ANALISIS PORTOFOLIO INVESTASII PADA PT ASURANSI MSIG INDONESIA PERIODE Oleh DWI RATIH MUTIARASARI H

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PORTOFOLIO INVESTASII PADA PT ASURANSI MSIG INDONESIA PERIODE Oleh DWI RATIH MUTIARASARI H"

Transkripsi

1 ANALISIS PORTOFOLIO INVESTASII PADA PT ASURANSI MSIG INDONESIA PERIODE Oleh DWI RATIH MUTIARASARI H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

2 RINGKASAN DWI RATIH MUTIARASARI H Analisis Portofolio Investasi pada PT Asuransi MSIG Indonesia periode Di bawah bimbingan BUDI PURWANTO. PT Asuransi MSIG Indonesia, merupakan salah satu perusahaan asuransi kerugian joint venture dengan pertumbuhan investasi yang baik. PP No. 39/2008 mewajibkan semua perusahaan asuransi memiliki modal minimal. Hal ini akan menyebabkan persaingan lebih berkualitas dengan setiap perusahaan mempunyai modal minimal. PT Asuransi MSIG Indonesia pun dituntut untuk dapat memperkuat infrastruktur serta modal perusahaan. Salah satu cara untuk dapat memperkuat modal perusahaan, yaitu dengan pemilihan portofolio yang efisien. Portofolio yang efisien menurut Markowitz adalah perimbangan antara expected return dengan risiko dari investasi tersebut (standar deviasi). Penelitian ini bertujuan 1) menganalisis kebijakan investasi yang diambil oleh PT Asuransi MSIG Indonesia selama periode , meliputi tujuan investasi, pemilihan aset dan batasan risiko, 2) menyusun rekomendasi portofolio investasi yang efisien. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Februari hingga Maret Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari observasi langsung serta wawancara kepada para pakar dari PT Asuransi MSIG Indonesia dan data sekunder yang diperoleh dari studi literatur, internet, skripsi terdahulu, laporan alokasi investasi perusahaan serta berbagai dokumen tertulis dan bahan pustaka instansi-instansi yang terkait dengan penelitian. Alat analisis yang digunakan yaitu Microsoft Office Excel 2007 dan Minitab15. Berdasarkan hasil penelitian, PT Asuransi MSIG Indonesia mendasarkan kebijakan investasinya pada peraturan head-office serta Keputusan Menteri Keuangan no. 424/KMK.06/2003. Tujuan kebijakan investasinya untuk memastikan bahwa kegiatan investasi dilakukan sesuai dengan harapan Rhc & Group, dan juga melindungi solvabilitas serta memaksimalkan nilai pemegang saham. Hasil penelitian menunjukkan kebijakan yang ditentukan oleh perusahaan selalu mengarah pada aset yang aman. Batasan risiko pada SBI sebagai aset bebas risiko yaitu 1,78 persen, sedangkan batasan risiko pada SBI sebagai aset berisiko yaitu 1,82 persen. Pengkombinasian yang didapat melalui perhitungan portofolio yang efisien dengan batas standar deviasi rata-rata pada SBI sebagai aset bebas risiko yaitu 35 persen sertifikat deposito, 15 persen obligasi dan 50 persen SBI. Kombinasi tersebut memberikan expected return 8,23 persen dengan standar deviasi 0,85 persen. Sedangkan kombinasi terbaik pada batas standar deviasi ratarata dengan SBI sebagai aset berisiko yaitu 30 persen sertifikat deposito, 20 persen saham dan 50 persen SBI. Portofolio ini memberikan expected return sebesar 8,43 persen dengan standar deviasi 1,73 persen. Apabila perusahaan bersedia meningkatkan batas risikonya, maka expected return yang didapat perusahaan pun dapat meningkat.

3 ANALISIS PORTOFOLIO INVESTASI PADA PT ASURANSI MSIG INDONESIA PERIODE SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh DWI RATIH MUTIARASARI H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 i

4 Judul Skripsi Nama NIM : Analisis Portofolio Investasi pada PT Asuransi MSIG Indonesia periode : Dwi Ratih Mutiarasari : H Menyetujui, Dosen Pembimbing, Ir. Budi Purwanto, ME NIP : Mengetahui, Ketua Departemen, (Dr. Ir. Jono M. Munandar, MSc) NIP : Tanggal Lulus : ii

5 RIWAYAT HIDUP Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan Dharma Setiawan dan Yayah Heryati. Bogor merupakan kota kelahiran penulis tepatnya pada tanggal 5 Desember Penulis mengawali pendidikan formal di TK Akbar pada tahun Pada tahun penulis lulus di SD Negeri Panaragan 1 Bogor dan pendidikan menengah pertama ditempuh dari tahun di SMP Negeri 1 Bogor. Penulis menempuh pendidikan menengah atas pada tahun di SMA Negeri 1 Bogor. Penulis masuk Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2007, penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen dengan supporting course. Selama mengikuti perkuliahan, penulis mengikuti organisasi kemahasiswaan ENTER. Selama kuliah, penulis aktif dalam berbagai kepanitiaan seperti kegiatan mahasiswa di Departemen Manajemen dan kegiatan di Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Penulis pernah mengikuti magang di Bank BTPN dan di PT Asuransi MSIG Indonesia. Dalam rangka menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, penulis melakukan penelitian dan menyusun skripsi dengan judul Analisis Portofolio Investasi pada PT Asuransi MSIG Indonesia periode , dibawah bimbingan Ir. Budi Purwanto, ME. iii

6 KATA PENGANTAR Alhamdulilah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya sehingga penulisan skripsi dengan judul Analisis Portofolio Investasi pada PT Asuransi MSIG Indonesia periode ini dapat terselesaikan. Skripsi yang berjudul Analisis Portofolio Investasi pada PT Asuransi MSIG Indonesia ini membahas mengenai cara pemilihan portofolio investasi yang efisien menurut Markowitz. Pemilihan portofolio didasarkan dengan menempatkan portofolio yang menghasilkan tingkat keuntungan tertentu dengan risiko terendah, atau risiko tertentu dengan tingkat keuntungan tertinggi. Penulisan skripsi ini sendiri dimaksudkan untuk memenuhi syarat kelulusan dalam memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih mengandung kekurangan, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun penulis harapkan untuk bahan perbaikan di masa yang akan datang. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Bogor, Agustus 2011 Penulis iv

7 UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan sumbangan pikiran, kritik dan saran selama proses penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada : 1. Ir. Budi Purwanto, ME selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan serta masukkan kepada penulis. 2. Ibu Farida Ratna Dewi SE, MM dan Ibu Dra Siti Rahmawati selaku dosen penguji. 3. Bapak Dharma Setiawan, Ibu Yayah Heryati dan Deasy serta keluarga besar tercinta atas semua dukungan moril dan materil serta doanya. 4. Mba Yunita Song, Mba Santi, Mba Ledy, Bapak Bambang, Mr. Kawakami, Mr. Maekawa dan seluruh pihak di PT Asuransi MSIG Indonesia atas segala bantuan dan arahannya. 5. Bapak R Dikki Indrawan, SP, MM, Ibu Ratih Maria Dewi, SP, MM dan Bapak Alim Setiawan S, STP, MSi selaku dosen pendamping ke PT. Asuransi MSIG Indonesia. 6. Seluruh staf dan dosen Fakultas Ekonomi dan Manajemen yang sangat membantu terlaksananya perolehan ilmu dan penelitian penulis. 7. Teman-teman satu tempat magang di PT Asuransi MSIG Indonesia : Elis, Malay, Adi, Duta, Veran, dan Intan. 8. Teman-teman satu pembimbing dosen : Ade, Tuzi, Panta, dan Tri yang telah saling menyemangati. 9. Sahabat-sahabat tercinta : Lena, Izni, Resty, Windi, Ekasari Wijayanti, Nadia, dan Widisya yang saling membantu dalam suka dan duka. 10. Batara yang selalu menyemangati dan menghibur penulis. 11. Seluruh teman-teman Manajemen 44 dan Mahasiswa IPB yang selalu memberikan semangat dan masukkan. 12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak baik yang tersebutkan maupun yang tidak tersebut hingga v

8 penyusunan skripsi ini dapat terselesai pada waktunya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penyusunan skripsi ini. Harapan penulis semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang memerlukannya. vi

9 DAFTAR ISI RINGKASAN Halaman RIWAYAT HIDUP... iii KATA PENGANTAR... iv UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Keterbatasan Penelitian... 8 II. TINJAUAN PUSTAKA Perusahaan Asuransi Prinsip Kerja Perusahaan Asuransi Perusahaan Asuransi Kerugian Investasi Pentingnya Investasi Bagi Perusahaan Asuransi Proses investasi Kebijakan investasi Instrumen Pasar keuangan Risiko Portofolio Teori Portofolio Markowitz Portofolio yang Efisien Investasi pada Aset Bebas Risiko Diversifikasi Risiko Kinerja portofolio Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu III. Metode Penelitian Kerangka Pemikiran Lokasi dan Waktu Penelitian Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data IV. HASIL DAN PEMBAHASAN vii

10 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan Produk - produk Perusahaan Visi, Misi dan Nilai Utama Struktur Organisasi PT Asuransi MSIG Indonesia Kegiatan Operasional Perusahaan Kebijakan Investasi PT Asuransi MSIG Indonesia Investasi pada PT Asuransi MSIG Total Investasi dan Total Aset Total Investasi, Hasil Investasi serta Komposisi Investasi PT Asuransi MSIG Indonesia Analisis Portofolio SBI sebagai Aset Bebas Risiko Kombinasi Aset Berisiko dengan Aset Bebas Risiko SBI sebagai Aset berisiko Implikasi Manajerial KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN viii

11 DAFTAR TABEL No. Halaman 1. Perkembangan pengelolaan investasi PT Asuransi MSIG Indonesia dari tahun (dalam jutaan rupiah) Data pertumbuhan perusahaan asuransi kerugian joint venture di Indonesia berdasarkan investasi pada tahun (dalam jutaan Rupiah) Pertumbuhan jumlah perasuransian di Indonesia pada tahun Produk-produk perusahaan Peraturan dan kebijakan alokasi aset Rasio dana investasi dengan total aktiva (dalam jutaan rupiah) Total investasi dan hasil investasi Return, rata-rata return, varians dan standar deviasi hasil investasi PT Asuransi MSIG Indonesia tahun Kovarians antar return Koefisien korelasi antar return Nilai Expected return dan standar deviasi dari portofolio gabungan aset bebas risiko dengan aset berisiko Nilai expected return portofolio gabungan aset bebas risiko dengan aset berisiko dengan batas standar deviasi yang sudah ditingkatkan Return, rata-rata return, varians dan standar deviasi hasil investasi PT Asuransi MSIG Indonesia tahun dengan SBI sebagai aset berisiko Kovarians antar return Koefisien korelasi antar return Realisasi dan rekomendasi ix

12 DAFTAR GAMBAR No. Halaman 1. Portofolio investasi PT Asuransi MSIG Indonesia Portofolio-portofolio efisien Kombinasi portofolio efisien aktiva berisiko dengan aktiva tidak berisiko Kerangka Pemikiran Tahapan Penelitian Visi, misi dan nilai utama PT Asuransi MSIG Indonesia Kebijakan investasi pada PT Asuransi MSIG Indonesia Feasible dan efficien set dengan SBI sebagai aset bebas risiko pada batas standar deviasi rata-rata Feasible set dan efficien set dengan SBI sebagai aset bebas risiko pada batas standar deviasi < 2% Feasible set dan Efficient set dengan SBI sebagai aset bebas risiko pada batas standar deviasi < 3% Feasible set dan efficient set dengan SBI sebagai aset bebas risiko pada portofolio keseluruhan Feasible dan effcient set dengan SBI sebagai aset berisiko pada batas standar deviasi rata-rata Feasible dan efficient set dengan SBI sebagai aset berisiko pada standar deviasi < 2% Feasible dan efficient set dengan SBI sebagai aset berisiko pada batas standar deviasi < 3% Feasible dan efficient set dengan SBI sebagai aset berisiko pada batas standar deviasi tertinggi x

13 DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1. Struktur organisasi PT Asuransi MSIG Indonesia pada 1 Oktober Nilai bobot, expected return, varians, dan standar deviasi dari masing-masing portofolio Nilai bobot, expected return, varians dan standar deviasi < 2% Nilai bobot, expected return, varians dan standar deviasi < 3% Portofolio dengan batas standar deviasi rata-rata Kombinasi aset berisiko dan aset bebas risiko dengan batas standar deviasi rata-rata Kombinasi aset berisiko dan aset bebas risiko dengan batas standar deviasi <2% Kombinasi aset berisiko dan aset bebas risiko dengan batas standar deviasi <3% Kombinasi aset berisiko dan aset bebas risiko dengan batas standar deviasi tertinggi Nilai bobot, expected return, varians, dan standar deviasi dengan SBI pada batas standar deviasi rata-rata Nilai bobot, expected return, varians, dan standar deviasi dengan SBI pada batas standar deviasi < 2% Nilai bobot, expected return, varians, dan standar deviasi dengan SBI pada batas standar deviasi < 3% Nilai bobot, expected return, varians, dan standar deviasi dengan SBI pada batas standar deviasi tertinggi xi

14 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT Asuransi MSIG Indonesia (dahulu dikenal sebagai PT Asuransi Mitsui Sumitomo Indonesia) adalah perusahaan asuransi kerugian joint venture antara Mitsui Sumitomo Insurance Company Limited (didirikan di Jepang) dengan Rudy Wanandi. PT asuransi MSIG Indonesia mempunyai holding company di Jepang. Di Indonesia sendiri perusahaan ini berkantor pusat di Jakarta dan telah memiliki empat kantor cabang yaitu Surabaya, Medan, Bandung, Batam serta empat kantor representatif yaitu Semarang, Denpasar, Palembang dan Bekasi. Di bawah manajemen yang kuat dan dinamis, PT Asuransi MSIG Indonesia telah mengalami perkembangan yang baik dari tahun ke tahunnya. Produksi tahunannya terus mengalami peningkatan dan posisi Perseroan di pasar asuransi Indonesia juga membaik. Pertumbuhan tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator salah satunya dari sisi pengelolaan investasi. Pada Tabel 1, perkembangan pengelolaan investasi dilihat dari dana investasi dan hasil investasi yang setiap tahunnya dilakukan oleh perusahaan. Hasil investasi sendiri menjadi penting bagi suatu perusahaan asuransi karena selain dari premi, penghasilan perusahaan asuransi terutama berasal dari investasi yang dilakukan perusahaan dengan dana masyarakat yang dikumpulkan dengan mengeluarkan polis. Tabel 1. Perkembangan pengelolaan investasi PT Asuransi MSIG Indonesia dari tahun (dalam jutaan rupiah) Tahun Investasi Hasil Investasi Total Hasil Investasi Total Pertumbuhan (%) terhadap Investasi (%) Pertumbuhan (%) ,4 6,5% , ,3 17,5 5,6% ,6 1, ,7 28,6 5,5% ,1 25, ,0 11,5 7,2% ,6 46,5 Sumber : Laporan Keuangan PT Asuransi MSIG Indonesia tahun Pada Tabel 1, pengelolaan investasi PT Asuransi MSIG Indonesia terus mengalami peningkatan hasil investasi, seiring dengan peningkatan dana investasinya. Tahun 2008, PT Asuransi MSIG Indonesia mengalami pertumbuhan

15 2 pesat pada dana investasi, hal ini juga diikuti dengan peningkatan yang sangat pesat pada pertumbuhan hasil investasi. Sedangkan di tahun 2009, walaupun pertumbuhan dana investasinya tidak sebanyak di tahun 2008, tetapi pertumbuhan hasil investasi yang didapat jauh melebihi pertumbuhan hasil investasi di tahun Apabila dibandingkan dengan perusahaan asuransi kerugian joint venture di Indonesia, dari tahun PT Asuransi MSIG Indonesia memiliki total investasi terbanyak di antara perusahaan asuransi kerugian joint venture lainnya. Sedangkan di tahun 2009, walaupun mengalami kenaikan total investasi tetapi hal tersebut tidak menjadikan perusahaan ini sebagai perusahaan asuransi kerugian joint venture dengan total investasi tertinggi lagi. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. Pada Tabel 2 di tahun 2008, terdapat dua perusahaan yang berkurang dari tahun sebelumnya, yaitu PT Aviva Insurance yang sejak tahun 2008 mengalihkan portofolio mereka ke PT Asuransi Mitsui Sumitomo. PT Aviva Insurance sendiri kemudian bubar. Sedangkan PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk pada laporan perasuransian 2008, tidak lagi termasuk kelompok perusahaan joint venture, melainkan masuk pada kelompok perusahaan nasional swasta. Pada tahun 2009, terdapat satu perusahaan yang bertambah yaitu PT Chartis Insurance Indonesia, perusahaan ini sebelumnya bernama PT Asuransi AIU Indonesia. Data pertumbuhan perusahaan asuransi kerugian joint venture di Indonesia berdasarkan investasi dari tahun dapat dilihat pada Tabel 2.

16 3 Tabel 2. Data pertumbuhan perusahaan asuransi kerugian joint venture di Indonesia berdasarkan investasi pada tahun (dalam jutaan Rupiah) No. Nama Perusahaan PT ACE INA Insurance , , PT Asuransi AIOI , , Indonesia 3. PT Asuransi AIU Indonesia , ,0 C 4. PT Asuransi Allianz Utama , , Indonesia 5. PT Aviva Insurance ,0 A - 6. PT Asuransi AXA Indonesia 7. PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk. 8. PT China Insurance Indonesia 9. PT Asuransi Chubb Indonesia 10. PT Asuransi Hanjin Korindo 11. PT Kurnia Insurance Indonesia 12. PT LIG Insurance Indonesia 13. PT MAA General Insurance 14. PT Asuransi Mitsui Sumitomo Indonesia 15. PT Pacific International Indonesia 16. PT Asuransi Permata Nipponkoa Indonesia 17. PT AsuransiI QBE Pool Indonesia 18. PT Asuransi Samsung Tugu 19. PT SompoJapan Insurance Indonesia 20. PT Asuransi Tokio Marine Indonesia 21. PT Zurich Insurance Indonesia 22. PT Chartis Insurance Indonesia , , ,4 B , , , , , , , , , , , , , , , ,3 0, , , , , , , , , , , , , Sumber : BAPEPAM-LK, Keterangan : A : pengalihan portofolio kepada PT Asuransi Mitsui Sumitomo B : pada buku perasuransian 2008, masuk ke kelompok perusahaan swasta nasional C : menjadi PT Chartis Insurance Indonesia

17 4 Pada Tabel 2 dapat dilihat jumlah perusahaan asuransi kerugian joint venture tahun 2006 dan 2007 terdapat 21 perusahaan, sedangkan tahun 2008 dan 2009 terdapat 19 perusahaan. Jumlah tersebut tidaklah begitu banyak apabila dibandingkan dengan jumlah seluruh perusahaan asuransi kerugian di Indonesia. Asuransi kerugian sendiri menempati urutan kedua perusahaan asuransi terbanyak di Indonesia dari jumlah perusahaan perasuransian di Indonesia. Data tersebut dapat dihat pada Tabel 3. Tabel 3. Pertumbuhan jumlah perasuransian di Indonesia pada tahun No. Keterangan Asuransi Jiwa (Life Insurance) Asuransi Kerugian (Non Life Insurance) Reasuransi (Reinsurance) Penyelenggara Program Asuransi Sosial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Companies Administering Insurance Social Program and Workers Social Security Program) 5. Penyelenggara Asuransi untuk PNS dan TNI/POLRI (Companies Administering Insurance for Civil Servants and Armed Forces/Police) Jumlah (1 s.d 5) Pialang Asuransi (Insurance Brokers) Pialang Reasuransi (Reinsurance Brokers) Adjuster Asuransi (Loss Adjusters) Konsultan Aktuaria (Actuarial Consultants) Agen Asuransi (Insurance Agents) Jumlah (6 s.d 10) Total (1 s.d 10) Sumber : BAPEPAM-LK, Pada Tabel 3, tercantum data jumlah perusahaan perasuransian yang memiliki izin usaha untuk beroperasi di Indonesia per 31 Desember 2009, yaitu 379 perusahaan. Dari 379 perusahaan tersebut, perusahaan asuransi kerugian menempati urutan kedua jumlah perusahaan terbanyak, yaitu 89 perusahaan. Dari 89 perusahaan asuransi kerugian di Indonesia, 19 diantaranya adalah perusahaan asuransi kerugian joint venture di Indonesia. Sehingga apabila dibandingkan, jumlah perusahaan asuransi kerugian joint venture hanyalah sedikit apabila dibandingkan dengan jumlah seluruh perusahaan asuransi kerugian di Indonesia. PP No 39/2008 yang mewajibkan semua perusahaan asuransi memiliki modal minimal Rp 40 miliar pada akhir 2008 dan Rp 100 miliar pada akhir 2010, hal tersebut menyebabkan persaingan lebih berkualitas dengan setiap perusahaan

18 5 mempunyai modal minimal. Industri asuransi di Indonesia akan bersaing dengan pemilik modal yang besar dan skala besar, hal ini juga merupakan salah satu ancaman bagi perusahaan asuransi lokal di Indonesia dari masuknya perusahaanperusahaan joint venture yang walaupun jumlah perusahaannya masih sedikit tetapi memiliki infrastruktur serta modal yang kuat. Berkembangnya industri perasuransian di Indonesia selain dapat dilihat dari pertumbuhan jumlah perusahaan perasuransian juga dapat dilihat dari perkembangan jumlah investasi industri asuransi di Indonesia. Tabel 4. Perkembangan investasi industri asuransi di Indonesia tahun (dalam miliar rupiah) Tahun Asuransi Jiwa Asuransi Kerugian Re- Asuransi Asuransi Sosial dan Jamsostek Asuransi PNS, TNI, dan Polri Total , ,4 864, , , , , ,0 978, , , , ,8 1191, , , , , , ,5 1503, , , ,1 Pertumbuhan rata-rata investasi/ tahun 20409,6 3651,7 213, ,3 6013, ,5 Proporsi 49,0% 8,8% 0,51% 27,3% 14,4% 100,0% Sumber : BAPEPAM-LK, 2010 Pada Tabel 4, dapat dilihat perusahaan asuransi kerugian memiliki persentase pertumbuhan rata-rata investasi/tahun yang cukup kecil dibandingkan dengan perasuransian lainnya. Walaupun demikian dengan pertumbuhan rata-rata investasi yang cukup kecil, perusahaan asuransi kerugian memiliki jumlah perusahaan asuransi yang banyak, yang seharusnya perusahaan asuransi kerugian memiliki potensi yang cukup besar di Indonesia. Selain dari banyaknya jumlah perusahaan asuransi kerugian dalam industri asuransi, perusahaan asuransi kerugian juga perlu diperhatikan karena seiring dengan semakin meningkatnya laju pembangunan di Indonesia pada berbagai bidang kehidupan, maka semakin meningkatnya jenis dan besar risiko pula yang akan dihadapi. Risiko tersebut

19 6 dapat timbul dalam berbagai bentuk, seperti kerusakan alat alat-alat, alat, terganggunya transportasi, rusaknya proyek hasil pembangunan, dan lain lain-lain. lain. Hal tersebut jika tidak dipertimbangkan dapat menimbulkan kerugian finansial yang tidak sedikit. Di samping itu, seluruh eluruh pekerjaan yang telah diselesaikan pun perlu dihindarkan dari kemungkinan risiko kerusakan. Perusahaan asuransi kerugian sendiri memiliki pengertian perusahaan asuransi yang memberikan jasa dalam penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaa manfaatt dan tanggungjawab hukum kepada pihak ketiga, yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti. Perusahaan asuransi pada dasarnya dapat melakukan investasi dalam berbagai cara, baik itu di pasar uang maupun pasar modal bahkan investasi pada aset riil, seperti gedung dan tanah. Tetapi pada umumnya sebagian besar perusahaan asuransi menaruh investasinya pada aset yang aman,, termasuk PT Asuransi MSIG Indonesia. Berikut adalah gambar grafik portofolio investasi PT Asuransi MSIG Indonesia dari tahun 2006 hingga % % 80.00% SBI 60.00% stock bond 40.00% time/obl deposits 20.00% 0.00% Gambar 1. Portofolio investasi PT Asuransi MSIG Indonesia Pada gambar 1 dapat dilihat bahwa PT Asuransi MSIG Indonesia memilih untuk menaruh sebagian besar investasi mereka pada investasi yang berpenghasilan tetap dengan risiko rendah seperti deposito, obligasi dan SBI. Saham yang memiliki risiko tinggi hanya sebagia sebagiann kecil dari penempatan investasi tersebut. Menurut kebijakan investasi di PT Asuransi MSIG Indonesia, perusahaan juga tidak diperbolehkan menaruh investasinya pada pinjaman dan real estate yang merupakan investasi murni murni,, karena dianggap memiliki risiko

20 7 yang tinggi. Selain itu perusahaan juga memiliki tujuan investasi yang berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan no.424/kmk.06/2003 mengenai pembatasan atas kekayaan investasi. Melalui penjelasan di atas dapat disimpulkan PT Asuransi MSIG Indonesia tergolong risk conservative, karena perusahaan tersebut menaruh sebagian besar investasinya pada aset yang aman dan berpenghasilan tetap. Investasi yang berisiko tinggi hanya dipakai pada sebagian kecil penempatan investasi. Agar penempatan dana perusahaan menjadi lebih efisien, maka harus dilakukan perhitungan portofolio optimum Markowitz yang merupakan portofolio investasi efisien yang dapat dibentuk dengan menempatkan portofolio yang menghasilkan tingkat keuntungan tertentu dengan risiko terendah, atau risiko tertentu dengan tingkat keuntungan tertinggi Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, persaingan yang semakin ketat serta peraturan pemerintah di industri perasuransian menuntut perusahaan asuransi untuk memperkuat modalnya, salah satu caranya dengan mengefisiensikan investasi. Oleh karena itu seorang manajer investasi perlu memilih aset serta proporsi alokasi aset investasi yang tepat dalam menyusun portofolionya, hal ini terkait dengan risiko dan tingkat pengembalian. Untuk keperluan tersebut diperlukan analisis sekuritas yang meliputi penilaian terhadap sekuritas secara individual (atau beberapa kelompok sekuritas) yang masuk dalam portofolio. Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah kebijakan investasi yang diambil oleh PT Asuransi MSIG Indonesia selama periode ? 2. Bagaimanakah PT Asuransi MSIG Indonesia menjabarkan tujuan investasinya selama periode ? 3. Bagaimanakah PT Asuransi MSIG Indonesia melakukan pemilihan aset-aset yang akan digunakan selama periode ? 4. Bagaimanakah PT Asuransi MSIG Indonesia membuat batasan risikonya selama periode ?

21 8 5. Bagaimanakah kinerja portofolio yang optimal untuk PT Asuransi MSIG Indonesia? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menganalisis kebijakan investasi yang diambil oleh PT Asuransi MSIG Indonesia selama periode Meliputi tujuan investasi, pemilihan aset dan batasan risiko. 2. Menyusun rekomendasi portofolio investasi yang efisien Keterbatasan Penelitian Penelitian ini hanya difokuskan pada investasi di PT Asuransi MSIG Indonesia yang berkantor pusat di Jakarta saja. Selain itu, terdapat keterbatasan dalam hal periode waktu analisis. Periode penelitian berlangsung selama tetapi bukan berfokus pada analisis dampak krisis, sehingga tidak membandingkan kondisi sebelum, saat, dan sesudah krisis.

22 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perusahaan Asuransi Pengertian asuransi menurut undang-undang tentang usaha perasuransian (UU Republik Indonesia No.2/1992) adalah sebagai berikut ; 1. Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul akibat suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang disasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. 2. Yang dimaksud penanggung dalam definisi itu adalah suatu badan usaha asuransi yang memenuhi ketentuan UU No.2/1992. Selanjutnya pasal 21 UU No.2/1992 menjelaskan bisnis atau bidang usaha perasuransian sebagai berikut : Usaha asuransi yaitu usaha jasa keuangan yang dengan menghimpun dana masyarakat melalui pengumpulan premi asuransi, memberikan perlindungan kepada anggota masyarakat pemakai jasa asuransi terhadap kemungkinan timbulnya kerugian karena suatu peristiwa yang tidak pasti atau terhadap hidup atau meninggalnya seseorang. Penjelasan pemikiran tentang dasar-dasar kontrak asuransi terdapat pada prinsip hukum. Pemahaman karakteristik prinsip-prinsip itu akan membantu konsumen asuransi dalam membaca kontrak asuransi serta mendalami konsepsi hukum yang melatarbelakangi kontrak asuransi pada umumnya. (Darmawan, 2006). Bidang usaha asuransi biasanya dibagi dua bagian yaitu : asuransi atas orang, dan asuransi atas harta. Asuransi yang objeknya orang adalah asuransi yang berkaitan langsung dengan individu. Pada umumnya asuransi ini diselenggarakan oleh perusahaan asuransi jiwa dan sebagian oleh asuransi kerugian. Ada empat macam peril yang ditutup oleh dalam personal coverage ini, yaitu : kematian,

23 10 kecelakaan dan sakit, pengangguran, dank arena umur tua. Bidang kedua yaitu asuransi atas harta, asuransi ini ditujukkan terhadap peril-peril yang mungkin menghancurkan properti atau harta kekayaan. Asuransi ini di Indonesia digolongkan ke dalam asuransi kerugian. (Darmawan, 2006) Jenis bidang usaha perasuransian menurut undang-undang mengenai usaha perasuransian pasal 3 UU No. 2/1992 dalam Darmawi (2006), jenis usaha asuransi dibedakan ke dalam : 1. Usaha asuransi, yang terdiri dari : a. Usaha asuransi kerugian yang memberikan jasa dan penanggulangan risiko atau kerugian dan tanggungjawab kepada pihak ketiga, yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti. b. Usaha asuransi jiwa yang memberikan jasa dalam penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan c. Usaha reasuransi yang memberikan jasa dalam pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi kerugian dan jiwa 2. Usaha penunjang usaha asuransi Usaha ini terdiri dari usaha pialang asuransi, usaha penilai kerugian asuransi, usaha konsultan aktuaria, dan usaha agen Prinsip Kerja Perusahaan Asuransi Prinsip kerja asuransi menurut Darmawan (2006) dapat dijelaskan dengan empat konsep berikut : 1. Persamaan Asuransi Persamaan asuransi menyatakan bahwa total penerimaan harus sama dengan total pengeluaran. Penerimaan sebagian besar berasal dari premi dan sebagian lagi berasal dari bunga deposito, bunga obligasi dan dividen dari penanaman modal dalam perusahaan-lain. Pengeluaran terdiri dari pembayaran klaim, biaya operasional, dan biaya modal, profit serta cadangan teknis. 2. Probabilitas dan risiko Tugas asuransi adalah untuk menanggung beban risiko yang dipindahkan oleh tertanggung kepada perusahaan asuransi. Perusahaan asuransi sanggup untuk mengurangi risiko yang dirasakan tertanggung menjadi ketidakpastian. Dengan

24 11 menerapkan konsep probabilitas asuransi dapat menaksirkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Tingkat premi didasarkan atas ramalan kejadian masa depan. 3. Hukum bilangan besar Perusahaan asuransi bekerja dengan hukum yang menyatakan bahwa hasi aktual akan persis sama dengan hasil harapan (expected result), jika kejadian yang diamati jumlahnya tak terhingga. Dengan mengamati sejumlah besar kasus, bisa dihitung probabilitas akan munculnya kejadian itu. Dengan menghimpun sejumlah besar nasabah, perusahaan asuransi sanggup menghitung dengan akurat probabilitas akan terjadinya kerugian bagi sejumlah besar nasabah. Dengan demikian dapat diperkirakan kerugian harapan dengan akurat. Oleh karena itu untuk layaknya sebuah perusahaan asuransi, maka jumlah nasabahnya harus cukup besar Perusahaan Asuransi Kerugian Perusahaan asuransi kerugian adalah perusahaan asuransi yang memberikan jasa dalam penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat, dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga, yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti. Produk asuransi kerugian yang umumnya ditawarkan industry asuransi dapat digolongkan atas : asuransi kebakaran, asuransi transportasi, dan asuransi aneka. (Darmawan, 2006). Menurut Husnan (1998), walaupun terdapat perbedaan-perbedaan tertentu antara asuransi jiwa dan asuransi kerugian, namun kegiatan utamanya dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Memilih dan mengelompokkan risiko (underwriting) Underwriter mengumpulkan sebanyak mungkin informasi tentang pokok pokok asuransi dalam bata-batas waktu dan biaya memperoleh data tambahan. Underwriter dapat menerima calon nasabah sepanjang memenuhi persyaratan underwriter yang ditetapkan perusahaan, dan dapat menolaknya apabila bahaya hazard yang berhubungan dengan risiko terlalu tinggi 2. Penetapan harga (pembuatan tarif/rating/pricing)

25 12 Penetapan harga pada perusahaan asuransi berdasarkan perkiraan. Proses itu dimulai dengan perkiraaan biaya, perkiraan kerugian, dan menggolongkan biaya itu diantara berbagai kelas polis. 3. Penilaian kerugian (lost adjustment) Seorang penilai adalah individu yang menyidik kerugian. Dia menentukan kewajiban dan jumlah pembayaran yang harus dilakukan. 4. Investasi Sebagai hasil operasi perusahaan asuransi maka terkumpul sejumlah besar uang untuk pembayaran klaim di masa datang. Apabila ditambahkan terhadap dana perusahaan itu sendiri maka jumlahnya menjadi sangat besar untuk dibiarkan menganggur tanpa diinvestasikan. Porsi dana yang diinvestasikan itu nantinya akan disalurkan melalui klaim yang datang. 5. Produksi Produk asuransi berupa janji pengganti kerugian kepada pihak tertanggung. Janji itu dituangkan dalam surat perjanjian yang lazim disebut polis. Jadi yang diproduksi perusahaan asuransi adalah janji Investasi Pentingnya Investasi Bagi Perusahaan Asuransi Perusahaan asuransi dalam kegiatan operasionalnya tidak hanya mendapatkan penerimaan dari premi yang dikumpulkan dari tertanggung, karena jumlah tersebut sangat kecil apabila dibandingkan dengan besarnya kerugian yang aka dibayar kepada tertanggung. Oleh karena itu perusahaan asuransi juga mendapatkan penerimaan dari investasi (Darmawan, 2006). Investasi dapat diartikan sebagai kegiatan menanam modal baik dalam bentuk uang maupun benda pada suatu objek dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan selama periode tertentu (Husnan, 1998) Proses Investasi Apabila pemodal mengharapkan untuk memperoleh keuntungan yang tinggi, maka ia harus bersedia menanggung risiko yang tinggi pula. Salah satu karakteristik investasi pada sekuritas adalah kemudahan untuk membentuk portofolio investasi. Artinya pemodal dapat dengan mudah menyebar (melakukan

26 13 diversifikasi) investasinya pada berbagai kesempatan investasi. Berikut akan dijelaskan proses investasi menurut Husnan (1998) : 1. Menentukan kebijakan investasi Pemodal perlu menentukan tujuan investasinya, dan berapa banyak investasi tersebut akan dilakukan. Karena ada hubungan yang positif antara risiko dan keuntungan investasi, ia harus menyadari bahwa ada kemungkinan untuk merugi. Jadi tujuan investasi dinyatakan baik dalam keuntungan maupun risiko. 2. Analisis sekuritas Tahap ini berarti melakukan analsis terhadap individual (atau sekelompok) sekuritas. Ada dua analisis dalam melakukan analisis sekuritas. Pertama pendapat mengenai mispriced (harganya salah, mungkin terlalu tinggi, mungkin terlalu rendah) dan analisis dapat mendeteksi sekuritas tersebut. Dalam analisis inii terdapat berbagai cara, tetapi dapat dikelompokkan menjadi analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis tekninal menggunakan data (perubahan) harga masa lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga sekuritas di masa yang akan dating. Sedangkan analisis fundamental berupaya mengidentifikasi prospek perusahaan untuk bisa memperkirakan harga saham di masa yang akan datang. Cara kedua dalam menganalisis sekuritas adalag pendapat bahwa harga sekuritas adalah wajar. 3. Pembentukan portofolio Portofolio berarti sekumpulan investasi. Tahap ini menyangkut indentifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. 4. Melakukan revisi portofolio Tahap ini melakukan tahap pengulangan terhadap tiga tahap sebelumnya. Apabila dirasa kurang optimal maka akan dilakukan perubahan terhadap sekuritas yang membentuk portofolio tersebut. 5. Evaluasi kinerja portofolio Dalam tahap ini pemodal melakukan penilaian teradap kinerja portofolio, baik dalam aspek tingkat keuntungan maupun risiko yang ditanggung.

27 Kebijakan investasi Setiap perusahaan memiliki tujuan investasi yang berbeda ini disebut dengan gaya investasi. Tujuan investasi ini yang membedakan karakteristik perusahaan satu dengan yang lain. Menurut teori portofolio modern, tujuan ini dicerminkan oleh sikap perusahaan dalam menghadapi risiko dan ekspektasi return-nya. Adapun perkiraan toleransi risiko yang menjadi pertimbangan perusahaan. Toleransi risiko didefinisikan sebagai risiko terbesar yang bersedia diterima klien atas peningkatan ekspektasi return. Penetapan kebijakan investasi perusahaan dimulai dengan keputusan alokasi aktiva atau aset, yaitu investor harus memutuskan bagaimana dana institusi sebaiknya didistribusikan terhadap kelompok-kelompok aktiva utama yang ada. Kendala-kendala dari klien dan peraturan-peraturan yang ada harus dipertimbangkan dalam menetapkan kebijakan investasi. (Sharpe at all, 1997) Instrumen Pasar keuangan Menurut Bank Indonesia (1998), Instrumen pasar keuangan dapat dikelompokkan menjadi instrumen di pasar uang dan pasar modal. Pasar uang adalah tempat terjadinya transaksi tagihan keuangan berjangka waktu pendek (umumnya kurang dari satu tahun). Sedangkan pasar modal adalah pasar yang memperdagangkan saham sebagai bukti penyertaan/pemilikan dan surat-surat berharga sebagai bukti tagihan berjangka waktu panjang (lebih dari satu tahun). 1. Jenis-jenis instrumen pada pasar uang yaitu : a) Promes Promes adalah surat pengakuan utang atas nama diterbitkan oleh debitur sebagai bukti utangnya. Promes paling banyak digunakan oleh bank dalam PUASB dan dapat dipindahtangankan melalui endosemen. b) Wesel Wesel merupakan surat tagih yang diterbitkan oleh penarik (kreditur) dan harus diketahui (diaksep) oleh pihak tertarik (debitur) dalam jumlah, tanggal, dan jangka waktu tertentu. Wesel juga dapat dipindahtangankan setelah diendos oleh pihak tertarik. c) Sertifikat Deposito (Certificate of Deposits-CDs)

28 15 Sertifikat deposito dikenal sebagai surat bukti utang yang diterbitkan oleh bank unum. CDs merupakan surat berharga atas unjuk dimana pembayaran bunganya dapat dibayar di belakang (ad on) atau di muka (discount). CDs dapat dipindahtangankan atau diperdagangkan. Nilai nominal yang terkecil adalah Rp 1 juta, dengan jangan waktu minimal 30 hari dan maksimal 24 bulan. d) Sertifikat Bank Indonesia (SBI) SBI adalah surat berharga atas unjuk dalam rupiah yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek dengan sistem diskonto. Tujuan awal dikeluarkannya SBi memperkenalkan surat berharga kepada masyarakat yang digunakan untuk Operasi Pasar Terbuka (OPT). Nilai nominal SBI terkecil sebesar Rp 50 juta dan terbesar Rp 100 milyar dengan jangka waktu (tenor) 1, 2, 3, 6 dan 12 bulan yang dinyatakan dalam hari. Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan SBI : 1) SBI lelang, yiatu SBI yang dijual secara lelang kepada bank atau pialan, yang didasarkan atas target kuantitas dalam rangka pelaksanaan kebijakan pengendalian moneter. 2) SBI repo (repurchase agreement)adalah SBI yang dibeli kembali oleh Bank Indonesia dalam rangka memenuhi kebutuhan likuiditas bank dengan perjanjian bank akan membeli kembali sesuai jangka waktu repo yang diperjanjikan. e) Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) SBPU adalah surat berharga atas ama yang berjangka waktu pendek dalam rupiah yang diperdagangkan secara diskonto di pasar uang. Fungsi SBPU adalah sebagai piranti OPT atau piranti pasar uang. f) Surat Berharga Komersial (Commercial Papers-CPs) CPs adalah surat sanggup tanpa jaminan yang diterbitkan oleh perusahaan bukan bank yang berbadan hukum Indonesia dan diperdagangkan melalui bank atau perusahaan efek, berjangka waktu pendek (paling lama 270 hari) dan diperdagangkan dengan sitem diskonto. g) Banker s Acceptance (BA) BA adalah wesel berjangka pendek yang diaksep oleh bank, yang ditarik oleh eksportir (beneficiary) dan pihak tertariknya adalah importir (applicant). 2. Jenis-jenis instrument pasar modal :

29 16 a) Medium Term Notes (MTNs) Medium term Notes (MTNs) merupakan surat berharga tanpa jaminan berjangka waktu menengah yang dapat diperdangkan di pasar uang b) Efek Beragun Aset (EBA) EBA adalah surat berharga yang dapat diperdagangkan di pasar modal yang berasal dari proses transformasi aset keuangan lain yang kurang likuid. c) Obligasi Obligasi merupakan surat tanda bukti berutang dari perusahaan penerbitnya (emiten) kepada pemegang obligasi. Pemegang obligasi pada umumnya menerima pembayaran bunga dan pada saat jatuh tempo akan menerima pembayaran nilai pokok sebagaimana tercantum dalam obligasi tersebut. Pemegang obligasi memiliki hak atas pembayaran bunga secara penuh sebelum para pemegang saham menerima pembagian dividen. Oleh karena itu termasuk fixed income security karena memberikan pendapatan yang relative stabil dan aman bagi pemegangnya. d) Saham Saham merupakan surat berharga yang bersifat pemilikan (penyertaan) terhadap suatu perusahaan. Jenis-jenis saham berdasarkan hak pengembalian dalam hal terjadi likuidasi, saham digolongkan menjadi : 1) Saham preferen yaitu saham yang pemiliknya tidak memiliki hak suara, namun menjadi prioritas dalam hal pembagian dividend an hak atas kekayaan perusahaan setelah dilikuidasi. 2) Saham biasa yaitu saham yang menempatkan pemiliknya sebagai pemegang hak paling akhir atas pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan setelah dilikuidasi. e) Waran Waran merupakan hak untuk membeli saham perusahaan pada waktu dan harga yang telah ditentukan. f) Sertifikat Right Sertifikat/bukti right merupakan hak yang diberikan kepada para pemegang saham biasa untuk membeli tambahan penerbitan saham baru.

30 Risiko Jenis risiko ekonomi menurut Bank Indonesia (1998), terdiri atas: 1. Risko pasar (market risk) atau interest rate and exchange rate risks, yaitu risiko yang timbul akibat fluktuasi harga, suku bunga dan nilai tukar. 2. Risiko penanaman kembali (reinvestment risk), yaitu risiko bagi investor karena mengalihkan dana dari investasi yang memberi hasil tinggi menjadi investasi dengan hasil lebih rendah. 3. Risiko gagal bayar (default risk), yaitu risiko yang timbul karena pembayaran yang tidak terpenuhi pada saat tagihan jatuh tempo. 4. Risiko fundamental (fundamental risk) adalah risiko yang timbul akibat perubahan kondisi makro-ekonomi, moneter, fiskal, dan kebijakan pemerintah lainnya. Sementara itu, risiko nonekonomi dipengaruhi oleh situasi sosial, politik, bencana alam dan lain-lain. Menurut Astuti (2002), dalam menghadapi risiko, terdapat tiga kelompok perilaku investor : 1. Investor yang mengharapkan return atau tingkat pengembalian lebih tinggi bila risiko meningkat disebut risk averters. 2. Investor yang bersedia menerima return atau tingkat pengembalian yang tetap walau risiko meningkat disebut risk indifferent. 3. Investor yang bersedia menerima tingkat pengembalian yang menurun walaupun risiko meningkat disebut risk seeking Portofolio Portofolio berarti sekumpulan investasi. Tahap ini menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. Pemilihan banyak sekuritas (dengan kata lainpemodal melakukan diversifikasi) dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang ditanggung. Proses awal dalam melakukan investasi, haruslah ditentukan tingkat keuntungan yang diharapkan dan juga risiko investasinya. Tingkat keuntungan yang diharapkan merupakan tingkat keuntungan yang diharapkan dari masingmasing saham yang membentuk portofolio tersebut. Sedangkan risiko dapat

31 18 diartikan sebagai kemungkinan tingkat keuntungan yang diperoleh menyimpang dari tingkat keuntungan yang diharapkan. (Husnan, 1998) Teori Portofolio Markowitz Model Markowitz dalam penggunaannya, untuk mengidentifikasi satu kedudukan portofolio yang efisien seseorang perlu mengetahui keuntungan yang diharapkan untuk setiap sekuritas, varians, dan kovarians (atau kadang-kadang koefisien korelasi). Varians keuntungan menerangkan kecenderungan sekuritas untuk menghasilkan keuntungan yang berada di atas atau di bawah rata-rata sampel. Kovarians menerangkan hubungan keuntungan antara sekuritas. Jika satu sekuritas memperoleh keuntungan yang lebih tinggi daripada nilai keuntungan diharapkan, dan yang satu lagi juga begitu, maka kovarians mereka adalah positif. Kovarians akan menjadi negatif seandainya satu sekuritas keuntungannya melebihi keuntungan yang diharapkan, dan yang satu lagi di bawah nilai keuntungan yang diharapkan. (Rodoni dan Yong, 2001). Menurut Hartono (2008), Model Markowitz menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut : 1. Waktu yang digunakan satu periode 2. Tidak ada biaya transaksi 3. Preferensi investor didasarkan pada return ekspektasi dan risiko dari portofolio 4. Tidak ada pinjaman dan simpanan bebas risiko Portofolio yang Efisien Portofolio yang efisien adalah portofolio yang menghasilkan tingkat keuntungan tertentu dengan risiko terendah, atau risiko tertentu dengan tingkat keuntungan tertinggi. Setiap portofolio yang terletak pada efficient frontier merupakan portofolio yang efisien, sehingga kita tidak bisa mengatakan portofolio mana yang terbaik. (Husnan, 1998). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perhitungan portofolio yang efisien, yaitu : 1. Expected Return Expected return atau tingkat pengembalian yang diharapkan adalah pengembalian yang paling mungkin terjadi pada sekuritas tertentu (Astuti, 2002).

32 19 2. Varians atau Standar Deviasi Semakin tinggi nilai standar deviasi berarti semakin lebar rentang ketidakpastian return, atau semakin lebar rentang penyimpangan dari tingkat pengembalian yang diharapkan (Astuti, 2002). 3. Kovarian Kovarian adalah nilai statistik yang dapat mengukur dari dua usulan investasi yang bersifat independen dan merupakan variabel acak (Sofyan, 2004). 4. Koefisien Korelasi Koefisien korelasi merupakan suatu indikator yang dapat menunjuk tingkat kebebasan penggunaan unit-unit dalam pengukuran penerimaan dari usulan investasi sehingga dapat dijadikan indeks (Sofyan, 2004). Suatu investasi yang efisien memiliki karakteristik sebagai berikut ; 1. Memiliki tingkat return yang lebih tinggi daripada investasi lain untuk tingkat risiko yang sama. 2. Memiliki tingkat risiko yang lebih rendah daripada investasi lain untuk tingkat return yang sama. 3. Memiliki tingkat risiko yang lebih rendah dan tingkat return yang lebih tinggi dari portofolio lain. Investasi yang mempunyai karakteristik seperti di atas disebut Markowitz Efficient Asets. Gambar berikut ini menunjukkan portofolio yang efisien. E(Rp) B C D F E G A. Gambar 2 Portofolio-portofolio efisien (Hartono, 2008) δ Garis vertikal pada gambar di atas menunjukkan tingkat return yang diharapkan, sedangkan garis horizontal menggambarkan tingkat risiko portofolio. Bidang ABCDEFG dalam gambar di atas menunjukkan kumpulan portofolio yang tersedia bagi investor. Investor yang rasional akan memilih portofolio D

33 20 dibandingkan dengan portofolio E atau portofolio F. Portofolio E lebih baik dari portofolio F dan Portofolio D lebih baik daripada portofolio E, karena dengan risiko yang sama, return ekspektasi portofolio D lebih tinggi dibandingkan dengan return ekspektasi portofolio E atau F. Dengan demikian portofolio D adalah portofolio yang efisien. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam pembentukan portofolio yang efisien adalah : (1) mengenai perilaku investor dalam membuat keputusan investasi maka asumsi yang wajar adalah investor cenderung menghindari risiko (risk averse). (2) ada dua parameter yang mempengaruhi keputusan investor, yaitu pengembalian yang diharapkan dan varians. (3) investor akan memilih portofolio yang menawarkan tingkat pengembalian tertinggi dengan risiko tertentu. (Hartono, 2008) Investasi pada Aset Bebas Risiko Model Markowitz membatasi pilihan hanya pada portofolio yang terdiri dari aset berisiko. Dengan adanya aktiva yang bebas risiko, misalnya Sertifikat Bank Indonesia (SBI), investor mempunyai pilihan untuk memasukkan aktiva ini ke portofolionya. Karena aktiva bebas risikoo variannya (deviasi standarnya (sama dengan nol, kovarian antara aktiva bebas risiko ini dengan aktiva berisiko yang lainnnya akan menjadi sama dengan nol. Gambar di bawah ini akan menunjukkan hubungan antara portofolio efisien aktiva berisiko dengan aktiva tidak berisiko. E(Rp) X A R BR Z B U T Gambar 3. Kombinasi portofolio efisien aktiva berisiko dengan aktiva tidak berisiko((hartono, 2010) δ Kurva AB di gambar atas merupakan efficient set dan portofolio yang berada di kurva tersebut merupakan portofolio-portofolio efisien yang dibentuk dari

34 21 aktiva-aktiva berisiko. Garis lurus dari titik R BR di sumbu vertikal ke titik-titik di kurva efficient set merupakan aktiva bebas risiko dengan return ekspektasi sebesar R BR. Para investor dapat membuat portofolio yang merupakan kombinasi portofolio efisien dengan aktiva bebas risiko. (Hartono, 2008) Diversifikasi Risiko Diversifikasi yaitu strategi pengelolaan risiko dengan berinvestasi pada beragam instrumen dalam satu portofolio. Secara rasional, portofolio dengan investasi yang bervariasi secara rata-rata memberi keuntungan yang lebih tinggi dan risiko yang lebih rendah dibandingkan investasi individu dalam portofolio. Diversifikasi berfungsi untuk mengurangi risiko tak sistematis dalam portofolio sehingga kinerja positif pada suatu investasi akan menetralisasi kinerja negatif pada investasi lainnya. Manfaat diversifikasi akan didapatkan jika suatu instrument di dalam portofolio tidak berkorelasi satu sama lain. Apabila investasi-investasi tidak mempunyai koefisien korelasi antara tingkat keuntungannya yang negatif sempurna, maka kita tidak bisa menghilangkan fluktuasi tingkat keuntungan portolio tersebut. Dengan kata lain, semakin kita menambah jumlah jenis saham dalam suatu portofolio, semakin kecil fluktuasi tingkat keuntungan yang diukur dari deviasi standar portofolio tersebut.meskipun demikian deviasi standar ini tidak bisa mencapai nol. Dengan kata lain, meskipun kita menambah jumlah jenis saham yang membentuk portofolio, kita selalu dihadapkan pada suatu risiko tertentu. Risiko yang selalu ada dan tidak bisa dihilangkan dengan diversifikasi ini disebur risiko sistematis, disebut juga risiko risiko tidak sistematis. Penjumlahan kedua jenis risiko tersebut disebut risiko total. Terdapat dua prinsip deversifikasi, yaitu diversifikasi random dan diversifikasi Markowitz. Diversifikasi random atau diversifikasi naïf terjadi ketika investor menginvestasikan dananya secara acak pada berbagai aset yang berbeda. Dalam hal ini, investor memilih aset-aset yang akan dimasukkan ke dalam portofolio tanpa terlalu memperhatikan karakteristik aset yang dimasukkan dalam portofolio. Prinsipnya adalah dengan semakin banyak jenis aset yang dimasukkan dalam portofolio, semakin besar manfaat pengurangan risiko yang akan diperoleh. Dengan memperhatikan karakteristik aset seperti tingkat return yang diharapkan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT MSIG (dahulu dikenal sebagai PT Mitsui Sumitomo ) adalah perusahaan asuransi kerugian joint venture antara Mitsui Sumitomo Insurance Company Limited (didirikan di

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perusahaan Asuransi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perusahaan Asuransi 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perusahaan Asuransi Pengertian asuransi menurut undang-undang tentang usaha perasuransian (UU Republik Indonesia No.2/1992) adalah sebagai berikut ; 1. Asuransi atau pertanggungan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 24 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Bisnis utama perusahaan asuransi adalah penjualan premi atau pengumpulan dana masyarakat. Pengumpulan dana ini dilakukan melalui upaya perusahaan asuransi

Lebih terperinci

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1.1 Analisis Portofolio Pada Aktiva Berisiko (Saham dan Emas)

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1.1 Analisis Portofolio Pada Aktiva Berisiko (Saham dan Emas) IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1.1 Analisis Portofolio Pada Aktiva Berisiko (Saham dan Emas) Investor dalam membentuk portofolio diperlukan perhitungan return ekspektasi dari masing-masing aktiva untuk dimasukkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Asuransi

TINJAUAN PUSTAKA Asuransi 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Asuransi 2.1.1 Pengertian Asuransi Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seseorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 31 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT Asuransi MSIG Indonesia, merupakan anggota dari MS&AD Insurance Group, sebelumnya dikenal sebagai PT Asuransi Mitsui

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Lingkungan Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Lingkungan investasi meliputi berbagai jenis sekuritas atau efek yang ada, di mana dan bagaimana mereka diperjualbelikan. Proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim, 2005:4). Untuk melakukan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 17 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Asuransi Bumiputera sebagai perusahaan asuransi pelopor di Indonesia, yang keberadaannya masih berada di tingkat tertinggi dalam dunia perasuransian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Di era globalisasi ini, perkembangan perusahaan go public semakin pesat. Saham-saham diperdagangkan untuk menarik para investor menanamkan modal pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perasurasian, asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak

BAB I PENDAHULUAN. Perasurasian, asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Undang-Undang Nomor 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasurasian, asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak penanggung mengikatkan

Lebih terperinci

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD Portofolio Efisien PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL Portofolio efisien diartikan sebagai

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4 KONSEP DASAR 2/40 Ada tiga konsep dasar yang perlu diketahui untuk memahami pembentukan portofolio optimal, yaitu: portofolio efisien dan portofolio optimal fungsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan asuransi merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan non bank yang memberikan jasa perlindungan kepada masyarakat dalam hampir semua aspek kehidupan baik

Lebih terperinci

di Pasar MODAL 1. Surat Berharga yang diperjual belikan

di Pasar MODAL 1. Surat Berharga yang diperjual belikan 1. Surat Berharga yang diperjual belikan di Pasar MODAL 1.1 SAHAM Saham adalah tanda penyertaan modal pada suatu PerseroanTerbatas (PT). Manfaat yang diperoleh dari pemilikan saham adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolio optimal Perbedaan tentang aset berisiko dan aset bebas risiko. Perbedaan preferensi investor dalam

Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolio optimal Perbedaan tentang aset berisiko dan aset bebas risiko. Perbedaan preferensi investor dalam Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolio optimal Perbedaan tentang aset berisiko dan aset bebas risiko. Perbedaan preferensi investor dalam memilih portofolio optimal. Ada tiga konsep dasar yang

Lebih terperinci

MELATI DAN BUDI HERMANA ABSTRAK

MELATI DAN BUDI HERMANA ABSTRAK ANALISIS PERBANDINGAN ASSETS DEFAULT RISK DALAM KEGIATAN PASAR UANG DAN PASAR MODAL PADA ASURANSI JASA TANIA TBK (ASJT) DAN ASURANSI BINTANG TBK (ASBI) MELATI DAN BUDI HERMANA mel_sweet_melati88@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya

Lebih terperinci

PASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi

PASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi KTSP & K-13 ekonomi K e l a s XI PASAR MODAL Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami karakteristik pasar modal. 2. Memahami

Lebih terperinci

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 182

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 182 A. PENGERTIAN Pasar uang (money market) merupakan pasar yang menyediakan sarana pengalokasian dan pinjaman dana jangka pendek. Jangka waktu surat berharga yang diperjualbelikan biasanya kurang dari satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar modal merupakan salah satu pilihan alternatif. Menurut UU No.8 Th 1995 Pasar Modal adalah

Lebih terperinci

MATERI 5 PEMILIHAN PORTFOLIO. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

MATERI 5 PEMILIHAN PORTFOLIO. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. MATERI 5 PEMILIHAN PORTFOLIO Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW 1/40 Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolio optimal. Perbedaan tentang aset berisiko dan aset bebas risiko. Perbedaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal Indonesia sebagai lembaga keuangan selain perbankan keberadaannya dapat dijadikan tempat untuk mencari sumber dana baru dengan tugasnya sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dana tersebut. Umumnya investasi dikategorikan dua jenis yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dana tersebut. Umumnya investasi dikategorikan dua jenis yaitu: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Investasi Menurut Kamaruddin (2004), investasi adalah menempatkan dana atau uang dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM.

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM. PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM. PENGERTIAN PASAR MODAL Bursa efek merupakan arti fisik dari pasar modal. Pada tahun 2007, Bursa Efek Jakarta

Lebih terperinci

Bab I. Seseorang yang memiliki uang akan selalu berusaha mengoptimalkan. jumlahnya. Dengan kata lain setiap orang memerlukan investasi.

Bab I. Seseorang yang memiliki uang akan selalu berusaha mengoptimalkan. jumlahnya. Dengan kata lain setiap orang memerlukan investasi. Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian Seseorang yang memiliki uang akan selalu berusaha mengoptimalkan jumlahnya. Dengan kata lain setiap orang memerlukan investasi. Halim (2003:1) menyatakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun,

BAB 1 PENDAHULUAN. memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi secara keseluruhan dapat dilihat dari perkembangan pasar modal dan industri sekuritas pada suatu negara. Pasar modal memiliki peranan penting

Lebih terperinci

SURAT BERHARGA PASAR UANG (1) PERTEMUAN 10

SURAT BERHARGA PASAR UANG (1) PERTEMUAN 10 SURAT BERHARGA PASAR UANG (1) PERTEMUAN 10 PASAR UANG Pasar yang memperjualbelikan surat berharga jangka pendek yang jangka waktunya tidak lebih dari satu tahun SURAT BERHARGA PASAR UANG yaitu surat utang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Definisi Indeks LQ Kriteria Indeks LQ45

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Definisi Indeks LQ Kriteria Indeks LQ45 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Definisi Indeks LQ45 Pasar modal di Indonesia masih tergolong pasar modal yang transaksinya tipis (thin market), yaitu pasar modal yang sebagian

Lebih terperinci

Pasar Modal EKO 3 A. PENDAHULUAN B. PRODUK PASAR MODAL PASAR MODAL. materi78.co.nr

Pasar Modal EKO 3 A. PENDAHULUAN B. PRODUK PASAR MODAL PASAR MODAL. materi78.co.nr Pasar Modal A. PENDAHULUAN Pasar modal (capital market) atau bursa efek adalah pasar tempat bertemunya permintaan dan penawaran dana-dana jangka panjang dalam bentuk jual-beli surat berharga. B. PRODUK

Lebih terperinci

KINERJA REKSA DANA IPB-KRESNA PERIODE JANUARI 2006-APRIL Oleh YAYUK LESTARI H

KINERJA REKSA DANA IPB-KRESNA PERIODE JANUARI 2006-APRIL Oleh YAYUK LESTARI H KINERJA REKSA DANA IPB-KRESNA PERIODE JANUARI 2006-APRIL 2007 Oleh YAYUK LESTARI H24103052 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 KINERJA REKSA DANA IPB-KRESNA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pasif dan investor aktif. Investor pasif menganggap bahwa pasar modal adalah

I. PENDAHULUAN. pasif dan investor aktif. Investor pasif menganggap bahwa pasar modal adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi dapat dilakukan oleh perorangan atau perusahaan yang kelebihan dana. Berdasarkan pengambilan keputusan, investor dibagi menjadi dua yaitu investor pasif dan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. atau keuntungan atas uang tersebut (Ahmad, 1996:3). Investasi pada hakikatnya

LANDASAN TEORI. atau keuntungan atas uang tersebut (Ahmad, 1996:3). Investasi pada hakikatnya II. LANDASAN TEORI 2.1. Investasi Investasi adalah menempatkan dana dengan harapan memperoleh tambahan uang atau keuntungan atas uang tersebut (Ahmad, 1996:3). Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan konsumsi sekarang atau konsumsi mendatang. Penundaan konsumsi sekarang untuk konsumsi mendatang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jika kita amati, pada umumnya masyarakat menengah keatas menyimpan sebagian pendapatannya secara periodik atau bahkan telah memiliki akumulasi pendapatan, diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi, salah satunya adalah dengan melakukan investasi di Pasar Modal. Dalam hal ini Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133),

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi perekenomian yang tidak stabil dan sulit diprediksi sangat berpengaruh terhadap perkembangan dunia bisnis dewasa ini. Kondisi tersebut bisa menyebabkan penurunan

Lebih terperinci

Portofolio yang Efisien dan Optimal

Portofolio yang Efisien dan Optimal Teori Portofolio 1 Portofolio yang Efisien dan Optimal Portofolio efisien ialah portofolio yang memaksimalkan return yang diharapkan dengan tingkat risiko tertentu yang bersedia ditanggungnya, atau portofolio

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, factual dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan salah satu kegiatan yang sangat menarik bagi seorang investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan mengharapkan return

Lebih terperinci

Bab 3 Risiko dan Hasil pada Aset

Bab 3 Risiko dan Hasil pada Aset M a n a j e m e n K e u a n g a n 59 Bab 3 Risiko dan Hasil pada Aset Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan mengenai definisi, teknik perhitungan, jenis, dan hubungan antara risiko dan hasil.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi 1.1.1 Gambaran Umum LQ45 Indeks LQ45 terdiri dari 45 saham dengan likuiditas (liquidity) tinggi yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan. 1.1 Latar Belakang Pasar Modal merupakan sebuah organisasi

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Universitas Indonesia. Penerapan strategi..., Iswardi, FE UI, 2008

BAB 4 PEMBAHASAN. Universitas Indonesia. Penerapan strategi..., Iswardi, FE UI, 2008 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Pendahuluan Dalam bab ini akan diulas bagaimana strategi imunisasi multiperiode dapat diterapkan pada salah satu institusi Lembaga Keuangan yang dalam studi kasus ini adalah Dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. taraf hidup rakyat banyak. Perbankan sendiri merupakan perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. taraf hidup rakyat banyak. Perbankan sendiri merupakan perantara keuangan BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Fungsi utama perbankan di Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi

I. PENDAHULUAN. bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat telah mengubah pola pikir masyarakat di bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi dapat dilakukan baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan dana pada satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa mendatang.

Lebih terperinci

OBLIGASI, SAHAM, RISK & RETURN

OBLIGASI, SAHAM, RISK & RETURN OBLIGASI, SAHAM, RISK & RETURN OBLIGASI Obligasi adalah wesel jangka panjang yang diterbitkan oleh unit perusahaan dan pemerintah Penerbit obligasi menerima uang dalam pertukaran untuk melakukan pembayaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan manusia di masa yang akan datang dapat terjamin.

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan manusia di masa yang akan datang dapat terjamin. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keinginan paling mendasar bagi manusia adalah keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya baik itu kebutuhan jangka pendek maupun jangka panjang, kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham a. Pengertian Saham Saham menurut Anoraga (2006:57) didefinisikan sebagai surat berharga atas bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi adalah pemahaman hubungan antara return yang diharapkan dan. return yang diharapkan. (Tandelilin, 2001 : 3)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi adalah pemahaman hubungan antara return yang diharapkan dan. return yang diharapkan. (Tandelilin, 2001 : 3) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Investasi Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang tidak bisa lepas dari uang. Mereka yang kekurangan uang akan berusaha memperoleh pinjaman dengan bunga yang paling ringan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketidakpastian kondisi penghasilan dan kebutuhan akan konsumsi di masa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketidakpastian kondisi penghasilan dan kebutuhan akan konsumsi di masa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketidakpastian kondisi penghasilan dan kebutuhan akan konsumsi di masa datang merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh banyak orang. Salah satu cara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Reksa Dana, yang merupakan salah satu instrumen alternatif berinvestasi di pasar

I. PENDAHULUAN. Reksa Dana, yang merupakan salah satu instrumen alternatif berinvestasi di pasar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa saat setelah disahkannya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, maka mulailah bermunculan instumen investasi bernama Reksa Dana, yang merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang berpengaruh besar terhadap

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang berpengaruh besar terhadap I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang berpengaruh besar terhadap kondisi keuangan dan perekonomian suatu negara. Di dalam pasar modal, kita dapat melakukan berbagai

Lebih terperinci

Pasar Modal SMAK BPK Penabur, Cirebon 30 April 2015

Pasar Modal SMAK BPK Penabur, Cirebon 30 April 2015 Pasar Modal SMAK BPK Penabur, Cirebon 30 April 2015 Pasar Modal Pasar Modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. 2 Fungsi Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya dunia bisnis di Indonesia akan berdampak semakin meningkatnya perkembangan dunia usaha di Indonesia yang ditandai dengan banyaknya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian dunia saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal sebagai

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2017 TENTANG

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2017 TENTANG Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Reasuransi; di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG DASAR PENILAIAN ASET YANG DIPERKENANKAN DALAM BENTUK

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bagi keuntungan masa depan, dengan demikian maka pengertian investasi dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bagi keuntungan masa depan, dengan demikian maka pengertian investasi dapat BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Investasi Menanamkan uang sekarang, berarti uang tersebut seharusnya dapat dikonsumsi namun karena kegiatan investasi

Lebih terperinci

ririkyunita@yahoo.co.id Konsumsi Kebutuhan Inflasi Apa sih alasan berinvestasi Peningkatan Nilai Kekayaan Keinginan Ketidakpastian masa depan Penanaman uang dengan harapan : 1. Mendapat hasil, dan 2.

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2016 TENTANG

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2016 TENTANG Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Reasuransi; di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG DASAR PENILAIAN ASET YANG DIPERKENANKAN DALAM BENTUK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tentang Pasar Modal, maka mulailah bermunculan instumen investasi bernama

I. PENDAHULUAN. tentang Pasar Modal, maka mulailah bermunculan instumen investasi bernama I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa saat setelah disahkannya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, maka mulailah bermunculan instumen investasi bernama Reksa Dana, yang merupakan

Lebih terperinci

Judul : Pembentukan Portofolio Optimal Pada

Judul : Pembentukan Portofolio Optimal Pada Judul : Pembentukan Portofolio Optimal Pada Saham-Saham Perusahaan Sub- Sektor Konstruksi Bangunan di Bursa Efek Indonesia (Pendekatan Markowitz) Nama : Ade Sukma Giharta NIM : 1315251173 Abstrak Perkembangan

Lebih terperinci

PENGARUH EPS ( EARNING PER SHARE

PENGARUH EPS ( EARNING PER SHARE PENGARUH EPS (EARNING PER SHARE), ROE (RETURN ON EQUITY) DAN TINGKAT BUNGA DEPOSITO TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK JAKARTA SKRIPSI Diajukan Oleh : JOHANSYAH

Lebih terperinci

Analisis Tingkat Pengembalian Dan Risiko Pembentukan. Perusahaan Sektor Perbankan

Analisis Tingkat Pengembalian Dan Risiko Pembentukan. Perusahaan Sektor Perbankan Analisis Tingkat Pengembalian Dan Risiko Pembentukan Portofolio Optimal Terhadap Perusahaan Sektor Perbankan Nama : Bayu Mayura Pridatama NPM : 10208239 Fak/Jur : Ekonomi - Manajemen / S1 Pembimbing :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang

BAB I PENDAHULUAN. permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum, pasar modal merupakan tempat atau sarana bertemunya permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang umumnya lebih dari 1 (satu)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah Proses menabung yang berorientasi pada tujuan tertentu dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah Proses menabung yang berorientasi pada tujuan tertentu dan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi adalah Proses menabung yang berorientasi pada tujuan tertentu dan bagaimana mencapai tujuan tersebut dan bagaimana mencapai tujuan tersebut Pratomo (2004) Definisi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perkembangan Jumlah Perusahaan Perasuransian Tahun No Keterangan

Lampiran 1. Perkembangan Jumlah Perusahaan Perasuransian Tahun No Keterangan LAMPIRAN 81 82 Lampiran 1. Perkembangan Jumlah Perusahaan Perasuransian Tahun 1999-2002 Keterangan 1999 2000 2001 2002 2003 1. 2. 3. 4. Asuransi Jiwa a. Negara b. Swasta Nasional c. Patungan Asuransi Kerugian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya pada BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Investasi Teori investasi menjelaskan bahwa keputusan investasi selalu menyangkut dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya

Lebih terperinci

Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL

Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL Kompetensi Dasar Mahasiswa dapat memahami konsep dasar investasi, lingkungan investasi, dan peranan pasar modal terhadap investor dan perusahaan yang saling

Lebih terperinci

PERENCANAAN INVESTASI

PERENCANAAN INVESTASI PERENCANAAN INVESTASI KEBIJAKAN INVESTASI Aktiva produktif terdiri dari kredit dan investasi Kewajiban utama bank : Melayani kebutuhan kredit masyarakat Menyediakan likuiditas pelindung untuk mengatasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya pasar modal (capital market), pemodal sebagai pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya pasar modal (capital market), pemodal sebagai pihak yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal di Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Dengan adanya pasar modal (capital market), pemodal sebagai pihak yang memiliki kelebihan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka semakin baik pula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada periode waktu tertentu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada periode waktu tertentu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada periode waktu tertentu dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Motif utama dalam berinvestasi

Lebih terperinci

Filosofi Investasi. Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang

Filosofi Investasi. Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang Investasi Filosofi Investasi Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang Macam Investasi Investasi Aktiva Berwujud Aktiva Finansial Investasi di Aktiva Berwujud Tanah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan bagian dari suatu pasar finansial karena berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka panjang. Hal ini berarti pasar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI. kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Saham Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Sebuah negara yang memiliki keuangan yang kuat dan modern, berarti telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini menjadi sangat di

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. produktif tersebut akan meningkatkan utility total (Hartono,2013:5). Umumnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. produktif tersebut akan meningkatkan utility total (Hartono,2013:5). Umumnya BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Investasi Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar

I. PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar modal yaitu Bursa Efek Jakarta ( Jakarta Stock Exchange ) dan Bursa Efek Surabaya (Surabaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman serta meningkatnya perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman serta meningkatnya perekonomian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman serta meningkatnya perekonomian diindonesia pada saat ini maka alternative investasi yang sangat dibutuhkan, dalam hal ini

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. authorities, maupun perusahaan swasta (Husnan, 2003). Menurut Undang-

II. LANDASAN TEORI. authorities, maupun perusahaan swasta (Husnan, 2003). Menurut Undang- 9 II. LANDASAN TEORI 2.1 Pasar Modal Indonesia Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. akan bangkit kembali setelah tahun 2006 yang penuh kesulitan akibat berbagai

I. PENDAHULUAN. akan bangkit kembali setelah tahun 2006 yang penuh kesulitan akibat berbagai I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tahun 2007 bisa dikatakan sebagai tahun harapan bahwa bisnis asuransi akan bangkit kembali setelah tahun 2006 yang penuh kesulitan akibat berbagai fenomena alam yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran aktif lembaga pasar modal merupakan sarana untuk mengalokasikan sumber daya ekonomi secara optimal dengan mempertemukan kepentingan investor selaku pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu Negara

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu Negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu Negara karena pasar modal mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengolahan data. Dalam pengolahan data menggunakan program Microsoft Excel

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengolahan data. Dalam pengolahan data menggunakan program Microsoft Excel 57 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengolahan Data Dengan data historis yang telah tersedia pada instrumen investasi saham LQ 45 dan deposito dalam periode tahun 2013 sampai dengan 2015 kemudian dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah saham kepada public di pasar modal atau go public. Selain untuk

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah saham kepada public di pasar modal atau go public. Selain untuk BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu akibat dari persaingan bisnis yang semakin ketat adalah perusahaan harus mencari sumber modal lebih untuk mendanai kegiatan ekspansinya.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sharpe et.al (1997:1) : Investasi dalam pengertian luas, berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sharpe et.al (1997:1) : Investasi dalam pengertian luas, berarti 13 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Investasi Menurut Sharpe et.al (1997:1) : Investasi dalam pengertian luas, berarti pengorbanan dollar sekarang. Dua berbeda atribut biasanya

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI Keputusan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 1. a 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Persinyalan (Signaling Theory) Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi akuntansi memberikan

Lebih terperinci

Rikas Dwi Cahyo¹. ¹Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika), Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Telkom

Rikas Dwi Cahyo¹. ¹Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika), Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Telkom Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Tugas Akhir - 2010 ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA PORTOFOLIO OPTIMAL YANG DIBENTUK OLEH SINGLE INDEX MODEL DAN ROYS CRITERION (STUDI KASUS SAHAM- SAHAM LQ45 PERIODE FEBRUARI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... DAFTAR ISI DAFTAR ISI. i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vii DAFTAR ISTILAH... viii I. PENDAHULUAN.. 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 7 1.3. Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pada tahun 2008 menuju ke tahun 2009 keadaan pasar modal sedang mengalami penurunan. Setelah itu memasuki tahun 2009 kondisi pasar modal dalam keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerima simpanan (deposit) dari masyarakat, kemudian simpanan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerima simpanan (deposit) dari masyarakat, kemudian simpanan tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah sebuah lembaga yang diberikan izin oleh otorisasi perbankan untuk menerima simpanan (deposit) dari masyarakat, kemudian simpanan tersebut disalurkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi pada hakikatnya memiliki tujuan untuk memperoleh suatu keuntungan tertentu. Tujuan mencari keuntungan merupakan hal yang membedakan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan keberadaan isu globalisasi tidak dapat di elakkan lagi. Hal itu dapat kita lihat dampaknya pada perkembangan perekonomian dunia yang semakin

Lebih terperinci

Instrumen Pasar Modal Indonesia Materi 9

Instrumen Pasar Modal Indonesia Materi 9 Instrumen Pasar Modal Indonesia Materi 9 Dodi Arif, SE., MM. KAPITA SELEKTA KEUANGAN Universitas Gunadarma Jakarta BAGAIMANA PERUSAHAAN MENERBITKAN SEKURITAS Persyaratan yang harus dipenuhi untuk menerbitkan

Lebih terperinci