ANALISIS ASPEK DESAIN DAN KAIDAH PADA MUSABAQAH KHATTIL QUR AN ( MKQ ) GOLONGAN DEKORASI DI KABUPATEN ASAHAN TAHUN 2012

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS ASPEK DESAIN DAN KAIDAH PADA MUSABAQAH KHATTIL QUR AN ( MKQ ) GOLONGAN DEKORASI DI KABUPATEN ASAHAN TAHUN 2012"

Transkripsi

1 ANALISIS ASPEK DESAIN DAN KAIDAH PADA MUSABAQAH KHATTIL QUR AN ( MKQ ) GOLONGAN DEKORASI DI KABUPATEN ASAHAN TAHUN 2012 Oleh : Suhariadi ABSTRAK Dalam sejarahnya, Asahan cukup dikenal dalam budaya seni Islamnya baik tingkat Lokal, Nasional bahkan Internasional. Kabupaten tersebut pencetus lahirnya MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur an) di Sumatera Utara pada Tahun 1946 tepatnya di daerah Kampung Bunga. MTQ terbagi menjadi beberapa cabang yakni Musabaqoh Hifdzil Qur an (MHQ), Musabaqoh Syarhil Qur an (MSQ), Musabaqoh Fahmil Qur an (MFQ), Musabaqoh Khottil Qur an (MKQ). MKQ merupakan lomba menuliskan ayat-ayat Al- Qur an dalam berbagai jenis Kaligrafi Arab yang memiliki nilai keindahannya baik dari segi kaidah huruf maupun desain ragam hiasnya. Salah satu tujuannya adalah mempertahankan dan menggali potensi generasi muda Muslim untuk menuliskan ayat-ayat Al-Quran dalam nuansa kaligrafi Arab diberbagai media. Dalam kegiatannya dapat dibagi menjadi 3 golongan yaitu Golongan Naskah, Golongan Hiasan Mushaf dan Golongan Dekorasi. Hasilnya terbentuk di atas media kertas bagi golongan Naskah dan Hiasan Mushaf. edangkan di atas media triplek bagi golongan Dekorasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kaligrafer Asahan mampu menggunakan prinsip desain dalam MKQ golongan dekorasi. Kemudian menggunakan Metode deskripsi kualitatif yang di mana populasinya sebanyak 25 karya keseluruhan dari golongan dekorasi dan sampel di ambil keseluruhan karya dari populasi dengan teknik Total Sampling terdiri dari 25 karya yang terciptakan. Setelah diadakan observasi maka penulis mengumpulkan data dan menyerahkan ke pada tim penilai untuk dinilai. Hasil temuan menyatakan bahwa masih banyak ditemukan karya peserta yang kurang memahami standarisasi MKQ golongan Dekorasi. Bahkan diantaranya ada yang membuat di luar standart tersebut. Hasil yang di peroleh dalam karya dengan Jumlah nilai rata-rata keseluruhan karya peserta terdiri dari 25 karya dan dari segi aspek desain dengan nilai 80 predikat Baik kemudian jika dari aspek kaidah dengan nilai 74 predikat Cukup Baik. Kata Kunci :, Aspek Desain, Aspek Kaidah, MKQ 1

2 A. Pendahuluan MKQ merupakan agenda tahunan Pemerintah Kabupaten Asahan dalam pelaksanaan MTQ dan kegiatannya berkelanjutan baik tingkat Provinsi Sumatera Utara hingga Nasional. Dari hasil penelitian, para kaligrafer Asahan selama ini kurang mampu mengimbangi karyakarya kaligrafer daerah lain pada kegiatan MKQ tingkat Provinsi Sumatera Utara. Daerahdaerah yang sering menjuarai seperti Kota Medan, Deli Serdang, Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi. Dalam MKQ yang sudah diselenggarakan, Asahan jarang mendapatkan peringkat dikarenakan faktor-faktor internal dan eksternal pada kaligrafernya. Faktor internal adalah kurangnya pengalaman maupun SDM kaligrafer Asahan yang masih belum memadai secara maksimal. Seperti pengalaman dalam menggoreskan bentuk-bentuk kaidah kaligrafi Arab yang baku. Sedangkan eksternalnya adalah belum tersedianya lembaga pembinaan kaligrafi Arab di daerah tersebut sehingga masih sedikit yang mampu menulis kaligrafi Arab sesuai kaidah yang baku. Selain itu, kendala juga dialami pada kordinasi teknis yang dilakukan oleh kaligrafer dan penikmat seni. Artinya komunikasi yang berisi masukan sering kali tidak diperhatikan oleh kedua belah pihak. Kemudian kurang informasinya perkembangan kaligrafi Arab baik segi desain ragam hias, kreativitas bentuk-bentuk kaligrafi Arab diberbagai daerah maupun media massa. Dengan kurangnya informasi, para kaligrafer juga kurang berbagi pengalaman untuk kemajuan daerah dalam perkembangan MKQ di Indonesia. B. Landasan Teori 1. Prinsip - Prinsip Desain Dalam menerapkan sebuah desain kaligrafi Arab pada golongan Dekorasi, maka harus diketahui prinsip - prinsip desain terlebih dahulu. Agar tercapainya sebuah karya yang memilki standar estetika. Jadi, menurut Atisah Sipahelut (dalam jurnal Nawawi, 2005: ) menjelaskan prinsip-prinsip desain tersebut meliputi: 1.1. Kesederhanaan Kesederhanaan adalah pertimbangan-pertimbangan yang mengutamakan pengertian dan bentuk yang inti (prinsipil). Segi-segi lain seperti kemewahan, kecanggihan struktur, kerumitan bentuk, sebaiknya di kesampingkan Keselarasan Dalam pengertian yang pokok, keselarasan berarti kesan kesesuaian antara bagian yang satu dengan bagian yang lain dalam satu benda, atau antara benda yang satu dengan benda yang lain yang dipadukan, atau antara unsur yang satu dengan lainnya Irama (ritme) Irama adalah kesan gerak yang ditimbulkan oleh keselarasan. Keselarasan yang baik akan menimbulkan kesan gerak gemulai yang menyambung dari bagian satu kebagian 2

3 yang lain pada suatu benda, atau dari unsur yang satu keunsur yang lain dalam susunan (komposisi). Keselarasan yang jelek akan menimbulkan kesan gerak yang kacau atau simpang siur. Kesan gerak yang ditimbulkan keselarasan (harmoni) dan ketidakselarasan (kontras) itu yang disebut dengan Irama Kesatuan (unity) Bentuk suatu benda akan nampak utuh kalau bagian yang satu menunjang yang lain secara selaras. Bentuknya akan tampak terbelah, apabila masing-masing bagian muncul sendiri-sendiri, atau tidak kompak satu sama lain. Dalam suatu komposisi, kekompakan antara benda atau unsur yang satu harus mendukung benda atau unsur yang lainnya. Kalau tidak, komposisi itu akan terasa kacau Keseimbangan Keseimbangan merupakan kesan yang muncul dari perasaan sipengamat terhadap hasil penataan unsur-unsur desain, merasakan berat sebelah, berat ke bawah dan sebagainya. Kesan berat sebelah itu dapat timbul akibat penataan motif yang berlebihan pada sisi tertentu, atau penggunaan warna yang lebih gelap pada salah satu sisi. Perasaan manusia pada umumnya menyukai kesan sama berat. Oleh sebab itu keseimbangan dianggap sebagai perinsip desain yang sangat menentukan kualitas desain. Selain itu, Sembiring (2005:32) menambahkan prinsip-prinsip desain memiliki keutamaan. Keutamaan yang dimaksud adalah dengan menekankan ciri-ciri tertentu di dalam karya dan mensubboardinasikannya untuk mengundang perhatian pengamat kepada citra yang ditonjolkan pada karyanya. 2. Unsur - Unsur Seni Rupa Dalam penerapannya, seorang kaligrafer dituntut untuk mampu mengembangkan kreatifitas dalam desain termasuk ragam hiasnya. Maka, unsur-unsur desain harus diketahui agar mendapatkan karya desain yang baik. Menurut Purwosuwito ( desain.html) bahwa unsur-unsurdesain sebagai berikut : 2.1 Garis Garia dalah unsur dasar untuk membangun bentuk atau konstruksi desain. Sedangkan Bahari (2008:98-99) mengutarakan garis itu mempunyai dimensi ukuran dan arah tertentu. Ia bisa pendek, panjang, halus, tebal berombak, lurus melengkung, dan barangkali masih ada sifat yang lain. 2.2 Bentuk (Shape) Bentuk adalah segala hal yang memiliki diameter tinggi dan lebar Tekstur (Texture) Tekstur adalah tampilan permukaan (corak) dari suatu benda yang dapat dinilai dengan cara dilihat atau diraba.

4 2.4. Ruang (Space) Ruang merupakan jarak antara suatu bentuk dengan bentuk lainnya yang pada praktek desain dapat dijadikan unsur untuk memberi efek estetika desain 2.5 Ukuran (Size) Ukuran adalah unsur lain dalam desain yang mendefinisikan besar kecilnya suatu obyek. 2.6.Warna (Color) Warna merupakan unsur penting dalam obyek desain. Karena dengan warna orang bisa menampilkan identitas, menyampaikan pesan atau membedakan sifat dari bentuk-bentuk bentuk visual secara jelas. 3. Pengertian Kaligrafi Arab Kaligrafi berasal dari bahasa Yunani dengan kata Kalligraphia yang di uraikan atas dua suku kata Kallios artinya indah, cantik kemudian Graphia artinya coretan atau tulisan. Jadi arti keseluruhan adalah suatu coretan atau tulisan indah. Dalam bahasa Arab, kaligrafi di sebut Khat (Situmorang,1993:67). Syekh Syamsudin Al-Akfani menjelaskan kaligrafi adalah ilmu yang memperkenalkan bentuk-bentuk huruf tunggal, penempatannya dan cara merangkainya menjadi tulisan dalam baris-baris, bagaimana cara menulisnya dan menentukan mana yang tidak perlu ditulis, mengubah ejaan yang perlu digubah dan bagaimana digubahnya (dalam Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam,1994:1). Israr, (1985:135). Seorang yang ahli dalam kaligrafi disebut kaligrafer dan dia adalah seniman. Muhammad Thahir Ibn Abd Al-Qadir Al-Kurdi (dalam Khoiri. 1999:50-51) karyanya Tarikh Al-Khath Al-Arabi Wa Ada Bihi pernah mengumpulkan sekitar tujuh macam pengertian kaligrafi atau khat dan kemudian menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kaligrafi adalah suatu kepandaian untuk mengatur gerakan ujungujung jari dengan memanfaatkan pena dalam tata cara tertentu. Yang dimaksud dengan pena disini adalah pusat gerakan ujung-ujung jari sementara tata cara tertentu merujuk pada semua jenis kaidah-kaidah penulisan. Yuwono, (2005 : 67) mengungkapkan kaligrafi adalah tulisan yang indah yang teraplikasikan dalam media tulisan, lukisan, maupun pola-pola 2 atau 3 dimensi. Dan Wikipedia Bahasa Indonesia ( menjelaskan kaligrafi adalah seni menulis indah dengan pena sebagai hiasan. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Sirajuddin (2007: vi) pada buku Koleksi Karya Master Kaligrafi Islam bahwa kaligrafi adalah unsur ornamen terpenting bagi seniman Muslim karena banyak di gunakan untuk mengolah ayat-ayat Al-Qur an yang menjadi

5 pegangan utama hidupnya. Sedangkan Khoiri (1999:51) mengatakan bahwa kaligrafi Arab adalah tulisan indah yang berasal dan berkembang di wilayah Arab. Yudoseputro. (1986:115). Watak khas seni khat ialah bahwa kehadirannya merupakan gubahan kata-kata dari aksara dalam desain tertentu. Demikian dalam kaligrafi Arab, katakata disusun menjadi kalimat yang bersumber pada ayat-ayat dari Al-Qur an atau Hadits. Sedangkan Suhendro (2010:4) menjelaskan bahwa kaligrafi Arab adalah suatu tulisan indah dalam aksara Arab yang memiliki kaidah dalam penulisannya. Meskipun bermacam-macam pengertian yang dikemukakan oleh para ahli, namun pada dasarnya tujuan ungkapan tersebut mengarah kepada arti tulisan yang indah. Dapat juga dikatakan suatu tulisan yang dirangkai dengan nilai estetika yang bersumber pada pikiran atau ide dan diwujudkan melalui benda materi (alat tulis atau kalam) yang diikat oleh aturan dan tata cara tertentu. Jadi seni kaligrafi Arab itu adalah tulisan indah huruf Arab dengan mengikuti metodemetode tertentu. Sirojuddin (2007:1-495), menguraikan jenis-jenis kaligrafi Arab menjadi 7 bagian yakni Khat Naskhi, Khat Tsulus, Khat Diwani, Khat Diwani Jali, Khat Farisi, Khat Kufi dan Khat Riq ah. 1. Khat Naskhi Jenis khat Naskhi ini sangat lentur dengan banyak putaran dan hanya memilki sedikit sudut yang tajam seperti sudut Kufi. Sekarang huruf-huruf Naskhi menyebar di aneka penerbitan untuk mencetak buku, koran dan majalah bahkan meluas menjadi huruf-huruf komputer. Menurut Israr (1985:83). Khat Naskhi adalah tulisan yang jelas dan mudah dibaca. Gambar 2.1 Jenis Khat Naskhi bertuliskan Basmallah (Sumber : Sirojuddin, 2007:36) 2. Khat Tsulus Dalam perkembangannya khusus di Indonesia, kaligrafi Tsulus lebih populer digunakan sebagai tulisan utama dalam pendekorasian kaligrafi Arab pada bangunan Masjid, Musholla dan sebagainya. Selain itu jenis tersebut memiliki karakter menimpa pada huruf tunggal maupun persambungan keseimbangan agar terlihat harmoni. antara satu dengan lainnya. Hal demikian disesuaikan Gambar.2.2 Jenis kaligrafi Sulus dengan tulisan Basmallah karya Kouchi Honda dari Tokyo 1946 (Sumber Sirajuddin, 2007 : 134)

6 3. Khat Diwani Khat Diwani adalah salah satu gaya khat yang diciptakan oleh masyarakat Turki Usmani. Diwani berasal dari bahasa Arab yakni diwanun yang berarti kantor. Maka dikatakan khat Diwani sebab nisbah kepada kantor-kantor pemerintah tulisan tersebut digunakan dan dari dewan-dewan pemerintahan itulah kaligrafi ini menyebar keseluruh kalangan masyarakat. Dalam karakternya, tertumpu penulisannya pada garis semu bagian bawah kemudian terlihat pelenturan tebal tipis sebuah garis yang kecenderungan bentuknya berputar-putar. Gambar.2.3. Jenis Khat Diwani Basmallah karya Hasyim Muhammad Al-Baghdadi (Sumber : Sijoruddin, 2007 : 199) 4. Khat Diwani Jali Khat Diwani Jali merupakan kemiripan bentuknya dengan kaligrafi Diwani, bedanya pada Diwani Jali ini memiliki karakter pada penyematan tanda syakal yang memenuhi ruang tulisan dengan titik-titik segi empat (seperti titik-titik pada sulus). Diwani Jali lebih cenderung dibuat dengan karakter bentuk-bentuk benda seperti bentuk kapal, buah-buahan dan sebagainya. Gambar.2.4 Jenis Khat Diwani Jali Basmallah Karya Mustafa Majid Ayral (Sumber: Sirojuddin, 2007 : 259 ) 5. Khat Farisi Khat Farisi ini disebut juga Khat Mutaraqis (menari-nari) sebab membutuhkan tarian tangan dalam pengolahan huruf-hurufnya. Karakter kaligrafi Farisi ini memiliki suatu gaya tersendiri dimana tulisan ini agak condong kearah ke kanan, huruf-hurufnya sering memiliki lebar yang tidak sama, sehingga waktu penulisannya memerlukan suatu keahlian tersendiri dari si penulisnya (Situmorang, 1993: 86). Gambar.2.5 Jenis Khat Farisi Basmallah karya Usman Taha, Syria. (Sumber : Sirojuddin.2007:332) 6. Khat Kufi Khat Kufi merupakan kaligrafi Arab tertua dan sumber seluruh kaligrafi Arab. Pada karakter tulisannya berbentuk siku-siku. Dinamakan kaligrafi Kufi berasal dari kota Kufah kemudian menyebar seluruh Jazirah Arabia. Masyarakat Arab berusaha mengolah dan mempercantik gaya Kufi dengan menyisipkan unsur-unsur ornamen seperti motif tumbuhtumbuhan dan motif geometris sehingga lahirlah beragam corak Kufi yang baru.

7 Gambar.2.6. Jenis Khat Kufi Basmallah karya Muhammad Abdul Kadir Abdullah, 1946 (Sumber : Sirojuddin, 2007: Khat Riq ah Khat Riq ah adalah salah satu gaya khat yang diciptakan oleh masyarakat Turki Usmani dengan spesifikasi pada huruf-hurufnya yang pendek dan bisa ditulis lebih cepat dari jenis kaligrafi yang lainnya. Pada karakternya huruf-hurufnya kaku, tegak lurus, menukik, vertikal, miring dan beberapa bagiannya cekung. Huruf-huruf ini mengambil lokasi selalu di atas garis semu, maka bagian-bagian huruf ini saling bermiripan. Gambar.2.7. Jenis Khat Riq ah Basmallah karya Walid Al- A zami (Sumber : Sirojuddin, 2007: 506) Menurut Ibnu Muqlah (dalam Khoiri, 1999 : ) ada lima kriteria penulisan kaligrafi arab yang benar yaitu : 1. Tawfiyah (tepat), yaitu setiap huruf harus mendapatkan usapan sesuai dengan bagiannya, dari lengkungan kejuran, dan bengkokkan. 2. Itmam (tuntas),yaitu setiap huruf harus diberi ukuran yang utuh, dari panjang pendek dan tipis-tebal. 3. Ikmal (sempurna), yaitu setiap usapan garis harus sesuai dengan kecantikan bentuk yang wajar dalam gaya tegak, terlentang, memutar dan melengkung. 4. Isyba (padat), yaitu setiap usapan garis harus mendapat sentuhan pas dari mata pena, sehingga terbentuk suatu keserasian. 5. Irsal (lancar), yaitu menggoreskan kalam secara cepat tepat, tidak tersandung atau tertahan-tahan sehingga menyusahkan atau mogok ditengah tengah membuat getaran tangan yang merusak tulisan yang sedang ditorehkan. 4. Karya-Karya Kaligrafi Arab pada Musabaqoh Khottil Quran Dalam buku panduan umum MTQ N ke-32 Tingkat Provinsi Sumatera Utara (Panitia. 2010:70) ada 3 golongan yang diperlombakan dalam MKQ yakni Naskah atau tulisan buku, Hiasan Mushaf dan Dekorasi :

8 4.1. Naskah atau Tulisan Buku Karya ini dibuat di atas kertas karton berukuran 60 x 80 cm. Ayat Al-Quran yang dituliskan hanya ditekankan pada kaidah Khat Naskhi baku dan tidak ada unsur ragam hiasnya. Biasanya pola ragam hias sedikit diberikan, namun tidak termasuk pada penilaian. Dalam pelaksanaannya, Tulisan buku dilakukan 2 jenis karya dalam satu pelaksanaan. Karya wajib yakni tulisan naskhi, sedangkan karya pilihan yakni membuat kombinasi ke 7 jenis khat dalam satu karya. Gambar.2.8. Karya Naskah atau Tulisan Buku 4.2 Hiasan Mushaf Khusus untuk golongan Hiasan Mushaf, gaya hiasan atau iluminasi dan ornamen harus menggambarkan halaman pertama mushaf Al-Qur an seperti tercontoh pada surat Al- Fatihah dan halaman awal surat Al-Baqarah. Karya tersebut dibuat di atas kertas karton berwarna putih berukuran 60 x 80 cm. Pada proses penulisannya, baris-baris teks ayat harus ditulis mendatar (tidak oval, melingkar, kerucut atau kubus). Kemudian digoreskan secara langsung tanpa bantuan alat cetak atau mal/patron huruf dalam bentuk dan jenis apapun. Namun cetakan tersebut berlaku digunakan hanya pada desain hiasan atau ornamennya. Peserta diperbolehkan menggunkan bahan cat berbasis air/akrilik kecuali berbahan dasar cat minyak. Penggunaan warna minimal 3 warna yang disesuaikan dengan keserasian unit karya. A B Gambar.2.9. Contoh karya Hiasan Mushaf

9 4.3.Dekorasi Untuk golongan dekorasi, ayat-ayat Al-Qur an dipadukan dalam media yang berornamen seperti dekorasi interior/eksterior masjid dan bangunan-bangunan yang bernuansa Islam. Karya tersebut dibuat di atas bahan triplek berukuran 80 x 120 cm. Jenis khat pilihan yakni ke- 7 jenis kaligrafi Arab yang dipadukan dengan pola ragam hiasnya. Pada proses penulisannya, digoreskan secara langsung tanpa bantuan alat cetak atau mal/patron huruf dalam bentuk dan jenis apapun. Namun cetakan tersebut berlaku digunakan hanya pada desain hiasan atau ornamennya. Peserta diperbolehkan menggunkan bahan cat berbasis air/akrilik kecuali berbahan dasar cat minyak. Penggunaan warna minimal 3 warna yang disesuaikan dengan keserasian unit karya. Gambar 2.10 Contoh gambar karya Dekorasi 5. Bahan dan Alat Kaligrafi Arab pada MKQ Bahan dan alat adalah sesuatu hal yang dapat mendukung terwujudnya sebuah karya seni. Benda-benda tersebut memberikan kemudahan kepada seniman tak terkecuali kaligrafer dalam MKQ untuk penyelesaian karya. Bahan dan Alat dalam Berkarya Kaligrafi Arab pada MKQ No Bahan dan Alat A. Bahan 1 Kertas Karton berukuran 60 x 80 cm sebagai media karya Triplek dengan ketebalan 6 mili berukuran 80 x120 cm sebagai 2 media karya Cat emultion plakat merek Mowilex sebagai bahan dasar 3 pewarnaan. 4 Sari Warna 5 Air secukupnnya sebagai pengencer cat 6 Cat semprot sebagai pembentuk cetakan 7 Kapur Tulis 8 Kertas HVS

10 9 Tinta cina 10 Benang wol sebagai penyerap tinta 11 Lakban B Alat 1 Kuas berbagai bentuk dan ukuran 2 Pena kaligrafi/handam terbuat dari batang pakis 3 Pensil dan pensil warna 4 Penggaris teknik 5 Jangka 6 Cutter atau pisau 7 Penghapus 8 Tabung tinta 9 Kain sebagai alas bahan kotor 10 Kain sarung sebagai alas kertas untuk menulis 11 Penjepit kertas 12 Ember kecil sebagai wadah air pencuci kuas 13 Tool boox atau kotak perkakas cat 6. Proses Pemotongan Ujung Kalam ( Pena Kaligrafi Arab) Gambar Cara pemotongan alat tulis kaligrafi (sumber, Sirojuddin 1985:175) Menurut Sirojuddin (1985: ) gambar diatas di ulas sekedar saja prinsip global cara merautkan ujung qalam, tanpa merinci seluruh macam bentuk potongan untuk seluruh jenis kaligrafi. Singkatan sebagai berikut: 1. Ambillah dahan kayu atau bambu menurut ukuran ibnu muqlah : panjang 16 sampai 12 lebar jari, sebesar antara jari telunjuk dan kelingking atau pulpen yang mata penanya belum di potong.

11 2. Ratakan dahulu ujung kayu atau bamboo tersebut agar mudah membentuk potongan selanjutnya. Kemudian rautlah dari bagian yang akan jadi perutnya (gambar 2) alhasil dari samping akan tampak seperti pada gambar (3a) dan dari depan seperti pada gambar (3b). 3. Ujung kalam yang sudah diraut tersebut dipotong lagi dalam bentuk mencong ke kanan ( 45 derjat atau terserah kepada masing masing penulis merangkai kalamnya), lihat gambar(4a/4b). 4. Agar tinta lebih banyak tersimpan dan supaya alirannya teratur, belahlah gigi kalam, persis seperti ujung kalam yang biasa kita gunakan. Akan lebih baik lagi jika dibuatkan sedikit lubang pada muara aliran tinta tersebut, lihat gambar (5). 5. Mata pena bias langsung dipotong mencong seperti pada gambar (6). agar lebih halus dan ringan di goreskan, asahlah ujung potongan diatas potongan beling,tegel atau batu yang halus. 6. Harus diperhatikan bahwa pada dasarnya potongan ujung kalam tidak tajam atau tipis seperti mata pisau,melainkan dibikin tumpul menutut ukuran yang dianggap pantas (lihat gambar 7). Jadi kesimpulannya ialah setiap pena kalagrafi (kalam) harus memiliki karakter yang berbeda-beda dari satu dengan yang lainnya agar bisa dipenuhi untuk karakter huruf yang mau ditulis dan mata pena ada yang ujung pena yang diruncingkan, petak yang dimiringkan. Kerangka Konseptual Dalam kegiatan MKQ tingkat kabupaten Asahan, ada 3 golongan yang diperlombakan yaitu Naskah atau Tulisan Buku, Hiasan Mushaf dan Dekorasi. Jadi, penulis lebih spesifik meneliti pada golongan Dekorasi. Adapun golongan tersebut dipilih karena hasil implementasinya menerapkan semua komponen baik hiasan maupun tulisan yang dipadukan menjadi kesatuan karya utuh dalam norma keislaman yang berlaku. Sehingga karya tersebut lebih mudah dikaitkan dalam aspek desain dan kaidah kaligrafi Arab pada MKQ. Dalam penerapannya, para peserta mengacu pada firman Allah Swt (Al-Qur an) dan Hadits-Hadits Nabi bahwa setiap manusia diharamkan untuk menggambarkan sesuatu yang bersifat bernyawa dengan beralasan mengimbangi kekuasaan Allah SWT serta takutnya apa yang digambarkan akan disembah selain Allah SWT. Maksud di sini menggambarkan makhluk yang berjalan seperti hewan dan manusia dalam karya kaligrafi Arab tersebut. Mengenai pelarangan menggambar terdapat dalam Hadits Nabi disebutkan

12 Artinya : Manusia paling besar siksanya di hari kiamat adalah para pembuat gambar (mushawwirun). (Albaba Alibasa Sirojuddin,1992 : 46). Dalam Hadits lain Nabi Saw bersabda : Artinya : Sesungguhnya malaikat tidak masuk rumah yang di dalamnya terdapat anjing atau gambar. (Albaba Ali-Basa Sirojuddin,1992 : 46-47). Sedangkan pembolehan penggambaran juga terdapat dalam Hadis lain disebutkan Artinya : Hei Syaibah, pupus semua gambar, kecuali yang berada di bawah telapak tanganku (Gambar Nabi Isa Ibnu Maryam Dan Ibundanya). Al-Baba, Alibasa Sirojuddin,1992 : 47). Menurut penulis sendiri sebenarnya menggambar dibolehkan apabila tidak menyebabkan kelalaian beribadah terhadap Allah Swt sedangkan dilarang apabila kita lalai ibadah meninggalkannya kemudian terhadap gambar baik yang kita buat maupun orang lain dalam luar kaidah keislaman. Lukis-lukisan indah lahir melalui keragaman gaya dan pesona visualnya. Lagi pula, para seniman kaligrafi leluasa bergerak, karena tidak menemukan hambatan psikis yang mengacu pada kata Haram atau Pamali, seperti yang dikenakan pada karya-karya seniman patung, tari dan nyanyian yang oleh nabi pernah dicap Malahi karena mudah terpesona obyek syirik dan hura-hura, Nabi mengatakan Tulisan bagus akan membuat kebenaran tampak nyata karena keunggulan. Tetapi, inilah kata-katanya yang memanjakan para seniman kaligrafi: Barang siapa meraut pena untuk menulis ilmu, maka Allah akan memberinya pohon di syurga yang lebih baik dari pada dunia berikut seluruh isinya. Dan, Barang siapa menulis Bissmillahir Rahman Rahim dengan khat yang indah, ia berhak masuk syurga tanpa hisab, ( Al-Baba, Alihbasa, Sirojuddin 1992 : xiv).

13 PETA KONSEP PENELITIAN Membaca teknik pelaksanaan penelitian Observasi dengan meninjau perjalanan MKQ Dokumentasi menggunakan kamera digital membuat Vidio. Mengumpulkan data dan memilih sampel yang akan diteliti pada golongan Dekorasi Menyerahkan format penilaian yang sudah ada yaitu desain dan kaidah oleh tim penilai Kesimpulan dari hasil penilaian dalam penelitian tersebut A. Metodologi Penelitian Peta Konsep penelitian terhadap MKQ Sumber ( Suhariadi, 2012 ) Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Pulo Bandring Kabupaten Asahan Propinsi Sumatra Utara sebagai tuan rumah pelaksanaan Musabaqoh Tilawatil Qur an (MTQ) ke 43 tingkat Kabupaten Asahan. Waktu penelitian telah berlangsung selama 4 bulan yakni pada bulan Maret, April, Mei dan Juni Populasi penelitian ini adalah seluruh karya kaligrafi Arab golongan Dekorasi berjumlah 25 karya terdiri dari 14 Putra dan 11 Putri Tk. Kabupaten Asahan Tahun observasi. Cara pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan dokumentasi,

14 B. Data dan Pembahasan Data yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah data deskriptif kualitatif yang merupakan gambaran dari hasil penelitian yang ada di lapangan. Kemudian dideskripsikan untuk memperoleh hasil penelitian. Berdasarkan hasil pengamatan pada pelaksanaan MKQ, peserta memiliki karakter yang berbeda-beda baik teknik maupun gagasan berkarya kaligrafi Arab gol Dekorasi. Peserta tersebut berbagai latar belakang profesi diantaranya : pelajar atau mahasiswa, guru, karyawan, wiraswasta dll. Dengan peserta yang terdiri 14 Putra dan 11 Putri dengan total 25 orang. Idealnya setiap kecamatan mengutus peserta masing-masing 1 Putra dan 1 Putri hingga mencapai 50 orang. Namun pada pelaksanaanya hanya sebagian kecamatan yang mengutus lengkap putra dan putri. Panitia memberikan waktu bagi peserta dalam pengerjaannya selama 7 jam termasuk istirahat. Tempat MKQ berlangsung di ruangan kelas SD setempat. Jadi, total karya yang dapat di analisis berjumlah 25 karya MKQ golongan Dekorasi. Unsur penilaian yang digunakan didasarkan pada prinsip-prinsip desain menurut Atisah Sipahelut mengenai Prinsip-Prinsip Desain yang terdiri Kesederhanaan, Keselarasan, Irama, Kesatuan dan Keseimbangan. Menurut Ibnu Muqlah ada lima kriteria penulisan kaligrafi arab yang benar yaitu :Tawfiyah (tepat),itmam (tuntas), Ikmal (sempurna),.isyba (padat),irsal (lancar), 1. karya Munawaroh, Utusan Kec. Tanjung Balai. (Sumber foto Suhariadi,2012.) Pada hasil karya yang tercipta oleh Saudara Munawaroh utusan Kec. Tanjung Balai, terungkap bahwa desain dan kaidah memiliki kelemahan dan kelebihan tersendiri. Bila dilakukan analisis karya tersebut, terdapat kelemahan pada aspek desain yakni Kesederhanaan yang memiliki nilai 82 dengan predikat Baik. Hal tersebut pada dasarnya memiliki kesederhanaan pola ragam hias yang cukup baik, namun sangat disayangkan kesederhanaan tersebut buyar akibat tatanan warna yang tidak beraturan atau berseberangan antara pola satu dengan lainnya. Kemudian kelebihan desainnya terlihat pada Keseimbangan yang memiliki nilai 88 dengan predikat Baik. Terlihat keseimbangan bentuk hiasan dan ruang tulisan saling berkaitan sehingga terkesan seimbang. Sementara dari aspek kaidahnya, kelemahan terlihat pada Itman yakni ketuntasan huruf yang memiliki nilai 77 dengan predikat Cukup Baik. Pada dasarnya memiliki ketuntasan huruf yang utuh, namun masih kurang pada ukuran tebal dan tipis yang sesuai dengan kaidah yang baku. Kemudian pada Isyba yakni kepadatan pada goresan kuas yang memiliki nilai 77 dengan predikat Cukup Baik. Hal ini sama dengan ketuntasan, hanya pada kepadatan kaligrafinya masih belum sesuai dengan goresan kuas. Selanjutnya kelebihan kaidah terdapat pada Tawfiyah yakni ketepatan huruf yang sesuai dengan bagiannya memiliki nilai 79 dengan predikat Cukup Baik. Karya tersebut memperlihatkan ketepatan

15 setiap jenis kaligrafi. Bahkan karya tersebut memiliki ke- 7 jenis yang tampak karakternya masing-masing. Jadi, kesimpulan dari karya tersebut yakni sudah memiliki cukup baik dalam kekuatan desain dan kaidahnya, namun harus diperhatikan pengolahan warna dengan pola ragam hias agar menjadi karya yang lebih baik lagi. Dari aspek desain memiliki nilai rata-rata 86 dengan predikat Baik. Sedangkan dari aspek kaidah memiliki nilai rata-rata 78 dengan predikat Cukup Baik. 2. Karya Darwan Kec. Pulo Bandring (Sumber foto Suhariadi,2012.) Pada hasil karya yang tercipta oleh Saudara Darwan utusan Kec. Pulo Bandring, terungkap bahwa desain dan kaidah memiliki kelemahan dan kelebihan tersendiri. Dari aspek desain memiliki nilai rata-rata 73 dengan predikat Cukup Baik. Sedangkan dari aspek kaidah memiliki nilai rata-rata 70 dengan predikat Cukup Baik. Bila dilakukan analisis hasil dalam ternyata bahwa kelemahan pada karya ini terdapat pada aspek desain kesederhanaan bahwasannya karya cukup menarik alangkah indahnya ketika desain itu dipadukan dengan pertimbanganpertimbangan dengan desain yang lainnya agar dapat gambaran yang enak dilihat kasat mata. dengan nilai 69 dengan predikat kurang baik. Kemudian kelebihan desainnya terlihat pada keseimbangan yang memiliki nilai 77 dengan predikat cukup Baik. keseimbangan didalam karya ini terdapat sebuah toko wayang dari pulau jawa yaitu berupa tokoh semar ditengahtengah objek yang lainnya dan alangkah keindahannya haruslah disesuaikan dengan keislaman agar lebih di junjung tinggi derajat Islam dan didalam tulisan harus semaksimal mungkin bisa dibaca. Sementara dari aspek kaidahnya, kelemahan terlihat pada Tawfiyah,Itmam, Ikmal dan Isyba memiliki nilai 70 dengan predikat Cukup Baik. Selanjutnya kelebihan kaidah terdapat pada irsal yakni memiliki nilai 71 dengan predikat Cukup Baik dalam hal ini masih kurang dalam penulisan huruf tidak beraturan mengikuti kaidah yang baku dalam kaligrafi Arab. Jadi, kesimpulan dari karya tersebut masih unggul aspek desain dengan nilai rata-rata 73 berpredikat Cukup Baik. Sedangkan aspek kaidahnya bernilai rata-rata 70 berpredikat Cukup Baik. 3. Karya Dermawan Sipahutar, Utusan Kec.BP. Mandoge (Sumber foto Suhariadi,2012.) Pada hasil yang tercipta dari utusan kec. BP Mandoge oleh saudari Dermawan Sipahutar mengungkapkan bahwa dari aspek Desain memiliki rata-rata 82. Pada kategori Baik dan dari aspek kaidah dengan nilai rata-rata 74. Pada kategori Cukup Baik. Bila dilakukan analisis karya tersebut, terdapat kelemahan pada aspek desain yakni Kesatuan yang memiliki nilai 80 dengan predikat Baik. Pada karya ini kekurangannya terlihat

16 pada masih adanya ruang yang kosong. Kemudian kelebihan desainnya terlihat pada Keselarasan yang memiliki nilai 83 dengan predikat Baik. Pada karya ini ragam hiasnya selaras dengan pola hiasnya. Sementara dari aspek kaidahnya, kelemahan terlihat pada Isyba yakni memiliki nilai 73 dengan predikat Cukup Baik. Pada karya ini ukuran media dan ruang tulisan belum stabil pada kaligrafinya karena penulisannya terlalu kecil dan hanya menggunakan satu jenis khat. Selanjutnya kelebihan kaidah terdapat pada Tawfiyah yakni memiliki nilai 75 dengan predikat Cukup Baik. Pada karya ini ketepatan penulisan tampak pada keseluruhan ayat yang sudah di tulis dengan lengkap. Jadi, kesimpulan dari karya tersebut masih unggul desainnya bernilai rata-rata 82 dengan predikat Baik. Sedangkan pada kaidah bernilai rata-rata 74 dengan predikat cukup baik. 4. karya Al - Azlansyah,Utusan Kec. Rahuning. (Sumber foto Suhariadi,2012.) Pada hasil karya yang tercipta oleh Saudara Al-Azlansyah utusan Kec.Rahuning, terungkap bahwa desain dan kaidah memiliki kelemahan dan kelebihan tersendiri. Bila dilakukan analisis karya tersebut, terdapat kelemahan pada aspek desain yakni Kesederhanaan yang memiliki nilai 81 dengan predikat Baik.pada karya ini pola hias dan tulisan sudah memenuhi kesederhanaan namun didalam pewarnaan kurang dikarenakan terlalu gelap sehingga tidak muncul perbedaan antara gelap dan terang. Kemudian kelebihan desainnya terlihat pada Kesatuan yang memiliki nilai 86 dengan predikat Baik. Pada karya ini kelebihannya pada pola hiasan, tulisan dan ukuran media yang tampak menyatu. Sementara dari aspek kaidahnya, kelemahan terlihat pada Itmam yakni memiliki nilai 74 dengan predikat Cukup Baik. Pada karya ini ketidak tuntasan terlihat pada penulisan ayat yang belum selesai. Selanjutnya kelebihan kaidah terdapat pada Irsal yakni memiliki nilai 80 dengan predikat Baik. Pada karya ini kelancara penulisan tampak pada goresan yang tidak terputus dan memiliki ketegasan (kekuatan) goresan yang cukup baik. Jadi, kesimpulan dari karya tersebut masih unggul pada desain bernilai rata-rata 84 dengan predikat Baik, dari pada kaidahnya bernilai 77 dengan kategori Cukup Baik. C. Penemuan Berdasarkan analisis sebelunya maka yang dapat saya temukan di dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Masih banyak ditemukan karya peserta yang kurang memahami standarisasi MKQ golongan Dekorasi. Bahkan diantaranya ada yang membuat diluar standart tersebut.

17 2. Dari beberapa karya tercipta, desain kebanyakan berbentuk ku bah khusus pada format kaligrafi atau goresan arab dibagian khat Tsulus. 3. Warna yang digunakan sangat monoton tanpa ada perpaduan warna lainnya dan tersekesan apa adanya, kemudian jika ada warna pasti ditorehkan warna mentah. 4. Diantara karya yang tercipta ada juga yang menggunakan cat berbasis minyak didalam karya kemudian hasilnya lambat ketika proses dan ketinggalan dengan peserta lainnya. 5. Dibagian desain ada yeng berbentuk menara masjid yang diapit dengan kubah dan lebih dominan dengan khas keislaman. 6. Tidak banyak yang menerapkan jenis-jenis kaligrafi Arab dari keseluruhannya dan jika ada beberapa karya saja yang menerapkan. 7. Jumlah nilai rata-rata keseluruhan karya peserta terdiri dari 25 karya dan dari segi aspek desain dengan nilai 80 predikat Baik kemudian jika dari aspek kaidah dengan nilai 74 predikat Cukup Baik SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan temuan penelitian yang telah diuraikan terdahulu, maka dapatlah ditarik kesimpulan dan saran dalam penelitian ini sebagai berikut: Kesimpulan 1. Penelitian ini menggunakan metode deskripsi kualitatif. 2. Teknik Analisisnya mendeskripsikan bentuk gambaran obyek yang sejelasjelasnya. 3. Pengambilan populasinya menggunakan teknik total sampling. 4. Pada pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur an ke-43 Tingkat Kabupaten Asahan Tahun 2012 bahwa dicabang Musabaqah Khattil Qur an golongan Dekorasi, terdapat 25 karya yang dihasilkan. 5. Kemudian pesertanya terdiri 14 Putra dan 11 Putri dengan total 25 orang. Idealnya 25 kecamatan yang terdapat di Kabupaten Asahan mengutus peserta masingmasing 1 Putra dan 1 Putri hingga mencapai 50 orang. Namun pada pelaksanaanya hanya sebagian kecamatan yang mengutus lengkap putra dan putri. 6. Karya yang telah dihasilkan oleh peserta kemudian dinilai oleh Tim Penilai yang terdiri dari 3 Dosen Seni Rupa UNIMED dan 3 dari Dewan Juri MKQ Asahan. 7. Unsur penilaian yang digunakan didasarkan pada prinsip-prinsip desain menurut Atisah Sipahelut mengenai Prinsip-Prinsip Desain yang terdiri Kesederhanaan, Keselarasan, Irama, Kesatuan dan Keseimbangan. Sedangkan untuk Kaidah digunakan menurut Ibnu Muqlah ada lima kriteria penulisan kaligrafi yang benar yaitu : Tawfiyah (tepat), Itmam (tuntas), Ikmal (sempurna), Isyba (padat) dan Irsal (lancar). 8. Para kaligrafer kurang memahami standarisasi Musabaqah Khattil Qur an golongan Dekorasi, bahkan diantara karya peserta ada yang membuat diluar dari standar tersebut. 9. Kesalahan pengetahuan, pemilihan dan penguasaan bahan, alat dan teknik tampak pada karya yang belum begitu maksimal. Tampak penggunaan bahan cat berbasis cat minyak yang substansialnya tidak diperkenankan karena memperlambat proses

18 kerja dan waktu. Desain masih banyak yang tidak mengikuti perkembangan Musabaqah Khattil Qur an. 10. Nilai rata-rata yang diperoleh peserta ditinjau dari Aspek Desain mendapatkan nilai 80 berpredikat Baik sedangkan Aspek Kaidah bernilai 74 berpredikat Cukup Baik. B. Saran 1. Kepada setiap kecamatan di Kabupaten Asahan agar lebih aktif mengikutsertakan kaligrafer setempat pada pelaksanaan Musabaqah Khattil Qur an ke tingkat selanjutnya. Keikutsertaan tersebut mempengaruhi potensi dasar bagi kaligrafer berupa pengalaman internal maupun eksternalnya dalam perkembangan kaligrafi Arab di kabupaten tersebut. 2. Kaligrafer Asahan harus mampu mengembangkan potensi dasar sehingga terciptanya standarisasi karya Musabaqah Khattil Qur an. Standarisasi tersebut berupa pengetahuan, pemilihan dan penguasaan bahan, alat serta teknik agar hasilnya maksimal baik segi karya maupun waktu. Maka, sudah dipastikan akan terwujud desain dan kaidah yang baik dalam perlombaan tersebut. 3. Kepada Pemkab. Asahan agar memperioritaskan pembinaan ksligrsfi Arab secara mendasar dan up to date bagi kaligrafernya di tingkat kelurahan atau desa. Maka harus ada kerja sama yang baik dari instansi terkait dalam mewujudkan pembinaan tersebut. 4. Dalam proses penciptaan disarankan diawali membuat sketsa bentuk agar terciptanya karya yang utuh sehingga perencanaan yang dilakukan bisa di aplikasikan pada saat pertandingan.. 5. Syakal dan tanda baca didalam kaidah Kaligrafi Arab disarankan lebih detail dan jelas, kemudian huruf setiap kalimat benar jangan salah tulis. 6. Kaligrafer Asahan disarankan giat selalu memperdalam goresan huruf dan detail agar tidak salah dan artinya yang mengandung ayat-ayat Al-Qur an di dalam goresan tersebut. DAFTAR PUSTAKA Akbar, Ali Kaidah Menulis Dan Karya - Karya Master Kaligrafi Islam. Jakarta : Pustaka Firdaus Al-Baba, Kamil, Alibasa, Sirojuddin Dinamika Kaligrafi Islam. Jakarta : Darul Ulum Press. Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : Rineka Cipta. Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam Ensiklopedi Islam 3. Ichtiar Baru Van Hoeve: Jakarta Israr, C Dari Teks Klasik Sampai Ke Kaligrafi Arab. Jakarta : Yayasan Mas Agung. LPTQN Prov. Sumatera Utara Buku Panduan Musabaqah Tilawatil Qur an XXXII Propinsi Sumatera. Panyabungan : Panitia Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal. Makin, H, Nurul Kapita Selekta Kaligrafi Islami. Jakarta : Panjjimas. Nawawi, Muhammad Analisis Penerapan Estetika Ragam Hias pada Kriya Keramik Mahasiswa Jurusan Seni Rupa FBS Unimed, Medan : dalam Jurnal Seni Rupa Unimed Vol.2 No.2. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Edisi Ketiga, 2007, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. R, Ilham, Khoiri, Al-Qur an dan Kaligrafi Arab Peran Kitab Suci Dalam Transformasi Budaya. Jakarta : Logos Wacana Ilmu.

19 Rosental, F. Abu Hayan al-tawhidi on Penmanship, Four Essays On Art And Literatur In Islam, (ed. R. Ettinghausen dan O. Kurz), Leiden: E. J. Brill, Vol. 2, h, ( terj.ali akbar dan D. Sirojuddin AR.). Sembiring, Dermawan Wawasan Seni. Medan : Jurusan Pendidikan Seni Rupa. FBS. Unimed. Sirojuddin, H. D Seni Kaligrafi Islam. Jakarta.: Pustaka Panjimas Koleksi Karya Master Kaligrafi Islam. Jakarta : Darul Ulum Press. Situmorang, O Seni Rupa Islam Pertumbuhan dan Perkembangannya. Bandung : Angkasa. Suhendro, Kaligrafi Arab Dan Ornamen Melayu Sumatera Uara Sebagai Dasar Penciptaan Karya Seni Kriya Kayu. Medan : Jurusan Seni Rupa FBS Unimed. Universitas Negeri Medan, Buku Pedoman Akademik. Medan : UNIMED Yudoseputro, Wiyoso, Pengantar Seni Rupa Islam Di Indonesia, Bandung : Angkasa. Yuwono, Elisabeth Christine. (2005), Pengaruh Gaya Kaligrafi Dalam Desain Logotype Jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni Dan Desain Universitas Kristen Petra. Surabaya : (dalam Jurnal Desain Komunikasi Visual Vol 7 no. 1) perkusi.html/. / ( desain.html

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu masyarakat dalam membina kader-kader Al-Qur'an serta

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu masyarakat dalam membina kader-kader Al-Qur'an serta A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bapqah Sika merupakan lembaga perpanjangan tangan LPTQ Sumatera Utara untuk membantu masyarakat dalam membina kader-kader Al-Qur'an serta memasyarakatkan Al-Qur'an.

Lebih terperinci

Term of Reference (ToR)

Term of Reference (ToR) Term of Reference (ToR) Lomba Kaligrafi NEARO A. Deskripsi Lomba Lomba Kaligrafi terdiri dari 2 jenis lomba, yaitu Kaligrafi Murni, Kaligrafi Lukis. Adapun perincian masing-masing adalah sebagai berikut:.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sangsekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS A. Implementasi Teoritis Istilah kata celeng berasal dari sebagian masyarakat Jawa berarti babi liar. Jika dilihat dari namanya saja, sudah nampak bahwa

Lebih terperinci

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 NIRMANA DUA DIMENSI Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 PENGERTIAN NIRMANA Berasal dari dua akar kata, yakni nir yang artinya

Lebih terperinci

3.1. MATERI 1 - GAMBAR DAUN

3.1. MATERI 1 - GAMBAR DAUN BAB 3: TANAMAN POHON Dalam proses belajar menggambar, umumnya dapat dimulai dengan belajar menggambar alam benda yang ada di sekitar kita dan yang paling dekat dan sering di temui adalah tanaman pohon,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Tujuan kami menulis makalah ini ialah untuk menginformasikan lebih dalam mengenai karya seni rupa dua dimensi.

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Tujuan kami menulis makalah ini ialah untuk menginformasikan lebih dalam mengenai karya seni rupa dua dimensi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latar belakang kami menulis makalah ini ialah untuk menjelaskan karya seni rupa dua dimensi secara lebih rinci. Penjelasan karya seni rupa dua dimensi akan meliputi

Lebih terperinci

BAB IV PERBANDINGAN PERSAMAAN DAN PERBEDAAN GAYA KALIGRAFI

BAB IV PERBANDINGAN PERSAMAAN DAN PERBEDAAN GAYA KALIGRAFI BAB IV PERBANDINGAN PERSAMAAN DAN PERBEDAAN GAYA KALIGRAFI A. Persamaan Gaya Corak Kaligrafi di Masjid Al- Akbar Surabaya dengan Masjid Syaichuna Kholil Bangkalan Masjid merupakan tempat ibadah umat muslim

Lebih terperinci

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1 Unsur dasar senirupa Pertemuan ke 1 Titik Titik adalah unsur seni rupa dua dimensi yang paling dasar. Titik dapat dikembangkan menjadi garis dan bidang. Titik merupakan unsur penting dalam seni rupa. Sebagai

Lebih terperinci

TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR

TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR 1. MEJA GAMBAR Meja gambar yang baik mempunyai bidang permukaan yang rata tidak melengkung. Meja tersebut dibuat dari kayu yang tidak terlalu keras

Lebih terperinci

PANDUAN Musabaqah Tilawatil Qur an Mahasiswa (MTQ-M) UNIVERSITAS TADULAKO 2014

PANDUAN Musabaqah Tilawatil Qur an Mahasiswa (MTQ-M) UNIVERSITAS TADULAKO 2014 PANDUAN Musabaqah Tilawatil Qur an Mahasiswa (MTQ-M) UNIVERSITAS TADULAKO 2014 1. KETENTUAN UMUM A. Tema Menuju Tadulako Qur ani Berprestasi B. Waktu Dan Tempat MTQ Mahasiswa tingkat Universitas Tadulako

Lebih terperinci

PERANCANGAN BUKU KALIGRAFI ARAB PADA ANAK-ANAK

PERANCANGAN BUKU KALIGRAFI ARAB PADA ANAK-ANAK BAB II PERANCANGAN BUKU KALIGRAFI ARAB PADA ANAK-ANAK 2.1 Media Informasi Media informasi sangat diperlukan dalam kehidupan. Karena melalui media informasi, manusia dapat menggali berbagai informasi sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kaligrafi ialah suatu corak atau bentuk seni menulis secara indah

BAB I PENDAHULUAN. Kaligrafi ialah suatu corak atau bentuk seni menulis secara indah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Kaligrafi ialah suatu corak atau bentuk seni menulis secara indah (Situmorang, 1993:67). Secara harfiah, kata kaligrafi berasal dari kata kalligraphia, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Pada dasarnya fungsi bahasa sebagai alat komunikasi dan pada umumnya ada tiga elemen dalam berkomunikasi yaitu pembicara, pendengar dan sebuah

Lebih terperinci

BAB 1 : PERSIAPAN MENGGAMBAR

BAB 1 : PERSIAPAN MENGGAMBAR BAB 1 : PERSIAPAN MENGGAMBAR 1.1 ALAT DASAR MENGGAMBAR Alat dasar dalam menggambar adalah pensil gambar, selanjutnya ada beberapa alat gambar lainnya seperti pensil warna, tinta, kuas, spidol, crayon,

Lebih terperinci

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014 Desain Kerajinan Unsur unsur Desain Unsur desain merupakan bagian-bagian dari desain yang disusun untuk membentuk desain secara keseluruhan. Dalam sebuah karya desain masing-masing unsur tidak dapat dilepaskan

Lebih terperinci

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI Disusun Oleh : Nama : Kelas : X Mipa 6 Pelajaran : Seni Budaya SMA TAHUN AJARAN 2016/2017 Seni Rupa Seni rupa adalah salah satu cabang seni yang membentuk sebuah karya

Lebih terperinci

ESTETIKA BENTUK Pengertian. Estetika adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang

ESTETIKA BENTUK Pengertian. Estetika adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang ESTETIKA BENTUK Pengertian Estetika adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang Rasa keindahan itu akan muncul apabila terjalin perpaduan yang serasi dari elemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Ide dalam proses penciptaan karya seni dapat diperoleh dari hasil pengalaman pribadi maupun pengamatan lingkungan. Kemudian, melalui proses

Lebih terperinci

b. Karya seni rupa tiga dimensi atau trimatra, contoh; patung, monumen, mebel. rumah, pesawat, sepatu, sandal, tas, dll.

b. Karya seni rupa tiga dimensi atau trimatra, contoh; patung, monumen, mebel. rumah, pesawat, sepatu, sandal, tas, dll. SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI 1. PEMBAGIAN BERDASARKAN DIMENSI Pengertian dimensi adalah ukuran yang meliputi panjang, lebar, dan tinggi. Karya seni rupa yang hanya memiliki panjang dan lebar disebut

Lebih terperinci

Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN. terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran.

Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN. terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran. Proses Sumber Persiapan gagasan Sketsa Pengalaman Ide atau Gagasan Karya Pewarnaan Konsultasi BAB I I I Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN Media Teknik massa Pencetakan A. Implementasi Teoritik

Lebih terperinci

B. Kontemplasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013, hlm. 728) kontemplasi

B. Kontemplasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013, hlm. 728) kontemplasi 36 BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN A. Uraian Menurut Humardani (dalam Kartika, 2004, hlm. 3) mengemukakan bahwa memahami kesenian itu berarti menemukan sesuatu gagasan atau pembatasan yang berlaku

Lebih terperinci

JENIS-JENIS KALIGRAFI, MOTIF MOTIF ORNMEN, ORNAMEN MELAYU, ORNMEN ARAB, (LAMPIRAN) DENA LOKASI, PETA, GAMBAR MASJID,

JENIS-JENIS KALIGRAFI, MOTIF MOTIF ORNMEN, ORNAMEN MELAYU, ORNMEN ARAB, (LAMPIRAN) DENA LOKASI, PETA, GAMBAR MASJID, JENIS-JENIS KALIGRAFI, MOTIF MOTIF ORNMEN, ORNAMEN MELAYU, ORNMEN ARAB, (LAMPIRAN) DENA LOKASI, PETA, GAMBAR MASJID, PRASASTI, KALIGRAFI MASJID, ORNAMEN MASJID, DAN ANGKET Jenis-jenis Kaligrafi 2.2 Jenis

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 1 Prambanan Klaten : Seni Budaya (Seni Rupa) : VIII E dan VIII F /Satu : Menggambar Model

Lebih terperinci

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI MEDIA

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI MEDIA BAB IV TAHAPAN PRODUKSI MEDIA A. Tahap Produksi Media Pada tahap produksi media promosi ini penulis melakukan beberapa tahapan mulai dari sebelum produksi hingga proses produksi media. Adapun ltahapan

Lebih terperinci

Pengertian Seni Rupa. Prinsip - prinsip Seni

Pengertian Seni Rupa. Prinsip - prinsip Seni Pengertian Seni Rupa Secara sederhana, seni rupa adalah ungkapan ide atau perasaan yang estetis dan bermakna dari pembuatnya yang diwujudkan melalui media rupa yang bisa ditangka dan dirasakan dengan rabaan.

Lebih terperinci

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). Akan tetapi, pada dasarnya unsur kreativitas dan pengalaman

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas. 68 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya, hal itu diawali dengan adanya dorongan perasaan untuk menciptakan sesuatu yang baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kewajiban umat Islam untuk melaksanakan shalat, rukun kedua dari agama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kewajiban umat Islam untuk melaksanakan shalat, rukun kedua dari agama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kewajiban umat Islam untuk melaksanakan shalat, rukun kedua dari agama Islam, memberikan pengaruh yang kuat terhadap masjid sebagai bentuk arsitektur Islam yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Riset Ide Kemunafikan merupakan salah satu fenomena dalam masyarakat, oleh karena itu riset idenya merupakan forming dari beberapa kasus yang terjadi di masyarakat berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau pondok pesantren pada prinsipnya dalam rangka menanamkan dasar-dasar keimanan dan ketaqwaan

Lebih terperinci

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR Jolanda Srisusana Atmadjaja Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian karya arsitektur dapat dilakukan melalui

Lebih terperinci

Medium, Bahan, dan Teknik Berkarya Seni Rupa 2 Dimensi

Medium, Bahan, dan Teknik Berkarya Seni Rupa 2 Dimensi Medium, Bahan, dan Teknik Berkarya Seni Rupa 2 Dimensi Anggota Kelompok : 1. 2. 3. 4. Alifiannisa A.W. (03) Nurul Khairiyah (23) Ulinnuha Mastuti H. (32) Yunita Dwi A. (33) X MIA 5 SMA Negeri 1 Mejayan

Lebih terperinci

Kp. Cibogo 02/07 desa Bobojong Kecamatan Mande Cianjur Tlp: /

Kp. Cibogo 02/07 desa Bobojong Kecamatan Mande Cianjur Tlp: / NO : 002 /K9A-P/V/2016 Cianjur, 23 Mei 2016 LAMPIRAN : 1 SET PROPOSAL PERIHAL KREASI : PENAWARAN JASA PEMBUATAN DEKORASI KALIGRAFI MASJID 9 ART Kp. Cibogo 02/07 desa Bobojong Kecamatan Mande Cianjur 43292

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA A. Implementasi Teoritis Penulis menyadari bahwa topeng merupakan sebuah bagian peninggalan prasejarah yang sekarang masih mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ekspresi atau ide pada bidang dua dimensi.

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ekspresi atau ide pada bidang dua dimensi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni lukis adalah karya seni rupa dua dimensional yang menampilkan citra visual melalui unsur titik, garis, bidang, tekstur, dan warna. Sebagai karya seni murni,

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Kucing adalah hewan yang memiliki karakter yang unik dan menarik. Tingkah laku kucing yang ekspresif, dinamis, lincah, dan luwes menjadi daya

Lebih terperinci

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA Nama : Muhammad Bagus Zulmi Kelas : X 4 MIA No : 23 SENI RUPA Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan

Lebih terperinci

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis A. Pemilihan Ide Pengkaryaan BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Lingkungan Pribadi Ide Lingkungan Sekitar Kontemplasi Stimulasi Sketsa Karya Proses Berkarya Apresiasi karya Karya Seni Bagan 3.1 Proses

Lebih terperinci

PERANCANGAN PRODUK CINDERAMATA DARI KAYU BERMOTIF KALIGRAFI ARAB DAN ORNAMEN MELAYU SUMATERA ABSTRAK PENDAHULUAN

PERANCANGAN PRODUK CINDERAMATA DARI KAYU BERMOTIF KALIGRAFI ARAB DAN ORNAMEN MELAYU SUMATERA ABSTRAK PENDAHULUAN PERANCANGAN PRODUK CINDERAMATA DARI KAYU BERMOTIF KALIGRAFI ARAB DAN ORNAMEN MELAYU SUMATERA Mesra Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Kaligrafi Arab berpotensi untuk dijadikan hiasan

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN 28 BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN A. Pemilihan Ide Pengkaryaan Bagan 3.1. Proses berkarya penulis 29 Seni adalah manifestasi atau perwujudan keindahan manusia yang diungkapkan melalui penciptaan

Lebih terperinci

Elemen Elemen Desain Grafis

Elemen Elemen Desain Grafis Elemen Elemen Desain Grafis Desain grafis sebagai seni dekat dengan apa yang kita sebut sebagai keindahan (estetika). Keindahan sebagai kebutuhan setiap orang, mengandung nilai nilai subyektivisme. Oleh

Lebih terperinci

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya PENERAPAN DESAIN DALAM RANGKAIAN BUNGA SEBAGAI PELENGKAP DEKORASI RUANG Arita Puspitorini PKK Abstrak, Bunga sejak dulu hingga kini memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, karena bunga dirangkai

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1. Strategi Perancangan Perancangan tipografi dengan mengadaptasi khat kufi dalam seni kaligrafi ini mencakup beberapa tahapan sehingga terciptanya suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Gagasan atau ide merupakan hal yang harus dimiliki seorang pencipta karya seni dalam proses penciptaan karya seni. Subjektifitas dari seorang

Lebih terperinci

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN 85 BAB IV TEKNIS PERANCANGAN 4.1 Teknis Perancangan Dalam prosesnya mandala dibuat dengan pola lingkaran sempurna, kemudain menentukan titik pusat dari lingkaran tersebut. Untuk mengisi bagianbagian mandala,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan proses yang sangat menentukan untuk perkembangan individu dan perkembangan masyarakat. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... v. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xiv. A. Latar Belakang Masalah...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... v. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xiv. A. Latar Belakang Masalah... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv BAB I. PENDAHULUAN1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...

Lebih terperinci

ARTIKEL PENCIPTAAN DESAIN DEKSTOP WALLPAPER BERNUANSA ISLAMI DENGAN MOTIF ORNAMEN MELAYU SUMATERA UTARA DAN KALIGRAFI ARAB

ARTIKEL PENCIPTAAN DESAIN DEKSTOP WALLPAPER BERNUANSA ISLAMI DENGAN MOTIF ORNAMEN MELAYU SUMATERA UTARA DAN KALIGRAFI ARAB ARTIKEL PENCIPTAAN DESAIN DEKSTOP WALLPAPER BERNUANSA ISLAMI DENGAN MOTIF ORNAMEN MELAYU SUMATERA UTARA DAN KALIGRAFI ARAB Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh

Lebih terperinci

MENGGAMBAR GARIS. Yesi Marlina 87678/2007

MENGGAMBAR GARIS. Yesi Marlina 87678/2007 MENGGAMBAR GARIS A. Memilih Peralatan dan Perlengkapan Gambar 1) Meja Gambar Meja gambar yang baik mempunyai bidang permukaan yang rata tidak melengkung. Meja tersebut terbuat dari kayu yang tidak terlalu

Lebih terperinci

BAB I GEBYAR BRAWIJAYA QUR ANI

BAB I GEBYAR BRAWIJAYA QUR ANI BAB I GEBYAR BRAWIJAYA QUR ANI 1.1. DESKRIPSI GEBYAR BRAWIJAYA QUR ANI adalah salah satu proker tahunan yang dimiliki oleh UKM Seni Religi Universitas Brawijaya, dalam kegiatan tersebut berisi beberapa

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN 1. Tematik A. Implementasi Teoritis Kehidupan dunia anak-anak yang diangkat oleh penulis ke dalam karya Tugas Akhir seni lukis ini merupakan suatu ketertarikaan penulis terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi. warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab.

BAB I PENDAHULUAN. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi. warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang Undang N0. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Tema kekerasan terhadap anak (child abuse) akan diwujudkan dalam suatu bentuk karya seni rupa. Perwujudan tema tersebut didukung dengan adanya

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN BUKU PEDOMAN MUSABAQAH TILAWATIL QUR AN MAHASISWA (MTQM) TARAKAN, 04 MEI 2017 UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN KEMENTERIAN RISTEK DAN DIKTI 2017 I. PENDAHULUAN A. LatarBelakang Pendidikan nasional berfungsi

Lebih terperinci

Panduan Lomba MTQ UNDIP

Panduan Lomba MTQ UNDIP Panduan Lomba MTQ UNDIP 1. Kriteria Peserta: - Tercatat sebagai mahasiswa UNDIP (bukti=ktm) - Batasan usia 17-25 tahun - Satu peserta boleh mengikuti cabang lomba lebih dari satu (maks. 2). - Nama pendaftar

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Mata Kuliah : Khat Imla Kode Mata Kuliah : AR102 SKS : 2 Dosen : Dr. Nurzaman Drs. Tatang Program Studi : Bahasa Arab Prasyarat : - Waktu Perkuliahan : Semester I PROGRAM

Lebih terperinci

MENGGAMBAR 1 HAND OUT DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG. DEDDY AWARD W. LAKSANA, M.Pd

MENGGAMBAR 1 HAND OUT DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG. DEDDY AWARD W. LAKSANA, M.Pd MENGGAMBAR 1 HAND OUT DEDDY AWARD W. LAKSANA, M.Pd DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG Macam Bentuk Gambar Bentuk bentuk adalah suatu proses pernyataan kembali hasil pengamatan

Lebih terperinci

Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip dasar Seni Rupa

Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip dasar Seni Rupa Kegiatan Belajar 1 Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip dasar Seni Rupa Seorang seniman atau desainer (perancang) mengolah unsur-unsur seni rupa sesuai dengan keahlian dan kepekaan yang dimilikinya dalam mewujudkan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 1 Prambanan Klaten : Seni Budaya (Seni Rupa) : VIII G dan VIII H /Satu : Menggambar Model

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis dari hasil payung geulis Tasikmalaya, penulis memperoleh kesimpulan mengenai proses pembuatan serta analisis

Lebih terperinci

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris pada bahan tekstil banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia. Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dapat dilakukan dengan cara membatik, menenun,

Lebih terperinci

Apa itu Rupa dasar?desain dasar?

Apa itu Rupa dasar?desain dasar? Rupadasar 2D Apa itu Rupa dasar?desain dasar? Ilmu yang mempelajari Nirmana Ilmu yang mengajarkan unsur elemen yang ada pada sebuah karya seni/desain. Ilmu yang mengorganisasi unsur atau elemen agar menjadi

Lebih terperinci

Komposisi dalam Fotografi

Komposisi dalam Fotografi Tujuan: mengorganisasikan berbagai komponen foto yang saling berlainan, menjadi sedemikian rupa sehingga gambar tersebut menjadi suatu kesatuan yang saling mengisi, serta mendukung satu sama lainnya; dengan

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN A.

BAB III KONSEP PERANCANGAN A. BAB III KONSEP PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Perancangan Motif teratai sebagai hiasan tepi kain lurik Sumber Ide teratai Identifikasi Masalah 1. Perancangan motif teratai sebagai hiasan tepi pada

Lebih terperinci

gambar, lukisan, tabel, atau foto yang dimanfaatkan untuk memberikan penjelasan atas suatu media komunikasi visual

gambar, lukisan, tabel, atau foto yang dimanfaatkan untuk memberikan penjelasan atas suatu media komunikasi visual IllustrAsi gambar, lukisan, tabel, atau foto yang dimanfaatkan untuk memberikan penjelasan atas suatu media komunikasi visual sarana pendukung cerita dan sebagai pengisi ruang kosong FUNGSI 1. Menarik

Lebih terperinci

SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA

SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA 1 Jelaskan apa yang dimaksud dengan aktivitas fisik dan mental dalam menggambar! 2 Sebutkan dan jelaskan dua komposisi dalam menggambar! 3 Sebutkan contoh

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Keadaan Geografis Kota Palangka Raya. Palangkaraya adalah sebuah kota sekaligus merupakan ibu kota

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Keadaan Geografis Kota Palangka Raya. Palangkaraya adalah sebuah kota sekaligus merupakan ibu kota BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Keadaan Geografis Kota Palangka Raya Palangkaraya adalah sebuah kota sekaligus merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

PANITIA DIES MAULIDIYAH XXVIII IKATAN QORI' QORI'AH MAHASISWA (IQMA) UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

PANITIA DIES MAULIDIYAH XXVIII IKATAN QORI' QORI'AH MAHASISWA (IQMA) UIN SUNAN AMPEL SURABAYA IV. MUSABAQAH KHATTIR RIQ AH SE-JAWA A. Pendaftaran 1. Tanggal : 02 Maret 2017 09 Mei 2017 2. Waktu : 08.00 16.00 WIB 3. Tempat : a. Stand pendaftaran Dies Maulidiyah XXVIII IQMA UIN Sunan Ampel Surabaya.

Lebih terperinci

BAB III Elemen-Elemen Desain Grafis

BAB III Elemen-Elemen Desain Grafis BAB III Elemen-Elemen Desain Grafis A. Garis / Line Garis atau line adalah suatu goresan, batas limit dari suatu benda, massa, ruang, warna, dan sebagainya. Dari pengertian diatas, garis dapat digolongkan

Lebih terperinci

BAB IV KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMLAYA

BAB IV KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMLAYA BAB IV KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMLAYA IV. Kajian Estetika Feldman Kajian motif bunga mawar pada kelom geulis Sheny menggunakan teori Estetika Feldman, untuk mengkaji objek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh situasi politik di wilayah kerajaan-kerajaan yang didatangi (I G.N. Anom,

BAB I PENDAHULUAN. oleh situasi politik di wilayah kerajaan-kerajaan yang didatangi (I G.N. Anom, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kedatangan agama Islam ke Indonesia merupakan suatu proses yang panjang dalam sejarah Indonesia. Namun diyakini bahwa salah satu unsur penting dalam proses kedatangan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PEMBENTUKAN

BAB III PROSES PEMBENTUKAN BAB III PROSES PEMBENTUKAN Lahirnya karya seni rupa melalui proses penciptaan selalu terkait dengan masalah teknis, bahan, dan alat yang digunakan serta tahapan pembentukannya. Selain kemampuan dan pengalaman,

Lebih terperinci

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Seni Budaya X (Wajib) b. Semester : Ganjil c. Kompetensi Dasar :

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Seni Budaya X (Wajib) b. Semester : Ganjil c. Kompetensi Dasar : 1 pasangan KD, 1 UKB, 1 RPP UNIT KEGIATAN BELAJAR (UKB sb 1.1.02) Arti kode UKB 1.1.02: UKB ini ada di semester 1 urutan KD ke 2 1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Seni Budaya X (Wajib) b. Semester

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni merupakan suatu bentuk ekspresi yang dicurahkan dari dalam diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni merupakan suatu bentuk ekspresi yang dicurahkan dari dalam diri 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni merupakan suatu bentuk ekspresi yang dicurahkan dari dalam diri manusia yang disampaikan dalam berbagai macam bentuk seni, dengan tujuan untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Kuda adalah hewan yang sangat berguna dalam keseharian sebagian besar manusia, baik itu tenaga, daging bahkan susunya, sejak dahulu memang kuda sudah diandalkan

Lebih terperinci

BAB III Membuat Sketsa

BAB III Membuat Sketsa BAB III Membuat Sketsa Pada dasarnya sketsa merupakan sebuah gambar sederhana dengan sentuhan goresan pensil namun tetap memperlihatkan nilai estetika pada objek yang digambar. Permasalahannya menggambar

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Pada perancangan buku cerita anak ini memiliki konsep yang Beragam yaitu adanya bermacam jenis bentuk, pola, warna, teks mencakup cara penggambaran karakter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Pulau Sumatera yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Pulau Sumatera yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Pulau Sumatera yang memiliki beberapa kabupaten dengan berbagai macam suku. Salah satu suku yang terdapat di Sumatera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Menara Kudus terletak di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sekitar 40 km dari Kota Semarang. Oleh penduduk kota Kudus dan sekitarnya,

Lebih terperinci

BAB IV. KONSEP RANCANGAN

BAB IV. KONSEP RANCANGAN BAB IV. KONSEP RANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN / KOMUNITAS Dalam tataran lingkungan, produk rancangan yang dibuat dengan memanfaatkan limbah kayu palet secara maksimal. Palet kayu biasa digunakan sebagai

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL TRYOUT UJIAN SEKOLAH. Hari/Tanggal : Waktu :

LEMBARAN SOAL TRYOUT UJIAN SEKOLAH. Hari/Tanggal : Waktu : J A Y A R A Y A PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 78 JAKARTA Jalan Bhakti IV/1 Komp. Pajak Kemanggisan Telp. 5327115/5482914 Jakarta Barat LEMBARAN SOAL TRYOUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan, karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan, karena pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan, karena pendidikan merupakan wadah untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Proses

Lebih terperinci

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan seni merupakan bagian dari Sistem Pendidikan Nasional yang tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Salah satu pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang. Sebutan ibu mungkin

BAB I PENDAHULUAN. Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang. Sebutan ibu mungkin 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang. Sebutan ibu mungkin terdengar biasa di telinga, sebutan yang sepintas telah biasa didengar di berbagai tempat

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Produk sejenis yang berkaitan dengan dompet kulit yang ingin penulis buat yaitu dompet kulit produksi Guten Inc. Dompet Guten Inc dibuat khusus untuk pria dengan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Ide Perancangan Desain Setiap keluarga memiliki kebiasaan yang berbeda, kebiasaan-kebiasaan ini secara tidak langsung menjadi acuan dalam memilih furnitur yang ada di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan mengolah benda-benda dan kekayaan alam lingkungan sekitar kita menjadi suatu benda yang mempunyai

Lebih terperinci

PANDUAN MUSABAQAH TILAWATIL QUR AN MAHASISWA (MTQM) SELEKSI TINGKAT UNIVERSITAS JEMBER 2016

PANDUAN MUSABAQAH TILAWATIL QUR AN MAHASISWA (MTQM) SELEKSI TINGKAT UNIVERSITAS JEMBER 2016 PANDUAN MUSABAQAH TILAWATIL QUR AN MAHASISWA (MTQM) SELEKSI TINGKAT UNIVERSITAS JEMBER 2016 I. KETENTUAN UMUM 1. WAKTU DAN TEMPAT Musabaqah Tilawatil Qur an Mahasiswa Universitas Jember akan diadakan di

Lebih terperinci

SILABUS KHAT WA IMLA AR102

SILABUS KHAT WA IMLA AR102 SILABUS KHAT WA IMLA AR102 Dr. H. Nurzaman, MA Drs. Tatang Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia 2008 36 SILABUS 1. Identitas Mata Kuliah Mata

Lebih terperinci

IV. KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN 1. Lingkungan Hidup a. Limbah Limbah merupakan buangan atau sisa yang dihasilkan dari suatu proses atau kegiatan dari industry maupun domestik ( rumah tangga

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KARYA. Karya Tugas Akhir ini penulis mengambil judul Posisi Duduk. Crossed Leg Sebagai Motif Batik Kontemporer.

BAB IV TINJAUAN KARYA. Karya Tugas Akhir ini penulis mengambil judul Posisi Duduk. Crossed Leg Sebagai Motif Batik Kontemporer. BAB IV TINJAUAN KARYA A. Tinjauan Umum Karya Tugas Akhir ini penulis mengambil judul Posisi Duduk Crossed Leg Sebagai Motif Batik Kontemporer. Pada pengerjaan karya Tugas Akhir ini penulis mengalami beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa pulau, daerah di Indonesia tersebar dari sabang sampai merauke.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa pulau, daerah di Indonesia tersebar dari sabang sampai merauke. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan berbagai macam sumber daya alam serta keberagaman suku dan budaya. Sebagai negara dengan beberapa pulau, daerah

Lebih terperinci

Menggambar Teknik. Peralatan Menggambar Teknik, Media Kertas, Huruf, dan Tugas Membuat Model Gambar (Maket Desain Produk) Mahdi Abdullah, ST.

Menggambar Teknik. Peralatan Menggambar Teknik, Media Kertas, Huruf, dan Tugas Membuat Model Gambar (Maket Desain Produk) Mahdi Abdullah, ST. Menggambar Teknik Modul ke: Peralatan Menggambar Teknik, Media Kertas, Huruf, dan Tugas Membuat Model Gambar (Maket Desain Produk) Fakultas FDSK Mahdi Abdullah, ST., MSn Program Studi Desain Produk http://www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN 53 BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide atau Gagasan Beberapa faktor dapat mempengaruhi sebagian karya dari ide yang dihasilkan seorang seniman, faktor tersebut bisa datang dari dalam maupun luar yang menjadikan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Dalam pemilihan material yang akan digunakan untuk membuat sebuah rak, perlu memperhatikan juga unsur kelestarian bagi lingkungan. Penggunaan kayu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Berawal dari ketertarikan penulis terhadap para pemain dari film animasi Legend Of The Guardian yang tidak lain adalah burung hantu. Meskipun film ini berjenis

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis 1. Tema Karya yang di Angkat Penulis mengangkat bentuk visualisasi gaya renang indah ke dalam karya seni grafis karena berenang merupakan salah satu bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rahmat Hidayat, 2015 Origami Maya Hirai Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Rahmat Hidayat, 2015 Origami Maya Hirai Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni pada dasarnya adalah suatu bahasa komunikasi yang disampaikan melalui suatu media. Seniman sebagai sumber komunikasi, sedangkan karya seni sebagai media

Lebih terperinci

A. Implementasi Teoritik

A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Lebah Madu adalah serangga kaya manfaat, dalam klasifikasi dunia binatang, lebah dimasukan dalam Ordo Hymenoptera yang artinya sayap bening.

Lebih terperinci