VERIFIKASI METODE STEP DAN KONTINIUS UNTUK PENENTUAN KAPASITAS PANAS MENCCUNAKAN THERMAL ANAL YZER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VERIFIKASI METODE STEP DAN KONTINIUS UNTUK PENENTUAN KAPASITAS PANAS MENCCUNAKAN THERMAL ANAL YZER"

Transkripsi

1 Hasil Hasil Penelitian EBN Tahun 2005 ISSN VERIFIKASI METODE STEP DAN KONTINIUS UNTUK PENENTUAN KAPASITAS PANAS MENCCUNAKAN THERMAL ANAL YZER Jan Setiawan, Aslina Br. Ginting, Sutri Indaryati ABSTRAK Selama ini metode pengujian kapasitas panas dengan Differential Scanning Calorimeter (DSC) dilakukan menggunakan metode per.gujian dari fabrikan Setaram Perancis. Sedangkan menurut sistem mutu SNI setiap pengujian harus menggunakan metode yang valid. Untuk mengetahui bahwa metode pengujian yang diberikan oleh Setaram telah valid, telah dilakukan verifikasi metode tersebut dengan menggunakan metode ASTM No E /1992 dan E dan menggunakan bahan standar Certificate Reference Material (CRM) Sn, Pb, Zn dan AI. Analisis kapasitas panas dilakukan dengan menggunakan metode step dan metode kontinius pad a temperatur 30 C hingga 450 C dengan laju pemanasan 5 C/men it. Hasil analisis menunjukkan bahwa metode step dan kontinius riari Setaram telah valid untuk pengukuran kapasitas panas standar Pb, Zn dan AI, karena mempunyai standar deviasi, presisi dan akurasi memenuhi besaran yang ditunjukkan ASTM dan Setaram. Sedangkan analisis kapasitas panas standar Sn belum valid karena besaran standar deviasi, presisi dan akurasi tidak memenuhi besaran yang ditunjukkan ASTM dan Setaram. Berdasarkan uji F diperoleh hasil bahwa penggunaan metode step dan kontinius untuk analisis kapasitas panas tidak mempunyai perbedaan yang signifikan. Dari hasil analisis diatas kemudian dihitung ketidakpastian pengukuran kapasitas panas Sn, Pb, Zn dan AI dan diperoleh hasil masing-masing sebesar 9,273; 2,597; 4,54; dan 1,423 J/moloC. Kata Kunc; : DSC, CRM, Validas; Metode PENDAHULUAN Metode pengujian kapasitas panas menggunakan alat DSC selama ini dilakukan dengan menggunakan metode uji yang diberikan oleh fabrikan SET ARAM Perancis dengan penyimpangan pengukuran yang masih dapat diterima sebesar 10% [1]. Sedangkan menurut sistem mutu SNI-17025, laboratorium pengujian dalam mengoperasikan suatu peralatan harus menggunakan metode pengukuran yang valid berdasarkall parameter-parameter unjuk kerja yang memenuhi persyaratan, operator yang qualified dan alat yang terkalibrasil2] Dalam melakukan validasi suatu metode pengujian maka prosedur yang digunakan harus dapat te!1elusur ke satuan internasional, misalnya prosedur dari ASTM atau dengan cara menggunakan CRM (Certificate Reference Material) dan atau mengacu kepada bahan acuan yang bersertifikat. Untuk mengetahui bahwa metode uji yang diberikan oleh fabrikan SET ARAM telah valid maka dilakukan langkah verifikasi metode tersebut dengan menggunakan metode ASTM E serta mengacu kepada bahan standar yang bersertifikat yaitu Sn,Pb,Zn dan AI dengan kemurnian 99,999% [3.4]. HasH verifikasi metode tersebut dinyatakan valid bila mana telah memenuhi beberapa parameter antara lain parameter konfirmasi identitas, simpangan baku, daerah linearitas pengukuran, presisi, akurasi, ketidakpastian pengukuran dan recovery. Pad a tulisan ini hanya dilakukan perhitungan terhadap empat parameter yaitu simpangan baku, presisi, dan akurasi seperti yang di peroleh dari besaran ASTM diatas 190 ;'

2 ISSN Hasil Hasil Penelitian EBN Tahun 2005 dengan besaran masing-masing adalah standar deviasi 2,99, presisi 9,8 %, dan akurasi 98,2 % [5,6] serta besar ketidakpastian pengukuran kapasitas panas, Metode pengujian kapasitas panas yang diacu dari ASTM dilakukan pad a temperature operasi 600aC, dengan laju pemanasan!ebih kecil 20aC/menit, dengan berat sampel 120 mg dalam gas Nitrogen. Sedangkan metode dari Setaram menggunakan dua metode yaitu metode step dan metode kontinius. Metode step menggunakan rentang temperatur pengukuran dari 30aC hingga 450aC, laju pemanasan 5aC/menit, jumlah step pengukuran 20 step, temperatur mula-mula = 30aC, temperatur akhir = 450aC, dan waktu tunda (delay) untuk satu step = 600 detik, Sedangkan metodb kontinius dilakukan dengan menetapkan suatu temperatur program rentang pengukuran dari 30aC hingga 450aC, temperatur mula-mula = dari 30aC, temperatur akhir 450aC dan laju pemanasan 5aC/menit tanpa waktu tunda dalam media gas Argon. Kedua metode tersebut dilakukan tiga langkah pengukuran dengan krusibel yang sama yaitu: 1. Pengukuran Blankoo-Blankoo, pengukuran 2 buah krusibel kosong 2. Pengukuran Blanko- Standar A1203, pengukuran 1 buah krusibel kosong dan krusibel yang berisi sampel standar AI203 yang telah diketahui nilai kapasitas panasnya dari sertifikat. 3. Pengukuran Blanko-Sampel Unknown, pengukuran 1 buah krusibel kosong dan krusibel yang berisi sampel Unknown yang belum diketahui nilai kapasitas panasnya. Dr.lri kedua metode diatas diharapkan diperoleh besaran kapasitas panas dari sampel yang diukur adalah sama, karena dalam melakukan suatu pengujian, personel laboratorium dapat menggunakan metoda dan prosedur yang berbeda tetapi rentang nilai benar kapasitas panas tersebut berada didalam pengukuran terse but. Untuk membuktikan hasil analisiskapasitas panas menggunakan metode step dan kontinius adalah sama maka pada pengujian ini dilakukan analisis kapasitas panas sampel standar Sn,Pb,Zn~an AI dengan repeatability 3x, dan dila'njutkan dengan analisis uji bed a (uji F). Hasil kapasitas panas yang diperoleh dibandingkan dengan kapasitas panas bahan standar yang bersertifikat[3j. Selanjutnya data tersebut dievaluasi untuk menentukan standar deviasi, besar penyimpangan (%) atau besar presisi dan akurasinya yang bertujuan untuk memverifikasi kedua metode tersebut berdasarkan besaran yang telah ditetapkan oleh ASTM yang diacu.15,6,7,6j TEORI Suatu metode pengujian harus divalidasi apabila metode tersebut baru dikembangkan untuk suatu permasalahan yang khusus dan yang kedua adalah apabila metode yang selama ini sudah rutin digunakan dalam suatu laboratorium berubah presisi dan akurasinya dengan waktu sehingga nilai benar dari analisis terse but telah berubah. Beberapa cara yang dilakukan untuk melakukan validasi metode antara lain dengan membandingkan hasil pengukuran dari metode yang akan divalidasi dengan suatu metode lain menggunakan Certified Reference Material (CRM) dan cara yang kedua adalah membandingkan metode yang akan di validasi terhadap metode lain yang sudah tervalidasi (misalnya : ASTM dan standard lainnya). Beberapa prosedur yang dilakukan untuk memvalidasi suatu metode antara lain: 1. Konfirmasi identitas, untuk meyakinkan kepada analis kimia bahwa hasil pengukuran hanya berasal dari sampel yang dianalisis bukan dari senyawa lain atau campuran sarppel dengan senyawa lain. 2. Limit dete~si dan Limit kuantisasi, Limit deteksi (LoD) adalah kosentrasi terendah dalam suatu sampel yng masih dapat terdeteksi oleh suatu alat. Besar limit deteksi biasanya dinyatakan dengan nilai rata-rata blankoo + 3 S, dimana S adalah standar deviasi (simpangan baku) dari blanko. 191

3 Hasil Hasil Penelitian EBN Tahun 2005 ISSN = I(x-~Y n-l Sedangkan Limit kuantisasi (LoO) biasanya disebut limit pelaporan adalah kosentrasi terendah dari suatu sampel yang dapat ditentukan dengan besar presisi dan akurasi yang dapat diterima..- SesCi; liiilit kuantisasi biasanya dinyatakan dengan nilai rata-rata blankoo + 10 S. 3. Presisi dan Akurasi Presisi atau kecermatan menunjukkan besarnya fluktuasi dari hasil penentuan yang berulang kali (repeatability), sedangkan akurasi atau ketepatan menunjukkan seberapa jauh suatu analisis menyimpang dari harga sebenarnya (standar). Suatu metode dapat mempunyai kecermatan yang tinggi (reproducible) tetapi diragukan ketepatannya, sebaliknya mungkin suatu metode mempunyai kecermatan kurang baik namun metode tersebut mernpunyai ketepatannya mendekati harga sebenarnya (accurate) seperti yang ditunjukkan pada Gambar-1 sampai 3. Gambar-l: Akurasi tinggi ; Presisi Gambar-2: Akurasi rendah ; Presisi tinggi Gambar-3: Akurasi tinggi ; Presisi 1 I Ketidakpastian Pengukuran merupakan suatu parameter untuk menetapkan... rentang pengukuran yang didalamnya diperkirakan ada nilai benar yang diukur. Ketidakpastian suatu pengukuran sangat penting diketahui oleh semua pihak.yang bekerja di laboratorium terutama dalam pengolahan data untuk meilgetahui apakah hasil yang diperoleh berada dalam rentang pengukuran yang diterima atau ditolak. METODELOGI PENELITIAN 1. Peralatan : DSC'92 2. Bahan : CRM Sn, Pb, Zn dan AI 3. Tat:! Kerja Analisis kapasitas panas dengan metode step untuk satu sampel standar dilakukan dengan tiga langkah pengukuran dengan cara mengukur krusibel blankooblankoo, blanko- std AI203 dan blanko-sampel Sn (Tin) seberat 120 mg. Krusibel blankooblankoo dimasukkan kedalam tungku pemanas DSC, kemudian dialiri dengan gas Argon dengan laju alir 1 mbar/detik. Krusibel blankoo-blankoo dipanaskan di dalam tungku DSC dari temperatur 30 C hingga 200 C dengan laju pemanasan 5 C/men dan waktu tunda selama 600 detik. Setelah dilakukan pemanasan terhadap blankoo-blankoo kemudian dilakukan pemanasan lanjut terhadap krusibel blanko- std AI203 dan blankosampel Sn (Tin). Hasil dari ketiga pengukuran blankoo-blankoo, blanko- std AI203 dan blankosampel Sn (Tin) kemudian dievaluasi sehingga diperoleh besaran aliran panas yang menyatakan besarnya panas yang diserap sampel Sn (Tin) atau kapasitas panas sampel Sn (Tin) sebagai fungsi temperatur. Hal yang sama dilakukan terhadap sampel Pb, Zn, dan AI dengan masing masing temperatur pemanasan secara berurutan 300 C, 405 C, dan 450 C. Dengan menggunakan temperatur program dengan sampel yang sama juga dilakukan pengujian kapasitas panas dengan menggunakan metode kontinius tanpa waktu-

4 ISSN Hasil HasH Penelitian EBN Tahun 2005 tunda. Pengukuran kapasitas panas dengan kedua metode diatas. dilakukan dengan 3 kali pengulangan. Kemudian terhadap hash analisis kapasitas panas dengan kedua metode dilakukan uji beda (Uji F) dan selanjutnya dievaluasi untuk mengetahui besarnya penyimpangan pengukuran yang dibandingkan dengan kapasitas panas dari sertifikat. HASIL DAN PEMBAHASAN standar Hasil analisis kapasitas panas sampel Sn, Pb, Zn, dan AI dengan 3 (tiga ) kali pengulangan menggunakan metode step dan kontinius dituangkan pada Tabel-1 sampai denga Tabel-4. Besarnya kapasitas panas yang diperoleh masing - masing sampel standar dibandingkan terhadap kapasitas panas dari sp.rtifikat. Untuk mengetahui perbedaan dan kevalidan kedua metode tersebut kemudian dilakukan uji F dan dihitung besar standar deviasi, presisi akurasi dan ketidakpastian masing-masing pengukuran kapasitas panas sampel diatas dan diverifikasi dengan besaran yang diberikan ASTM. Hasil analisis kapasitas panas sampel Sn menunjukkan bahwa baik penggunaan metode step maupun metode kontinius tidak memenuhi terhadap besaran ASTM dan SETARAM, karena besarnya penyimpangan yang diperoleh dari kedua metode tersebut masing-masing 16,023 % dan 14,349% jauh lebih besar dari 9,8% dari ASTM dan 10% dari Setaram. Demikian juga terhadap besar akurasi yang diperoleh dari pengukuran masing-masing metode 98,153% dan 95,567% lebih keeil dibanding besar akurasi 98,2 % dari ASTM dengan ketidakpastian pengukuran 9,273 J/moloC. Dari hasil analisis ini dapat dinyatakan bahwa alat DSC untuk penentuan kapasitas sampel Sn dengan menggunakan metode Seta ram maupun metode ASTM tidak kualified karena mempunyai keeermatan dan ketepatan pengukuran yang kurang baik. Hal ini mung kin disebabkan karena umur alat yang sudah tua sehingga tidak tepat digunakan untuk pengukuran pada temperatur rendah 30 C hingga 200 C dengan laju pemanasan 5 C/menit. Untuk memperoleh hasii yang lebih baik mung kin selanjutnya metode ini dapat dikembangkan dengan pemanasan 1 C/menit atau waktu tunda tertentu. mengubah!; laju 3 C/men it "dengan Penentuan kapasitas panas sam pel Pb menggunakan metode step maupun metode kontinius telah diperoleh hash' bahwa kedua metode tersebut mempunyai presisi dan akurasi yang tinggi dan memenuhi ASTM maupun Setaram seperti yang dituangkan pada Tabel-2 dengan ketidakpastian pengukuran sebesar 2,505 J/moloC. Sedangkan penentuan kapasitas panas sampel Zn menggunakan metode step maupun metode kontinius telah diperoleh hash bahwa kedua metode tersebut mempunyai presisi yang kurang eermat, karena mempunyai besar presisi masing masing sebesar 10,759% dan 10,592% yang berada sedikit diatc1::>besaran presisi yang ditetapkan oleh ASTM maupun Setaram. Namun demikian besaran akurasi dari kedua metode tersebut memenuhi besaran ASTM maupun Setaram seperti yang dituangkan pad a Tabel-3. Hal ini mung kin disebabkan beberapa kesalahan dalam preparasi sampel dan pengoperasian alat. Antara lain kurangnya jumlah pengulangan pengukuran, kesalahan pengamatan dalam penimbambangan serta kesalahan ketepatan dalam meletakkan krusibel diatas chamber DSC. Namun karena hasil pengukuran rlengan menggunakan kedua metode tersebut mempunyai besaran SD dan akurasi yang sesuai dengan ASTM maupun dari Setaram sehingga hasil analisis kapasitas panas dengan kedua metode tersebut dapat diterima dengan ketidakpastian pengukuran sebesar 4,54 J/moloC. Penentuan kapasitas panas sampel AI menggunakan metode step maupun metode kontinius telah diperoleh hasil bahwa kedua metode terse but mempunyai presisi dan akurasi yang memenuhi ASTM maupun Setaram seperti yang dituangkan pada Tabel-4. Sehingga dapat dinyatakan bahwa kedua metode tersebut dinyatakan valid untuk penentuan kapasitas panas sampel AI dengan ketidakpastian pengukuran sebesar 1,423 J/moloC seperti yang terlihat pad a Tabel

5 Hasil Hasil Penelitian EBN Tahun 2005 ISSN Tabel-1: Kapasitas panas (Cp) Standar Sn 24,22 Temp - Sertifikat Kontinius 23,10 22,4919,98 22,79 21,9219,68 22,1919,80 4,70 (X_X)2 23,38 0,71 0,59 4,15 24,01 95,567 24,62 25,09 2,20 24,31 25,23 0,04 3,25 23,71 21,16 14,349 3,77 0,02 0,10 1,10 1,30 CpCp 1,20 1,25 25,53 Step 21,72 20,15 0,08 7,04 6,30 0,70 0,21 23,50 0,65 22,82 0,00 0,05 0,76 0,86 0,50 22,05 19,75 21,95 22,24 5,70 22,61 22,07 24,88 25,10 25,85 25,96 26,15 26,23 22,81 20,14 24,17 23,79 25,42 24,30Rata-rata (X-X)2 (x) 3,73 27,85 16,023 98,153 5,00 I idak ada perbedaan metode kontinius s step danstep 008 hasil Cp antara 194

6 ISSN Hasil Hasil Penelitian EBN Tahun 2005 (J/molOC) Step Tabel-2: Kapasitas panas (Cp) Standar Pb F Hit. Temp Kontinius Sertifikat 25,420 25,790 25,740 25,380 23,740 24, ,710 25,610 25,310 25,520 24,990 23,200 25,760 24,730 23, ,116 0,034 0,752 0,061 0,107 0,009 0,025 0,819 2,474 0,221 0,449 0,020 0, ,089 1,938 (x-x) (% 0,77824,65 2,020 2,20524,77 0,003 0,017 0,001 0,039 0,012 0,064 0,403 8,019 0,621 8,158 98,365 0,002 0,063 0,000 1,26124,90 1,30025,03 1,38825,15 25,87 25,92 25,98 25,65 25,16 24,36 23,16 23,65 23,76 26,68 26,32 26,74 23,85 25,76 25, scp, ) 24,53 Step 25,92 25,80 25,41 25,67 25,54 25,29 26,05 26,18 26,31 26,56 26,43 26,70 Tidak Rata-rata 2(J/gOC (x-x) Kontiniu 98,283 ada 7,938 ) L > ](x), I antara metode step perbcdaan hasil Cp dan kontinius 195

7 Hasil Hasil Penelitian EBN Tahun 2005 ISSN Tabel-3: Kapasitas panas (Cp) Standar Zn 2 ) Cp Temp SertifikatRata-rata 20,89 24,81 25,28 24,68 24,88 25,32 25,13 23,90 24,98 25,06 23,57 23,85 23,68 22,97 22,82 20,75 21,73 ')- 2,613 26,76 26,45 26,31 26,12 25,68 20,53 25,75 0, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Kontinius -,- 0, , , , , , , , , , , , , , , , , (x-x) 0, Cp 0, , ,211 Step 2, ,47 25,78 26,31 26,37 24,32 25,12 24,25 24,45 25,03 25,17 23,99 24,65 26,05 23,87 23,82 23,50 23,02 22,98 21,12 21,88 21,74 26,14 20,08 5, , ,11 22,94 22,77 22,45 22,60 Step 24,31 24,14 23,97 23,80 23,63 23,46 23,27 (JfmoloC 26,53 26,36 26,19 24,48 25,16 24,65 25,33 25,50 26,02 25,68 25,85 24,99 24,82 I. ) 2 _.1'"". (% 2,471 99,431 10,592 ) 99,227 10,759 (x) metode 13,658 step dan hasil idak oloc) F Hit. ada perbedaankontinius Cp antara 196 /

8 ISSN Hasil HasH Penelitian EBN Tahun 2005 /moloc) Tidak Tabel-4: Kapasitas panas (Cp) Standar AI 1, 440 Temp Sertifikat Cp Step 95,31 0, , , , , , , , , , , , ,W4336 0, , , , , , , Kontinius 23,0123,30 22,9422,85 21,8921,66 22,4822,35 21,6521,63 23,1423,98 21,3421,58 23,4723,27 23,6023,45 23,6323,56 24,2924,16 24,6024,90 25,1525,31 25,2325,66 25,7825,73 26,7726,17 24,4524,29 24,8925,06 25, (% 19,79 19,7618,27 0, F5, ,765 0, , , , ,019 0, , , , , , , , , , , , , , , , (x-x) ) 2,120 hasil 20,86 20,900 20,643 21,449 21,176 Tabel Cp 22,539 22,267 22,812 21,994 23,084 23,356 23,628 23,900 24,172 24,444 24,716 24,988 25,260 25,531 25,803 26,074 (J/mol,722 2 Rerata (x-x) c i 99,994 )(x) 6,129 2 Step Cp F 3,49 antara Hit. > metode 4, step dan kontinius ada perbedaan 197

9 Hasil Hasil Penelitian EBN Tahun 2005 ISSN Perhitungan Ketidakpastian Pengukuran Setelah diketahui besaran SO, presisi dan akurasi dari masing masing pengukuran sampel Sn, Pb,Zn dan AI kemudian dihitung besar ketidakpastian pengukuran masing-masing pengukuran dengan cara seperti dibawah ini: W = Penimbangan Kemurnian Al Temperatur s B W Wkrusibel+ Al A \ + c Cp L Kalibrasi Presisi Metode Gambar-4: Fish Bond Pengukuran Kapasitas Panas (Cp) Setelah dibuat gambar Fish Bond pengukuran kemudian dihitung ketidakpastian dari masing masing faktor yang mempengaruhi pengukuran kapasitas panas tersebut. A. Kemurnian standar AI Kemurnian standar AI Kemurnian sampel standar AI dari sertifikat 99,99 ± 0,01 % ~ Baku 0,0001/";3 = 0, B. Penimbangan Linearitas Timbangan : Sertifikat Kalibrasi Timbangan Merk Metler Tolledo (R.127) yang dikalibrasi pada bulan Juli 2005 oleh KIM LlPI mempunyai skala ketidakpastian sebesar ± 0.02 mg dengan derajat kepercayaan = 95 % 0.02 Maka ketidakpastian penirnbangan: p (penimbangan) = -- 1,96 = mg Ketidakpastian penimbangan diatas harus dikalikan 3 x karena penimbangan dilakukan 3x yaitu penimbangan W krusibel kosong, penimbangan W krusibel+ AI203 dan penimbangan W krusibel + sam pel AI. Maka ~ (penimbangan) = 3 x 0,0102 mg = mg = 3,05 x 10-5 gr C. Kalibrasi Termocopel Alat DSC Sertifikat kalibrasi Termocopel untuk alat DSC dari SETARAM'4! sebesar ~ (Temperatur) ± 0.1DC, maka ketidakpastian baku temperatur termokopel terse but sebesar = 0.1/"; 3 = DC ~~ (Temperatur) = DC 198

10 ISSN Hasil Hasil Penelitian EBN Tahun 2005 '" Dalam perhitungan ketidakpastian maka seluruh komponen harus mempunyai satuan yang sama seperti yang terlihat pad a Tabel-5. b Tabel-5: Mengubah Komponen ketidakpastian menjadi satuan yang sarna No(x) (x/x) Penimbangan Kalibrasi Kemurnian 8,636xlO- 3, 0, satuan (x) 2,55x10 0,057DC Asal 06x10-~ Il Il Nilai gr % gr % 0,9999 0, D. Presisi Metode Ketidakpastian dari penimbangan berulangkali (presisi) sudah tercakup dalam presisi metode. Ketidakpastian presisi dihitung berdasarkan kepada besarnya simpangan pengukuran dengan rumusl2.6] JI presisi = (S~) "11 E. Ketidakpastian Gabungan Dihitung Ketidakpastian Baku Gabungan dari semua tahap langkah pengujian Ketidakpastian Baku Gabungan (p Gabungan) li( Cp(Ai) A t) ~ ( p(kelllllrniall KemumianAI AI) r + ( p(pellilllballgall) penilllbangan) r + (p(teillp Temp )JJ =~(O,000058r +(2,55xl()'~Y +(8,6363xl()-~Y = 9,023 x 10-4 p(cp AI) f.i (Cp) = Cp (AI) x Cp () Al = 23,501 J/mol C x x 10'" = 0,0212 J/mol DC (~J = C~OJ = 0,831 f.i (Cp) + JI (presisi) =, (SD )2 (r' )-, 11 Y J.1 -p +-,=-.,)11 = ~(O.0212r +(O.831f = 0,711 Dalam hal untuk mendapatkan probabilitis yang memadai bahwa nilai hasil yang diperoleh dalam penguk'jran Cp AI dengan menggunakan DSC berada dal8m rentang yang diberikan oleh ketidakpastian, maka ketidakpastian baku gabungan diatas harus dikalikan dengan seljuah faktor 199

11 HasH HasH Penelitian EBN Tahun 2005 ISSN pencakupan (k). Perhitungan ketidakpastian pengukuran Cp AI ini dilakukan dengan faktor pencakupan sebesar (k = 2) pada tingkat kepercayaan sekitar 95 % dengan rumus [2.6J U = k x /l Gabungan dimana : U = Ketidakpastian diperluas (Expanded Uncertainty) k = faktor pencakupan sehingga Cp(AI) = k x {/l (.6.H)+ /l (presisi)} = 2xO,711 Cp(AI) = 1,423 J/mol C Dengan perhitungan yang sama maka diperoleh besar ketidakpastian pengukuran masing masing pengukuran sampel Sn,Pb,Zn dan Ai seperti yang terlihat pada Tabel-6. Tabel-6: Besar Ketidakpastian Pengukuran Standar Sn,Pb,Zn dan AI SD 16,02314,349 1,4402,120 2,6132,471 1,9982,020 98,283 99,994 10,758 98,153 99,227 3,73,25 6,129 Kontinius 7,938 Step 8,019 10,592 9,019 95,5679,273 98,3652,507 99,4314,544 99,7651,423 Pengukuran Ketdkpastian 2,99 Presisi 98,2 Akurasi 9,8 Standar KESIMPULAN Analisis uji F terhadap hasil kapasitas panas standar Sn, Pb, Zn dan AI menunjukkan bahwa metode step mupun metode kontinius tidak memdunyai perbedaan yang signifikan. Metode step maupun metode kontinius telah valid digunakan untuk analisis kapasitas panas standar Pb, Zn dan AI, karena besaran standar deviasi, presisi dan akurasi hash pengukuran telah memenuhi besaran yang ditunjukkan ASTM dan Setaram. Sedangkan untuk analisis kapasitas panas standar Sn, kedua metode terse but belum valid karena besaran standad deviasi, presisi dan akurasi hasil pengukuran tidak memenuhi besaran yang ditunjukkan ASTM dan Setaram. Hal ini mung kin disebabkan karena umur alat yang sudah tua sehingga tidak tepat digunakan untuk pengukuran pada temperatur rendah 30 C hingga 200 C dengar. laju pemanasan 5 C/menit. Untuk memperoleh hash yang lebih baik mung kin selanjutnya metode ini dapat dikembangkan dengan mengubah laju pemanasan. DAFTAR PUSTAKA 1. SETARAM, Manual Operation Differential Thermal Analysis Type CS'92, Setaram Franc, SN , Dokumentasi Sistem Mutu Laboratorium, Badan Standardisasi Nasional (BSN), Tahun PERRY H. ROBERT, "Chemical Engineers Handbook" Sixth edition- McGraw Hill SIGMA ALDRiCH," Certificate of Analysis In, Sn,Pb,Zn and AI Wire 99,999%", Aldrich Chemical Company, Saint Louis USA, April ASTM, "Standard Test Method for Determining Specific Heat Capacity By DSC", Volume -3, E ROBERT L,,.< ANDERSON, "Practical Statisti,:s for Analytical Chemists" Van NOStrand Reinhold Company, New York, NEIL T.CROSBY, JOHN A. DAY," Quality in the Analytical Chemistry Laboratory" Published on behalf of University of Greenwich, New York. 200

VERIFIKASI METODE STEP DAN KONTINYU UNTUK PENENTUAN KAPASITAS PANAS MENGGUNAKAN THERMAL ANALYZER

VERIFIKASI METODE STEP DAN KONTINYU UNTUK PENENTUAN KAPASITAS PANAS MENGGUNAKAN THERMAL ANALYZER Penetapan Nilai Ketidakpastian Baku (Hadi Sardjono) VERIFIKASI METODE STEP DAN KONTINYU UNTUK PENENTUAN KAPASITAS PANAS MENGGUNAKAN THERMAL ANALYZER Aslina Br Ginting, Jan Setiawan, Sutri Indaryati Abstract

Lebih terperinci

KALIBRASI ALAT THERMAL GRAVIMETRI DIFFERENTIAL THERMAL ANALYSIS

KALIBRASI ALAT THERMAL GRAVIMETRI DIFFERENTIAL THERMAL ANALYSIS Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2005 ISSN 0854-5561 KALIBRASI ALAT THERMAL GRAVIMETRI DIFFERENTIAL THERMAL ANALYSIS Sutri Indaryati, Yanlinastuti, Aslina B.Ginting ABSTRAK Kalibrasi Alat Thermal Gravimetri

Lebih terperinci

VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM

VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM Syamsul Fatimah, Rahmiati, Yoskasih Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM. Telah dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS SIFAT TERMAL PADUAN AlFeNi SEBAGAI KELONGSONG BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

ANALISIS SIFAT TERMAL PADUAN AlFeNi SEBAGAI KELONGSONG BAHAN BAKAR REAKTOR RISET ISSN 907 635 ANALISIS SIFAT TERMAL PADUAN AlFeNi SEBAGAI KELONGSONG BAHAN BAKAR REAKTOR RISET Aslina Br.Ginting, M.Husna Al Hasa, Masrukan Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Kawasan PUSPIPTEK, Tangerang

Lebih terperinci

VALIDASI METODA ANALISIS ISOTOP U-233 DALAM STANDAR CRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER ALFA

VALIDASI METODA ANALISIS ISOTOP U-233 DALAM STANDAR CRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER ALFA ISSN 1979-2409 Validasi Metoda Analisis Isotop U-233 Dalam Standar CRM Menggunakan Spektrometer Alfa ( Noviarty, Yanlinastuti ) VALIDASI METODA ANALISIS ISOTOP U-233 DALAM STANDAR CRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER

Lebih terperinci

PENENTUAN SIFAT THERMAL PADUAN U-Zr MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

PENENTUAN SIFAT THERMAL PADUAN U-Zr MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER No. 02/ Tahun I. Oktober 2008 ISSN 19792409 PENENTUAN SIFAT THERMAL PADUAN UZr MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER Yanlinastuti, Sutri Indaryati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK PENENTUAN

Lebih terperinci

Verifikasi Metode Pengujian Sulfat Dalam Air dan Air Limbah Sesuai SNI : 2009

Verifikasi Metode Pengujian Sulfat Dalam Air dan Air Limbah Sesuai SNI : 2009 JURNAL TEKNOLOGI PROSES DAN INOVASI INDUSTRI, VOL. 2, NO. 1, JULI 2017 19 Verifikasi Metode Pengujian Sulfat Dalam Air dan Air Limbah Sesuai SNI 6989.20 : 2009 Methods Verification of Sulfat Analysis in

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu produk kosmetik yang banyak menggunakan bahan pengawet sebagai bahan tambahan adalah krim wajah. Metode analisis yang sensitif dan akurat diperlukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

PENCEMBANCAN METODE ANALISIS MENCCUNAKAN" ALAT ICP AES PLASMA 40 UNTUK PENENTUAN UNSUR AS DAN Sb

PENCEMBANCAN METODE ANALISIS MENCCUNAKAN ALAT ICP AES PLASMA 40 UNTUK PENENTUAN UNSUR AS DAN Sb SSN 0854-5561 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2005 PENCEMBANCAN METODE ANALSS MENCCUNAKAN" ALAT CP AES PLASMA 40 UNTUK PENENTUAN UNSUR AS DAN Sb Arif Nugroho, Hendro Wahyono, S. Fatimah Abstrak PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

ANALISIS KESTABILAN PANAS BAHAN POLIMER MENGUNAKAN METODE THERMAL GRAVIMETRY

ANALISIS KESTABILAN PANAS BAHAN POLIMER MENGUNAKAN METODE THERMAL GRAVIMETRY ISSN 0216 3128 35 ANALISIS KESTABILAN PANAS BAHAN POLIMER MENGUNAKAN METODE THERMAL GRAVIMETRY Aslina Br.Ginting P2TBDU BATAN ABSTRAK ANALISIS KESTABILAN PANAS BAHAN POLIMER MENGUNAKAN METODE THERMAL GRAVIMETRY.

Lebih terperinci

KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN URANIUM TOTAL DALAM LARUTAN PEB U3Sh-AI PASCA IRRADIASI MENGGUNAKAN METODE TITROPROSESSOR

KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN URANIUM TOTAL DALAM LARUTAN PEB U3Sh-AI PASCA IRRADIASI MENGGUNAKAN METODE TITROPROSESSOR ISSN 0854-5561 Hasil-hasil Penelitian ESN Tahun 2009 KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN URANIUM TOTAL DALAM LARUTAN PEB U3Sh-AI PASCA IRRADIASI MENGGUNAKAN METODE TITROPROSESSOR Aslina Br.Ginting ABSTRAK KETIDAKPASTIAN

Lebih terperinci

PENGUKURAN SIFAT TERMAL ALLOY ALUMINIUM FERO NIKEL MENGGUNAKAN ALAT DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

PENGUKURAN SIFAT TERMAL ALLOY ALUMINIUM FERO NIKEL MENGGUNAKAN ALAT DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER ISSN 979-409 PENGUKURAN SIFAT TERMAL ALLOY ALUMINIUM FERO NIKEL MENGGUNAKAN ALAT DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER Yanlinastuti, Sutri Indaryati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK PENGUKURAN

Lebih terperinci

KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN ISOTOP CS-137 DALAM BAHAN BAKAR U3Sh PASCA IRRADIASI

KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN ISOTOP CS-137 DALAM BAHAN BAKAR U3Sh PASCA IRRADIASI KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN ISOTOP CS-137 DALAM BAHAN BAKAR U3Sh PASCA IRRADIASI Dian Anggraini, Arif N., Noviarty ABSTRAK KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN ISOTOP CS-137 DALAM BAHAN BAKAR U3Si2 PASCA IRRADIASI.

Lebih terperinci

VALIDASI METODE PENGUJIAN LOGAM TEMBAGA PADA PRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM NYALA

VALIDASI METODE PENGUJIAN LOGAM TEMBAGA PADA PRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM NYALA VALIDASI METODE PENGUJIAN LOGAM TEMBAGA PADA PRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM NYALA (Testing Methods Validation of Copper in Bottled Drinking Water Using Flame Atomic

Lebih terperinci

VALIDASI METODA PENENTUAN UNSUR RADIOAKTIF Pb-212, Cs-137, K-40 DENGAN SPEKTROMETER GAMMA

VALIDASI METODA PENENTUAN UNSUR RADIOAKTIF Pb-212, Cs-137, K-40 DENGAN SPEKTROMETER GAMMA VALIDASI METODA PENENTUAN UNSUR RADIOAKTIF Pb-212, Cs-137, K-40 DENGAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN ABSTRAK VALIDASI METODA PENENTUAN UNSUR RADIOAKTIF Pb-212, Cs-137,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu produk kosmetik yang banyak menggunakan bahan pengawet sebagai bahan tambahan adalah hand body lotion. Metode analisis yang sensitif dan akurat diperlukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Analisis Kimia Bijih Sulfida Cu, Pb, Zn, Ag, Dan Au

Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Analisis Kimia Bijih Sulfida Cu, Pb, Zn, Ag, Dan Au Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Analisis Kimia Bijih Sulfida Cu, Pb, Zn, Ag, Dan Au Oleh: Nelly Susanna Pusat Sumber Daya Geologi Jl. Soekarno Hatta no. 444 Bandung SARI Standar operasional

Lebih terperinci

ANALISIS NEODIMIUM MENGGUNAKAN METODA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

ANALISIS NEODIMIUM MENGGUNAKAN METODA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS ANALISIS NEODIMIUM MENGGUNAKAN METODA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Noviarty, Dian Angraini Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Email: artynov@yahoo.co.id ABSTRAK ANALISIS NEODIMIUM MENGGUNAKAN METODA SPEKTROFOTOMETRI

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon ICS 13.060.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi

Lebih terperinci

KARAKTERISASI KOMPOSISI KIMIA, LUAS PERMUKAAN PORI DAN SIFAT TERMAL DARI ZEOLIT BAYAH, TASIKMALAYA, DAN LAMPUNG

KARAKTERISASI KOMPOSISI KIMIA, LUAS PERMUKAAN PORI DAN SIFAT TERMAL DARI ZEOLIT BAYAH, TASIKMALAYA, DAN LAMPUNG Vol. 3 No. 1 Januari 27: 1 48 ISSN 197 2635 KARAKTERISASI KOMPOSISI KIMIA, LUAS PERMUKAAN PORI DAN SIFAT TERMAL DARI ZEOLIT BAYAH, TASIKMALAYA, DAN LAMPUNG Aslina Br.Ginting, Dian Anggraini, Sutri Indaryati,

Lebih terperinci

ANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

ANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER ANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER YANLINASTUTI, SUTRI INDARYATI, RAHMIATI Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Serpong Abstrak ANALISIS

Lebih terperinci

ANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

ANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER ANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER YANLINASTUTI, SUTRI INDARYATI, RAHMIATI Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Serpong Abstrak ANALISIS

Lebih terperinci

ANALISIS KALSIUM DEN CAN METODA POTENSIOMETRI

ANALISIS KALSIUM DEN CAN METODA POTENSIOMETRI Hasil Hasil Penelitian EBN Tahun 2005 ISSN 0854-5561 PEMBAKUAN ANALISIS KALSIUM DEN CAN METODA POTENSIOMETRI Noor Yudhi A.Md ABSTRAK PEMBAKUAN ANALISIS KALSIUM DENGAN METODA POTENSIOME TRI. Telah dilakukan

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat

Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat ICS 13.060.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... Prakata...

Lebih terperinci

VALIDASI METODA XRF (X-RAY FLUORESCENCE) SECARA TUNGGAL DAN SIMULTAN. UNTUK ANALISIS UNSUR Mg, Mn DAN Fe DALAM PADUAN ALUMINUM

VALIDASI METODA XRF (X-RAY FLUORESCENCE) SECARA TUNGGAL DAN SIMULTAN. UNTUK ANALISIS UNSUR Mg, Mn DAN Fe DALAM PADUAN ALUMINUM VALIDASI METODA XRF (X-RAY FLUORESCENCE) SECARA TUNGGAL DAN SIMULTAN UNTUK ANALISIS UNSUR Mg, Mn DAN Fe DALAM PADUAN ALUMINUM Rosika Kriswarini, Dian Anggraini, Agus Djamaludin Pusat Teknologi Bahan Bakar

Lebih terperinci

PENGUKURAN AKTIVITAS ISOTOP 152 Eu DALAM SAMPEL UJI PROFISIENSI MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

PENGUKURAN AKTIVITAS ISOTOP 152 Eu DALAM SAMPEL UJI PROFISIENSI MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA ISSN 1979-2409 Pengukuran Aktivitas Isotop 152 Eu Dalam Sampel Uji Profisiensi Menggunakan Spektrometer Gamma (Noviarty) PENGUKURAN AKTIVITAS ISOTOP 152 Eu DALAM SAMPEL UJI PROFISIENSI MENGGUNAKAN SPEKTROMETER

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Pengembangan Metode Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun hanya salah satu tahapan saja. Pengembangan metode dilakukan karena metode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1 PENGOLAHAN DATA PENGKRAN Dari hasil pengukuran oven diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.1 Data hasil kalibrasi Dryer Oven Mesin Setting Suhu ( ) 00 400 600 Nilai Titik

Lebih terperinci

UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY (F-AAS) PASCA AKREDITASI

UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY (F-AAS) PASCA AKREDITASI 246 ISSN 0216-3128 Supriyanto C., Samin UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY (F-AAS) PASCA AKREDITASI Supriyanto C., Samin Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN ABSTRAK

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr) Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr) ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata....ii 1

Lebih terperinci

Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri

Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata....ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian studi voltametri siklik asam urat dengan menggunakan elektroda nikel sebagai elektroda kerja ini bertujuan untuk mengetahui berbagai pengaruh dari parameter yang ada

Lebih terperinci

KONTROL KURVA KALIBRASI SPEKTROMETER EMISI DENGAN STANDAR ALUMINIUM CERTIFIED REFERENCE MATERIALS (CRM)

KONTROL KURVA KALIBRASI SPEKTROMETER EMISI DENGAN STANDAR ALUMINIUM CERTIFIED REFERENCE MATERIALS (CRM) YOGYAKARTA, 31 OKTOBER 213 ISSN 1978-176 KONTROL KURVA KALIBRASI SPEKTROMETER EMISI DENGAN STANDAR ALUMINIUM CERTIFIED REFERENCE MATERIALS (CRM) Rosika Kriswarini, Dian Anggraini, Boybul, Yusuf Nampira

Lebih terperinci

ESTIMASI KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN DOSIS PERORANGAN MENGGUNAKAN THERMOLUMINISENCE DOSIMETER (TLD)

ESTIMASI KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN DOSIS PERORANGAN MENGGUNAKAN THERMOLUMINISENCE DOSIMETER (TLD) Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahlll1 2006 ISSN 0852-2979 ESTIMASI KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN DOSIS PERORANGAN MENGGUNAKAN THERMOLUMINISENCE DOSIMETER (TLD) L. Kwin Pudjiastuti, Sri Widayati, Elfida

Lebih terperinci

Unjuk Kerja Metode Flame -AAS Page 1 of 10

Unjuk Kerja Metode Flame -AAS Page 1 of 10 UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMATIC ABSORPTION SPECTROMETER (F-AAS) AIR LIMBAH PADA PRA AKREDITASI UPT LABORATORIUM LINGKUNGAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PROVISI BANTEN UPT Labortaorium Lingkungan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Perhitungan Kadar Kadar residu antibiotik golongan tetrasiklin dihitung dengan rumus:

HASIL DAN PEMBAHASAN. Perhitungan Kadar Kadar residu antibiotik golongan tetrasiklin dihitung dengan rumus: 8 Kolom : Bondapak C18 Varian 150 4,6 mm Sistem : Fase Terbalik Fase Gerak : Asam oksalat 0.0025 M - asetonitril (4:1, v/v) Laju Alir : 1 ml/menit Detektor : Berkas fotodioda 355 nm dan 368 nm Atenuasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Optimasi esterifikasi DHA Dilakukan dua metode esterifikasi DHA yakni prosedur Lepage dan Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir DHA

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii

Lebih terperinci

PENENTUAN KODUKTIVITAS PANAS KOMPOSIT MATRIKS KERAMIK SILIKON KARBIDA MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL SCANNING CALORIMETRY

PENENTUAN KODUKTIVITAS PANAS KOMPOSIT MATRIKS KERAMIK SILIKON KARBIDA MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL SCANNING CALORIMETRY PENENTUAN KODUKTIVITAS PANAS KOMPOSIT MATRIKS KERAMIK SILIKON KARBIDA MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL SCANNING CALORIMETRY Sutri I, Yanlinastuti, Guswardani, Triarjo, Jan Setiawan Pusat Teknologi Bahan Bakar

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar

Lebih terperinci

METODE ANALISIS UNTUK PENENTUAN UNSUR AS DAN SB MENGGUNAKAN ICP AES PLASMA 40

METODE ANALISIS UNTUK PENENTUAN UNSUR AS DAN SB MENGGUNAKAN ICP AES PLASMA 40 Arif Nugroho, dkk. ISSN 0216-3128 295 METODE ANALISIS UNTUK PENENTUAN UNSUR AS DAN SB MENGGUNAKAN ICP AES PLASMA 40 Arif Nugroho, Hendro Wahyono, S. Fatimah Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir ABSTRAK METODE

Lebih terperinci

OPTIMASI PENENTUAN KONSENTRASI URANIUM DENGAN METODA POTENSIOMETRI

OPTIMASI PENENTUAN KONSENTRASI URANIUM DENGAN METODA POTENSIOMETRI Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854-5561 OPTIMASI PENENTUAN KONSENTRASI URANIUM DENGAN METODA POTENSIOMETRI lis Haryati ABSTRAK OPTIMASI PENENTUAN KONSENTRASI URANIUM DENGAN METODA POTENSIOMETRI.

Lebih terperinci

METODE SEDERHANA PENENTUAN HARGA BARU KONSTANTA KAPILARITAS VISKOMETER (C) UNTUK PENGUJIAN VISKOSITAS KINEMATIK ASTM D 445

METODE SEDERHANA PENENTUAN HARGA BARU KONSTANTA KAPILARITAS VISKOMETER (C) UNTUK PENGUJIAN VISKOSITAS KINEMATIK ASTM D 445 METODE SEDERHANA PENENTUAN HARGA BARU KONSTANTA KAPILARITAS VISKOMETER (C) UNTUK PENGUJIAN VISKOSITAS KINEMATIK ASTM D 445 Oleh : Arluky Novandy *) Abstrak Laboratorium Minyak Bumi Pusdiklat Migas adalah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011, III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011, pengambilan sampel dilakukan di Sungai Way Kuala Bandar Lampung,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan analisis semakin dikenal secara luas, bahkan mulai dilakukan secara rutin dengan metode sistematis. Hal ini didukung pula oleh perkembangan yang pesat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat ukur suhu yang berupa termometer digital.

BAB I PENDAHULUAN. alat ukur suhu yang berupa termometer digital. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Engineer tidak dapat dipisahkan dengan penggunaan alat ukur. Akurasi pembacaan alat ukur tersebut sangat vital di dalam dunia keteknikan karena akibat dari error yang

Lebih terperinci

KUALIFIKASI ALAT SPEKTROMETER UV-Vis UNTUK PENENTUAN URANIUM DAN BESI DALAM -U30S --

KUALIFIKASI ALAT SPEKTROMETER UV-Vis UNTUK PENENTUAN URANIUM DAN BESI DALAM -U30S -- Hasil Hasil Penelitian EBN Tahun 2005 ISSN 0854-5561 KUALIFIKASI ALAT SPEKTROMETER UV-Vis UNTUK PENENTUAN URANIUM DAN BESI DALAM -U30S -- Syamsul Fatimah, Yanlinastuti, Yoskasih ABSTRAK KUALlFIKASI ALAT

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 32 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Oktober sampai Desember 2013 bertempat di Laboratorium Biomassa Terpadu Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung.

Lebih terperinci

Tabel 1. Metode pengujian logam dalam air dan air limbah NO PARAMETER UJI METODE SNI SNI

Tabel 1. Metode pengujian logam dalam air dan air limbah NO PARAMETER UJI METODE SNI SNI UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMATIC ABSORPTION SPECTROMETER (F-AAS) AIR SUPPLY PADA PRA AKREDITASI UPT LABORATORIUM LINGKUNGAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PROVISI BANTEN UPT Labortaorium Lingkungan

Lebih terperinci

PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN

PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2009 Tanggal : 6 April 2009 PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN Persyaratan ini digunakan sebagai persyaratan tambahan ISO/IEC

Lebih terperinci

UNSUR Pb, Fe, Cd, DAN Cu DALAM IKAN TUNA DENGAN METODE SPEKTROMETRI SERAP AN ATOM (SSA) UNTUK UJI PROFISIENSI.

UNSUR Pb, Fe, Cd, DAN Cu DALAM IKAN TUNA DENGAN METODE SPEKTROMETRI SERAP AN ATOM (SSA) UNTUK UJI PROFISIENSI. PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR PENENTUAN UNSUR Pb,, Cd, DAN Cu DALAM IKAN TUNA DENGAN METODE SPEKTROMETRI SERAP AN ATOM (SSA) UNTUK UJI PROFISIENSI. Samiardjo, Y. Wasito Pustek Ake/erator

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PE ELITIA

IV. METODOLOGI PE ELITIA IV. METODOLOGI PE ELITIA 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan, mulai bulan Februari 2012 sampai dengan Mei 2012 di laboratorium kimia departemen Quality Control (QC)

Lebih terperinci

PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN

PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2009 Tanggal : 6 April 2009 PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN Persyaratan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Penentuan panjang gelombang maksimum ini digunakan untuk mengetahui pada serapan berapa zat yang dibaca oleh spektrofotometer UV secara

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 11: Cara uji derajat keasaman (ph) dengan menggunakan alat ph meter

Air dan air limbah Bagian 11: Cara uji derajat keasaman (ph) dengan menggunakan alat ph meter Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 11: Cara uji derajat keasaman (ph) dengan menggunakan alat ph meter ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia

SNI Standar Nasional Indonesia Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 15: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) refluks terbuka dengan refluks terbuka secara titrimetri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

PENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA PENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty, Iis Haryati, Sudaryati, Susanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Kawasan

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia

SNI Standar Nasional Indonesia Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

VALIDASI PENGUJIAN Cr, Cu DAN Pb DENGAN METODE SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM

VALIDASI PENGUJIAN Cr, Cu DAN Pb DENGAN METODE SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM Purwanto, A., dkk. ISSN 0216-3128 151 VALIDASI PENGUJIAN Cr, Cu DAN Pb DENGAN METODE SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM Purwanto, A., Supriyanto,C., Samin P. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Jenis Pengujian Alat Kondisi Pengujian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Jenis Pengujian Alat Kondisi Pengujian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Pengujian Termal Pada pengujian termal menggunakan metode DSC, ABS Original + ABS Recycle mendapatkan hasil yang bervariasi pada nilai Tg dan nilai Tm. Didapatkannya

Lebih terperinci

BAB 6 RINGKASAN PENELITIAN

BAB 6 RINGKASAN PENELITIAN 32 BAB 6 RINGKASAN PENELITIAN Validasi metode analisis merupakan suatu proses untuk menentukan keabsahan dan pertanggungjawaban suatu hasil percobaan di laboratorium, tetapi dalam proses dan perhitungannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian validasi metode dan penentuan cemaran melamin dalam susu formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen

Lebih terperinci

VALIDASI METODA PENGUKURAN ISOTOP 137 Cs MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

VALIDASI METODA PENGUKURAN ISOTOP 137 Cs MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA VALIDASI METODA PENGUKURAN ISOTOP MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Rosika Kriswarini(*), Dian Anggraini(*), Noviarty(**) (*) Fungsional Peneliti, Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN), BATAN, Gedung

Lebih terperinci

REAKSI TERMOKIMIA PADUAN AlFeNi DENGAN BAHAN BAKAR U 3 Si 2

REAKSI TERMOKIMIA PADUAN AlFeNi DENGAN BAHAN BAKAR U 3 Si 2 ISSN 1907 2635 Reaksi Termokimia Paduan AlFeNi dengan Bahan Bakar U 3Si 2 (Aslina Br.Ginting, M. Husna Al Hasa) REAKSI TERMOKIMIA PADUAN AlFeNi DENGAN BAHAN BAKAR U 3 Si 2 Aslina Br. Ginting dan M. Husna

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan Januari 2013. Proses penyemaian, penanaman, dan pemaparan dilakukan

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG LABORATORIUM LINGKUNGAN.

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG LABORATORIUM LINGKUNGAN. SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 06 TAHUN 2009 TENTANG LABORATORIUM LINGKUNGAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang: a. bahwa untuk menjamin akuntabilitas jasa pengujian parameter

Lebih terperinci

PENGKAJIAN & PENGEMBANGAN METODE

PENGKAJIAN & PENGEMBANGAN METODE LAPORAN PENGKAJIAN & PENGEMBANGAN METODE Pusat Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan (PUSARPEDAL) Deputi Bidang Pembinaan Sarana Teknis Lingkungan dan Peningkatan Kapasitas KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium riset dan laboratorium kimia instrumen Jurusan Kimia, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di 30 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemilihan Kondisi Optimum Kromatografi Gas untuk Analisis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemilihan Kondisi Optimum Kromatografi Gas untuk Analisis BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Pemilihan Kondisi Optimum Kromatografi Gas untuk Analisis DHA Kondisi analisis optimum kromatografi gas terpilih adalah dengan pemrograman suhu dengan suhu awal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif Departemen Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Depok, pada

Lebih terperinci

ANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

ANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 ANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty, Sudaryati, Susanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir -

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September 33 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September 2013 di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

PENAFSIRAN NILAI KETIDAKPASTIAN ANALISIS Fe, Ca, Zr, Ba, La, Ti DAN Ce DALAM CUPLIKAN SEDIMEN DENGAN METODA XRF

PENAFSIRAN NILAI KETIDAKPASTIAN ANALISIS Fe, Ca, Zr, Ba, La, Ti DAN Ce DALAM CUPLIKAN SEDIMEN DENGAN METODA XRF Penafsiran Nilai Ketidakpastian Analisis Fe, Ca, Zr, Ba, La, Ti dan Ce Dalam Cuplikan Sedimen Dengan Metoda XRF (Sukirno, dkk.) PENAFSIRAN NILAI KETIDAKPASTIAN ANALISIS Fe, Ca, Zr, Ba, La, Ti DAN Ce DALAM

Lebih terperinci

PELATIHAN STANDARDISASI. w w w. b s n. g o. i d. Pemahaman SNI ISO/IEC 17065:2012. Validasi Metode Pengujian Kimia. Pemahaman SNI ISO/IEC 17025:2008

PELATIHAN STANDARDISASI. w w w. b s n. g o. i d. Pemahaman SNI ISO/IEC 17065:2012. Validasi Metode Pengujian Kimia. Pemahaman SNI ISO/IEC 17025:2008 Pemahaman SNI ISO/IEC 17065:2012 Audit Internal Sistem Manajemen Laboratorium (SNI ISO/IEC 17025:2008) Penyusunan Dokumentasi Sistem Manajemen Laboratorium (SNI ISO/IEC 17025:2008) Estimasi Ketidakpastian

Lebih terperinci

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.40 Badan Standardisasi

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4. secara turbidimetri

Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4. secara turbidimetri Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4 2- secara turbidimetri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata....ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

PENENTUAN UNSUR PEMADU DALAM BAHAN ZIRCALOY-2 DENGAN METODE SPEKTROMETRI EMISI DAN XRF

PENENTUAN UNSUR PEMADU DALAM BAHAN ZIRCALOY-2 DENGAN METODE SPEKTROMETRI EMISI DAN XRF Dian Anggraini, dkk. ISSN 0216-3128 29 PENENTUAN UNSUR PEMADU DALAM BAHAN ZIRCALOY-2 DENGAN METODE SPEKTROMETRI EMISI DAN XRF Dian Anggraini, Rosika Kriswarini, Yusuf N. Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN

Lebih terperinci

Cara uji berat jenis aspal keras

Cara uji berat jenis aspal keras Standar Nasional Indonesia Cara uji berat jenis aspal keras ICS 93.080.20; 75.140 Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN DALAM SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

ANALISIS KESALAHAN DALAM SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) ANALISIS KESALAHAN DALAM SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) A. TUJUAN 1. Mengetahui kondisi optimum parameter operasi alat uji SSA milik STTN- BATAN dalam menganalisis unsur Fe. 2. Menentukan sensitivitas,

Lebih terperinci

R adalah selisih massa bejana dalam keadaan terisi dan dalam keadaan kosong,

R adalah selisih massa bejana dalam keadaan terisi dan dalam keadaan kosong, Suplemen Pedoman Evaluasi dan Pernyataan A9. KALIBRASI GELAS UKUR Deskripsi Pengukuran Kalibrasi gelas dari bahan borosilicate glass berkapasitas 1 ml nilai skala terkecil.1 ml menggunakan metode gravimetri.

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata....ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODA OTOMATIS DAN MANUAL DALAM PENENTUAN ISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

PERBANDINGAN METODA OTOMATIS DAN MANUAL DALAM PENENTUAN ISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Urania Vol. 15 No. 2, April 2009 : 61-115 ISSN 0852-4777 PERBANDINGAN METODA OTOMATIS DAN MANUAL DALAM PENENTUAN ISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Rosika Kriswarini (1) dan Dian Anggraini (1)

Lebih terperinci

ANALISIS TERMAL GARAM CAMPURAN MgCl 2 -NaCl

ANALISIS TERMAL GARAM CAMPURAN MgCl 2 -NaCl J. Tek. Bhn. Nukl. Vol. 1 No. 1 Januari 2005: 1 57 ISSN 1907 2635 ANALISIS TERMAL GARAM CAMPURAN MgCl 2 -NaCl Sigit, Aslina Br.Ginting, Hendro Wahyono Pusbangtek Bahan Bakar Nuklir dan Daur Ulang BATAN,

Lebih terperinci

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.40 Badan Standardisasi Nasional

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Validasi merupakan proses penilaian terhadap parameter analitik tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium untuk membuktikan bahwa metode tersebut memenuhi syarat sesuai

Lebih terperinci

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri ICS 13.040.40 Badan Standardisasi Nasional

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR URANIUM DALAM SAMPEL YELLOW CAKE MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

PENENTUAN KADAR URANIUM DALAM SAMPEL YELLOW CAKE MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA ISSN 1979-2409 Penentuan Kadar Uranium Dalam Sampel Yellow Cake Menggunakan Spektrometer Gamma (Noviarty, Iis Haryati) PENENTUAN KADAR URANIUM DALAM SAMPEL YELLOW CAKE MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty

Lebih terperinci

PENGUJIAN KADAR AIR, RASIO DIU, KANDUNGAN F DAN CL, DAN KEKASARAN PERMUKAAN PELET UOz SINTER

PENGUJIAN KADAR AIR, RASIO DIU, KANDUNGAN F DAN CL, DAN KEKASARAN PERMUKAAN PELET UOz SINTER Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854-5561 PENGUJIAN KADAR AIR, RASIO DIU, KANDUNGAN F DAN CL, DAN KEKASARAN PERMUKAAN PELET UOz SINTER Lilis Windaryati, Pranjono, Torowati ABSTRAK PENGUJIAN

Lebih terperinci

PENENTUAN KESTABILAN SPARKING SPEKTROMETER EMISI MENGGUNAKAN BAHAN PADUAN ALUMINIUM

PENENTUAN KESTABILAN SPARKING SPEKTROMETER EMISI MENGGUNAKAN BAHAN PADUAN ALUMINIUM ISSN 1979-2409 Penentuan Kestabilan Sparking Spektrometer Emisi Menggunakan Bahan Paduan Aluminium (Agus Jamaludin, Djoko Kisworo, Darma Adiantoro) PENENTUAN KESTABILAN SPARKING SPEKTROMETER EMISI MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Minyak kelapa sawit termasuk produk unggulan negara Indonesia dan merupakan komoditas ekspor utama. Dalam hal ini Indonesia merupakan negara penghasil kelapa

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 33 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

PENENTUAN NILAI LIMIT DETEKSI DAN KUANTISASI ALAT TITRASI POTENSIOMETER UNTUK ANALISIS URANIUM

PENENTUAN NILAI LIMIT DETEKSI DAN KUANTISASI ALAT TITRASI POTENSIOMETER UNTUK ANALISIS URANIUM PENENTUAN NILAI LIMIT DETEKSI DAN KUANTISASI ALAT TITRASI POTENSIOMETER UNTUK ANALISIS URANIUM Torowati dan Banawa Sri Galuh Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir Kawasan Puspiptek, Serpong ABSTRAK PENENTUAN

Lebih terperinci

PENGARUH KANDUNGAN MOLIBDENUM TERHADAP PERUBAHAN FASA DAN KAPASITAS PANAS INGOT PADUAN UMo

PENGARUH KANDUNGAN MOLIBDENUM TERHADAP PERUBAHAN FASA DAN KAPASITAS PANAS INGOT PADUAN UMo PENGARUH KANDUNGAN MOLIBDENUM TERHADAP PERUBAHAN FASA DAN KAPASITAS PANAS INGOT PADUAN UMo Aslina Br.Ginting (1), Supardjo (1), Agoeng Kadarjono (1), Dian Anggraini (1) 1.Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU BAB III METODE PENELITIAN 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU pada bulan Februari 2012 April 2012. 2.2 Alat dan Bahan 2.2.1 Alat-alat Alat-alat

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPOSISI KIMIA SERBUK HASIL PROSES HYDRIDING-DEHYDRIDING PADUAN U-Zr

ANALISIS KOMPOSISI KIMIA SERBUK HASIL PROSES HYDRIDING-DEHYDRIDING PADUAN U-Zr ISSN 0854-5561 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ANALISIS KOMPOSISI KIMIA SERBUK HASIL PROSES HYDRIDING-DEHYDRIDING PADUAN U-Zr Asminar, Rahmiati, Siamet Pribadi ABSTRAK ANALISIS KOMPOSISI KIMIA SERBUK

Lebih terperinci

Verifikasi Metode Uji Lemak Pakan Buatan

Verifikasi Metode Uji Lemak Pakan Buatan FishtecH Jurnal Teknologi Hasil Perikanan ISSN: 2302-6936 (Print), (Online, http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/fishtech) Vol. 6, No.1: 92-96, Mei 2017 Verifikasi Metode Uji Lemak Pakan Buatan Method

Lebih terperinci