MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK
|
|
- Farida Atmadjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK PENGENDALIAN REFERENSI KECEPATAN MOTOR DC AREA ROUGHING MILL MENGGUNAKAN PLC ABB MASTERPIECE 200 PABRIK WIRE ROD MILL PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk. Ulinnuha Latifa 1, Aris Triwiyatno 2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia ABSTRAK PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. merupakan perusahaan manufakturing yang bergerak pada bidang pengolahan baja. Salah satu divisinya adalah Pabrik Wire Rod Mill yang mengolah billet menjadi batang kawat. Billet tersebut dipanaskan terlebih dahulu hingga lunak dan dapat dibentuk. Kemudian pada mill dilakukan proses reducting sehingga diameter dan bentuk billet sesuai dengan kebutuhan. Proses reducting pada setiap stand mill membuat billet mengalami perubahan luas penampang dan pertambahan panjang secara bertahap. Untuk itu diperlukan suatu proses pengontrolan kecepatan pada Motor DC yang menggerakkan roller pada mill. Pengontrolan ini dimaksudkan agar billet tidak mengalami buckle dan tarik, sehingga didapatkan produk yang berkualitas. Pada kawasan Roughing Mill kecepatan motor diatur berdasarkan master speed pada stand H12. Pengaturan dilakukan oleh PLC ABB MP-200. Laporan ini akan membahas lebih mendalam mengenai pengendalian referensi kecepatan motor DC menggunakan PLC ABB Masterpiece 200 pada pabrik Wire Rod Mill PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Kata Kunci : pengendalian, PLC ABB MP-200, referensi kecepatan, motor DC. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Krakatau Steel merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri manufaktur yang bergerak dalam bidang pengecoran baja. PT. Krakatau Steel sudah banyak menghasilkan produk seperti: kawat baja, baja profil, plat baja maupun beja beton. Pada pabrik batang Kawat (Wirw Rod Mill), produk kawat baja yang dihasilkan harus memiliki kualitas yang sesuai standart untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar. Untuk itu pengaturan kecepatan roller mutlak diperlukan agar tidak terjadi buckle dan tarik yang dapat mempengaruhi kualitas kawat yang dihasilkan. 1.2 Tujuan Makalah kerja praktek ini bertujuan untuk mempelajari pengendalian referensi kecepatan motor DC menggunakan PLC MP-200 pada Wire Rod Mill PT. Krakatau Steel Cilegon. 1.3 Pembatasan Masalah Dalam makalah kerja praktek ini penulis membatasi kajian mengenai masalah yang dibahas yakni membahas pengendalian referensi kecepatan area Roughing Mill menggunakan PLC MP-200 pada divisi Wire Rod Mill PT Krakatau Steel Cilegon secara umum. 2 DASAR TEORI 2.1. Unit Produksi PT Krakatau Steel PT Krakatau Steel, Cilegon sebagai pabrik baja terpadu memiliki unit-unit produksi yang saling mendukung dan terintegrasi. proses produksi baja pada unitunit tersebut saling berkaitan antara divisi / pabrik yang satu dengan yang lainnya. Pembagian divisi / pabrik pada PT Krakatau Steel, meliputi : 1 Pabrik Besi Spons (Direct Reduction Plant / DRP) 2 Pabrik Billet Baja (Billet Steel Plant / BSP) 3 Pabrik Baja Slab (Slab Steel Plant / SSP) 4 Pabrik Baja Lembaran Panas (Hot Strip Mill / HSM) 5 Pabrik Baja Batang Kawat ( Wire Rod Mill / WRM ) 6 Pabrik Baja Lembaran Dingin (Cold Rolling Mill / CRM) 1. Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro UNDIP 2. Dosen Jurusan Teknik Elektro UNDIP
2 Gambar 1. Diagram Proses Produksi PT Krakatau Steel 2.2 Wire Rod Mill (WRM) Bahan baku yang dipergunakan untuk memproduksi batang kawat di pabrik Wire Rod PT Krakatau Steel adalah billet baja dengan penampang 130x130 mm sampai 180x180 mm dan memiliki panjang 9 m. Selain berdasarkan ukuran, bahan baku tersebut juga dibedakan berdasarkan kandungan karbon di dalam billet. Terdapat empat jenis Billet yang digunakan yaitu Low Carbon, Medium Carbon, High Carbon, dan Electrode. Proses produksi utama pada pabrik Wire Rod mill (WRM) dibagi menjadi 3 bagian, yaitu Reheating, Deformasi dan Transformasi. 1 Reheating Pemanasan kembali atau reheating adalah proses pemanasan billet di furnace agar billet menjadi lunak sehingga mudah untuk dibentuk. Kapasitas dari furnace sendiri dapat menampung hingga 99 batang billet. Proses pembakaran pada furnace di bagi dalam 8 zone yang masing-masing zone memiliki set point(sp) temperature yang berbeda-beda. b. Roughing Mill Proses ini terdiri dari 10 stand yaitu #1 sampai #10. Pada tahap ini Billet akan mengalami proses Reducting sehingga luas penampang dan bentuknya akan berubah. Pada proses ini billet juga dilakukan pemotongan di bagian kepala dan ekor menggunakan shear. Hal ini dikarenakan untuk membuang bagian retakan pada kepala dan ekor akibat proses pendinginan yang tidak merata. c. Intermediate Mill Pada bagian ini terdapat lopper yang berfungsi sebagai penyeimbang billet sehingga tidak terjadi bucle dan tarik. d. Pre-Finishing Blok Mill Pada proses ini billet yang telah memiliki diameter sesuai dengan pass design yang diharrapkan akan dibentuk menjadi gelang-gelang kawat menggunakan laying head. e. Finishing Blok Mill Pada proses ini kawat akan dipack sehingga mempermudah pengemasan dan dilakukan pengikatan menggunakan compactor. Pada finishing ini dilakukan poemberian nameplate yang sesuai dengan grade kualitas produk. Table 1. Set Point Tiap Zone Zone Set point( o c) Zone Set point( o c) Deformasi Deformasi adalah pengaturan perubahan bentuk dari billet menjadi batang kawat. Pada proses ini dilakukan reduksi secara terencana (pass design) melalui beberapa roll stand untuk mendapatkan produk dengan ukuran dan bentuk yang sesuai dengan standard. Pada tahap ini billet dengan ukuran yang ada sekarang dengan diameter 130x130 mm square dideformasikan menjadi batang kawat dengan diameter 5,5 20 mm round. a. Pre-Roughing Mill Proses ini berawal setelah billet keluar dari furnace. Pada tahap ini billet mengalami discaler. Gambar 2. Proses Pembuatan Batang Kawat 3 Transformasi Transformasi merupakan proses perubahan struktur dari struktur austenit menjadi struktur ferrit/perlit yang nantinya akan menentukan sifat mekanis dari batang kawat. Transformasi dilakukan dengan pendinginan yang terencana (post rolling cooling system) di stelmor conveyor. Post rolling cooling system juga mencakup pengaturan scale dan pengaturan besar butir austenit sebelum bertransformasi dengan mengatur
3 pendingin air di water box setelah bar keluar dan roll stand terakhir. Gambar 3. Proses produksi secara umum Wire Rod Mill (WRM) 2.3 Motor DC Secara umum ada 3 cara pengaturan kecepatan motor dc yaitu : 1. Pengaturan fluks medan rotor 2. Pengaturan tahanan yang terhubung dengan rangkaian gandar kumparan 3. Pengaturan tegangan pada terminal terminal gandar kumparan Untuk mengatur kecepatan motor dc dapat dikendalikan menggunakan perangkat elektronika daya yaitu thyristor. Keuntungan thyristror dibandingkan pengaturan konvensional adalah ; efisiensi yang lebih tinggi, model pengepakan yang lebih kecil, pengaturan yang lebih smooth dll. Pengaturan keluaran dari thyristor ialah dengan mengatur sudut pengapiannya. Gambar 4. Rangkaian motor speed control Sumber daya ac dari jala-jala listrik disearahkan dengan penyearah jembatan sehingga outputnya adalah listrik arus searah. Dari penyearah jembatan arus masuk ke dalam tahanan geser. Pada tahanan geser ini menjadi inti pengaturan besarnya inputan yang akan masuk ke motor dengan cara mengatur thyristor.dari rheostat listrik terbagi mengalir ke anoda thyristor, rangkaian resistorkapasitor dan mengalir ke jalur yang akan memperkuat arus keluaran thyristor. Keluaran dari rangkaian resistor-kapasitor yang akan men-trigger gate dari thyristor sehingga mengatifkan gate sehingga arus mengalir dari anoda ke katoda. Keluaran dari thyristor dan dari percabangan di rheostat yang akan menjadi sumber penguatan yang akan memutar motor dc. Fungsi dari dioda ialah memblok arus induktif dari beban induktif yang arahnya melawan arah arus utama 2.4 PLC Programmable Logic Control (PLC) adalah komputer elektronik yang mudah digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai tipe dan tingkat kesulitan yang beraneka ragam. PLC dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relai sekuensial dalam suatu sistem control. Selain dapat deprogram, alat ini alat ini juga dapat dikendalikan dan dioperasikan oleh orang yang tidak memiliki pengetahuan dalam pengoperasian komputer. Prinsip kerja PLC adalah menerima sinyal masukan proses yang dikendalikan lalu melakukan serangkaian instruksi logika terhadap sinyal masukan tersebut sesuai dengan program yang tersimpan dalam memori lalu menghasilkan sinyal keluaran untuk mengendalikan actuator atau peralatan lainnya. Berkaitan dengan pemrograman PLC ini, sebenarnya ada lima model atau metode yang telah distandardisasi penggunaannya oleh IEC (International Electrical Commission) : 1. List Instruksi (Instruction List) - Pemrograman dengan menggunakan instruksi-instruksi bahasa level rendah (Mnemonic). 2. Diagram Ladder (Ladder Diagram) Pemrograman berbasis logika relai, cocok digunakan untuk persoalan-persoalan kontrol diskret yang input/output hanya memiliki dua kondisi On atau Off. 3. Diagram Blok Fungsional (Function Blok Diagram) Pemrograman berbasis aliran data secara grafis. Banyak digunakan untuk tujuan kontrol proses yang melibatkan perhitungan-perhitungan kompleks dan akuisisi data analog. 4. Diagram Fungsi Sekuensial (Sequensial Function Charts) Metode grafis untuk pemrograman terstruktur yang banyak melibatkan langkahlangkah rumit, seperti pada bidang robotika, perakitan kendaraan, Batch Control, dan lain sebagainya. 5. Teks Terstruktur (Structured Text) Pemrogaman ini menggunakan statemenstatemen yang umum dijumpai pada bahasa level tinggi (high level programming) seperti If/'Then, Do/While, Case, For/Next, dan lain sebagainya. Gambar 5. Blok Diagram PLC
4 Operasi PLC secara sederhana yaitu peralatan luar dikoneksikan dengan modul input output PLC yang tersedia. Peralatan ini dapat berupa sensor-sensor analog, push button, limit switch, motor starter, solenoid, lampu, dan lain sebagainya. Selama prosesnya, CPU melakukan tiga operasi utama : 1. Membaca data masukan dari perangkat luar via modul input. 2. Mengeksekusi program control yang tersimpan dalam memori. 3. Mengupdate atau memperbarui data pada modul output. Proses ini disebut scanning. 2.5 Controller PID Gambar 6. Diagram PID Controller Kontroler PID terdiri dari : 1. Kontrol Proporsional kontrol proporsional berfungsi untuk memperkuat sinyal kesalahan penggerak (sinyal error), sehingga akan mempercepat keluaran sistem mencapai titik referensi. 2. Kontrol Integral Kontrol integral pada prinsipnya bertujuan untuk menghilangkan kesalahan keadaan tunak (offset) yang biasanya dihasilkan oleh kontrol proporsional. 3. Kontrol Derivatif Kontrol derivatif dapat disebut pengendali laju, karena output kontroler sebanding dengan laju perubahan sinyal error. Kontrol derivatif tidak akan pernah digunakan sendirian, karena kontroler ini hanya akan aktif pada periode peralihan. Pada periode peralihan, kontrol derivatif menyebabkan adanya redaman pada sistem sehingga lebih memperkecil lonjakan. Td = waktu derivatif Ki = konstanta integral (Kp Ti ) Kd = konstanta derivatif (Kp.Td ) e(t) = sinyal error = referensi keluaran plant = set point nilai sensor 2.6 Human Machine Interface (HMI) HMI atau Human Machine Interface merupakan media komunikasi antara operator dengan sistem yang terhubung. Komunikasi ini dimaksudkan agar proses otomasi dapat berjalan sesuai dengan perencanaan yang ada. HMI pada proses industri merupakan sarana bagi operator untuk dapat mengakses sistem otomasi di lapangan, pengembangan, perawatan serta troubleshooting pada plant. Fungsi dari HMI yaitu : 1. Memberikan informasi plant yang up to date kepada operator melalui graphical user interface. 2. menerjemahkan instruksi operator kepada mesin 3. Engineering Development Station 3. ANALISA DAN PEMBAHASAN 3.1. Roughing Mill Proses yang terjadi pada Roughing Mill adalah Reducting. Billet yang mengalami proses reducting tidak hanya mengalami penurunan luas permukaan tetapi juga mengalami pertambahan panjang yang signifikan. Untuk itu diperlukan pengaturan Speed motor pada roller agar billet yang memanjang ini tidak mengalami buckle dan tarikan Motor DC pada Roughing Mill Supply Tegangan Motor Wire Rod Mill mendapatkan tegangan supply dari Gardu Induk sebesar 30 kv. Tegangan ini kemudian diturunkan menggunakan trafo penurun tegangan. Tegangan supply ini belum dapat digunakan sebagai supply motor DC. Untuk itu diperlukan jembatan Thyristor sebagai penyearah. (4.8) Dengan: u(t) = sinyal output pengendali PID Kp = konstanta proporsional Ti = waktu integral (4.9) Gambar 7. Rangkaian Supply Motor DC
5 Analog Drive Speed Control Tegangan Reference yang diberikan oleh PLC memiliki analogi 10 Volt tegangan setara dengan 1500rpm. Menggunakan rangkaian kontrol kecepatan yang ada pada driver ini maka kecepatan yang diinginkan dapat direalisasikan. Terdapat 5 rangkaian utama pada driver ini yaitu : 1. Rangkaian trigger 2. Rangkaian PID Analog 3. Rangkaian Control Speed 4. Rangkaian Angker 5. Rangkaian Medan Fluks Selain itu terdapat pula kontaktor digital input dan output yang merupakan penghubung dengan PLC. Pada Driver Analog ini juga terdapat beberapa sistem proteksi untuk proteksi motor Kinerja Motor DC Pada Roughing Mill terdapat sepuluh stand yaitu #1 sampai #10. Masing-masing stand diberikan pengaturan kecepatan yang berbeda agar tidak terjadi buckle dan tarikan pada billet. Penurunan rumus kecepatan motor di setiap stand sebagai berikut : Gambar 9. Susunan mekanik setiap stand Pada perhitungan kecepatan motor parameter-parameter yang mempengaruhi adalah kecepatan putaran motor motor, diameter dan rasio gear box. Tabel 2.Parameter Motor DC Kecepatan motor DC pada Stand #5 rpm Gambar 8. Diagram Kerja Motor DC Roughing Mill Gambar di atas merupakan single line diagram yang dapat menggambarkan proses kerja motor DC pada Roughing Mill. Supply berupa AC tiga fasa diturunkan tegangannya menggunakan transformator. Tegangan keluaran trafo ini kemudian masuk ke rangkaian jembatan thyristor untuk diubah ke DC. Tegangan DC inilah yang nantinya digunakan sebagai supply motor DC. Umpan balik sistem berupa sinyal keluaran dari encoder berupa kecepatan putar motor. Umpan balik ini kemudian diolah sebagai dasar pengaturan kecepatan motor saat terdapat beban. Trafo arus digunakan sebagai umpan balik yang memberikan data arus untuk pengontrolan arus. Secara keseluruhan sistem, output berupa kecepatan putaran motor yang terukur pada tachogenerator atau encoder yang digunakan dalam penentuan parameter set point berupa pemberian tegangan di lakukan oleh pengontolan kecepatan yaitu Analog drive Speed control Perhitungan Kecepatan Motor DC Pada Rolling Mill untuk mempermudah proses pengontrolan makan dilakukan pembagian zona yang disebut stand. Pada Roughing sendiri Kecepatan motor DC pada Stand #6 rpm Dari hasil perhitungan kecepatan stand #5 dan #6 didapatkan kecepatan 0,5 m/s dan 0,7 m/s. kecepatan tersebut akan terus bertambah disetiap stand sehingga mendekati kecepatan master Speed pada stand #12 yaitu 2 m/s Perhitungan Tegangan Reference Motor Keluaran dari PLC akan memberikan tegangan input ke motor dengan range antara 0-10 volt. Bila kecepatan putaran maksimum pada motor DC adalah 1500 rpm maka jika dianalogikan maka 10 volt 1500 rpm. Maka 1 volt 150 rpm. Pada stand #5 diketahui bahwa kecepatan putaran motor diset pada 949,2 rpm
6 sehingga tegangan reference yang diberikan adalah Pada stand #6 diketahui bahwa kecepatan putaran motor diset pada 890,130 rpm sehingga tegangan reference yang diberikan adalah 3.3. Desain Kontrol Menggunakan PLC MP- 200 Gambar 10. Diagram Alir pengontrolan menggunakan PLC Fungsi Sistem Pengaturan motor erat kaitannya dengan driver motor yang mengontrol putaran motor secara langsung. Driver ini yang akan mengolah tegangan referensi dari PLC sehingga motor berputar dengan kecepatan yang diinginkan. Pada Roughing Mill kondisi motor yang optimal sangat diharapkan. Karena motor harus dapat tetap stabil saat terdapat beban yaitu billet maupun saat tidak terdapat beban. Selain itu bila terjadi buckle atau tarikan, motor harus dapat menyesuaikan kecepatannya. Bahkan untuk menghindari kondisi yang tidak diinginkan motor harus mampu berbalik arah Pembuatan Gambar Desain Setelah pengontrolan sistem memiliki tujuan dan fungsi yang jelas maka langkah selanjutnya adalah dengan melakukan perancangan. Perancangan dituangkan dalam bentuk control layout, communication layout, data layout, desk layout, dan assembly drawing. 1. Control Layout Control layout merupakan perancangan mekanisme pengontrolan sistem 2. Communication Diagram Communication diagram menunjukkan interaksi antara suatu bagian dengan bagian yang lain dalam suatu urutan proses 3. Data Layout Data Layout ini merupakan diagram yang menggambarkan alur data pada sistem. 4. Desk Layout Desk layout merupakan perancangan desain untuk peralatan-peralatan penunjang seperti local desk, main desk, dll. 5. Display Layout Display layout merupakan desain dari tampilan user interface yang nantinya akan mempermudah kerja operator. 6. Assembly Drawing Perancangan hardware dituangkan dalam assembly drawing. Gambar ini nantinya akan digunakan sebagai acuan dalam perakitan hardware Mendefinisikan Input Output Pada tahap ini dilakukan pengecekan semua input dan output sistem yang akan dikontrol sehingga dapat ditentukan penggunaan Input dan Output yang diperlukan. Input dan Output Sistem dikategorikan dalam Analog Input (AI), Digital Input (DI), Analog Output (AO), Digital Output (DO). Pendefinisian Input dan Output ini nantinya akan digunakan sebagai dasar pembuatan data base. Selain sebagai dasar pembuatan data base, dengan mendefinisikan input output secara rinci kita dapat menentukan komponen hardware yang kita perlukan. Sebagai contoh bila hardware yang tersedia 1 modul DI terdapat 8 channel. Sementara terdapat 11 buah DI. Maka kita memerlukan 2 buah modul DI untuk mendukung sistem. Sisa channel yang ada dapat digunakan sebagai cadangan Install PLC Setelah kita sudah dapat menentukan semua komponen yang kita perlukan dalam proses pengontrolan langkah yang harus kita lakukan adalah menyusun hardware.
7 Hardware yang telah disusun ini sedikit banyak akan membantu kita dalam proses pembuatan program, karena akan lebih mudah untuk memahami mekanisme kinerja sistem yang akan dikontrol. Semua komponen hardware harus sudah tersedia saat dimulainya proses instalasi. Selain itu juga diperlukan sirkuit dan komunikasi diagram. Pada proses instalasi harus dipastikan bahwa semua aturan yang menyangkut keamanan harus terpenuhi. Penempatan PLC harus memenuhi kondisi yang memadai misalnya tempat yang kering dan tidak berdebu. Pada instalasi mekanik hal yang perlu diperhatikan adalah peletakkan PLC harus pada tempat yang stabil dan bebas getaran. Hal ini berfungsi untuk meminimalisir disturbance Dimensioning Fungsi Dimensioning adalah untuk mengoptimalkan memori PC dan DB. Dengan menggunakan fungsi ini maka untuk setiap tipe utama (DI, AI, dll.), nomor setting data, dll. dapat dipilih secara mudah. Dimensioning harus dilakukan sebelum mulai membuat PC Program. Proses pembuatan Data base dan PC Program harus mengacu pada dimensioning yang telah dibuat Penyusunan Data base Data base (DB) digunakan oleh PC Program sebagai pertukaran data. Data base memuat data dari dari program HMI, komunikasi I/O, dan komunikasi program komputer. Data base juga dapat digunakan untuk menyimpan informasi sddress seperti alamat board, jaringan komunikasi, dll PC-Program PC Program ini merupakan kumpulan perintah-perintah yang menjadi dasar pengontrolan pada sistem. Pada PLC ABB pembuatan PC Programnya memiliki suatu standart bahasa pemrograman tersendiri yang dinamakan ABB Masterpiece Language (AMPL). Gambar 11. Struktur PC Program dengan modul header PCGM modul header digunakan untuk melengkapi PC Program dengan switch input CONTRM modul header yang merupakan subordinate modul PC FUNCM modul header yang tidak memiliki property eksekusi control tetapi dapat digunakan untuk membuat struktur dokumentasi PC-Diagram PC diagram berfungsi untuk menunjukkan logika dan control diagram dari system. Dapat dikatakan bahwa PC- Diagram ini merupakan penggambaran dari desain layout pada tahap awal pembuatan proses control serta PC Program. Tidak ada aturan baku dalam membuat lay-out PC Diagram. Untuk mempermudah pembacaan maka bagianbagiannya harus disusun sesuai dengan urutan dari eksekusi. Gambar 12. PC Diagram
8 PC Program Speed Reference Control Untuk membaca maupun membuat PC Program yang harus diperhatikan adalah alur eksekusi program. Alur tersebut dapat dikategorikan berdasarkan jenis input dan output. Ada 4 jenis yaitu Digital Input, Digital Output, Analog Input dan Analog Output. Gambar 13. Digital input channel Gambar 14. analog input channel Gambar 15. Digital Output Channel Gambar 16.analog output channel secara umum alur eksekusi dimulai data input yang telah masuk ke board modul input melalui connection unit kemudian masuk ke dalam data base untuk selanjutnya diolah oleh PC Program. Hasil pengolahan PC Program masuk ke data base lalu masuk ke board modul output yang sesuai. Kemudian melalui connection unit dikirim ke actuator Simulasi Pada tahap ini program yang telah dibuat akan disimulasikan. Simulasi dapat memberi gambaran hasil dari aplikasi program yang telah dibuat. Proses simulasi ini harus dapat menjadi acuan untuk keadaan nyata proses yang akan dijalankan oleh program. Sehingga bila terdapat error logika pada program dapat segera diantisispasi. Selain itu pada tahap simulasi ini diharapkan agar proses eksekusi program sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan Instalasi Program Proses Instalasi Program akan dilaksanakan setelah semua komponen hardware dan software siap. Hardware PLC harus sudah siap untuk digunakan dan sudah tersusun dengan baik. Sementara PC Program yang telah dibuat harus sudah sesuai dengan proses pengontrolan yang diinginkan dan telah lulus uji simulasi. Setelah semua syarat terpenuhi maka program dapat dimasukkan ke dalam sistem PLC.
9 Testing Pengetesan dilakukan pada komponen yang akan dikontrol. Belum pada tahap uji coba alat secara keseluruhan, hanya melakukan uji coba pada tiap-tiap komponen sistem Design Display Dari perencanaan Desain Layout yang telah dibuat digunakan sebagai acuan dalam pembuatan display sebagai interface pengontrolan agar mempermudah operator. Sebelumnya harus sudah dipastikan bahwa baik komponen hardware maupun software sudah siap untuk proses uji coba Commissioning Tahap ini merupakan tahap uji coba sistem secara keseluruhan sehingga kita dapat mengetahui secara lebih nyata bagaimana aplikasi program yang telah dibuat pada sistem secara keseluruhan. Setelah tahap Commissioning berjalan dengan baik dan tidak lagi terdapat kesalahan pada proses yang berjalan maka mulai dilakukan update dokumen. Data base dan PC Program yang ada terus dilakukan perbaikan sesuai dengan keadaan sistem agar operasional sistem dapat berjalan dengan baik. 4. KESIMPULAN Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Pada perhitungan kecepatan motor parameter-parameter yang mempengaruhi adalah kecepatan putaran motor motor, diameter dan rasio gear box. 2. Terdapat 3 mekanisme pengontrolan pada Analog drive speed control yaitu pengaturan kecepatan, pengaturan arus armature, dan pengaturan medan fluks. 3. Pada proses reducting Roughing Mill luas penampang dan bentuk billet mengalami perubahan secara bertahap. Setelah melewati proses ini billet akan mulai terbentuk menjadi batang kawat. 4. Kecepatan motor pada setiap stand akan terus bertambah sehingga mendekati kecepatan master speed pada stand #12 yaitu 2 m/s. 5. Tegangan reference dari PLC sebesar 0-10 Volt dianalogikan dengan kecepatan putar rpm. 6. Dalam proses pembuatan controller yang pertama harus dilakukan adalah mengenali sistem yang akan dikontrol. 7. Desain awal pengontrolan sistem dituangkan dalam Control Layout, Communication Diagram, Data Layout, Desk Layout, Display Layout, dan Assembly Drawing. 8. Input dan Output Sistem dikategorikan dalam Analog Input (AI), Digital Input (DI), Analog Output (AO), Digital Output (DO) 9. Pendefinisian Input dan Output digunakan sebagai dasar pembuatan data base dan menentukan komponen hardware yang kita perlukan 10. Fungsi Dimensioning adalah untuk mengoptimalkan memori PC dan DB. 11. Data base memuat data dari dari program HMI, komunikasi I/O, dan komunikasi program komputer. 12. PC Program ini merupakan kumpulan perintah-perintah yang menjadi dasar pengontrolan pada sistem. 13. PC diagram berfungsi untuk menunjukkan logika dan control diagram dari system. 14. RMC2 berisi pengaturan Speed Reference Motor sementara RMC3 mengatur Drive Logic untuk driver motor. 15. Data-data yang ditampilkan pada HMI terhubung pada data base melalui suatu alamat yang disebut tag name. sehingga data yang ditampilkan pada HMI merupakan display langsung dari data base program sistem. 5. DAFTAR PUSTAKA [1] Setiawan, Iwan Programmable Logic Controller (PLC) dan Teknik Perancangan Sistem Kontrol. Yogyakarta : Penerbit Andi. [2] ABB, Commissioning PC Diagram RMC2 N2 PC3 PC4, [3] ABB, Commissioning PC Diagram RMC3 N3 PC4, [4] ABB, Installation, Commissioning and Service, [5] ABB, PC Programming, [6] Haryadi, Slamat Agung Analisa Sistem Pengontrolan Kecepatan Motor DC menggunakan Analog Drive Speed Control Pada Roughing Mill. Cilegon. [7] [8]
10 BIODATA dan Instrumentasi. Ulinnuha Latifa (L2F009030). Lahir di Salatiga, 11 September Telah menempuh pendidikan di SDN Ngesrep 01 Semarang, SMPN 21 Semarang dan SMAN 4 Semarang. Dan saat ini tercatat sebagai mahasiswa Teknik Elektro Universitas Diponegoro, angkatan 2009, konsentrasi Teknik Kontrol Menyetujui Dosen Pembimbing Dr. Aris Triwiyatno, ST, MT NIP
MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK. APLIKASI DAN PERAWATAN MOTOR DC PADA MESIN PEREDUKSI BAJA DIVISI WIRE ROD MILL (WRM) PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk.
MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK APLIKASI DAN PERAWATAN MOTOR DC PADA MESIN PEREDUKSI BAJA DIVISI WIRE ROD MILL (WRM) PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk. Milzam Andali Lababan, Susatyo Handoko ST, MT Jurusan
Lebih terperinciMAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK
MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK AUTOMATIC LOOP CONTROL PADA CANTILEVER INTERMEDIATE MILL Dinas Perawatan Listrik Pabrik Batang Kawat ( Wire Rod Mill ) PT. Krakatau Steel Cilegon Dwi Afiat Abrianto 1, Sumardi
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktik
Makalah Seminar Kerja Praktik PENGENDALIAN CRANE SCRAVER PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) PABRIK WIRE ROD MILL PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK DENGAN PLC SIEMENS S7-300 ABSTRAK Fildzah Imanina [1], Dr.
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktik
Makalah Seminar Kerja Praktik PENGENDALIAN MESIN EXTRACTOR PADA REHEATING FURNACE TIPE WALKING BEAM MENGGUNAKAN PLC S7-300 PADA PABRIK HOT STRIP MILL PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK ABSTRAK Moch. Akbar
Lebih terperinciMAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK
MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK SISTEM PROTEKSI DAN FUNGSI SISTEM PROTEKSI TRANSFORMATOR DISTRIBUSI PADA FURNACES Dinas Perawatan Listrik Pabrik Baja Lembar Panas ( Hot Strip Mill ) PT. Krakatau Steel (PERSERO)
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Programmable Logic Controller Proses di berbagai bidang industri manufaktur biasanya sangat kompleks dan melingkupi banyak subproses. Setiap subproses perlu dikontrol secara seksama
Lebih terperinciSISTEM KENDALI OXYGEN CUTTING MACHINE
Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM KENDALI OXYGEN CUTTING MACHINE BERBASIS PLC SIEMENS SIMATIC 5-115 Muhammad Abbie Hamzah [1], Sumardi, ST, MT [2] Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciMAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK
MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK PENGENDALIAN MOTOR LISTRIK PADA BUKA TUTUP PINTU FURNACE DENGAN PLC SIMATIC S7-300 DALAM PROSES CONTINUOUS REHEATING FURNACE Dinas Perawatan Listrik Pabrik Baja Lembaran Panas
Lebih terperinciAbstrak. Susdarminasari Taini-L2F Halaman 1
Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA TRAFFIC LIGHT DI LABORATORIUM TEKNIK KONTROL OTOMATIK TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS DIPONEGORO Susdarminasari Taini (L2F009034)
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Programmable Logic Controller (PLC) PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan rele yang dijumpai pada sistem kendali proses konvensional [1].
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA MODUL SISTEM SILO
Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA MODUL SISTEM SILO Muhammad Fajri Nur Reimansyah (L2F009032) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Lebih terperinciMAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK
MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK PENGENDALIAN COOLING WATER VALVE DENGAN PLC SIMATIC S7-300 PADA FINISHING MILL Dinas Perawatan Listrik Pabrik Baja Lembaran Panas ( Hot Strip Mill ) PT. Krakatau Steel Cilegon
Lebih terperinciMAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK
MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK PENGGUNAAN MOTOR DC SHUNT PENGUAT TERPISAH PADA MESIN PUSHER FURNACE 1 PADA PABRIK HOT STRIP MILL PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk. Heriawan Kukuh 1, Tejo Sukmadi 2 Jurusan
Lebih terperinciAbstrak. Arbye S L2F Halaman 1
Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA BEL KUIS DI LABORATORIUM TEKNIK KONTROL OTOMATIK TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS DIPONEGORO Arbye S (L2F009045) Jurusan Teknik
Lebih terperinciMODUL PEMANFAATAN JALUR KOMUNIKASI RS 485 UNTUK SIMULASI KENDALI JARAK JAUH PLC MASTER K 10S1
MODUL PEMANFAATAN JALUR KOMUNIKASI RS 485 UNTUK SIMULASI KENDALI JARAK JAUH PLC MASTER K 10S1 Edhy Andrianto L2F 303438 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro ABSTRAK Pengaturan
Lebih terperinciMAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK
MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK KONTROL VALVE SISTEM PENDINGIN ROLLER TABLE PADA DOWN COILER DENGAN PLC SIMATIC S7-300 Dinas Perawatan Listrik Pabrik Baja Lembaran Panas ( Hot Strip Mill ) PT. Krakatau Steel
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM
42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PLC (Programmable Logic Controller) suatu alat kendali yang berbasis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Motor listrik adalah pilihan utama sebagai mesin penggerak dalam industri saat ini. Dari beberapa macam mesin listrik, motor induksi 3 fasa adalah salah satu yang banyak
Lebih terperinciSistem Interlocking Persinyalan Berbasis PLC Dengan Metode HSB (Hot Standby) Vital Safety Critical System
Sistem Interlocking Persinyalan Berbasis PLC Dengan Metode HSB (Hot Standby) Vital Safety Critical System Fuad Baridin Faisal 1 Edi Rakhman 2, Peni Handayani 3, 1 Jurusan Teknik Elektro,Politeknik Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri skala kecil hingga skala besar di berbagai negara di belahan dunia saat ini tidak terlepas dari pemanfaatan mesin-mesin industri sebagai alat
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SIMULASI PENGAMAN BEBAN LEBIH TRANSFORMATOR GARDU INDUK MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER
RANCANG BANGUN SIMULASI PENGAMAN BEBAN LEBIH TRANSFORMATOR GARDU INDUK MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Doni Irifan (2210038020) Dosen Pembimbing : Ir. R.Wahyudi. Ir. Josaphat Pramudijanto, M.Eng.
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Krakatau Steel merupakan suatu perusahaan yang memproduksi baja dengan produk yang dihasilkan berupa Hot Roll Coil, Cold Roll Coil dan Wire Rod. Dalam prosesnya,
Lebih terperinciApa Itu PLC? Gambar 1.1 Penggunaan PLC di industri
Apa Itu PLC? PLC atau diterjemahkan sebagai kontroler yang dapat diprogram (Programmable Logic Controller), adalah sebuah komputer khusus yang banyak digunakan untuk otomatisasi proses produksi di industri.
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka
59 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat Mulai Tinjauan pustaka Simulasi dan perancangan alat untuk pengendali kecepatan motor DC dengan kontroler PID analog
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan ataupun pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu harga atau dalam
Lebih terperinciPENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PROSES PEMATANGAN KEJU MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC. Publikasi Jurnal Skripsi
PENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PROSES PEMATANGAN KEJU MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC Publikasi Jurnal Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Disusun
Lebih terperinciPENDETEKSI LOGAM UNTUK INDUSTRI MAKANAN BERBASIS PLC. Oleh : Atmiasri dan Sagita Rochman*)
PENDETEKSI LOGAM UNTUK INDUSTRI MAKANAN BERBASIS PLC Oleh : Atmiasri dan Sagita Rochman*) Abstrak Perkembangan teknologi dan industri saat ini menunjukkan peningkatan yang sangat pesat seiring dengan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggerakan belt conveyor, pengangkat beban, ataupun sebagai mesin
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Motor DC atau motor arus searah yaitu motor yang sering digunakan di dunia industri, biasanya motor DC ini digunakan sebagai penggerak seperti untuk menggerakan
Lebih terperinciPerusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur besi baja ini sudah banyak menghasilkan produk seperti kawat baja, plat baja, maupun baja
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai Negara yang berkembang, Indonesia berusaha keras dalam memajukan sektor perindustrian agar dapat bersaing dengan Negara lain di dunia Internasional, terutama
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Dalam tugas akhir ini, penulis memaparkan empat penelitian terdahulu yang relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed Drive
Lebih terperinciOTOMASI ALAT PEMBUAT BRIKET ARANG MENGGUNAKAN PLC
OTOMASI ALAT PEMBUAT BRIKET ARANG MENGGUNAKAN PLC Nama Mahasiswa : Alifa Rachma Husaeni 2208 039 006 Alvian 220803033 Nama Pembimbing : Suwito, ST, MT. Program Studi D3 Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciPROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2012
TUGAS AKHIR MODIFIKASI KONTROL MOTOR OPEN DAN CLOSE COOLING WATER TREATMENT PLANT MENGGUNAKAN PLC ABB MP200 DI WIRE ROD MILL PT.KRAKATAU STEEL(PERSERO).tbk Diajukan guna melengkapi sebagai syarat Dalam
Lebih terperinciBAB I SISTEM KONTROL TNA 1
BAB I SISTEM KONTROL Kata kontrol sering kita dengar dalam pembicaraan sehari-hari. Kata kontrol disini dapat diartikan "mengatur", dan apabila kita persempit lagi arti penggunaan kata kontrol dalam teknik
Lebih terperinciPertemuan ke. Tujuan pembelajaran khusus (performansi/ indikator) Pokok bahasan dan rincian materi 1 Mahasiswa dapat 1.
Topik bahasan : Permbangan kontrol proses Tujuan pembelajaran umum : Para mahasiswa mengetahui permbangan kontrol proses di industri 1 dapat 1. permbangan menceritakan permbangan kontrol proses kontrol
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)
Lebih terperinciRANCANG BANGUN MINIATUR PALANG PINTU PERLINTASAN KERETA API BERBASIS PLC
RANCANG BANGUN MINIATUR PALANG PINTU PERLINTASAN KERETA API BERBASIS PLC LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Menyelesaikan Program Diploma III oleh: AFDAL AMINUDDIN SIREGAR ANWAR
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL
BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL Pada awalnya sistem pompa transmisi menggunakan sistem manual dimana dalam menyalakan atau mematikan sistem diperlukan dua operator lebih. Tugas para
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM
BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi
Lebih terperinciPENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR
PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR 1 JURNAL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI Mesin bending Megobal
BAB II DASAR TEORI Bab ini menjelaskan tentang dasar teori dan penjelasan detail mengenai mesin bending dan peralatan yang digunakan dalam skripsi ini. Peralatan yang dibahas adalah Human Machine Interface
Lebih terperinciAPLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK
APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK Dwi Aji Sulistyanto PSD III Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK Pada industri
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. selanjutnya perancangan tersebut diimplementasikan ke dalam bentuk yang nyata
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pelaksanaan dari perancangan yang sudah dibuat dan dijelaskan pada Bab 3 selanjutnya perancangan tersebut diimplementasikan ke dalam bentuk yang nyata (secara hardware).
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY
BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY 3.1 Perancangan Alat Dalam merealisasikan sebuah sistem elektronik diperlukan tahapan perencanaan yang baik dan matang. Tahapan-tahapan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Mikrokontroller AVR Mikrokontroller adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan serta keluaran serta dapat di read dan write dengan cara khusus. Mikrokontroller
Lebih terperinciLAPORAN KERJA PRAKTEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS PADA LINI PRODUKSI CONTINUOUS TANDEM COLD MILL (CTCM) MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL DI UNIT PABRIK COLD ROLLING MILL (CRM) PT. KRAKATAU
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SIMULATOR PENGENDALIAN POSISI CANNON PADA MODEL TANK MILITER DENGAN PENGENDALI PD (PROPOSIONAL DERIVATIVE)
Makalah Seminar Tugas Akhir RANCANG BANGUN SIMULATOR PENGENDALIAN POSISI CANNON PADA MODEL TANK MILITER DENGAN PENGENDALI PD (PROPOSIONAL DERIVATIVE) Heru Triwibowo [1], Iwan Setiawan [2], Budi Setiyono
Lebih terperinciSudarmaji SISTEM KERJA PENGENDALI OTOMATIS LAMPU TRAFFIC LIGHT PADA PERSIMPANGAN 4 (EMPAT) JALAN RAYA MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC)
SISTEM KERJA PENGENDALI OTOMATIS LAMPU TRAFFIC LIGHT PADA PERSIMPANGAN 4 (EMPAT) JALAN RAYA MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) Sudarmaji Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hjar Dewantara
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI MASALAH
BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK
21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan penerapannya yang semakin luas pada alat-alat elektronik dari segi audio dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada waktu sekarang ini teknologi mikroprosesor terus berkembang sejalan dengan penerapannya yang semakin luas pada alat-alat elektronik dari segi audio dan video juga
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Pengujian dilakukan dengan menghubungkan Simulator Plant dengan
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Pengujian dilakukan dengan menghubungkan Simulator Plant dengan menggunakan PLC FX series, 3 buah memori switch on/of sebagai input, 7 buah pilot lamp sebagai output
Lebih terperinciPERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID
PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID Endra 1 ; Nazar Nazwan 2 ; Dwi Baskoro 3 ; Filian Demi Kusumah 4 1 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli
36 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli 2015. Perancangan, pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di
Lebih terperinciBAB III METODE DAN PERANCANGAN
BAB III METODE DAN PERANCANGAN 1.1 Metode Metode yang digunakan dalam pembuatan modul ini adalah modifikasi rancang bangun yang dilakukan dengan eksperimen. Hasil dari penyusunan tugas akhir ini berupa
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
21 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rangkaian Keseluruhan Sistem kendali yang dibuat ini terdiri dari beberapa blok bagian yaitu blok bagian plant (objek yang dikendalikan), blok bagian sensor, blok interface
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Programmable Logic Controller (PLC) diperkenalkan pertama kali pada tahun
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah PLC Programmable Logic Controller (PLC) diperkenalkan pertama kali pada tahun 1969 oleh Richard E.Morley yang merupakan pendiri Modicon Coorporation. PLC pertama yang
Lebih terperinciPengontrolan Sistem Eksiter Untuk Kestabilan Tegangan Di Sistem Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Metode PID
JURNAL INTAKE---- Vol. 5, Nomor 2, Oktober 2014 Pengontrolan Sistem Eksiter Untuk Kestabilan Tegangan Di Sistem Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Metode PID Alamsyah Ahmad Teknik Elektro,
Lebih terperinciBAB III TEORI DASAR. o Lebih mudah untuk menemukan kesalahan dan kerusakan karena PLC memiliki fasilitas self diagnosis.
BAB III TEORI DASAR 3.1 Programmable Logic Controller (PLC) Programmable logic controller (PLC) adalah sebuah perangkat yang dirancang untuk menggantikan sistem control elektrik berbasis relai yang mulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bidang industri terdapat tiga bagian proses yang berperan sangat penting yaitu : 1) Proses manufaktur, 2) Proses produksi, dan 3) Proses pemantauan produksi.
Lebih terperinciDosen Jurusan Teknik Elektro Industri 2 3
RANCANG BANGUN MINIATUR PENGATURAN DAN MONITORING PENGISIAN MINK PELUMAS MENUJU MULTI-BANKER BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (Sub judul : Pemrograman PLC Omron CS1W) Ir. Sutedjo.MT 1, Rusiana. S.T
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Alat Pada tugas akhir ini penulis merancang suatu alat pengaman yang dapat diaplikasikan untuk memberikan informasi keadaan sepeda motor dari tindakan kejahatan
Lebih terperinciYudha Bhara P
Yudha Bhara P. 2208 039 004 1. Pertanian merupakan pondasi utama dalam menyediakan ketersediaan pangan untuk masyarakat Indonesia. 2. Pertanian yang baik, harus didukung dengan sistem pengairan yang baik
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung (khususnya Laboratorium
Lebih terperinciPENGERTIAN PLC UNY-PLC-THT 2
PENGERTIAN PLC PLC merupakan suatu piranti basis kontrol yang dapat diprogram bersifat logik, yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan relay yang dijumpai pada sistem kontrol proses konvensional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berteknologi tinggi pekerjaan dapat dilakukan dengan mudah, tepat, teliti, dan cepat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi yang berkembang dengan pesat sangat menunjang pertumbuhan dunia industri, khususnya dalam efektifitas kerja. Dengan memanfaatkan peralatan berteknologi tinggi
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu : November 2011 Maret 2013 Tempat : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung B. Alat dan Bahan
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENGOLAHAN AIR BERSIH BERBASIS PLC OMRON CPM 2A
PERANCANGAN SISTEM PENGOLAHAN AIR BERSIH BERBASIS PLC OMRON CPM 2A Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Semarang email : assaffat@yahoo.com Abstrak : Air sebagai unsur utama
Lebih terperinciPENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM
PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM Fandy Hartono 1 2203 100 067 Dr. Tri Arief Sardjono, ST. MT. 2-1970 02 12 1995 12 1001 1 Penulis, Mahasiswa S-1
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Programmable Logic Controller (PLC) Programmable logic controller singkatnya PLC merupakan suatu bentuk khusus pengendalian berbasis mikroprossesor yang memanfaatkan memori
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PEMBUATAN RUMAH PINTAR BERBASIS ARDUINO
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN RUMAH PINTAR BERBASIS ARDUINO LAPORAN TUGAS AKHIR Diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Ahli Madya (A.Md) Teknik Komputer Oleh: JONATHAN ALBERTO HUTAGAOL
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN PROTOTIPE
BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE 3.1 TUJUAN PERANCANGAN Pada prinsipnya tujuan dari perancangan alat dan program adalah untuk mempermudah didalam merealisasikan perakitan atau pembuatan alat dan program yang
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO 2016 ISSN: RANCANG BANGUN PENGATURAN MOTOR PENGGERAK PINTU AIR OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN LEVEL CONTROL
RANCANG BANGUN PENGATURAN MOTOR PENGGERAK PINTU AIR OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN LEVEL CONTROL Anderianes Wira 1*, Djoko Setyanto 2, Isdaryanto Iskandar 3 Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, FakultasTeknik,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sudah menjadi trend saat ini bahwa pengendali suatu alat sudah banyak yang diaplikasikan secara otomatis, hal ini merupakan salah satu penerapan dari perkembangan teknologi dalam
Lebih terperinciPengantar Programable Logic Control. Dr. Fatchul Arifin, MT
Pengantar Programable Logic Control Dr. Fatchul Arifin, MT fatchul@uny.ac.id Definisi Secara mendasar PLC adalah suatu peralatan kontrol yang dapat diprogram untuk mengontrol proses atau operasi mesin.
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI Perancangan merupakan sebuah proses yang sangat menentukan untuk merealisasikan alat tersebut. Proses perancangan dapat dilakukan dengan cara mempelajari karakteristik
Lebih terperinciTE SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) Petunjuk Praktikum
TE145462 SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) Petunjuk Praktikum Ver. 3. Laboratorium PLC Departemen Teknik Elektro Otomasi Pelaksanaan Praktikum: 1. Harap hadir 5 menit sebelum dimulai. Terlambat
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas
III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Februari 2014 Oktober 2014. 3.2. Alat dan Bahan Alat
Lebih terperinciDESAIN SENSORLESS (MINIMUM SENSOR) KONTROL MOTOR INDUKSI 1 FASA PADA MESIN PERONTOK PADI. Toni Putra Agus Setiawan, Hari Putranto
Putra Agus S, Putranto, Desain Sensorless (Minimum Sensor) Kontrol Motor Induksi 1 Fasa Pada DESAIN SENSORLESS (MINIMUM SENSOR) KONTROL MOTOR INDUKSI 1 FASA PADA MESIN PERONTOK PADI Toni Putra Agus Setiawan,
Lebih terperinciPERANCANGAN REMOTE TERMINAL UNIT (RTU) PADA SIMULATOR PLANT TURBIN DAN GENERATOR UNTUK PENGENDALIAN FREKUENSI MENGGUNAKAN KONTROLER PID
Oleh: Mahsun Abdi / 2209106105 Dosen Pembimbing: 1. Dr.Ir. Mochammad Rameli 2. Ir. Rusdhianto Effendie, MT. Tugas Akhir PERANCANGAN REMOTE TERMINAL UNIT (RTU) PADA SIMULATOR PLANT TURBIN DAN GENERATOR
Lebih terperinciSISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER
SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER Nursalim Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana Jl. Adisucipto-Penfui Kupang,
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Pendahuluan Dalam suatu perancangan sistem, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan prinsip kerja dari suatu sistem yang akan dibuat. Untuk itu perlu disusun
Lebih terperinciKOORDINASI RELAY PENGAMAN DAN LOAD FLOW ANALYSIS MENGGUNAKAN SIMULASI ETAP 7.0 PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK
Makalah Seminar Kerja Praktek KOORDINASI RELAY PENGAMAN DAN LOAD FLOW ANALYSIS MENGGUNAKAN SIMULASI ETAP 7.0 PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK Oktarico Susilatama PP 1, Ir. Agung Warsito, DHET 2 1 Mahasiswa
Lebih terperinciLAPORAN KERJA PRAKTEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK ANALISA PENGARUH KONDISI OLI TERHADAP PERFORMA TRANSFORMATOR PADA SWEAT GEARS 30KV DI WIRE ROD MILL PT KRAKATAU STEEL (PERSERO)Tbk Laporan Kerja Praktek Ini Diajukan Untuk Memenuhi
Lebih terperinciBab 1 Pendahuluan Otomasi Sistem
Bab 1 Pendahuluan Otomasi Sistem Sasaran : Mahasiswa memiliki kemampuan untuk: Mendefinisikan istilah istilah yang berhubungan dengan automasi dan PLC Mengetahui macam macam input dan output device PLC
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI SISTEM PENGAMAN MOTOR TERHADAP SUHU TINGGI MENGGUNAKAN SISTEM BERBASIS PLC
NASKAH PUBLIKASI SISTEM PENGAMAN MOTOR TERHADAP SUHU TINGGI MENGGUNAKAN SISTEM BERBASIS PLC Disusun Oleh: DONY SETIYAWAN D 400 100 009 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Lebih terperinciMODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI
MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI KOMPONEN DASAR DCS Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 BAB IV KOMPONEN DASAR DCS
Lebih terperinciBAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan
BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan
Lebih terperinciProgrammable Logic Controller (PLC) Pendahuluan
Modul 7 Programmable Logic Controller (PLC) Pendahuluan Numerical Control & Industrial Robotics menekankan pada pengendalian gerakan (proses kontinu) pengendalian gerakan (proses kontinu) Sedangkan untuk
Lebih terperinciKonsep Dasar dan Sejarah PLC
Pertemuan ke-1 Konsep dasar dan sejarah PLC Kekurangan dan Kelebihan PLC Komponen, fungsi, dan aplikasi PLC Pengenalan perangkat Keras ( Hardware) Pengenalan perangkat Lunak ( Software) Konsep Dasar dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensial yang menjadi perhatian penulis saat ini adalah penghematan biaya dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang sangat pesat dan persaingan di dunia industri yang sangat ketat saat ini mendorong dunia industri sebagai pelaku usaha dituntut
Lebih terperinciRancang Bangun PLC ( Programmable Logic Control ) Dengan Mempergunakan Mikrokontroler ATmega8
Rancang Bangun PLC ( Programmable Logic Control ) Dengan Mempergunakan Mikrokontroler ATmega8 OLEH : Kamaruddin, Bidayatul Armynah, Dahlang Tahir Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciIMPLEMENTASI SISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR ARUS SEARAH MENGGUNAKAN KENDALI PID BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLER
IMPLEMENTASI SISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR ARUS SEARAH MENGGUNAKAN KENDALI PID BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLER Winarso*, Itmi Hidayat Kurniawan Program Studi Teknik Elektro FakultasTeknik, Universitas
Lebih terperincie (t) = sinyal kesalahan
KENDALI SELF TUNING FUZZY PI PADA PENGENDALIAN WEIGHT FEEDER CONVEYOR 1 A. Chandra Saputro [1], Sumardi, ST. MT. [2], Budi Setiyono, ST. MT. [2] Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN APLIKASI KONTROL MESIN PEMISAH BARANG
24 BAB III PERANCANGAN DAN APLIKASI KONTROL MESIN PEMISAH BARANG Bab ini membahas mengenai perancangan trainer yang berupa input dan output device PLC OMRON CP1L, rangkaian sensor optocoupler, Instalasi
Lebih terperinciRANCANG BANGUN INVERTER PENGENDALI KECEPATAN MOTOR AC PADA KONVEYOR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51
RANCANG BANGUN INVERTER PENGENDALI KECEPATAN MOTOR AC PADA KONVEYOR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51 Tugas Akhir Untuk memenuhi persyaratan mencapai pendidikan Diploma III (DIII) Disusun oleh : SANYOTO
Lebih terperinciSIMULASI MODEL KONTROL MESIN MIXER MENGGUNAKAN PLC DAN PROGRAM KOMPUTER INTELLUTION FIX
SIMULASI MODEL KONTROL MESIN MIXER MENGGUNAKAN PLC DAN PROGRAM KOMPUTER INTELLUTION FIX 6.1 Darminto 1, M. Facta, ST, MT 2, Iwan Setiawan, ST, MT 3 Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan.
33 BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Diagram Blok Sistem Dalam perancangan ini menggunakan tiga buah PLC untuk mengatur seluruh sistem. PLC pertama mengatur pergerakan wesel-wesel sedangkan
Lebih terperinciINSTALASI MOTOR LISTRIK
SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TIPTL MATA DIKLAT : INSTALASI MOTOR LISTRIK 40 SOAL PILIHAN GANDA PAKET A. Yang dimaksud dengan gambar di samping. a. Kontak NO b. Kontak NC c. Kontak Koil d. Kontak
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA Pada bab ini berisi tentang langkah-langkah pengujian dan analisa sistem pengereman motor induksi di mesin Open Mill. 4.1 Pengujian Alat Untuk mengetahui apakah sistem
Lebih terperinciSOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : A
SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KALI ELEKTRONIK (0/KK/0) JUMLAH SOAL : PAKET : A 40 SOAL PILIHAN GANDA PAKET A. Yang dimaksud dengan gambar di samping. a. Kontak
Lebih terperinci