KOMPILASI PENANGANAN KELOMPOK MARJINAL DALAM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KOMPILASI PENANGANAN KELOMPOK MARJINAL DALAM"

Transkripsi

1 Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat KOMPILASI PENANGANAN KELOMPOK MARJINAL DALAM JUSTICE FOR ALL Bahan Retreat 2 Tampak Siring Selasa, 6April 2010

2 PERCEPATAN PEMBANGUNAN YANG BERKEADILANFLOW DIAGRAM REGULASI-2: UUD, UU, PP, Perpres, Keppres International Comittment Masyarakat Miskin, Rentan, Marginal Klasifi kasi PROGRAM-2 PRO RAKYAT PROGRAM-2 JUSTICE FOR ALL Monitoring & Evaluasi 8 MDG Goals Target RPJMN Index Pemban gunan Manusia (IPM) Otonomi Daerah, Disparitas Wilayah, Pilihan Kebijakan

3 22 KELOMPOK MARJINAL No. Kelompok Marginal No. Kelompok Marginal 1 Anak Balita Terlantar 12 Eks Napi 2 Anak Terlantar 13 Korban Napza 3 Anak Nakal 14 KeluargaFakir Miskin 4 Anak Jalanan 15 Keluarga dengan Tempat Tinggal tidak layak huni 5 Wanita Rawan Sosial Ekonomi 16 Keluarga bermasalah sosial psikologis 6 Korban Tindak Kekerasan 17 Komunitas Adat Terpencil 7 Lanjut Usia Terlantar 18 Korban Bencana Alam 8 Penyandang Cacat 19 Korban Bencana Sosial/Pengungsi 9 Tuna Susila 20 Pekerja Migran Terlantar 10 Pengemis 21 Penyandang HIV/AIDS 11 Gelandangan 22 Keluarga Rentan 1

4 7 KELOMPOK MARJINAL YANG AKAN DIGARAP DALAM PROGRAM JUSTICE FOR ALL 1. Anak Terlantar 2. Anak Bermasalah Hukum 3. Penyandang Cacat 4. Lanjut Usia 5. Korban NAPZA 6. Penderita Penyakit Katastropik 7. Komunitas Adat Terpencil (KAT) 2

5 KEMENKO KESRA PENDAHULUAN: Masyarakat Miskin, 17,5 RTS, 3,9 Juta RTSM, Rentan, 22 Kelompok Marjinal, harus diangkat dari garis kemiskinan, menuju sasaran RPJMN dan sasaran MDGs KLASIFIKASI: Klasifikasi masyarakat miskin, Rentan, Kelompk Marjinal, 8 Sasaran MDGs. REGULASI REGULASI YANG ADA: UUD 45 45, Pasal terkait kemiskinan Pasal 18B, Pasal 28A, Pasal 28B, Pasal 28C, Pasal 28D, Pasal 28F, Pasal 28G, Pasal 28H, Pasal 28I, Pasal 31, Pasal 33, dan Pasal 34 Undang undang No. 11 Tahun 2005 tentang Pengesahan Kovenan International tentang Hak hak Ekonomi, Sosial dan Budaya), Undang undang No. 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan Kovenan Internasional tentang Hak hak Sipil dan Politik. Perpres No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan FAKTOR FAKTOR LAIN: Otonomi Daerah, Disparitas Wilayah, Kemiskinan Kota dan Desa (desa lebih besar dan menyebar), Pilihan Kebijakan (apa saja?) 3

6 PROGRAM 2 PEMBANGUNAN BERKEADILAN: Bansos, PKH, Raskin, PNPM, JAMKESMAS, KUR, Beasiswa Miskin, Air Bersih, Lansia, Penca, Anak terlantar. MONITORING DAN EVALUASI: Hambatan dan Kendala, Disparitas Wilayah, Peran Daerah lebih besar untuk PNPM, Bunga Kredit KUR masihtinggi, daerah berperan dlmjamkesmas, Pendataan. Saran Perbaikan Integrasi program programpemberdayaan programpemberdayaan pusatdan daerah ke dalampnpm SASARAN MDGS DAN SASARAN RPJMN , Hasilnya: jumlah masyarakat miskin 8% pada 2014, jumlah pengangguran: 5% pada Sasaran 8 MDGs : tingkat kemiskinan 7,5% pada 2015, gender, pendidikan dasar, angka kematian bayi, angka kematian balita, angka kematian ibu, air bersih, jumlah penderita TBC, HIV/AIDS, Kerjasama Internasional. 4

7 KEMENTERIAN PP & PA Kota Layak Anak Mempercepat Pencapaian Program Pro Rakyat, Justice For All dan MDGs PENDAHULUAN: 1. Kota tumbuh rata rata 4,4% pertahun mendorong migrasi tenaga kerja produktif usia subur, sehingga persentase anak tinggal di kota meningkat. 43,24 % anak tinggaldikota. 2. Penduduk migran umumnyatinggal di sentra industri, pinggiran kota, daerah kumuh dan bahaya bagi tumbuh kembang dan perlindungan anak. 3. Proporsi anak % dari total penduduk merupakan asset dan investasi nasional yang penting. 4. Anak embrio SDM berkualitas memerlukan ruang dan lingkungan tumbuh kembang yang layak, sehat dan ramah. 5. Anak rentan terhadap kekerasan, pelecehan, diskriminasi dan perlakuan salah lainnya. 6. Kasus anak bermasalah hukum terus meningkat dan penanganan belum maksimal 7. Jumlah anak terlantar makin menghawatirkan akibat dinamika pembangunan yang bl belum pro rakyat dan adanya perubahan bh tata nilai i sosial il 8. Kota layak anak diperlukan sebagai kerangka percepatan pencapaian sasaran program pro rakyat, justice for all dan MDGs di bidang perlindungan anak. 5

8 KLASIFIKASI: 1. Anak bermasalah hukum (ABH). 2. Anak terlantar 3. Anak yang memerlukan perlindungan khusus REGULASI REGULASI YANG ADA: 1. UUD 45, Pasal 28.b 2. UUNo23tahun2002tentang 2002 tentang Perlindungan Anak 3. UU No 23 tahun 2004 tentang PKDRT 4. UU No 23 tahun 2006 tentang Adminduk 5. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan RI No. 3/2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Anak (NSPK) 6. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan RI No. 02/2009 tentang Kebijakan Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) FAKTOR FAKTOR LAIN: 1. Respon pemerintah Kabupaten/Kota positif Bupati/Walikota dapat penghargaan Presiden RI atas Inisiatif pengembangan KLA 3. Bupati/Walikota mengembangkan KLA secara mandiri 4. KLA mendapat dukungan dari Unesco dan Unicef 5. Konsep KLA belum tersosialisasi secara memadai 6

9 PROGRAM 2 PEMBANGUNAN BERKEADILAN: 1. Bansos,PKH,Raskin,PNPM,JAMKESMAS,KUR,BeasiswaMiskin,Air Bersih, Lansia, Penca, Anak terlantar, (Setiap Program dijabarkan, Tahun2010 tahun 2011). MONITORING DAN EVALUASI: Hambatan dan Kendala 1. Perlindungan anak dilaksanakan secara terpisah 2. Wilayah percontohan KLA masih rendah, 19 kab/kota 3. Konsep KLA belum tersosialisasi secaramenyeluruh 4. Belum ada kebijakan Kesejahteraan dan perlindungan Anak secara menyeluruh. Saran Perbaikan 1. Pemantapan kebijakan perlindungan anak 2. Penambahan wilayah percontohan KLA 100 kab/kota sampai akhir Sosialisasi, advokasi dan fasilitasi KLA di semua kab/kota 4. Peluncuran Gerakan Indonesia Layak Anak (Idola) 7

10 SASARAN MDGS DAN SASARAN RPJMN , Hasilnya: 1. Tersedia regulasi perlindungan anak yang memadai sesuai dengan kebutuhan. 2. Tersedia kebijakan perlindungan anak yang holistik untuk menjamin terpenuhinya hkhk hak hak anak 3. Adanya penajaman kebijakan daerah di bidang perlindungan dan tumbuh kembang anak anak di bidang Kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup. 4.PengnembanganwilayahpercontohanKLA100kab/kota sampai dengan akhir Bekerja sama dengan Unesco dan Unicef mengembangkan 500 Sekolah ramah Anak sampai akhir

11 DIREKTORAT JENDERAL MANDIKDASMEN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL JUSTICE FOR ALL BIDANG PENDIDIKAN 11

12 PENDAHULUAN a. Salah satu tujuan negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. b. Pendidikan merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia dan untuk itu setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama, dan gender. c. Pendidikan untuk semua menjamin keberpihakan kepada peserta didik yang memiliki hambatan fisikik ataupun mental, hambatan ekonomi dan sosial ataupun kendala a geografis, dengan menyediakan a layanan pendidikan untuk menjangkau mereka yang tidak terjangkau. 1

13 PARADIGMA PEMBANGUNAN PENDIDIKAN Hak Belajar Wajib Belajar 9 Tahun Hak Belajar 9 Tahun Kepastian bagi semua warga negara untuk memperoleh pendidikan minimalsampai lulus SMP: Sarana Prasarana Pendanaan 2

14 2. Kesetaraan Dalam Pendidikan..setiap warga negara, tidak memandang ras, agama, suku, jender, keterbatasan fisik dan mental berhak memperoleh layanan pendidikan dan perlindungan dari diskriminasi.. khusus umum khusus Kebutuhan Khusus: Cacat, Istimewa,.. Layanan y Khusus: Terluar, Terpencil,. Non formal Informal selalu saja ada warga yang khusus yang memerlukan perhatian sangat khusus dengan layanan yang sangat khusus pula 3

15 Pilar Pembangunan Pendidikan Nasional (Misi 5K) 1. Meningkatkan Ketersediaan Layanan Pendidikan 2. Meningkatkan Keterjangkauan Layanan Pendidikan 3. Meningkatkan Kualitas/Mutu dan Relevansi Layanan Pendidikan 4.Meningkatkan Kesetaraan Memperoleh Layanan Pendidikan 5. Meningkatkan Kepastian/Keterjaminan Memperoleh Layanan Pendidikan 4

16 Ditjen Mandikdasmen Penjabaran Tema Kebijakan Deskripsi Ketersediaan Program Menjamin tempat belajar bagi semua anak usia sekolah yang memadai (dimensi mutu) Mempunyai dua makna: dalam arti geografis dan ekonomi. Keterjangkauan Kualitas Pembangunan Unit Sekolah Baru Penyediaan ruang kelas baru Rehabilitasi gedung sekolah Penyelenggaraan SMP Terbuka Penyelenggaraan SD SMP satu atap Penyelenggaraan pendidikan khusus dan layanan khusus Pemberian BOS, BOMM, beasiswa miskin, 5 Kesamaan hak untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Mempunyai dua konotasi: proses dan hasil. Ditjen Mandikdasmen memusatkan pada proses Penyediaan sarana: Penyediaan perpustakaan, multimedia Peningkatan mutu prasarana: Peralatan laboratorium, TIK, alat keterampilan Penyelenggaraan SSN, RSBI dan SBI 16

17 Ditjen Mandikdasmen Penjabaran.. (lanjutan) Deskripsi Program Kesetaraan Kesamaan hak untuk mendapatkan pendidikan Pendidikan inklusif. yang bermutu tanpa diskriminasi berdasarkan pada latar belakang sosial siswa. Penyelenggaraan SSN, RSBI dan SBI Penyediaan sarana dan prasarana sesuai SNP Penyediaan beasiswa miskin Penyediaan beasiswa prestasi. Kepastian Kepastian untuk mendapatkan tempat ketika peserta didik melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi tanpa diskriminasi berdasarkan latar belakang sosial. Pembangunan USB atau RKB pada jenjang pendidikan berikutnya Penyediaan Beasiswa miskin Pemberian dan perbaikan gizi BOS dengan berbagai penyempurnaan sistemnya 6

18 Ditjen Mandikdasmen Program dan Sasaran 2010 Ketersediaan 1. Penyediaan Ruang Kelas Baru (RKB) SMA 425 Ruang 2. Penyediaan Ruang Kelas Batu (RKB) SMK Ruang 3. Rehabilitasi Ruang Kelas SMP 400 Ruang 4. Rehabilitasi Ruang Kelas SMA 400 Ruang 5. Pembangunan Unit Sekolah Baru (USB) SMP 200 SMP 6. Pembangunan Unit Sekolah Baru (USB) SMA 5 SMA 7. Pembangunan Unit Sekolah Baru (USB) SMK 140 SMK 7

19 Ditjen Mandikdasmen Program dan Sasaran 2010 Keterjangkauan 1. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SD Siswa 2. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMP Siswa 3. Bantuan Operasional SMP Terbuka Siswa 4. Penyelenggaraan Pendidikan Khusus (PK) dan Pendidikan Layanan Khusus (PLK) (Beasiswa Cacat/Inklusif/ Keberbakatan/PLK) Siswa 5. Pemberian Beasiswa bagi Siswa Miskin Jenjang SD Siswa 6. Pemberian Beasiswa bagi Siswa Miskin Jenjang SMP Siswa 7. Pemberian Beasiswa bagi Siswa Miskin Jenjang SMA Siswa 8. Pemberian Beasiswa bagi Siswa Miskin Jenjang SMK Siswa 9. Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) SMA Siswa 10. Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) SMK Siswa 8

20 Ditjen Mandikdasmen Program dan Sasaran 2010 Kualitas 1. Pembangunan Ruang Perpustakaan/Pusat t Sumber Belajar SD SD 2. Pembangunan Laboratorium IPA SMP 500 Ruang 3. Pembangunan Ruang Perpustakaan SMA 66 Ruang 4. Pembangunan Ruang Laboratorium IPA SMA 150 Ruang 5. Pembangunan Perpustakaan, Lab/Workshop SMK 300 Ruang 6. Bantuan Rintisan Sekolah Standar Nasional (SSN) SD SD 7. Pemberian Subsidi Sekolah Standar Nasional (SSN) SMP 500 Sekolah 8. Blockgrant Sekolah Standar Nasional (SSN) SMA Paket 9. Bantuan Rintisan SD Bertaraf Internasional 165 SD 10. Pemberian Subsidi SMP Bertaraf Internasional 319 Sekolah 11. Pemberian Subsidi Rintisan SMA Bertaraf Internasional 320 Sekolah 12. Bantuan Pengembangan g Rintisan SMK Bertaraf Internasional 241 Sekolah 9

21 Ditjen Mandikdasmen Program dan Sasaran Pendidikan Dasar 2010 KESETARAAN 1. Bantuan operasional penyelenggaraan sekolah inklusif 56 Sekolah 2. Beasiswa Bakat Prestasi SMP Siswa 3. Beasiswa Prestasi Olimpiade SMA 744 Siswa 4. Beasiswa Berprestasi dan Program Keahlian Khusus SMK KEPASTIAN Siswa 1. Pembangunan Unit Sekolah Baru (USB) SMP 200 SMP 2. Pembangunan Unit Sekolah Baru (USB) SMA 5 SMA 3. Pembangunan Unit Sekolah Baru (USB) SMK 140 SMK 10

22 KEMENTERIAN SOSIAL Keluaran Target Penyelesaian Instansi No Klp sasaran Program Sasaran Penanggun Ket % g Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1. Anak terlantar juta Program Meningkatnya 3,4 % Terpenuhinya Kemensos, (termasuk anak jalanan, kesejahteraan Sosial anak terlantar anak anak kebutuhan dasar, balita terlantar t dan anak Anak dan aksesibilitas, memerlukan perlindungan pelayanan sosial khusus) dasar (PKSA)/Rehabilitasi dan Perlindungan Sosial Anak yang terpenuhinya hak-hak dasarnya dalam asuhan keluarga Pemerintah Daerah Dinas Sosial Prov/Kab/Kota 2. Anak Bermasalah Hukum 1. Program Meningkatnya 7,2 % 430 anak 930 anak Terpenuhinya Kemensos Dinas Sosial anak Kesejahteraan Sosial Anak Berhadapan Dengan Hukum anak yang berhadapan hukum yang terpenuhinya kebutuhan dasar,dan aksesibiltas pelayanan sosial dasar Prov/Kab/Kota hak-hak dasarnya dalam asuhan keluarga 1 2. Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Anak Berhadapan Hukum 1. Tersedian ya SOP 5 Kementeri an dan POLRI dalam perlindun gan dan Rehabilta si Anak Berhadap an Hukum 2. Tersedian ya RUU Peradilan Pidana Anak 100 % 25 % 75 % Terlaksananya Perlindungan dan Rehabiltasi Sosial Anak Berhadapan Hukum 100 % 50 % 50 % Tersedianya regulasi Restorative e Justices untuk Anak Berhadapan Hukum, Kemensos, Kemen Diknas, Kemenag, Kemenkes, Kemen Hukam, POLRI Kemen Hukam, Kemensos, Kemeneg PP dan PA, Setneg

23 3. Penyandang Cacat Rehabilitasi dan Perlindungan Sosial bagi Penyandang cacat Meningkatnya rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi penyandang cacat 1 % Jaminan Sosial Penyandang Cacat (JS- Paca): orang; Pemenuhan kebutuhan dasar: orang JS-Paca: orang; Pemenuhan kebutuhan dasar: orang Terlaksananya peningkatan rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi penyandang cacat Kemensos, BRI, PT. Posindo, Pemda Dinas Sosial Provinsi (33 Prov); Kab/Kota 4, Lanjut Usia Rehabilitasi dan Perlindungan Sosial bagi lanjut usia Meningkatnya rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi lanjut usia 1 % Jaminan Sosial Lanjut Usia (JSLU): orang; Pemenuhan kebutuhan dasar: orang JSLU: orang; Pemenuhan kebutuhan dasar: orang Terlaksananya peningkatan rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi lanjut usia Kemensos, BRI, PT. Posindo, Pemda Dinas Sosial Provinsi (33 Prov); Kab/Kota 5. Korban NAPZA Rehabilitasi dan Perlindungan Sosial bagi korban NAPZA Meningkatnya kualitas pelayanan rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi korban NAPZA 4 % orang korban NAPZA orang korban NAPZA Terlaksananya peningkatan rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi korban NAPZA Kemensos, BNN, Kemenkes, Kepolisian Dinas Sosial Prov/Kab/Kota 6. Penderita Penyakit Katastropik Bantuan dan pelayanan kesehatan Meningkatnya kualitas pelayanan bagi penderita penyakit katastropik Kemenkes Dinas Kesehatan Prov/ Kab/Kota 2

24 No Klp sasaran Program Keluaran Target Penyelesaian Instansi Pemerintah Sasaran Penanggun Ket % Daerah g Jawab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 7. Komunitas Adat Terpencil (KAT) Dinas Sosial Prov/Kb/Kota Pemenuhan kebutuhan dasar, aksesibilitas dan pelayanan sosial bagi warga KAT Terpenuhinya penyediaan pemukiman dan infrastruktur serta jaminan hidup unit unit permukiman permukima infrastruktur; n Jaminan hidup infrastruktu bagi KK r; Jaminan hidup bagi KK Terlaksananya pemenuhan kebutuhan dasar, aksesibilitas dan pelayanan sosial bagi warga KAT Kemensos, Kemendagri, Kementerian PDT, TNI 3

25 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM Sekt or : Kementerian Hukum dan HAM cq. Direktorat Bina Khusus Narkotika No Kelompok Program Keluaran Target Penyelesaian Sasaran Instansi Pemerintah Sasaran Program Utama Komponen Program Ket % Penanggung Daerah Jawab 1. Korban Napza 1. Bimbingan dan 1.1. Penegakan dan Menurunnya penyalahgunaan Lapas Meningkatnya Ditjen UPT (Narapidana dan Penegakkan BImbingan Hukum dan peredaran gelap narkotika di 100% dan Lapas dan pastisipasi aktif da Pemasyarakat Pemasyaraka Tahanan) Hukum, UPT Pemasyarakatan kesadaran an tan dan Pelayanan Sosial serta Terapi dan Rehabilitasi Berkesinambun gan narapidana dan tahanan dalam mencegah terjadinya penyalahgunaan peredaran gelap narkotika di UPT Pemasyarakatan Meningkatnya ketertiban dan Seluruh hwbp dan keamanan lingkungan tahanan mendapat layanan bimbingan dan penegakan hukum di UPT 1.2. Pelayanan Sosial Narapidana dan tahanan mendapatkan akses pelayanan sosial yang berbasis pada agama, budaya dan norma norma Pemasyarakatan % Lapas dan Lapas dan Narapidana dan tahanan Lapas mendapatkan akses pembinaan keterampilan usaha 100% dan Lapas dan Narapidana dan tahanan 80% mendapatkan pelayanan kesehatan dasar Pelayanan KIE tentang 60% Penanggulangan HIV AIDS dan Penyalahgunaan Narkotika telah diintegrasikan ke dalam setiap tahapan kegiatan layanan sosial Pemasyarakatan pada tiap tahunnya Kemenkumha Kanwil m Kemenkumh am Terapi dan Lapas dan penyedia 60% 46 Lapas dan 72 Lapas Meningkatkan akses Rehabilitasi i layanan T&R social il Pi Prioritas it dan layanan T & R guna Lapas dan memiliki kerjasama dengan sektor terkait dalam layanan T&R 60% Prioritas membantu narapidana/tahanan dari ketergantungan narkotika

26 Lanjutan Pencegahan Penularan HIV dan Penatalaksanaan AIDS dan Infeksi Oportunis 2.1. KIE tentang Narapidana dan tahanan pencegahan mendapatkan layanan KIE penularan HIV dan IO dan alat bantu KIE Tersedianya alat bantu KIE yang didistribusikan dan dibahas dengan narapidana dan tahanan di seluruh UPT Pemasyarakatan a ata 2.2 VCT/PICT 50% narapidana dan tahanan beresiko diseluruh UPT Pemasyarakatan mengakses layanan tes HIV 2.3 Akses Material Terpenuhinya material pencegahan pencegahan infeksi dan penularan HIV dan IO penyehatan lingkungan 100% Lapas/ dan Bapas Prioritas Meningkatkan pengetahuan sikap dan perilaku WBP tentang penanggulangan g HIV AIDS dan IO 80% menurunkan resiko penularan HIV dan IO dikalangan narapidana dan tahanan 60%36 Lapas dan 60%36 Lapas dan 65 Lapas dan 65 Lapas dan Mengendalikan penularan HIV dan membantu narapidana dan tahanan mengetahui status kesehatannya terkait infeksi HIV gar sesegera mungkin mendapatkan perawatan, dukungan dan pengobatan Memutus mata rantai penularan HIV dan IO di lapas dan melalui penyediaan akses material pencegahan 2.4 K3 bagi Petugas Lapas, dan Bapas 60%7 Lapas dan 12 Lapas dan Perlindungan bagi Petugas, narapidana dan tahanan terhadap terjadinya resiko kecelakaan kerja dan kegiatan rutin dan resiko turunannya 2.5. Profolaksis Paska pajanan bagi Petugas Lapas,, Bapas dan Narapidana serta tahanan 60%7 Lapas dan 12 Lapas dan Mencegah sedini mungkin terjasinya penularan HIV pada petugas, narapidana dan tahanan sebagai akibat dari kecelakaan kerja 2 3. Perawatan, dukungan dan pengobatan bagi narapidana dan tahanan 3.1. Perawatan, dukungan dan pengobatan ARV dab IO bagi narapidana dan tahanan ODHA 3.2. Perawatan, dukungan dan pengobatan bagi narapidana dan tahanan TB 40% narapidana dan tahanan yang terinfeksi mendapatkan layanan perawatan, dukungan dan pengobatan HIV AIDS dan IO 80% narapidana dan tahanan yang mendapatkan layanan TB 80%35 Lapas dan 80%35 Lapas dan 65 Lapas dan 65 Lapas dan meningkatkan kepercayaaan diri dan penerapan gaya hidup sehat bagi ODHA. Meningkatkan akses layanan pengobatan ARV dan IO (20% dari jumlah ODHA di Lapas dan ) Menurunkan beban TB pada ODHA dan menurunkan angka kematian akibat TB

27 Lanjutan Perawatan paliatif AIDS dan IO bagi narapidana dan tahanan 70%20 Lapas dan 60 Lapas dan Meningkatkan dukunagn psiko sosial bagi ODHA stadium akhir 4. Penelitian, i Penelitian i adanya kebijakan kbijk Sentinel site Lapas dan prioritas i pengamatan dan penelitian dan sebagaimana metodologi pengembangan terlaksananya kegiatan sampling yang ditetapkan penelitian yang didukung sumber daya internal Ditjenpas 4.2. Pengamatan Tersedianya rencana Sentinel site Lapas, dan pilihan pelaksanaan surveilans HIV dan SSP/STBP sehingan tersedia data hasil surveilans tersebut sampling 4.3. Pengembangan Tersedianya desain layanan program yang akan dikembangkan. Tersedianya haisl evaluasi pelaksanaan uji coba dan rencana perluasan Sentinel site Uji desain pembaharuan layanan program akan dilaksanakan pada UPT Pemasyarakatan prioritas 5. Pelaksanaan program komprehensif dan berkesinambungan di Lapas dan Rujukan 5.1. Penjajakan kebutuhan dan penyusunan program kerja per Lapas dan 10%7 Lapas dan 10 Lapas dan Tersedianya program kerja per Lapas dan yang telah disetujui Ka Lapas dan masing masing 5.2. Pendampingan manajemen dan tki teknis 10%7 Lapas dan 10 Lapas dan Setiap Lapas dan rujukan mendapatkan pelatihan ltih dan pendampingan manajemen program serta teknis layanan program 5.3. Evaluasi perkembangan pelaksanaan progra, komprehensif dan kesinambungan 10%7 Lapas dan 10 Lapas dan Terlaksananya evaluasi perkembangan pelaksanaan program yang dilakukan di tiap Lapas dan rujukan 5.4. Rencana perluasan program komprehensif dan kesinambungan ke propinsi lain diluar 20 propinsi Sumber : Rencana Aksi nasional Penanggulangan HIV AIDS dan Penyalahgunaan Narkoba di UPT Pemasyarakatan %7 Lapas dan 10 Lapas dan Tersedianya rencana kerja Ditjenpas tentang perluasan program komprehensif dan berkesinambungan

28 DATA TAHANAN / ANDIKPAS DI DALAM LPA DAN DI LUAR LPA PER JANUARI 2010 DALAM LPA LUAR LPA TOTAL P W P W P W JUMLAH TAHANAN ANAK ANAK PIDANA ANAK NEGARA TOTAL

29 KEMENTERIAN KESEHATAN Keluaran Target Penyelesaian Instansi Pemerintah No Program Tindakan Sasaran Ket % Penanggungjawab Daerah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1 Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) a Anak terlantar pembangunan rumah singgah, 100% anak 100% anak menyediakan terlantar yang terlantar yang Seluruh anak terlantar lapangan kerja memberikan pelayanan datang ke datang ke anak mendapat jaminan 100% KEMENKES dan terhadap anak terlantar pusat pusat terlantar pelayanan kesehatan mendukung pelayanan pelayanan program kesehatan kesehatan penyediaan obat b Anak Bermasalah Hukum memberikan pelayanan terhadap anak bermasalah hukum seluruh anak bermasalah hukum mendapat jaminan pelayanan kesehatan 100% 100% anak bermasalah hukum yang datang ke pusat pelayanan kesehatan 100% anak bermasalah hukum yang datang ke pusat pelayanan kesehatan anak miskin bermasalah hukum KEMENKES lapas bekerjasama dengan depkumham melakukan updating data c Penderita Penyakit Katastropik memberikan pelayanan terhadap penderita katastropik seluruh penderita penyakit katastropik peserta Jamkesmas mendapatkan pelayanan kesehatan 100% 100% pederita penyakit katastropik peserta Jamkesmas yang datang mendapat pelayanan kesehatan 100% pederita penyakit katastropik yang datang mendapat pelayanan kesehatan penderita miskin penyakit katastropik KEMENKES melakukan pendampingan terhadap penderita katastropik ke layanan rujukan 2 Lanjut Usia Menjadikan Puskesmas sebagai Puskesmas Santun Usia Lanjut Puskesmas santun Usia Lanjut 100% 102 puskesmas 227 puskesmas terlaksanany a program puskesmas santun USILA KEMENKES DINSOS dan DINKES Pelayanan kesehatan pada komunitas Adat terpencil yang sudah 3 Komunitas Adat Terpencil menetap memberikan surat kepada DINKES kabupaten/kota dan DEPSOS 100% 100% 100% sesuai komunitas Adat Terpencil tahap III DEPSOS KEMENKES dan KEMENSOS DINKES dan DINSOS

PEMBANGUNAN YANG BERKEADILAN

PEMBANGUNAN YANG BERKEADILAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PEMBANGUNAN YANG BERKEADILAN Disampaikan Oleh: Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Tampaksiring, 19 APRIL 2010 VISI RENCANA

Lebih terperinci

KEBIJAKAN SARANA PRASARANA UNTUK SEKOLAH SWASTA

KEBIJAKAN SARANA PRASARANA UNTUK SEKOLAH SWASTA KEBIJAKAN SARANA PRASARANA UNTUK SEKOLAH SWASTA Prof. Suyanto, Ph.D Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional 1 Tahapan Pembangunan Pendidikan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN HAK ATAS PENDIDIKAN DASAR DI INDONESIA

KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN HAK ATAS PENDIDIKAN DASAR DI INDONESIA KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN HAK ATAS PENDIDIKAN DASAR DI INDONESIA Prof. Suyanto, Ph.D. Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

MATRIKS 2.2.A TARGET KINERJA PEMBANGUNAN LINTAS BIDANG PERLINDUNGAN ANAK TAHUN 2011

MATRIKS 2.2.A TARGET KINERJA PEMBANGUNAN LINTAS BIDANG PERLINDUNGAN ANAK TAHUN 2011 MATRIKS 2.2.A TARGET KINERJA PEMBANGUNAN LINTAS BIDANG PERLINDUNGAN ANAK TAHUN 2011 No Fokus / Kegiatan Plk (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1 Peningkatan kualitas tumbuh 1. APK PAUD (persentase)

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang

Lebih terperinci

BAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

BAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL A. KONDISI UMUM Pelaksanaan pembangunan bidang kesejahteraan sosial selama periode 2001-2004

Lebih terperinci

BAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

BAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL A. KONDISI UMUM Pelaksanaan pembangunan bidang kesejahteraan sosial selama periode 2001-2004 memperlihatkan kondisi yang menggembirakan, terutama

Lebih terperinci

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Prof. Suyanto, Ph.D. Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional 1 Tahapan

Lebih terperinci

Bidang Perlindungan Anak tertuang dalam Bab 2 Pembangunan Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama.

Bidang Perlindungan Anak tertuang dalam Bab 2 Pembangunan Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama. Bidang Perlindungan Anak tertuang dalam Bab 2 Pembangunan Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama. Permasalahan dan Isu Strategis Ada tiga isu strategis di Bidang Perlindungan Anak yang mendapatkan perhatian

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 10 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 10 TAHUN SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEJAHTERAAN SOSIAL KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI, Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL RAPAT KERJA PRESIDEN RI DENGAN PARA MENTERI DAN GUBERNUR SE-INDONESIA

LAPORAN HASIL RAPAT KERJA PRESIDEN RI DENGAN PARA MENTERI DAN GUBERNUR SE-INDONESIA LAPORAN HASIL RAPAT KERJA PRESIDEN RI DENGAN PARA MENTERI DAN GUBERNUR SE-INDONESIA Oleh: Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Istana Tampak Siring, 21 April 2010 TUJUAN RAKER 1. Menyempurnakan

Lebih terperinci

RANGKUMAN HASIL SIDANG KELOMPOK Prioritas 4 : Penanggulangan Kemiskinan Prioritas 10 : Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, & Paska Konflik

RANGKUMAN HASIL SIDANG KELOMPOK Prioritas 4 : Penanggulangan Kemiskinan Prioritas 10 : Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, & Paska Konflik RANGKUMAN HASIL SIDANG KELOMPOK Prioritas 4 : Penanggulangan Kemiskinan Prioritas 10 : Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, & Paska Konflik WILAYAH : Sumatera A Hari/ Tanggal : Sabtu/01 Mei 2010 Sesi

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA MALANG TAHUN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA MALANG TAHUN SALINAN NOMOR 28, 2014 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA MALANG TAHUN 2013 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang:

Lebih terperinci

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran III Peraturan Daerah Kab. Demak Nomor Tanggal : 12 TAHUN 2016 : 23 DESEMBER 2016 PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka implementasi Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-undang Nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial dan untuk mendukung

Lebih terperinci

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Dr. Kuntjoro Adi Purjanto, M.Kes Sekretaris Ditjen Bina Upaya Kesehatan kementerian kesehatan republik indonesia

Lebih terperinci

KINI DAN MASA YANG AKAN DATANG

KINI DAN MASA YANG AKAN DATANG PERLINDUNGAN SOSIAL UNTUK SEMUA, ADIL GENDER & MEMBERDAYAKAN KINI DAN MASA YANG AKAN DATANG DIAN K ARTIKASARI, KOALISI PEREMPUAN INDONESIA Disampaikan Dalam K onferensi N asional MAMPU, Perempuan Inspirasi

Lebih terperinci

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011 MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011 PRIORITAS 3 Tema Prioritas Penanggung Jawab Bekerjasama dengan PROGRAM AKSI BIDANG KESEHATAN Penitikberatan pembangunan bidang kesehatan melalui pendekatan preventif, tidak

Lebih terperinci

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 Bidang: Lintas Bidang Penanggulangan Kemiskinan II.1.M.B-1. (dalam miliar rupiah)

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 Bidang: Lintas Bidang Penanggulangan Kemiskinan II.1.M.B-1. (dalam miliar rupiah) MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN Bidang: Lintas Bidang Penanggulangan Kemiskinan (dalam miliar rupiah) No 2012 2013 2014 I. Prioritas: Penanggulangan Kemiskinan A. Fokus Prioritas: Peningkatan

Lebih terperinci

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial 22. URUSAN SOSIAL UUD 45 telah mengamanatkan bahwa Negara wajib memberi perlindungan dan jaminan kesejahteraan sosial. Beberapa masalah yang masih perlu mendapat perhatian diantaranya masih rendahnya kualitas

Lebih terperinci

Jembrana 23 September 2010

Jembrana 23 September 2010 Jembrana 23 September 2010 1 Pemberdayaan Masyarakat pedesaan melalui penerapan TIK Tepat Guna Inpres 1 2010 Percepatan Prioritas Percepatan Pelaksanaan Prioritas pembangunan 2010, Inpres 3 tahun 2010

Lebih terperinci

BAB 29 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

BAB 29 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAB 29 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL Perlindungan dan kesejahteraan sosial diperlukan bagi seluruh rakyat Indonesia untuk meningkatkan kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat.

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Sosial Kabupaten Subang telah dibentuk dengan Peraturan

Lebih terperinci

Dirjen. Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Kementerian Sosial RI 2012

Dirjen. Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Kementerian Sosial RI 2012 Disampaikan oleh: Drs. Hartono Laras, M.Si Dirjen. Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Dirjen. Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Kementerian Sosial RI 2012 1 UU No. 11/2009

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 62 TAHUN 2016

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 62 TAHUN 2016 BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA

INDIKATOR KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA Instansi : DINAS SOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI Visi : Terwujudnya Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja yang Produktif dan Percepatan Penanganan Masalah Mendukung Terwujudnya

Lebih terperinci

- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL - 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang

Lebih terperinci

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp. 024-8311729 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji syukur

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

- 9 - No. Permasalahan Tujuan Tantangan Indikator Keberhasilan Fokus

- 9 - No. Permasalahan Tujuan Tantangan Indikator Keberhasilan Fokus - 9 - Strategi 1: Penguatan Institusi Pelaksana RANHAM Belum optimalnya institusi pelaksana RANHAM dalam melaksanakan RANHAM. Meningkatkan kapasitas institusi pelaksana RANHAM dalam rangka mendukung dan

Lebih terperinci

Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2017: Penyaluran Bantuan Sosial Secara Non Tunai

Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2017: Penyaluran Bantuan Sosial Secara Non Tunai Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2017: Penyaluran Bantuan Sosial Secara Non Tunai ekbis.sindonews.com Dengan pertimbangan bahwa penyaluran bantuan sosial 1 kepada masyarakat dilakukan secara efisien agar

Lebih terperinci

Jl. Sukarno Hatta Giri Menang Gerung Telp.( 0370 ) , Fax (0370) Kode Pos TELAAHAN STAF

Jl. Sukarno Hatta Giri Menang Gerung Telp.( 0370 ) , Fax (0370) Kode Pos TELAAHAN STAF PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI Jl. Sukarno Hatta Giri Menang Gerung Telp.( 0370 ) 681150, 681156 Fax (0370) 681156 Kode Pos 83363 TELAAHAN STAF Kepada : Bapak

Lebih terperinci

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial 22. URUSAN SOSIAL Perlindungan dan kesejahteraan sosial diperlukan bagi seluruh rakyat Indonesia sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945. Meskipun telah banyak dicatat beberapa keberhasilan, beberapa masalah

Lebih terperinci

MDGs. Kebijakan Nasional Penanggulangan Kemiskinan. dalam. Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional September 2007

MDGs. Kebijakan Nasional Penanggulangan Kemiskinan. dalam. Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional September 2007 MDGs dalam Kebijakan Nasional Penanggulangan Kemiskinan Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional September 2007 1 Cakupan Paparan I. MDGs sebagai suatu Kerangka untuk

Lebih terperinci

MENUNAIKAN HAK PELAYANAN KESEHATAN NAPI DAN TAHANAN

MENUNAIKAN HAK PELAYANAN KESEHATAN NAPI DAN TAHANAN MENUNAIKAN HAK PELAYANAN KESEHATAN NAPI DAN TAHANAN Oleh Patri Handoyo Kondisi kesehatan di dalam lembaga pemasyarakatan (lapas) dan rumah tahanan negara (rutan) Indonesia sejak tahun 2000-an telah terbawa

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik I

2 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik I BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1238, 2015 KEMENKES. Pengguna Napza Suntik. Dampak. Pengurangan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG PENGURANGAN DAMPAK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.43, 2015 KEMENSOS. Rehabilitasi Sosial. Profesi. Pekerjaan Sosial. Standar. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR REHABILITASI

Lebih terperinci

Dr. Alamsyah, M.Hum. Drs. Sugiyarto, M.Hum

Dr. Alamsyah, M.Hum. Drs. Sugiyarto, M.Hum POTRET DI JEPARA Dr. Alamsyah, M.Hum Drs. Sugiyarto, M.Hum Penerbit Madina dan Pemda Kabupaten Jepara. Desember 2012 i Permasalahan Sosial dan Strategi Penanganan Potret di Jepara Diterbitkan Desember

Lebih terperinci

DEPUTI PERLINDUNGAN PEREMPUAN KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK RI

DEPUTI PERLINDUNGAN PEREMPUAN KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK RI DEPUTI PERLINDUNGAN PEREMPUAN KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK RI PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Sakernas BPS Sep 2010, Jumlah angkatan kerja : 116,5 juta Jumlah yang bekerja sebesar

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB 29 PENINGKATAN PERLINDUNGAN

BAB 29 PENINGKATAN PERLINDUNGAN BAB 29 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL Perlindungan dan kesejahteraan sosial merupakan hal-hal yang berkaitan dengan keterlantaran baik anak maupun lanjut usia, kecacatan, ketunasosialan,

Lebih terperinci

2018, No.2-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah

2018, No.2-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2018 ADMINISTRASI. Pelayanan Minimal. Standar. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6178) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL KOTA BATU DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

RISALAH KESEPAKATAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK MUSRENBANG NASIONAL TAHUN 2010

RISALAH KESEPAKATAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK MUSRENBANG NASIONAL TAHUN 2010 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (MUSRENBANGNAS) TAHUN 2010 Jakarta, 28 April-1 Mei 2010 RISALAH KESEPAKATAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR REHABILITASI SOSIAL DENGAN PENDEKATAN PROFESI PEKERJAAN SOSIAL

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR REHABILITASI SOSIAL DENGAN PENDEKATAN PROFESI PEKERJAAN SOSIAL PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR REHABILITASI SOSIAL DENGAN PENDEKATAN PROFESI PEKERJAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN,

WALIKOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN, WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, KELUARGA BERENCANA DAN KETAHANAN PANGAN WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit menular saat ini masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat di Indonesia dan merupakan penyebab kematian bagi penderitanya. Penyakit menular adalah penyakit

Lebih terperinci

Efektivitas Program Bantuan Sosial dalam Pengurangan Kemiskinan dan Ketimpangan

Efektivitas Program Bantuan Sosial dalam Pengurangan Kemiskinan dan Ketimpangan Efektivitas Program Bantuan Sosial dalam Pengurangan Kemiskinan dan Ketimpangan Asep Suryahadi, Niken Kusumawardhani, Ridho Al Izzati The SMERU Research Institute % Ekonomi terus tumbuh, kemiskinan menurun,

Lebih terperinci

KUALITAS & AKSESIBILITAS PDDKN BLM MERATA ANGKA PENGANGGURAN MASIH TINGGI

KUALITAS & AKSESIBILITAS PDDKN BLM MERATA ANGKA PENGANGGURAN MASIH TINGGI KUALITAS & AKSESIBILITAS PDDKN BLM MERATA ANGKA PENGANGGURAN MASIH TINGGI Budaya PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT Infrastruktur dan Lingkungan Hidup KESEHATAN PENDIDIKAN KETAHANAN PANGAN, IKLIM INVESTASI

Lebih terperinci

HASIL LOKAKARYA REVIEW PENANGGULANGAN HIV & AIDS PROVINSI JAWA TENGAH

HASIL LOKAKARYA REVIEW PENANGGULANGAN HIV & AIDS PROVINSI JAWA TENGAH HASIL LOKAKARYA REVIEW PENANGGULANGAN HIV & AIDS PROVINSI JAWA TENGAH Upaya Penyelamatan Perempuan & Anak dari Kematian Sia-Sia Karena HIV & AIDS Bahan masukan RPJMD Propinsi Jawa Tengah TAHUN 2013-2018

Lebih terperinci

Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah) 1. Meningkatnya APK jenjang pendidikan tinggi

Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah) 1. Meningkatnya APK jenjang pendidikan tinggi E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah) 1. Pendidikan Anak Usia Dini 1. Meningkatnya angka partisipasi pendidikan anak usia dini 2.

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL KECAMATAN

LAPORAN KEGIATAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL KECAMATAN LAPORAN KEGIATAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL KECAMATAN BULAN OKTOBER DESEMBER 2009 DAN BULAN JANUARI 2010 DISUSUN OLEH: Rully Abdul Aziz TKSK PACET TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL KECAMATAN (TKSK) KECAMATAN

Lebih terperinci

komisi penanggulangan aids nasional

komisi penanggulangan aids nasional 1 komisi penanggulangan aids nasional Pendahuluan: Isi strategi dan rencana aksi nasional penanggulangan HIV dan AIDS ini telah mengacu ke arah kebijakan yang terdapat dalam RPJMN 2010-2014. Strategi dan

Lebih terperinci

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011 MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011 PRIORITAS 4 Tema Prioritas Penanggung Jawab Bekerjasama dengan PROGRAM AKSI BIDANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN Penurunan tingkat kemiskinan absolut dari 14,1% pada 2009 menjadi

Lebih terperinci

LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN KARANGASEM. Dinas Sosial 1.

LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN KARANGASEM. Dinas Sosial 1. 57 Dinas Sosial 1. KEPALA DINAS LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN KARANGASEM Kepala Dinas Sosial Kabupaten Karangasem mempunyai tugas

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang :

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM PEMBANGUNAN YANG BERKEADILAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM PEMBANGUNAN YANG BERKEADILAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM PEMBANGUNAN YANG BERKEADILAN PRESIDEN, Untuk lebih memfokuskan pelaksanaan pembangunan yang berkeadilan, dan untuk kesinambungan serta penajaman Prioritas

Lebih terperinci

Memberikan jaminan sosial kepada warga masyarakat, khususnya penyandang masalah sosial;

Memberikan jaminan sosial kepada warga masyarakat, khususnya penyandang masalah sosial; 22. URUSAN SOSIAL Konsep pembangunan sosial merupakan bentuk evaluasi dan kritik terhadap konsep pembangunan ekonomi yang hanya terfokus pada kemajuan ekonomi dan tidak memperhatikan aspek sosial, dan

Lebih terperinci

BRIEFING NOTE RELFEKSI PENCAPAIAN MILLENNIUM DEVELOPMENT GOAL (MDG) DI INDONESIA

BRIEFING NOTE RELFEKSI PENCAPAIAN MILLENNIUM DEVELOPMENT GOAL (MDG) DI INDONESIA BRIEFING NOTE RELFEKSI PENCAPAIAN MILLENNIUM DEVELOPMENT GOAL (MDG) DI INDONESIA (Disampaikan dalam Diplomat Briefing, Jakarta 11 Maret 2013) Kata Pengantar Refleksi tentang Pencapaian MDG ini merupakan

Lebih terperinci

PRIORITAS 4 MATRIKS ARAH KEBIJAKAN BUKU III RKP 2011 WILAYAH SULAWESI DALAM JUTA RUPIAH

PRIORITAS 4 MATRIKS ARAH KEBIJAKAN BUKU III RKP 2011 WILAYAH SULAWESI DALAM JUTA RUPIAH PRIORITAS 4 MATRIKS ARAH KEBIJAKAN BUKU III RKP 2011 WILAYAH SULAWESI DALAM JUTA RUPIAH NO. ARAH KEBIJAKAN STRATEGI PENGEMBANGAN 1 Provinsi Sulawesi Utara 1. Pengembangan kawasan perbatasan sebagai beranda

Lebih terperinci

BIDANG SOSIAL BUDAYA. Oleh: Dr. Dra. Luluk Fauziah, M.Si Disampaikan saat pembekalan KKN Mahasiswa UMSIDA 9 Juli 2017

BIDANG SOSIAL BUDAYA. Oleh: Dr. Dra. Luluk Fauziah, M.Si Disampaikan saat pembekalan KKN Mahasiswa UMSIDA 9 Juli 2017 BIDANG SOSIAL BUDAYA Oleh: Dr. Dra. Luluk Fauziah, M.Si Disampaikan saat pembekalan KKN Mahasiswa UMSIDA 9 Juli 2017 Meliputi : Pemberdayaan Panti Pendampingan Anak Jalanan Aparatur PemerintahDesa Pembinaan

Lebih terperinci

DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN

DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN LAPORAN KINERJA DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa, Laporan Kinerja Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan

Lebih terperinci

KEPALA DINAS UPTD SEKRETARIAT BIDANG PARTISIPASI SOSIAL DAN MASYARAKAT BIDANG REHABILITASI SOSIAL BIDANG PELAYANAN SOSIAL

KEPALA DINAS UPTD SEKRETARIAT BIDANG PARTISIPASI SOSIAL DAN MASYARAKAT BIDANG REHABILITASI SOSIAL BIDANG PELAYANAN SOSIAL DINAS SOSIAL KOTA BANDUNG INFORMASI BERKALA A. Profil Kedudukan SKPD 1. Kedudukan Kedudukan Dinas Sosial yaitu penyelenggara pelayanan dalam bidang kesejahteraan 2. Struktur Struktur Organisasi Dinas Sosial

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI PENANGGULANGAN DAN PEMBERANTASAN NARKOBA DI LAPAS/RUTAN DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN

PEDOMAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI PENANGGULANGAN DAN PEMBERANTASAN NARKOBA DI LAPAS/RUTAN DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN PEDOMAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI PENANGGULANGAN DAN PEMBERANTASAN NARKOBA DI LAPAS/RUTAN DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. UMUM

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEMALANG, Menimbang : a. bahwa sistem

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 101

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 101 TARGET SASARAN MISI Rehabilitasi Sosial % 2.7 2.7 2.88 3.08 3.18 3.18 3.18 3.18 Dinas Sosial Jumlah PMKS telah direhabilitasi dalam 1 tahun dibagi Jumlah PMKS direhabilitasi x % sasaran : penyandang cacat

Lebih terperinci

LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014

LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014 LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014 1. Hari AIDS Sedunia diperingati setiap tahun, dengan puncak peringatan pada tanggal 1 Desember. 2. Panitia peringatan Hari AIDS

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 129 / HUK / 2008 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG SOSIAL DAERAH PROVINSI DAN DAERAH KABUPATEN/KOTA DENGAN

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL I. UMUM Pembangunan kesejahteraan sosial merupakan perwujudan dari upaya mencapai tujuan

Lebih terperinci

7. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Banyuasin di Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

7. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Banyuasin di Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 70 Menimbang : Mengingat : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUASIN, a. bahwa setiap warga

Lebih terperinci

MATRIKS 2.2.A TARGET KINERJA PEMBANGUNAN LINTAS BIDANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN TAHUN 2011

MATRIKS 2.2.A TARGET KINERJA PEMBANGUNAN LINTAS BIDANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN TAHUN 2011 MATRIKS 2.2.A TARGET KINERJA PEMBANGUNAN LINTAS BIDANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN TAHUN 2011 Bidang: Lintas Bidang Penanggulangan Kemiskinan No /Fokus /Kegiatan I. : Penanggulangan Kemiskinan A. Fokus :

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS SOSIAL PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS SOSIAL PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS SOSIAL PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PROGRAM TKSK

ARAH KEBIJAKAN PROGRAM TKSK KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA ARAH KEBIJAKAN PROGRAM TKSK RABU, 27 AGUSTUS 2014 Disampaikan Oleh : Drs. Hasbullah,M.Si Direktur PKKS Ditjen Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan 1 MASALAH

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 129 / HUK / 2008 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 129 / HUK / 2008 TENTANG MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 129 / HUK / 2008 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG SOSIAL DAERAH PROVINSI DAN DAERAH KABUPATEN/KOTA DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL, PENGENDALIAN PENDUDUK

Lebih terperinci

Perda No.31 / 2004 Tentang Pembentukan,Kedudukan,Tugas,Fungsi, SOT Dinas Sosial Kab. Magelang PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 31 TAHUN 2004

Perda No.31 / 2004 Tentang Pembentukan,Kedudukan,Tugas,Fungsi, SOT Dinas Sosial Kab. Magelang PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 31 TAHUN 2004 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 31 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KABUPATEN MAGELANG DENGAN

Lebih terperinci

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial 22. URUSAN SOSIAL Pembangunan Bidang Kesejahteraan Sosial adalah bagian yang tidak terpisahkan dengan pembangunan nasional. Sasaran utama pembangunan Kesejahteraan Sosial adalah Penyandang Masalah Kesejahteraan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TANGGAL 22 JUNI 2015 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN BAB I

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TANGGAL 22 JUNI 2015 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN BAB I LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TANGGAL 22 JUNI 2015 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN 2015-2019 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Komitmen Negara Republik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Secara konsepsional, pembangunan yang telah dan sedang dilaksanakan pada

I. PENDAHULUAN. Secara konsepsional, pembangunan yang telah dan sedang dilaksanakan pada I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara konsepsional, pembangunan yang telah dan sedang dilaksanakan pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, memperluas kesempatan kerja dan

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA

PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2006 PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA (BIDANG KESEHATAN) Disampaikan dalam Rapat Kerja dengan Komisi VIII DPR RI Jakarta, 23 November 2005 AGENDA PEMBANGUNAN AGENDA PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Biaya Satuan

LAMPIRAN. Biaya Satuan LAMPIRAN LAMPIRAN I : SASARAN TAHUNAN RENSTRA 2005-2009 No. Program-Program Strategis Satuan Biaya Tahun Jumlah Satuan 2005 2006 2007 2008 2009 A PEMERATAAN DAN PERLUASAN AKSES Penambahan daya tampung

Lebih terperinci

Kebijakan Pengelolaan Data Program Rehabilitasi Sosial

Kebijakan Pengelolaan Data Program Rehabilitasi Sosial Kebijakan Pengelolaan Data Program Rehabilitasi Sosial Edi Suharto, Phd Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia Disampaikan dalam Kegiatan Bimbingan Teknis Integrasi

Lebih terperinci

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK SALINAN BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 10 TAHUN 2013

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 10 TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 10 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN BIMBINGAN LANJUT DAN RUJUKAN BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL DI KABUPATEN KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Penjelasan Teknis Jenis dan Mutu SPM Rehabilitasi Sosial

Penjelasan Teknis Jenis dan Mutu SPM Rehabilitasi Sosial Penjelasan Teknis Jenis dan Mutu SPM Rehabilitasi Sosial Disampaikan dalam acara Pertemuan Pusat dan Daerah dalam Rangka Asistensi SPM Pelayanan Dasar Urusan Sosial untuk Masyarakat Kurang Mampu di The

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. generasi baik secara kualitas maupun kuantitas. sesuatu yang mengarah pada aktivitas positif dalam pencapaian suatu prestasi.

BAB I PENDAHULUAN. generasi baik secara kualitas maupun kuantitas. sesuatu yang mengarah pada aktivitas positif dalam pencapaian suatu prestasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan nasional yang berkaitan dengan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di Indonesia tidak kunjung tuntas dan semakin memprihatinkan bahkan sampai mengancam

Lebih terperinci

Latar Belakang KLA. Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) adalah suatu pembangunan kabupaten/kota yang mengintegrasikan komitmen dan

Latar Belakang KLA. Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) adalah suatu pembangunan kabupaten/kota yang mengintegrasikan komitmen dan Latar Belakang KLA 1. Definisi dan Tujuan KLA Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) adalah suatu pembangunan kabupaten/kota yang mengintegrasikan komitmen dan sumber daya pemerintah, masyarakat dan dunia usaha

Lebih terperinci

PRIORITAS 4 MATRIKS ARAH KEBIJAKAN BUKU III RKP 2011 WILAYAH SUMATERA

PRIORITAS 4 MATRIKS ARAH KEBIJAKAN BUKU III RKP 2011 WILAYAH SUMATERA PRIORITAS 4 MATRIKS ARAH KEBIJAKAN BUKU III RKP 2011 WILAYAH SUMATERA DALAM JUTA RUPIAH NO. ARAH KEBIJAKAN STRATEGI PENGEMBANGAN FOKUS PRIORITAS KEMENTERIAN/LEMBAGA PROGRAM KEGIATAN 1. Provinsi Aceh 1.

Lebih terperinci

REKAPITULASI DATA PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL (PMKS) PER PROVINSI TAHUN 2012 SUMBER DATA : DINAS SOSIAL PROVINSI

REKAPITULASI DATA PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL (PMKS) PER PROVINSI TAHUN 2012 SUMBER DATA : DINAS SOSIAL PROVINSI REKAPITULASI DATA PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL (PMKS) PER TAHUN 2012 SUMBER DATA : DINAS SOSIAL PUSAT DATA DAN INFORMASI KESEJAHTERAAN SOSIAL Jl. Salemba Raya No. 28 Jakarta Pusat, 10430, telp.

Lebih terperinci

Menteri Sosial RI Khofifah Indar Parawansa

Menteri Sosial RI Khofifah Indar Parawansa Menteri Sosial RI Khofifah Indar Parawansa Disampaikan pada : Konferensi Nasional Kesejahteraan Sosial (KNKS) VIII di Hotel Grand Inna Muara, Padang Sumatera Barat Tanggal 19 April 2015 POSISI STRATEGIS

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 53 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 53 TAHUN 2008 TENTANG DRAFT PER TGL 11 SEPT 2008 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 53 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PERLINDUNGAN IBU DAN ANAK BUPATI

Lebih terperinci