BAB III METODE PENELITIAN. informasi, konsep-konsep yang bersifat teoretis dari buku, bahan-bahan kuliah,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. informasi, konsep-konsep yang bersifat teoretis dari buku, bahan-bahan kuliah,"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan pada pembuatan perangkat keras dan perangkat lunak adalah studi kepustakaan dan penelitian laboratorium. Dengan cara ini penulis berusaha untuk mendapatkan dan mengumpulkan data-data, informasi, konsep-konsep yang bersifat teoretis dari buku, bahan-bahan kuliah, dan referensi dari internet yang berkaitan dengan permasalahan. Penelitian laboratorium dilakukan dengan perancangan perangkat keras dan perangkat lunak, kemudian melakukan pengujian terhadap perangkat keras dan perangkat lunak. Langkah berikutnya adalah mengambil atau mengumpulkan data hasil percobaan. Langkah terakhir adalah melakukan evaluasi dan analisis terhadap hasil data yang dikumpulkan. Diagram blok yang digunakan dalam sistem dengan menggunakan kendali PID dan fuzzy untuk optimalisasi kecepatan mobile robot menggunakan komunikasi SPI (Serial Peripheral Interface), dapat dilihat pada Gambar 3. : 39

2 40 Input : jarak dan waktu Minimum sistem master Proses Fuzzy Feedback jarak Sensor jarak spi spi Feedback kecepatan Minimum sistem slave Proses PID Minimum sistem slave Proses PID Feedback kecepatan Gambar 3. Diagram blok sistem keseluruhan Motor kanan Motor kiri Dari blok diagram pada Gambar 3. dapat dilihat porsi untuk masingmasing sistem kendali PID dan fuzzy. Pada sistem ini memiliki input berupa jarak dan waktu yang kemudian akan menjadi input fuzzy yang diproses oleh microcontroller ATmega6 sebagai Master. Metode fuzzy yang digunakan adalah metode Sugeno. Setelah proses fuzzy selesai dilakukan oleh microcontroller Master, maka microcontroller Master akan mengeluarkan output berupa kecepatan (dalam satuan rpm) yang kemudian akan dikirim ke dua buah microcontroller ATmega8 sebagai Slave. Microcontroller Slave pada tugas akhir

3 4 kali ini berfungsi sebagai pengontrol motor kanan dan motor kiri yang satu sama lain tidak berkomunikasi secara langsung. Pada microcontroller Slave dilakukan proses kendali PID yang digunakan untuk mengontrol motor kanan dan motor kiri. Di mana proses PID mendapatkan input berasal dari microcontroller Master yang mengirimkan kecepatan yang selalu berubah-ubah sesuai dengan output fuzzy yang dihasilkan. 3. Perancangan Perangkat Keras 3.. Perancangan Mekanik Robot Robot yang digunakan penulis terdiri atas buah roda disertai motor yang terletak disisi kiri dan kanan bagian base robot digunakan untuk menjalankan robot. Berikut arsitektur robot secara detail adalah sebagai berikut. Ukuran dimensi Ukuran Robot Struktur Material Bahan Material yang digunakan : a. Bagian Rangka. Aluminium Profile.. Aluminium Sheet. 3. Bearing. 4. Mur dan Baut. b. Bagian dari Penggerak Robot :. Motor DC Volt.. Aluminium. : 500 mm x 600 mm x 00 mm

4 4 3. Roda dari karet Silikon. 4. Roda Bebas. 5. Belt. 6. Gear. Berikut arsitektur robot secara detail adalah sebagai berikut : 3.. Perancangan Minimum System Gambar 3. Desain robot keseluruhan Rangkaian minimum system dibuat untuk mendukung kerja dari microchip ATmega dimana microchip tidak bisa berdiri sendiri melainkan harus ada rangkaian dan komponen pendukung seperti halnya rangakaian catu daya, kristal dan lain sebagainya yang biasanya disebut minimum system.

5 43 Microchip berfungsi sebagai otak dalam mengolah semua instruksi baik input maupun output seperti halnya pemroses data input fuzzy maupun PID yang kemudian menghasilkan output yang digunakan untuk menjalankan motor. Minimum system yang dirancang penulis dalam tugas akhir kali ini menggunakan minimum system dengan komunikasi SPI (Serial Peripheral Interface) yang terdiri dari satu buah microcontroller ATmega6 sebagai microcontroller Master dan dua buah ATmega8 sebagai microcontroller Slave. Dalam komunikasi SPI terdapat satu Minimum system sebagai Master dan dua minimum system sebagai Slave. Pada rangkaian minimum system ini penulis memberikan pin VCC masukan tegangan operasi berkisar antara 4,5 Volt sampai dengan 5 Volt. pin reset berfungsi untuk masukan reset program secara otomatis atau manual. Sedangkan pin MOSI (Master Output Slave Input), MISO (Master Input Slave Output), dan SCK (Signal Clock) digunakan untuk keperluan pemrograman microcontroller dan sebagai komunikasi antara Master dan Slave (komunikasi SPI), sedangkan pin SS (Slave Select) digunakan oleh Master sebagai selektor antara Slave dan slave. Untuk melakukan proses downloading program dari komputer ke microcontroller harus dilakukan secara terpisah antara Master dan Slave.

6 3 GND GND pushbutton GND VCC 0 44 Minimum sistem master (Proses fuzzy) Rotary encoder SPI SPI Rotary encoder Minimum sistem slave (proses PID) Minimum sistem slave (proses PID) Rotary encoder Driver motor Driver motor Gambar 3.3 Diagram blok rancangan Minimum system keseluruhan A. Minimum System Master v v 00uF/5v R 00 f use 5v regulator LM7805 VI R 0k reset cap 0uF/6v 5v DIODE VO R 330 LED 3 sumber tegangan v 470uf /6v 5v cap 30pf cap 30pf T M ss ss mosi miso sck reset ATMega cry stal V cap 00u PB0/(XCK/T0) PA0/(ADC0) PB/(T) PA/(ADC) PB/(INT/AIN0) PA/(ADC) PB3/(OC0/AIN) PA3/(ADC3) PB4/(SS) PA4/(ADC4) PB5/(MOSI) PA5/(ADC5) PB6/(MISO) PA6/(ADC6) PB7/(SCK) PA7/(ADC7) RESET XTAL XTAL PD0/(RXD) PD/(TXD) PD/(INT0) PD3/(INT) PD4/(OCB) PD5/(OCA) PD6/(ICP) PD7/(OC) AREF AVCC PC7/(TOSC) PC6/(TOSC) PC5/(TDI) PC4/(TDO) PC3/(TMS) PC/(TCK) PC/(SDA) PC0/(SCL) Motor DC Motor DC Gambar 3. Rangkaian skematik minimum system Master

7 45 Minimum system Master menggunakan microcontroller ATmega6 yang mempunyai 40 pin I/O dan salah satunya terdapat fasilitas untuk berkomunikasi antar microcontroller yaitu komunikasi SPI. Dalam komunikasi SPI minimum system Master merupakan salah satu komponen penting, dimana dalam tugas akhir ini Minimum system Master digunakan sebagai pemroses fuzzy yang mempunyai input berupa jarak dan waktu seperti yang telah digambarkan pada blok diagram dan akan menghasilkan output berupa kecepatan yang akan dikirimkan ke minimum system Slave. Tabel di bawah ini merupakan pin I/O yang digunakan penulis dalam pembuatan tugas akhir pada minimum system Master. Pin I/O Vcc Gnd PA0-PA7 PB PD T/PB Mosi/PB5 Miso/PB6 Sck/PB7 Reset PC0-PC7 Tabel 3. Pin I/O Minimum system Master Fungsi Power 5v Ground LCD Sebagai slave select (selektor) ke microcontrollerkontroler slave Sebagai slave select (selektor) ke microcontrollerkontroler slave Sebagai counter 6 bit nilai jarak dari rotary encoder Master out, slave in (digunakan dalam komunikasi SPI) Master in, salve out (digunakan dalam komunikasi SPI) Serial Clock (digunakan dalam komunikasi SPI) Mereset program Digunakan sebagai keypad

8 pushbutton GND 46 B. Minimum System Slave v Cap 00uF/5v reset T0 S cap 30 pf cry stal 5 V cap 00u.059 Mhz dir cap 30 pf dir Regulator LM7805 VI IC4 8 PC6 (RESET)(SCL/ADC5) PC5 7 3 PD0 (RxD) (SDA/ADC4) PC4 6 4 PD (TxD) (ADC3) PC3 5 5 PD (INT0) (ADC) PC 4 6 PD3 (INT) (ADC) PC 3 7 PD4 (XCK/T0) (ADC0) PC0 8 VCC AGND 9 GND AREF 0 0 PB6 (XT/TOSC) AVCC 9 PB7 (XT/TOSC) (SCK) PB5 8 PD5 (T) (MISO) PB4 7 3 PD6 (AIN0) (OC/MOSI) PB3 6 4 PD7 (AIN) (SS/OCB) PB 5 PB0 (ICP) (OCA) PB ATmega8 VO Cap 470uf /6v v sck miso mosi ss pwm Gambar 3.3 Rangkaian skematik Minimum system slave Pada Gambar 3.3 merupakan rangkaian skematik minimum system slave, minimum system Slave disini menggunakan microcontroller ATmega8 yang mempunyai 8 pin I/O dan salah satunya terdapat fasilitas untuk berkomunikasi antar microcontroller yaitu komunikasi SPI. Dalam komunikasi SPI minimum system Slave merupakan salah satu komponen penting, dimana dalam tugas akhir ini Minimum system Slave digunakan sebagai pemroses kendali PID yang mempunyai input berupa kecepatan yang berasal dari minimum system Master dan menghasilkan output berupa PWM yang akan digunakan untuk mengendalikan motor DC. Tabel di bawah ini merupakan pin I/O yang digunakan penulis dalam pembuatan tugas akhir pada minimum system Slave. 3 5v konektor fuse 00 5v R 0k reset Cap 0uF/6v DIODE 5v sumber tegangan V R 330 LED 5v sck miso mosi reset downloader

9 47 Pin I/O Vcc Gnd PB/ORA T0/PC4 Mosi/PB3 Miso/PB4 Sck/PB5 Reset PB/SS Tabel 3. Pin I/O Minimum system slave Fungsi Power 5v Ground Sebagai output pwm 8 bit atau 0 bit Sebagai counter 8 bit nilai rpm dari rotary encoder Master out, slave in (digunakan dalam komunikasi SPI) Master in, salve out (digunakan dalam komunikasi SPI) Serial clock (digunakan dalam komunikasi SPI) Mereset program Sebagai Slave select dari microcontrollerkontroler Master 3..3 Perancangan Driver Motor L98 Driver motor merupakan salah satu komponen terpenting dalam pengerjaan tugas akhir kali ini, di mana driver motor digunakan sebagai pengendali motor DC. Dalam konteks tugas akhir kali ini driver motor yang digunakan penulis adalah driver motor L98. Driver motor L98 diparalel agar mendapatkan arus yang besar untuk menjalankan motor DC. Driver motor L98 mempunyai dua channel output motor, dalam satu channel mempunyai arus sebesar A, sedangkan untuk menjalankan motor DC yang ada pada robot, penulis membutuhkan arus yang lebih besar guna menstabilkan motor pada robot. Maka solusi yang tepat adalah memparalel dua channel output driver motor tersebut agar menjadi satu untuk mendapatkan arus sebesar 4A. Berikut gambar rangkaian driver motor yang telah diparalel.

10 pushbutton GND Program kendali Fuzzy Gambar 3.4 Rangkaian driver motor L98 Program kendali fuzzy terdiri atas fuzzification, evaluasi aturan, mekanisme pengambilan keputusan metode Sugeno. Keluaran pada proses mekanisme pengambilan keputusan metode Sugeno merupakan hasil dari proses kendali fuzzy secara keseluruhan untuk mendapatkan nilai tegasnya yaitu sinyal kontrol (rpm). Blok diagram program kendali fuzzy diperlihatkan pada Gambar 3.9. v Cap 00uF/5v reset T0 S cap 30 pf cry stal 5 V cap 00u.059 Mhz dir cap 30 pf dir Regulator LM7805 VI IC4 8 PC6 (RESET)(SCL/ADC5) PC5 7 3 PD0 (RxD) (SDA/ADC4) PC4 6 4 PD (TxD) (ADC3) PC3 5 5 PD (INT0) (ADC) PC 4 6 PD3 (INT) (ADC) PC 3 7 PD4 (XCK/T0) (ADC0) PC0 8 VCC AGND 9 GND AREF 0 0 PB6 (XT/TOSC) AVCC 9 PB7 (XT/TOSC) (SCK) PB5 8 PD5 (T) (MISO) PB4 7 3 PD6 (AIN0) (OC/MOSI) PB3 6 4 PD7 (AIN) (SS/OCB) PB 5 PB0 (ICP) (OCA) PB ATmega8 VO 3 5v Cap 470uf /6v v sck miso mosi ss pwm konektor fuse 00 5v R 0k reset Cap 0uF/6v DIODE 5v sumber tegangan V R 330 LED 5v sck miso mosi reset downloader

11 49 Gambar 3.5 Flowchart Logika Fuzzy

12 50 Pada gambar 3.5 dapat dijelaskan sebagai berikut :. Input fuzzy diperoleh dari penekanan keypad berupa nilai jarak dan waktu. Adapaun program penekanan keypad sebagai berikut. unsigned int tekan_keypad(unsigned char tanda) unsigned int itung = 0,x = 6; //Deklarasi variabel unsigned int hasil; unsigned char buffer; unsigned char temp_hasil[3],temp_hasil[5]; while() buffer = '-'; colom = ; //output keypad colom = 0; //output keypad colom3 = ; //output keypad colom4 = ; //output keypad if (!row) buffer = '#',waiting(); //input keypad else if (!row) buffer = '9',waiting();//input keypad else if (!row3) buffer = '6',waiting();//input keypad else if (!row4) buffer = '3',waiting();//input keypad delay_ms(50); colom = ; colom = ; colom3 = 0; colom4 = ; if (!row) buffer = '0',waiting(); else if (!row) buffer = '8',waiting(); else if (!row3) buffer = '5',waiting(); else if (!row4) buffer = '',waiting(); delay_ms(50); colom = ; colom = ; colom3 = ; colom4 = 0; if (!row) buffer = '*',waiting(); else if (!row) buffer = '7',waiting(); else if (!row3) buffer = '4',waiting(); else if (!row4) buffer = '',waiting(); if(tanda == 0) lcd_gotoxy(x,0); lcd_putchar('_'); if (tanda == ) Lcd_gotoxy(x,); Lcd_putchar('_'); if (buffer == '#')goto exit; //keluar dari fungsi tekan //keypad if (buffer!= '-') if (tanda == 0 ) temp_hasil[itung++] = buffer; lcd_gotoxy(x++,0); lcd_putchar(buffer);

13 5 else if(tanda == ) temp_hasil[itung++] = buffer; lcd_gotoxy(x++,); lcd_putchar(buffer); else temp_hasil[itung++] = buffer; exit: lcd_gotoxy(x,0); lcd_putchar(' '); if(tanda == ) hasil = atoi(temp_hasil); else hasil = atoi(temp_hasil); return hasil;. Fuzzification adalah proses pemetaan input crisp ke dalam himpunanhimpunan fuzzy dalam bentuk fungsi keanggotaan. Tujuan dari fuzzification adalah untuk mendapatkan derajat keanggotaan dari hasil pemetaan input crisp kedalam fungsi keanggotaan yang bersesuaian. Derajat keanggotaan bernilai antara 0 dan. Tahapan awal proses fuzzification adalah menentukan parameter-parameter fungsi keanggotaan pada setiap himpunan fuzzy masukan. Pada pemrograman fuzzification ini digunakan parameter fungsi keanggotaan masukan berupa nilai jarak dan nilai waktu. Gambar 3.6 dan Gambar 3.7 merupakan parameter fungsi keanggotaan jarak dan waktu. Gambar 3.6 Fungsi keanggotaan jarak

14 5 Gambar 3.7 Fungsi keanggotaan waktu Pada Gambar 3.6 dan 3.7 adalah fungsi keanggotaan dari jarak dan waktu yang merupakan suatu variabel linguistic. Nilai linguistic S (jarak) = Habis, Dekat, Sedang, Jauh) dan T (waktu) = Selesai, Habis, Sedang, Lama, dimana nilai semesta pembicaraanya terletak antara -4 sampai 0. Distribusi fungsi keanggotaannya adalah fungsi segitiga dan fungsi trapesoid. Fungsi trapesoid mempunyai empat parameter = [a, b, c, d], dimana a, b, c dan d adalah proyeksi titik-titik sudut trapesium pada sumbu mendatar, contohnya pada fungsi trapesoid keanggotaan sedang jarak terdapat empat parameter nilai yaitu [4, 8,, 6]. Penggunaan rumus fungsi segitiga dan trapesoid sama dibedakan hanya parameter segitiga b dan c berhimpit sehingga dalam fungsi segitiga nilai b dan c bernilai sama. Untuk mencari nilai bobot dari derajat keanggotaan masing-masing fungsi menggunakan rumus trapesoid yaitu : ( ) ( ( ) ) (3.) Keterangan :. u(x) adalah nilai derajat keanggotaan. x adalah nilai input crisp atau nilai tegas

15 53 3. a, b, c, d merupakan parameter nilai dari fungsi trapesoid Sedangkan realisasi proses memperoleh derajat keanggotaan dari masing masing fungsi keanggotaan adalah sebagai berikut. /*variable array dk[0] sampai dk[3] merupakan nilai derajat keanggotaan dari jarak sedangkan dk[4] sampai dk[7] merupakan nilai derajat keanggotaan dari waktu Untuk nilai parameter fungsi keanggotaan jarak dikalikan 00 karena sensor membacanya dalam centimeter */ dk[0] = derajat_keanggotaan(-900,-800,0,00,s_jarak); dk[] = derajat_keanggotaan(0,400,400,800,s_jarak); dk[] = derajat_keanggotaan(400,800,00,600,s_jarak); dk[3] = derajat_keanggotaan(00,600,3000,3400,s_jarak); dk[4] = derajat_keanggotaan(-0,-6,0,,t_waktu); dk[5] = derajat_keanggotaan(0,4,4,8,t_waktu); dk[6] = derajat_keanggotaan(4,8,,6,t_waktu); dk[7] = derajat_keanggotaan(,6,30,34,t_waktu); /*fungsi dari program yang digunakan untuk memperoleh nilai derajat keanggotaan */ float derajat_keanggotaan (float a,float b,float c,float d,float input) float m,m,m3,m4,m5,m6,m7; m = b-a; m7 = d-c; if (m!=0)m = (input-a)/(b-a); else m=0; if (m7!=0)m3 = (d-input)/(d-c); else m3=0; m4 = fmin(m,); m5 = fmin(m4,m3); m6 = fmax(m5,0); return m6; 3. Rule set atau evaluasi aturan adalah proses mengevaluasi derajat keanggotaan tiap-tiap fungsi keanggotaan himpunan fuzzy masukan ke dalam basis aturan yang telah ditetapkan. Tujuan dari evaluasi aturan ini adalah menentukan derajat keanggotaan dari keluaran fuzzy. Sebelum melakukan evaluasi aturan terlebih dahulu ditetapkan basis aturan. Basis aturan merupakan keseluruhan aturan dari kombinasi dua masukan yang mungkin. Secara lengkap, jumlah kombinasi yang mungkin dari dua himpunan fuzzy masukan dengan masing-

16 54 masing empat fungsi keanggotaan sehingga jumlah aturannya adalah enambelas aturan. Basis aturan yang dibuat berdasarkan tingkah laku plant yang diinginkan. Pada bentuk yang lebih sederhana, sembilan aturan kendali fuzzy dapat dilihat pada tabel 3. Jarak Waktu Tabel 3. Basis aturan kendali fuzzy Selesai Dekat Sedang Jauh Selesai Berhenti Berhenti Berhenti Berhenti Habis Berhenti Lambat Sedang Cepat Sedang Berhenti Lambat Sedang Cepat Lama Berhenti Lambat Lambat Lambat Berhenti, Lambat, Sedang, Cepat merupakan konstanta konsekuen dari anteseden dan masing-masing konstanta memiliki nilai yaitu Berhenti = 0, Lambat = 500, Sedang = 850, Cepat = 000. Setelah proses fuzzification dieksekusi, dilakukan proses agregasi dengan mengambil nilai maksimal dari masing masing fungsi keanggotaan variable keluaran. Realisasi proses evaluasi aturan dalam bentuk program adalah sebagai berikut. /*mencari nilai korelasi AND antara fungsi keanggotaan jarak dan waktu*/ nilai_penyebut = k = 0;for (i = 0; i < 4; i++) for (j = 4; j < 8; j++) u[k] = rule_set(dk[i],dk[j]); nilai_penyebut = nilai_penyebut + u[k++]; k=0; float rule_set(float a,float b) float nilai; nilai = fmin(a,b);

17 55 return nilai; 4. Defuzzification adalah kebalikan dari proses fuzzification, yaitu mengubah himpunan Fuzzy keluaran menjadi keluaran tegas (crisp). Pengubahan ini diperlukan karena konstanta kendali PID hanya mengenal nilai tegas sebagai variable sinyal kontrol. Perancangan ini, menggunakan sebuah himpunan fuzzy keluaran dengan fungsi keanggotaannya berupa singleton yaitu fungsi keanggotaan keluaran sinyal control dapat dilihat pada Gambar 3.8 Gambar 3.8 Fungsi keanggotaan keluaran sinyal control Hasil keluaran crisp output akan dikirim ke Slave dengan komunikasi SPI sebagai sinyal kontrol PID. Realisasi proses pengambilan keputusan metode sugeno menjadi bentuk crisp output dalam bentuk program adalah sebagai berikut : u[0] = u[0] * berhenti; u[] = u[] * berhenti; u[] = u[] * berhenti; u[3] = u[3] * berhenti; u[4] = u[4] * berhenti; u[5] = u[5] * lambat; u[6] = u[6] * lambat; u[7] = u[7] * lambat; u[8] = u[8] * berhenti; u[9] = u[9] * sedang; u[0] = u[0] * sedang;

18 56 u[] = u[] * lambat; u[] = u[] * berhenti; u[3] = u[3] * cepat; u[4] = u[4] * cepat; u[5] = u[5] * lambat; nilai_pembilang = 0; for (i=0;i < 6; i++) nilai_pembilang = nilai_pembilang + u[i]; if(nilai_penyebut!=0)rpmdata = nilai_pembilang/nilai_penyebut; else RPMdata = 0; 3..5 Kontroler PID (Proportional Integral Derivative) Dalam pengontrolan PID dapat dinyatakan dengan persamaan differensial sebagai berikut : ( ) * ( ) ( ) ( ) + (3.) Dimana e(t) = r(t) c(t), r(t) adalah setpoint, c(t) adalah variable proses dan m(t) adalah variable manipulasi. Dan untuk mengimplementasikan kontrol PID dengan perangkat digital, maka haus dilakukan konversi dari bentuk kontinu ke bentuk diskrit. Dengan melihat bahwa : ( ) Maka persamaan diatas menjadi persamaan PID diskrit : ( ) (3.3) ( ) * ( ) + (3.4) Dimana m(n) menyatakan nilai m pada suatu interval n t, dengan n bilangan bulat. Dengan memperkenalkan parameter : ( ) (3.5) ( ) (3.6)

19 57 Dimana Ts = t = waktu sampling dari input, maka persamaan PID diskrit di atas dapat dinyatakan dalam sebuah algoritma perumusan sebagai berikut : (3.7) ( ) ( ) (3.8) Dimana S n = jumlah seluruh nilai error pada interval 0 sampai nt s Pada desain tugas akhir kali ini kontrol PID mendapat input yang berasal dari metode fuzzy yang sebelumnya melakukan proses perhitungan fuzzification yang menghasilkan output berupa kecepatan (Rpm). Gambar 3.9 merupakan formula kendali kontrol PID yang digambarkan melalui sebuah flowchart adalah sebagai berikut :

20 58 Start Sn = 0 D_error = 0 Y Y Sn < 0 N D_error < 0 N N Error = sp - pv P = kp*error Sn = Sn_lm + error Y Over flow Sn = 03 I = ki*sn D_error = error error_lm N Inisialisasi : kp,ki,kd Input : sp=output fuzzy Over flow Y D_error = 03 D = kd*d_error error_lm = error Sn_lm = Sn pwm = pwm + PID PID = P + I + D Gambar 3.9 Flowchart Kontrol PID

21 59 Dari program flowchart di atas dapat dilihat bahwa input kontrol PID berasal dari output fuzzy berupa kecepatan yang kemudian diolah melalui perumusan kontrol PID. Pada kontrol PID terdapat feedback atau yang disebut dengan PV (present value) dari motor DC yang telah diolah oleh sensor rotary encoder yang akan digunakan sebagai perhitungan kontrol PID. Berikut merupakan cuplikan program pengambilan feedback oleh sensor optocoupler : Pv = 0; delay_ms(00); //time sampling data pv pv = TCNT0*0; //rumus perhitungan rps dimana 0 //didapatkan dari jumlah time sampling //dikali 0 agar mendapatkan waktu //detik. pv = (pv/55)*60; //rumus perhitungan rpm Berikut merupakan cuplikan program kontrol P, kontrol I, dan kontrol D sebagai berikut :. Kontrol P. Kontrol I kp = 0.5; //nilai kp didapatkan dari trial error error = sp - pv; //sp didapatkan dari inputan dari fuzzy p = kp*error; Ki = ; //nilai ki didaptkan dari trial error sn = sn_lm + error;//sn adalah jumlah keselutuhan dari error if (sn > 03) sn = 03; else if (sn < 0) sn = 0; pi = ki*sn; 3. Kontrol D kd = 0.000; //nilai kd didapatkan dari trial error delta_e = error - error_lm; if (delta_e > 03)

22 60 delta_e = 03; else if (delta_e < 0) delta_e = 0; d = kd*delta_e; 4. Kontrol PID pid = (kp*error)+(ki*sn)+(kd*delta_e); pwm = pwm_lm + pid; if (pwm > 03) pwm = 03; else if (pwm < 0) pwm = 0;

PEMBUATAN RANGKAIAN LAMPU OTOMATIS DENGAN KONTROL JAM MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535

PEMBUATAN RANGKAIAN LAMPU OTOMATIS DENGAN KONTROL JAM MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 PEMBUATAN RANGKAIAN LAMPU OTOMATIS DENGAN KONTROL JAM MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEGA 855 Disusun oleh : Nama : Hotman panjaitan NPM : 6409576 Jurusan : Teknik Elektro Dosen Pembimbing : Erma Triawati

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM 3. Perancangan Perangkat Keras Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam merealisasikan alat maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan perangkat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perencanaan pembuatan alat telemetri suhu tubuh.perencanaan dilakukan dengan menentukan spesfikasi system secara umum,membuat system blok

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. serta menghubungkan pin mosi, sck, gnd, vcc, miso, serta reset. Lalu di

BAB IV METODE PENELITIAN. serta menghubungkan pin mosi, sck, gnd, vcc, miso, serta reset. Lalu di BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Minimum System ATmega8 Minimum system ATmega8 adalah sebuah perangkat keras yang berfurngsi untuk men-download program yang telah dibuat dengan menggunakan DB25 serta menghubungkan

Lebih terperinci

KENDALI PID DAN LOGIKA FUZZY UNTUK OPTIMALISASI PERGERAKAN MOBILE ROBOT

KENDALI PID DAN LOGIKA FUZZY UNTUK OPTIMALISASI PERGERAKAN MOBILE ROBOT KENDALI PID DAN LOGIKA FUZZY UNTUK OPTIMALISASI PERGERAKAN MOBILE ROBOT M.Nasrul Hafidz 1) 1) Program Studi S-1 Sistem Komputer, STIKOM Surabaya. Email: nasrul.hafidz@gmail.com M.Fahmi Ibnu Mas ud 2) 2)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Diagram blok pengembangan breastpump elektrik berbasis mikrokontroler ATMega8535 dilengkapi dengan pengatur waktu dan tekanan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Blok Diagram Hot Plate Program LCD TOMBOL SUHU MIKROKON TROLER DRIVER HEATER HEATER START/ RESET AVR ATMega 8535 Gambar 3.1. Blok Diagram Hot Plate Fungsi masing-masing

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. dari pembuatan alat yang meliputi perancangan hardware dan perancangan

BAB III PERANCANGAN SISTEM. dari pembuatan alat yang meliputi perancangan hardware dan perancangan BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini penulis akan membahas perancangan yang merupakan proses dari pembuatan alat yang meliputi perancangan hardware dan perancangan software. Dimana perancangan software

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan alat simulasi Sistem pengendali lampu jarak

Lebih terperinci

KENDALI PID DAN LOGIKA FUZZY UNTUK OPTIMALISASI PERGERAKAN MOBILE ROBOT

KENDALI PID DAN LOGIKA FUZZY UNTUK OPTIMALISASI PERGERAKAN MOBILE ROBOT KENDALI PID DAN LOGIKA FUZZY UNTUK OPTIMALISASI PERGERAKAN MOBILE ROBOT M.Fahmi Ibnu Mas ud 2) M.Nasrul Hafidz 1) 3) Harianto 4) Madha Christian Wibowo 1) Program Studi S-1 Sistem Komputer, STIKOM Surabaya.

Lebih terperinci

Sistem Alarm dan Informasi Suara pada Indikator Volume Bahan Bakar Sepeda Motor

Sistem Alarm dan Informasi Suara pada Indikator Volume Bahan Bakar Sepeda Motor Sistem Alarm dan Informasi Suara pada Indikator Volume Bahan Bakar Sepeda Motor Aditya Cahya Try Prasetya #1, Eru Puspita #, Hary Oktavianto # #1 Penulis, Mahasiswa Jurusan Teknik Elektronika PENS - ITS

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Pada bab ini akan dijelaskan perancangan skripsi yang dibuat yang terdiri dari perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak. Perancangan perangkat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi jurusan Fisika

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi jurusan Fisika 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian dimulai pada tanggal Juni 2012 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. Pengujian minimum system bertujuan untuk mengetahui apakah minimum

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. Pengujian minimum system bertujuan untuk mengetahui apakah minimum BAB IV PENGUJIAN SISTEM Pengujian sistem yang dilakukan penulis merupakan pengujian terhadap perangkat keras dan.perangkat lunak dari sistem secara keseluruhan yang telah selesai dibuat untuk mengetahui

Lebih terperinci

PRAKTIKUM III Robot Line Follower Sederhana

PRAKTIKUM III Robot Line Follower Sederhana PRAKTIKUM III Robot Line Follower Sederhana A. Tujuan 1. Mahasiswa dapat mengkombinasikan antara pengontrolan motor dengan PWM, dengan sensor proximity dengan ADC. 2. Mahasiswa dapat membuat program robot

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran sistem Gambaran cara kerja sistem dari penelitian ini adalah, terdapat sebuah sistem. Yang didalamnya terdapat suatu sistem yang mengatur suhu dan kelembaban pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan dalam perancangan sistem ini antara lain : studi kepustakaan, meninjau tempat pembuatan tahu untuk mendapatkan dan mengumpulkan sumber informasi

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN ALAT

BAB III RANCANG BANGUN ALAT BAB III RANCANG BANGUN ALAT. Umum Rancang bangun peralatan merupakan hal yang sangat pokok dalam pembuatan proyek laporan akhir ini. Tahap perencanaan merupakan perwujudan awal dari pembuatan proyek akhir

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN ROBOT PENJEJAK GARIS BERBASIS MIKROKONTROLER

PEMROGRAMAN ROBOT PENJEJAK GARIS BERBASIS MIKROKONTROLER PEMROGRAMAN ROBOT PENJEJAK GARIS BERBASIS MIKROKONTROLER Oleh : Ihyauddin, S.Kom Disampaikan pada : Pelatihan Pemrograman Robot Penjejak Garis bagi Siswa SMA Negeri 9 Surabaya Tanggal 3 Nopember 00 S SISTEM

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 60 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada Bab ini akan dilakukan hasil dan pembahasan dari tugas kerja praktik yang dilakukan pada PT. INKA. 4.1 Metode Penelitian Studi Literatur Pengumpulan Data Evaluasi Proses

Lebih terperinci

Membuat Robot Line Follower Hendawan Soebhakti Dosen Teknik Elektronika Politeknik Negeri Batam

Membuat Robot Line Follower Hendawan Soebhakti Dosen Teknik Elektronika Politeknik Negeri Batam Membuat Robot Line Follower Hendawan Soebhakti Dosen Teknik Elektronika Politeknik Negeri Batam email : cyi@yahoo.com Robot line follower, adalah sebuah robot yang bisa bergerak mengikuti garis tebal berwarna

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. down untuk memberikan tegangan ke seluruh rangkaian. Timer ditentukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. down untuk memberikan tegangan ke seluruh rangkaian. Timer ditentukan dengan 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Blok Sistem Tegangan PLN AC 220 akan diturunkan dengan menggunakan trafo step down untuk memberikan tegangan ke seluruh rangkaian. Timer ditentukan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 27 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Gambar 3.1 Blok Diagram Perangkat Keras Keterangan blok diagram : Sensor Ultrasonik berguna untuk mendeteksi penuh atau tidaknya karung dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal dasar tentang bagaimana. simulasi mobil automatis dirancang, diantaranya adalah :

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal dasar tentang bagaimana. simulasi mobil automatis dirancang, diantaranya adalah : BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal dasar tentang bagaimana simulasi mobil automatis dirancang, diantaranya adalah : 1. Menentukan tujuan dan kondisi pembuatan simulasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan dan

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan dan BAB III MEODE PENELIIAN DAN PERANCANGAN SISEM 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan dan penelitian laboratorium. Studi kepustakaan dilakukan sebagai penunjang

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan dari prototype yang dibuat, yaitu konsep dasar alat, diagram blok, perancangan elektronika yang meliputi rangkaian rangkaian elektronika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan dalam perancangan sistem ini antara lain studi kepustakaan, meninjau tempat pembuatan tahu untuk mendapatkan dan mengumpulkan sumber informasi

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR DC MENGGUNAKAN SENSOR ENCODER DENGAN KENDALI PI

PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR DC MENGGUNAKAN SENSOR ENCODER DENGAN KENDALI PI PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR DC MENGGUNAKAN SENSOR ENCODER DENGAN KENDALI PI Jumiyatun Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tadolako E-mail: jum@untad.ac.id ABSTRACT Digital control system

Lebih terperinci

BAB IV METODE KERJA PRAKTEK

BAB IV METODE KERJA PRAKTEK BAB IV METODE KERJA PRAKTEK sebagai berikut : Metode yang digunakan dalam pengerjaan kerja praktek ini adalah 1. Wawancara, yaitu bertanya secara langsung kepada asisten laboratorium mikrokontroler untuk

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER. Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi :

BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER. Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi : BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER 3.1 Perancangan Sistem Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi : a. perancangan perangkat keras (hardware) dengan membuat reader RFID yang stand alone

Lebih terperinci

Perancangan PENGKODEAN NRZ-L DAN MANCHESTER BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535. SKRIPSI (Resume)

Perancangan PENGKODEAN NRZ-L DAN MANCHESTER BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535. SKRIPSI (Resume) Perancangan PENGKODEAN NRZ-L DAN MANCHESTER BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 SKRIPSI (Resume) Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Teknik Elektro Disusun oleh:

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 39 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik Eskalator. Sedangkan untuk pembuatan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal

Lebih terperinci

Membuat Robot Tidak Susah. Hendawan Soebhakti Dosen Teknik Elektro Politeknik Batam Portal : hendawan.wordpress.

Membuat Robot Tidak Susah. Hendawan Soebhakti Dosen Teknik Elektro Politeknik Batam   Portal : hendawan.wordpress. Membuat Robot Tidak Susah Hendawan Soebhakti Dosen Teknik Elektro Politeknik Batam email : cy371i@yahoo.com Portal : hendawan.wordpress.com Robot, sebuah kata yang sangat familier dan hampir semua orang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN. Diagram Blok Sistem. Reset Enter Pilihan Sensor Tetesan Program Mikrokontroler Segment Driver Motor DC Motor DC Gambar, Diagram Blok a. Setting volume/waktu tetesan cairan: pengaturan

Lebih terperinci

JEMBATAN TIMBANG UNTUK PENGGUNA KURSI RODA

JEMBATAN TIMBANG UNTUK PENGGUNA KURSI RODA 45 JEMBATAN TIMBANG UNTUK PENGGUNA KURSI RODA Elisabeth Widyarini 1), Ferry A.V. Toar 2), Lanny Agustine 2) E-mail: eli_wm04@yahoo.com ABSTRAK Perkembangan teknologi bertujuan untuk memberikan kemudahan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

Kotak Surat Pintar Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535

Kotak Surat Pintar Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535 Kotak Surat Pintar Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535 Parulian Sepriadi, Agus Wahyudi, Iman Fahruzi, Siti Aisyah Politeknik Batam Parkway Street Batam Centre, Batam 24961, Kepri, Indonesia E-mail: paru0509@yahoo.com;

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. penelitian laboratorium. Studi kepustakaan dilakukan sebagai penunjang yang

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. penelitian laboratorium. Studi kepustakaan dilakukan sebagai penunjang yang BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan dan penelitian laboratorium. Studi kepustakaan dilakukan sebagai penunjang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Alat pemantau tekanan dan konsentrasi oksigen udara pernafasan ini terdiri dari

BAB III PERANCANGAN. Alat pemantau tekanan dan konsentrasi oksigen udara pernafasan ini terdiri dari BAB III PERANCANGAN Alat pemantau tekanan dan konsentrasi oksigen udara pernafasan ini terdiri dari rangkaianrangkaian sebagai berikut :. Rangkaian pengkondisi sensor tekanan. Rangkaian pengkondisi sensor

Lebih terperinci

Tachometer Berbasis Mikrokontroler AT Mega 8 Dilengkapi dengan Mode Hold

Tachometer Berbasis Mikrokontroler AT Mega 8 Dilengkapi dengan Mode Hold Seminar Tugas Akhir Juni 06 Tachometer Berbasis Mikrokontroler AT Mega 8 Dilengkapi dengan Mode Hold (Tera Hanifah Al Islami, Andjar Pudji, Triana Rahmawati ) ABSTRAK Tachometer adalah suatu alat ukur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. trafo step down untuk menyuplay rangkaian. Timer dan suhu ditentukan

BAB III METODE PENELITIAN. trafo step down untuk menyuplay rangkaian. Timer dan suhu ditentukan BAB III METODE PENELITIAN 3. Diagram Blok Sistem Tegangan PLN AC 0 akan di turunkan dengan menggunakan trafo step down untuk menyuplay rangkaian. Timer dan suhu ditentukan dengan menggunakan tombol UP

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini membahas tentang perancangan sistem yang mencakup perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras ini meliputi sensor

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. baik pada perangkat keras maupun pada komputer. Buffer. Latch

BAB III METODE PENELITIAN. baik pada perangkat keras maupun pada komputer. Buffer. Latch BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam perancangan perangkat keras adalah studi kepustakaan berupa data-data literatur dari masing-masing komponen, informasi dari internet dan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM. didapat suatu sistem yang dapat mengendalikan mobile robot dengan PID

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM. didapat suatu sistem yang dapat mengendalikan mobile robot dengan PID BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM Pada bab ini akan dibahas hasil analisa pengujian yang telah dilakukan, pengujian dilakukan dalam beberapa bagian yang disusun dalam urutan dari yang sederhana menuju

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan dengan beberapa cara yang dilakukan, antara lain:

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan dengan beberapa cara yang dilakukan, antara lain: BAB III METODE PENELITIAN Dalam pembuatan kendali robot omni dengan accelerometer dan keypad pada smartphone dilakukan beberapa tahapan awal yaitu pengumpulan data yang diperlukan dengan beberapa cara

Lebih terperinci

A. MIKROKONTROLLER Sebenarnya apakah yang disebut dengan mikrokontroler? Sebuah kontroler digunakan untuk mengontrol suatu proses atau aspek-aspek

A. MIKROKONTROLLER Sebenarnya apakah yang disebut dengan mikrokontroler? Sebuah kontroler digunakan untuk mengontrol suatu proses atau aspek-aspek A. MIKROKONTROLLER Sebenarnya apakah yang disebut dengan mikrokontroler? Sebuah kontroler digunakan untuk mengontrol suatu proses atau aspek-aspek dari lingkungan. Satu contoh aplikasi dari mikrokontroler

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu : Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Islam

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER ATMEGA BERBASIS CODEVISION AVR (ADC DAN APLIKASI TERMOMETER) dins D E P O K I N S T R U M E N T S

MIKROKONTROLER ATMEGA BERBASIS CODEVISION AVR (ADC DAN APLIKASI TERMOMETER) dins D E P O K I N S T R U M E N T S MIKROKONTROLER ATMEGA BERBASIS CODEVISION AVR (ADC DAN APLIKASI TERMOMETER) dins D E P O K I N S T R U M E N T S ADC Konsep Dasar ADC ADC = Analog to Digital Converter Pengubah sinyal analog menjadi sinyal

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. proses secara garis besar. Perancangan keseluruhan adalah acuan untuk. Gambar 3.1 Diagram blok pengukur tinggi digital

BAB III PERANCANGAN. proses secara garis besar. Perancangan keseluruhan adalah acuan untuk. Gambar 3.1 Diagram blok pengukur tinggi digital 20 BAB III PERANCANGAN 3.1 Garis Besar Perancangan Garis besar perancangan memuat keseluruhan bagian alat dan perjalanan proses secara garis besar. Perancangan keseluruhan adalah acuan untuk diturunkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT 3.1. Perancangan Sistem Secara Umum bawah ini. Diagram blok dari sistem yang dibuat ditunjukan pada Gambar 3.1 di u(t) + e(t) c(t) r(t) Pengontrol Plant

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PEANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Pendahuluan Dalam Bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat yang ada pada Perancangan Dan Pembuatan Alat Aplikasi pengendalian motor DC menggunakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produk yang Sejenis 2.1.1 Produk Sejenis Alat ukur tekanan ban yang banyak ditemukan dipasaran dan paling banyak digunakan adalah manometer. Manometer adalah alat ukur tekanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini teknologi dan informasi semakin berkembang pesat, begitu juga teknologi robot. Robotika merupakan bidang teknologi yang mengalami banyak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu :

III. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu : III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilakukan di laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Lampung yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dari tugas akhir ini yaitu akan membuat sebuah mobile Robot

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dari tugas akhir ini yaitu akan membuat sebuah mobile Robot BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Pengembangan Tujuan dari tugas akhir ini yaitu akan membuat sebuah mobile Robot yang mampu membantu manusia dalam mendeteksi kebocoran gas. Robot ini berperan sebagai

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat peraga sistem pengendalian ketinggian air. 3.1. Gambaran Alat

Lebih terperinci

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor Sistem Minimum Mikrokontroler TTH2D3 Mikroprosesor MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang memiliki

Lebih terperinci

Seminar Tugas Akhir Juni 2017

Seminar Tugas Akhir Juni 2017 Seminar Tugas Akhir Juni 07 Alat Ukur Maloklusi Overbite pada Gigi ( Fahrul Fadli H.B, Bambang Guruh Irianto, Tribowo Indrato) Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Surabaya Jl. Pucang Jajar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Umum Robot merupakan kesatuan kerja dari semua kerja perangkat penyusunnya. Perancangan robot dimulai dengan menggali informasi dari berbagai referensi, temukan ide,

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN SISTEM

IV. PERANCANGAN SISTEM SISTEM PENGATURAN KECEPATAN PUTARAN MOTOR PADA MESIN PEMUTAR GERABAH MENGGUNAKAN KONTROLER PROPORSIONAL INTEGRAL DEFERENSIAL (PID) BERBASIS MIKROKONTROLER Oleh: Pribadhi Hidayat Sastro. NIM 8163373 Jurusan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN... i ABSTRAKSI... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiv DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN... xv BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sudah menjadi trend saat ini bahwa pengendali suatu alat sudah banyak yang diaplikasikan secara otomatis, hal ini merupakan salah satu penerapan dari perkembangan teknologi dalam

Lebih terperinci

ANALISIS SINYAL PHOTOPLETHYSMOGRAM DENGAN METODE TRANSMITTAN DAN REFLEKTAN ROICHATUN NASHICHA P

ANALISIS SINYAL PHOTOPLETHYSMOGRAM DENGAN METODE TRANSMITTAN DAN REFLEKTAN ROICHATUN NASHICHA P ANALISIS SINYAL PHOTOPLETHYSMOGRAM DENGAN METODE TRANSMITTAN DAN REFLEKTAN PEMBIMBING I Dr. Ir. Bambang G.I. AIM, MM M. PEMBIMBING II Ridha Mak ruf ST, MSi ROICHATUN NASHICHA P7838306 LISTING PROGRAM LATAR

Lebih terperinci

Perancangan Alat Fermentasi Kakao Otomatis Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno

Perancangan Alat Fermentasi Kakao Otomatis Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno 1 Perancangan Alat Fermentasi Kakao Otomatis Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno Anggara Truna Negara, Pembimbing 1: Retnowati, Pembimbing 2: Rahmadwati. Abstrak Perancangan alat fermentasi kakao otomatis

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Diagram Blok Sistem Blok diagram dibawah ini menjelaskan bahwa ketika juri dari salah satu bahkan ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Sensor LM35,ATmega 8535

ABSTRAK. Kata kunci: Sensor LM35,ATmega 8535 ABSTRAK THERMOMETER SUHU BADAN DIGITAL DENGAN OUTPUT SUARA Oleh DANI CANDRA W NIM.08506131014 Tujuan pembuatan proyek akhir ini yang pertama adalah merancang dan membuat suatu sistem pengendalian berbasis

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM PEMANTAUAN POSISI DAN TINGKAT PENCEMARAN UDARA BEGERAK

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM PEMANTAUAN POSISI DAN TINGKAT PENCEMARAN UDARA BEGERAK 36 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM PEMANTAUAN POSISI DAN TINGKAT PENCEMARAN UDARA BEGERAK 3.1 PRINSIP KERJA SISTEM Sistem pemantauan posisi dan tingkat pencemaran udara bergerak, merupakan sebuah sistem yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan Alat Pengaduk Adonan Kue ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan tersebut antara

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat pengukur tinggi bensin pada reservoir SPBU. Dalam membuat suatu sistem harus dilakukan analisa mengenai

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat akuisisi data termokopel 8 kanal. 3.1. Gambaran Sistem Alat yang direalisasikan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 3 BAB III PERANCANGAN SISTEM Alat yang dibuat ini berfungsi untuk memberikan informasi mengenai pengaturan suhu pada pesawat infant warmer dengan suhu antara 34 C - 37 C. Pada bab ini akan dijelaskan tentang

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler menggunakan modul Xbee Pro. Konsep dasar sistem ini terdiri dari gambaran

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3. 1. Spesifikasi Sistem Pada tugas akhir ini, penulis membuat sebuah prototype dari kendaraan skuter seimbang. Skuter seimbang tersebut memiliki spesifikasi sebagai

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Model Penelitian Pada perancangan tugas akhir ini menggunakan metode pemilihan locker secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. Gambar 3. 1 Diagram Blok Sistem Kecepatan Motor DC

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. Gambar 3. 1 Diagram Blok Sistem Kecepatan Motor DC BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan sistem kontrol, baik secara software dan hardware yang akan digunakan untuk mendukung keseluruhan sistem yang

Lebih terperinci

Journal of Control and Network Systems

Journal of Control and Network Systems JCONES Vol., No. (0) - Journal of Control and Network Systems Situs Jurnal : http://jurnal.stikom.edu/index.php/jcone SUN TRACKING PADA PANEL SURYA UNTUK OPTIMALISASI PENGISIAN CATU DAYA Rachmawati Oktaria

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 3.1 Perencanaan Dalam Robot Pengirim terdapat sistem elektronis dan sistem mekanis di dalamnnya, dalam hal ini sistem mekanis di kendalikan oleh sistem elektronis seperti

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari trainer kendali kecepatan motor DC menggunakan kendali PID dan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

Modifikasi Perimetri dengan 2 Kontrol (Personal Komputer)

Modifikasi Perimetri dengan 2 Kontrol (Personal Komputer) Modifikasi Perimetri dengan Kontrol (Personal Komputer) Izza Fahma K, Priyambada Cahya Nugraha, Tri Bowo Indrato, Jurusan Teknik Elektromedik POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA Perimetri

Lebih terperinci

SISTEM PENGATURAN POSISI SUDUT PUTAR MOTOR DC PADA MODEL ROTARY PARKING MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS ARDUINO MEGA 2560

SISTEM PENGATURAN POSISI SUDUT PUTAR MOTOR DC PADA MODEL ROTARY PARKING MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS ARDUINO MEGA 2560 1 SISTEM PENGATURAN POSISI SUDUT PUTAR MOTOR DC PADA MODEL ROTARY PARKING MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS ARDUINO MEGA 2560 Adityan Ilmawan Putra, Pembimbing 1: Purwanto, Pembimbing 2: Bambang Siswojo.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Realisasi Perangkat Keras Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara otomatis menggunakan sensor suhu LM35 ditunjukkan pada gambar berikut : 8 6

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dapat bekerja untuk menjalankan perangkat keras. sensor yang berawal dari percobaan - percobaan yang dilakukan, menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. dapat bekerja untuk menjalankan perangkat keras. sensor yang berawal dari percobaan - percobaan yang dilakukan, menggunakan BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan dan perangkaian perangkat keras (hardware) maupun pembuatan perangkat lunak (software). Dimana perangkat lunak tersebut akan diintregasikan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 Tujuan Tujuan dari pengujian alat pada tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja sistem yang telah dibuat dan untuk mengetahui penyebabpenyebab ketidaksempurnaan

Lebih terperinci

DT-51 Application Note

DT-51 Application Note DT-51 Application Note AN116 DC Motor Speed Control using PID Oleh: Tim IE, Yosef S. Tobing, dan Welly Purnomo (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) Sistem kontrol dengan metode PID (Proportional Integral

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAKSI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAKSI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAKSI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman DAFTAR LAMPIRAN... xviii DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar

Lebih terperinci

Mikrokontroler AVR. Hendawan Soebhakti 2009

Mikrokontroler AVR. Hendawan Soebhakti 2009 Mikrokontroler AVR Hendawan Soebhakti 2009 Tujuan Mampu menjelaskan arsitektur mikrokontroler ATMega 8535 Mampu membuat rangkaian minimum sistem ATMega 8535 Mampu membuat rangkaian downloader ATMega 8535

Lebih terperinci

JEMURAN PAKAIAN OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN. SENSOR CAHAYA (LDR) dan SENSOR HUJAN. Naskah Publikasi

JEMURAN PAKAIAN OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN. SENSOR CAHAYA (LDR) dan SENSOR HUJAN. Naskah Publikasi JEMURAN PAKAIAN OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR CAHAYA (LDR) dan SENSOR HUJAN Naskah Publikasi Diajukan oleh : Ma ful Wahyu Nurhadi 07.01.2208 Paulinus Yunawan Widiantoro 07.01.2259 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... PERNYATAAN KEASLIAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... PERNYATAAN KEASLIAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... PERNYATAAN KEASLIAN... ABSTRAK... ABSTRACT... i ii iv v vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR SINGKATAN...

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Motor DC dan Motor Servo 2.1.1. Motor DC Motor DC berfungsi mengubah tenaga listrik menjadi tenaga gerak (mekanik). Berdasarkan hukum Lorenz bahwa jika suatu kawat listrik diberi

Lebih terperinci

Automatic Processing Film (APF) berbasis mikrokontroller ATMEGA 8535 (Kontrol Suhu)

Automatic Processing Film (APF) berbasis mikrokontroller ATMEGA 8535 (Kontrol Suhu) Automatic Processing Film (APF) berbasis mikrokontroller ATMEGA (Kontrol Suhu) (Elf Dhian Oktafianti Dewi, Tribowo Indrato., Lamidi ) Jurusan Teknik Elektromedik POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTEIAN KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN Rancangan Mesin Panjang Terpal PUSH BUTTON. ATMega 128 (Kendali Kecepatan Motor Dua Arah)

BAB IV PEMBAHASAN Rancangan Mesin Panjang Terpal PUSH BUTTON. ATMega 128 (Kendali Kecepatan Motor Dua Arah) BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Masalah Dalam proses produksi hal yang paling menonjol untuk menghasilkan suatu barang produksi yang memiliki kualitas yang bagus adalah bahan dan mesin yang digunakan.

Lebih terperinci