LAPORAN KINERJA INVESTASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN KINERJA INVESTASI"

Transkripsi

1 LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM PERTAMINAFLip KELURAHAN NUNMAFO KEC. INSANA KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA (Sabtu, 16 Mei 2015) FOTO IKON KAWASAN PRA KEM FOTO IKON KAWASAN PASCA KEM Sumber air yg tersedia hanya untuk irigasi tanaman, luasnya kurang dari 0,5 ha bagi 2-5 KK Tani utk tanam beberpa bulan tertentu per tahun Selain sbg sumber irigasi tanaman 3-5 ha bagi 40 KK Tani sepanjang tahun, juga sbg tempat budidaya ikan air tawar yg saat ini sementara dlm pemeliharaan se byk ekr (lele, tawes, bawal, nila, mas dll) Disusun oleh: KETUA PELAKSANA KEM PERTAMINA FLip NUNMAFO ZAINAL ARIFIN Kupang, 16 Mei 2015

2 I. SITUASI AWAL KAWASAN Situasi awal kawasan dengan berbagai permasalahan dan potensi yang dapat dikembangkan serta uraian fakta lapangan disajikan pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Situasi awal kawasan dan uraian fakta lapangan NO ITEM SITUASI KAWASAN URAIAN FAKTA LAPANGAN 1. Sifat Lahan di Kawasan Lahan yang digunakan pada areal untuk KEM Pertamina FLip di Kelurahan Nunmafo pada umumnya marjinal. Tanah pada umumnya berbatu karang dengan lapisan olah yang tipis dan kekurangan bahan organik. Sehingga memperlihatkan sifat-sifat fisik, kimia dan biologis tanah, yang tidak subur. Lahannya berbukit dengan kemiringan lereng lahan %. Sistem penanaman tanaman harus mengikuti garis kontour dan atau ditata selain dengan tanaman semusim juga harus diintegrasi dengan beberapa jenis tanaman tahunan dan ternak sehingga membentuk model pengelolaan pertanian yang konservasi dan bernilai ekonomis yang lebih baik. 2. Sumber Air Kondisi lahannya yang kritis dicirikan oleh sumber air untuk irigasi pertanian yang sangat terbatas. Pengairan pertanian hanya bersumber dari curah hujan dan 1 buah sumur galian. Curah hujan sekitar mm mm/tahun dan hanya terjadi selama 4-6 bulan (November s/d April). Jumlah distribusi curah hujan berdasarkan kebasahan atau Bulan Basah (BB), kelembaban atau Bulan Lembab (BL) dan Kekeringan atau Bulan Kering (BK) masing-masing hanya 4 BB, 2 BL dan 6 BK (Oldeman). Sumber air lain hanya sumur galian yang menampung air resapan pada musim hujan. Sumur ini juga terjadi kekeringan pada bulan Juli. Sehingga selama 4-6 bulan (Juli s/d November), lahan yang saat ini menjadi lokasi KEM ini, terlantar. Kondisi ini telah berakibat pada selain kekurangan sumber air irigasi untuk pengelolaan lahan pertanian, juga berakibat pada kekurangan sumber air minum bagi warga kelompok tani yang terlibat dalam pengelolaan KEM. 3. Pertanian Lahan KEM seluas 5 ha ini, sekitar 80 % terbengkalai. Biasanya hanya ditanami tanaman semusim pada musim hujan. Luas lahan yang berupa ladang ini dikelola tidak intensif dan ditanami hanya sekitar 1 ha bagi 2-5 KK dengan komoditas yang ditanam adalah jagung, kacang-kacangan dan ubi-ubian. Sebagian waktu musim kemarau (April s/d Juni) bisanya petani di sekitar areal KEM, terutama yang berdekatan dengan sumur galian dipergunakan untuk tanam sayuran seluas kurang dari 0,5 ha bagi 2-5 KK tersebut. Pendapatan dari hasil-hasil usahatani sebagai mata pencaharian pokok yang dicapai setiap tahun selalu tidak memenuhi kebutuhan pangan keluarga tani sampai pada musim tanam berikutnya. Kondisi ini juga memperparah tidak terpenuhinya akan biaya kebutuhan pendidikan, kesehatan dan ekonomi secara umum. 4. Peternakan Beberapa jenis ternak yang dipelihara secara ekstensif adalah ayam kampung 6-15 ekor per KK yang dipelihara dan dibiarkan saja berkeliaran dalam arel kebun-ladang. Sebagian pemilik ternak sapi bali 1-3 ekor di diikat di bawah pohon-pohon tertentu. Babi lokal 2-8 ekor dikandangkan di sekitar pekarangan rumah tempat tingggal. Pemeliharaan ternak hanya diperuntukan bagi pemenuhan sebahagian kecil kebutuhan rumah tangga tani, acara perkawinan,

3 pendidikan anak, upacara adat membuka lahan, mendirikan bangunan rumah, dan acara adat kematian. 5. Perikanan Untuk usaha perikanan yang khususnya perikanan darat (air tawar) belum ada. Akan tetapi sebuah embung yang telah dibuat melalui kerjasama FLipMAS dengan PT. Pertamina Persero, mempunyai potensi untuk pemeliharaan berbagai jenis ikan air tawar guna pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi bagi warga KEM dalam rangka peningkatan derajat kesehatan. 6. Kondisi Warga KEM Hampir setiap warga berada di bawah garis kemiskinan, Karena pendapatan dari beragam hasil usahatani tidak dapat mencukupi kebutuhan pangan sampai pada musim tanam berikutnya. Pendapatan ini berdampak pula pada ketidak sanggupan mereka memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, kesehatan dan pendidikan. 7. Lain-lain (Potensi yg dapat dikembangkan) KEM dengan berbagai potensinya seprti tanah seluas 5 ha, 1 bh sumur, sungai kecil, ternak, tanaman, hutan dengan beragam tanaman produktif (kemiri, asam, jati, cendana dll) serta keterampilan tenun ikat warganya, produk olahan lokal dapat diberdayakan ke arah pengembangan ekonomi yang mandiri. Guna meningkatkan pendapatan, derajat kesehatan. Karena saat ini seringnya rawan panan dan gizi buruk bagi warganya. Peningkatan ekonomi juga turut mendorong taraf pendidikan yang pada umumnya saat ini warga KEM berpendidikan SMP ke bawah. II. HASIL PEKERJAAN INVESTASI DI LAPANGAN Hasil pekerjaan berbasis pada setiap item KPI dalam proposal dan uaraian fakta kinerja lapangan disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil pekerjaan berbasis pada setiap item KPI dalam proposal dan uaraian fakta kinerja lapangan NO ITEM KPI PROPOSAL URAIAN FAKTA KINERJA LAPANGAN A Tahap Pelaksanaan : 1. Pengadaan bibit pakan dan hijauan 2. Pembuatan embung dan pengadaan tandon air Sebanyak 200 pohon pakan ternak leguminosa (turi) dan stek pakan ternak rumput cipelang, telah diadakan dan telah pula ditanam pada areal KEM. 1 buah embung yg telah dibuat dan 1 buah tandon air besar kapasitas m 2. Embung berukuran panjang 46 m, lebar 30 m dan kedalaman sampai 6 m atau dengan kapasitas daya tampung sekitar meter kubik telah tersedia di lahan dan sudah termanfaatkan sekitar 65 % untuk kebutuhan areal KEM 3. Pembuatan kolam ikan Dimodifikasi dengan pembuatan kerambah ikan pada areal embung di KEM dengan ukuran panjang kerambah 8 m, lebar 8 m dan dalam 3 m atau volume 192 meter kubik yang terbagi menjadi 2 ruang pemeliharaan. Ruang pertama untuk pemeliharaan ekor ikan lele dan ruang ke dua untuk pemeliharaan ekor ikan (mas, nila, bawal dan tawes). Sedangkan ekor ikan air tawar lainnya yg bukan ikan lele di lepas di luar kerambah. 4. Pemb. irigasi kawasan (Mesin air dan selang/pipa) Mesin air yang menggunakan tenaga listrik dan selang/pipa telah tersedia tetapi belum pembuatan irigasi kawasan kerena instalasi listrik belum selesai dikerjakan

4 5. Pengadaan bibit ternak Bibit ternak sapi 4 ekor dan ayam petelur 400 ekor baru tahap pemberian panjar pada distributor bibit karena kandang belum rampung penyelesaiannya. Sehingga ternak belum bisa dimasukan. 6 Pengadaan bibit ikan ekor bibit ikan air tawar telah diadakan dan saat ini sementara pemeliharaan dalam kerambah ikan pada areal embung. 7 Pengadaan benih/bibit tanaman Semua bibit tanaman, baik tanaman tahunan (cendana, mangga dan pisang) maupun semusim (jagung, kacang-kacangan, melon dan sayur-sayuran) telah diadakan. Tanaman tahunan semuanya telah ditanam. Khusus benih sayuran sebahagian sudah ditanam dan sebahagian lainnya sementara persiapan lahan. 8 Pembangunan kandang ternak sapi dan ayam 9 Persiapan lahan (Pembuatan Saluran, lubang tanam dan Media, mulsa, tiang rambatan dll) Kandang sapi dan ayam sementara dalam tahap pengerjaan. Kandang sapi sudah pada tahap pembuatan rangka dan pengatapan. Sementara kandang ayam masih dalam pembuatan fondasi. Persiapan lahan secara keseluruhan sudah selesai. Namun pada bidang-bidang lahan tertentu masih juga persiapan lahan untuk penanaman tahap II, khusus untuk sayur-sayuran dan melon. 10 Pengadaan pupuk Pengadaan pupuk berupa pupuk organik (superbiota, pupuk kandang/bokhasi) dan an-organik berupa pupuk majemuk NPK telah tersedia seluruhnya dari target yang ditentukan. Sebahagian pupuk telah digunakan untuk pemupukan pada beragam tanaman 11 Pengadaan peralatan pertanian Peralatan pertanian berupa suprayer, mesin air tenaga listrik, sudah tersedia digudang KEM. 1 buah lopo pertemuan serta berfungsi juga sebagai pos jaga sementara dikerjakan dengan capaian 70 % selesai. 12 Pembuatan lopo (rumah) pertemuan dan Pos jaga 13 Pembuatan bioreaktor Belum dilakukan 14 Instalasi listrik kawasan Sementara instalasi dan lampu belum menyala. 15 Inseminasi dan/atau kawin/alami Belum dilakukan. 16 Pembuatan kamar mandi dan Toilet Satu buah bangunan kecil yang 90% rampung penyelesaiannya. Terdiri 4 ruangan, yaitu 2 ruang kamar mandi dan 2 ruang tolilet. 17 Pembentukan Kelembagaan KEM Kelembagaan KEM telah terbentuk melalui organisasi kelompok tani Kuanek Naimanu. Kepengurusannya terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara dan beberapa seksi. 18 Bahan/alat Pembuatan pakan ternak mandiri Pakan ternak sebahagian telah tersedia dan digunakan untuk ternak dan pemeliharaan ikan air tawar. 19 Layanan pendidikan Layanan pendidikan belum berjalan sesuai harapan. Baru sebatas pendataan tingkat pendidikan warga KEM 40 KK yang saat ini didominasi oleh tingkatan pendidikan SMP ke bawah dan paling banyak berpendidikan tamat SD dan tidak tamat SD. Walaupun ada satu orang yang berpendidikan sarjana (S1). Layanan lain adalah penyululuhan-penyuluhan secara informal. Hanya ini yang dilakukan karena Lopo (balai pertemuan) yg sementara dibangun belum selesai. 20 Layanan kesehatan Layanan kesehatan juga belum secara nyata adanya. Walaupun penyuluhan secara informal juga terus dilakukan. Misalnya perbaikan pengolahan potensi pangan lokal untuk penanggulangan rawan pangan dan gizi buruk. 21 Pelatihan, Magang & studi banding Baru 1 kali dilakukannya studi banding di Kebun Kampung Daun (lokasi hasil program Ipteks bagi Inovasi Kreativitas), tentang penerapan sistem budidaya pertanian secara terpadu berbasis teknologi alley cropping. Studi banding yang dilakukan selama 3 hari ini, diikuti oleh 5 orang pengurus Klp Tani Kuanek Naimanu pengelola KEM Nunmafo B Tahap Pemeliharaan : 1 Pemagaran Pemeliharaan tanaman dan ternak serta fasilitas lain (sarana/prasarana produksi) dari gangguan luar areal KEM, maka

5 KEM telah dipagari dengan kawat duri sekelilingnya sepanjang 800 m dari sekitar total keliling m yg ditargetkan 2 Pemupukan tanaman Pemeliharan pemupukan pada tanaman jagung, kacang-kacangan, pisang, cendana, mangga, hijauan pakan ternak dan pembibitan tanaman sayuran, menggunakan pupuk organik super biota, pupuk kandang dan bokhasi. Sebahagian pupuk lainnya masih tersimpan digudang KEM. 3 Obat, suplemen, vitamin, vaksin, pakan komposit dll utk pelihara ternak 4 Pestisida Organik utk Pengendalin jasad pengganggu tanaman Penggunaan saprodi ternak ini baru digunakan pada sebahagian kecil bagi beberapa ternak lokal yg dimiliki warga KEM. Untuk pemeliharaan ternak secara intensif (ayam petelur dan sapi bali) belum termanfaatkan karena ternak yg akan dipelihara secara komersial belum masuk kandang. Kandang saat ini masih dalam tahap pengerjaan. Pestisida organik yang telah diadakan berupa pestisida organik nabati super biota plus sebahagian telah digunakan untuk pengendalian hama helioptis yang menggangu tanaman jagung, ulat (grayak dan jengkal) pada tanaman kacang-kacangan, kumbang penggerek daun pada tanaman pisang dan mangga. 5 Penyulaman tanaman Tanaman yg pernah disulam adalah 20 pohon pisang dan 100 pohon cendana. 6 Pemantauan layanan pendidikan Pantauan layanan pendidikan belum berjalan dengan baik, karena layanan pendidikan juga belum maksimal sehingga peningkatan taraf pendidikan terutama warga yang melek huruf belum ada perubahan. 7 Pemantauan layanan kesehatan Pantauan layanan kesehatan belum menunjukkan perubahan hasil yang nyata, karena kegiatan KEM masih terfokus pada upaya-upaya pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi serta penyediaan parasarana dan infrastruktur pemberdayaan ekonomi untuk peningkatan pendapatan. C Tahap Panen dan Pasca Panen : 1 Pembuatan Gudang dan Lumbung utk Produk pasca panen Satu buah gudang semi permanen untuk penyimpanan sarana dan prasarana produksi telah selesai pembuatannya. Saat ini sementara digunakan sebagai penyimpanan sarana/prasarana produksi. Khusus untuk penyimpanan produk pasca panen baru selesai dibuat, yaitu ditempatkan pada loteng lopo (balai pertemuan) 2 Penyortiran produk Produk yang baru disortir adalah hasil panen kacang hijau, jagung varietas lokal yang bersari bebas. Tujuan penyortiran adalah hanya untuk memisahkan biji hasil panen yang akan dijadikan ; 1) bahan pangan, 2) bahan pakan dan 3) untuk bahan benih pada musim tanam berikutnya. 3 Pengemasan produk Kemasannnya masih berupa karung untuk mengamannkan biji/benih guna pengamanan selama masa dormansi. 4 Evaluasi layanan pendidikan Hasil evaluasi layanan pendidikan belum dapat mendorong peningkatan nilai IPM. 5 Evaluasi layanan kesehatan Demikian pula hasil evaluasi layanan kesehatan belum mampu menambah peningkatan nilai IPM. 6 Evaluasi hasil penjualan produk Produk berupa hasil panen jagung dan kacang-kacangan belum ada yang dijual, karena masih berupaya memenuhi kebutuhan pangan bagi setiap keluarga tani anggota KEM sampai pada musim panen berikutnya. Namun demikian secara ekonomis bahwa hasil panen dapat mendorong peningkatan nilai IPM walaupun mungkin belum signifikan. D Tahap Pemasaran : 1 Pembuatan jalan KEM utk Kemudahan Pemasaran produk Jalan KEM menuju Lopo pertemuan sepanjang 100 m yg menghubungkan lansung dengan Jl. Timor Raya poros Kupang-

6 Atambua ini telah dibuat. Jalan selebar 8 m ini dapat dilalui kendaraan roda dua dan empat. 2 Perhitungan nilai IPM KEM Nilai IPM telah dihitung nilainya pada bulan-bulan tertentu mulai Desember 2014 sebesar 43, 7 %, Januari 2015 menurun menjadi 39,04 % dan Februari 43,9 %. Mulai Maret 2015 mulai naik menjadi 44,44 % dan sampai April masih naik menjadi 49,06 %.

7 III. FOTO 2 LAPANGAN 1.2. FOTO-FOTO PRA KEM Survei kelayakan KEM dari PKBL Pertamina (Pa Dudi) dan FI (Pa Roni) bersama klp tani PROdikMAS (Pa Zainal) menjelaskan gambaran strategi Peng. KEM produktif pd areal rencana bangun lopo Ketua Klp tani menunjukkan batas arel pra-kem dari bagian Barat ke Timur di hadapan tim site visit Hamparan areal bagian Timur yang ditunjukan oleh ketua klp tani saat pra-kem Posisi lahan pra-kem di bagian Selatan dengan hutan belukar Sumber air utk irigasi lahan sayur seluas kurang dari 0,5 ha pada bulan April s/d Juni pra-kem Tanaman kacang tanah, ubi kayu, jahe, jati, dll yang tercampur tanpa penataan lahan pra-kem Hamparan tanaman ubi kayu pada sebahagian areal lahan pra-kem. Kunjungan lapang oleh PROdikMAS utk persiapan lahan & sosial guna realisasi Pemb. KEM (April 2014) Rapat di bawah pohon rindang (Nov. 2014) dengan tim PROdikMAS utk konsolidasi dimulainya Pemb. KEM

8 1.2. FOTO-FOTO PASCA KEM. Awal Pelayanan Teknis pada Tenda Pertemuan Penyuluhan Penggunaan pupuk & pestisida organik Jalan KEM dan Embung yg sementara dibuat yang melibatkan anggota klp tani pengelola KEM Embung yg ada keramba ikan itu di samping Jalan KEM menuju Lopo (Balai Pertemuan) dalam Kawasan Pelepasan ekor ikan air tawar pd keramba dlm perairan embung dan embung ini mempu airi KEM. Bangunan Lopo, toilet, Sekretariat KEM dan gudang pd puncak bukit Kawasan menggantikan t4 rapat di bawah phn Tanaman jagung dan kacang hijau dalam areal KEM Embung berbatasan dgn Jl. Raya Timor poros Kpg-Atb Pemandangan areal KEM dari Utara ke Selatan saat berdiri dari pinggiran embung menghadap lopo Areal KEM dari Selatan ke Utara saat berada di lokasi bangunan lopo menghadap embung dan Jl. Raya Timor

9 IV. PENDAPATAN KEM Secara umum pendapatan rata-rata per kapita di Kab. TTU tahun 2013 mencapai Rp /bulan. Rata-rata pendapatan per kapita pada tingkat Kelurahan Nunmafo tahun 2014 hanya mencapai Rp /bln. Setelah ditelusuri pendapatan perkapita khusus pada tingkat unit komunitas KEM yang paling kecil di Kelurahan Nunmafo Kecamatan Insana pada PRA- KEM bulan Desember 2014 mencapai Rp /bulan. Sedangkan pendapatan perkapita dalam waktu sementara berjalannya realisasi pembangunan KEM mulai bulan Januari s/d April 2015, secara berturut-turut disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Pendapatan perkapita dalam waktu sementara berjalannya realisasi pembangunan KEM Pertamina FLip Nunmafo mulai bulan Januari s/d April 2015 No Bulan Pendapatan Per Kapita KEM (Rp) Keterangan 1 Januari Pendapatan per kapita yg paling rendah ini disebabkan oleh kekurangan bahan pangan yang hampir terjadi pada setiap warga KK. Disaat ini merupkan puncak paceklik. Budidaya tanaman pangan terutama palawija (jagung dan kacang-kacangan) sebagai sumber bahan pangan pokok masih dalam tahap pemeliharaan. 2 Februari Petani/warga pengelola KEM mulai panen jagung mudah dan buah/sayur jenis kacang tertentu, bayam dll untuk kebutuhan konsumsi keluarga. 3 Maret Mulai panen seluruh tanaman semusin untuk kebutuhan konsumsi dan sebahagian kecil dipasarkan. Pendapatan warga KEM menunjukkan kenaikan secara linier sampai bulan April. Walaupun kenaikan pendapatan ini masih tergolong klasifikasi sangat rendah. 4 April Panen akhir musim hujan dan penanganan penyimpanan setelah sortir untuk memisahkan bagi kebutuhan pangan, pakan dan benih/bibit untuk tanam pada musim tanam berikutnya, serta pasca panen lainnya. V. KEBERLANJUTAN KEM KEM tetap akan berlanjut dan sukses menghasilkan produk-produk dari beragam komoditas sesuai rencana pengembangannya baik produk bahan mentah, olahan, kerajinan maupun layanan jasa berupa ; wisata rekreasi, wisata agro maupun wisata pendidikan melalui pembangunan KEM yang terintegrasi. Pembangunan KEM ini harus berbasis pertanian yang konservasi, produktif dan komersial secara kontinu. Hal ini dapat dicapai apabila semua kelompok atau institusi yang terlibat dalam pengelolaan KEM mulai dari kelompok masyarakat tani di tingkat basis, tim PROdikMAS perancang dan pelaksana KEM, pemerintah setempat, FW/FI sebagai penggagas maupun PKBL PT. Pertamina (Persero) sebagai mitra penyandang dana, harus mengambil peran masing-masing seperti yang disajikan pada Tabel 4 berikut ini.

10 Tabel 4. Peran yang diharapkan dari masing-masing kelompok atau lembaga yang terlibat dalam pengelolaan KEM PETAMINA FLip di Kelurahan Nunmafo No Nama Institusi Peran dalam Peneglolaan KEM 1 Kelompok Tani Kuanek Naimanu Pemilik KEM a. Meningkatkan etos kerja secara swadaya dalam mengelola potensi sumber daya yang tersedia termasuk kearifan lokal dengan memanfaatkan dukungan ipteks dari Tim PROdikMAS-FLipMAS dan memanfatkan dukungan stimulans finansial dari Kerjasama Pertamina-FLipMAS secara produktif dan bukan konsumtif. b. Mengurangi ketergantungan dari pihak luar dan mengupayakan kemandirian KEM dalam mengelola potensi SDA sehingga menjadi 2 Tim PROdikMAS Pelaksana/ FW Hetfen Pelaksana KEM 3 Pemerintah Desa/ Kelurahan dan/atau Daerah Media belajar bagi warga lainnya di luar KEM. a. Menjadi motivator untuk terus mendorong, memberdayakan dan memberi semangat agar pada klp tani/petani warga KEM utk mengelola potensi SDA yang dimilikinya secar a produktif dan komersial dalam rangka peningkatan pendapatan, derajat kesehatan dan taraf pendidikan sebagai indikator peningkatan nilai IPM-KEM b. Menjadi mediator untuk memediasi penjualan produk-produk yang dihasilakan KEM dengan konsumen/pasar c. Menjadi inovator untuk menerapkan beragam Ipteks baru sesuai kebutuhan pengembangan KEM. d. Menjadikan warga KEM sebagai subjek pembangunan dalam meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri. d. Menjadikan KEM sebagai taman teknologi karya intektual kampus Mendukung program KEM dengan mensinkronkan program/program pembangunan Desa/Kelurahan untuk mempercepat peningkatan IPM baik di tingkat Kelurahan Nunmafo maupun Daerah Kab. Timor Tengah Utara. 4 FLipMAS Indonesi (FI) a. Terus mendorong FW untuk terus saling mendukung dan berkoordinasi ke arah yang lebih baik dan intensif dengan Pemerintah Daerah, agar bersama-sama terus mensukseskan pembangunan KEM. b. Melanjutkan kerjasama dengan PKBL Pertamina minimal selama 1 tahun sampai tercapainya penguatan kelembagaan KEM. Untuk mencapai kemandirian manajemen KEM minimal kerja sama ini berlanjut 2-3 tahun. 5 PKBL Pertamina a. Meningkatan responsibilitasnya terhadap kegiatan-kegiatan program untuk penguatan dan kemandirian KEM yang telah direncanakan antara Klp Tani yang mengelola KEM dan PROdikMAS sehingga realisasi kegiatan berjalan lancar dan tepat waktu. b. Memperlancar realisasi pendanaan program KEM yang telah disepakati sehingga kegiatan pembangunan KEM sebahagian tidak mempunyai kesan terlantar. VI. ANGKA IPM KAWASAN Data sekunder IPM (Indeks Pembangunan Manusia) pada komunitas di Kab. TTU tahun 2013 mencapai 68,94 %. Sedangkan pada tingkat komunitas yang lebih kecil khususnya pada komunitas KEM di Kelurahan Nunmafo yang dihitung setiap bulan mulai Desember 2014 saat awal mulai realisasi kegiatan KEM, hasil perhitungan IPM yang akan merupakan landasan awal membangun KEM mencapai 43, 7 %. Sedangkan Nilai IPM pada Januari 2015 menurun menjadi 39,04 %, Februari 43,9 %. Mulai Maret 2015 mulai naik menjadi 44,44 % dan sampai April masih naik menjadi 49,06 %. Nilai yang dicapai ini masih semu. Karena nilai peningkatan

11 IPM-KEM yang sesungguhnya akan dapat dicapai minimal peneglolaan 1 tahun atau maksimal 3 tahun, dengan catatan realisasi pendanaan pembangunan KEM sesuai kesepakatan berjalan dengan baik dan lancar. VII. KESIMPULAN Sebanyak 4 tahap pekerjaan investasi dalam pengelolaan KEM di lapangan mulai dari tahap pelaksanaan, pemeliharaan, panen/pasca panen dan pemasaran belum menghasilakan ratarata peningkatan nilai IPM-KEM di atas nilai rata-rata IPM Kabupaten TTU. Hal ini disebabkan tertundahnya beberapa item kegiatan pada tahap pelaksanaan. Terutama tertundahnya pembangunan beberapa prasarana produksi dan infrastruktur kawasan, sehingga mempengaruhi beberapa tahapan pekerjaan lainnya. VIII. SARAN DAN REKOMENDASI 1. Perlunya kepekaan dan responsibilitasnya yang lebih baik dari pihak PKBL Pertamina terhadap kegiatan-kegiatan program yg telah direncanakan antara Klp Tani yang mengelola KEM dan PROdikMAS sehingga realisasi kegiatan berjalan lancar dan tepat waktu. 2. Diperlancarnya realisasi pendanaan program KEM yang telah disepakati, sehingga kegiatan pembangunan KEM sebahagian tidak mempunyai kesan terlantar. 3. Peningkatan nilai IPM-KEM akan dapat terjadi secara signifikan dan akan mencapai nilai di atas nilai rata-rata KEM Kab. TTU apabila pengelolaan KEM berjalan minimal 1 tahun dan maksimal paling lambat selama 3 tahun. Kupang, 16 Mei 2015 KETUA KEM KETUA FW (Ir. Zaianl Arifin, MP) (Ir. Grace Maranatha, M.Si

LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM PERTAMINAFLip DESA TAPENPAH KECAMATAN INSANA KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA. Disusun oleh:

LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM PERTAMINAFLip DESA TAPENPAH KECAMATAN INSANA KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA. Disusun oleh: LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM PERTAMINAFLip DESA TAPENPAH KECAMATAN INSANA KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA Disusun oleh: TIM PELAKSANA KEM PERTAMINAFLip TAPENPAH Kupang, 31 Mei 2015 I. SITUASI AWAL KAWASAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA ASINUA JAYA KECAMATAN ASINUA KABUPATEN KONAWE. (Senin, Tanggal 9 Mei 2015)

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA ASINUA JAYA KECAMATAN ASINUA KABUPATEN KONAWE. (Senin, Tanggal 9 Mei 2015) LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA ASINUA JAYA KECAMATAN ASINUA KABUPATEN KONAWE (Senin, Tanggal 9 Mei 2015) FOTO IKON KAWASAN PRA KEM Kondisi Lahan terlantar Pra KEM Tampilan multi crop

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLipDESA RINBESIHAT KECAMATAN TASIFETO BARAT KABUPATEN BELU. (Senin, 18 Mei 2015) Disusun oleh:

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLipDESA RINBESIHAT KECAMATAN TASIFETO BARAT KABUPATEN BELU. (Senin, 18 Mei 2015) Disusun oleh: LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLipDESA RINBESIHAT KECAMATAN TASIFETO BARAT KABUPATEN BELU (Senin, 18 Mei 2015) Disusun oleh: TIM KEM RINBESIHAT Kupang, 18 Mei 2015 1. SITUASI AWAL KAWASAN NO ITEM

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLipDESA BANTALANKECAMATAN SUNGAI PERAK KABUPATEN INDRAGIRI HILIR. (Kamis,14 Mei 2015)

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLipDESA BANTALANKECAMATAN SUNGAI PERAK KABUPATEN INDRAGIRI HILIR. (Kamis,14 Mei 2015) LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLipDESA BANTALANKECAMATAN SUNGAI PERAK KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (Kamis,14 Mei 2015) FOTO IKON KAWASAN PRA KEM FOTO IKON KAWASAN PASCA KEM Disusun oleh: PADIL, ST,

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA NUSA KECAMATAN AMANUBAN BARAT KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN. (Jumat, 15 Mei 2015)

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA NUSA KECAMATAN AMANUBAN BARAT KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN. (Jumat, 15 Mei 2015) LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA NUSA KECAMATAN AMANUBAN BARAT KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN (Jumat, 15 Mei 2015) Di belakang pak Dudi dan pak Roni, masyarakat berjalan kaki memikul barang

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA DESA KECAMATAN SINTOGA KABUPATEN PADANG PARIAMAN. (Sabtu, Tanggal 10 Mei 2015)

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA DESA KECAMATAN SINTOGA KABUPATEN PADANG PARIAMAN. (Sabtu, Tanggal 10 Mei 2015) LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA DESA KECAMATAN SINTOGA KABUPATEN PADANG PARIAMAN (Sabtu, Tanggal 10 Mei 2015) FOTO IKON KAWASAN PRA KEM FOTO IKON KAWASAN PASCA KEM Lahan awal Lahan sayuran

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA NIFUBOKE KECAMATAN NOEMUTI KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA. (Selasa, 19 Mei 2015)

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA NIFUBOKE KECAMATAN NOEMUTI KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA. (Selasa, 19 Mei 2015) LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA NIFUBOKE KECAMATAN NOEMUTI KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA (Selasa, 19 Mei 2015) Sebagian Kondisi awal lahan Kebun Buah Naga Disusun oleh: TIM KEM NIFUBOKE

Lebih terperinci

Disusun oleh FLipMAS BADUY Wilayah Banten

Disusun oleh FLipMAS BADUY Wilayah Banten LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA TEGAL WANGI KECAMATAN MENES KABUPATEN PANDEGLANG (Minggu, 17 Mei 2015) KAMPUNG KORANJI DESA TEGAL WANGI KECAMATAN MENES KAB. PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA KARANGANYAR KECAMATAN PURWANEGARA KABUPATEN BANJARNEGARA. (Jumat, Tanggal 15 Mei 2015)

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA KARANGANYAR KECAMATAN PURWANEGARA KABUPATEN BANJARNEGARA. (Jumat, Tanggal 15 Mei 2015) LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA KARANGANYAR KECAMATAN PURWANEGARA KABUPATEN BANJARNEGARA (Jumat, Tanggal 15 Mei 2015) Lahan KEM Karanganyar berupa lahan terbengkelai Lahan KEM Karanganyar

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA KALIMPORO KECAMATAN BANGKALA KABUPATEN JENEPONTO SULAWESI SELATAN. (Hari Sabtu, 18 Mei 2015)

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA KALIMPORO KECAMATAN BANGKALA KABUPATEN JENEPONTO SULAWESI SELATAN. (Hari Sabtu, 18 Mei 2015) LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA KALIMPORO KECAMATAN BANGKALA KABUPATEN JENEPONTO SULAWESI SELATAN (Hari Sabtu, 18 Mei 2015) FOTO IKON KAWASAN PRA KEM FOTO IKON KAWASAN PASCA KEM Kawasan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM. PERTAMINAFlip DESA MERDEN KEC. PURWANEGARA KABUPATEN BANJARNEGARA (Senin, 18 Mei 2015) Disusun oleh: PoedjiHaryanto

LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM. PERTAMINAFlip DESA MERDEN KEC. PURWANEGARA KABUPATEN BANJARNEGARA (Senin, 18 Mei 2015) Disusun oleh: PoedjiHaryanto LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM. PERTAMINAFlip DESA MERDEN KEC. PURWANEGARA KABUPATEN BANJARNEGARA (Senin, 18 Mei 2015) Lokasi jalan setapak Lokasi dengan jalan beton Disusun oleh: PoedjiHaryanto SEMARANG,

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM PERTAMINAFLip DESA GUMANTAR KECAMATAN KAYANGAN KABUPATEN LOMBOK UTARA (JUM AT, 15 MEI 2015)

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM PERTAMINAFLip DESA GUMANTAR KECAMATAN KAYANGAN KABUPATEN LOMBOK UTARA (JUM AT, 15 MEI 2015) LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM PERTAMINAFLip DESA GUMANTAR KECAMATAN KAYANGAN KABUPATEN LOMBOK UTARA (JUM AT, 15 MEI 2015) FOTO IKON KAWASAN PRA KEM FOTO IKON KAWASAN PASCA KEM Kondisi awal lokasi KEM,

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM PERTAMINAFLip DESA SUMLILI KECAMATAN KUPANG BARAT KABUPATEN KUPANG. (Minggu, 31 Mei 2015)

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM PERTAMINAFLip DESA SUMLILI KECAMATAN KUPANG BARAT KABUPATEN KUPANG. (Minggu, 31 Mei 2015) LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM PERTAMINAFLip DESA SUMLILI KECAMATAN KUPANG BARAT KABUPATEN KUPANG (Minggu, 31 Mei 2015) Foto kegiatan Penanaman Anakan Pisang di KEM Peninjauan Lahan Hortikultura di lokasi

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA UTAURANO KECAMATAN TABUKAN UTARA KABUPATEN KEPL. SANGIHE (Minggu, 17 Mei 2015)

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA UTAURANO KECAMATAN TABUKAN UTARA KABUPATEN KEPL. SANGIHE (Minggu, 17 Mei 2015) LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA UTAURANO KECAMATAN TABUKAN UTARA KABUPATEN KEPL. SANGIHE (Minggu, 17 Mei 2015) Lahan sebelum diolah Lahan setelah diolah ditanami tomat, terong, dan sayuran

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA PUDAK KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUAROJAMBI. (Sabtu, 16 Mei 2015)

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA PUDAK KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUAROJAMBI. (Sabtu, 16 Mei 2015) LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA PUDAK KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUAROJAMBI (Sabtu, 16 Mei 2015) Sebelum Adanya KEM Setelah Adanya KEM Disusun oleh: FW KAJANGLAKO Kota Jambi, 16 Mei

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM PERTAMINAFLip DESA PARTUNGKO NAGINJANG, KECAMATAN HARIAN, KABUPATEN SAMOSIR. (Senin, 18 Mei 2015)

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM PERTAMINAFLip DESA PARTUNGKO NAGINJANG, KECAMATAN HARIAN, KABUPATEN SAMOSIR. (Senin, 18 Mei 2015) LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM PERTAMINAFLip DESA PARTUNGKO NAGINJANG, KECAMATAN HARIAN, KABUPATEN SAMOSIR (Senin, 18 Mei 2015) PRA KEM PASCA KEM Lahan Marginal Tidak Produktif Lahan Marginal Jadi Produktif

Lebih terperinci

MACAM-MACAM KOLAM IKAN DIPEKARANGAN

MACAM-MACAM KOLAM IKAN DIPEKARANGAN MACAM-MACAM KOLAM IKAN DIPEKARANGAN PENDAHULUAN Pekarangan adalah sebidang tanah yang terletak di sekitar rumah dan umumnya berpagar keliling. Di atas lahan pekarangan tumbuh berbagai ragam tanaman. Bentuk

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Ir. Bambang

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INVESTASI

LAPORAN KINERJA INVESTASI LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA KARANG ANYAR KECAMATAN SUMBER MARGA TELANG KABUPATEN BANYUASIN SUMATERA SELATAN (Jumat, 15 Mei 2015) FOTO IKON KAWASAN PRA KEM FOTO IKON KAWASAN PASCA KEM

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

TABEL T-VI.C.10 RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2016 DAN PRAKIRAAN MAJU TAHUN... PEMERINTAH KABUPATEN PRABUMULIH

TABEL T-VI.C.10 RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2016 DAN PRAKIRAAN MAJU TAHUN... PEMERINTAH KABUPATEN PRABUMULIH TABEL T-VI.C.10 RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2016 DAN PRAKIRAAN MAJU TAHUN... PEMERINTAH KABUPATEN PRABUMULIH NAMA SKPD : DINAS PERKEBUNAN, PERTANIAN, PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG INTENSIFIKASI PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN PERKEBUNAN TAHUN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR. Edi Basuno Ikin Sadikin Dewa Ketut Sadra Swastika

LAPORAN AKHIR. Edi Basuno Ikin Sadikin Dewa Ketut Sadra Swastika LAPORAN AKHIR SURVEI PENDASARAN SOSIAL EKONOMI PROYEK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MISKIN MELALUI INOVASI DI KABUPATEN ENDE, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Edi Basuno Ikin Sadikin Dewa Ketut Sadra Swastika

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah: : Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah: : Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Desa Banjarsari terletak di Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah:

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip KELURAHAN BATU BERSURAT KECAMATAN XIII KOTO KAMPAR KABUPATEN KAMPAR. (Kamis, 14 Mei 2015)

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip KELURAHAN BATU BERSURAT KECAMATAN XIII KOTO KAMPAR KABUPATEN KAMPAR. (Kamis, 14 Mei 2015) LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip KELURAHAN BATU BERSURAT KECAMATAN XIII KOTO KAMPAR KABUPATEN KAMPAR (Kamis, 14 Mei 2015) Lokasi Awal KEM Lokasi KEM saat ini Disusun oleh: Padil S.T.,M.T Pekanbaru,

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA TABADAMAI KECAMATAN JAILOLO SELATAN KABUPATEN HALMAHERA BARAT. (Jum at, 15 Mei 2015)

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA TABADAMAI KECAMATAN JAILOLO SELATAN KABUPATEN HALMAHERA BARAT. (Jum at, 15 Mei 2015) LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA TABADAMAI KECAMATAN JAILOLO SELATAN KABUPATEN HALMAHERA BARAT (Jum at, 15 Mei 2015) Kawasan Pra KEM Kawasan Pasca KEM Disusun oleh: Tim KEM Tabadamai Ternate,

Lebih terperinci

Perkembangan Potensi Lahan Kering Masam

Perkembangan Potensi Lahan Kering Masam Perkembangan Potensi Lahan Kering Masam ANNY MULYANI Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (naskah ini disalin sesuai aslinya untuk kemudahan navigasi) (sumber : SINAR TANI

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49 29 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n T E N T A N G P E R M A K U L T U R S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n A PA ITU P ERMAKULTUR? - MODUL 1 DESA P ERMAKULTUR Desa yang dirancang dengan Permakultur mencakup...

Lebih terperinci

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB VI. PERSIAPAN LAHAN Rizka Novi Sesanti KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu :

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu : PROJECT DIGEST NAMA CLUSTER : Ternak Sapi JUDUL KEGIATAN : DISEMINASI INOVASI TEKNOLOGI pembibitan menghasilkan sapi bakalan super (bobot lahir > 12 kg DI LOKASI PRIMA TANI KABUPATEN TTU PENANGGUNG JAWAB

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DESA GEDANGAN. A. Letak Geografis, Batas dan Kondisi Wilayah. Purwodadi. Kabupaten Grobogan terletak pada sampai Bujur

IV. KEADAAN UMUM DESA GEDANGAN. A. Letak Geografis, Batas dan Kondisi Wilayah. Purwodadi. Kabupaten Grobogan terletak pada sampai Bujur IV. KEADAAN UMUM DESA GEDANGAN A. Letak Geografis, Batas dan Kondisi Wilayah Kabupaten grobogan salah satu wilayah yang secara terletak di Provinsi Jawa Tengah. Secara administratif Kabupaten Grobogan

Lebih terperinci

Siti Nurul Kamaliyah. SISTEM TIGA STRATA (Three Strata Farming System)

Siti Nurul Kamaliyah. SISTEM TIGA STRATA (Three Strata Farming System) Siti Nurul Kamaliyah SISTEM TIGA STRATA (Three Strata Farming System) DEFINISI Suatu cara penanaman & pemotongan rumput, leguminosa, semak & pohon shg HMT tersedia sepanjang rahun : m. hujan : rumput &

Lebih terperinci

<!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->pemeliharaan kakao. <!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->integrasi padi sawah dan ternak

<!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->pemeliharaan kakao. <!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->integrasi padi sawah dan ternak Hasil-hasil penelitian/pengkajian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian khususnya BPTP Sulawesi Tengah merupakan paket teknologi spesifik lokasi yang selanjutnya perlu disebarkan kepada pada ekosistem

Lebih terperinci

RENCANA OPERASI PENYINGKIR HALANGAN (BROP) PEMBUATAN DEMPLOT KEBUN TERPADU

RENCANA OPERASI PENYINGKIR HALANGAN (BROP) PEMBUATAN DEMPLOT KEBUN TERPADU RENCANA OPERASI PENYINGKIR HALANGAN (BROP) PEMBUATAN DEMPLOT KEBUN TERPADU YAYASAN SEKA APRIL 2009 RANGKUMAN EKSEKUTIF Apa: Untuk mengurangi ancaman utama terhadap hutan hujan dataran rendah yang menjadi

Lebih terperinci

Prosiding Perencanaan Wilayah dan Kota ISSN:

Prosiding Perencanaan Wilayah dan Kota ISSN: Prosiding Perencanaan Wilayah dan Kota ISSN: 2460-6480 Arahan Pemanfaatan Lahan Kritis Pasca Tambang Pasir di Desa Ranji Kulon Kecamatan Kasokandel Agar Dapat Mengembalikan Produktifitas dan Nilai Ekonomis

Lebih terperinci

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Penataan Ruang Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Kawasan peruntukan hutan produksi kawasan yang diperuntukan untuk kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL)

Lebih terperinci

POHON KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

POHON KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN POHON KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN SASARAN 1 : Meningkatkan ketersediaan pangan utama (food availability) SASARAN : INDIKATOR KINERJA : KINERJA PROGRAM : INDIKATOR KINERJA :

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar Bupati Murung Raya Kata Pengantar Perkembangan daerah yang begitu cepat yang disebabkan oleh semakin meningkatnya kegiatan pambangunan daerah dan perkembangan wilayah serta dinamisasi masyarakat, senantiasa

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian Km. 6,5 Bengkulu 38119 PENDAHULUAN Hingga saat ini, upaya mewujudkan ketahanan

Lebih terperinci

KID Jenggik Utara: Memenuhi Kebutuhan Air Masyarakat Tani di Desa

KID Jenggik Utara: Memenuhi Kebutuhan Air Masyarakat Tani di Desa KID Jenggik Utara: Memenuhi Kebutuhan Air Masyarakat Tani di Desa Masyarakat Desa Jenggik Utara sudah lama mendambakan bendung/embung untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan air baik untuk keperluan pertanian

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian 60 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian Daerah penelitian terletak di Desa Fajar Asri Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah. Desa Fajar Asri

Lebih terperinci

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM SESUAI RPJMD BESERTA PERMASALAHAN DAN SOLUSI

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM SESUAI RPJMD BESERTA PERMASALAHAN DAN SOLUSI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM SESUAI RPJMD 0-06 BESERTA PERMASALAHAN DAN SOLUSI NO II URUSAN PILIHAN PERTANIAN Program Pengembangan Agribisnis Kinerja Program Meningkatnya aktivitas ekonomi regional

Lebih terperinci

PENGENALAN TEKNIK USAHATANI TERPADU DI KAWASAN EKONOMI MASYARAKAT DESA PUDAK

PENGENALAN TEKNIK USAHATANI TERPADU DI KAWASAN EKONOMI MASYARAKAT DESA PUDAK PENGENALAN TEKNIK USAHATANI TERPADU DI KAWASAN EKONOMI MASYARAKAT DESA PUDAK 1 Hutwan Syarifuddin, 1 Wiwaha Anas Sumadja, 2 Hamzah, 2 Elis Kartika, 1 Adriani, dan 1 Jul Andayani 1. Staf Pengajar Fakultas

Lebih terperinci

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun Tabel 5. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun 3-8 VISI MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SATUAN AWAL TARGET INDIKATOR 3 4 5 6 7 8 8 3 4 5 6 7 8 9 3 4 TERWUJUDNYA TEMANGGUNG

Lebih terperinci

PERANAN PKK DALAM MENDUKUNG PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI SUMBER GIZI KELUARGA. Oleh: TP. PKK KABUPATEN KARANGANYAR

PERANAN PKK DALAM MENDUKUNG PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI SUMBER GIZI KELUARGA. Oleh: TP. PKK KABUPATEN KARANGANYAR PERANAN PKK DALAM MENDUKUNG PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI SUMBER GIZI KELUARGA Oleh: TP. PKK KABUPATEN KARANGANYAR LATAR BELAKANG Lebih dari 50 % dari total penduduk indonesia adalah wanita (BPS,

Lebih terperinci

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON No. Potensi Data Tahun 2009 Data Tahun 2010*) 1. Luas lahan pertanian (Ha) 327 327

Lebih terperinci

PROVINSI SUMATERA SELATAN WALIKOTA PAGAR ALAM PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR TAHUN 2016

PROVINSI SUMATERA SELATAN WALIKOTA PAGAR ALAM PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR TAHUN 2016 PROVINSI SUMATERA SELATAN WALIKOTA PAGAR ALAM PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013 1 PETUNJUK PELAKSANAAN

Lebih terperinci

SURVEI PENDASARAN SOSIAL EKONOMI PROYEK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MISKIN MELAUI INOVASI (P4M2I)

SURVEI PENDASARAN SOSIAL EKONOMI PROYEK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MISKIN MELAUI INOVASI (P4M2I) SURVEI PENDASARAN SOSIAL EKONOMI PROYEK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MISKIN MELAUI INOVASI (P4M2I) Dr. Dewa K. S. Swastika Dr. Bambang Irawan Ir. Herman Supriadi, MS Dr. Edi Basuno Ir. Endang L. Hastuti,

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI

LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI Istiyarto Ismu Manager Kampanye Bali Barat Pengantar Strategi penyingkir halangan yang diterapkan oleh Yayasan Seka dalam rangka penyelamatan habitat Jalak Bali (Leucopsar

Lebih terperinci

DAFTAR BIDANG KELOMPOK KEGIATAN APBD DESA

DAFTAR BIDANG KELOMPOK KEGIATAN APBD DESA DAFTAR BIDANG KELOMPOK KEGIATAN APBD DESA Kode Uraian 1 BIDANG PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA 1 1 Operasional Pemerinthan Desa 1 1 1 Penghasilan Tetap dan Tunjangan 1 1 2 Operasional Perkantoran 1 1

Lebih terperinci

ii KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, BPS Kabupaten Teluk Bintuni telah dapat menyelesaikan publikasi Distrik Weriagar Dalam Angka Tahun 203. Distrik Weriagar

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM INTENSIFIKASI PERTANIAN KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2015

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM INTENSIFIKASI PERTANIAN KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2015 BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM INTENSIFIKASI PERTANIAN KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENDEKATAN TEORI

BAB II KERANGKA PENDEKATAN TEORI BAB II KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Gambaran Umum Lahan Kering Tantangan penyediaan pangan semakin hari semakin berat. Degradasi lahan dan lingkungan, baik oleh gangguan manusia maupun

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdesaan (rural) didefenisikan sebagai wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai

Lebih terperinci

M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN

M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN Menghias rumah tinggal dengan tanaman hias? Itu sudah biasa. Lain halnya yang dilakukan para ibu anggota Kelompok Wanita Tani

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Anggaran : 208 Formulir RKA SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan : 3. 03 Urusan Pilihan Pertanian Organisasi : 3. 03. 0 Ketahanan

Lebih terperinci

PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS KABUPATEN MURUNG RAYA TAHUN ANGGARAN 2014 INDIKATOR KEGIATAN

PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS KABUPATEN MURUNG RAYA TAHUN ANGGARAN 2014 INDIKATOR KEGIATAN PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS KABUPATEN MURUNG RAYA TAHUN ANGGARAN 2014 SKPD : DINAS PERTANIAN, PETERNAKAN DAN PERIKANAN NO NAMA PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATOR KEGIATAN PLAFON ANGGARAN LOKASI SUMBER KELUARAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA SKPD) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK TAHUN ANGGARAN 2014

RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA SKPD) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK TAHUN ANGGARAN 2014 RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA SKPD) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK TAHUN ANGGARAN 2014 No. Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program Kegiatan Lokasi Volume APBN

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET PROGRAM KEGIATAN ALOKASI ANGGARAN (RP)

LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET PROGRAM KEGIATAN ALOKASI ANGGARAN (RP) LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET KEGIATAN ALOKASI ANGGARAN (RP) SUMBER DANA (INTERNAL DAN EKSTERNAL) 1 Meningkatnya layanan masyarakat tanbunakhut

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG, KACANG HIJAU DAN SAPI DALAM MODEL KELEMBAGAAN PETANI, PERMODALAN DAN PEMASARAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG, KACANG HIJAU DAN SAPI DALAM MODEL KELEMBAGAAN PETANI, PERMODALAN DAN PEMASARAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG, KACANG HIJAU DAN SAPI DALAM MODEL KELEMBAGAAN PETANI, PERMODALAN DAN PEMASARAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Yohanes Leki Seran Yusuf Helena PENDAHULUAN Komoditas yang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa wukirsari merupakan salah satu Desa dari total 4 Desa yang berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa Wukirsari yang berada sekitar

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM PERTAMINAFLip DESA MUSI KECAMATAN KALONGAN KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD (Sabtu 16 Mei Mei 2015)

LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM PERTAMINAFLip DESA MUSI KECAMATAN KALONGAN KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD (Sabtu 16 Mei Mei 2015) LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM PERTAMINAFLip DESA MUSI KECAMATAN KALONGAN KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD (Sabtu 16 Mei Mei 2015) FOTO IKON KAWASAN PRA KEM FOTO IKON KAWASAN PASCA KEM Kondisi awal lahan (marginal)

Lebih terperinci

BAGIAN PEREKONOMIAN DINAS PERTANIAN ,95 JUMLAH

BAGIAN PEREKONOMIAN DINAS PERTANIAN ,95 JUMLAH II. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 01. A. KEBIJAKAN PROGRAM Pada Urusan pilihan Pertanian diarahkan pada Peningkatan produksi pertanian dan pemberdayaan petani lokal serta peningkatan akses modal dan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Letak Geografis Kabupaten Sleman Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110⁰ 13' 00" sampai dengan 110⁰ 33' 00" Bujur Timur, dan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PRODUKSI TANAMAN PADI DAN PALAWIJA NTT (ANGKA TETAP 2009 DAN ANGKA RAMALAN II 2010) No. 03/07/53/Th.XIII, 1 Juli 2010 PUSO NTT 2010 MENGHAMBAT PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN PETERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN PETERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN PETERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI HIJAUAN PAKAN TERNAK DI DESA MARENU, TAPANULI SELATAN

TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI HIJAUAN PAKAN TERNAK DI DESA MARENU, TAPANULI SELATAN TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI HIJAUAN PAKAN TERNAK DI DESA MARENU, TAPANULI SELATAN RIJANTO HUTASOIT Loka Penelitan Kambing Potong, P.O. Box 1 Galang, Medan RINGKASAN Untuk pengujian terhadap tingkat adopsi

Lebih terperinci

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Agroekonomi Kabupaten Garut Kabupaten Garut memiliki 42 kecamatan dengan luas wilayah administratif sebesar 306.519 ha. Sektor pertanian Kabupaten

Lebih terperinci

Perkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung

Perkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung Perkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung Siwi Purwanto Direktorat Budi Daya Serealia, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan PENDAHULUAN Jagung (Zea mays) merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB II TUGAS PEMBANTUAN

BAB II TUGAS PEMBANTUAN BAB II TUGAS PEMBANTUAN Upaya pemerintah untuk melaksanakan pembangunan yang bermuara kepada kesejahteraan rakyat semakin meningkat. Penyerahan wewenang urusan pemerintahan kepada daerah otonom untuk mengatur

Lebih terperinci

Sosialisasi Undang-Undang 41/2009 beserta Peraturan Perundangan Turunannya

Sosialisasi Undang-Undang 41/2009 beserta Peraturan Perundangan Turunannya Sosialisasi Undang-Undang 41/2009 beserta Peraturan Perundangan Turunannya Latar Belakang Permasalahan yang menghadang Upaya pencapaian 10 juta ton surplus beras di tahun 2014 : Alih fungsi lahan sawah

Lebih terperinci

Johanis A. Jermias; Vinni D. Tome dan Tri A. Y. Foenay. ABSTRAK

Johanis A. Jermias; Vinni D. Tome dan Tri A. Y. Foenay.    ABSTRAK PEMANFAATAN GULMA SEMAK BUNGA PUTIH (Chromolaena odorata) SEBAGAI BAHAN PEMBUAT PUPUK ORGANIK BOKHASI DALAM RANGKA MENGATASI PENYEMPITAN PADANG PEMGGEMBALAAN DAN MENCIPTAKAN PERTANIAN TERPADU BERBASIS

Lebih terperinci

KETAHANAN PANGAN: KEBIJAKAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL

KETAHANAN PANGAN: KEBIJAKAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL KETAHANAN PANGAN: KEBIJAKAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL UU NO 7 TH 1996: Pangan = Makanan Dan Minuman Dari Hasil Pertanian, Ternak, Ikan, sbg produk primer atau olahan Ketersediaan Pangan Nasional (2003)=

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN PETERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN PETERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN PETERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 1

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 1 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN KUPANG Bagian Pertama Dinas Pasal 1 Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Perkebunan Dan Kehutanan mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 28 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN KABUPATEN PACITAN

RENCANA KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN KABUPATEN PACITAN SASARAN 1 2 3 4 5 6 7 8 Prosentase layanan 100% Program Pelayanan Peningkatan dan Pengelolaan Input : Dana Rp 1.004.854.000,00 adminstrasi Administrasi Perkantoran Administrasi Perkantoran : Terpenuhinya

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara agraris memiliki hasil pertanian yang sangat berlimpah. Pertanian merupakan sektor ekonomi yang memiliki posisi penting di Indonesia. Data Product

Lebih terperinci

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia Mata Pencaharian Penduduk Indonesia Pertanian Perikanan Kehutanan dan Pertambangan Perindustrian, Pariwisata dan Perindustrian Jasa Pertanian merupakan proses untuk menghasilkan bahan pangan, ternak serta

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA KEPUHSARI KECAMATAN MANYARAN KABUPATEN WONOGIRI (Sabtu, 16 Mei 2015)

LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA KEPUHSARI KECAMATAN MANYARAN KABUPATEN WONOGIRI (Sabtu, 16 Mei 2015) LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA KEPUHSARI KECAMATAN MANYARAN KABUPATEN WONOGIRI (Sabtu, 16 Mei 2015) FOTO IKON KAWASAN PRA KEM FOTO IKON KAWASAN PASCA KEM Keterangan Foto Foto icon kawasan

Lebih terperinci

Kode Rekening Kode Program. Perkiraan Waktu no. Lokasi Perkiraan Biaya Sumber Dana Pelaksanaan Kode Kegiatan 1

Kode Rekening Kode Program. Perkiraan Waktu no. Lokasi Perkiraan Biaya Sumber Dana Pelaksanaan Kode Kegiatan 1 PEMERINTAH KABUPATEN SEKA DINAS PERTANIAN PERIKANAN DAN PETERNAKAN Jl. Merdeka Timur KM. 09 Sekadau No. Telp. (0564) 2042064 KOMPLEK KANTOR BUPATI SEKA RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG DAN JASA Nomor.027

Lebih terperinci

2013, No.6 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini, yang dimaksud dengan: 1. Pemberdayaan Peternak adalah segala upaya yang dila

2013, No.6 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini, yang dimaksud dengan: 1. Pemberdayaan Peternak adalah segala upaya yang dila No.6, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LINGKUNGAN HIDUP. Peternak. Pemberdayaan. Hewan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5391) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga VI. ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Ketersediaan Input Dalam mengusahakan ternak sapi ada beberapa input yang harus dipenuhi seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. transportasi, Wisata air, olah raga dan perdagangan. Karena kondisi lahan dengan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. transportasi, Wisata air, olah raga dan perdagangan. Karena kondisi lahan dengan 252 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Perairan Sagara Anakan memiliki potensi yang besar untuk dikelola, karena berfungsi sebagai tempat pemijahan biota laut, lapangan kerja, transportasi,

Lebih terperinci

geografi Kelas X PEDOSFER III KTSP & K-13 H. SIFAT KIMIA TANAH a. Derajat Keasaman Tanah (ph)

geografi Kelas X PEDOSFER III KTSP & K-13 H. SIFAT KIMIA TANAH a. Derajat Keasaman Tanah (ph) KTSP & K-13 Kelas X geografi PEDOSFER III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami sifat kimia tanah. 2. Memahami vegetasi tanah. 3. Memahami

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan :

MEMUTUSKAN : Menetapkan : SALINAN BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DI KABUPATEN BINTAN

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

Lebih terperinci