Menilik Peluang Investasi Kota Baru di Selatan Jakarta

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Menilik Peluang Investasi Kota Baru di Selatan Jakarta"

Transkripsi

1 Menilik Peluang Investasi Kota Baru di Selatan Jakarta Seumpama anak yang baru genap 4 tahun, pasti umur-umur sekian sedang gemar-gemarnya si anak mengeksplor kemampuan yang ada pada dirinya. Demikian pula halnya dengan Kota Tangerang Selatan yang pada tanggal 26 November 2012 lalu merayakan hari jadi yang ke-4. Berbagai acara digelar pada peringatan HUT ke-4 Kota Tangerang Selatan salah satunya Festival Situ Gintung dan Pesta Rakyat. Acara yang dihadiri ribuan warga dari berbagai unsur ini telah mampu mencatat Museum Rekor Indonesia (MURI), setelah dibuat panganan tradisional getuk sepanjang 540 meter. Potensi yang dimiliki kota yang baru genap 4 tahun ini begitu kentara dan membuka peluang investasi bagi para investor yang ingin mengembangkan lagi kota Tangerang Selatan. Investasi daerah dapat ditingkatkan jika daerah memiliki potensi, baik itu berupa potensi sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Hal lain yang juga sangat penting adalah kemampuan daerah menjual potensi yang dimilikinya dan menciptakan iklim usaha yang kondusif dan mendukung investasi. Salah satu potensi Kota Tangerang Selatan adalah letak geografisnya yang strategis. Letak geografis Kota Tangerang Selatan yang berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta pada sebelah Utara dan Timur memberikan peluang pada Kota Tangerang Selatan sebagai salah satu daerah penyangga Provinsi DKI Jakarta, selain itu juga sebagai daerah yang menghubungkan Provinsi Banten dengan Provinsi DKI Jakarta. Selain itu, Kota Tangerang Selatan juga sebagai salah satu daerah yang menghubungkan Provinsi Banten dengan Provinsi Jawa Barat. Dengan posisi sedemikian, Tangerang Selatan memiliki akses yang bagus baik dari Bandar udara karena berbatasan dengan Kabupaten dan Kota Tangerang yang memiliki Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta, maupun dari laut, karena berbatasan dengan DKI Jakarta yang memiliki Pelabuhan Tanjung Priok. Demikian juga akses melalui daratan, Kota Tangerang 1 / 5

2 Selatan dilalui oleh Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (Jakarta Outer Ring Road/JORR II Pd. Indah- BSD). Selain infrastruktur jalan tol yang sudah eksis tersebut, juga direncanakan akan dibangun beberapa ruas jalan tol. Salah satunya adalah ruas jalan tol Kunciran Serpong. Ruas jalan tol ini akan akan menlintasi wilayah yang berada di Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. Wilayah yang dilewati oleh ruas tol ini adalah Kunciran, Kunciran Indah, Paku Jaya, Pondok Jagung Timur, Jelupang, Parigi Baru dan Jombang. Ruas tol ini nantinya akan menjadi satu dengan ruas-ruas tol lainnya yang sedang di rencanakan yaitu ruas Kunciran Bandara, Jakarta Tangerang, Jakarta Serpong, Serpong Cinere, dan Cinere JAGORAWI yang termasuk kedalam jaringan sistem jaringan Jalan Jabodetabekjur. Prasarana dan sarana penunjang lain yang menjadi potensi investasi yang dikembangkan di Kota Tangerang Selatan, antara lain : Park and Ride Pembangunan Fasilitas Tempat Persinggahan yang comfortable berupa lahan parkir, hotel, ruang pertemuan, pusat perbelanjaan dan fasilitas pendukung yang dibangun di area Stasiun Kereta Api yang presentatif. Fasilitas ini dapat dimanfaatkan oleh para eksekutif dan pelaku bisinis serta para komuter urban modern yang sangat sibuk dengan mobilitas tinggi, sehingga dengan jaringan Kereta Api dari dan ke Kota Tangerang Selatan Jakarta dan sekitarnya menjadi sangat mudah, cepat, aman dan nyaman. Kereta Api dan Monorail Sebagai sarana transportasi massal, kereta api merupakan andalan masyarakat yang menghubungkan Merak Serang Rangkasbitung Kota Tangerang Selatan Kota Jakarta dan sudah terbangun dengan jalur rel ganda (double track). Stasiun Kereta berjumlah 5 (lima) buah dan tersebar di 3 (tiga) Kecamatan yaitu Serpong, Ciputat dan Ciputat Timur. Wilayah Kota Tangerang Selatan yang dilalui oleh lintasan kereta api antara lain wilayah Serpong (Stasiun Pasar Serpong), Stasiun Rawa Buntu (BSD), Stasiun Jurang Mangu (Pondok Aren), Ciputat (Stasiun Jombang) dan Ciputat Timur (Stasiun Pondok Ranji). Melihat perkembangan penduduk dan peningkatan pemakai jasa kereta api di Kota Tangerang Selatan, maka masih tersedia potensi dan peluang investasi di bidang penyediaan sarana transportasi Kereta Api, termasuk Monorail. Monorail merupakan salah satu alternative jaringan transportasi massal dalam rangka mengurai kemacetan yang terjadi setiap hari di sepanjang koridor Jalan Raya Serpong. Di harapkan dengan adanya monorail beserta fasilitasnya, maka warga Kota Tangerang Selatan akan semakin mudah dan cepat mencapai tempat tujuan. Pengelolaan Sampah Pembangunan sektor di Kota Tangerang Selatan khususnya berkaitan dengan pengolahan biogas yang berasal dari pengolahan sampah. Sampah masih menjadi permasalahan di daerah perkotaan apabila tidak dapat dikelola dengan baik. Pengelolaan sampah yang baik adalah pengelolaan dari mulai sumbernya ke tempat pembuangan sampah sementara, sampai di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan harus dikelola dengan baik sehingga sampah dapat dimanfaatkan kembali seperti pembuatan kompos atau biogas lainnya. Di Kota Tangerang 2 / 5

3 Selatan, terdapat kawasan yang dapat dimanfaatkan untuk TPA dan tempat pengolahannya yaitu di daerah Serpong-Setu (Cipeucang). Kerjasama investasi dibidang pengolahan sampah masih dapat dikembangkan dengan para investor baru yang ingin menanamkan modalnya di bidang tersebut. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Bersih / Air Minum Dibidang air minum, masyrakakat Kota Tangerang Selatan masih sangat membutuhkan baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun industri. Selama ini kebutuhan air minum bagi rumah tangga, industri dan kegiatan ekonomi lainnya bersumber dari dua sumber utama, yaitu: Pertama, dari pihak PDAM Kabupaten Tangerang dan instalasi air bersih yang dikelola oleh pihak pengembang. Kedua, berasal dari air bawah tanah. Tentu Pemerintah Kota Tangerang Selatan harus memiliki instalasi pengolahan air bersih secara mandiri yang langsung dikelola dan dibawah pengawasan pemerintah daerah (PDAM). Di Kota Tangerang Selatan, cukup banyak sumber air baku yang bisa diolah menjadi sumber air minum bagi berbagai kebutuhan. Wilayah Kota Tangerang Selatan setidaknya dialiri oleh 3 (tiga) sungai yang airnya cukup melimpah yaitu Sungai Cisadane, Pesanggarahan dan Kali Angke. Selain itu, masih terdapat 9 (sembilan) situ dan danau yang memiliki kadar dan kapasitas air yang layak diolah. Pembangunan Permukiman Vertikal Dengan kepadatan penduduk Kota Tangerang Selatan telah melebihi jiwa/km2, maka akan semakin sulit untuk membangun permukiman yang membutuhkah lahan yang luas. Saat ini saja, pengembang besar seperti BSD City telah melebarkan kawasannya melewati batas Kota Tangerang Selatan, yaitu Kecamatan Cisauk dan Pagedangan di Kabupaten Tagerang, tetangga Kota Tangerang Selatan di sebelah Barat. Hal ini menunjukan bahwa sudah saatnya para investor untuk membangun kawasan permukiman super blok seperti apartemen, kondominium, rusunawa, flat dan sejenisnya yang sangat dimungkinkan dikembangkan karena letak Kota Tangerang Selatan yang berdekatan dengan DKI Jakarta dan dengan akses yang mudah dari berbagai arah. Kedepan, diharapkan pengembangan pemukiman vertikal menjadi salah satu alternatif yang dapat membangun kawasan permukiman modern dengan infrastuktur yang memadai dan fasilitas pendukung masyarakat perkotaan modern. Kawasan Jasa dan Perdagangan Terpadu Pemerintah Kota Tangerang Selatan mengajak para investor bekerjasama mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, berbagai fasilitas bisnis, tempat rekreasi modern, gedung kesenian dan budaya, convention center. Saat ini tiga pusat pertumbuhan sebagai kawasan strategis seperti Serpong-BSD City, Bintaro Pondok Aren, Kawasan Pamulang-Ciputat telah memiliki karakter pertumbuhan yang semakin cepat, seolah berlomba-lomba dalam pengembangannya. BSD yang awalnya hanya sebagai kawasan permukiman, kini telah berkembang menjadi kawasan pertumbuhan ekonomi yang menarik minat para investor untuk menanamkan modal dan mengembangkan usahanya. Setelah mengambil alih kepemilikn saham dari Group Ciputra, Sinar Mas Group terus membangun berbagai jenis permukiman dengan infrasturktur yang baik. Dari rencana 6000 ha. Saat ini sudah lebih dari 3000 ha telah dibangun. Dengan semakin luasnya pengembangan 3 / 5

4 permukiman, maka semakin meningkatnya pembangunan sarana dan prasarana yang dibutuhkan sebagai kawasan permukiman modern dan maju. Sejumlah fasilitas dan infrastuktur strategis dibangun untuk mendorong pertumbuhan sektor jasa dan perdagangan. Disepanjang koridor Jl. Pahlawan Seribu, BSD City Serpong mulai banyak bermunculan gedung-gedung baru yang megah. Pusat perbelanjaan, apartemen, hotel, pusat hiburan dan kuliner, pusat perkantoran, rumah sakit, pusat pendidikan telah dibangun. Kedepan, para investor diharapkan dapat menanamkan modal dan melakukan usaha di bidang jasa dan perdagangan di kawasan ini. Lahan untuk pembangunan Office Tower juga telah disediakan pengembang. Begitu juga dengan penunjang lainnya. Oleh karena itu, sangatlah prospektif apabila para investor dapat menanamkan modalnya dalam rangka pengembangkan kawasannya. Selain BSD, kawasan Bintaro juga telah berkembang menjadi salah satu kawasan yang diperhitungkan oleh para investor dalam melakukan investasi di kawasan ini. Berbagai infrastuktur berupa gedung perkantoran, pusat belanja, rumah sakit, pusat pendidikan telah berdiri di kawasan ini. Untuk memperlancar arus lalu lintas, di bundaran Bintaro Sektor IX telah dibangun fly over yang menhubungkan simpul-simpul bisnis, dan jasa, termasuk pendidikan, dengan dibangunnya Universitas Pembangunan Jaya. Diaharapkan Para Investor dapat berinvestasi di Kawasan ini dengan bidang jasa dan perdagangan. Bidang jasa dan perdagangan juga terus dikembangkan dikawasan Ciputat-Pamulang. Sebagai kawasan Pusat Pendidikan skala nasional dengan adanya UIN Syarif hidayatulloh dan Universitas Terbuka, maka daerah Ciputat dan Pamulang dapat dikembangkan sebagai kawasan jasa pendidikan. Selain itu, masih terdapat peluang besar untuk berinvestasi di bidang perdagangan, pembangunan infrastuktur seperti hotel, pusat perbelanjaan dan permukiman vertikal. Pembangunan Convention Center Sebagai kota perdagangan dan jasa, maka salah satu sarana perkotaan dan dapat dijadikan icon Kota Tangerang Selatan adalah pembangunan Convention Center, atau Trade Exibition Center atau gedung konser. Sesuai dengan motto cerdas, modern dan religius, maka Kota Tangerang Selatan mencari para investor untuk membangun suatu gedung yang memiliki ciri khas daerah Kota Tangerang Selatan tetapi juga modern. Diharapkan gedung tersebut dapat dipamerkan produk komoditi Kota Tangerang Selatan, mengadakan pertunjukan konser kesenian dari tradisional sampai internasional, maupun menjadi pusat Kesenian Kota Tangerang Selatan. Selain itu, di gedung itu dapat digunakan juga untuk berbagai kegiatan pameran dan rapat atau forum pertemuan resmi skala nasional dan internasional (multifungsi). Wilayah yang potensial untuk pembangunan Convention Center terpadu adalah BSD atau Bintaro dengan pertimbangan bahwa BSD dan Bintaro sudah menjadi daerah yang berkembang dengan berbagai fasilitas yang sudah ada. Selain itu, dua kawasan tersebut sangat dekat dengan akses tol dan jalur kereta api. Pembangunan Convention Center atau Trade Exbition Center, atau gedung konser dapat dibangun secara terpadu dengan dilengkapi fasilitas office tower atau hotel bintang lima yang 4 / 5

5 Powered by TCPDF ( Kabartangsel.com dapat dimanfaatkan juga sebagai tempat penyewaan ruang kantor. Sektor Industri dan Pergudangan Melihat luas lahan yang tersedia, Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam arah dan tujuan pembangunan, tidak menempatkan sektor industri dan pergudangan sebagai andalan. Saat ini peruntukan lahan untuk industri hanya 1,14 persen saja dari luas lahan Kota Tangerang Selatan, atau sekitar 16,67 hektar. Industri yang dikembangkan pun ditujukan kepada green industri dan ramah lingkungan, pemilihan industri yang cocok untuk itu adalah industri yang tidak merusak lingkungan seperti Industri manufaktur, diantaranya adalah pembuatan bola sepak di Pondok Cabe, industri garment serta industri perakitan lainnya yang ramah lingkungan. Selain itu, dengan adanya fasilitas pergudangan di Taman Tekno BSD, maka dapat dijadikan tempat untuk menanamkan modalnya pada sektor pergudangan yang ramah lingkungan. Taman Tekno BSD adalah salah satu kawasan industri dan pergudangan yang dimiliki Kota Tangerang Selatan selain di kawasan Multiguna Serpong Utara. Kawasan dengan luas 200 hektar, Taman Tekno BSD yang terletak di Kecamatan Setu menawarkan lahan untuk pembangunan dry-port mulai dari 300m2 sampai dengan 1.100m2. Saat ini telah dibangun lebih dari 180 unit bangunan pergudangan dan sekitar 40 unit kavling di area Taman Tekno BSD dengan luas mulai 1.700m2. Sampai dengan m2. Taman Tekno BSD diperuntukan bagi semua jenis industri ringan yang bebas dari polusi air, udara, maupun kebisingan dan limbah. Taman Tekno BSD dilewati oleh jalan utama Provinsi yang memberikan nilai tambah tersendiri. Tak hanya dilewati jalan utama Provinsi, kawasan ini juga mempunyai akses ke jalan tol yang sangat dekat, baik tol Pondok Indah-Serpong yang terkoneksi sampai dengan tol Jagorawi, maupun tol Jakarta-Merak. Tidak begitu lama lagi, akses tol Serpong-Pondok Indah juga akan terhubung dengan tol Ulujami-Puri Indah-Cengkareng sampai Pluit Bandara Soekarno-Hatta melintasi tol Jakarta-Merak. Maka sangat menguntungkan untuk menanamkan modal di bidang industri ramah lingkungan dengan lokasi di Taman Tekno BSD. Sektor Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kota Tangerang Selatan, saat ini masih memiliki lahan yang dapat dimanfaatkan untuk sektor pertanian, peternakan dan perikanan. Dengan luas kurang lebih ha atau 18,99 % dari luas lahan Kota Tangerang Selatan, maka pemanfaatan lahan untuk sektor ini masih cukup potensial. Akan tetapi, produk pertanian yang menjadi unggulan dan berpotensi dari segi ekonomi adalah pertanian tanaman hias dan anggrek. Sebagai daerah dengan iklim yang cocok untuk budidaya pertanian tanaman hias dan anggrek, saat ini Kota Tangerang Selatan memiliki sentra budidaya tanaman tersebut di Kecamatan Serpong, Pamulang, Setu dan Pondok Aren. Area penjualan tanaman hias dan anggrek telah menjangkau Kota Surabaya, Magelang, Yogyakarta, Semarang, Solo, Manado, Makasar sampai ke Medan. Selain budidaya tanaman hias dan anggrek, budidaya sektor perikanan budi daya air tawar dan peternakan juga dapat menjadi peluang bagi investor untuk menanamkan modalnya di Kota Tangerang Selatan. 5 / 5

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan hunian sudah menjadi hal yang pokok dalam menjalankan kehidupan, terlebih lagi dengan adanya prinsip sandang, pangan, dan papan. Kehidupan seseorang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG SELATAN

GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG SELATAN GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG SELATAN Letak Geografis dan Luas Wilayah Kota Tangerang Selatan terletak di timur propinsi Banten dengan titik kordinat 106 38-106 47 Bujur Timur dan 06 13 30 06 22 30 Lintang

Lebih terperinci

KOTA TANGERANG SELATAN

KOTA TANGERANG SELATAN PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN Pertemuan Konsultatif-1 KOTA TANGERANG SELATAN PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN POKJA AMPL KOTA TANGERANG SELATAN 011 Daftar Isi 1.1. Latar Belakang...

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Administratif Kawasan permukiman skala besar Bumi Serpong Damai (BSD City) secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Serpong

Lebih terperinci

Kota Tangerang Selatan

Kota Tangerang Selatan Kota Tangerang Selatan Kota Tangerang Selatan adalah salah satu kota di Provinsi Banten, Indonesia. Kota ini diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Indonesia, Mardiyanto, pada 29 Oktober 2008. Kota ini merupakan

Lebih terperinci

: Ir. Mirna Amin. MT (Asisten Deputi Pengembangan Kawasan Skala Besar)

: Ir. Mirna Amin. MT (Asisten Deputi Pengembangan Kawasan Skala Besar) Kota Kekerabatan Maja dan Masa Depan Oleh : Ir. Mirna Amin. MT (Asisten Deputi Pengembangan Kawasan Skala Besar) Persoalan perumahan masih menjadi salah satu issue penting dalam pembangunan ekonomi mengingat

Lebih terperinci

FISIK PRASARANA WILAYAH

FISIK PRASARANA WILAYAH FISIK PRASARANA WILAYAH GAMBAR. Peta Wilayah Administrasi Kota Tangerang Selatan A. FISIK DASAR DAN PEMANFAATAN LAHAN Wilayah Kota Tangerang Selatan dilintasi oleh Kali Angke, Kali Pasanggrahan dan Sungai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Relokasi Stasiun Merak 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Relokasi Stasiun Merak 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarana transportasi dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dalam jumlah pelayanan kepada masyarakat, terutama tranportasi darat. Kereta api merupakan transportasi darat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Depok, Tangerang dan Bekasi (Bodetabek) yang semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Depok, Tangerang dan Bekasi (Bodetabek) yang semakin berkembang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang DKI Jakarta sebagai ibu kota Republik Indonesia adalah pusat bisnis dan pusat pemerintahan dengan jumlah penduduk pada tahun 2014 mencapai 10,08 juta orang dan kepadatan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 39 IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis dan Administratif Kota Tangerang Selatan terletak di bagian timur Provinsi Banten pada koordinat 106 o 38 106 o 47 Bujur Timur dan 06 o 13

Lebih terperinci

VII. TATA LETAK PABRIK

VII. TATA LETAK PABRIK VII. TATA LETAK PABRIK A. Lokasi Pabrik Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang terpenting dalam mendirikan suatu pabrik. Lokasi pabrik akan berpengaruh secara langsung terhadap kelangsungan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Kajian Potensi..., Agus Rustanto, Program Pascasarjana, 2008

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Kajian Potensi..., Agus Rustanto, Program Pascasarjana, 2008 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyediaan fasilitas infrastruktur merupakan tanggungjawab pemerintah dan dananya diambil dari anggaran tahunan pemerintah. Pada satu pihak anggaran pemerintah tidak

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan I-1

BAB I Pendahuluan I-1 I-1 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi dan perkembangan transportasi mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling ketergantungan. Perbaikan dalam transportasi pada umumnya akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan Perumahan bagi Penduduk Jakarta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan Perumahan bagi Penduduk Jakarta BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Kebutuhan Perumahan bagi Penduduk Jakarta Sebagai sentral dari berbagai kepentingan, kota Jakarta memiliki banyak permasalahan. Salah satunya adalah lalu lintasnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Posisi Makro terhadap DKI Jakarta. Jakarta, Ibukota Indonesia, berada di daerah dataran rendah, bahkan di bawah permukaan laut yang terletak antara 6 12 LS and 106 48 BT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan kehidupan manusia di seluruh dunia tidak terlepas dari yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan kehidupan manusia di seluruh dunia tidak terlepas dari yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan kehidupan manusia di seluruh dunia tidak terlepas dari yang namanya transportasi, transportasi sudah lama ada dan cukup memiliki peranannya dalam

Lebih terperinci

RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SATKER/SKPD : DINAS KEBERSIHAN PERTAMANAN DAN PEMAKAMAN PA/KPA : Drs. H. Chaerul Soleh, M.Si PPK :. Tahun Anggaran : 2013 NO KEGIATAN NAMA PAKET PEKERJAAN

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. menjadi sub sektor andalan bagi perekonomian nasional dan daerah. Saat ini

BAB I PENGANTAR. menjadi sub sektor andalan bagi perekonomian nasional dan daerah. Saat ini BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Perkembangan sektor industri pariwisata di dunia saat ini sangat pesat dan memberi kontribusi yang besar terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

REVIEW PERPRES 54/2008

REVIEW PERPRES 54/2008 REVIEW PERPRES 54/2008 TENTANG PENATAAN RUANG JABODETABEKPUNJUR OUTLINE PEMBAHASAN 1 2 3 Latar Belakang Peninjauan Kembali Kronologi Pembahasan Isu-Isu Penting dalam Review Perpres 54/ 2008 1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar Peta Dasar TPU Tanah Kusir (Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, 2011) Perumahan Warga

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar Peta Dasar TPU Tanah Kusir (Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, 2011) Perumahan Warga 19 BAB IV KONDISI UMUM 4.1. Letak, Batas, dan Luas Tapak TPU Tanah Kusir merupakan pemakaman umum yang dikelola oleh Suku Dinas Pemakaman Jakarta Selatan di bawah Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta.

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bandara kualanamu adalah sebuah Bandar udara internasional yang melayani kota medan dan sekitarnya. Bandara ini terletak 39 km dari kota medan. Bandara ini adalah bandara

Lebih terperinci

KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR

KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 KOTA TANGERANG SELATAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR i iii iv BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

TUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM

TUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM BAB 6 TUJUAN DAN KEBIJAKAN No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM Mengembangkan moda angkutan Program Pengembangan Moda umum yang saling terintegrasi di Angkutan Umum Terintegrasi lingkungan kawasan permukiman Mengurangi

Lebih terperinci

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP LAMPIRAN II PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Bekasi Secara administratif Kabupaten Bekasi termasuk salah satu Kabupaten di Propinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta.

Lebih terperinci

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 92 IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 4.1. Kota Bekasi dalam Kebijakan Tata Makro Analisis situasional daerah penelitian diperlukan untuk mengkaji perkembangan kebijakan tata ruang kota yang terjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 18% dari luas wilayah DIY, terbentang di antara 110 o dan 110 o 33 00

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 18% dari luas wilayah DIY, terbentang di antara 110 o dan 110 o 33 00 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Sleman merupakan salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Indonesia. Luas wilayah Kabupaten Sleman 7574,82 Km 2 atau 18% dari luas wilayah DIY,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN 63 BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN Pada bab IV ini akan disajikan secara berturut-turut mengenai analisa dan hasil penelitian meliputi : 4.1. Perekonomian Pulau Jawa saat ini 4.2. Pertumbuhan penduduk

Lebih terperinci

HIRARKI IV ZONASI. sub zona suaka dan pelestarian alam L.1. sub zona sempadan lindung L.2. sub zona inti konservasi pulau L.3

HIRARKI IV ZONASI. sub zona suaka dan pelestarian alam L.1. sub zona sempadan lindung L.2. sub zona inti konservasi pulau L.3 LAMPIRAN VI : PERATURAN DAERAH DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN TABEL-2 KLASIFIKASI ZONA DAN SUB ZONA HIRARKI I fungsi lindung adm fungsi

Lebih terperinci

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan dewasa ini merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia yang mengalami perkembangan dan peningkatan di segala aspek kehidupan, mencakup bagian dari

Lebih terperinci

Rencana Tata Ruang Wilayah kota yang mengatur Rencana Struktur dan

Rencana Tata Ruang Wilayah kota yang mengatur Rencana Struktur dan RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA BANJARMASIN 2013-2032 APA ITU RTRW...? Rencana Tata Ruang Wilayah kota yang mengatur Rencana Struktur dan Pola Ruang Wilayah Kota DEFINISI : Ruang : wadah yg meliputi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi di bidang transportasi sangat membantu manusia dalam menghemat waktu perjalanan yang tadinya berlangsung sangat lama menjadi lebih cepat. Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Malang telah dinobatkan sebagai kota pendidikan dan juga merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa Timur karena potensi alam dan iklim yang dimiliki. Kurang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. juta jiwa. Sedangkan luasnya mencapai 662,33 km 2. Sehingga kepadatan

BAB 1 PENDAHULUAN. juta jiwa. Sedangkan luasnya mencapai 662,33 km 2. Sehingga kepadatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan ibu kota Indonesia yang termasuk dalam 14 kota terbesar di dunia. Berdasarkan data sensus penduduk dari Badan Pusat Statistik, pada tahun 2009 Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ruang Terbuka Hijau atau RTH merupakan salah satu komponen penting perkotaan. Secara umum ruang terbuka publik (open spaces) di perkotaan terdiri dari ruang terbuka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Perkembangan kota yang begitu pesat berbanding sejajar dengan pertumbuhan dan pertambahan penduduk kota beserta kegiatannya. Pertumbuhan ini menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan dan pertumbuhan jumlah penduduk, industri dan perdagangan merupakan unsur utama dalam perkembangan kota Pematangsiantar. Keadaan ini juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pertumbuhan penduduk perkotaan yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun telah menimbulkan peningkatan permintaan terhadap kebutuhan akan tempat tinggal atau perumahan

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR TERPADU WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS 10 YOGYAKARTA-SOLO-SEMARANG

EXECUTIVE SUMMARY RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR TERPADU WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS 10 YOGYAKARTA-SOLO-SEMARANG D RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR TERPADU WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS 10 YOGYAKARTA-SOLO-SEMARANG EXECUTIVE SUMMARY KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Deskripsi Perusahaan Perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia diklasifikasikan kedalam sembilan sektor industri yang telah ditetapkan oleh JASICA (

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kepariwisataan di Indonesia tahun terakhir ini makin terus digalakkan dan ditingkatkan dengan sasaran sebagai salah satu sumber devisa andalan di samping

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PROYEK

BAB II TINJAUAN PROYEK BAB II TINJAUAN PROYEK 2.1. Tinjauan Umum Bangunan Pet Station Medan merupakan bangunan yang mempunyai fungsi sebagai penjualan hewan-hewan peliharaan, pusat pelayanan kesehatan dan perawatan hewan-hewan

Lebih terperinci

BAB. 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB. 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB. 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SISTEM TRANSPORTASI 2.1.1 Pengertian Sistem adalah suatu bentuk keterkaitan antara suatu variabel dengan variabel lainnya dalam tatanan yang terstruktur, dengan kata lain sistem

Lebih terperinci

Pelayanan Pemakaman Meliputi : Potensi :

Pelayanan Pemakaman Meliputi : Potensi : Pelayanan Pemakaman Meliputi : 1. Izin Penggunaan Petak Makam (IPPM); 2. Pengelolaan, Pemeliharaan & Pembangunan Taman Pemakaman Umum (TPU); 3. Pengangkutan Jenazah; 4. Pemakaman jenazah terlantar/ tidak

Lebih terperinci

DAFTAR PAKET YANG DILELANGKAN A. KONSTRUKSI PEKERJAAN NO KODE PAKET

DAFTAR PAKET YANG DILELANGKAN A. KONSTRUKSI PEKERJAAN NO KODE PAKET DAFTAR PAKET YANG DILELANGKAN A. KONSTRUKSI NO 1 DBMSDA.1 001 Peningkatan Jl. Cabe VI Kel. Pd. Cabe Ilir RW.011 2 DBMSDA.1 002 Peningkatan Jl. Merica s/d Cabe Indah Kel. Pd Cabe Udik Rw.12 & Rw.06 3 DBMSDA.1

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Umum gambar 2.1 Sejarah berdirinya Metro Hotel Semarang Metro Hotel International Semarang yang biasa dikenal masyarakat sebagai hotel Metro, merupakan suatu badan usaha

Lebih terperinci

Tabel 9 Standard Kriteria Kebutuhan Air

Tabel 9 Standard Kriteria Kebutuhan Air HASIL DAN PEMBAHASAN Sarana Prasarana Air Bersih Kota Tangerang Selatan Standar Kebutuhan Air Domestik Kebutuhan air domestik atau rumah tangga meliputi minum, mandi, cuci dan memasak. Kegiatan rumah tangga

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH I. UMUM Jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi mengakibatkan bertambahnya

Lebih terperinci

VII. TATA LETAK PABRIK

VII. TATA LETAK PABRIK VII. TATA LETAK PABRIK A. Lokasi Pabrik Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang terpenting dalam mendirikan suatu pabrik. Lokasi pabrik akan berpengaruh secara langsung terhadap kelangsungan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2011-2031 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN, Menimbang

Lebih terperinci

The Icon Business Park

The Icon Business Park The Icon Business Park The Icon Business Park adalah pusat bisnis komersial yang berada di tengah kota mandiri BSD City. Dengan konsep desain yang modern, kawasan ini akan menjadi pusat berlangsungnya

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang 1 BAB. I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Keinginan membangun jaringan Trans Sumatera dengan maksud memberdayakan sumber daya alam yang melimpah dimiliki oleh Sumatera utara dan Riau telah lama direncanakan.

Lebih terperinci

TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI

TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI 2.1. Tujuan Penataan Ruang Kota Bengkulu Tujuan penataan ruang wilayah kota dirumuskan berdasarkan: 1) visi dan misi pembangunan wilayah kota; 2) karakteristik wilayah kota;

Lebih terperinci

Studi Rencana Induk Transportasi Terpadu Jabodetabek (Tahap II) Laporan Akhir: Ringkasan Laporan

Studi Rencana Induk Transportasi Terpadu Jabodetabek (Tahap II) Laporan Akhir: Ringkasan Laporan 3. Perspektif Wilayah dan Permintaan Perjalanan Masa Mendatang 3.1 Perspektif Wilayah Jabodetabek Masa Mendatang Jabodetabekpunjur 2018 merupakan konsolidasi rencana pengembangan tata ruang yang memberikan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI I. UMUM Di dalam undang-undang no 26 Tahun 2007 tentang penataan Ruang, dijelaskan

Lebih terperinci

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah 2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah Permasalahan pembangunan daerah merupakan gap expectation antara kinerja pembangunan yang dicapai saat inidengan yang direncanakan serta antara apa yang ingin dicapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1 TUGAS AKHIR PERENCANAAN FLY OVER PERLINTASAN JALAN RAYA DAN JALAN REL DI BENDAN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1 TUGAS AKHIR PERENCANAAN FLY OVER PERLINTASAN JALAN RAYA DAN JALAN REL DI BENDAN PEKALONGAN PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM Peningkatan jumlah penduduk dan perkembangan aktifitas akan menyebabkan terjadinya kebutuhan ruang yang semakin bertambah. Hal ini sering menyebabkan terjadinya

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Jaringan jalan merupakan salah satu prasarana untuk meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian suatu daerah. Berlangsungnya kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting Terdapat beberapa hal yang benar-benar harus diperhatikan dalam analisis obyek perancangan terhadap kondisi eksisting

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 1.1.1. Data Non Fisik Sebagai stasiun yang berdekatan dengan terminal bus dalam dan luar kota, jalur Busway, pusat ekonomi dan pemukiman penduduk,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT,

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN WALI PERATURAN WALI NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN NAMA SEKOLAH PADA JENJANG PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN), SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI (SMPN), SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI (SMAN), DAN

Lebih terperinci

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN 2.1 Tujuan Penataan Ruang Dengan mengacu kepada Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, khususnya Pasal 3,

Lebih terperinci

FOKE-NARA ADJI-RIZA JOKOWI-AHOK HIDAYAT-DIDIK FAISAL-BIEM ALEX-NONO

FOKE-NARA ADJI-RIZA JOKOWI-AHOK HIDAYAT-DIDIK FAISAL-BIEM ALEX-NONO K E M A C E T A N FOKE-NARA ADJI-RIZA JOKOWI-AHOK HIDAYAT-DIDIK FAISAL-BIEM ALEX-NONO arus dibuat program Meneruskan sistem Otoritas transportasi jangka pendek dan Pola Transportasi jakarta (busway dan

Lebih terperinci

Apartemen Sky House BSD+ Dijual, Lokasi Dekat AEON Mall BSD

Apartemen Sky House BSD+ Dijual, Lokasi Dekat AEON Mall BSD Apartemen Sky House BSD+ Dijual, Lokasi Dekat AEON Mall BSD Apartemen BSD+ Sky House Apartemen Sky House BSD+ hadir di BSD City. Developer ternama dunia hadir di Indonesia dengan proyek perdana dan pertamanya,

Lebih terperinci

JARINGAN LINTAS DI PROVINSI DKI JAKARTA. DINAS PERHUBUNGAN DAN TRANSPORTASI PROVINSI DKI JAKARTA Jl. Taman Jatibaru No.1 Jakarta Pusat 15 Juni 2016

JARINGAN LINTAS DI PROVINSI DKI JAKARTA. DINAS PERHUBUNGAN DAN TRANSPORTASI PROVINSI DKI JAKARTA Jl. Taman Jatibaru No.1 Jakarta Pusat 15 Juni 2016 JARINGAN LINTAS DI PROVINSI DKI JAKARTA DINAS PERHUBUNGAN DAN TRANSPORTASI PROVINSI DKI JAKARTA Jl. Taman Jatibaru No.1 Jakarta Pusat 15 Juni 2016 DASAR HUKUM PENGATURAN WAKTU OPERASIONAL ANGKUTAN BARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian besar: ruas Ulujami-Rorotan, ruas Kembangan-Penjaringan, dan ruas

BAB I PENDAHULUAN. bagian besar: ruas Ulujami-Rorotan, ruas Kembangan-Penjaringan, dan ruas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan tol merupakan jalan alternatif lintas jalan umum yang dibangun oleh Pemerintah dan kepada para pemakainya dikenakan kewajiban membayar tol. Biaya tol yang dikenakan

Lebih terperinci

PENELITIAN MODEL ANGKUTAN MASSAL YANG COCOK DI DAERAH PERKOTAAN. Balitbang bekerjasama dengan PT Karsa Haryamulya Jl.Imam Bonjol 190 Semarang

PENELITIAN MODEL ANGKUTAN MASSAL YANG COCOK DI DAERAH PERKOTAAN. Balitbang bekerjasama dengan PT Karsa Haryamulya Jl.Imam Bonjol 190 Semarang PENELITIAN MODEL ANGKUTAN MASSAL YANG COCOK DI DAERAH PERKOTAAN Balitbang bekerjasama dengan PT Karsa Haryamulya Jl.Imam Bonjol 190 Semarang RINGKASAN Pendahuluan Berdasarkan kebijakan Pemerintah Pusat,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KOTA

BAB III TINJAUAN KOTA BAB III TINJAUAN KOTA 3.1 Tinjauan Kota Jakarta Selatan Gambar 3. 1 Peta Luas Wilayah Jakarta Selatan Menurut Kecamatan (Sumber: Jakarta Selatan dalam Angka 2015) Kota Administrasi Jakarta Selatan adalah

Lebih terperinci

SHOPPING CENTER DI KAWASAN MONORAIL INTERCHANGE KARET, JAKARTA PUSAT Penekanan Desain Konsep Arsitektur Renzo Piano

SHOPPING CENTER DI KAWASAN MONORAIL INTERCHANGE KARET, JAKARTA PUSAT Penekanan Desain Konsep Arsitektur Renzo Piano LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SHOPPING CENTER DI KAWASAN MONORAIL INTERCHANGE KARET, JAKARTA PUSAT Penekanan Desain Konsep Arsitektur Renzo Piano Diajukan untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan kota pantai merupakan tempat konsentrasi penduduk yang paling padat. Sekitar 75% dari total penduduk dunia bermukim di kawasan pantai. Dua pertiga dari kota-kota

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang terpenting setelah udara dan air, serta merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang harus segera terpenuhi untuk mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 103 TAHUN 2007 TENTANG POLA TRANSPORTASI MAKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 103 TAHUN 2007 TENTANG POLA TRANSPORTASI MAKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 103 TAHUN 2007 TENTANG POLA TRANSPORTASI MAKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan beberapa alat analisis, yaitu analisis Location Quetiont (LQ), analisis MRP serta Indeks Komposit. Kemudian untuk

Lebih terperinci

Penjualan Perdana 20 Mei 2017

Penjualan Perdana 20 Mei 2017 Penjualan Perdana 20 Mei 2017 Masterplan Pengembangan Kawasan Maja oleh Kementerian PUPR Rencana Pengembangan Fasilitas di Citra Maja Raya Progress Pembangunan Infrastruktur & Rumah di Citra Maja Raya

Lebih terperinci

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 9. Cukup jelas. Pasal 2. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas.

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 9. Cukup jelas. Pasal 2. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas. PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 0000 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA I. UMUM Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada BAB I ini menyajikan beberapa topik yaitu latar belakang, perumusan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika laporan.

BAB I PENDAHULUAN. Pada BAB I ini menyajikan beberapa topik yaitu latar belakang, perumusan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika laporan. BAB I PENDAHULUAN Pada BAB I ini menyajikan beberapa topik yaitu latar belakang, perumusan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika laporan. 1.1 Latar Belakang Bandar udara merupakan prasarana penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia perlahan menjadi lebih baik dan stabil

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia perlahan menjadi lebih baik dan stabil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia perlahan menjadi lebih baik dan stabil menurut data yang diperoleh dari International Monetary Fund (IMF). Berikut adalah grafik yang

Lebih terperinci

REKAPITULASI TIME TABLE DINAS KESEHATAN TH MINGGUAN

REKAPITULASI TIME TABLE DINAS KESEHATAN TH MINGGUAN REKAPITULASI TIME TABLE DINAS KESEHATAN TH. 2016 MINGGUAN Program n Urusan Setiap SKPD 1 Pembinaan, Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Aparatur 2 Penyediaan dan Pemeliharaan Barang dan Jasa Perkantoran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lalu lintas dalam transportasi dapat diartikan sebagai gerak kendaraan bermotor, kendaraan tidak bermotor, pejalan kaki termasuk subyek di dalam suatu lintasan/jaringan

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN PROVINSI BANTEN

STRATEGI PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN PROVINSI BANTEN STRATEGI PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN PROVINSI BANTEN Tiar Pandapotan Purba 1), Topan Himawan 2), Ernamaiyanti 3), Nur Irfan Asyari 4) 1 2) Program Studi Perencanaan Wilayah

Lebih terperinci

1.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bekasi, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat yang terletak di sebelah timur Jakarta. Batas administratif Kota bekasi yaitu: sebelah barat adalah Jakarta, Kabupaten

Lebih terperinci

Citra Maja Raya, Perumahan 100 Jutaan Dekat Stasiun Kereta

Citra Maja Raya, Perumahan 100 Jutaan Dekat Stasiun Kereta , Perumahan 100 Jutaan Dekat Stasiun Kereta An Integrated New Town. Ciputra Group kembali dengan proyek kawasan berskala kota di Maja dengan nama. Launching dengan harga jual rumah Citra Rp. 100 jutaan,

Lebih terperinci

COMMUNITY CENTER di BSD City (Penekanan Desain GREEN ARCHITECTURE) TA-118 BAB I PENDAHULUAN

COMMUNITY CENTER di BSD City (Penekanan Desain GREEN ARCHITECTURE) TA-118 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Serpong adalah sebuah kecamatan di Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten, Indonesia. Di kecamatan ini terletak kota terencana ternama yang bernama Bumi Serpong Damai

Lebih terperinci

Lokasi Strategis Gambar dan data terlampir berdasarkan situasi dan kondisi pada masa persiapan. Perubahan dapat terjadi sewaktu waktu dan merupakan hak penuh developer STASIUN KERETA API MAJA Photo Actual

Lebih terperinci

Apartemen Tuscany Residence Serpong Intermark

Apartemen Tuscany Residence Serpong Intermark Apartemen Tuscany Residence Serpong Intermark Intermark adalah nama daripada proyek mixed used terbaru daripada Merdeka RONOV Indonesia di Jalan Lingkar Timur BSD, Serpong. Konsep pengembangan mixed used

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival. : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung. : Jl. Astana Anyar

BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival. : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung. : Jl. Astana Anyar BAB III DESKRIPSI PROYEK 3.1. Gambaran Umum Nama Proyek Astana Anyar Sifat Proyek Pemilik Lokasi Luas Lahan : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival : Fiktif : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung : Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota merupakan tempat kosentrasi kegiatan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, meliputi kegiatan industri, perkantoran, hingga hunian. Perkembangan kegiatan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Jakarta dahulu dikenal dengan nama Batavia yang merupakan salah satu kota kolonial di Indonesia, selanjutnya berkembang menjadi kota Metropolitan seperti saat ini.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Kota Surakarta

BAB V PEMBAHASAN. Kota Surakarta BAB V PEMBAHASAN Pada bab ini akan berisi pembahasan tentang posisi hasil penelitian terhadap teori yang digunakan sehingga mampu menjawab permasalahan penelitian. Pembahasan akan secara kritis dilakukan

Lebih terperinci

3.1 TUJUAN PENATAAN RUANG WILAYAH KOTA MEDAN

3.1 TUJUAN PENATAAN RUANG WILAYAH KOTA MEDAN 3.1 TUJUAN PENATAAN RUANG WILAYAH KOTA MEDAN Tujuan penataan ruang wilayah Kota Medan mencerminkan keterpaduan pembangunan antarsektor, antarkecamatan, dan antarpemangku kepentingan. Tujuan penataan ruang

Lebih terperinci

MATRIKS PENJABARAN PENCAPAIAN KINERJA PROGRAM MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN

MATRIKS PENJABARAN PENCAPAIAN KINERJA PROGRAM MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN MATRIKS PENJABARAN PENCAPAIAN KINERJA PROGRAM MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN No ( Kinerja RPJMD) Program Dedicated 2 Pembangunan Perhubungan dan Transportasi 14.c Program pembangunan Terminal Bus Pulogebang

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH SPESIFIK

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH SPESIFIK PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH SPESIFIK I. UMUM Berbeda dengan jenis sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga yang

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI LAMPIRAN XV PERATURAN DAERAH TANGERANG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH TANGERANG 2012-2032 PERATURAN ZONASI STRUKTUR RUANG PUSAT PELAYANAN KAWASAN SUB PUSAT PELAYANAN Pusat pelayanan

Lebih terperinci

2015, No RITJ yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Perhubungan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran N

2015, No RITJ yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Perhubungan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran N BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1666-2015 KEMENHUB. Jabodetabek. Rencana Induk Transportasi. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 172 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN I. UMUM Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mengamanatkan perlunya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IV.1. PERMASALAHAN PEMBANGUNAN Pembangunan daerah agar dapat berhasil sesuai dengan tujuannya harus tanggap terhadap kondisi yang terjadi di masyarakat. Kondisi tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemacetan ini tidak hanya terjadi di jalan-jalan protokol saja, akan tetapi juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemacetan ini tidak hanya terjadi di jalan-jalan protokol saja, akan tetapi juga 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari tahun ke tahun kemacetan merupakan salah satu kendala terbesar yang dihadapi masyarakat yang tinggal di kota-kota besar khusunya ibu kota Jakarta. Kemacetan

Lebih terperinci