PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-7

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-7"

Transkripsi

1 PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-7 Teknologi Fermentasi dan Produk Susu Fermentasi (Lanjutan) Kultur dan Starter Fermentasi susu memerlukan starter yang diperoleh dari kultur bakteri. Produk susu fermentasi dapat berasal dari starter dengan satu kultur atau dapat juga dari dua kultur atau lebih, sering disebut dengan starter campuran. perbedaan ini akan mempengaruhi terhadap produk susu fermentasi baik terhadap tekstur ataupun rasa. Kultur bakteri dapat berbentuk cair, powder dalam ampul ataupun padat dalam agar tegak ataupun dalam agar miring. Kultur ini tidak dapat langsung digunakan untuk fermentasi susu, karena jumlah dan aktivitasnya belum mampu untuk fermentasi. Mother starter atau starter induk adalah pembuatan starter dari kultur bakteri yaitu dengan menginokulasikan kultur bakteri delama susu skim yang telah disterilisasi kemudian didinginkan pada suhu sekitar 40 C, kemudian dilakukan pemeraman pada suhu 37 C selama 20 jam (Gambar 16). Starter siap pakai adalah starter dari mother starter yang telah diencerkan, dari 50 ml menjadi 500 ml, dimana susu untuk pengenceran dilakukan sterilisasi terlebih dahulu, kemudian didinginkan sampai suhu sekitar 40 C baru ditambahkan mother starter (Gambar 16). Gambar 16. Pembuatan mother starter dan starter siap pakai

2 Susu dalam fermentasinya menggunakan kultur atau starter dimana akan menghasilkan produk akhir asam laktat, selain itu juga akan mengahsilkan flavor seperti diacetyl, acetyl methyl carbinol, asam asetat, alkohol dan kabon dioksida, selain itu asam sitrat dimana sudah terdapat dalam susu. Perbedaan kultur bakteri, suhu inkubasi dan angka titrasi keasaman setara asam laktat pada masing-mmasing bakteri berbeda (Tabel 7). Tabel 7. Bakteri, suhu inkubasi dan angka titrasi keasaman setara asam laktat Bakteri Suhu inkubasi ( F) Angka titrasi keasaman (%) S. lactis S. cremoris S. durans S. themophilus L. acidophilus L. bulgaricus ,9-1,0 0,9-1,0 0,9-1,1 0,9-1,1 1,2-2,0 2,0-4,0 (Sumber: Ansori Rahman, dkk.,1992) Kerusakan kultur dan starter. Berbagai faktor yang mempengaruhi aktivitas kultur dalam fermentasi susu. Pada kultur laktat, penghambatan aktivitas mikroba dapat ditandai dengan: menurunnya produksi asam atau berhenti sama sekali, tidak terbentuknya komponen cita rasa yang seharusnya diproduksi dari hasil pemecahan asam sitrat. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas mikroba didalam kultur adalah: susu (komposisi susu), susu mastitis menghambat aktivitas kultur laktat, oleh karena proses phagositosis bakteri laktat oleh leukosit yang terdapat pada susu mastitis. Susu tengik atau susu yang telah mengalami ransiditas akan menghambat bakteri S. lactis dan Streptococci pembentuk asam lainnya, disebabkan oleh asam lemak bebas yang dihasilkan dari hidrolisis lemak. Ransiditas atau ketengikan susu dapat disebabkan oleh 1) susu dari masa akhir laktasi, 2) lipase yang aktif pada suhu yang tinggi dan 3) oleh homogenisasi atau pengecilan ukuran globula lemak. Susu pasteurisasi mengurangi ketengikan, karena proses pasteurisasi yang baik akan meng-inaktifkan lipase. Antibiotik dapat menghambat pertumbuhan mikroba dalam susu apabila susu tersebut dipersiapkan untuk kultur. Susu kemungkinan mengandung

3 antibiotik, karena adanya pengobatan sebagai contoh pemberian antibiotik xmtuk sapi mastitis, pemberian penisilin sebesar 0,25 sampai 0,50 unit/ml dapat menghambat pertumbuhan atau aktivitas kultur laktat, aureomisin minimal sebesar 0,5 mikro gram/ml akan menghambat pertumbuhan atau aktivitas kultur laktat, antibiotik yang lain yang dapat menghambat pertumbuhan atau aktivitas kultur laktat adalah: teramisin, streptomisin dan lainnya. Komponen sulfa, sebagai contoh sulfamethazin yang diberikan bersama dengan antibiotik atau secara terpisah untuk mencegah infeksi kelenjar susu, akan menghambat pembentukan asam oleh kultur laktat bila didalam susu mengandung 0,025% sulfamethazin dan pembentukan asam akan berhenti sama sekali apabila didalam susu mengandung 1,25% sulfamethazin. Komponen bakteriosidal yang masuk kedalam susu selama susu masih di peternakan, selama proses pemerahan dan proses pengolahan, komponen tersebut sebagai sanitizer tertinggal pada peralatan karena sanitasi yang kurang sempurna. Komponen bakteriosidal tersebut adalah khlorin, idofor dan amonium quartenair. Pembentukan asam oleh kultur laktat akan menurun jika susu mengandung 3 ppm amonium quartenair, dan berhenti sama sekali jika mengandung 50 sampai 100 ppm. Komponen pembawa khlorin sebagai conloh hipokhlorit, khloramin -T jika terdapat dalam susu sebesar 5 ppm atau lebih akan menghambat pembentukan asam oleh kultur laktat dan penghambatan akan nyata pada konsentrasi 25 ppm. Komponen idofor tidak mempengaruhi pertumbuhan dan pembentukan asam oleh kultur laktat jika terdapat dalam jumlah 5 sampai 50 ppm dalam susu. Penyimpannan kultur sebaiknya disimpan pada suhu yang dingin untuk mencegah terjadinya pembentukan asam lebih lanjut. Bakteriophage adalah virus bakteri yang dapat menyebabkan lisis terhadap sel bakteri yang sensitif, untuk mencegah inaktivasi kultur laktat oleh phage diantaranya dengan pencegahan kontaminasi melalui sanitasi yang baik selama proses pengolahan, pemilihan kultur yang tepat yaitu yang tahan terhadap kombinasi berbagai cara yaitu sanitasi, seleksi kultur dan rotasi kultur. Flavor yang tidak mencukupi atau menyimpang, produksi asam laktat diperlukan untuk menurunkan ph sampai pada tingkat dimana diacetyl dan komponen lain terbentuk dalam jumlah yang mencukupi. Penambahan flavor dapat dilakukan dengan penambahan laktosa, asam sitrat.

4 Terbentuknya gas dan lendir, susu berlendir dapat terjadi karena sifatsifat Streptococci laktat atau strai-strain tertentu dari Leuconostoc mesenteroides menjadi dominan, kontaminasi oleh Alcaligenes viscolactis, Aerobacter aerogenes kadang-kadang dapat menyebabkan kerusakan tersebut. Gasiness terjadi karena akumulasi gas selama fermentasi. Starter yang mengandung Streptococcus lactis, sebagai diacetyl lactis menghasilkan gas CO 2 dalam jumlah banyak. berbagai kontaminan, mikroba dari grup Escherchia dan Enterobacter yang banyak menyebabkan kerusakan seperti tersebut diatas. Produk Susu Fermentasi Produk susu fermentasi adalah produk susu yang telah mengalami proses fermentasi, dengan inokulasi kultur starter bakteri penghasil asam laktat, produk susu fermentasi sering disebut dengan produk susu asam karena rasanya asam. Produk susu fermentasi antara lain cultur butter milk, acidophillus milk, kefir, koumiss, yogurt dan yakult. Cultur butter milk. Adalah bagian dan variasi dalam proses churning pada pembuatan butter, perbedaan kualitas ditentukan oleh kualitas cream dan lama churning. Dapat pula dibuat dari susu skim dan sering disebut dengan artificial butter milk, pada pembuatan ini sering ditambahkan cream untuk menambah flavor. Pembuatan butter milk menggunakan susu pasteurisasi kemudian diinokulasi dengan 1% starter, kemudian diinkubasi pada suhu 70 C sampai tercapai keasaman tertentu. Keasaman setara asam laktat biasanya antara 0,7 sampai 0,9%, sering pula ditambah gelatin sebagai bahan penstabil. Acidophilus milk. Susu Acidophillus adalah produksusu fermentasi dengan kultur starter Lactobacillus acidophilus sebesar 5 %, produk akhir mengandung 1,5 sampai 2% asam laktat. Penggunaan starter Lactobacillus acidophilus sebesar 2 %, produk akhir mengandung 0,8 sampai 1,0% asam laktat Susu skim sebagai bahan dasar sebelum diinokulasi dengan starter disterilisasi pada suhu 120 C, selama 20 menit dengan tekanan 15 psi. tujuan sterilisasi untuk menghindari kontaminasi selama fermentasi, fermentasi bakteri

5 ini tidak cepat Selanjutnya didinginkan pada suhu 38 C dan diinokuksi, kemudian dilakukan pemeraman selama 18 sampai 24 jam. Selanjutnya didinginkan pada suhu 10 C, dan dilakukan pengepakan dengan botol dan disimpan pada suhu 4 C. Bulgarian butter nulk Bulgarian butter milk, adalah produk susu fermentasi dengan starter L. bulgaricus, bahan dasar susu dipasteurisasi pada suhu 80 C, selama 30 menit, kemudian didinginkan pada suhu 38 C, kemudian diinokulasi dengan starter L. Bulgaricus (2%), diinkubasi selama 10 sampai 12 jam, selanjutnya didinginkan pada suhu 10 C, seterusnya disimpan. Produk akhir mengandung asam laktat sebesar 1,4%. Kefir Kefir merupakan produk susu fermentasi, pada produk akhir mengandung 0,5 sampai 1,0 alkohol dan 0,9 sampai 1,1% asam laktat. Bahan dasar pembuatan kefir adalah susu, baik susu sapi, susu domba ataupun susu kambing. Sebagai starter dalam pembuatan kefir adalah menggunakan biji kefir atau kefir grain, biji tersebut berwarna putih kekuningan, tidak larut dalam air ataupun pelarut lainnya. Biji atau butiran kefir dimasukkan dalam susu maka biji atau butiran tersebut akan mengembang karena meyerap air dan warna berubah menjadi putih. Biji atau butiran kefir mengandung 24% polisakarida yang bersifat lengket, antara lain mengandung amilopektin. Pada biji atau butiran kefir terdapat simbiotik mikroflora yaitu khamir (Saccharomyces kefir dan Torula kefir atau lactose fermenting yeast), Lactobacili (Lactobacillus bulgaricus) serta Streptococcus kactis. Susu yang telah dipasteurisasi pada suhu 85 C selama 30 menit, kemudian didinginkan pada suhu 22 sampai 23 C, selanjutnya diinokulasi dengan biji kefir (30%). Inkubasi dilakukan pada suhu 28 C sampai mencapai keasaman setara asam laktat 0,7 sampai 1,8%, atau pada suhu 22 sampai 23 C selama 20 jam atau pada suhu 10 C selama 1 sampai 3 had. Setelah inkubasi selesai didinginkan pada suhu 5 C dan dilakukan pengemasan dan penyimpanan pada suhu dingin, Setelah inkubasi sebelum pendinginan biji kefir dikeluarkan dari produk atau diambil, kemudian dicuci dengan air dan

6 dikeringkan pada suhu 29,4 C atau pada suhu kamar selama 36 sampai 48 jam, kemudian disimpan pada suhu 4 C (Gambar 17). Biji kefir dengan penyimpanan kering dapat mempertahankan aktifitasnya sampai satu tahun. Biji kefir juga dapat disimpan dengan cara basah yaitu direndam dalam air dingin dengan suhu 4 C, apabila disimpan secara basah hanya tahan selama seniinggu karena setelah seminggu aktifitasnya akan menurun. Empat ounces kefir grain dalam satu galon susu selama kurang lebih dua hari, keasaman akan berkembang menjadi 1% asam laktat dan alkohol kurang lebih l%yang terkandung dalam kefir. Biji kefir terletak diatas, setelah fermentasi berakhir biji kefir diambil dan cairan yang tertinggal sebagai produk kefir, kemudian dikemas, Penyimpanan sebaiknya pada suhu 5 C, untuk meningkatkan kuagulum dan pematangan. Gambar 17. Skema pembuatan kefir

7 Kumiss Kumiss merupakan minuman tradisional dari daerah Asia Tengah dan Rusia. Kumiss adalah produk susu fermentasi mirip dengan kefir, hanya kumiss biasanya dibuat dari susu kuda (mare). Kandungan alkohol pada kumiss bervariasi dari satu sampai 2,5%, tergantung pada jenis produknya, untuk tipe lunak mengandung alkohol 1%, tipe keras mengandung alkohol sekitar 2,5%, sesuai dengan kandungan alkohol kandungan asam setara asam laktat juga bervariasi antara 0,7 sampai 1,8%. Kultur starter yang digunakan variasi antara S. lacfis, L. bulgaricus dan yeast akan menghasilkan asam laktat, alkohol dan karbon dioksida. Susu kuda yang digunakan dalam pembuatan kumiss tidak kental, sehingga produk juga tidak menjadi kental, dan kumiss merupakan minuman berwarna putih keabuan, bila menggunakan susu sapi sebaiknya menggunakan susu skim. Pembuatan kumiss, susu sebagai bahan dasar dipasteurisasi pada suhu 70 C, selama 30 menit atau pada suhu 90 C selama 5 menit, kemudian didinginkan hingga suhu kamar atau 28 C. Selanjutnya susu diinokulasi dengan strater 10 sampai 30%, dan diinkubasi pada suhu kamar atau 28 C hingga keasaman setara asam laktat sekitar 0,7 sampai 1,8%, sesuai dengan yang diinginkan. Selanjutnya didinginkan pada suhu 20 C, dikemas dengan botol, dinkubasi pada suhu 20 C selama 2 jam dan disinipan pada suhu 5 C untuk mempertahankan mutu produk (Gambar 18). Selama inkubasi dilakukan pula pengadukan agar diperoleh produk dengan konsistensi halus dan memberi areasi pada susu. Pengadukan ini cukup penting sehubungan dengan aktifitas khamir, yaitu setelah pembotolan maka produk tidak mengalami perubahan yang berarti karena adanya akumulasi gas CO 2. Hasil produk dikatagorikan menjadi tiga golongan sesuai dengan kandungan asam setara asam laktat dan alkohol yaitu: 1) 0,6% asam laktat dan 0,7% alkohol, 2) 0,8% asam laktat dan 1,1 sampai 1,7% alkohol dan 3) 1,0% asam laktat dan 1,8 sampai 2,5% alkohol.

8 Gambar 18. Pembuatan kumiss Selama inkubasi dilakukan pula pengadukan agar diperoleh produk dengan konsistensi halus dan memberi areasi pada susu. Pengadukan ini cukup penting sehubungan dengan aktifitas khamir, yaitu setelah pembotolan maka produk tidak mengalami perubahan yang berarti karena adanya akumulasi gas CO 2. Yogurt Yogurt merupakan produk susu fermentasi dengan dua kultur starter, kultur bakteri yang digunakan adalah Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilm. Sebagai bahan dasar dapat digunakan susu penuh (susu segar), susu skim ataupun susu bubuk, Susu pasteurisasi sebagai bahan dasar, pasteurisasi dilakukan pada suhu 85 C selama 30 menit, kemudian suhu diturunkan sampai 46 C, kemudian diinokulasi dengan starter Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus sebesar 2,5 sampai 5% per volume dengan perbandingan 1:1 (v/v). Kemudian diinkubasi pada suhu 45,6 C selama kurang lebih 3 sampai 5 jam atau sampai mencapai ph 4,5 atau mencapai keasaman setara asam laktat 0,9%,

9 pada situasi ini terbentuk knagulan sehingga yogurt seperti bubur, karena adanya kuagulan yang hmak. Penyimpanan sebailnya pada suhu 4,4 C, pada penyimpanan ini tahan 30 sampai 60 hari (Gambar 19). Gambar 19. Pembuatan yogurt Pada pembuatan yogurt biasanya ditambahkan gelatin sebagai penstabil sebesar 0,5 sampai 0,7%. Bahan penstabil yang lain yang dapat digunakan adalah carboxy methyl celulosa (CMC), alginat, dan karagenan. Penggunaan penstabil dalam yogurt adalah untuk memperlembut atau memperlunak tekstur, membuat struktur gel dan mencegah atau mengurangi keluarnya cairan pada yogurt, sehingga yogurt dapat lebih tahan lama. Pada pembuatan yogurt dapat pula ditambahkan flavor dari buah sebesar 15 sampai 18%, jenis flavor tergantung kesukaan konsumen dapat pula ditambahkan madu. Sering pula ditambahkan pemanis didalam pembuatan yogurt dan yang umum digunakan adalah sukrosa, kadang-kadang digunakan sirup jagung, ini biasanya digunakan bersamaan dengan ekstrak buah-buahan untuk memberi flavor. Flavor yang ditambahkan sebaiknya mudah larut, tidak menyebabkan kelainan tekstur, ph sesuai dengan ph yogurt, bebas dan yeast dan jamur. Flavor natural dapat ditambahkan 1,25% dan artificial 0,1%. Komposisi yogurt tanpa rasa adalah lemak 1,66%, total solid 10,98%,

10 total protein 3,45%, karbohidrat 5,15% dan abu 0,75%. Yogurt komersial mengandung laktosa 4,06%, galaktosa 1,85%, glukosa 0,05% dan ph 4,40. Yogurt dengan kadar laktosa rendah dapat dibuat dengan nrikroba penghasil enzim laktase yaitu dari yeast, Saccharomyces lactis atau mold, Aspergillus niger, dengan Saccharomyces lactis dapat mengbidrolisa laktosa sampai 60%. Kadar lemak yogurt berkisar 1,0 sampai 3,25%. Berdasarkan kandungan lemak yogurt dapat dibedakan menjadi 3 tipe yaitu: 1) yogurt dengan kadar lemak susu lebih dari 3,0%, 2) yogurt dengan kadar lemak susu rendah antara 0,5 sampai 2,0% dan 3) yogurt tanpa lemak bila mengandung lemak susu kurang dari 0,5%. Untuk ketiga katagori tersebut jumlah padatan susu tanpa lemak minimum 8,25%. Deffects of yogurt, yogurt yang baik mengandung asam laktat 0,9 sampai 1,2% atau paling tinggi 1,5% dan ph sekitar 4,4 sampai 4,2% dan paling rendah 4,0. Yogurt apabila timbul whey atau cairan selama proses fermentasi atau selama penyimpanan, maka yogurt tersebut kurang baik. Whey dapat ditimbulkan oleh karena over fermentasi, suhu terlalu tinggi atau terjadi kontaminasi. Rasa terlalu asam termasuk deffects of yogurt, kemungkinan disebabkan oleh tingginya temperatur penyimpanan, sebingga organisme pembentuk spora yang bersifat aerobik akan aktif seperti B. Subtilis dan B.cereus. Dapat pula disebabkan oleh terlalu tmgginya prosentase starter yang ditambahkan sehingga rasa terlalu asam karena pembentukan asam laktat yang cepat dan kemungkinan lebih tinggi. Tekstur yang kurang kompak atau terlalu lembek juga merupakan deffects of yogurt. Berdasarkan metode pembuatan yogurt dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu set yogurt dan stirred yogurt, ini berdasarkan pada sisteni pembuatan dan struktur fisik dari kuagulum. Set yogurt adalah produk yogurt dimana pada waktu inkubasi atau fermentasi berlangsung susu dalam kemasan kecil dan karakteristik kuagulum tidak berubah. Stirred yogurt inkubasi atau fermentasi berlangsung pada tangki yang besar, setelah inkubasi selesai baru dikemas dalam kemasan kecil, sehingga kemungkin kuagulumnya rusak atau

11 pecah sebelum pendinginan dan pengemasan selesai (Gambar 20). Gambar 20. Pembuatan set yogurt dan stirred yogurt (Sumber: Hui, 1993)

12 Produk susu fermentasi, beraneka ragam tergantung dari macam starter yang akan menyebabkan perbedaan pada produk akhir (label 8). Tabel 8. Jenis produk susu fermentasi dan produk akhir Jenis produk susu fermentasi Produk akhir Kefir Asam dan alkohol Kumiss Asam dan alkohol Bulgarian A Asam tinggi cidopfhilus Asam sedang Yogurt Asam sedang Cultured butter milk Asam sedang Cultured cream Asam sedang (Sumber: Ansori Rahman, dkk., 1992) Komposisi produk susu fermentasi juga bervarisai antara produk dan kandungan air, lemak. Protein, kadar abu, laktosa dan ph (Tabel 9) Tabel 9. Komposisi produk susu fermentasi Produk susu fermentasi K. air (%) Lemak (%) Protein (%) Kabu (%) Yogurt 85,0 1,5 5,3 1,0 Acidophilus 88,0 3,3 3,6 0,6 Kefir 89,0 1,5 3,5 0,6 Kumiss 90,0 1,1 2,1 0,4 (Sumber: Ansori Rahman, dkk., 1992) Laktosa (%) 7,0 3,0 3,5 4,8 PH 4,3 3,9 4,6 4,4 Standar yogurt, menyesuaikan dengan standar nasional dari Badan Standarisasi Nasional-BSN. SNI meliputi definisi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pgengemasan yogurt. Yogurt adalah produk yang diperoleh dari susu yang telah dipasteurisasi kemudian difermentasi dengan bakteri tertentu sampai diperoleh keasaman, bau dan rasa yang khas, dengan atau tanpa penambahan lain yang iijinkan

13 Syarat mutu meliputi keadaan, lemak, bahan kering tanpa lemak, protein, abu, jumlah asam dihitung sebagai laktat, cemaran logam. arson, cemaran mikroba. Pengemasan, dikemas dalam wadah yang tertutup rapat, tdak dipengaruhi atau mempengaruhi isi, aman selama penyimpanan dan pengangkutan.

Pembuatan Yogurt. 1. Pendahuluan

Pembuatan Yogurt. 1. Pendahuluan Pembuatan Yogurt 1. Pendahuluan Yoghurt merupakan salah satu olahan susu yang diproses melalui proses fermentasi dengan penambahan kultur organisme yang baik, salah satunya yaitu bakteri asam laktat. Melalui

Lebih terperinci

Chemistry In Our Daily Life

Chemistry In Our Daily Life Chemistry In Our Daily Life Pembuatan Yogurt 1. Pendahuluan Yoghurt merupakan salah satu olahan susu yang diproses melalui proses fermentasi dengan penambahan kultur organisme yang baik, salah satunya

Lebih terperinci

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-6

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-6 PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-6 Teknologi Pengawetan dan Produk Susu Cair (Lanjutan). Produk Susu Cair Susu skim Susu skim adalah susu penuh yang telah dihilangkan cream atau

Lebih terperinci

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-9

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-9 PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-9 Produk Susu Evaporasi dan Konsentrasi (Lanjutan) Sweetened Condenced Mttk (Susu kental Manis) Sweeted condenced milk adalah pengurangan air

Lebih terperinci

SUSU FERMENTASI BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK

SUSU FERMENTASI BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK PENGOLAHAN SUSU SUSU FERMENTASI Materi 12 TATAP MUKA KE-12 Semester Genap 2015-2016 BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan susu dengan bantuan mikroba untuk menghasilkan berbagai produk

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan susu dengan bantuan mikroba untuk menghasilkan berbagai produk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu adalah cairan yang dihasilkan dari sekresi kelenjar mammae hewan mamalia yang fungsi utamanya adalah untuk memenuhi kebutuhan gizi anak hewan yang baru lahir.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kolostrum sapi adalah susu hasil sekresi dari kelenjar ambing induk sapi betina selama 1-7 hari setelah proses kelahiran anak sapi (Gopal dan Gill, 2000). Kolostrum

Lebih terperinci

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN BAB VI PEMBAHASAN Kefir adalah susu yang difermentasi dengan Kefir Grains yang terdiri dari berbagai jenis bakteri asam laktat dan ragi. Kefir, sejenis susu fermentasi yang terbuat dari bakteri hidup.

Lebih terperinci

Fermentasi Susu. Nur Hidayat Agroindustri Produk Fermentasi Kuliah Minggu ke-13. Susu sapi sesuai untuk fermentasi mikrobia

Fermentasi Susu. Nur Hidayat Agroindustri Produk Fermentasi Kuliah Minggu ke-13. Susu sapi sesuai untuk fermentasi mikrobia Fermentasi Susu Nur Hidayat Agroindustri Produk Fermentasi Kuliah Minggu ke-13 Produk Fermentasi Susu Susu sapi sesuai untuk fermentasi mikrobia mengandung 5% laktosa, 3,3% protein, ph 6,6-6,7, a w ~1.0

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kolostrum sapi adalah susu awal hasil sekresi dari kelenjar ambing induk sapi betina selama 1-7 hari setelah proses kelahiran anak sapi (Gopal dan Gill, 2000). Kolostrum

Lebih terperinci

Inovasi Olahan dan Limbah Meningkatkan SDM dan Ekonomi Petani

Inovasi Olahan dan Limbah Meningkatkan SDM dan Ekonomi Petani Agro inovasi Inovasi Olahan dan Limbah Meningkatkan SDM dan Ekonomi Petani Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Jl. Ragunan No.29 Pasar Minggu Jakarta Selatan www.litbang.deptan.go.id 2 AgroinovasI

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai

I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, dan (6) Hipotesis Penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, salah satu bahan pangan asal ternak yang dapat digunakan adalah susu. Susu merupakan bahan makanan yang istimewa bagi manusia

Lebih terperinci

b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.

b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar. pengertian Bahan Pangan Hewani dan Nabati dan pengolahannya Secara garis besar, bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pangan asal tumbuhan (nabati) dan bahan pangan asal hewan (hewani).

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia banyak sekali dijual olahan susu fermentasi, salah satunya adalah yoghurt. Yoghurt memiliki nilai gizi yang lebih besar daripada susu segar karena terjadi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Susu Kambing. Dipasteurisasi 70 o C. Didinginkan 40 o C. Diinokulasi. Diinkubasi (sampai menggumpal) Yoghurt.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Susu Kambing. Dipasteurisasi 70 o C. Didinginkan 40 o C. Diinokulasi. Diinkubasi (sampai menggumpal) Yoghurt. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa proses pengolahan susu kambing menjadi yoghurt. Melalui beberapa tahapan yang digambarkan melalui bagan alir dbawah ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu ialah cairan hasil sekresi yang keluar dari kelenjar susu (kolostrum) pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu ialah cairan hasil sekresi yang keluar dari kelenjar susu (kolostrum) pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Susu Susu ialah cairan hasil sekresi yang keluar dari kelenjar susu (kolostrum) pada dinding-dinding alveoli dalam pundi susu hewan yang sedang menyusui anaknya.

Lebih terperinci

Fermentasi Susu. Nur Hidayat Mikrobiologi Industri. Susu sapi sesuai untuk fermentasi mikrobia

Fermentasi Susu. Nur Hidayat Mikrobiologi Industri. Susu sapi sesuai untuk fermentasi mikrobia Fermentasi Susu Nur Hidayat Mikrobiologi Industri Produk Fermentasi Susu Susu sapi sesuai untuk fermentasi mikrobia mengandung 5% laktosa, 3,3% protein, ph 6,6-6,7, a w ~1.0 1 2 Produk Fermentasi Susu

Lebih terperinci

SUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya.

SUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya. SUSU a. Definisi Susu Air susu termasuk jenis bahan pangan hewani, berupa cairan putih yang dihasilkan oleh hewan ternak mamalia dan diperoleh dengan cara pemerahan (Hadiwiyoto, 1983). Sedangkan menurut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Whey Whey adalah hasil dari pembuatan keju secara tradisional ataupun modern dalam jumlah banyak yaitu ± 83% dari volume susu yang digunakan. Pembuatan semihard cheese dan soft

Lebih terperinci

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN BAB VI PEMBAHASAN Dalam praktikum ini yaitu mengisolasi bakteri Propionibacterium dari keju. Keju sendiri merupakan makanan yang dibuat dari dadih susu yang dipisahkan, yang diperoleh dengan penggumpalan

Lebih terperinci

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN Berbagai jenis makanan dan minuman yang dibuat melalui proses fermentasi telah lama dikenal. Dalam prosesnya, inokulum atau starter berperan penting dalam fermentasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya kesadaran masyarakat Indonesia akan kebutuhan gizi dan bertambahnya tingkat pendapatan mayarakat, menyebabkan permintaan bahan pangan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Yoghurt merupakan salah satu bentuk produk minuman hasil pengolahan susu yang memanfaatkan mikroba dalam proses fermentasi susu segar menjadi bentuk produk emulsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan produk pangan menggunakan bahan baku kacang-kacangan

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan produk pangan menggunakan bahan baku kacang-kacangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan produk pangan menggunakan bahan baku kacang-kacangan telah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Kita mengenal tempe, oncom, kecap, tahu, yang dibuat

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIS MEKANIS BAHAN PENGEMAS B. KARAKTERISASI AWAL YOGURT KACANG HIJAU

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIS MEKANIS BAHAN PENGEMAS B. KARAKTERISASI AWAL YOGURT KACANG HIJAU IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIS MEKANIS BAHAN PENGEMAS Sifat-sifat fisis-mekanis kemasan yang digunakan untuk mengemas yogurt kacang hijau dapat dilihat pada Tabel 4. Berdasarkan Tabel 4, dapat

Lebih terperinci

SUSU DAN PRODUK SUSU PRODUK SUSU. Susunan Air Susu. Keadaan air susu. Penilaian Susu menurut Kodex

SUSU DAN PRODUK SUSU PRODUK SUSU. Susunan Air Susu. Keadaan air susu. Penilaian Susu menurut Kodex SUSU DAN PRODUK SUSU PRODUK SUSU Susu segar Buttermilk Mentega Keju Susu terevaporasi : skim Susu kental manis Penilaian Susu menurut Kodex Susunan air susu :keadaan zat-zat yang terpenting yang terdapat

Lebih terperinci

Mentega dan Es Krim. Materi 13 TATAP MUKA KE-13 Semester Genap BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK

Mentega dan Es Krim. Materi 13 TATAP MUKA KE-13 Semester Genap BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK PENGOLAHAN SUSU Mentega dan Es Krim Materi 13 TATAP MUKA KE-13 Semester Genap 2015-2016 BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jenderal

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakteristik Sifat Fisik dan Kimiawi Susu Kambing Segar

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakteristik Sifat Fisik dan Kimiawi Susu Kambing Segar 17 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Sifat Fisik dan Kimiawi Susu Kambing Segar Analisis sifat fisik dan kimiawi susu kambing segar sebagai bahan baku untuk pembuatan yogurt pada penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Yogurt adalah pangan fungsional yang menarik minat banyak masyarakat untuk mengkonsumsi dan mengembangkannya. Yogurt yang saat ini banyak dikembangkan berbahan dasar

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yoghurt adalah poduk koagulasi susu yang dihasilkan melalui proses fermentasi bakteri asam laktat Lactobacillus bulgaricus dan Strepcoccus thermophilus, dengan atau tanpa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kefir merupakan salah satu jenis susu fermentasi yang berasal dari Kaukasian Utara, Rusia dan dibuat dengan menginokulasikan starter granula kefir (kefir grain) ke

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat dan Kegunaan

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat dan Kegunaan I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat dan Kegunaan Penelitian, Kerangka pemikiran, Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembuatan starter di pondok pesantren pertanian Darul Fallah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembuatan starter di pondok pesantren pertanian Darul Fallah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Proses Pembuatan Starter Proses pembuatan starter di pondok pesantren pertanian Darul Fallah bogor meliputi langkah-langkah sebagai berikut, dapat dilihat pada Gambar 1.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produksi buah tropis di Indonesia cukup beragam, salah satu buah yang dibudidayakan adalah buah nanas yang cukup banyak terdapat di daerah Lampung, Subang, Bogor,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. Yoghurt adalah salah satu produk olahan pangan bersifat probiotik yang

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. Yoghurt adalah salah satu produk olahan pangan bersifat probiotik yang I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nanas merupakan buah tropis yang banyak dibudidayakan di berbagai daerah di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (2013) dalam Lathiifah dkk. (2014), produksi nanas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikenal dengan nama sapi Grati. Bentuk dan sifat sapi PFH sebagian besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikenal dengan nama sapi Grati. Bentuk dan sifat sapi PFH sebagian besar 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Perah Peranakan Friesian Holstein Sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH) merupakan sapi hasil persilangan antara bangsa-bangsa sapi asli Indonesia (Jawa dan Madura)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan susu segar sebagai bahan dasarnya, karena total padatan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan susu segar sebagai bahan dasarnya, karena total padatan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini banyak sekali minuman fermentasi yang dijual dipasaran, salah satunya yoghurt. Yoghurt mempunyai nilai gizi yang lebih tinggi dibandingkan susu segar sebagai

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA

KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA Muhammad Saeful Afwan 123020103 Pembimbing Utama (Ir. H. Thomas Gozali,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Yogurt merupakan sejenis produk susu terkoagulasi yang diperoleh dari fermentasi oleh bakteri asam laktat yaitu Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus

Lebih terperinci

Peranan Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus bulgaricus dalam Proses Pembuatan Yogurt : Suatu Review

Peranan Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus bulgaricus dalam Proses Pembuatan Yogurt : Suatu Review Jurnal Ilmu Peternakan, Desember 2009, hal. 47-52 ISSN 1907 2821 Vol. 4 No.2 Peranan Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus bulgaricus dalam Proses Pembuatan Yogurt : Suatu Review (Role of Streptococcus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogurt merupakan produk semi solid yang dibuat dari susu standarisasi dengan penambahan aktivitas simbiosis bakteri asam laktat (BAL), yaitu Streptococcous thermophilus

Lebih terperinci

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Mingguke-5

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Mingguke-5 PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Mingguke-5 Teknologi Pengawetan dan Produk Susu Cair (Lanjutan). Pengaruh Pasteurisasi (pemanasan) terhadap sifat fisik dan kimia susu Pemanasan dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Susu Susu adalah salah satu bahan makanan alami yang berasal dari ternak perah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Susu Susu adalah salah satu bahan makanan alami yang berasal dari ternak perah 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Susu Susu adalah salah satu bahan makanan alami yang berasal dari ternak perah yang sehat dan bersih yang digunakan untuk bahan utama makanan yang sangat komplit. Susu merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tempe merupakan produk pangan khas Indonesia berbahan kedelai yang diolah melalui fermentasi kapang Rhizopus oligosporus. Tempe sangat familiar dikalangan masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan antara lain : oven, autoklap, ph meter, spatula, saringan, shaker waterbath,

Lebih terperinci

Pengaruh waktu dan Nutrien dalam pembuatan yoghurt dari susu dengan starter plain Lactobacillus Bulgaricus menggunakan alat fermentor

Pengaruh waktu dan Nutrien dalam pembuatan yoghurt dari susu dengan starter plain Lactobacillus Bulgaricus menggunakan alat fermentor TUGAS AKHIR Pengaruh waktu dan Nutrien dalam pembuatan yoghurt dari susu dengan starter plain Lactobacillus Bulgaricus menggunakan alat fermentor ( The Influence of Time and Nutrient in The Manufacture

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. 5.1 Bahan dan Alat yang Digunakan dan Tahapan-tahapan dalam Penelitian

BAB V METODOLOGI. 5.1 Bahan dan Alat yang Digunakan dan Tahapan-tahapan dalam Penelitian BAB V METODOLOGI 5.1 Bahan dan Alat yang Digunakan dan Tahapan-tahapan dalam Penelitian Penelitian yang saya lakukan ini adalah tentang pembuatan susu prebiotik ubi jalar yang mengacu pada (Suhartini,

Lebih terperinci

1. Contoh lembar kerja uji preferensi berpasangan. 2. Contoh lembar kerja uji penerimaan dengan peringkat

1. Contoh lembar kerja uji preferensi berpasangan. 2. Contoh lembar kerja uji penerimaan dengan peringkat UJI ORGANOLEPTIK Uji organoleptik mencakup teknik pengukuran respon manusia terhadap pangan yang akurat dan upaya meminimisasi bias manusia terhadap produk pangan tertentu yang dapat mempengaruhi persepsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh semua lapisan masyarakat. Salah satu jamur yang banyak

Lebih terperinci

Susu Fermentasi dan Yogurt

Susu Fermentasi dan Yogurt Susu Fermentasi dan Yogurt A. TUJUAN PRAKTIKUM Mengetahui dan mampu melakukan proses fermentasi pada produk susu B. PENDAHULUAN Susu segar mengandung berbagai komponen zat gizi lengkap yang sangat bermanfaat

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN 12 III. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Industri Pengolahan Hasil Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Laboratorium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di Indonesia produk pangan hasil fermentasi semakin meningkat seiring berkembangnya bioteknologi. Hasil olahan fermentasi yang sudah banyak diketahui oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanaman jagung (Zea mays) merupakan salah satu bahan makanan alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Selain itu, jagung juga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang dan Laboratorium Kimia Universitas

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR OPTIMASI PEMBUATAN COCOGURT MENGGUNAKAN FERMENTOR SERTA KULTUR CAMPURAN

LAPORAN TUGAS AKHIR OPTIMASI PEMBUATAN COCOGURT MENGGUNAKAN FERMENTOR SERTA KULTUR CAMPURAN LAPORAN TUGAS AKHIR OPTIMASI PEMBUATAN COCOGURT MENGGUNAKAN FERMENTOR SERTA KULTUR CAMPURAN Lactobacillus sp. DAN Streptococcus sp. DENGAN VARIASI SUKROSA DAN POTONGAN BUAH MANGGA Optimization of Manufacturing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mineral. Susu adalah suatu cairan yang merupakan hasil pemerahan dari sapi atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mineral. Susu adalah suatu cairan yang merupakan hasil pemerahan dari sapi atau 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Susu Susu merupakan bahan pangan yang baik bagi manusia karena mengandung zat gizi yang tinggi, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Susu adalah suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil olahan fermentasi sudah banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain. Salah satu yang populer

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI SUHU FERMENTASI TERHADAP KADAR LEMAK DAN KEASAMAN PADA YOGHURT SUSU KEDELAI (SOYGHURT) KULIT BUAH PISANG RAJA (Musa textillia)

PENGARUH VARIASI SUHU FERMENTASI TERHADAP KADAR LEMAK DAN KEASAMAN PADA YOGHURT SUSU KEDELAI (SOYGHURT) KULIT BUAH PISANG RAJA (Musa textillia) MAKALAH PENDAMPING SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VIII Peningkatan Profesionalisme Pendidik dan Periset Sains Kimia di Era Program Studi Pendidikan FKIP UNS Surakarta, 14 Mei 2016 PARALEL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini makanan atau minuman fungsional sangat mudah ditemukan, salah satunya adalah yogurt. Menurut Standar Nasional Indonesia (2009), yogurt merupakan produk yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Susu Kuda Sumbawa Kuda Sumbawa dikenal sebagai ternak penghasil susu yang dapat dikonsumsi oleh manusia. Orang-orang mengenalnya dengan sebutan susu kuda. Susu kuda

Lebih terperinci

BAB V RANCANGAN PENELITIAN

BAB V RANCANGAN PENELITIAN BAB V RANCANGAN PENELITIAN 5.1 Alat dan Bahan yang digunakan 5.1.1 Alat yang digunakan Alat yang digunakan pada penelitian meliputi autoklaf 50X Electric Model 24 Liter, neraca digital, erlenmeyer 500

Lebih terperinci

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter 1 III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Es Krim Es krim adalah produk pangan beku yang dibuat melalui kombinasi proses pembekuan dan agitasi pada bahan-bahan yang terdiri dari susu dan produk susu, pemanis, penstabil,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I. PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI STARTER TERHADAP KUALITAS KEFIR SUSU SAPI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI PENURUN KADAR KOLESTEROL DARAH MENCIT (Mus musculus)

PENGARUH KONSENTRASI STARTER TERHADAP KUALITAS KEFIR SUSU SAPI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI PENURUN KADAR KOLESTEROL DARAH MENCIT (Mus musculus) PENGARUH KONSENTRASI STARTER TERHADAP KUALITAS KEFIR SUSU SAPI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI PENURUN KADAR KOLESTEROL DARAH MENCIT (Mus musculus) Irfatun Nihayah Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi

Lebih terperinci

2015 PENGARUH WAKTU PEMATANGAN TERHADAP KANDUNGAN GIZI DAN SIFAT SENSORI KEJU COTTAGE BERBASIS SUSU KAMBING

2015 PENGARUH WAKTU PEMATANGAN TERHADAP KANDUNGAN GIZI DAN SIFAT SENSORI KEJU COTTAGE BERBASIS SUSU KAMBING 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan gizi manusia sebagai pelengkap gizi seimbang dapat dipenuhi dari hasil produksi ternak yaitu susu, namun Indonesia merupakan salah satu negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan dalam firman-nya dalam surat al-baqarah ayat 168 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan dalam firman-nya dalam surat al-baqarah ayat 168 sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Allah SWT telah memerintahkan kepada kita untuk mengkonsumsi makanan yang halal lagi baik dari rizqi yang terdapat di bumi. Hal tersebut telah dijelaskan dalam firman-nya

Lebih terperinci

JENIS KEJU DAN PEMBUATAN KEJU

JENIS KEJU DAN PEMBUATAN KEJU JENIS KEJU DAN PEMBUATAN KEJU Kelompok Besar 1 Kelompok kecil 1 Kelompok kecil 2 Kelompok kecil 3 Kelompok kecil 4 JENIS-JENIS KEJU (a) keju biru (roqueforti), (b) keju edam, (c) keju emmental, (d) keju

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Data populasi sapi perah dan produksi susu

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Data populasi sapi perah dan produksi susu I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perkembangan gaya hidup masyarakat pada saat ini tak terkecuali masyarakat Indonesia yang lebih mengutamakan kesehatan maka banyak produk kesehatan yang menjadi

Lebih terperinci

Zat makanan yang ada dalam susu

Zat makanan yang ada dalam susu Zat makanan yang ada dalam susu Zat makanan yang ada dalam susu berada dalam tiga bentuk yaitu 1.larutan sejati (karbohidrat, garam anorganik dan vitamin) 2.larutan koloidal (protein dan enzim) 3.emulsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph meter,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. juga mengandung beberapa jenis vitamin dan mineral. Soeparno (2009)

I. PENDAHULUAN. juga mengandung beberapa jenis vitamin dan mineral. Soeparno (2009) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daging merupakan bahan pangan yang penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi manusia. Selain mutu proteinnya tinggi, daging juga mengandung asam amino essensial yang lengkap

Lebih terperinci

ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN

ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN Anna Rakhmawati,M.Si Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY Email:anna_rakhmawati@uny.ac.id Bahan makanan merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang penting

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI YOGHURT SARI BUAH SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP BAKTERI FLORA USUS

KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI YOGHURT SARI BUAH SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP BAKTERI FLORA USUS KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI YOGHURT SARI BUAH SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP BAKTERI FLORA USUS Jumiati Catur Ningtyas*, Adam M. Ramadhan, Laode Rijai Laboratorium Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan Yoghurt Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan Yoghurt Page 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Protein sebagai salah satu komponen gizi yang dibutuhkan manusia. Protein ini dapat diperoleh dari bahan nabati ataupun hewani. Dari bahan hewani salahs atunya adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cheddar digunakan peralatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cheddar digunakan peralatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cheddar digunakan peralatan antara lain : oven, autoclave, ph meter, saringan, shaker waterbath,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nilai gizi yang sempurna ini merupakan medium yang sangat baik bagi

I. PENDAHULUAN. nilai gizi yang sempurna ini merupakan medium yang sangat baik bagi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu merupakan bahan makanan yang mempunyai nilai gizi tinggi. Hampir semua zat yang dibutuhkan oleh tubuh kita terdapat dalam susu. Susunan nilai gizi yang sempurna ini

Lebih terperinci

Homogenisasi, Separasi, Susu Steril

Homogenisasi, Separasi, Susu Steril PENGOLAHAN SUSU Homogenisasi, Separasi, Susu Steril Materi 10 TATAP MUKA KE-10 Semester Genap 2015-2016 BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas

Lebih terperinci

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-2

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-2 PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-2 Komposisi dan Nutrisi Susu Zat makanan yang ada dalam susu berada dalam 3 bentuk yaitu a) sebagai larutan sejati (karbohidrat, garam anorganik

Lebih terperinci

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-1.

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-1. PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-1. Pendahuluan Susu merupakan bahan makanan yang sangat penting untuk kebutuhan manusia, karena mengandung zat yang sangat diperlukan oleh tubuh

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. segar seperti diolah menjadi sosis, nugget, dendeng, kornet dan abon.

PENDAHULUAN. segar seperti diolah menjadi sosis, nugget, dendeng, kornet dan abon. 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adanya peningkatan konsumsi masyarakat akan daging dan bergesernya pola konsumsi masyarakat dari mengkonsumsi daging segar menjadi daging olahan siap konsumsi menjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berbagai macam variasi, baik warna, bahan baku, maupun flavor. Bahan utama

I. PENDAHULUAN. berbagai macam variasi, baik warna, bahan baku, maupun flavor. Bahan utama I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permen merupakan suatu produk makanan yang disukai oleh semua kalangan masyarakat. Permen adalah produk yang dibuat dengan mendidihkan campuran gula dan air bersama dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Yoghurt adalah suatu produk olahan yang merupakan fermentasi dari susu yang telah lama dikenal dan memiliki rasa asam yang spesifik. Yoghurt dapat dibuat dari susu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dicampurkan dengan bahan-bahan lain seperti gula, garam, dan bumbu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dicampurkan dengan bahan-bahan lain seperti gula, garam, dan bumbu, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecap Kedelai 1. Definisi Kecap Kedelai Kecap merupakan ekstrak dari hasil fermentasi kedelai yang dicampurkan dengan bahan-bahan lain seperti gula, garam, dan bumbu, dengan

Lebih terperinci

MUTU SENSORI SUSU FERMENTASI PROBIOTIK SELAMA PROSES FERMENTASI MENGGUNAKAN Lactobacillus casei subsp. casei R-68

MUTU SENSORI SUSU FERMENTASI PROBIOTIK SELAMA PROSES FERMENTASI MENGGUNAKAN Lactobacillus casei subsp. casei R-68 1 MUTU SENSORI SUSU FERMENTASI PROBIOTIK SELAMA PROSES FERMENTASI MENGGUNAKAN Lactobacillus casei subsp. casei R-68 SENSORIC QUALITY OF PROBIOTIC FERMENTED MILK DURING FERMENTATION PROCESS USING Lactobacillus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Percobaan Pembuatan yoghurt dari kacang merah Bahan : Kacang merah = 250 gram Aquadest = 1000 ml Gula pasir = 7,5 gram Susu Skim = 70 gram Jumlah Kultur = Lactobacillus

Lebih terperinci

Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang

Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang AgroinovasI Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang Pisang kaya akan karbohidrat dan mempunyai kandungan gizi yang baik yaitu vitamin (provitamin A, B dan C) dan mineral

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan

Lebih terperinci

Produk Bioindustri di Indonesia

Produk Bioindustri di Indonesia Produk Bioindustri di Indonesia Nur Hidayat TIP FTP - UB Pendahuluan Produk bioindustri terutama industry fermentasi tradisional banyak berkembang di Indonesia Indonesia sebagai Negara berkembang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan fungsional adalah pangan olahan yang mengandung satu atau lebih komponen fungsional yang berdasarkan kajian ilmiah mempunyai fungsi fisiologis tertentu, terbukti

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Susu

TINJAUAN PUSTAKA. Susu TINJAUAN PUSTAKA Susu segar Susu adalah susu murni yang belum mendapat perlakuan apapun kecuali proses pendinginan tanpa mempengaruhi kemurniannya. Susu murni adalah cairan yang berasal dari ambing sapi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus terhadap kualitas yoghurt susu kambing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Es krim adalah sejenis makanan semi padat yang dibuat dengan cara pembekuan tepung es krim atau campuran susu, lemak hewani maupun nabati, gula, dan dengan atau tanpa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Susu Susu sebagai bahan pangan sudah dikenal manusia sejak dahulu, walaupun waktu itu secara alamiah belum diketahui zat-zat yang dikandung dan manfaatnya bagi pertumbuhan tubuh.

Lebih terperinci

NATA DE SOYA. a) Pemeliharaan Biakan Murni Acetobacter xylinum.

NATA DE SOYA. a) Pemeliharaan Biakan Murni Acetobacter xylinum. NATA DE SOYA 1. PENDAHULUAN Nata adalah biomassa yang sebagian besar terdiri dari selulosa, berbentuk agar dan berwarna putih. Massa ini berasal pertumbuhan Acetobacter xylinum pada permukaan media cair

Lebih terperinci

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING (Laporan Penelitian) Oleh PUTRI CYNTIA DEWI JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PETANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan tentang gizi mendorong orang untuk mendapatkan bahan pangan yang sehat dan berkualitas agar dapat diandalkan untuk meningkatkan dan memenuhi

Lebih terperinci