ANALISIS INDEKS HARGA KONSUMEN TERHADAP INDEKS HARGA SANDANG DAN PANGAN KOTA MEDAN TUGAS AKHIR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS INDEKS HARGA KONSUMEN TERHADAP INDEKS HARGA SANDANG DAN PANGAN KOTA MEDAN TUGAS AKHIR"

Transkripsi

1 1 ANALISIS INDEKS HARGA KONSUMEN TERHADAP INDEKS HARGA SANDANG DAN PANGAN KOTA MEDAN TUGAS AKHIR JOHANNES HASIBUAN NIM: PROGRAM STUDI DIII STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 009

2 ANALISIS INDEKS HARGA KONSUMEN TERHADAP INDEKS HARGA SANDANG DAN PANGAN KOTA MEDAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya JOHANNES HASIBUAN NIM: PROGRAM STUDI DIII STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 009

3 3 PERSETUJUAN Judul : ANALISIS INDEKS HARGA KONSUMEN TERHADAP INDEKS HARGA SANDANG DAN PANGAN KOTA MEDAN Kategori : TUGAS AKHIR Nama : JOHANNES HASIBUAN Nomor Induk Mahasiswa : Program Studi : D3 STATISTIKA Departemen Fakultas : MATEMATIKA : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Diluluskan di Medan, Juni 009 Diketahui/Disetujui oleh Departemen Matematika FMIPA USU Ketua, Pembimbing Dr. Saib Suwilo, M.Sc. Drs. Pengarapen Bangun, M.Si. NIP NIP

4 4 PERNYATAAN ANALISIS INDEKS HARGA KONSUMEN TERHADAP INDEKS HARGA SANDANG DAN PANGAN KOTA MEDAN TUGAS AKHIR Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri,kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya. Medan, Mei 009 JOHANNES HASIBUAN

5 5 PENGHARGAAN Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dalam waktu yang telah ditetapkan. Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk melengkapi persyaratan dalam memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Diploma-III Jurusan Statistika FMIPA USU. Sehubungan dengan penulisan tugas akhir ini, penulis memilih judul Analisis Regresi Berganda Terhadap Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Inflasi. Penulis banyak menerima saran dan bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung selama menyelesaikan tugas akhir ini. Untuk itu pada kesempatan ini,penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Drs. Pengarapen Bangun,M.Si selaku dosen pembimbing yang sangat membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini.. Bapak Prof.Dr.Eddy Marlianto, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam USU. 3. Bapak Dr.Saib Suwilo,M.Sc, ketua Departemen dan Jurusan Matematika FMIPA USU. 4. Bapak dan Ibu Dosen pengajar program D-III Statistika. 5. Seluruh staf dan pegawai FMIPA USU. 6. Bapak ketua BPS Provinsi Sumatera Utara yang telah mengijinkan penulis melakukan riset data untuk penyusunan tugas akhir ini. 7. Orangtua tercinta yang selalu memberikan dukungan dan semangat, semoga Tuhan memberkati. 8. Buat teman senasib seperjuangan Firdaus, Chanro,Sony,Agus,Patar. Buat semua teman-temanku Stat C 06,serta semua yang tidak disebutkan namanya terima kasih atas dukungan dan kerjasamanya selama ini. 9. Buat teman-teman di kos Patriman,Patetron,Kumuluz.

6 6 Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna,disamping pengetahuan dan pengalaman penulis yang terbatas. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak yang membacanya. Demikianlah kiranya tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya,khususnya bagi mahasiswa/i statistika di FMIPA USU. Medan, Mei 009 Penulis, JOHANNES HASIBUAN

7 7 DAFTAR ISI Halaman Persetujuan Pernyataan Penghargaan Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar i ii iii v vii viii BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1. Identifikasi Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Metodologi Penelitian Tinjauan Pustaka Sistematika Penulisan 6 BAB : LANDASAN TEORI.1 Konsep Dasar Analisis Regresi 8. Persamaan Regresi 9..1 Persamaan Regresi Linier Sederhana 10.. Persamaan Regresi Linier Berganda 11.3 Uji Regresi Linier Ganda 16.4 Koefisien Determinasi 17.5 Koefisien Korelasi 18.6 Uji Koefisien Regresi Ganda 1 BAB 3 : SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik Masa Pemerintahan Hindia Belanda Masa Pemerintahan Jepang Masa Pemerintahan RI Masa Orde Baru-Sekarang 5 3. Visi dan Misi Kedudukan dan Fungsi BPS Tata Kerja BPS Tugas BPS Struktur Organisasi BPS 31

8 8 BAB 4 : ANALISIS DATA 4.1 Pengolahan Data Persamaan Regresi Linier Berganda Uji Regresi Linier Berganda Mencari Koefisien Determinasi Mencari Koefisien Korelasi Perhitungan Korelasi Antara Variabel Y dengan X i Perhitungan Korelasi Antara Variabel Bebas Pengujian Koefisien Regresi Berganda 45 BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 Pengertian Implementasi Sistem Peranan Komputer Dalam Statistika Cara Kerja SPSS Mengoperasikan SPSS Mengaktifkan Program SPSS pada Windows Pemasukan Data Menyimpan Data Analisis Regresi dengan SPSS Analisis Korelasi dengan SPSS 58 BAB 6 : PENUTUP 6.1 Kesimpulan Saran 6 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

9 9 DAFTAR TABEL Halaman Tabel.1 Data Hasil Pengamatan dari n Responden (X 1,X,,X k,y) 1 Tabel 4.1 Data Indeks Harga Konsumen, Indeks Harga Sandang, dan Indeks Harga Pangan 35. Tabel 4. Nilai-nilai yang dibutuhkan untuk menghitung koefisien-koefisien 36 Tabel 4.3 Harga Penyimpangan Ŷ 39 Tabel 4.4 Harga-harga yang diperlukan untuk uji regresi linier ganda 41

10 10 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 3.1 Bagan Struktur BPS 33 Gambar 5.1 Tampilan saat membuka SPSS pada windows 5 Gambar 5. Tampilan pada pengisian variabel view 55 Gambar 5.3 Tampilan pada data view 56 Gambar 5.4 Tampilan saat membuka persamaan regresi 57 Gambar 5.5 Tampilan pada kotak dialog regresi 58 Gambar 5.6 Tampilan analisis korelasi 59 Gambar 5.7 Tampilan pada kotak dialog korelasi 60

11 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam era globalisasi ini samgat diperlukan adanya dukungan dan koordinasi dari berbagai pihak untuk mewujudkan adanya pembangunan yang terpadu dan berkesinambungan. Diantaranya adalah pembangunan dalam bidang ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat secara baik dan dapat diterimanya secara adil dan merata. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya dukungan data-data yang baik sesuai dengan bidang dan sektornya, salah satu sektor ekonomi yang dianggap penting adalah Indeks Harga Konsumen, karena dapat memberikan gambaran tentang laju inflasi/deflasi di suatu daerah. Pengertian Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah angka indeks yang mengambarkan perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat secara umum pada suatu periode waktu tertentu dengan periode waktu yang telah ditetapkan. Periode waktu yang telah ditetapkan sebagai dasar perhitungan atau pembanding ditentukan sama dengan 100.

12 1 Adapun kegunaan angka indeks adalah pertama, untuk mengetahui perkembangan harga sehingga stabilitas harga dapat diamati terutama harga kebutuhan pokok masyarakat. Kedua, untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi. Ketiga, untuk kebijaksanaan pemerintah dalam menentukan gaji pegawai negeri maupun upah buruh bagi para pegawai perusahaan swasta. keempat, bagi dunia perbankan dapat diggunakan sebagai pedoman menentukan kebijakan interest rate para nasabah Mengingat pentingnya angka Indeks Harga Konsumen, penulis ingin menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Indeks Harga Konsumen yaitu indeks yang merupakan kebutuhan pokok dari manusia indeks harga sandang, yaitu indeks yang mengambarkan perubahan barang pakai dalam hal ini pakaian dan indeks harga pangan dalam hal ini indeks yang mengambarkan perubahan harga sembilan bahan pokok ini yang menjadi dasar penulis mengambil judul Analisis Indeks Harga Konsumen terhadap Indeks Harga Sandang dan Pangan 1. Perumusan Masalah Yang menjadi perumusan permaslahan disini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Indeks Harga Konsumen dengan analisis regresi berganda dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor-faktor tersebut. Adapun faktor yang akan dibahas adalah Indeks Harga Sandang dan Pangan.

13 Batasan Masalah Agar permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini tidak menyimpang penulis hanya memuat dua faktor yang mempengaruhi Indeks Harga Konsumen, dan penulis membatasi wilayahnya yaitu pada ruang lingkup kota Medan 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang dilakukan ini adalah : Untuk mengetahui bagaimana faktor Indeks Harga Sandang dan Pangan mempengaruhi Indeks Harga konsumen dengan analisis regresi berganda dan mengetahui besarnya derajat hubungan antara satu faktor dengan faktor lain dengan analisis korelasi 1.5 Metodologi Penelitian Metodologi ini ditujukan untuk mengetahui metode dalam pengumpulan data yang sifatnya mengambarkan atau merenungkan : Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

14 14 1. Library Research (penelitian kepustakaan) yaitu penelitian yang dilakukan penulis dengan mempelajari buku-buku yang memuat teori-teori yang erat kaitannya dengan judul Tugas Akhir yang dipilih dari buku-buku teks, internet maupun catatan-catatan kuliah penulis. Field Research (penelitian lapangan) yaitu penelitian yang dilakukan penulis dengan dating langsung ke objek lapangan yaitu Badan Pusat Statistik 3. Metode Pengolahan data a. Menentukan apa saja yang menjadi variabel bebas (X) dan variabel terikat(y) b. Mencari persamaan regresi antara variabel X dan Y dengan menggunakan rumus yang telah diperoleh dari buku literature. c. Uji regresi linier berganda untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas X secara bersama-sama terhadap variabel tak bebas. d. Uji koefisien regresi berganda dilakukan untuk mengetahui tingkat nyata koefisien-koefisien regresi yang di dapat. 1.6 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Kantor Badan Pusat Statistik Sumatera Utara yang beralamat di Jln.Asrama No 179 Medan tepatnya di perpustakaan BPS Medan pada bulan januari Tinjauan Pustaka

15 15 Prinsip dasar permodelan regresi majemuk tidak berbeda dengan regresi sederhana. Hanya saja pada regresi sederhana digunakan satu variabel terikat, maka pada regresi majemuk digunakan lebih dari satu variabel terikat. Dengan semakin banyaknya variabel bebas berarti semakin tinggi pula kemampuan regresi yang dibuat untuk menerangkan variabel terikat, atau peran faktor-faktor lain di luar variabel bebas yang digunakan, yang dicerminkan oleh error semakin kecil.studi yang menyangkut masalah ini dikenal dengan analisis regresi berganda. Dengan : i = 1,,3,.,n = nilai regresi koefisien regresi = variabel bebas Kemudian akan dilihat bagaimana tingkat hubungan antara satu atau beberapa variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam regresi sederhana jika koefisien determinasi tersebut diakarkan maka akan di dapat koefisien korelasi (r) yang merupakan ukuran hubungan linier antar dua variabel (X dan Y). Untuk regresi majemuk dapat dihitung beberapa koefisien korelasi, yaitu korelasi antara Y dengan

16 16 Rumus korelasi antara Y dengan adalah : 1.8 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan diuraikan untuk memberikan kerangka atau gambaran dari Tugas Akhir ini, yaitu sebagai berikut BAB 1 : PENDAHULUAN Pada bab ini berisi tentang latar belakang permasalahan,perumusan masalah, batasan masalah tujuan dan manfaat penelitian,tinjauan pustaka serta sistematika penulisan. BAB : LANDASAN TEORI Pada bab ini berisi tentang konsep dasar analisis regresi, persamaan regresi, analisis korelasi dan uji koefisien regresi berganda. BAB 3 : SEJARAH SINGKAT BPS SUMATERA UTARA Pada bab ini berisi tentang sejarah instansi tempat penulis mengadakan penelitian dan pengumpulan data. Isinya berupa sejarah BPS, tugas fungsi landasan hukum dan operasional BPS serta susunan organisasi. BAB 4 : ANALISA DATA

17 17 Pada bab ini berisi tentang cara penggunaan rumus dan metode yang telah ditentukan dengan tinjauan pustaka. BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM Pada bab ini berisi tentang cara mengolah dan menganalisis data dengan program SPSS. BAB 6 : PENUTUP Berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil analisis data.

18 18 BAB LANDASAN TEORI.1 Konsep Dasar Analisis Regresi Perubahan nilai suatu variabel dapat disebabkan karena adanya perubahan pada variabelvariabel lain yang mempengaruhinya. Misalnya pada seorang karyawan terhadap perubahan tingkat produktivitas karena adanya perubahan upah yang diterimanya. Dalam artian bahwa karyawan tersebut semakin produktif sebagai akibat adanya tambahan upah yang diterimanya. Dalam hal ini berarti bahwa perubahan produktivitas disebabkan oleh adanya perubahan upah. Dalam fenomena alam banyak sekali kejadian yang saling berkaitan sehingga perubahan pada variabel lain berakibat pada perubahan variabel yang lainnya. Teknik yang digunakan untuk menganalisis hal-hal semacam ini disebut dengan analisis regresi.

19 19 Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan (prediction). Dengan demikian, analisis regresi sering disebut sebagai analisis prediksi. Karena merupakan prediksi, maka nilai prediksi tidak selalu tepat dengan nilai riilnya,semakin kecil tingkat penyimpangan antara nilai prediksi dengan nilai riilnya, maka semakin tepat persamaan regresi yang kita bentuk. Sehingga dapat didefinisikan bahwa : analisa regresi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan kemungkinan bentuk hubungan antara variabel-variabel, dengan tujuan pokok dalam penggunaan metode ini adalah untuk meramalkan atau memperkirakan nilai dari suatu variabel lain yang diketahui.. Persamaan Regresi Persamaan Regresi (regression equation) adalah suatu persamaan matematis yang mendefinisikan hubungan antara dua variabel. Persamaan regresi yang digunakan untuk membuat taksiran mengenai variabel dependen disebut persamaan regresi estimasi, yaitu suatu formula matematis yang menunjukkan hubungan keterkaitan antara satu atau beberapa variabel yang nilainya sudah diketahui dengan satu variabel lain yang nilainya belum diketahui.

20 0 Sifat hubungan antarvariabel dalam persamaan regresi merupakan hubungan sebab akibat (causal relationship). Oleh karena itu, sebelum menggunakan persamaan regresi dalam menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel, maka perlu diyakini terlebih dahulu bahwa secara teoritis atau perkiraan sebelumnya, dua atau lebih variabel tersebut memiliki hubungan sebab akibat. Variabel yang nilainya akan mempengaruhi nilai variabel lain disebut dengan variabel bebas (independent variabel),sedangkan variabel yang nilainya dipengaruhi oleh nilai variabel lain disebut variabel tergantung (dependent variabel) Persamaan Regresi Linier Sederhana Regresi linier sederhana yaitu suatu prosedur untuk mendapatkan hubungan matematis dalam bentuk persamaan antara variabel bebas tunggal dengan variabel tak bebas tunggal. Regresi linier sederhana hanya memiliki satu peubah bebas X yang dihubungkan dengan satu peubah tak bebas Y. : Bentuk umum dari persamaan regresi linier untuk populasi adalah sebagai berikut µ y,x = β 0 + β 1 X Dengan β 0 dan β 1 merupakan parameter-parameter yang ada dalam regresi itu.

21 1 Jika β 0, β 1 ditaksir oleh b0 dan b1,maka bentuk regresi linier sederhana untuk sampel adalah sebagai berikut : Ŷ = b 0 + b 1 X 1.. Persamaan Regresi Linier Berganda Banyak persoalan penelitian/pengamatan yang terjadi sebagai akibat lebih dari dua variabel, atau dengan kata lain memerlukan lebih dari satu peubah bebas dalam membentuk model regresi. Sebagai salah satu contoh, IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) seorang mahasiswa (Y) bergantung pada jumlah jam belajar (X 1 ),banyaknya buku yang dibaca (X ),jumlah uang (X 3 ) dan banyak faktor lainnya. Untuk memberikan gambaran tentang suatu permasalahan/persoalan, biasanya sangat sulit ditentukan sehingga diperlukan suatu model yang dapat memprediksi dan meramalkan respon yang penting terhadap persoalan tersebut,yaitu regresi linier berganda. Bentuk umum model regresi linier berganda untuk populasi adalah : µ y,x = β 0 + β 1 X 1 + β X + + β k X k Dimana β 0, β 1, β,, β k adalah koefisien atau parameter model. Model regresi linier berganda untuk populasi di atas dapat ditaksir berdasarkan sebuah sampel acak yang berukuran n dengan model regresi linier berganda untuk sampel,yaitu :

22 Ŷ = b 0 + b 1 X 1 + b X + + b k X k Dengan : Ŷ = nilai penduga bagi variabel Y b 0 = dugaan bagi parameter konstanta β 0 b 1,b,,b k e = dugaan bagi parameter konstanta β 1, β,, β k = galat dugaan (error) Untuk mencari nilai b 0, b 1,b,,b k diperlukan n buah pasang data (X 1,X,.,X k,y) yang dapat disajikan dalam tabel berikut. Tabel.1 : Data Hasil Pengamatan dari n Responden (X 1,X,.,X k,y) Responden X 1 X.. X k Y 1 X 11 X 1.. X k1 Y 1 X 1 X.. X k Y

23 N X 1n X n... X kn Y n Dari tabel.1 dapat dilihat bahwa Y 1 berpasangan dengan X 11,X 1,.,X k1, data Y berpasangan dengan X 1,X,.,X k dan umumnya data Y n berpasangan dengan X 1n,X n,,x kn. Persamaan regresi berganda dengan dua variabel bebas X 1,X ditaksir oleh : Ŷ = b 0 + b 1 X 1 + b X Dan diperoleh tiga persamaan normal yaitu : ΣY i = b 0 n + b 1 ΣX 1i + b ΣX i ΣY i Σ 1i = b 0 ΣX 1i + b 1 ΣX 1i + b ΣX 1i X i ΣY i ΣX i = b 0 ΣX i + b 1 ΣX i X 1 + b ΣX i Sehingga dalam bentuk matriks dapat dituliskan :

24 4 = Dalam penelitian ini, penulis menggunakan regresi linier berganda dengan 3 variabel, yaitu satu variabel tak bebas (dependent variable) dan dua variabel bebas (independent variabel). Untuk regresi linier berganda dengan tiga variabel X 1,X,X 3 ditaksir oleh : Ŷ = b 0 + b 1 X 1 + b X + b 3 X 3 Untuk rumus di atas harus diselesaikan dengan empat persamaan normal yaitu : ΣY i = b 0 n + b 1 ΣX 1i + b Σ i + b 3 ΣX 3i ΣY i X 1i = b 0 ΣX 1i + b 1 ΣX 1i + b ΣX 1i X i + b 3 ΣX 1i X 3i ΣY i X i = b 0 ΣX i + b 1 ΣX i X 1i + b ΣX i + b 3 ΣX i X 3i ΣY i X 3i = b 0 ΣX 3i + b 1 ΣX 3i X 1i + b ΣX i X 3i + b 3 ΣX 3i Sehingga dalam bentuk matriks dapat dituliskan : = Dengan : Ŷ = variabel terikat ( nilai duga Y )

25 5 X 1,X,X 3 = variabel bebas b 0,b 1,b,dan b 3 = koefisien regresi linier berganda b 0 = nilai Y, apabila X 1 =X =X 3 =0 b 1 = besarnya kenaikan/penurunan Y dalam satuan,jika X 1 naik/turun satu satuan dimana X,X 3 konstan. b = besarnya kenaikan/penurunan Y dalam satuan,jika X naik/turun satu satuan dimana X 1,X 3 konstan. b 3 = kenaikan/penurunan Y dalam satuan,jika X 3 naik/turun satu satuan dimana X 1,X konstan. = atau - = tanda yang menunjukkan arah hubungan antara Y dengan variabel bebas X. Harga-harga b 0,b 1,b dan b 3 yang telah didapat kemudian disubstitusikan ke dalam persamaan sehingga diperoleh model regresi linier berganda Y atas X 1,X,X 3. Dalam persamaan model regresi linier yang diperoleh,maka antara nilai Y dengan Ŷ akan menimbulkan perbedaan hasil yang sering disebut sebagai kekeliruan. Ukuran tersebut dapat dihitung oleh kekeliruan baku taksiran S y.1 k, yang dapat ditentukan oleh rumus : S y.1 k = Dengan : Yi = nilai data hasil pengamatan

26 6 Ŷ n k =nilai hasil regresi = ukuran sampel = banyak variabel bebas.3 Uji Regresi Linier Berganda Pengujian hipotesis bagi koefisien-koefisien regresi linier berganda dapat dilakukan secara serentak atau keseluruhan. Pengujian regresi linier perlu dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas secara bersamaan memiliki pengaruh terhadap variabel tak bebas. Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut : 1) Menentukan formulasi hipotesis H 0 :b 1 =b =b 3 = =b k =0(X 1,X, X k tidak mempengaruhi Y) H 1 : minimal ada satu parameter koefisien regresi yang tidak sama dengan nol atau mempengaruhi Y. ) Menentukan taraf nyata α dan nilai F tabel dengan derajat kebebasan v 1 =k dan v =nk-1. 3) Menentukan kriteria pengujian H 0 diterima bila F hitung F tabel H 0 ditolak bila F hitung > F tabel 4) Menentukan nilai statistik F dengan rumus : F =

27 7 Dengan : JK reg JK res = jumlah kuadrat regresi = jumlah kuadrat residu(sisa) (n-k-1) = derajat kebebasan JK reg = + + Dengan : x 1i = X 1i - x i = X i - x ki = X ki - JK res = 5) Membuat kesimpulan apakah H 0 diterima atau ditolak..4 Koefisien Determinasi Koefisien determinasi yang dinyatakan dengan R untuk pengujian regresi linier berganda yang mencakup lebih dari dua variabel. Koefisien determinasi adalah untuk mengetahui proporsi keberagaman total dalam variabel tak bebas Y yang dapat dijelaskan atau diterangkan oleh variabel-variabel bebas X yang ada dalam model persamaan regresi linier berganda secara bersama-sama. Maka R akan ditentukan oleh rumus :

28 8 R = Dengan : JK reg = jumlah kuadrat regresi =.5 Koefisien Korelasi Analisis korelasi adalah alat statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui adanya derajat hubungan linear antara satu variabel dengan variabel yang lain. Hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lainnya dapat merupakan hubungan yang kebetulan belaka, tetapi dapat juga merupakan hubungan sebab akibat. Dua variabel dikatakan berkorelasi apabila perubahan pada satu variabel akan diikuti oleh perubahan variabel lain, baik dengan arah yang sama maupun dengan arah yang berlawanan. Hubungan antar variabel dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis hubungan sebagai berikut : 1. Korelasi Positif Terjadinya korelasi positif apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti dengan perubahan variabel yang lain dengan arah yang sama (berbanding lurus). Artinya,apabila variabel yang satu meningkat,maka akan diikuti dengan peningkatan variabel lain.

29 9. Korelasi Negatif Korelasi negatif terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti dengan perubahan variabel yang lain dengan arah yang berlawanan ( berbanding terbalik ). Artinya apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti dengan penurunan pada variabel yang lain dan sebaliknya. 3. Korelasi nihil Korelasi nihil terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti perubahan pada variabel yang lain dengan arah yang tidak teratur ( acak ), artinya apabila variabel yang satu meningkat, kadang diikuti dengan peningkatan pada variabel yang lain dan kadang diikuti dengan penurunan pada variabel yang lain Besarnya hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dinytakan dengan koefisien korelasi yang disimbolkan dengan r. Besarnya koefisien korelasi berkisar antara -1 r +1. dengan rumus: Untuk mencari korelasi antara variabel Y terhadap X i atau r y.1,,,k dapat dicari r y.1,,,k =

30 30 Sedangkan untuk mengetahui korelasi antar variabel bebas dengan tiga buah variabel bebas adalah : 1. Koefisien korelasi antara X 1 dan X r 1 =. Koefisien korelasi antara X 1 dan X 3 r 13 = 3. Koefisien korelasi antara X dan X 3 r 3 =

31 31 Nilai koefisien korelasi adalah -1 r 1. Jika dua variabel berkorelasi negatif maka nilai koefisien korelasi akan mendekati -1 ; jika dua variabel tidak berkorelasi maka koefisien korelasi akan mendekati 0 ; sedangkan jika dua variabel berkorelasi positif maka nilai koefisien korelasi akan mendekati +1. Untuk lebih memudahkan mengetahui seberapa jauh derajat keeratan antara variabel tersebut,dapat dilihat pada perumusan berikut : -1,00 r -8,00 berarti berkorelasi kuat secara negatif -0,79 r -0,50 berarti berkorelasi sedang secara negatif -0,49 r 0,49 berarti berkorelasi lemah 0,50 r 0,79 berarti berkorelasi sedang secara positif 0,80 r 1,00 berarti berkorelasi kuat secara positif.6 Uji Koefisien Regresi Ganda Keberartian adanya variabel-variabel bebas dalam regresi linier ganda perlu diuji untuk menunjukkan seberapa besar pengaruh yang diberikan pada variabel tak bebas. Dan cara yang tepat untuk mengujinya adalah dengan menggunakan uji statistik t ( t-student). Dimisalkan populasi mempunyai model regresi berganda sebagai berikut : µ y,x = β 0 + β 1 X 1 β X + β k X k

32 3 yang akan ditaksir oleh regresi berbentuk : Ŷ = b 0 + b 1 X 1 + b X + + b k X k. Adanya kriteria bahwa variabel-variabel tersebut memberikan pengaruh yang berarti atau tidak terhadap variabel tak bebas akan diuji hipotesis H 0 melawan hipotesis tandingan H 1 dalam bentuk: H 0 = βi = 0,i = 1,,k. H 1 = βi 0,i = 1,,k. Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan kekeliruan baku taksiran. Jadi untuk melihat kekeliruan baku dari koefisien b i adalah : Dengan : X IJ = ( X IJ X IJ )

33 33 Perhitungan statistik t : t i = Dengan distribusi t-student serta dk = (n-k-1), t tabel =,dimana kriteria pengujian adalah: tolak H 0 jika t i > t tabel, dan terima H 0 jika t i < t tabel.

34 34 BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS) Masa Pemerintahan Hindia Belanda 1. Pada bulan Februari 190 di kantor Statistik untuk pertama kalinya didirikan oleh Direktur Pertanian,Kerajinan dan Perdagangan dan berkedudukan di Bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengolah dan mempublikasikan data statistik.. Pada bulan Maret 193 dibentuk suatu komisi yang bernama Komisi untuk Statistik yang anggotanya merupakan wakil dari tiap-tiap departemen. Komisi tersebut diberi tugas untuk merencanakan tindakan-tindakan yang mengarah sejauh mungkin untuk mencapai kesatuan dalam kegiatan di bidang statistik di Indonesia. Selain dari itu, komisi ini mengurus terutama bagian statistik yang dimuat di dalam Laporan Indonesia yang sebelumnya disebut Laporan Kolonial.

35 35 3. Pada bulan September 194 nama lembaga tersebut diganti menjadi Kantor Pusat Statistik dan dipindahkan ke Jakarta.Bersamaan dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisme Statistik Perdagangan yang sekarang disebut Kantor Bea Cukai. Kantor Pusat Statistik selain mencakup bidang administrasi mencakup juga bagian yang menangani Urusan Umum, Statistik Perdagangan, Statistik Pertanian, Statistik Kerajinan, Statistik Konjungtor, Statistik Sosial. Kegiatan statistik pada era ini diarahkan untuk mendukung kebijakan yang ditempuh oleh Pemerintahan Kolonial Belanda. Komisi ini juga pernah melakukan sesuatu kegiatan statistik yang bersifat monumental yaitu Sensus Penduduk 1930, yang nerupakan sensus penduduk yang pertama kali dilakukan di Indonesia Masa Pemerintahan Jepang Pada Juni 194 Pemerintah Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistic yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang/militer. Dan tugas serta fungsi kegiatan statistik pada saat itu lebih terkonsentrasi untuk keperluan militer Masa Pemerintahan RI Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 kegiatan statistik ditangani oleh lembaga baru yaitu Kantor Penyelidikan Perangkaan Umum Republik Indonesia (KAPPURI). Perkembangan berikutnya KAPPURI dilebur menjadi

36 36 Kantor Pusat Statistik (KPS) dan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada menteri Kemakmuran. Dengan Keputusan Presiden RI Nomor 17 Tahun 1957,terhitung mulai 1 Juni 1957 KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistik, dan urusan statistik yang semula menjadi tanggung jawab dan wewenang Menteri Perekonomian dialihkan menjadi wewenang dan berada di bawah Perdana Menteri. Berdasarkan Keppres ini pula secara formal nama Biro Pusat Statistik dipergunakan Masa Orde Baru-Sekarang Seiring dengan perkembangan jaman,khususnya pada pemerintahan Orde Baru,untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan,mutlak dibutuhkan data statistic. Untuk mendapatkan data secara tepat dan akurat,salah satu unsurnya adalah pembenahan organisasi BPS. Dalam masa Orde Baru ini,bps telah mengalami empat kali perubahan stuktur organisasi ; 1. Peraturan Pemerintah No.16 Tahun 1980 tentang organisasi BPS. Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 1980 tentang organisasi BPS 3. Peraturan Pemerintah No. Tahun 199 tentang kedudukan, tugas, fungsi, susunan dan tata kerja BPS 4. Undang-undang No.16 tahun 1997 tentang statistik

37 37 5. Keputusan Presiden RI No.86 tahun 1998 tentang BPS 6. Keputusan kepala BPS No.100 tahun 1998 tentang organisasi dan tata kerja BPS 7. PP 51 tahun 1998 tentang penyelenggaraan statistik. Tahun 1968,ditetapkan peraturan pemerintah No.16 tahun 1968 yaitu yang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan daerah. Tahun 1980,peraturan pemerintah No. 6 Tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti peraturan pemerintah No.16 tahun Berdasarkan peraturan pemerintah No.6 tahun 1980 di tiap provinsi terdapat perwakilan BPS dengan nama kantor statistik provinsi dan di kabupaten atau kotamadya terdapat cabang perwakilan BPS dengan nama kantor statistik kabupaten atau kotamadya. Pada tanggal 19 Mei 1997 menetapkan tentang statistik sebagai pengganti UU No.6 dan 7 tentang sensus dan statistik. Pada tanggal 17 Juli 1998 dengan keputusan presiden RI No.89 tahun 1998,ditetapkan BPS sekaligus mengatur tata kerja dan stuktur organisasi BPS yang baru. 3. Visi dan Misi Adapun visi Badan Pusat Statistik adalah menjadi sumber informasi statistik sebagai tulang punggung informasi pembangunan nasional dan regional,didukung sumber daya manusia yang berkualitas, ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang muktahir. Sedangkan misi Badan Pusat Statistik adalah untuk menjungjung pembangunan nasional BPS mengembangkan misi mengarahkan pembangunan statistik pada

38 38 penyediaan data statistik yang handal dan bermutu,efektif dan efisien,peningkatan kesadaran masyarakat akan arti dan kegunaan statistik dan pengembangan ilmu statistik. 3.3 Kedudukan dan Fungsi Badan Pusat Statistik Badan Pusat Statistik sebagai lembaga pemerintah non departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada presiden ( Keppres No.86 tahun 1998),dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan beberapa ketentuan perundangan : 1. UU No.16 tentang Statistik. Keputusan Presiden No.86 tahun 1998 tentang BPS 3. Peraturan pemerintah No.51 tahun 1999 tentang penyelenggaraan statistik Berdasarkan keputusan presiden No.86 tahun 1998 dalm menyelenggarakan statistik dasar melaksanakan koordinasi dan kerjasama serta mengembangkan dan membina statistik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Fungsi yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik adalah : 1. Perumusan kebijaksanaan perencanaan, pengumpulan, pengolahan, penyajian data, dan analisis di bidang statistik produksi dan kependudukan serta bidang statistik distribusi dan neraca nasional.

39 39. Pembinaan dan pelaksanaan koordinasi kegiatan statistik dengan departemen dan instansi lainnya dalam mengembangkan berbagai jenis statistik yang diperlukan,serta pelaksanaan kerjasama di bidang statistik dengan lembaga/ organisasi lain baik di dalam maupun luar negeri. 3. Penyajian data kepada pemerintah dan masyarakat dari hasil kegiatan statistik produksi dan kependudukan serta statistik distribusi dan neraca nasional secara berkala baik dari hasil penelitian sendiri maupun dari data sekunder. 4. Penyebarluasan statistik melalui berbagai cara baik langsung maupun tidak langsung. 5. Pengelolaan keuangan,kepegawaian dan organisasi, perlengkapan dan perbekalan serta memberikan pelayanan administrasi di lingkungan BPS. 3.4 Tata Kerja Badan Pusat Statistik Para deputi wajib melaksanakan koordinasi dan kerja sama teknis statistik di dalam dan di luar negeri sesuai dengan bidang tugas masing-masing dan harus melaporkan kepada kepala BPS. Dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sibronisasi dan sinlifiksi, baik dalam lingkungan masing-masing antara satuan unit organisasi di lingkungan BPS maupun dengan instansi lainnya di luar BPS sesuai bidang masing-masing.

40 Tugas BPS Menurut Keputusan Presiden RI Nomor 6 Tahun 199 tugas BPS adalah : 1. Melakukan kegiatan statistik yang ditugaskan kepadanya oleh pemerintah, antara lain di bidang pertanian, agraria, pertambangan, perindustrian, perhubungan, perdagangan, kependudukan, sosial, ketenagakerjaan, keuangan, pendapatan nasional, pendidikan dan keagamaan.. Atas nama pemerintah melaksanakan koordinasi di lapangan kegiatan statistik dari segenap instansi pemerintah baik di pusat maupun di daerah dengan tujuan mencegah dilakukannya pekerjaan yang serupa oleh dua atau lebih instansi, memajukan keseragaman dalam penggunaan definisi, klasifikasi, dan lain-lain. 3. Mengadakan segala daya agar masyarakat menyadari akan tujuan dan kegunaan statistik. Berdasarkan Keppres ini Kepala berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Presiden serta mempunyai tugas : 1. Memimpin BPS sesuai dengan tugas dan fungsi BPS serta membina aparatur BPS agar berdaya guna dan berhasil guna.. Menentukan kebijakan teknis pelaksanaan di bidang statistik yang secara fungsional menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan peraturan perundang-

41 41 undangan yang berlaku serta kebijakan umum yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. 3. Membina dan melaksanakan koordinasi dengan departemen dan instansi lainnya dalam mengembangkan berbagai jenis statistik yang diperlukan, serta melaksanakan kerjasama di bidang statistik dengan lembaga/organisasi lain baik di dalam maupun di luar negeri. Wakil Kepala BPS berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala BPS serta mempunyai tugas : 1. Membantu Kepala BPS dalam membina dan mengembangkan administrasi BPS agar berdayaguna dan berhasil guna.. Membantu Kepala BPS dalam mengkoordinasikan tugas-tugas Deputi, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Statistik dan Perwakilan BPS di daerah. 3. Mewakili Kepala BPS dalam hal Kepala BPS berhalangan. Deputi Administrasi mempunyai tugas menyelenggarakan pembinaan pengelolaan keuangan, kepegawaian dan organisasi, perlengkapan dan perbekalan, pengendalian, serta memberikan pelayanan administrasi di lingkungan BPS. Deputi Perencanaan dan Analisis Statistik adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi BPS yang mempunyai tugas menyelenggarakan pembinaan kegiatan

42 4 perencanaan program dan metodologi statistik, sistem informasi statistik, pengolahan hasil sensus, survey dan data sekunder serta analisis dan pengembangan statistik. Deputi Statistik Produksi dan Kependudukan adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi BPS yang mempunyai tugas menyelenggarakan pembinaan kegiatan statistik pertanian, industri, konstruksi, pertambangan dan energi, kesejahteraan rakyat, serta statistik demografi dan ketenagakerjaan. Deputi Statistik Produksi dan Neraca Nasional adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi BPS yang mempunyai tugas menyelenggarakan pembinaan kegiatan statistik harga dan keuangan, perdagangan dan jasa, serta neraca nasional. 3.6 Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik Struktur organisasi BPS dipimpin oleh seorang kepala dibantu oleh bagian tata usaha. Tata usaha terdiri dari : 1. Sub bagian urusan dalam. Sub bagian perlengkapan dan perbekalan 3. Sub bagian keuangan Uraian tugas bagian Tata Usaha : 1. Menyusun program kerja tahunan bagian

43 43. Mengatur dan melaksanakan perhimpunan dan penyusunan program kerja tahunan, baik rutin maupun proyek kantor BPS Provinsi dan menyimpannya ke BPS. 3. Mengatur dan melaksanakan urusan dalam yang meliputi suratmenyurat,pengadaan dan percetakan arsip, rumah tangga, pemeliharaan gedung, keamanan dan ketertiban lingkungan, serta perjalanan dinas dalam dan luar negeri. 4. Mengatur dan melaksanakan urusan perlengkapan dan perbekalan yang meliputi penyusunan rencana kebutuhan, penyaluran dan pengemasan, penyimpanan pergudangan, inventaris, penghapusan, serta pemeliharaan peralatan dan perlengkapan. 5. Mengatur dan melaksanakan urusan keuangan yang meliputi tata usaha keuangan, perbendaharaan, verifikasi dan pembukuan. Organisasi BPS berdasarkan Keppres RI Nomor 6 tahun 199 terdiri atas : 1. Kepala. Wakil Kepala 3. Deputi Administrasi 4. Deputi Perencanaan dan Analisis Statistik 5. Deputi Statistik Produksi dan Kependudukan 6. Deputi Statistik Produksi dan Neraca Nasional

44 44 7. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Statistik 8. Perwakilan BPS di Daerah 9. Unit Pelaksanaan Teknis Deputi Perencanaan dan Analisis Statistik (PAS) mengkoordinasi 3 biro yakni : 1. Biro Perencanaan dan Pengendalian. Biro Pengolahan dan Penyajian 3. Biro Analisa dan Pengembangan Deputi Pembinaan Statistik mengkoordinir 4 Biro, yakni : 1. Biro Statistik dan Industri. Biro Statistik Distribusi 3. Biro Statistik Sosial dan Kependudukan 4. Biro Statistik Neraca Nasiona

45 45 BAGAN STRUKTUR ORGANISASI BPS KEPALA Bagian Tata Usaha SubBag Bina Program SubBag Urusan Dalam SubBag Kepegawai an & Hukum SubBag Keuangan SubBag Kelengkap an Bidang Stat Sosial Bidang Stat Produksi Bidang Stat Distribusi Bidang Neraca Wilayah & Analisis Statistik Bidang Integrasi Pengolahan & Diseminasi Statistik Seksi Statistika Kependuduk an Seksi Statistik Pertanian Seksi Statistik Harga Konsumen & Perdag.Besa r Seksi Neraca Produksi Seksi Integrasi Pengolahan Data Seksi Statistik Kesejahtera an Rakyat Seksi Statistik Industri Seksi Statistik Keuangan & Harga Produsen Seksi Neraca Konsumsi Seksi Jaringan & Rujukan Statistik Seksi Statistik Ketahanan Sosial Seksi Statistik Konstruksi,P ertambanga n &Energi Seksi Statistik Konstruksi,P ertambanga n &Energi Seksi Analisis Statistik Lintas Sektor Seksi Diseminasi & Layanan Statistik

46 46 BAB 4 ANALISIS DATA 4.1 Pengolahan Data Setiap data merupakan alat bagi pengambilan keputusan untuk dasar pembuatan keputusan atau untuk memecahkan masalah suatu persoalan. Keputusan yang baik dapat diberikan jika pengambilan keputusan tersebut didasarkan atas keputusan yang baik. Salah satu kegunaan dari data adalah untuk memperoleh dan mengetahui gambaran tentang suatu keadaan/permasalahan. Untuk membahas dan memecahkan masalah tentang Indeks Harga Konsumen seperti yang diuraikan pada bagian sebelumnya. Penulis mengumpulkan data yang berhubungan dengan permasalahan tersebut. Data yang dikumpulkan dari Badan Pusat

47 47 Statistik adalah data mengenai Indeks Harga Konsumen kota Medan berdasarkan perhitungan bulanan, serta Indeks Harga Sandang dan Pangan, Adapun datanya adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Data Indeks Harga Konsumen, Indeks Harga Sandang, dan Pangan Indeks Harga Indeks Harga Indeks Harga Bulan Konsumen Sandang Pangan 1 149, 143,90 150,73 150,44 147,05 151, ,9 151,78 154, ,16 15,57 161, ,7 157,9 161, ,53 159,63 165, ,79 16,97 168, ,00 160,71 167, ,71 160,01 171, ,15 109,87 118, ,83 111,9 118, ,0 109,83 117, ,86 110,47 116, ,5 11,09 11,1

48 ,03 111,94 1,78 Sumber : BPS Medan 4. Persamaan Regresi Linier Berganda Untuk mencari persamaan linier berganda terlebih dahilu kita menghitung koefisienkoefisien regresinya (bo, b1, b) dengan mencari penggandaan suatu variabel dengan variabel yang lain. Untuk lebih menyaderhanakan tabel 4.1 maka variabel-variabel yang akan dicari persamaan regresinya diubah ke notasi variabel X dan Y, yaitu Indeks Harga Sandang (X1i), Indeks Harga Pangan (Xi), dan Indeks Harga Konsumen (Y). berikut ini dapat disajikan dalam tabel. Tabel 4. Nilai-nilai yang dibutuhkan untuk menghitung koefisien-koefisien Bln X 1 X Y X X i Y.X 1 i 1 Y i.x X 1 X 1 143,90 150,73 149, 1.690, ,76.491, ,1.719,53 147,05 151,63 150,44.97,0.1,0.811, 1.63,70.991, ,78 154,3 151, ,00.96, , , , ,57 161,60 154, , , ,6 3.77, , ,9 161,00 155,7 5.33, , , , , ,63 165,9 158, , , , , , ,97 168,76 148, , , , , 8.479, ,71 167,59 155, , , , , , ,01 171,71 154, , , , , ,3

49 ,87 118,39 99, , , , , , ,9 118,53 99, , , , , , ,83 117,49 100, , , , , , ,47 116,57 100, , , ,5 1.03, , ,09 11,1 101, , , , , , ,94 1,78 10, , ,4 1.57, , ,93 Jlh.06,03.168, , , , , , ,6 Dari tabel 4. diperoleh: n =15 X 1 i =.06,03 X i =.168,14 X. 1 i X i = ,80 Y 1. X 1i. = Y 1. X i = X X 1 i = i = 80785, , , ,6 Y 1 = 1.981, 7 Dari persamaan: i bo. n + b1 X 1i + Y = b X i Y i = 1. X 1 b0 + 1 X 1 i b X 1i b X 1i. X i

50 i = b0 X i + b1. i.. X 1i b X i Y X X + Dapat disubtitusikan ke dalam nilai-nilai yang berkesesuaian sehingga diperoleh: 1.961,7 =15b.06,0b.168, 14b ,0=.06,0b ,0b , 80b ,9 =.168,14b ,80b , 60b Setelah persamaan diatas diselesaikan, maka diperoleh koefisien koefisien regresi linier berganda sebagai berikut : b = -0,65 0 b = 1, b = 0,41035 Dengan demikian, persamaan regresi linier ganda atas Yˆ = -0,65 +1,54347 X 1-0,41035 X X i dan X atas Y adalah: Sedangkan untuk menghitung kekeliruan baku taksiran harga-harga Y yang diperoleh dari persamaan regresi diatas untuk setiap nilai dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut. X 1 i dan X i yang diketahui

51 51 Tabel 4.3 Harga Penyimpangan Yˆ Bulan Y Yˆ Y Yˆ ( Y Yˆ ) 1 149, 139,474 9, , ,44 143,9633 6, , ,9 150,1919 1,0981 1, ,16 148,3864 5, , ,7 155,915-0,195 0, ,53 157,509 1,071 1, ,79 161,4891-1, , ,00 158,4834-3,4834 1, ,71 155,7133-1,0033 1, ,15 100,57-1,107 1, ,83 103,3616-3,5316 1, ,0 100,5648-0,5448 0, ,86 101,994-1,0694 1, ,5 10,54-1,004 1, ,03 101,6487 0,3813 0,1454 Jumlah 1.981, ,409-0, ,595 Sehingga kesalahan bakunya dapat dihitung menggunakan rumus : Y Y s y 1 = n k 1 dengan : ( ) ˆ ( ) ( Yˆ ) Y =363,595 n =15

52 5 diperoleh : k = s s y1 y1 = 363,595 ( 15 1) = 30,716 Dengan penyimpangan nilai yang didapat ini berarti bahwa rata-rata angka Indeks Harga Konsumen yang sebenarnya akan menyimpang dari rata-rataindeks Harga Konsumen yang diperkerakan sebesar 30, Uji Regresi Linier Ganda Perumusan Hipotesis: H β... tidak mempengaruhi Y) 0 : 1 = β =... = β k = 0( X 1, X X k H1 : minimal ada satu parameter koefisien regresi yang tidak sama dengan nol atau mempengaruhi Y Dengan : H 0 ditolak bila H 0 diterima bila F F hitung F F hitung tabel tabel Dalam pengujian model regresi yang telah ada, maka dapat diambil nilai-nilai : x1 = X 1 X 1, x = X X = dan y = Y Y,dan disajikan dalam table 4.4 berikut : i i i i i i

53 53 Tabel 4.4 Harga-harga yang diperlukan untuk regresi linier ganda Bulan x 1 i x i y i x 1i x i y y 1 i. x1 i yi. xi 1 6,4313 6, , , ,868 93, ,03 106,01 9,5813 7, , , ,98 336, , , ,3113 9, ,053 04, , , , , , ,0573,0753 8, , , , , ,813 16,4573 3, , , , , ,973 6,1613 1,3773 6, ,13 456, , ,06 565, ,5013 4,173 16, , , ,067 46, , ,413 3,0473, , ,178 55,111 53, ,1358 9,5413 7,1673, , ,06 511, , , ,5987-6,157-3, , , , , , ,5487-6,017-3,547 65, , ,366 84, , ,6387-7,057-3, , , , ,66 867, ,9987-7,977-31,47 78,998 78, , , , ,3787-3,337-30, , , , , , ,587-1,767-30, , , ,85 767, ,0714 Jumlah -0,0005-0,0005-0, , , ,43 84, ,834

54 54 Dari tabel 4.4 dapat dicari : JK JK reg reg = b1 yi x1 i + b yi xi = 1,543 84,648-0, ,834 = 9.663,186 Untuk JK dapat dilihat dari tabel 4.3 yaitu ( Y ) res Yˆ = 363,583 maka nilai F hitung dapat dicari dengan rumus : F = JK JK res / reg / k ( n k 1) 9663,186 / = 363,583/(15 1) =159,6085

55 55 Dari table distribusi F dk pembilang =,dk penyebut = 1, dan α =0.05, diperoleh F tabel =3,89, karena Fhitung lebih besar daripada F tabel maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Hal ini berarti berarti persamaan regresi berganda Y atas X 1 i X i, bersifat nyata atau ini berarti bahwa Indeks Harga Sandang dan Pangan secara bersama-sama mempengaruhi Indeks Harga Konsumen. 4.4 Mencari Koefisien Determinasi Melalui tabel 4.4 dapat dilihat bahwa Y i = 10.06,43,sedangkan JKreg yang dihitung adalah 9663,186. Maka dengan rumus koefisien ( R ) diperoleh : R JK reg = yi 9.663,186 = 10.06,43 = 0, Dari perhitungan diatas diperoleh koefisien determinasinya sebesar 0, Dengan mencari akar dari R, maka di dapat koefisien korelasinya sebesar 0, atau 98,17% Indeks Harga Konsumen dipengaruhi oleh Faktor yang dianalisis 1,83% dipengaruhi oleh faktor. 4.5 Koefisien Korelasi

56 koefisien korelasi antara variabel (Y)dengan (X) 1. Koefisien korelasi antara Indeks Harga Konsumen (Y) dengan Indek Harga Sandang( X 1) r y.1 = ( n = 15 = 0,981 X n X 1i. Yi ( X 1i )( 1i ( X i ) )( n Y1 i Yi ) ( Y ) ( 15)( ,) (.06,03)( 1.981,7) ( )( ,) (.06,03) , ( ) ( )( ) ( 1.981,7) ) i ). Koefisien korelasi antara Indeks Harga Konsumen dengan Indeks Harga Pangan r y. = = ( n ( 15)( ,9) (.168,14)( 1.981,7) ( 15)( ,6) (.168,14) , ( ) ( )( ) ( 1.981,7) ) = 0,9714 n X i. Yi ( X i )( Yi ) X i ( X i ) ( n Y i ( Y ) i ) Dari ketiga nilai korelasi diatas dapat dilihat bahwa korelasi antara Y dengan X 1 sebesar 0,981, dan Y dengan X sebesar 0,9714, dari kedua nilai itu, korelasi yang paling kuat adalah adalah antara Y dengan X 1 yaitu sebesar 0,981, dan korelasi yang paling lemah terjadi antara Y dengan X yaitu sebesar 0,9714

57 Perhitungan Korelasi Antar Variabel Bebas Koefisien korelasi antara Indeks Harga Sandang dan Indeks Harga Pangan r 1 = = ( n n X X 1i X i ( X 1i )( X i ) 1i ( X 1i ) )( n X ( i (( 15)( ,8) (.06,03)(.168,14) ) ( 15)( ,) (.06,03) )( 15)( ,6) (.168,14) X i ) ) ( ) = 0,994 Berdasarkan perhitungan korelasi diatas disimpulkan bahwa korelasi antara variabel bebas X 1 i dan X i bersifat kuat secara positif 4.6 Pengujian Koefisien Regresi Bergabda Hipotesis H 0 = bi = 0, i = 1,,..., k (variable bebas X i tidak berpengaruh terhadap Y ) H1 = bi 0, i = 1,..., k (variable bebas X i berpengaruh terhadap Y ) Dimana tolak H jika t o i > ttabel dan terima H 0 jika t i < ttabel Dari perhitungan tang sebelumnya didapat harga-harga

58 58 s y1.. k = 30,715, x1 i = 7.351,66, x i = 6.949,83 r 1 =0,994, sehingga dapat dihitung kekeliruan baku koefisien b i sebagai berikut : s y13 sbi = Maka: ( x i )( 1 R i ) sb sb 1 1 = = s 1 ( x 1i )( 1 R 1 ) 30,716 ( 7.351,66)( 1 0,988) = 0,585 sb sb = = s 1 ( x )( i 1 R ) 30,716 ( 6.949,83)( 1 0,988) = 0,60 Perhitungan statistik : t = i b i sb i 1 t = b1 sb 1 1, 543 = 0, 585

59 59 =,636 t = b sb = 0,4103 0,60 =-0,681 Dari tabel distribusi t dngan dk=15 dan α = 0, 05 diperoleh t table sebesar,13 dari hasil perhitungan tersebut diperoleh : 1. t 1 =,636 > ttabel=,13. t = 0, 681< ttabel =,13 Sehingga dari kedua koefisien regresi tersebut variabel X1 (Indeks Harga Sandang) memiliki pengaruh yang berarti atau signifikan terhadap persasmaan regresi yang didapat, sedangkan Indeks Harga Pangan (X ) tidak memiliki pengaruh yang berarti (signifikan) terhadap Y.

60 60 BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 Pengertian Implementasi sistem Implementasi sistem adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain sistem yang ada dalam desain yang disetujui,menginstal dan memulai sistem baru atau sistem yang diperbaiki.

61 61 Tahapan implementasi merupakan tahapan penerapan hasil desain tertulis ke dalam programming. Dalam pengolahan data pada karya tulis ini penulis menggunakan perangkat lunak(software) sebagai implementasi sistem yaitu SPSS for windows dalam masalah memperoleh perhitungan. 5. Peranan Komputer Dalam Statistika Komputer memegang peranan yang sangat penting dalam statistika.komputer dalam bekerja secara efisien dalam pengolahan data mempunyai karakteristik sebagai berikut: 1. Jumlah Input yang Besar Jumlah Input yang besar akan dapat diolah oleh komputer dengan mudah semudah mengolah data yang jumlahnya sedikit sehingga komputer akan dapat bekerja sangat efisien pada pengolahan data dengan menggunakan input yang besar.. Proyek yang Repetitif Perintah pengolahan yang berulang-ulang akan lebih efisien dengan menggunakan komputer,karena disini perintah hanya dilakukan satu kali kemudian diulangulang(di-copy) untuk menjalankan perintah pengolahan yang lain. 3. Diperlukan Kecepatan yang Tinggi Komputer dapat melakukan proses pengolahan jumlah data yang besar dalam waktu yang singkat. Jumlah data yang besar dan sedikit akan sama cepatnya diolah oleh komputer, yang membedakan hanya pada proses pemasukan data saja. 4. Diperlukan Ketepatan yang Tinggi

62 6 Komputer yang telah terprogram dengan benar akan melakukan proses pengolahan yang tepat. Kesalahan informasi yang mungkin dihasilkan hanya terjadi pada proses pemasukan data saja. 5. Pengolahan Hal yang Kompleks Hubungan antar fenomena yang kompleks akan dapat dipecahkan dengan mudah menggunakan komputer dalam waktu yang tepat dan cepat. Saat ini banyak beredar berbagai paket program komputer statistik dari yang kuno dan berbasis DOS seperti Microstat sampai yang berbasis Windows seperti SPSS,SAS,Statistika dan lainnya. Dari berbagai software khusus statistik yang beredar sekarang,spss adalah yang paling popular dan paling banyak digunakan pemakai di seluruh dunia. SPSS sebagai software statistik,pertama kali dibuat tahun 1968 oleh tiga mahasiswa Standford University,yang dioperasikan pada komputer mainframe. Pada tahun 1984, SPSS pertama kali muncul dengan versi PC (dapat dipakai untuk komputer desktop) dengan nama SPSS/PC+ dan sejalan dengan mulai populernya sistem operasi windows,spss pada tahun 199 juga mengeluarkan versi Windows. Hal ini membuat SPSS yang tadinya ditujukan bagi pengolahan data statistik untuk ilmu social (SPSS saat itu adalah singkatan dari Statistical Package for the Social Sciences),sekarang diperluas untuk melayani berbagai user,seperti untuk proses produksi di pabrik,riset ilmu-ilmu sains dan lainnya. Sehingga sekarang kepanjangan SPSS adalah Statistical Product and Services Solutions.

63 Cara Kerja SPSS Cara kerja komputer,statistik, dan SPSS pada prinsipnya adalah sama,yaitu meliputi 3 bagian : input,proses dan output. 1. Input Pada komputer,input berupa data yang akan diolah dengan komputer. Proses inputing dapat melalui keyboard,mouse,touch screen,atau hardisk. Pada statistik,input berupa data yang telah ditabulasikan pada data editor bagian view data, sedangkan proses coding dan pendefinisian variabel pada view variable.. Proses Pada komputer,proses berupa eksekusi program komputer dimana komputer menjalankan perintah-perintah sesuai dengan apa yang telah diprogramkan. Pada statistik,proses berupa analisis perhitungan, baik secara deskriptif maupun inferensi,baik dengan statistik parametrik ataupun non-parametrik. Pada SPSS, proses berupa eksekusi program SPSS untuk menganalisis input yang ada di data editor sesuai dengan perintah dari pemakai. 3. Output Pada komputer,output berupa hasil pengolahan yang telah diproses dengan program komputer yang dikehendaki. Bentuk output komputer bisa dalam bentuk cetakan,tampilan,gambar,maupun suara.

64 64 Pada statistik, output berupa hasil analisis,baik dalam bentuk penyajian data maupun dalam bentuk grafik atau tabel serta kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis. Pada SPSS,output berupa hasil analisis program SPSS yang disajikan dalam output navigator. Dengan demikian,cara kerja SPSS dapat dilihat dalam sistematika berikut. INPUT DATA dengan DATA EDITOR PROSES dengan DATA EDITOR OUTPUT DATA dengan OUTPUT NAVIGATOR 5.4 Mengoperasikan SPSS Adapun langkah-langkah pengolahan data dengan menggunakan program SPSS adalah : Mengaktifkan Program SPSS pada Windows Klik Start,kemudian Program, SPSS for Windows,SPSS 17.0 for windows. Akan tampak tampilan seperti gambar 5.1 berikut.

65 65 Gambar 5.1 Tampilan saat membuka SPSS pada windows 5.4. Pemasukan Data Langkah-langkahnya sebagai berikut : Buka lembar kerja baru dari menu file,pilih new,lalu klik data. Pada menu data view isilah kolom dengan ketentuan data yang akan diolah. Pada pemasukan data view hanya akan didefinisikan seperlunya saja,jadi tidak akan menjelaskan proses pemasukan data diluar dari yang diperlukan. 1. Input variabel X 1i (jumlah uang beredar) 1. Name

66 66 Letakkan pointer pada kolom name,klik ganda pada sel tersebut dan ketik X 1i.. Type Karena X 1i berupa angka,maka klik kotak kecil di kanan sel tersebut, pilih type numeric. 3. Width Untuk keseragaman ketik 8 4. Decimals Untuk keseragaman ketik 3 5. Label Label adalah keterangan untuk nama variabel. Maka untuk X 1i ketik jumlah uang beredar.. Input variabel X i (suku bunga bank) 1. Name Letakkan pointer pada kolom name, klik ganda pada sel tersebut dan ketik X i.. Type Karena X i berupa angka, maka klik kotak kecil di kanan sel tersebut, pilih type numeric 3. Width Untuk keseragaman ketik 8

67 67 4. Decimals Untuk keseragaman ketik 5. Label Label adalah keterangan untuk nama variabel. Maka untuk Xi ketik suku bunga bank. 3. Input variabel X 3i ( kurs rupiah terhadap dolar) 1. Name Letakkan pointer pada kolom name, klik ganda pada sel tersebut dan ketik X 3i.. Type Karena X 3i berupa angka, maka klik kotak kecil di kanan sel tersebut, pilih tipe numeric 3. Width Untuk keseragaman ketik 8 4. Decimals Untuk keseragaman ketik 3 5. Label Label adalah keterangan untuk nama variabel. Maka untuk X 3i ketik kurs rupiah terhadap dolar. 4. Input variabel Y i (laju inflasi) 1. Name

68 68 Letakkan pointer pada kolom name,klik ganda pada sel tersebut dan ketik Y i.. Type Karena Y i berupa angka,maka klik kotak kecil di kanan sel tersebut, pilih type numeric. 3. Width Untuk keseragaman ketik Decimals Untuk keseragaman ketik. 5. Label Label adalah keterangan untuk nama variabel. maka untuk Y i ketik laju inflasi. Variabel view dapat dilihat pada gambar 5. berikut ini.

69 69 Gambar 5. Tampilan pada pengisian variabel view Setelah proses variabel view selesai,klik pada data view dan isikan data pada kolom yang sudah didefinisikan sebelumnya. Tampilannya pada gambar 5.3 berikut.

70 70 Gambar 5.3 Tampilan pada data view Menyimpan Data Setelah semua data diisikan dan didefinisikan untuk setiap variabel ke dalam SPSS data editor,maka langkah selanjutnya adalah menyimpan file tersebut dengan langkah-langkah sebagai berikut. 1. Dari menu SPSS,pilih menu file,kemudian pilih submenu save as. Beri nama file tersebut. 3. Setelah menemukan direktori yang dituju,klik save 4. Apabila mau menyimpan file yang telah diberi nama tanpa mengganti dengan nama baru,tinggal klik save.

71 Analisis Regresi Dengan SPSS Adapun langkah-langkah analisis regresi dalam SPSS adalah sebagai berikut. 1. Buka file,analyze,regression,linear Akan tampak tampilan seperti gambar 5.4 berikut. Gambar 5.4 Tampilan saat membuat persamaan regresi. Masukkan variabel : Y pada kotak dependent. X1

72 7 X pada kotak independent (s) X3 3. Abaikan pilihan yang lain,klik OK. Seperti yang terlihat pada gambar 5.5 berikut. Gambar 5.5 Tampilan pada kotak dialog regresi Tampilan outputnya dapat dilihat pada lampiran. 5.6 Analisis Korelasi Dengan SPSS Adapun langkah-langkah analisis korelasi dalam SPSS adalah sebgai berikut : 1. Buka file,analyze,correlate,bivariate Akan tampak tampilan seperti gambar 5.6 berikut.

73 73 Gambar 5.6 Tampilan analisis korelasi. Masukkan variabel Y,X 1,X dan X 3 3. Pada correlation coefficients, pilih pearson. 4. Pada test of significance,pilih two-tailed. 5. Abaikan pilihan lainnya, klik OK. Seperti yang terlihat pada gambar 5.7 berikut.

74 74 Gambar 5.7 Tampilan pada kotak dialog korelasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Perubahan nilai suatu variabel dapat disebabkan karena adanya perubahan pada

BAB 2 LANDASAN TEORI. Perubahan nilai suatu variabel dapat disebabkan karena adanya perubahan pada 19 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Analisis Regresi Perubahan nilai suatu variabel dapat disebabkan karena adanya perubahan pada variabel-variabel lain yang mempengaruhinya.misalnya pada seorang

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI BERGANDA TERHADAP FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU INFLASI TAHUN TUGAS AKHIR AGUS EFRATA BRAHMANA NIM:

ANALISIS REGRESI BERGANDA TERHADAP FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU INFLASI TAHUN TUGAS AKHIR AGUS EFRATA BRAHMANA NIM: ANALISIS REGRESI BERGANDA TERHADAP FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU INFLASI TAHUN 2006-2007 TUGAS AKHIR AGUS EFRATA BRAHMANA NIM:062407135 PROGRAM STUDI DIII STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Statistika Statistika merupakan cara-cara tertentu yang digunakan dalam megumpulkan, menyusun atau mengatur, menyajikan, menganalisa dan mmberi interpretasi terhadap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regressison analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan

BAB II LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regressison analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan BAB II LANDASAN TEORI 21 Konsep Dasar Analisis Regresi Analisis regresi (regressison analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Analisis Regresi Perubahan nilai suatu variabel dapat disebabkan karena adanya perubahan pada variabel - variabel lain yang mempengaruhinya. Misalnya pada kinerja

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Analisis Regresi Kata regresi (regression) diperkenalkan pertama kali oleh Francis Dalton pada tahun 1886. Menurut Dalton, analisis regresi berkenaan dengan studi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. regresi adalah sebuah teknik statistik untuk membuat model dan menyelediki

BAB 2 LANDASAN TEORI. regresi adalah sebuah teknik statistik untuk membuat model dan menyelediki BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Analisis Regresi Dalam beberapa masalah terdapat dua atau lebih variabel yang hubungannya tidak dapat dipisahkan, dan hal tersebut biasanya diselidiki sifat hubungannya.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan (prediction).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu wilayah dalam suatu periode tertentu. Produk Domestik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis regresi linier sederhana 2. Analisis regresi linier berganda. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis regresi linier sederhana 2. Analisis regresi linier berganda. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Pengertian regresi secara umum adalah sebuah alat statistik yang memberikan penjelasan tentang pola hubungan (model) antara dua variabel atau lebih. Istilah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. berarti ramalan atau taksiran pertama kali diperkenalkan Sir Francis Galton pada

BAB 2 LANDASAN TEORI. berarti ramalan atau taksiran pertama kali diperkenalkan Sir Francis Galton pada BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Analisis regresi merupakan suatu model matematis yang dapat digunakan untuk mengetahui pola hubungan antara dua atau lebih variabel. Istilah regresi yang berarti

Lebih terperinci

Statistik merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling banyak

Statistik merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling banyak BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisis Regresi Statistik merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling banyak mendapatkan perhatian dan dipelajari oleh ilmuan dari hampir semua ilmu bidang

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PADANG LAWAS UTARA TUGAS AKHIR SARIASMIN HUTAJULU

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PADANG LAWAS UTARA TUGAS AKHIR SARIASMIN HUTAJULU 1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PADANG LAWAS UTARA TUGAS AKHIR SARIASMIN HUTAJULU 112407030 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertian Regresi Regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain. Variabel yang pertama disebut dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERTANIAN DAN SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN TERHADAP INDEKS PERKEMBANGAN PDRB KABUPATEN ACEH SELATAN RENI HARPIANTI

ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERTANIAN DAN SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN TERHADAP INDEKS PERKEMBANGAN PDRB KABUPATEN ACEH SELATAN RENI HARPIANTI ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERTANIAN DAN SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN TERHADAP INDEKS PERKEMBANGAN PDRB KABUPATEN ACEH SELATAN RENI HARPIANTI 102407075 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain. Variabel yang pertama disebut

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SEKTOR PERTANIAN, PETERNAKAN, PARIWISATA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA BINJAI TUGAS AKHIR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SEKTOR PERTANIAN, PETERNAKAN, PARIWISATA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA BINJAI TUGAS AKHIR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SEKTOR PERTANIAN, PETERNAKAN, PARIWISATA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA BINJAI TUGAS AKHIR SUCI YENIAR NAINGGOLAN 102407091 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

BAB 3 PENGOLAHAN DATA BAB 3 PENGOLAHAN DATA 3.1 Menentukan Model Persamaan Regresi Linier Berganda Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah jumlah kecelakaan lalu lintas dan faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR RAMAYANI SIMBOLON

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR RAMAYANI SIMBOLON FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR RAMAYANI SIMBOLON 142407076 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Konsep Dasar Statistika Statistik merupakan cara cara tertentu yang digunakan dalam mengumpulkan, menyusun atau mengatur, menyajikan, menganalisa dan memberi interpretasi terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI KABUPATEN KARO RENNY AMANDA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI KABUPATEN KARO RENNY AMANDA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI KABUPATEN KARO RENNY AMANDA 102407003 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Konsep Dasar Statistika Statistik adalah ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk data, yaitu tentang pengumpulan, pengolahan, penganalisisa, penafsiran, dan penarikan kesimpulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Analisis Regresi Linier Analisis regresi merupakan teknik yang digunakan dalam persamaan matematik yang menyatakan hubungan fungsional antara variabel-variabel. Analisis regresi linier

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI BERGANDA TERHADAP FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU INFLASI TUGAS AKHIR YUDHISTIRA PRIA KUSUMA

ANALISIS REGRESI BERGANDA TERHADAP FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU INFLASI TUGAS AKHIR YUDHISTIRA PRIA KUSUMA i ANALISIS REGRESI BERGANDA TERHADAP FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU INFLASI TUGAS AKHIR YUDHISTIRA PRIA KUSUMA 112407085 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. pertama digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis

BAB 2 LANDASAN TEORI. pertama digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Dalam ilmu statistika teknik yang umum digunakan untuk menganalisa hubungan antara dua variabel atau lebih variabel adalah analisa regresi linier. Regresi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan (prediction).

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. pengetahuan, terutama para peneliti yang dalam penelitiannya banyak

BAB 2 LANDASAN TEORI. pengetahuan, terutama para peneliti yang dalam penelitiannya banyak BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisis Regresi Statistik merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling banyak mendapatkan perhatian dan dipelajari oleh ilmuan dari hampir semua ilmu bidang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisis Regresi Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor (variabel independent) dengan variabel outcome (variabel dependen) untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. mengetahui pola hubungan antara dua atau lebih variabel. Istilah regresi yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. mengetahui pola hubungan antara dua atau lebih variabel. Istilah regresi yang 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Analisis regresi merupakan suatu model matematis yang dapat di gunakan untuk mengetahui pola hubungan antara dua atau lebih variabel. Istilah regresi yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 21 Konsep Dasar Statistika Statistika merupakan cara-cara tertentu yang digunakan dalam mengumpulkan, menyusun atau mengatur, menyajikan, menganalisis dan memberi interpretasi terhadap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perindustrian Industri adalah bidang yang menggunakan keterampilan dan ketekunan kerja, serta penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil bumi dan distribusinya sebagai dasarnya.

Lebih terperinci

ANALISIS JUMLAH PENDUDUK DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DELI SERDANG TUGAS AKHIR YAYAN SYAHFAJAR

ANALISIS JUMLAH PENDUDUK DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DELI SERDANG TUGAS AKHIR YAYAN SYAHFAJAR ANALISIS JUMLAH PENDUDUK DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DELI SERDANG TUGAS AKHIR YAYAN SYAHFAJAR 112407095 PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. penjelasan tentang pola hubungan (model) antara dua variabel atau lebih.. Dalam

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. penjelasan tentang pola hubungan (model) antara dua variabel atau lebih.. Dalam BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 21 Pengertian Regresi Linier Pengertian regresi secara umum adalah sebuah alat statistik yang memberikan penjelasan tentang pola hubungan (model) antara dua variabel atau lebih

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. satu variabel yang disebut variabel tak bebas (dependent variable), pada satu atau

BAB 2 LANDASAN TEORI. satu variabel yang disebut variabel tak bebas (dependent variable), pada satu atau BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi pertama kali digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Gallon, istilah regresi pada mulanya bertujuan untuk membuat perkiraan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain. Variabel yang pertama disebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Analisis Regresi Statistik merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling banyak mendapatkan perhatian dan dipelajari oleh ilmuan dari hampir semua ilmu bidang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali digunakan oleh Francis Galton. Dalam papernya yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali digunakan oleh Francis Galton. Dalam papernya yang 13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Regresi Istilah regresi pertama kali digunakan oleh Francis Galton. Dalam papernya yang terkenal Galton menemukan bahwa meskipun terdapat tendensi atau kecenderungan

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN JUMLAH TENAGA KERJA TERHADAP PENDAPATAN PERKAPITA KOTA PADANGSIDIMPUAN TUGAS AKHIR OLEH

ANALISIS PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN JUMLAH TENAGA KERJA TERHADAP PENDAPATAN PERKAPITA KOTA PADANGSIDIMPUAN TUGAS AKHIR OLEH ANALISIS PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN JUMLAH TENAGA KERJA TERHADAP PENDAPATAN PERKAPITA KOTA PADANGSIDIMPUAN TUGAS AKHIR OLEH ISMED SULAIMAN SITANGGANG 102407037 PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 STATISTIKA

Lebih terperinci

PERAMALAN BANYAKNYA JUMLAH SURAT KILAT YANG DIKIRIM DAN DITERIMA KANTOR POS MEDAN DAN BELAWAN TAHUN 2011 TUGAS AKHIR

PERAMALAN BANYAKNYA JUMLAH SURAT KILAT YANG DIKIRIM DAN DITERIMA KANTOR POS MEDAN DAN BELAWAN TAHUN 2011 TUGAS AKHIR PERAMALAN BANYAKNYA JUMLAH SURAT KILAT YANG DIKIRIM DAN DITERIMA KANTOR POS MEDAN DAN BELAWAN TAHUN 2011 TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya FRISKA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, tujuan tersebut dikenal dengan nama trilogi pembangunan yaitu. pendapatan nasional maupun pendapatan per kapita.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, tujuan tersebut dikenal dengan nama trilogi pembangunan yaitu. pendapatan nasional maupun pendapatan per kapita. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum, setiap Negara ingin mencapai tiga tujuan kebijakan ekonomi. Di Indonesia, tujuan tersebut dikenal dengan nama trilogi pembangunan yaitu 1) Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. pengetahuan, terutama para peneliti yang dalam penelitiannya banyak

BAB 2 LANDASAN TEORI. pengetahuan, terutama para peneliti yang dalam penelitiannya banyak 17 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisis Regresi Statistik merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling banyak mendapatkan perhatian dan dipelajari oleh ilmuan dari hampir semua ilmu

Lebih terperinci

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Tenaga Kerja Industri Besar dan Sedang Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Tenaga Kerja Industri Besar dan Sedang Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Tenaga Kerja Industri Besar dan Sedang Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011 TUGAS AKHIR FIRMAN NUGRAHA 102407012 PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 STATISTIKA DEPARTEMEN

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR FAIZAL RIDHO

TUGAS AKHIR FAIZAL RIDHO KAJIAN PENGARUH SEKTOR PERTAMBANGAN SERTA PENGGALIAN DAN SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN TERHADAP INDEKS PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA MEDAN TUGAS AKHIR FAIZAL RIDHO 112407105 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PENGARUH PASANGAN USIA SUBUR (PUS), AKSEPTOR KB DAN JUMLAH POSYANDU TERHADAP JUMLAH KELAHIRAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2012 TUGAS AKHIR

PENGARUH PASANGAN USIA SUBUR (PUS), AKSEPTOR KB DAN JUMLAH POSYANDU TERHADAP JUMLAH KELAHIRAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2012 TUGAS AKHIR PENGARUH PASANGAN USIA SUBUR (PUS), AKSEPTOR KB DAN JUMLAH POSYANDU TERHADAP JUMLAH KELAHIRAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2012 TUGAS AKHIR WINDI WULANDARI 112407012 PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 STATISTIKA DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Indeks Pembangunan Manusia Pembangunan manusia merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas penduduk, hal ini dapat ditempuh dengan cara meningkatkan kapasitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi yang berarti peramalan, penaksiran, atau pendugaan pertama kali diperkenalkan pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton (1822-1911) sehubungan dengan penelitiannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Deploment Index (HDI)

BAB 1 PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Deploment Index (HDI) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Deploment Index (HDI) merupakan Salah satu cara dalam menilai keberhasilan pembangunan suatu Negara, khususnya terkait dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. teknik yang umum digunakan untuk menganalisis. hubungan antara dua atau lebih variabel adalah analisis regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. teknik yang umum digunakan untuk menganalisis. hubungan antara dua atau lebih variabel adalah analisis regresi. 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Regresi Dalam ilmu statistika, teknik yang umum digunakan untuk menganalisis hubungan antara dua atau lebih variabel adalah analisis regresi. Regresi pertama kali digunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel eksplanatorik, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel eksplanatorik, variabel BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain. Variabel yang pertama disebut

Lebih terperinci

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Didirikan tahun 1920 dengan tugas mengumpulkan data statistik Bea & Cukai dan bernaung di bawah department Landbouw Nijverheid en Handel. Pada tanggal

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dangkal, sehingga air mudah di gali (Ruslan H Prawiro, 1983).

BAB 2 LANDASAN TEORI. dangkal, sehingga air mudah di gali (Ruslan H Prawiro, 1983). BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Air Minum Semua makhluk hidup membutuhkan air, maka tempat yang tersedia air tentu penuh dengan makhluk hidup, kecuali air tersebut sudah sangat tercemar. Manusia juga

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN LAPANGAN KERJA DI PEMATANGSIANTAR TUGAS AKHIR NIDA ELHAQ

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN LAPANGAN KERJA DI PEMATANGSIANTAR TUGAS AKHIR NIDA ELHAQ HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN LAPANGAN KERJA DI PEMATANGSIANTAR TUGAS AKHIR NIDA ELHAQ 072407035 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPADATAN PENDUDUK KOTA MEDAN TAHUN 2012

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPADATAN PENDUDUK KOTA MEDAN TAHUN 2012 FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPADATAN PENDUDUK KOTA MEDAN TAHUN 2012 TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya RAHMAD NUR HIDAYAT S 102407069 PROGRAM

Lebih terperinci

ANALISA KORELASI JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR DAN PANJANG JALAN TERHADAP KECELAKAAN LALU-LINTAS DI TAPANULI UTARA TUGAS AKHIR RINA MELIANTI SINAGA

ANALISA KORELASI JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR DAN PANJANG JALAN TERHADAP KECELAKAAN LALU-LINTAS DI TAPANULI UTARA TUGAS AKHIR RINA MELIANTI SINAGA ANALISA KORELASI JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR DAN PANJANG JALAN TERHADAP KECELAKAAN LALU-LINTAS DI TAPANULI UTARA TUGAS AKHIR RINA MELIANTI SINAGA 062407027 PROGRAM STUDI D-III STATISTIKA FAKULATAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB 2. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton,

BAB 2. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton, 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton, analisis regresi berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Dalam ilmu statistika teknik yang umum digunakan untuk menganalisa hubungan anatara dua variabel atau lebih adalah analisa regresi linier. Regresi pertama digunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan tingkat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan tingkat BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisis Regresi dan Korelasi 2.1.1 Analisis Korelasi Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan tingkat hubungan Y dan X dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Data Data merupakan kumpulan keterangan atau fakta yang diperoleh dari satu populasi atau lebih. Data yang baik, benar dan sesuai dengan model menentukan kualitas kebijakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Regresi pertama kali digunakan sebagi konsep statistika pada tahun 1877 oleh sir Francis Galton.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Regresi pertama kali digunakan sebagi konsep statistika pada tahun 1877 oleh sir Francis Galton. BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Regresi Regresi pertama kali digunakan sebagi konsep statistika pada tahun 1877 oleh sir Francis Galton. Beliau memperkenalkan model peramalan, penaksiran, atau pendugaan,

Lebih terperinci

PERAMALAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) PADA TAHUN 2011 DI KABUPATEN DELI SERDANG BERDASARKAN DATA TAHUN TUGAS AKHIR

PERAMALAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) PADA TAHUN 2011 DI KABUPATEN DELI SERDANG BERDASARKAN DATA TAHUN TUGAS AKHIR PERAMALAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) PADA TAHUN 2011 DI KABUPATEN DELI SERDANG BERDASARKAN DATA TAHUN 2005-2009 TUGAS AKHIR SAHAT MANIK 082407116 PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA DEPARTEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH DAN PENDUDUK BUTA HURUF TERHADAP PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR

ANALISIS PENGARUH ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH DAN PENDUDUK BUTA HURUF TERHADAP PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH DAN PENDUDUK BUTA HURUF TERHADAP PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR JOKO SUHADA 102407068 PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA DEPARTEMEN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Peran pemimpin pendidikan menjadi sangat urgen untuk mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan. Pemimpin pendidikan dalam sebuah institusi pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah

BAB 1 PENDAHULUAN. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu wilayah dalam suatu periode tertentu. Produk Domestik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Regresi pertama kali dipergunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir francis

BAB 2 LANDASAN TEORI. Regresi pertama kali dipergunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir francis BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Regresi Regresi pertama kali dipergunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir francis Galton. Galton melakukan studi tentang kecenderungan tinggi badan anak.

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR UNTUK HASIL PRODUKSI KELAPA SAWIT DI KEBUN TAMIANG PT. PADANG PALMA PERMAI (PPP) TUGAS AKHIR YULI ARMITA

ANALISIS FAKTOR UNTUK HASIL PRODUKSI KELAPA SAWIT DI KEBUN TAMIANG PT. PADANG PALMA PERMAI (PPP) TUGAS AKHIR YULI ARMITA ANALISIS FAKTOR UNTUK HASIL PRODUKSI KELAPA SAWIT DI KEBUN TAMIANG PT. PADANG PALMA PERMAI (PPP) TUGAS AKHIR YULI ARMITA 052407155 PROGRAM STUDI D-III STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

KEPPRES 6/1992, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA BIRO PUSAT STATISTIK

KEPPRES 6/1992, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA BIRO PUSAT STATISTIK KEPPRES 6/1992, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA BIRO PUSAT STATISTIK Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 6 TAHUN 1992 (6/1992) Tanggal: 9 JANUARI 1992 (JAKARTA) Sumber:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep dan Definisi Pendapatan Regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada wilayah analisis. Tingkat pendapatan dapat diukur dari total pendapatan wilayah maupun

Lebih terperinci

MENGHITUNG UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR) KOTA MEDAN MENURUT LAPANGAN USAHA PADA SEKTOR BANGUNAN ATAU KONSTRUKSI TAHUN 2012 TUGAS AKHIR OLEH

MENGHITUNG UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR) KOTA MEDAN MENURUT LAPANGAN USAHA PADA SEKTOR BANGUNAN ATAU KONSTRUKSI TAHUN 2012 TUGAS AKHIR OLEH MENGHITUNG UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR) KOTA MEDAN MENURUT LAPANGAN USAHA PADA SEKTOR BANGUNAN ATAU KONSTRUKSI TAHUN 2012 TUGAS AKHIR OLEH WILLY RAMSAL 092407028 PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA DEPARTEMEN

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH ANGKATAN KERJA DI PROVINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR PRAJABASA P LUBIS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH ANGKATAN KERJA DI PROVINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR PRAJABASA P LUBIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH ANGKATAN KERJA DI PROVINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR PRAJABASA P LUBIS 142407020 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

ANALISA KORELASI TERHADAP FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN BERAS DI KOTA MEDAN TUGAS AKHIR DIAN ARIESTYA

ANALISA KORELASI TERHADAP FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN BERAS DI KOTA MEDAN TUGAS AKHIR DIAN ARIESTYA ANALISA KORELASI TERHADAP FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN BERAS DI KOTA MEDAN TUGAS AKHIR DIAN ARIESTYA 082407030 PROGRAM STUDI D-III STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

Pertemuan keenam ANALISIS REGRESI

Pertemuan keenam ANALISIS REGRESI Pertemuan keenam ANALISIS REGRESI Secara umum ada dua macam hubungan antara dua variable atau lebih, yaitu bentuk hubungan dan keeratan hubungan. Untuk mengetahui bentuk hubungan digunakan analisis regresi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang 9 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator untuk menentukan atau menilai apakah suatu negara pembangunannya berhasil atau tidak. Produk Domestik Regional Bruto

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Analisis Regresi dan Korelasi 1. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan kuatnya atau derajat hubungan linier antara dua variabel atau

Lebih terperinci

MENGHITUNG UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR) KOTA MEDAN MENURUT LAPANGAN USAHA PADA SEKTOR INDUSTRI TAHUN 2011 BERDASARKAN DATA DARI TAHUN

MENGHITUNG UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR) KOTA MEDAN MENURUT LAPANGAN USAHA PADA SEKTOR INDUSTRI TAHUN 2011 BERDASARKAN DATA DARI TAHUN MENGHITUNG UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR) KOTA MEDAN MENURUT LAPANGAN USAHA PADA SEKTOR INDUSTRI TAHUN 2011 BERDASARKAN DATA DARI TAHUN 2000-2009 TUGAS AKHIR OLEH NURHAYATI 082407016 PROGRAM STUDI DIPLOMA

Lebih terperinci

APLIKASI ANALISIS REGRESI PADA ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERTANIAN DAN PERDAGANGAN TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN PDRB KOTA BINJAI TUGAS AKHIR

APLIKASI ANALISIS REGRESI PADA ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERTANIAN DAN PERDAGANGAN TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN PDRB KOTA BINJAI TUGAS AKHIR APLIKASI ANALISIS REGRESI PADA ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERTANIAN DAN PERDAGANGAN TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN PDRB KOTA BINJAI TUGAS AKHIR ELISA 082407018 PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Dia

BAB 2 LANDASAN TEORI. digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Dia 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Dalam ilmu statistika teknik yang umum digunakan untuk menganalisa hubungan antara dua variabel atau lebih adalah analisa regresi linier. Regresi pertama

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut hasil

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut hasil BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Konsep Dasar Analisis Regresi Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut hasil penelitian Galton, meskipun ada kecenderungan pada orangtua yang

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PERIKANAN LAUT KABUPATEN LANGKAT MENGGUNAKAN REGRESI LINIER BERGANDA HARIYANTO SYAHPUTRA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PERIKANAN LAUT KABUPATEN LANGKAT MENGGUNAKAN REGRESI LINIER BERGANDA HARIYANTO SYAHPUTRA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PERIKANAN LAUT KABUPATEN LANGKAT MENGGUNAKAN REGRESI LINIER BERGANDA HARIYANTO SYAHPUTRA 122407068 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Sir Francis Galton pada tahun

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Sir Francis Galton pada tahun BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Sir Francis Galton pada tahun 1886.Secara umum, analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu variabel tak bebas (dependent

BAB 2 LANDASAN TEORI. berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu variabel tak bebas (dependent BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton, analisis regresi berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 21 Pengertian Regresi Linier Pengertian Regresi secara umum adalah sebuah alat statistik yang memberikan penjelasan tentang pola hubungan (model) antara dua variabel atau lebih Analisis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Analisis Regresi dan Korelasi 1. Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan kuatnya atau derajat hubungan linier antara dua variabel

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA JENIS PEKERJAAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI ANAK DI SMA NEGERI 1 UJUNG PADANG KABUPATEN SIMALUNGUN TUGAS AKHIR

HUBUNGAN ANTARA JENIS PEKERJAAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI ANAK DI SMA NEGERI 1 UJUNG PADANG KABUPATEN SIMALUNGUN TUGAS AKHIR HUBUNGAN ANTARA JENIS PEKERJAAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI ANAK DI SMA NEGERI 1 UJUNG PADANG KABUPATEN SIMALUNGUN TUGAS AKHIR GINANZAR WAHYUDI 062407147 PROGRAM STUDI DIPLOMA III

Lebih terperinci

BAB III SEJARAH DAN STRUKTUR BPS

BAB III SEJARAH DAN STRUKTUR BPS BAB III SEJARAH DA STRUKTUR BPS 3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS) Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Lembaga egara on Departemen. Badan Pusat Statistik melakukan kegiatan yang ditugaskan oleh pemerintah

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN GULA IMPOR DI INDONESIA BERDASARKAN DATA TAHUN TUGAS AKHIR

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN GULA IMPOR DI INDONESIA BERDASARKAN DATA TAHUN TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN GULA IMPOR DI INDONESIA BERDASARKAN DATA TAHUN 1994-2008 TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Kata metode berasal dari Bahasa Yunani Methodos yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. 1 Menurut I Made, metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan rangkuman dari Indeks Perkembangan dari berbagai sektor ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan rangkuman dari Indeks Perkembangan dari berbagai sektor ekonomi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan, khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan tersebut merupakan rangkuman

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator tingkat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan suatu daerah dalam suatu periode tertentu, Perhitungan PDRB Kota Medan dan

Lebih terperinci

ANALISIS JUMLAH CALON MAHASISWA BARU TAHUN 2010 DI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA.

ANALISIS JUMLAH CALON MAHASISWA BARU TAHUN 2010 DI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA. ANALISIS JUMLAH CALON MAHASISWA BARU TAHUN 2010 DI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA. TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya AULIA

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI SUMATERA UTARA TAHUN 2015 TUGAS AKHIR HARIS RAMADHAN

PERAMALAN JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI SUMATERA UTARA TAHUN 2015 TUGAS AKHIR HARIS RAMADHAN PERAMALAN JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI SUMATERA UTARA TAHUN 2015 TUGAS AKHIR HARIS RAMADHAN 112407047 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jagung antara lain produktifitas, luas panen, dan curah hujan. Pentingnya

BAB 1 PENDAHULUAN. jagung antara lain produktifitas, luas panen, dan curah hujan. Pentingnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jagung merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak ditanam di setiap Negara, termasuk Indonesia. Jagung adalah sumber pangan kedua setelah padi. Hampir 70% hasil

Lebih terperinci

PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB ) SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2012 TUGAS AKHIR

PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB ) SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2012 TUGAS AKHIR PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB ) SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2012 TUGAS AKHIR MAHYULY SUAIDAH SIREGAR 072407080 PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton, analisis regresi berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu variabel yang

Lebih terperinci

BAB II METODE ANALISIS DATA. memerlukan lebih dari satu variabel dalam membentuk suatu model regresi.

BAB II METODE ANALISIS DATA. memerlukan lebih dari satu variabel dalam membentuk suatu model regresi. 10 BAB II METODE ANALISIS DATA 2.1 Pengertian Regresi Berganda Banyak data pengamatan yang terjadi sebagai akibat lebih dari dua variabel, yaitu memerlukan lebih dari satu variabel dalam membentuk suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.9 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.9 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.9 Latar Belakang Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkat kinerja perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata kehidupan yang layak bagi seluruh rakyat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Regresi Linier Analisis regresi merupakan teknik yang digunakan dalam persamaan matematik yang menyatakan hubungan fugsional antara variabel-variabel. Analisis regresi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton,

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton, 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton, analisis regresi berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ANALISIS JALUR YANG MEMPENGARUHI ANGKA LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR TUGAS AKHIR

PENGGUNAAN ANALISIS JALUR YANG MEMPENGARUHI ANGKA LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR TUGAS AKHIR PENGGUNAAN ANALISIS JALUR YANG MEMPENGARUHI ANGKA LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR TUGAS AKHIR IVAN J M SIMANUNGKALIT 112407006 PROGRAM STUDI DIPLOMA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Energi sangat berperan penting bagi masyarakat dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Energi sangat berperan penting bagi masyarakat dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi sangat berperan penting bagi masyarakat dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab itu peningkatan serta

Lebih terperinci