Strategi Kesopanan dalam Tindak Tutur Tak Langsung pada Film Harry Potter and the Deathly Hallows

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Strategi Kesopanan dalam Tindak Tutur Tak Langsung pada Film Harry Potter and the Deathly Hallows"

Transkripsi

1 Strategi Kesopanan dalam Tindak Tutur Tak Langsung pada Film Harry Potter and the Deathly Hallows Oleh Adrian Kurniawan Zahar * ABSTRAK Jurnal ini menjelaskan tentang strategi kesopanan dalam tindak tutur tak langsung dengan objek yang menjadi contoh pengaplikasian yaitu film Harry Potter and the Deathly Hallows. Data yang penulis ambil hanya tuturan yang berjenis tindak tutur tak langsung pada film dan transkripsi yang penulis buat secara manual. Teori-teori yang penulis gunakan adalah teori mengenai tindak tutur tak langsung oleh Yule (1996) dan teori mengenai strategi kesopanan oleh Brown dan Levinson (1987). Selain itu, penulis menggunakan teori pendukung mengenai tindak ilokusi oleh Searle (1983). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 3 dari 5 fungsi atau tindak ilokusi muncul pada tindak tutur tak langsung yaitu fungsi direktif, asertif, dan komisif. Selain itu, 3 dari 4 strategi kesopanan digunakan pada tindak tutur tak langsung, yaitu strategi kesopanan positif, strategi kesopanan negatif, dan strategi kesopanan off record. Kata kunci: Strategi kesopanan, Tindak tutur tak langsung, Tindak ilokusi, Tuturan. ABSTRACT This journal describes politeness strategy in indirect speech act applied in Harry Potter and the Deathly Hallows film. The data taken are only the utterances which are the indirect speech acts. The theories applied in this journal are indirect speech acts by Yule (1996) and politeness strategies by Brown and Levinson (1987). This journal also uses illocutionary acts by Searle (1983) as the supporting theory. The result of this thesis shows that 3 of 5 functions or illocutionary acts are used in indirect speech acts. Moreover, 3 of 4 politeness * Mahasiswa Program Studi S1 Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran, Kajian Linguistik. Tahun kelulusan: Tanggal sidang: 19 Juli NPM:

2 strategy are applied in indirect speech acts; positive politeness strategy, negative politeness strategy, and off record politeness strategy. Keywords: Politeness strategy, Indirect speech act, Illocutionary act, Utterance. Pendahuluan Tindak tutur tak langsung apa yang ada pada film Harry Potter and the Deathly Hallows? Strategi kesopanan apa saja yang ada dalam tindak tutur tak langsung pada film Harry Potter and the Deathly Hallows? Manusia memiliki cara untuk berkomunikasi dan berinteraksi yaitu dengan menggunakan bahasa. Bahasa memiliki banyak jenis dan bentuk yang antara lain yaitu berupa percakapan atau tuturan. Percakapan atau tuturan yang dilakukan oleh penutur dan petutur memiliki makna dan maksud yang berbeda-beda. Pragmatik merupakan salah satu cabang ilmu linguistik yang mempelajari hal tersebut. Dalam berkomunikasi, kita dapat menyampaikan maksud tuturan kita secara langsung dengan makna eksplisit dan secara tidak langsung dengan makna yang implisit. Tuturan yang kita lakukan, baik secara langsung atau pun tidak langsung dipengaruhi oleh unsur atau aspek tertentu. Salah satunya adalah kesopanan. Aspek kesopanan umumnya muncul pada tuturan yang tak langsung. Sebenarnya tingkatan langsung atau tidak langsungnya sebuah tuturan bersifat relatif. Hal ini dapat dibandingkan melalui contoh dari tindak tutur langsung dan tindak tutur tak langsung. (1) Answer the phone. merupakan contoh dari tuturan yang langsung, sedangkan (2) Could you possibly answer the phone? adalah contoh dari tuturan yang tak langsung. Pada kedua contoh tersebut, contoh (1) memiliki nilai kesopanan yang rendah, sedangkan contoh (2) memiliki nilai kesopanan yang tinggi. Tuturan yang tidak memiliki hubungan langsung antara struktur dan makna atau bisa juga disebut berbasa-basi seperti contoh (2) merupakan tuturan yang memiliki nilai kesopanan tinggi. Berbeda dengan contoh (2), contoh (1) yang memiliki hubungan langsung antara struktur dengan maknanya atau tanpa basa-basi bernilai kesopanan yang rendah. Hubungan antara 2

3 kesopanan dengan tindak tutur tak langsung ini merupakan hal yang menarik untuk penulis bahas dalam jurnal ini. Dalam melakukan komunikasi atau tindak tutur, unsur kesopanan merupakan salah satu aspek yang penting untuk dimunculkan. Kesopanan ini berguna untuk menciptakan hubungan dan komunikasi yang baik dalam interaksi sosial antara penutur dan petutur. Kesopanan merupakan salah satu aspek berinteraksi yang dimaksudkan untuk memunculkan rasa hormat terhadap diri orang lain. Dengan memunculkan unsur kesopanan dalam berkomunikasi, orangorang dapat lebih mempererat hubungan sosial mereka dan keduanya dapat saling menghormati citra dirinya masing-masing. Penulis memilih film sebagai media untuk menganalisis dan memahami kesopanan dalam tindak tutur ini. Film dapat menggambarkan kejadian-kejadian dari dunia nyata. Selain itu, film memiliki unsur-unsur yang dibutuhkan untuk menganalisis strategi kesopanan pada tindak tutur yaitu, dialog, tokoh, dan latar. Film sebagai data yang digunakan dalam penelitian ini juga merupakan media yang dapat dengan mudah dipahami karena masyarakat pada umumnya gemar menonton film dan dengan adanya situasi atau konteks yang berhubungan dengan tindak tutur tersebut, maka strategi kesopanan dan tindak tutur dapat diteliti dengan lebih efektif. Film yang penulis pilih sebagai objek pada jurnal ini yaitu Harry Potter and the Deathly Hallows. Film ini memiliki banyak tindak tutur tak langsung yang dimaksudkan untuk memunculkan strategi kesopanan. Selain itu, film ini merupakan film yang popular baik di kancah nasional maupun internasional sehingga masyarakat umum tahu akan film ini. Pembahasan Salah satu cabang ilmu linguistik yang mempelajari tentang makna tuturan adalah pragmatik. Leech (1983:2) menyatakan bahwa pragmatics is the study of meaning in relation to speech situations, pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari makna yang berhubungan dengan situasi tutur, maka dapat dikatakan bahwa dalam mempelajari makna tuturan, situasi tutur (speech situations) juga memengaruhi makna dan maksud tuturan tersebut. Berdasarkan pendapat tersebut, 3

4 penulis menyimpulkan bahwa pragmatik merupakan salah satu cabang ilmu linguistik yang mempelajari tentang makna dan maksud dari tuturan yang dilakukan participants (penutur dan petutur) berdasarkan konteks yang ada saat terjadinya tuturan tersebut. Konteks Di dalam sebuah tindak tutur, konteks memiliki peranan penting dalam menganalisis makna dan maksud sebuah tindak tutur. Konteks merupakan suatu hal yang berhubungan dan memengaruhi suatu tuturan, seperti setting, participants, latar belakang pengetahuan participants, dan hubungan sosial participants. Dalam memahami maksud dan makna dari sebuah tuturan, kita harus mengetahui juga konteks yang ada ketika tuturan tersebut terjadi. Alasannya adalah karena jika satu tuturan yang muncul dalam konteks yang berbeda, maksud dan makna tuturan itu akan berbeda pula. Yule (1996:3) berpendapat, Pragmatics is the study of contextual meaning. Yule menyatakan bahwa konteks pada tuturan berupa participants, tempat, waktu, dan keadaan yang ada pada saat tuturan tersebut terjadi. Tindak Tutur Langsung Tindak tutur langsung dan tindak tutur tak langsung merupakan jenis tindak tutur yang dibagi berdasarkan hubungan antara struktur tindak tutur dengan fungsi tindak tutur tersebut. Yule (1996:54) berpendapat, Whenever there is a direct relationship between a structure and a function, we have a direct speech act. Tindak tutur langsung merupakan tindak tutur yang memiliki hubungan langsung antara struktur tindak tutur tersebut dengan fungsinya. McManis (1988:200) berpendapat bahwa suatu tindak tutur disebut tindak tutur langsung karena tindak tutur tersebut memunculkan fungsinya secara harfiah dan langsung. Yule menyatakan bahwa bentuk tindak tutur tersebut berupa deklaratif (pernyataan), interogatif (pertanyaan), dan imperatif (perintah), sedangkan fungsinya berupa statement, question, dan command/request. Ketika bentuk struktur deklaratif digunakan dalam tindak tutur untuk memberikan pernyataan, 4

5 maka tindak tutur langsung yang dilakukan pada tindak tutur tersebut. Namun ketika bentuk struktur deklaratif digunakan untuk mengajukan permintaan, maka tindak tutur tak langsung yang dilakukan pada tindak tutur tersebut. Contoh dari tindak tutur langsung yaitu (3) Wear your seatbelt!. Bentuk struktur imperatif dengan fungsi perintah memiliki hubungan yang langsung antara struktur dan fungsi tindak tutur tersebut maka contoh tindak tutur tersebut berupa tindak tutur langsung. Tindak Tutur Tak Langsung Menurut Yule (1996:55), Whenever there is an indirect relationship between a structure and a function, we have a direct speech act. Tindak tutur tak langsung merupakan tindak tutur yang memiliki hubungan tidak langsung antara struktur tindak tutur tersebut dengan fungsinya. Contoh dari tindak tutur tak langsung yaitu (4) You re standing in front of the TV. Contoh tindak tutur tersebut memiliki struktur deklaratif tapi fungsi yang sebenarnya bukan semata-mata pernyataan. Fungsi yang sebenarnya adalah permintaan, yaitu meminta orang tersebut untuk pindah dari depan TV karena menghalangi pandangan ke arah TV. Tindak tutur tak langsung ini penting untuk dilakukan dalam memunculkan unsur kesopanan. Yule (1996:56) menyatakan, Indirect speech acts are generally associated with greater politeness in English than direct speech acts. Selain itu, Leech (1983:108) juga berpendapat bahwa semakin tak langsung jenis dari sebuah tindak tutur, maka aspek kesopanan muncul dengan lebih kuat. Pembahasan mengenai ini akan dibahas lebih lanjut pada strategi kesopanan yang disertai dengan contoh data. Tindak Ilokusi Leech (1983:199) mendefinisikan tindak ilokusi secara sederhana yaitu tindakan yang muncul dalam melakukan tindak tutur, maksudnya tindak tutur tersebut memiliki makna dan fungsi lain dalam kata-katanya. Searle dalam Leech (1983:105) membagi tindak ilokusi menjadi 5 kategori; assertive, directives, commissives, expressive, dan declarations. 5

6 Jenis-jenis Tindak Ilokusi Tindak ilokusi asertif (assertives) merupakan tindak ilokusi yang dilakukan penutur untuk menyatakan kebenaran atas apa yang dituturkannya. Nilai kebenaran dalam asertif ini netral karena bisa benar dan bisa juga salah. Fungsi dari asertif adalah menyatakan (stating), menyarankan (suggesting), memberitakan (reporting), mengeluh (complaining), menuntut (claiming), dan membual atau menyombongkan diri (boasting). Tindak ilokusi direktif (directives) merupakan tindak ilokusi yang dilakukan agar petutur melakukan apa yang penutur minta. Fungsi dari direktif adalah menyuruh (ordering), memerintah (commanding), memohon atau meminta (requesting), menasehati (advising), dan menganjurkan (recommending). Tindak ilokusi komisif (commissives) merupakan tindak ilokusi yang mengikat penuturnya untuk melakukan suatu tindakan di waktu yang akan datang. Fungsi dari komisif adalah berjanji (promising), bersumpah (vowing), menolak (refuse), dan menawarkan (offering). Tindak ilokusi ekspresif (expressives) bertujuan untuk mengekspresikan dan menunjukkan kondisi psikologi dan sikap penutur terhadap penutur dalam suatu keadaan tertentu. Fungsi dari ekspresif adalah berterima kasih (thanking), meminta maaf (pardoning), memberi selamat (congratulating), menyalahkan (blaming), memuji (praising), dan berduka (condoling). Deklaratif merupakan tindak ilokusi yang membuat penuturnya menghubungkan antara tindak tutur dengan kenyataan. Fungsi dari deklaratif adalah mengundurkan diri (resigning), memecat (dismissing), membaptis (christening), menamai (naming), mengucilkan (excommunicating), memvonis (sentencing), dan mengangkat (appointing). Kesopanan Menurut Yule (1996:60), Politeness, in an interaction, can be defined as the means employed to show awareness of another person s face. Kesopanan dalam pragmatik dapat diartikan sebagai suatu cara untuk menghormati face atau citra diri seseorang. Dalam melakukan tindak tutur, kesopanan merupakan konsep 6

7 yang penting untuk dimunculkan agar citra diri sendiri atau penutur terkesan baik dan juga menjaga citra diri orang lain atau petutur agar tetap dihormati. Brown dan Levinson (1987) menyatakan bahwa kesopanan merupakan sebuah tindakan untuk mencegah dan menangani tindak tutur yang mengancam citra diri atau face orang lain maupun diri sendiri (Face Threatening Acts). Face Face dapat secara sederhana diartikan sebagai citra diri seseorang. Dalam berbicara mengenai kesopanan, konsep face akan selalu muncul karena kesopanan dilakukan untuk menghormati face seseorang. Yule (1996:60) menyatakan, Face means the public self-image of a person. Face berarti gambaran diri atau citra diri dari seseorang di hadapan umum. Citra diri merupakan suatu hal yang emosional dan memiliki kesan sosial yang setiap orang ingin agar orang lain saling menghargai atau menghormati citra diri masing-masing. Brown dan Levinson dalam Stockwell (2002:23) membagi face menjadi 2: 1. Negative Face: the want of every competent adult member that his actions be unimpeded by others. Negative Face berarti suatu keinginan dari seseorang untuk tidak diganggu oleh orang lain, untuk mandiri dan memiliki kebebasan dalam bertindak, misalnya pada sebuah rapat, seorang pimpinan yakin bahwa keputusannya adalah hal yang terbaik dan dia tidak ingin keputusan tersebut disangkal oleh orang lain. 2. Positive Face: the want of every member that his wants be desirable to at least some others. Positive Face berarti keinginan seseorang untuk dihargai dan diterima oleh orang lain, contohnya dalam berpakaian, ketika seseorang menggunakan pakaian tertentu dan menanyakan pendapat orang lain, ia ingin agar orang tersebut senang melihat ia memakai pakaian itu bahkan ingin orang tersebut memujinya. Face Threatening Acts (FTAs) Yule (1996:61) berpendapat, "If a speaker says something that represents a threat to another individual's expectation regarding self-image, it is described 7

8 as a face threatening act. Ketika penutur melakukan tindak tutur yang mengancam citra diri orang lain maka hal ini disebut dengan face threatening acts. Disinilah strategi kesopanan penting untuk dilakukan agar citra diri orang lain dan diri sendiri tetap dihormati dan tidak hilang. Contohnya pada suatu rapat, seorang karyawan tidak setuju dengan pendapat pimpinannya maka karyawan itu harus melakukan FTA. Kesopanan yang dia munculkan berupa negative politeness, (5) I think your idea of dismissing the workers is not effective to avoid the bankruptcy. Tuturan tersebut berbeda dengan tuturan (6) I don t agree with that yang melakukan tindak tutur secara langsung dan terang-terangan yang memberikan ancaman yang lebih besar pada pimpinan tersebut. Strategi Kesopanan Strategi kesopanan merupakan strategi yang digunakan untuk menghindari atau mengurangi efek pengrusakan citra diri yang muncul dari face threatening acts yang dilakukan penutur. Brown dan Levinson (1987:60) mengemukakan 5 jenis strategi kesopanan dalam bukunya. Strategi ke-5 tidak dicantumkan karena tidak memunculkan ancaman pada citra diri seseorang sehingga participants pada akhirnya tidak mengatakan apapun. 4 strategi ini disebut sebagai superstrategies. Bald On-Record (Strategi Langsung Tanpa Basa-basi) Pada strategi bald on-record, penutur tidak melakukan apapun untuk meminimalisasi ancaman terhadap citra diri petutur. Penutur melakukan tindak tutur secara langsung dan jelas. Menurut Brown dan Levinson (1987:95), The prime reason for bald on-record usage may be stated simply: in general, whenever S wants to do the FTA with maximum efficiency more than he wants to satisfy H s face, even to any degree, he will choose the bald on-record strategy. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa dalam menggunakan strategi ini, keinginan penutur untuk memaksimalkan efisiensi dari tindak tutur dalam keadaan apapun lebih besar daripada keinginan penutur untuk menghormati citra diri petutur. Contoh tindak tutur pada strategi ini adalah (15) Bring me my 8

9 book. Pada tindak tutur tersebut, penutur mengatakannya secara langsung dan jelas tanpa meminimalisasi ancaman dan tanpa memedulikan citra diri petutur tersebut. Karena strategi ini menggunakan tindak tutur langsung, maka penulis tidak akan membahasnya lebih lanjut. Positive Politeness (Strategi Kesopanan Positif) Dalam strategi kesopanan positif, penutur memberikan citra diri positif kepada petutur. Brown dan Levinson (1987: ) berpendapat bahwa positive politeness terjadi dalam suatu kelompok atau lingkungan yang participants-nya memiliki tujuan, keinginan, atau latar belakang pengetahuan yang sama. Strategi ini dimunculkan karena penutur ingin menunjukkan kesan yang baik pada petutur dan menandakan bahwa penutur ingin mempererat hubungan sosialnya dengan petutur melalui keinginan dan pandangan yang sama antara penutur dengan petutur. Brown dan Levinson (1987: ) membagi strategi kesopanan positif ini menjadi 15 jenis, yaitu Notice, attend to H (his interests, wants, needs, goods), Exaggerate (interest, approval, sympathy with H), Intensify interest to H, Use ingroup identity markers, Seek agreement, Avoid disagreement, Presuppose/raise/assert common ground, Joke, Assert or presuppose S s knowledge of and concern for H s wants, Offer, promise, Be optimistic, Include both S and H in the activity, Give (or ask for) reasons, Assume or assert reciprocity, dan Give gifts to H (goods, sympathy, understanding, cooperation). Pengaplikasian strategi ini dapat lebih mudah dipahami pada contoh data dan penjelasan berikut: Harry : What we ve wondered is, what is itˇ? Lovegood : What is itˇ? Well, it s the sign of the Deathly Hallows, of course. Ron & Hermione : The whatˆ? Harry : The whatˇ? Lovegood : The Deathly Hallows. I assumeˆ you re familiar with The Tale of the Three Brothers ˇ? Ron & Hermione : Yes. 9

10 Harry : Noˆ. Sebelum membahas mengenai strategi kesopanan dan tindak tutur tak langsung, konteks perlu dipahami pertama kali. Percakapan ini terjadi di kediaman Xenophilius Lovegood (penutur) ketika Harry, Hermione, dan Ron (petutur) mencari informasi mengenai sebuah lambang aneh yang mereka temukan di tempat-tempat yang penting. Mereka bertiga yakin bahwa Lovegood dapat memberikan informasi yang mereka inginkan. Lovegood merupakan ayah dari Luna, teman petutur di sekolah sihir Hogwarts dan juga merupakan teman dari Dumbledore, mantan kepala sekolah Hogwarts yang telah meninggal. Tuturan pada data ini difokuskan pada I assumeˆ you re familiar with The Tale of the Three Brothers ˇ? Penutur melakukan tuturan yang memiliki bentuk interogatif atau pertanyaan. Hal ini ditandai dengan perubahan intonasi di akhir tuturan yaitu intonasi turun dan juga tuturan selanjutnya dari petutur yang memberikan jawaban. Dengan demikian, walaupun tidak diawali dengan kata tanya di awal tuturan, tuturan tersebut memiliki bentuk interogatif. Fungsi atau tindak ilokusi yang muncul pada tuturan tersebut berupa tindak ilokusi asertif yang berupa claiming (anggapan). Berdasarkan bentuk dan fungsi tuturan yang tidak memiliki hubungan, maka tuturan tersebut termasuk pada jenis tindak tutur tak langsung. Anggapan pada tuturan tersebut muncul dari kata assume yang berarti anggap. Anggapan dari penutur adalah bahwa petutur telah mengetahi perihal the Tale of the Three Brothers sehingga penutur tidak usah menjelaskannya lebih lanjut. FTA yang dilakukan penutur pada tuturan tersebut mengancam positive face petutur karena penutur ingin petutur memiliki opini atau pikiran yang sama untuk memunculkan solidaritas melalui anggapan tersebut. Anggapan yang muncul dari kata assume tersebut berarti sebuah pikiran positif atau keyakinan bahwa petutur memiliki face wants, dalam hal ini pikiran, yang sama dengan penutur. Selain itu, penutur memberikan penekanan pada kata assume dengan intonasi tuturannya yang naik. Oleh karena itu, strategi kesopanan dari penutur yang memunculkan anggapan positif atau keyakinan pada petutur termasuk ke dalam strategi kesopanan positif dengan sub-strategi 11: be optimistic. 10

11 Negative Politeness (Strategi Kesopanan Negatif) Menurut Brown dan Levinson (1987:129), Negative politeness is redressive action addressed to the addressee s negative face: his want to have his freedom of action unhindered and his attention unimpeded. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa strategi kesopanan negatif merupakan tindakan mencegah atau meminimalisasi ancaman terhadap negative face petutur ketika penutur menginginkan sesuatu dari petutur maka kebebasan dan keinginan petutur akan terbebani atau terganggu. Sama halnya dengan positive politeness, negative politeness juga memiliki beberapa jenis strategi. Sepuluh strategi yang termasuk ke dalam negative politeness berdasarkan pendapat Brown dan Levinson (1987: ) adalah Be inconventionally indirect, Question, hedge, Be pessimistic, Minimize the imposition, Give deference, Apologize, Impersonalize S and H: Avoid the pronouns I and you, State the FTA as a general rule, Nominalize, dan Go on record as incurring a debt, or as not indebting H. Untuk pemahaman lebih lanjut, penulis memberikan contoh data beserta penjelasan mengenai strategi kesopanan negatif dalam tindak tutur tak langsung sebagai berikut: Umbridge : A wand was taken from you upon your arrival at the Ministry today. Is this that wandˆ? (Silent) Would you please tell the court from which witch or wizard you took this wandˇ? Mary : I didn t take it. Percakapan ini terjadi dalam sebuah sidang mengenai kepemilikan tongkat sihir dan muggle-blood (manusia berdarah murni yang tidak bisa menggunakan kekuatan sihir). Mary (petutur) dituduh mencuri tongkat sihir dari seorang penyihir karena Umbridge (penutur) menganggap Mary merupakan seorang muggle yang sudah seharusnya tidak memiliki tongkat sihir. Padahal, faktanya adalah Mary merupakan seorang penyihir dan tongkat sihir tersebut memang miliknya. Hubungan antara penutur dan petutur adalah seorang hakim dan terdakwa. 11

12 Pada data ini, tuturan yang menjadi fokus adalah Would you please tell the court from which witch or wizard you took this wandˇ? yang merupakan tindak tutur tak langsung. Bentuk dari tuturan tersebut adalah interogatif atau pertanyaan tapi fungsi sebenarnya adalah ordering (perintah). Dengan kata lain, tuturan tersebut termasuk dalam tindak ilokusi direktif yang berupa ordering (perintah). Ketika itu, penutur menyuruh petutur memberitahukan fakta mengenai tongkat sihir yang menjadi permasalahan di sidang tersebut. Pada tuturan ini, FTA penutur ditujukan pada citra diri negatif atau negative face petutur karena penutur mengganggu kemandirian atau kebebasan petutur dalam bertindak dengan memintanya untuk memberikan informasi yang penutur inginkan sehingga termasuk dalam strategi kesopanan negatif. Penutur membuat tuturan yang tidak memiliki hubungan langsung antara bentuk dan fungsi agar petutur merasa nyaman dan tidak terancam citra diri negatifnya. Tuturan yang dilakukan yang dilakukan seperti itu termasuk dalam strategi kesopanan negatif dengan sub-strategi 1: be conventionally indirect. Strategi ini merupakan strategi kesopanan yang paling mendasar dalam mengurangi ancaman terhadap negative face petutur. Off Record (Strategi Tidak Langsung) Penggunaan FTAs dilakukan secara off record bila butuh beberapa cara untuk memahami maksud komunikasi tersebut karena tindak tutur tersebut akan terkesan ambigu dan petutur pun sulit untuk memahaminya. Strategi ini pada umumnya dilakukan melalui tindak tutur tak langsung sehingga konteks dan situasi tutur merupakan unsur penting dalam memahami strategi kesopanan ini (Brown dan Levinson, 1987:211). Dalam strategi kesopanan off record, terdapat 15 jenis strategi, yaitu Give hints, Give association clues, Presuppose, Understate, Overstate, Use tautologies, Use contradictions, Be ironic, Use metaphors, Use rhetorical questions, Be ambiguous, Be vague, Over generalize, Displace H, dan Be incomplete, use ellipsis. Berikut ini contoh data beserta penjelasan mengenai strategi kesopanan off record dalam tindak tutur tak langsung: 12

13 Fletcher : Listen, I panicked that night, all right? Could I help it if Mad-Eye fell of his broom? Kreacher : You Hermione : Tell the truth. Percakapan ini terjadi di dalam sebuah rumah, kediaman keluarga Black yang seluruh anggota keluarganya telah tiada. Harry bersama Ron dan Hermione sedang menunggu Kreacher yang diperintahkan untuk mencari dan membawa Fletcher (penutur). Sesampainya mereka, Harry, Ron, dan Hermione (petutur) langsung menginterogasi Fletcher yang dianggap sebagai pencuri karena seharusnya liontin yang mereka cari ada di rumah tersebut namun Fletcher datang lebih dulu lalu mengambil dan menjualnya. Selain itu, Fletcher juga dianggap sebagai seorang pengecut karena kabur dari insiden penyerangan yang dilakukan para pelahap maut. Pada data ini, fokus tuturannya adalah Could I help it if Mad-Eye fell of his broom? yang memiliki bentuk tuturan interogatif karena terlihat dari kata tanya yang muncul di awal tuturan dan intonasi yang turun di akhir tuturan tersebut. Fungsi pada pertanyaan ini bukanlah suatu pertanyaan yang mengharapkan jawaban iya atau tidak, melainkan complaining (mengeluh). Dengan kata lain, tuturan ini termasuk ke dalam tindak ilokusi asertif yang berupa keluhan. Makna sebenarnya dari tuturan tersebut adalah I can t do anything. Pada tuturan ini, keluhan yang bentuk langsungnya adalah pernyataan atau deklaratif dibuat oleh penutur menjadi interogatif. Penutur dalam menuturkan pertanyaan tersebut tidak mengharapkan jawaban apapun dari petutur. Pertanyaan digantungkan tanpa adanya jawaban. Tuturan tersebut memberikan ancaman pada positive face petutur karena penutur ingin bahwa informasi atau keinginan penutur dapat dipahami sehingga muncul kesamaan pikiran diantara penutur dan petutur. Strategi kesopanan ini termasuk ke dalam strategi off record dengan sub-strategi 10: use rhetorical questions. Pada strategi ini, penutur bermaksud untuk memberikan informasi pada petutur. Strategi ini biasa dilakukan untuk menunjukkan keluhan atau kritik (Brown & Levinson, 1987:223). 13

14 Simpulan Berdasarkan topik pada jurnal ini, penggunaan tindak tutur tak langsung hanya dapat dilakukan pada dua bentuk tuturan dalam yaitu bentuk pernyataan dan pertanyaan. 1 bentuk tuturan lainnya yaitu imperatif tidak muncul. Hal ini disebabkan karena bentuk imperatif memiliki hubungan langsung antara bentuk dan fungsinya sehingga tidak termasuk ke dalam jenis tindak tutur tak langsung. 3 dari 5 fungsi atau tindak ilokusi yang muncul adalah fungsi asertif, direktif, dan komisif. 2 lainnya yaitu deklarasi dan ekspresif tidak dapat dilakukan melalui tindak tutur tak langsung karena kedua fungsi tersebut hanya dapat dilakukan pada tindak tutur langsung. Strategi kesopanan, seperti yang telah dibahas sebelumnya, pada umumnya dilakukan untuk mengurangi ancaman terhadap citra diri petutur dan menghormatinya. Untuk mengurangi ancaman, strategi kesopanan dilakukan melalui tindak tutur tak langsung. Tiga dari empat jenis strategi kesopanan yang dapat digunakan dalam tindak tutur tak langsung yaitu strategi kesopanan positif, strategi kesopanan negatif, dan strategi kesopanan off record. 1 jenis strategi tidak dapat digunakan dalam tindak tutur tak langsung yaitu strategi kesopanan bald on record karena strategi tersebut menggunakan tindak tutur langsung. Akhir kata, penulis memohon maaf jika ada kesalahan dalam jurnal ini. Semoga melalui jurnal ini pembaca bisa menambah wawasan mengenai tindak tutur dan strategi kesopanan. Selain itu, karena kesopanan merupakan hal yang lumrah dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, penulis harap pembaca dapat mempraktikan cara-cara dan strategi-strategi kesopanan yang dijelaskan dalam jurnal ini. Daftar Sumber: Brown, P. and Levinson, S Politeness: Some Universal in Language Usage. Cambridge University Press. Leech, Geoffrey Principles of Pragmatics. New York: Longman Inc. Yule, George Pragmatics. Oxford: University Press. 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan penelitian ini,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan penelitian ini, BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berikut beberapa penelitian yang dapat menjadi acuan dan perbandingan dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. keakuratan data. Teori-teori tersebut adalah teori pragmatik, aspek-aspek situasi

BAB II KAJIAN TEORI. keakuratan data. Teori-teori tersebut adalah teori pragmatik, aspek-aspek situasi BAB II KAJIAN TEORI Untuk mendukung penelitian ini, digunakan beberapa teori yang dianggap relevan dan dapat mendukung penemuan data agar memperkuat teori dan keakuratan data. Teori-teori tersebut adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur merupakan tind yang dilakukan oleh penutur terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur merupakan tind yang dilakukan oleh penutur terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tindak tutur merupakan tind yang dilakukan oleh penutur terhadap mitra tutur dengan suatu tujuan dan maksud. Dalam pragmatik tindak tutur dibagi menjadi tiga

Lebih terperinci

DIRECTIVE SPEECH ACT OF POLITENESS STRATEGY OF PARTICIPANS ON THE MEETHING OF BEM FKIP RIAU UNIVERSITY

DIRECTIVE SPEECH ACT OF POLITENESS STRATEGY OF PARTICIPANS ON THE MEETHING OF BEM FKIP RIAU UNIVERSITY 1 DIRECTIVE SPEECH ACT OF POLITENESS STRATEGY OF PARTICIPANS ON THE MEETHING OF BEM FKIP RIAU UNIVERSITY Eli Mandari 1, Charlina 2, M.Nur Mustafa 3 fidearly@gmail.com. No. HP. 085263570873 charlinahadi@yahoo.com

Lebih terperinci

STRATEGI KESANTUNAN POSITIF DAN NEGATIF PADA KALIMATDEKLARATIF DALAM DRAMA RICH MAN POOR WOMAN ARTIKEL ILMIAH OLEH: DIAH IKA MEIRINA NIM

STRATEGI KESANTUNAN POSITIF DAN NEGATIF PADA KALIMATDEKLARATIF DALAM DRAMA RICH MAN POOR WOMAN ARTIKEL ILMIAH OLEH: DIAH IKA MEIRINA NIM STRATEGI KESANTUNAN POSITIF DAN NEGATIF PADA KALIMATDEKLARATIF DALAM DRAMA RICH MAN POOR WOMAN ARTIKEL ILMIAH OLEH: DIAH IKA MEIRINA NIM 0911120090 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai alat komunikasi dan interaksi yang hanya dimiliki oleh manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai alat komunikasi dan interaksi yang hanya dimiliki oleh manusia, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai alat komunikasi dan interaksi yang hanya dimiliki oleh manusia, bahasa memiliki peran yang sangat penting di dalam kehidupan manusia. Manusia menggunakan bahasa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Pengertian Pragmatik Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama Charles Morris. Pragmatik merupakan cabang ilmu bahasa yang semakin dikenal pada masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu dalam dunia ekonomi, politik, sosial budaya dan teknologi, menyadarkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. itu dalam dunia ekonomi, politik, sosial budaya dan teknologi, menyadarkan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya zaman, semua aspek kehidupan di dunia baik itu dalam dunia ekonomi, politik, sosial budaya dan teknologi, menyadarkan bahwa komunikasi

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi BAB II KERANGKA TEORI Kerangka teori ini berisi tentang teori yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi tindak tutur;

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR PADA TAMAN KANAK-KANAK DHARMA WANITA KELURAHAN WAPUNTO KECAMATAN DURUKA KABUPATEN MUNA (KAJIAN PRAGMATIK)

TINDAK TUTUR DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR PADA TAMAN KANAK-KANAK DHARMA WANITA KELURAHAN WAPUNTO KECAMATAN DURUKA KABUPATEN MUNA (KAJIAN PRAGMATIK) TINDAK TUTUR DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR PADA TAMAN KANAK-KANAK DHARMA WANITA KELURAHAN WAPUNTO KECAMATAN DURUKA KABUPATEN MUNA (KAJIAN PRAGMATIK) RACHMAN Abhyrachman1707@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

Abstrak. ILLOCUTIONARY SPEECH ACT OF INDONESIA LANGUAGE LEARNING INTERACTION (An Ethnography Communication in Ehipassiko Senior High School BSD)

Abstrak. ILLOCUTIONARY SPEECH ACT OF INDONESIA LANGUAGE LEARNING INTERACTION (An Ethnography Communication in Ehipassiko Senior High School BSD) TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA (Kajian Etnografi Komunikasi di SMA Ehipassiko School BSD) Meirisa, Yumna Rasyid 1, Fathiaty Murtadho 2 Universitas Negeri Jakarta, Program

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM BAHASA INDONESIA OLEH GURU DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS (STUDI KASUS DI SMA NEGERI 1 PADANG) ARTIKEL

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM BAHASA INDONESIA OLEH GURU DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS (STUDI KASUS DI SMA NEGERI 1 PADANG) ARTIKEL TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM BAHASA INDONESIA OLEH GURU DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS (STUDI KASUS DI SMA NEGERI 1 PADANG) ARTIKEL SIERMIATI NPM 1110018512007 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG

Lebih terperinci

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM ACARA DEBAT KONTROVERSI SURAT KEPUTUSAN BERSAMA AHMADIYAH DI TV ONE ELVITA YENNI

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM ACARA DEBAT KONTROVERSI SURAT KEPUTUSAN BERSAMA AHMADIYAH DI TV ONE ELVITA YENNI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM ACARA DEBAT KONTROVERSI SURAT KEPUTUSAN BERSAMA AHMADIYAH DI TV ONE TESIS Oleh: ELVITA YENNI 077009006 SEKOLAH PASCASARJANA PROGRAM STUDI LINGUISTIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia kita selalu menggunakan bahasa untuk berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia kita selalu menggunakan bahasa untuk berkomunikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai manusia kita selalu menggunakan bahasa untuk berkomunikasi sehari-hari. Sebagai alat komunikasi, bahasa dapat digunakan secara lisan maupun tulisan. Bahasa

Lebih terperinci

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY Faculty of Humanities English Department Strata 1 Program 2013 POLITENESS STRATEGIES IN YES MAN (2008) BY PAYTON REED Shierlyn Oktavia 1301016822 A. Pengantar

Lebih terperinci

TINDAK UJAR EKSPRESIF DALAM FILM FREEDOM WRITER KARYA ERIN GRUWELL SUATU KAJIAN PRAGMATIK JURNAL

TINDAK UJAR EKSPRESIF DALAM FILM FREEDOM WRITER KARYA ERIN GRUWELL SUATU KAJIAN PRAGMATIK JURNAL TINDAK UJAR EKSPRESIF DALAM FILM FREEDOM WRITER KARYA ERIN GRUWELL SUATU KAJIAN PRAGMATIK JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai GelarSarjanaIlmuBudaya Oleh JANSEN ANDREANUS 110912125 JurusanSastraInggris

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH. Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS)

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH. Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS) TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS) sucimuliana41@yahoo.com Abstrak Penelitian yang berjudul tindak tutur ekspresif

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS. Kata kunci: Tindak tutur, ilokusi, respons, kalimat, dan pembelajaran bahasa Inggris

ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS. Kata kunci: Tindak tutur, ilokusi, respons, kalimat, dan pembelajaran bahasa Inggris 1 ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS Robi Kuswara (0903653) Pembimbing: Dian Indihadi dan Seni Apriliya ABSTRAK: Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan jenis ilokusi beserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sosial kita selalu berkomunikasi dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sosial kita selalu berkomunikasi dengan menggunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sosial kita selalu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa lisan maupun tulisan. Komunikasi melalui bahasa memungkinkan setiap orang untuk dapat menyesuaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan dari mitra tutur. Hal ini yang menjadikan bahasa amat berguna dalam

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan dari mitra tutur. Hal ini yang menjadikan bahasa amat berguna dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana dalam menjalankan segala jenis aktivitas, antara lain sebagai sarana untuk menyampaikan informasi, meminta informasi, memberi perintah, membuat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan menggunakan referensi yang berhubungan, ini tidak terlepas dari buku-buku dan karya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan menggunakan referensi yang berhubungan, ini tidak terlepas dari buku-buku dan karya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Penulisan suatu karya ilmiah merupakan suatu rangkaian yang semuanya selalu berkaitan dengan menggunakan referensi yang berhubungan, ini tidak terlepas

Lebih terperinci

Tindak tutur ilokusi novel Surga Yang Tidak Dirindukan karya Asma Nadia (kajian pragmatik)

Tindak tutur ilokusi novel Surga Yang Tidak Dirindukan karya Asma Nadia (kajian pragmatik) Linguista, Vol.1, No.1, Juni 2017, hal 6-11 ISSN (print): 2579-8944; ISSN (online): 2579-9037 Avaliable online at: http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/linguista 6 Tindak tutur ilokusi novel Surga Yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabang linguistik yang mempelajari tentang penuturan bahasa secara mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana suatu ujaran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORITIS 9 BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Pengantar Sehubungan dengan masalah yang ditemukan pada penelitian ini, maka tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan wujud Prinsip Kerja Sama di dalam dialog antartokoh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka Penelitian mengenai tindak tutur dan penerapan strategi kesantunan sudah banyak dilakukan sebelumnya. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan

Lebih terperinci

BAB II JENIS-JENIS TINDAK TUTUR YANG DIGUNAKAN AHOK. berkomunikasi, khususnya perilaku berbahasa Ahok yang ada di youtube dengan

BAB II JENIS-JENIS TINDAK TUTUR YANG DIGUNAKAN AHOK. berkomunikasi, khususnya perilaku berbahasa Ahok yang ada di youtube dengan BAB II JENIS-JENIS TINDAK TUTUR YANG DIGUNAKAN AHOK 2.1 Pengantar Bab ini membahas jenis tindak tutur yang digunakan Ahok saat berkomunikasi, khususnya perilaku berbahasa Ahok yang ada di youtube dengan

Lebih terperinci

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa,

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR GURU DI DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP N 27 PADANG (KAJIAN PRAGMATIK) ABSTRACT

TINDAK TUTUR GURU DI DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP N 27 PADANG (KAJIAN PRAGMATIK) ABSTRACT TINDAK TUTUR GURU DI DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP N 27 PADANG (KAJIAN PRAGMATIK) Sri Sundari 1, Wahyudi Rahmat 2, Ria Satini 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuturan performative merupakan tuturan yang muncul pada saat

BAB I PENDAHULUAN. Tuturan performative merupakan tuturan yang muncul pada saat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuturan performative merupakan tuturan yang muncul pada saat melakukan tindak tutur. Pada saat penutur menuturkan tuturan tersebut, penutur sekaligus melakukan tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan berbicara menduduki posisi penting dalam kehidupan manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia melakukan percakapan untuk membentuk interaksi antarpesona

Lebih terperinci

LOCUTIONARY AND ILLOCUTIONARY ACTS FOUND IN INFOMALANG TWITTER ACCOUNT THESIS

LOCUTIONARY AND ILLOCUTIONARY ACTS FOUND IN INFOMALANG TWITTER ACCOUNT THESIS LOCUTIONARY AND ILLOCUTIONARY ACTS FOUND IN INFOMALANG TWITTER ACCOUNT THESIS BY DESI KURNIA NIM 105110101111028 STUDY PROGRAM OF ENGLISH DEPARTMENT OF LANGUAGES AND LITERATURES FACULTY OF CULTURAL STUDIES

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bukunya Speech Act: An Essay in The Philosophy of Language dijelaskan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bukunya Speech Act: An Essay in The Philosophy of Language dijelaskan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan media pembentuk kebahasaan yang menjadi kunci pokok bagi kehidupan manusia di dunia ini, karena melalui bahasa baik verbal maupun non verbal manusia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN KERANGKA TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN KERANGKA TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Sebelum melakukan penelitian, ada beberapa sumber kajian yang dijadikan acuan dari penelitian ini yaitu hasil penelitian sebelumnya.

Lebih terperinci

POLITENESS STRATEGIES USED BY THE MAIN CHARACTER OF SHERLOCK HOLMES A GAME OF SHADOW MOVIE THESIS BY MELISA DYAH PARASAYU NIM

POLITENESS STRATEGIES USED BY THE MAIN CHARACTER OF SHERLOCK HOLMES A GAME OF SHADOW MOVIE THESIS BY MELISA DYAH PARASAYU NIM POLITENESS STRATEGIES USED BY THE MAIN CHARACTER OF SHERLOCK HOLMES A GAME OF SHADOW MOVIE THESIS BY MELISA DYAH PARASAYU NIM 0911110060 STUDY PROGRAM OF ENGLISH DEPARTMENT OF LANGUAGES AND LITERATURE

Lebih terperinci

Tabel 1 Tindak Tutur Mengkritik dalam Acara Sentilan Sentilun di Metro TV

Tabel 1 Tindak Tutur Mengkritik dalam Acara Sentilan Sentilun di Metro TV digilib.uns.ac.id Tabel 1 Tindak Tutur Mengkritik dalam Acara Sentilan Sentilun di Metro TV No. Jenis Tindak Tutur Nomor Data Jumlah data Mengkritik A. Mengkritik Langsung 1. Penilaian Negatif 01, 02,

Lebih terperinci

Maftuchah Dwi Agustina ABSTRACT

Maftuchah Dwi Agustina ABSTRACT ANALISIS KALIMAT YANG MEREPRESENTASIKAN TUTURAN MENGANCAM MUKA NEGATIF MITRA TUTUR PADA TERJEMAHAN KUMPULAN CERITA PENDEK THE ADVENTURES OF SHERLOCK HOLMES Maftuchah Dwi Agustina uwiequw@gmail.com ABSTRACT

Lebih terperinci

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PERSPEKTIF PRAGMATIK

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PERSPEKTIF PRAGMATIK ISBN: 978-602-361-045-7 KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PERSPEKTIF PRAGMATIK Andi Sadapotto, Muhammad Hanafi STKIP MUHAMMADIYAH SIDRAP Sadapotto.andi@yahoo.co.id ABSTRACT: The diversity of form and function

Lebih terperinci

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH JAWA BARAT TAHUN

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH JAWA BARAT TAHUN 1 BAB I PENDAHULUAN Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji strategi komunikasi politik calon gubernur dan wakil gubernur Jabar periode 2013-2018 yang direalisasikan dengan tindak tutur dan kesantunannya

Lebih terperinci

TINDAK ILOKUSI DALAM FILM THE CHANGE-UP KARYA DAVID DOBKIN SUATU ANALISIS PRAGMATIK J U R N A L

TINDAK ILOKUSI DALAM FILM THE CHANGE-UP KARYA DAVID DOBKIN SUATU ANALISIS PRAGMATIK J U R N A L TINDAK ILOKUSI DALAM FILM THE CHANGE-UP KARYA DAVID DOBKIN SUATU ANALISIS PRAGMATIK J U R N A L Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk mencapai gelar Sarjana Sastra Oleh : Trisna M. M. Sondakh 100912085

Lebih terperinci

Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH UTAMA DALAM FILM KEHORMATAN DI BALIK KERUDUNG SUTRADARA TYA SUBIYAKTO DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENYIMAK DAN BERBICARA DI KELAS X SMA Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan

Lebih terperinci

Teori tindak tutur pertama kali disampaikan oleh John L.Austin (Inggris) pada tahun 1955 di Univer.Harvad, yang kemudian diterbitkan dengan judul How

Teori tindak tutur pertama kali disampaikan oleh John L.Austin (Inggris) pada tahun 1955 di Univer.Harvad, yang kemudian diterbitkan dengan judul How Teori tindak tutur pertama kali disampaikan oleh John L.Austin (Inggris) pada tahun 1955 di Univer.Harvad, yang kemudian diterbitkan dengan judul How to do things with word pada tahun 1965. Austin (1962)

Lebih terperinci

TINDAK UJAR ILOKUSI DALAM FILM FIREPROOF KARYA ALEX KENDRICK SUATU ANALISIS PRAGMATIK JURNAL SKRIPSI. Oleh RENDY MORIS TULANGOW

TINDAK UJAR ILOKUSI DALAM FILM FIREPROOF KARYA ALEX KENDRICK SUATU ANALISIS PRAGMATIK JURNAL SKRIPSI. Oleh RENDY MORIS TULANGOW TINDAK UJAR ILOKUSI DALAM FILM FIREPROOF KARYA ALEX KENDRICK SUATU ANALISIS PRAGMATIK JURNAL SKRIPSI Oleh RENDY MORIS TULANGOW 060912064 Sastra Inggris UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS ILMU BUDAYA MANADO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituturkan. Tuturan tersebut dapat direalisasikan dalam suatu tindakan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dituturkan. Tuturan tersebut dapat direalisasikan dalam suatu tindakan, sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam berkomunikasi, manusia selalu memiliki maksud dari setiap apa yang dituturkan. Tuturan tersebut dapat direalisasikan dalam suatu tindakan, sehingga disebut

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI

TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI TINDAK TUTUR ILOKUSI DEKLARATIF PARA GURU DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR PADA SISWA KELAS X SMK YOS SUDARSO REMBANG (KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh

Lebih terperinci

POLITENESS STRATEGY FOUND IN THE 2014 PRESIDENTIAL CAMPAIGN OF ABURIZAL BAKRIE ADVERTISEMENTS BY: NOVIA PAHLEVI

POLITENESS STRATEGY FOUND IN THE 2014 PRESIDENTIAL CAMPAIGN OF ABURIZAL BAKRIE ADVERTISEMENTS BY: NOVIA PAHLEVI POLITENESS STRATEGY FOUND IN THE 2014 PRESIDENTIAL CAMPAIGN OF ABURIZAL BAKRIE ADVERTISEMENTS BY: NOVIA PAHLEVI 105110101111012 STUDY PROGRAM OF ENGLISH DEPARTMENT OF LANGUAGES AND LITERATURE FACULTY OF

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi antara penutur dan mitra tutur di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi antara penutur dan mitra tutur di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi antara penutur dan mitra tutur di dalam kehidupan sehari-hari yang memiliki maksud dan tujuan tertentu. Dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Tindak Tutur Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang melakukan beberapa tindakan seperti melaporkan, menjanjikan, mengusulkan, menyarankan, dan

Lebih terperinci

Swasti Nareswari. Student Number: ENGLISH LETTER STUDY PROGRAMME FACULTY OF LETTERS SOEGIJAPRANATA CATHOLIC UNIVERSITY SEMARANG 2004

Swasti Nareswari. Student Number: ENGLISH LETTER STUDY PROGRAMME FACULTY OF LETTERS SOEGIJAPRANATA CATHOLIC UNIVERSITY SEMARANG 2004 THE REALIZATION OF THE JAVANESE REQUEST PATTERN: A CASE STUDY OF A JAVANESE FAMILY A THESIS By Swasti Nareswari Student Number: 00.80.0016 ENGLISH LETTER STUDY PROGRAMME FACULTY OF LETTERS SOEGIJAPRANATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, komunikasi adalah jalan yang efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, komunikasi adalah jalan yang efektif dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia, komunikasi adalah jalan yang efektif dan dibutuhkan manusia untuk dapat bersosialisasi. Ada dua bentuk komunikasi yaitu verbal dan non-verbal.

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM ARTIKEL RUBRIK NASIONAL DI KOMPAS: TELAAH ATAS RENCANA PENGOSONGAN KOLOM AGAMA DI KTP

TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM ARTIKEL RUBRIK NASIONAL DI KOMPAS: TELAAH ATAS RENCANA PENGOSONGAN KOLOM AGAMA DI KTP TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM ARTIKEL RUBRIK NASIONAL DI KOMPAS: TELAAH ATAS RENCANA PENGOSONGAN KOLOM AGAMA DI KTP M. Khoirunnada Program Studi Linguistik Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia

Lebih terperinci

Lesson 66: Indirect questions. Pelajaran 66: Pertanyaan Tidak Langsung

Lesson 66: Indirect questions. Pelajaran 66: Pertanyaan Tidak Langsung Lesson 66: Indirect questions Pelajaran 66: Pertanyaan Tidak Langsung Reading (Membaca) Could you tell me where she went? (Bisakah kamu beritahu aku kemana dia pergi?) Do you know how I can get to the

Lebih terperinci

TINDAK UJAR ILOKUSI DALAM FILM GIFTED HANDS KARYA JOHN PIELMEIER SUATU ANALISIS PRAGMATIK JURNAL SKRIPSI

TINDAK UJAR ILOKUSI DALAM FILM GIFTED HANDS KARYA JOHN PIELMEIER SUATU ANALISIS PRAGMATIK JURNAL SKRIPSI TINDAK UJAR ILOKUSI DALAM FILM GIFTED HANDS KARYA JOHN PIELMEIER SUATU ANALISIS PRAGMATIK JURNAL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Guna mencapai gelar Sarjana Sastra Oleh TORMY VALEN KARANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah address term adalah sebuah kata atau frasa yang ditujukan penutur

BAB I PENDAHULUAN. Istilah address term adalah sebuah kata atau frasa yang ditujukan penutur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah address term adalah sebuah kata atau frasa yang ditujukan penutur kepada mitra tutur dalam suatu proses percakapan. Address term sering muncul dan dapat kita

Lebih terperinci

E VA D A E L U M M A H K H O I R, M. A B. P E R T E M U A N 2 A N A

E VA D A E L U M M A H K H O I R, M. A B. P E R T E M U A N 2 A N A HANDLING TAMU E VA D A E L U M M A H K H O I R, M. A B. P E R T E M U A N 2 A N A CARA PENERIMAAN TAMU Menanyakan nama dan keperluan (RESEPSIONIS) Good Morning. What can I do for you? Good morning, can

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari interaksi yang menggunakan sebuah media berupa bahasa. Bahasa menjadi alat komunikasi yang digunakan pada setiap ranah profesi.

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan, perkawinan, tindak tutur, dan konteks situasi. Keempat konsep ini perlu

Lebih terperinci

ILOKUSI DALAM WACANA KAOS OBLONG JOGER: SEBUAH ANALISIS PRAGMATIK. Agus Surya Adhitama Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Udayana

ILOKUSI DALAM WACANA KAOS OBLONG JOGER: SEBUAH ANALISIS PRAGMATIK. Agus Surya Adhitama Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Udayana 1 ILOKUSI DALAM WACANA KAOS OBLONG JOGER: SEBUAH ANALISIS PRAGMATIK Agus Surya Adhitama Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Udayana Abstract There are many ways to create a communication

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI Oleh: Latifah Dwi Wahyuni Program Pascasarjana Linguistik Deskriptif UNS Surakarta Abstrak Komunikasi dapat

Lebih terperinci

PERILAKU BERBAHASA AHOK: KAJIAN TINDAK TUTUR. Abstract

PERILAKU BERBAHASA AHOK: KAJIAN TINDAK TUTUR. Abstract PERILAKU BERBAHASA AHOK: KAJIAN TINDAK TUTUR Tityn Asmitasari Siregar 1*, I Wayan Simpen 2, I Nengah Sukartha 3 [123] Program Studi Sastra Indonesia Fakulas Sastra dan Budaya Universitas Udayana 1 [Tityn_asmitasari@yahoo.com]

Lebih terperinci

Penggunaan Strategi Kesantunan Dalam Tindak Tutur Direktif. Pada Novel Memoirs of a Geisha Karya Arthur Golden

Penggunaan Strategi Kesantunan Dalam Tindak Tutur Direktif. Pada Novel Memoirs of a Geisha Karya Arthur Golden Penggunaan Strategi Kesantunan Dalam Tindak Tutur Direktif Pada Novel Memoirs of a Geisha Karya Arthur Golden SKRIPSI Diajukan Sebagai Syarat Kelulusan Program Sarjana Strata 1 Sastra Inggris, Fakultas

Lebih terperinci

Angga Aminullah Mansur STIBA INVADA Cirebon

Angga Aminullah Mansur STIBA INVADA Cirebon MITIGASI PADA TINDAK TUTUR MEMERINTAH (COMMANDING) DALAM DUA SERI NOVEL HARRY POTTER: SERI PERTAMA HARRY POTTER AND THE SORCERER S STONE DAN KE-TIGA HARRY POTTER AND THE PRISSONER OF AZKABAN Angga Aminullah

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DALAM PROSES JUAL BELI DI PASAR TRADISIONAL SURAKARTA

TINDAK TUTUR DALAM PROSES JUAL BELI DI PASAR TRADISIONAL SURAKARTA TINDAK TUTUR DALAM PROSES JUAL BELI DI PASAR TRADISIONAL SURAKARTA Ririn Linda Tunggal Sari, Sumarlam, Dwi Purnanto Megister Linguistik Deskriptif Pascasarjana Universitas Sebelas Maret rye2_12@yahoo.co.id

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR (SPEECH ACT) PERMINTAAN (REQUEST ) DALAM BAHASA INGGRIS. (Penelitian Tindakan Kelas pada Akademi Sekretari Budi Luhur)

TINDAK TUTUR (SPEECH ACT) PERMINTAAN (REQUEST ) DALAM BAHASA INGGRIS. (Penelitian Tindakan Kelas pada Akademi Sekretari Budi Luhur) TINDAK TUTUR (SPEECH ACT) PERMINTAAN (REQUEST ) DALAM BAHASA INGGRIS (Penelitian Tindakan Kelas pada Akademi Sekretari Budi Luhur) Dra. Zulvia Khalid, MM, MPd. Akademi Sekretari Budi Luhur E-mail: zyllanrova@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh manusia untuk

Lebih terperinci

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG Oleh Atik Kartika Nurlaksana Eko Rusminto Mulyanto Widodo Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam analisis pragmatik. Konteks ialah segala aspek yang berkaitan dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam analisis pragmatik. Konteks ialah segala aspek yang berkaitan dengan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pragmatik Pragmatik adalah bagian dari linguistik yang mempelajari tentang bagaimana konteks dapat berpengaruh pada sebuah arti. Pragmatik berfokus untuk menganalisis maksud dari

Lebih terperinci

ANALYSIS OF POLITENESS LANGUAGE STRATEGIES USED BY MADIUNESE IN FORUM MAHASISWA MADIUN MALANG (FORMADIMA) THESIS

ANALYSIS OF POLITENESS LANGUAGE STRATEGIES USED BY MADIUNESE IN FORUM MAHASISWA MADIUN MALANG (FORMADIMA) THESIS ANALYSIS OF POLITENESS LANGUAGE STRATEGIES USED BY MADIUNESE IN FORUM MAHASISWA MADIUN MALANG (FORMADIMA) THESIS BY MUHAMMAD FAIZAL RIZEKI NIM 105110103111011 STUDY PROGRAM OF ENGLISH DEPARTMENT OF LANGUAGES

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik adalah salah satu cabang ilmu linguistik yang menganalisis tentang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik adalah salah satu cabang ilmu linguistik yang menganalisis tentang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pragmatik Pragmatik adalah salah satu cabang ilmu linguistik yang menganalisis tentang tuturan-tuturan yang disampaikan oleh penutur kepada mitra tutur yang dapat menghasilkan

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA SUTRADARA HERWIN NOVIANTO, RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENYIMAK, DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA Oleh: Sri Utami Fatimah Program

Lebih terperinci

BAB 5. KESIMPULAN dan SARAN. pemakaiannya. Bahasa juga kerap dijadikan media dalam mengungkapkan

BAB 5. KESIMPULAN dan SARAN. pemakaiannya. Bahasa juga kerap dijadikan media dalam mengungkapkan 1 BAB 5 KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan Bahasa merupakan produk budaya yang paling dinamis dalam pemakaiannya. Bahasa juga kerap dijadikan media dalam mengungkapkan pemikiran, permintaan, dan perasaan

Lebih terperinci

PRINSIP KESANTUNAN DAN KEBERHASILAN KETERAMPILAN BERBICARA

PRINSIP KESANTUNAN DAN KEBERHASILAN KETERAMPILAN BERBICARA PRINSIP KESANTUNAN DAN KEBERHASILAN KETERAMPILAN BERBICARA Diana Tustiantina 1) Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dianatustiantina@gmail.com

Lebih terperinci

TUTURAN RESPONSIF SISWA TERHADAP TUTURAN DIREKTIF GURU DALAM WACANA INTERAKSI KELAS DI SMA NEGERI 1 BATU

TUTURAN RESPONSIF SISWA TERHADAP TUTURAN DIREKTIF GURU DALAM WACANA INTERAKSI KELAS DI SMA NEGERI 1 BATU TUTURAN RESPONSIF SISWA TERHADAP TUTURAN DIREKTIF GURU DALAM WACANA INTERAKSI KELAS DI SMA NEGERI 1 BATU Siska Indri Febriana * Imam Suyitno Widodo Hs. E-mail: fchizka@gmail.com Universitas Negeri Malang,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode pada dasarnya adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis karena

Lebih terperinci

THE FLOUTED OF MAXIMS AT CARTOON MOVIE ENTITLED MONSTER UNIVERSITY THESIS BY FANIA RATNA ADELIA

THE FLOUTED OF MAXIMS AT CARTOON MOVIE ENTITLED MONSTER UNIVERSITY THESIS BY FANIA RATNA ADELIA THE FLOUTED OF MAXIMS AT CARTOON MOVIE ENTITLED MONSTER UNIVERSITY THESIS BY FANIA RATNA ADELIA 105110101111112 STUDY PROGRAM OF ENGLISH DEPARTEMENT OF LANGUAGES AND LITERATURES FACULTY OF CULTURAL STUDIES

Lebih terperinci

TINDAK UJAR DIREKTIF DALAM FILM THE HOBBIT: BATTLE OF THE FIVE ARMIES. (Suatu Analisis Pragmatik) J U R N A L. Diajukan sebagai salah satu syarat

TINDAK UJAR DIREKTIF DALAM FILM THE HOBBIT: BATTLE OF THE FIVE ARMIES. (Suatu Analisis Pragmatik) J U R N A L. Diajukan sebagai salah satu syarat TINDAK UJAR DIREKTIF DALAM FILM THE HOBBIT: BATTLE OF THE FIVE ARMIES (Suatu Analisis Pragmatik) J U R N A L Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk mencapai gelar Sarjana Sastra Oleh: Handry Tembengi

Lebih terperinci

Jurnal Penelitian Program Pascasarjana

Jurnal Penelitian Program Pascasarjana KEOPANAN BERBAHAA DALAM TINDAK TUTUR DIREKTIF PERAWAT DI BANGAL BEDAH RUMAH AKIT dr. M. DJAMIL PADANG Destiyarini Hutagalung 1, Ngusman Abdul Manaf 2, Eva Krisna 3 1 Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Tindak Tutur Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin (1962) dengan mengemukakan pendapat bahwa pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB 2 PRAGMATIK DAN PROGRAM TV BERSAMA ROSSY. Para pakar pragmatik mendefinisikan istilah ini secara berbeda-beda. Yule

BAB 2 PRAGMATIK DAN PROGRAM TV BERSAMA ROSSY. Para pakar pragmatik mendefinisikan istilah ini secara berbeda-beda. Yule BAB 2 PRAGMATIK DAN PROGRAM TV BERSAMA ROSSY 2.1 Pragmatik Para pakar pragmatik mendefinisikan istilah ini secara berbeda-beda. Yule (1996) dalam Makyun Subuki (http://tulisanmakyun.blogspot.com/2007/07/linguistikpragmatik.html)

Lebih terperinci

POLITENESS STRATEGIES PERFORMED BY THE HOST OF KICK ANDY SHOW BERPRESTASI DI USIA MUDA EPISODE THESIS

POLITENESS STRATEGIES PERFORMED BY THE HOST OF KICK ANDY SHOW BERPRESTASI DI USIA MUDA EPISODE THESIS POLITENESS STRATEGIES PERFORMED BY THE HOST OF KICK ANDY SHOW BERPRESTASI DI USIA MUDA EPISODE THESIS By ANJASMORO DEWI NIM 0911110120 STUDY PROGRAM OF ENGLISH DEPARTMENT OF LANGUAGES AND LITERATURE FACULTY

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis BAB III METODE PENELITIAN Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis penelitian, data dan sumber data, pengembangan instrumen, prosedur pengumpulan data, dan prosedur pengolahan

Lebih terperinci

ILLOCUTIONARY ACTS APPLIED IN ROBIN HOOD MOVIE THESIS BY FEBRI LAKSONO NIM

ILLOCUTIONARY ACTS APPLIED IN ROBIN HOOD MOVIE THESIS BY FEBRI LAKSONO NIM AN ANALYZSIS OF LOCUTIONARY AND ILLOCUTIONARY ACTS APPLIED IN ROBIN HOOD MOVIE THESIS BY FEBRI LAKSONO NIM 0811113092 STUDY PROGRAM OF ENGLISH DEPARTMENT OF LANGUAGES AND LITERATURE FACULTY OF CULTURAL

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR EKSPRESIF GURU SEBAGAI WUJUD KESANTUNAN POSITIF DALAM PENANAMAN NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH

TINDAK TUTUR EKSPRESIF GURU SEBAGAI WUJUD KESANTUNAN POSITIF DALAM PENANAMAN NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH TINDAK TUTUR EKSPRESIF GURU SEBAGAI WUJUD KESANTUNAN POSITIF DALAM PENANAMAN NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH Agus Setiawan; Indri Kusuma Wardani Universitas Sebelas Maret bestari.agus@gmail.com; indrikusumawardani10@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. berkaitan dan berkenaan dengan studi makna yang disampaikan oleh penutur atau

BAB II KAJIAN TEORI. berkaitan dan berkenaan dengan studi makna yang disampaikan oleh penutur atau BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pragmatik (Pragmatics) Pragmatik merupakan salah-satu cabang dari ilmu linguistik yang berkaitan dan berkenaan dengan studi makna yang disampaikan oleh penutur atau penulis kemudian

Lebih terperinci

JENIS TINDAK TUTUR GURU DAN RESPON SISWA DALAM KBM DI SMPN SURAKARTA. Woro Retnaningsih IAIN Surakarta

JENIS TINDAK TUTUR GURU DAN RESPON SISWA DALAM KBM DI SMPN SURAKARTA. Woro Retnaningsih IAIN Surakarta JENIS TINDAK TUTUR GURU DAN RESPON SISWA DALAM KBM DI SMPN SURAKARTA Woro Retnaningsih IAIN Surakarta woro_solo@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tindak tutur jenis apa saja yang

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KESADARAN PEDAGANG KAKI LIMA DI SEPANJANG PANTAI PADANG DALAM HAL KESANTUNAN BERBAHASA UNTUK KEMAJUAN PARAWISATA

UPAYA PENINGKATAN KESADARAN PEDAGANG KAKI LIMA DI SEPANJANG PANTAI PADANG DALAM HAL KESANTUNAN BERBAHASA UNTUK KEMAJUAN PARAWISATA UPAYA PENINGKATAN KESADARAN PEDAGANG KAKI LIMA DI SEPANJANG PANTAI PADANG DALAM HAL KESANTUNAN BERBAHASA UNTUK KEMAJUAN PARAWISATA Gusdi Sastra dan Alex Dermawan Fak. Sastra Universitas Andalas Abstrak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesantunan berbahasa merupakan aspek penting dalam kehidupan untuk menciptakan komunikasi yang baik di antara penutur dan lawan tutur. Kesantunan berbahasa memiliki

Lebih terperinci

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac. TABLE OF CONTENTS Inside Cover Page...ii Declaration Page...iii Approval Sheet Page...iv Thesis Examiner s Approval Page...v Motto...vi Dedication Page...vii Acknowledgement...viii Table of Contents...x

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. mendefinisikan istilah ini secara berbeda-beda. Misalnya dalam Yule (1996: 3)

Bab 2. Landasan Teori. mendefinisikan istilah ini secara berbeda-beda. Misalnya dalam Yule (1996: 3) Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Pragmatik Pragmatik merupakan ancangan dasar dari penelitian ini. Para pakar pragmatik mendefinisikan istilah ini secara berbeda-beda. Misalnya dalam Yule (1996: 3) menyebutkan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L. BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret (KBBI, 2007: 588). 2.1.1 Tindak Tutur Istilah dan teori tentang

Lebih terperinci

ILLOCUTIONARY ACT FOUND IN JUST ALVIN TALK SHOW ON METRO TV CINTA UNTUK AINUN THESIS RISHA AMIRO NIM

ILLOCUTIONARY ACT FOUND IN JUST ALVIN TALK SHOW ON METRO TV CINTA UNTUK AINUN THESIS RISHA AMIRO NIM ILLOCUTIONARY ACT FOUND IN JUST ALVIN TALK SHOW ON METRO TV CINTA UNTUK AINUN THESIS BY RISHA AMIRO NIM 0911110248 STUDY PROGRAM OF ENGLISH DEPARTMENT OF LANGUAGES AND LITTERATURE FACULTY OF CULTURAL STUDIES

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR TOKOH DALAM NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI SKRIPSI

TINDAK TUTUR TOKOH DALAM NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI SKRIPSI TINDAK TUTUR TOKOH DALAM NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

Dewa Ayu Made Olivia Dita Kesari Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udaya. Abstract

Dewa Ayu Made Olivia Dita Kesari Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udaya. Abstract 1 WACANA KAMPANYE POLITIK DALAM BALIHO DAN SPANDUK PEMILIHAN GUBERNUR WAKIL GUBERNUR BALI TAHUN 2013 DAN PEMILIHAN LEGISLATIF DI BALI TAHUN 2014 : KAJIAN PRAGMATIK Dewa Ayu Made Olivia Dita Kesari Program

Lebih terperinci

KEKERASAN VERBAL DALAM TALK SHOW INDONESIA LAWYERS CLUB (ILC) DI TVONE

KEKERASAN VERBAL DALAM TALK SHOW INDONESIA LAWYERS CLUB (ILC) DI TVONE 1 KEKERASAN VERBAL DALAM TALK SHOW INDONESIA LAWYERS CLUB (ILC) DI TVONE Ida Ayu Putu Novinasari Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana Abstract Verbal violence can

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Pragmatik merupakan bidang ilmu yang mempelajari tentang makna yang

BAB II KAJIAN TEORI. Pragmatik merupakan bidang ilmu yang mempelajari tentang makna yang BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pragmatik Pragmatik merupakan bidang ilmu yang mempelajari tentang makna yang terdapat dalam sebuah ujaran yang disampaikan oleh penutur kepada orang yang diajak berkomunikasi.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Levison, dalam Tarigan (1990: 33),

BAB II LANDASAN TEORI. ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Levison, dalam Tarigan (1990: 33), BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pragmatik Pragmatik dapat dikatakan sebagai ilmu tentang penggunaan bahasa. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Levison, dalam Tarigan (1990: 33), pragmatik adalah telaah

Lebih terperinci

Bayu Dewa Murti Universitas Sebelas Maret

Bayu Dewa Murti Universitas Sebelas Maret ANALISIS TEKNIK DAN KEAKURATAN PENERJEMAHAN PADA TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM TEKS KOMIK NARUTO SHIPPUDEN EDISI KE-500 BERJUDUL KELAHIRAN NARUTO (NARUTO S BIRTH) Bayu Dewa Murti Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DAN STRATEGI KESANTUNAN DALAM KOMENTAR D ACADEMY ASIA

TINDAK TUTUR DAN STRATEGI KESANTUNAN DALAM KOMENTAR D ACADEMY ASIA TINDAK TUTUR DAN STRATEGI KESANTUNAN DALAM KOMENTAR D ACADEMY ASIA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Sofa,S.IP(2008) yang menulis tentang, Penggunaan Pendekatan Pragmatik dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara bagi Siswa SMPN 3 Tarakan Kalimantan

Lebih terperinci