BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Definisi Manajemen Menurut Stephen P. Robbins dan Marry Coulter ( 2009, p22 ) Manajemen involves coordinating and overseeing the work activities of others so that their activities are completed efficiently and effectively. Manajemen diartikan sebagai suatu proses mengkoordinasi dan mengatur segala aktivitas pekerjaan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi. David R. Fred, (2006,p ) Manajemen adalah adalah suatu proses mengkombinasikan dan mendayagunakan semua sumber-sumber secara produktif untuk mencapai tujuan perusahaan atau organisasi. Menurut pendapat Dyck dan Neubert (2010), manajemen is the process of planning, organizing,leading, and controlling human and other organizational recources in order to effetively achive organizational goals. Manajemen adalah proses perencanaan, mengorganisir, memimpin, dan pengontrolan manusia dan sumber organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut solihin (2009,p4) manajemen dapat didefinisikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian dari berbagai sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Menurut Heene dan Desmidt (2010, p8) manajemen adalah serangkaian aktivitas manusia yang berkesinambungan dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkannya. Menurut Stoner, Freeman,dan Gilbert (2005) Manajemen adalah proses perencanaan,pengorganisasian dan penggunakann sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Menurut saya Management adalah suatu proses yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya untuk mencapai stau tujuan dengan perencanaan, memimpin, pengorganisir, mengontrol. 13

2 Fungsi Manajemen Menurut David R. Fred, (2006,p ) manajemen melaksanakan fungsi- fungsi : perencanaan, pengorganisasian, perencanaan, pemberian motivasi, pengelolaan staf, dan pengendalian. 1. Perencanaan, terdiri atas semua aktivitas yang terkait dengan persiapan masa depan. Pekerjaan spesifik mencakup peramalan, penetapan sasaran, formulasi strategi, pengembangan kebijakan, dan penetapan tujuan. 2. Pengorganisasian, pengorganisasian mencakup semua aktivitas manajerial yang menghasilkan struktur pekerjaan dan hubungan otoritas. Area yang spesifik mencakup desain organisasi, spesialisasi pekerjaan, deskripsi pekerjaan, rentang pengendalian, kesatuan komando, koordinasi, desain pekerjaan, dan analisis pekerjaan. 3. Pemberian Motivasi, pemotivasian melibatkan usaha yang diarahkan untukmembentuk perilaku manusia. Topic spesifik mencakup kepemimpinan, komunikasi, kelompok kerja, modifikasi perilaku, delegasi otoritas, penhayaan pekerjaan, kepuasan kerja, pemuasan kebutuhan, perubahan organisasi, moral karyawan, dan moral manajerial. 4. Pengelolahan Staf, aktivitas pengelolahan staf dipusatkan pada manajemen staf atau sumber daya manusia. Termasuk administrasi gaji dan upah, fasilitas karyawan, wawancara, perekrutan, pelatihan, pengembangan manajemen, keselamatan karyawan, tindakan afirmatif, kesempatan kerja yang setara, hubungan dengan serikat kerja, penelitian personel, kebijakan disiplin, prosedur keluh kesah, dan hubungan masyarakat. 5. Pengendalian/control, pengendalian mengacu pada semua aktivitas manajerial yang diarahkan untuk memastikan bahwa hasil actual konsisten dengan hasil yang direncanakan. Area perhatian utama adalah kontrol kualitas, kontrol penjualan, kontrol persediaan, kontrol biaya, analisis varians, imbalan, dan sanksi.

3 Bidang Bidang manajemen Manajemen dibagi kedalam 5 bidang yaitu : 1. Manajemen Produksi Manajemen produksi adalah pelaksanaan kegiatan-kegiatan manajerial seperti planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (penggerakan) dan controlling (pengawasan) terhadap sistem-sistem produksi dengan tujuan agar produksi dapat berjalan secara efektif dan efisien. Manajemen produksi menyangkut kegiatan untuk menghasilkan barang. Oleh karenanya dalam kegiatan manajemen produksi harus melalui proses sebagai berikut. a. Pemilihan (selecting) Adalah keputusan yang menyangkut pemilihan proses produksi dari berbagai barang yang akan diproduksi atau disediakan. Maksudnya, memilih bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi. b. Perancangan (engineering) Adalah keputusan yang menyangkut penggunaan metode-metode pelaksanaan suatu proses produksi atau cara kerja untuk memproduksi barang. c. Pengoperasian (operating) Adalah kegiatan riil untuk mewujudkan rencana kerja atau pelaksanaan proses kegiatan produksi barang. d. Pengawasan (controlling) Adalah prosedur-prosedur yang menyangkut pengambilan tindakan korektif dalam kegiatan produksi barang atau penyediaan jasa. e. Pembaharuan (inovating) Adalah kegiatan untuk memperbaiki yang diperlukan dalam sistem produksi berdasarkan perubahan permintaan, tujuan organisasi, teknologi, maupun manajemen.

4 16 Adapun penerapan fungsi manajemen produksi dapat diuraikan sebagai berikut. a. Fungsi perencanaan produksi Adalah kegiatan untuk merencanakan penentuan kualitas dan kuantitas barang yang akan diproduksi, merancang sistem transformasi, menjadwalkan berbagai aktivitas, serta menetapkan berbagai ukuran dan kriteria yang sangat diperlukan untuk kepentingan produksi. b. Fungsi pengorganisasian dalam produksi Mencakup kegiatan untuk merancang struktur organisasi produksi, menyiapkan dan menetapkan kriteria bagi staf yang menjabat dalam struktur organisasi, mendelegasikan wewenang serta menetapkan pola agar tercipta keserasian kerja antarsubsistem. c. Fungsi penggerakan dalam produksi, Mencakup usaha untuk memotivasi, memberi perintah, mengarahkan kegiatan produksi, mengoordinasikan tiap bagian, dan mengoptimalkan berbagai sistem transformasi. d. Fungsi pengendalian dalam produksi Adalah melakukan tindakan korektif terhadap pelaksanaan kegiatan produksi. Pendekatan dalam manajemen produksi bertujuan untuk menghasilkan produk yang baik, dapat dilakukan dengan tiga cara, sebagai berikut. a. Pendekatan pragmatis, Artinya manajemen produksi merupakan usaha untuk menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan standar yang diinginkan, baik kualitas maupun kuantitasnya. b. Pendekatan Iptek, Artinya pendekatan yang menitikberatkan pada pemakaian konsep matematika modern terhadap kasus yang ada hubungannya dengan proses produksi. c. Pendekatan atas dasar siklus kehidupan industri, Artinya sistem produksi dipandang sebagai suatu organisme yang diawali oleh proses pertumbuhan operasi, proses pendewasaan sistem terhadap posisi tertentu, dan diakhiri oleh proses pelapukan sistem.

5 17 2. Manajemen Pemasaran Manajemen pemasaran mempunyai pengertian yang berbeda beda, di antaranya dapat kamu simak berikut ini a. Menurut The American Marketing Association Commite pemasaran adalah kegiatan-kegiatan perdagangan yang mengarahkan aliran barang-barang dan jasa dari produsen menuju ke konsumen atau pemakai. b. Menurut Prof. Malcolm Mc. Hair, merumuskan bahwa pemasaran adalah penciptaan dan penyerahan suatu standard hidup kepada masyarakat. Jadi, pemasaran terdiri atas usahausaha yang dibutuhkan untuk memuaskan, baik kebutuhan penjual maupun kebutuhan pembeli. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah penerapan fungsi-fungsi manajemen dalam kegiatan penciptaan dan penyerahan barang atau jasa kepada konsumen atau masyarakat, agar dapat memperluas pasar bagi kemajuan suatu perusahaan ataupun industri. Penerapan manajemen dalam bidang pemasaran meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini. a. Perencanaan pemasaran, mencakup perencanaan di bidang produksi, pasar, dan pemilihan saluran pemasaran yang tepat dalam pendistribusian produk. Perencanaan produksi merupakan pertimbangan pertama dalam perencanaan pemasaran. Produk harus sesuai dengan kebutuhan pasar atau disesuaikan dengan permintaan para pembeli. Perencanaan pasar juga merupakan hal yang penting, karena dapat menggambarkan daerah yang dilayani untuk pemasaran, daya beli masyarakat, kebutuhan masyarakat, dan tingkat hidup calon pembeli. b. Pengorganisasian pemasaran yaitu meciptakan dan memelihara struktur organisasi penjualan yang baik, yang harus disesuaikan dengan keadaan perusahaan. c. Penggerakan pemasaran, antara lain: mendorong pegawai dan tenaga penjual melakukan tugasnya dengan sebaik mungkin, kepemimpinan yang kuat dan menyenangkan,

6 18 supervisi serta pengawasan yang baik dalam kegiatan pemasaran, sikap manajer dan pegawainya dalam melayani pemasanan, komunikasi yang baik dalam kegiatan pemasaran. d. Pengawasan pemasaran, artinya pengawasan terhadap seluruh usahausaha pemasaran. Untuk melaksanakan pengawasan, diperlukan data-data dan informasi yang lengkap dan objektif. Selain itu pengawasan hendaklah disertai pula penilaian atas hasil-hasil yang diperoleh akibat penerapan manajemen yang efektif dan efisien di bidang pemasaran. Adapun fungsi pemasaran meliputi kegiatan penjualan, pembelian, pengangkutan, penyimpanan, penentuan standar, pembiayaan, penanggungan risiko, pengumpulan dan keterangan pasar. 3. Manajemen Personalia Manajemen personalia atau manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) adalah seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan dalam hal pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian dan pemeliharaan terhadap sumber daya manusia secara terpadu untuk mencapai tujuan organisasi. Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan mengenai ruang lingkup manajemen personalia yang meliputi kegiatan berikut ini. a. Pengadaan pegawai (recruitment), Adalah kegiatan yang menyangkut tentang perencanaan penerimaan tenaga kerja, analisis jabatan, seleksi pegawai dan penempatan tenaga kerja. b. Pengembangan, Adalah kegiatan yang meliputi system pengupahan, mengadakan penilaian karyawan, mengadakan pemindahan, dan merencanakan tenaga kerja bagi karyawan. c. Pemberian kompensasi, Adalah kegiatan yang meliputi sistem pengupahan, mengadakan analisis tentang upah yang dibayarkan, mengadakan evaluasi jabatan,

7 19 mengadakan penilaian tingkat produktivitas, dan mengadakan penilaian sistem pengupahan insentif. d. Pengintegrasian Adalah kegiatan untuk memudahkan keinginan perusahaan, tenaga kerja, dan masyarakat. e. Pemeliharaan Adalah kegiatan yang meliputi penyusunan program keselamatan, kesehatan dan pelayanan karyawan serta pemutusan hubungan kerja. Adapun maksud dan tujuan manajemen personalia adalah sebagai berikut. a. Untuk mendapatkan pegawai yang berkualitas, yang bisa dibina dan dimanfaatkan dalam kegiatan organisasi. b. Untuk meningkatkan kemampuan kerja para pegawai. c. Untuk menciptakan hubungan kerja yang baik antar pegawai, baik secara vertikal maupun secara horizontal. 4. Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah salah satu aktivitas fungsi manajemen untuk menyediakan segala kebutuhan financial yang berkaitan dengan operasional perusahaan dan organisasi. Fungsi utama manajemen keuangan antara lain: a. Raising of fund Adalah kegiatan untuk mendapatkan dana atau penyusunan sumber penerimaan atau anggaran penerimaan, b. Allocation of fund Adalah kegiatan untuk mengalokasikan sumber keuangan yang ada pada segala aktivitas perusahaan atau penyusunan anggaran pengeluaran. c. Controlling of fund Adalah kegiatan untuk melakukan pengawasan terhadap penggunaan dan pemanfaatan keuangan. Penerapan fungsi manajemen keuangan dimaksudkan untuk: a. mencapai efisiensi penggunaan atau pemanfaatan keuangan

8 20 b. meningkatkan serta memaksimalkan keuntungan (rentabilitas), c. menyediakan dana yang cukup untuk operasional jangka pendek dan jangka panjang, d. memberikan perlindungan terhadap penyelenggaraan atau pelaksanaan keuangan. 5. Manajemen Administrasi/Akuntansi Manajemen administrasi/akuntansi adalah cara mengajukan informasi mengenai administrasi atau akuntansi sedemikian rupa sehingga dapat membantu manajemen dalam menentukan garis-garis kebijakan dan operasional sehari-hari dari suatu usaha. Sasaran utama dari manajemen administrasi atau akuntansi adalah menyajikan laporan tentang peristiwa finansial atau keuangan. Peristiwa finansial atau keuangan yang dimaksud meliputi kegiatan mencatat, menguraikan dan menganalisis, menggolongkan, meringkas, menafsirkan, meramalkan, dan melaporkan peristiwa keuangan. Jadi, manajemen akuntansi senantiasa dapat digunakan karena merupakan alat yang sangat penting dalam manajemen perusahaan Unsur Manajemen Unsur unsur management yaitu : 1. Man (sumber daya Manusia ) 2. Money ( uang yang dibutuhkan sebagai modal dan untuk mencapai tujuan) 3. Mathodes (sistem kerja yang digunakan untuk mencapai tujuan) 4. Materials ( bahan bahan yang diperlukan) 5. Machines (mesin-mesin yang diperlukan untuk mencapai tujuan) 6. Market (pasar atau pemasaran sebagai tempat untuk menjual produk atau jasa

9 Manajemen Operasional Ada beberapa pengertian dari manajemen operasional menurut para ahli, antara lain: Menurut Jay Heizer dan Berry Rander (2009:4), manajemen operasional adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Menurut Eddy Herjanto (2007:2), manajemen operasional adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan barang, jasa dan kombinasinya, melalui proses transformasi dari sumber daya produksi menjadi keluaran yang diinginkan. Menurut James Evans dan David Collier (2007:5), manajemen operasional adalah ilmu dan seni untuk memastikan bahwa barang dan jasa diciptakan dan berhasil dikirim ke pelanggan. Jadi, manajemen operasional adalah ilmu yang mempelajari serangkaian proses Management Operasional adalah salah satu dari tiga fungsi utama ( pemasaran, keuangan, dan operasi ) dari setiap organisasi. Management Operasional melakukan Rencana mengatur Staf Lead Kontrol Keputusan Strategis management Sepuluh Keputusan Strategis Manajemen Operasional Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2009:56-57), diferensiasi, biaya rendah dan respons yangcepat dapat dicapai saat manajer membuat keputusan efektif dalam sepuluh wilayah manajemen operasional. Keputusan ini dikenal sebagai keputusan operasi (operations decisions). Berikut sepuluh keputusan manajemen operasional yang mendukung misi dan menerapkan strategi: a. Perancangan barang dan jasa Perancangan barang dan jasa menetapkan sebagian besar proses transformasi yang akan dilakukan. Keputusan biaya, kualitas dan sumber daya manusia bergantung pada keputusan perancangan. b. Kualitas. Ekspektasi pelanggan terhadap kualitas harus ditetapkan, peraturan dan prosedur dibakukan untuk mengidentifikasi serta mencapai standar kualitas tersebut.

10 22 c. Perancangan proses dan kapasitas. Keputusan proses yang diambil membuat manajemenmengambil komitmen dalam hal teknologi, kualitas, penggunaan sumber daya manusia dan pemeliharaan yang spesifik.komitmen pengeluaran dan modal ini akan menentukan struktur biaya dasar suatu perusahaan. d. Pemilihan lokasi. Keputusan lokasi organisasi manufaktur dan jasa menentukan kesuksesan perusahaan. e. Perancangan tata letak. Aliran bahan baku, kapasitas yang dibutuhkan, tingkat karyawan, keputusan teknologi dan kebutuhan persediaan mempengaruhi tata letak. f. Sumber daya manusia dan rancangan pekerjaan. Manusia merupakan bagian yang integral dan mahal dari keseluruhan rancang sistem. Karenanya, kualitas lingkungan kerja diberikan, bakat dan keahlian yangdibutuhan, dan upah yang harus ditentukan dengan jelas. g. Manajemen rantai pasokan. Keputusan ini menjelaskanapa yang harus dibuat dan apa yang harus dibeli. h. Persediaan. Keputusan persediaan dapat dioptimalkanhanya jika kepuasan pelanggan, pemasok, perencanaan produksi dan sumberdaya manusia dipertimbangkan. i. Penjadwalan. Jadwal produksi yang dapat dikerjakan dan efisien harus dikembangkan. j. Pemeliharaan. Keputusan harus dibuat pada tingkat kehandalan dan stabilitas yang diinginkan Pengertian Supply Chain Definisi supply chain menurut Indrajit dan Djokopranoto (2002, p.5) adalah: Supply chain (rantai pengadaan) adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jaringan atau jejaring dari berbagai organisasi yang saling berhubungan yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin menyelenggarakan pengadaan atau penyalura barang Supply chain is a network of connected and interdependent

11 23 organizations mutually and co-operatively working together to control, manage and improve the flow of material and information from supplier to end users. (Indrajit dan Djokopranoto 2003, p.29, source:j.aitken). Persediaan rantai adalah suatu jaringan dari organisasi yang saling tergantung dan dihubungkan satu sama lain dan co-operatively bekerja sama untuk mengendalikan, mengatur dan meningkatkan aliran material dan informasi dari para penyalur ke pemakai akhir Pengertian Supply Chain Management Menurut I Nyoman Pujawan (2005, p.22) Supply Chain Management adalah: Supply chain management merupakan metode atau pendekatan integrative untuk mengelola aliran produk, informasi dan uang secara terintrgrasi yang melibatkan pihak- pihak mulai dari hulu ke hilir yang terdiri dari supplier, pabrik, jaringan distribusi maupun jasa-jasa logistik. Definisi supply chain manajemen menurut Chopra dan Meindl (2004, p.4) adalah: Supply chain management adalah sebuah supply chain management terdiri dari perlibatan setiap mata rantai persediaan, baik itu secara langsung maupun tidak langsung memenuhi permintaan pelanggan. Menurut Yolanda M Siagian (2005, p.6), supply chain management menegaskan interaksi antar fungsi pemasaran, produksi pada suatu perusahaan. Memanfaatkan kesempatan untuk meningkatkan pelayanan dan penurunan biaya dapat dilakukan melalui koordinasi dan kerjasama antara pengadaan bahan baku dan pendistribusiannya. Christina Whidya Utami, (2006, p.126), supply chain management adalah proses penyatuan bisnis dari pengguna akhir melalui para penyalur asli yang menyediakan produk, jasa pelayanan, dan informasi untuk menambah nilai pelanggan. Menurut Barry Render dan Jay Heizer (2004, p.412), supply chain management merupakan kegiatan pengelolaan kegiatan-kegiatan dalam rangka memperoleh bahan mentah, mentransformasikan bahan mentah tersebut menjadi barang dalam proses dan barang jadi, dan mengirimkan produk tersebut ke konsumen melalui sistem distribusi.

12 24 Berdasarkan pendapat Turban et al. (2006, p279). Rantai pengadaan adalah suatu jalur aliran bahan, informasi, uang, dan jasa dari penyedia bahan mentah ke pabrik dan gudang hingga ke konsumen akhir dalam bentuk barang jadi / produk Komponen Supply Chain Menurut Rainer dan Turban (2009, p.244) supply chain terdiri dari tiga segmen utama, yaitu: 1) Upstream Supply Chain Segmen Merupakan supply chain dari sisi supplier dan organisasinya di mana aktivitas utamanya adalah purchasing dan pengiriman. Di mana sourcing atau pengadaan dari supplier external terjadi 2) Internal Supply Chain Segment Segmen ini meliputi keseluruhan proses yang dilakukan oleh perusahaan dalam mentransformasi bahan baku yang dikirim oleh supplier menjadi barang jadi. Di mana packaging, assebly, atau manufaktur terjadi. 3) Downsteam Supply Chain Segment Segmen ini meliputi seluruh proses yang melibatkan distribusi dan pengiriman barang akhir atau barang jadi ke konsumen tingkat akhir. Di mana distribusi terjadi secara terus menerus oleh distributor luar Menurut pendapat Indrajit dan Djokopranoto, 2004, p.27. Upstream Supply Chain Management adalah jaringan organisasi yang menyangkut hubungan ke hulu supplier. Downstream Supply Chain Management adalah jaringan organisasi yang menyangkut hubungan ke hilir / wholesale, retailer Element Supply Chain Management Menurut Tunggal (2009, p.90) Supply Chain Management terdiri dari 3 elemen yang saling terkait satu sama lain : 1) Struktur Jaringan Supply Chain Jaringan kerja anggota dan hubungan dengan anggota supply chain lainnya. (1) Identifikasi Anggota Supply Chain

13 25 Anggota Supply Chain meliputi semua perusahaan dan organisasi yang berhubungan dengan perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui supplier atau customer dari point of origin hingga point of consumpion. (2) Dimensi Struktural Jaringan a. Struktur Horizontal Meliputi semua tiers yang ada pada supply chain, jaringannya bisa panjang bisa juga pendek. b. Struktur Vertikal Meliputi sejumlah supplier/customer yang mewakili tiap tingkat tier. c. Posisi Horizontal Perusahaan Sebuah perusahaan dapat diposisikan berada atau dekat dengan sumber supply atau customer akhir atau di suatu tempat antara poin-poin akhir dari supply chain. (3) Jenis-jenis Jaringan Proses Bisnis Menyatukan dan mengatur semua proses bisnis melalui supply chain tidak akan seefektif dengan hasil yang ingin dicapai. Oleh karena itu, harus ada pemisahan antar jaringan mana yang merupakan jaringan yang benar-benar penting. Terdapat 4 jenis jaringan proses bisnis, yaitu: a. Managed Process Links Jaringan di mana perusahaan merasa penting untuk bersatu dan berkolaborasi dengan anggota lain dari supply chain. b. Monitored Process Links. Pada proses ini perusahaan tidak terlalu aktif terlibat. Perusahaan hanya berkala meninjau dan mengaudit bagaimana setiap proses disatukan atau diatur. c. Not-Managed Process Links Perusahaan tidak terlibat secara aktif dan juga tidak meninjau sekritis hubungan di atas. Perusahaan mempercayakan anggota lain yang menggaturnya. d. Non-Member Process Links Proses antar anggota-anggota perusahaan dengan non-anggota dari supply chain. Non-anggota tidak termasuk dalam struktur jaringan supply chain perusahaan tetapi mereka dapat dan sering memberi pengaruh pada perusahaan dan anggota-anggota lainnya.

14 26 2) Proses Bisnis Supply Chain (1) Customer Relationship Management (CRM) Langkah pertama supply chain adalah mengidentifikasi pelanggan utama atau pelanggan yang kritis dengan misi dagang perusahaan. Rencana bisnis merupakan langkah awal identifikasi. Tim pelayanan pelanggan (Customer Service) membuat dan melaksanakan programprogram bersama, persetujuan produk dan jasa ditetapkan pada tingkat kerja tertentu untuk memenuhi kebutuhan customer. (2) Customer Service Management (CSM) Customer Service memberitahukan customer informasi mengenai tanggal pengiriman dan ketersediaan produk melalui hubungannya dengan bagian produksi dan distribusi (3) Demand Management Proses ini menyeimbangkan kebutuhan customer dengan kemampuan supply perusahaan untuk menentukan apa yang akan dibeli customer dan kapan. (4) Customer Pesanan Fulfillment Proses penyelesaian pesanan ini secara efektif memerlukan integrasi rencana kerja antara produksi, distribusi, dan transportasi. Hubungan dengan rekan kerja yakni anggota primer supply chain dan anggota sekunder diperlukan untuk memenuhi kebutuhan customer dan mengurangi total biaya kirim ke customer. (5) Manufacturing Flow Management Produk dihasilkan untuk memenuhi jadwal produksi. Seringkali produk yang salah mengakibatkanpersediaan yang tidak perlu, meningkatkan biaya penanganan/penyimpanan dan pengiriman produk terhambat. Dengan adanya Supply Chain Management, produk dihasilkan berdasarkan kebutuhan customer. (6) Procurement Melibatkan supplier sejak tahap desain produk akan mengurangi siklus pengembangan produk dan juga koordinasi antara engineering, purchasing, dan supplier pada tahap akhir desain. (7) Pengembangan Produk dan Komersialisasi

15 27 Untuk mengurangi waktu masuknya produk ke pangsa pasar, customer, dan supplier seharusnya dimasukkan ke dalam proses pengembangan produk. (8) Retur Proses manajemen retur yang efektif memungkinkan kita mengidentifikasi produktifitas kesempatan memperbaiki dan menerobos proyek-proyek agar dapat bersaing. Komponen-komponen Manajemen SCM Komponen-komponen manajemen bersifat kritis dan fundamental bagi keberhasilan SCM karena dibutuhkan untuk menunjukkan dan menentukan bagaimana setiap jaringan proses disatukan dan disusun. Tingkat integritas dan manajemen sebuah jaringan proses bisnis merupakan fungsi dari angka dan tingkat yang disusun dari yang rendah sampai yang tinggi dari komponen- komponen yang ditambahkan ke jaringan. Komponen-komponen utamanya adalah sebagai berikut: (1) Metode perencanaan dan pengedalian Perencanaan dan pengendalian operasi merupakan kunci untuk menuntun organisasi atau supply chain ke arah yang diinginkan. Perencanaan yang meliputi banyak aspek akan berpengaruh penting terhadap keberhasilan supply chain. (2) Struktur aliran kerja/aktivitas kerja Struktur aliran kerja atau aktivitas kerja menunjukkan bagaimana cara perusahaanmenyampaikan tugas-tugas dan aktivitas-aktivitasnya. Tingkat integrasi proses-proses yang melalui supply chain merupakan pengukuran struktur organisasi. (3) Struktur organisasi Struktur organisasi dapat berdasarkan perusahaan individu dan supply chain. Kegunaan dari tim cross-functional menyarankan suatu pendekatan proses (4) Struktur fasilitas aliran komunikasi dan informasi Struktur fasilitas aliran informasi memiliki pengaruh yang kuat pada keifisienan supply chain dan merupakan komponen utama yang

16 28 menyatukan sebagian atau seluruh supply chain. (5) Struktur fasilitas aliran produk Struktur fasilitas aliran produk berhubungan dengan jaringan struktur sourcing, produksi, dan distribusi supply chain. Dengan pengurangan persediaan maka akan lebih sedikit ruang yang dibutuhkan untuk penyimpanan persediaan. Persediaan diperlukan dalam sistem, namun penyimpanan persediaan pada bagian tertentu terkadang dapat menjadi tidak proporsional. (6) Metode manajemen Metode menejemen meliputi filosofi perusahaan dan teknik manajemen. Antara struktur organisasi top-down dengan stuktur organisasi bottom-up akan sulit untuk disatukan. (7) Struktur wewenang dan kepemimpinan Struktur kewewenangan dan kepemimpinan melalui supply chain akan mempengaruhi formatnya. Satu pemimpin yang kuat akan mengendalikan arah supply chain. (8) Struktur resiko dan reward Antisipasi dari sharing resiko dan reward melalui supply chain akan mempengaruhi komitmen jangka panjang anggota-anggotanya (9) Budaya dan sikap Menghubungkan budaya dan sikap-sikap individu memerlukan waktu, tetapi diperlukan beberapa tingkat suppy chain sebagai jaringan yang terkoordinasi Tujuan Supply Chain Management Menurut Miranda ST (2002, p.87), tujuan supply chain adalah memaksimalkan persaingan dan keuntungan perusahaan beserta seluruh anggotanya, termasuk pelanggannya. Chopra Dan Meindl 2004, p.5, tujuannya adalah untuk meminimalkan biaya keseluruhan (biaya pemesanan, biaya penyimpanan, biaya bakan baku, biaya transportasi dan lain-lain) Menurut Shapiro dan Wagner (2009) dalam Proquest, Journal of Business Logistics Strategic Inventory Optimization : Pendekatan analitis yang terlalu berfokus pada keputusan perencanaan persediaan jangka panjang sementara

17 29 mengabaikan persoalan desain jaringan dapat mengakibatkan solusi yang jauh dari optimal. Menurut O Brien dan Marakas (2008, p305) tujuan dari Supply Chain Management adalah untuk menciptakan jaringan yang cepat, efisien, dan berbiaya rendah, yang biasa disebut rantai pasokan untuk membuat produk perusahaan tumbuh pada konsep pasar. Menurut Turban, et al. (2008, p308) Supply Chain Management bertujuan untuk meminimalkan tingkat persediaan, mengoptimalkan produksi dan meningkatkan output, mengurangi waktu produksi, mengoptimalkan logistik dan distribusi, merampingkan order yang berlebihan, dan secara keseluruhan mengurangi biaya yang berhubungan dengan aktivitas-aktivitas tersebut. Menurut Simchi-Levi, David, Philip Kaminsky, dan Edith Simchi-Levi (2004, h2), tujuan supply chain management adalah untuk meraih efek tifitas dan efisiensi biaya pada sistem secara keseluruhan biaya total sistem, mulai dari biaya transportasi dan distribusi hingga penyimpanan bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi harus diminimalisir Keuntungan supply chain Beberapa keuntungan yang diperoleh dari supply chain (Indrajit dan Djokopranoto, (2002, pp.4-5) adalah : 1. Mengurangi inventory dengan berbagai cara a. Inventory merupakan bagian paling besar dari aset perusahaan, yang berkisar antara 30%-40%. b. Sedangkan biaya penyimpanan barang (inventory carrying cost) berkisar antara 20%-40% dari nilai barang yang disimpan. c. Oleh karena itu usaha dan cara harus dikembangkan untuk menekan penimbunan barang dalam gudang agar biaya dapat ditekan menjadi sesedikit mungkin. 2. Menjamin kelancaran penyediaan barang a. Kelancaran barang yang perlu dijamin adalah mulai dari barang asal (pabrik pembuat), supplier, perusahaan sendiri, wholesaler, retailer, sampai kepada final customers.

18 30 b. Jadi, rangkaian perjalanan dari bahan baku sampai menjadi barang jadi dan diterima oleh pemakai atau pelanggan merupakan suatu mata rantai yang panjang (chain) yang perlu dikelola dengan baik. 3. Menjamin mutu a. Mutu barang jadi (finished product) ditentukan tidak hanya oleh proses produksi barang tersebut, tetapi juga oleh mutu bahan mentahnya dan mutu keamanan dalam pengirimannya. b. Jaminan mutu ini juga merupakan serangkaian mata rantai panjang yang harus dikelola dengan baik Kegiatan Supply Chain Management Kegiatan supply chain management dapat dibagi menjadi 2 jenis kegiatan (I Nyoman Pujawan, 2005, p.17), yaitu : 1. Kegiatan fisik Kegiatan fisik perusahaan terdiri dari sourcing (mencari bahan baku), produksi, penyimpanan material/produk, distribusi/transportasi, dan pengembalian produk (return). 2. Kegiatan mediasi pasar Kegiatan mediasi pasar perusahaan terdiri dari riset pasar, pengembangan produk, penetapan harga diskon, serta pelayanan purna jual.

19 Proses Supply Chain Management Keuangan : Term pebayaran Material : Bahan baku komponen, produk jadi Informasi : kapasitas, status pengiriman Supplier Tier 2 Supplier Tier 1 Manufacturer Distributor Retail Outlet Keuangan : Term pebayaran Material : Bahan baku komponen, produk jadi Informasi : kapasitas, status pengiriman Gambar 2.1 Proses dari Supply Chain dan 3 Macam Aliran yang Dikelola Sumber : I Nyoman Pujawan (2005, p.5) Pada gambar di atas, terlihat bahwa supply chain management adalah koordinasi dari material, informasi dan arus keuangan di antara perusahaan yang berpartisipasi. Arus material melibatkan arus produk fisik dari pemasok sampai konsumen melalui rantai, sama baiknya dengan arus balik dari retur produk, layanan, daur ulang dan pembuangan. Arus informasi meliputi ramalan permintaan, transmisi pesanan dan laporan status pesanan. Arus keuangan meliputi informasi kartu kredit, syarat-syarat kredit, jadwal pembayaran, dan penetapan kepemilikan dan pengiriman. Salah satu faktor kunci untuk mengoptimalkan supply chain adalah dengan menciptakan alur informasi yang bergerak secara mudah dan akurat di antara jaringan atau mata rantai tersebut, dan pergerakan barang yang efektif dan efisien yang menghasilkan kepuasan maksimal pada para pelanggan (Indrajit dan

20 32 Djokopranoto, 2002, p.9). Dengan tercapainya koordinasi dari rantai supply perusahaan, maka tiap channel dari rantai supply perusahaan tidak akan mengalami kekurangan barang juga tidak sampai kelebihan barang terlalu banyak Pelaku Supply Chain Management Menurut Chopra dan Meindl, (2007, p20) menyatakan persyaratan dalam supply chain dapat berarti hanya ada satu pelaku yang dihubungakan dalam setiap bagian supply chain. Dalam proses yang sebenarnya perushaan produsen dapat memiliki bahan baku dari beberapa pemasok dan juga dapat memasok produk ke berbagai distributor. Maka kebanyakan supply chain adalah sebuah jaringan. Hal ini dapat dilihat dari gambar 2.2. Gambar 2.2 Supply Chain Stages Sumber : Chopra dan Meindl (2007, p20) Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2003, pp.6-8) dalam supply chain ada beberapa pemain utama yang merupakan perusahaan-perusahaan yang mempunyai kepentingan di dalam arus barang, para pemain utama itu adalah : 1. Suppliers 2. Manufacturer 3. Distributors 4. Retail outlets 5. Customers

21 33 Proses mata rantai yang terjadi antar pemain utama itu antara lain sebagai berikut: Chain 1: Suppliers Jaringan bermula dari sini, yang merupakan sumber yang menyediakan bahan pertama, di mana mata rantai penyaluran barang akan mulai. Bahan pertama ini bisa dalam bentuk bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, bahan dagangan, subassemblies, suku cadang, dan sebagainya. Sumber pertama ini dinamakan suppliers. Dalam arti yang murni, ini termasuk juga suppliers suppliers atau subsuppliers. Jumlah suppliers bisa banyak atau sedikit, tetapi suppliers suppliers biasanya berjumlah banyak sekali. Inilah mata rantai yang pertama. Chain 1 2: Suppliers Manufacturer Rantai pertama dihubungkan dengan rantai yang kedua, yaitu manufacturer atau plants atau assembler atau fabricator atau bentuk lain yang melakukan pekerjaan membuat, memfabrikasi, mengasembling, merakit, mengkonversikan, atau pun menyelesaikan barang (finishing). Hubungan dengan mata rantai pertama ini sudah mempunyai potensi untuk melakukan penghematan. Misalnya, inventories bahan baku, bahan setengah jadi, dan bahan jadi yang berada di pihak suppliers, manufacturer, dan tempat transit merupakan target untuk penghematan ini. Tidak jarang penghematan sebesar 40%-60%, bahkan lebih, dapat diperoleh dari inventory carring cost di mata rantai ini. Dengan menggunakan konsep supplier partnering misalnya, penghematan dapat diperoleh. Chain 1 2 3: Suppliers Manufacturer - Distribution Barang sudah jadi yang dihasilkan oleh manufacturer sudah mulai harus disalurkan kepada pelanggan. Walaupun tersedia banyak cara untuk menyalurkan barang ke pelanggan, yang umum adalah melalui distributor dan ini biasanya ditempuh oleh sebagian besar supply chain. Barang dari pabrik melalui gudangnya disalurkan ke gudang distributor atau wholesaler atau pedagang besar dalam jumlah besar, dan pada waktunya nanti pedagang besar menyalurkan dalam jumlah yang lebih kecil kepada retailers atau pengecer. Chain : Suppliers Manufacturer Distribution Retail outlets

22 34 Pedagang besar biasanya mempunyai fasilitas gudang sendiri atau dapat juga menyewa dari pihak lain. Gudang ini digunakan untuk menimbun barang sebelum disalurkan lagi ke pihak pengecer. Sekali lagi di sini ada kesempatan untuk memperoleh penghematan dalam bentuk jumlah inventories dan biaya gudang, dengan cara melakukan desain kembali pola-pola pengiriman barang baik dari gudang manufacturer maupun ke toko pengecer (retail outlets). Chain : Suppliers Manufacturer Distribution Retail outlets - Customers Dari rak-raknya, para pengecer atau retailers ini menawarkan barangnya langsung kepada para pelanggan atau pembeli atau pengguna barang tersebut. Yang termasuk outlets adalah toko, warung, toko serba ada, pasar swalayan, toko koperasi, mal, club stores, dan sebagainya, pokoknya dimana pembeli akhir melakukan pembelian. Walaupun secara fisik dapat dikatakan bahwa ini merupakan mata rantai yang terakhir, sebetulnya masih ada satu mata rantai lagi, yaitu dari pembeli (yang mendatangi retail outlets tadi) ke real customers atau real user, karena pembeli belum tentu pengguna sesungguhnya. Mata rantai supply baru benar-benar berhenti setelah barang yang bersangkutan tiba di pemakai langsung (pemakai yang sebenarnya) barang atau jasa yang dimaksud Model Supply Chain Management Model dari supply chain dibagi menjadi dua macam, yaitu : 1. Push Based Supply Chain Yaitu model supply chain yang dilaksanakan di dalam pengantisipasian permintaan konsumen. 2. Pull Based Supply Chain Yaitu model dari supply chain yang dilaksanakan berdasarkan kebutuhan konsumen. Penentuan model dari supply chain sangat berguna pada saat pertimbangan keputusan strategik yang berkaitan dengan tahap strategi supply chain.

23 35 Suppliers Customers Supplier Supplier company Customers End Users Gambar 2.3 Model Supply Chain Sumber Indrajit dan Djokopranoto, 2002, pp8 Suppliers suppliers telah dimasukkan untuk menunjukkan hubungan y ang lengkap dari sejumlah perusahaan atau organisasi yang bersama-sama mengumpulk an atau mencari, mengubah, dan mendistribusi an barang dan jasa kepada pelanggan terakhir. Salah satu faktor kunci untuk mengoptimalkan supply chain adalah dengan menciptakan alur informasi yang bergerak secara mudah dan ak urat antara jaringan atau mata rantai tersebut dan pergerak an barang y ang efektif dan efisien y ang menghasilkan k epuasan mak simal. (Indrajit dan Djokopranoto, 2002, pp8-9) Strategi Supply Chain Management Di dalam tahap ini, perusahaan menentukan strategi kompetitif perusahaan dan strategi supply chain perusahaan. Kemudian perusahaan melakukan penyesuaian strategi supply chain dengan strategi kompetitif perusahaan. Penyesuaian strategi ini berarti bahwa kedua strategi, strategi kompetitif dan strategi supply chain mempunyai tujuan yang sama.terdapat tiga langkah dasar untuk mencapai kesesuaian strategi, yaitu : 1. Mengerti konsumen Untuk mengerti konsumen, perusahaan harus mengidentifikasikan segmentasi dari kebutuhan konsumen yang dilayani. Terdapat beberapa point yang perlu diperhatikan untuk mengerti konsumen, yaitu : Jumlah dari produk yang dibutuhkan dalam setiap segmen. Waktu respon yang konsumen bersedia tolelir. Varitas produk yang dibutuhkan.

24 36 Level pelayanan yang dibutuhkan. Harga produk. Tingkat keinginan inovasi produk. Setelah mengetahui keinginan konsumen, perusahaan dapat menentukan tingkat permintaan konsumen termasuk yang mana. Dibawah ini akan digambarkan spektrum dari tingkat permintaan konsumen. Gambar 2.4 Spektrum Tingkat Permintaan Konsumen Sumber : Chopra, 2004, p Mengerti supply chain Pada langkah ini, kita menentukan tingkat daya tanggap dari supply chain. Tingkat daya tanggap supply chain termasuk kemampuan supply chain untuk melakukan hal-hal berikut : Tanggap terhadap permintaan pada rentang yang lebar. Waktu tenggang yang singkat. Mengatasi sejumlah besar variasi produk. Membangun produk-produk yang berinovasi tinggi. Mampu melakukan layanan pada tingkat yang sangat tinggi Gambar 2.5 Spektrum Tingkat Responsifitas Supply Chain Sumber: Chopra, 2004, p.36

25 37 3. Mencapai kesesuaian strategi Pada tahap ini, perusahaan melakukan penyesuaian strategi untuk memastikan bahwa supply chain sesuai dengan kebutuhan konsumen. Tingkat responsifitas dari supply chain haruslah konsisten dengan tingkat permintaan konsumen. Berikut dibawah ini akan digambarkan diagram tentang kesesuaian strategi: Gambar 2.6 Zona Kesesuaian Strategi Sumber:Chopra, 2004, p Kesesuaian antara Strategi Supply Chain dengan Kebijakan Taktis Tabel 2.1 Keputusan Taktis dan Strategi Supply Chain Keputusan taktis Efisien Responsif Lokasi Fasilitas Tempat pabrik di negara yang ongkos tenaga kerjanya murah. Cari lokasi yang dekat dengan pasar, punya akses tenaga terampil dan teknologi yang memadai

26 38 Sistem produksi Sistem produksi harus Tingkat utilitas sistem produksi fleksibel dan ada kapasitas harus tinggi ekstra Persediaan Transportasi Pasokan Perlu upaya meminimasi tingkat persediaan Pengiriman TL/CL atau subkontakkan ke pihak ketiga Pilih supplier dengan harga dan kualitas sebaai kriteria utama Diperlukan persediaan pengaman yang cukup di lokasi yang tepat Diperlukan transportasi cepat. Bila perlu tetapkan kebijakan LTL/LCL Pilih supplier berdasarkan kecepatan, fleksibelitas, dan kualitas Gunakan modular design Pengembangan dan tunda diferensiasi Fokus ke minimasi ongkos produk produk sebisa mungkin (postponement) Sumber: I Nyoman Pujawan, 2005, p Prinsip prinsip dasar supply chain management Menurut Anatan dan Ellitan (2008, p.46), prinsip manajemen rantai pasokan pada dasarnya merupakan sinkronisasi dan koordinasi aktivitas-aktivitas yang terkait dengan aliran material/produk, baik yang ada dalam suatu organisasi maupun antar organisasi. Sebuah rantai pasokan tidak hanya semata-mata aliran material atau produk namun juga aliran informasi yang menjadi suatu hal yang penting karena informasi dan data selalu dibutuhkan setiap waktu. Supply Chain Management adalah pengelolaan informasi,barang dan jasa mulai dari pemasok paling awal sampai ke konsumen paling akhir dengan menggunakan pendekatan sistem yang terintegrasi dengan tujuan yang sama. Berdasarkan itu,maka prinsip dasar SCM seharusnya meliputi 5 hal,yaitu : 1. Prinsip Integrasi.

27 39 Semua elemen yang terlibat dalam rangkaian SCM dalam satu kesatuan yang kompak dan menyadari adanya saling ketergantungan. 2. Prinsip jejaring. Artinya semua elemen berada dalam hubungan kerja yang selaras. 3. Prinsip ujung ke ujung Artinya proses operasinya mencakup elemen pemasok yang paling hulu sampai ke konsumen yang paling hilir. 4. Prinsip saling tergantung Setiap elemen dalam SCM menyadari bahwa untuk mencapai manfaat bersaing diperlukan kerja sama yang salng menguntungkan. 5. Prinsip komunikasi Artinya keakuratan data menjadi daerah dalam jaringan untuk menjadikan ketepatan informasi dan material Penggerak Supply Chain Supply chain memiliki penggerak yang sangat berpengaruh terhadap performa supply chain. Menurut Chopra dan Meindl (2004, pp51-64) penggerak supply chain adalah sebagai berikut 1. Inventory Inventory adalah semua bahan-bahan mentah, dalam proses, dan barang-barang yang telah diselesaikan. Inventory merupakan salah satu penggerak supply chain yang penting karena perubahan kebijakan inventory dapat mengubah secara drastis tingkat responsifitas dan efisiensi supply chain. (Chopra dan Meindl, 2004, p.52) Komponen dari keputusan mengenai inventory adalah (Chopra dan Meindl, 2004, pp.57-58): a. Cycle inventory Cycle inventory adalah jumlah rata-rata dari inventory yang digunakan untuk memenuhi permintaan dalam suatu waktu. Misal dalam sebulan memerlukan 10 buah truk bahan baku, perusahaan bisa saja memesan 10 truk bahan baku dalam sekali pesan atau bisa memesan 1 truk bahan baku yang dipesan tiap 3 hari. Ini tergantung dari strategi supply chain apa yang mereka terapkan (responsive atau efisiensi) dengan memperhitungkan ordering cost (biaya pesan) dan holding cost (biaya penyimpanan).

28 40 b. Safety Inventory Safety Inventory adalah inventory yang dibuat untuk berjaga-jaga terhadap perkiraan akan kelebihan permintaan. Ini digunakan untuk mengatasi ketidakpastian akan permintaan yang tinggi. c. Seasional inventory Seasional inventory adalah inventory yang dibuat untuk mengatasi keragaman yang dapat diprediksi dalam permintaan. Perusahaan yang menggunakan seasional inventory akan membangun inventory mereka pada periode permintaan akan barang rendah dan menyimpannya untuk periode permintaan akan barang menjadi tinggi, dimana pada saat permintaan tinggi dimana mereka tidak dapat memproduksi semua barang untuk memenuhi permintaan. 2. Transportasi Transportasi yaitu memindahkan inventory dari titik ke titik dalam supply chain. Transportasi terdiri dari banyak kombinasi dari model dan bentuk, yang memiliki keunggulan masing-masing. Pemilihan transportasi juga mempunyai dampak yang besar dalam tingkat responsifitas dan efisiensi supply chain. (Chopra dan Meindl,2004, p.52). Komponen dari keputusan mengenai transportasi adalah (Chopra dan Meindl,2004, pp.5960): a. Modes of Transportation Modes of Transportation adalah cara-cara dimana sebuah produk dipindahkan dari satu lokasi dalam jaringan supply chain ke tempat lain. Terdapat 5 cara dasar transportasi yang dapat dipilih yaitu: 1. Udara Udara merupakan cara transportasi yang pling cepat, tetapi memiliki biaya yang mahal. 2. Truk Truk cara yang paling relatif cepat dan mudah dengan fleksibilitas tinggi. 3. Kereta Kereta cara yang mudah yang digunakan untuk jumlah barang yang besar. 4. Kapal Kapal cara yang paling lambat tetapi sering menjadi pilihan yang paling ekonomis untuk pengiriman dalam jumlah yang besar ke luar negeri.

29 41 5. Pipa saluran Pipa saluran biasanya digunakan untuk menyalurkan minyak dan gas. 6. Route and network Route adalah jalur jalan dimana sebuah produk dikirimkan dan network adalah sebuah kumpulan lokasi dan route dimana produk dapat dikirimkan. Perusahaan membuat beberapa keputusan mengenai route pada saat langkah desain supply chain. b. house or outsource Secara tradisional, kebanyakan fungsi transportasi dilakukan oleh perusahan sendiri, namun pada saat ini banyak yang telah dilimpahkan perusahaan lain (Outsourced). 1. Fasilitas Fasilitas adalah tempat-tempat dalam jaringan supply chain dimana inventory disimpan, dirakit atau diproduksi. Dua jenis umum fasilitas adalah tempat produksi dan tempat penyimpanan. Bila perusahaan memilih tingkat efisiensi tinggi, maka memiliki lebih sedikit gudang. Jadi penentuan fasilitas mempunyai dampak yang besar dalam tingkat responsifitas dan efisiensi supply chain. (Chopra dan Meindl, 2004, p.52): Komponen dari keputusan mengenai fasilitas adalah (Chopra dan Meindl, 2004, pp.61-62): a. Location Penentuan keputusan dimana suatu perusahaan menentukan lokasi fasilitasnya merupakan bagian yang sangat besar dalam langkah desain supply chain. Penentuan lokasi secara ekonomis, sedangkan penentuan lokasi secara desentralisasi akan menjadi lebih responsif dalam permintaan konsumen b. Capacity Perusahaan juga harus menentukan seberapa kapasitas dari fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Sejumlah besar kapasitas akan menjadikan perusahaan tersebut menjadi lebih responsif, demikian pula sebaliknya. c. Operating Disini digambarkan bagaimana metode perusahaan dalam memproduksi barang, apakah mesin yang dipakai untuk membuat produk itu bersifat fleksibel, maksudnya adalah mesin tersebut juga dapat pula digunakan

30 42 untuk membuat produk yang lain (responsive) yang biasanya mesin itu relatif mahal atau menggunakan mesin yang dapat membuat 1 macam produk saja (efisien). d. Warehouse methodology 1. Storage Stock Keping Unit (SKU) Gudang tradisional yang menyimpan segala macam produk dalam satu tempat. 2. Job Lot Storage Yaitu suatu metode penyimpanan persediaan dimana semua produkproduk yang berbeda dibutuhkan untuk suatu pekerjaan khusus atau memuaskan konsumen tipe khusus, disimpan bersama-sama. 3. Crossdocking Yaitu sebuah metode, dimana barang sebenarnya tidak disimpan dalam fasilitas (gudang) perusahaan. Truk dari pemasok barang, tiap-tiap hari truk tersebut membawa jenis-jenis yang berbeda dari barang yang dipesan yang diangkut menuju fasilitas perusahaan, kemudian dari sana dipecah menjadi bagian-bagian kecil dan dengan cepat diangkut ke retailer menggunakan truk-truk yang berisi barang-barang yang beragam dari truk-truk sebelumnya. 2. Informasi Informasi terdiri dari data dan analisis berkaitan dengan inventory, transportasi, fasilitas, dan pelanggan diseluruh supply chain. Informasi menyajikan pihak manajemen kesempatan untuk membuat supply chain lebih responsif dan efisien. Informasi secara potensial adalah penggerak terbesar performa supply chain. (Chopra dan Meindl, 2004,p.52) Komponen dari keputusan mengenai informasi adalah (Chopra dan Meindl, 2004, pp.62-64): 1. Push versus Pull Sistem push biasanya menggunakan MRP untuk jadwal produksi, jadwal kepada pemasoknya untuk menentukan kapan, jenis dan banyak barang yang dikirimkan ke perusahaan, sedangkan tipe pull menggunakan informasi atas permintaan aktual konsumen, sehingga perusahaan dapat dengan tepat memenuhi permintaan tersebut.

31 43 2. Cordinating and Information sharing Koordinasi dari supply chain terjadi ketika semua tingkatan dari supply chain bekerja menuju tujuan yaitu memaksimalkan keuntungan total supply chain dibandingkan dengan bekerja sendiri-sendiri. Kekurangan koordinasi berpengaruh pada kerugian yang besar atas keuntungan supply chain. Ini bisa dilakukan dengan pertukaran data antara tiap-tiap bagian dalam supply chain itu sendiri. 3. Forecasting and Aggregate Planning Forecasting adalah suatu ilmu pengetahuan dan seni untuk membuat rencana mengenai kebutuhan masa depan dan kondisinya. Forecasting (peramalan) ini digunakan dalam pengambilan keputusan. Setelah menciptakan peramalan, maka perusahaan aggregate planning, yang mengubah peramalan menjadi rencana aktivitas untuk memenuhi permintaan yang telah diperhitungkan. 4. Enabling Technlogies Untuk mencapai informasi sharing dan integrasi dalam supply chain, maka terdapat teknologi-teknologi yang digunakan yaitu : Electronic Data Interchange (EDI) EDI memungkinkan perusahaan menjadi lebih efisien, juga menurunkan waktu yang dibutuhkan produk untuk sampai kepada konsumen, transaksi menjadi lebih akurat dan lebih cepat dibandingkan tanpa EDI. The Internet Internet sendiri mendukung pengunaan EDI. Dengan internet maka akan menjadi sebuah faktor yang penting dalam supply chain. Enterprise Resources Planning (ERP) system Sistem ERP ini menyediakan pelacakan transaksi dan kemampuan melihat secara keseluruhan atas informasi dari tiap-tiap bagian perusahaan dan memungkinkan supply chain membuat keputusan yang cerdas

32 Tantangan dalam Mengelola Supply Chain Menurut I Nyoman Pujawan (2005, pp.17-19) dalam mengelola supply chain terdapat dua tantangan terbesar yaitu : 1. Kompleksitas. Kompleksitas muncul akibat banyaknya pihak yang terlibat pada suatu supply chain. 2. Ketidakpastian Ketidakpastian bisa berasal dari arah permintaan, dari arah supplier, maupun internal perusahaan hambatan dalam Mencapai Kesesuaian Strategi Seringkali perusahaan menemukan hambatan-hambatan dalam mencapai kesesuaian strategi. Hambatan-hambatan itu antara lain adalah (Chopra, 2001, p.60): 1. Meningkatnya keanekaragaman produk. Meningkatknya tingkat keanekaragaman produk menyulitkan supply chain yaitu pembuatan peramalan dengan pertemuannya dengan permintaan akan menjadi lebih sulit. 2. Menurunnya siklus hidup produk. Penurunan siklus hidup produk akan membuat pekerjaan penyesuaian strategi akan menjadi lebih sulit. Siklus hidup produk yang makin pendek akan meningkatkan ketidakpastian. Peningkatan ketidakpastian dikombinasikan dengan kesempatan yang kecil akan menambah tekanan terhadap supply chain untuk berkoordinasi dan menciptakan pasangan yang baik antara permintaan dan penawaran. 3. Meningkatnya permintaan konsumen. Peningkatan permintaan konsumen akan berpengaruh terhadap meningkatnya waktu tunggu, biaya, dan daya guna produk. Permintaan konsumen sekarang ini adalah pemenuhan produk yang lebih cepat, kualitas dan daya guna yang lebih baik untuk harga yang sama. Pertumbuhan permintaan konsumen yang sangat hebat ini berarti supply chain harus menyediakan lebih dari pada mempertahankan bisnis itu sendiri.

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Supply Chain Management 2.1.1 Pengertian Supply Chain Definisi supply chain menurut Indrajit dan Djokopranoto (2002, p.5) adalah : Supply chain (rantai pengadaan)

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Supply Chain Management Pembahasan yang berkaitan tentang Supply Chain Management sudah banyak diangkat dalam penulisan penulisan sebelumnya. Menurut Fortune Megazine (artikel

Lebih terperinci

MANAJEMEN OPERASIONAL. BAB VI Supply Chain

MANAJEMEN OPERASIONAL. BAB VI Supply Chain MANAJEMEN OPERASIONAL BAB VI Supply Chain Pengertian Supply Chain Supply chain adalah jaringan perusahaan yang bekerja sama untuk menciptakan dan mengantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir. Perusahaan-

Lebih terperinci

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem SCM. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran

Lebih terperinci

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran Internet

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #2

Pembahasan Materi #2 Materi #2 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan Materi #2 2 Konsep Dasar Pemain Utama SC Pengelolaan Aliran SC The Interenterprise Supply Chain Model Inventory Optimalisasi Rantai Pasokan Push & Pull

Lebih terperinci

Supply Chain Management. Tita Talitha,MT

Supply Chain Management. Tita Talitha,MT Supply Chain Management Tita Talitha,MT 1 Materi Introduction to Supply Chain management Strategi SCM dengan strategi Bisnis Logistics Network Configuration Strategi distribusi dan transportasi Inventory

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Teori Tentang Distribusi 2.1.1. Pengertian Distribusi Kebanyakan produsen bekerja sama dengan perantara pemasaran untuk menyalurkan produk-produk mereka ke pasar. Mereka membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan manajemen untuk memberikan terobosan yang strategis untuk tetap dapat mengembangkan

Lebih terperinci

TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT disusun oleh : NANANG PURNOMO 11.21.0616 S1 TI-TRANSFER JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2012

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM ) Prof. Made Pujawan

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM ) Prof. Made Pujawan SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM ) Prof. Made Pujawan Pendahuluan Pelaku industri mulai sadar bahwa untuk menyediakan produk yang murah, berkualitas dan cepat, perbaikan di internal perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

Bab 3 Faktor Pengendali Supply Chain

Bab 3 Faktor Pengendali Supply Chain Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Bab 3 Faktor Pengendali Supply Chain Dr. Eko Ruddy Cahyadi 3-1 Pengendali kinerja Supply Chain Fasilitas Persediaan Transportasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Supply Chain Management 2.1.1 Pengertian Supply Chain Management Definisi Suppy Chain, menurut Idrajit dan Djokopranoto (2002, p5) adalah Suppy chain (rantai pengadaan) adalah

Lebih terperinci

BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN

BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN Dalam Bab ini akan dibahas teori-teori yang berhubungan dengan strategi rantai pasok yang diterapkan di perusahaan distribusi dan akan digunakan dalam menganalisis permasalahan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Definisi Supply Chain dan Supply Chain Management

II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Definisi Supply Chain dan Supply Chain Management II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Definisi Supply Chain dan Supply Chain Management Menurut Punjawan (2005) definisi dari supply chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan

Lebih terperinci

KONSEP SISTEM INFORMASI

KONSEP SISTEM INFORMASI CROSS FUNCTIONAL MANAGEMENTS Materi Bahasan Pertemuan 6 Konsep Dasar CRM Contoh Aliran Informasi CRM Konsep Dasar SCM Contoh Aliran Informasi SCM 1 CRM Customer Relationship Management Konsep Dasar CRM

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Supply Chain Management Pada saat ini perusahaan-perusahaan tak terkecuali perusahaan agribisnis, dituntut untuk menghasilkan suatu produk

Lebih terperinci

Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ.

Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ http://adamjulian.web.unej.ac.id/ A. Supply Chain Proses distribusi produk Tujuan untuk menciptakan produk yang tepat harga, tepat kuantitas, tepat kualitas, tepat

Lebih terperinci

Deskripsi Mata Kuliah

Deskripsi Mata Kuliah Materi #1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Deskripsi Mata Kuliah 2 Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management/SCM) merupakan mata kuliah yang akan membahas pengelolaan kegiatan-kegiatan dalam rangka

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI Modul ke: 05 KEWIRAUSAHAAN III Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III Fakultas SISTIM INFORMASI Endang Duparman Program Studi INFORMATIKA www.mercubuana.a.cid EVALUASI RENCANA PRODUKSI

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT SUPPLY CHAIN MANAGEMENT Disusun Oleh: Puput Resno Aji Nugroho (09.11.2819) 09-S1TI-04 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) AMIKOM YOGYAKARTA Jalan

Lebih terperinci

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN. Suhada, ST, MBA

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN. Suhada, ST, MBA MANAJEMEN RANTAI PASOKAN Suhada, ST, MBA MATERI Supply Chain Supply Chain Management ERP MODULES (POSISI SCM, CRM) ERP Modules (Posisi SCM, CRM) SUPPLY CHAIN Sebuah rangkaian atau jaringan perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab II Tinjauan Pustaka ini berisi tentang konsep aktivitas supply chain, Inventory Raw material, Inventory Cost, dan formulasi Basnet dan Leung. 2.1 Supply Chain Semua perusahaan

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #1

Pembahasan Materi #1 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Istilah Definisi SCM Ruang Lingkup SCM Model Umum SCM Dasar Pemikiran SCM Tingkat Kepentingan SCM Teknik Penerapan SCM Efektifitas SCM Keuntungan SCM 6623

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 23 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Supply Chain Management 3.1.1 Definisi Supply Chain Management Pengertian Supply Chain Management menurut para ahli, antara lain: 1. Levi, et.al (2000) mendefinisikan Supply

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM)

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) INTRODUCTION T I P F T P U B KONTRAK 50 % UTS 30 % Tugas 20 % Kuis/ present WHAT IS SUPPLY CHAIN? Sebuah rantai pasokan yang terdiri dari semua pihak yang terlibat, secara

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Era 1960-an Era Produksi Masal Mobil Ford Model T berwarna Hitam Mengutamakan jumlah output per satuan waktu Kuncinya : Produktivitas, Efisiensi, dan Utilitas Sistem Produksi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kurun waktu terakhir, persaingan dalam bidang ekonomi semakin kuat. Dipengaruhi dengan adanya perdagangan bebas, tingkat kompetisi menjadi semakin ketat. Hal

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT. Rantai Suplai /pasok adalah nama lain untuk menyebutkan seluruh proses bisnis

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT. Rantai Suplai /pasok adalah nama lain untuk menyebutkan seluruh proses bisnis SUPPLY CHAIN MANAGEMENT Rantai Suplai /pasok adalah nama lain untuk menyebutkan seluruh proses bisnis 1 Literatur SCM I Nyoman Pujawan, Supply Chain Management, Guna Widya, ITS Sby Lina Anatan, Lenna Ellitan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Peningkatan persaingan industri baik industri manufaktur maupun industri jasa akibat adanya perdagangan bebas menyebabkan seluruh industri berusaha untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi Manajemen Rantai Pasokan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi Manajemen Rantai Pasokan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Manajemen Rantai Pasokan a. Definisi Manajemen Rantai Pasokan Supply Chain Management (SCM) merupakan serangkaian aktivitas yang terintegrasi, dari pengadaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 1: INTRODUCTION

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 1: INTRODUCTION MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 1: INTRODUCTION By: Rini Halila Nasution, ST, MT TUJUAN Setelah mengikuti perkuliahan Manajemen Logistik & Supply Chain Management, mahasiswa diharapkan

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Persediaan merupakan aset terbesar yang dimiliki supply chain. Banyak perusahaan yang memiliki nilai persediaanya melebihi 25% dari nilai keseluruhan aset. Manajemen persediaan

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT MAKALAH E-BUSINESS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT disusun oleh : Nama : Frizky Ramadhan NIM : 08.11.2135 Kelas : S1TI-6D JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Manajemen Operasional Menurut Richard B. Chase (2004, p6), Operations management is defined as the design, operation, and improvement of the system

Lebih terperinci

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Rantai Pasokan

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Rantai Pasokan Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I Pengelolaan Rantai Pasokan 1 Rantai Pasok(Supply Chain) Suatu konsep atau mekanisme untuk meningkatkan produktivitas total perusahaan dalam rantai suplai melalui optimalisasi

Lebih terperinci

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2 ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2 outline Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Rantai Pasok, SCM dan ERP Kebutuhan dan Manfaat Sistem Terintegrasi Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Sub Bab

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. untuk kegiatan proses produksinya yang efektif dan efisien memerlukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. untuk kegiatan proses produksinya yang efektif dan efisien memerlukan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Management Operasional Management operasional (MO) merupakan suatu ilmu yang dapat di diterapkan pada berbagai jenis bidang usaha seperti rumah sakit, perguruan

Lebih terperinci

Hakikat Rantai Pasokan

Hakikat Rantai Pasokan 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Hakikat Rantai Pasokan 2 Jaringan organisasi yang menyangkut hubungan ke hulu (upstreams) dan ke hilir (downstreams), dalam proses dan kegiatan yang berbeda yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2009:7) manajemen adalah aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #5

Pembahasan Materi #5 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Latar Belakang Kunci Sukses SCM Manajemen Logistik Fungsi dan Kegunaan Pengendalian Logistik Konvensional dan Logistik Mengelola Jaringan SC Strategi Proses

Lebih terperinci

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan perancangan dan pengelolaan rantai pasok dalam organisasi 1. Rancangan rantai pasok dalam organisasi 2. Rantai pasok pada

Lebih terperinci

Dwi Hartanto, S,.Kom 03/04/2012. E Commerce Pertemuan 4 1

Dwi Hartanto, S,.Kom 03/04/2012. E Commerce Pertemuan 4 1 1.Pengertian E Market Place 2.Pertimbangan Bergabung g ke dalam E Market Place Suatu lokasi diinternet, di mana suatu perusahaan dapat memperoleh atau memberikan informasi, mulai transaksi pekerjaan, atau

Lebih terperinci

Mendefinisikan dan menggambarkan proses bisnis dan hubungan mereka dengan sistem informasi. Menjelaskan sistem informasi yang mendukung fungsi bisnis

Mendefinisikan dan menggambarkan proses bisnis dan hubungan mereka dengan sistem informasi. Menjelaskan sistem informasi yang mendukung fungsi bisnis Mendefinisikan dan menggambarkan proses bisnis dan hubungan mereka dengan sistem informasi. Menjelaskan sistem informasi yang mendukung fungsi bisnis utama: penjualan dan pemasaran, manufaktur dan produksi,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

Disain Jejaring (Network Design)

Disain Jejaring (Network Design) Disain Jejaring (Network Design) McGraw-Hill/Irwin Copyright 2013 by The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved. Gambaran Disain Jejaring Jejaring Fasilitas Perusahaan Kebutuhan pergudangan Analisis

Lebih terperinci

: Yan Ardiansyah NIM : STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

: Yan Ardiansyah NIM : STMIK AMIKOM YOGYAKARTA KARYA ILMIAH E-BUSSINESS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT disusun oleh : Nama : Yan Ardiansyah NIM : 08.11.2024 Kelas : S1TI-6C JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Nastiti (UMM:2001) judul: penerapan MRP pada perusahaan tenun Pelangi lawang. Pendekatan yang digunakan untuk pengolahan data yaitu membuat Jadwal

Lebih terperinci

I. SISTEM BISNIS ENTERPRISE

I. SISTEM BISNIS ENTERPRISE Manajemen & SIM 2 Bisnis Elektronik Hal. 1 SISTEM BISNIS ELEKTRONIK Definisi Bisnis Elektronik Saat ini dunia perdagangan tidak lagi dibatasi dengan ruang dan waktu. Mobilitas manusia yang tinggi menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain bersaing dalam dunia pasar yang semakin memunculkan teknologi informasi yang canggih, perusahaan juga

Lebih terperinci

A. Pengertian Supply Chain Management

A. Pengertian Supply Chain Management A. Pengertian Supply Chain Management Supply Chain adalah adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir.

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning

Enterprise Resource Planning MODUL PERKULIAHAN Enterprise Resource Planning Supply Chain Management and Customer Relationship Management Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Sistem Informasi Sistem Informasi 04 MK18046

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Perusahaan melakukan kegiatan pemasaran pada saat perusahaan ingin memuaskan kebutuhannya melalui sebuah proses transaksi. Pemasaran juga

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 6 BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 2.1 Value Chain Setiap perusahaan merupakan sekumpulan aktivitas yang dipergunakan untuk mendesain, memproduksi, memasarkan, mengantarkan dan mendukung produk yang dihasilkan.

Lebih terperinci

Manajemen Rantai Pasok -Strategi SCM (2) TIP FTP UB 2016

Manajemen Rantai Pasok -Strategi SCM (2) TIP FTP UB 2016 Manajemen Rantai Pasok -Strategi SCM (2) TIP FTP UB 2016 Strategi Kompetitif-Strategi Supply Chain Strategi Kompetitif : strategi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan/keinginan konsumen melalui barang dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan perancangan dan pengelolaan rantai pasok dalam organisasi 1. Integrasi rantai pasok dalam organisasi 2. Dinamika rantai

Lebih terperinci

Informasi harus memeiliki karakteristik seperti di bawah ini agar berguna dalam mengambil keputusan pada rantai pasok :

Informasi harus memeiliki karakteristik seperti di bawah ini agar berguna dalam mengambil keputusan pada rantai pasok : 16.1 PERAN IT DALAM RANTAI PASOK Teknologi informasi adalah poros dan kunci sukses dalam supply chain karena teknologi informasi dapat menciptakan integrasi dan koordinasi pada ranrai pasok. Informasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi telah mendorong terciptanya persaingan yang sengit diantara para pelaku bisnis di setiap bidang. Kemampuan perusahaan dalam merespon perubahan secara cepat

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Informasi menjadi dasar pelaksanaan proses rantai pasok dan dasar bagi manajer dalam membuat keputusan. Menurut cophra dan meindl(2007) informasi harus memiliki karakteristik:

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 2: STRATEGI SUPPLY CHAIN

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 2: STRATEGI SUPPLY CHAIN MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 2: STRATEGI SUPPLY CHAIN By: Rini Halila Nasution, ST, MT DEFINISI Strategi merupakan kumpulan berbagai keputusan dan aksi yang dilakukan oleh suatu

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Rantai Pasok Menurut Pujawan (2005), rantai pasok adalah jaringan perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan

Lebih terperinci

Information Systems. Sistem Informasi untuk Keuntungan Kompetitif 16/10/2012 8:56

Information Systems. Sistem Informasi untuk Keuntungan Kompetitif 16/10/2012 8:56 Information Systems for Competitive Advantage Sistem Informasi untuk Keuntungan Kompetitif Tujuan Mengetahui model sistem umum (general system) perusahaan Memahami model lingkungan delapan elemen (eightelements

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Marketing Mix Kotler (Jilid 1, 2005: 17) menjelaskan bahwa bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Manajemen inventory merupakan suatu faktor yang penting dalam upaya untuk mencukupi ketersediaan stok suatu barang pada distribusi dan

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #11

Pembahasan Materi #11 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Konsep, Pengelolaan, Kolaborasi SCM Sistem Informasi Terpadu Tahapan Evolusi Pengembangan Aspek Pengembangan 6623 - Taufiqur Rachman 1 Konsep SCM 3 SCM Memperlihatkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Serangkaian kegiatan yang menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Waktu merupakan salah satu inti dari masalah logistik. Bagi pelanggan waktu adalah layanan yang dibutuhkan, sedangkan bagi penjual barang waktu adalah biaya. Sehingga

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka Bab ini berisi tentang landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Sehingga ada tiga pembahasan utama dalam bab ini yang akan menjadi landasan teori untuk pemecahan

Lebih terperinci

SCM dalam E-Business. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business

SCM dalam E-Business. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business Supply Chain Management Pengertian supply adalah sejumlah material yang disimpan dan dirawat menurut aturan tertentu dalam tempat persediaan agar

Lebih terperinci

RANGKUMAN SIM Ch. 9 MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEINTIMAN PELANGGAN MELALUI APLIKASI PERUSAHAAN

RANGKUMAN SIM Ch. 9 MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEINTIMAN PELANGGAN MELALUI APLIKASI PERUSAHAAN RANGKUMAN SIM Ch. 9 MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEINTIMAN PELANGGAN MELALUI APLIKASI PERUSAHAAN (Achieving Operational Excellence and Customer Intimacy: Enterprise Applications) Rangkuman ini akan

Lebih terperinci

STRATEGI RANTAI PASOKAN

STRATEGI RANTAI PASOKAN STRATEGI RANTAI PASOKAN Terdapat lima strategi yang dapat dipilih perusahaan untuk melakukan pembelian kepada supplier yaitu adalah sebagai berikut : 1. Banyak Pemasok (Many Supplier) Strategi ini memainkan

Lebih terperinci

Rantai Suplai /pasok adalah nama lain untuk menyebutkan seluruh proses bisnis. Literatur SCM

Rantai Suplai /pasok adalah nama lain untuk menyebutkan seluruh proses bisnis. Literatur SCM SUPPLY CHAIN MANAGEMENT Rantai Suplai /pasok adalah nama lain untuk menyebutkan seluruh proses bisnis 1 Literatur SCM I Nyoman Pujawan, Supply Chain Management, Guna Widya, ITS Sby Lina Anatan, Lenna Ellitan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Simulasi 2.1.1. Pengantar Simulasi Dalam dunia manufaktur, simulasi digunakan untuk menentukan schedule produksi, inventory level, dan prosedur maintenance, merencanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan yang mantap sesuai dengan tujuan dan harapan harapan awal dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan yang mantap sesuai dengan tujuan dan harapan harapan awal dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang bersifat khusus untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu, dan sumber daya yang terbatas (Ilmu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Ir. Rini Anggraini

Lebih terperinci

Bab 2 Strategy Supply Chain

Bab 2 Strategy Supply Chain Bab 2 Strategy Supply Chain 2.1 Definisi Strategi Supply Chain Strategi akan mengarahkan jalannya organisasi ke tujuan jangka panjang yang ingin dicapai. Strategi pada hakekatnya bukanlah sebuah keputusan

Lebih terperinci

Tinjauan Rencana Strategik Perusahaan terhadap Rencana StrategikFungsional

Tinjauan Rencana Strategik Perusahaan terhadap Rencana StrategikFungsional Strategi Supply Chain StrategiPerusahaan Strategi adalah proses dimana rencana di formulasikan untuk memposisikan perusahaan guna mencapai tujuannya. Strategi dimulai dengan pernyataan yang jelas mengenai

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

BAB 3 PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT BAB 3 PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT 3.1 Pendahuluan Dalam perspektif supply chain, perancangan produk baru adalah salah satu fungsi vital yang sejajar dengan fungsi-fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini perusahaan dituntut untuk mampu menghadapi persaingan baik dari perusahaan lokal maupun perusahaan luar negeri. Ditambah lagi dengan adanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Manajemen Logistik Menurut Bowersox (2000: 13), manajemen logistik dapat didefinisikan sebagai proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan barang, suku

Lebih terperinci

SISTEM BISNIS DENGAN ELEKTRONIK

SISTEM BISNIS DENGAN ELEKTRONIK SISTEM BISNIS DENGAN ELEKTRONIK SISTEM E-BUSINESS E-Business (Electronic Business) adalah kegiatan bisnis yang dilakukan secara otomatis dengan mamanfaatkan teknologi elektronik seperti komputer dan internet.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom. Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Keunggulan Kompetitif

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom. Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Keunggulan Kompetitif Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Supply Chain Management pada hakekatnya adalah jaringan organisasi yang menyangkut hubungan ke hulu (upstream) dan ke

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi, Analisis Sistem, dan Perancangan Sistem 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Perancangan jaringan supply chain merupakan kegiatan strategis yang perlu dilakukan. Tujuanya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang permintaanya berubah secara dinamis

Lebih terperinci

Bab 9 KONSEP e SUPPLY CHAIN DALAM SISTEM INFORMASI KORPORAT TERPADU

Bab 9 KONSEP e SUPPLY CHAIN DALAM SISTEM INFORMASI KORPORAT TERPADU Bab 9 KONSEP e SUPPLY CHAIN DALAM SISTEM INFORMASI KORPORAT TERPADU Sistem Informasi Korporat Terpadu Konsep manajemen supply chain memperlihatkan adanya proses ketergantungan antara berbagai perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. secara efektif dan efisien. Dalam rangka ini dikembangkan pemikiran-pemikiran dan

BAB II LANDASAN TEORI. secara efektif dan efisien. Dalam rangka ini dikembangkan pemikiran-pemikiran dan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Produksi dan Operasi Pada dewasa ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha dan semakin maju cara-cara yang dikembangkan untuk mencapai tujuan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. fleksibilitas dalam supply chain mereka. Pada prinsipnya manajemen supply chain adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. fleksibilitas dalam supply chain mereka. Pada prinsipnya manajemen supply chain adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi kompetisi bisnis, diperlukan kemampuan untuk mengakomodasikan ketidakpastian internal maupun eksternal dalam mengambil keputusan. Ketidakpastian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembangnya teknologi saat ini, banyak perusahaan semakin memanfaatkan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembangnya teknologi saat ini, banyak perusahaan semakin memanfaatkan teknologi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar perusahaan pada saat ini semakin ketat. Dimana semakin berkembangnya teknologi saat ini, banyak perusahaan semakin memanfaatkan teknologi yang ada

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI 1 Sistem akuntansi memainkan peranan penting dalam mengukur kegiatan dan hasil kerja dari kegiatan tersebut, juga dalam menentukan reward

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PADA PERUSAHAAN

SISTEM INFORMASI PADA PERUSAHAAN SISTEM INFORMASI PADA PERUSAHAAN Level Sistem Informasi pada Perusahaan Sistem dalam suatu perusahaan terbagi menjadi empat level, yaitu: Operasional ( Operational-level Systems ) Pengetahuan ( Knowledge-level

Lebih terperinci

Bab I : Peramalan (Forecasting) Bab III : Manajemen Persediaan. Bab IV : Supply-Chain Management. Bab V : Penetapan Harga (Pricing)

Bab I : Peramalan (Forecasting) Bab III : Manajemen Persediaan. Bab IV : Supply-Chain Management. Bab V : Penetapan Harga (Pricing) 1 Bab I : Peramalan (Forecasting) Bab II : Manajemen Proyek Bab III : Manajemen Persediaan Bab IV : Supply-Chain Management Bab V : Penetapan Harga (Pricing) 2 3 Pelaku industri mulai sadar bahwa untuk

Lebih terperinci

Sistem Produksi. Produksi. Sistem Produksi. Sistem Produksi

Sistem Produksi. Produksi. Sistem Produksi. Sistem Produksi Sistem Produksi Sistem Produksi 84 Produksi Produksi disebut juga dengan istilah manufaktur merupakan salah satu fungsi dalam perusahaan (fungsi lainnya a.l pemasaran, personalia, dan finansial). Produksi

Lebih terperinci

Penerapan E-Supply Chain Management Pada Industri (Studi Kasus Pada PT Maitland-Smith Indonesia)

Penerapan E-Supply Chain Management Pada Industri (Studi Kasus Pada PT Maitland-Smith Indonesia) 19 Dinamika Teknik Juli Penerapan E-Supply Chain Management Pada Industri (Studi Kasus Pada PT Maitland-Smith Indonesia) Enty Nur Hayati, Mumpuni Wijiasih Fitriyah Dosen Program Studi Teknik Industri Fakultas

Lebih terperinci

SISTEM BISNIS ELEKTRONIK

SISTEM BISNIS ELEKTRONIK SISTEM BISNIS ELEKTRONIK Saat ini dunia perdagangan tidak lagi dibatasi dengan ruang dan waktu. Mobilitas manusia yang tinggi menuntut dunia perdagangan mampu menyediakan layanan jasa dan barang dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Jumlah Tenaga Kerja Penduduk Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2014)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Jumlah Tenaga Kerja Penduduk Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2014) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di bidang pertanian. Seperti yang terdapat pada Gambar 1.1, dari 110.804.042

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. semakin berkembangnya zaman, maka semakin tinggi pula tingkat inovasi

PENDAHULUAN. semakin berkembangnya zaman, maka semakin tinggi pula tingkat inovasi I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini semakin berkembangnya jumlah permintaan produk pangan, semakin berkembangnya zaman, maka semakin tinggi pula tingkat inovasi perusahaan untuk memproduksi pangan

Lebih terperinci

BAB II. organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga

BAB II. organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga BAB II A. Manajemen Operasi Manajemen Operasi membahas bagaimana membangun dan mengelola operasi suatu organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga pengendalian sistim

Lebih terperinci