BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 PERANCANGAN SISTEM"

Transkripsi

1 27 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Gambar 3.1 Blok Diagram Perangkat Keras Keterangan blok diagram : Sensor Ultrasonik berguna untuk mendeteksi penuh atau tidaknya karung dengan mengukur jarak antara padi dan sensor Blok mikrokontroler berguna untuk mengolah data dari sensor lalu mengaktifkan driver dan kemudian driver inilah yang akan mengontrol pergerakan motor. Blok Relay berfungi untuk untuk mengaktifkan motor AC (power tresher)

2 28 Blok Driver 1 berfungsi untuk mengontrol motor DC (1) Blok Driver 2 berfungsi untuk mengontrol motor DC (2) Tombol emergency berfungsi untuk mematikan system jika dalam keadaan darurat Tombol KKP (Kedua karung penuh) berfungsi untuk menjalankan system kembali jika kedua karung sudah dikatakan penuh. Blok Buzzer digunakan untuk memberikan peringatan bahwa karung telah terisi penuh. Blok Led berfungsi untuk memberi informasi bahwa karung pada posisi pengisian sudah penuh atau atau belum Gambaran cara kerja sistem dari penelitian ini adalah terdapat dua buah sistem. Yang pertama adalah power tresher yang dilengkapi dengan sebuah motor AC yang digunakan sebagai alat gerak dan sensor ultrasonik yang digunakan sebagai pendeteksi penuh atau tidaknya sebuah karung. Yang kedua adalah pengarung yang dilengkapi dengan motor DC (2) yang digunakan untuk memutar posisi secara otomatis. Pada tahap awal, motor AC akan menggerakkan power tresher. Kemudian padi akan dimasukkan ke dalam power power tresher dimana padi yang telah dimasukkan ke dalam power tresher akan dirontokkan dari jeraminya. Padi yang telah dirontokkan akan masuk ke dalam karung melalui corong yang dilengkapi dengan sensor ultrasonik. Setelah itu padi akan mengisi karung terus menerus sampai sensor ultrasonik mendeteksi jarak setinggi kurang lebih 18 cm. Pada saat sensor mendeteksi kurang lebih 18 cm, motor AC pada power tresher akan berhenti bergerak. Kemudian motor DC (2) penggerak karung

3 29 akan aktif untuk mengganti karung yang sudah penuh dengan karung yang kosong. Motor DC (2) akan berhenti ketika karung yang kosong ada ditempat yang telah ditentukan. Sistem yang dirancang dalam penelitian ini merupakan sistem untuk merontokkan padi dan memasukkan padi-padi yang telah dirontokkan kedalam karung secara otomatis. Sedangkan perancangan secara umumnya untuk agar mencapai gambaran sistemnya adalah : Power tresher akan merontokkan padi secara terus menerus hingga jumlah padi yang terisi pada karung mencapai jarak yang telah ditetapkan pada sensor ultrasonik dan kemudian mikrokontroler akan memerintahkan power tresher untuk berhenti. Sensor ultrasonik akan mendeteksi padi yang masuk ke dalam karung apakah karung telah penuh atau belum, karung penuh jika jarak antara padi dalam karung dengan sensor ultrasonik kurang lebih 18 cm. Apabila belum mencapai jarak yang telah ditentukan, maka power tresher akan terus mengisi karung LED dan buzzer digunakan sebagai indikator bahwa karung telah terisi penuh. Jika buzzer berbunyai pendek, maka menandakan bahwa 1 karung telah terisi penuh. Apabila berbunyi panjang, maka menandakan bahwa 2 karung telah terisi penuh. Motor driver digunakan untuk memutar tempat dudukan karung agar karung yang telah terisi penuh berganti menjadi karung yang kosong dan siap untuk diisi padi kembali.

4 30 Mikrokontroler yang digunakan adalah AVR ATMega 8535 untuk mengolah data, dimana data yang didapatkan berupa input dari sensor ultrasonik yang akan digunakan untuk menggerakkan motor power threser dan motor driver Rangkaian Blok Mikrokontroler VCC +5V R5 10k C5 200n SIG U1 PB0/T0/XCK PB1/T1 PB2/AIN0/INT2 PB3/AIN1/OC0 PB4/SS PB5/MOSI PB6/MISO PB7/SCK PA0/ADC0 PA1/ADC1 PA2/ADC2 PA3/ADC3 PA4/ADC4 PA5/ADC5 PA6/ADC6 PA7/ADC7 Direction Step VCC R1 10k PD0/RXD PD1/TXD PD2/INT0 PD3/INT1 PD4/OC1B PD5/OC1A PD6/ICP1 PD7/OC2 PC0/SCL PC1/SDA PC2 PC3 PC4 PC5 PC6/TOSC1 PC7/TOSC2 Led 1 Led 2 M DC 1+ Buzzer M DC 1- Motor AC C1 100n C2 22pF X1 C3 22pF XTAL1 XTAL2 RESET ATMEGA8535 AREF AVCC VCC C4 100nF Gambar 3.2 Blok Mikrokontroller Blok diagaram diatas merupakan blok diagram mikrokontroler dalam alat ini menggunakann modul AVR. Modul AVR terdiri dari U1 ATMega 8535 dimana kaki 10-nya terhubung ke Vcc 5 volt, kaki 11-nya terhubung ke Ground agar modul bisa aktif, Crystal dan kapasitor C2 dan C3. yang terhubung pada kaki 12 dan 13 sebagai

5 31 osilator yang mempengaruhi kecepatan program saat dijalankan, reset dihubungkan kaki 9 dimana reset pada rangkaian ini berupa push button, resistor R1 dan kapasitor C1, komponen tersebut digunakan sebagai reset program pada AVR agar kembali ke awal. Selain itu modul ini akan dihubungkan dengan sensor ultrasonik, relay, buzzer dan LED Modul Motor Driver Gambar 3.3 Motor driver AC Untuk rangkaian motor driver, digunakan rangkaian motor driver Geckodrive. Geckodrive dikendalikan menggunakan mikrokontroller AVR. Pada perancangan system yang akan digunakan, motor DC akan digerakkan oleh mikrokontroler melalui Geckodrive. Selain itu, pada perancangan akan ditambahkan

6 32 sebuah rotary encoder. Rotary encoder berfungsi sebagai feedback yang berisi informasi kepada Geckodrive bahwa motor DC sudah selesai melakukan tugasnya atau belum. Perputaran akan dikatakan selesai oleh rotary encoder jika sudah melakukan perputaran Rangkaian Modul Motor Driver Gambar 3.4 Rangkaian modul motor driver Motor driver digunakan untuk menggerakan motor DC (1) yang digunakan dalam penelitian ini sebagai alat gerak dengan pengaturan tertentu. Satu modul motor driver digunakan untuk menggerakkan satu motor. Karena alat pada penelitian ini menggunakan dua buah motor, maka digunakan dua buah motor driver. Rangkaian motor driver ini nantinya akan terhubung dengan mikrokontroller yang akan memberikan data berupa perintah kapan dan bagaimana motor itu harus digerakkan. Rangkaian dioda pada modul motor driver ini digunakan untuk menahan tegangan balik

7 33 yang merupakan efek samping dalam memberi tegangan pada motor DC. Bila tidak digunakan dioda tersebut, maka tegangan balik bisa masuk ke komponen penting lain yang bisa menyebabkan kerusakan. Gambar 3.5 Wujud fisik rangkaian modul motor driver Rangkaian Blok Relay Pada alat ini modul relay yang digunakan hanyalah 1 buah, relay pada rangkaian ini digunakan untuk mengaktifkan motor AC (power tresher). Relay digunakan pada alat untuk melakukan switching, resistor pada relay berfungsi menjaga tegangan yang masuk ke dalam relay agar tepat jatuh ke transistor, juga ada transistor untuk mengaktifkan relay, sedangkan D5 yang terdapat pada rangkaian blok relay ini

8 34 adalah untuk mengatasi arus balik (feedback) dari dalam kumparan relay, arus balik ini terjadi karena adanya medan magnet pada kumparan relay tersebut. Tegangan dari induksi listrik biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan tegangan dari sumber, jika hal ini terjadi maka kinerja relay akan rusak. Untuk menghindari kerusakan tersebut maka D5 dipasang pada relay. Gambar 3.6 Rangkaian Blok Relay Rangkaian Blok Sensor Untuk megukur jarak ketinggian, digunakan sensor Ultrasonic Range Finder atau biasa disebut sensor Ping. Sensor ini dapat mengukur jarak dari 3 sampai 300cm. Sensor ultrasonic range finder mempunyai 3 pin yaitu ground, inputan 5 V, dan Pin I/O dengan keluaran biner berupa pulsa yang lebarnya merepresentasikan jarak yang kemudian langsung dihubungkan ke mikrokontroler. Hal yang perlu diperhatikan, sensor Ultrasonic Range Finder tidak dapat mengukur objek yang permukaannya dapat

9 35 menyerap suara, seperti busa atau sound damper lainnya. Pengukuran jarak juga akan kacau jika permukaan objek bergerigi dengan sudut tajam. Dalam alat yang akan dibuat, sensor ini digunakan untuk menghitung jarak ketinggian antara butiran padi yang ada didalam karung dengan sensor ultrasonik tersebut. Apabila sensor tersebut sudah mendeteksi ketinggian sekitar kurang lebih 18 cm, maka sensor akan memberi informasi ke mikroprosesor bahwa karung sudah penuh. Gambar 3.7 Sensor Ultrasonic Range Finder Sensor ultrasonik digunakan dan terhubung dengan modul AVR ini adalah Parallax Ultasonic Range Finder (PING), sensor ini memiliki 3 pin yaitu power supply, ground dan sinyal, pin-pin ini terpasang pada pin PB0 dan PB1, dimana sensor ini akan bekerja jika saat sensor ini mengirimkan suara ultrasonik dan mendapatkan pulsa trigger dari mikrokontroler, selama menunggu adanya trigger dari mikrokontroler sensor PING ini akan menghasilkan sebuah pulsa, lebar pulsa inilah yang akan mempresentasikan jarak

10 36 oleh sensor. Kemudian mikrokontroler akan mengukur lebar pulsa tersebut lalu dikonversi dalam bentuk jarak dengan perhitungan sebagai berikut : Jarak = (Lebar Pulsa / uS) / 2 (dalam cm) Atau bisa juga dengan menggunakan perhitungan berikut ini : Jarak = (Lebar Pulsa x ) / 2 (dalam cm) Ket : = Kecepatan suara Gambar 3.8 Pulsa Ping Parallax Ultrasonic Range Finder

11 Rangkaian Blok Power TR1 220 V TRAN-2P2S BR1 U vcc 5 V 1 VI D N G VO 3 GBU6A 2 C8 1000u C9 100n C10 100n C11 100u C u BR2 vcc 12 V GBU6A C u C14 100n C15 100n C u C u TR3 220 V BR3 TRAN-2P2S vcc 24 V GBU6A C u C19 100n C20 100n C u C u Gambar 3.9 Skematik modul power

12 38 Modul power pada perancangan ini adalah modul yang digunakan untuk merubah power AC menjadi DC yang akan dipakai untuk untuk power supply modul AVR dan modul-modul lainnya. Ada pula modul ini digunakan untuk membuat paralel power AC yang digunakan pada modul relay yang berfungsi untuk memutus dan menyambungkan power tresher. Pada perancangan yang akan dibuat, ada 3 modul power yang digunakan. Pada rangkaian pertama yang menggunakan tegangan 5V dihubungkan ke AVR. Pada rangkaian kedua yang menggunakan tegangan 12 V dihubungkan ke relay yang berfungsi untuk menghidupkan power tresher dan tutup penampung karung. Untuk rangkaian yang ketiga dihubungkan ke geckodrive yang berfungsi untuk menggerakkan pemutar karung Rangkaian Blok Buzzer dan Led

13 39 Gambar 3.10 Rangkaian Blok Led dan Buzzer Pada rangkaian diatas, rangkaian led dan buzzer digunakan untuk memberikan informasi penuh atau tidaknya sebuah karung. Keadaan awal lampu led akan berwarna hijau yang menandakan bahwa karung masih dalam keadaan tidak penuh dan buzzer tidak bunyi. Ketika karung satu sudah penuh maka led akan berubah menjadi warna jingga dan buzzer akan berbunyi sekali. Kemudian dudukkan karung akan berputar secara otomatis. Setelah itu lampu akan kembali ke warna hijau. Karung 2 mulai diisi sampai penuh. Ketika karung 2 penuh maka lampu akan kembali berubah warna jingga dan buzzer bunyi satu kali. Jika saat karung 2 penuh, tetapi karung 1 belum diganti dengan karung yang kosong, buzzer akan berbunyi terus-menerus hingga karung diganti dengan karung yang kosong. Untuk menjalankan kembali power tresher, maka petani harus menekan tombol input.

14 Diagram Alir Gambar 3.11 Diagram Alir Perangkat Keras Diagram alir tersebut menjelaskan cara kerja sistem utama yang dilakukan oleh AVR sebagai mikrokontroler yang merupakan otak dari sistem ini. Keadaan awal yang akan di lakukan adalah proses inisialisasi. Berikut ini skenario kemungkinan yang akan terjadi pada sistem :

15 41 1. Skenario pertama Tabel keadaan seharusnya : Tabel 3.1 Skenario pertama Present Step Next Step A B P Aksi A B P Aksi K1 = 0 K2 = 0 0 isi k1 K1 = 1 K2 = 0 1 Putar Karung K2 = 0 K1 = 1 0 isi k2 + ganti k1 K2 = 1 K1 = 0 1 Putar Karung K1 = 0 K2 = 1 0 isi k1+ ganti k2 K1 = 1 K2 = 0 1 Putar Karung K2 = 0 K1 = 1 0 isi k2 + ganti k1 K2 = 1 K1 = 0 1 Putar Karung K1 = 0 K2 = 1 0 isi k1 + ganti k2 K1 = 1 K2 = 0 1 Putar Karung K2 = 0 K1 = 1 0 isi k2 + ganti k1 K2 = 1 K1 = 0 1 Putar Karung K1 = 0 K2 = 1 0 isi k1 + ganti k2 K1 = 1 K2 = 0 1 Putar Karung K2 = 0 K1 = 1 0 isi k2 + ganti k1 K2 = 1 K1 = 0 1 Putar Karung

16 42 Skenario pertama dimulai saat karung pertama dan kedua dalam keadaan kosong dimana P = 0. Pada saat sistem dijalankan, isi K 1. Bersamaan dengan itu sensor akan terus mengecek apakah karung posisi A sudah penuh atau belum. Jika belum penuh, maka karung akan terus diisi. Karena P = 0, maka proses pengecekkan akan terus berlangsung. Jika karung 1 sudah penuh, maka P = + 1, Karena P tidak sama dengan 2, maka akan bertukar posisi dimana karung 1 berada pada posisi B dan P masih bernilai 1. Kemudian karung K 2 akan mulai diisi dan di saat bersamaan karung yang sudah penuh di posisi B diganti. Pada saat itu sensor akan melakukan pengecekkan terus menerus apakah K 2 sudah penuh atau belum. Jika belum karung akan diisi terus bersamaan dengan itu karena P tidak sama dengan 0 (ada karung yang sudah penuh) maka karung yang sudah penuh akan diganti dengan karung yang kosong sehingga P akan menjadi 0. Proses ini akan terus berulang. Jika pengguna tidak mengganti karung yang sudah penuh tidak diganti dengan karung yang kosong dan kemudian karung yang sedang terisi di posisi A penuh, maka akan lanjut ke skenario Skenario kedua

17 43 Tabel 3.2 Skenario kedua Present Step Next Step A B P Aksi A B P Aksi K1 = 1 K2 = 0 1 Putar karung K2 = 0 K1 = 1 1 Isi K2 + ganti K1 K2 = 1 K1 = 0 0 Putar karung K1 = 0 K2 = 1 1 Isi K1 + ganti K2 K1 = 1 K2 = 0 0 Putar karung K2 = 0 K1 = 1 1 Isi K2 + ganti K1 K2 = 1 K1 = 0 0 Putar karung K1 = 0 K2 = 1 1 Isi K1 + ganti K2 Pada skenario ke dua, keadaan awal posisi karung A sudah penuh sedangkan posisi karung B kosong dan P = 1. Karena karung 1 di posisi A sudah penuh, maka P = + 1. Karena P tidak sama dengan 2, maka akan bertukar posisi dimana karung 1 berada pada posisi B dan disaat bersamaan karung juga diganti. Karung K 2 akan mulai diisi dan pada saat itu sensor akan melakukan pengecekkan terus menerus apakah K 2 sudah penuh atau belum. Jika belum karung akan diisi terus bersamaan dengan itu karena P tidak sama dengan 0 (ada karung yang sudah penuh) maka karung yang sudah penuh akan diganti dengan karung yang kosong sehingga P akan menjadi 0. Proses ini akan terus berulang. Jika pengguna tidak mengganti karung yang sudah penuh tidak diganti dengan karung yang kosong dan kemudian karung yang sedang terisi di posisi A penuh, maka akan lanjut ke skenario 4.

18 44 3. Skenario ketiga Tabel 3.3 Skenario ketiga Present Step Next Step A B P Aksi A B P Aksi K1 = 0 K2 = 1 0 Isi K1 K1 = 1 K2 = 1 1 Putar karung K2 = 1 K1 = 1 2 Stop Pada skenario ketiga, keadaan awal posisi karung B sudah penuh sedangkan posisi karung A kosong dan P = 0. Karung yang berada di posisi A akan mulai diisi dan pada saat itu sensor akan melakukan pengecekan terus menerus apakah posisi karung A sudah penuh ataau belum. Jika sudah penuh, maka putar karung. Kemudian sensor melakukan pengecekan apakah karung pada posisi A penuh atau belum penuh. Ternyata karung pada posisi A penuh, maka sistem akan berhenti sampai ada penekanan tombol kkp dan karung pada posisi B telah diganti. Kalau tidak diganti maka akan lanjut ke skenario empat.

19 45 4. Skenario keempat Tabel 3.4 Skenario keempat Present Step Next Step A B P Aksi A B P Aksi K1 = 1 K2 = 1 1 Putar karung K2 = 1 K1 = 1 1 Putar karung K2 = 1 K1 = 1 2 Stop Pada skenario keempat, keadaan awal posisi karung A dan posisi karung B dalam keadaan penuh. Karena P sudah bernilai dua, buzzer akan berbunyi dua kali dan sistem tidak akan berjalan sampai pengguna mengganti karung dan menekan tombol kkp. Setelah pengguna menekan tombol, maka akan kembali ke skenario dua.

20 Rancang Bangun Berikut dibawah ini merupakan rancang bangun yang dibuat : 59 cm 39 cm 42 cm 53 cm 20 cm 110 cm 7,5 cm 60 cm Gambar 3.12 Rancang bangun Alat yang dibuat terdiri dari 2 model, model yang pertama adalah power tresher sebagai tempat merontokkan memiliki tinggi 110 cm, lebar 59 cm dengan berat ± 100 kg. Model yang kedua merupakan tempat dudukan karung memiliki tinggi 89 cm, lebar 75 cm dengan berat ± 40 kg. Pada model pertama dibagian depan terdapat umpan padi dengan lebar 10cm dan panjang 15 cm sedangkan dibagian belakang terdapat pembuangan jerami dengan ukuran lebar 10cm dan panjang 15 cm. Didalam power tresher terdapat jari-jari yang

21 47 memiliki panjang 53cm dan lebar 15cm. Pada bagian belakang tabung power tresher juga terdapat puley yang menyatu dengan jari-jari power tresher nantinya puley ini akan diberikan belt yang juga terhubung pada puley motor AC yang berada dibagian bawah tabung power tresher, jadi motor AC inilah yang nantinya berfungsi untuk menggerakkan jari-jari penrontok padi di power tresher. Dibagian kaki penyangga tabung akan diletakkan sebuah kotak yang berisi modul AVR, buzzer, LED dan relay. Pada tabung power tresher dibagian depan dipasangkan sebuah motor DC yang berfungsi untuk memutar tutup corong agar membuka dan menutup sesuai yang diperintahkan. Diujung corong akan dipasang sebuah sensor ultrasonik sebagai pendeteksi jarak dengan ketinggian padi saat sistem berjalan. Gambar 3.13 rasio gear model pertama

22 48 Perhitungan RPM pada power thresher adalah sebagai berikut : Z1= 20cm Z2 = 7,5 cm nz1 = 2900 rpm nz2 =? nz2 = 7,5 x = 1087,5 rpm Keterangan : Z1 = Diamater gear power thresher Z2 = Diamater gear motor AC nz1 = Putaran motor AC nz2 = Putaran power thresher Gambar 3.14 Ratio gear pada model ke dua

23 49 Pada model kedua dengan tinggi 89 cm dan lebar 75 cm menyebabkan alat ini tidak bisa ditempatkan yang sejajar dengan power tresher, kaki pada model kedua harus ditanamkan terlebih dahulu ke tanah, atau bisa juga model kedua ini diletakkan ditempat yang lebih rendah dari pada power tresher. Perbandingan pulley pada motor dengan pulley pada penampung karung yaitu 1: 4 artinya 4 putaran di motor sama dengan 1 putaran di penampung karung. Dalam perancangan yang dibuat, dibutuhkan ½ putaran pada penampung karung. Maka berdasarkan perbandingan pulley, didapat perhitungan dibawah ini untuk menghasilkan jumlah putaran yang harus dilakukan oleh motor DC 2: Jumlah putaran = 1/ 2 * 4 = 2 putaran ( ) Perhitungan Torsi pada motor DC 2 (pemutar karung ) dapat dilihat sebagai berikut : torque = F x r F = satuan Newton, r = satuan meter. Sedangkan power yang dihitung dengan satuan Kw (Kilo watts) atau Horse Power (HP) mempunyai hubungan erat dengan torque. Power dirumuskan sbb : Power = torque x angular speed. Rumus diatas adalah rumus dasarnya, jika pada sistem maka rumusnya menjadi : Power = torque x 2 phi x rotational speed (RPM).

24 50 Untuk mengukur Powier (KW) adalah sbb : dapat diartikan adalah 1 menit = 60 detik, dan untuk mendapatkan kw = 1000 watt. 0,56 kw = torque x 2π x rpm ,56 kw = torque x 2.3,14 x = torque x2.3,14 x = torque x 6,28 Torque = 356,68 N/m

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Blok Diagram Hot Plate Program LCD TOMBOL SUHU MIKROKON TROLER DRIVER HEATER HEATER START/ RESET AVR ATMega 8535 Gambar 3.1. Blok Diagram Hot Plate Fungsi masing-masing

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran sistem Gambaran cara kerja sistem dari penelitian ini adalah, terdapat sebuah sistem. Yang didalamnya terdapat suatu sistem yang mengatur suhu dan kelembaban pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. down untuk memberikan tegangan ke seluruh rangkaian. Timer ditentukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. down untuk memberikan tegangan ke seluruh rangkaian. Timer ditentukan dengan 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Blok Sistem Tegangan PLN AC 220 akan diturunkan dengan menggunakan trafo step down untuk memberikan tegangan ke seluruh rangkaian. Timer ditentukan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. dari pembuatan alat yang meliputi perancangan hardware dan perancangan

BAB III PERANCANGAN SISTEM. dari pembuatan alat yang meliputi perancangan hardware dan perancangan BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini penulis akan membahas perancangan yang merupakan proses dari pembuatan alat yang meliputi perancangan hardware dan perancangan software. Dimana perancangan software

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perencanaan pembuatan alat telemetri suhu tubuh.perencanaan dilakukan dengan menentukan spesfikasi system secara umum,membuat system blok

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi jurusan Fisika

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi jurusan Fisika 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian dimulai pada tanggal Juni 2012 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM 3. Perancangan Perangkat Keras Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam merealisasikan alat maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan perangkat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Pada bab ini akan dijelaskan perancangan skripsi yang dibuat yang terdiri dari perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak. Perancangan perangkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Diagram blok pengembangan breastpump elektrik berbasis mikrokontroler ATMega8535 dilengkapi dengan pengatur waktu dan tekanan

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN ALAT

BAB III RANCANG BANGUN ALAT BAB III RANCANG BANGUN ALAT. Umum Rancang bangun peralatan merupakan hal yang sangat pokok dalam pembuatan proyek laporan akhir ini. Tahap perencanaan merupakan perwujudan awal dari pembuatan proyek akhir

Lebih terperinci

PEMBUATAN RANGKAIAN LAMPU OTOMATIS DENGAN KONTROL JAM MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535

PEMBUATAN RANGKAIAN LAMPU OTOMATIS DENGAN KONTROL JAM MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 PEMBUATAN RANGKAIAN LAMPU OTOMATIS DENGAN KONTROL JAM MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEGA 855 Disusun oleh : Nama : Hotman panjaitan NPM : 6409576 Jurusan : Teknik Elektro Dosen Pembimbing : Erma Triawati

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Modul Sensor Warna (TCS 3200) Driver H Bridge Motor DC Conveyor Mikrokont roller LCD ATMega 8535 Gambar 3.1 Blok Diagram Perangkat Keras 29 30 Keterangan

Lebih terperinci

Sistem Alarm dan Informasi Suara pada Indikator Volume Bahan Bakar Sepeda Motor

Sistem Alarm dan Informasi Suara pada Indikator Volume Bahan Bakar Sepeda Motor Sistem Alarm dan Informasi Suara pada Indikator Volume Bahan Bakar Sepeda Motor Aditya Cahya Try Prasetya #1, Eru Puspita #, Hary Oktavianto # #1 Penulis, Mahasiswa Jurusan Teknik Elektronika PENS - ITS

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 60 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada Bab ini akan dilakukan hasil dan pembahasan dari tugas kerja praktik yang dilakukan pada PT. INKA. 4.1 Metode Penelitian Studi Literatur Pengumpulan Data Evaluasi Proses

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Penyaji Minuman Otomatis Berbasis Mikrokontroler ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 1.1 Blok Diagram Sensor Kunci kontak Transmiter GSM Modem Recivier Handphone Switch Aktif Sistem pengamanan Mikrokontroler Relay Pemutus CDI LED indikator aktif Alarm Buzzer Gambar

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Pemotong Rumput Lapangan Sepakbola Otomatis dengan Sensor Garis dan Dinding ini, terdapat beberapa masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. trafo step down untuk menyuplay rangkaian. Timer dan suhu ditentukan

BAB III METODE PENELITIAN. trafo step down untuk menyuplay rangkaian. Timer dan suhu ditentukan BAB III METODE PENELITIAN 3. Diagram Blok Sistem Tegangan PLN AC 0 akan di turunkan dengan menggunakan trafo step down untuk menyuplay rangkaian. Timer dan suhu ditentukan dengan menggunakan tombol UP

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368 ini adalah Controller

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368 ini adalah Controller BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Perangkat keras yang akan digunakan dalam Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368 ini adalah Controller

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Sensor LM35,ATmega 8535

ABSTRAK. Kata kunci: Sensor LM35,ATmega 8535 ABSTRAK THERMOMETER SUHU BADAN DIGITAL DENGAN OUTPUT SUARA Oleh DANI CANDRA W NIM.08506131014 Tujuan pembuatan proyek akhir ini yang pertama adalah merancang dan membuat suatu sistem pengendalian berbasis

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat

BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat BAB III PERANCANGAN Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai perancangan dan realisasi sistem bagaimana kursi roda elektrik mampu melaksanakan perintah suara dan melakukan pengereman otomatis apabila

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro Fakultas Tekik, Universitas Lampung, yang dilaksanakan mulai bulan Oktober

Lebih terperinci

BAB IV METODE KERJA PRAKTEK

BAB IV METODE KERJA PRAKTEK BAB IV METODE KERJA PRAKTEK sebagai berikut : Metode yang digunakan dalam pengerjaan kerja praktek ini adalah 1. Wawancara, yaitu bertanya secara langsung kepada asisten laboratorium mikrokontroler untuk

Lebih terperinci

Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN

Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNDIKSHA OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 Oleh : Andreas Hamonangan S NPM : 10411790 Pembimbing 1 : Dr. Erma Triawati Ch, ST., MT. Pembimbing 2 : Desy Kristyawati,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT III.1. Diagram Blok Secara garis besar, diagram blok rangkaian pendeteksi kebakaran dapat ditunjukkan pada Gambar III.1 di bawah ini : Alarm Sensor Asap Mikrokontroler ATmega8535

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT 3.1 DIAGRAM BLOK sensor optocoupler lantai 1 POWER SUPPLY sensor optocoupler lantai 2 sensor optocoupler lantai 3 Tombol lantai 1 Tbl 1 Tbl 2 Tbl 3 DRIVER ATMEGA 8535

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan alat simulasi Sistem pengendali lampu jarak

Lebih terperinci

JEMBATAN TIMBANG UNTUK PENGGUNA KURSI RODA

JEMBATAN TIMBANG UNTUK PENGGUNA KURSI RODA 45 JEMBATAN TIMBANG UNTUK PENGGUNA KURSI RODA Elisabeth Widyarini 1), Ferry A.V. Toar 2), Lanny Agustine 2) E-mail: eli_wm04@yahoo.com ABSTRAK Perkembangan teknologi bertujuan untuk memberikan kemudahan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari modifikasi kelistrikan pada kendaraan bermotor, perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang

Lebih terperinci

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 3 PENERAPAN FILM Ba 0,55 Sr 0,45 TiO 3 (BST) SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 23 Pendahuluan Indonesia sebagai negara agraris

Lebih terperinci

Implementasi Mikrokontroler Sebagai Pengendali Lift Empat Lantai

Implementasi Mikrokontroler Sebagai Pengendali Lift Empat Lantai 0 JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol., No., 0-, November 0 Implementasi Mikrokontroler Sebagai Pengendali Lift Empat Lantai (Implementation of Microcontroller in Controlling a Lift in Four-story Buildings)

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. proses secara garis besar. Perancangan keseluruhan adalah acuan untuk. Gambar 3.1 Diagram blok pengukur tinggi digital

BAB III PERANCANGAN. proses secara garis besar. Perancangan keseluruhan adalah acuan untuk. Gambar 3.1 Diagram blok pengukur tinggi digital 20 BAB III PERANCANGAN 3.1 Garis Besar Perancangan Garis besar perancangan memuat keseluruhan bagian alat dan perjalanan proses secara garis besar. Perancangan keseluruhan adalah acuan untuk diturunkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sudah menjadi trend saat ini bahwa pengendali suatu alat sudah banyak yang diaplikasikan secara otomatis, hal ini merupakan salah satu penerapan dari perkembangan teknologi dalam

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Blok Diagram Sistem Sensor Gas Komparator Osilator Penyangga/ Buffer Buzzer Multivibrator Bistabil Multivibrator Astabil Motor Servo Gambar 4.1 Blok Diagram

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

ISSN ALAT SOLAR TRACKER BERBASIS MIKROKONTROLER 8 BIT ATMega8535. Oleh. (I Wayan Sutaya)

ISSN ALAT SOLAR TRACKER BERBASIS MIKROKONTROLER 8 BIT ATMega8535. Oleh. (I Wayan Sutaya) ISSN 0216-3241 191 ALAT SOLAR TRACKER BERBASIS MIKROKONTROLER 8 BIT ATMega8535 Oleh I Wayan Sutaya Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Kejuruan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan mekanik pembersih lantai otomatis serta penyusunan rangkaian untuk merealisasikan sistem alat. Dalam hal ini

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM WASTAFEL OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR FOTODIODA

RANCANG BANGUN SISTEM WASTAFEL OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR FOTODIODA Jurnal Fisika Unand Vol. 4, No., April 05 ISSN 0-849 RANCANG BANGUN SISTEM WASTAFEL OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega855 DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR FOTODIODA Hafizur Rizki, Wildian Jurusan Fisika

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

Perancangan PENGKODEAN NRZ-L DAN MANCHESTER BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535. SKRIPSI (Resume)

Perancangan PENGKODEAN NRZ-L DAN MANCHESTER BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535. SKRIPSI (Resume) Perancangan PENGKODEAN NRZ-L DAN MANCHESTER BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 SKRIPSI (Resume) Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Teknik Elektro Disusun oleh:

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka 59 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat Mulai Tinjauan pustaka Simulasi dan perancangan alat untuk pengendali kecepatan motor DC dengan kontroler PID analog

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram PLN merupakan sumber daya yang berasal dari perusahaan listrik Negara yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah saklar yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 39 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik Eskalator. Sedangkan untuk pembuatan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM III Robot Line Follower Sederhana

PRAKTIKUM III Robot Line Follower Sederhana PRAKTIKUM III Robot Line Follower Sederhana A. Tujuan 1. Mahasiswa dapat mengkombinasikan antara pengontrolan motor dengan PWM, dengan sensor proximity dengan ADC. 2. Mahasiswa dapat membuat program robot

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 3 BAB III PERANCANGAN SISTEM Alat yang dibuat ini berfungsi untuk memberikan informasi mengenai pengaturan suhu pada pesawat infant warmer dengan suhu antara 34 C - 37 C. Pada bab ini akan dijelaskan tentang

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Tombol kuis dengan Pengatur dan Penampil Nilai diharapkan memiliki fiturfitur

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Tombol kuis dengan Pengatur dan Penampil Nilai diharapkan memiliki fiturfitur 6 BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Tombol Kuis dengan Pengatur dan Penampil Nilai Tombol kuis dengan Pengatur dan Penampil Nilai diharapkan memiliki fiturfitur sebagai berikut: 1. tombol pengolah

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT PEMBERI MAKAN IKAN OTOMATIS DAN PEMANTAU KEADAAN AKUARIUM BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535

PERANCANGAN ALAT PEMBERI MAKAN IKAN OTOMATIS DAN PEMANTAU KEADAAN AKUARIUM BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 SINGUDA ENSIKOM VOL. NO. /April 0 PERANCANGAN ALAT PEMBERI MAKAN IKAN OTOMATIS DAN PEMANTAU KEADAAN AKUARIUM BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA Recky Suharmon, T. Ahri Bahriun Konsentrasi Teknik Komputer,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses alur penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa tahap atau langkah-langkah yang peneliti lakukan mulai dari proses perancangan model hingga hasil akhir dalam

Lebih terperinci

Rancang Bangun Alat Ukur dan Indikator Kadar Air Gabah Siap Giling Berbasis Mikrokontroler dengan Sensor Fotodioda

Rancang Bangun Alat Ukur dan Indikator Kadar Air Gabah Siap Giling Berbasis Mikrokontroler dengan Sensor Fotodioda ISSN 0-849 Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No., Januari 06 94 Rancang Bangun Alat Ukur dan Indikator Kadar Air Gabah Siap Giling Berbasis Mikrokontroler dengan Sensor Fotodioda Novia Ulfa Oktavianty*, Wildian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Februari 2014 Oktober 2014. 3.2. Alat dan Bahan Alat

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat dari Sistem Interlock pada Akses Keluar Masuk Pintu Otomatis dengan Identifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan perangkat keras (hardware) yang berupa komponen fisik penunjang seperti IC AT89S52 dan perangkat

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Gambaran Umum Sistem Perancangan kendali kelistrikan rumah menggunakan web dimulai dari perancangan hardware yaitu rangkaian pengendali dan rangkaian pemantau seperti rangkaian

Lebih terperinci

Modifikasi Perimetri dengan 2 Kontrol (Personal Komputer)

Modifikasi Perimetri dengan 2 Kontrol (Personal Komputer) Modifikasi Perimetri dengan Kontrol (Personal Komputer) Izza Fahma K, Priyambada Cahya Nugraha, Tri Bowo Indrato, Jurusan Teknik Elektromedik POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA Perimetri

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN BAB III PROSES PERANCANGAN 3.1 Tinjauan Umum Perancangan prototipe sistem pengontrolan level air ini mengacu pada sistem pengambilan dan penampungan air pada umumnya yang terdapat di perumahan. Tujuan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KERJA RANGKAIAN

BAB III SISTEM KERJA RANGKAIAN BAB III SISTEM KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Secara garis besar, perancangan pengisian tangki air otomatis menggunakan sensor ultrasonik ini terdiri dari Bar Display, Mikrokontroler ATMega8535, Relay,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Blok Diagram Berikut merupakan diagram blok alat yang dirancang untuk mempermudah dalam memahami alur kerja alat. Sensor MPX5700 Tekanan Dari tabung Kode perintah Minimum

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Perancangan dan pembuatan alat merupakan bagian yang terpenting dari seluruh pembuatan tugas akhir. Pada prinsipnya perancangan dan sistematik yang baik akan memberikan kemudahan-kemudahan

Lebih terperinci

BAB III PEMILIHAN KOMPONEN DAN PERANCANGAN ALAT. perancangan perangkat keras dan perangkat lunak sistem alat penyangrai dan

BAB III PEMILIHAN KOMPONEN DAN PERANCANGAN ALAT. perancangan perangkat keras dan perangkat lunak sistem alat penyangrai dan BAB III PEMILIHA KOMPOE DA PERACAGA ALAT Pada bab ini berisi mengenai komponen apa saja yang digunakan dalam tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. Serta perancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan mekanik gorden dan lampu otomatis serta penyusunan rangkaian untuk merealisasikan sistem alat. Dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN BAB III PROSES PERANCANGAN. Tinjauan Umum Perancangan prototype elevator atau lift tiga lantai ini mengacu pada lift-lift yang telah ada secara umum dengan tujuan agar hasil perancangan bisa menyerupai

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Diagram Blok Sistem Blok diagram dibawah ini menjelaskan bahwa ketika juri dari salah satu bahkan ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Secara garis besar rangkaian pengendali peralatan elektronik dengan. blok rangkaian tampak seperti gambar berikut :

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Secara garis besar rangkaian pengendali peralatan elektronik dengan. blok rangkaian tampak seperti gambar berikut : BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Diagram Blok Secara garis besar rangkaian pengendali peralatan elektronik dengan menggunakan PC, memiliki 6 blok utama, yaitu personal komputer (PC), Mikrokontroler AT89S51,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran

Lebih terperinci

JEMURAN PAKAIAN OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN. SENSOR CAHAYA (LDR) dan SENSOR HUJAN. Naskah Publikasi

JEMURAN PAKAIAN OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN. SENSOR CAHAYA (LDR) dan SENSOR HUJAN. Naskah Publikasi JEMURAN PAKAIAN OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR CAHAYA (LDR) dan SENSOR HUJAN Naskah Publikasi Diajukan oleh : Ma ful Wahyu Nurhadi 07.01.2208 Paulinus Yunawan Widiantoro 07.01.2259 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan mekanik pintu gerbang otomatis serta penyusunan rangkaian untuk merealisasikan sistem alat. Dalam hal ini sensor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah.

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah. BAB IV PERANCANGAN 4.1 Perancangan Sebelum melakukan implementasi diperlukan perancangan terlebih dahulu untuk alat yang akan di buat. Berikut rancangan alat Alarm rumah otomatis menggunakan mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Blok Diagram LED indikator, Buzzer Driver 1 220 VAC Pembangkit Frekuensi 40 KHz 220 VAC Power Supply ATMEGA 8 Tranduser Ultrasounik Chamber air Setting Timer Driver 2 Driver

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PEMISAH BUAH APEL BERDASARKAN UKURAN DENGAN PENGENDALI MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PEMISAH BUAH APEL BERDASARKAN UKURAN DENGAN PENGENDALI MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 1 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PEMISAH BUAH APEL BERDASARKAN UKURAN DENGAN PENGENDALI MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 AL AMIN PUTRA NIM : 09202/2008 PROGRAM STUDI D4 TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB III RANGKAIAN PENGENDALI DAN PROGRAM PENGENDALI SIMULATOR MESIN PEMBEGKOK

BAB III RANGKAIAN PENGENDALI DAN PROGRAM PENGENDALI SIMULATOR MESIN PEMBEGKOK BAB III RANGKAIAN PENGENDALI DAN PROGRAM PENGENDALI SIMULATOR MESIN PEMBEGKOK Pada bab ini dibahas tentang perangkat mekanik simulator mesin pembengkok, konstruksi motor DC servo, konstruksi motor stepper,

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. tabung V maka penulis membuat diagram dan mekanis system sebagai

BAB III METODE PERANCANGAN. tabung V maka penulis membuat diagram dan mekanis system sebagai BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Diagram Mekanis Sistem Untuk memudahkan dalam pembuatan alat Mixer menggunakan tabung V maka penulis membuat diagram dan mekanis system sebagai gambaran ketika melakukan

Lebih terperinci

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Adhe Ninu Indriawan, Hendi Handian Rachmat Subjurusan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada Bab III ini akan diuraikan mengenai perancangan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan skripsi ini. Bab ini dimulai dari pengenalan singkat dari komponen elektronik utama

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Rangkaian Secara Detail Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PEANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Pendahuluan Dalam Bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat yang ada pada Perancangan Dan Pembuatan Alat Aplikasi pengendalian motor DC menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN 4.1 Hasil Pengujian Perangkat Keras Pengujian pada prototype elevator atau lift ini dilakukan melalui beberapa tahap pengujian, yaitu pengujian terhadap perangkat-perangkat

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat

BAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat 29 BAB III PERENCANAAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan secara lebih rinci mengenai perencanaan dan pembuatan dari alat UV Room Sterilizer. Akan tetapi sebelum melakukan pembuatan alat terlebih dahulu

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN 3.1. Blok Diagram Sistem Untuk mempermudah penjelasan dan cara kerja alat ini, maka dibuat blok diagram. Masing-masing blok diagram akan dijelaskan lebih rinci

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 57 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Blok Diagram Sistem Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem Fungsi dari masing-masing blok yang terdapat pada gambar 3.1 adalah sebagai berikut : Mikrokontroler AT89S52 Berfungsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III METODOLOGI PENULISAN BAB III METODOLOGI PENULISAN 3.1 Blok Diagram Gambar 3.1 Blok Diagram Fungsi dari masing-masing blok diatas adalah sebagai berikut : 1. Finger Sensor Finger sensor berfungsi mendeteksi aliran darah yang

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ALAT. Sensor Utrasonik. Relay. Relay

BAB 3 PERANCANGAN ALAT. Sensor Utrasonik. Relay. Relay BAB 3 PERANCANGAN ALAT 3.1 Diagram Blok Berikut ini adalah diagram blok sistem rancang bangun alat pengontrol volume air dan aerator pada kolam budidaya udang menggunakan mikrokontroler. Sensor Utrasonik

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT Dalam bab ini membahas hasil pengujian alat yang telah dirancang dan dibuat. Pengujian alat dimulai dari masing-masing komponen alat sampai dengan pengujian keseluruhan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini dibahas tentang pembuatan dan pengujian komponenkomponen sensor pada konveyor berbasis Mikrokontroler Arduino Uno. Pembahasan meliputi pembuatan sistem mekanik, pembuatan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung (khususnya Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN SISTEM. dirancanag. Setiap diagram blok mempunyai fungsi masing-masing. Adapun diagram

BAB III RANCANGAN SISTEM. dirancanag. Setiap diagram blok mempunyai fungsi masing-masing. Adapun diagram BAB III RANCANGAN SISTEM 3.1. Diagram Blok Rangkaian Diagram blok merupakan gambaran dasar dari rangkaian sistem yang akan dirancanag. Setiap diagram blok mempunyai fungsi masing-masing. Adapun diagram

Lebih terperinci