PEMBELAJARAN IPA DENGAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI MENGGUNAKAN LAB RIIL DAN LAB VIRTUIL DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR DAN GAYA BELAJAR SISWA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBELAJARAN IPA DENGAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI MENGGUNAKAN LAB RIIL DAN LAB VIRTUIL DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR DAN GAYA BELAJAR SISWA"

Transkripsi

1 PEMBELAJARAN IPA DENGAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI MENGGUNAKAN LAB RIIL DAN LAB VIRTUIL DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR DAN GAYA BELAJAR SISWA Aryani Artha Kristanti 1), Widha Sunarno 2), Suparmi 3) 1 SMP Negeri 5 Yoarthakrista@yahoo.co.id 2 Program Studi Pendidikan Sains,Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, Surakarta Surakarta, Indonesia, widhasunarno@gmail.com 3 Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, Surakarta Surakarta, Indonesia, suparmiuns@gmail.com Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan pendekatan inkuiri bebas termodifikasi dengan media lab virtuil dan riil, kemampuan berpikir, gaya belajar, dan interaksinya terhadap prestasi belajar. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Sampel penelitian ditentukan dengan teknik cluster random sampling sebanyak kelas. Uji hipotesis penelitian menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2x2x2. Kesimpulan dari penelitian adalah: 1) pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi menggunakan media lab riil dan lab virtuil berpengaruh secara signifikan hanya terhadap prestasi belajar kognitif; 2) kemampuan berpikir tidak berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar baik kognitif maupun afektif; 3) gaya belajar berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar kognitif dan afektif; 4) tidak ada interaksi yang signifikan antara media dengan kemampuan berpikir siswa terhadap prestasi belajar kognitif dan afektif; 5) tidak ada interaksi yang signifikan antara media dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar baik kognitif maupun afektif; 6) tidak ada interaksi yang signifikan antara kemampuan berpikir dan gaya belajar terhadap prestasi belajar kognitif tetapi ada interaksi terhadap prestasi belajar afektif; 7) tidak ada interaksi yang signifikan antara media, kemampuan berpikir dan gaya belajar terhadap prestasi kognitif dan afektif. Kata kunci :Pendekatan Inkuiri Bebas Termodifikasi, Lab Riil, Lab Virtuil, Pemantulan Cahaya, Prestasi Belajar Pendahuluan Pendidikan Nasional mempunyai tujuan yang didasarkan pada cita-cita pembangunan nasional bangsa sebagaimana yang tercantum lam pembukaan UUD Pendidikan nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Mahaesa seperti yang tercantum dalam GBHN, 1999, Bab IV. Bangsa Indonesia sudah berupaya untuk mewujudkan tujuan pembanguan nasional terutama dalam bidang pendidikan selama hampir setengah abad, namun pada kenyataannya hasil yang dicapai jauh dari memuaskan. Fakta tersebut dapat dilihat dari hasil survei Trends in International Mathematics and Science Survey (TIMSS) dimana siswa Indonesia menempati 105 peringkat 32 dari 38 negara (tahun 1999), peringkat 37 dari 46 negara (tahun 2003), dan peringkat 35 dari 49 negara (tahun 2007). Hasil survei TIMSS tahun 2007 menyatakan rata-rata skor siswa Indonesia ada di bawah skor rata-rata yaitu 500, dan hanya mencapai Low International Benchmark. Dengan capaian tersebut, rata-rata siswa Indonesia hanya mampu mengenali sejumlah fakta dasar dalam IPA tetapi belum mampu mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai topik dalam IPA, terutama penerapan konsep-konsep yang kompleks dan abstrak. Berdasarkan pengalaman mengajar di SMP Negeri 5 Yogyakarta, kegiatan belajar mengajar sudah menggunakan pembelajaran inkuiri tetapi belum benar-benar melakukan langkah-langkah yang terdapat dalam pembelajaran inkuiri. Guru juga sudah menggunakan metode eksperimen, tetapi

2 keaktifan siswa dalam melakukan kegiatan eksperimen di laboratorium belum juga maksimal. Mereka masih terkendala dengan sering gagalnya dalam memilih alat, merangkai alat dan mengambil data. Guru belum pernah memperhatikan kemampuan berpikir dan gaya belajar siswa sehingga guru memperlakukan sama untuk semua siswa. Siswa cenderung mengganggap mata pelajaran IPA sulit karena mata pelajaran IPA yang mereka terima di kelas hanya membahas kumpulan rumus-rumus yang rumit dan harus dihafalkan dengan tujuan untuk mengerjakan soal-soal yang menitikberatkan pada hitungan matematika. Itu semua terjadi karena belum semua guru mengkondisikan mata pelajaran IPA menjadi mata pelajaran yang menyenangkan dengan melakukan eksperimen baik di kelas maupun di luar kelas atau memecahkan masalah sehari-hari dengan konsep-konsep dalam IPA. Di dalam Permendiknas no 42 tahun 2007 tentang standard isi disarankan pembelajaaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja sama dan bersikap ilmiah. Di dalam Permendiknas juga memuat salah satu tujuan pembelajaran IPA adalah mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Oleh karena itu sangatlah tepat jika dalam pembelajaran IPA menggunakan teknologi dalam hal ini komputer. Menurut Muhibbin Syah (2001) faktorfaktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam meliputi: 1) faktor internal yakni kondisi jasmani dan rohani siswa,; 2) faktor eksternal yakni kondisi lingkungan disekitar siswa; dan 3) faktor pendekatan belajar (approach to learning) yakni meliputi strategi dan metode pembalajaran. Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan keberhasilan siswa dalam belajar dapat dipengaruhi dua faktor yaitu dari diri siswa sendiri dalam hal ini kemampuan berpikir siswa dan gaya belajar, kondisi lingkungan dalam hal ini media, dan pendekatan belajar dalam hal ini inkuiri bebas termodifikasi. Syaiful Sagala (2010) menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri menempuh 5 tahap yaitu: (1) perumuskan masalah untuk dipecahkan siswa; (2) menetapkan jawaban sementara atau merumuskan hipotesis; (3) mencari informasi, data, fakta yang 106 diperlukan untuk menjawab hipotesis; (4) menarik kesimpulan atau generalisasi; (5) mengaplikasi kesimpulaan dalam situasi baru. Didalam proses pembelajaran, karakteristik masing-masing siswa sebagai subyek belajar harus diketahui oleh guru, dengan harapan guru bisa memilih media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa tersebut. Sebagus dan seideal apa pun media tidak mungkin cocok dipakai oleh seluruh siswa dalam satu kelas yang sama. Oleh karena itu sangat penting bagi guru untuk memilih media yang tepat yang akan dipakai dalam suatu pembelajaran. Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat yaitu: (1) media pembelajaran harus meningkatkan motivasi siswa. Penggunaan media mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada siswa; (2) Selain itu media juga harus merangsang pembelajar mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru; (3) media yang baik juga akan mengaktifkan pembelajar dalam memberikan tanggapan, umpan balik; (4) dan juga mendorong mahasiswa untuk melakukan praktik-praktik dengan benar. Winkel (2004) mengatakan gaya belajar adalah suatu cara yang dimiliki masing-masing siswa untuk membuat dirinya nyaman dan senang saat belajar. Hamzah B. Uno (2010) mengatakan ada tiga tipe gaya belajar Tiga jenis gaya belajar siswa adalah: (1) gaya belajar visual; (2) gaya belajar auditori; dan (3) gaya belajar kinestetik. Jika seorang siswa memiliki gaya belajar visual maka dia akan lebih senang dan cepat memahami suatu materi jika guru menjelaskan dengan menggunakan tampilan visual misalnya gambar, grafik, ataupun video. Siswa kelompok ini sangat cocok jika belajar menggunakan multimedia dalam hal ini video. atau komputer. Siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik akan lebih senang dan mudah memahami materi jika belajar dengan bergerak, menyentuh, atau melakukan sesuatu. Kelompok ini sangat cocok jika belajar dengan menggunakan alat-alat peraga atau alat-alat laboratorium. Menurut Conny R. Semiawan (1997) berpikir adalah merupakan proses mental yang terjadi karena berfungsi otak untuk mencari jawaban atas persoalan, menemukan ide-ide, mencari pengetahuan atau sekedar hanya berimajinasi. Kegiatan berpikir kongkrit jika dalam memecahkan masalah menghadirkan objek permasalahan secara nyata dan kemudian

3 melakukan percobaan. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir ini dalam pembelajaran membutuhkan alat-alat yang nyata sebagai contoh alat-alat percobaan yang riil di laboratorium riil. Sedangkan siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak dalam memecahkan masalah dibantu dengan menggunakan simbol-simbol imajinatif atau dengan kata lain obyek permasalahan tidak dihadirkan secara nyata. Siswa tersebut tidak membutuhkan alat-alat yang riil tetapi lebih cocok dengan menggunakan media lab virtuil yang berupa program komputer. Guru sudah berusaha menggunakan metode inkuiri dengan eksperimen di laboratorium. Yang belum dilakukan guru selama ini adalah memilih media untuk eksperimen yang disesuaikan dengan gaya belajar anak dan kemampuan berpikirnya. Selama ini guru beranggapan semua siswa bisa memecahkan masalah yang diberikan saat pembelajaran dengan melakukan percobaan secara riil di laboratorium fisika. Semua siswa dianggap memiliki gaya belajar kinestetik dan memiliki kemampuan berpikir kongkrit. Dari pengalaman mendampingi siswa melakukan eksperimen ditemukan beberapa masalah yang bisa menghambat siswa menarik kesimpulan eksperimen. Hambatan itu antara lain: (1) kesalahan sebagian siswa dalam memilih alat, dibutuhkan cermin cekung, yang diambil cermin cembung. Dibutuhkan lensa dengan jarak fokus tertentu, siswa kesulitan memilih; (2) kesalahan sebagian siswa dalam merangkai alat sehingga data yang diperoleh tidak sesuai dengan teori dalam teks buku. Dapat disimpulkan walaupun pembelajaran yang dipakai sudah inkuiri dengan melakukan eksperimen tetapi prestasi belajar siswa dalam materi cahaya belum maksimal. Untuk itu perlu dicari media pembelajaran lain yang bisa dipakai sebagai alternatif untuk meningkatkan prestasi siswa Materi cahaya merupakan materi yang esensial karena selalu masuk dalam SKL tiap tahun dan dipelajari lebih lanjut saat mereka mekanjutkan pendidikan di jenjang yang lebih tinggi. Karakteristik materi cahaya memiliki lebih banyak konsep yang kongkrit yang bisa diamati secara langsung dan memiliki aplikasi yang banyak dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilaksanakan penelitian pembelajaran fisika dengan pendekatan inkuiri bebas termodifikasi menggunakan media lab riil dan lab virtuil ditinjau dari kemampuan berpikir dan gaya belajar. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) perbedaan prestasi belajar IPA antara siswa yang diberi pembelajaran berbasis inkuiri bebas termodifikasi dengan lab virtuil dan lab riil; 2) perbedaan prestasi belajar IPA antara siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak dengan siswa yang memiliki kemampuan berpikir kongkrit; 3) perbedaan prestasi belajar IPA antara siswa yang memilki gaya belajar kinestetik dan visual; 4) interaksi antara media pembelajaran dengan kemampuan berpikir siswa terhadap prestasi belajar; 5) interaksi antara media pembelajaran dengan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar; 6) interaksi antara kemampuan berpikir siswa dengan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar; 7) interaksi antara media belajar, kemampuan berpikir siswa dan gaya belajar tehadap prestasi belajar. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMN 5 Yogyakarta, dari mulai Oktober 2011 Mei Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Kelompok eksperimen I menggunakan media lab riil Kelompok eksperimen II mengunakan media lab virtuil. Rancangan penelitian ini menggunakan desain faktorial dengan rancangan penelitian Anava tiga jalan 2 X 2 X 2. Variabel bebas meliputi pendekatan inkuiri dengan media lab riil dan lab virtuil, variabel terikat adalah prestasi belajar dan variabel moderator kemampuan berpikir dan gaya belajar siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes untuk mengukur prestasi belajar kognitif dan kemampuan berpikir. Data prestasi afektif dan gaya belajar mengunkan angket. Data tes kemampuan berpikir dan gaya belajar diambil sebelum perlakuan, sedangkan data prestasi belajar diambil setelah pembelajaran. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan statistik dilanjutkan dengan uji scheffe. Uji statistik dilakukan pada taraf signifikansi 5%. Sebelum dilakukan analisis statistik dilakukan uji prasyarat, yaitu uji homogenitas dan uji normalitas terhadap data yang diperoleh. 107

4 Hasil Penelitian dan Pembahasan Data dari penelitian ini adalah kemampuan berpikir, gaya belajar, prestasi belajar kognitif, dan prestasi belajar afektif. Data kemampuan berpikir dikelompokkan dalam dua kategori yaitu kemampuan berpikir abstrak dan kongkrit. Jika seorang siswa memiliki skor kemampuan berpikir rata-rata skor kemampuan berpikir seluruh kelas naka siswa tersebut dikatagorikan memiliki kemampuan berpikir abstrak. Jika skor kemampuan berpikir siswa rata-rata skor kempuan berpikir seluruh kelas. Maka siswa tersebut dikatagorikan memiliki kemampuan berpikir kongkrit. Data kemampuan berpikir disajikan pada tabel 1 Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kemampuan berpikir Abstrak dan Kongkrit Kemampuan Lab Riil Lab Virtuil Jumlah berfikir Frek Frek Frek Abstrak Kongkret Jumlah Tabel 2. Rangkuman Anava Prestasi Kognitif No. Yang diuji p- value Kes H 0 1. Media 0.03 ditolak 2. kemampuan_berpikir 0.38 diterima ditolak 4. Media* Kemampuan berpikir 0.71 diterima 5. Media* 0.98 diterima 6. Kemampuan_berpikir* 0.22 diterima 7. Media* kemampuan berpikir* 0.89 diterima Tabel 3.Rangkuman Anava Prestasi Afektif No. Yang diuji p-value Kes H 0 1. Media 0.30 diterima 2. Kemampuan_Berpikir 0.19 diterima ditolak 4. Media* Kemampuan berpikir 0.87 diterima 5. Media * 0.91 diterima 6. Kemampuan_berpikir* 0.04 ditolak 7. Media *kemampuan berpikir* 0.99 diterima a. Hipotesis 1 tabel 3, H 01 ditolak pada prestasi kognitif tetapi diterima pada prestasi afektif, sehingga dapat simpulkan ada perbedaan prestasi belajar kognitif antara siswa yang diberi pembelajaran berbasis inkuiri bebas termodifikasi dengan lab riil dan lab virtual tetapi tidak ada perbedaan pada prestasi afektif. Materi yang dipakai dalam penelitian ini adalah pemantulan cahaya dimana konsep-konsep fisika yang dipelajari lebih banyak yang kongkret, yang bisa diamati secara langsung oleh siswa. Oleh karena itu siswa yang menggunakan media lab riil hasilnya akan lebih baik karena siswa bisa langsung mempelajari konsep-konsep yang kongkret. Dari sisi lain dengan mengunakan lab riil indera yang digunakan tidak hanya mata tetapi lebih banyak tangan dan anggota badan yang lain. Sedangkan dengan lab virtuil siswa lebih banyak menggunakan mata dibanding indera yang lain. Dengan demikian bisa menjelaskan mengapa pretasi kognitif siswa lebih tinggi jika menggunakan media lab riil dibanding yang menggunakan lab virtuil. Untuk prestasi afektif antara siswa yang menggunakan lab riil dan lab virtuil tidak mengalami perbedaan kerena dikedua media terebut siswa bekerja berkelompok sehingga sama-sama bisa mengembangkan karekter dan ketrampilan sosial siswa. b. Hipotesis 2 tabel 3, H 02 diterima baik pada prestasi kognitif maupun prestasi afektif, sehingga dapat disimpulkan tidak ada perbedaan prestasi belajar kognitif maupun afektif antara siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak maupun kongkrit. Siswa SMP kelas VIII sesuai dengan usianya memiliki kemampuan berpikir peralihan antara kongkrit dan abstrak. Jika siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak bisa memahami konsep-konsep yang abstrak maka tentunya bisa juga memahami konsep-konsep yang kongkrit. Karakteristik dari materi cahaya dalam hal ini pemantulan cahaya lebih banyak ke konsep kongkrit yang bisa diamati secara langung. Oleh karena itu semua siswa baik yang memiliki kemampuan berpikir kongkrit maupun abstrak sama-sama bisa mencapai prestasi yang tinggi. 108

5 c. Hipotesis 3 tabel 3, H 03 ditolak baik pada prestasi kognitif maupun prestasi afektif, sehingga dapat simpulkan ada perbedaan prestasi belajar kognitif maupun afektif antara siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik dengan siswa yeng memilii gaya belajar visual. diberi pembelajaran berbasis inkuiri bebas termodifikasi dengan lab riil dan lab virtual tetapi tidak ada perbedaan pada prestasi afektif. Siswa yang belajar dengan pendekatan penemuan tentu banyak melakukan kegiatan eksperiment, untuk itu dibutuhkan gaya belajar kinestetik dimana siswa mudah belajar dengan melakuan manipulasi atau percobaan. Sehingga bisa dipahami jika siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik akan memiliki prestasi belajar lebih baik dari siswa yang memiliki gaya belajar visual. d. Hipotesis 4 tabel 3, H 04 ditolak baik pada prestasi kognitif maupun pada prestasi afektif, sehingga dapat simpulkan tidak ada interaksi antara media pembelajaran dengan kemampuan berpikir siswa terhadap prestasi belajar kognitif dan afektif. Siswa kelas VIII SMP berdasarkan usianya memiliki kemampuan berpikir skematik yaitu peralihan antara berpikir kongkrit ke abstrak. Kemampuan berpikir skematik memiliki karakteristik jika dalam pembelajaran prosesnya menggunakan media yang sesuai dengan tingkat berpikirnya maka siswa bisa berpikir dari kongkrit menuju ke tingkat berpikir abstrak. Dalam pembelajaran pemantulan cahaya karakteristiknya memiliki banyak konsep-konsep yang kongkrit yang lebih mudah dipelajari secara langsung dan ada sedikit konsep yang abstrak. Siswa dikelompokkan berdasarkan media yang dipakai, yaitu lab riil dan lab virtuil. Rerata prestasi kognitif dan afektif siswa yang memiliki kemampuan berpikir kongkrit ternyata lebih tinggi baik menggunakan lab riil maupun lab virtuil. Artinya media tidak mempengaruhi prestai belajar siswa yang berpikir kongkrit maupun abstrak. Sehingga tidak ada interaksi antara kemampuan berpikir dengan media yang digunakan terhadap prestasi siswa. 109 e. Hipotesis 5 tabel 3, H 01 diterima baik prestasi kognitif maupun afektif diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa : Tidak ada interaksi antara media pembelajaran dengan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar kognitif maupun afektif. Individu yang memiliki gaya belajar visual akan maksimal prestasi belajarnya jika belajar menggunakan media multi-media misalnya komputer, sedangkan individu yang memiliki gaya belajar kinestetik akan maksimal prestasi belajarnya jika menggunakan alat-alat laboratorium. Dalam pembelajaran pemantulan cahaya, lab virtuil yang digunakan adalah berupa program pembelajaran interaktif dimana siswa bisa menjalankannya seperti siswa yang melakukan pembelajaran menggunakan lab riil. Siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik nilai rerata kognitif maupun afektif selalu lebih tinggi baik menggunakan lab riil maupun lab virtuil. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dipahami mengapa tidak ada interaksi antara media pembelajaran dengan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar IPA. f. Hipotesis 6 tabel 3, H 06 diterima pada prestasi belajar kognitif tetapi ditolak pada prestasi belajar afektif, sehingga dapat disimpulkan tidak ada interaksi antara kemampuan berpikir siswa dengan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar kognitif tetapi ada interaksi antara kemampuan berpikir siswa dengan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar afektif. Kemampuan berpikir siswa tergantung usia mereka. Semakin bertambah umur sebagian besar dari mereka memiliki kemampuan berpikir mendekati abstrak. Sedangkan gaya belajar siswa tidak dipengaruhi oleh usia, siswa SMP kelas VIII gaya belajarya bisa saja visual, atau auditori atau kinestetik. Pembelajaran dengan pendekatan inkuiri membutuhkan percobaanpercobaan untuk memecahkan masalah. Siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik lebih maksimal bekerjakan dalam melakukan percobaan. Disetiap percobaan ternyata tidak hanya dibutuhkan kemampuan berpikir kongkrit tetapi juga dibutuhkan kemampuan berpikir abstrak. Itu dapat dilihat dari rerata prestasi belajar kognitif siswa yang memiliki kemampuan

6 berpikir abstark lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki kemampaun berpikir kongkrit terlepas apapun gaya belajarnya. Jadi dapat disimpulkan antara kemampuan berpikir dan gaya belajar tidak ada interaksi terhadap prestasi kognitif. Adapun untuk prestasi belajar afektif antara kemampuan berpikir siswa dengan gaya belajar siswa saling berinteraksi itu dapat dilihat dari rerata gaya belajar kinestetik dan kemampuan berpikir abstrak memperoleh ratarata prestasi afektif lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki gaya belajar visual dan kemampuan berpikir konkret. Penjelasannya kerena karakter siswa berpikir kritis-kreatif bisa terbangun lebih kuat jika siswa memiliki kemampuan berpikir abstrak. Sedangkan karakter menghargai pendapat teman, terampil melakukan kominikasi, berani bertanya dan bertanggung jawab bisa terbangun dalam diri siswa yang gaya belajarnya kinestetik. g. Hipotesis 7 tabel 3, H 07 ditolak baik prestasi efektif maupun afektif ditolak sehingga dapat disimpulkan tidak ada interaksi antara media belajar, kemampuan berpikir siswa dengan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar. Sudah dibahas di depan bahwa tidak hanya siswa yang memiliki gaya belajar visual yang bisa maksimal menggunakan media lab virtuil tetapi juga siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik karena lab virtuil yang digunakan berupa program pembelajaran interaktif yang sesuai dengan tingkat berpikir siswa SMP kelas VIII. Jika dilihat rerata siswa yang memiliki kemampuan berpikir kongkrit dan gaya belajar kinestetik ternyata memiliki rerata yang selalu lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak dan gaya belajar visual baik menggunakan lab riil maupun lab virtuil. Sehingga dapat dipahami jika tidak ada interaksi antara media belajar, kemampuan berpikir siswa dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa. Kesimpulan Dan Rekomendasi Kesimpulan Adapun kesimpulan penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1) pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi menggunakan media lab riil dan lab berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar kognitif. Hasilnya rata-rata prestasi kognitif media lab riil lebih baik daripada daripada media Sedangkan pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi menggunakan media lab riil dan virtuil tidak berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar afektif; 2) kemampuan berpikir tidak berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar dalam ranah kognitif maupun afektif. 3) gaya belajar berpengaruh secara sigifikan terhadap prestasi kognitif dan afektif belajar siswa.prestasi belajar baik kognitif maupun afektif lebih tinggi dimiliki oleh siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik dibandingkan dengan siswa yang memiliki gaya belajar visual; 4) tidak ada interaksi yang signifikan antara pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi dengan media lab riil dan lab virtuil dengan kemampuan berpikir siswa; 5) tidak ada interaksi yang signifikan antara media pembelajaran dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar baik kognitif maupun afektif; 6) tidak ada interaksi yang signifikan antara kemampuan berpikir dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar kognitif, tetapi ada interaksi terhadap prestasi belajar afektif; 7) tidak ada interaksi yang signifikan antara media pembelajaran, kemampuan berpikir, dan gaya belajar. Metode pembelajaran memberikan dampak yang sama terhadap dua variabel yang bersamaan dimiliki siswa yaitu kemampuan memori dan kemampuan verbal. Rekomendasi Media lab riil dapat diterapkan pada pembelajaran IPA di SMP materi pemantulan akan tetapi media lab virtuil bisa juga menjadi pilihan media alternatif untuk konsep cahaya yang abstrak. Gaya belajar siswa sebaiknya diperhatikan dalam pembalajaran materi pemantulan cahaya, karena siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik mempunyai prestasi kognitif yang lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki gaya belajar visual. Daftar Pustaka Conny R. Semiawan.. (1988). Pendekatan Ketrampilan Proses. Jakarta: PT Gramedia 110

7 Depdiknas. ( 2007). Kurikulum Pendidikan Nasional Jakarta: Depdiknas. Hamzah B. Uno. (2005). Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Muhibbin Syah. (2001). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pres Munir. (2009). Pembalajaran Jarak Jauh. Bandung: Alfabeta Pengembangan Sistem dan Pengendalian Program Ratna Wilis Dahar. (1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga Suharsimi Arikunto. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara. Winkel. (1999). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia 111

Kusuma Wardhani 1, Widha Sunarno 2, Suparmi 3 1) SMA Negeri 3 Surakarta, 57128, Indonesia

Kusuma Wardhani 1, Widha Sunarno 2, Suparmi 3 1) SMA Negeri 3 Surakarta, 57128, Indonesia PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN MULTIMEDIA DAN MODUL DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR ABSTRAK DAN KEMAMPUAN VERBAL SISWA Kusuma Wardhani 1, Widha Sunarno 2, Suparmi

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DISKUSI DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KEMAMPUAN VERBAL DAN GAYA BELAJAR

PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DISKUSI DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KEMAMPUAN VERBAL DAN GAYA BELAJAR PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DISKUSI DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KEMAMPUAN VERBAL DAN GAYA BELAJAR Herekno Anen siswati 1), Widha Sunarno 2), Suparmi 3),

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DIPANDU DENGAN ANIMASI DAN KOMIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN VERBAL DAN GAYA BELAJAR SISWA

PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DIPANDU DENGAN ANIMASI DAN KOMIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN VERBAL DAN GAYA BELAJAR SISWA PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DIPANDU DENGAN ANIMASI DAN KOMIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN VERBAL DAN GAYA BELAJAR SISWA Ana Yuniasti Retno Wulandari 1, Widha Sunarno 2, Sarwanto 3 1 Guru

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI GAYA DAN MINAT BELAJAR

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI GAYA DAN MINAT BELAJAR Volume 15, Nomor 2, Hal. 01-10 Juli Desember 2013 ISSN:0852-8349 MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI GAYA DAN MINAT BELAJAR Aulia Sanova Fakultas

Lebih terperinci

Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains

Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains Volume 15, Nomor 1, Hal. 27-36 Januari Juni 2013 ISSN:0852-8349 MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI GAYA DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI SISWA

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MEDIA SATKET DAN MEDIA INTERAKTIF DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN GAYA BELAJAR SISWA

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MEDIA SATKET DAN MEDIA INTERAKTIF DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN GAYA BELAJAR SISWA PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MEDIA SATKET DAN MEDIA INTERAKTIF DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN GAYA BELAJAR SISWA Saiful Amin 1, Widha Sunarno 2 dan Suparmi 3 1 Program Studi Pendidikan Sains Program

Lebih terperinci

Surakarta, 57126, Indonesia Surakarta, 57126, Indonesia

Surakarta, 57126, Indonesia Surakarta, 57126, Indonesia PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL POE (PREDICTION, OBSERVATION, EXPLANATION) MELALUI LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM VIRTUIL DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR ABSTRAK Sawitri Epi Wahyuni

Lebih terperinci

*keperluan korespondensi, tel/fax : ,

*keperluan korespondensi, tel/fax : , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No. 4 Tahun 2014 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com STUDI KOMPARASI MEDIA VIRTUAL DAN RIIL PADA PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI BERMEDIA LABORATORIUM RIIL DAN VIRTUAL KELAS XI POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI BERMEDIA LABORATORIUM RIIL DAN VIRTUAL KELAS XI POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 5 No. 1 Tahun 01 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 71-77 ISSN 337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

PENCAPAIAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENGALAMAN DAN INKUIRI DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA

PENCAPAIAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENGALAMAN DAN INKUIRI DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA PENCAPAIAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENGALAMAN DAN INKUIRI DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA SKRIPSI Oleh : RIRIK NIANGKASAWATI NIM K. 4303053 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN TEAMS GAMES TOURNAMENT MELALUI TEKA TEKI SILANG DANKARTU DITINJAU DARI KEMAMPUAN VERBAL DAN GAYA BELAJAR SISWA

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN TEAMS GAMES TOURNAMENT MELALUI TEKA TEKI SILANG DANKARTU DITINJAU DARI KEMAMPUAN VERBAL DAN GAYA BELAJAR SISWA PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN TEAMS GAMES TOURNAMENT MELALUI TEKA TEKI SILANG DANKARTU DITINJAU DARI KEMAMPUAN VERBAL DAN GAYA BELAJAR SISWA Wahdah Rochmawati 1, Widha Sunarno 2, Suparmi 3 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

1) SMA Negeri 1 Wonogiri Wonogiri, 57612, Indonesia

1) SMA Negeri 1 Wonogiri Wonogiri, 57612, Indonesia PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN MEDIA MODUL DAN E LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN MEMBACA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR ABSTRAK Endah Dwi Yuniyanti 1, Widha Sunarno 2, Haryono

Lebih terperinci

Surakarta, 57126, Indonesia Surakarta, 57126, Indonesia

Surakarta, 57126, Indonesia Surakarta, 57126, Indonesia PEMBELAJARAN IPA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN POE DITINJAU DARI KEMAMPUAN MENGGUNAKAN ALAT UKUR DAN KEMAMPUAN VERBAL SISWA Aris Nurkholis 1, Widha Sunarno 2, Suparmi 3 1

Lebih terperinci

PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS INQUIRY DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KREATIVITAS MAHASISWA

PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS INQUIRY DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KREATIVITAS MAHASISWA PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS INQUIRY DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KREATIVITAS MAHASISWA Sri Jumini )1 1) Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sains AlQuran Wonosobo umyfadhil@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN CTL MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONTRASI DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN GAYA BELAJAR SISWA

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN CTL MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONTRASI DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN GAYA BELAJAR SISWA PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN CTL MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONTRASI DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN GAYA BELAJAR SISWA Parmono 1, Widha Sunarno 2, Suparmi 3 1 Program Studi Pendidikan Sains

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN IPA DENGAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI MENGGUNAKAN LAB RIIL DAN LAB VIRTUIL DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR DAN GAYA BELAJAR SISWA

PEMBELAJARAN IPA DENGAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI MENGGUNAKAN LAB RIIL DAN LAB VIRTUIL DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR DAN GAYA BELAJAR SISWA digilib.uns.ac.id PEMBELAJARAN IPA DENGAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI MENGGUNAKAN LAB RIIL DAN LAB VIRTUIL DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR DAN GAYA BELAJAR SISWA (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN PROBING- PROMPTING DAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE)

MODEL PEMBELAJARAN PROBING- PROMPTING DAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) P-ISSN: 2477-8346 JUPITER (Jurnal Pendidikan Teknik Elektro) E-ISSN: 2477-8354 Volume 1, Nomor 2, Edisi Oktober 2016, 62-69 jupiterfptk@ikippgrimadiun.ac.id STUDI KOMPARATIF MODEL PEMBELAJARAN PROBING-

Lebih terperinci

PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DAN DISCOVERY

PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DAN DISCOVERY PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DAN DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 18 SURAKARTA SKRIPSI Oleh : Puji Harmisih NIM

Lebih terperinci

*keperluan Korespondensi, no. HP ABSTRAK

*keperluan Korespondensi, no. HP ABSTRAK Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 5 No. 2 Tahun 2016 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 52-58 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK PELITA BANGSA SUMBERLAWANG SEMESTER GASAL TAHUN

Lebih terperinci

Peran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA

Peran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA II 2016 "Peran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA" Program Studi Pendidikan Fisika, FPMIPA, IKIP PGRI Madiun Madiun, 28 Mei 2016 Makalah Pendamping Peran Pendidik

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret BIOEDUKASI Volume 6, Nomor 2 Halaman 46-57 ISSN : 1693-2654 Agustus 2013 PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN GUIDED INQUIRY MODEL MENGGUNAKAN LKS TERBIMBING DAN LKS BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI KREATIVITAS

Lebih terperinci

Surakarta, 57126, Indonesia Program Studi Magister Pendidikan Sains FKIP Universitas Sebelas Maret,

Surakarta, 57126, Indonesia Program Studi Magister Pendidikan Sains FKIP Universitas Sebelas Maret, PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN MODEL POE (PREDICTION, OBSERVATION, AND EXPLANATION) MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN SIKAP ILMIAH SISWA Siti Rohmani 1, Widha Sunarno

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR ANTARA SFE DAN MODEL KONVENSIONAL PADA KUBUS DAN BALOK SMP N 39 PURWOREJO

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR ANTARA SFE DAN MODEL KONVENSIONAL PADA KUBUS DAN BALOK SMP N 39 PURWOREJO STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR ANTARA SFE DAN MODEL KONVENSIONAL PADA KUBUS DAN BALOK SMP N 39 PURWOREJO Herly Kurniyawan, Bambang Priyo Darminto Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PENGARUH METODE INKUIRI DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR LISTRIK STATIS DALAM PEMBELAJARAN IPA ABSTRACT

PENGARUH METODE INKUIRI DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR LISTRIK STATIS DALAM PEMBELAJARAN IPA ABSTRACT PENGARUH METODE INKUIRI DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR LISTRIK STATIS DALAM PEMBELAJARAN IPA Sutarto 1*, Damris M 2, Khairinal 2 1 SMPN 17 Sarolangun, 2 Universitas Jambi ABSTRACT The aims

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM MODEL PEMBELAJARAN AKTIF (ACTIVE LEARNING) TIPE TRUE OR FALSE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM MODEL PEMBELAJARAN AKTIF (ACTIVE LEARNING) TIPE TRUE OR FALSE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM MODEL PEMBELAJARAN AKTIF (ACTIVE LEARNING) TIPE TRUE OR FALSE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SKRIPSI Skripsi Oleh : Nove Zalikha K 4303044 FAKULTAS

Lebih terperinci

Magister Pendidikan Sains, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia

Magister Pendidikan Sains, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DISKUSI DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR DAN GAYA BELAJAR SISWA Mujazin 1, Suparmi 2, Sarwanto 3 1

Lebih terperinci

1 Muhibbin Syah., Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm

1 Muhibbin Syah., Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil

Lebih terperinci

Mahasiswa Prodi Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta 2

Mahasiswa Prodi Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta 2 Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 3 Tahun 203 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN METODE PBL (PROBLEM BASED

Lebih terperinci

Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah ISSN Volume 2 Nomor 2, November 2015

Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah ISSN Volume 2 Nomor 2, November 2015 ISSN 2442-6350 Volume 2 Nomor 2, November 2015 PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( PROBLEM BASED LEARNING ) DENGAN MENGGUNAKAN LABORATORIUM REAL DAN VIRTUAL DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan, manusia dapat mengembangkan potensi yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menunjukkan bahwa ilmu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menunjukkan bahwa ilmu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menunjukkan bahwa ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bukan hanya sebagai kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: ARI SUSANTI NIM: K

SKRIPSI. Oleh: ARI SUSANTI NIM: K SKRIPSI PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI METODE PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) DAN TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS X DI SURAKARTA Oleh: ARI SUSANTI

Lebih terperinci

Oleh Tri Andari IKIP PGRI Madiun

Oleh Tri Andari IKIP PGRI Madiun PERBANDINGAN METODE EXPLICIT INSTRUCTION DAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DALAM POKOK BAHASAN LINGKARAN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Oleh: MAHFIATI A

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Oleh: MAHFIATI A EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PENEMUAN DAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI TINGKAT KETERLIBATAN ORANG TUA (Siswa Kelas VIII Semester II SMP Negeri 1 Masaran

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN AIR DAN RT PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA SMP NEGERI SE-KABUPATEN SRAGEN

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN AIR DAN RT PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA SMP NEGERI SE-KABUPATEN SRAGEN EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN AIR DAN RT PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA SMP NEGERI SE-KABUPATEN SRAGEN Atikha Nur Khoidah 1, Budiyono 2, Riyadi 3 1 Mahasiswa Pascasarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Dewasa ini prestasi belajar (achievement) sains siswa Indonesia secara internasional masih berada pada tingkatan yang rendah, hal tersebut dapat terindikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Pendidikan adalah usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Pendidikan adalah usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang berkualitas sangat diperlukan dalam upaya mendukung terciptanya manusia yang cerdas dan mampu bersaing diera globalisasi. Pendidikan mempunyai

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN FISIKA PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR ABSTRAK SISWA

PEMBELAJARAN FISIKA PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR ABSTRAK SISWA JIPFRI, Vol. 1 No. 2 Halaman: 57-64 November 2017 JIPFRI: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah PEMBELAJARAN FISIKA PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK

Lebih terperinci

*Keperluan korespodensi,

*Keperluan korespodensi, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 3 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PENGARUH METODE JIGSAW DISERTAI MEDIA LKS DAN POWER

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN ROLE PLAY DAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

PENGARUH PEMBELAJARAN ROLE PLAY DAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA PENGARUH PEMBELAJARAN ROLE PLAY DAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA Endah DP Astuti 1), Sri Sutarni 2) 1 Mahasiswa Pendidikan Matematika, FKIP,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan

Lebih terperinci

Afandi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Tanjungpura. Abstrak

Afandi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Tanjungpura. Abstrak Pembelajaran Biologi Menggunakan (Afandi) 1 Pembelajaran Biologi Menggunakan Pendekatan Metakognitif melalui Model Reciprocal Taching dan Problem Based Learning Ditinjau dari Kemandirian Belajar dan Kemampuan

Lebih terperinci

HARIO WIJAYANTO A

HARIO WIJAYANTO A DAMPAK PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI DIMENSI TIGA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 1 POLANHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi aspek yang paling berpengaruh dalam upaya membentuk generasi bangsa yang siap menghadapi masalah-masalah di era globalisasi. Namun, kualitas

Lebih terperinci

PENGARUH SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA PADA PRESTASI BELAJAR SISWA SMP DI KABUPATEN MAGETAN

PENGARUH SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA PADA PRESTASI BELAJAR SISWA SMP DI KABUPATEN MAGETAN PENGARUH SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA PADA PRESTASI BELAJAR SISWA SMP DI KABUPATEN MAGETAN ERNY UNTARI, M.Pd. Dosen Tetap STKIP PGRI Ngawi Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING BERBASIS MULTIMEDIA DITINJAU DARI

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING BERBASIS MULTIMEDIA DITINJAU DARI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING BERBASIS MULTIMEDIA DITINJAU DARI KREATIVITAS MATEMATIKASISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 GROBOGAN TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

Dosen Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia. Keperluan korespondensi, HP : ,

Dosen Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia. Keperluan korespondensi, HP : , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 4 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN MIND MAP

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN MIND MAP STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN MIND MAP DAN LKS PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) SISWA KELAS VIII SMP AL HADI SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR PLH MAHASISWA S-1 PGSD BOJONEGORO ABSTRAK

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR PLH MAHASISWA S-1 PGSD BOJONEGORO ABSTRAK IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR PLH MAHASISWA S-1 PGSD BOJONEGORO 1 Barokah Widuroyekti 2 Pramonoadi Penanggung Jawab Wilayah PW Bojonegoro

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING STARTS WITH A QUESTION

HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING STARTS WITH A QUESTION SKRIPSI HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING STARTS WITH A QUESTION DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Oleh

Lebih terperinci

Kasimun, Ashadi )1, Haryono )2 Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Kasimun, Ashadi )1, Haryono )2 Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INVESTIGASI KELOMPOK MELALUI EKSPERIMEN DAN PROYEK DITINJAU DARI KEMAMPUAN MENGGUNAKAN ALAT LABORATORIUM DAN PERSEPSI DIRI SISWA Kasimun, Ashadi )1, Haryono )2 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA Eva M. Ginting dan Harin Sundari Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan suatu bangsa. Dengan landasan pemikiran tersebut, pendidikan nasional

Lebih terperinci

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 02 Tahun 2014, ISSN:

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 02 Tahun 2014, ISSN: PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPLAN PROSES SANS DALAM MODEL PEMBELAJARAN GUDED DSCOVERY PADA MATER SUHU DAN KALOR TERHADAP HASL BELAJAR SSWA D SMAN 1 SUKOMORO Rini Puji Lestari, Suliyanah Jurusan Fisika,

Lebih terperinci

Diajukan Oleh: MEGA ASTUTI A

Diajukan Oleh: MEGA ASTUTI A IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN DISCOVERY LEARNING (DL) Artikel Publikasi Ilmiah Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke Volume 6 Nomor ISSN :

Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke Volume 6 Nomor ISSN : Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke-6 2015 202 Pengaruh Guided Discovery Learning Terhadap Prestasi Belajar Siswa Ditinjau dari Sikap Ilmiah Menggunakan Metode Diskusi dan

Lebih terperinci

Eko Yulianton Program Studi Pendidikan Fisika IKIP PGRI Madiun. Abstrak

Eko Yulianton Program Studi Pendidikan Fisika IKIP PGRI Madiun. Abstrak STUDI KOMPARATI METODE PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY DAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP PRESTASI BELAJAR ISIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN KETRAMPILAN PROSES SAINS SISWA Eko Yulianton Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA DENGAN MEDIA GEOMETRI SEDERHANA BERORIENTASI PADA PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA DENGAN MEDIA GEOMETRI SEDERHANA BERORIENTASI PADA PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA DENGAN MEDIA GEOMETRI SEDERHANA BERORIENTASI PADA PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK Supriyono¹, Widha Sunarno², Suparmi³ ) Program Studi Pendidikan Sains Program Pasca Sarjana

Lebih terperinci

KEPENDIDIKAN ISBN :

KEPENDIDIKAN ISBN : SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VII Penguatan Profesi Bidang Kimia dan Pendidikan Kimia Melalui Riset dan Evaluasi Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan P.MIPA FKIP UNS Surakarta, 18 April

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Unsur terpenting dalam mengajar adalah merangsang serta mengarahkan siswa belajar. Mengajar pada hakikatnya tidak lebih dari sekedar menolong para siswa untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensial

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT BERBASIS KOMPUTER PADA SISWA SMP KELAS VIII

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT BERBASIS KOMPUTER PADA SISWA SMP KELAS VIII EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT BERBASIS KOMPUTER PADA SISWA SMP KELAS VIII Siti Komsatun STMIK Duta Bangsa Surakarta s_komsatun@ymail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai sumber dan

Lebih terperinci

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MELALUI METODE BERBASIS PENYELIDIKAN TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X MAN 1 MAKASSAR (1) Hardi Hamzah, (2) Sidin Ali, Muh. (3) Muhammad Tawil 1 Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 4 Madiun yang beralamat di Jalan Serayu Kota Madiun. Waktu pelaksanaanya pada semester II tahun pelajaran 2014/2015

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) PADA MATERI POKOK LUAS PERMUKAAN SERTA VOLUME PRISMA DAN LIMAS DITINJAU DARI KEMAMPUAN SPASIAL SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. Internasional pada hasil studi PISA oleh OECD (Organization for

BAB I Pendahuluan. Internasional pada hasil studi PISA oleh OECD (Organization for BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Permasalahan Kemampuan IPA peserta didik Indonesia dapat dilihat secara Internasional pada hasil studi PISA oleh OECD (Organization for Economic Cooperation and Development)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stevida Sendi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stevida Sendi, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan

Lebih terperinci

Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan PE NGARUH MO DEL PE MBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK CAHAYA KELAS VIII SMP NEGERI 11 MEDAN Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sarah Inayah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sarah Inayah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan pada semua jenjang pendidikan. Pembelajaran matematika di sekolah memiliki peranan penting dalam mengembangkan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION 1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA KELAS X SMKN 5 MALANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Alfianti Nur Laili 1,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuka batas antar negara. Persaingan hidup pun semakin ketat. Hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar sampai menengah untuk membekali mereka dengan kemampuan berfikir logis,analitis,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dimana seseorang memperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dimana seseorang memperoleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dimana seseorang memperoleh pengetahuan (Knowledge acquisition), mengembangkan kemampuan/ keterampilan (Skills development), sikap

Lebih terperinci

Wahyuni Purnami 1, Sarwanto 2, Masykuri 3. Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57162, Indonesia Universitas Sebelas Maret

Wahyuni Purnami 1, Sarwanto 2, Masykuri 3. Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57162, Indonesia Universitas Sebelas Maret PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI INKUIRI TERBIMBING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KIT LISTRIK PAKET DAN SWAKARYA DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KECERDASAN KINESTETIK SISWA Wahyuni Purnami 1, Sarwanto 2, Masykuri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori Hasil Belajar. Sudjana, (2004:22) berpendapat hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori Hasil Belajar. Sudjana, (2004:22) berpendapat hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Hasil Belajar. Sudjana, (2004:22) berpendapat hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai

Lebih terperinci

EtnosainsdanPeranannyaD alammenguatkankarakter Bangsa

EtnosainsdanPeranannyaD alammenguatkankarakter Bangsa 246 SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA III 2017 "EtnosainsdanPeranannyaDalamMenguatkanKarakterBangsa" Program StudiPendidikanFisika, FKIP, UNIVERISTAS PGRI Madiun Madiun, 15 Juli 2017 Makalah Pendamping

Lebih terperinci

Surakarta, Indonesia 2 Pendidikan Saina, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret

Surakarta, Indonesia 2 Pendidikan Saina, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI METODE EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM VIRTUIL DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN GAYABELAJAR SISWA Ena Marsutji Setia Bakti 1, Suparmi 2, Widha

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DISERTAI LEMBAR KERJA SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 21 SURAKARTA Skripsi Oleh : Siti Mutmainah K4303060 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu studi internasional untuk mengevaluasi pendidikan khusus hasil belajar peserta didik berusia 14 tahun pada jenjang sekolah menengah pertama (SMP) yang diikuti

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL PBL MENGGUNAKAN EKSPERIMEN LABORATORIUM DAN LAPANGAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERFIKIR ANALISIS DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN

PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL PBL MENGGUNAKAN EKSPERIMEN LABORATORIUM DAN LAPANGAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERFIKIR ANALISIS DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN E047 PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL PBL MENGGUNAKAN EKSPERIMEN LABORATORIUM DAN LAPANGAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERFIKIR ANALISIS DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN Median Agus Priadi 1, Suciati Sudarisman 2, Suparmi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan era globalisasi yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di dunia yang terbuka,

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP IPA MATERI CAHAYA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP IPA MATERI CAHAYA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP IPA MATERI CAHAYA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR Lisa Marsudiatmi 1), Suwarto WA 2), Hadiyah 3) PGSD FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Konsep Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungan. Hamalik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang mendukung kemajuan bangsa dan Negara sebagaimana tercantum di

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN ILMU FISIKA BUMI ANTARIKSA DENGAN PENDEKATAN SAVI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA

PEMBELAJARAN ILMU FISIKA BUMI ANTARIKSA DENGAN PENDEKATAN SAVI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PEMBELAJARAN ILMU FISIKA BUMI ANTARIKSA DENGAN PENDEKATAN SAVI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA Andik Purwanto Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan PMIPA FKIP UNIB ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,

Lebih terperinci

Siska Puspita Dewi, Wartono, dan Hartatiek Universitas Negeri Malang

Siska Puspita Dewi, Wartono, dan Hartatiek Universitas Negeri Malang PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN PROSES SAINS DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII-C SMP NEGERI 8 MALANG TAHUN AJARAN 2012/2013 Siska Puspita Dewi,

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN EKOSISTEM MENGGUNAKAN METODE PICTURE AND PICTURE

PEMBELAJARAN EKOSISTEM MENGGUNAKAN METODE PICTURE AND PICTURE PEMBELAJARAN EKOSISTEM MENGGUNAKAN METODE PICTURE AND PICTURE DAN EXAMPLES NON EXAMPLES DITINJAU DARI GAYA BELAJAR VISUAL (Studi Kasus Pada Siswa Kelas VII Semester Genap MTs Negeri Surakarta II Tahun

Lebih terperinci

Deti Ahmatika Universitas Islam Nusantara, Jl. Soekarno Hatta No. 530, Bandung; Abstrak

Deti Ahmatika Universitas Islam Nusantara, Jl. Soekarno Hatta No. 530, Bandung; Abstrak Jurnal Euclid, vol.3, No.1, p.394 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DENGAN PENDEKATAN INQUIRY/DISCOVERY Deti Ahmatika Universitas Islam Nusantara, Jl. Soekarno Hatta No. 530, Bandung; dheti_ah@yahoo.com

Lebih terperinci

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS VII DALAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS VII DALAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS VII DALAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (PTK Pembelajaran Matematika di SMP Negeri 1 Bojong Pekalongan) Skripsi Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

Lebih terperinci

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 45 hingga 53

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 45 hingga 53 PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN TPS (THINK- PAIR-SHARE) DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL DAN ULAR TANGGA YANG DIPENGARUHI OLEH GAYA BELAJAR Alfian Nur Ubay 1, Wagino, dan Ridam Dwi Laksono 3 1,,3 Prodi Pendidikan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL INKUIRI TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA SUB POKOK BAHASAN CERMIN DATAR

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL INKUIRI TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA SUB POKOK BAHASAN CERMIN DATAR ISSN : 2337-9820 Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL INKUIRI TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA SUB POKOK BAHASAN CERMIN DATAR Suprianto, S.Pd., M.Si (1),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

BAB I PENDAHULUAN. (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mata pelajaran Biologi untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang dikemukakan oleh Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas (2006:443)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ilmu yang mempelajari benda-benda beserta fenomena dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ilmu yang mempelajari benda-benda beserta fenomena dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan pemahaman mendasar hukum-hukum yang menggerakkan materi, energi, ruang dan waktu. Fisika juga dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki era kemajuan teknologi dan perdagangan bebas yang dimulai pada awal abad ke-21 diperlukan kesiapan berbagai bidang agar tidak menjadi mangsa pasar bagi

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN STHL BERBASIS PEMBERIAN TUGAS TERSTRUKTUR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP N 5 KEPIL

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN STHL BERBASIS PEMBERIAN TUGAS TERSTRUKTUR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP N 5 KEPIL EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN STHL BERBASIS PEMBERIAN TUGAS TERSTRUKTUR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP N 5 KEPIL Adi Rahayuono Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci