FAKULTAS PERTANIAW, IWSTITUT PERTANIAN BOQOR BOGOR. Oleh. HARl SURYANTO JURUSAW TANAH

Transkripsi

1 PEISELAAHAN EPlPEDOW UMBRIK, PROSES PEDOGENESIS DAN KLASlFlKASl TAWAH PADA BEBERAPA AHDOSOL DARl PERKEBUMAW TEH ClBUWl SIPEF, DESA CIPELAH. KECAMATAH CIW IDEY, KABUPATEN BANDUNG Oleh HARl SURYANTO JURUSAW TANAH FAKULTAS PERTANIAW, IWSTITUT PERTANIAN BOQOR L BOGOR 1987

2 RINGKASAN HARI SURYANTO. Penelaahan Epipedon Umbrik, Proses Pedoge- nesis dan Klasifikasi Tanah pada beberapa Andosol dari Perkebunan Teh Cibuni Sipef, Desa Cipelah, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung (Di bawah bimbingan TATAT SUTARMAN ABDULLAH). Pemahaman tentang pedogenesis serta pengklasifikasian tanah pada kategori serendah mungkin, dapat dipandang seba- gai usaha untuk menginventarisasi sumber daya tanah. Usaha ini sangat penting artinya, karena berkaitan erat dengan program pengelolaan terbaik yang harus dilakukan. Secara pedogenesis, penelitian ini bertujuan untuk menelaah epipedon umbrik, dari sejak pembentukan sampai sifat-sifat yang muncul, proses pedogenesis dari pedon yang bersangkutan sampai pengklasifikasiannya. Klasifikasi yang digunakan adalah order Andisol yang sudah diusulkan Smith (1978) yang selanjutnya dilakukan penyempurnaan oleh Leamy (19871, agar supaya menjadi bagian dari sistem Taksonomi Tanah USDA. Berdasarkan hasil analisis sifat fisik, kimia, dan morfologi menunjukkan bahvra tanah di daerah penelitian me- miliki epipedon umbrik dan horison kambik pada semua pedon, terkecuali pedon P7 yang belum memiliki horison bawah pen- ciri, karena solumnya yang dangkal. Tebal daripada epipedon umbrik tersebut berkisar antara 18 sampai 20 cm. Tanah pada lokasi penelitian berkembang dari bahan induk tufa volkanik bersusunan andesitik. Karena perbedaan

3 waktu deposisi bahan induk tersebut, maka di dalam pedon dijumpai suatu ketidak-sinambungan litologik. Kurangnya pelapukan, dan tingginya proses pencucian telah menyebab- kan tanah ini mempunyai kejenuhan basa yang rendah. Semen- tara itu secara umum proses eluviasi, iluviasi, liksiviasi, dan desilikasi berlangsung dengan lemah. Hal ini disebab- kan fraksi liat tanah didominasi oleh bahan amorf sehingga tanah sukar terdispersi/terpeptisasi. Selanjutnya selain pedon Pl9, pada pedon-pedon yang diteliti terjadi proses kumulisasi, sedangkan proses melanisasi terjadi pada semua pedon. Berdasarkan sifat-sifat yang dimilikinya, maka pedon P7 diklasifikasikan ke dalam keluarga Lithic Aludand, &- d,. isotermik; pedon P15 diklasifikasikan ke dalam keluarga Akric Haoludand, medial, atermik; pedon P17 diklasifika- sikan ke dalam keluarga Typic Hauludand, medial, isotermik; pedon P18 diklasifikasikan ke dalam keluarga Akric H~dric Fulvudand, medial, isotermik; dan pedon Pl9 diklasifikasi- kan ke dalam keluarga Akric Fulvudand, medial, isotermik. Seluruh keluarga tanah ini memiliki kandungan C-organik le- bih dari 3 % pada 18 cm lapisan atas, kerapatan lindak ku- 3 rang dari 0.9 g/cm, dan ph. dalam larutan NaF 1ii (1 : 50) lebih dari 9.4 setelah dikocok dua menit.

4 HARI SURYANTO. SUMMARY.. Study of Umbric Epipedon, Pedogenesis Pro- cess and Soil Classification on several Andosol from Cibuni Tea Estate, Desa ci~elah, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung (Under the guidance of TATAT SUTARMAN ABDULLAH). Comprehension about pedogenesis and also attempt to classify of soil can be considered as the effort to take inventory of the soil resources. These efforts are very important because they are interlocked with the best mana- gement programme that must be done. Based upon those rea- sons, this research is aim to study umbric epipedon, pedo- genesis process, and soil classification on several Andosol from Cibuni Tea Estate, Desa Cipelah, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. The classification used here is order Andisol which has been proposed by Smith (19781, and then the classification system is revised by Leamy (19871, in order to become the part of Soil Taxonomy system (USDA). According to the result of physical, chemical, and mor- phological analysis, it shows that soils in the research area have umbric epipedon and cambic horizon in all pedon, except P7 that hasn't subsurface diagnostic yet, because it is a shallow solum. The thickness of those umbric epipedon is between 18 and 20 em. Soils in the research area formed from volcanic tuff parent material with a composition andesitic rock type. Be- cause of the time difference in deposition of those parent

5 materials that's why the lithologic discontinuity in each pedon body will be found. In the mean time commonly the eluviation, illuviation, lessivage, and desilication processes go on weakly owing to dominantly amorphous materials in clay fraction that's making the soils are difficult to disperse/peptize. And further except P19, the cumulizati- on process took place in all pedon, even though melanizati- on process was taking place in all pedon. Based on their characteristic, pedon of P7 is classi- fied into Lithic Aludand, medial,, isotermic; pedon of P15 is classified into Akric Haoludand, medial, isotermi-c; pedon of P17 is classified into Haoludand, nedial., a- termic; pedon of P18 is classified into m Hvdric Fulvu- - dand, medial, isotermic; and pedon of Pl9 is classified in- to Akric Fulvudand, medial, isotermic. A11 of those soil families have organic carbon of more than 3 % on the upper 18 cm, a bulk density of the fine earth fraction of less than 0.9 g/cc (at l/3 bar water retention of undried sam- ples), and the ph of 1 g of fine earth in 50 ml of 1N NaF of more than 9.4 after two minutes.

6

7

8

9

10