MELATI DAN BUDI HERMANA ABSTRAK
|
|
- Hamdani Gunawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS PERBANDINGAN ASSETS DEFAULT RISK DALAM KEGIATAN PASAR UANG DAN PASAR MODAL PADA ASURANSI JASA TANIA TBK (ASJT) DAN ASURANSI BINTANG TBK (ASBI) MELATI DAN BUDI HERMANA ABSTRAK Asuransi adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberi penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu. Pemerintah melalui KMK No158/PMK.10/2008 yang merupakan perubahan kedua atas KMK No 424/KMK.06/2003 menetapkan Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Reasuransi. Begitu pula Peraturan Ketua Bapepam dan LK No PER-02/BL/2009 telah menetapkan Pedoman Perhitungan BTSM bagi perusahaan Asuransi dan Reasuransi. Berdasarkan beberapa Keputusan dan peraturan di atas, maka merupakan hal yang penting bagi perusahaan Asuransi untuk menilai kesehatan Perusahaan Asuransi. Salah satu komponen untuk menilai kesehatan dan BTSM Perusahaan Asuransi adalah dengan menilai Assets Default Risks (Kegagalan Pengelolaan Kekayaan). Assets Default Risks adalah perhitungan besarnya risiko kerugian yang timbul sebagai akibat dari deviasi dalam pengelolaan kekayaan. Pada Skripsi ini, penulis ingin menganalisis Assets Default Risks dalam kegiatan Pasar Uang dan Pasar Modal pada Asuransi Jasa Tania dan Asuransi Bintang pada periode 2006 sampai dengan Penulis menggunakan analisis Assets Default Risks dalam kegiatan Pasar Uang pada Deposito sedangkan dalam kegiatan Pasar Modal pada Obligasi dan saham. Berdasarkan hasil analisis Assets Default Risks pada Asuransi Jasa Tania dan Asuransi Bintang, dapat disimpulkan bahwa Assets Default risks pada kedua Asuransi baik, walaupun pada Asuransi Bintang ada kenaikan persentase hasil Assets Default Risks pada jenis investasi Deposito. Kenaikan / Penurunan Assets Default Risks pada jenis Investasi Deposito disebabkan oleh Investasi deposito yang di Investasikan pada bank mempunyai CAR > 8 % dan nilai yang di investasikan dalam bentuk deposito jumlahnya banyak, sedangkan penurunan Assets Default Risks juga dapat disebabkan oleh nilai yang di investasikan dalam bentuk deposito sedikit jumlahnya walaupun sama di investasikan pada bank yang mempunyai CAR > 8 %. Kenaikan/ Penurunan Assets Default Risks pada Investasi Saham disebabkan karena Saham tersebut tercatat didalam LQ 45 atau tidak tercatat didalam LQ 45. Sedangkan Kenaikan / Penurunan Assets Default Risks pada Investasi Obligasi disebabkan karena peringkat obligasi. Semakin baik peringkat obligasi, maka semakin kecil faktor risiko yang menyebabkan kegagalan Pengelolaan kekayaan. Kata kunci : Assets Default Risks Asuransi Jasa Tania dan Asuransi Bintang 1
2 PENDAHULUAN Tidak seorangpun yang dapat meramalkan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang secara sempurna, meskipun dengan menggunakan berbagai alat analisis. Setiap ramalan yang dilakukan tidak akan terlepas dari kesalahan perhitungan yang telah dilakukan. Penyebab melesetnya hasil ramalan karena dimasa yang akan datang penuh dengan ketidakpastian. Bahkan untuk hal-hal tertentu sama sekali tidak dapat diperhitungkan seperti maut dan rezeki. Jadi wajar jika terjadinya sesuatu dimasa yang akan datang hanya dapat direka-reka semata. Resiko dimasa datang dapat terjadi terhadap kehidupan seseorang misalnya kematian, sakit atau resiko dipecat dari pekerjaannya. Dalam dunia bisnis resiko yang dihadapi dapat berupa resiko kerugian akibat kebakaran, kerusakan atau kehilangan atau resiko lainnya. Oleh karena itu setiap resiko yang akan dihadapi harus ditanggulangi, sehingga tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi. Untuk mengurangi resiko yang tidak kita inginkan dimasa yang akan datang, seperti resiko kehilangan, resiko kebakaran, resiko macetnya pinjaman kredit bank atau resiko lainnya, maka diperlukan perusahaan yang mau menanggung resiko tersebut. Adalah perusahaan asuransi yang mau dan sanggup menanggung setiap resiko yang bakal dihadapi nasabahnya baik perorangan maupun badan usaha. Hal ini disebabkan perusahaan asuransi merupakan perusahaan yang melakukan usaha pertanggungan terhadap resiko yang akan dihadapi oleh nasabahnya. Jumlah perusahaan Perasuransian di Indonesia adalah 357 perusahaan yang memiliki izin usaha untuk beroperasi di Indonesia, terdiri atas 173 perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi, dan 184 perusahaan penunjang asuransi. Perusahaan Asuransi dan reasuransi terdiri dari 60 perusahaan asuransi jiwa, 104 perusahaan asuransi kerugian, 4 perusahaan reasuransi, 2 perusahaan penyelenggara program asuransi sosial & jamsostek dan 3 perusahaan penyelenggara asuransi untuk PNS, TNI dan Polri. Perusahaan penunjang usaha asuransi per akhir agustus 2003 ada 184 perusahaan, terdiri dari 119 perusahaan pialang asuransi, 20 perusahaan pialang reasuransi, 25 perusahaan adjuster asuransi dan 20 konsultan aktuaria. 2
3 Pemerintah melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor 158 /PMK.10/2008 telah menetapkan Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi yang merupakan perubahan kedua atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 424/KMK.06/2003 yang menjelaskan tentang dana jaminan yang harus dimiliki oleh perusahaan asuransi dan reasuransi yang sesuai dengan yang dipersyaratkan. Selain itu Keputusan Menteri Keuangan Nomor 424/ KMK.06/2003 menjelaskan tentang Penilaian atas kekayaan Investasi yang berasal dari investasi ataupun yang bukan dari investasi. Selain berdasarkan kepada Keputusan Menteri tersebut, ada Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Nomor PER- 02/BL/2009 telah menetapkan Pedoman Perhitungan Batas Tingkat Solvabilitas Minimum bagi Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi. Tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui hal-hal yang menyebabkan Risiko kegagalan dalam pengelolaan kekayaan (Assets Default Risks) 2. Untuk melakukan analisis dan interpretasi tentang Risiko kegagalan dalam Pengelolaan Kekayaan (Assets Default Risks). TINJAUAN PUSTAKA Peraturan Menteri Keuangan Nomor 158/PMK.010/2008. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 158/PMK.010/2008 tentang perubahan kedua atas Keputusan Menteri Keuangan nomor 424/KMK.06/2003 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi adalah menjelaskan/mengatur tentang : 1. Penilaian Surat Utang Negara, Surat Berharga Lain Yang Diterbitkan oleh Negara atau Efek lain dalam hal nilai pasar tidak Wajar. 2. Dana Jaminan yang harus dimiliki oleh Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi. 3. Penempatan dana jaminan dalam bentuk deposito dan atau surat berharga lain yang diterbitkan oleh negara. 3
4 4. Jatuh tempo surat utang atau surat berharga lain yang diterbitkan oleh negara harus memiliki jangka waktu sampai jatuh tempo sekurang-kurangnya 3 tahun pada saat penempatan sebagai dana jaminan. 5. Seluruh dana jaminan harus ditata usahakan pada bank kustodian. Bank Kustodian yang dimaksud di sini adalah Bank Umum yang telah mendapat persetujuan Bapepam dan LK untuk bertindak sebagai Bank Kustodian dan bukan merupakan afiliasi dari perusahaan Asuransi Atau Perusahaan Reasuransi. 6. Penatausahaan dana jaminan oleh Bank Kustodian harus didasarkan pada perjanjian antara Perusahaan Asuransi atau Reasuransi dan Bank Kustodian. Perjanjian harus memuat pendelegasian atau pemberian kuasa oleh Perusahaan Asuransi Atau Perusahaan Reasuransi kepada Bank Kustodian untuk tidak mencairkan, memindahkan atau menyerahkan dana jaminan tanpa terlebih dahulu memperoleh persetujuan Kepala Biro Perasuransian. 7. Apabila Dalam Hal Kepala Biro Perasuransian berhalangan, Kepala Biro Perasuransian menunjuk 2 Kepala Bagian di lingkungan Biro Perasuransian untuk menolak atau memberikan persetujuan atas pencairan atau penggantian dana jaminan. 8. Cara pembentukan atau penambahan dana jaminan. 9. Cara melakukan penggantian dana jaminan bagi Perusahaan Asuransi Atau Perusahaan Reasuransi. 10. Penyampaian Laporan Dana Jaminan per 31 Maret, 30 Juni, 30 September dan 31 Desember kepada Biro perasuransian bersamaan dengan penyampaian Laporan Perhitungan tingkat Solvabilitas triwulanan. 11. Bentuk dan susunan laporan perkembangan dana jaminan ditetapkan dalam peraturan Ketua Bapepam dan LK. 12. Penyampaian Laporan Bulanan dana jaminan kepada Biro Perasuransian paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya. 13. Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi wajib menyesuaikan penatausahaan dana jaminan paling lambat 2 bulan sejak tanggal ditetapkannya Peraturan Menteri Keuangan ini. 4
5 14. Bagi Perusahaan Asuransi dan Reasuransi yang telah melakukan penatausahaan dana jaminan tetapi masih memiliki dana jaminan dalam bentuk deposito atas nama menteri keuangan qq perusahaan yang bersangkutan, wajib mengganti deposito dimaksud menjadi deposito dan atau surat berhargalain yan gditerbitkan oleh negara atas nama perusahaan yang bersangkutan paling lambat tanggal 31 Desember Wajib menyesuaikan kepemilikan besarnya dana jaminanterhitung sejak tanggal 1 januari 2009 bagi Perusahaan Asuransi Dan Reasuransi. Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 424/ KMK.06 /2003 Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 424/KMK.06/2003 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi menjelaskan tentang banyak hal, salah satu diantaranya adalah menjelaskan tentang : Kekayaan Yang Diperkenankan.dan penilaian atas kekayaan terhadap Perusahaan Asuransi dan Reasuransi dengan prinsip konvensional. Kekayaan yang diperkenankan harus dimiliki dan dikuasai oleh Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi, dalam bentuk : a. Investasi. b. bukan Investasi. Jenis Investasi untuk perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi terdiri dari a. Deposito berjangka dan sertifikat deposito pada bank, termasuk deposit on call dan deposito yang berjangka waktu kurang dari atau sama dengan satu bulan. b. saham yang tercatat di bursa efek. c. obligasi dan Medium Term Notes dengan peringkat paling rendah A atau yang setara pada saat penempatan. d. surat berharga yang diterbitkan atau dijamin oleh Pemerintah atau Bank Indonesia. e. Unit penyertaan Reksadana f. penyertaan Langsung (saham yang tidak tercatat di bursa efek). g. bangunan dengan hak strata (strata title) atau tanah dengan bangunan, untuk investasi. h. Pinjaman hipotik 5
6 i. Pinjaman Polis. Jenis kekayaan yang bukan investasi untuk Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi, terdiri dari : a. Kas dan Bank b. Tagihan premi penutupan langsung c. Tagihan reasuransi d. Tagihan hasil investasi e. Bangunan dengan hak strata (strata title) atau tanah dengan bangunan, untuk dipakai sendiri. f. Perangkat keras komputer. Penilaian atas kekayaan Investasi untuk perusahaan Asuransi dan Reasuransi adalah : a. deposito berjangka, berdasarkan nilai nominal b. sertifikat deposito, berdasarkan nilai tunai. c. saham yang tercatat di bursa efek berdasarka nilai pasar. d. obligasi dan Medium Term Notes, berdasarkan nilai pasar. e. surat berharga yang diterbitkan atau dijamin oleh pemerintah atau Bank Indonesia, berdasarkan nilai pasar, atau nilai tunai dalam hal nilai pasar tidak tersedia. f. unit penyertaan reksadana, berdasarkan nilai aktiva bersih. g. penyertaan langsung (saham yang tidak tercatat di bursa efek ) berdasarkan nilai ekuitas. h. bangunan dengan hak strata (strata title) atau tanah dengan bangunan, umtuk investasi, berdasarkan nilai yang ditetapkan oleh lembaga penilai yang terdaftar pada instansi yang berwenang, atau NJOP dalam hal tidak dilakukan penilaian oleh lembaga penilai. i. pinjaman hipotik, berdasarkan nilai sisa pinjaman. j. pinjaman polis, berdasarkan nilai sisa pinjaman. 6
7 Penilaian atas kekayaan bukan Investasi untuk Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi adalah : a. kas dan bank, berdasarkan nilai nominal. b. tagihan premi penutupan langsung, berdasarkan nilai sisa tagihan. c. tagihan reasuransi, berdasarkan nilai sisa tagihan. d. tagihan hasil investasi, berdasarkan nilai sisa tagihan. e. bangunan dengan hak strata (strata title) atau tanah dengan bangunan, yang dipakai sendiri, berdasarkan nilai yang ditetapkan oleh lembaga penilai yang terdaftar pada instansi berwenang, atau NJOP dalam hal tidak dilakukan penilaian oleh Lembaga penilai.. f. perangkat keras komputer berdasarkan nilai buku. Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor PER-02/BL/2009 Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor PER-02/BL/2009 tentang Pedoman Perhitungan Batas Tingkat Solvabilitas Minimum bagi Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dijelaskan dalam Pasal 2 yang menerangkan tentang perhitungan besarnya risiko kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari deviasi dalam pengelolaan kekayaan dan kewajiban wajib dilakukan berdasarkan Pedoman Perhitungan Batas Tingkat Solvabilitas sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Ketua BaPEPAM dan LK. Batas Tingkat Solvabilitas Minimum (BTSM) adalah jumlah minimum tingkat solvabilitas yang harus dimiliki perusahaan asuransi atau perusahaan reasuransi, yaitu sebesar jumlah dana yang dibutuhkan untuk menutup risiko kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari deviasi dalam pengelolaan kekayaan dan kewajiban. BTSM terdiri dari komponen-komponen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 424/KMK.06 /2003 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 158/ PMK.010/
8 Pedoman Perhitungan BTSM untuk Usaha Asuransi atau Usaha Reasuransi dengan Prinsip Konvensional. Komponen BTSM terdiri dari : a. Kegagalan pengelolaan Kekayaan (Assets Default Risk) b. Ketidakseimbangan antara proyeksi arus kekayaan dan kewajiban. c. Ketidakseimbangan antara nilai kekayaan dan kewajiban dalam setiap jenis mata uang asing. d. perbedaan antara beban klaim yang terjadi dan beban klaim yang diperkirakan. e. ketidakcukupan premi akibat perbedaan hasil investasi yang diasumsikan dalam penetapan premi dengan hasil investasi yang diperoleh. f. ketidakmampuan pihak reasuradur untuk memenuhi kewajiban membayar klaim. METODE PENELITIAN Objek penelitian yaitu Asuransi Jasa Tania Tbk (ASJT) dan Asuransi Bintang Tbk (ASBI). Data / Variabel yang digunakan adalah berupa data sekunder yaitu berupa Catatan atas Laporan Keuangan dan lampiran Peraturan Bapepam dan LK. BTSM terdiri dari dari komponen-komponen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 424/KMK.06/2003 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 158/PMK.010/2008. Komponen BTSM terdiri dari : a. Kegagalan pengelolaan kekayaan (Assets Default Risks). b. Ketidakseimbangan antara proyeksi arus kekayaan dan kewajiban. c. Ketidakseimbangan antara nilai kekayaan dan kewajiban dalam setiap jenis mata uang asing. d. Perbedaan antara beban klaim yang terjadi dan beban klaim yang diperkirakan. e. Ketidakcukupan premi akibat perbedaan hasil investasi yang diasumsikan dalam penetapan premi dengan hasil investasi yang diperoleh. f. Ketidakmampuan pihak reasuradur untuk memenuhi kewajiban membayar klaim. Pada Analisis Perbandingan Assets Default Risks dalam kegiatan Pasar Uang dan Pasar Modal, penulis hanya menggunakan dua perusahaan yaitu Perusahaan Asuransi Jasa Tania dan Asuransi Bintang karena Investasi di Pasar Uang yang berupa deposito 8
9 dan Investasi di Pasar Modal yang berupa Saham dan Obligasi mengenai Informasi tentang investasi tersebut dijelaskan secara detail dan memadai. Sedangkan Informasi mengenai Investasi yang lain berupa Surat Berharga yang diterbitkan oleh pemerintah, pinjaman hipotik, pinjaman polis dan jenis yang bukan Investasi seperti Investasi yang direstrukturisasi dan Investasi yang diragukan tidak dijelaskan. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1 Hasil perhitungan Assets Default Risk pada Deposito Tahun Asuransi Total Investasi Assets Default Risk Persentase Assets Default Risk 2006 Asuransi Jasa Tania ,022 % 2007 Asuransi Jasa Tania ,019 % 2006 Asuransi Bintang ,94 0,39 % 2007 Asuransi Bintang ,28 2 % Sumber : Hasil Olahan Data Berdasarkan pada tabel diatas, Assets Default Risk Asuransi Jasa Tania dimana pada tahun 2006 sebesar 2,022 %. Pada tahun 2007 mengalami penurunan menjadi 2,019 %. Assets default Risks tahun 2006 pada Asuransi Jasa Tania adalah sebesar 2,022 %. kegagalan pengelolaan kekayaan besar. Semakin besar risiko kegagalan pengelolaan kekayaan maka semakin besar pula jumlah dana yang dibutuhkan untuk menanggulangi risiko kegagalan pengelolaan kekayaan dari total investasi yang berupa deposito berjangka yang telah di investasikan. Assets default Risks tahun 2007 pada Asuransi Jasa Tania adalah sebesar 2,019 %. kegagalan pengelolaan kekayaan kecil dibandingkan tahun sebelumnya. Semakin kecil 9
10 risiko kegagalan pengelolaan kekayaan maka semakin kecil pula jumlah dana yang dibutuhkan untuk menanggulangi risiko kegagalan pengelolaan kekayaan dari total investasi yang berupa deposito berjangka yang telah di investasikan. Apabila Jumlah / Nilai yang di Investasikan dalam Deposito besar maka risikonya lebih kecil dibandingkan dengan Jumlah / Nilai yang di Investasikan dalam Deposito kecil. Dari Tabel Assets Default Risks di atas pada Asuransi Bintang dimana pada tahun 2006 sebesar 0,39 %. Pada tahun 2007 mengalami kenaikan menjadi 2 %. Assets default Risks tahun 2006 pada Asuransi Bintang adalah sebesar 0,39 %. kegagalan pengelolaan kekayaan kecil. Semakin kecil risiko kegagalan pengelolaan kekayaan maka semakin kecil pula jumlah dana yang dibutuhkan untuk menanggulangi risiko kegagalan pengelolaan kekayaan dari total investasi yang berupa deposito berjangka yang telah di investasikan. Assets default Risks tahun 2007 pada Asuransi Bintang adalah sebesar 2 %. kegagalan pengelolaan kekayaan besar dibandingkan tahun sebelumnya. Semakin besar risiko kegagalan pengelolaan kekayaan maka semakin besar pula jumlah dana yang dibutuhkan untuk menanggulangi risiko kegagalan pengelolaan kekayaan dari total investasi yang berupa deposito berjangka yang telah di investasikan. Apabila Jumlah / Nilai yang di Investasikan dalam Deposito besar maka risikonya lebih kecil dibandingkan dengan Jumlah / Nilai yang di Investasikan dalam Deposito kecil. Tabel 2 Hasil perhitungan Assets Default Risk pada Saham Tahun Asuransi Total Investasi Assets Default Risk Persentase Assets Default Risk 2006 Asuransi Jasa Tania ,3 15 % 2007 Asuransi Jasa Tania ,14 % 10
11 2006 Asuransi Bintang ,65 14,03 % 2007 Asuransi Bintang ,5 10,6 % Sumber : Hasil Olahan Data Dari Tabel Assets Default Risks di atas pada Asuransi Jasa Tania dimana pada tahun 2006 sebesar 15 %. Pada tahun 2007 mengalami penurunan menjadi 13,14 %. Assets default Risks tahun 2006 pada Asuransi Jasa Tania adalah sebesar 15 %. kegagalan pengelolaan kekayaan besar. Hal itu disebabkan karena banyak saham yang tidak masuk dalam LQ 45 yang menyebabkan risiko kegagalan pengelolaan kekayaan semakin besar. Assets default Risks tahun 2007 pada Asuransi Jasa Tania adalah sebesar 13,14 %. kegagalan pengelolaan kekayaan kecil dibandingkan tahun sebelumnya.. Hal itu disebabkan karena banyak saham yang masuk dalam LQ 45 yang menyebabkan risiko kegagalan pengelolaan kekayaan kecil. Apabila Jumlah / Nilai yang di Investasikan dalam Saham besar maka risikonya lebih kecil dibandingkan dengan Jumlah / Nilai yang di Investasikan dalam Deposito kecil. Dari Tabel Assets Default Risks diatas pada Asuransi Bintang pada tahun 2006 sebesar 14,03 %. Pada tahun 2007 mengalami penurunan menjadi 10,6 % Assets default Risks tahun 2006 pada Asuransi Bintang adalah sebesar 14,03 %. kegagalan pengelolaan kekayaan besar. Hal itu disebabkan karena nilai dari saham yang tidak masuk dalam LQ 45 besar yang menyebabkan risiko kegagalan pengelolaan kekayaan menjadi besar. Assets default Risks tahun 2007 pada Asuransi Bintang adalah sebesar 10,6 %. kegagalan pengelolaan kekayaan kecil dibandingkan tahun sebelumnya.. Hal itu disebabkan karena besarnya nilai saham yang masuk LQ 45 banyak yang menyebabkan risiko kegagalan pengelolaan kekayaan menjadi kecil. 11
12 Apabila Jumlah / Nilai yang di Investasikan dalam Saham besar maka risikonya lebih kecil dibandingkan dengan Jumlah / Nilai yang di Investasikan dalam Deposito kecil. Tabel 3 Hasil perhitungan Assets Default Risk pada Obligasi Tahun Asuransi Total Investasi Assets Default Risk Persentase Assets Default Risk 2006 Asuransi Jasa Tania ,5 0,62 % 2007 Asuransi Jasa Tania ,59 % 2006 Asuransi Bintang ,85 2,31 % 2007 Asuransi Bintang ,15 1,37 % Sumber : Hasil Olahan Data Dari Tabel Assets Default Risks diatas pada Asuransi Jasa Tania pada tahun 2006 sebesar 0,62 %. Pada tahun 2007 mengalami penurunan menjadi 0,59 %. Assets default Risks tahun 2006 pada Asuransi Jasa Tania adalah sebesar 0,62 %. kegagalan dalam pengelolaan kekayaan besar. Hal itu disebabkan karena hasil Assets Default Risks lebih besar dibandingkan dengan jumlah nominal dari obligasi yang diinvestasikan. Assets default Risks tahun 2007 pada Asuransi Jasa Tania adalah sebesar 0,59 %. kegagalan pengelolaan kekayaan besar. Hal itu disebabkan karena hasil Assets Default Risks lebih kecil dibandingkan dengan jumlah nominal dari obligasi yang di investasikan apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Apabila Jumlah / Nilai yang di Investasikan dalam Obligasi besar maka risikonya lebih kecil dibandingkan dengan Jumlah / Nilai yang di Investasikan dalam Obligasi 12
13 kecil. Dari Perhitungan Assets Default Risks diatas pada Asuransi Bintang pada tahun 2006 sebesar 2,31 %. Pada tahun 2007 mengalami penurunan menjadi 1,37 %. Assets default Risks tahun 2006 pada Asuransi Bintang adalah sebesar 2,31 %. kegagalan dalam pengelolaan kekayaan besar. Hal itu disebabkan karena hasil Assets Default Risks lebih besar dibandingkan dengan jumlah nominal dari obligasi yang diinvestasikan. Assets default Risks tahun 2007 pada Asuransi Bintang adalah sebesar 1,37 %. kegagalan pengelolaan kekayaan kecil. Hal itu disebabkan karena hasil Assets Default Risks lebih kecil dibandingkan dengan jumlah nominal dari obligasi yang di investasikan apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Apabila Jumlah / Nilai yang di Investasikan dalam Obligasi besar maka risikonya lebih kecil dibandingkan dengan Jumlah / Nilai yang di Investasikan dalam Obligasi kecil. Pembahasan Perbandingan Assets Default Risks pada ASJT dan ASBI pada jenis Investasi Deposito % Assets Default Risks 2,50% 2,00% 1,50% 1,00% 0,50% 0,00% CAR > 8 % ASJT ASBI Persentase Assets Default Risks pada Asuransi Jasa Tania tidak mengalami penurunan yang signifikan. Hal itu disebabkan karena Investasi deposito yang di Investasikan pada bank mempunyai CAR > 8 % dan nilai yang di investasikan dalam bentuk deposito jumlahnya banyak. Sedangkan persentase Assets Default Risks pada 13
14 Asuransi Bintang mengalami kenaikan yang signifikan. Hal itu disebabkan karena nilai yang di investasikan dalam bentuk deposito pada tahun 2007 lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan total dana yang dibutuhkan untuk menanggulangi risiko kegagalan pengelolaan kekayaan yang lebih besar jumlahnya, meskipun sama-sama di investasikan pada Bank yang mempunyai CAR > 8 %. Perbandingan Assets Default Risks pada ASJT dan ASBI pada jenis Investasi Saham % Assets Default Risks 20% 15% 10% 5% 0% Saham LQ 45 dan Non LQ 45 ASJT ASBI Persentase Assets Default Risks pada Asuransi Jasa Tania mengalami penurunan. Hal itu disebabkan karena pada tahun 2007, Investasi pada saham banyak yang tercatat dalam LQ 45 dibandingkan pada tahun 2006 yang jenis investasi pada sahamnya tidak tercatat dalam LQ 45. Semakin banyak saham yang tercatat dalam LQ 45, maka faktor risiko investasi semakin kecil yang mengakibatkan Assets Default Risks juga kecil. Persentase Assets Default Risks pada Asuransi Bintang mengalami penurunan. Hal itu disebabkan karena pada tahun 2007, Investasi pada saham banyak yang tercatat dalam LQ 45 dibandingkan pada tahun sebelumnya,yang jenis investasi sahamnya tidak tercatat dalam LQ
15 Perbandingan Assets Default Risks pada ASJT dan ASBI pada jenis investasi obligasi % Assets Default Risks 2,50% 2,00% 1,50% 1,00% 0,50% 0,00% Peringkat Obligasi ASJT ASBI Persentase Assets Default Risks pada Asuransi Jasa Tania tidak mengalami penurunan yang signifikan hanya mengalami penurunan 0,03 %. Hal itu disebabkan karena lebih banyak peringkat obligasi AA di tahun 2007 dibandingkan dengan tahun 2006 yang peringkat obligasi AA sedikit. Semakin baik peringkat obligasi maka semakin kecil faktor risiko yang mengakibatkan Assets Default Risks juga menjadi kecil. Persentase Assets Default Risks pada Asuransi Bintang mengalami penurunan signifikan. Hal itu disebabkan karena pada tahun 2006 ada 2 obligasi yang tidak diperingkat ( Peringkat D ) yang mengakibatkan persentase Assets Default Risks besar. Sedangkan pada tahun 2007 meskipun sama-sama ada 2 obligasi yang tidak diperingkat ( Peringkat D ) tetapi tidak mengakibatkan persentase Assets Default Risks besar, karena ditutupi oleh banyak Obligasi yang mempunyai peringkat yang baik. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis diatas, maka dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : Assets Default Risks pada jenis Investasi Deposito Asuransi Jasa Tania pada Tahun 2006 sampai 2007 dari 2,022 % menjadi 2,019 %. Hal ini menunjukkan bahwa Assets Default Risks baik, karena risiko kegagalan pengelolaan kekayaan kecil yang 15
16 disebabkan oleh Investasi pada Deposito di investasikan pada bank yang mempunyai CAR > 8 %. Assets Default Risks pada jenis Investasi saham Asuransi Jasa Tania pada tahun 2006 sampai 2007 dari 15 % menjadi 13,14 %. Hal ini menunjukkan bahwa Assets Default Risks baik, karena risiko kegagalan pengelolaan kekayaan kecil yang disebabkan oleh Investasi saham banyak yang tercatat di dalam LQ 45. Assets Default Risks pada jenis Investasi Obligasi Asuransi Jasa Tania pada tahun 2006 sampai 2007 dari 0,62 % menjadi 0,59 %. Hal ini menunjukkan bahwa Assets Default Risks baik, karena risiko kegagalan pengelolaan kekayaan kecil yang disebabkan oleh banyaknya Investasi obligasi yang mempunyai peringkat yang baik. Assets Default Risks pada jenis Investasi Deposito Asuransi Bintang pada Tahun 2006 sampai 2007 dari 0,39 % menjadi 2 %. Hal ini menunjukkan bahwa Assets Default Risks tidak baik, karena risiko kegagalan pengelolaan kekayaan besar yang disebabkan oleh nilai yang di investasikan dalam bentuk deposito pada tahun 2007 lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan total dana yang dibutuhkan untuk menanggulangi risiko kegagalan pengelolaan kekayaan yang lebih besar jumlahnya, meskipun sama-sama di investasikan pada Bank yang mempunyai CAR > 8 %. Assets Default Risks pada jenis Investasi saham Asuransi Bintang pada tahun 2006 sampai 2007 dari 14,03 % menjadi 10,6 %. Hal ini menunjukkan bahwa Assets Default Risks baik, karena risiko kegagalan pengelolaan kekayaan kecil yang disebabkan oleh Investasi saham banyak yang tercatat di dalam LQ 45. Assets Default Risks pada jenis Investasi Obligasi Asuransi Bintang pada tahun 2006 sampai 2007 dari 2,31 % menjadi 1,37 %. Hal ini menunjukkan bahwa Assets Default Risks baik, karena risiko kegagalan pengelolaan kekayaan kecil yang disebabkan oleh banyaknya Investasi obligasi yang mempunyai peringkat yang baik. Dari beberapa kesimpulan di atas, maka dapat diketahui hal-hal yang menyebabkan Risiko kegagalan dalam pengelolaan kekayaan (Assets Default Risks) timbul dari adanya : 1. Kehilangan atau penurunan nilai kekayaan. 2. Kehilangan atau penurunan hasil pengembangan kekayaan. 16
17 Saran Berdasarkan dari kesimpulan, penulis memberikan saran sebagai berikut : 1. Kepada pihak manajemen / pengelola untuk Asuransi Jasa Tania maupun Asuransi Bintang disarankan untuk selalu berusaha meningkatkan nilai kekayaan yang dimiliki. 2. Dalam pengelolaan dan pengembangan kekayaan seperti berinvestasi, di usahakan kekayaan yang ingin di investasikan pada deposito, saham dan obligasi yang memiliki faktor risiko kecil sehingga jumlah dana yang dibutuhkan untuk menanggulangi risiko kegagalan pengelolaan kekayaan kecil. DAFTAR PUSTAKA Abbas Salim Dasar-Dasar Asuransi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta Hasymi Ali PengantarAsuransi. Bumi Aksara. Jakarta Herman Darmawi Manajemen Asuransi. Bumi Aksara. Jakarta Kasmir Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi ke enam. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta Radiks Purba Memahami Asuransi di Indonesia. CV Teruna Grafica. Jakarta Soeisno Djojosoedarso Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi. Salemba Empat. Jakarta 17
COMPARATIVE ANALYSIS OF ASSETS IN DEFAULT RISK OF MONEY AND CAPITAL MARKETS IN INSURANCE SERVICE STA TBK (ASJT) AND STAR INSURANCE TBK (ASBI)
COMPARATIVE ANALYSIS OF ASSETS IN DEFAULT RISK OF MONEY AND CAPITAL MARKETS IN INSURANCE SERVICE STA TBK (ASJT) AND STAR INSURANCE TBK (ASBI) Melati, Dr. Ir. Budi Hermana, MM. Undergraduate Program, Faculty
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, factual dan
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI Keputusan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tingkat Solvabilitas Seperti dijelaskan dalam Bab III sebelumnya, bahwa setiap perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi setiap saat wajib memenuhi tingkat
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 135/PMK.05/2005 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 135/PMK.05/2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN
Lebih terperinciTENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI
SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 481/KMK.017/1999 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/PMK.010/2012 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/PMK.010/2012 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI Keputusan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciSURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2017 TENTANG
Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Reasuransi; di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG DASAR PENILAIAN ASET YANG DIPERKENANKAN DALAM BENTUK
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH Peraturan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai isinya
Lebih terperinciSURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2016 TENTANG
Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Reasuransi; di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG DASAR PENILAIAN ASET YANG DIPERKENANKAN DALAM BENTUK
Lebih terperinciNaskah Peraturan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai isinya harap merujuk kepada teks aslinya.
PERATURAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: PER-02/BL/2008 TENTANG PEDOMAN PERHITUNGAN BATAS TINGKAT SOLVABILITAS MINIMUM BAGI PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI Naskah
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN SALINAN PERATURAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : PER- 02/BL/2009 TENTANG PEDOMAN
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN PERATURAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : PER-09/BL/2011 TENTANG PEDOMAN PERHITUNGAN
Lebih terperinciSURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG
Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi Syariah; dan 2. Direksi Perusahaan Reasuransi Syariah; di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG DASAR PENILAIAN ASET YANG DIPERKENANKAN
Lebih terperinciSURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG
Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi Syariah; dan 2. Direksi Perusahaan Reasuransi Syariah; di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG DASAR PENILAIAN ASET YANG DIPERKENANKAN
Lebih terperinciMEMUTUSKAN : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGELOLAAN DAN INVESTASI DANA PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA. BAB I KETENTUAN UMUM.
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN DAN INVESTASI DANA PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a bahwa pengelolaan dan pengembangan
Lebih terperinciLAPORAN KEUANGAN LAPORAN NERACA. Per 31 Desember 2009 dan 2008 (dalam jutaan rupiah) NO KEKAYAAN
LAPORAN KEUANGAN LAPORAN NERACA Per 31 Desember 2009 dan 2008 NO KEKAYAAN 2009 2008 I INVESTASI 1 Deposito 2.266.400,00 2.672.650,00 2 Sertifikat Deposito - - 3 Sertifikat Bank Indonesia - - 4 Saham 717.18
Lebih terperinciSALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 22 /SEOJK.05/2017
Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Reasuransi, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 22 /SEOJK.05/2017 TENTANG DASAR PENILAIAN ASET DALAM BENTUK INVESTASI
Lebih terperinci2009 Catatan Piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa d,2g,
Neraca Konsolidasi 30 Juni 2009 dan 2008 ASET 2009 Catatan 2008 Investasi 2f,3 Deposito berjangka 147.379.881.024 2c,31 111.631.639.513 Obligasi dimiliki hingga jatuh tempo 4.000.000.000 1.000.000.000
Lebih terperinciPERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciSALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /SEOJK.05/2017
Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi Syariah; 2. Direksi Perusahaan Reasuransi Syariah; 3. Direksi Perusahaan Asuransi yang Memiliki Unit Syariah; dan 4. Direksi Perusahaan Reasuransi yang Memiliki Unit
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Perusahaan Asuransi Istilah asuransi mengacu pada pertanggungan atau perlindungan finansial yang terkait dengan pergantian kerugian
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 71 /POJK.05/2016 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 71 /POJK.05/2016 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKSI PERUM PERHUTANI SELAKU PENDIRI DANA PENSIUN PERHUTANI Nomor : 218/Kpts/Dir/2009 TENTANG ARAHAN INVESTASI DANA PENSIUN PERHUTANI
KEPUTUSAN DIREKSI PERUM PERHUTANI SELAKU PENDIRI DANA PENSIUN PERHUTANI Nomor : 218/Kpts/Dir/2009 TENTANG ARAHAN INVESTASI DANA PENSIUN PERHUTANI DIREKTUR UTAMA PERUM PERHUTANI Menimbang : bahwa memperhatikan
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR KEP-104/BL/2006 TENTANG PRODUK UNIT
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1996 TENTANG PENGELOLAAN DAN INVESTASI DANA PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1996 TENTANG PENGELOLAAN DAN INVESTASI DANA PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk menjamin pemenuhan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.219, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. Program Tabungan Hari Tua. Kesehatan Keuangan.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.219, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. Program Tabungan Hari Tua. Kesehatan Keuangan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
33 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan Tingkat Solvabilitas Untuk menghitung rasio RBC (Risk Base Capital) untuk setiap triwulannya maka terlebih dahulu kita harus menghitung besarnya tingkat
Lebih terperinci2009 Catatan Kas dan bank 11,667,651,139 2c,4,31 11,381,632,142
PT ASURANSI RAMAYANA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Neraca Konsolidasi 31 Maret 2009 dan 2008 AKTIVA 2009 Catatan 2008 Investasi 2f,3 Deposito berjangka 142,761,984,435 2c,31 99,347,639,439 Obligasi dimiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian. Kemudian dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keberadaan industri perusahaan asuransi di Indonesia sangat membantu pemerintah dalam menanggulangi risiko yang dihadapi oleh masyarakat setiap saat, kemudian
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1996 TENTANG PENGELOLAAN DAN INVESTASI DANA PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1996 TENTANG PENGELOLAAN DAN INVESTASI DANA PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk menjamin pemenuhan
Lebih terperinciOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17 /POJK.05/2017 TENTANG PROSEDUR DAN TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF DI BIDANG PERASURANSIAN DAN PEMBLOKIRAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN DAN INVESTASI DANA PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN DAN INVESTASI DANA PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pengelolaan dan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dengan sudut pandang yang mereka gunakan dalam asuransi. Adapun definisi
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Asuransi Banyak definisi yang telah diberikan kepada istilah asuransi. Dimana secara sepintas tidak ada kesamaan antara definisi yang satu dengan yang lainnya. Hal
Lebih terperinci2017, No Kementerian Pertahanan dan Kepolisian Negara Republik Indonesia; b. bahwa untuk efektifitas dan efisiensi pengelolaan iuran program t
No.1976, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Program THT, JKK, dan JM Prajurit TNI, Anggota POLRI dan Pegawai ASN. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 227/PMK.02/2018
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/2018 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN BAGI PERUSAHAAN ASURANSI BERBENTUK BADAN HUKUM USAHA BERSAMA
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/2018 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN BAGI PERUSAHAAN ASURANSI BERBENTUK BADAN HUKUM USAHA BERSAMA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPETUNJUK PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI JIWA
Hal. 1 PETUNJUK PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI JIWA I. UMUM 1. Laporan keuangan ini dibuat khusus untuk kepentingan pembinaan dan pengawasan usaha perasuransian. Untuk itu, bentuk, isi,
Lebih terperinciLAPORAN NERACA Per 31 Desember 2012 dan 2011 (dalam jutaan rupiah)
LAPORAN NERACA NO ASET 2012 2011 I INVESTASI 1 Deposito & Sertifikat deposito 1.065.850 609.550 2 Saham 251,036 219,214 3 Obligaasi dan MTN 868,384 3,548,394 4 Surat Berharga yang diterbitkan atau dijamin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu Peneltian pertama yang dilakukan oleh Karuniawati (2007) dengan objek penelitian yang dilakukan pada PT. Asuransi Jiwasraya. Hasil penelitian
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN DAN INVESTASI DANA PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN DAN INVESTASI DANA PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pengelolaan dan pengembangan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Asuransi Dalam KUHDagang yang mengatur tentang asuransi jiwa, pengaturannya sangat singkat sekali dan hanya terdiri dari tujuh (7) pasal yaitu Pasal 302 sampai dengan Pasal
Lebih terperinciB. LAPORAN PERHITUNGAN SOLVABILITAS DANA PERUSAHAAN TRIWULAN III 2013 Per 30 September 2013
K e p a d a Yth. OTORITAS JASA KEUANGAN U.P. Direktorat IKNB Syariah Gedung Sumitro Djojohadikusumo Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta - 10710 B. LAPORAN PERHITUNGAN SOLVABILITAS TRIWULAN III
Lebih terperinciB. LAPORAN PERHITUNGAN SOLVABILITAS DANA PERUSAHAAN TRIWULAN II Per 30 JUNI 2014
K e p a d a Yth. OTORITAS JASA KEUANGAN U.P. Direktorat IKNB Syariah Gedung Sumitro Djojohadikusumo Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta - 10710 B. LAPORAN PERHITUNGAN SOLVABILITAS TRIWULAN II
Lebih terperinciTINGKAT SOLVABILITAS DANA TABARRU' TRIWULAN I 2012 Per 31 Maret 2012
K e p a d a Yth. KEPALA BIRO PERASURANSIAN Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Kementerian Keuangan RI Gedung Sumitro Djojohadikusumo Lt. 14 Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta - 10710
Lebih terperinciPERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 73 TAHUN 1992 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1996 TENTANG PENGELOLAAN DAN INVESTASI DANA PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1996 TENTANG PENGELOLAAN DAN INVESTASI DANA PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk menjamin pemenuhan
Lebih terperinciOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 72 /POJK.05/2016 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH
Lebih terperinciB. LAPORAN PERHITUNGAN SOLVABILITAS DANA PERUSAHAAN TRIWULAN I Per 31 MARET 2015
K e p a d a Yth. OTORITAS JASA KEUANGAN U.P. Direktorat IKNB Syariah Gedung Menara Merdeka (OJK) Mailing Room Lantai 12 Jalan Budi Kemuliaan I No.2 Jakarta Pusat B. LAPORAN PERHITUNGAN SOLVABILITAS TRIWULAN
Lebih terperinciPT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Triwulan II Tahun 2016 / Per 30 Juni 2016
I. NERACA No. URAIAN Rincian (1) (2) (3) (4) (5) Aset Investasi 1 Deposito A-5 7.200 9.650 2 Saham syariah B-5 - - 3 Sukuk atau obligasi syariah C-5 9.834 9.836 4 Surat berharga syariah negara D-5 17.233
Lebih terperinciPT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Triwulan II Tahun 2015 / Per 30 Juni 2015
I. NERACA No. URAIAN Rincian (1) (2) (3) (4) (5) Aset Investasi 1 Deposito A-5 9.769 11.534 2 Saham syariah B-5 - - 3 Sukuk atau obligasi syariah C-5 9.029 9.031 4 Surat berharga syariah negara D-5 15.918
Lebih terperinciPT. Asuransi BRI Life I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Triwulan I Tahun 2017 Tahun 2017 / Per 31 Maret 2017
I. NERACA No. URAIAN Rincian (1) (2) (3) (4) (5) Aset Investasi 1 Deposito A-5 12.000 10.100 2 Saham syariah B-5 - - 3 Sukuk atau obligasi syariah C-5 9.826 9.829 4 Surat berharga syariah negara D-5 17.219
Lebih terperinciPT. Asuransi BRI Life I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Triwulan II Tahun 2017 / Per 30 Juni 2017
I. NERACA No. URAIAN Rincian (1) (2) (3) (4) (5) Aset Investasi 1 Deposito A-5 14.500 12.000 2 Saham syariah B-5 - - 3 Sukuk atau obligasi syariah C-5 9.823 9.826 4 Surat berharga syariah negara D-5 17.227
Lebih terperinciPT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Tahunan 2016 / Per 31 Desember 2016
I. NERACA No. URAIAN Rincian (1) (2) (3) (4) (5) Aset Investasi 1 Deposito A-5 10.100 10.579 2 Saham syariah B-5 - - 3 Sukuk atau obligasi syariah C-5 9.829 9.839 4 Surat berharga syariah negara D-5 17.231
Lebih terperinciLAPORAN PERHITUNGAN TINGKAT SOLVABILITAS DANA TABARRU' TAHUNAN 2013
K e p a d a Yth. OTORITAS JASA KEUANGAN U.P. Direktorat IKNB Syariah Gedung Sumitro Djojohadikusumo Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta - 10710 LAPORAN PERHITUNGAN TINGKAT SOLVABILITAS TAHUNAN
Lebih terperinciLAPORAN PERHITUNGAN TINGKAT SOLVABILITAS DANA TABARRU' TRIWULAN III 2013 Per 30 September 2013
K e p a d a Yth. OTORITAS JASA KEUANGAN U.P. Direktorat IKNB Syariah Gedung Sumitro Djojohadikusumo Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta - 10710 LAPORAN PERHITUNGAN TINGKAT SOLVABILITAS TRIWULAN
Lebih terperinciLAPORAN PERHITUNGAN TINGKAT SOLVABILITAS DANA TABARRU' TRIWULAN I 2015
K e p a d a Yth. OTORITAS JASA KEUANGAN U.P. Direktorat IKNB Syariah Gedung Menara Merdeka (OJK) Mailing Room Lantai 12 Jalan Budi Kemuliaan I No.2 Jakarta Pusat LAPORAN PERHITUNGAN TINGKAT SOLVABILITAS
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 73 TAHUN 1992 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 73 TAHUN 1992 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciLAPORAN PERHITUNGAN TINGKAT SOLVABILITAS DANA TABARRU' TRIWULAN I 2014
K e p a d a Yth. OTORITAS JASA KEUANGAN U.P. Direktorat IKNB Syariah Gedung Sumitro Djojohadikusumo Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta - 10710 LAPORAN PERHITUNGAN TINGKAT SOLVABILITAS TRIWULAN
Lebih terperinciRin cian , , , , Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau Bank
Halaman 1 PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Uraian Rin cian Saldo SAK Saldo SAP Saldo SAK Saldo SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) ASET Investasi Deposito Berjangka dan Sertifikat
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
SALINAN PERATURAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: PER-01/BL/2009 TENTANG DASAR PENILAIAN JENIS-JENIS INVESTASI DANA PENSIUN Menimbang KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA
Lebih terperinciRin cia n , , , ,00 Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank
Halaman 1 PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Uraian Rin cia n Triwulan II Triwulan IV Saldo SAK Saldo SAP Saldo SAK Saldo SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) ASET Investasi Deposito
Lebih terperinciPT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Tahunan Tahun 2016 SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
I. NERACA No. URAIAN RINCIAN Tahunan Tahunan SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 10.700 10.700 8.580 8.580 2 Saham syariah B-4 - - - - 3 Sukuk atau obligasi
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1996 TENTANG PENGELOLAAN DAN INVESTASI DANA PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1996 TENTANG PENGELOLAAN DAN INVESTASI DANA PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk menjamin pemenuhan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Rasio Keuangan PT. Asuransi Ramayana Tbk
BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan PT. Asuransi Ramayana Tbk Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting bagi para pemakai laporan keuangan dalam rangka
Lebih terperinciPT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Triwulan IV Tahun 2015 / Per 31 Desember 2015
I. NERACA No. URAIAN Rincian (1) (2) (3) (4) (5) Aset Investasi 1 Deposito A-5 10.579 10.879 2 Saham syariah B-5 - - 3 Sukuk atau obligasi syariah C-5 9.839 9.844 4 Surat berharga syariah negara D-5 16.144
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perasurasian, asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Undang-Undang Nomor 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasurasian, asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak penanggung mengikatkan
Lebih terperinciRin cian , , , ,00 Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank
Halaman 1 PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Uraian Rin cian Triwulan I 2015 Triwulan IV 2014 Saldo SAK Saldo SAP Saldo SAK Saldo SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) ASET Investasi
Lebih terperinciPT XYZ PRODUK ASURANSI YANG DIKAITKAN DENGAN INVESTASI LAPORAN POSISI KEUANGAN Per. dan Per.
Halaman 61 Uraian Rincian Triwulan Triwulan Tahun Tahun (1) (2) (3) (4) ASET Investasi Deposito Berjangka & Sertifikat Deposito 1101 Saham 1102 Surat Utang Korporasi & Sukuk Korporasi 1103 Surat Berharga
Lebih terperinciPT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Triwulan III Tahun 2015 / Per 30 September 2015
I. NERACA No. URAIAN Rincian SAK SAK (1) (2) (3) (4) (5) Aset Investasi 1 Deposito A-5 10.879 9.769 2 Saham syariah B-5 - - 3 Sukuk atau obligasi syariah C-5 9.844 9.029 4 Surat berharga syariah negara
Lebih terperinciPT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan III Tahun 2015
I. NERACA No. URAIAN RINCIAN Triwulan III Triwulan II SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 7.440 7.440 8.870 8.870 2 Saham syariah B-4 3 Sukuk atau obligasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Pada setiap bisnis, profit merupakan hal yang krusial. Profit dalam suatu bisnis merupakan suatu keharusan, jika bisnis tersebut ingin berlangsung. Perusahaan
Lebih terperinciPT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan IV Tahun 2014
I. NERACA No. URAIAN RINCIAN Triwulan IV Triwulan III SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 7.500 7.500 6.670 6.670 2 Saham syariah B-4 - - - - 3 Sukuk atau
Lebih terperinciPT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan I Tahun 2013
I. NERACA Triwulan I Triwulan IV No. URAIAN RINCIAN SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 3.788 3.396 4.300 4.300 2 Saham syariah B-4 - - - - 3 Sukuk atau
Lebih terperinciBAB II PENGELOLAAN BISNIS ASURANSI
BAB II PENGELOLAAN BISNIS ASURANSI A. Perkembangan Perusahaan Asuransi Kondisi yang memungkinkan berkembangnya perusahaan asuransi: 1. Sistem ekonomi masyarakat berbentuk sistem perekonomian bebas 2. Masyarakatnya
Lebih terperinciSurat Berharga yang Diterbitkan oleh Bank Indonesia Surat Berharga yang Diterbitkan oleh Lembaga 107 Multinasional
Halaman 1 LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Per. dan Per. Uraian Rinci an Triwulan Tahun Triwulan Tahun Saldo SAK Saldo SAP Saldo SAK Saldo SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) ASET Investasi Deposito Berjangka
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PSAK NO. 62 MENGENAI KONTRAK ASURANSI DAN PSAK NO.
IMPLEMENTASI PSAK NO. 62 MENGENAI KONTRAK ASURANSI DAN PSAK NO. 28 (REVISI 2012) MENGENAI AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN PADA PT ASURANSI BINA DANA ARTA, TBK. Yonathan Romoatn Yonathanromoatn@gmail.com Program
Lebih terperinciPT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' III. LAPORAN AKUMULASI DANA TABARRU' Per Triwulan I Tahun 2014
III. LAPORAN AKUMULASI 1 Surplus underwriting dana tabarru' (dasar akrual) (1.717,39) 2 Dikurangi: A. Surplus underwriting dibagikan ke peserta 0,00 B. Surplus underwriting dibagikan ke perusahaan (pengelola)
Lebih terperinciPT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan II Tahun 2016 SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
I. NERACA No. URAIAN RINCIAN Triwulan II Triwulan I SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 7.050 7.050 11.900 11.787 2 Saham syariah B-4 - - - - 3 Sukuk atau
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 73 TAHUN 1992 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Tahunan Tahun 2014 SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
I. NERACA No. URAIAN RINCIAN Tahunan Tahunan SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 7.500 7.500 3.450 3.450 2 Saham syariah B-4 - - - - 3 Sukuk atau obligasi
Lebih terperinciPT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Tahunan Tahun 2015
I. NERACA No. URAIAN RINCIAN Tahunan Tahunan SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 8.580 8.580 7.500 7.500 2 Saham syariah B-4 - - - - 3 Sukuk atau obligasi
Lebih terperinciPENDAHULUAN Asuransi merupakan salah satu alternatif untuk mengalihkan dan mengendalikan risiko finansial dari hal-hal yang tidak diinginkan. Oleh kar
ANALISIS PENGARUH RBC, RASIO UNDERWRITING, RASIO HASIL INVESTASI, RASIO PENERIMAAN PREMI, DAN RASIO BEBAN KLAIM TERHADAP LABA PERUSAHAAN ASURANSI (Studi Kasus Pada 9 Perusahaan Asuransi Kerugian Yang Terdaftar
Lebih terperinciSurat Berharga yang Diterbitkan oleh Bank Indonesia Surat Berharga yang Diterbitkan oleh Lembaga 107 Multinasional
Halaman 1 LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Per. dan Per. Uraian Rin cia n Triwulan Tahun Triwulan Tahun Saldo SAK Saldo SAP Saldo SAK Saldo SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) ASET Investasi Deposito
Lebih terperinciPT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA INVESTASI PESERTA I. NERACA A. GABUNGAN SEMUA AKAD Per 30 September 2014 dan Triwulan II 2014
PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA INVESTASI PESERTA I. NERACA A. GABUNGAN SEMUA AKAD Per 30 September 2014 dan Triwulan II 2014 No. URAIAN RINCIAN Triwulan III Triwulan II SAK SAP SAK SAP (1)
Lebih terperinciPT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan IV Tahun 2015
I. NERACA No. URAIAN RINCIAN Triwulan IV Triwulan III SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 8.580 8.580 7.440 7.440 2 Saham syariah B-4 - - - - 3 Sukuk atau
Lebih terperinciPT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan I Tahun 2015
I. NERACA No. URAIAN RINCIAN Triwulan I Triwulan IV SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 9.150 9.150 7.500 7.500 2 Saham syariah B-4 - - - - 3 Sukuk atau
Lebih terperinciPT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan II Tahun 2015 SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
I. NERACA No. URAIAN RINCIAN Triwulan II Triwulan I SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 8.870 8.870 9.150 9.150 2 Saham syariah B-4 - - - - 3 Sukuk atau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan asuransi dalam mengurangi risiko di Indonesia. Industri jasa. modal untuk investasi diberbagai bidang.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan perekonomi sebuah negara tidak lepas dari adanya peran penting sebuah lembaga keuangan seperti halnya peran penting perusahaan asuransi dalam mengurangi
Lebih terperinciPT Asuransi BRI Life DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan I Tahun 2017
I. NERACA No. URAIAN RINCIAN Triwulan I Triwulan IV SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 11.700 11.700 10.700 10.700 2 Saham syariah B-4 - - - - 3 Sukuk atau
Lebih terperinciLAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG
LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI YANG MENYELENGGARAKAN SELURUH USAHANYA DENGAN PRINSIP SYARIAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyediakan jasa keuangan bagi nasabah-nasabahnya, dimana pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat. Hal tersebut ditandai dengan kehadiran industriindustri baru, yang salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu keadaan yang tidak dikehendaki dapat menimbulkan suatu kerugian bisa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap aspek kehidupan manusia yang menjadi kepentingan tidaklah selalu berada dalam keadaan aman, namun seringkali dikelilingi oleh berbagai macam bahaya yang
Lebih terperinciPT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Per Triwulan III 2016 dan Per Tahun 2015
Lampiran IIISEOJK Nomor: 2/SEOJK.05/2013Tanggal: 27 Agustus 2013Halaman 1 Uraian PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Rincian Saldo SAK Saldo SAP Saldo SAK Saldo SAP (4) (5)
Lebih terperinciPT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan I Tahun 2016
I. NERACA No. URAIAN RINCIAN Triwulan I Triwulan IV SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 11.900 11.787 8.580 8.580 2 Saham syariah B-4 - - - - 3 Sukuk atau
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN -1- SALINAN PERATURAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: PER- 08/BL/2012 TENTANG PEDOMAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1996 TENTANG PENGELOLAAN DAN INVESTASI DANA PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1996 TENTANG PENGELOLAAN DAN INVESTASI DANA PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk menjamin pemenuhan
Lebih terperinci