebelumnya telah dilalui begitu banyak program pengentasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan Undang- undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah membawa nuansa pembaharuan
Lebih terperinciBAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian pada Bab I sampai dengan Bab VI, disusun
BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan uraian pada Bab I sampai dengan Bab VI, disusun simpulan dan rekomendasi berikut ini: 7.1. Simpulan Kebijakan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Thomas Dye dalam Subarsono (2013: 2), kebijakan publik adalah
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kebijakan Publik 1. Konsep Kebijakan Publik Menurut Thomas Dye dalam Subarsono (2013: 2), kebijakan publik adalah apapun pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK. Mada Sutapa *) Abstract
KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK Mada Sutapa *) Abstract In the context of public goods, education is publicly owned goods and services, which the public has a right to get education
Lebih terperinciKuliah 2 Luas Lingkup dan Perkembangan Studi Implementasi
Kuliah 2 Luas Lingkup dan Perkembangan Studi Implementasi What Ever Happened to Policy Implementation? An Alternative Approach By Peter and Linda deleon Journal of Public Policy Administration Research
Lebih terperinciBAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI
BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI 6.1 Gambaran Umum Struktur Monev Sanitasi Tujuan utama strategi Monev ini adalah menetapkan kerangka kerja untuk mengukur dan memperbaharui kondisi dasar sanitasi,
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK
KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK Mada Sutapa *) Abstract In the context of public goods, education is publicly owned goods and services, which the public has a right to get education
Lebih terperinciBULETIN ORGANISASI DAN APARATUR
KEBIJAKAN PUBLIK : MODEL RASIONAL KOMPREHENSIF, INKREMENTAL DAN MIXED SCANNING Oleh: Sari Wahyuni, S.Ap Staf Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Barat I. Pendahuluan Bicara masalah kebijakan
Lebih terperinciB A B V I PEMANTAUAN DAN EVALUASI
B A B V I PEMANTAUAN DAN EVALUASI Paparan bab ini tidak menjelaskan tentang kegiatan pemantauan dan evaluasi sanitasi tetapi hanya memuat tentang strategi untuk melakukan pemantauan dan evaluasi dengan
Lebih terperinciBULETIN ORGANISASI DAN APARATUR
BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR I. Pendahuluan Banyaknya kebijakan yang tidak sinkron, tumpang tindih serta overlapping masih jadi permasalahan negara ini yang entah sampai kapan bisa diatasi. Dan ketika
Lebih terperinciKekuasaan & Proses Pembuatan Kebijakan
KMA Kekuasaan & Proses Pembuatan Kebijakan Departemen Administrasi Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. Proses Pembuatan Kebijakan
Lebih terperinciPerspektif Kebijakan Publik
Perspektif Kebijakan Publik What is Public Policy? Policy is: Whatever governments choose to do or not to do (apapun yang dipilih untuk dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah) (Dye, 1975). jalan
Lebih terperinciSEKILAS TENTANG ANALISIS KEBIJAKAN BELANJA PUBLIK/NEGARA
SEKILAS TENTANG ANALISIS KEBIJAKAN BELANJA PUBLIK/NEGARA 1. Arti penting dan peran analisis kebijakan belanja publik. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara
Lebih terperinciSilabus. Standar Kompetensi
Silabus Nama Mata Kuliah : Formulasi dan Implementasi Kode MK/SKS : /3 SKS Dosen Pembina : Drs. Karjuni Dt. Maani, M.Si Drs. Suryanef, M.Si Rahmadani Yusran, S.Sos, M.Si Standar Kompetensi : Mata kuliah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2. 1 Tinjauan Teoretis 2.1. 1 Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era otonomi daerah telah didengungkan keseluruh penjuru pelosok Tanah Air Indonesia. Semua wilayah mulai berbenah diri dan bahu membahu memperbaiki pemerintahan masing-masing
Lebih terperinciKEWIRAUSAHAAN - 2. Teknik Evaluasi. Modul ke: Perencanaan. Galih Chandra Kirana, SE.,M.Ak. Fakultas. Program Studi.
KEWIRAUSAHAAN - 2 Teknik Evaluasi Modul ke: Perencanaan Fakultas Galih Chandra Kirana, SE.,M.Ak Program Studi www.mercubuana.ac.id Evaluasi-pengantar Tinjauan teoritis evaluasi Evaluasi dalam kebijakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. secara umum memberikan penafsiran yang berbeda-beda akan tetapi ada juga yang
11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Kebijakan Publik 1. Pengertian Kebijakan Publik Penafsiran para ahli administrasi publik terkait dengan definisi kebijakan publik, secara umum memberikan penafsiran
Lebih terperinciDEfiNISI KEBIJAKAN PUBLIK
DEfiNISI KEBIJAKAN PUBLIK John Locke MENURUT PAKAR Francis Bacon Easton Pengalokasian nilai-nilai kekuasaan untuk seluruh masyarakat yang keberadaannya mengikat. Dalam pengertian ini hanya pemerintah yang
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Dalam penelitian ini, beberapa kesimpulan yang dapat ditarik. sebagaimana dijelaskan pada bagian pembahasan, yaitu :
131 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dalam penelitian ini, beberapa kesimpulan yang dapat ditarik sebagaimana dijelaskan pada bagian pembahasan, yaitu : 1. Dalam Pengimplementasian kebijakan, pemerintah kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan otomomi daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 32
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan otomomi daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan dua hal yang amat penting, pertama adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia menuju era globalisasi memungkinkan kegiatan perekonomian berkembangan sedemikian rupa sehingga melewati batas-batas wilayah dan antar
Lebih terperinciKERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM)
KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM) N. Tri Suswanto Saptadi POKOK PEMBAHASAN 1.Kendali Manajemen Atas 2.Kendali Manajemen Pengembangan Sistem 3.Kendali Manajemen Pemrograman 4.Kendali Manajemen Sumber
Lebih terperinciLAMPIRAN C. Sebuah Alternatif dalam Pelayanan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (termasuk daerah abu-abu )
LAMPIRAN C Sebuah Alternatif dalam Pelayanan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (termasuk daerah abu-abu ) LAMPIRAN C Sebuah Alternatif dalam Pelayanan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (termasuk daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun anggaran 2013, kewenangan atas pengesahan Daftar Isian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak tahun anggaran 2013, kewenangan atas pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) beralih dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB) kepada Direktorat
Lebih terperinciBab VII : Monitoring dan Evaluasi Sanitasi Kota Bogor
Bab VII : Monitoring dan Evaluasi Sanitasi Kota Bogor 7.1. Gambaran Umum Struktur Monitoring dan Evaluasi Sanitasi Tujuan utama strategi monitoring dan evaluasi (monev) ini adalah menetapkan kerangka kerja
Lebih terperinciPenetapan Konteks Komunikasi dan Konsultasi. Identifikasi Risiko. Analisis Risiko. Evaluasi Risiko. Penanganan Risiko
- 11 - LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL A. Proses Manajemen Proses
Lebih terperinciPOKOK BAHASAN IX GOOD GOVERNANCE
POKOK BAHASAN IX GOOD GOVERNANCE A. Definisi dan Pengertian Tata pemerintahan yang baik (good governance) merupakan konsep yang kini sangat populer di Indonesia. Pembicaraan tentang good governance tidak
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Lamongan, Januari 2012 Kepala Bagian Bina Pengelolaan Keuangan dan Asset. S U B A N I, SE, MM Pembina NIP
KATA PENGANTAR Standar Operasional Prosedur adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instasi pemerintah berdasarkan indicator- indikator
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. keputusan atau usulan-usulan dari para pembuat kebijakan. Para ahli administrasi
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Kebijakan Publik 1. Definisi Kebijakan Publik Dewasa ini, kebijakan publik menjadi suatu hal yang tidak asing lagi bahkan di kalangan masyarakat awam. Setiap saat
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Hingga saat ini, relasi antara Pemerintah Daerah, perusahaan dan masyarakat (state, capital, society) masih belum menunjukkan pemahaman yang sama tentang bagaimana program CSR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.2 Latar Belakang. Kewajiban negara yang diemban pemerintah adalah: (1) melindungi rakyat;
BAB I PENDAHULUAN I.2 Latar Belakang Kewajiban negara yang diemban pemerintah adalah: (1) melindungi rakyat; (2) melayani rakyat; (3) mengatur rakyat, dengan demikian sebenarnya esensi dari tanggung jawab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Monitoring dan Evaluasi dalam Program Pemberdayaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka menjalankan sebuah program pemberadayaan masyarakat dibutuhkan perencanaan yang sistematis, perencanaan yang baik akan terlihat dari singkronisasi antara
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang diurakan pada Bab IV maka dapat disimpulkan bahwa proses perumusan kebijakan sertifikasi pendidik
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. PIPPK di Kecamatan Panyileukan, dapat kita analisa melalui teori implementasi
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Untuk mengetahui faktor apa saja yang mengakibatkan keberhasilan implementasi PIPPK di Kecamatan Panyileukan, dapat kita analisa melalui teori implementasi Edward
Lebih terperinciL A P O R A N K I N E R J A
L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Sumber Daya Manusia
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Sumber Daya Manusia Siagian (2008) menyatakan perencanaan pada dasarnya merupakan pengambilan keputusan sekarang tentang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa depan.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Landasan Teori 1. Akuntansi Pemerintahan
TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Akuntansi Pemerintahan Bastian (2001:6) mengemukakan bahwa akuntansi pemerintahan adalah mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini Bangsa Indonesia sedang mengalami masa-masa sulit khususnya dibidang ekonomi. Banyak perusahaan yang mengalami kegagalan dalam menjalankan kegiatan
Lebih terperinciV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kinerja yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian hasil serta caracara
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Akuntabilitas Akuntabilitas juga merupakan instrumen untuk kegiatan kontrol terutama dalam pencapaian hasil pada pelayanan publik. Dalam hubungan ini, diperlukan evaluasi
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA TANGERANG
RINGKASAN RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT KOTA TANGERANG TAHUN 2014-2018 A. Latar Belakang RPJMD Kota Tangerag tahun 2014-2018 adalah merupakan tahapan ke- III dalam rangka mewujudkan Visi Rencana Pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan usaha yang semakin ketat dewasa ini menuntut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan usaha yang semakin ketat dewasa ini menuntut perusahaan untuk beroperasi seefisien dan seefektif mungkin. Untuk itu pihak manajemen harus mampu melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang yang mempunyai kekuasaaan dan lembaga yang mengurus masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintahan didalam suatu negara merupakan organisasi atau wadah orang yang mempunyai kekuasaaan dan lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan kesejahteraan
Lebih terperinciImplementasi Kebijakan Pengembangan Kawasan Agropolitan Sendang Kabupaten Tulungagung
Implementasi Kebijakan Pengembangan Kawasan Agropolitan Sendang Kabupaten Tulungagung Ardhana Januar Mahardhani Mahasiswa Magister Kebijakan Publik, FISIP, Universitas Airlangga, Surabaya Abstract Implementasi
Lebih terperinciSri Yuliani FISIP UNS
Sri Yuliani FISIP UNS Model Implementasi Implementasi kebijakan atau program pada dasarnya secara sengaja dilaksanakan untuk meraih kinerja yang tinggi, dimana selama proses itu berlangsung dipengaruhi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI KABUPATEN GRESIK
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI KABUPATEN GRESIK (Studi tentang Pembangunan Tanggul di Desa Bungah Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan
Lebih terperinciMAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK JENIS JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK JENIS JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK Oleh : Erinta Tria Yulianda Akuntansi 4 B 201410170311101 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kompetensi pendidik yang termasuk soft skills mencakup kompetensi kepribadian dan sosial. Kompetensi kepribadian disebut dengan intrapersonal skills sedangkan kompetensi
Lebih terperinciPENGERTIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
KEBIJAKAN KESEHATAN PENGERTIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT Menurut Winslow 1920 Public Health is the science and art of Preventing disease Prolonging life, and Promoting physical and mental health and efficiency
Lebih terperinciSAGE PUBLICATION CALIFORNIA,
Identitas Buku Judul Buku Evaluation : Systematic Aprroach Pengarang : oleh Peter H. Rossi E. Freeman Penerbit: SAGE PUBLICATION CALIFORNIA, 1989 TOKOH DI BIDANG EVALUASI Donald Campbell selama lebih dari
Lebih terperinciKEBIJAKAN PEMBINAAN KEARSIPAN DAERAH
A. Pendahuluan. KEBIJAKAN PEMBINAAN KEARSIPAN DAERAH Dra. Sumartini. Setiap undang-undang dapat dikategorikan sebagai salah satu elemen yang menentukan atau penyebab terjadinya suatu perubahan. Hal ini
Lebih terperinci2017, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lemba
No.723, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Penyusunan SOP. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 02 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ketatanegaraan adalah terjadinya pergeseran paradigma dan sistem. dalam wujud Otonomi Daerah yang luas dan bertanggung jawab untuk
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dampak reformasi yang terjadi di Indonesia ditinjau dari segi politik dan ketatanegaraan adalah terjadinya pergeseran paradigma dan sistem pemerintahan yang bercorak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk beroperasi seefisien mungkin. Untuk itu pihak manajemen harus mampu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan usaha yang sangat ketat dewasa ini, menuntut perusahaan untuk beroperasi seefisien mungkin. Untuk itu pihak manajemen harus mampu melaksanakan fungsinya.
Lebih terperincisuatu kegiatan/ program/ kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi digunakan dalam pengendalian disiapkan dalam rangka menjamin bahwa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Menurut Bastian (2006) kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/ kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melibatkan partisipasi masyarakat sebagai elemen penting dalam proses. penyusunan rencana kerja pembangunan daerah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pelaksanaan otonomi daerah tidak terlepas dari sebuah perencanaan baik perencanaan yang berasal dari atas maupun perencanaan yang berasal dari bawah. Otonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Permasalahan kemiskinan yang cukup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Permasalahan kemiskinan di Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah, kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. manusia menjadi semakin beragam dan kompleks sifatnya. Berbagai hal sebisa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laju globalisasi yang berkembang semakin cepat ini menuntut kebutuhan manusia menjadi semakin beragam dan kompleks sifatnya. Berbagai hal sebisa mungkin tersaji dengan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI Anggaran Definisi Anggaran. Anggaran menurut Henry Simamora (1999) merupakan suatu
7 BAB II DASAR TEORI 2.1. Anggaran 2.1.1. Definisi Anggaran Anggaran menurut Henry Simamora (1999) merupakan suatu rencana rinci yang memperlihatkan bagaimana sumber-sumber daya diharapkan akan diperoleh
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara administrasi
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Birokrasi merupakan instrumen untuk bekerjanya suatu administrasi, dimana birokrasi bekerja berdasarkan pembagian kerja, hirarki kewenangan, impersonalitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. standar dan satuan lain yang mencakup jangka waktu satu tahun. Anggaran
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Anggaran Menurut Mulyadi (1993) pengertian anggaran adalah suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan
Lebih terperinciKuliah 7 Variabel Organisasi. Erwan Agus Purwanto-Marlan Hutahaean 1
Kuliah 7 Variabel Organisasi Hutahaean 1 Mengapa Organisasi Penting Organisasi pengimplementasi kebijakan memiliki peran strategis dalam proses implementasi. Organisasi bertanggung jawab terhadap delivery
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kebijakan Publik dan Implementasi Kebijakan Publik. kegiatan tertentu. Istilah kebijakan dalam bahasa Inggris policy yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebijakan Publik dan Implementasi Kebijakan Publik Secara umum, istilah kebijakan atau policy digunakan untuk menunjuk perilaku seorang aktor (misalnya seorang pejabat, suatu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Evaluasi 2.1.1 Pengertian Evaluasi Evaluasi adalah suatu proses yang teratur dan sistematis dalam membandingkan hasil yang dicapai dengan tolak ukur atau kriteria yang telah
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KEBIJAKAN: Perspektif, Model dan Kriteria Pengukurannya
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN: Perspektif, Model dan Kriteria Pengukurannya Oleh : Imronah*) Abstraksi Eugene Bardach dalam tulisannya mengatakan bahwa penulis yang lebih awal memberikan perhatian terhadap masalah
Lebih terperinciakibatnya fenomena seperti ini menjadi hal yang berdampak sistemik. Tawuran pelajar yang
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Hingga kini belum ada upaya kongkrit untuk mengatasi tawuran pelajar di Kota Yogya, akibatnya fenomena seperti ini menjadi hal yang berdampak sistemik. Tawuran pelajar yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka hampir dipastikan semua sektor akan berdampak kemacetan, oleh sebab itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelayanan publik merupakan salah satu tugas penting yang tidak dapat diabaikan oleh pemerintah daerah sebab jika komponen pelayanan terjadi stagnasi maka hampir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka merespon tuntutan masyarakat menuju good governance,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka merespon tuntutan masyarakat menuju good governance, pemerintah telah bertekad untuk menerapkan prinsip akuntabilitas dengan mempertanggungjawabkan amanah
Lebih terperinciB.IV TEKNIK PENGUKURAN KINERJA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA
B.IV TEKNIK PENGUKURAN KINERJA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA DEPARTEMEN AGAMA RI SEKRETARIAT JENDERAL BIRO ORGANISASI DAN TATALAKSANA TAHUN 2006 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT Tuhan Yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang. mampu mewujudkan otonomi daerah. Permasalahan tentu tidak hanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, untuk menggantikan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 diharapkan lebih sesuai dengan aspirasi masyarakat
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang dapat memberikan berbagai manfaat bagi kehidupan manusia, yaitu manfaat ekologis, sosial maupun ekonomi. Tetapi dari berbagai
Lebih terperinciAdaptasi Cost and Benefit Analysis Dalam Pembentukan Kebijakan dan Regulasi di Indonesia
Adaptasi Cost and Benefit Analysis Dalam Pembentukan Kebijakan dan Regulasi di Indonesia Rival Ahmad dan Erni Setyowati Indonesia Jentera School of Law (IJSL) Good policy making should not start with the
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Laporan Kuliah Kerja Lapangan. dalam rangka mencapai sebuah kestabilan. Sehingga setiap aktivitas
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kuliah Kerja Lapangan Proses perencanaan merupakan sebuah proses yang dilakukan dalam rangka mencapai sebuah kestabilan. Sehingga setiap aktivitas yang ada
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan penelitian pada bab sebelumnya, maka dalam bab ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan yang pada dasarnya merupakan jawaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan, dan profesionalisme. Pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance),
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sumber Daya Manusia (SDM) sering merupakan salah satu sorotan yang paling tajam dalam pelaksanaan pemerintahan, menyangkut kesiapan, jumlah pegawai, pendidikan, dan
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENILAIAN KINERJA DOSEN DI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA. Dwi Deswary
KEBIJAKAN PENILAIAN KINERJA DOSEN DI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA Dwi Deswary Abstract: This research aimed to know about the implementation of performance appraisal policy lecturer
Lebih terperinciREGULASI PENYIARAN DI INDONESIA
REGULASI PENYIARAN DI INDONESIA Era Reformasi&Berakhirnya Era Orde Baru Proses disahkannya undang-undang penyiaran tersebut terjadi pada era pemerintahan Presiden Megawati. Tujuannya untuk menghasilkan
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORITIS
BAB II KERANGKA TEORITIS A. Kepemimpinan Siagian (2002) mengemukakan bahwa kepemimpinan memainkan peranan yang dominan, krusial, dan kritikal dalam keseluruhan upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga terdapat gambaran secara umum maksud dan arah penelitian yang akan dilakukan.
BAB I PENDAHULUAN Bab pertama ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, pertanyaan penelitian, lingkup penelitian, dan manfaat penelitian. Dalam bab ini juga terdapat
Lebih terperinciKabupaten Tasikmalaya 10 Mei 2011
DINAMIKA PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH HUBUNGANNYA DENGAN PENETAPAN KEBIJAKAN STRATEGIS Oleh: Prof. Dr. Deden Mulyana, SE.,M.Si. Disampaikan Pada Focus Group Discussion Kantor Litbang I. Pendahuluan Kabupaten
Lebih terperinciPENGARUH SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN, DAN DESENTRALISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PEGAWAI KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN NGAWI.
PENGARUH SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN, DAN DESENTRALISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PEGAWAI KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN NGAWI Oleh: Narti Wulandari (NPM : 201015004), Sugeng Santoso ABSTRACT
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN A.1. Pelaksanaan PPK 1. Efektifitas Pemberdayaan dalam PPK a) Kesesuaian Pemberdayaan dengan dimensi Konteks Program pemberdayaan yang dilakukan: untuk penetapan
Lebih terperinciPINJAMAN LUAR NEGERI DAN KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH. Oleh : Ikak G. Patriastomo 1
PINJAMAN LUAR NEGERI DAN KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH Oleh : Ikak G. Patriastomo 1 PENDAHULUAN Bantuan luar negeri dapat berupa pinjaman maupun hibah luar negeri. Pinjaman luar negeri lebih mendesak dibahas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keunggulan bersaing (competitive advantage) untuk terus berkompetisi. Tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam perkembangan dunia perekonomian saat ini dan semakin tingginya tingkat persaingan dalam dunia usaha menuntut perusahaan mempunyai keunggulan bersaing
Lebih terperinciAdministrasi bagi Pembangunan: Manajemen Pembangunan
Administrasi bagi Pembangunan: Manajemen Pembangunan Titik Djumiarti Pengantar Administrasi Pembangunan memiliki 2 sisi yaitu: q Pembangunan Administrasi (Penyempurnaan Administrasi) q Administrasi Pembangunan
Lebih terperinci