Perlindungan Konsumen Atas Keamanan Penggunaan Jasa Safe Deposit Box (SDB)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perlindungan Konsumen Atas Keamanan Penggunaan Jasa Safe Deposit Box (SDB)"

Transkripsi

1 Perlindungan Konsumen Atas Keamanan Penggunaan Jasa Safe Deposit Box (SDB) Terkait Klausula Baku : Studi Kasus Gugatan Ganti Rugi Atas Hilangnya Perhiasan di Safe Deposit Box (SDB) Pada PT. Bank Internasional Indonesia Tbk, (BII) Dilly Novandi Fakultas Hukum Universitas Indonesia Abstrak Salah satu fungsi dan tugas bank umum sesuai Undang-Undang tentang Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan adalah dapat melakukan penitipan barang dan surat berharga yang disebut dengan Safe Deposit Box (SDB). Pelayanan jasa perbankan Safe Deposit Box (SDB) ini berguna untuk membantu masyarakat dalam mengamankan barang, perhiasan, dokumen surat berharga, logam mulia, dan barang-barang berharga lainnya, yang dilakukan dengan cara melalui perjanjian sewa penyewa antara bank sebagai pelaku usaha dengan nasabah (konsumen). Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan pengkajian tentang perlunya perlindungan konsumen atas keamanan jasa Safe Deposit Box (SDB) yang mencantumkan klausula baku dalam perjanjian sewa menyewa pada bank. Pelaksanaan perjanjian sewa menyewa Safe Deposit Box (SDB) dimaksud dilakukan pada PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk (BII). Penelitian ini bersifat deskriptif analisis dengan pendekatan juridis normatif tentang pelaksanaan perjanjian sewa menyewa Safe Deposit Box (SDB). Pengumpulan data dilakukan secara penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan yang terkait dengan pelaksanaan Safe Deposit Box(SDB) dan nasabah pengguna Safe Deposit Box (SDB). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Safe Deposit Box (SDB) oleh nasabah yang kehilangan barang simpanannya dan menuntut ganti rugi pada bank perlu mendapat perlindungan sesuai dengan amanah yang tertuang dalam ketentuan Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Perjanjian sewa menyewa Safe Deposit Box (SDB) pada PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk (BII) memuat antara lain tentang hak dan kewajiban bagi pelaku usaha dan konsumen (nasabah) yang telah dibuat oleh pihak bank dalam bentuk perjanjian baku (klausula baku). Selain itu kurangnya informasi dan pengetahuan masyarakat tentang keamanan penggunaan Safe Deposit Box (SDB) serta perlindungan hukum bagi nasabah penguna jasa Safe Deposit Box (SDB). Kata kunci: Sewa Menyewa; Safe Deposit Box (SDB); Jasa Perbankan; Keamanan. Title in English Abstract One of the functions and duties of commercial banks according to the Law of Banking No. 7 of 1992 as amended by Law No. 10 of 1998 concerning Amendment to Law No. 7 of 1992 concerning Banking is able to care for goods and securities called Safe Deposit Box (SDB). Banking services Safe Deposit Box (SDB) is useful to assist communities in securing goods, jewelry, documents, securities, precious metals and other valuables, which made its way through the tenant lease agreements between banks as businesses with customers (consumers). Under these conditions, conducted an assessment of the need for consumer protection for the security services of Safe Deposit Box (SDB) which includes standard clause in the lease agreement at the bank. Execution of the lease agreement Safe Deposit Box (SDB) is performed on the PT. Bank Internasional Indonesia Tbk (BII). This study is a descriptive analysis of the normative juridical approach on the implementation of the lease agreement Safe Deposit Box (SDB). The data was collected in the research literature and field research related to the implementation of the Safe Deposit Box (SDB) and client users Safe Deposit Box (SDB). The results showed that the use of Safe Deposit Box (SDB) by the customers who lost their savings goods and claim 1

2 damages on the bank needs to be protected in accordance with the mandate set forth in the provisions of Law No. 8 of 1999 on Consumer Protection. Lease agreement Safe Deposit Box (SDB) in PT. Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) contains, among others, about the rights and obligations for businesses and consumers (customers) have been made by the bank in the form of standard contract (standard agreement). In addition to the lack of information and knowledge about the safe use of the Safe Deposit Box (SDB) as well as legal protection for customer service users Safe Deposit Box (SDB). Keywords: Lease; Safe Deposit Box (SDB); Banking Services; Security. Pendahuluan Undang Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999 merupakan titik balik kesadaran pentingnya perlindungan konsumen sebagai faktor penentu keberhasilan kegiatan ekonomi di masyarakat khususnya di Indonesia, dimana keberhasilan ekonomi ini diukur dari seberapa jauh aktivitas pelaku usaha yang menghasilkan barang dan atau jasa yang berkualitas dan dibuat dengan produksi yang singkat, murah dan efisien. Hal ini di atur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang menegaskan adanya kondisi yang seimbang dalam pemenuhan kepentingan baik pihak Konsumen maupun pihak Pelaku Usaha dan tak lupa pihak Pemerintah sesuai ketentuan Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Keseimbangan perlindungan konsumen dengan pelaku usaha, dapat dicapai dengan meningkatkan perlindungan terhadap konsumen, karena posisi pelaku usaha yang selama ini lebih kuat dari pada konsumen. 1 Keadaan ini berarti ketiga pihak harus dilindungi secara seimbang tidak diperbolehkan hanya menitikberatkan atau mengutamakan satu pihak saja tetapi ketiga-tiganya harus diposisikan seimbang. Tidaklah mudah dalam memahami prinsip keseimbangan tersebut mengingat undang-undang ternyata menegaskan satu pihak yang dilindungi yaitu konsumen. Usaha untuk menyeimbangkan kedudukan antara konsumen dengan pelaku usaha dalam Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dilakukan dengan menentukan hak dan kewajiban konsumen dan hak, kewajiban dan tanggung jawab pelaku usaha serta pelarangan klausula baku tertentu dalam suatu perjanjian sewa menyewa. Perbankan sebagai lembaga keuangan memegang peranan penting dalam proses pembangunan nasional. Hal ini membuatnya sarat akan pengaturan baik melalui peraturan perundang-undangan di bidang perbankan sendiri maupun perundang-undangan lain yang terkait, seperti Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen juga sangat terkait khususnya dalam hal perlindungan hukum bagi nasabah bank selaku konsumen. Produk jasa perbankan pada setiap bank yang berada di Indonesia cenderung memberlakukan aturan yang sama, namun ada kalanya dalam hal ini pihak Bank Indonesia (BI) memberikan kebijakan terhadap masing-masing bank. Kebijakan ini tercermin dalam perjanjian sewa menyewa penyimpanan atau sering disebut Safe Deposit Box (SDB) dimana setiap bank memiliki standar yang berbeda pada setiap bank. Pada kasus perjanjian Sewa Menyewa Safe Deposit Box (SDB) terkait klausula baku: kasus gugatan ganti rugi atas hilangnya perhiasan di Safe Deposit Box (SDB) pada PT. Bank 1 Ahmadi. Miru, Prinsip-Prinsip Perlindungan Hukum Bagi Konsumen di Indonesia, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011), Hal

3 Internasional Indonesia, Tbk (BII) oleh konsumen yang bernama Ishwar Manwani yang mengajukan gugatan ganti kerugian yang diderita atas hilangnya perhiasan yang disimpan menjadi uraian tersendiri bagi Undang Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Dimana Ishwar Manwani menuntut ganti kerugian atas hilangnya perhiasan yang simpan dan dikelola oleh pihak PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk (BII) yang menggugatnya dengan dasar Pasal 1366 jo Pasal 1367 KUHPerdata serta Pasal 4 Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen terkait Hak dan Kewajiban Konsumen sesuai surat pengajuan perkara ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan Putusan Nomor 21/Pdt.G/2009/PN.JKT.PST dan dikuatkan dengan Putusan Banding Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Nomor Perkara 96/Pdt/2010/PT.DKI serta berakhir dengan Putusan Kasasi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 897 K/Pdt/2011 tanggal 23 September Gugatan Ishwar Manwani tersebut yang merupakan pengusaha properti keturunan India terhadap PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk (BII) atas hilangnya barang di Safe Deposit Box (SDB) tidak dikabulkan oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan Putusan Nomor 21/Pdt.G/2009/PN.JKT.PST dan dikuatkan dengan Putusan Banding Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Nomor Perkara 96/Pdt/2010/PT.DKI serta Putusan Kasasi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 897 K/Pdt/2011 tanggal 23 September 2011 yang menilai isi Safe Deposit Box (SDB) sulit dibuktikan, sehingga sulit untuk menentukan ganti rugi. Pokok Permasalahan Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, maka pokok permasalahan yang akan diteliti menurut penulis adalah masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah perlindungan terhadap konsumen Safe Deposit Box (SDB) berdasarkan peraturan perundang-undangan yang ada? 2. Apakah Putusan Pengadilan Negeri Nomor: 021/Pdt.G//2009 sudah tepat dan sesuai dengan Undang Undang Perlindungan Konsumen? Tujuan Penelitian Penulisan ini dibuat dengan tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana perlindungan terhadap konsumen yang menggunakan jasa Safe Deposit Box (SDB) pada PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk (BII) sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku; 2. Menganalisis dasar pertimbangan hukum yang dituangkan dalam putusan Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, apakah sudah tepat dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku khususnya Undang Undang Perlindungan Konsumen. 3

4 Metode Penulisan Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah penulisan hukum dengan pendekatan yuridis normatif dengan menggunakan data sekunder sebagai sumber utama dan menggunakan spesifikasi penelitian yang digunakan bersifat deskriptif analitis, yaitu memberi gambaran fakta-fakta disertai analisis yang akurat tentang peraturan perundang-undangan yang berlaku dihubungkan dengan teori-teori. Latar Belakang dan Kasus Posisi Pada kasus ini ini bermula dari seorang nasabah atau disebut sebagai konsumen yang bernama Ishwar Manwani adalah Warga Negara Indonesia bertempat tinggal di Jalan H. Agus Salim No.37 RT. 003 RW.001 Kelurahan Kebon Sirih, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri atau disebut sebagai konsumen yang mengikatkan diri melakukan perjanjian sewa menyewa Safe Deposit Box (SDB) dengan pihak perbankan dalam hal ini pihak PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk (BII) atau disebut sebagai pelaku usaha, yang berkedudukan di Plaza BII, Tower II Jalan MH Thamrin No, 51 Jakarta Pusat. Dimana kedua belah pihak dengan ini menyatakan sepakat dan setuju untuk mengadakan perjanjian sewa menyewa Safe Deposit Box (SDB) dengan menetapkan ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat sebagai mana telah ditentukan dalam formulir dalam bentuk klausula baku yang telah dipersiapkan terlebih dahulu oleh pihak PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk (BII) yang diwakili oleh seorang yang bernama Ari Z dalam hal ini bertindak dalam kedudukannya sebagai seorang Costumer Service (CS). Perjanjian sewa menyewa tersebut ditandatangani oleh para pihak pada tanggal 20 Oktober 2004 di kantor PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk (BII) yang berkedudukan di Plaza BII, Tower II Jalan MH Thamrin No, 51 Jakarta Pusat. Para pihak yaitu PT. Bank Internasionnal Indonesia, Tbk (BII) di dalam perjanjian sewa menyewa Safe Deposit Box (SDB) selanjutnya di sebut sebagai pihak Bank, sedangkan Ishwar Manwani dalam hal ini selanjutnya disebut pihak Penyewa. Di dalam isi perjanjian 4

5 sewa menyewa Safe Deposit Box (SDB) tersebut terdiri dari 5 (lima) pasal yang harus dipatuhi, adapun ketentuan pasal tersebut sebagai berikut: 2 a. Pasal 1, mengenai ketentuan Masa dan Harga Sewa, yang terdiri dari angka (1) sampai dengan angka (3); b. Pasal 2, mengenai ketentuan Uang Jaminan; c. Pasal 3, mengenai ketentuan Hak dan Kewajiban, yang terdiri dari angka (1) sampai dengan angka (15); d. Pasal 4, mengenai ketentuan Berakhirnnya Perjanjian, yang terdiri dari angka (1) sampai dengan angka (5); e. Terakhir Pasal 5, mengenai Hal-hal lain. Masalah terjadi diantara para pihak ini bermula terjadi pada 19 Desember Ketika itu Istri Ishwar Manwani datang ke PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk (BII) untuk mengambil barang simpanannya di Safe Deposit Box (SDB) No. DL1879. Namun ketika dicek perhiasannya sudah hilang, yang tersisa hanya surat berharga. Saat itu, istri Ishwar dan petugas PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk (BII) melihat dan menyaksikan bahwa kondisi box dalam keadaan rusak karena dibuka secara paksa. Setelah kejadian itu, Ishwar Manwani langsung mengisi form keluhan atas hilangnya barang simpanan. Form itu kemudian diserahkan ke petugas PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk (BII). Di hari yang sama, Ishwar Manwani juga melaporkan kehilangan itu ke Polda Metro Jaya berdasarkan laporan Polisi No. LP/3153/K/XII/2008/SPK Unit I. Lantaran kurang ditanggapi, tiga hari kemudian, penggugat juga melaporkan kasusnya ke Polres Jakarta Pusat berdasarkan Laporan Polisi No. Pol 1269/K/XII/2008/RES.JP tanggal 22 Desember Dimana Ishwar Manwani juga melayangkan gugatan perbuatan melawan hukum terhadap PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk (BII). Bank dinilai lalai dalam menjaga keamanan Safe Deposit Box (SDB) yang ada dalam pengawasan PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk (BII). Kelalaian itu dinilai sebagai perbuatan melawan hukum. Dalam gugatannya, Ishwar menuntut bank itu membayar ganti rugi materiel Rp (satu miliar tiga ratus lima puluh juta 2 Lihat Perjanjian Sewa Menyewa Safe Deposit Box pada Bank Internasional Indonesia yang ditandatangani oleh pihak Bank dan pihak Nasabah, di Jakarta pada tanggal 20 Oktober

6 rupiah) dan immateriil Rp (sepuluh milyar rupiah) atas hilangnya barangbarang berharga miliknya yang disimpan dalam kotak penyimpanan itu. 3 Dasar Gugatan Pada pokok perkara dinyatakan bahwa pelaku usaha dalam hal ini PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk (BII) telah melakukan perbuatan melanggar hukum (Onrecht matig daad), selain tuntutan gugatan ganti kerugian materiil dan immateriil, namun menurut Penggugat yang dituangkan dalam duduk perkaranya dasar gugatannya adalah sebagai berikut: a. Tidak menutup kemungkinan Safe Deposit Box (SDB) yang disewakan oleh Tergugat telah menjadi korban sindikat penjebol Safe Deposit Box (SDB) dan dapat dijebolnya Safe Deposit Box (SDB) tersebut akibat lemahnya fungsi kontrol dan pengawasan serta jeleknya mutu dari Safe Deposit Box (SDB) yang disewakan atau disediakan oleh Tergugat; b. Bahwa dengan lemahnya fungsi kontrol dan pengawasan serta jeleknya mutu dari Safe Deposit Box (SDB) yang disewakan oleh Tergugat, hilangnya barang-barang berharga milik nasabah atau penyewa khususnya milik penggugat harus menjadi tanggungjawab dari Tergugat sebagaimana diatur dalam pasal 1365 KUHPerdata dan Tergugat tidak begitu saja melepaskan tanggungjawabnya; c. Bahwa Tergugat cenderung untuk lepas tanggungjawab atas hilangnya secara paksa barang-barang berharga milik Penggugat yang disimpan di Safe Deposit Box (SDB) milik Tergugat, karena memang berdasarkan perjanjian sewa menyewa yang ditandatangani antara kedua belah pihak, dimana Tergugat tidak bertanggungjawab atas kecurian, kehilangan barang-barang yang disimpan oleh nasabah atau penyewa. 4 Dalam Pasal 1365 KUHPerdata, apabila kesalahan itu dilakukan baik dengan sengaja atau dilakukan karena suatu kealpaan, maka akibat hukumnya adalah sama yaitu bahwa pelaku usaha tetap bertanggung jawab untuk membayar kerugian yang diderita oleh penyewa. Dan yang dimaksudkan dengan kerugian dalam Pasal 1365 KUHPerdata tersebut adalah kerugian yang timbul sebagai akibat dari perbuatan melawan hukum. Pertimbangan Hakim Dalam pertimbangannya majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menyatakan bahwa: 3 Diunduh melalui diunggah tanggal 6/4/2012 pukul 11:36 Wib. 4 Ketentuan Pasal 3 angka (8) isi Perjanjian Sewa Menyewa Safe Deposit Box pada PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk (BII) yang ditandatangani pada 20 Oktober

7 - Menimbang bahwa majelis setelah mencermati secara seksama tentang gugatan penggugat, jawaban/eksepsi serta replik dan duplik yang diajukan dalam perkara a quo dan dengan memperhatikan pula bukti-bukti surat dan saksi yang diajukan oleh para pihak, maka menurut majelis hakim yang menjadi pokok permasalahan dalam perkara Penggugat dan Tergugat adalah mengenai tentang tuntutan Penggugat agar Tergugat membayar kerugian sebesar Rp (satu milyar tiga ratus lima puluh ribu rupiah); - Menimbang bahwa menurut majelis memang ada kerusakan pada Safe Deposit Box (SDB), dimana cara membuka ada kunci 2 disetiap pintu, satu dipegang nasabah atau penyewa dan satu lagi dipegang pihak Bank, berarti ada tindakan kurang pengamanan, sehingga mengakibatkan ada kehilangan barang-barang, namun barang apa saja yang hilang, Penggugat hanya menyebutkan rincian dalam gugatan tapi tidak ada bukti satu pun yang menyatakan barang-barang yang hilang adalah barang-barang yang tersebut dalam gugatan, sehingga sangat sulit bagi Majelis menentukan barang-barang yang hilang, karena tidak didaftar; - Menimbang bahwa dalam perjanjian disebutkan dalam Pasal 3 angka (8) dan angka (13) pada intinya menyebutkan bahwa Tergugat tidak bertanggungjawab atas kebenaran, kerusakan, perubahan dalam kwalitas, kehilangan dari barang-barang simpanan dari barang-barang simpanan milik Penggugat; - Menimbang bahwa perjanjian sewa menyewa Safe Deposit Box (SDB) antara pihak penyewa dengan pihak bank pada tanggal 20 Oktober 2004, dimana Tergugat tidak pernah mengatakan isi atau barang-barang milk Penggugat yang disimpan di dalam Safe Deposit Box (SDB) No. DL-1879 yang disewa oleh Penggugat dan Penggugat tidak berkewajiban untuk memberitahukan isi Safe Deposit Box (SDB) yang disewa itu kepada Tergugat (Bank BII, bagaimana sekiranya Safe Deposit Box (SDB) kosong lalu dikatakan berisi, tidak ada yang tahu kecuali yang mengisinya). Putusan Pengadilan Majelis Hakim setelah mencermati secara seksama gugatan penggugat, maka putusannya sebagai berikut: a. Putusan pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Berdasarkan uraian menurut majelis bahwa tuntutan Penggugat mengenai ganti kerugian haruslah ditolak. (sesuai dalam amar putusan) yaitu: - Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya; 7

8 - Menghukum penggugat untuk biaya perkara sebesar Rp (dua ratus delapan puluh satu ribu rupiah). b. Putusan pada Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Sesuai permohonan Pengadilan Tingkat Banding Penggugat, yang putusannya berisikan bahwa alasan-alasan dan pertimbangan hukum dalam putusan a qua tersebut sudah tepat dan benar sesuai dengan hukumnya oleh karenanya alasan-alasan dan pertimbangan hukum dari putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 21/Pdt.G/2009/PN.JKT.PST tanggal 18 Juni 2009 tersebut dapat disetujui dan diambil alih sebagai alasan dan pertimbangan majelis Hakim Tingkat Banding memutus perkara dan dalam pokok perkaranya dinyatakan menolak gugatan penggugat untuk seluruhnya. c. Putusan Kasasi Mahkamah Agung Dalam putusannya majelis Hakim menimbang bahwa terhadap alasan-alasan yang diajukan Penggugat, maka Mahkamah Agung berpendapat: - Menimbang, bahwa alasan-alasan kasasi tidak dapat dibenarkan, judex facti tidak salah menerapkan hukum. Pengadilan Tinggi dapat mengambil alih pendapat dan pertimbangan Pengadilan Negeri sebagai pertimbangan sendiri, lagi pula alasan-alasan tersebut mengenai penilaian hasil pembuktian yang bersifat pernghargaan tentang suatu kenyataan hal yang mana tidak dapat dipertimbangkan dalam pemeriksaan pada tingkat kasasi, karena pemeriksaan dalam tingkat kasasi hanya berkenaan dengan tidak dilaksanakan atau ada kesalahan penerapan hukum, adanya pelanggaran hukum yang berlaku, adanya kelalaian dalam memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan, yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang bersangkutan atau bila Pengadilan tidak berwenang atau melampaui batas kewenangannya, sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 30 Undang Undang Mahkamah Agung (Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 yang telah diubah dengan Undang Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang Undang Nomor 3 tahun 2009); - Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, lagi pula ternyata bahwa putusan judex facti dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum dan atau undang-undang, maka permohonan kasasi yang diajukan oleh pemohon kasasi Ishwar Manwni tersebut harus di tolak. (sesuai dalam amar putusan hakim). - Menimbang bahwa oleh akrena permohonan kasasi dari Pemohon kasasi ditolak, maka Pemhon Kasasi dihukum untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ini. 8

9 Majelis hakim tidak memberikan dasar hukum dalam pertimbangannya akan tetapi menurut majelis hakim pada hakekatnya klausula baku dalam perjanjian sewa menyewa Safe Deposit Box (SDB) tersebut merupakan perjanjian kesepakatan karena timbul dari ketidakbebasan pihak yang menerima klausul sebab manakala pihak yang akan menyewa Safe Deposit Box (SDB) tidak punya pilihan lain selain memilih semua pencantuman klausul yang diberikan oleh pihak perbankan. Perlindungan Terhadap Konsumen Safe Deposit Box (SDB) Perlindungan konsumen sebagaimana Pasal 1 ayat (1) Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 menyebutkan arti dari perlindungan konsumen yakni: segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi kepada konsumen. Sedangkan yang tidak kalah penting ialah Konsumen dalam Pasal 1 ayat (2), yakni setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Kata tidak diperdagangkan ini berarti konsumen yang dilindungi ialah konsumen tingkat akhir dan bukanlah konsumen yang berkesempatan untuk menjual kembali. Perjanjian sewa menyewa dengan syarat-syarat baku merupakan suatu perjanjian sewa menyewa yang memuat syarat-syarat tertentu sehingga terlihat lebih menguntungkan bagi pihak yang mempersiapkan pembuatannya, bentuk perjanjian dengan syarat-syarat baku ini umumnya dapat terdiri dalam bentuk dokumen dan dalam bentuk persyaratan-persyaratan dalam perjanjian atau sewa menyewa. 5 Perlindungan atas kepentingan konsumen dalam perjanjian sewa menyewa Safe Deposit Box (SDB) yang pada umumnya konsumen selalu berada dipihak yang dirugikan. Begitu banyak di dapat berita-berita yang mengungkapkan perbuatan curang pelaku usaha yang menimbulkan kerugian bagi konsumen, yang menimbulkan kerugian materiil maupun moril bagi konsumen. Penulis berpendapat bahwa perlindungan konsumen tidak semata-mata masalah orang perorangan saja sebagai individu, tetapi sebenarnya merupakan masalah bersama dan masalah nasional sebab pada dasarnya semua orang adalah konsumen, maka dari itu melindungi konsumen adalah melindungi semua orang dimana persoalan perlindungan hukum kepada konsumen adalah masalah hukum nasional juga. Dengan demikian, terkait dengan perlindungan hukum kepada konsumen berarti kita berbicara tentang keadilan bagi semua 5 Az. Nasution. Hukum Perlindungan Konsumen Suatu Pengantar, (Yogyakarta: Diadit Media, 2001), Hal

10 orang. Dimana hak untuk mendapatkan upaya penyelesaian hukum yang patut, hak ini tentunya dimaksudkan untuk memulihkan keadaan konsumen yang dirugikan akibat penggunaan produk/jasa dengan melalui jalur hukum. 6 Di dalam Perjanjian sewa menyewa Safe Deposit Box (SDB) menurut analisis penulis para pihak wajib memenuhi aturan penyusunan kontrak baku yang baik dan tidak bertentangan dengan hukum perdata, dimana dapat dijelaskan bahwa pengertian klausula baku adalah segala klausula yang dibuat secara sepihak dan berisi tentang pengalihan tanggung jawab dari satu pihak kepada pihak yang lain, sebagaimana ditentukan berdasarkan Pasal 18 Undang Uundang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Selanjutnya berdasarkan penjelasan Pasal 18 ayat (1) tersebut disebutkan bahwa tujuan dari pelarangan adalah sematamata untuk menempatkan kedudukan konsumen setara dengan pelaku usaha berdasarkan prinsip kebebasan berkontrak, akan tetapi pada kenyataanya di dalam klausula baku perjanjian sewa menyewa Safe Deposit Box (SDB) pada PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk (BII) yang tertuang di Pasal 3 angka (8) berisikan bahwa bank tidak bertanggung jawab atas kecurian, kehilangan atau rusaknya kunci yang disebabkan oleh Penyewa serta kebenaran dari barang-barang simpanan perubahan dalam kwalitas, hilang, rusak atau hal-hal lain, maka dapat diartikan bahwa isi perjanjian tersebut belum sesuai dengan hukum perlindungan konsumen ketentuan Pasal 19 Undang Undang Nomor 8 Tahun Seharusnya dalam perjanjian sewa menyewa tersebut Pelaku Usaha memberikan perlindungan berdasarkan Pasal 1550 Ayat (3) Kitab Undang Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) yaitu: Pihak yang menyewakan wajib memberi ketentraman kepada si penyewa menikmati barang yang disewa, selama perjanjian sewa berlangsung dan disisi lain terhadap resiko menurut penulis sesuai ketentuan di dalam Pasal 1553 Kitab Undang Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) kerugian akibat musnahnya obyek sewa karena suatu kejadian yang tidak disengaja menjadi beban pihak yang menyewakan sepenuhnya karena pihak ini sebagai pemilik objek sewa maka pihak yang menyewakan menanggung resiko, namun terhadap isi dari objek sewa merupakan milik si penyewa tetap menjadi tanggungan si penyewa. 7 Penulis menilai Safe Deposit Box (SDB) No. DL-1879 sebagai obyek sewa yang disewakan oleh pihak PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk (BII) memiliki kelemahan baik 6 Ahmadi, Miru. Prinsip-Prinsip Perlindungan Hukum Bagi Konsumen di Indonesia, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011), Hal R. Subekti, Aneka Perjanjian. Cetakan Kesepuluh, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1995), Hal.44 10

11 itu dari segi keamanan maupun dari segi lemahnya fungsi kontrol serta pengawasan dari pihak bank. Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari tinjauan perlindungan hukum terhadap gugatan ganti rugi atas hilangnya simpanan yang berada di Safe Deposit Box (SDB) pada PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk (BII). Sesuai dengan permasalahan yang dijelaskan sebelumnya maka untuk kesimpulan penelitian yang akan dicapai, penulis berpendapat sebagai berikut: 1. Perlindungan konsumen terhadap pengguna jasa perbankan berupa Safe Deposit Box (SDB) yang memuat adanya klausula baku yang tertuang dalam Pasal 3 angka (8) dan angka (13) dalam perjanjian sewa menyewa Safe Deposit Box (SDB) pada PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) yang mana pelaku usaha tidak bertanggung jawab atas keberatan, kerusakan, perubahan kwalitas, kehilangan dari barang-barang simpanan milik konsumen sehingga terlihat adanya pengalihan tanggung jawab sebagai pelaku usaha. Perjanjian Sewa Menyewa Safe Deposit Box (SDB) yang dilaksanakan antara pihak pelaku usaha dengan pihak Nasabah/Konsumen yang telah dipersiapkan terlebih dahulu oleh pihak bank berupa formulir isian perjanjian sewa menyewa Safe Deposit Box (SDB) secara baku (pencantuman klausula baku) dan pihak Nasabah/Konsumen menyetujui dengan menandatangani perjanjian sewa menyewa Safe Deposit Box (SDB), dimana secara hukum perjanjian dapat dikatagorikan sebagai perjanjian sewa menyewa sebagaimana yang ditentukan menurut Bab VII Buku III Kitab Undang-Undang Hukum Perdata karena telah memenuhi unsur-unsur perjanjian sewa menyewa. Tentunya ini melanggar Pasal 18 ayat (1) huruf f dan g Undang Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Maka upaya perlindungan hukum yang dilakukan oleh konsumen adalah dengan mengajukan gugatan ganti kerugian melalui lembaga diluar pengadilan maupun lembaga di dalam peradilan. Pengaturan ini sesuai dengan ketentuan Pasal 45 Undang Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Safe Deposit Box (SDB) pada jasa perbankan menggambarkan bahwa klausula baku bertentangan dengan unsur kesepakatan. Klausula baku tidak mesti dihubungkan dengan syarat sahnya perjanjian tetapi unsur pelanggaran hukum penggunaan klausula baku dapat berdiri sendiri dalam bentuk perbuatan melanggar hukum. Dimana Pasal 18 ayat (1) Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen jelas telah diatur adanya 11

12 larangan penggunaan klausula baku dengan kualifikasi tertentu yang telah diatur oleh Undang-Undang. Pihak bank sepatutnya bertanggungjawab atas hilangnya barang simpanan karena Safe Deposit Box (SDB) tersebut, karena barang simpanan tersebut berada dalam pengelolaan dan pengawasannya. Disisi lain dalam klausula baku yang menurut Pasal 3 huruf 9 perjanjian sewa menyewa Safe Deposit Box (SDB) pada PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk (BII), jika dilihat substansi dari isi perjanjian sewa menyewa Safe Deposit Box (SDB) tersebut sulit untuk membuktikannya sehingga untuk menentukan ganti rugi yang hilang itu tergantung keyakinan hakim dalam mengambil keputusan. Pengaturan ini tentunya melanggar Pasal 18 ayat (1), (2) dan (3) Undang Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. 2. Keputusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan nomor perkara: 021/Pdt.G/2009/PN.JKT.PST dimana penulis berpendapat tidak setuju atas putusan tersebut hal ini dikarenakan tidak sesuai dengan amanah yang terdapat di dalam Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 khususnya Pasal 18 tentang Perlindungan Konsumen, dimana penyedia jasa perbankan dalam hal ini pelaku usaha dapat serta merta menyatakan pengalihan tanggungjawab atas kerugian yang ditimbulkan oleh konsumen (nasabah) dan faktor utama yang menjadi kelemahan dalam perjanjian sewa menyewa Safe Deposit Box (SDB) adalah tingkat kesadaran akan perlindungan bagi konsumen yang masih amat rendah. Dengan demikian maka Pemerintah sebagai salah satu pihak yang mempunyai peran dalam melindungi konsumen (nasabah) dapat memberikan sanksi kepada para pelaku usaha yang melanggar hak konsumen dan yang melalaikan kewajibannya sebagai pelaku usaha sesuai dengan Undang Undang Perlindungan Konsumen. Saran Dengan adanya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, hendaknya konsumen lebih kritis dan teliti serta banyak menggali informasi mengenai hak dan kewajibannya sebagai konsumen, sehingga jika dirugikan oleh pelaku usaha maka konsumen mengetahui apa yang harus dilakukan, serta menumbuhkan kesadaran dalam diri konsumen bahwa jalan yang ditempuh oleh konsumen untuk memperoleh hak-haknya tersebut juga merupakan bentuk kepedulian terhadap konsumen lain yang mungkin juga akan dirugikan apabila konsumen tidak mengadukan kerugian yang dialaminya tersebut. 12

13 Bentuk perjanjian sewa menyewa dalam perbankan selalu dalam bentuk perjanjian baku (klausula baku), sedangkan dasar hukum perjanjian baku adalah asas kebebasan berkontrak, maka dalam perjanjian baku tersebut meskipun syarat ditentukan pihak kreditur, tetapi pihak debitur masih memiliki kebebasan meskipun sangat kecil, yaitu debitur dapat menerima atau tidak menerima syarat-syarat yang diajukan sepihak oleh kreditur. Dengan penandatanganan perjanjian sewa menyewa dapat diartikan debitur setuju dan menerima perjanjian sewa menyewa tersebut. Dalam kaitan ini bank selaku penyedia layanan Safe Deposit Box (SDB), sebaiknya menjalankan usahanya dengan cara-cara yang baik dan profesional yang mengerti akan hak dan kewajiban selaku pelaku usaha khususnya dalam pencantuman klausula baku dalam perjanjian sewa menyewa yang dapat menimbulkan kerugian bagi konsumen (nasabah), sehingga diharapkan pelaku usaha tidak hanya melindungi kepentingan usahanya tetapi juga dapat menjamin dan melindungi kepentingan konsumen, hal ini dimaksudkan untuk memberikan kedudukan seimbang kepada konsumen dalam perjanjian sewa menyewa. Perjanjian sewa menyewa Safe Deposit Box (SDB) yang memiliki unsur klausula baku berpotensial merugikan konsumen karena tak memiliki pilihan selain menerimanya. Tidak ada pengaturan jelas perihal larangan perjanjian baku, namun ada pengaturan tegas adanya larangan klausula baku tetapi tidak semua perjanjian baku dilarang. Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen hanya melarang klausula baku yang diatur dalam Pasal 18. Pengetahuan dan pemahaman terhadap hak-hak konsumen dan perlindungan konsumen kepada masyarakat luas harus lebih disosialisasikan dan berperan aktif dalam memperjuangkan hak-hak sebagai konsumen, hal ini bertujuan agar masyarakat luas dapat memahami dengan jelas sejelas-jelasnya apa yang masyarakat lakukan dalam memeprtahankan hak mereka apabila terjadi pelanggaran terhadap mereka sebagai konsumen. Adapun lembaga yang bergerak dibidang perlindungan konsumen telah hadir saat ini yaitu Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) sebagai lembaga yang mewadahi dan membantu kosumen dan masyarakat luas yang sampai saat ini masih banyak yang belum memahami pentingnya perlindungan konsumen. 13

14 Daftar Pustaka BUKU-BUKU Anwari, Achimad. Praktek Perbankan di Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia, Darus Badrulzaman, Mariam. Kumpulan Pidato Pengukuhan. Bandung: Alumni, Kasmir. Dasar-Dasar Perbankan. Edisi Revisi. Jakarta: RajaGrafindo Persada, Mamudji, Sri. Metode Penelitian dan Penulisan Hukum. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Miru, Ahmadi. Prinsip-Prinsip Perlindungan Hukum Bagi Konsumen di Indonesia, Jakarta: RajaGrafindo Persada, Moh Taufik Makarao, M. Sadar dan Habloel Mawadi. Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia. Jakarta: Akademia, Muchsin. Tugas dan Wewenang Peradilan Terhadap Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen. Varia Peradilan No.278. Jakarta: Mahkamah Agung Republik Indonesia, Januari, Nasution, Az. Hukum Perlindungan Konsumen Suatu Pengantar. Yogyakarta: Diadit Media, Setiawan, R. Pokok-Pokok Hukum Perikatan, Cetakan Keenam, Bandung: Putra Abardin, Sidabalok, Janus. Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, Subekti, R. Hukum Perjanjian, Cetakan Kedua belas. Jakarta: Intermasa, Suhardi, Gunarto. Usaha Perbankan dalam Perspektif Hukum. Cetakan Keempat. Yogyakarta: Penerbit Kansius, Sutarman Yodo, dan Ahmadi Meru. Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Suyatno, Thomas dkk. Kelembagaan Perbankan. Jakarta: Gramedia, Soekanto, Soerjono & Mamudji, Sri. Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat. Cetakan Kelima. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

15 Yahya Harahap, M. Segi-Segi Hukum Perjanjian. Cetakan Kedua. Bandung: Alumni, PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Indonesia. Undang-Undang Tentang Perbankan, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, Lembaran Negara Nomor 182 Tahun 1998, TLN Nomor Indonesia. Undang-Undang Tentang Perlindungan Konsumen, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999, Lembaran Negara Nomor 42 Tahun 1999, TLN Nomor Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek, Staatsblad 1847 No. 23). Diterjemahkan oleh Subekti, R. & R. Tjitrosudibio. Jakarta. PT. Pradnya Paramita, Tahun Perjanjian Sewa Menyewa Safe Deposit Box. Antara PT Bank Internasional Indonesia, Tbk (BII) dengan pihak Penyewa, Jakarta, 20 Oktober PUBLIKASI ELEKTRONIK/INTERNET di unggah tanggal 6/4/2012 pukul 11:36 Wib. unggah tanggal 12/7/2012 pukul Wib. di 15

ANALISA YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA-MENYEWA SAFE DEPOSIT BOX BANK INTERNASIONAL INDONESIA

ANALISA YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA-MENYEWA SAFE DEPOSIT BOX BANK INTERNASIONAL INDONESIA 1 ANALISA YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA-MENYEWA SAFE DEPOSIT BOX BANK INTERNASIONAL INDONESIA ASEP ARI FIRMANSYAH, AKHMAD BUDI CAHYONO FAKULTAS HUKUM, PROGRAM KEKHUSUSAN HUBUNGAN SESAMA ANGGOTA MASYARAKAT,

Lebih terperinci

KLAUSULA BAKU PERJANJIAN KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

KLAUSULA BAKU PERJANJIAN KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN 1 KLAUSULA BAKU PERJANJIAN KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN Oleh: Ida Bagus Oka Mahendra Putra Ni Made Ari Yuliartini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas bisnis merupakan fenomena yang sangat kompleks karena mencakup berbagai bidang baik hukum, ekonomi, dan politik. Salah satu kegiatan usaha yang

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN BAKU PERUSAHAAN JASA PENGIRIMAN BARANG

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN BAKU PERUSAHAAN JASA PENGIRIMAN BARANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN BAKU PERUSAHAAN JASA PENGIRIMAN BARANG Oleh : Dewa Ayu Ariesta Dwicahyani Putri I Dewa Nyoman Sekar Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum

Lebih terperinci

LEMBAGA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH BANK PENGGUNA AUTOMATED TELLER MACHINE (ATM)

LEMBAGA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH BANK PENGGUNA AUTOMATED TELLER MACHINE (ATM) LEMBAGA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH BANK PENGGUNA AUTOMATED TELLER MACHINE (ATM) Oleh Ida Bagus Eddy Prabawa Gede Putra Ariana Program Kekhususan Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstract

Lebih terperinci

Oleh Ni Nyoman Ismayani I Ketut Westra Anak Agung Sri Indrawati Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

Oleh Ni Nyoman Ismayani I Ketut Westra Anak Agung Sri Indrawati Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN JASA PARKIR DALAM HAL TERJADINYA KEHILANGAN TERHADAP KENDARAANNYA (STUDI KASUS: PERUSAHAAN DAERAH PARKIR KOTA DENPASAR) Oleh Ni Nyoman Ismayani I Ketut Westra Anak

Lebih terperinci

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN BAKU. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN BAKU. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN BAKU Oleh : I Made Aditia Warmadewa I Made Udiana Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK Tulisan ini berjudul akibat hukum wanprestasi dalam perjanjian

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Dari apa diuraikan dalam bab-bab sebelumnya maka penulis dapat menarik

BAB V PENUTUP. Dari apa diuraikan dalam bab-bab sebelumnya maka penulis dapat menarik BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari apa diuraikan dalam bab-bab sebelumnya maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan : 1. Para pengguna jasa parkir hingga saat ini masih belum merasa dilindungi oleh

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS PENERAPAN KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN BAKU

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS PENERAPAN KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN BAKU PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS PENERAPAN KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN BAKU Oleh : Anak Agung Ketut Junitri Paramitha I Nengah Suharta Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

Lebih terperinci

TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN DARI KLAUSULA EKSEMSI DALAM KONTRAK STANDAR PERJANJIAN SEWA BELI

TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN DARI KLAUSULA EKSEMSI DALAM KONTRAK STANDAR PERJANJIAN SEWA BELI TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN DARI KLAUSULA EKSEMSI DALAM KONTRAK STANDAR PERJANJIAN SEWA BELI oleh : Putu Ayu Dias Pramiari Putu Tuni Cakabawa L Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum

Lebih terperinci

Lex Privatum, Vol. IV/No. 1/Jan/2016

Lex Privatum, Vol. IV/No. 1/Jan/2016 KAJIAN YURIDIS TENTANG PERJANJIAN BAKU ANTARA KREDITUR DAN DEBITUR MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN 1 Oleh : Glen Wowor 2 ABSTRAK Penelitian ini dialkukan bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyelesaian Sengketa (APS) atau Alternative Dispute Resolution (ADR). 3 Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Penyelesaian Sengketa (APS) atau Alternative Dispute Resolution (ADR). 3 Salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelesaian sengketa perdata dapat dilakukan melalui 2 (dua) jalur, yaitu melalui jalur litigasi dan jalur non litigasi. Jalur litigasi merupakan mekanisme

Lebih terperinci

Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015 PEMBERLAKUAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK MENURUT HUKUM PERDATA TERHADAP PELAKSANAANNYA DALAM PRAKTEK 1 Oleh : Suryono Suwikromo 2 A. Latar Belakang Didalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia akan selalu

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN BAKU DAN KONSUMEN: Studi Tentang Perlindungan Hukum dalam Perjanjian Penitipan Barang

NASKAH PUBLIKASI KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN BAKU DAN KONSUMEN: Studi Tentang Perlindungan Hukum dalam Perjanjian Penitipan Barang NASKAH PUBLIKASI KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN BAKU DAN KONSUMEN: Studi Tentang Perlindungan Hukum dalam Perjanjian Penitipan Barang di Terminal Tirtonadi Surakarta Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

Lebih terperinci

Abstract. Keywords: Responsibility, contractor, tort, compensation. Abstrak

Abstract. Keywords: Responsibility, contractor, tort, compensation. Abstrak Abstract TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR DALAM PERBEDAAN SPESIFIKASI PENGGUNAAN BAHAN BANGUNAN DARI YANG DIPERJANJIKAN Oleh I Made Ary Ananda Putra I Wayan Wiryawan Suatra Putrawan Hukum Perdata Fakultas Hukum

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan analisis hukum terhadap perjanjian kredit yang dibakukan

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan analisis hukum terhadap perjanjian kredit yang dibakukan BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis hukum terhadap perjanjian kredit yang dibakukan oleh Bank Panin Cabang Gejayan masih menggunakan klausula baku dalam penetapan dan perhitungan dengan

Lebih terperinci

Undang-Undang Merek, dan Undang-Undang Paten. Namun, pada tahun waralaba diatur dengan perangkat hukum tersendiri yaitu Peraturan

Undang-Undang Merek, dan Undang-Undang Paten. Namun, pada tahun waralaba diatur dengan perangkat hukum tersendiri yaitu Peraturan KEDUDUKAN TIDAK SEIMBANG PADA PERJANJIAN WARALABA BERKAITAN DENGAN PEMENUHAN KONDISI WANPRESTASI Etty Septiana R 1, Etty Susilowati 2. ABSTRAK Perjanjian waralaba merupakan perjanjian tertulis antara para

Lebih terperinci

ASAS NATURALIA DALAM PERJANJIAN BAKU

ASAS NATURALIA DALAM PERJANJIAN BAKU ASAS NATURALIA DALAM PERJANJIAN BAKU Oleh : Putu Prasintia Dewi Anak Agung Sagung Wiratni Darmadi Bagian Hukum Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACK Standard contract is typically made

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan yang harus dipenuhi, seperti kebutuhan akan sandang, pangan, dan papan.dalam usaha untuk memenuhi

Lebih terperinci

AKIBAT HUKUM TERHADAP PELAKU USAHA YANG MENJUAL MAKANAN KADALUWARSA

AKIBAT HUKUM TERHADAP PELAKU USAHA YANG MENJUAL MAKANAN KADALUWARSA AKIBAT HUKUM TERHADAP PELAKU USAHA YANG MENJUAL MAKANAN KADALUWARSA Oleh Gek Ega Prabandini I Made Udiana Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT This study, entitled "Effects Against

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk sosial, oleh karenanya manusia itu cenderung untuk hidup bermasyarakat. Dalam hidup bermasyarakat ini

Lebih terperinci

WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN GANTI RUGI. (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Denpasar No.522/Pdt.G/2013/PN.Dps )

WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN GANTI RUGI. (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Denpasar No.522/Pdt.G/2013/PN.Dps ) WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN GANTI RUGI (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Denpasar No.522/Pdt.G/2013/PN.Dps ) Oleh: Ayu Septiari Ni Gst. Ayu Dyah Satyawati Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas

Lebih terperinci

MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN SECARA MEDIASI TERHADAP PRODUK CACAT DALAM KAITANNYA DENGAN TANGGUNG JAWAB PRODUSEN

MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN SECARA MEDIASI TERHADAP PRODUK CACAT DALAM KAITANNYA DENGAN TANGGUNG JAWAB PRODUSEN MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN SECARA MEDIASI TERHADAP PRODUK CACAT DALAM KAITANNYA DENGAN TANGGUNG JAWAB PRODUSEN Oleh : I Gede Agus Satrya Wibawa I Nengah Suharta Bagian Hukum Bisnis Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, perkembangan aktivitas bisnis merupakan fenomena yang sangat kompleks karena mencakup berbagai bidang baik hukum, ekonomi, dan politik. Dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN. dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis dan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN. dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis dan BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN A. Pengertian Perjanjian Di dalam Buku III KUH Perdata mengenai hukum perjanjian terdapat dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan dan perkembangan perekonomian pada umumnya dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan dan perkembangan perekonomian pada umumnya dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan dan perkembangan perekonomian pada umumnya dan khususnya di bidang perindustrian dan perdagangan telah menghasilkan berbagai variasi barang dan/atau

Lebih terperinci

memperhatikan pula proses pada saat sertipikat hak atas tanah tersebut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

memperhatikan pula proses pada saat sertipikat hak atas tanah tersebut peraturan perundang-undangan yang berlaku. 101 kepemilikannya, bertujuan untuk memberikan kepastian hukum terhadap sertipikat hak atas tanah dan perlindungan terhadap pemegang sertipikat hak atas tanah tersebut. Namun kepastian hukum dan perlindungan

Lebih terperinci

Perjanjian Kredit Pada Bank BTPN Ditinjau. Dari Asas Kebebasan Berkontrak. Dian Saputra Sinaga, Budi Santoso, Ery Agus Priyono*) ABSTRACT

Perjanjian Kredit Pada Bank BTPN Ditinjau. Dari Asas Kebebasan Berkontrak. Dian Saputra Sinaga, Budi Santoso, Ery Agus Priyono*) ABSTRACT Perjanjian Kredit Pada Bank BTPN Ditinjau Dari Asas Kebebasan Berkontrak Dian Saputra Sinaga, Budi Santoso, Ery Agus Priyono*) ABSTRACT In Law no. 10 of 1998 concerning Amendment to Law no. 7 of 1992 concerning

Lebih terperinci

RINGKASAN SKRIPSI / NASKAH PUBLIKASI KUALIFIKASI PERJANJIAN PELAYANAN SAFE DEPOSIT BOX ANTARA NASABAH DENGAN PIHAK BANK SINARMAS

RINGKASAN SKRIPSI / NASKAH PUBLIKASI KUALIFIKASI PERJANJIAN PELAYANAN SAFE DEPOSIT BOX ANTARA NASABAH DENGAN PIHAK BANK SINARMAS RINGKASAN SKRIPSI / NASKAH PUBLIKASI KUALIFIKASI PERJANJIAN PELAYANAN SAFE DEPOSIT BOX ANTARA NASABAH DENGAN PIHAK BANK SINARMAS Diajukan oleh : SEPTALIANA TEMMY DWIJAYA NPM : 11 05 10586 Program Studi

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SENGKETA KLAIM ATAS HILANGNYA BAGASI TERCATAT ANTARA KONSUMEN DENGAN PELAKU USAHA (STUDI KASUS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO.

PENYELESAIAN SENGKETA KLAIM ATAS HILANGNYA BAGASI TERCATAT ANTARA KONSUMEN DENGAN PELAKU USAHA (STUDI KASUS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. PENYELESAIAN SENGKETA KLAIM ATAS HILANGNYA BAGASI TERCATAT ANTARA KONSUMEN DENGAN PELAKU USAHA (STUDI KASUS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. 820 K/PDT/2013) Oleh: Lina Liling Fakultas Hukum Universitas Slamet

Lebih terperinci

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA. antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan sebuah kewajiban untuk

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA. antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan sebuah kewajiban untuk BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA A. Pengertian Perjanjian Jual Beli Menurut Black s Law Dictionary, perjanjian adalah suatu persetujuan antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN, WANPRESTASI DAN LEMBAGA PEMBIAYAAN KONSUMEN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN, WANPRESTASI DAN LEMBAGA PEMBIAYAAN KONSUMEN BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN, WANPRESTASI DAN LEMBAGA PEMBIAYAAN KONSUMEN 2.1 Perjanjian 2.1.1 Pengertian Perjanjian Definisi perjanjian diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Selanjutnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya setiap orang berhak mendapatkan perlindungan dari hukum. Hampir seluruh hubungan hukum harus mendapat perlindungan dari hukum. Oleh karena itu terdapat

Lebih terperinci

PENERAPAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) ARTHA JAYA MAKMUR SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENERAPAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) ARTHA JAYA MAKMUR SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI PENERAPAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) ARTHA JAYA MAKMUR SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Oleh : FERRI HANDOKO NIM :C100080118 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB HUKUM TERHADAP SEWA MENYEWA ALAT MUSIK DAN SOUND SYSTEM DI KOTA SURAKARTA

TANGGUNG JAWAB HUKUM TERHADAP SEWA MENYEWA ALAT MUSIK DAN SOUND SYSTEM DI KOTA SURAKARTA TANGGUNG JAWAB HUKUM TERHADAP SEWA MENYEWA ALAT MUSIK DAN SOUND SYSTEM DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Dan Diajukan untuk melengkapi Tugas Tugas Dan Syarat Syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank menurut pengertian umum dapat diartikan sebagai tempat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bank menurut pengertian umum dapat diartikan sebagai tempat untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank menurut pengertian umum dapat diartikan sebagai tempat untuk menyimpan dan meminjam uang. Namun, pada masa sekarang pengertian bank telah berkembang sedemikian

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH PENGGUNA SAFE DEPOSIT BOX

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH PENGGUNA SAFE DEPOSIT BOX PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH PENGGUNA SAFE DEPOSIT BOX PADA LEMBAGA PERBANKAN (Suatu Tinjauan terhadap Asas Keseimbangan dan Perlindungan Konsumen) Calvin Chandra 1087027 Salah satu layanan dan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS PENCANTUMAN KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KREDIT YANG DIBAKUKAN OLEH PT. BANK X

BAB 4 ANALISIS PENCANTUMAN KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KREDIT YANG DIBAKUKAN OLEH PT. BANK X 44 BAB 4 ANALISIS PENCANTUMAN KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KREDIT YANG DIBAKUKAN OLEH PT. BANK X 4.1 Kedudukan Para Pihak dalam Perjanjian Kredit Perjanjian yang akan dianalisis di dalam penulisan skripsi

Lebih terperinci

BAB III KLAUSULA BAKU PADA PERJANJIAN KREDIT BANK. A. Klausula baku yang memberatkan nasabah pada perjanjian kredit

BAB III KLAUSULA BAKU PADA PERJANJIAN KREDIT BANK. A. Klausula baku yang memberatkan nasabah pada perjanjian kredit BAB III KLAUSULA BAKU PADA PERJANJIAN KREDIT BANK A. Klausula baku yang memberatkan nasabah pada perjanjian kredit Kehadiran bank dirasakan semakin penting di tengah masyarakat. Masyarakat selalu membutuhkan

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Jasa Parkir antara Konsumen pada Chandra Supermarket dan Departement Store Chandra Supermarket dan Departement Store merupakan salah satu pasar swalayan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat, sehingga produk yang dihasilkan semakin berlimpah dan bervariasi.

BAB I PENDAHULUAN. pesat, sehingga produk yang dihasilkan semakin berlimpah dan bervariasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan di bidang teknologi dewasa ini meningkat dengan pesat, sehingga produk yang dihasilkan semakin berlimpah dan bervariasi. Mulai dari barang kebutuhan

Lebih terperinci

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X Prosiding Ilmu Hukum ISSN: 2460-643X Akibat Hukum dari Wanprestasi yang Timbul dari Perjanjian Kredit Nomor 047/PK-UKM/GAR/11 Berdasarkan Buku III KUHPERDATA Dihubungkan dengan Putusan Pengadilan Nomor

Lebih terperinci

PERANAN LEMBAGA PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PENJUALAN OBAT-OBATAN MELALUI INTERNET

PERANAN LEMBAGA PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PENJUALAN OBAT-OBATAN MELALUI INTERNET PERANAN LEMBAGA PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PENJUALAN OBAT-OBATAN MELALUI INTERNET Oleh : Gst. Ngurah Arya Dharma Susila Ni Nyoman Sukerti Bagian Hukum Bisnis, Fakultas Hukum,Universitas Udayana ABSTRACT

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 793 K/Pdt/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

Bab IV PEMBAHASAN. A. Hubungan Hukum dalam Perjanjian Penyimpanan Barang di SDB pada

Bab IV PEMBAHASAN. A. Hubungan Hukum dalam Perjanjian Penyimpanan Barang di SDB pada Bab IV PEMBAHASAN A. Hubungan Hukum dalam Perjanjian Penyimpanan Barang di SDB pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta Safe Deposit Box yaitu merupakan suatu jasa pelayanan

Lebih terperinci

Aspek Hukum Perjanjian Sewa Beli

Aspek Hukum Perjanjian Sewa Beli Aspek Hukum Perjanjian Sewa Beli Oleh: Ni Komang Devayanti Dewi I Wayan Wiryawan Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT In a hire purchase agreement does not rule out the possibility

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONSUMEN DAN PELAKU USAHA DALAM KONTEKS PERLINDUNGAN KONSUMEN. iklan, dan pemakai jasa (pelanggan dsb).

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONSUMEN DAN PELAKU USAHA DALAM KONTEKS PERLINDUNGAN KONSUMEN. iklan, dan pemakai jasa (pelanggan dsb). BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONSUMEN DAN PELAKU USAHA DALAM KONTEKS PERLINDUNGAN KONSUMEN 2.1. Konsumen 2.1.1. Pengertian Konsumen Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan konsumen adalah pemakai

Lebih terperinci

SANKSI TERHADAP PELAKU USAHA TERKAIT DENGAN PELANGGARAN PERIKLANAN SESUAI DENGAN UNDANG- UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

SANKSI TERHADAP PELAKU USAHA TERKAIT DENGAN PELANGGARAN PERIKLANAN SESUAI DENGAN UNDANG- UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SANKSI TERHADAP PELAKU USAHA TERKAIT DENGAN PELANGGARAN PERIKLANAN SESUAI DENGAN UNDANG- UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN Oleh : I Dewa Gede Arie Kusumaningrat I Wayan Parsa Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari digerakan dengan tenaga manusia ataupun alam. mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan No. 15 Tahun 1985 tentang

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari digerakan dengan tenaga manusia ataupun alam. mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan No. 15 Tahun 1985 tentang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Listrik merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Sejak adanya listrik manusia mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam berbagai bidang, yang menonjol adalah

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENANAM MODAL DALAM PERUSAHAAN PERSEKUTUAN PERDATA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL.

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENANAM MODAL DALAM PERUSAHAAN PERSEKUTUAN PERDATA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL. PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENANAM MODAL DALAM PERUSAHAAN PERSEKUTUAN PERDATA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL Oleh Made Gede Justam Widhyatma I Ketut Tjukup Bagian Hukum

Lebih terperinci

Heru Guntoro. Perjanjian Sewa Menyewa

Heru Guntoro. Perjanjian Sewa Menyewa Heru Guntoro. Perjanjian Sewa Menyewa... 473 Kewajiban pihak yang satu adalah menyerahkan barangnya untuk dinikmati oleh pihak yang lain, sedangkan kewajiban pihak yang terakhir ini adalah membayar harga

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK

BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK 44 BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK 3.1 Hubungan Hukum Antara Para Pihak Dalam Perjanjian Kartu Kredit 3.1.1

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :

BAB III PENUTUP. permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut : BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, baik penelitian kepustakaan maupun penelitian lapangan, serta analisis yang telah penulis lakukan, berikut disajikan kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, agar tersedia tenaga listrik dalam jumlah yang cukup dan merata. tahun jumlah masyarakat semakin bertambah banyak.

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, agar tersedia tenaga listrik dalam jumlah yang cukup dan merata. tahun jumlah masyarakat semakin bertambah banyak. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Listrik memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Dapat dikatakan bahwa listrik telah menjadi sumber energi utama dalam setiap kegiatan baik di rumah tangga

Lebih terperinci

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KONTRAK SEWA BELI

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KONTRAK SEWA BELI 65 TINJAUAN YURIDIS Abstrak : Perjanjian sewa beli merupakan gabungan antara sewamenyewa dengan jual beli. Artinya bahwa barang yang menjadi objek sewa beli akan menjadi milik penyewa beli (pembeli) apabila

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kewenangan Pengadilan Tinggi dalam menjatuhkan sebuah putusan akhir ternyata masih ada yang menimbulkan permasalahan. Untuk itu dalam bab tinjauan pustaka ini, penulis hendak menguraikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan tersebut maka setiap manusia mengkonsumsi atau menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan tersebut maka setiap manusia mengkonsumsi atau menggunakan BAB I PENDAHULUAN Setiap manusia mempunyai kebutuhan yang beragam dalam kehidupannya sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial, namun manusia tidak mampu memenuhi setiap kebutuhannya tersebut secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan sebagai badan yang dibentuk untuk melakukan upaya

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan sebagai badan yang dibentuk untuk melakukan upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) merupakan badan yang menyelesaikan sengketa konsumen melalui cara di luar pengadilan. BPSK memiliki tujuan sebagai

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi 142 PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT Deny Slamet Pribadi Dosen Fakultas Hukum Universitas Mulawarman Samarinda ABSTRAK Dalam perjanjian keagenan

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. perjanjian konsinyasi dalam penjualan anjing ras di Pet Gallery Sagan

BAB III PENUTUP. perjanjian konsinyasi dalam penjualan anjing ras di Pet Gallery Sagan BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, baik penelitian kepustakaan maupun penelitian di lapangan, berkaitan dengan pelaksanaan perjanjian konsinyasi dalam penjualan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu cara yang dapat dilakukan adalah membuka hubungan seluas-luasnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. satu cara yang dapat dilakukan adalah membuka hubungan seluas-luasnya dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Dalam perkembangan jaman yang semakin maju saat ini membuat setiap orang dituntut untuk senantiasa meningkatkan kualitas diri dan kualitas hidupnya. Salah

Lebih terperinci

KONSUMEN DAN KLAUSUL EKSONERASI : (STUDI TENTANG PERJANJIAN DALAM APLIKASI PENYEDIA LAYANAN BERBASIS ONLINE)

KONSUMEN DAN KLAUSUL EKSONERASI : (STUDI TENTANG PERJANJIAN DALAM APLIKASI PENYEDIA LAYANAN BERBASIS ONLINE) KONSUMEN DAN KLAUSUL EKSONERASI : (STUDI TENTANG PERJANJIAN DALAM APLIKASI PENYEDIA LAYANAN BERBASIS ONLINE) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Jurusan Hukum Fakultas

Lebih terperinci

ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN BAKU 1 Oleh: Dyas Dwi Pratama Potabuga 2

ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN BAKU 1 Oleh: Dyas Dwi Pratama Potabuga 2 ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN BAKU 1 Oleh: Dyas Dwi Pratama Potabuga 2 ABSTRAK Tujuan dilakukannya penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana ketentuan hukum mengenai pembuatan suatu kontrak

Lebih terperinci

ASPEK HUKUM PERJANJIAN SEWA BELI. Oleh A.A Putu Krisna Putra I Ketut Mertha Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

ASPEK HUKUM PERJANJIAN SEWA BELI. Oleh A.A Putu Krisna Putra I Ketut Mertha Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ASPEK HUKUM PERJANJIAN SEWA BELI Oleh A.A Putu Krisna Putra I Ketut Mertha Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK Dalam suatu perjanjian sewa beli tidak tertutup kemungkinan bahwa pihak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hal. 2. diakses 06 September Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN.  hal. 2. diakses 06 September Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia dalam era globalisasi ini semakin menuntut tiap negara untuk meningkatkan kualitas keadaan politik, ekonomi, sosial dan budaya mereka agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peranan hukum di dalam pergaulan hidup adalah sebagai sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peranan hukum di dalam pergaulan hidup adalah sebagai sesuatu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peranan hukum di dalam pergaulan hidup adalah sebagai sesuatu yang melindungi, memberi rasa aman, tentram dan tertib untuk mencapai kedamaian dan keadilan setiap orang.

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP PENJUALAN KOSMETIK YANG TIDAK DISERTAI DENGAN KEJELASAN LABEL PRODUK DI DENPASAR

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP PENJUALAN KOSMETIK YANG TIDAK DISERTAI DENGAN KEJELASAN LABEL PRODUK DI DENPASAR TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP PENJUALAN KOSMETIK YANG TIDAK DISERTAI DENGAN KEJELASAN LABEL PRODUK DI DENPASAR Oleh: Luh Putu Budiarti I Gede Putra Ariana Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENGAWASAN PENCANTUMAN KLAUSULA BAKU OLEH BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN DI KOTA PADANG SKRIPSI

PELAKSANAAN PENGAWASAN PENCANTUMAN KLAUSULA BAKU OLEH BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN DI KOTA PADANG SKRIPSI PELAKSANAAN PENGAWASAN PENCANTUMAN KLAUSULA BAKU OLEH BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN DI KOTA PADANG SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana hukum Oleh : SETIA PURNAMA

Lebih terperinci

TINJAUAN YURIDIS EKSEKUSI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN

TINJAUAN YURIDIS EKSEKUSI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN TINJAUAN YURIDIS EKSEKUSI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN Oleh : Dewa Made Sukma Diputra Gede Marhaendra Wija Atmadja Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N No. 2135 K/Pdt/2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G Memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

Oleh : I Gusti Ayu Indra Dewi Dyah Pradnya Paramita Desak Putu Dewi Kasih. Bagian Hukum Bisnis, Fakultas Hukum, Universitas Udayana ABSTRACT

Oleh : I Gusti Ayu Indra Dewi Dyah Pradnya Paramita Desak Putu Dewi Kasih. Bagian Hukum Bisnis, Fakultas Hukum, Universitas Udayana ABSTRACT PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN TERKAIT IKLAN YANG MENYESATKAN DITINJAU BERDASARKAN UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN KODE ETIK PERIKLANAN INDONESIA Oleh : I Gusti Ayu Indra Dewi Dyah Pradnya

Lebih terperinci

AKIBAT HUKUM BAGI DEBITUR YANG TELAH MENANDATANGANI PERJANJIAN STANDAR KREDIT PADA BPR TATA ANJUNG SARI DENPASAR

AKIBAT HUKUM BAGI DEBITUR YANG TELAH MENANDATANGANI PERJANJIAN STANDAR KREDIT PADA BPR TATA ANJUNG SARI DENPASAR AKIBAT HUKUM BAGI DEBITUR YANG TELAH MENANDATANGANI PERJANJIAN STANDAR KREDIT PADA BPR TATA ANJUNG SARI DENPASAR Oleh : Zuraida Saroha Handayani Dewa Gde Rudy Ni Putu Purwanti Bagian Hukum Perdata Fakultas

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DANA NASABAH PADA KOPERASI DALAM HAL WANPRESTASI

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DANA NASABAH PADA KOPERASI DALAM HAL WANPRESTASI PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DANA NASABAH PADA KOPERASI DALAM HAL WANPRESTASI Oleh : Ni Putu Endrayani Dewa Nyoman Rai Asmara Putra Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT The title

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 271/Pdt/2013/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA L A W A N D A N

P U T U S A N Nomor 271/Pdt/2013/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA L A W A N D A N P U T U S A N Nomor 271/Pdt/2013/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI BANDUNG yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat banding,

Lebih terperinci

PERTANGGUNGJAWABAN HUKUM TERHADAP HEWAN PELIHARAAN YANG MENYEBABKAN KERUGIAN TERHADAP HEWAN PELIHARAAN LAIN SEBAGAI PERBUATAN YANG MELAWAN HUKUM

PERTANGGUNGJAWABAN HUKUM TERHADAP HEWAN PELIHARAAN YANG MENYEBABKAN KERUGIAN TERHADAP HEWAN PELIHARAAN LAIN SEBAGAI PERBUATAN YANG MELAWAN HUKUM PERTANGGUNGJAWABAN HUKUM TERHADAP HEWAN PELIHARAAN YANG MENYEBABKAN KERUGIAN TERHADAP HEWAN PELIHARAAN LAIN SEBAGAI PERBUATAN YANG MELAWAN HUKUM Oleh : Ni Made Astika Yuni I Gede Pasek Eka Wisanjaya Bagian

Lebih terperinci

Oleh George Edward Pangkey ABSTRAK

Oleh George Edward Pangkey ABSTRAK ANALISIS TERHADAP PENERAPAN KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN BAKU PERUMAHAN DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN Oleh George Edward Pangkey ABSTRAK Pebisnis

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP DAFTAR MENU MAKANAN YANG TIDAK MENCANTUMKAN HARGA

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP DAFTAR MENU MAKANAN YANG TIDAK MENCANTUMKAN HARGA PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP DAFTAR MENU MAKANAN YANG TIDAK MENCANTUMKAN HARGA Oleh : I Gede Arya Pratama Made Nurmawati Bagian Hukum Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstract : The paper

Lebih terperinci

GUGATAN PELAKU USAHA DI PENGADILAN NEGERI KLAS IA PADANG YANG KEBERATAN TERHADAP PUTUSAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) ARTIKEL

GUGATAN PELAKU USAHA DI PENGADILAN NEGERI KLAS IA PADANG YANG KEBERATAN TERHADAP PUTUSAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) ARTIKEL GUGATAN PELAKU USAHA DI PENGADILAN NEGERI KLAS IA PADANG YANG KEBERATAN TERHADAP PUTUSAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) ARTIKEL Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Persyaratan Untuk Mencapai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia Tahun 2004 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4432, Penjelasan umum.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia Tahun 2004 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4432, Penjelasan umum. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan hukum dalam mendukung jalannya roda pembangunan maupun dunia usaha memang sangat penting. Hal ini terutama berkaitan dengan adanya jaminan kepastian hukum.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN. REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 350/MPP/Kep/12/2001 TENTANG PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN. REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 350/MPP/Kep/12/2001 TENTANG PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 350/MPP/Kep/12/2001 TENTANG PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

Lebih terperinci

Makalah Peradilan Tata Usaha Negara BAB I PENDAHULUAN

Makalah Peradilan Tata Usaha Negara BAB I PENDAHULUAN Makalah Peradilan Tata Usaha Negara BAB I PENDAHULUAN Peradilan Tata Usaha Negara merupakan salah satu peradilan di Indonesia yang berwenang untuk menangani sengketa Tata Usaha Negara. Berdasarkan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM JAMINAN KREDIT. Istilah hukum jaminan berasal dari terjemahan zakerheidesstelling,

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM JAMINAN KREDIT. Istilah hukum jaminan berasal dari terjemahan zakerheidesstelling, BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM JAMINAN KREDIT A. Pengertian Hukum Jaminan Kredit Istilah hukum jaminan berasal dari terjemahan zakerheidesstelling, zekerheidsrechten atau security of law. Dalam Keputusan

Lebih terperinci

Hal. 1 dari 9 hal. Put. No.62 K/TUN/06

Hal. 1 dari 9 hal. Put. No.62 K/TUN/06 P U T U S A N No. 62 K/TUN/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan transportasi. Setelah sampai pada tujuan, kendaraan harus diparkir.

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan transportasi. Setelah sampai pada tujuan, kendaraan harus diparkir. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kendaraan tidak terlepas dari parkir. Bagi mereka yang memiliki kendaraan pasti pernah menggunakan sarana parkir. Kendaraan digunakan untuk memudahkan transportasi.

Lebih terperinci

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017 PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN PDAM ATAS PENETAPAN TARIF DALAM KONTRAK BAKU

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017 PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN PDAM ATAS PENETAPAN TARIF DALAM KONTRAK BAKU PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN PDAM ATAS PENETAPAN TARIF DALAM KONTRAK BAKU EDI YANTO Dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Mataram Email: edidinata85@gmail.com Abstrak; Pembangunan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB II MEKANISME PERMOHONAN PENYELESAIAN DAN PENGAMBILAN PUTUSAN SENGKETA KONSUMEN. A. Tata Cara Permohonan Penyelesaian Sengketa Konsumen

BAB II MEKANISME PERMOHONAN PENYELESAIAN DAN PENGAMBILAN PUTUSAN SENGKETA KONSUMEN. A. Tata Cara Permohonan Penyelesaian Sengketa Konsumen BAB II MEKANISME PERMOHONAN PENYELESAIAN DAN PENGAMBILAN PUTUSAN SENGKETA KONSUMEN A. Tata Cara Permohonan Penyelesaian Sengketa Konsumen Konsumen yang merasa hak-haknya telah dirugikan dapat mengajukan

Lebih terperinci

KAJIAN HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MEMUTUS PERKARA SENGKETA TANAH AKIBAT PERBUATAN MELAWAN HUKUM

KAJIAN HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MEMUTUS PERKARA SENGKETA TANAH AKIBAT PERBUATAN MELAWAN HUKUM KAJIAN HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MEMUTUS PERKARA SENGKETA TANAH AKIBAT PERBUATAN MELAWAN HUKUM (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta Nomor: 91/Pdt.G/2009/PN.Ska) Oleh : Dyah Kristiani (12100038)

Lebih terperinci

BAB IV PENERAPAN HUKUM KONTRAK DAN KEWENANGAN MENGGUGAT PAILIT DALAM PERJANJIAN KREDIT SINDIKASI (ANALISIS PUTUSAN KASASI NO.

BAB IV PENERAPAN HUKUM KONTRAK DAN KEWENANGAN MENGGUGAT PAILIT DALAM PERJANJIAN KREDIT SINDIKASI (ANALISIS PUTUSAN KASASI NO. 69 BAB IV PENERAPAN HUKUM KONTRAK DAN KEWENANGAN MENGGUGAT PAILIT DALAM PERJANJIAN KREDIT SINDIKASI (ANALISIS PUTUSAN KASASI NO.022/K/N/2001) 4.1 Posisi Kasus Untuk membantu memahami kewenangan menggugat

Lebih terperinci

KEKUATAN HUKUM DARI SEBUAH AKTA DI BAWAH TANGAN

KEKUATAN HUKUM DARI SEBUAH AKTA DI BAWAH TANGAN KEKUATAN HUKUM DARI SEBUAH AKTA DI BAWAH TANGAN Oleh : Avina Rismadewi Anak Agung Sri Utari Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT Many contracts are in writing so as to make it

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Subekti dan Tjitrosudibio, Cet. 34, Edisi Revisi (Jakarta: Pradnya Paramita,1995), pasal 1233.

BAB 1 PENDAHULUAN. Subekti dan Tjitrosudibio, Cet. 34, Edisi Revisi (Jakarta: Pradnya Paramita,1995), pasal 1233. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat terlepas dari hubungan dengan manusia lainnya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Hubungan tersebut

Lebih terperinci

BAB III. Penutup. A. Kesimpulan. 1. Pelaksanaan ganti rugi yang dilakukan oleh PT. KAI tidak dijalankan dengan

BAB III. Penutup. A. Kesimpulan. 1. Pelaksanaan ganti rugi yang dilakukan oleh PT. KAI tidak dijalankan dengan BAB III Penutup A. Kesimpulan 1. Pelaksanaan ganti rugi yang dilakukan oleh PT. KAI tidak dijalankan dengan maksimal oleh PT. KAI. PT. KAI tidak mengganti kerugian atas barang yang hilang karena kecelakaan

Lebih terperinci

A. Perlindungan Hukum yang dapat Diperoleh Konsumen Terhadap Cacat. Tersembunyi yang Terdapat Pada Mobil Bergaransi yang Diketahui Pada

A. Perlindungan Hukum yang dapat Diperoleh Konsumen Terhadap Cacat. Tersembunyi yang Terdapat Pada Mobil Bergaransi yang Diketahui Pada BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PERLINDUNGAN KONSUMEN ATAS CACAT TERSEMBUNYI PADA OBJEK PERJANJIAN JUAL BELI MOBIL YANG MEMBERIKAN FASILITAS GARANSI DIHUBUNGKAN DENGAN BUKU III BURGERLIJK WETBOEK JUNCTO

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 1170 K/Pdt/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan upaya pembangunan yang berkesinambungan dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SENGKETA WANPRESTASI KARENA FORCEMAJEURE PADA PERJANJIAN KERJASAMA DALAM BIDANG JASA HIBURAN

PENYELESAIAN SENGKETA WANPRESTASI KARENA FORCEMAJEURE PADA PERJANJIAN KERJASAMA DALAM BIDANG JASA HIBURAN PENYELESAIAN SENGKETA WANPRESTASI KARENA FORCEMAJEURE PADA PERJANJIAN KERJASAMA DALAM BIDANG JASA HIBURAN Oleh: Merilatika Cokorde Dalem Dahana Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT

Lebih terperinci

PENGATURAN UPAYA HUKUM DAN EKSEKUSI PUTUSAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK)

PENGATURAN UPAYA HUKUM DAN EKSEKUSI PUTUSAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) PENGATURAN UPAYA HUKUM DAN EKSEKUSI PUTUSAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) oleh: I Putu Iwan Kharisma Putra I Wayan Wiryawan Dewa Gede Rudy Program Kekhususan Hukum Keperdataan Fakultas Hukum

Lebih terperinci

KEKUATAN MENGIKAT KONTRAK BAKU DALAM TRANSAKSI ELEKTRONIK

KEKUATAN MENGIKAT KONTRAK BAKU DALAM TRANSAKSI ELEKTRONIK KEKUATAN MENGIKAT KONTRAK BAKU DALAM TRANSAKSI ELEKTRONIK Oleh : Pande Putu Frisca Indiradewi I Gusti Ayu Puspawati I Dewa Gede Rudy Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT Goals

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI TINJAUAN YURIDIS PEMBERIAN COVER ASURANSI DALAM PERJANJIAN KREDIT DI PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) CABANG BOYOLALI

NASKAH PUBLIKASI TINJAUAN YURIDIS PEMBERIAN COVER ASURANSI DALAM PERJANJIAN KREDIT DI PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) CABANG BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI TINJAUAN YURIDIS PEMBERIAN COVER ASURANSI DALAM PERJANJIAN KREDIT DI PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) CABANG BOYOLALI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar masyarakat tidak memahami apa itu klausula baku,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar masyarakat tidak memahami apa itu klausula baku, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagian besar masyarakat tidak memahami apa itu klausula baku, meskipun di dalam praktek kehidupan sehari-hari masyarakat tersebut telah membubuhkan tanda tangannya

Lebih terperinci

BAB III TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARAAN JASA MULTIMEDIA TERHADAP KONSUMEN. A. Tinjauan Umum Penyelenggaraan Jasa Multimedia

BAB III TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARAAN JASA MULTIMEDIA TERHADAP KONSUMEN. A. Tinjauan Umum Penyelenggaraan Jasa Multimedia BAB III TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARAAN JASA MULTIMEDIA TERHADAP KONSUMEN A. Tinjauan Umum Penyelenggaraan Jasa Multimedia Penyelenggaraan jasa multimedia adalah penyelenggaraan jasa telekomunikasi yang

Lebih terperinci