PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-1.
|
|
- Teguh Hermanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-1. Pendahuluan Susu merupakan bahan makanan yang sangat penting untuk kebutuhan manusia, karena mengandung zat yang sangat diperlukan oleh tubuh seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Susu merupakan bahan dasar untuk produk pengolahan susu, seperti susu kental manis, susu bubuk, susu skim, ice cream, keju, yogurt dan lain-lain. Susu mudah sekali rusak oleh lingkungan, baik oleh suhu ataupun udara sekitar, sehingga perlu perhatian khusus untuk penanganan pada waktu pemerahan ataupun sesudah pemerahan, sehingga diperoleh susu yang berkualitas baik, memenuhi standar susu yang telah ditentukan dan masih layak untuk dikonsumsi oleh manusia. Pengawasan susu dipasaran dilakukan oleh Sub Dinas Peternakan atau Kehewanan setempat, dengan cara pengambilan contoh pada peternak ataupun loper susu, kemudian dianalisa di laboratorium meliputi keadaan dan susunan susu. Jalur pemasaran susu dapat langsung dari peternak ke-konsumen atau sebagai bahan dasar melalui koperasi kemudian ke industri pengolahan susu (IPS), diraana untuk jalur IPS pengawasan dilakukan oleh IPS dan kopereasi. Definisi Susu Susu dapat dipandang dari segi peternakan, segi kimia, segi gizi. Susu dari segi peternakan adalah suatu sekresi kelenjar susu dari sapi yang sedang laktasi atau ternak yang sedang laktasi, dan dilakukan pemerahan dengan sempurna, tidak termasuk kolostrum serta tidak ditambah atau dikurangi oleh suatu komponen. Susu dari segi kimia, yaitu mengandung zat kimia organis ataupun anorganis berapa zat padat, air dan zat yang larut dalam air, zat tersebut adalah protein, karbohidart, lemak, mineral, vitamin dan enzim. Susu dari segi gizi adalah berhubungan dengan kepentingan makanan yaitu suatu zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan dan mempunyai imbangan yang sesuai dengan gizi.
2 Susu menurut Direktorat Jendral Peternakan tahun 1983 adalah cairan yang berasal dari ambing sapi yang sehat, dengan pemerahan sempuran dan benar, tanpa menambah atau mengurangi sesuatu komponen. Dalam rangka mengatasi kerusakan susu sebelum dikonsumsi ataupun pengolahan perlu mengetahui kualitas susu, faktor yang mempengaruhi kualiatas susu, sifat fisik dan kimia susu, komposisi dan nutrisi susu, klasifikasi susu, standar susu, defects susu dan mikrobiologi susu. Kualitas Susu Kualitas susu meliputi keadaan dan susunan susu, keadaan susu adalah uji warna, bau, rasa, kebersihan, derajad keasaman, uji alkohol, uji reduktase dan uji bakteri, sedang susunan susu meliputi: berat jenis, kadar lemak, bahan kering tanpa lemak (BKTL). Keadaan susu, uji warna, bau, rasa dengan organoleptik, kebersihan dengan penyaringan dan dengan pengkelasan. Uji derajat keasaman setara asam laktat dengan metode tiitrasi Uji alkohol dengan menggunakan alkohol 70% dengan perbandingan 1:1 dengan sampel atau contoh. Uji reduktase dengan methilen blue reduktion test (MBRT). Uji bakteri dengan metode plate count test (PCT). Keadaan susu, berat jenis menggunakan laktodensimeter, kadar lemak menggunakan metode Babcock atau Gerber, bahan kering tanpa lemak (BKTL) menggunakan metode Fleschman, dengan rumus BKTL = bahan kering - lemak perhitungan bahan kering dengan rumus : (BJ-1) X100) Bahan kering (BK) = 1,23 L + 2,71 ( ) BJ Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Susu Kualitas susu dipengaruhi oleh suhu dan lingkungan. Suhu yang tinggi akan lebih cepat menurunkan kualitas susu, karena dengan perkembangan bakteri yang cepat didalam susu, hal ini akan dibahas didalam mikrobiologi susu.
3 Lingkungan juga akan mempengaruhi terhadap kualitas susu, sebagai contoh, kandang yang kotor, sapi yang kotor, apabila dilakukan pemerahan pada tempat tersebut maka kemungkinan susu akan tercemar kotoran baik dari kandang ataupun dari sapi tersebut, terutama dalam kebersihan susu, Peralatan yang kurang sempurna dalam sanitasi juga akan cepat menurunkan kualitas susu, karena alat tersebut kemungkinan tercemar mikroba yang akan menyebabkan penurunan kualitas susu karena perkembangan bakteri yang lebih cepat. Dalam rangka mempertahankan kualitas susu perm diperhatikan kebersihan lingkungan baik sebelum pemerahan ataupun sesudah pemerahan, yaitu sanitasi peralatan dan lingkungan. Susu segar dalam waktu kurang dari dua jam tidak mudah rusak atau perkembangan bakteri terhambat, ini disebabkan oleh adanya laktenin sebagai bakteriostatik. Laktenin tidak aktif dalam keadaan anaerob dan aktif pada keadaan aerob selama 2 jam pada suhu kamar dan aktif selama 24 jam pada suhu dingin. Setelah laktenin tidak aktif maka susu akan mudah rusak karena perkembangan bakteri sudah tidak ada yang menghambat lagi. Susu setelah pemerahan sebaiknya segera dipasarkan atau segera diolah atau segera disimpan pada suhu yang dingin, sehubungan dengan aktivitas laktenin, sehingga kualitas susu dapat dipertahankan. Sifat Kimia dan Fisik Susu Kimia susu, dalam bagian ini akan dibicarakan mengenai zat yang ada dalam susu yaitu lemak, protein, laktosa, mineral, vitamin dan zat lain seperti zat pewarna dan enzim dalam susu. Lemak, lemak susu sering disebut dengan milk fat, dan merupakan penyusun yang penting dari susu, karena: a) penentu kualitas dan produk selanjumya, b) lemak sangat penting karena mempunyai nilai yang gizi tinggi, c) lemak menentukan bau, rasa dan tekstur. Butter fat adalah lemak yang terdapat dalam butter, sedang butter oil adalah lemak dari mentega yang dicairkan dengan cara memanaskan sampai titik leleh atau melting point. Lemak susu terdapat sebagai emulsi, dan mudah sekali terpisah karena mempunyai berat jenis yang kecil, mempunyai permukaan yang besar sehingga reaksi kimia mudah sekali terjadi dipermukaan perbatasan antara lemak dan
4 mediumnya. Lemak tersebut berbentuk globula yang jumlahnya sekitar 1,5 sampai 3 milyar/cm 3 atau (10 9 )/ ml. Globula lemak berdiameter dari 0,1 sampai 15 atau 20u, rata-rata 3 sampai 4 u, tetapi 90% berdiameter 2 sampai 7u. Globula lemak tersebut dilapisi dua lapisan yaitu lapisan luar berupa enzim yang berasal dari kelenjar susu dan lapisan dalam tersusun dari senyawa kompleks phospholipid protein yang terdiri atas 35% lecithin, 30% cephalin dan 30% spingomielm. Lemak susu tersusun dari 12,5% gliserol dan 85,5% asam lemak. Secara kuantitatif lemak tersusun dari 98 sampai 99% trigliserida (terdapat dalam globula lemak), 0,2 sampai 1% phospholipid (terdapat dalam membran dan serum) serta 0,25 sampai 0,40% sterol (terdapat dalam globula, membran dan serum). Asam lemak penyusun lemak susu adalah asam lemak jenuh (60 sampai 70%, asam butirat), asam lemak tidak jenah (25 sampai 35%, deconoat) dan asam lemak dengan rantai cabang (n-tertadecanoat) (myristat). Asam lemak terletak pada globulka dan serum. Pada umumnya lemak susu mempunyai titik cair pada suhu 29 sampai 36 C, pada umumnya lemak dengan rantai pendek mempunyai titik cair yang rendah (asam butirat -7,9 F). Pada lemak dengan rantai pendek rantai atom C nya akan mempunyai bau yang keras dari asam karboksilat, karena mudah menguap. Pemecahan asam lemak akan menjadi asam lemak dengan rantai pendek dan dapat mengakibatkan bau tengik (ransid flavor). Kerusakan lemak susu umumnya terjadi kerena peristiwa ransiditas. Ransiditas ada dua macam yaitu ransiditas hidrolitik dan ransiditas oksidatif. Ransiditas hidrolitik ada dua macam yaitu secara spontan dan oleh pengaruh luar. Ransiditas secara spontan oleh adanya enzim lipase yang pada waktu tertentu bila sesuai dengan substratnya maka akan menghidrolisa lemak secara spontan. Ransiditas pengaruh luar disebabkan oleh: 1) pengadukan yang menyebabkan buih terutama pada susu yang belum dimasak, 2) ftuktuasi suhu, 3) homogenisasi sebelum pasteurisasi. Ransiditas oksidatif secara spontan, selama 48 jam ransiditas dapat terjadi dengan sendirinya, peristiwa ini terjadi karena dalam susu terdapat 0,5ppm ion Cu ++. Protein, protein susu sebesar 2,8 sampai 4,0% dan terdiri atas kasein
5 (80%), laktalbumin (18%) dan laktoglobulin 0,05 sampai 0,07%). Protein mengalami fraksinasi dengan cara sedimentasi klasik (Gambar 1). Kasein akan mengalami presipitasi apabila ditambah dengan alkohol, enzim, asam atau dengan penurunan ph, atau dapat pula dengan centrifuse kecepatan tinggi. Kasein terdiri atas kasein alfa, beta dan gama, berdasar konsentrasinya tersusun dari 75% alfa, 22% beta dan 3% gama. Alfa dan beta kasein terbentuk didalam kelenjar susu. Pada kasein alfa terdapat kappa kasein yang merupakan stabilisator larutan koloidal protein kasein, oleh karena itu, bila kappa kasein ini lepas dari alfa kasein maka akan terjadi presipitasi atau stabilitas protein susu terganggu. Gambar 1. Fraksinasi protein dengan cara sedimentasi klasik. (Sumber Jennes dan Patton, 1959; Adnan 1984) Kasein mengandung senyawa kalsium dan phosphat, merupakan senyawa kompleks dan sering disebut dengan Ca-kasaeinat-phosphat. Kasein mengandung S yang terdapat dalam methionin (0,69%) dan cystin (0,09%). Kasein dengan alkohol kalsium kaseinat Kasein dengan renin para kasein (ini lebih banyak dibanding dengan kalsium kaseinat
6 Gambar 2, Hidrolisa k-kasein oleh enzim renin (Sumber: Adnan. 1984) Kasein murni tidak menggumpal bila dipanasi, tetapi susu murni dipanasi 100 C selama 12 jam akan terjadi penggumpalan atau presipitasi, pada suhu 120 C dengan tekanan juga akan mengalami penggumpalan atau presipitasi. Whey adalah cairan yang diperoleh dari susu yang telah dipisahkan dari lemak dan kasein. Protein dalam whey sekitar 0,5 sampai 0,7% adalah laktalbumin. Laktalbumin akan mudah menggumpal bila dipanasi. Pada pemanasan pasteurisasi akan sedikit menggumpal dan pada pemanasan 71,1 C selama 30 menit sepertiga akan menggumpal. Kandungan yang lain dalam - whey adalah laktoglobulin, yang kaya akan sulfhydrol dan pada pemanasan akan mengalami denaturasi dan menyebabkan konfigurasinya berubah yaitu terlepasnya gugus sultydrol dan menyebabkan cook flavor. Laktosa, laktosa adalah gula susu atau karbohidrat utama dalam susu, kandungan laktosa tersebut sekitar 4,7 sampai 4,9% Laktosa mempunyai rumus kimia C 12 H 22 O 11, bila dipanaskan pada suhu 100 sampai 130 C akan mengalami dekomposisi yang menyebabkan warna coklat atau disebut dengan karamel. Warna coklat ini akan lebih cepat bila terdapat protein dan mineral tertentu, kecuali pemanasan juga sering terjadi pada produk susu pasteurisasi, susu sterilisasi, susu kental ataupun pada susu bubuk selama penyimpanan. Laktosa sangat penting untuk produk susu selanjutnya, terutama untuk produk susu fermentasi dan rippened susu yaitu sehubungan dengan tekstur, warna dan flavor. Pada produk susu, apabila terjadi kristal laktosa yang kasar disebut dengan sandiness, yang baik adalah kurang dari 10u, sedang lebih dari 16u kurang baik.
7 Aktivitas bakteri akan mengubah laktosa menjadi asam laktat sehingga susu menjadi asam atau sering disebut dengan fermentasi. Dari 1 g laktosa akan membentuk 0,8 g asam laktat, apabila fermentasi berlanjut akan dapat mencapai 0,8 sampai 1,0 g. Aktivitas bakteri ini digunakan sebagai dasar pengolahan susu fermentasi atau susu asam dengan bakteri tertentu. Mineral, mineral dalam susu kurang lebih sebesar 0,7%, cara penentuan mineral melalui pengeringan, kemudian diabukan sampai wamanya putih. Mineral dalam susu: sedikit mengandung besi, copper, zinc, almunium kobalt dan iodin. Vitamin, susu mengandung vitamin A, vitamin B 1, vitamin B 2, niacin, vitamin B 6, asam pantotenat, vitamin C, vitamin D, vitamin E dan vitamin K. Kandungan vitamin dalam susu tergantung dari pakan yang diberikan, Enzim, enzim yang ada dalam susu adalah enzim galaktase, enzim proteolitik dan enzim lipase. Gas, sebesar 7 sampai 10% terjadi pada waktu pemerahan dan adanya bakteri. Zat Warna (pigmen), didalam susu pigmen atau zat warna dibagi dua yaitu larut dalam lemak dan larut dalam air. Zat warna larut dalam lemak, adalah karotenoid yang akan menghasilkan karoten dan akan memberi warna kuning pada susu. Zat warna ini larut dalam lemak sehingga lemak susu agak kekuningan. Karoten tidak dapat disintesa dalam tubuh, sehingga berasal dari pakan hijauan, kemudian disintesa dalam darah dan didistribusi ke-kelenjar susu dan disimpan dalam darah. Pada domba dan kambing warna kuning pada susu lebih muda dibanding dengan susu sapi. Zat warna larut dalam air, adalah riboflavin atau disebut pula laktoflavin atau laktokhrom, ini akan memberi warna pada serum atau whey, sehingga berwarna kuing kehijauan. Sifat fisik susu, pada bagian ini akan dibicarakan mengenai sifat fisik susu sebagai bahan dasar, sehingga kemungkinan dapat berlainan setelah susu tersebut mengalami perlakuan ataupaun pengolahan. Pada bab ini dibicarakan menganai keasaman, angka reduktase, berat jenis susu, titik beku dan secara organoleptik mengenai rasa, bau, warna dan kebersihan. Keasaman, susu segar pada umumnya mempunyai nilai ph sekitar 6,5 sampai 6,7. Nilai ph yang lebih besar dari 6,7 menunjukkan kelainan yaitu
8 kemungkinan adanya mastitis pada sapi, sedang nilai ph dibawah 6,5 kemungkinan sasu tersebut kolostrum atau susu telah rusak oleh adanya bakteri. Penentuan nilai ph dapat ditentukan dengan ph meter. Penentuan keasaman dapat ditentukan dengan cara titrasi, yaitu penentuan titrasi keasaman setara asam laktat. Penentuan ini berdasarkan kerusakan mikrobiologik. Keasaman pada susu segar sekitar 0,18 sampai 0,24% dihitung sebagai asam laktat atau sering disebut dengan persen asam laktat. Pengujian asam laktat dengan titrasi sebagai berikut: 9 ml sampel susu ditambah 10 tetes phenopthaline, kemudian dititrasi dengan 0,1 N NaOH dan diamati berapa jumlah NaOH yang digunakan untuk menitrasi, sehingga warna menjadi merah muda. Perhitungan sebagai berikut: Volume NaOH x N (NaOH) x 90/1000 Asam laktat = x 100% Volume sampel (Sumber: Davide, 1977) Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nilai ph adalah pengenceran dan pemanasan. Pengenceran dapat sedikit menaikkan nilai ph dan menurunkan keasaman titrasi. Pemanasan akan menaikkan nilai ph dan menurunkan keasaman Perubahan ph atau keasaman disebabkan oleh pertambahan asam laktat dan pengurangan CO 2 akibat pemanasan. Keasaman susu akan menyebabkan rusaknya susu dan ini dapat diketahui dengan uji alkohol. Alkohol yang digunakan alkohol 70%, dengan perbandingan 1:1 dengan sampel, apabila terjadi penggumpalan maka uji positif atau susu sudah rusak. Perubahan asam atau terjadinya keasaman disebabkan oleh terbentuknya asam laktat dari laktosa oleh adanya bakteri pembentuk asam seperti Streptococcus lactis. Angka reduktase, penentuan angka reduktase dengan cara methilen blue reduction test (MBRT), cara ini berdasarkan adanya aktivitas bakteri dalam susu sehingga menghasilkan senyawa preduksi yang dapat mengubah warna biru methilen menjadi warna putih jernih. Makin lama perubahan warna tersebut berarti aktivitas bakteri kecil atau jumlah bakteri dalam susu diperkirakan sedikit,
9 dan susu tersebut mempunyai mutu yang baik. Uji reduktase ini untuk memperkirakan jumlah bakteri dalam susu, sehingga uji MBRT dapat dikatagorikan menjadi 4 mutu susu yaitu: a) lama reduksi lebih 8 jam mutu susu sangat baik, dengan perkiraan jumlah bakteri kurang dari 500 ribu, b) lama reduksi 6 sampai 8 jam mutu susu baik dengan perkiraan jumlah bakteri 1 sampai 4 juta, c) lama reduksi 2 sampai 6 jam mutu susu cukup baik dengan perkiraan jumlah bakteri 4 sampai 20 juta dan d) lama reduksi kurang dari 2 jam mutu susu rendah dengan perkiraan jumlah bakteri lebih darei 20 juta. Cara uji MBRT dengan menambabkan biru methilen pada sampel susu, kemudian diinkubasi pada penangas air dengan suhu 37 C dan diamati perubahan warnanya. Berat jenis, berat jenis adalah berat dibagi volume, sedangkan bobot spesifik adalah berat jenis suatu zat dibagi dengan berat jenis air pada suhu yang sama. Variasi bobot spesifik susu berkisar antara 1,027 sampai 1,035 atau ratarata 1,032. Penentuan berat jenis dengan alat yang disebut laktodensimeter, dengan pengamatan skala dan suhu susu, kemidian dihitung dengan rumus skala ( ) + (27,5 - T) x 0, T: suhu susu. Titik beku, titik beku susu lebih rendah 0,5 dari titik beku air, yaitu sekitar -0,525 dengan rata-rata -0,540 C. Penentuan titik beku dapat untuk menentukan jumlah air yang dipergunakan untuk pengenceran, apabila ada penambahan air maka titik beku akan naik. Susu kolostrum mempunyai titik beku sedikit lebih rendah dibanding dengan susu biasa yaitu sekitar -0,570 sampai -0,580 C. Titik beku ditentukan oleh molekul-molekul yang kecil dan ion-ion dalam larutan. Zat lain yang molekulnya besar seperti protein tidak berpengaruh terhadap penurunan titik beku.
Zat makanan yang ada dalam susu
Zat makanan yang ada dalam susu Zat makanan yang ada dalam susu berada dalam tiga bentuk yaitu 1.larutan sejati (karbohidrat, garam anorganik dan vitamin) 2.larutan koloidal (protein dan enzim) 3.emulsi
Lebih terperinciPENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-2
PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-2 Komposisi dan Nutrisi Susu Zat makanan yang ada dalam susu berada dalam 3 bentuk yaitu a) sebagai larutan sejati (karbohidrat, garam anorganik
Lebih terperinciPENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Mingguke-5
PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Mingguke-5 Teknologi Pengawetan dan Produk Susu Cair (Lanjutan). Pengaruh Pasteurisasi (pemanasan) terhadap sifat fisik dan kimia susu Pemanasan dapat
Lebih terperinciSUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya.
SUSU a. Definisi Susu Air susu termasuk jenis bahan pangan hewani, berupa cairan putih yang dihasilkan oleh hewan ternak mamalia dan diperoleh dengan cara pemerahan (Hadiwiyoto, 1983). Sedangkan menurut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Susu Susu adalah salah satu bahan makanan alami yang berasal dari ternak perah
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Susu Susu adalah salah satu bahan makanan alami yang berasal dari ternak perah yang sehat dan bersih yang digunakan untuk bahan utama makanan yang sangat komplit. Susu merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Susu Kuda Sumbawa Kuda Sumbawa dikenal sebagai ternak penghasil susu yang dapat dikonsumsi oleh manusia. Orang-orang mengenalnya dengan sebutan susu kuda. Susu kuda
Lebih terperinciKARAKTERISTIK DAN KOMPOSISI HASIL TERNAK
KARAKTERISTIK DAN KOMPOSISI HASIL TERNAK ILMU PASCA PANEN PETERNAKAN Kuliah TM 3 (16 Sept 2014) DUA SISI HASIL TERNAK 1 KARAKTERISTIK DAN KOMPOSISI SUSU SEGAR Buku: Walstra et al. (2006). Dairy Science
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN GLUKOSA PADA PEMBUATAN PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING TERHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK
PENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN GLUKOSA PADA PEMBUATAN PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING TERHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK (Laporan Penelitian) Oleh RIFKY AFRIANANDA JURUSAN TEKNOLOGI HASIL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, salah satu bahan pangan asal ternak yang dapat digunakan adalah susu. Susu merupakan bahan makanan yang istimewa bagi manusia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mineral. Susu adalah suatu cairan yang merupakan hasil pemerahan dari sapi atau
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Susu Susu merupakan bahan pangan yang baik bagi manusia karena mengandung zat gizi yang tinggi, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Susu adalah suatu
Lebih terperincib. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.
pengertian Bahan Pangan Hewani dan Nabati dan pengolahannya Secara garis besar, bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pangan asal tumbuhan (nabati) dan bahan pangan asal hewan (hewani).
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu
TINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu Susu adalah sekresi yang dihasilkan oleh mammae atau ambing hewan mamalia termasuk manusia dan merupakan makanan pertama bagi bayi manusia dan hewan sejak lahir (Lukman
Lebih terperinciPenggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri
Penggolongan minyak Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri Definisi Lemak adalah campuran trigliserida yang terdiri atas satu molekul gliserol yang berkaitan dengan tiga molekul asam lemak.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. vitamin, mineral, laktosa serta enzim-enzim dan beberapa jenis mikroba yang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu merupakan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi yang diperoleh dari hasil pemerahan hewan seperti sapi, kerbau, kuda, kambing dan unta (Usmiati, 2009). Komponen
Lebih terperinciPENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-6
PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-6 Teknologi Pengawetan dan Produk Susu Cair (Lanjutan). Produk Susu Cair Susu skim Susu skim adalah susu penuh yang telah dihilangkan cream atau
Lebih terperinciILMU PASCA PANEN PETERNAKAN KARAKTERISTIK DAN KOMPOSISI SUSU SEGAR
ILMU PASCA PANEN PETERNAKAN KARAKTERISTIK DAN KOMPOSISI SUSU SEGAR Kuliah TM 3 INDONESIA Populasi sapi perah: 597.000 ekor Produksi 959.000 kg Hanya memenuhi 30% dari kebutuhan; 70% impor Harga susu :
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ekonomi, perubahan pola hidup, peningkatan kesadaran gizi, dan perbaikan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permintaan pangan hewani (daging, telur, dan susu) dari waktu ke waktu cenderung meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi, perubahan pola hidup,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Susu Susu merupakan bahan pangan yang sudah dikenal sejak zaman dahulu dan merupakan bahan makanan yang istimewa bagi manusia karena kelezatan dan komposisinya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia banyak sekali dijual olahan susu fermentasi, salah satunya adalah yoghurt. Yoghurt memiliki nilai gizi yang lebih besar daripada susu segar karena terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Yoghurt merupakan salah satu bentuk produk minuman hasil pengolahan susu yang memanfaatkan mikroba dalam proses fermentasi susu segar menjadi bentuk produk emulsi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kolostrum sapi adalah susu hasil sekresi dari kelenjar ambing induk sapi betina selama 1-7 hari setelah proses kelahiran anak sapi (Gopal dan Gill, 2000). Kolostrum
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu ialah cairan hasil sekresi yang keluar dari kelenjar susu (kolostrum) pada
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Susu Susu ialah cairan hasil sekresi yang keluar dari kelenjar susu (kolostrum) pada dinding-dinding alveoli dalam pundi susu hewan yang sedang menyusui anaknya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Susu merupakan bahan makanan yang istimewa bagi manusia dengan kelezatan dan komposisinya yang ideal karena susu mengandung semua zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Semua
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Susu
TINJAUAN PUSTAKA Susu segar Susu adalah susu murni yang belum mendapat perlakuan apapun kecuali proses pendinginan tanpa mempengaruhi kemurniannya. Susu murni adalah cairan yang berasal dari ambing sapi
Lebih terperinciPENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh
PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING (Laporan Penelitian) Oleh PUTRI CYNTIA DEWI JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PETANIAN
Lebih terperinciOleh: Tim Dosen Teknologi Hasil Ternak
Oleh: Tim Dosen Teknologi Hasil Ternak KOMPONEN DAN SIFAT FISIKO-KIMIA SUSU MIKROBIOLOGI SUSU DAN SANITASI PERSUSUAN PENERIMAAN, PENGUJIAN DAN DISTRIBUSI SUSU PRETREATMENT SUSU PENGERTIAN SUSU: Susu ialah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kolostrum sapi adalah susu awal hasil sekresi dari kelenjar ambing induk sapi betina selama 1-7 hari setelah proses kelahiran anak sapi (Gopal dan Gill, 2000). Kolostrum
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu yang baru keluar dari kelenjar mamae melalui proses pemerahan merupakan suatu sumber bahan pangan yang murni, segar, higienis, bergizi, serta mengandung sejumlah
Lebih terperinciMentega dan Es Krim. Materi 13 TATAP MUKA KE-13 Semester Genap BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK
PENGOLAHAN SUSU Mentega dan Es Krim Materi 13 TATAP MUKA KE-13 Semester Genap 2015-2016 BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jenderal
Lebih terperinciPrinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri
Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri PENANGANAN Jenis Kerusakan Bahan Pangan Kerusakan mikrobiologis Kerusakan mekanis Kerusakan fisik Kerusakan biologis Kerusakan kimia Kerusakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kulit Jeruk Manis (Citrus sinensis) Jeruk termasuk buah dalam keluarga Citrus dan berasal dari kata Rutaceae. Buah jeruk memiliki banyak khasiat, salah satunya dalam daging
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahun 2011 sebanyak ekor yang tersebar di 35 Kabupaten/Kota.
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produksi Susu di Jawa Tengah, Kabupaten Banyumas, dan Kabupaten Semarang Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang menjadi pusat pengembangan sapi perah di Indonesia
Lebih terperinciLEMBAR KUESIONER PENILAIAN SENSORIS PRODUK SUSU UHT FULL CREAM PADA RESPONDEN DEWASA
7. LAMPIRAN Lampiran 1. Lembar Kuesioner Penelitian LEMBAR KUESIONER PENILAIAN SENSORIS PRODUK SUSU UHT FULL CREAM PADA RESPONDEN DEWASA Berikut ini akan disajikan beberapa pertanyaan mengenai susu UHT
Lebih terperinciUji Organoleptik dan Tingkat Keasaman Susu Sapi Kemasan yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Denpasar
Uji Organoleptik dan Tingkat Keasaman Susu Sapi Kemasan yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Denpasar I GUSTI AYU FITRI DIASTARI DAN KADEK KARANG AGUSTINA Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner,
Lebih terperinciUJI KUALITAS SUSU Latar Belakang Tujuan Praktikum
UJI KUALITAS SUSU Latar Belakang Susu yang populer dan banyak dikonsumsi adalah susu sapi karena populasi sapi perah relatif tinggi dan setiap individu sapi dapat menghasilkan susu 7-20 l/hari. Susu dapat
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat
Lebih terperinciPENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-9
PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-9 Produk Susu Evaporasi dan Konsentrasi (Lanjutan) Sweetened Condenced Mttk (Susu kental Manis) Sweeted condenced milk adalah pengurangan air
Lebih terperinciSUSU EVAPORASI, SUSU KENTAL, SUSU BUBUK
PENGOLAHAN SUSU SUSU EVAPORASI, SUSU KENTAL, SUSU BUBUK Materi 11 TATAP MUKA KE-11 Semester Genap 2015-2016 BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan adalah produk fermentasi berbasis susu. Menurut Bahar (2008 :
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsumsi produk pangan hasil fermentasi semakin meningkat seiring berkembangnya bioteknologi. Produk-produk fermentasi dapat berbahan dari produk hewani maupun
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Susu Kambing Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar Nasional Indonesia nomor 01-3141-1998 didefinisikan sebagai cairan yang berasal dari ambing ternak
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, dan (6) Hipotesis Penelitian.
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,
I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat dan Kegunaan
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat dan Kegunaan Penelitian, Kerangka pemikiran, Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil olahan fermentasi sudah banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain. Salah satu yang populer
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Hasil analisis sifat fisik susu kambing segar. 9,70±0,10 8,37 10,45 3) Minimal 8,0
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENELITIAN PENDAHULUAN 1. Karakterisasi sifat fisik, kimia, dan mikrobiologi susu kambing segar Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui sifat fisik, kimia, dan mikrobiologi
Lebih terperinciPembuatan Yogurt. 1. Pendahuluan
Pembuatan Yogurt 1. Pendahuluan Yoghurt merupakan salah satu olahan susu yang diproses melalui proses fermentasi dengan penambahan kultur organisme yang baik, salah satunya yaitu bakteri asam laktat. Melalui
Lebih terperinciFood SUSU SUSU. Mitos. Minum BISA PACU TINGGI BADAN? Susu BISA GANTIKAN. for Kids. Makanan Utama? pada Bumil. Edisi 6 Juni Vol
Edisi 6 Juni Vol 4 2016 Food for Kids I N D O N E S I A SUSU BISA GANTIKAN Makanan Utama? Mitos Minum Susu pada Bumil SUSU BISA PACU TINGGI BADAN? Love Milk Food for Kids I N D O N E S I A DAFTAR ISI Edisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung zat-zat makanan yang lengkap dan seimbang seperti protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin
Lebih terperinciPENANGANAN HASIL TERNAK PENGUJIAN KUALITAS SUSU (MILK QUALITY TESTING) Good choice for healthy life
PENANGANAN HASIL TERNAK PENGUJIAN KUALITAS SUSU (MILK QUALITY TESTING) Good choice for healthy life KONTAMINASI M.O Kesehatan Susu Usaha-usaha untuk mendapatkan susu yang aman, sehat dan utuh sejak dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan alternatif (Aboulfalzli et al., 2015). Es krim merupakan produk olahan susu
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Es Krim Es krim merupakan produk susu beku yang banyak dikonsumsi masyarakat karena memiliki gizi tinggi dan banyak dikembangkan dari berbagai bahan alternatif (Aboulfalzli
Lebih terperinciMENGELOLA KOMPOSISI AIR SUSU
MENANGANI AIR SUSU MENGELOLA KOMPOSISI AIR SUSU Air susu mengandung zat-zat gizi yg sangat cocok utk perkembangbiakan bakteri penyebab kerusakan air susu. Proses produksi yg tdk hygienes, penanganan yg
Lebih terperinciHomogenisasi, Separasi, Susu Steril
PENGOLAHAN SUSU Homogenisasi, Separasi, Susu Steril Materi 10 TATAP MUKA KE-10 Semester Genap 2015-2016 BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah
TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Pemeliharaan sapi perah bertujuan utama untuk memperoleh produksi susu yang tinggi dan efisien pakan yang baik serta mendapatkan hasil samping berupa anak. Peningkatan produksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penduduk Indonesia semakin meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun, hal ini akan berpengaruh pada tingginya tingkat konsumsi terhadap suatu produk, termasuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Susu Susu sebagai bahan pangan sudah dikenal manusia sejak dahulu, walaupun waktu itu secara alamiah belum diketahui zat-zat yang dikandung dan manfaatnya bagi pertumbuhan tubuh.
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN. karena kandungan gizi yang ada didalamnya. Susu merupakan sumber protein,
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu adalah bahan makanan yang memiliki peran penting bagi manusia karena kandungan gizi yang ada didalamnya. Susu merupakan sumber protein, lemak, karbohidrat
Lebih terperinciPENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-4
PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-4 Teknologi Pengawetan dan Produk Susu Cair Sebelum membahas produk susu cair akan dijelaskan perlakuan sebelum susu diolah yaitu susu sebagai
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. produksi modern saat ini didominasi susu sapi. Fermentasi gula susu (laktosa)
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Yoghurt Yoghurt atau yogurt, adalah susu yang dibuat melalui fermentasi bakteri. Yoghurt dapat dibuat dari susu apa saja, termasuk susu kacang kedelai. Tetapi produksi modern
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang banyak tersebar diwilayah Asia. Jahe merah (Zingiber officinale var
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daun Jahe Merah Tanaman jahe (Zingiber officinale) merupakan salah satu tanaman rimpang yang banyak tersebar diwilayah Asia. Jahe merah (Zingiber officinale var Rubrum) adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan tentang gizi mendorong orang untuk mendapatkan bahan pangan yang sehat dan berkualitas agar dapat diandalkan untuk meningkatkan dan memenuhi
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian
I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat
Lebih terperinciHaris Dianto Darwindra 240210080133 BAB VI PEMBAHASAN
BAB VI PEMBAHASAN Pada praktikum ini membahas mengenai Kurva Pertumbuhan Mikroorganisme Selama Proses Aging Keju. Keju terbuat dari bahan baku susu, baik susu sapi, kambing, atau kerbau. Proses pembuatannya
Lebih terperinciLemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9
LEMAK DAN MINYAK Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9 kkal sedangkan karbohidrat dan protein
Lebih terperinciPAPER BIOKIMIA PANGAN
PAPER BIOKIMIA PANGAN BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia terkait erat dengan kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari urusan sandang dan pangan, bahan bakar, obat-obatan sampai bahan konstruksi
Lebih terperinciHaris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN
BAB VI PEMBAHASAN Dalam praktikum ini yaitu mengisolasi bakteri Propionibacterium dari keju. Keju sendiri merupakan makanan yang dibuat dari dadih susu yang dipisahkan, yang diperoleh dengan penggumpalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu produk olahan susu di Indonesia yang berkembang pesat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu produk olahan susu di Indonesia yang berkembang pesat adalah es krim. Produk ini banyak digemari masyarakat, mulai dari anak anak hingga dewasa karena rasanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembuatan Yoghurt Page 1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Protein sebagai salah satu komponen gizi yang dibutuhkan manusia. Protein ini dapat diperoleh dari bahan nabati ataupun hewani. Dari bahan hewani salahs atunya adalah
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Tepung Tulang Ikan Rendemen tepung tulang ikan yang dihasilkan sebesar 8,85% dari tulang ikan. Tepung tulang ikan patin (Pangasius hypopthalmus) yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai macam alat gelas, labu Kjeldahl, set alat Soxhlet, timble ekstraksi, autoclave, waterbath,
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan Kualitas minyak dapat diketahui dengan melakukan beberapa analisis kimia yang nantinya dibandingkan dengan standar mutu yang dikeluarkan dari Standar Nasional Indonesia (SNI).
Lebih terperincimolekul kasein yang bermuatan berbeda. Kondisi ph yang asam menyebabkan kalsium dari kasein akan memisahkan diri sehingga terjadi muatan ion dalam sus
Populasi Kultur Starter HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Pendahuluan Perhitungan populasi dilakukan untuk mendapatkan kultur starter yang terbaik dari segi jumlah maupun kualitasnya. Pada tahap pendahulan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Sapi Fries Holland (Holstein Friesian) Pemberian Pakan Sapi Perah
TINJAUAN PUSTAKA Sapi Fries Holland (Holstein Friesian) Sapi Fries Holland (FH) berasal dari Propinsi Belanda Utara dan Propinsi Friesland Barat. Bulu sapi FH murni umumnya berwarna hitam dan putih, namun
Lebih terperinciSUSU DAN PRODUK SUSU PRODUK SUSU. Susunan Air Susu. Keadaan air susu. Penilaian Susu menurut Kodex
SUSU DAN PRODUK SUSU PRODUK SUSU Susu segar Buttermilk Mentega Keju Susu terevaporasi : skim Susu kental manis Penilaian Susu menurut Kodex Susunan air susu :keadaan zat-zat yang terpenting yang terdapat
Lebih terperinciPENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-3
PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-3 Mikrobiologi Susu Bakteri dalam susu, bakteri dalam susu dapat berasal dari sapi itu sendiri atau berasal dari luar. Dari sapi itu sendiri
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakteristik Sifat Fisik dan Kimiawi Susu Kambing Segar
17 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Sifat Fisik dan Kimiawi Susu Kambing Segar Analisis sifat fisik dan kimiawi susu kambing segar sebagai bahan baku untuk pembuatan yogurt pada penelitian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Es krim adalah sejenis makanan semi padat yang dibuat dengan cara pembekuan tepung es krim atau campuran susu, lemak hewani maupun nabati, gula, dan dengan atau tanpa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mamalia seperti sapi, kambing, unta, maupun hewan menyusui lainnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu merupakan hasil sekresi kelenjar ambing (mamae) yang berasal dari pemerahan pada mamalia dan mengandung lemak, protein, laktosa, serta berbagai jenis vitamin (Susilorini,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikenal dengan nama sapi Grati. Bentuk dan sifat sapi PFH sebagian besar
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Perah Peranakan Friesian Holstein Sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH) merupakan sapi hasil persilangan antara bangsa-bangsa sapi asli Indonesia (Jawa dan Madura)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu sumber protein yang baik dikonsumsi oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu merupakan salah satu sumber protein yang baik dikonsumsi oleh manusia, baik dalam bentuk segar maupun sudah diproses dalam bentuk produk. Susu adalah bahan pangan
Lebih terperinci1 I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat
1 I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Peneltian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian
Lebih terperinciPENGARUH LAMA PENYIMPANAN DALAM SUHU BEKU TERHADAP KADAR PROTEIN,KADAR LEMAK DAN KADAR ASAM LAKTAT SUSU KAMBING PERANAKAN ETTAWA (PE)
PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DALAM SUHU BEKU TERHADAP KADAR PROTEIN,KADAR LEMAK DAN KADAR ASAM LAKTAT SUSU KAMBING PERANAKAN ETTAWA (PE) Siti Amanah, Hanung Dhidhik Arifin, dan Roisu Eni Mudawaroch Program
Lebih terperinciBAB V RANCANGAN PENELITIAN
BAB V RANCANGAN PENELITIAN 5.1 Alat dan Bahan yang digunakan 5.1.1 Alat yang digunakan Alat yang digunakan pada penelitian meliputi autoklaf 50X Electric Model 24 Liter, neraca digital, erlenmeyer 500
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Es Krim Es krim adalah produk pangan beku yang dibuat melalui kombinasi proses pembekuan dan agitasi pada bahan-bahan yang terdiri dari susu dan produk susu, pemanis, penstabil,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
18 HASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan Mutu Organoleptik Biskuit Selama Penyimpanan Uji kesukaan dan mutu hedonik merupakan salah satu cara untuk uji sensori suatu produk. Uji kesukaan dan mutu hedonik dilakukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat spreads, yang kandungan airnya lebih besar dibandingkan minyaknya. Kandungan minyak dalam
Lebih terperinciChemistry In Our Daily Life
Chemistry In Our Daily Life Pembuatan Yogurt 1. Pendahuluan Yoghurt merupakan salah satu olahan susu yang diproses melalui proses fermentasi dengan penambahan kultur organisme yang baik, salah satunya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mineral, serta antosianin (Suzuki, dkk., 2004). antikanker, dan antiatherogenik (Indrasari dkk., 2010).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beras adalah salah satu jenis sereal yang dikonsumsi hampir satu setengah populasi manusia dan kira-kira 95% diproduksi di Asia (Bhattacharjee, dkk., 2002). Terdapat beberapa
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi susu dipengaruhi beberapa faktor utama yang salah satunya adalah penyakit. Penyakit pada sapi perah yang masih menjadi ancaman para peternak adalah penyakit mastitis yang
Lebih terperinciIII. TINJAUAN PUSTAKA
III. TINJAUAN PUSTAKA A. SUSU BUBUK Menurut Chandan (1997), susu segar secara alamiah mengandung 87.4% air dan sisanya berupa padatan susu sebanyak (12.6%). Padatan susu terdiri dari lemak susu (3.6%)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu merupakan produk hewani yang umum dikonsumsi oleh manusia mulai dari anak-anak hingga dewasa karena kandungan nutrisinya yang lengkap. Menurut Codex (1999), susu
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Whey Whey adalah hasil dari pembuatan keju secara tradisional ataupun modern dalam jumlah banyak yaitu ± 83% dari volume susu yang digunakan. Pembuatan semihard cheese dan soft
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kelapa (Cocos Nucifera Linn.) merupakan tanaman yang tumbuh di negara yang beriklim tropis. Indonesia merupakan produsen kelapa terbesar di dunia. Menurut Kementerian
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. Yoghurt adalah salah satu produk olahan pangan bersifat probiotik yang
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan bahan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan fungsinya tidak pernah digantikan oleh senyawa lain. Sebuah molekul air terdiri dari sebuah atom
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian 3.1.1 Bagan Alir Pembuatan Keju Cottage Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 900 g Susu skim - Ditambahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh semua lapisan masyarakat. Salah satu jamur yang banyak
Lebih terperinciOPTIMASI KECUKUPAN PANAS PADA PASTEURISASI SANTAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP MUTU SANTAN YANG DIHASILKAN
OPTIMASI KECUKUPAN PANAS PADA PASTEURISASI SANTAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP MUTU SANTAN YANG DIHASILKAN Oleh : Ermi Sukasih, Sulusi Prabawati, dan Tatang Hidayat RESUME Santan adalah emulsi minyak dalam
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph meter,
Lebih terperinciUJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI
1 UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: FITA FINARSIH A 420 100 067 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanaman umbi-umbian dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau uwi-uwian. Genus Dioscorea
Lebih terperinci