ANALISIS KESTABILAN PANAS BAHAN POLIMER MENGUNAKAN METODE THERMAL GRAVIMETRY

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KESTABILAN PANAS BAHAN POLIMER MENGUNAKAN METODE THERMAL GRAVIMETRY"

Transkripsi

1 ISSN ANALISIS KESTABILAN PANAS BAHAN POLIMER MENGUNAKAN METODE THERMAL GRAVIMETRY Aslina Br.Ginting P2TBDU BATAN ABSTRAK ANALISIS KESTABILAN PANAS BAHAN POLIMER MENGUNAKAN METODE THERMAL GRAVIMETRY. Thermal Gravimetry Differential Thermal Analysis (TGDTA) merupakan salah satu alat Laboratorium Uji Bahan (LUB) yang telah mendapat pengakuan akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN). Lingkup pengujian LUB menggunakan alat TGDTA adalah analisis termal terhadap bahan logam, paduan logam dan keramik. Dalam usaha mengembangkan lingkup pengujian untuk mendukung LUB maka dilakukan analisis termal terhadap bahan polimer. Dari analisis termal dapat diketahui temperature kestabilan panas dan perubahan berat bahan polimer sehingga diketahui unjuk kerja yang baik bila digunakan pada temperature tinggi. Untuk mengetahui kestabilan panas bahan polimer tersebut, telah dilakukan analisis kestabilan panas bahan polimer yang meliputi PVC, Nitril Elastomer, Fluorin Elastomer, Silicon Elastomer, Natural rubber, Butyl rubber, Cis-Polybutadien dan Neoprene. Analisis kestabilan panas dilakukan pada temperature 30 o C hingga 800 o C dengan kecepatan pemanasan 10 o C/menit menggunakan metode termogravimetry. Hasil analisis menunjukkan bahwa PVC stabil terhadap panas hingga 322 o C, Nitril Elastomer, Fluorin Elastomer, Silicon Elastomer stabil terhadap panas masing-masing pada temperature 195 o C, 370 o C dan 370 o C. Sedangkan elastomer Cis- Polybutadien, Natural rubber, Butyl rubber, dan Neoprene mempunyai kestabilan panas masingmasing pada 320 o C, 280 o C, 280 o C dan 220 o C. Diatas temperature itu bahan polimer mengalami reaksi peruraian yang menyebabkan pengurangan berat. ABSTRACT THE ANALYSIS OF HEAT STABILITY OF POLYMER MATERIAL USING THERMAL GRAVIMETRY METHODE. Thermal Gravimetry Differential Thermal Analysis is one of equipment in Laboratorium Uji Bahan (LUB) got accreditation from Komite Akreditasi Nasional (KAN). Scope of the experiment in LUB using TGDTA is analysis thermal of metal, alloy and ceramic material. To carry on expand of the scope experiment of thermal properties must do analysis of thermal toward polymer material. From the experiment analysis of thermal can understand heat stability of temperature and weight change from polymer material, so that can be understand performance of the polymer when will use in high temperature. In order to understand the heat stability of polymer, it was necessary analysis of thermal of polymer material consisted of PVC, Nitril Elastomer, Fluorin Elastomer, Silicon Elastomer, Natural rubber, Butyl rubber, Cis-Polybutadien and Neoprene. The research analysis of heat stability has been performed at temperature range 30 o C until 800 o C, and heat rate 10 o C/ minute using thermal gravimetry methode. From the analysis result showed that PVC have heat stability of temperature until 322 o C, Nitril Elastomer, Fluorin Elastomer, and Silicon Elastomer have heat stability of temperature at 195 o C, 370 o C and 370 o C. However, elastomer Cis-Polybutadien, Natural rubber, Butyl rubber, dan Neoprene have heat stability of temperature at 320 o C, 280 o C, 280 o C and 220 o C. Above the temperatures, polymer material undergoes decomposition reaction that cause loss weight. LATAR BELAKANG Dalam era globalisasi peranan penelitian dan pengembangan (litbang) harus memenuhi kepuasaan pelanggan khususnya untuk kalangan industri. Untuk memenuhi kepuasaan pelanggan dan mencapai mutu terpadu yang menyeluruh sebaiknya sistem pengujian suatu bahan harus memenuhi ISO Dengan adanya standar sistem mutu diatas, data dan spesifikasi suatu bahan serta hasil pengujian harus mempunyai nilai presisi dan akurasi yang tinggi. Ketiadaan data yang akurat akan menimbulkan

2 36 ISSN kesulitan untuk memahami karakter suatu bahan sehingga menyebabkan unjuk kerja bahan tersebut dalam penggunaannya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal tersebut dapat terjadi apabila kurang baiknya pengamatan, pencacatan, dokumentasi, pengecekan, pengolahan dan perhitungan serta interpretasi data yang menyebabkan terjadinya kesalahan dalam pelaporan data sehingga apa yang ingin disampaikan kepada pelanggan tidak terwujud dengan baik [1]. Untuk menggindari masalah diatas serta meningkatkan kinerja alat maka setiap pengujian harus memenuhi persyaratan sistem mutu SNI Untuk memenuhi persyaratan sistem mutu SNI dan meningkatkan kepercayaan terhadap hasil pengukuran, maka suatu laboratorium pengujian harus memenuhi beberapa faktor antara lain [2] : Peralatan yang terkalibrasi, metode pengujian harus valid dan personel harus terkualifikasi.. Beberapa peralatan yang berada di laboratorium Instalasi Radiometalurgi telah melakukan sistem pengujian mengukuti SNI , salah satunya adalah alat Thermal Gravimetry Differential Thermal Analysis (TGDTA). Pada tahun 2004 telah mendapat pengakuan akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan nomor akreditasi LP- 222-IDN tahun 2004 dengan nama Laboratorium Uji Bahan (LUB). Lingkup pengujian LUB menggunakan alat TGDTA meliputi analisis termal terhadap bahan logam,paduan logam dan keramik. Dalam usaha untuk mengetahui unjuk kerja alat TGDTA serta untuk melakukan penambahan ruang lingkup pengujian mendukung kegiatan LUB maka dicoba untuk mempelajari sifat termal terhadap bahan polimer. Penambahan lingkup pengujian LUB tersebut bertujuan untuk meningkatkan kinerja alat serta meningkatkan kemampuan personel LUB dalam melakukan analisis bahan polimer. Pada dekade akhir-akhir ini tuntutan teknologi akan kebutuhan manifakturing, desain dan pewarnaan material berkembang dengan pesat. Salah satu bahan yang dapat menjawab kebutuhan tersebut adalah bahan polimer. Keunggulan yang dimiliki oleh bahan polimer dibandingkan dengan bahan logam, paduan logam dan keramik karena mempunyai sifat anti korosi yang baik dan mudah dilakukan proses pembentukan sehingga dapat diproses lebih lanjut untuk bahan komponen mekanik, elektrik dan elektronik [4]. Namun kelemahannya adalah bila digunakan pada temperatur tinggi harus diketahui terlebih dahulu sifat fisisnya khususnya temperatur kestabilan panasnya. Karena bila digunakan diatas temperatur kestabilan panasnya bahan polimer mengalami reaksi yang diduga akan mengalami perubahan karakter dari polimer tersebut, sehingga didalam penggunaannya tidak diperoleh unjuk kerjanya yang baik. Polimer dikenal pada mulanya adalah karet alam atau getah kayu karet yang biasanya disebut elastomer. Elastomer dibuat dengan cara memvulkanisir karet alam, kemudian disintesa di laboratorium atau pabrik sehingga dapat digunakan berbagai macam kebutuhan. Bahan polimer didalam industri dapat digunakan bahan perekat, sarung tangan, komponen mobil dan elektrik. Kegunaan polimer dalam komponen elektrik sering digunakan sebagai bahan isolasi (plaster) dan sebagai sambungan atau joints [4,5]. Beberapa bahan polimer yang sering digunakan sebagai sambungan atau joints adalah Nitril Elastomer, Fluorin Elastomer dan Silicon Elastomer [5]. Sedangkan bahan polimer yang biasa digunakan dalam pembuatan pipa, sepatu dan bahan lainnya adalah PVC, Natural rubber, Butyl rubber, Cis-Polybutadien dan Neoprene. Dalam industri bahan nuklir bahan polimer sering digunakan untuk pembuatan karet timbal yang dapat menyerap irradiasi nuklir [5]. Dalam penggunaannya dalam bidang elektronik maupun industri nuklir polimer harus mempunyai sifat fisis antara lain ketahanan terhadap temperatur tinggi, sifat kimia dan sifat mekanik yang baik. Untuk mengetahui sifat fisis khususnya kestabilan panas bahan tersebut terhadap temperatur tinggi, maka pada penelitian ini akan dilakukan analisis kestabilan panas beberapa bahan polimer dengan menggunakan alat Thermal Gravimetry Differential Thermal Analysis (TGDTA) dari temperatur ruangan hingga temperatur 800 o C. Metode pengujian yang digunakan adalah metode Thermogravimetry dari ASTM E [6] dengan lingkup pengujian dibatasi hanya pada analisis termal untuk penentuan temperature kestabilan panas dan penentuan perubahan berat bahan polimer. Selain untuk meningkatkan kinerja alat TGDTA, analisis termal ini juga bertujuan untuk memahami dan mengetahui kestabilan panas bahan polimer tersebut pada temperatur tinggi, karena pada temperatur tinggi atau diatas temperatur kestabilan panasnya bahan polimer diduga akan mengalami perubahan karakter, sehingga dalam penggunaanya di lapangan

3 ISSN diperoleh unjuk kerja yang tidak sesuai dengan karakter yang sebenarnya. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis kesetabilan panas sebelum bahan tersebut digunakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dilapangan. Prinsip Alat TGDTA Prinsip dasar DTA adalah apabila dua buah krusibel dimasukkan kedalam tungku DTA secara bersamaan, krusibel yang berisi sampel ditempatkan disebelah kiri dan krusibel kosong (pembanding) disebelah kanan. Kemudian kedua krusibel tersebut dipanaskan dengan aliran panas yang sama besar seperti yang terlihat pada Gambar-1, dan akan terjadi penyerapan panas yang berbeda oleh kedua krusibel tersebut. Besarnya perbedaan penyerapan panas yang terjadi disebabkan oleh perbedaan temperature yang menyebabkan terjadinya suatu reaksi perubahan fisika atau kimia. Perubahan temperature tersebut dicirikan oleh pembentukan puncak eksotermik atau endotermik. Sedangkan prinsip dasar TG adalah perubahan temperature yang menyebabkan terjadinya perubahan berat. Apabila temperatur sampel (Ts) lebih besar dari temperatur pembanding (Tr) yang terjadi adalah reaksi pertambahan berat (+TG). Apabila temperatur sample (Ts) lebih kecil dari pada temperatur pembanding (Tr) maka yang terjadi adalah reaksi pengurangan berat (-TG). Gambar1. Sistem Pemanasan Dalam Tungku TGDTA METODELOGI PENELITIAN Bahan PVC (Polyvinylklorida, Nitril Elastomer, Fluorin Elastomer, Silicon Elastomer, Natural rubber, Butyl rubber, Cis-Polybutadien, Neoprene Peralatan TGDTA 92 Merk SETARAM. Tata Kerja Siapkan masing - masing sampel polimer kemudian ditimbang dengan timbangan analitik untuk mengetahui beratnya. Sampel polimer PVC dengan berat 50 mg dimasukkan kedalam krusibel Alumina. Kemudian krusibel yang telah berisi sampel tersebut dimasukkan ke dalam chamber TGDTA rod untuk divakumkan hingga tekanan 10-1 bar. Setelah tercapai kondisi vakum selanjutnya chamber TGDTA rod dialiri gas Argon dengan tekanan 2,5 bar. Selanjutnya dilakukan analisis kestabilan panas dengan menggunakan metode thermogravimetry dari temperatur 30 o C hingga temperatur 800 o C dengan kecepatan pemanasan 10 o C/menit dalam media gas Argon. Dari data hasil analisis berupa termogram aliran panas TGDTG di evaluasi kemudian dilakukan pembahasan. Langkah pengukuran yang dilakukan terhadap polimer PVC dilakukan sama terhadap masing-masing polimer diatas dengan berat sampel 25 mg. Sehingga dari analisis diatas akan diketahui titik temperatur kestabilan panas dan besarnya perubahan berat masing-masing bahan polimer tersebut. Temperatur kestabilan panas bahan polimer tercapai apabila tidak terjadi perubahan base line aliran panas pada pengukuran. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kestabilan Panas Polimer PVC Bahan polimer PVC sangat stabil terhadap panas hingga dibawah temperatur 322 o C. Hal ini ditunjukkan dengan tidak terjadinya perubahan base line aliran panas TG (Thermal Gravimetry) pada bahan tersebut seperti yang ditunjukkan pada termogram TGDTG Gambar-2. Pada temperature diatas 322 o C hingga temperature 386 o C terjadi perubahan aliran panas yang menunjukkan terjadinya reaksi peruraian polimer PVC yang menyebabkan pengurangan berat (dm) sebesar -32,3 mg atau setara 64,5%. Terjadinya pengurangan berat pada temperatur ini disebabkan oleh lepasnya gugus asam klorida dari (CH 2 =CHCl) n menjadi (-CH=CH-) n. Sedangkan pada pemanasan lebih lanjut hingga temperatur 454 o C masih terjadi perubahan aliran panas yang menunjukkan reaksi peruraian tahap kedua. Reaksi peruraian bahan polimer PVC pada tahap ke dua ini menyebabkan pengurangan berat sebesar dm (derivative mass) = -13,95 mg atau setara dengan 27,9%. Besarnya pengurangan berat pada temperature ini disebabkan karena lepasnya gugus H 2 dari (-CH = CH-) n yang tersisa pada reaksi peruraian tahap pertama menjadi (= C=C=) n sebagai hasil akhir. Hasil analisis reaksi peruraian ini menunjukkan bahwa bahan polimer PVC dengan

4 38 ISSN berat mula-mula seberat 50 mg dipanaskan hingga 800 o C mengalami reaksi reaksi peruraian yang menyebabkan pengurangan berat sebesar dm = - 46,2 mg atau 92,4%. Reaksi pengurangan berat terjadi sebanyak 2 (dua) tahap, dibuktikan dengan terbentuknya puncak termogran DTG pada temperature 322 o C dan 454 o C. Hal ini sesuai dengan metode termogravimetry (TG) bila mana kurva perubahan berat TG diturunkan atau differential maka garis TG yang terbentuk berubah menjadi suatu puncak DTG seperti yang terlihat pada Gambar-2. Dari fenomena diatas dapat dinyatakan bahwa polimer PVC dalam penggunannya sangat baik bila digunakan dibawah temperature 322 o C karena diatas temperature tersebut telah mengalami reaksi peruraian yang akan merubah sifat fisis dari bahan tersebut. Gambar 2. Termogram TG Polimer PVC Analisis Kestabilan Panas Bahan Nitril Elastomer, Fluorin Elastomer dan Silicon Elastomer Dari analisis kestabilan panas yang dilakukan terhadap ke tiga jenis bahan elastomer diatas diperoleh hasil bahwa Nitrile elastomer mempunyai kestabilan panas yang kurang baik bila dibandingkan dengan Flourined elastomer dan Silicon elastomer. Nitrile elastomer stabil terhadap panas hingga 195 o C, tetapi pada temperature 200 o C hingga temperature 375 o C Nitrile elastomer telah mengalami reaksi peruraian seperti yang terlihat pada Gambar-3 dan Tabel-1. Reaksi peruraian Nitrile elastomer menyebabkan terjadinya pengurangan berat sebesar dm = 4 mg atau setara dengan 15% dari berat semula sebesar 25 mg. Pada pemanasan lebih lanjut sekitar temperatur 375 o C hingga 425 o C Nitrile elastomer mengalami reaksi termokimia yang menyebabkan perubahan berat sebesar 10 mg atau sekitar 40% seperti yang terlihat pada Gambar-3. Analisis termal hingga temperature 800 o C Nitrile elastomer mengalami reaksi pengurangan berat sebanyak 2 (dua) tahap dengan total pengurangan berat sebesar 14 mg. Pada temperature 375 o C kedua elastomer lainnya yaitu Flourined elastomer dan Silicon elastomer sama-sama mengalami reaksi peruraian yang menyebabkan pengurangan berat. Flourined elastomer dari temperature 375 o C hingga temperature 435 o C mengalami perubahan berat sebesar 17 mg atau setara dengan 60%, sedangkan Silicon elastomer dari temperature 375 o C hingga 625 o C mengalami pengurangan berat sebesar 19 mg atau sekitar 70% dari berat semula. Dari ke dua fenomena termogram TG diatas, dapat diketahui bahwa kecepatan reaksi

5 ISSN termokimia yang dialami Silicon elastomer lebih lambat dibanding Flourined elastomer, sehingga dapat dinyatakan bahwa Silicon elastomer lebih stabil terhadap panas dibanding dengan Flourined elastomer seperti yang dituangkan pada Tabel-1. Dari hasil analisis termal terhadap ketiga elastomer tersebut dapat diketahui Nitril Elastomer mempunyai kestabilan panas yang paling buruk dibanding dengan Flourined elastomer dan Silicon Elastomer. Gambar 3. Termogram TG Nitril Elastomer, Fluorined Elastomer dan Silicon Elastomer Tabel 1. Temperatur Kestabilan Panas Dari Nitrile,Flourined, dan Silicon Elastomer Elastomer Temperatur Tempratur Reaksi Pengurangan Kestabilan Panas Termokimia Berat (mg) Nitrile 195 o C 200 o C hingga 375 o C 375 o C hingga 425 o C 4 10 Flourined 370 o C 375 o C hingga 435 o C 17 Silicon 370 o C 375 o C hingga 625 o C 19 Analisis Kestabilan Panas Natural rubber, Butyl rubber, Cis-Polybutadien dan Neoprene Dari analsis kestabilan panas yang dilakukan terhadap ke empat bahan elastomer diatas diperoleh hasil bahwa bahan Cis-Polybutadien adalah elastomer yang mempunyai kestabilan panas yang lebih baik dibanding ke tiga elastomer lainnya. Cis-Polybutadien stabil terhadap panas hingga temperature 320 o C. Hal ini terlihat dari base line aliran panas yang datar dari temperature 30 o C hingga 320 o C, tetapi pada temperature 330 o C Cis-Polybutadien tersebut mengalami reaksi peruraian yang menyebabkan pengurangan berat sebesar 24,7mg atau setara dengan 99% dari berat semula 25 mg. Fenomena reaksi peruraian ini terjadi karena lepasnya gugus (CH 2 )n dari gugus (-CH 2 CH=CHCH 2 )n. Bahan elastomer yang mempunyai kestabilan panas lebih baik setelah Cis-Polybutadien adalah Butyl rubber. Elastomer ini stabil terhadap panas hingga temperature 280 o C. Diatas temperature 280 o C yaitu pada temperature 290 o C elastomer Butyl rubber mengalami pengurangan berat sebesar 14,7 mg seperti yang ditunjukkan pada Gambar-4. Dua elastomer lainnya adalah Neoprene dan Natural rubber mempunyai kestabilan panas yang hampir sama. Kedua bahan tersebut stabil terhadap panas hingga temperature masingmasing pada 220 o C dan 280 o C. Elastomer Neoprene mengalami reaksi peruraian pada temperature 220 o C hingga 500 o C yang menyebabkan pengurangan berat sebesar 17 mg. Pengurangan berat tersebut terjadi disebabkan karena lepasnya gugus HCl dan (CH 2 )n dari (CH 2 ClCH=CHCH 2 )n dan yang tersisa sebagai hasil akhir reaksi adalah (-CH=CH-)n. Sedangkan elastomer Natural rubber mulai mengalami reaksi peruraian pada temperature 290 o C hingga temperature 420 o C yang menyebabkan pengurangan berat sebesar 24,7 mg. Pengurangan berat terjadi disebabkan karena terjadinya pelepasan gugus H 2, CH 3 dan CH 2 )n dari senyawa natural rubber mula-mula (-CH 2 -

6 40 ISSN CH=CH-CH 3 -CH 2 -)n. Dari fenomena ini dapat dinyatakan bahwa elastomer Neoprene mempunyai kecepatan reaksi termokimia lebih lambat dibandingkan dengan elastomer Natural rubber. Dari hasil analisis termal terhadap ke empat elastomer diatas dapat dibuktikan bahwa elastomer yang mempunyai kestabilan panas yang baik masing-masing berurutan mulai dari Cis-Polybutadien, Butyl rubber, Natural rubber dan yang paling buruk adalah elastomer Neoprene. Besarnya temperature kestabilan panas dan besarnya pengurangan berat masing masing elastomer tersebut dituangkan pada Tabel-2. Gambar 4. Termogram kestabilan panas elastomer nitril elastomer, fluorin elastomer dan silicon elastomer Tabel 2. Temperatur Kestabilan Panas elastomer Cis-Polybutadien, Butyl rubber, Natural rubber dan Neoprene. Elastomer Temperatur Tempratur Reaksi Pengurangan Kestabilan Panas Termokimia Berat (mg) Cis-Polybutadien 30 o C hingga 320 o C 330 o C hingga 480 o C 24,7 Butyl rubber 30 o C hingga 280 o C 290 o C hingga 480 o C 24,7 Natural rubber 30 o C hingga 280 o C 290 o C hingga 420 o C 24,7 Neoprene 30 o C hingga 220 o C 230 o C hingga 500 o C 17 KESIMPULAN Analisis kestabilan panas yang dilakukan terhadap 8 (delapan) jenis bahan polimer diatas telah ketahui bahwa bahan polimer paling stabil terhadap panas adalah Fluorined Elastomer dan Silicon Elastomer yang mempunyai temperature kestabilan panas hingga temperature 370 o C. Kemudian diikuti oleh PVC dan Cis- Polybutadien yang stabil terhadap panas hingga temperature 322 o C. Natural rubber dan Butyl rubber mempunyai kestabilan panas hingga temperatur 280 o C sedangkan Neoprene mempunyai kestabilan panas pada temperatur 220 o C. Bahan polimer yang mempunyai temperature kestabilan panas yang paling rendah adalah Nitrile yang mempunyai kestabilan panas pada temperature 195 o C. Diatas temperature kestabilan panasnya bahan polimer tersebut telah berubah karakter karena mengalami reaksi peruraian yang menyebabkan pengurangan berat. Dari hasil analisis diatas dapat dinyatakan bahwa alat TGDTA yang berada di laboratorium Instalasi Radiometalurgi BATAN mampu digunakan untuk menganalis kestabilan panas dan besarnya pengurangan berat bahan polimer serta diharapkan hasil analisis ini dapat digunakan untuk mengetahui temperature unjuk kerja bahan polimer saat digunakan pada temperature tinggi.

7 ISSN DAFTAR PUSTAKA 1. VINCENT GASPERSZ, Total Quality Management PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, SNI-17025, Dokumentasi Sistem Mutu Laboratorium, Badan Standardisasi Nasional (BSN), Tahun SETARAM, Manual Operation Differential Thermal Analysis Type CS 92, Setaram Franc, G.R.MOORE and D.E.KLINE, Properties and Processing for Engineers, Society of Plastics Engineers, Prentice Hall, Inc, Englewood cliffs, NJ M.F.GRENIER and L.P.GRENIER, Physicochemical Studies of PMR Resin I: Reaction Mechanism and Kinetics at Room Temperature, Vol 3, No 2, ASTM, Annual Book of ASTM Standards, General Methods and Instrumentation, Volume TANYA JAWAB Widyastuti Alat thermal gravimetry dapat digunakan untuk analisis sifat thermal apa saja, dan bahan apa saja yang dapat dianalisis? Untuk apa analisis kestabilan panas tersebut dilakukan terhadap bahan polimer? Alat Thermal Gravimetry dapat digunakan untuk mengetahui kestabilan panas suatu bahan (baik polimer, logam, paduan logam dan keramik), serta dapat digunakan untuk menentukan adanya reaksi peruraian, reaksi oksidasi yang menyebabkan terjadinya pengurangan berat (-TG) dan pertambahan berat (+TG) dari suatu bahan. Sunardjo Unsur apakah yang dapat membuat stabil bahan PVC pada suhu C pada proses pemanasan bahan polimer tersebut mohon dijelaskan? Gugus yang membuat stabil terhadap panas pada bahan PVC adalah (-CH = CH-) n, tetapi bukan unsur.. Ketidakstabilan PVC pada suhu C, karena lepasnya gugus HCl (asam chlorida) dari PVC (CH2 = CHCl) n menjadi (-CH = CH-) n.

PENENTUAN SIFAT THERMAL PADUAN U-Zr MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

PENENTUAN SIFAT THERMAL PADUAN U-Zr MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER No. 02/ Tahun I. Oktober 2008 ISSN 19792409 PENENTUAN SIFAT THERMAL PADUAN UZr MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER Yanlinastuti, Sutri Indaryati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK PENENTUAN

Lebih terperinci

PENGUKURAN SIFAT TERMAL ALLOY ALUMINIUM FERO NIKEL MENGGUNAKAN ALAT DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

PENGUKURAN SIFAT TERMAL ALLOY ALUMINIUM FERO NIKEL MENGGUNAKAN ALAT DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER ISSN 979-409 PENGUKURAN SIFAT TERMAL ALLOY ALUMINIUM FERO NIKEL MENGGUNAKAN ALAT DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER Yanlinastuti, Sutri Indaryati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK PENGUKURAN

Lebih terperinci

REAKSI TERMOKIMIA PADUAN AlFeNi DENGAN BAHAN BAKAR U 3 Si 2

REAKSI TERMOKIMIA PADUAN AlFeNi DENGAN BAHAN BAKAR U 3 Si 2 ISSN 1907 2635 Reaksi Termokimia Paduan AlFeNi dengan Bahan Bakar U 3Si 2 (Aslina Br.Ginting, M. Husna Al Hasa) REAKSI TERMOKIMIA PADUAN AlFeNi DENGAN BAHAN BAKAR U 3 Si 2 Aslina Br. Ginting dan M. Husna

Lebih terperinci

VERIFIKASI METODE STEP DAN KONTINYU UNTUK PENENTUAN KAPASITAS PANAS MENGGUNAKAN THERMAL ANALYZER

VERIFIKASI METODE STEP DAN KONTINYU UNTUK PENENTUAN KAPASITAS PANAS MENGGUNAKAN THERMAL ANALYZER Penetapan Nilai Ketidakpastian Baku (Hadi Sardjono) VERIFIKASI METODE STEP DAN KONTINYU UNTUK PENENTUAN KAPASITAS PANAS MENGGUNAKAN THERMAL ANALYZER Aslina Br Ginting, Jan Setiawan, Sutri Indaryati Abstract

Lebih terperinci

ANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

ANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER ANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER YANLINASTUTI, SUTRI INDARYATI, RAHMIATI Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Serpong Abstrak ANALISIS

Lebih terperinci

ANALISIS SIFAT TERMAL PADUAN AlFeNi SEBAGAI KELONGSONG BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

ANALISIS SIFAT TERMAL PADUAN AlFeNi SEBAGAI KELONGSONG BAHAN BAKAR REAKTOR RISET ISSN 907 635 ANALISIS SIFAT TERMAL PADUAN AlFeNi SEBAGAI KELONGSONG BAHAN BAKAR REAKTOR RISET Aslina Br.Ginting, M.Husna Al Hasa, Masrukan Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Kawasan PUSPIPTEK, Tangerang

Lebih terperinci

ANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

ANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER ANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER YANLINASTUTI, SUTRI INDARYATI, RAHMIATI Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Serpong Abstrak ANALISIS

Lebih terperinci

ANALISIS TERMAL GARAM CAMPURAN MgCl 2 -NaCl

ANALISIS TERMAL GARAM CAMPURAN MgCl 2 -NaCl J. Tek. Bhn. Nukl. Vol. 1 No. 1 Januari 2005: 1 57 ISSN 1907 2635 ANALISIS TERMAL GARAM CAMPURAN MgCl 2 -NaCl Sigit, Aslina Br.Ginting, Hendro Wahyono Pusbangtek Bahan Bakar Nuklir dan Daur Ulang BATAN,

Lebih terperinci

PENGARUH UNSUR Zr PADA PADUAN U-Zr DAN INTERAKSINYA DENGAN LOGAM Al TERHADAP PEMBENTUKAN FASA

PENGARUH UNSUR Zr PADA PADUAN U-Zr DAN INTERAKSINYA DENGAN LOGAM Al TERHADAP PEMBENTUKAN FASA Urania Vol. 14 No. 4, Oktober 2008 : 161-233 ISSN 0852-4777 PENGARUH UNSUR Zr PADA PADUAN U-Zr DAN INTERAKSINYA DENGAN LOGAM Al TERHADAP PEMBENTUKAN FASA Masrukan (1) dan Aslina Br Ginting (1) 1. Pusat

Lebih terperinci

KARAKTERISASI SIFAT TERMAL PADUAN AlFe(2,5%)Ni(1,5%) DAN AlFe(2,5%)Ni(1,5%)Mg(1%) UNTUK KELONGSONG BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

KARAKTERISASI SIFAT TERMAL PADUAN AlFe(2,5%)Ni(1,5%) DAN AlFe(2,5%)Ni(1,5%)Mg(1%) UNTUK KELONGSONG BAHAN BAKAR REAKTOR RISET Karakterisasi Sifat Termal Paduan AlFe(2,5%)Ni(1,5%) dan AlFe(2,5%)Ni(1,5%)Mg(1%) untuk Kelongsong Bahan Bakar Reaktor Riset. (Aslina Br. Ginting, Boybul, Arif Nugroho) KARAKTERISASI SIFAT TERMAL PADUAN

Lebih terperinci

KALIBRASI ALAT THERMAL GRAVIMETRI DIFFERENTIAL THERMAL ANALYSIS

KALIBRASI ALAT THERMAL GRAVIMETRI DIFFERENTIAL THERMAL ANALYSIS Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2005 ISSN 0854-5561 KALIBRASI ALAT THERMAL GRAVIMETRI DIFFERENTIAL THERMAL ANALYSIS Sutri Indaryati, Yanlinastuti, Aslina B.Ginting ABSTRAK Kalibrasi Alat Thermal Gravimetri

Lebih terperinci

KARAKTERISASI KOMPOSISI KIMIA, LUAS PERMUKAAN PORI DAN SIFAT TERMAL DARI ZEOLIT BAYAH, TASIKMALAYA, DAN LAMPUNG

KARAKTERISASI KOMPOSISI KIMIA, LUAS PERMUKAAN PORI DAN SIFAT TERMAL DARI ZEOLIT BAYAH, TASIKMALAYA, DAN LAMPUNG Vol. 3 No. 1 Januari 27: 1 48 ISSN 197 2635 KARAKTERISASI KOMPOSISI KIMIA, LUAS PERMUKAAN PORI DAN SIFAT TERMAL DARI ZEOLIT BAYAH, TASIKMALAYA, DAN LAMPUNG Aslina Br.Ginting, Dian Anggraini, Sutri Indaryati,

Lebih terperinci

PENGARUH KANDUNGAN MOLIBDENUM TERHADAP PERUBAHAN FASA DAN KAPASITAS PANAS INGOT PADUAN UMo

PENGARUH KANDUNGAN MOLIBDENUM TERHADAP PERUBAHAN FASA DAN KAPASITAS PANAS INGOT PADUAN UMo PENGARUH KANDUNGAN MOLIBDENUM TERHADAP PERUBAHAN FASA DAN KAPASITAS PANAS INGOT PADUAN UMo Aslina Br.Ginting (1), Supardjo (1), Agoeng Kadarjono (1), Dian Anggraini (1) 1.Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Jenis Pengujian Alat Kondisi Pengujian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Jenis Pengujian Alat Kondisi Pengujian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Pengujian Termal Pada pengujian termal menggunakan metode DSC, ABS Original + ABS Recycle mendapatkan hasil yang bervariasi pada nilai Tg dan nilai Tm. Didapatkannya

Lebih terperinci

KOMPATIBILITAS MATRIK AI DENCAN BAHAN BAKAR JENIS UMo

KOMPATIBILITAS MATRIK AI DENCAN BAHAN BAKAR JENIS UMo Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2005 ISSN 0854-5561 KOMPATIBILITAS MATRIK AI DENCAN BAHAN BAKAR JENIS UMo Aslina Br.Ginting ABSTRAK KOMPATIBILITAS MATRIK AI OENGAN BAHAN BAKAR JENIS UMo. Kompatibilitas

Lebih terperinci

3. Metodologi Penelitian

3. Metodologi Penelitian 3. Metodologi Penelitian 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Pada umumnya peralatan yang digunakan berada di Laboratorium Kimia Fisik Material, sedangkan untuk FTIR digunakan peralatan yang berada di Laboratorium

Lebih terperinci

Analisis Sifat Kimia dan Fisika dari Maleat Anhidrida Tergrafting pada Polipropilena Terdegradasi

Analisis Sifat Kimia dan Fisika dari Maleat Anhidrida Tergrafting pada Polipropilena Terdegradasi Analisis Sifat Kimia dan Fisika dari Maleat Anhidrida Tergrafting Reni Silvia Nasution Program Studi Kimia, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, Indonesia reni.nst03@yahoo.com Abstrak: Telah

Lebih terperinci

KOMPARASI ANALISIS REAKSI TERMOKIMIA MATRIK Al DENGAN BAHAN BAKAR UMo/Al DAN U 3 Si 2 /Al MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYSIS

KOMPARASI ANALISIS REAKSI TERMOKIMIA MATRIK Al DENGAN BAHAN BAKAR UMo/Al DAN U 3 Si 2 /Al MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYSIS KOMPARASI ANALISIS REAKSI TERMOKIMIA MATRIK Al DENGAN BAHAN BAKAR UMo/Al DAN U 3 Si 2 /Al MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYSIS Aslina Br.Ginting (1), Supardjo (1) 1. Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPOSISI BAHAN DAN SIFAT TERMAL PADUAN AlMgSi-1 TANPA BORON HASIL SINTESIS UNTUK KELONGSONG ELEMEN BAKAR REAKTOR RISET

ANALISIS KOMPOSISI BAHAN DAN SIFAT TERMAL PADUAN AlMgSi-1 TANPA BORON HASIL SINTESIS UNTUK KELONGSONG ELEMEN BAKAR REAKTOR RISET ANALISIS KOMPOSISI BAHAN DAN SIFAT TERMAL PADUAN AlMgSi-1 TANPA BORON HASIL SINTESIS UNTUK KELONGSONG ELEMEN BAKAR REAKTOR RISET Masrukan, Aslina Br.Ginting Pusbangtek Bahan Bakar Nuklir dan Daur Ulang

Lebih terperinci

3 Metodologi penelitian

3 Metodologi penelitian 3 Metodologi penelitian 3.1 Peralatan dan Bahan Peralatan yang digunakan pada penelitian ini mencakup peralatan gelas standar laboratorium kimia, peralatan isolasi pati, peralatan polimerisasi, dan peralatan

Lebih terperinci

KARAKTER TERMAL SERBUK U-6Zr DAN U-10Zr SEBAGAI BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

KARAKTER TERMAL SERBUK U-6Zr DAN U-10Zr SEBAGAI BAHAN BAKAR REAKTOR RISET KARAKTER TERMAL SERBUK U-6Zr DAN U-10Zr SEBAGAI BAHAN BAKAR REAKTOR RISET ABSTRAK Masrukan K, Yanlianastuti, Sutri Indaryati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang

Lebih terperinci

VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM

VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM Syamsul Fatimah, Rahmiati, Yoskasih Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM. Telah dilakukan

Lebih terperinci

VERIFIKASI METODE STEP DAN KONTINIUS UNTUK PENENTUAN KAPASITAS PANAS MENCCUNAKAN THERMAL ANAL YZER

VERIFIKASI METODE STEP DAN KONTINIUS UNTUK PENENTUAN KAPASITAS PANAS MENCCUNAKAN THERMAL ANAL YZER Hasil Hasil Penelitian EBN Tahun 2005 ISSN 0854-5561 VERIFIKASI METODE STEP DAN KONTINIUS UNTUK PENENTUAN KAPASITAS PANAS MENCCUNAKAN THERMAL ANAL YZER Jan Setiawan, Aslina Br. Ginting, Sutri Indaryati

Lebih terperinci

Gambar 4. Pengaruh kondisi ph medium terhadap ionisasi polimer dan pembentukan kompleks poliion (3).

Gambar 4. Pengaruh kondisi ph medium terhadap ionisasi polimer dan pembentukan kompleks poliion (3). Gambar 4. Pengaruh kondisi ph medium terhadap ionisasi polimer dan pembentukan kompleks poliion (3). 51 o CH 2 H H o CH 2 H H CNa H H CNa H H NH 2 NH 2 H H H H KITSAN NATRIUM ALGINAT ionisasi ionisasi

Lebih terperinci

Presentation Title PENGARUH KOMPOSISI PHENOLIC EPOXY TERHADAP KARAKTERISTIK COATING PADA APLIKASI PIPA OVERHEAD DEBUTANIZER TUGAS AKHIR MM091381

Presentation Title PENGARUH KOMPOSISI PHENOLIC EPOXY TERHADAP KARAKTERISTIK COATING PADA APLIKASI PIPA OVERHEAD DEBUTANIZER TUGAS AKHIR MM091381 TUGAS AKHIR MM091381 PENGARUH KOMPOSISI PHENOLIC EPOXY TERHADAP KARAKTERISTIK COATING PADA APLIKASI PIPA OVERHEAD DEBUTANIZER Oleh : Diego Pramanta Harvianto 2708100020 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir.

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM REKAYASA BAHAN

MODUL PRAKTIKUM REKAYASA BAHAN MODUL PRAKTIKUM REKAYASA BAHAN Oleh : 1. Dyah Sawitri, ST.MT 2. Dr.-Ing. Doty Dewi Risanti, ST.MT 3. Lizda Johar Mawarani, ST.MT LABORATORIUM REKAYASA BAHAN JURUSAN TEKNIK FISIKA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH

Lebih terperinci

PENENTUAN KODUKTIVITAS PANAS KOMPOSIT MATRIKS KERAMIK SILIKON KARBIDA MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL SCANNING CALORIMETRY

PENENTUAN KODUKTIVITAS PANAS KOMPOSIT MATRIKS KERAMIK SILIKON KARBIDA MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL SCANNING CALORIMETRY PENENTUAN KODUKTIVITAS PANAS KOMPOSIT MATRIKS KERAMIK SILIKON KARBIDA MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL SCANNING CALORIMETRY Sutri I, Yanlinastuti, Guswardani, Triarjo, Jan Setiawan Pusat Teknologi Bahan Bakar

Lebih terperinci

Diterima tanggal 19 September 1998, disetujui untuk dipublikasikan 5 April 1999

Diterima tanggal 19 September 1998, disetujui untuk dipublikasikan 5 April 1999 JMS Vol. 4 No. 1, hal. 13-19 April 1999 Penggunaan Differential Thermal Analysis (DTA) Pada Penentuan Aktivitas Dan Reaktivitas Katalis Fe 2 O 3, Co 3 O 4, NiO, CuO, dan LaMO 3 (M=Fe, Co, dan Ni) Untuk

Lebih terperinci

DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA ABSTRAK ABSTRACT

DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA ABSTRAK ABSTRACT DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA Rohmad Salam Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir ABSTRAK DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI

Lebih terperinci

3 Percobaan. 3.1 Alat dan Bahan Alat Bahan

3 Percobaan. 3.1 Alat dan Bahan Alat Bahan 3 Percobaan 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Alat gelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat gelas yang umum digunakan di laboratorium kimia, seperti gelas kimia, gelas ukur, cawan petri, labu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Januari 2012

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Januari 2012 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Januari 2012 sampai April 2012 di Laboratorium Fisika Material, Laboratorium Kimia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Termoplastik Elastomer (TPE) adalah plastik yang dapat melunak apabila dipanaskan dan akan kembali kebentuk semula ketika dalam keadaan dingin juga dapat

Lebih terperinci

ANALSIS TERMAL PADUAN AlMgSi UNTUK KELONGSONG BAHAN BAKAR U 3 Si 2 -Al DENSITAS TINGGI

ANALSIS TERMAL PADUAN AlMgSi UNTUK KELONGSONG BAHAN BAKAR U 3 Si 2 -Al DENSITAS TINGGI ANALSIS TERMAL PADUAN AlMgSi UNTUK KELONGSONG BAHAN BAKAR U 3 Si 2 -Al DENSITAS TINGGI Aslina Br.Ginting Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong Tangerang ABSTRAK ANALISIS TERMAL

Lebih terperinci

PENGARUH LAJU KOROSI PELAT BAJA LUNAK PADA LINGKUNGAN AIR LAUT TERHADAP PERUBAHAN BERAT.

PENGARUH LAJU KOROSI PELAT BAJA LUNAK PADA LINGKUNGAN AIR LAUT TERHADAP PERUBAHAN BERAT. PENGARUH LAJU KOROSI PELAT BAJA LUNAK PADA LINGKUNGAN AIR LAUT TERHADAP PERUBAHAN BERAT. Hartono Program Diploma III Teknik Perkapala, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro ABSTRACT One of the usage

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 15 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pembuatan Arang Aktif dari Sekam Padi Arang sekam yang telah diaktivasi disebut arang aktif. Arang aktif yang diperoleh memiliki ukuran seragam (210 µm) setelah

Lebih terperinci

STUDI MORPHOLOGY CAMPURAN PLASTIK PET DENGAN BAN BEKAS (RR), PLASTIK PET DENGAN KOMPON (NR) DAN BAN BEKAS (RR) DENGAN KOMPON (NR) DENGAN METODE HPHTS

STUDI MORPHOLOGY CAMPURAN PLASTIK PET DENGAN BAN BEKAS (RR), PLASTIK PET DENGAN KOMPON (NR) DAN BAN BEKAS (RR) DENGAN KOMPON (NR) DENGAN METODE HPHTS TUGAS AKHIR STUDI MORPHOLOGY CAMPURAN PLASTIK PET DENGAN BAN BEKAS (RR), PLASTIK PET DENGAN KOMPON (NR) DAN BAN BEKAS (RR) DENGAN KOMPON (NR) DENGAN METODE HPHTS Disusun oleh : HERI PUJIASTONO D 200 040

Lebih terperinci

Oleh : Mulyayanti Dosen Pembimbing : Suyanto,ST,MT

Oleh : Mulyayanti Dosen Pembimbing : Suyanto,ST,MT Uji Kinerja Sensor Temperature pada Portable Portable Biodigester Oleh : Mulyayanti 2406 100 086 Dosen Pembimbing : Suyanto,ST,MT JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Polistirena Polistirena disintesis melalui polimerisasi adisi radikal bebas dari monomer stirena dan benzoil peroksida (BP) sebagai inisiator. Polimerisasi dilakukan

Lebih terperinci

KARAKTERISASI SIFAT TERMAL DAN MIKROS- TRUKTUR PELAT ELEMEN BAKAR (PEB) U 3 SI 2 -AL DENSITAS 4,8 GU/CM 3 DENGAN PADUAN ALMGSI SEBAGAI KELONGSONG

KARAKTERISASI SIFAT TERMAL DAN MIKROS- TRUKTUR PELAT ELEMEN BAKAR (PEB) U 3 SI 2 -AL DENSITAS 4,8 GU/CM 3 DENGAN PADUAN ALMGSI SEBAGAI KELONGSONG Aslina Br. G., dkk. ISSN 0216-3128 157 KARAKTERISASI SIFAT TERMAL DAN MIKROS- TRUKTUR PELAT ELEMEN BAKAR (PEB) U 3 SI 2 -AL DENSITAS 4,8 GU/CM 3 DENGAN PADUAN ALMGSI SEBAGAI KELONGSONG Aslina Br. Ginting,

Lebih terperinci

BAB II RUANG LNGKUP PERUSAHAN

BAB II RUANG LNGKUP PERUSAHAN BAB II RUANG LNGKUP PERUSAHAN Ruang lingkup kegiatan B4T sebagai mitra industri untuk meningkatkan mutu produk dan jasa industri meliputi penelitian dan pengembangan, pengujian bahan dan barang teknik,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Nilai densitas pada briket arang Ampas Tebu. Nilai Densitas Pada Masing-masing Variasi Tekanan Pembriketan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Nilai densitas pada briket arang Ampas Tebu. Nilai Densitas Pada Masing-masing Variasi Tekanan Pembriketan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Densitas Densitas atau kerapatan merupakan perbandingan antara berat dengan volume briket. Besar kecilnya kerapatan dipengaruhi oleh ukuran dan kehomogenan penyusun

Lebih terperinci

Pengaruh Temperatur Heat-Treatment terhadap Kekerasan dan Struktur Mikro Paduan Al-Fe-Ni

Pengaruh Temperatur Heat-Treatment terhadap Kekerasan dan Struktur Mikro Paduan Al-Fe-Ni 51 Pengaruh Temperatur Heat-Treatment terhadap Kekerasan dan Struktur Mikro Paduan Al-Fe-Ni M. Husna Al Hasa* Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir, BATAN, Kawasan Puspiptek, Serpong 15313 Abstract Fuel element

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN KARET ALAM CAIR TERHADAP SIFAT TERMAL POLYBLEND ELASTOMER TERMOPLASTIK

PENGARUH PENAMBAHAN KARET ALAM CAIR TERHADAP SIFAT TERMAL POLYBLEND ELASTOMER TERMOPLASTIK PENGARUH PENAMBAHAN KARET ALAM CAIR TERHADAP SIFAT TERMAL POLYBLEND ELASTOMER TERMOPLASTIK (EFFECT OF LIQUID NATURAL RUBBER ADDITION ON THERMAL PROPERTIES OF ELASTOMER THERMOPLASTIC POLYBLEND) Sugik S.,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN komposisi tidak homogen akan memiliki perbedaan kelarutan dalam pembersihan, sehingga beberapa daerah ada yang lebih terlarut dibandingkan dengan daerah yang lainnya. Ketika oksida dihilangkan dari permukaan,

Lebih terperinci

ANALISIS DAN KARAKTERISASI GENTENG POLIMER BERBAHAN BAKU BAN DALAM BEKAS, PASIR DAN ASPAL DENGAN PEREKAT POLIPROPILENA SKRIPSI

ANALISIS DAN KARAKTERISASI GENTENG POLIMER BERBAHAN BAKU BAN DALAM BEKAS, PASIR DAN ASPAL DENGAN PEREKAT POLIPROPILENA SKRIPSI ANALISIS DAN KARAKTERISASI GENTENG POLIMER BERBAHAN BAKU BAN DALAM BEKAS, PASIR DAN ASPAL DENGAN PEREKAT POLIPROPILENA SKRIPSI MEGA PUSPITA SARI 090801007 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat Bab III Metodologi Penelitian ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu isolasi selulosa dari serbuk gergaji kayu dan asetilasi selulosa hasil isolasi dengan variasi waktu. Kemudian selulosa hasil isolasi dan

Lebih terperinci

PENGARUH Ca-Mg-Al HYDROTALCITE DARI BRINE WATER PADA SIFAT TERMAL DAN MEKANIK KOMPOSIT HTLC-EVA

PENGARUH Ca-Mg-Al HYDROTALCITE DARI BRINE WATER PADA SIFAT TERMAL DAN MEKANIK KOMPOSIT HTLC-EVA PENGARUH Ca-Mg-Al HYDROTALCITE DARI BRINE WATER PADA SIFAT TERMAL DAN MEKANIK KOMPOSIT HTLC-EVA Disusun oleh : WIWIEK KARINA M0311073 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar

Lebih terperinci

REFRAKTORI ( BATU TAHAN API )

REFRAKTORI ( BATU TAHAN API ) REFRAKTORI ( BATU TAHAN API ) DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS TEKNIK 2008 REFRAKTORI (BATU TAHAN API) Tujuan Pengajaran Memahami material refraktori, teknologi pembuatannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pengujian termal plastik daur ulang dengan plastik original menggunakan metode DSC pada penelitian sebelumnya sudah pernah dilakukan. Pengujiannya

Lebih terperinci

PENENTUAN UNSUR PEMADU DALAM BAHAN ZIRCALOY-2 DENGAN METODE SPEKTROMETRI EMISI DAN XRF

PENENTUAN UNSUR PEMADU DALAM BAHAN ZIRCALOY-2 DENGAN METODE SPEKTROMETRI EMISI DAN XRF Dian Anggraini, dkk. ISSN 0216-3128 29 PENENTUAN UNSUR PEMADU DALAM BAHAN ZIRCALOY-2 DENGAN METODE SPEKTROMETRI EMISI DAN XRF Dian Anggraini, Rosika Kriswarini, Yusuf N. Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN ALUMINIUM-SILIKON (Al-Si) MELALUI PROSES PENGECORAN

PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN ALUMINIUM-SILIKON (Al-Si) MELALUI PROSES PENGECORAN Laporan Tugas Akhir PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN ALUMINIUM-SILIKON (Al-Si) MELALUI PROSES PENGECORAN Nama Mahasiswa : I Made Pasek Kimiartha NRP

Lebih terperinci

TERM OF REFERENCE ( T O R ) KONTRAK PAYUNG HOT INSULATION SERVICES

TERM OF REFERENCE ( T O R ) KONTRAK PAYUNG HOT INSULATION SERVICES SISTEM MANAJEMEN ISO 900 08-09 Tgl Terbit : September 0 Halaman : dari. LATAR BELAKANG Dalam kegiatan pemeliharaan pembangkit, dimungkinkan terjadi kerusakan dimana dalam proses perbaikannya mengharuskan

Lebih terperinci

VALIDASI METODA XRF (X-RAY FLUORESCENCE) SECARA TUNGGAL DAN SIMULTAN. UNTUK ANALISIS UNSUR Mg, Mn DAN Fe DALAM PADUAN ALUMINUM

VALIDASI METODA XRF (X-RAY FLUORESCENCE) SECARA TUNGGAL DAN SIMULTAN. UNTUK ANALISIS UNSUR Mg, Mn DAN Fe DALAM PADUAN ALUMINUM VALIDASI METODA XRF (X-RAY FLUORESCENCE) SECARA TUNGGAL DAN SIMULTAN UNTUK ANALISIS UNSUR Mg, Mn DAN Fe DALAM PADUAN ALUMINUM Rosika Kriswarini, Dian Anggraini, Agus Djamaludin Pusat Teknologi Bahan Bakar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bidang material nanokomposit akhir-akhir ini mendapatkan perhatian yang serius dari para ilmuwan. Berbagai penelitian dengan sangat cermat terus menerus dilakukan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengelasan adalah proses penyambungan material ferrous atau non ferrous dengan memanaskan sampai suhu pengelasan, dengan atau tanpa menggunakan logam pengisi ( filler

Lebih terperinci

SEBAB KEGAGALAN WELDING PLASTIK

SEBAB KEGAGALAN WELDING PLASTIK Welding berarti menaikkan temperature material sampai batas thermoplastik dengan memberikan tekanan sehingga molekul bergerak pada posisi yang baru, dan menciptakan daerah homogen yang baru saat temperature

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 24 3.1. Metodologi penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian yang dilakukan menggunakan diagram alir seperti Gambar 3.1. PEMOTONGAN SAMPEL UJI KEKERASAN POLARISASI DICELUPKAN DALAM LARUTAN DARAH

Lebih terperinci

3. Metodologi Penelitian

3. Metodologi Penelitian 3. Metodologi Penelitian 3.1. Tahapan Penelitian Secara Umum Secara umum, diagram kerja penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut : Monomer Inisiator Limbah Pulp POLIMERISASI Polistiren ISOLASI

Lebih terperinci

TEKNIK PERBAIKAN SAMBUNGAN TERMOKOPEL TEMPERATUR TINGGI PADA HEATING-01

TEKNIK PERBAIKAN SAMBUNGAN TERMOKOPEL TEMPERATUR TINGGI PADA HEATING-01 TEKNIK PERBAIKAN SAMBUNGAN TERMOKOPEL TEMPERATUR TINGGI PADA HEATING-01 Sigma Epsilon ISSN 0853-9103 Oleh Joko Prasetio W 1, Kiswanta 1, Edy Sumarno 1, Ainur Rosidi 1, Ismu Handoyo 1, Khrisna 2 1 Pusat

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester - Hollow Glass Microspheres

Pengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester - Hollow Glass Microspheres JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F 196 Pengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sama yaitu isolator. Struktur amorf pada gelas juga disebut dengan istilah keteraturan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sama yaitu isolator. Struktur amorf pada gelas juga disebut dengan istilah keteraturan 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Material Amorf Salah satu jenis material ini adalah gelas atau kaca. Berbeda dengan jenis atau ragam material seperti keramik, yang juga dikelompokan dalam satu definisi

Lebih terperinci

MODIFIKASI SEBUAH PROTOTIPE KALORIMETER BAHAN BAKAR (BOMB CALORIMETRY) UNTUK MENINGKATKAN AKURASI PENGUKURAN NILAI KALOR BAHAN BAKAR CAIR

MODIFIKASI SEBUAH PROTOTIPE KALORIMETER BAHAN BAKAR (BOMB CALORIMETRY) UNTUK MENINGKATKAN AKURASI PENGUKURAN NILAI KALOR BAHAN BAKAR CAIR MODIFIKASI SEBUAH PROTOTIPE KALORIMETER BAHAN BAKAR (BOMB CALORIMETRY) UNTUK MENINGKATKAN AKURASI PENGUKURAN NILAI KALOR BAHAN BAKAR CAIR Bambang Herlambang, Djuhana Program Studi Teknik Mesin, Fak. Teknik,

Lebih terperinci

PENGARUH PEMANASAN AWAL GELAS BEKER PADA ANALISIS EXISTENT GUM ASTM D 381

PENGARUH PEMANASAN AWAL GELAS BEKER PADA ANALISIS EXISTENT GUM ASTM D 381 PENGARUH PEMANASAN AWAL GELAS BEKER PADA ANALISIS EXISTENT GUM ASTM D 381 Oleh : Arluky Novandy * ) ABSTRAK Existent gum adalah metode analisis untuk mengetahui keberadaan gum (getah purwa) dari suatu

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Distanoksan Sintesis distanoksan dilakukan dengan mencampurkan dibutiltimah(ii)oksida dan dibutiltimah(ii)klorida (Gambar 3.2). Sebelum dilakukan rekristalisasi, persen

Lebih terperinci

UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY (F-AAS) PASCA AKREDITASI

UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY (F-AAS) PASCA AKREDITASI 246 ISSN 0216-3128 Supriyanto C., Samin UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY (F-AAS) PASCA AKREDITASI Supriyanto C., Samin Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Preparasi 4.1.1 Sol Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan ZrOCl 2. 8H 2 O dengan perbandingan mol 1:4:6 (Ikeda, et al. 1986) dicampurkan

Lebih terperinci

STUDI LAJU KOROSI PADUAN Zr-Mo-Fe-Cr DALAM MEDIA UAP AIR JENUH PADA TEMPERATUR C

STUDI LAJU KOROSI PADUAN Zr-Mo-Fe-Cr DALAM MEDIA UAP AIR JENUH PADA TEMPERATUR C J. Tek. Bhn. Nukl. Vol. 4 No. 1 Januari 2008: 1 47 STUDI LAJU KOROSI PADUAN Zr-Mo-Fe-Cr DALAM MEDIA UAP AIR JENUH PADA TEMPERATUR 250 300 C Sungkono Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN, Serpong ABSTRAK

Lebih terperinci

TUGAS SARJANA PENGARUH WAKTU CURING TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA MATERIAL UNSATURATED POLYESTER RESIN YANG DIPERKUAT SERAT PISANG

TUGAS SARJANA PENGARUH WAKTU CURING TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA MATERIAL UNSATURATED POLYESTER RESIN YANG DIPERKUAT SERAT PISANG TUGAS SARJANA PENGARUH WAKTU CURING TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA MATERIAL UNSATURATED POLYESTER RESIN YANG DIPERKUAT SERAT PISANG Diajukan sebagai salah satu tugas dan syarat untuk memperoleh gelar Strata-1

Lebih terperinci

Termodinamika dan Kesetimbangan Kimia

Termodinamika dan Kesetimbangan Kimia Termodinamika dan Kesetimbangan Kimia Dalam kesetimbangan kimia terdapat 2 reaksi yaitu reaksi irreversible dan reaksi reversible. Reaksi irreversible (reaksi searah) adalah reaksi yang berlangsung searah.

Lebih terperinci

Gambar 4.7. SEM Gelas BG-2 setelah perendaman di dalam SBF Ringer

Gambar 4.7. SEM Gelas BG-2 setelah perendaman di dalam SBF Ringer Porositas Gambar 4.7. SEM Gelas BG-2 setelah perendaman di dalam SBF Ringer Dari gambar 4.6 dan 4.7 terlihat bahwa partikel keramik bio gelas aktif berbentuk spherical menuju granular. Bentuk granular

Lebih terperinci

REACTION RESULT PREDICTION OF UO 2 OXIDATION IN THERMOGRAVIMETRIC USE OF REGRESSION POLYNOMIAL

REACTION RESULT PREDICTION OF UO 2 OXIDATION IN THERMOGRAVIMETRIC USE OF REGRESSION POLYNOMIAL 101 REACTION RESULT PREDICTION OF UO 2 OXIDATION IN THERMOGRAVIMETRIC USE OF REGRESSION POLYNOMIAL Prediksi Hasil Reaksi Oksidasi UO 2 secara Thermogravimetri dengan Regresi Polinomial * National Nuclear

Lebih terperinci

PENENTUAN KESTABILAN SPARKING SPEKTROMETER EMISI MENGGUNAKAN BAHAN PADUAN ALUMINIUM

PENENTUAN KESTABILAN SPARKING SPEKTROMETER EMISI MENGGUNAKAN BAHAN PADUAN ALUMINIUM ISSN 1979-2409 Penentuan Kestabilan Sparking Spektrometer Emisi Menggunakan Bahan Paduan Aluminium (Agus Jamaludin, Djoko Kisworo, Darma Adiantoro) PENENTUAN KESTABILAN SPARKING SPEKTROMETER EMISI MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lateks pekat sebagai bahan utama pada penelitian ini tetap berada dalam bentuk emulsi sebelum diolah menjadi bahan baku pada industri. Biasanya lateks pekat banyak

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM TUNGKU AUTOCLAVE ME-24

PEMODELAN SISTEM TUNGKU AUTOCLAVE ME-24 No. 11 / Tahun VI. April 2013 ISSN 1979-2409 PEMODELAN SISTEM TUNGKU AUTOCLAVE ME-24 Sugeng Rianto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Kawasan Puspiptek Gd. 65 Tangerang Selatan ABSTRAK PEMODELAN

Lebih terperinci

w w w. b s n. g o. i d

w w w. b s n. g o. i d w w w. b s n. g o. i d Jenis Pelatihan Inhouse Training Sekretariat Pelatihan Standardisasi Pusat Pendidikan dan Pemasyarakatan Standardisasi-BSN Gedung Manggala Wanabakti Blok IV, Lt. 3 Jl. Jend. Gatot

Lebih terperinci

Pengembangan Alat Differential Thermal Analysis untuk Analisa Termal Material Ca(OH) 2

Pengembangan Alat Differential Thermal Analysis untuk Analisa Termal Material Ca(OH) 2 TELAAH Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Volume 30 (1) 2012 : 7-12 ISSN : 0125-9121 Pengembangan Alat Differential Thermal Analysis untuk Analisa Termal Material Ca(OH) 2 AGUS SUKARTO WISMOGROHO DAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tahapan Penelitian dan karakterisasi FT-IR dilaksanakan di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Tahapan Penelitian dan karakterisasi FT-IR dilaksanakan di Laboratorium 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Tahapan Penelitian dan karakterisasi FT-IR dilaksanakan di Laboratorium Riset (Research Laboratory) dan Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMANSI MODEL PENGERING GABAH POMPA KALOR

ANALISIS PERFORMANSI MODEL PENGERING GABAH POMPA KALOR ANALISIS PERFORMANSI MODEL PENGERING GABAH POMPA KALOR Budi Kristiawan 1, Wibowo 1, Rendy AR 1 Abstract : The aim of this research is to analyze of rice heat pump dryer model performance by determining

Lebih terperinci

KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN

KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN No.06 / Tahun III Oktober 2010 ISSN 1979-2409 KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN Martoyo, Ahmad Paid, M.Suryadiman Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir -

Lebih terperinci

3 Percobaan. 3.1 Tahapan Penelitian Secara Umum. Tahapan penelitian secara umum dapat dilihat pada diagram alir berikut :

3 Percobaan. 3.1 Tahapan Penelitian Secara Umum. Tahapan penelitian secara umum dapat dilihat pada diagram alir berikut : 3 Percobaan 3.1 Tahapan Penelitian Secara Umum Tahapan penelitian secara umum dapat dilihat pada diagram alir berikut : Gambar 3. 1 Diagram alir tahapan penelitian secara umum 17 Penelitian ini dibagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengaruh pengelasan..., RR. Reni Indraswari, FT UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengaruh pengelasan..., RR. Reni Indraswari, FT UI, 2010. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Baja tahan karat Austenitic stainless steel (seri 300) merupakan kelompok material teknik yang sangat penting yang telah digunakan luas dalam berbagai lingkungan industri,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SENYAWA YANG TERBENTUK AKIBAT REAKSI TERMOKIMIA PADA INGOT BAHAN BAKAR

IDENTIFIKASI SENYAWA YANG TERBENTUK AKIBAT REAKSI TERMOKIMIA PADA INGOT BAHAN BAKAR IDENTIFIKASI SENYAWA YANG TERBENTUK AKIBAT REAKSI TERMOKIMIA PADA INGOT BAHAN BAKAR U 3 O 8 -Al, U 3 Si 2 -Al DAN UMo-Al MENGGUNAKAN X-RAY DIFFRACTOMETER Aslina Br. Ginting Pusat Teknologi Bahan Bakar

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PADUAN AlFeNi SEBAGAI BAHAN STRUKTUR INDUSTRI NUKLIR

PENGEMBANGAN PADUAN AlFeNi SEBAGAI BAHAN STRUKTUR INDUSTRI NUKLIR Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 PENGEMBANGAN PADUAN AlFeNi SEBAGAI BAHAN STRUKTUR INDUSTRI NUKLIR M.Husna Al Hasa, Futichah dan Anwar Muchsin Pusat Teknologi Bahan

Lebih terperinci

PEMBUATAN BATANG PELET La 2-2X Sr 1+2X Mn 2 O7 SEBAGAI BAHAN PENUMBUH KRISTAL TUNGGAL

PEMBUATAN BATANG PELET La 2-2X Sr 1+2X Mn 2 O7 SEBAGAI BAHAN PENUMBUH KRISTAL TUNGGAL PEMBUATAN BATANG PELET La 2-2X Sr 1+2X Mn 2 O7 SEBAGAI BAHAN PENUMBUH KRISTAL TUNGGAL Agung Imaduddin Pusat Penelitian Metalurgi LIPI Gd 470 Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan 15314 E-mail :

Lebih terperinci

ANALISIS KERUSAKAN SISTEM KONTROL SUHU DAN TEKANAN AIR PENDING IN DI IRM

ANALISIS KERUSAKAN SISTEM KONTROL SUHU DAN TEKANAN AIR PENDING IN DI IRM ANALISIS KERUSAKAN SISTEM KONTROL SUHU DAN TEKANAN AIR PENDING IN DI IRM Nasorudin ABSTRAK ANALISIS KERUSAKAN SISTEM KONTROL SUHU DAN TEKANAN AIR PENOINGIN 01 IRM. Telah dilakukan analisis kerusakan sistem

Lebih terperinci

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM NO. LP-011-IDN Mekanik Baja tulangan beton bersirip Sifat tampak SNI 07-2052 - 2002 butir 7.1 Ukuran, berat, dan bentuk SNI 07-2052 - 2002 butir 7.2 Tarik SNI

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN UNSATURATED POLYESTER RESIN TERHADAP MUTU BETON K-350 EFFECT OF ADDITION UNSATURATED POLYESTER RESIN IN MIXED CONCRETE K-350

PENGARUH PENAMBAHAN UNSATURATED POLYESTER RESIN TERHADAP MUTU BETON K-350 EFFECT OF ADDITION UNSATURATED POLYESTER RESIN IN MIXED CONCRETE K-350 PENGARUH PENAMBAHAN UNSATURATED POLYESTER RESIN TERHADAP MUTU BETON K-350 EFFECT OF ADDITION UNSATURATED POLYESTER RESIN IN MIXED CONCRETE K-350 Aditya Sanjaya Putra aditya.2012ts001@civitas.ukrida.ac.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Material komposit merupakan suatu materi yang dibuat dari variasi penggunaan matrik polimer dengan suatu substrat yang dengan sengaja ditambahkan atau dicampurkan untuk

Lebih terperinci

OPTIMASI DESAIN SISTEM TERMAL PADA RUANG BAKAR TUNGKU PENGECORAN KUNINGAN MENGGUNAKAN BRIKET BATUBARA KALORI RENDAH

OPTIMASI DESAIN SISTEM TERMAL PADA RUANG BAKAR TUNGKU PENGECORAN KUNINGAN MENGGUNAKAN BRIKET BATUBARA KALORI RENDAH MKE-2 OPTIMASI DESAIN SISTEM TERMAL PADA RUANG BAKAR TUNGKU PENGECORAN KUNINGAN MENGGUNAKAN BRIKET BATUBARA KALORI RENDAH Oleh : Diah Kusuma Pratiwi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lignin merupakan polimer alam yang terdapat dalam tumbuhan. Struktur lignin sangat beraneka ragam tergantung dari jenis tanamannya. Namun, secara umum lignin merupakan

Lebih terperinci

3. Metodologi Penelitian

3. Metodologi Penelitian 3. Metodologi Penelitian 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Kimia Fisik Material, Kelompok Keilmuan Kimia Anorganik dan Fisik, Program Studi Kimia ITB dari bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Vinyl Chloride Monomer dari Ethylene Dichloride dengan Kapasitas Ton/ Tahun. A.

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Vinyl Chloride Monomer dari Ethylene Dichloride dengan Kapasitas Ton/ Tahun. A. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vinyl chloride monomer (VCM) merupakan senyawa organik dengan rumus molekul C 2 H 3 Cl. Dalam perkembangannya, VCM diproduksi sebagai produk antara dan digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukan bahwa material rockwool yang berbahan dasar batuan vulkanik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukan bahwa material rockwool yang berbahan dasar batuan vulkanik BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Material Rockwool. Dalam studi kali ini, material rockwool sebelum digunakan sebagai bahan isolasi termal dalam tungku peleburan logam ialah dengan cara membakar

Lebih terperinci

Ruang Lingkup Laboratorium No. LP-022-IDN

Ruang Lingkup Laboratorium No. LP-022-IDN Lingkup Akreditasi No Bidang pengujian Bahan atau produk yang diuji Ruang Lingkup Laboratorium No. LP-022-IDN Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur 1 Fisika Karet dan produk karet Tegangan putus

Lebih terperinci

KONTROL KURVA KALIBRASI SPEKTROMETER EMISI DENGAN STANDAR ALUMINIUM CERTIFIED REFERENCE MATERIALS (CRM)

KONTROL KURVA KALIBRASI SPEKTROMETER EMISI DENGAN STANDAR ALUMINIUM CERTIFIED REFERENCE MATERIALS (CRM) YOGYAKARTA, 31 OKTOBER 213 ISSN 1978-176 KONTROL KURVA KALIBRASI SPEKTROMETER EMISI DENGAN STANDAR ALUMINIUM CERTIFIED REFERENCE MATERIALS (CRM) Rosika Kriswarini, Dian Anggraini, Boybul, Yusuf Nampira

Lebih terperinci

PENGARUH PROSES QUENCHING TERHADAP LAJU KOROSI BAHAN BAKAR PADUAN UZr

PENGARUH PROSES QUENCHING TERHADAP LAJU KOROSI BAHAN BAKAR PADUAN UZr PENGARUH PROSES QUENCHING TERHADAP LAJU KOROSI BAHAN BAKAR PADUAN UZr ABSTRAK Masrukan, Agoeng Kadarjono Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Kawasan PUSPIPTEK Serpong, Tangerang Selatan 15314, Banten

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian Bahan-bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini antara lain bubuk magnesium oksida dari Merck, bubuk hidromagnesit hasil sintesis penelitian

Lebih terperinci

PENYIAPAN LARUTAN URANIL NITRAT UNTUK PROSES KONVERSI KIMIA MELALUI EVAPORASI

PENYIAPAN LARUTAN URANIL NITRAT UNTUK PROSES KONVERSI KIMIA MELALUI EVAPORASI PENYIAPAN LARUTAN URANIL NITRAT UNTUK PROSES KONVERSI KIMIA MELALUI EVAPORASI S u n a r d i Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK PENYIAPAN LARUTAN URANIL NITRAT UNTUK PROSES KONVERSI KIMIA

Lebih terperinci

Masa berlaku: Alamat : Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Juli 2009 Telp. (022) ; Faks. (022) ,

Masa berlaku: Alamat : Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Juli 2009 Telp. (022) ; Faks. (022) , AMANDEMEN LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM NO. LP-021-IDN Nama Laboratorium : Balai Besar Logam dan Mesin Mekanik Logam dan paduannya Kuat tarik (tensile strength) SNI 07-0408-1989 JIS Z 2241-1998

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIK DAN MIKROSTRUKTUR PADUAN UZrNb PASCA PERLAKUAN PANAS

KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIK DAN MIKROSTRUKTUR PADUAN UZrNb PASCA PERLAKUAN PANAS KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIK DAN MIKROSTRUKTUR PADUAN UZrNb PASCA PERLAKUAN PANAS Masrukan (1), Tri Yulianto (1), dan Erilia Y (1) 1. Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN)-BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong

Lebih terperinci