BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS"

Transkripsi

1 BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS 2.1. Kerangka Konseptual Perjalanan menuju kinerja kelas dunia selalu memiliki hambatan dan tantangan, oleh karena itu perlu diciptakan kerjasama dari semua tingkat manajemen, baik dari para stakeholder, shareholder, dan para karyawan. Selain itu pembelajaran dari berbagai contoh kinerja terbaik di perusahaan lain juga dapat membantu kesuksesan implementasi perusahaan menuju kelas dunia. PT. Indonesia Power dalam hal ini berusaha untuk mendapatkan pengakuan kinerja perusahaan kelas dunia dengan mengimplementasikan salah satu tool yaitu Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence dan akan mengikuti Indonesian Quality Award for BUMN tahun Dalam Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia/Kepala Badan Pembina BUMN No: KEP-215/M- BUMN/1999 menimbang bahwa perkembangan dunia dalam situasi perekonomian yang semakin terbuka perlu dilandasi dengan sarana sistem penilaian tingkat kinerja BUMN yang mendorong perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing. Keputusan Menteri ini menegaskan bahwa penilaian tingkat kinerja perusahaan begitu tinggi urgensinya didalam kerangka pengelolaan perusahaan, khususnya Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Oleh karena itu penulis berusaha membantu PT. Indonesia Power untuk melihat sejauh mana kesiapan perusahaan ini, dalam mengimplementasikan 13

2 Baldrige Criteria dalam perusahaan, sehingga siap untuk mengikuti ajang penghargaan IQA for BUMN tahun World Class Organization Learning and identification of organization Create pre-assessment based on MBCfPE Academic analysis and pre-scoring result Result Implementation Gambar 2.1. Kerangka konseptual implementasi kriteria Baldrige di perusahaan 2.2. Tolok Ukur Perusahaan Kelas Dunia Menjadi perusahaan kelas dunia merupakan idaman atau visi bagi kebanyakan perusahaan yang berkeinginan kuat untuk maju dan menjadi pemenang dalam kompetisi yang semakin ketat dan makin meng-global. Untuk menjadi perusahaan kelas dunia, tentunya terlebih dahulu perlu didefinisikan atau diberi batasan karakteristik dari perusahaan kelas dunia. Karakteristik dari perusahaan kelas dunia adalah bahwa setiap perusahaan yang mampu menghasilkan mutu terbaik (best quality), memberikan pelayanan terbaik (best services), memberikan harga yang kompetitif (competitive price), dan ramah terhadap lingkungan (green environment) melalui praktek-praktek terbaik dan kerjasama tim (best practices and teamwork). 14

3 PT. Indonesia Power dalam visinya menyatakan untuk menjadikan PT. Indonesia Power sebagai perusahaan kelas dunia, yang mana maksud dari visi tersebut adalah memenuhi kriteria kenerja operasional dan manajemen, serta memiliki sumber daya manusia dengan kualifikasi bertaraf internasional. Di dalam usaha untuk mencapai perusahaan kelas dunia, di beberapa negara telah muncul berbagai program penghargaan sebagai pengakuan kepada perusahaan yang dipandang pantas dan layak menjadi perusahaan kelas dunia. Di Jepang, suatu perusahaan dikategorikan sebagai perusahaan kelas dunia jika perusahaan tersebut telah memperoleh Deming Award (Deming Prize). Di Amerika Serikat suatu perusahaan dikategorikan sebagai perusahaan kelas dunia jika perusahaan tersebut telah memperoleh Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA), sementara itu di Eropa, suatu perusahaan dikategorikan sebagai perusahaan kelas dunia jika perusahaan tersebut telah memperoleh European Quality Award (EQA) Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA) Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA) atau yang biasa disebut Baldrige Award atau Baldrige Criteria adalah suatu sistem manajemen kualitas yang pada awalnya berlaku di Amerika Serikat yang bertujuan untuk mengukur komitmen terhadap kinerja suatu organisasi, dan memberikan kerangka kerja untuk memperbaiki dan menyempurnakan kinerja tersebut (Criteria for Performance Excellence). Penghargaan ini disahkan dengan ditandatanganinya Malcolm Baldrige National Quality Improvement Act oleh Presiden Ronald Reagan pada tanggal 20 Agustus

4 Pada mulanya penghargaan ini muncul karena pemerintah Amerika Serikat pada saat itu menggalakkan kebutuhan akan perbaikan atau penyempurnaan kualitas dalam kaitannya dengan persaingan bisnis di Amerika dan pasar luar negeri terutama Jepang. Nama Malcolm Baldrige berasal dari nama Menteri Perdagangan Amerika yang menjabat dari tahun 1981 sampai meninggalnya beliau pada tahun 1987 karena kecelakaan. Dedikasinya yang tinggi terhadap perbaikan untuk dunia perdagangan di Amerika membuat nama beliau dijadikan simbol untuk penghargaan ini. Sampai saat ini Departemen Perdagangan Amerika Serikat bertanggung jawab atas pemberian penghargaan ini, dan memberikan tugas kepada National Institute of Standard and Technology (NIST) untuk mengelola program dan administrasi pemberian penghargaan ini berdasarkan Public Law serta dibantu oleh American Society for Quality Control (ASQC). Foundation for MBNQA Department of Commerce Board of Overseers Cooperating Organization: - Professional Society - Trade Association - State and Local Network National Institute of Standard and Technology Contractor: American Society for Quality Control Board of Examiners: - Judges - Senior Examiners - Examiners Gambar 2.2. Struktur administrasi MBNQA (Department of Commerce USA, 2003) 16

5 Tujuan MBNQA Tujuan dari pemberian penghargaan ini adalah untuk mempromosikan: - Kesadaran akan pentingnya kualitas manajemen dan dampaknya terhadap persaingan. - Pemahaman akan persyaratan-persyaratan untuk kesempurnaan dalam kualitas (Excellence in Quality) - Saling berbagi informasi mengenai berbagai strategi sukses dan keuntungan-keuntungan yang didapatkan Keunggulan MBNQA MBNQA merupakan model manajemen kualitas yang menetapkan petunjuk dan kriteria yang dapat digunakan bagi organisasi-organisasi dalam mengevaluasi usaha-usaha perbaikan kualitas manajemennya. Penghargaan ini diterapkan pada organisasi apapun, baik besar maupun kecil dengan kategori bisnis: manufaktur, jasa, dan usaha kecil. Diharapkan kriteria-kriteria dalam penghargaan ini dapat menyempurnakan sistem kualitas internal mereka, yang hasilnya nanti akan menumbuhkan kekuatan dan memperbanyak kesempatan atau peluang untuk perkembangan yang berkelanjutan dan meningkatkan kinerja perusahaan. Kriteria-kriteria di dalam Baldrige Award didesain untuk membantu organisasi dalam memperbaiki kinerjanya melalui dua fokus, yaitu: 1. Kesuksesan di pasar melalui penyebaran dan peningkatan nilai-nilai kepuasan pelanggan (costumer driven) 2. Perbaikan kemampuan dan efektifitas diseluruh organisasi. Meskipun Baldrige Award hanya berlaku di Amerika Serikat, banyak negaranegara di luar Amerika Serikat yang mengambil dasar-dasar dari criteria 17

6 penghargaan ini sebagai standar kualitas di negaranya, seperti Singapura dengan Singapore National Quality Award dan di Australia dengan Australian Quality Award. Perkembangan selanjutnya, karena keunggulan lain dari Baldrige Criteria ini juga sangat adaptif dan fleksibel untuk diterapkan pada manajemen organisasi apapun, mengakibatkan konsep dari penghargaan ini banyak digunakan sebagai pengukuran kinerja di perusahaan-perusahaan yang tidak perlombaan yang lebih nyata, yaitu di kancah pasar bebas. Fenomena ini sendiri dinyatakan oleh para peserta dan pemenang MBNQA, bahwa yang terpenting bukanlah menjadi juara, melainkan apa manfaat yang didapatkan perusahaan dengan penerapan konsep Baldrige ini. Tabel 2.1. Konsep penilaian dalam kriteria Baldrige (Department of Commerce USA, 2003) Pendekatan (Approach) Penyebarluasan (Deployment) Hasil-hasil (Result) Menilai pendekatan dalam pemenuhan persyaratan : Kesesuaian, kecocokan alat, teknik, metode Keefektifan metode, dilihat derajatnya : sistematis, terintegrasi, konsistensi implementasi, evaluasi, siklus pembelajaran/perbaikan Bukti adanya inovasi dalam pendekatan sesuai tipe bisnis Menilai seberapa luas pendekatan terhadap semua aktifitas, area yang relevan, yaitu kecocokan dan keefektifan aplikasi : Dengan produk/jasa Semua transaksi dan interaksi dengan pelanggan, pemasok, karyawan. Semua proses internal, kegiatan, fasilitas, karyawan Menilai hasil/dampak atas pencapaian tujuan yang dipersyaratkan : Kinerja pada saat ini dan kecenderungannya Perbandingan dan/atau benchmark terhadap yang sesuai Tingkat, luasan, dan kepentingan peningkatan kinerja Menunjukkan adanya peningkatan/mempertahankan kinerja yang baik 18

7 Nilai-Nilai Inti dan Konsep MBCfPE MBCfPE terdiri dari serangkaian nilai-nilai inti dan konsep yang menjiwai dan menjadi landasan bagi kunci persyaratan didalam kerangka kerja yang berorientasi pada keberhasilan bisnis. Ada 11 (sebelas) nilai dan konsep dari MBNQA, yaitu: 1. Kepemimpinan yang visioner 2. Keunggulan yang dikendalikan pelanggan 3. Pembelajaran organisasi dan pribadi 4. Menghargai karyawan dan mitra kerja 5. Ketangkasan 6. Berfokus masa depan 7. Mengelola untuk inovasi 8. Manajemen berdasarkan fakta 9. Tanggung jawab sosial 10. Berfokus pada hasil-hasil dan penciptaan nilai 11. Perspektif sistem Dari kesebelas inti Malcolm Baldrige tersebut kemudian diintegrasikan ke dalam 7 (tujuh) kategori dan 18 (delapan belas) item yang merupakan kriteria Malcolm Baldrige, atau yang popular disebut sebagai Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence (MBCfPE), yaitu: 1. Kepemimpinan (120 poin) 1.1. Kepemimpinan senior (70) 1.2. Governance dan tanggung jawab sosial (50) 2. Perencanaan strategis (85 Poin) 2.1. Pengembangan Strategi (40) 2.2. Penyebarluasan strategi (45) 3. Fokus pasar dan pelanggan (85 poin) 3.1. Pengetahuan pasar dan pelanggan (40) 19

8 3.2. Hubungan dan kepuasan pelanggan (45) 4. Pengukuran, analisis, dan manajemen pengetahuan (90 poin) 4.1. Pengukuran, analisis, dan peningkatan kinerja organisasi (45) 4.2. Manajemen informasi, teknologi informasi, dan pengetahuan (45) 5. Fokus sumber daya manusia (85 poin) 5.1. Sistem kerja (45) 5.2. Motivasi dan pembelajaran karyawan (40) 6. Manajemen proses (85 poin) 6.1. Desain sistem-sistem kerja (35) 6.2. Manajemen proses kerja dan peningkatan (50) 7. Hasil-hasil (450 poin) 7.1. Hasil-hasil produk dan pelayanan (100) 7.2. Hasil-hasil berfokus pelanggan (70) 7.3. Hasil-hasil pasar dan finansial (70) 7.4. Hasil-hasil sumber daya manusia (70) 7.5. Hasil-hasil efektivitas proses (70) 7.6. Hasil-hasil kepemimpinan (70) 2.4. Kerangka Kerja MBCfPE Malcolm Baldrige memberikan suatu perspektif sistem untuk pengelolaan organisasi dan proses-proses kunci menuju keunggulan kinerja. Tujuh kategori dan sebelas nilai inti Malcolm Baldrige merupakan mekanisme untuk membangun dan mengintegrasikan kriteria-kriteria dalam mengembangkan sistem organisasi bisnis yang unggul. Perspektif sistem berarti memandang dan mengelola organisasi secara keseluruhan, dengan mengintegrasikan komponen-komponennya, menuju keunggulan kinerja. Sistem kinerja MBCfPE ini ditunjukkan pada gambar berikut. 20

9 Gambar 2.3. Perspektif sistem dari MBCfPE (BNQP, Criteria for Performance Excellence 2008) Gambar di atas menunjukkan bahwa sistem Malcolm Baldrige disusun oleh tujuh kategori dalam bagan inti yang mendefinisikan organisasi, proses-proses, dan hasil-hasil. - Kepemimpinan (Kategori 1), Perencanaan Strategis (Kategori 2), dan Fokus Pasar dan Pelanggan (Kategori 3) merepresentasikan atau mewakili tritunggal Kepemimpinan. Kategori ini ditempatkan bersama untuk menekankan dan menjadi landasan tentang pentingnya suatu kepemimpinan berfokus pada strategi dan pelanggan. - Fokus Sumber Daya Manusia (Kategori 5), Manajemen Proses (Kategori 6), dan Hasil-hasil (Kategori 7) mewakili tritunggal Hasil. Karyawan perusahaan dan proses-proses kunci menyelesaikan pekerjaan dari organisasi yang menghasilkan keunggulan kinerja hasil-hasil. 21

10 - Garis anak panah horizontal dalam bagan inti Malcolm Baldrige (lihat gambar) mengaitkan tritunggal Kepemimpinan ke tritunggal Hasil, yang merupakan suatu keterkaitan untuk keunggulan organisasi bisnis. - Lebih lanjut, anak panah menunjukkan hubungan utama di antara Kepemimpinan (Kategori 1) dan Hasil-hasil (Kategori 7). Anak panah dua arah menunjukkan pentingnya umpan balik dalam suatu sistem manajemen kinerja yang efektif. - Pengukuran, Analisis, dan Manajemen Pengetahuan (Kategori 4) adalah penting terhadap efektifitas manajemen dari organisasi dan terhadap sistem (manajemen pengetahuan) berdasarkan fakta (pengukuran dan analisis) untuk peningkatan kinerja dan daya saing. Pengukuran dan analisis berguna sebagai suatu landasan untuk sistem manajemen kinerja dari organisasi bisnis itu (manajemen pengetahuan) Kepemimpinan Kriteria Kepemimpinan dalam Baldrige Criteria terdiri dari dua Item, yaitu: Kepemimpinan Senior serta Governance dan Tanggung Jawab Sosial. Untuk item kepemimpinan senior, setiap organisasi harus menetapkan visi dan nilai-nilai organisasi, kemudian menyebarluaskan visi dan nilai-nilai tersebut melalui sistem kepemimpinan kepada karyawan, pemasok-pemasok kunci, mitra kerja, pelanggan dan stakeholder lain, dan menunjukkan komitmen terhadap nilai-nilai organisasi. Selain itu pimpinan senior harus mampu mempromosikan lingkungan organisasi yang membantu perkembangan hasil-hasil kinerja kepemimpinan yang berkaitan dengan perilaku etika bisnis dan hokum, serta menciptakan organisasi yang berkelanjutan melalui peningkatan kinerja organisasi yang merangsang pembelajaran karyawan. Untuk itu, pemimpin senior harus ikut 22

11 berpartisipasi aktif dan menciptakan komunikasi dua arah di seluruh organisasi dalam perencanaan suksesi kepemimpinan di masa datang melalui kaderisasi pemimpin organisasi masa depan. Dalam pengelolaan dan tanggung jawab sosial, organisasi harus menciptakan sistem pengelolaan perusahaan yang baik yang menjamin pertanggungjawaban terhadap setiap tindakan manajemen yang dilakukan, keterbukaan, dan penyebarluasan informasi dalam proses-proses operasional, dan melindungi kepentingan semua stakeholders perusahaan. Dalam penilaian kinerja dilakukan suatu sistem audit manajemen kinerja yang dilakukan secara regular oleh auditor internal maupun eksternal yang independen. Selain itu organisasi juga harus memperhatikan dampak negatif terhadap masyarakat yang ditimbulkan oleh produk, pelayanan, dan proses operasional dari organisasi, serta menjamin praktik-praktik bisnis yang beretika dalam semua bentuk transaksi. Di PT. Indonesia Power, para pimpinan senior selalu menetapkan sasaransasaran kerja jangka panjang dan jangka pendek mengikuti tujuan, visi, dan misi yang telah ditetapkan. Dan selalu dibahas dan dikomunikasikan kepada para karyawan melalui berbagai rapat dan pertemuan para eksekutif tahunan maupun bulanan. Selain itu mereka juga menetapkan budaya perusahaan yaitu inovatif, professional, harmoni, pembelajar, pelayanan prima, dan peduli dalam lingkungan kerja sehari-hari. Komunikasi Direksi dan Dewan Direksi dilaksanakan secara konsisten melalui rapat rutin sesuai dengan jadwal dan agenda yang diadaptasi dari Kep-88/M- PBUMN tanggal 20 November Rapat internal Dewan Komisaris beserta komite-komitenya diadakan satu kali dalam seminggu. Sedangkan rapat Dewan Komisaris dengan Direksi dilaksanakan satu kali dalam sebulan. 23

12 Perencanaan Strategis Kriteria Perencanaan Strategis dalam Baldrige Criteria terdiri dari dua Item, yaitu: Pengembangan Strategi dan Penyebarluasan Strategi. Untuk melakukan pengembangan strategi, perusahaan harus memahami kebutuhan dari stakeholders sebagai masukan untuk menetapkan arah, sasaran, dan tujuan organisasi, serta menetapkan proses-proses bisnis kunci, partisipan yang terlibat, dan mengidentifikasi titik-titik dalam proses yang berpotensi memiliki kelemahan atau area potensial yang memiliki kesempatan untuk diperbaiki atau ditingkatkan kinerjanya. Selain itu organisasi harus menetapkan sasaran-sasaran yang penting, tujuantujuan strategis, ukuran-ukuran kinerja, batas waktu untuk mencapai sasaransasaran dan tujuan strategis itu, serta mekanisme penilaian atau peninjauan ulang. Organisasi juga harus menjamun bahwa program-program peningkatan keunggulan kinerja yang akan dilaksanakan itu terintegrasi atau selaras dengan arah, sasaran, dan tujuan strategis organisasi yang telah ditetapkan untuk memenuhi kebutuhan stakeholders. Dalam penyebarluasan strategi, perlu diterjemahkan rencana-rencana strategi ke dalam rencana-rencana tindakan agar mudah dalam menyebarluaskan dan menyelaraskan rencana tersebut ke seluruh unit-unit bisnis, selain itu perlu juga didefinisikan ukuran-ukuran kinerja untuk menelusuri kemajuan dari implementasi rencana-rencana tindakan itu serta menjamin bahwa rencanarencana tindakan itu telah terintegrasi ke seluruh organisasi. Di PT. Indonesia Power, rencana-rencana strategis dituangkan dalam Rencana Jangka Panjang (RJP) dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), dimana untuk RJP disusun setiap 5 tahun sekali, dimana detail pelaksanaannya 24

13 dituangkan dalam RKAP yang dibuat setiap 1 tahun sekali. Rencana-rencana strategis tersebut kemudian dikomunikasikan kepada karyawan melalui berbagai rapat koordinasi perusahaan Fokus Pasar dan Pelanggan Kategori Fokus Pasar dan Pelanggan dalam MBCfPE menguji bagaimana organisasi menentukan persyaratan-persyaratan, kebutuhan-kebutuhan, ekspektasi, dan preferensi dari pelanggan dan pasar. Dua item yang penting untuk di jalankan oleh setiap organisasi adalah: pengetahuan pasar dan pelanggan serta hubungan dan kepuasan pelanggan. Hal utama dalam pengetahuan pasar dan pelanggan yaitu mengidentifikasi, mengelompokkan, dan membuat segmentasi pasar yang menjadi sasaran dari organisasi dalam memberikan produk dan pelayanan, baik pada saat sekarang maupun di masa yang akan datang. Selain itu organisasi harus menentukan kebutuhan-kebutuhan, ekspektasi, dan preferensi dari pelanggan dan pasar agar menjamin kelanjutan relevansi dari produk dan pelayanan yang ditawarkan serta mengembangkan kesempatan-kesempatan baru. Dari hubungan dan kepuasan pelanggan, Baldrige Criteria memberikan persyaratan kepada organisasi untuk membangun hubungan dan meningkatkan kepuasan serta loyalitas pelanggan, melalui pembangunan hubungan dan loyalitas pelanggan dengan menangani keluhan-keluhan pelanggan secara tanggap dan efektif dan menetapkan kepuasan pelanggan secara sistematis. PT.Indonesia Power merupakan perusahaan penyedia pasokan tenaga listrik untuk pasar listrik di sistem Jawa-Bali. Pelanggan utamanya hanyalah satu yaitu PT. PLN yang juga sekaligus merupakan salah satu pemilik perusahaan. 25

14 Upaya-upaya untuk mendukung tersedianya energi listrik telah dilakukan dengan cara mempertahankan tingkat kehandalan pembangkit yaitu melalui rehabilitasi, modifikasi, penggantian peralatan, dan uprating Pengukuran, Analisis, dan Manajemen Pengetahuan Dalam kategori ini MBCfPE menguji bagaimana organisasi memilih, mengumpulkan, menganalisis, mengelola, dan meningkatkan data, informasi dan pengetahuan, serta bagaimana organisasi itu mengelola teknologi informasi. Kategori ini juga menguji bagaimana organisasi meninjau ulang dan menggunakan hasil-hasil peninjauan ulang itu unutk meningkatkan kinerja. Ada dua item dalam kategori ini, yaitu: pengukuran, analisis, dan peningkatan kinerja organisasi, serta manajemen informasi, teknologi informasi dan pengetahuan. Hal-hal penting yang perlu dilakukan adalah memilih, mengumpulkan, menyelaraskan, dan mengintegrasikan indikator-indikator kunci serta menganalisis dan meninjau ulang untuk meningkatkan kinerja dari proses-proses bisnis kunci melalui penetapan prioritas untuk peningkatan terus menerus maupun terobosan-terobosan baru yang bersifat inovatif. Dalam manajemen informasi, teknologi informasi, dan pengetahuan, MBCfPE mensyaratkan kepada tiap organisasi agar menyediakan informasi perusahaan dan kemudahan akses kepada karyawan, pemasok, mitra kerja, pelanggan dan pihak lain yang berkepentingan, serta menjamin bahwa perangkata keras dan perangkat lunak yang digunakan handal, aman, dan mudah digunakan. Dalam proses penyimpanan dan pemeliharaan data serta informasi, harus ada jaminan keakuratan, integritas, reliabilitas, ketepatan waktu, dan keamanan dari data organisasi, informasi, dan pengetahuan yang ada. Oleh karena itu 26

15 harus ada strategi-strategi pengelolaan data, dan pengaturan akses kepada siapa saja informasi tersebut diberikan. Dan sebaiknya disediakan manajemen pemulihan data bila sewaktu-waktu terjadi kerusakan mendadak. Untuk meningkatkan sistem keandalan pembangkit, PT. Indonesia Power menerapkan teknologi enjinering dan Sistem Informasi. Adapun Sistem Teknologi Informasi harus menjalankan beberapa program jangka pendek dan jangka panjang untuk menangani beberapa isu aplikasi dan infrastruktur. Pada jangka pendek akan terdapat perbaikan-perbaikan pada aplikasi dan keamanan infrastruktur. Sedangkan untuk jangka panjang, aplikasi akan lebih terintegrasi dan implementasi disaster recovery dilaksanakan Fokus Sumber Daya Manusia Dalam kategori ini di uji bagaimana organisasi melibatkan, mengelola, dan mengembangkan karyawan untuk menggunakan secara penuh kemampuan potensial dalam menyelaraskan dengan visi, misi, nilai-nilai, strategi, dan rencana tindakan dari organisasi secara keseluruhan. Ada dua item dalam kategori ini yang merupakan kriteria inti, yaitu: keterlibatan tenaga kerja dan lingkungan tenaga kerja. Hal pertama, perusahaan dilihat apakah mereka melibatkan, memberikan kompensasi, dan penghargaan kepada karyawan untuk mencapai kinerja tinggi. Kemudian mengembangkan karyawan dan pemimpin-pemimpin dalam organisasi agar mencapai kinerja tinggi dan menilai keterlibatan karyawan dan menggunakan hasil-hasil penilaian itu untuk mencapai kinerja tinggi. Kemudian dalam masalah pengaturan lingkungan tenaga kerja, diharapkan setiap organisasi mengelola kapasitas dan kapabilitas tenaga kerja sedemikian 27

16 rupa agar mencapai target-target kinerja organisasi, dan memelihara lingkungan kerja yang mendukung dan perhatian kepada kesehatan dan keselamatan kerja. Kendati perusahaan ini baru didirikan pada pertengahan 1990-an, Indonesia Power telah mewarisi sejumlah aset berupa pembangkit dan fasilitas-fasilitas pendukungnya. Selain didukung SDM dengan har competency (keterampilan, pengetahuan, sikap kerja) dan soft competency (kemauan dan motivasi) yang kuat untuk mencapai kesetaraan kinerja karyawan di seluruh unit bisnis dan sub unit, Indonesia Power juga terus melakukan peningkatan kerja di berbagai bidang, Mengoptimalkan sumber daya dalam menghasilkan kinerja yang semakin baik tiap tahunnya. Untuk itu perusahaan mengelola aspek-aspek tersebut dengan baik dan terstruktur sesuai dengan ketentuan standar, baik nasional maupun internasional. Oleh karena itu PT. Indonesia Power terus melakukan penyempurnaan sistem manajemen berbasis kompetensi antara lain dengan penyempurnaan struktur organisasi korporat, sistem perencanaan kepegawaian dengan konsep alur proses dilengkapi perencanaan suksesi. Konsep jenjang karir dengan sistem profesi 3 jalur berjenjang, penyusunan direktori kompetensi, sistem penilaian pegawai berdasarkan performa dan potensi, sistem kompensasi berdasarkan personal, position, dan performance serta kebijakan baru tentang sistem pendidikan dan pelatihan Manajemen Proses Kategori ini meminta perusahaan untuk menunjukkan bagaimana organisasi menetapkan kompetensi inti dan sistem-sistem kerja, termasuk bagaimana mendesain, mengelola, dan meningkatkan proses-proses kunci untuk 28

17 implementasi sistem-sistem kerja itu dalam menyerahkan nilai kepada pelanggan untuk mencapai keberhasilan dan keberlangsungan organisasi. Terdapat dua item dalam kategori ini yaitu: desain sistem kerja serta manajemen dan peningkatan proses kerja. Dalam desain sistem kerja, MBCfPE menetapkan kompetensi inti dan mengaitkan dengan visi, misi, nilai-nilai, lingkungan kompetitif, dan rencanarancana tindakan untuk mendesain proses kerja tersebut. Sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam penyerahan nilai kepada pelanggan, penciptaan profitabilitas dan kesuksesan dalam keberlangsungan organisasi. Dan juga harus ada jaminan bahwa sistem dan tempat kerja dipersiapkan dengan baik untuk mampu menghadapi keadaan-keadaan darurat atau bencana melalui proses pencegahan serta mengatur manajemen pemulihan dan kontinuitas operasional. Dari desain sistem kerja yang baik, diharapkan dalam mengatur manajemen dan peningkatan proses kerja yang efektif, agar memberikan nilai kepada pelanggan dan mencapai kesuksesan serta keberlangsungan organisasi. PT. Indonesia Power senantiasa menempatkan keselamatan dan kesehatan kerja sebagai prioritas penting dengan senantiasa menyediakan lingkungan kerja yang sehat dan aman. Resiko cedera dan kecelakaan kerja selalu melekat pada kegiatan industri beresiko seperti industri tenaga listrik. Pada tahun 2005, UBP Semarang, dan UBP Perak Grati berhasil meraih sertifikat bendera emas SMK3. Indikator lain keberhasilan lainnya adalah dengan diperolehnya penghargaan Nihil Kecelakaan (Zero Accident) bagi 6 UBP yaitu Priok, Saguling, Kamojang, Semarang, Perak Grati, dan Bali. 29

18 Hasil-hasil Dalam kategori ini, MBCfPE menguji kinerja organisasi dan peningkatan dalam semua area kunci outcome: - Produk dan pelayanan - Fokus pelanggan - Pasar dan financial - Fokus sumber daya manusia - Efektivitas proses - Kepemimpinan dan tanggung jawab sosial Pendekatan yang digunakan dalam penilaian untuk kategori hasil-hasil adalah berkaitan dengan: tingkat kinerja, kecenderungan, perbandingan, dan kepentingan yang berhubungan dengan kebutuhan utama dari pelanggan, pasar, proses, dan rencana tindakan. Manajemen organisasi harus menunjukkan dan melakukan perbandinganperbandingan yang relevan sehingga terlihat upaya-upaya peningkatan terus menerus. Bukti-bukti juga harus ditunjukkan sebagai hasil-hasil kinerja perusahaan dan trend perusahaan yang terjadi selama beberapa tahun kebelakang, agar terlihat kecenderungan peningkatan kinerja organisasi yang unggul. 30

19 Gambar 2.4. Konsep utama dan nilai inti dari MBCfPE (NIST, Criteria for Performance Excellence 2008) 2.5. Benefit dari MBCfPE Setiap model kualitas pasti mempunyai kelebihan dan kelemahan tergantung pada persepsi, deskripsi dan penerapannya didalam suatu organisasi. Hal ini sangat dimungkinkan karena manajemen dan kebijakan setiap organisasi pasti berbeda meskipun jenis organisasinya sama ataupun anak perusahaan dari satu induk organisasi yang sama. Salah satu kelebihan dari MBCfPE yang sesuai dengan pernyataan diatas, The criteria are nonpresciptive and adaptable yang berarti bahwa meskipun baldrige award mempersyaratkan results oriented namun kriteria ini tidak mengharuskan : 31

20 a. Penggunaan metode, teknik, teknologi, sistem, pengukuran atau persyaratan awal tertentu. Fokusnya adalah pada hasil, bukan pada prosedur, metode atau struktur organisasi, sehingga yang diutamakan adalah pengembangan pendekatan yang kreatif, adaptif dan fleksibel. Pemilihan dari teknik, sistem dan metode tersebut tergantung dari tipe dan ukuran bisnis organisasi, kemampuan dan tanggung jawab dari personelnya. b. Suatu organisasi harus mempunyai departemen kualitas, departemen perencanaan dan atau sejenisnya. c. Bagaimana suatu organisasi harus berbentuk (struktur). d. Beberapa unit dalam suatu organisasi harus dikelola dengan prosedur yang sama. 32

PERANCANGAN MODEL PRE ASSESMENT MANAJEMEN KINERJA UNIVERSITAS MENGGUNAKAN KRITERIA MALCOLM BALDRIGE (STUDI KASUS : UNIVERSITAS STIKUBANK SEMARANG)

PERANCANGAN MODEL PRE ASSESMENT MANAJEMEN KINERJA UNIVERSITAS MENGGUNAKAN KRITERIA MALCOLM BALDRIGE (STUDI KASUS : UNIVERSITAS STIKUBANK SEMARANG) 28 PERANCANGAN MODEL PRE ASSESMENT MANAJEMEN KINERJA UNIVERSITAS MENGGUNAKAN KRITERIA MALCOLM BALDRIGE (STUDI KASUS : UNIVERSITAS STIKUBANK SEMARANG) Agus Prasetyo Utomo, Hari Murti Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB III SOLUSI BISNIS BAB III SOLUSI BISNIS Untuk membantu perusahaan dalam mempersiapkan diri mengimplementasikan MBCfPE di dalam organisasi, maka penulis mencoba untuk membuat suatu model yang bertujuan: - Mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN LITERATUR...

BAB II KAJIAN LITERATUR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i PERNYATAAN KEASLIAN... ii LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN... iii LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING...iv LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN...vi HALAMAN

Lebih terperinci

Mencapai Kinerja Unggul Dengan Menggunakan Kriteria Baldridge

Mencapai Kinerja Unggul Dengan Menggunakan Kriteria Baldridge Mencapai Kinerja Unggul Dengan Menggunakan Kriteria Baldridge Oleh : Desita Silvia D. Sistem manajamen kualitas MBPE (Malcolm Baldridge Performance Excellence) diperkenalkan dan diterapkan sebagai guidline

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT PJB Services meyakini bahwa penerapan GCG secara konsisten dan berkesinambungan akan meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan. Oleh karena itu PT PJB

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mutu sudah menjadi isu penting dalam menciptakan keunggulan perusahaan di

I. PENDAHULUAN. Mutu sudah menjadi isu penting dalam menciptakan keunggulan perusahaan di I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mutu sudah menjadi isu penting dalam menciptakan keunggulan perusahaan di era globalisasi seiring dengan semakin ketatnya tingkat kompetisi yang dihadapi. Kemajuan teknologi

Lebih terperinci

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap) 7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO 9001 2015 (versi lengkap) diterjemahkan oleh: Syahu Sugian O Dokumen ini memperkenalkan tujuh Prinsip Manajemen Mutu. ISO 9000, ISO 9001, dan standar manajemen mutu terkait

Lebih terperinci

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Pendahuluan Piagam Audit Internal ( Internal Audit Charter ) adalah dokumen formal yang berisi pengakuan keberadaan

Lebih terperinci

Kebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9

Kebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9 Tim GCG Hal : 1 of 9 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 3 1.1 Definisi Good Corporate Governance 3 1.2 Prinsip Good Corporate Governance 3 1.3 Pengertian dan Definisi 4 1.4 Sasaran dan Tujuan Penerapan GCG 5

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG PT. Indonesia Power UBP Kamojang saat ini telah menerapkan sistem manajemen terpadu, dengan tiga sub sistemnya yang terdiri dari Sistem Manajemen Mutu

Lebih terperinci

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN P T Darma Henwa Tbk PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PT Darma Henwa Tbk DAFTAR ISI Kata Pengantar 3 BAB I PENGANTAR. 4 1. Mengenal Good Corporate Governance (GCG) 4 2.

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Umum... 3 1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan... 3 1.2.1 Visi Fungsi Audit Internal...

Lebih terperinci

Kebijakan Manajemen Risiko

Kebijakan Manajemen Risiko Kebijakan Manajemen Risiko PT Indo Tambangraya Megah, Tbk. (ITM), berkomitmen untuk membangun sistem dan proses manajemen risiko perusahaan secara menyeluruh untuk memastikan tujuan strategis dan tanggung

Lebih terperinci

PIAGAM INTERNAL AUDIT

PIAGAM INTERNAL AUDIT PIAGAM INTERNAL AUDIT PT INTILAND DEVELOPMENT TBK. 1 dari 8 INTERNAL AUDIT 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Piagam Audit Internal merupakan dokumen penegasan komitmen Direksi dan Komisaris serta

Lebih terperinci

RANCANGAN PENILAIAN MANAJEMEN KINERJA BERDASARKAN KRITERIA MALCOLM BALDRIGE UNTUK KINERJA TERBAIK (STUDI DI PT. INDONESIA POWER) PROJEK AKHIR

RANCANGAN PENILAIAN MANAJEMEN KINERJA BERDASARKAN KRITERIA MALCOLM BALDRIGE UNTUK KINERJA TERBAIK (STUDI DI PT. INDONESIA POWER) PROJEK AKHIR RANCANGAN PENILAIAN MANAJEMEN KINERJA BERDASARKAN KRITERIA MALCOLM BALDRIGE UNTUK KINERJA TERBAIK (STUDI DI PT. INDONESIA POWER) PROJEK AKHIR Oleh: ANWAR YANUAR ISHAK NIM: 29106312 Program Magister Administrasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Grizzel dan Blazey (2004) dalam Kumpulan Jurnal Insights to

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Grizzel dan Blazey (2004) dalam Kumpulan Jurnal Insights to BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Penelitian Terdahulu Grizzel dan Blazey (2004) dalam Kumpulan Jurnal Insights to Performance Excellence dengan judul Alignment of Baldrige with Six Sigma, Lean Thinking,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Total Quality Management dengan siklus PDCA (Plan Do Check Action)

BAB I PENDAHULUAN. Total Quality Management dengan siklus PDCA (Plan Do Check Action) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan dan organisasi pada umumnya menginginkan kualitas terbaik bagi pelanggannya, baik itu dalam bisnis manufaktur ataupun jasa. Berbagai macam alat atau metode

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/ INSTANSI A. SEJARAH

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/ INSTANSI A. SEJARAH BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/ INSTANSI A. SEJARAH Sejarah PT PELINDO III (Persero) terbagi menjadi beberapa fase penting.perseroan pada awal berdirinya adalah sebuah Perusahaan Negara yang pendiriannya dituangkan

Lebih terperinci

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk PT Astra International Tbk Agustus 2016 PIAGAM AUDIT INTERNAL I. Visi & Misi Visi Misi Visi 2020 Menjadi Kebanggaan Bangsa Grup Astra diakui memiliki standar kelas dunia dalam hal tata kelola perusahaan,

Lebih terperinci

- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -

- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal - Pengantar Kerangka Kerja KPKU Tata Nilai KPKU KPKU KPKU BUMN adalah sistem penilaian yang dibuat Kementerian BUMN sebagai panduan untuk membangun, menata dan memperdayakan kesisteman dan sumberdaya Perusahaan

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK 2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI

Lebih terperinci

KRITERIA PENILAIAN SNI AWARD 2017

KRITERIA PENILAIAN SNI AWARD 2017 KRITERIA PENILAIAN SNI AWARD 2017 KATEGORI ORGANISASI MENENGAH DAN BESAR BARANG Pusat Pendidikan dan Pemasyarakatan Standardisasi Badan Standardisasi Nasional Gedung Kemenko Kemaritiman Lantai 11 Jl. MH

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.955, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pedoman. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

Lebih terperinci

PT INDO KORDSA Tbk. PIAGAM AUDIT INTERNAL

PT INDO KORDSA Tbk. PIAGAM AUDIT INTERNAL PT INDO KORDSA Tbk. PIAGAM AUDIT INTERNAL Halaman 1 dari 5 1. TUJUAN Tujuan utama dari Piagam Audit Internal ( Piagam ) ini adalah untuk menguraikan kewenangan dan cakupan dari fungsi Audit Internal di

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL MUKADIMAH Dalam melaksanakan fungsi audit internal yang efektif, Audit Internal berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana diatur dalam Standar Pelaksanaan Fungsi Audit

Lebih terperinci

Pengukuran Performansi di PT. XYZ dengan Pendekatan MBCfPE Pada Kriteria Fokus Pelanggan dan Hasil Bisnis *

Pengukuran Performansi di PT. XYZ dengan Pendekatan MBCfPE Pada Kriteria Fokus Pelanggan dan Hasil Bisnis * Reka Integra ISSN: 2338-5081 [Teknik Industri] Itenas No.1 Vol.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2013 Pengukuran Performansi di PT. XYZ dengan Pendekatan MBCfPE Pada Kriteria Fokus Pelanggan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah sesuatu yang akan kita ukur. Dalam penelitian ini

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah sesuatu yang akan kita ukur. Dalam penelitian ini BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Objek penelitian adalah sesuatu yang akan kita ukur. Dalam penelitian ini adapun objek penelitiannya adalah Malcolm Baldrige national quality award

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun internasional harus bekerja secara kompetitif dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi

Lebih terperinci

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) DAFTAR ISI I. DASAR HUKUM II. TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG III. ATURAN BISNIS IV. JAM KERJA V. RAPAT VI. LAPORAN DAN TANGGUNG JAWAB VII.

Lebih terperinci

KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Pesan dari Pimpinan Indorama Ventures Public Company Limited ("Perusahaan") percaya bahwa tata kelola perusahaan adalah kunci untuk menciptakan kredibilitas bagi Perusahaan.

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

USULAN MEKANISME PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS PERGURUAN TINGGI X

USULAN MEKANISME PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS PERGURUAN TINGGI X Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No. Vol. Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2016 USULAN MEKANISME PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS PERGURUAN TINGGI X Fithri Hidayani

Lebih terperinci

BKPPD Kabupaten Bengkulu Utara RENSTRA BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BKPPD Kabupaten Bengkulu Utara RENSTRA BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kerangka Otonomi Daerah yang termaktub dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, Pemerintah Daerah dalam menjalankan manajemennya sehari-hari merasakan terjadinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai laba yang maksimal. Maka, manajemen perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. mencapai laba yang maksimal. Maka, manajemen perusahaan dituntut untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi persaingan yang terus meningkat pada masa sekarang ini, untuk mencapai tujuan perusahaan menciptakan kinerja yang unggul dan mencapai laba

Lebih terperinci

- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal -

- Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal - - Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal - Kriteria Proses KPKU Kriteria Hasil KPKU - Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal - - Simple - Inspiring - Performing - Phenomenal - Kriteria Proses

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah

Lebih terperinci

KRITERIA PENILAIAN SNI AWARD 2018

KRITERIA PENILAIAN SNI AWARD 2018 KRITERIA PENILAIAN SNI AWARD 2018 KATEGORI ORGANISASI MENENGAH DAN BESAR JASA Pusat Pendidikan dan Pemasyarakatan Standardisasi Badan Standardisasi Nasional Gedung BPPT I Lantai 11 Jl. MH Thamrin No. 8

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1. Kualitas Layanan

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1. Kualitas Layanan BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1. Kualitas Layanan Kata kualitas mengandung banyak definisi dan makna. Beberapa definisi yang kerap kali dijumpai antara lain : kesesuaian dengan persyaratan/tuntutan, pemenuhan

Lebih terperinci

2 memungkinkan perusahaan dapat merencanakan serta mendisain pelayanan yang paling mendekati keinginan pelanggan. Konsep kompetensi dapat dibagi menja

2 memungkinkan perusahaan dapat merencanakan serta mendisain pelayanan yang paling mendekati keinginan pelanggan. Konsep kompetensi dapat dibagi menja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Daya saing suatu negara secara global menurut World Economic Forum (WEF) adalah kemampuan perekonomian nasional untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. bertanggungjawab menyelenggarakan tri dharma perguruan tinggi wajib turut serta

BAB I LATAR BELAKANG. bertanggungjawab menyelenggarakan tri dharma perguruan tinggi wajib turut serta BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Permasalahan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta sebagai institusi pendidikan yang bertanggungjawab menyelenggarakan tri dharma perguruan tinggi wajib turut serta mencapai

Lebih terperinci

KRITERIA SNI AWARD 2015

KRITERIA SNI AWARD 2015 Halaman : 1 dari 9 KRITERIA SNI AWARD 2015 KUESIONER SNI AWARD 2015 1 Halaman : 2 dari 9 A. KEPEMIMPINAN A.1 Visi, Misi dan Tata Nilai Klausul ini dimaksudkan untuk menilai karakteristik dan budaya serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia menuju era globalisasi memungkinkan kegiatan perekonomian berkembangan sedemikian rupa sehingga melewati batas-batas wilayah dan antar

Lebih terperinci

KRITERIA SNI AWARD 2015

KRITERIA SNI AWARD 2015 Halaman : 1 dari 10 KRITERIA SNI AWARD 2015 KUESIONER SNI AWARD 2015 DAN BESAR BARANG DAN JASA 1 Halaman : 2 dari 10 A. KEPEMIMPINAN A.1 Visi, Misi dan Tata Nilai Klausul ini dimaksudkan untuk menilai

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Landasan Hukum... 3 1.3 Maksud dan Tujuan...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan mulai dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan mulai dari tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia dalam perusahaan memiliki peranan dan fungsi yang sangat penting bagi tercapainya tujuan perusahaan. Sumber daya manusia dalam hal ini mencakup

Lebih terperinci

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) Jakarta, 17 Januari 2017 DAFTAR ISI Halaman A. PENDAHULUAN... 1 I. Latar Belakang... 1 II. Maksud dan Tujuan Charter Satuan Pengawasan

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan bisnis di era globalisasi, kompetisi pasar semakin meningkat. Hal tersebut menuntut seluruh pihak yang terkait untuk dapat menghasilkan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Profesionalisme dewasa ini sangat diharapkan baik dari sektor swasta maupun pemerintah. Dalam sektor pemerintah sendiri telah dibuat Undangundang Nomor 17 Tahun 2003

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi 5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard Pengertian Balanced Scorecard Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Robert

Lebih terperinci

PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )

PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) DAFTAR ISI I. DASAR HUKUM II. TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG III. ATURAN BISNIS IV. JAM KERJA V. RAPAT VI. LAPORAN DAN TANGGUNG JAWAB VII. KEBERLAKUAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU AKADEMIK INTERNAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU AKADEMIK INTERNAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG PRAKTIK BAIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DI PERGURUAN TINGGI Kebijakan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Perguruan Tinggi KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU AKADEMIK INTERNAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Modul ke: Fakultas 09Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata

Lebih terperinci

Pengukuran Performansi di PT. XYZ dengan Pendekatan MBCfPE Pada Kriteria Fokus Tenaga Kerja dan Hasil Bisnis *

Pengukuran Performansi di PT. XYZ dengan Pendekatan MBCfPE Pada Kriteria Fokus Tenaga Kerja dan Hasil Bisnis * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Teknik Industri Itenas No.1 Vol.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2013 Pengukuran Performansi di PT. XYZ dengan Pendekatan MBCfPE Pada Kriteria Fokus Tenaga

Lebih terperinci

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 2 - PEDOMAN STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK

Lebih terperinci

Modul Manajemen Strategis 2013

Modul Manajemen Strategis 2013 Dedeng Abdul Gani A., SE., MS.i Page 1 BAB II CORPORATE GAVERNANCE Tujuan Pembelajaran : 1. Memahami dan menjelaskan tugas dan tanggungjawab dewan komisaris dan dewan direksi dalam pengelolaan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menghadapi perubahan perkembangan bisnis yang semakin kompetitif, suatu organisasi dituntut untuk melakukan suatu adaptasi yang cepat terhadap faktor-faktor

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL Latar Belakang Unit Audit Internal unit kerja dalam struktur organisasi Perseroan yang dibentuk untuk memberikan keyakinan yang memadai dan konsultasi yang bersifat independen dan

Lebih terperinci

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk Piagam Audit Internal PT Astra International Tbk Desember 2010 PIAGAM AUDIT INTERNAL 1. Visi dan Misi Visi Mempertahankan keunggulan PT Astra International Tbk dan perusahaanperusahaan utama afiliasinya

Lebih terperinci

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan Kode Dokumentasi : M SPS SMK3 Halaman : 1 dari 2 J udul Dokumen : M - SPS - P2K3 Dokumen ini adalah properti dari PT SENTRA PRIMA SERVICES Tgl Efektif : 09 Februari 2015 Dibuat Oleh, Disetujui Oleh, Andhi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero)

DAFTAR ISI. SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero) DAFTAR ISI DAFTAR ISI SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero) i ii I. PENDAHULUAN 1 II. PEMEGANG SAHAM 3 II.1 HAK PEMEGANG SAHAM 3 II.2 RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) 3 II.3

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. Sistem Manajemen Mutu (Quality Management System-QMS) menurut

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. Sistem Manajemen Mutu (Quality Management System-QMS) menurut BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Sistem Manajemen Mutu Sistem Manajemen Mutu (Quality Management System-QMS) menurut Gaspersz (2008:268) yaitu merupakan sekumpulan prosedur terdokumentasi

Lebih terperinci

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Page 1 of 12 Daftar Isi 1. Organisasi 2. Independensi 3. Tugas dan Tanggung Jawab Direksi 4. Fungsi Direktur Utama 5. Direktur Kepatuhan 6. Rapat 7. Benturan Kepentingan

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2015

Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2015 Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2015 SISTEM PERANGKAT LUNAK UNTUK INTERNAL ASSESSMENT MALCOLM BALDRIGE CRITERIA FOR

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN... ii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii ABSTRAK... ix DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki era globalisasi aktivitas bisnis saat ini, dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki era globalisasi aktivitas bisnis saat ini, dengan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era globalisasi aktivitas bisnis saat ini, dengan semakin meningkatnya perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi, telah menuntut berbagai perusahaan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

RENCANA STRATEGIS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RENCANA STRATEGIS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN 2006-2010 Sambutan Ketua BPK Pengelolaan keuangan negara merupakan suatu kegiatan yang akan mempengaruhi peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat dan bangsa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan di bidang manufaktur dan jasa sangat ketat. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan di bidang manufaktur dan jasa sangat ketat. Hal ini 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar perusahaan di bidang manufaktur dan jasa sangat ketat. Hal ini dilihat dari banyaknya perusahaan-perusahaan yang mencoba merebut pasar yang ada di

Lebih terperinci

Pengukuran Performansi Di PT XYZ dengan MBCfPE Pada Kriteria Pengukuran, Analisis, dan Manajemen Pengetahuan *

Pengukuran Performansi Di PT XYZ dengan MBCfPE Pada Kriteria Pengukuran, Analisis, dan Manajemen Pengetahuan * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Teknik Industri Itenas No.1 Vol. 1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2013 Pengukuran Performansi Di PT XYZ dengan MBCfPE Pada Kriteria Pengukuran, Analisis, dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Paparan hasil penelitian sebagaimana terdapat dalam bab IV telah memberikan gambaran yang utuh terkait implementasi SMM ISO di UIN Maliki Malang. Berikut disajikan beberapa

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA FAKULTAS DI PERGURUAN TINGGI X MENGGUNAKAN PENDEKATAN MALCOLM BALDRIGE CRITERIA FOR PERFORMANCE EXCELLENCE (EDUCATION CRITERIA)

PENGUKURAN KINERJA FAKULTAS DI PERGURUAN TINGGI X MENGGUNAKAN PENDEKATAN MALCOLM BALDRIGE CRITERIA FOR PERFORMANCE EXCELLENCE (EDUCATION CRITERIA) PENGUKURAN KINERJA FAKULTAS DI PERGURUAN TINGGI X MENGGUNAKAN PENDEKATAN MALCOLM BALDRIGE CRITERIA FOR PERFORMANCE EXCELLENCE (EDUCATION CRITERIA) Sugih Arijanto, ST., MM., s_arijanto@itenas.ac.id Ir.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis dan ekonomi di era globalisasi saat ini sudah berkembang semakin pesat, sehingga mengakibatkan persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin

Lebih terperinci

NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA Yth. Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan Terbuka di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA Sehubungan dengan Peraturan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk Halaman I. Pembukaan 1 II. Kedudukan 2 III. Keanggotaan 2 IV. Hak dan Kewenangan 4 V. Tugas dan Tanggungjawab 4 VI. Hubungan Dengan Pihak Yang

Lebih terperinci

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi IV.1 Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi dengan Val IT Perencanaan investasi TI yang dilakukan oleh Politeknik Caltex Riau yang dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS PROSES INTERNALISASI ASPEK-ASPEK STRATEGIS ORGANISASI PADA PERKUMPULAN TELAPAK BOGOR. Oleh JURIAWATI H

ANALISIS PROSES INTERNALISASI ASPEK-ASPEK STRATEGIS ORGANISASI PADA PERKUMPULAN TELAPAK BOGOR. Oleh JURIAWATI H ANALISIS PROSES INTERNALISASI ASPEK-ASPEK STRATEGIS ORGANISASI PADA PERKUMPULAN TELAPAK BOGOR Oleh JURIAWATI H24076065 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

EVALUASI MANAJEMEN MUTU INTERNAL DI PROGRAM STUDI

EVALUASI MANAJEMEN MUTU INTERNAL DI PROGRAM STUDI EVALUASI MANAJEMEN MUTU INTERNAL DI PROGRAM STUDI MENGGUNAKAN MALCOLM BALDRIGE CRITERIA FOR EDUCATION (STUDI KASUS DI EKS-JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI RUPA FKIP UNS) JURNAL Oleh: RIRIN ROHMA WIJAYANTI

Lebih terperinci

Non Financial Measures

Non Financial Measures Non Financial Measures Modul ke: Keluaran Organisasi, Proses Internal, Kemampuan Sumber Daya Dr. Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT Fakultas Pascasarjana Program Studi Magister Teknik Industri www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2011 MODUL IX SISTEM MANAJEMEN

Lebih terperinci

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA 2 PRINSIP DAN REKOMENDASI TATA KELOLA A. Hubungan Perusahaan Terbuka Dengan Pemegang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Total Quality Management (TQM) 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) Total Quality Management (TQM) merupakan suatu bukti pendekatan sistematis terhadap perencanaan dan

Lebih terperinci

Pengukuran Performansi di PT XYZ dengan MBCfPE pada Kriteria Pengukuran, Analisis, dan Manajemen Pengetahuan

Pengukuran Performansi di PT XYZ dengan MBCfPE pada Kriteria Pengukuran, Analisis, dan Manajemen Pengetahuan Reka Integra ISSN: 2338-5081 Teknik Industri Itenas No.1 Vol. 1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juni 2013 Pengukuran Performansi di PT XYZ dengan MBCfPE pada Kriteria Pengukuran, Analisis, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi 14 BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi PT. Freshklido Graha Solusi adalah perusahaan jasa kebersihan terkemuka di Indonesia, yang menawarkan solusi cerdas

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, DRAFT PERBAIKAN RAPAT KEMKUMHAM TANGGAL 24 SEPT 2010 RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pontianak untuk merancang dan memperkenalkan balanced scorecard sebagai

BAB V PENUTUP. Pontianak untuk merancang dan memperkenalkan balanced scorecard sebagai BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian ini dilakukan pada PT Perkebunan Nusantara XIII (Persero) Pontianak untuk merancang dan memperkenalkan balanced scorecard sebagai sistem manajemen strategik yang dapat

Lebih terperinci

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Perusahaan Daerah;

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Perusahaan Daerah; 7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Perusahaan Daerah; 8. Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 43 Tahun 2000 tentang Pedoman

Lebih terperinci

Board Manual PT Indonesia Power

Board Manual PT Indonesia Power i Board Manual PT Indonesia Power ii iii Board Manual PT Indonesia Power iv v Board Manual PT Indonesia Power Daftar Isi Surat Keputusan Bersama... i Daftar Isi... iv BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang...

Lebih terperinci

PENGENALAN ISO DAN PENGHARGAAN MUTU. Bahan Ajar Materi ke-3

PENGENALAN ISO DAN PENGHARGAAN MUTU. Bahan Ajar Materi ke-3 PENGENALAN ISO DAN PENGHARGAAN MUTU Bahan Ajar Materi ke-3 DELAPAN PRINSIP MANAJEMEN MUTU Terdapat delapan prinsip manajemen mutu yang merupakan dasar dalam ISO 9000, yang dapat dipakai oleh pimpinan puncak

Lebih terperinci

Pengukuran Performansi Di PT. XYZ dengan Pendekatan MBCfPE Pada Kriteria Fokus Operasi dan Hasil Bisnis *

Pengukuran Performansi Di PT. XYZ dengan Pendekatan MBCfPE Pada Kriteria Fokus Operasi dan Hasil Bisnis * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Teknik Industri Itenas No.1 Vol.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2013 Pengukuran Performansi Di PT. XYZ dengan Pendekatan MBCfPE Pada Kriteria Fokus Operasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan korporasi pada awalnya dibentuk agar badan usaha dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan korporasi pada awalnya dibentuk agar badan usaha dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri pupuk sangat penting dalam upaya pencapaian ketahanan pangan nasional. Segala cara dilakukan oleh Pemerintah sebagai regulator untuk dapat memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 Kata Pengantar Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan yang pesat pada dunia usaha sangat berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan yang pesat pada dunia usaha sangat berpengaruh terhadap 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan yang pesat pada dunia usaha sangat berpengaruh terhadap lingkup aktivitas perusahaan-perusahaan yang merupakan tulang punggung perekonomian

Lebih terperinci

GLOBAL ADVOCACY PLATFORM

GLOBAL ADVOCACY PLATFORM GLOBAL ADVOCACY PLATFORM 2 PENDAHULUAN Platform advokasi global (The Global Advocacy Platform) dibentuk untuk mendukung upaya advokasi yang dilakukan oleh IIA, chapter, sukarelawan, anggota, pemangku kepentingan

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk 2 Januari 2013 Halaman DAFTAR ISI... 1 BAGIAN PERTAMA... 2 PENDAHULUAN... 2 1. LATAR BELAKANG... 2 2. VISI DAN MISI... 2 3.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pengukuran Kinerja Terdapat suatu ungkapan dalam manajemen modern, yaitu : Mengukur adalah untuk mengerti (memahami), Memahami adalah untuk memperoleh pengetahuan, Memperoleh

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011 BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Audit merupakan suatu proses yang sangat vital dalam dunia bisnis,

BAB 1 PENDAHULUAN. Audit merupakan suatu proses yang sangat vital dalam dunia bisnis, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Audit merupakan suatu proses yang sangat vital dalam dunia bisnis, pemerintahan, dan perekonomian. Boynton dan Johnson (2006) dalam bukunya mengutip Committee on Basic

Lebih terperinci

Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA

Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA Pengertian Pengendalian Internal Sistem pengendalian internal terdiri atas kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan manajemen kepastian yang layak bahwa

Lebih terperinci

Analisis Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukuran Kinerja Perusahaan Pada PT. Taspen (Persero) Kcu Bandung

Analisis Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukuran Kinerja Perusahaan Pada PT. Taspen (Persero) Kcu Bandung Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-09 Analisis Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukuran

Lebih terperinci