BAB II TINJAUAN LITERATUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN LITERATUR"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1 Pengindeksan Subjek Pengertian Pengindeksan Subjek Di dalam sebuah perpustakaan pengindeksan subjek sangatlah penting, karena pengindeksan merupakan salah satu kegiatan utama yang dapat mendukung proses penelusuran informasi ini. Di sini tentunya adalah pengindeksan tentang subjek, yang dikenal dengan sebutan subject indexing. Menurut Cleveland and Cleveland (2001,97) bahwa, Indexing is the process identyfying information in a knowledge record (text or nontext) an organizing the pointers to that information in to searchable file. Artinya Pengindeksan adalah proses mengidentifikasi informasi kedalam sebuah catatan pengetahuan baik dalam bentuk teks maupun bukan teks yang berfungsi untuk memberi petunjuk keinformasi file yang akan dicari ataupun dituju. Selain itu menurut pendapat Sugeng (2013), Pengindeksan adalah sebuah proses untuk melakukan pengindeksan terhadap kumpulan dokumen yang akan disediakan sebagai informasi kepada pemakai. According to the British indexing standard (BS3700 :1988), an index is a systematic arrangement of entries designed to enable users to locate information in a document. The process of creating an index is called indexing, and a person who does it is called a indexer.there are many types of indexes, from cumulative indexes for journals tocomputer database indexes. Merced (2011) Berdasarkan pendapat di atas, Indeks adalah susunan sistematis dari perancangan entri yang memungkinkan pengguna untuk menemukan informasi pada dokumen. Proses dalam membuat indeks disebut pengindeksan, dan orang yang melakukan proses index disebut indekser. Ada beberapa jenis indeks, yaitu indeks kumulatif untuk jurnal, dan indeks database untuk komputer. Indexing (pengindeksan) adalah kegiatan pencatatan ciri-ciri dokumen yang penting, seperti analisis isi dokumen, pencatatan judul, pengarang, penerbit, 7

2 halaman dokumen dan lain-lain. (LIPI-Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah 2012). Selain pendapat di atas Konfhage yang dikutip oleh Andriaty (2002,1) menyatakan Indeks merupakan hasil utama dari proses analisis dokumen, dibuat untuk keperluan temu kembali informasi dalam suatu pangkalan data atau dalam majalah sekunder tercetak. Suatu indeks harus memberikan kemungkinan bagi pengguna untuk dapat mengakses suatu dokumen, maupun sekumpulan secara efisien. Dari keempat pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengindeksan adalah proses mengidentifikasi catatan dari wakil dokumen yang penting serta pengorganisasian informasi kedalam pangkalan data untuk mempermudah dalam penelusuran informasi Tujuan dan Manfaat Pengindeksan Subjek Tujuan pengindeksan adalah untuk menemukan kembali dokumen yang relevan dengan permintaan pemustaka (LIPI-Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah 2012). The main purpose of indexing and abstracting is to construct representations of published items in a form suitable for inclusion in some type of database. (Lancaster 1998). Maksudnya tujuan utama dari pengindeksan adalah untuk membentuk atau membangun representasi dari item yang dicantumkan dalam bentuk yang sesuai untuk dimasukan kedalam database. Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa tujuan dari pengindeksan subjek adalah untuk membentuk representasi dari isi wakil dokumen yang dicantumkan ke dalam database guna mempermudah dalam sistem temu balik informasi Pengindeksan Subjek Secara Manual (Human Indexer) Pengindeksan subjek secara manual harus dilakukan oleh seorang pustakawan yang memiliki keahlian dan keterampilan dalam bidang 8

3 pengindeksan. Berikut defenisi dari pustakawan menurut Ikatan Pustakawan Indonesia dalam (Hermawan and Arzen 2006,45) yaitu: Pustakawan adalah seorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan. Dalam Undang-Undang RI No. 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan Pasal 1 ayat 8 dinyatakan bahwa, Pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/ atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pustakawan adalah seseorang yang mempunyai kompetensi dibidang perpustakaan yang mampu melayani pengguna sesuai dengan lembaga induknya. Salah satu tugas pokok pustakawan tingkat ahli yaitu: Pengolahan bahan pustaka/ koleksi yang melakukan kegiatan mendeskripsikan bahan pustaka dan menyiapkan sarana temu kembali informasi, meliputi kegiatan katalogisasi deskripsi, klasifikasi, penetapan tajuk subyek serta pengelolaan data bibliografinya, menentukan kata kunci, meyusun bibliografi, indeks dan sejenisnya. (Hermawan and Arzen 2006) Pustakawan yang melakukan kegiatan indeks/ penentuan indeks disebut indekser (human indexer). Seorang indekser harus mampu menganalisa dan mengevaluasi suatu dokumen artikel/ teks serta harus mampu membuat notasi klasifikasi dari suatu dokumen. Hasil indeks subjek yang dihasilkan para indekser akan dicocokkan dengan thesaurus yaitu Library Of Congress Subject Heading (LCSH), sehingga indeks subjek yang dihasilkan oleh indekser merupakan indeks subjek yang terkontrol dan menjadi kosakata yang baku. Human indexer use their knowledge to find the aboutness of the writing they are analyzing and find concept within the writing. Human indexing tends to focus on larger documentary units, such as complete periodical articles, complete chapter in collection, or even complete monographs. Human indexers are inconsistent. (Anderson dan Perez dalam Shield 2005,1) 9

4 Dari pendapat di atas dapat diartikan bahwa indekser menggunakan pengetahuan yang mereka miliki untuk menemukan konsep dalam sebuah tulisan dan kemudian menggunakan istilah dalam pencarian sebuah karya. Pengindeksan secara manual cenderung fokus pada unit dokumentasi yang besar, seperti artikel terbitan berkala yang lengkap. Pengindeksan secara manual cenderung tidak konsisten. Menurut Sulistyo-Basuki (1992,95) langkah-langkah kegiatan penentuan pengindeksan sama dengan kegiatan penentuan deskripsi isi adalah sebagai berikut : 1. Pengamatan awal terhadap dokumen 2. Identifikasi subjek utama 3. Identifikasi elemen yang dideskripsikan dan pemisahan istilah berkaitan. 4. Verifikasi relevansi istilah-istilah tersebut. 5. Konversi istilah dari bahasa sehari-hari ke bahasa dokumenter (bilamana diperlukan). 6. Verifikasi relevansi deskripsi 7. Pengaturan deksripsi sesuai dengan ketentuan formal yang dianut oleh sistem informasi bersangkutan. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa seorang indekser harus melakukan pengamatan awal terlebih dahulu terhadap isi dokumen tersebut dengan melihat sekilas rangkuman dari dokumen, langkah kedua menganalisis subjek utama dengan menyesuaikan tingkat analisis dengan tingkat pengindeksan yang diinginkan, langkah ketiga pemisahan istilah penting yang harus memperhatikan struktur dokumen serta merekam pentingnya dokumen tersebut terhadap berbagai subjek. Tujuannya untuk menghasilkan pengindeksan yang hamper sesuai dengan dokumen aslinya. Langkah keempat setelah pemilihan istilah penting, tingkat berikutnya adalah pemilihan istilah yang sesuai. Langkah berikutnya, istilah yang dipilih harus diterjemahkan kedalam bahasa dokumenter, paling sedikit untuk pengindeksan dalam unit informasi. Langkah keenam tahap verifikasi menjamin bahwa pengindeksan telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pengindeks memeriksa ulang hasil pengindeksan. 10

5 Dapat disimpulkan bahwa pengindeksan secara manual merupakan proses penentuan rangkuman atau konsep sebuah dokumen yang dilakukan oleh indekser. Pengindeksan subjek dilakukan mulai dari tahap awal, yaitu pengamatan sebuah dokumen sampai kepada pengaturan deskripsi isi, dan hasil pengindeksan subjek secara manual adalah deskripsi indeks yakni wakil isi dari dokumen tersebut Pengindeksan Subjek Secara Otomatis (Machine Indexer) Pengindeksan subjek secara otomatis sangat identik dengan penggunaan komputer. Pengindeksan subjek secara otomatis dapat mempemudah pekerjaan atau dengan kata lain dapat memperkecil beban kerja seorang indekser. Dalam hal ini seorang indekser dituntut harus memiliki kemampuan dalam bidang komputer. Menurut Tulic yang dikutip oleh (Obaseki 2010) adalah: Automated indexing is the process of assigning and arranging index terms for natural language without human intervention. The index is produced using algorithms. These algorithms workson database containing document representations, inncluding full text or bibliographic records, but alsoon non-text data bases such as images or music. Maka dapat diartikan bahwa, pengindeksan otomatis adalah proses menetapkan dan menerapkan persyaratan indeks untuk bahasa alamiah tanpa campur tangan manusia. Indeks ini dibuat dengan menggunakan algoritma. Algoritma bekerja pada database yang berisi representasi atau wakil dokumen, termasuk teks yang lengkap, atau catatan bibliografi, termasuk juga pada basis data non-teks seperti gambar atau musik. Menurut Seth yang dikutip oleh (Obaseki 2010) yaitu : Argues for the use of automated indexing because it is faster and cheaper. Seth asserts that this is one way of achieving the goals of information centers. This view is welcomed by numerous scholars, because automated indexing can deal with the increasing amount of new material being produced that has made manual indexing slow and expensive. Dapat dijelaskan bahwa, penggunaan pengindeksan secara otomatis lebih cepat dan lebih murah. Seth juga menegaskan bahwa ini adalah salah satu cara 11

6 untuk mencapai tujuan pusat informasi. Pandangan ini disambut baik oleh banyak orang, karena pengindeksan otomatis dapat menangani peningkatan jumlah materi baru yang sebelumnya dibuat secara pengindeksan manual yang lambat dan mahal. Menurut Anderson dan Perez yang dikutip oleh Shield (2005,1) bahwa : Automatic indexing often refers to indexing done by computer algorithms. Obviously, humans are involved with creating the programs for the computers, and in setting the parameters, but the work is done by computers. Indexing is based solely on the text stored and is completely immune to the particular group of users and their queries. Maka dapat diartikan pengindeksan subjek secara otomatis sering merujuk kepada algoritma atau statistika komputer. Secara jelas, manusia juga dilibatkan dalam penciptaan program komputer, dan pengaturan tolak ukur, tetapi pada akhirnya pekerjaan diselesaikan oleh komputer. Pengindeksan subjek secara otomatis didasarkan pada teks yang tersimpan dan dilengkapi kekebalan untuk kelompok pengguna khusus dan query mereka. Automated indexing a tool that now accompanies most processing software, build a concordanceor a word list, from processed files. Although the manufacturers often claimthese packages build indexes, the beginning stages of building an index.usability tests of these packages have shown that the word lists omit manykey ideas and phrases, and cannot fine-tune terminology for easy retrieval,or build the needed hierarchies of ideas that professional indexing can. (Maron) Berdasarkan defenisi di atas dapat diartikan bahwa, pengindeksan otomatis adalah sebuah alat yang menyertai sebagian besar perangkat lunak pengolahan, membangun indeks atau daftar kata, dari file yang diproses. Meskipun produsen sering mengklaim paket ini berfungsi untuk membangun indeks. Kegunaan dari pengindeksan otomatis ini untuk menunjukkan daftar kata, dan mengabaikan banyak kata buangan dan tidak bisa menyempurnakan istilah-istilah untuk memudahkan pencarian, atau saat membangun istilah- istilah tersebut secar a hirarki diperlukan ide- ide yang telah dilakukan oleh pengindeks professional. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, pengindeksan subjek secara otomatis adalah pengindeksan yang dilakukan melalui sistem komputerisasi yang dilakukan oleh seorang indekser yang mempunyai keahlian 12

7 dalam bidang komputer, dimana pengindeksan subjek secara otomatis mengacu kepada algoritma atau statistika komputer, yang dapat mempercepat pekerjaan dalam membangun indeks. Pengindeksan otomatis dapat dibagi ke dalam 4 pendekatan yakni: statistik, sintaksis, sistem semantik, dan dasar ilmu pengetahuan. (Clevleand and Clevleand yang dikutip oleh Shield 2005,1). Menurut (Diakoff 2004,84-96) pengindeksan secara otomatis memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Lebih canggih 2. Sangat baik untuk materi yang sama 3. Sangat murah 4. Mampu untuk menyaring istilah seperti halnya pengelompokan kata. Berikut masalah dengan pengindeksan otomatis meliputi : 1. Presisi rendah, bahwa masalah yang muncul adalah pengindeksan otomatis tidak akan memeriksa istilah yang langka. 2. Rendahnya temu kembali atau recall karena adanya sinonim kata 3. Secara umum yang timbul dari penggunaan penulis adalah " istilah terlalu luas atau terlalu sempit 2.4. Dalil Zipf Pengertian Zipf Dalil Zipf memiliki peranan yang penting dalam pengindeksan subjek terutama untuk pengindeksan subjek secara otomatis. Dalil zipf digunakan untuk mengetahui suatu dokumen dengan memberi peringkat kata dalam literatur, atau distribusi frekwensi kata dengan peringkat kata (word frequency), (Hasugian 1999,1). Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa Dalil Zipf berfungsi untuk mengetahui indeks subjek suatu dokumen dengan melihat dari frekwensi kata dokumen. Zipf's law A well-known bibliometric law concerning the frequency of words in a text. The law is named for philologist George Kingsley Zipf ( ) (Diodata 1994, 167). Maksudnya Hukum Zipf adalah salah satu kajian dari 13

8 bidang bibliometrik terkenal mengenai frekwensi kata dalam teks. Maka hukum ini disebut George Kingsley Zipf ( ). Zipf mulai terkenal dalam bidang bibliometrika setelah karyanya yang berjudul The Psycho-biology of language, terbit pada tahun Zipf melalui karya tersebut membawa studi bahasa ke dalam suatu kondisi ilmu eksakta dengan memakai prinsip-prinsip statistik. Empat belas tahun kemudian, Zipf semakin terkenal dengan bukunya yang berjudul, Human Behavior and Principle of Least Effort yang terbit pada tahun Karya tersebut menyatakan bahwa seseorang lebih mudah untuk memilih dan menggunakan kata-kata umum, yang lebih familiar dari pada kata-kata yang tidak dikenalnya, dengan demikian kemungkinan pemunculan kata-kata umum yang lebih familiar dalam suatu karya biasanya lebih tinggi dari pada kata-kata yang tidak dikenalnya. Sekalipun Zipf adalah seorang ahli bahasa dan filsafat, namun ia tertarik untuk melakukan teknik pengukuran (matrics) terhadap dokumen atau literatur dengan memakai pendekatan statistik. Zipf berhasil melakukan observasi atau pemeriksaan terhadap sebuah novel yang berjudul Ulysses, karangan James Joice yang pada saat itu merupakan salah satu pemegang hadiah nobel. Hasil observasinya menyatakan bahwa terdapat kata yang berlainan dalam karya tersebut, sedangkan jumlah kata seluruhnya adalah Dalam hasil pemeriksaan atau observasinya, Zipf juga menemukan beberapa kata yang berkali-kali digunakan (di ulang), dan kata-kata yang penggunaanya rendah, bahkan ada kata yang hanya digunakan sekali. Kata yang dimaksud adalah kumpulan huruf yang diapit oleh dua spasi. Kata bergaris hubung dianggap satu kata, dan tanda kutip dianggap bagian dari satu kata. Semua kata fonetik yang dianggap kata berbeda, kata sandang (stopword) tidak dipergunakan dan diabaikan oleh Zipf. Kemudian Zipf membuat perhitungan peringkat kata. Perhitungan peringkat kata ini yang akhirnya dikenal dengan sebutan Dalil Zipf s. 14

9 2.4.2 Perkembangan dan Aplikasi Dalil Zipf Peringkat kata yang diperkenalkan oleh Zipf bersifat lebih konsisten dan lebih dikenal dengan sebutan Dalil Zipf yang pertama. Berikut isi dari Dalil Zipf yang pertama yaitu : Zipf's Law is often used to predict the frequency of words within a text. The Law states that in a relatively lengthy text, if you "list the words occurring within that text in order of decreasing frequency, the rank of a word on that list multiplied by its frequency will equal a constant. The equation for this relationship is: r x f = k where r is the rank of the word, f is the frequency, and k is the constant. (Guo Gen-Ming 2008, 5). Berdasarkan pendapat di atas bahwa, Hukum Zipf sering digunakan untuk memprediksi frekwensi kata- kata dalam teks, bahwa bila jumlah pengulangan setiap kata yang berlainan terdapat pada sebuah teks dihitung dan hasilnya dituangkan dalam bentuk tabel, dengan peringkat 1 adalah kata yang memiliki frekwensi pengulangan paling tinggi dan seterusnya, maka peringkat susunan jajaran itu disebut ranking (r) dan jumlah pengulangan kata disebut frekwensi (f) maka r x f = K ( konstanta). Dimana Dalil Zipf tersebut digunakan hanya untuk kata-kata yang sering muncul dengan frekwensi tertinggi. Perhitungan setiap kata yang berbeda cara menulisnya dianggap kata yang berbeda dan kata yang memiliki frekwensi pengulangan yang sama memperoleh peringkat yang berbeda pula. Selain itu, ada satu lagi rumus Zipf tentang kata yang memiliki frekwensi pengulangan yang rendah, rumus ini disebut sebagai Dalil Zipf s II. Dimana dalil ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan dalil yang pertama. Karena dalil kedua ini ini hanya berlaku untuk kata-kata yang muncul dengan frekwensi yang rendah. Kemudian dalil kedua ini telah diperbaiki oleh Booth dengan rumus sebagai berikut : Ii/ In= n ( n-1)/2 Dimana : Ii = kata yang diulang 1 (satu) kali In= kata yang diulang n kali. 15

10 Rumus Booth juga menjelaskan adanya titik frekwensi antara kata yang berfrekwensi tinggi dengan kata yang berfrekwensi rendah. Titik frekwensi ini terjadi pada saat peralihan dari kata yang memiliki frekwensi khusus ke kata yang memiliki frekwensi pengulangan yang sama. Selanjutnya Goffman memperkenalkan model transisi, yang merupakan Zipf s I (berlaku hanya untuk kata yang memiliki frekuensi pengulangan yang tinggi) dan dalil Zipf s II (berlaku untuk kata yang memiliki frekwensi pengulangan yang rendah). Kata yang memiliki frekwensi pengulangan yang tinggi biasanya adalah kata sandang dan kata sambung serta awalan yang tidak sesuai sebagai istilah indeks. Dalam pengindeksan, istilah ini disebut stopword dan selalu dibuang dikarenakan kata sandang (stopword) tidak diperhitungkan sebagai kosa kata indeks. Sedangkan kata yang memiliki frekwensi pengulangan yang rendah adalah kata yang menunjukkan ciri khas dari seorang pengarang. Kata ini tidak dipergunakan dalam pengindeksan. Model transisi yang ditawarkan Goffman memberikan suatu penjelasan yang lebih rasional dan pasti, dengan memperkenalkan cara untuk mengulangi kelemahan tersebut, dengan maksud untuk mencari titik transisi, yaitu nilai batas antara kata yang berfrekwensi rendah. Hal ini dapat diduga bahwa titik transisi tersebut merupakan daerah yang memuat kata-kata yang menunjukkan isi dokumen. Untuk menentukan titik ini dipakai rumus ABC, yang merupakan pengembangan dari dalil Zipf s II yaitu: Dimana: a = 1, b = 1 dan c = - 2 Ii Pao yang dikutip oleh Hasugian (1999,9) menyatakan bahwa Setelah diperoleh titik transisi (dari nilai n di atas), dengan mengambil jumlah kata yang sama di atas dan di bawah titik tersebut, maka diperoleh daerah transisi. Kata-kata 16

11 yang berada pada daerah transisi setelah dikurangi dengan kata-kata buangan (stopword), merupakan istilah indeks dokumen Penentuan Indeks Subjek dengan Menggunakan Dalil Zipf Ada beberapa langkah untuk menentukan indeks suatu artikel dengan menggunakan dalil ini yaitu : 1. Memilih dokumen. Dalam memilih dokumen peneliti biasanya memilih dokumen elektronik, karena informasi lebih bersifat akurat. 2. Menghitung jumlah frekwensi kata yang terdapat dalam dokumen, digunakan bantuan bantuan komputer, dengan memakai program aplikasi Microsoft Word. Caranya adalah semua kata yang terdapat pada artikel tersebut diblok (short), dengan menggunakan perintah convert table to text dari menu table, kemudian number colums diisi dengan angka satu (1), lalu di-click kemudian di ascending, hasilnya ialah bahwa semua kata akan tampil berurut dengan frekwensi pemunculannya, selanjutnya frekwensi kata tersebut dihitung secara manual dan hasil angka frekwensi yang diperoleh diketik disamping setipa kata (mulai dari frekwensi kata tertinggi sampai ke frekwensi rendah). 3. Menentukan titik transisi dari suatu dokumen. Untuk menentukan titik transisi, dipergunakan rumus dari Dalil Zipf II yang sudah dikembangkan yaitu rumus ABC yaitu: 4. Penentuan daerah transisi Dilakukan dengan cara mengambil 10 kata diatas dan 10 kata di bawah titik transisi. 5. Penentuan indeks dokumen. Kata-kata yang terdapat pada daerah transisi, setelah kata buangan (stopword) dihilangkan selanjutnya dijadikan menjadi indeks dokumen. 17

12 6. Interprestasi terhadap indeks dokumen. Setelah indeks dokumen diperoleh, maka selanjutnya diinterpretasikan atau dinilai apakah indeks tersebut benar-benar dapat menggambarkan isi atau subjek dari artikel 2. Menghitung jumlah dan frekuensi kata 3. Menentukan titik transisi dari suatu dokumen 4. Penentuan daerah transisi 5. Penentuan indeks dokumen 6. Interpretasi terhadap indeks dokumen Penelitian Terdahulu Sudah banyak penulis terdahulu yang melakukan penelitian menggunakan Dalil Zipf diantaranya yaitu ; Penelitian tentang Dalil Zipf yang sudah pernah dilakukan oleh (Simarmata 2006), pada artikel ilmiah dari Jurnal Agricultural Research, dimana jurnal ini lebih membahas tentang jurnal yang berbasis sains yang mengkhususkan kepada jurnal Ilmu Pertanian. Pada penelitian ini, hasil indeks yang menggunakan Dalil Zipf dibandingkan dengan hasil indeks secara konvensional (indeks yang dibuat oleh indekser) yang sudah ditetapkan secara langsung 2 human indexer di Unit Kerja Perpustakaan Sumatera Utara yang nantinya hasil indeks tersebut akan mewakili dari isi dokumen tersebut. Kesimpulan yang diambil bahwa, ada 13 artikel yang diuji coba dengan menggunakan Dalil Zipf, diperoleh data antara lain; 8 artikel memiliki indeks relevan yang sama dengan indeks yang dibuat oleh indekser dan 1 artikel memiliki relevan marginal dan 5 artikel lainnya tidak memiliki persamaan indeks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil pengindeksan dengan Dalil Zipf tidak sama dengan hasil pengindeksan yang dihasilkan oleh indekser. Selain itu penelitian dibidang Zipf s juga dilakukan (Powers 1998), pada Information Theory and Psychological. Teori Zipf s diterapkan pada teori tersebut dengan melihat frekuensi konstanta bebas. Dengan penggunaan Dalil Zipf dapat dilakukan penggabungan efek bahasa dan gaya penerjemahan. Beberapa terjemahan ditargetkan pada level kosa kata yang lebih dikenal serta penggunaan kosa kata secara teknis. Pada penelitian yang dilakukan oleh (Ginting,Sri Ulina 2003), pada artikel ilmiah dari Jurnal Lancet (Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan) diperoleh 18

13 kesimpulan bahwa dari kelima artikel yang telah diuji coba dengan menggunakan Dalil Zipf, diperoleh data antara lain tiga artikel memiliki kesamaan dan ketepatan istilah secara relevan marginal dengan indeks yang dihasilkan oleh indekser, yaitu artikel pertama, kedua dan artikel ketiga, dua artikel lainnya menunjukkan bahwa hasil pengindeksan menggunakan Dalil Zipf tidak memiliki kesamaan (tidak relevan) dengan indeks yang dihasilkan oleh indekser, yaitu artikel keempat dan kelima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dalil Zipf tidak dapat sepenuhnya menggantikan posisi seorang indekser dalam melakukan kegiatan pengindeksan subjek, walaupun sebenarnya indeks yang dihasilkan Dalil Zipf dapat menggambarkan secara nyata isi dari artikel, karena indeks yang dihasilkan merupakan indeks tunggal (pra-koordinasi) yang dimunculkan dari bahasa alamiah (natural languanges) dari penulis artikel. Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Sitohang 2009), pada artikel-artikel The Journal of Knee Surgery Volume 21, Issu 2, 3, dan 4 Tahun 2008, diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan Dalil Zipf dalam pengindeksan subjek dapat menghasilkan indeks subjek tunggal (pra-koordinasi) yang diperoleh langsung dari bahasa dokumen itu sendiri, sedangkan indeks yang dihasilkan Medical Subject Headings pada artikel tersebut merupakan indeks subjek terkontrol atau menggunakan bahas baku. Dan penggunaan Dalil Zipf ternyata memiliki tingkat relevan yang tinggi jika dibandingkan dengan hasil relevan marginal dan hasil indeks subjek yang tidak relevan. Hal ini terbukti dari hasil rekapitulasi, dimana tingkat relevan berjumlah 66 % sedangkan tingkat relevan marginal dan tingkat non-relevan masing-masing 17 % serta Dalil Zipf dapat digunakan untuk pengindeksan subjek pada artikel tersebut karena pengindeksan Dalil Zipf dengan MeSH memiliki tingkat kerelevanan yang tinggi. Selanjutnya penelitian yang pernah dilakukan oleh (Andriaty 2002) dengan judul Aplikasi Dalil Zipf dalam pengindeksan, dapat disimpulkan bahwa menerapkan Dalil Zipf perlu memperhatikan penyusunan distribusi frekwensi kata, contohnya: kata merupakan rangkaian huruf yang diapit oleh spasi, kata yang dituliskan dengan garis penghubung dianggap sebagai kata tunggal, kutipan dianggap bagian dari teks, dll. Serta harus memperhatikan langkah penyusunan distribusi frekwensi kata, dan harus mampu menganalisis data dengan 19

14 menentukan peringkat, frekwensi, dan kata yang sudah dimasukkan kedalam table distribusi frekwensi kata. Selain itu penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Hartinah 2002) dengan judul Penggunaan Dalil Zipf pada pengindeksan otomatis, dapat disimpulkan bahwa Dalil Zipf di desain untuk sistem informasi, yaitu dengan prinsip bahwa pengindeksan outomasi, dimana komputer menghitung kata yang sesungguhnya atau frase yang sering muncul, dan kata yang sering muncul atau paling banyaklah yang akan mewakili subjek indeks dari dokumen tersebut. Berikutnya penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh (Mustafa 2009) dengan judul HUKUM ZIPF Mengenai Frekuensi Kata dalam Dokumen Sebagai Dasar Pengembangan Sistem Pengindeksan Otomatis (automatic indexing), dapat disimpulkan bahwa frekwensi pemunculan kata dalam suatu dokumen, baik ilmiah maupun non-ilmiah sebagai media komunikasi, mempunyai pola tertentu dan dapat dijadikan parameter dalam proses pengindeksan. Telah dikembangkan beberapa aplikasi komputer yang dapat membantu menentukan secara otomatis kata atau istilah indeks dari suatu teks lengkap dokumen digital. Proses ini dikenal sebagai pengindeksan secara otomatis (automatic indexing). Dengan teknik dan bantuan aplikasi komputer ini, kata atau istilah indeks dari suatu dokumen dapatditentukan tanpa melakukan proses pengindeksan manual oleh petugas profesional, melainkan cukup dengan menjalankan programnya, maka kata dan istilah indeks dapat segera diketahui. Jumlah kata atau istilah yang diinginkan dikeluarkan sebagai kata/ istilah indeks dapat diatur. 20

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat luar biasa bagi kehidupan masyarakat banyak. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat luar biasa bagi kehidupan masyarakat banyak. Perkembangan ilmu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan sekarang ini menimbulkan berbagai dampak yang sangat luar biasa bagi kehidupan masyarakat banyak. Perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perpustakaan sebagai salah satu pusat sumber informasi bagi masyarakat luas. Siap menampung serta mengelola sumber-sumber informasi tersebut sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi

BAB I PENDAHULUAN. informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Zaman globalisasi ditandai dengan suatu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Ilmu pengetahuan dapat mengalami penyempurnaan atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. Dalam ilmu matematika komputer, pengindeksan merupakan proses. pembuatan indeks yang berguna dalam menelusur informasi.

BAB II KAJIAN TEORITIS. Dalam ilmu matematika komputer, pengindeksan merupakan proses. pembuatan indeks yang berguna dalam menelusur informasi. BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengindeksan Subjek Dalam ilmu matematika komputer, pengindeksan merupakan proses pembuatan indeks yang berguna dalam menelusur informasi. Dalam ilmu perpustakaan indeks memiliki

Lebih terperinci

HUKUM ZIPF Mengenai Frekuensi Kata dalam Dokumen Sebagai Dasar Pengembangan Sistem Pengindeksan Otomatis (automatic indexing)

HUKUM ZIPF Mengenai Frekuensi Kata dalam Dokumen Sebagai Dasar Pengembangan Sistem Pengindeksan Otomatis (automatic indexing) HUKUM ZIPF Mengenai Frekuensi Kata dalam Dokumen Sebagai Dasar Pengembangan Sistem Pengindeksan Otomatis (automatic indexing) Abstrak: Oleh: B. Mustafa mus@ippb.ac.id dan mustafa.mustari@gmail.com Frekuensi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengindeksan Subjek BAB II KAJIAN TEORITIS Dalam ilmu perpustakaan indeks memiliki arti yang lebih luas. Ada dua unsur penting dalam kegiatan pengindeksan, yakni orang yang membuat indeks (indexer)

Lebih terperinci

PEMBUATAN INDEKS BERANOTASI JURNAL ILMIAH BIDANG HUMANIORA DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X

PEMBUATAN INDEKS BERANOTASI JURNAL ILMIAH BIDANG HUMANIORA DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X PEMBUATAN INDEKS BERANOTASI JURNAL ILMIAH BIDANG HUMANIORA DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X Iin Fridayani Veronika Purba 1, Malta Nelisa 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS

Lebih terperinci

Bernadus Very Christioko Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi, Universitas Semarang. Abstract

Bernadus Very Christioko Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi, Universitas Semarang. Abstract IMPLEMENTASI SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI Studi Kasus: Dokumen Teks Berbahasa Indonesia (IMPLEMENTATION OF INFORMATION RETRIEVAL SYSTEM Case Study: Text Document in Indonesian Language) Bernadus Very

Lebih terperinci

PEMBUATAN INDEKS BERANOTASI JURNAL SUBJEK EKONOMI DI PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS EKASAKTI PADANG

PEMBUATAN INDEKS BERANOTASI JURNAL SUBJEK EKONOMI DI PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS EKASAKTI PADANG PEMBUATAN INDEKS BERANOTASI JURNAL SUBJEK EKONOMI DI PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS EKASAKTI PADANG Sri Novianti Putri 1, Elva Rahmah 2 Program Studi Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS

Lebih terperinci

ANALISIS SUBJEK VERBAL

ANALISIS SUBJEK VERBAL ANALISIS SUBJEK VERBAL B. Mustafa mus@ipb.ac.id atau mustafa_smada@yahoo.com P endekatan subjek dalam era elektronik menjadi cara yang utama dalam mencari informasi. Mesin-mesin pencari informasi di internet

Lebih terperinci

ANALISIS BIBLIOGRAFI NASIONAL INDONESIA PERIODE

ANALISIS BIBLIOGRAFI NASIONAL INDONESIA PERIODE ANALISIS BIBLIOGRAFI NASIONAL INDONESIA PERIODE 2009-2010 Rochani Nani Rahayu 1 dan Tupan 2 1 Pustakawan Madya PDII-LIPI 2 Pustakawan Madya PDII-LIPI *Korespondensi: nanipdii@yahoo.com ABSTRACT This study

Lebih terperinci

Indexing dan Bahasa Penelusuran

Indexing dan Bahasa Penelusuran LOGO Indexing dan Bahasa Penelusuran Sugeng Priyanto Indexing Definisi : sebuah proses untuk melakukan pengindeksan terhadap kumpulan dokumen yang akan disediakan sebagai informasi kepada pemakai. Proses

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Koleksi rujukan adalah koleksi bahan pustaka atau contoh-contoh bahan,

BAB II KAJIAN TEORI. Koleksi rujukan adalah koleksi bahan pustaka atau contoh-contoh bahan, 10 BAB II KAJIAN TEORI A. Koleksi Rujukan Koleksi rujukan adalah koleksi bahan pustaka atau contoh-contoh bahan, baik yang dimiliki oleh perpustakaan maupun yang berada diluar perpustakaan yang terdiri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang memudahkan para pengguna mencari informasi yang dibutuhkan salah satunya

BAB II LANDASAN TEORI. yang memudahkan para pengguna mencari informasi yang dibutuhkan salah satunya 1 BAB II LANDASAN TEORI Bahan pustaka adalah bagian dari bahan rujukan atau sering disebut dengan koleksi rujukan. Pada perpustakaan menyediakan alat telusur informasi seperti indeks yang memudahkan para

Lebih terperinci

INFORMATION RETRIEVAL SYSTEM PADA PENCARIAN FILE DOKUMEN BERBASIS TEKS DENGAN METODE VECTOR SPACE MODEL DAN ALGORITMA ECS STEMMER

INFORMATION RETRIEVAL SYSTEM PADA PENCARIAN FILE DOKUMEN BERBASIS TEKS DENGAN METODE VECTOR SPACE MODEL DAN ALGORITMA ECS STEMMER INFORMATION RETRIEVAL SSTEM PADA PENCARIAN FILE DOKUMEN BERBASIS TEKS DENGAN METODE VECTOR SPACE MODEL DAN ALGORITMA ECS STEMMER Muhammad asirzain 1), Suswati 2) 1,2 Teknik Informatika, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

PEMBUATAN INDEKS ENSIKLOPEDI KOLEKSI DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KOTA PADANG PANJANG

PEMBUATAN INDEKS ENSIKLOPEDI KOLEKSI DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KOTA PADANG PANJANG PEMBUATAN INDEKS ENSIKLOPEDI KOLEKSI DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KOTA PADANG PANJANG Oleh: Rosmita Dewi 1,Marlini 2 Program Studi Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang

Lebih terperinci

INDEXING AND RETRIEVAL ENGINE UNTUK DOKUMEN BERBAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN INVERTED INDEX

INDEXING AND RETRIEVAL ENGINE UNTUK DOKUMEN BERBAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN INVERTED INDEX INDEXING AND RETRIEVAL ENGINE UNTUK DOKUMEN BERBAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN INVERTED INDEX Wahyu Hidayat 1 1 Departemen Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Terapan, Telkom University 1 wahyuhidayat@telkomuniversity.ac.id

Lebih terperinci

PENERAPAN SEMANTIC SEARCHING BERBASIS ONTOLOGI PADA PERPUSTAKAAN DIGITAL

PENERAPAN SEMANTIC SEARCHING BERBASIS ONTOLOGI PADA PERPUSTAKAAN DIGITAL PENERAPAN SEMANTIC SEARCHING BERBASIS ONTOLOGI PADA PERPUSTAKAAN DIGITAL i SKRIPSI S U L H A N 041401025 PROGRAM STUDI S-1 ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

Matakuliah Otomasi Perpustakaan. Miyarso Dwi Ajie

Matakuliah Otomasi Perpustakaan. Miyarso Dwi Ajie Matakuliah Otomasi Perpustakaan Miyarso Dwi Ajie Kerjasama antar perpustakaan secara elektronik telah berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan adanya kebutuhan untuk menggunakan sumber daya

Lebih terperinci

PENGINDEKAN DAN PENCARIAN DOKUMEN TEXT. Kusrini, S.Kom STMIK AMIKOM Yogyakarta. Abstract. Keywords : Index, Searching, Document, Text, Key

PENGINDEKAN DAN PENCARIAN DOKUMEN TEXT. Kusrini, S.Kom STMIK AMIKOM Yogyakarta. Abstract. Keywords : Index, Searching, Document, Text, Key PENGINDEKAN DAN PENCARIAN DOKUMEN TEXT Kusrini, S.Kom STMIK AMIKOM Yogyakarta Abstract We often needs to search a specific or joined word(s) within a document. An application with ability to store and

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Automasi Perpustakaan Bilal (2002) menyatakan bahwa automasi perpustakaan adalah sebuah proses pengelolaan perpustakaan dengan menggunakan bantuan teknologi informasi

Lebih terperinci

TES. Pustakawan Dalam Pengelolaan Database. Atas bantuan Bapak/Ibu/Sdr saya. 2. Nama BapakIbu/Sdr tidak perlu dicantumkan.

TES. Pustakawan Dalam Pengelolaan Database. Atas bantuan Bapak/Ibu/Sdr saya. 2. Nama BapakIbu/Sdr tidak perlu dicantumkan. LAMPIRAN 1 TES Dengan hormat, Dengan segala kerendahan hati, saya mohon bantuan Bapak/Ibu/Sdr untuk mengisi tes ini yang berkaitan dengan judul penelitian saya Analisis Kemampuan Pustakawan Dalam Pengelolaan

Lebih terperinci

BABII LANDASAN TEORI. memudahkan pengguna/pemakai dalam mencari koleksi yang dibutuhkan salah

BABII LANDASAN TEORI. memudahkan pengguna/pemakai dalam mencari koleksi yang dibutuhkan salah 11 BABII LANDASAN TEORI Pada setiap perpustakaan menyediakan alat telusur (indeks) untuk memudahkan pengguna/pemakai dalam mencari koleksi yang dibutuhkan salah satunya ialah dengan menggunakan indeks.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Universitas Negeri Medan (UNIMED merupakan salah satu perguruan tinggi, memiliki tiga landasan perguruan tinggi yang harus dilakukan oleh seluruh civitas akademika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi sudah semakin maju. Beberapa aplikasi text mining awal menggunakan penyajian sederhana yang disebut dengan bag-ofwords' ketika

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Saat ini kepopuleran dari MP3 sudah sangat meluas dan mendunia. Format kompresi audio MP3 saat ini menjadi yang terpopuler walaupun sudah terdapat jenis kompresi audio yang jauh lebih baik (dalam

Lebih terperinci

2015 HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN WEBPAC DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)

2015 HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN WEBPAC DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, segala aspek kehidupan manusia pun kini ikut mengalami perubahan agar dapat menyesuaikan dengan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PENGINDEKSAN SUBYEK. Pengindeksan kata Derivative indexing. 1. Pengindeksan konsep Assignment indexing

PERKEMBANGAN PENGINDEKSAN SUBYEK. Pengindeksan kata Derivative indexing. 1. Pengindeksan konsep Assignment indexing PERKEMBANGAN PENGINDEKSAN SUBYEK 1. Pengindeksan konsep Assignment indexing Bahasa indeks Indexing language (Controlled vocabulary atau kosakata terkendali Pengindeksan kata Derivative indexing Bahasa

Lebih terperinci

BIBLIOGRAFI BERANOTASI SKRIPSI BERTAJUK ISLAM DI MINANGKABAU TAHUN KOLEKSI PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB IAIN IMAM BONJOL PADANG

BIBLIOGRAFI BERANOTASI SKRIPSI BERTAJUK ISLAM DI MINANGKABAU TAHUN KOLEKSI PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB IAIN IMAM BONJOL PADANG BIBLIOGRAFI BERANOTASI SKRIPSI BERTAJUK ISLAM DI MINANGKABAU TAHUN 1982-2012 KOLEKSI PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB IAIN IMAM BONJOL PADANG Evi Novita Sari 1, Malta Nelisa 2 Ilmu Informasi Perpustakaan dan

Lebih terperinci

3. Pengindeksan Dokumen

3. Pengindeksan Dokumen 3. Pengindeksan Dokumen Dasar-Dasar Dokumentasi (Modul 3) by Yuni Nurjanah Page 1 Bahasa Indeks (bhs sehari-hari dunia pusdokifo), adalah: Bahasa sehari yang digunakan oleh unit informasi untuk memeri

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pengetahuan dan kehidupan manusia sungguh dipercepat dengan kemudahan akses terhadap begitu banyak informasi. Pada beberapa waktu yang lalu akses terhadap

Lebih terperinci

Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan Untuk Meningkatkan Kinerja Pustakawan di Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa

Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan Untuk Meningkatkan Kinerja Pustakawan di Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan Untuk Meningkatkan Kinerja Pustakawan di Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa Ni Putu Ratih Adnyana Putri 1, I Putu Suhartika 2, Richard Togaranta Ginting 3 Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan teknologi dunia telah memasuki era globalisasi dengan teknologi informasi yang berkembang pesat. Hal ini membawa perubahan dalam pengelolaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Perpustakaan sangat memerlukan katalog guna untuk menunjukkan

BAB II KAJIAN TEORI. Perpustakaan sangat memerlukan katalog guna untuk menunjukkan 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Katalog Perpustakaan sangat memerlukan katalog guna untuk menunjukkan ketersediaan koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan. Untuk itu, perpustakaan memerlukan suatu

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KATALOG PERPUSTAKAAN SEBAGAI SARANA TEMU KEMBALI INFORASI. Nanik Arkiyah

PERKEMBANGAN KATALOG PERPUSTAKAAN SEBAGAI SARANA TEMU KEMBALI INFORASI. Nanik Arkiyah PERKEMBANGAN KATALOG PERPUSTAKAAN SEBAGAI SARANA TEMU KEMBALI INFORASI Nanik Arkiyah A. PENGANTAR Sistem temu kembali informasi di perpustakaan merupakan unsur yang sangat penting. Tanpa sistem temu kembali,

Lebih terperinci

PEMBUATAN INDEKS ARTIKEL SURAT KABAR BERANOTASI MENGGUNAKAN MICROSOFT ACCES 2010 DI KANTOR ARSIP, PERPUSTAKAAN, DAN DOKUMENTASI KOTA PADANG

PEMBUATAN INDEKS ARTIKEL SURAT KABAR BERANOTASI MENGGUNAKAN MICROSOFT ACCES 2010 DI KANTOR ARSIP, PERPUSTAKAAN, DAN DOKUMENTASI KOTA PADANG PEMBUATAN INDEKS ARTIKEL SURAT KABAR BERANOTASI MENGGUNAKAN MICROSOFT ACCES 2010 DI KANTOR ARSIP, PERPUSTAKAAN, DAN DOKUMENTASI KOTA PADANG Uci Oktaviani 1, Marlini 2 Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan

Lebih terperinci

Penggunaan Teknologi Informasi dalam Pelayanan Sumber Informasi di Perpustakaan

Penggunaan Teknologi Informasi dalam Pelayanan Sumber Informasi di Perpustakaan Penggunaan Teknologi Informasi dalam Pelayanan Sumber Informasi di Perpustakaan Nurul Alifah Rahmawati Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Abstrak Perpustakaan sebagai pusat sumber informasi

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma K-Means untuk Clustering

Penerapan Algoritma K-Means untuk Clustering Seminar Perkembangan dan Hasil Penelitian Ilmu Komputer (SPHP-ILKOM) 71 Penerapan Algoritma K-Means untuk ing Dokumen E-Jurnal STMIK GI MDP Ernie Kurniawan* 1, Maria Fransiska 2, Tinaliah 3, Rachmansyah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman seperti sekarang ini, jurnal atau berita elektronik merupakan suatu bentuk hasil karya dari seseorang yang sudah familiar. Di dalam karyakarya tersebut

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI BAHASA INDEKS

IMPLEMENTASI BAHASA INDEKS IMPLEMENTASI BAHASA INDEKS PADA SENAYAN LIBRARY MANAGEMENT SYSTEM (SLiMS) Oleh : Danang Dwijo Kangko LATAR BELAKANG Hampir 50% Petugas perpustakaan tidak menggunakan tajuk subjek dalam katalog dan pangkalan

Lebih terperinci

PEMBUATAN BIBLIOGRAFI BERANOTASI TERBITAN BANK INDONESIA KHUSUS KAJIAN EKONOMI REGIONAL TAHUN DI PERPUSTAKAAN KPW BI WILAYAH VIII

PEMBUATAN BIBLIOGRAFI BERANOTASI TERBITAN BANK INDONESIA KHUSUS KAJIAN EKONOMI REGIONAL TAHUN DI PERPUSTAKAAN KPW BI WILAYAH VIII PEMBUATAN BIBLIOGRAFI BERANOTASI TERBITAN BANK INDONESIA KHUSUS KAJIAN EKONOMI REGIONAL TAHUN 2010-2012 DI PERPUSTAKAAN KPW BI WILAYAH VIII Julia Pratiwi 1, Ardoni 2 Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI NOMOR POLISI KENDARAAN BERMOTOR MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN SELF ORGANIZING MAPS (SOMS)

IDENTIFIKASI NOMOR POLISI KENDARAAN BERMOTOR MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN SELF ORGANIZING MAPS (SOMS) Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) IDENTIFIKASI NOMOR POLISI KENDARAAN BERMOTOR MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN SELF ORGANIZING MAPS (SOMS) Inung Wijayanto¹, Iwan Iwut Tritoasmoro², Koredianto Usman³

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PEMANFAATAN MAJALAH ILMIAH DI UPT PERPUSTAKAAN UNSRAT OLEH MAHASISWA UNSRAT MANADO

STUDI TENTANG PEMANFAATAN MAJALAH ILMIAH DI UPT PERPUSTAKAAN UNSRAT OLEH MAHASISWA UNSRAT MANADO STUDI TENTANG PEMANFAATAN MAJALAH ILMIAH DI UPT PERPUSTAKAAN UNSRAT OLEH MAHASISWA UNSRAT MANADO Oleh: Anthonius M. Golung e-mail: tonygolung@yahoo.com Abstract Target of this research is to know student

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh dunia menjadi sebuah fenomena yang sangat mengejutkan dalam satu abad

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh dunia menjadi sebuah fenomena yang sangat mengejutkan dalam satu abad 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan komputer di dalam lingkungan kehidupan masyarakat di seluruh dunia menjadi sebuah fenomena yang sangat mengejutkan dalam satu abad terakhir ini. Hal

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan digital merupakan aplikasi praktis yang mengelola koleksi berbagai macam dokumen dalam bentuk digital dan dapat diakses melalui komputer. Melalui aplikasi

Lebih terperinci

PEMBUATAN BIBLIOGRAFI BERANOTASI UNTUK SUBYEK KEDOKTERAN MENGGUNAKAN MICROSOFT ACCESS DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X

PEMBUATAN BIBLIOGRAFI BERANOTASI UNTUK SUBYEK KEDOKTERAN MENGGUNAKAN MICROSOFT ACCESS DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X PEMBUATAN BIBLIOGRAFI BERANOTASI UNTUK SUBYEK KEDOKTERAN MENGGUNAKAN MICROSOFT ACCESS DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X Yolanda Ismiatul 1, Malta Nelisa 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH BERBASIS VISUAL BASIC DI SMK MUHAMMADIYAH 2 MOYUDAN

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH BERBASIS VISUAL BASIC DI SMK MUHAMMADIYAH 2 MOYUDAN Sistem Informasi Perpustakaan Sekolah Berbasis Visual Basic di SMK Muhammadiyah 2 Moyudan (Ahi Sholihin Saragih) 1 PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH BERBASIS VISUAL BASIC DI SMK MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN! 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN! 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Untuk dapat tetap bisa menjalankan proses bisnisnya dengan baik, suatu instansi harus memenuhi suatu standar dalam melayani keinginan konsumen atau yang biasa dikenal

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN ALGORITMA STEMMING VEGA PADA INFORMATION RETRIEVAL SYSTEM

ANALISIS PENGGUNAAN ALGORITMA STEMMING VEGA PADA INFORMATION RETRIEVAL SYSTEM ANALISIS PENGGUNAAN ALGORITMA STEMMING VEGA PADA INFORMATION RETRIEVAL SYSTEM Lusianto Marga Nugraha¹, Arie Ardiyanti Suryani², Warih Maharani³ ¹Teknik Informatika,, Universitas Telkom Abstrak Stemming

Lebih terperinci

DATABASE PERPUSTAKAAN

DATABASE PERPUSTAKAAN DATABASE PERPUSTAKAAN Oleh : Ubudiyah Setiawati PENDAHULUAN Perpustakaan perguruan tinggi bagian dari fasilitas yang sifatnya terbuka bagi civitas akademik, bahkan perpustakaan yang berstatus sebagai perpustakaan

Lebih terperinci

BAB III TINGKAT KESESUAIAN DESKRIPSI BIBLIOGRAFI BAHAN MONOGRAF DENGAN AACR2 PADA PERPUSTAKAAN INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI TD PARDEDE MEDAN

BAB III TINGKAT KESESUAIAN DESKRIPSI BIBLIOGRAFI BAHAN MONOGRAF DENGAN AACR2 PADA PERPUSTAKAAN INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI TD PARDEDE MEDAN BAB III TINGKAT KESESUAIAN DESKRIPSI BIBLIOGRAFI BAHAN MONOGRAF DENGAN AACR2 PADA PERPUSTAKAAN INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI TD PARDEDE MEDAN 3.1 Sejarah Singkat Perpustakaan Institut Sains dan Teknologi

Lebih terperinci

PEMBUATAN ABSTRAK INFORMATIF LAPORAN PENELITIAN KOLEKSI LAYANAN DEPOSIT DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI SUMATERA BARAT

PEMBUATAN ABSTRAK INFORMATIF LAPORAN PENELITIAN KOLEKSI LAYANAN DEPOSIT DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI SUMATERA BARAT PEMBUATAN ABSTRAK INFORMATIF LAPORAN PENELITIAN KOLEKSI LAYANAN DEPOSIT DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI SUMATERA BARAT Devi Nofrida Nur 1, Malta Nelisa 2 Program Studi Informasi Perpustakaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan sistematika tahap-tahap yang dilaksanakan dalam pembuatan tugas akhir. Adapun tahapan yang dilalui dalam pelaksanaan penelitian ini adalah

Lebih terperinci

Sistem Temu Kembali Informasi/ Information Retrieval IRS VS SI LAIN

Sistem Temu Kembali Informasi/ Information Retrieval IRS VS SI LAIN Sistem Temu Kembali Informasi/ Information Retrieval IRS VS SI LAIN Dokumen Penyimpanan yang Terorganisasi Database Mahasiswa Database Buku ID Nama Buku Pengarang 001 Information Retrieval Ricardo baeza

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan 1.2 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan 1.2 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Merancang sebuah sistem yang dapat meringkas teks dokumen secara otomatis menggunakan metode generalized vector space model (GVSM). 1.2 Latar Belakang Dunia informasi yang

Lebih terperinci

Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 10 No. 1. MANFAAT FITUR PivotTable DARI MICROSOFT OFFICE EXCEL UNTUK PENGOLAHAN DATA STATISTIK PERPUSTAKAAN

Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 10 No. 1. MANFAAT FITUR PivotTable DARI MICROSOFT OFFICE EXCEL UNTUK PENGOLAHAN DATA STATISTIK PERPUSTAKAAN MANFAAT FITUR PivotTable DARI MICROSOFT OFFICE EXCEL UNTUK PENGOLAHAN DATA STATISTIK PERPUSTAKAAN Subagyo Kepala Seksi Sirkulasi, Perpustakaan IPB, email: ir.su45@ipb.ac.id Abstrak Microsoft Office Excel

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN BERBASIS WEB (STUDI KASUS PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH I SUMUT)

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN BERBASIS WEB (STUDI KASUS PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH I SUMUT) PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN BERBASIS WEB (STUDI KASUS PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH I SUMUT) Barany Fachri Manajemen Informatika, Amik Royal Kisaran Jl. Imam Bonjol No.179 Kisaran, Telp:

Lebih terperinci

Pedoman Penelusuran Jurnal Elektronik LanTEEAL (The Essential Electronic Agricultural Library) Oleh: Azizah

Pedoman Penelusuran Jurnal Elektronik LanTEEAL (The Essential Electronic Agricultural Library) Oleh: Azizah Pedoman Penelusuran Jurnal Elektronik LanTEEAL (The Essential Electronic Agricultural Library) Oleh: Azizah Pendahuluan LanTEEAL 2.0 adalah versi terbaru dari The Essential Electronic Agricultural Library

Lebih terperinci

ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOG Panduan Singkat Penggunaan Web OPAC

ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOG Panduan Singkat Penggunaan Web OPAC 2013 ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOG Panduan Singkat Penggunaan Web OPAC PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS i UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA TABLE OF CONTENTS Pengantar Online Public Access Catalog (OPAC)... 1 Library

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN SMP PGRI KASIHAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI

SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN SMP PGRI KASIHAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN SMP PGRI KASIHAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Linawati Arrohmah 10.02.7824 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2013

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Proses kelahiran bayi merupakan sesuatu yang sangat berkesan bagi para orang tua. Ini terjadi di beberapa Rumah Sakit atau Rumah Bersalin di seluruh dunia. Ada banyak cara yang dilakukan orang

Lebih terperinci

Usia Paro Hidup dan Keusangan Literatur Jurnal Skala Husada Volume 11, 12 Tahun

Usia Paro Hidup dan Keusangan Literatur Jurnal Skala Husada Volume 11, 12 Tahun Usia Paro Hidup dan Keusangan Literatur Jurnal Skala Husada Volume 11, 12 Tahun 2014 2015 Putu Gede Krisna Yudhi Kartika 1, Richard Togaranta Ginting 2, Ni Putu Premierita Haryanti 3 Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perpustakaan sebagai lembaga penyedia informasi, sudah sejak lama memiliki sarana penelusuran informasi yaitu dengan menggunakan katalog sebagai sarana temu balik

Lebih terperinci

Sistem Rekomendasi Hasil Pencarian Artikel Menggunakan Metode Jaccard s Coefficient

Sistem Rekomendasi Hasil Pencarian Artikel Menggunakan Metode Jaccard s Coefficient Jurnal Transistor Elektro dan Informatika (TRANSISTOR EI) Vol. 2, No. 1 1 Sistem Rekomendasi Hasil Pencarian Artikel Menggunakan Metode Jaccard s Coefficient Muhammad Fadelillah, Imam Much Ibnu Subroto,

Lebih terperinci

MANFAAT PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA UPT PERPUSTAKAAN UNIMA UNTUK TEMU KEMBALI INFORMASI OLEH MAHASISWA FAKULTAS MIPA

MANFAAT PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA UPT PERPUSTAKAAN UNIMA UNTUK TEMU KEMBALI INFORMASI OLEH MAHASISWA FAKULTAS MIPA MANFAAT PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA UPT PERPUSTAKAAN UNIMA UNTUK TEMU KEMBALI INFORMASI OLEH MAHASISWA FAKULTAS MIPA Oleh: Abd Manaf Mamonto Antonius M. Golung (e-mail: abdmanafmamonto@gmail.com) Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagi perusahaan yang bergerak dalam industri manufaktur, sistem informasi produksi yang efektif merupakan suatu keharusan dan tidak lepas dari persoalan persediaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. koleksi tersebut disediakan agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan

BAB II KAJIAN TEORITIS. koleksi tersebut disediakan agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1. Ketersediaan Koleksi Pengertian ketersediaan koleksi menurut Sutarno (Sutarno 2007, 85) yaitu Ketersediaan koleksi perpustakaan adalah sejumlah koleksi atau bahan pustaka yang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Crawler Definisi Focused Crawler dengan Algoritma Genetik [2]

BAB II DASAR TEORI Crawler Definisi Focused Crawler dengan Algoritma Genetik [2] BAB II DASAR TEORI Pada bab ini dibahas teori mengenai focused crawler dengan algoritma genetik, text mining, vector space model, dan generalized vector space model. 2.1. Focused Crawler 2.1.1. Definisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin canggihnya teknologi di bidang komputasi dan telekomunikasi pada masa kini, membuat informasi dapat dengan mudah didapatkan oleh banyak orang. Kemudahan ini

Lebih terperinci

KONSEP SISTEM INFORMASI

KONSEP SISTEM INFORMASI KONSEP SISTEM INFORMASI PENDAHULUAN Tulisan ini akan menjelaskan konsep dasar dari sistem informasi. Sebelum membahas suatu sistem lebih baik jika mengetahui dulu apa sistem itu, pada bagian berikutnya

Lebih terperinci

PENELUSURAN TERBITAN BERKALA PADA UNIT PELAYANAN REFERENSI, TERBITAN BERKALA, DAN NBC PERPUSTAKAAN UGM

PENELUSURAN TERBITAN BERKALA PADA UNIT PELAYANAN REFERENSI, TERBITAN BERKALA, DAN NBC PERPUSTAKAAN UGM PENELUSURAN TERBITAN BERKALA PADA UNIT PELAYANAN REFERENSI, TERBITAN BERKALA, DAN NBC PERPUSTAKAAN UGM Tulisan ini disusun sebagai tugas pengembangan deskripsi statistik penelusuran terbitan berkala pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah merupakan Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah merupakan Perpustakaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah merupakan Perpustakaan Umum yang melayani masyarakat untuk memberikan informasi tentang ilmu pengetahuan, teknologi maupun budaya

Lebih terperinci

BUTIR KEGIATAN PUSTAKAWAN DAN UNSUR YANG DINILAI BERDASARKAN PERMENPAN NOMOR 9 TAHUN Oleh : Sri Mulyani

BUTIR KEGIATAN PUSTAKAWAN DAN UNSUR YANG DINILAI BERDASARKAN PERMENPAN NOMOR 9 TAHUN Oleh : Sri Mulyani BUTIR KEGIATAN PUSTAKAWAN DAN UNSUR YANG DINILAI BERDASARKAN PERMENPAN NOMOR 9 TAHUN 2014 Oleh : Sri Mulyani Butir kegiatan pustakawan Adalah kegiatan kepustakawanan yang dilakukan pustakawan dan dihargai

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di tengah era globalisasi, pengguna lebih tertarik untuk mencari dan menggunakan berbagai alternatif

Lebih terperinci

SISTEM PENGOLAHAN DATA KARTU PELAJAR SISWA SMA NEGERI 1 INDRALAYA. Abstrak

SISTEM PENGOLAHAN DATA KARTU PELAJAR SISWA SMA NEGERI 1 INDRALAYA. Abstrak SISTEM PENGOLAHAN DATA KARTU PELAJAR SISWA SMA NEGERI 1 INDRALAYA R.M. Nasrul Halim D 1, Rahmat Novrianda 2 Program Studi Teknik Informatika 1, Program Studi Teknik Komputer 2 Fakultas Ilmu Komputer 1,

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang Masalah

BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang Masalah BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah Semakin canggihnya teknologi di bidang komputasi dan telekomunikasi pada masa kini, membuat informasi dapat dengan mudah didapatkan oleh banyak orang. Kemudahan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI JUAL BELI MOTOR BEKAS

SISTEM INFORMASI JUAL BELI MOTOR BEKAS SISTEM INFORMASI JUAL BELI MOTOR BEKAS Ariyanto / 0827014 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Teknik Jalan Prof. drg. Surya Sumantri, MPH 65 Bandung ABSTRAK Seiring dengan berkembangnya teknologi, penggunaan

Lebih terperinci

Evaluasi Koleksi: Antara Ketersediaan dan Keterpakaian Koleksi. Syukrinur Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Aceh

Evaluasi Koleksi: Antara Ketersediaan dan Keterpakaian Koleksi. Syukrinur Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Aceh Evaluasi Koleksi: Antara Ketersediaan dan Keterpakaian Koleksi Syukrinur Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Aceh Abstrak Tulisan ini berjudul Evaluasi Koleksi: Antara Ketersediaan dan Keterpakaian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk dapat bertahan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk dapat bertahan dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Banyak usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk dapat bertahan dalam persaingan dunia usaha yang semakin ketat sekarang ini. Perusahaan perusahaan saat ini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1. Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner (2006) Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya

Lebih terperinci

Aplikasi Database. Budi Susanto Teknik Informatika UKDW Yogyakarta Semester Genap Thn Ajaran 2010/2011. teknik informatika UKDW Yogyakarta

Aplikasi Database. Budi Susanto Teknik Informatika UKDW Yogyakarta Semester Genap Thn Ajaran 2010/2011. teknik informatika UKDW Yogyakarta Aplikasi Database Budi Susanto Teknik Informatika UKDW Yogyakarta Semester Genap Thn Ajaran 2010/2011 22/03/11 budi susanto 1 Tujuan Dapat menjelaskan apa itu database dan struktur dasarnya Dapat mengidentifikasikan

Lebih terperinci

Suci Indah Yaseva 1, Ardoni 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang

Suci Indah Yaseva 1, Ardoni 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMINJAMAN DAN PENGEMBALIAN BUKU DENGAN BAHASA PEMROGRAMAN VISUAL BASIC 6.0 PADA KANTOR PERPUSTAKAAN, ARSIP, DAN DOKUMENTASI KOTA PADANG PANJANG Suci Indah Yaseva 1, Ardoni

Lebih terperinci

SISTEM TEMU KEMBALI KOLEKSI DI PERPUSTAKAAN PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA BARAT

SISTEM TEMU KEMBALI KOLEKSI DI PERPUSTAKAAN PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA BARAT SISTEM TEMU KEMBALI KOLEKSI DI PERPUSTAKAAN PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA BARAT Jumaidi Akhri 1, Elva Rahmah 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang

Lebih terperinci

Sistem Temu Kembali Informasi pada Dokumen Teks Menggunakan Metode Term Frequency Inverse Document Frequency (TF-IDF)

Sistem Temu Kembali Informasi pada Dokumen Teks Menggunakan Metode Term Frequency Inverse Document Frequency (TF-IDF) Sistem Temu Kembali Informasi pada Dokumen Teks Menggunakan Metode Term Frequency Inverse Document Frequency (TF-IDF) 1 Dhony Syafe i Harjanto, 2 Sukmawati Nur Endah, dan 2 Nurdin Bahtiar 1 Jurusan Matematika,

Lebih terperinci

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Internet merupakan teknologi yang sedang berkembang dan mulai luas penggunaannya. Kebutuhan akan materi kuliah dalam era globalisasi ini semakin banyak dibutuhkan. Kemudahan perpindahan informasi

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN SARI KARANGAN ILMIAH

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN SARI KARANGAN ILMIAH Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 26 PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN SARI KARANGAN ILMIAH Oleh: Sulastuti Sophia Pusat Perpustakaan dan PenyebaranTeknologi Pertanian DEPARTEMEN PERTANIAN BOGOR 2002

Lebih terperinci

KUMPULAN INDEKS BERANOTASI JUDUL DISERTASI (S3) BIDANG PENDIDIKAN PERIODE DI PERPUSTAKAAN PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG

KUMPULAN INDEKS BERANOTASI JUDUL DISERTASI (S3) BIDANG PENDIDIKAN PERIODE DI PERPUSTAKAAN PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG KUMPULAN INDEKS BERANOTASI JUDUL DISERTASI (S3) BIDANG PENDIDIKAN PERIODE 2008-2012 DI PERPUSTAKAAN PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG Irsyadi Irman 1, Marlini 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nia Hastari, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nia Hastari, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perpustakaan perguruan tinggi merupakan salah satu unsur pendukung akademik penting yang tidak dapat terlepas dari kegiatan mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan pendidikan,

Lebih terperinci

SISTEM KOMPUTERISASI PENGOLAHAN DATA SISWA MTsN BABADAN BARU SLEMAN YOGYAKARTA. Tugas Akhir. disusun oleh : Suparno. H (05.02.

SISTEM KOMPUTERISASI PENGOLAHAN DATA SISWA MTsN BABADAN BARU SLEMAN YOGYAKARTA. Tugas Akhir. disusun oleh : Suparno. H (05.02. SISTEM KOMPUTERISASI PENGOLAHAN DATA SISWA MTsN BABADAN BARU SLEMAN YOGYAKARTA Tugas Akhir disusun oleh : Suparno. H (05.02.5804) JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN

Lebih terperinci

TINJAUAN TENTANG PENGGUNAAN OPAC DI PERPUSTAKAAN POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

TINJAUAN TENTANG PENGGUNAAN OPAC DI PERPUSTAKAAN POLTEKKES KEMENKES RI PADANG TINJAUAN TENTANG PENGGUNAAN OPAC DI PERPUSTAKAAN POLTEKKES KEMENKES RI PADANG Rahmat Ramadhanu 1, Ardoni 2 Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang Email: rahmat.ramadhanu@rocketmail.com

Lebih terperinci

Penggunaan Teknik Watermarking Menggunakan Metode Discrete Cosine Transform (DCT) dalam Perlindungan Hak Cipta Dokumen Citra Digital

Penggunaan Teknik Watermarking Menggunakan Metode Discrete Cosine Transform (DCT) dalam Perlindungan Hak Cipta Dokumen Citra Digital Penggunaan Teknik Watermarking Menggunakan Metode Discrete Cosine Transform (DCT) dalam Perlindungan Hak Cipta Dokumen Citra Digital Himawan 1, Usup 2, Puput Irfansyah 3, Lukman 4 Abstrak Perkembangan

Lebih terperinci

Pendekatan Database Jenjang Data Tipe File Media Penyimpanan Data Organisasi File Metode Pengolahan Data Aplikasi Pada Personal Computer (PC)

Pendekatan Database Jenjang Data Tipe File Media Penyimpanan Data Organisasi File Metode Pengolahan Data Aplikasi Pada Personal Computer (PC) Pertemuan 4 1 Pendekatan Database Jenjang Data Tipe File Media Penyimpanan Data Organisasi File Metode Pengolahan Data Aplikasi Pada Personal Computer (PC) 2 Merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Dalam bahasa Inggris, Perpustakaan (library) berasal dari bahasa latin yaitu liber

BAB III LANDASAN TEORI. Dalam bahasa Inggris, Perpustakaan (library) berasal dari bahasa latin yaitu liber 19 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Perpustakaan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Perpustakaan artinya kitab,buku. Dalam bahasa Inggris, Perpustakaan (library) berasal dari bahasa latin yaitu liber atau libri,

Lebih terperinci

1 Universitas Indonesia

1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era informasi dan globalisasi dewasa ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sangat pesat seiring dengan kemajuan teknologi informasi. Sehingga

Lebih terperinci

Modul VIII PERPUSTAKAAN

Modul VIII PERPUSTAKAAN Modul VIII KATALOG ONLINE BAHAN PERPUSTAKAAN Setelah mempelajari materi ini, mendiskusikan, dan latihan mahasiswa dapat menjelaskan pengertian, fungsi, manfaat, kelebihan, kekurangan serta prosedur pembuatan

Lebih terperinci

APLIKASI RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) BERBASIS JARINGAN CLIENT-SERVER

APLIKASI RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) BERBASIS JARINGAN CLIENT-SERVER APLIKASI RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) BERBASIS JARINGAN CLIENT-SERVER Alvi Fajar Purnama Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer - Universitas Komputer Indonesia e-mail : Alvirey_1982@yahoo.com

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN

PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 32 PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN Oleh Surya Mansjur Sulastuti Sophia Akhmad Syaikhu Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.221, 2014 KEMEN KP. Perpustakaan Khusus. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8/PERMEN-KP/2014 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era ini perkembangan teknologi informasi sangat pesat. Hal ini ditandai dengan semakin populernya penggunaan internet dan perangkat lunak komputer sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Antrian (Queue) Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam sistem pembelian karcis kereta api atau bioskop, dimana orang yang datang pertama akan diberi

Lebih terperinci