Jurnal Penelitian Program Pascasarjana

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurnal Penelitian Program Pascasarjana"

Transkripsi

1 KEOPANAN BERBAHAA DALAM TINDAK TUTUR DIREKTIF PERAWAT DI BANGAL BEDAH RUMAH AKIT dr. M. DJAMIL PADANG Destiyarini Hutagalung 1, Ngusman Abdul Manaf 2, Eva Krisna 3 1 Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta, 2 Universitas Negeri Padang, 3 Universitas Bung Hatta. destiyarinihutagalung@yahoo.com Abstract Language is used to convey an information and certain purposes in terms of speech acts. uch speech acts are grouped into some categories like assertive, commisive, expressive, and directive. The present study aims at the directive speech acts used by speakers to get someone else to do something (earle, 1979, Yule, 1996: 93). In the speech act, courtesy or politeness principles must be considered so that the speaker and hearer both feel appreciated. In a health care center, the language use in the hospital should be adapted to the existing situation and various contexts. The purpose of this study is to describe the directive speech acts, function of directive speech act, speech strategy, and politeness of directive speech acts used by nurses and patients in the urgical Hospital dr. M. Djamil Padang. The method used was a descriptive qualitative method. Test data or confidence in the credibility of the findings of research conducted by the extension of observations using triangulation, reference materials, negative case analysis, and member checks. From the analysis, the findings show (1) directive speech act of request, question, prohibition, requirement, approval, and advising, (2) competitive function deals with ordering and asking; and convivial function deals with offering, inviting, and saying hello. Then, the strategies used were bald on record with positive politeness, negative politeness, and vaguely strategy. From the discussion, it is suggested that nurses do not only use one form of speech acts and only one strategy in conveying intentions to patients, and nurses need to be taught to apply the politeness principles in speaking or in conversation in order to make patients feel comfortable while being treated at the hospital. Keywords: Directive peech Acts, Politeness Principles, peech trategy, and Contexts. Abstrak Bahasa digunakan oleh penutur untuk menyampaikan maksud-maksud tertentu kepada mitra tutur seperti menyuruh, memohon, meminta, dan sebagainya. Tindak tutur seperti ini dikelompokkan ke dalam tindak tutur direktif, yaitu tindak tutur yang dipakai oleh penutur untuk menyuruh orang lain melakukan sesuatu (earle, 1979., Yule, 1996:93). Di dalam bertindak tutur, kesopanan harus diperhatikan sehingga penutur dan petutur sama-sama merasa dihargai. ebagai pusat pelayanan kesehatan, penggunaan bahasa di rumah sakit haruslah disesuaikan dengan situasi dan konteks yang ada. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tindak tutur direktif, fungsi tindak tutur direktif, strategi bertutur, konteks situasi tutur, dan kesopanan tindak tutur direktif perawat dan pasien di Bangsal Bedah Rumah akit dr. M. Djamil Padang. Penelitian ini penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, menggunakan bahan referensi, analisis kasus negatif, dan 1

2 member check. Dari analisis data ditemukan: (1) tindak tutur direktif permintaan, pertanyaan, pelarangan, persyaratan, persetujuan, dan nasihat, (2) fungsi tin dak tutur kompetitif bersaing dengan subfungsinya memerintah dan meminta; dan fungsi konvivial menyenangkan dengan subfungsinya menawarkan, mengajak, dan menyapa. Kemudian, ditemukan juga strategi bertutur terus terang tanpa basa-basi, strategi bertutur dengan basa-basi kesantunan positif, strategi bertutur dengan basa-basi kesantunan negatif, dan strategi bertutur samar-samar. Dari pembahasan disarankan agar perawat tidak menggunakan satu bentuk tindak tutur dan satu strategi tindak tutur saja dalam menyampaikan maksud kepada pasien, dan perawat perlu diajarkan untuk menerpakan prinsip kesopanan dalam bertindak tutur sehingga pasien merasa nyaman ketika sedang dirawat di rumah sakit. Kata Kunci: Tindak Tutur Direktif, Prinsip Kesopanan, trategi Bertutur, dan Konteks. 1. PENDAHULUAN Manusia selain merupakan makhluk individu yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, juga merupakan makhluk sosial. Manusia membutuhkan yang lainnya untuk hidup. Untuk itu manusia akan selalu berhubungan atau berinteraksi dengan yang lainnya. Dalam berinteraksi, manusia membutuhkan sarana untuk menyampaikan maksudnya. arana tersebut adalah bahasa. Menurut Chaer (1997:1), bahasa adalah suatu sistem lambang berupa bunyi, bersifat arbitrer, dan digunakan oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk membentuk hubungan sosial dengan orang lain. Dalam komunikasi, ada penutur dan lawan tutur. Penutur merupakan orang yang menuturkan ujaran dalam peristiwa tutur. Lawan tutur adalah orang yang diajak berbicara. Tuturan yang disampaikan atau diujarkan oleh penutur harus memperhatikan lawan tutur, kepada siapa dituturkan, untuk apa, dan kapan dituturkan. ebaliknya, lawan tutur harus mampu memahami maksud penutur agar terjadi interaksi. Dengan kata lain, dalam proses komunikasi apa yang disampaikan harus dapat dipahami oleh lawan tutur. Bahasa digunakan oleh penutur untuk menyampaikan maksud-maksud tertentu kepada mitra tutur seperti menyuruh, memohon, meminta, dan sebagainya. Tindak tutur seperti ini dikelompokkan ke dalam tindak tutur direktif. Menurut Yule (1996:93), tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang dipakai oleh penutur untuk menyuruh orang lain melakukan sesuatu. Di dalam bertindak tutur, kesopanan harus diperhatikan pada saat berkomunikasi karena dengan demikian penutur dan petutur sama-sama merasa dihargai dalam proses berkomunikasi. alah satu kegiatan yang menggunakan variasi bahasa adalah kegiatan yang berlangsung di rumah sakit. Pemakaian bahasa di rumah sakit memiliki keunikan dan kekhasan tersendiri yang akan berbeda dengan pemakaian bahasa di tempat lain. ebagai pusat pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan semua lapisan masyarakat, pemakaian bahasa di rumah sakit haruslah disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Apalagi orangorang yang ada di rumah sakit bukan saja orang yang sehat fisiknya, tetapi orang-orang yang memunyai jenis penyakit yang berbeda-beda. Hal itu terlihat di salah satu rumah sakit di Kota Padang, yaitu Rumah akit Umum dr. M. Djamil. 2

3 alah satu unsur penunjang dalam membentuk pemakaian bahasa yang sopan di rumah sakit adalah perawat. Perawat merupakan orang yang pertama yang berhadapan langsung dengan pasien. Tuturan atau bahasa yang digunakan perawat adalah salah satu unsur penentu kesembuhan pasien dan kepuasan pelayanan. Dalam hal ini, perawat merupakan orang yang betulbetul dituntut menggunakan bahasa yang sopan karena mau tidak mau setiap hari akan berhubungan dengan pasien yang memunyai latar belakang budaya yang berbeda-beda, baik dari segi pendidikan, umur, dan pekerjaan. Namun, yang jadi masalah adalah sebagian perawat mengabaikan kesopanan dalam bertutur. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tindak tutur direktif, fungsi tindak tutur direktif, strategi bertutur, konteks situasi tutur, dan kesopanan tindak tutur direktif perawat di Bangsal Bedah Rumah akit dr. M. Djamil Padang. 2. KAJIAN PUTAKA Austin (1962:98 99) menyatakan bahwa tindak tutur adalah pada saat seseorang mengatakan sesuatu, dia juga melakukan sesuatu. Beranjak dari pemikiran Austin tersebut, earle (1979:8), mengelompokkan tindak tutur ke dalam lima macam bentuk tuturan yang masing-masing memiliki fungsi komunikatif. Kelima macam bentuk tuturan yang menunjukkan fungsi itu dapat dirangkum sebagai berikut: (a) assertives, we tell people how things are; (b) directives, we try to get them to do things; (c) commissives, we commit ourselves to doing things; (d) expressives, we expressour feelings and attitudes, and (e) declaration, we bring about changrs in the world through our utterences. ementara itu, menurut Yule (1996:93), tindak tutur direktif ialah jenis tindak tutur yang dipakai oleh penutur untuk menyuruh orang lain melakukan sesuatu. Jenis tindak tutur ini menyatakan apa yang menjadi keinginan penutur. Tindak tutur ini meliputi perintah, pemesanan, permohonan, dan pemberian saran. elanjtnya, earle membagi tindak tutur direktif ke dalam enam jenis, yakni: (a) permintaan ( requestive) yang mencakup: meminta, memohon, menekan, mengundang, dan mendorong; (b) pertanyaan ( questions) yang mencakup: bertanya, inkuiri, dan mengintrogasi; (c) pelarangan (prohibitives) yang mencakup melarang dan membatasi, (d) persyaratan (requirement) yang mencakup: menghendaki, memerintah, mengarahkan, dan menuntut; (e) persetujuan ( permistives) yang mencakup: menyetujui, mengabulkan, mengizinkan, membolehkan, dan memaafkan; serta (f) nasihat (advisories) yang meliputi menasihati, memperingatkan, mengusulkan, dan menyarankan (Ibrahim, 1993:27 32). enada dengan itu, Bach dan Harnis menyatakan bahwa tindak tutur direktif dibagi atas enam jenis, yaitu: (1) kelompok permintaan yang mencakup: meminta, memohon, mengajak, mendorong, mengundang, dan menekan; (2) kelompok pertanyaan yang menyangkut bertanya, berinkuiri, dan berinterogasi; (3) kelompok persyaratan yang mencakup memerintah, menuntut, mendikte, mengarahkan, mengintruksikan, mengatur, dan mensyaratkan; (4) kelompok la rangan yang mencakup melarang dan membatasi; (5) kelompok pengizinan yang mencakup: memberi izin, membolehkan, mengabulkan, melepaskan, memperkenankan, memberi wewenang, dan menganugerahi; serta (6) kelompok nasihat yang mencakup: menasihati, memperingatkan, mengusulkan, membimbing, menyarankan, dan mendorong (yahrul, 2008:34). Dalam bertindak tutur strategi juga perlu diperhatikan. 3

4 According to Brown and Levinson (1987: ), realizations of politeness strategies in language consists of five, they are:(1)introduction; (2)bald on record; (3) positive politeness; (4) negative politeness, and (5) off record. Bald on record (a) cases of non-minimization of the face threat and (b) cases of FTA oriented bald on record usage Positive politeness trategy 1: notice, attnd to H (his interests, wants, needs, goods); strategy 2: exaggerate (interest, approval, sympatathy with H); strategy 3: intensify interest to H; strategy 4: use in group identity markers; strategy 5: seek agreement; strategy 6: avoid disagreement; strategy 7: presuppose / raise/ assert common ground; strategy 8: joke; strategy 9: assert or presuppose s knowledge of and concern for H s wants; strategy 10: offer, promise; strategy 11: be optimistic; strategy 12: include both and H in the activity; strategy 13: give (or ask for) reasons; strategy 14: assume or assert reciprocity, and strategy 15: give gifts to H (goods, sympathy, understanding, cooperation). Negative politeness trategy 1: be conventionlly indirect; strategy 2: question, hedge; strategy 3: be pessimistic; strategy 4: minimize the imposition, Rx; strategy 5: give deference; strategy 6:apologize; strategy 7: impersonalize and H; strategy 8 state the FTA as a general rule, and strategy 9 : norminalize; strategy 10: go on record as incurring a debt, or as not indebting H. Off record trategy 1: give hints; strategy 2: give association clues; strategy 3: presuppose; strategy 4: understate; strategy 5 overstate: strategy 6: use tautologies; strategy 7: use methapors; strategy 8: be ironic; strategy 9: use methapors; strategy 10: use rhetarical questions; strategy 11: be ambiguous; strategy 12: be vague; strategy 13: over generalize; strategy 14 displace H, and strategy 15: be incomplete, use ellipsis. elain itu, konteks situasi juga ikut mempengaruhi penggunaan strategi bertutur. Konteks merupakan suatu pengetahuan latar belakang yang samasama dimiliki oleh penutur dan lawan tutur serta yang membantu lawan tutur menafsirkan makna tuturan. Dell Hymes (1968:99) by using the tools of.p.e.a.k.i.n.g., a researcher opens up the potential meanings of a speech community or by examining these smaller units. Your interests should help you choose which of these tools will help you with your analysis. = The first letter ("") designates ituation, which includes both the scene and the setting. This is where the activities are talking place and the overall scene in which they are a part. P= The second refers to the Participants involved. This area includes the people present and the roles they play, or the relationships they have with other participants. E= Next, the Ends or goals of communication can be studied. A= Acts, or speech acts include both form and content. That is, any action can be considered a communicative action if it conveys meaning to the participants. K= One can also choose to focus upon the Key or tone of speech. How the speech sounds or was delivered. I= Instrumentality or the channel through which communication flows can be examined. N= The Norms of communication or the rules guiding talk and its interpretation can reveal meaning. G= Finally, one can look at cultural or traditional speech Genres, such as proverbs, apologies, prayers, small talk, problem talk, etc. By using these tools (.P.E.A.K.I.N.G.) to analyze one unit, 4

5 such as particular speech community, a researcher can come to learn more about how people communicate and how that communication is often patterned. Menurut Brown dan Levinson (1987), kesantunan adalah usaha penyelamatan muka ( face saving). Brown dan Levinson (1987:61) mendefinisikan face (muka) sebagai citra diri yang bersifat umum yang ingin dimiliki oleh setiap warga masyarakat. Muka terdiri dari dua aspek yang saling berkaitan: (a) muka p ositif adalah citra diri atau kepribadian positif yang konsisten yang dimiliki oleh warga yang berinteraksi (termasuk di dalamnya keinginan agar citra diri positif ini diakui dan dihargai); dan (b) muka negatif adalah merupakan keinginan setiap warga untuk wilayah, hak perseorangan, dan hak untuk bebas dari gangguan, yaitu kebebasan bertindak dan kebebasan dari kewajiban melakukan sesuatu. Leech (1993:161) berpendapat bahwa situasi berbeda menuntut adanya jenis-jenis kata kerja yang berbeda dan derajat sopan santun yang berbeda juga. Leech membagi fungsi ilokusi menjadi empat jenis, sesuai dengan hubungan fungsi-fungsi tersebut dengan tujuan sosial berupa pemeliharaan perilaku yang sopan dan terhormat. Klasifikasi fungsi ilokusi menurut Leech sebagai berikut: (a) kompetitif ( competitive) tuturan dalam tindak tutur direktif fungsi kompetitif bersaing bertujuan bersaing dengan tujuan sosial yang terdiri dari subfungsi memerintah, meminta, menuntut, dan mengemis; (b) menyenangkan (convivial) tuturan dalam tindak tutur direktif fungsi konvivial menyenangkan bertujuan sejalan dengan tujuan sosial yang terdiri dari subfungsi menawarkan, mengajak atau mengundang, menyapa, mengucapkan terima kasih, dan mengucapkan selamat; (c) bekerja sama ( collaborative) tuturan dalam tindak tutur direktif kolaboratif bekerja sama bertujuan tidak menghiraukan tujuan sosial yang terdiri dari subfungsi menyatakan, melapor, mengumumkan, dan mengajarkan; dan (d) bertentangan ( conflictive) tuturan dalam tindak tutur direktif konfliktif bertentangan bertujuan bertentangan dengan tuuan sosial yang terdiri dari subfungsi mengancam, menuduh, menyumpahi, dan memarahi. Menurut Elfindri (2009:96 100), seorang perawat selalu dijadikan role model atau panutan oleh setiap pasiennya. Oleh sebab itu, seorang perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien harus bersikap (1) Ihklas memberikan asuhan keperawatan kepada pasien; (2) Ramah dan antun; (3) Belas Kasih; (4) abar dan tidak lekas marah; (5) Bersikap tenang, tepat, dan cepat dalam bertindak; (6) Berikan entuhan; (7) Berpenampilan yang rapi, sopan, dan menyenangkan; dan (8) Hargai Pasien 3. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Data dalam penelitian ini adalah tindak tutur direktif yang digunakan oleh perawat dalam melayani dan merawat pasien di Bangsal Bedah Rumah akit dr. M. Djamil Padang. ubjek penelitian adalah perawat dan informan penelitian adalah pasien. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai instrumen utama yang secara langsung mengumpulkan semua data tuturan direktif perawat yang dibutuhkan dalam penelitian. Instrumen pendukung lainnya adalah alat perekam berupa handphon blackberry sebagai alat perekam, buku, pensil, pena, dan alat pewarna. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: (a) pengamatan terhadap tindak tutur direktif yang digunakan oleh perawat di Bangsal Bedah Rumah akit dr. M. Djamil Padang. Pengamatan ini dilakukan dengan cara rekaman dan pencatatan; dan (b) wawancara dengan 5

6 pasien tentang kesantunan berbahasa perawat di Bangsal Bedah Rumah akit dr. M. Djamil Padang. Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Menurut ugiyono (2009: ), untuk menguji keabsahan data dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan empat teknik. 1. Uji Kredibilitas Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian anatara lan dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, menggunakan bahan referensi, analisis kasus negatif, dan member check. 2. Pengujian Transferability 3. Pengujian Dependability 4. Pengujian Konfirmability Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam, dan dilakukan secara terus menerus. Menurut ugiyono (2009: ), analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil rekaman, wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unitunit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Miles and Huberman (1984:15 20) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. 4. PEMBAHAAN a. Tindak Tutur Direktif Permintaan (Requestif) Tindak tutur direktif meminta dikemukakan oleh penutur dengan maksud meminta mitra tutur agar melakukan tindakan sebagaimana yang dimaksud oleh penutur dalam tuturannya. Hal itu terlihat pada kutipan berikut. (1) P : Pegang kuek-kuek yo Buk yo. : (Diam) P :Tarik nafas ya Buk ya. : (Diam sambil menarik nafas) Contoh teks (1), perawat menggunakan tindak tutur direktif (TTD) permintaan. Indikator tindak tutur itu berfungsi meminta pasien untuk menarik nafasnya yang ditandai oleh penggunaan modalitas permintaan tarik nafas. Tindak tutur tersebut merupakan bentuk perintah langsung di mana penutur menggunakan strategi bertutur terus terang tanpa basa-basi (BTTB). Dalam situasi tersebut, memperlihatkan tingginya tingkat kekuasaan serta rasa solidaritas yang tinggi, yang ditandai oleh parameter (+K) dan ( -), yaitu pasien lebih tua, sudah akrab. Penggunaan modalitas yo Buk yo yang digunakan perawat untuk meminta pasien menarik nafasnya memberikan efek menghormati sehingga tuturan terasa semakin santun. b. Tindak Tutur Direktif Pertanyaan (Questions) Tindak tutur direktif pertanyaan dikemukakan oleh penutur dengan maksud bertanya kepada mitra tutur. Hal itu terlihat pada kutipan berikut. (2)P P : Alah makan ubek Ibuk tadi? : Alah. : Kini apo yang taraso dek Ibuk? : akik karano alah bangkak. 6

7 P : Di ma tingga Ibuk? : Di tabiang. Contoh kutipan tersebut memperlihatkan tindak tutur direktif pertanyaan yang dilakukan penutur kepada mitra tutur agar mitra tutur melakukan tindakan sesuai dengan maksud yang disebutkan oleh penutur. Dalam tindak tutur pertanyaan ini ditandai adanya modalitas pertanyaan di ma? Dalam pertanyaan Di ma tingga Ibuk? Tuturan disampaikan dengan menggunakan strategi bertutur terus terang tanpa basa-basi (BTTB) pada konteks situasi memperlihatkan tingginya tingkat kekuasaan serta rasa solidaritas yang tinggi, yang ditandai oleh parameter (+K) dan (+), yaitu pasien lebih tua, sudah akrab. Penggunaan kata sapaan Buk pada kutipan tersebut memberikan efek menghormati sehingga tuturan terasa santun. c. Tindak Tutur Direktif Pelarangan (Prohibitives) Tindak tutur direktif pelarangan dikemukakan penutur untuk melarang mitra tutur melakukan tindakan sesuai dengan apa yang diperintah oleh penutur. Kutipan berikut memperlihatkan hal itu. (3) P : Indak ado jarum suntik lai do? : Pinjam se punyo urang dulu. P : Ma bisa dipinjam Pak, panyakik urang beda-beda, kalau yang baru ndak ba a do Pak. Kutipan (3) merupakan tindak tutur direktif melarang yang dilakukan penutur agar mitra tutur melakukan tindakan dengan maksud yang disebutkan di dalam tindak tutur itu. Tindak tutur direktif melarang ditandai dengan adanya penggunaan modalitas ma bisa, tindak tutur tersebut merupakan respons terhadap tindak tutur pasien yang ingin menggunakan jarum suntik milik pasien lain. Tuturan disampaikan dengan menggunakan strategi bertutur terus terang tanpa basa-basi (BTTB). Penggunaan ungkapan tersebut memperlihatkan tingginya tingkat kekuasaan serta rasa solidaritas yang rendah, yang ditandai oleh parameter (+K) dan ( -), yaitu pasien lebih tua, belum akrab. Penggunaan kata sapaan Pak pada tindak tutur memberikan efek menghormati sehingga tuturan terasa santun. d. Tindak Tutur Direktif Persyaratan (Requirement): memerintah Tindak tutur direktif persyaratan dikemukakan penutur untuk memerintah mitra tutur agar melakukan tindakan sebagaimana maksud yang terkandung dalam tuturan. Kutipan berikut memperlihatkan hal itu. (4)P : Ganti se slangnyo. : Tu indak ado yang elok do, alah bapakai tadi malam kaduonyo. Kutipan (4) merupakan tindak tutur direktif memerintah yang dilakukan penutur tindak tutur itu. Tindak tutur perawat memperlihatkan tindak tutur perintah yang ditandai dengan adanya penggunaan modalitas ganti se yang bermaksud memerintah pasien untuk menggantikan selang oksigen. Pada tindak tutur tersebut perawat menggunakan tindak tutur langsung dengan strategi bertutur terus terang tanpa basa-basi (BTTB). Penggunaan ungkapan tersebut memperlihatkan tingginya tingkat kekuasaan serta rasa solidaritas yang rendah, yang ditandai oleh parameter (+K) dan ( -), yaitu pasien lebih tua, belum akrab. Dalam situasi tutur tersebut, penutur memiliki kekuasaan untuk memerintah mitra tutur melakukan sesuatu sesuai dengan bunyi tuturan. Tindak tutur perintah yang digunakan perawat tersebut memberikan efek yang kurang santun, karena perawat dalam berutur tidak menggunakan kata 7

8 sapaan sedangkan usia pasien lebih tua dari perawat. e. Tindak Tutur Direktif Persetujuan (Permistives): mengizinkan Tindak tutur direktif persetujuan dikemukakan penutur (perawat) untuk memberikan izin kepada mitra tutur (pasien) agar melakukan tindakan sebagaimana maksud yang terkandung dalam tuturan. Kutipan berikut memperlihatkan hal itu. (5)P :Oh,,ko tisu ko ambiak lu Pak yo? : Yo ambiak lah lu. Tindak tutur merupakan tindak tutur direktif (TTD) mengizinkan yang dilakukan penutur agar mitra tutur melakukan tindakan dengan maksud yang disebutkan oleh penutur di dalam tuturannya. Indikator tindak tutur tersebut adalah mengizinkan ditandai oleh penggunaan ujaran ambiak lu dalam tuturan itu dan penggunaan pemarkah jawaban yo. Tindak tutur disampaikan dengan menggunakan strategi bertutur terus terang tanpa basabasi (BTTB). Penggunaan ungkapan tersebut memperlihatkan tingginya tingkat kekuasaan serta rasa solidaritas yang tinggi, yang ditandai oleh parameter (+K) dan (+), yaitu pasien lebih tua, belum akrab.penggunaan modalitas Pak yo pada tindak tutur tersebut memberikan efek menghormati sehingga tindak tutur tersebut terasa semakin santun. f. Tindak Tutur Direktif Nasihat (Advisories) Tindak tutur direktif menasihati dikemukakan penutur (perawat) untuk memberikan saran pada mitra tutur (pasien) agar melakukan tindakan sebagaimana maksud yang terkandung dalam tuturan. Kutipan berikut memperlihatkan hal itu. (6) P : Pakai okesigen mau? : Makan racun tikus. P : Hah,,,racun tikus?wah jangan Pak gak sayang lagibbapak sama anak-anak? kutipan (6) merupakan tindak tutur direktif (TTD) nasihat yang dilakukan penutur agar mitra tutur melakukan tindakan dengan maksud yang disebutkan dalam tuturan itu. Kutipan (6) merupakan tindak tutur direktif nasihat yang digunakan oleh perawat untuk menasihati sekalian memberikan semangat kepada pasiennya yang sudah putus asa. Pada hakikatnya, semua tindak tutur tersebut bertujuan menasihati pasien sebagaimana bunyi tuturan. Tindak tutur disampaikan menggunakan strategi bertutur terus terang tanpa basa-basi (BTTB). Penggunaan ungkapan tersebut memperlihatkan tingginya tingkat kekuasaan serta rasa solidaritas yang tinggi, yang ditandai oleh parameter (+K) dan (+), yaitu pasien lebih tua, sudah akrab.dengan demikian, situasi tutur tersebut memperlihatkan bahwa perawat mengidentifikasikan diri sebagai anggota satu kelompok dengan pasien sehingga jarak sosial antara perawat dengan pasien sangat dekat. 5. IMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan penelitian diperoleh simpulan berikut ini. 1. Tindak tutur direktif perawat di Bangsal Bedah Rumah akit dr. M. Djamil Padang direalisasikan dalam bentuk permintaan, pertanyaan, pelarangan, persyaratan, persetujuan, dan nasihat. 2. Fungsi tindak tutur perawat di Bangsal Bedah Rumah akit dr. M. Djamil Padang direalisasikan untuk fungsi kompetitif bersaing dengan subfungsinya: (1) memerintah; dan (2) meminta. Fungsi konvivial menyenangkan dengan subfungsinya: (1) menawarkan; (2) mengajak; dan (3) menyapa. 3. trategi bertutur perawat di Bangsal Bedah Rumah akit dr. M. Djamil 8

9 Padang direalisasikan dengan berbagai strategi bertutur, yaitu strategi bertutur terus terang tanpa basa-basi (BTTB), strategi bertutur dengan basa-basi kesantunan positif (BDBKP), strategi bertutur dengan basa-basi kesantunan negatif (BDBKN), bertutur samar-samar (B). Penggunaan strategi bertutur yang berbeda dipengaruhi oleh fungsi dan konteks situasi tutur yang berbeda. 4. Tindak tutur direktif pertanyaan, memerintah dan melarang dengan strategi bertutur terus terang tanpa basa-basi ( BTTB) dengan fungsi konvivial direalisasikan dalam konteks situasi penutur lebih berkuasa dan tidak akrab. Tindak tutur direktif (TTD) permintaan menggunakan strategi bertutur dengan basa-basi kesantunan positif (BDBKP) dengan fungsi kompetitif pada konteks situasi tutur kepada orang yang lebih kecil, sudah akrab. Tindak tutur direktif menasihati menggunakan strategi bertutur samar-samar (B) dengan fungsi konvivial dalam konteks orang yang diajak bicara lebih tua dan sudah akrab. 5. Perawat cendrung menggunakan tindak tutur drektif pertanyaan, dengan strategi bertutur terus terang tanpa basa-basi (BTTB) untuk fungsi kompetitif dengan konteks situasi kepada orang yang lebih tua, belum akrab. Tindak tutur yang dinilai santun oleh pasien adalah tindak tutur direktif meminta dengan strategi bertutur terus terang tanpa basa-basi, untuk fungsi konvivial dalam konteks situasi kepada orang yang lebih tua, sudah akrab. Tindak tutur yang cendrung dinilai tidak santun adalah tindak tutur direktif memerintah dengan strategi bertutur terus terang tanpa basa-basi (BTTB) dengan fungsi kompetitif dalam konteks situasi tutur kepada orang yang diajak bicara lebih tua, belum akrab. DAFTAR PUTAKA Austin, J.L How To Do Things With Words. New York: Oxford University Press. Brown, Penelope and tephen C. Levinson Politennes: ome Universal in Language Usage.Cambridge University Press. Chaer, Abdul Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Elfindri oft kills Panduan Bagi Bidan dan Perawat. Baduose Media. Gunarwan, Asim Pragmatik Pandangan Mata Burung. Jakarta: Unika Atma Jaya. Ibrahim, Abdul yukur Kajian Tindak Tutur. urabaya: Usaha Nasional. Leech, Geofftey Prinsip-Prinsip Pragmatik. Terjemahan oleh M.D.D. Oka Jakarta:UI Press. Miles, M. B dan A. M Huberman Analisis Data Kualitatif. Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi Jakarta: UI Press. earle, John R peech Acts, an Essay in the Philosophy of Language. Cambridge: Cambridge University Press. udaryanto Metode Linguistik Bagian II, Metode dan Aneka Teknik Pengumpulan Data. Yogyakarta: Gajah Mada Universitas Press. yahrul Pragmatik Kesantunan Berbahasa: Menyimak Fenomena Berbahasa Indonesia Guru dan iswa. Padang: UNP Press. Yule, George Pragmatik. Diterjemahkan oleh Indah Fajar Wahyuni. Yogyakarya: Pustaka Belajar. 9

BAB I PENDAHULUAN. itu dalam dunia ekonomi, politik, sosial budaya dan teknologi, menyadarkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. itu dalam dunia ekonomi, politik, sosial budaya dan teknologi, menyadarkan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya zaman, semua aspek kehidupan di dunia baik itu dalam dunia ekonomi, politik, sosial budaya dan teknologi, menyadarkan bahwa komunikasi

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM BAHASA INDONESIA OLEH GURU DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS (STUDI KASUS DI SMA NEGERI 1 PADANG) ARTIKEL

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM BAHASA INDONESIA OLEH GURU DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS (STUDI KASUS DI SMA NEGERI 1 PADANG) ARTIKEL TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM BAHASA INDONESIA OLEH GURU DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS (STUDI KASUS DI SMA NEGERI 1 PADANG) ARTIKEL SIERMIATI NPM 1110018512007 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG

Lebih terperinci

DIRECTIVE SPEECH ACT OF POLITENESS STRATEGY OF PARTICIPANS ON THE MEETHING OF BEM FKIP RIAU UNIVERSITY

DIRECTIVE SPEECH ACT OF POLITENESS STRATEGY OF PARTICIPANS ON THE MEETHING OF BEM FKIP RIAU UNIVERSITY 1 DIRECTIVE SPEECH ACT OF POLITENESS STRATEGY OF PARTICIPANS ON THE MEETHING OF BEM FKIP RIAU UNIVERSITY Eli Mandari 1, Charlina 2, M.Nur Mustafa 3 fidearly@gmail.com. No. HP. 085263570873 charlinahadi@yahoo.com

Lebih terperinci

STRATEGI KESANTUNAN POSITIF DAN NEGATIF PADA KALIMATDEKLARATIF DALAM DRAMA RICH MAN POOR WOMAN ARTIKEL ILMIAH OLEH: DIAH IKA MEIRINA NIM

STRATEGI KESANTUNAN POSITIF DAN NEGATIF PADA KALIMATDEKLARATIF DALAM DRAMA RICH MAN POOR WOMAN ARTIKEL ILMIAH OLEH: DIAH IKA MEIRINA NIM STRATEGI KESANTUNAN POSITIF DAN NEGATIF PADA KALIMATDEKLARATIF DALAM DRAMA RICH MAN POOR WOMAN ARTIKEL ILMIAH OLEH: DIAH IKA MEIRINA NIM 0911120090 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA

Lebih terperinci

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM ACARA DEBAT KONTROVERSI SURAT KEPUTUSAN BERSAMA AHMADIYAH DI TV ONE ELVITA YENNI

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM ACARA DEBAT KONTROVERSI SURAT KEPUTUSAN BERSAMA AHMADIYAH DI TV ONE ELVITA YENNI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM ACARA DEBAT KONTROVERSI SURAT KEPUTUSAN BERSAMA AHMADIYAH DI TV ONE TESIS Oleh: ELVITA YENNI 077009006 SEKOLAH PASCASARJANA PROGRAM STUDI LINGUISTIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi BAB II KERANGKA TEORI Kerangka teori ini berisi tentang teori yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi tindak tutur;

Lebih terperinci

Strategi Kesopanan dalam Tindak Tutur Tak Langsung pada Film Harry Potter and the Deathly Hallows

Strategi Kesopanan dalam Tindak Tutur Tak Langsung pada Film Harry Potter and the Deathly Hallows Strategi Kesopanan dalam Tindak Tutur Tak Langsung pada Film Harry Potter and the Deathly Hallows Oleh Adrian Kurniawan Zahar * ABSTRAK Jurnal ini menjelaskan tentang strategi kesopanan dalam tindak tutur

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DIREKTIF PEDAGANG PAKAIAN DALAM BAHASA MANDAILING DI PASAR UJUNG GADING KABUPATEN PASAMAN BARAT

TINDAK TUTUR DIREKTIF PEDAGANG PAKAIAN DALAM BAHASA MANDAILING DI PASAR UJUNG GADING KABUPATEN PASAMAN BARAT TINDAK TUTUR DIREKTIF PEDAGANG PAKAIAN DALAM BAHASA MANDAILING DI PASAR UJUNG GADING KABUPATEN PASAMAN BARAT Leli Hermita 1, Agustina 2, M.Ismail Nst. Program Studi Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri

Lebih terperinci

KAJIAN PRAGMATIK TERHADAP TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU SMA DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI KELAS

KAJIAN PRAGMATIK TERHADAP TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU SMA DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI KELAS KAJIAN PRAGMATIK TERHADAP TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU SMA DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI KELAS Mulyani SMA Negeri 1 Ponorogo yani71_lingua@yahoo.co.id Abstrak Tindak tutur guru memiliki karakteristik

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU TAMAN KANAK-KANAK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR TK AISYIYAH 29 PADANG

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU TAMAN KANAK-KANAK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR TK AISYIYAH 29 PADANG TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU TAMAN KANAK-KANAK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR TK AISYIYAH 29 PADANG Nensi Yuferi 1), Hasnul Fikri 2), Gusnetti 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia 2)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur merupakan tind yang dilakukan oleh penutur terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur merupakan tind yang dilakukan oleh penutur terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tindak tutur merupakan tind yang dilakukan oleh penutur terhadap mitra tutur dengan suatu tujuan dan maksud. Dalam pragmatik tindak tutur dibagi menjadi tiga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN KERANGKA TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN KERANGKA TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Sebelum melakukan penelitian, ada beberapa sumber kajian yang dijadikan acuan dari penelitian ini yaitu hasil penelitian sebelumnya.

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI Rena Anggara 1), Marsis 2), Syofiani 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

JENIS TINDAK TUTUR GURU DAN RESPON SISWA DALAM KBM DI SMPN SURAKARTA. Woro Retnaningsih IAIN Surakarta

JENIS TINDAK TUTUR GURU DAN RESPON SISWA DALAM KBM DI SMPN SURAKARTA. Woro Retnaningsih IAIN Surakarta JENIS TINDAK TUTUR GURU DAN RESPON SISWA DALAM KBM DI SMPN SURAKARTA Woro Retnaningsih IAIN Surakarta woro_solo@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tindak tutur jenis apa saja yang

Lebih terperinci

PRINSIP KESANTUNAN DAN KEBERHASILAN KETERAMPILAN BERBICARA

PRINSIP KESANTUNAN DAN KEBERHASILAN KETERAMPILAN BERBICARA PRINSIP KESANTUNAN DAN KEBERHASILAN KETERAMPILAN BERBICARA Diana Tustiantina 1) Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dianatustiantina@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai alat komunikasi dan interaksi yang hanya dimiliki oleh manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai alat komunikasi dan interaksi yang hanya dimiliki oleh manusia, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai alat komunikasi dan interaksi yang hanya dimiliki oleh manusia, bahasa memiliki peran yang sangat penting di dalam kehidupan manusia. Manusia menggunakan bahasa

Lebih terperinci

Swasti Nareswari. Student Number: ENGLISH LETTER STUDY PROGRAMME FACULTY OF LETTERS SOEGIJAPRANATA CATHOLIC UNIVERSITY SEMARANG 2004

Swasti Nareswari. Student Number: ENGLISH LETTER STUDY PROGRAMME FACULTY OF LETTERS SOEGIJAPRANATA CATHOLIC UNIVERSITY SEMARANG 2004 THE REALIZATION OF THE JAVANESE REQUEST PATTERN: A CASE STUDY OF A JAVANESE FAMILY A THESIS By Swasti Nareswari Student Number: 00.80.0016 ENGLISH LETTER STUDY PROGRAMME FACULTY OF LETTERS SOEGIJAPRANATA

Lebih terperinci

Tabel 1 Tindak Tutur Mengkritik dalam Acara Sentilan Sentilun di Metro TV

Tabel 1 Tindak Tutur Mengkritik dalam Acara Sentilan Sentilun di Metro TV digilib.uns.ac.id Tabel 1 Tindak Tutur Mengkritik dalam Acara Sentilan Sentilun di Metro TV No. Jenis Tindak Tutur Nomor Data Jumlah data Mengkritik A. Mengkritik Langsung 1. Penilaian Negatif 01, 02,

Lebih terperinci

KESANTUNAN DIREKTIF GURU SMA DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS. Mulyani SMA Negeri 1 Ponorogo, Indonesia

KESANTUNAN DIREKTIF GURU SMA DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS. Mulyani SMA Negeri 1 Ponorogo, Indonesia KESANTUNAN DIREKTIF GURU SMA DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS Mulyani SMA Negeri 1 Ponorogo, Indonesia yani71_lingua@yahoo.co.id ABSTRACT In the 2013 curriculum in class activities include

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan dari mitra tutur. Hal ini yang menjadikan bahasa amat berguna dalam

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan dari mitra tutur. Hal ini yang menjadikan bahasa amat berguna dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana dalam menjalankan segala jenis aktivitas, antara lain sebagai sarana untuk menyampaikan informasi, meminta informasi, memberi perintah, membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sosial kita selalu berkomunikasi dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sosial kita selalu berkomunikasi dengan menggunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sosial kita selalu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa lisan maupun tulisan. Komunikasi melalui bahasa memungkinkan setiap orang untuk dapat menyesuaikan

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI TK NUSA INDAH BANUARAN PADANG

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI TK NUSA INDAH BANUARAN PADANG TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI TK NUSA INDAH BANUARAN PADANG Oleh: Winda Elmita 1, Ermanto 2, Ellya Ratna 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI MTs RIADHUS SHOLIHIN KOTO BARU KABUPATEN SIJUNJUNG

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI MTs RIADHUS SHOLIHIN KOTO BARU KABUPATEN SIJUNJUNG TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI MTs RIADHUS SHOLIHIN KOTO BARU KABUPATEN SIJUNJUNG Yossie Ana Welvi, Ermanto, Hasanuddin WS Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

LOCUTIONARY AND ILLOCUTIONARY ACTS FOUND IN INFOMALANG TWITTER ACCOUNT THESIS

LOCUTIONARY AND ILLOCUTIONARY ACTS FOUND IN INFOMALANG TWITTER ACCOUNT THESIS LOCUTIONARY AND ILLOCUTIONARY ACTS FOUND IN INFOMALANG TWITTER ACCOUNT THESIS BY DESI KURNIA NIM 105110101111028 STUDY PROGRAM OF ENGLISH DEPARTMENT OF LANGUAGES AND LITERATURES FACULTY OF CULTURAL STUDIES

Lebih terperinci

REPRESENTASI KERAGAMAN DIREKTIF DALAM WACANA PERKULIAHAN PADA PROGRAM MAGISTER BAHASA INDONESIA PASCASARJANA BUMI TADULAKO PALU

REPRESENTASI KERAGAMAN DIREKTIF DALAM WACANA PERKULIAHAN PADA PROGRAM MAGISTER BAHASA INDONESIA PASCASARJANA BUMI TADULAKO PALU REPRESENTASI KERAGAMAN DIREKTIF DALAM WACANA PERKULIAHAN PADA PROGRAM MAGISTER BAHASA INDONESIA PASCASARJANA BUMI TADULAKO PALU Fatma Mahasiswa S3 Pendidikan Bahasa Indonesia UNS kasimfatma24@gmail.com

Lebih terperinci

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh RASMIAYU FENDIANSYAH NIM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh RASMIAYU FENDIANSYAH NIM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA GURU MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 TANJUNGPINANG ARTIKEL E-JOURNAL Oleh RASMIAYU

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL LELAKI YANG MENGGENGGAM AYAT-AYAT TUHAN KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY E JURNAL ILMIAH

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL LELAKI YANG MENGGENGGAM AYAT-AYAT TUHAN KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY E JURNAL ILMIAH TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL LELAKI YANG MENGGENGGAM AYAT-AYAT TUHAN KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY E JURNAL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU DAN RESPON SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS VII SMP NEGERI 2 PAINAN

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU DAN RESPON SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS VII SMP NEGERI 2 PAINAN TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU DAN RESPON SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS VII SMP NEGERI 2 PAINAN Oleh: Puji Desty Yadita MYD 1, Ngusman 2, Ena Noveria 3 Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY Faculty of Humanities English Department Strata 1 Program 2013 POLITENESS STRATEGIES IN YES MAN (2008) BY PAYTON REED Shierlyn Oktavia 1301016822 A. Pengantar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya, manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan manusia lainnya dalam kehidupannya. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia saling berkomunikasi

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANJUNGPINANG

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANJUNGPINANG ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANJUNGPINANG ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Pengertian Pragmatik Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama Charles Morris. Pragmatik merupakan cabang ilmu bahasa yang semakin dikenal pada masa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Tindak Tutur Direktif Guru dalam Komunikasi Proses Belajar

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Tindak Tutur Direktif Guru dalam Komunikasi Proses Belajar 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian tentang bahasa khususnya tindak tutur direktif (kajian pragmatik) sebelumnya pernah dilakukan oleh Yuda Eka Setyaningsih (2004) dengan judul

Lebih terperinci

IMPLIKATUR DAN KESANTUNAN POSITIF TUTURAN JOKOWI DALAM TALKSHOW MATA NAJWA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA DI SMK TESIS

IMPLIKATUR DAN KESANTUNAN POSITIF TUTURAN JOKOWI DALAM TALKSHOW MATA NAJWA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA DI SMK TESIS IMPLIKATUR DAN KESANTUNAN POSITIF TUTURAN JOKOWI DALAM TALKSHOW MATA NAJWA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA DI SMK TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Pengkajian Bahasa

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR GURU DI DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP N 27 PADANG (KAJIAN PRAGMATIK) ABSTRACT

TINDAK TUTUR GURU DI DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP N 27 PADANG (KAJIAN PRAGMATIK) ABSTRACT TINDAK TUTUR GURU DI DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP N 27 PADANG (KAJIAN PRAGMATIK) Sri Sundari 1, Wahyudi Rahmat 2, Ria Satini 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia kita selalu menggunakan bahasa untuk berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia kita selalu menggunakan bahasa untuk berkomunikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai manusia kita selalu menggunakan bahasa untuk berkomunikasi sehari-hari. Sebagai alat komunikasi, bahasa dapat digunakan secara lisan maupun tulisan. Bahasa

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL DARI TANAH HARAM KE RANAH MINANG KARYA UMMUKI: SUATU TINJAUAN PRAGMATIK

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL DARI TANAH HARAM KE RANAH MINANG KARYA UMMUKI: SUATU TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL DARI TANAH HARAM KE RANAH MINANG KARYA UMMUKI: SUATU TINJAUAN PRAGMATIK Nozi Saputra 1), Yetty Morelent 2), Dainur Putri 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

KESANTUNAN TUTURAN SISWA KEPADA GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VII 8 SMP NEGERI 27 PADANG ABSTRACT

KESANTUNAN TUTURAN SISWA KEPADA GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VII 8 SMP NEGERI 27 PADANG ABSTRACT KESANTUNAN TUTURAN SISWA KEPADA GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VII 8 SMP NEGERI 27 PADANG Nora Amelia¹, Putri Dian Afrinda², Wahyudi rahmat³ 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH. Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS)

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH. Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS) TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS) sucimuliana41@yahoo.com Abstrak Penelitian yang berjudul tindak tutur ekspresif

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SMA NEGERI 15 PADANG

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SMA NEGERI 15 PADANG TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SMA NEGERI 15 PADANG Febrina Riska Putri, S.S., M.Pd. 1) Program Pascasarjana, Universitas Negeri Padang, e-mail: fbrnriska@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

ANALISIS FUNGSI TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA DONGENG ANAK KARYA LIA HERLIANA

ANALISIS FUNGSI TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA DONGENG ANAK KARYA LIA HERLIANA ANALISIS FUNGSI TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA DONGENG ANAK KARYA LIA HERLIANA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1) Oleh: Destoro Setyawan 1201040077

Lebih terperinci

BENTUK DAN FUNGSI TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA. Diajukan Oleh: SEPTIN ARIYANI A

BENTUK DAN FUNGSI TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA. Diajukan Oleh: SEPTIN ARIYANI A BENTUK DAN FUNGSI TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Disusun sebagai salah satu syarat menyeleaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

Maftuchah Dwi Agustina ABSTRACT

Maftuchah Dwi Agustina ABSTRACT ANALISIS KALIMAT YANG MEREPRESENTASIKAN TUTURAN MENGANCAM MUKA NEGATIF MITRA TUTUR PADA TERJEMAHAN KUMPULAN CERITA PENDEK THE ADVENTURES OF SHERLOCK HOLMES Maftuchah Dwi Agustina uwiequw@gmail.com ABSTRACT

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA DAN RESPON SISWA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS IX SMP NEGERI 26 PADANG

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA DAN RESPON SISWA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS IX SMP NEGERI 26 PADANG TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA DAN RESPON SISWA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS IX SMP NEGERI 26 PADANG Oleh: Melisa Eki Saputri 1, Emidar 2, Ermawati Arief 3 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM FILM DI BAWAH LINDUNGAN KABAH

ANALISIS TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM FILM DI BAWAH LINDUNGAN KABAH ANALISIS TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM FILM DI BAWAH LINDUNGAN KABAH ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) WILDASARI NIM 110388201136

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS. Kata kunci: Tindak tutur, ilokusi, respons, kalimat, dan pembelajaran bahasa Inggris

ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS. Kata kunci: Tindak tutur, ilokusi, respons, kalimat, dan pembelajaran bahasa Inggris 1 ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS Robi Kuswara (0903653) Pembimbing: Dian Indihadi dan Seni Apriliya ABSTRAK: Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan jenis ilokusi beserta

Lebih terperinci

Helvina Septia 1), Yetty Morelent 2), Dainur Putri 2. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan Universitas Bung Hatta

Helvina Septia 1), Yetty Morelent 2), Dainur Putri 2. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan Universitas Bung Hatta KESANTUNAN BERBAHASA MINANGKABAU DALAM TINDAK TUTUR DIREKTIF ANAK TERHADAP ORANG YANG LEBIH TUA DI KAMPUNG KOTO PULAI KENAGARIAN KAMBANG TIMUR KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Helvina Septia

Lebih terperinci

Jurnal Penelitian Program Pascasarjana

Jurnal Penelitian Program Pascasarjana PERSEPSI STRATEGI KESANTUNAN TINDAK TUTUR MEMERINTAH SISWA SMP NEGERI 13 KERINCI ARTIKEL SUDARLI IDRIS NPM.12100118512011 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS BUNG HATTA 2015 1 PERSEPSI STRATEGI KESANTUNAN

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI Oleh: Latifah Dwi Wahyuni Program Pascasarjana Linguistik Deskriptif UNS Surakarta Abstrak Komunikasi dapat

Lebih terperinci

KOMUNIKASI EFEKTIF. presented by : M Anang Firmansyah

KOMUNIKASI EFEKTIF. presented by : M Anang Firmansyah KOMUNIKASI EFEKTIF presented by : M Anang Firmansyah KOMUNIKASI EFEKTIF * Pada komunikasi personal/kelompok Audience mampu memahami pesan yang dikirim oleh Komunikator.setuju/tidak dg pesan. * Pada komunikasi

Lebih terperinci

STRATEGI BERTUTUR DALAM TINDAK TUTUR EKSPRESIF BAHASA INDONESIA PADA KEGIATAN DISKUSI

STRATEGI BERTUTUR DALAM TINDAK TUTUR EKSPRESIF BAHASA INDONESIA PADA KEGIATAN DISKUSI STRATEGI BERTUTUR DALAM TINDAK TUTUR EKSPRESIF BAHASA INDONESIA PADA KEGIATAN DISKUSI Oleh: Tia Alfioda 1, Ngusman 2, Ermawati Arief 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas

Lebih terperinci

Elok Puji Prayekti, Tindak Tutu Direktif Guru dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas IX SMP Islam Al Hikmah Jember

Elok Puji Prayekti, Tindak Tutu Direktif Guru dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas IX SMP Islam Al Hikmah Jember 1 TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IX SMP ISLAM AL HIKMAH JEMBER (Direktif Speech Acts Teachers in Indonesian Learning Class IX SMP Islam Al Hikmah Jember) Elok Puji

Lebih terperinci

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa REALISASI TUTURAN DALAM WACANA PEMBUKA PROSES BELAJARMENGAJAR DI KALANGAN GURU BAHASA INDONESIA YANG BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

Pena. Vol 5 No.2 Desember 2015 ISSN

Pena. Vol 5 No.2 Desember 2015 ISSN TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU DAN SISWA TAMAN KANAK-KANAK PERTIWI DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR Novita Carolina, Sudaryono* FKIP Universitas Jambi ABSTRACT This study is aimed to describe the types and

Lebih terperinci

KRITIK DALAM MASYARAKAT JAWA: SEBUAH KAJIAN PEMBERDAYAAN FUNGSI BAHASA SEBAGAI SARANA KONTROL SOSIAL

KRITIK DALAM MASYARAKAT JAWA: SEBUAH KAJIAN PEMBERDAYAAN FUNGSI BAHASA SEBAGAI SARANA KONTROL SOSIAL KRITIK DALAM MASYARAKAT JAWA: SEBUAH KAJIAN PEMBERDAYAAN FUNGSI BAHASA SEBAGAI SARANA KONTROL SOSIAL Edy Jauhari Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga, Surabaya Mahasiswa Pascasarjana UNS Surakarta

Lebih terperinci

TUTUR PUJIAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI KELAS

TUTUR PUJIAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI KELAS TUTUR PUJIAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI KELAS Ahmad Fadilahtur Rahman Guru Bahasa Indonesia SMPN 4 Situbondo Email: fadilahtur_rahman@yahoo.com Abstract: This study aimed to describe the form

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesantunan berbahasa merupakan aspek penting dalam kehidupan untuk menciptakan komunikasi yang baik di antara penutur dan lawan tutur. Kesantunan berbahasa memiliki

Lebih terperinci

STRATEGI KESANTUNAN POSITIF DAN NEGATIF DALAM BENTUK TUTURAN DIREKTIF DI LINGKUNGAN STKIP MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG

STRATEGI KESANTUNAN POSITIF DAN NEGATIF DALAM BENTUK TUTURAN DIREKTIF DI LINGKUNGAN STKIP MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG STRATEGI KESANTUNAN POSITIF DAN NEGATIF DALAM BENTUK TUTURAN DIREKTIF DI LINGKUNGAN STKIP MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG Dessy Saputry Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP Muhammadiyah Pringsewu

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L. BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret (KBBI, 2007: 588). 2.1.1 Tindak Tutur Istilah dan teori tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah address term adalah sebuah kata atau frasa yang ditujukan penutur

BAB I PENDAHULUAN. Istilah address term adalah sebuah kata atau frasa yang ditujukan penutur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah address term adalah sebuah kata atau frasa yang ditujukan penutur kepada mitra tutur dalam suatu proses percakapan. Address term sering muncul dan dapat kita

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DIREKTIF LANGSUNG LITERAL GURU PADA PEMBELAJARAN TEKS EKSPOSISI DI KELAS X IPS-3 SMA NEGERI 3 BOYOLALI

TINDAK TUTUR DIREKTIF LANGSUNG LITERAL GURU PADA PEMBELAJARAN TEKS EKSPOSISI DI KELAS X IPS-3 SMA NEGERI 3 BOYOLALI TINDAK TUTUR DIREKTIF LANGSUNG LITERAL GURU PADA PEMBELAJARAN TEKS EKSPOSISI DI KELAS X IPS-3 SMA NEGERI 3 BOYOLALI (Literal Directive Speech Act in Exposition Text Learning in Class X IPS-3 SMA Negeri

Lebih terperinci

TEACHING ENGLISH TO PLAYGROUP PUPILS THROUGH FUN ACTIVITIES AT KIDDIELAND PLAYGROUP

TEACHING ENGLISH TO PLAYGROUP PUPILS THROUGH FUN ACTIVITIES AT KIDDIELAND PLAYGROUP TEACHING ENGLISH TO PLAYGROUP PUPILS THROUGH FUN ACTIVITIES AT KIDDIELAND PLAYGROUP A Thesis Presented as a Partial Fulfillment of the Requirement to Obtain the Sarjana Degree in the English Letters Study

Lebih terperinci

ILOKUSI DALAM WACANA KAOS OBLONG JOGER: SEBUAH ANALISIS PRAGMATIK. Agus Surya Adhitama Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Udayana

ILOKUSI DALAM WACANA KAOS OBLONG JOGER: SEBUAH ANALISIS PRAGMATIK. Agus Surya Adhitama Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Udayana 1 ILOKUSI DALAM WACANA KAOS OBLONG JOGER: SEBUAH ANALISIS PRAGMATIK Agus Surya Adhitama Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Udayana Abstract There are many ways to create a communication

Lebih terperinci

PROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS XI DKV DI SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL

PROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS XI DKV DI SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL PROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS XI DKV DI SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL Oleh : MARDIANSYAH NIM. 11060308 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Kota Pekalongan, kelurahan Medono, kecamatan Pekalongan Barat.Pemilihan wilayah di Kelurahan Medono, Kecamatan Pekalongan

Lebih terperinci

REPRESENTASI TINDAK TUTUR DIREKTIF BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 PADANG

REPRESENTASI TINDAK TUTUR DIREKTIF BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 PADANG REPRESENTASI TINDAK TUTUR DIREKTIF BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 PADANG Oleh: Suci Larassaty 1, Syahrul R 2, Erizal Gani 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas

Lebih terperinci

GENDER AND POLITENESS: A COMPARISON BETWEEN HILLARY CLINTON S AND BARRACK OBAMA S SPEECHES IN UNITED STATES

GENDER AND POLITENESS: A COMPARISON BETWEEN HILLARY CLINTON S AND BARRACK OBAMA S SPEECHES IN UNITED STATES GENDER AND POLITENESS: A COMPARISON BETWEEN HILLARY CLINTON S AND BARRACK OBAMA S SPEECHES IN UNITED STATES OF AMERICA S 2008 ELECTION A THESIS BY SITTI FATIMAH REG. NO. 080705041 DEPARTMENT OF ENGLISH

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Tindak Tutur Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang melakukan beberapa tindakan seperti melaporkan, menjanjikan, mengusulkan, menyarankan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapat dari seorang penutur kepada mitra tutur. mengemukakan pendapat, yang perlu diperhatikan bukan hanya kebahasaan

BAB I PENDAHULUAN. pendapat dari seorang penutur kepada mitra tutur. mengemukakan pendapat, yang perlu diperhatikan bukan hanya kebahasaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia memperlakukan bahasa sebagai alat komunikasi. Keinginan dan kemauan seseorang dapat dimengerti dan diketahui oleh orang lain melalui bahasa dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial selalu berhubungan dengan orang lain. Dalam berinteraksi atau berhubungan dengan sesamanya, manusia memerlukan sebuah alat komunikasi.

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR GURU BAHASA INDONESIA DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI SMK NEGERI SE-KABUPATEN

TINDAK TUTUR GURU BAHASA INDONESIA DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI SMK NEGERI SE-KABUPATEN TINDAK TUTUR GURU BAHASA INDONESIA DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI SMK NEGERI SE-KABUPATEN KUNINGAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 (Studi deskriptif dilihat dari lokusi, ilokusi, dan perlokusi) Ida Hamidah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka Penelitian mengenai tindak tutur dan penerapan strategi kesantunan sudah banyak dilakukan sebelumnya. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan

Lebih terperinci

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG Oleh Atik Kartika Nurlaksana Eko Rusminto Mulyanto Widodo Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BENTUK TUTURAN DIREKTIF PADA GURU DALAM SITUASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS X MAN MALANG 1

BENTUK TUTURAN DIREKTIF PADA GURU DALAM SITUASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS X MAN MALANG 1 KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, April 2017 Volume 3, Nomor 1, hlm 79-97 PISSN 2442-7632 EISSN 2442-9287 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/ kembara/index BENTUK TUTURAN DIREKTIF

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DEKLARASI PEDAGANG KAKI LIMA DALAM BAHASA MANDAILING DI PUSAT PASAR UJUNG GADING KECAMATAN LEMBAH MELINTANG KABUPATEN PASAMAN BARAT

TINDAK TUTUR DEKLARASI PEDAGANG KAKI LIMA DALAM BAHASA MANDAILING DI PUSAT PASAR UJUNG GADING KECAMATAN LEMBAH MELINTANG KABUPATEN PASAMAN BARAT TINDAK TUTUR DEKLARASI PEDAGANG KAKI LIMA DALAM BAHASA MANDAILING DI PUSAT PASAR UJUNG GADING KECAMATAN LEMBAH MELINTANG KABUPATEN PASAMAN BARAT Oleh: Syafruddin 1, Amril Amir 2, Tressyalina 3 Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha

Lebih terperinci

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuturan performative merupakan tuturan yang muncul pada saat

BAB I PENDAHULUAN. Tuturan performative merupakan tuturan yang muncul pada saat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuturan performative merupakan tuturan yang muncul pada saat melakukan tindak tutur. Pada saat penutur menuturkan tuturan tersebut, penutur sekaligus melakukan tindakan

Lebih terperinci

ANALYSIS OF POLITENESS LANGUAGE STRATEGIES USED BY MADIUNESE IN FORUM MAHASISWA MADIUN MALANG (FORMADIMA) THESIS

ANALYSIS OF POLITENESS LANGUAGE STRATEGIES USED BY MADIUNESE IN FORUM MAHASISWA MADIUN MALANG (FORMADIMA) THESIS ANALYSIS OF POLITENESS LANGUAGE STRATEGIES USED BY MADIUNESE IN FORUM MAHASISWA MADIUN MALANG (FORMADIMA) THESIS BY MUHAMMAD FAIZAL RIZEKI NIM 105110103111011 STUDY PROGRAM OF ENGLISH DEPARTMENT OF LANGUAGES

Lebih terperinci

TINDAK DIREKTIF BAHASA INDONESIA PADA POSTER BADAN LINGKUNGAN HIDUP DI TAMAN WISATA STUDI LINGKUNGAN KOTA PROBOLINGGO

TINDAK DIREKTIF BAHASA INDONESIA PADA POSTER BADAN LINGKUNGAN HIDUP DI TAMAN WISATA STUDI LINGKUNGAN KOTA PROBOLINGGO TINDAK DIREKTIF BAHASA INDONESIA PADA POSTER BADAN LINGKUNGAN HIDUP DI TAMAN WISATA STUDI LINGKUNGAN KOTA PROBOLINGGO Ventyana Haedar 48, Muji 49, Anita Widjajanti 50 Abstract : Directive speech act is

Lebih terperinci

Alternatif Pembelajaran. Mengamati 1. Menanggapi gambar 2. Menonton video tentang. 3. Membaca daftar ekspresi kebahasaan.

Alternatif Pembelajaran. Mengamati 1. Menanggapi gambar 2. Menonton video tentang. 3. Membaca daftar ekspresi kebahasaan. Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Aspek Sikap Pengetahuan Keterampilan Indikator Penilaian Indikator Penilaian Menganalisis struktur teks, dan unsur kebahasaan dari

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA SAMA DALAM BERINTERAKSI DI LINGKUNGAN SMPN 11 KOTA JAMBI Hendri Ristiawan* SMPN 11 Kota Jambi

PRINSIP KERJA SAMA DALAM BERINTERAKSI DI LINGKUNGAN SMPN 11 KOTA JAMBI Hendri Ristiawan* SMPN 11 Kota Jambi Pena pppp Vol.7,m,m[Type No.2 text]njnj Desember 2017 ISSN 2089-3973 PRINSIP KERJA SAMA DALAM BERINTERAKSI DI LINGKUNGAN SMPN 11 KOTA JAMBI Hendri Ristiawan* SMPN 11 Kota Jambi ABTRACT The results of this

Lebih terperinci

STRATEGI TINDAK TUTUR BERTERIMA KASIH OLEH PARA TOKOH DALAM DRAMA JEPANG HAMMER SESSION

STRATEGI TINDAK TUTUR BERTERIMA KASIH OLEH PARA TOKOH DALAM DRAMA JEPANG HAMMER SESSION STRATEGI TINDAK TUTUR BERTERIMA KASIH OLEH PARA TOKOH DALAM DRAMA JEPANG HAMMER SESSION Citra Pratiwi 1, Diana Kartika 2, Anwar Nasihin 2 1 Mahasiswa Jurusan Sastra Asia Timur, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM WACANA KELAS (KAJIAN MIKROETNOGRAFI TERHADAP BAHASA GURU)

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM WACANA KELAS (KAJIAN MIKROETNOGRAFI TERHADAP BAHASA GURU) TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM WACANA KELAS (KAJIAN MIKROETNOGRAFI TERHADAP BAHASA GURU) Oleh Dian Etikasari* Pembimbing: (I) Prof. Dr. Anang Santoso, M.Pd, (II) Dr. Yuni Pratiwi, M.Pd Email: Dianetikasari@yahoo.com

Lebih terperinci

TUTURAN DIREKTIF TOKOH UTAMA DAO MING SI DAN SHAN CAI EPISODE 1-15 DALAM DRAMA SERI METEOR GARDEN ( 流星花园 /LIU XING HUA YUAN) KARYA CAI YUEXUN

TUTURAN DIREKTIF TOKOH UTAMA DAO MING SI DAN SHAN CAI EPISODE 1-15 DALAM DRAMA SERI METEOR GARDEN ( 流星花园 /LIU XING HUA YUAN) KARYA CAI YUEXUN TUTURAN DIREKTIF TOKOH UTAMA DAO MING SI DAN SHAN CAI EPISODE 1-15 DALAM DRAMA SERI METEOR GARDEN ( 流星花园 /LIU XING HUA YUAN) KARYA CAI YUEXUN ATIQOTUL FITRIA Pendidikan Bahasa Mandarin, Fakultas Bahasa

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DIREKTIF IBU RUMAH TANGGA NELAYAN KEPADA ANAKNYA DI KELURAHAN GATES NAN XX KECAMATAN LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG

TINDAK TUTUR DIREKTIF IBU RUMAH TANGGA NELAYAN KEPADA ANAKNYA DI KELURAHAN GATES NAN XX KECAMATAN LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG TINDAK TUTUR DIREKTIF IBU RUMAH TANGGA NELAYAN KEPADA ANAKNYA DI KELURAHAN GATES NAN XX KECAMATAN LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG Oleh: Yosi Jannatul Firdaus 1, Novia Juita 2, Tressyalina 3 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa,

Lebih terperinci

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA NEGERI 15 PADANG

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA NEGERI 15 PADANG KESANTUNAN BERBAHASA DALAM TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA NEGERI 15 PADANG Febrina Riska Putri, Ngusman Abdul Manaf, Abdurahman Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Lebih terperinci

IMPLIKATUR PERCAKAPAN MAHASISWA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS ANDALAS. Tinjauan Pragmatik. Skripsi

IMPLIKATUR PERCAKAPAN MAHASISWA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS ANDALAS. Tinjauan Pragmatik. Skripsi IMPLIKATUR PERCAKAPAN MAHASISWA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS ANDALAS Tinjauan Pragmatik Skripsi diusulkan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Diajukan oleh: Ardison 06184023 JURUSAN SASTRA

Lebih terperinci

POLITENESS STRATEGY FOUND IN THE 2014 PRESIDENTIAL CAMPAIGN OF ABURIZAL BAKRIE ADVERTISEMENTS BY: NOVIA PAHLEVI

POLITENESS STRATEGY FOUND IN THE 2014 PRESIDENTIAL CAMPAIGN OF ABURIZAL BAKRIE ADVERTISEMENTS BY: NOVIA PAHLEVI POLITENESS STRATEGY FOUND IN THE 2014 PRESIDENTIAL CAMPAIGN OF ABURIZAL BAKRIE ADVERTISEMENTS BY: NOVIA PAHLEVI 105110101111012 STUDY PROGRAM OF ENGLISH DEPARTMENT OF LANGUAGES AND LITERATURE FACULTY OF

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN STRATEGI BERTUTUR DALAM BAHASA MINANGKABAU OLEH REMAJA ANTARKAWAN SEBAYA PADA KOMUNIKASI TIDAK RESMI DI KOTA PADANG

TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN STRATEGI BERTUTUR DALAM BAHASA MINANGKABAU OLEH REMAJA ANTARKAWAN SEBAYA PADA KOMUNIKASI TIDAK RESMI DI KOTA PADANG TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN STRATEGI BERTUTUR DALAM BAHASA MINANGKABAU OLEH REMAJA ANTARKAWAN SEBAYA PADA KOMUNIKASI TIDAK RESMI DI KOTA PADANG Danty 1, Ngusman 2, Novia Juita 3 Program Studi Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder. Pada proses pengumpulan data primer, penulis melakukan observasi.

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder. Pada proses pengumpulan data primer, penulis melakukan observasi. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Pada proses pengumpulan data primer, penulis melakukan observasi. Menurut Marshall

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

BAB I PENDAHULUAN. identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan BAB I PENDAHULUAN Di dalam pendahuluan ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan beberapa definisi kata kunci

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (6) definisi operasional. Masing-masing dipaparkan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. (6) definisi operasional. Masing-masing dipaparkan sebagai berikut. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dipaparkan subbab-subbab yaitu, (1) latar belakang, (2) fokus masalah, (3) rumusan masalah, (4) tujuan penelitian, (5) manfaat penelitian dan (6) definisi operasional. Masing-masing

Lebih terperinci

STRATEGI KESANTUNAN PADA PESAN SINGKAT (SMS) MAHASISWA KE DOSEN

STRATEGI KESANTUNAN PADA PESAN SINGKAT (SMS) MAHASISWA KE DOSEN STRATEGI KESANTUNAN PADA PESAN SINGKAT (SMS) MAHASISWA KE DOSEN Sri Mulatsih Fakultas Ilmu Budaya Universitas Dian Nuswantoro Semarang ABSTRACT Kesantunan berbahasa merujuk pada keaadaan yang menunjukkan

Lebih terperinci

Teori tindak tutur pertama kali disampaikan oleh John L.Austin (Inggris) pada tahun 1955 di Univer.Harvad, yang kemudian diterbitkan dengan judul How

Teori tindak tutur pertama kali disampaikan oleh John L.Austin (Inggris) pada tahun 1955 di Univer.Harvad, yang kemudian diterbitkan dengan judul How Teori tindak tutur pertama kali disampaikan oleh John L.Austin (Inggris) pada tahun 1955 di Univer.Harvad, yang kemudian diterbitkan dengan judul How to do things with word pada tahun 1965. Austin (1962)

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL SYAIR MUNAJAT CINTA KARYA NOVIA SYAHIDAH ARTIKEL ILMIAH YULIANA PUTRI NPM

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL SYAIR MUNAJAT CINTA KARYA NOVIA SYAHIDAH ARTIKEL ILMIAH YULIANA PUTRI NPM TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL SYAIR MUNAJAT CINTA KARYA NOVIA SYAHIDAH ARTIKEL ILMIAH YULIANA PUTRI NPM 11080016 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah 0 TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7 Naskah Publikasi Ilmiah Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DALAM PROSES JUAL BELI DI PASAR TRADISIONAL SURAKARTA

TINDAK TUTUR DALAM PROSES JUAL BELI DI PASAR TRADISIONAL SURAKARTA TINDAK TUTUR DALAM PROSES JUAL BELI DI PASAR TRADISIONAL SURAKARTA Ririn Linda Tunggal Sari, Sumarlam, Dwi Purnanto Megister Linguistik Deskriptif Pascasarjana Universitas Sebelas Maret rye2_12@yahoo.co.id

Lebih terperinci