BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi, Analisis Sistem, dan Perancangan Sistem Pengertian Sistem Informasi Sistem Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan (McLeod, 2001, p9). Informasi Informasi adalah data yang telah diproses atau data yang memiliki arti (McLeod, 2001, p123). Informasi adalah data yang telah dibentuk kedalam suatu bentuk yang mempunyai arti dan kegunaan bagi manusia (Laudon, 2002, p7). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang telah diproses sehingga mempunyai arti dan kegunaan bagi manusia. Sistem Informasi Sistem Informasi adalah komponen yang saling berhubunganyang bekerja bersamasama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan penyebaran informasi untuk mendukung pembuatab, koordinasi, control, analisis, dan visualisasi keputusan di dalam suatu organisasi (Laudon, 2002, p7) Pengertian Analisis Sistem Analisis sistem adalah penelitian terhadap sistem baru atau sistem yang sudah ada dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru atau diperbaharui (McLeod, 2001, p128). 5

2 6 Analisis sistem adalah analisis permasalahan dimana organisasi akan berusaha memecahkannya dengan sistem organisasi (Laudon, 2002, p316). Dari teori-teori diatas dapat disimpulkan bahwa analisis sistem adalah proses memahami sistem adalah proses memahami sistem dan masala yang ada dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru Pengertian Perancangan Sistem Perancangan Sistem adalah menentukan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru (McLeod, 2001, p130). Perancangan Sistem adalah menjelaskan bagaimana sistem akan menemukan kebutuhan informasi yang ditentukan oleh analisis sistem (Laudon, 2002, p318). Jadi dapat disimpulkan bawha perancangan sistem adalah proses dimana sistem menemukan kebutuhan yang diperlukan oleh sistem baru dari proses yang umum ke khusus. 2.2 Pengertian Internet, Intranet dan Ekstranet Internet Internet adalah singkatan dari Inter Connection Networking atau sering juga disebut cyber space. Internet adalah suatu organisasi bebas dari ribuan komputer (Oz, 2002, p4). Masing-masing jaringan ini menerima paling sedikit satu komputer yang mengarah ke sever. Internet mempunyai arti hubungan berbagai komputer dengan berbagai tipe yang membentuk sistem jaringan yang mencakup seluruh dunia (jaringan komputer global) dengan melalui jalur telekomunikasi. Internet dapat juga diartikan sebagai jaringan komunikasi yang mencakup seluruh dunia yang menyediakan sumbersumber informasi yang dapat diakses 24 jam oleh setiap penggunanya.

3 7 Jadi dapat disimpulkan internet adalah sebuah jaringan komputer global yang terhubung dalam satu jaringan komunikasi yang mengarah ke server. Dan dapat memberikan informasi yang dapat diakses 24 jam oleh penggunanya Intranet Menurut Turban (2000, p242) Intranet merupakan sebuah Local Area Network atau Web Area Network perusahaan yang menggunakan teknologi internet dan terlindung oleh firewall perusahaan. Sedangkan menurut Indrajit (2002, p187), intranet dapat diartikan sebagai jaringan internal perusahaan yang menghubungkan kantor pusat dengan kantor-kantor cabang yang terpisah secara geografis. Pengertian lain dari intranet, adalah sebuah penerapan teknologi internet dalam batas-batas jaringan internal organisasi. Ini berarti intranet juga menggunakan teknologi internet, seperti standar dan protokolnya, untuk memfasilitasi komunikasi elektronik antara bisnis dan proses-proses dalam organisasi. (CHAN Kah Sing, 2004, p61) Jadi kesimpulannya intranet adalah sebuah jaringan yang memiliki cakupan yang terbatas, tetapi memiliki konsep kerja yang mirip dengan internet, dan dapat digunakan untuk menghubungkan kantor pusat dengan kantor-kantor cabang yang terpisah secara geografis Ekstranet Menurut Turban (2000, p242), extranet adalah singkatan dari Extended Internet yaitu merupakan sebuah jaringan yang menghubungkan intranet-intranet dari berbagai lokasi yang menggunakan teknologi internet. Sedangkan menurut Indrajit (2002, p2002), ekstranet dapat pula diartikan sebagai jaringan yang dibangun sebagai alat komunikasi antar perusahaan dengan rekan bisnisnya.

4 8 Jadi dapat disimpulkan bahwa yang disebut sebagai ekstranet adalah, jaringan yang dibangun dari jaringan-jaringan intranet yang dihubungkan dengan internet, dengan fungsi sebagai alat komunikasi antar perusahaan dengan rekan bisnisnya. 2.3 Pengertian e-business dan e-commerce e-business Menurut Chaudhury & Kuilboer (2002, p31) e-bussines meliputi segala aktifitas dari sebuah perusahaan yang membuat e-commerce menjadi mungkin. E-business menurut Kalakota (dikutip oleh Chaudhury & Kuilboer, 2002, p31) mengartikannya sebagai a complex fussion of business processes enterprise application, and organizational structures necessary to create a high-performance business model. Jadi dapat diartikan bahwa e-bisnis adalah peleburan yang kompleks dari aplikasi proses bisnis perusahaan, dan struktur-struktur organisasional yang dibutuhkan untuk membangun sebuah model bisnis yang berteknologi tinggi. IBM (dikutip oleh Chaudhury & Kuilboer, 2002, p31) mendefinisikannya sebagai penggunaan teknologi internet untuk mengembangkan dan mengubah proses bisnis kunci. AMR Research (dikutip oleh Chaudhury & Kuilboer, 2002, p31) menggambarkan e- bisnis adalah sebuah kegiatan yang merupakan syarat dari tiga aktivitas: Supply chain management (manajemen rantai pasokan), enterprise management (manajemen perusahaan), dan customer management (manajemen pelanggan).

5 9 Supply Chain Management Logistics Distribution planning Demand planning and forecasting Warehouse management Enterprise Management Finance and administration Operations planning and execution Procurement Human resources Product development Inventory management Research and development Customer Management Sales Channel management Marketing automation Customer relationship management Personalization Gambar 2.1 Peranan E-Bisnis dalam perusahaan Diambil dari: e-business and e-commerce Infrastructure, e-commerce Menurut Turban (2000, p4) E-commerce adalah sebuah konsep yang menggambarkan proses dari membeli (buying), menjual (selling) atau pertukaran produk, jasa, dan informasi lewat jaringan komputer termasuk internet. E-Commerce memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Terjadinya transaksi antara dua belah pihak b. Adanya pertukaran barang, jasa, atau informasi c. Internet merupakan media utama dalam proses atau mekanisme perdagangan tersebut. Jenis E-Commerce Klasifikasi dari bidang e-commerce berdasarkan sifat dari transaksi (Turban, lee, king, chung, 2000, p11)

6 10 a. Business to Business (B2B) B2B meliputi transaksi Inter Organizational System (IOS) dan transaksi pasar elektronik antar organisasi b. Business to Consumer (B2C) Ini adalah transaksi retailing dengan pembeli individual. Jenis pembeli umum di Amazon.com adalah seorang konsumen atau pelanggan c. Consumer to Consumer (C2C) Dalam kategori ini, seorang konsumen menjual secara langsung kepada konsumen lain melalui internet d. Consumer to Business (C2B) Kategori ini meliputi para individu yang menjual barang atau jasa kepada organisasi, sebagaimana para individu yang mencaripenjual, berinteraksi dengan penjual dan mengadakan suatu transaksi 2.4 Supply Chain Management Supply Chain (rantai pengadaan) adalah suatu system melalui mana suatu organisasi itu menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jaringan atau jejaring dari berbagai organisasi yang saling berhubungan yang mempunyai tujuan yang sama yaitu sebaik mungkin menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang tersebut. Kata penyaluran mungkin kurang tepat karena dalam istilah supply termasuk juga proses perubahan barang tersebut misalnya dari barang mentah menjadi barang jadi Pengertian Supply Chain Menurut Chopra & Meindl (2001, p3), sebuah supply chain terdiri dari pelibatan setiap mata rantai persediaan, baik itu langsung maupun tidak langsung untuk

7 11 memenuhi permintaan pelanggan. Supply chain tidak hanya mencakup manufaktur atau pabrik dan pemasok, tetapi juga melingkupi kegiatan konstruksi, transportasi, pergudangan, penjualan eceran, hingga ke pelanggan itu sendiri. Sedangkan supply chain menurut Kalakota (2004, p274) adalah merupakan sebuah payung proses yang mana produk diciptakan dan disampaikan kepada konsumen. Dari sudut struktural supply chain merujuk kepada jaringan yang rumit dari hubungan dimana organisasi mempertahankan dengan pertner bisnisnya untuk mendapatkan sumber produksi dan menyampaikan kepada konsumen. SCM merupakan koordinasi dari material, informasi dan arus keuangan dari antara perusahaan yang berpartisipasi Konsep Supply Chain Konsep supply chain adalah juga konsep baru dalam melihat persoalan logistik. Konsep lama melihat logistik lebih sebagai persoalan intern masing-masing prusahaan dan pemecahannya dititik beratkan pada pemecahan secara intern di perusahaan masing-masing. Dalam konsep baru ini, masalah logistik dilihat sebagai masalah yang lebih luas yang terbentang sangat panjang sejak dari bahan dasar sampai barang jadi yang dipakai konsumen akhir yang merupakan mata rantai penyediaan barang. Oleh karena itu, maka supply chain management dapat didefinisikan sebagai berikut: Supply chain management is a set of approaches utilized to efficiently integrate suppliers, manufacturers, warehouses, and stores, so that merchandise is produced and distributed at the right quantities, to the right location, at the right time, in order to minimize systemwide costs while satisfying service level requirement (David Simchi-Levi)

8 12 Melihat definisi tersebut, maka dapat dikatakan bahwa supply chain management ialah logistics network. Dalam hubungan ini ada beberapa pemain utama yang merupakan perusahaan-perusahaan yang mempunyai kepentingan yang sama tersebut, yaitu : - Suppliers - Manufacturer - Distribution - Retail Outlet - Customer Chain 1 : Suppliers Jaringan bermula dari sini, dimana merupaka snumber yang menyediakan bahan pertama dimana mata rantai penyaluran barang akan bermulai. Bahan pertama ini dapat dalam bentuk bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, bahan dagangan, sub assemblies, spare parts dan sebagainya. Sumber pertama ini dinamakan suppliers atau sub supplier s supplier ini dapat berjumlah banyak atau sedikit, tetapi supplier s suppliers biasanya berjumlah banyak. Inilah mata rantai yang pertama. Chain 1 2 : Suppliers > Manufacturer Rantai pertama dihubungkan dengan rantai kedua yaitu manufacturer atau plants atau assemblers atau fabricator atau bentuk lain yang melakukan pekerjaan membuat, memfabrikasi, mengasembling, merakit, mengkonversikan ataupun menyelesaikan barang (finishing). Untuk keperluan tulisan ini, sebut saja yang bermacam-macam tadi sebagai manufacturer. Hubungan mata rantai ini sudah mempunyai potensi untuk melakukan penghematan. Misalnya inventories bahan baku maupun bahan setengah jadi maupun bahan jadi yang berada di pihak suppliers maupun di manufacturer maupun di tempat transit merupakan target untuk

9 13 penghematan ini. Tidak jarang bahwa antar 40 sampai 60 persen bahkan lebih penghematan dapat diperoleh dari inventory carrying cost di mata rantai ini. Dengan menggunakan konsep supplier partnering misalnya, penghemat ini dapat diperoleh. Chain : Suppliers > Manufacturer > Distribution Barang yang sudah jadi yang sudah dihasilkan oleh manufecturer sudah mulai harus disalurkan kepada pelanggan. Walaupun tersedia banyak cara untuk penyaluran barang ke pelanggan, yang umum adalah melalui distributor dan ini biasanya ditempuh oleh sebagian besar supply chain. Barang dari pabrik melalui gudangnya disalurkan kepada gudang distributor atau wholesaler atau pedagang besar dalam jumlah besar dan pada waktunya nanti pedagang besar menyalurkan dalam jumlah yang lebih kecil kepada retailers atau pengecer. Chain : Supplier > Manufacturer > Distribution > Retail outlets Pedagang besar biasanya mempunyai fasilitas gudang sendiri atau dapat juga menyewa dari pihak lain. Gudang ini digunakan untuk menimbun barang sebelum disalurkan lagi ke pihak pengecer. Sekali lagi disini ada kesempatan untuk memperoleh penghematan dalam bentuk jumlah inventories dan biaya gudang dengan cara melakukan desain kembali pola-pola pengiriman barang baik dari gudang manufacturer maupun kepada took pengecer (retail outlet). Walaupun ada beberapa pabrik yang langsung menjual barang hasil produksinya kepada pekanggan, namun secara relatif jumlahnya tidak banyak dan kebanyakan menggunakan pola seperti diatas.

10 14 Chain : Supplier > Manufacturer > Distribution > Retail outlets > Customer Dari rak-raknya, para pengecer atau retailers ini menawarkan barnagnya langsung kepada para pelanggan atau pembeli atau pengguna barang tersebut. Dalam pengertian outlets ini termasuk toko, warung, department store, super market, toko koperasi, mal, club stores dan sebagainya pokoknya dimana pembeli akhir melakukan pembelian. Walaupun secara fisik dapat dikatakan bahwa disini merupakan mata rantai yang teralhir, sebetulnya masih ada lagi yaitu mata rantai dari pembeli (yang mendatangi retail outlet tadi) kepada real customers atau real user, karena pembeli belum tentu pengguna sesungguhnya. Mata rantai supply betul-betul baru berhenti sampai barang yang bersangkutan tiba di pemakai langsung (pemakai yang sebenarnya) dari barang atau jasa dimaksud Dua sisi Supply Chain Management dan Tujuan dari Supply Chain Management Supply Chain Management mengatur informasi dan peredaran barang dalam sebuah rangkaian proses secara kesluruhan. Rantai nilai (value chain)-nya meliputi pengadaan barang mentah (procurement), perakitan, dan pengiriman barang jadi ke distributor, pengecer, dan konsumen. (Chaudhury & Kuilboer, 2002, p416) Suppliers Company Customer Supply planning and inbound logistics Demand Planning and outbound logistics Gambar 2.2 Dua sisi Supply Chain Diambil dari: e-business and e-commerce infrastructure, 2002

11 15 Sisi permintaan (Demand side) dari rangkaian proses ini terdiri dari pelanggan (customers), pengecer (retailers), dan penyalur (distributor) dimana pada sisi permintaan terdiri dari para pemasok (suppliers). Tujuan utama dari Supply Chain Management adalah untuk memberikan produk sesuai dengan tempat, harga, dan waktu yang ditentukan kepada konsumen yang menghendaki barang tersebut. Dalam memenuhi tujuan ini SCM harus dapat memenuhi dua tugasnya, yaitu : 1. Meminimalisasi biaya yang berhubungan dengan pengiriman barang, produksi dan penyimpanannya 2. Memaksimalkan nilai bisnis perusahaan, dengan kemampuan untuk menanggapi perubahan pasar dan kondisi persaingan secara cepat dan fleksibel. Dalam teori koordinasi, tugas pertama diidentifikasikan sebagai efisiensi dan tugas keduanya merupakan fleksibilitas. Baik efisiensi maupun fleksibilitas diperlukan dalam kedua sisi Supply Chain Management, yaitu sisi penawaran dan sisi permintaan Keuntungan Supply Chain Management Berikut ini beberapa keuntungan dari Supply Chain Management (Indrajit dan Joko Pranoto 2000, p4): a. Mengurangi inventori barang dengan berbagai cara: 1. Inventori merupakan bagian paling besar dari aset perusahaan yang berkisar antara 20%-40%. 2. Sedangkan biaya penyimpanan barang berkisar antara 20%-40% dari nilai barang yang disimpan.

12 16 3. Oleh karena itu, usaha dan cara harus dikembangkan untuk menekan penimbunan barang di gudang agar biaya dapat ditekan sesedikit mungkin. b. Menjamin kelancaran barang 1. Kelancaran barang yang perlu dijamin adalah mulai dari barang asal, supplier, perusahaan sendiri, wholesaler, retailer sampai kepada final customers. 2. Jadi, rangkaian perjalanan dari bahan baku sampai menjadi barang jadi dan diterima oleh pemakai / pelanggan merupakan rantai yang perlu dikelola dengan baik. c. Menjamin mutu 1. Mutu barang jadi ditentukan tidak hanya oleh proses produksi barang tersebut, tetapi juga oleh mutu bahan mentahnya dan mutu keamanan pengirimannya. 2. Jaminan mutu ini merupakan serangkaian mata rantai panjang yang harus dikelola dengan baik Proses Supply Chain Management Supply Chain dari sebuah perusahaan mencakup fasilitas fasilitas dimana bahan mentah, produk setengah jadi, dan produk jadi diperoleh, diubah, disimpan dan dijual. Fasilitas fasilitas ini terhubung oleh mata rantai transportasi sepanjang arus produk dan material. Idealnya supply chain terdiri dari kumpulan perusahaan yang berjalan secara efisien dan efektif sebagai satu perusahaan, dengan kemampuan mengetahui informasi secara penuh dan dapat dipertanggungjawabkan. Supply Chain Management adalah koordinasi material, informasi dan arus keuangan diantara perusahaan yang berpartisipasi.

13 17 Arus material melibatkan arus produk fisik dari pemasok sampai konsumen melalui rantai, sama baiknya dengan arus balik dari retur produk, layanan, daur ulang dan pembuangan. Arus informasi meliputi ramalan permintaan, transimis pesanan dan laporan status pesanan. Arus keuangan meliputi informasi kartu kredit, syarat syarat kredit, jadwal pembayaran, dan penetapan kepemilikan dan pengiriman Perencanaan Supply Chain Arus Informasi Pemasok Manufaktur Distribusi Pengecer Konsumen Arus pembayaran Pelaksanaan Supply Chain Gambar 2.3 Proses Supply Chain Sumber : e-business 2.0, Tahap-tahap Keputusan dalam Supply Chain Management Supply Chain Management yang sukses memerlukan beberapa keputusan yang berhubungan dengan arus informasi, produk, dan keuangan. Keputusan keputusan ini dibagi menjadi tiga kategori atau tahap (Chopra 2001, p6), yaitu:

14 18 1. Strategi atau desain Supply Chain Di tahap ini, sebuah perusahaan memutuskan bagaimana menyusun supply chain. Tahap ini memutuskan susunan rantai yang akan digunakan dan proses apa pada setiap tingkat digunakan. Penetuan strategi yang dibuat oleh perusahaan termasuk lokasi dan kapasitas produksi dari fasilitas gudang, produkyang diproduksi atau disimpan pada berbagai lokasi, model transportasi, dan tipe sistem informasi. Perusahaan harus memastikan bahwa susunan supply chain mendukung tujuan strategik perusahaan. Keputusan desain supply chain dibuat untuk jangka panjang dan sulit untuk diubah seketika. 2. Perencanaan Supply Chain Sbagai hasil dari tingkat perencanaan, perusahaan mendefinisikan sejumlah kebijakan operasional yang digunakan pada operasi jangka pendek. Tahap ini dimulai dengan peramalan permintaan untuk tahun berikutnya pada pasar yang berbeda. Perencanaan termasuk keputusan mengenai pasar yang didistribusikan dari lokasi tertentu, perencanaan pembuatan inventori, kontrak tambahan untuk manufaktur, kebijakan inventori dan perlengkapan yang dijalankan, kebijakan inventori dan perlengkapan yang dijalankan, kebijakan menetapkan lokasi backup untuk berjaga-jaga, waktu dan ukuran dari promosi pemasaran. Perencanaan ini berlaku untuk jangka waktu yang lebih pendek dari tahap pertama. 3. Operasional Supply Chain Pada tingkat ini, susunan supply chain telah ditetapkan dan kebijakan perencanaan telah ditetapkan. Tujuan dari tingkat ini adalah untuk mengimplementasikan kebijakan operasi pada tempat yang tepat. Pada fase ini, perusahaan mengalokasikan pesanan individual ke produksi atau inventori, menentukan tanggal dimana order tersebut dipenuhi, membuat daftar ambil pada gudang, mengalokasikan order ke cara pengapalan khusus, dan

15 19 menentukan jadwal pengantaran serta meletakkan order penambahan. Tahap operasional berlaku untuk jangka waktu yang pendek Peranan e-bisnis dan Supply Chain Berdasarkan pendapat Chopra dan Meindl (2001, p ), transaksi supply chain yang melibatkan e-bisnis adalah termasuk akses dari informasi, produk dan uang. Sebagai contoh, di bawah ini adalah semua transaksi yang dapat dilaksanakan dengan e-bisnis: 1. Menyediakan informasi produk untuk berpartisipasi sepanjang supply chain. 2. Menempatkan pesanan terhadap supplier. 3. Mengijinkan pelanggan untuk menempatkan pesanan. 4. Mengijinkan pelanggan untuk melacak pesanan. 5. Memenuhi dan mengirimkan pesanan ke pelanggan. 6. Menerima pembayaran dari pelanggan. Transaksi ini secara lebih jelas bukanlah hal baru yang muncul untuk keberadaan e- bisnis. Bahwa transaksi-transaksi tersebut adalah hal-hal tradisional yang biasa ditampilkan oleh bisnis sejak duu. E-bisnis dapat meningkatkan transaksi ini dengan memperbolehkan transaksi-transaksi ini dengan internet untuk mengambil tempat dimana mereka dapat sering dilakukan secara lebih efisien dan dengan tingkat respon yang lebih tinggi. Sekarang ini, internet memainkan peran penting terhadap supply chain dan perusahaan menggunakan internet untuk menghubungkan sejumlah besar transaksi di supply chain. Pada dasarnya, e-bisnis akan memperbolehkan untuk menciptakan nilai yang berarti untuk masa yang akan datang. Nilai e-bisnis akan bervariasi tergantung pada industri dan tahap dalam supply chain pada suatu perusahaan yang terlibat. Perusahaan yang sukses adalah mereka yang dapat merakit implementasi bisnis mereka untuk mendukung area-area dimana nilai maksimum dapat diperoleh.

16 20 Tujuannya adalah untuk menyediakan suatu kerangka kerja yang dapat digunakan oleh para eksekutif untuk mengidentifikasikan dimana nilai-nilai tidak berguna dan bagaimana nilai tersebut dapat diperoleh setelah mempertimbangkan usaha-usaha yang dilibatkan dalam e-bisnis Menentukan Titik Pemesanan Kembali Berdasarkan Lead time Titik pemesanan didasarkan pada penggunaan selama waktu yang diperlukan untuk meminta pembelian, pemesanan, dan penerimaan bahan baku, plus cadangan untuk proteksi terhadap kehabisan persediaan. Titik pemesanan dicapai bila jumlah yang tersedia sama dengan kebutuhan yang diperkirakan; yaitu saat jumlah persediaan yang tersedia dan jumlah apa pun yang akan masuk ke persediaan sama dengan jumlah persediaan yang akan digunakan selama waktu tunggu dan jumlah persediaan pengamanan. 2.5 e-supply Chain Management Pengertian e-supply Chain Management e-scm adalah kolaborasi yang menggunakan internet untuk meningkatkan aktivitas operasi supply chain seperti halnya manajemen supply chain. E-SCM adalah suatu optimisasi proses bisnis di dalam tiap-tiap sudut perluasan perusahaan yang dimulai dari pemasok sampai kepada customer. (Turban 2000, p302) Kunci Sukses e-scm Menurut Turban (2004, p302), kesuksesan dari e-scm ditentukan oleh: Kemampuan dari semua mitra supply chain untuk memandang mitra kerja sama atau kolaborasi sebagai unsur strategis. Pengintegrasian yang ketat dan kepercayaan di antara mitra perdagangan yang menghasilkan kecepatan dan ketangkasan.

17 21 Jarak pengelihatan informasi sepanjang keseluruhan supply chain. Informasi tentang inventaris pada berbagai segmen yang menyangkut rantai, permintaan produk, penyerahan waktu, dan informasi relevan lainnya harus kelihatan oleh semua anggota menyangkut supply chain di setiap waktu. Oleh karena itu, informasi harus diatur dengan baik, dengan kebijakan tegas, disiplin, dan pemantauan setiap harinya. Kecepatan, biaya, jualitas, dan layanan pelanggan. Ini adalah ukuran dari supply chain. Sebagai konsekuensi, perusahaan harus dengan jelas menggambarkan pengukuran untuk masing-masing empat ukuran ini bersama-sama dengan tingkat ukuran yang akan dicapai. Tingkatan target harus berbagi kepada mitra bisnis. Mengintegrasikan supply chain dengan ketat. Suatu e-supply chain akan bemanfaat bagi pengintegrasian yang lebih ketat di dalam suatu perusahaan dan diperluas ke seberang perusahaan dengan menyusun suppliers, mitra dagang, penyedia jasa, dan saluran distribusi Elemen dan Unsur Infrastruktur e-scm Menurut Turban (2000, p303), berikut ini adalah elemen-elemen dan unsur-unsur infrastruktur e-scm yang paling utama: Ekstranet Tujuan utama ekstranet adalah mendukung komunikasi dan kerja sama atau kolaborasi interorganisasional. Intranet Ini adalah jaringan internal perusahaan untuk kerja sama atau kolaborasi dan komunikasi. Gateway perusahaan

18 22 Ini menyediakan suatu pintu gerbang untuk kerja sama atau kolaborasi internal dan eksternal, komunikasi, dan pencarian informasi. Alur kerja sistem dan perkakas Ini adalah sistem yang mengatur alur informasi didalam organisasi Groupware dan perkakas kolaboratif lain Sejumlah besar perkakas memudahkan kerja sama atau kolaborasi antara dua pihak dan anggota kecil seperti halnya pada kelompok besar. Berbagai perkakas, sebagian secara bersama-sama dikenal sebagai groupware, yang tersedia untuk tujuan kerja sama atau kolaborasi 2.6 Metodologi Penelitian Jenis dan Metode Penelelitian Metode penelitian yang akan dipergunakan oleh penulis dalam menyelesaikan skripsi ini adalah dengan metode deskriptif yang menggunakan pendekatan studi kasus. Data-data yang digunakan berupa data primer yang didapat langsung dari perusahaan itu sendiri yaitu gambaran umum perusahaan, sistem pelayanan yang sedang digunakan, dan lain-lain. Selain itu data primer juga didapat melalui hasil wawancara penulis dengan perusahaan, serta data sekunder yang diperoleh melalui kepustakaan dengan melihat, membaca serta mencatat buku-buku yang berhubungan dengan topik penelitian skripsi Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan penelitian kepustakaan (Library research) dan penelitian lapangan (Field research). Penelitian Kepustakaan (Library research) Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data sekunder dengan membaca, mengumpulkan, mencatat, mempelajari textbook dan buku-buku pelengkap atau

19 23 referensi, seperti jurnal, majalah, dan media cetak lainnya di perpustakaan atau di tempat lainnya. Penelitian Lapangan (Field research) Penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data primer, yaitu dengan mendatangi perusahaan, sehingga kebutuhan akan data pokok penyusunan skripsi dapat dipenuhi. Teknik pengumpulan datanya adalah dengan cara 1. Wawancara (Interview) Peneliti melakukan tanya jawab dengan pihak perusahaan mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas. Wawancara dilakukan dengan pihak yang berkepentingan dalam perusahaan untukmendapatkan data yang diperlukan. 2. Survey / observasi Penulis melihat secara langsung kegiatan perusahaan sehari-hari yang berkaitan dengan penyusunan skripsi ini Teknik Analisis Data Analisis SWOT Analisis SWOT (Strength / Kekuatan, Weakness / Kelemahan, Opportunity / Peluang, Threats / Ancaman) merupakan salah satu teknik analisis data untuk mengetahui bagaimana kondisi perusahaan dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kondisi perusahaan tersebut. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. 1. Strength / Kekuatan Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan atau keunggulankeunggulan lain relatif terhadap pesaing. Kekuatan adalah kompetensi

20 24 khusus yang memberikan keunggulan komparatif bagi perusahaan di pasar. ` 2. Weakness / Kelemahan Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan dan kapabilitas menghambat kinerja efektif perusahaan. 3. Opportunities / Peluang Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. 4. Threats / ancaman Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan Analisis Porter Kompetisi adalah salah satu faktor pendukung keberhasilan atau kejatuhan perusahaan. Salah satu kerangka kerja yang paling dikenal untuk menganalisa persaingan adalah model kompetitif Porter. Berdasarkan pendapat Boyd (2000, p110) model ini telah digunakan untuk mengembangkan strategi perusahaan dalam meningkatkan sudut-sudut kompetensinya. Model ini mengakui lima kekuatan utama yang bisa mempersempit posisi perusahaan dari bahaya. Meskipun secara lengkap jelas berbeda antara satu dengan yang lainnya, tetapi struktur umumnya adalah sama. Kekuatan dari semua ini dijelaskan oleh beberapa faktor di dalam struktur industri yang digambarkan sebagai berikut:

21 25 Ancaman Pendatang Baru Kekuatan Pemasok Persaingan Industri Sejenis Kekuatan Pembeli Produk Substitusi Gambar 2.4 Model Porter Diambil dari: Boyd, Walker, Larreche (2000, p111) Lima model kekuatan Porter tersebut termasuk didalamnya faktor-faktor utama yang menentukan kekuatan masing-masing bagian tersebut, antara lain: 1. Ancaman Pendatang Baru Pesaing baru menambah kapasitas pada industri dan membawa serta kebutuhan untuk mendapatkan pangsa pasar. Disamping itu juga membuat persaingan menjadi lebih intensif. 2. Produk Substitusi

22 26 Produk pengganti adalah tipe produk alternatif yang pada dasarnya menunjukkan fungsi yang sama. 3. Kekuatan Pemasok Pemasok dapat menjadi ancaman bila jumlah pemasok yang terbatas melayani sejumlah industri yang berbeda. Kekuatan mereka meningkat jika biaya peralihan dan harga produk substitusi tinggi. Pemasok terutama penting apabila produk mereka merupakan bagian dari nilai tambah pembeli. 4. Kekuatan Pembeli Pelanggan suatu industri secara konstan mencari produk dengan harga yang lebih murah dan mutu lebih baik. Oleh karena itu pembeli dapat mempengaruhi persaingan dalam industri 5. Persaingan Industri Sejenis Persaingan terjadi di perusahaan-perusahaan yang menghasilkan produk yang saling menggantikan satu sama lain, terutama bila satu pesaing meningkatkan kedudukannya atau mempertahankan posisinya.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Supply Chain Management Pembahasan yang berkaitan tentang Supply Chain Management sudah banyak diangkat dalam penulisan penulisan sebelumnya. Menurut Fortune Megazine (artikel

Lebih terperinci

MANAJEMEN OPERASIONAL. BAB VI Supply Chain

MANAJEMEN OPERASIONAL. BAB VI Supply Chain MANAJEMEN OPERASIONAL BAB VI Supply Chain Pengertian Supply Chain Supply chain adalah jaringan perusahaan yang bekerja sama untuk menciptakan dan mengantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir. Perusahaan-

Lebih terperinci

BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN

BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN Dalam Bab ini akan dibahas teori-teori yang berhubungan dengan strategi rantai pasok yang diterapkan di perusahaan distribusi dan akan digunakan dalam menganalisis permasalahan

Lebih terperinci

TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT disusun oleh : NANANG PURNOMO 11.21.0616 S1 TI-TRANSFER JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2012

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #2

Pembahasan Materi #2 Materi #2 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan Materi #2 2 Konsep Dasar Pemain Utama SC Pengelolaan Aliran SC The Interenterprise Supply Chain Model Inventory Optimalisasi Rantai Pasokan Push & Pull

Lebih terperinci

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran Internet

Lebih terperinci

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem SCM. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan manajemen untuk memberikan terobosan yang strategis untuk tetap dapat mengembangkan

Lebih terperinci

SCM dalam E-Business. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business

SCM dalam E-Business. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business Supply Chain Management Pengertian supply adalah sejumlah material yang disimpan dan dirawat menurut aturan tertentu dalam tempat persediaan agar

Lebih terperinci

Supply Chain Management. Tita Talitha,MT

Supply Chain Management. Tita Talitha,MT Supply Chain Management Tita Talitha,MT 1 Materi Introduction to Supply Chain management Strategi SCM dengan strategi Bisnis Logistics Network Configuration Strategi distribusi dan transportasi Inventory

Lebih terperinci

Deskripsi Mata Kuliah

Deskripsi Mata Kuliah Materi #1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Deskripsi Mata Kuliah 2 Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management/SCM) merupakan mata kuliah yang akan membahas pengelolaan kegiatan-kegiatan dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri retail dan chain store telah berkembang pesat dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan customer, baik dalam skala internasional, nasional, bahkan lokal. Walmart

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Teori Tentang Distribusi 2.1.1. Pengertian Distribusi Kebanyakan produsen bekerja sama dengan perantara pemasaran untuk menyalurkan produk-produk mereka ke pasar. Mereka membantu

Lebih terperinci

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN. Suhada, ST, MBA

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN. Suhada, ST, MBA MANAJEMEN RANTAI PASOKAN Suhada, ST, MBA MATERI Supply Chain Supply Chain Management ERP MODULES (POSISI SCM, CRM) ERP Modules (Posisi SCM, CRM) SUPPLY CHAIN Sebuah rangkaian atau jaringan perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #1

Pembahasan Materi #1 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Istilah Definisi SCM Ruang Lingkup SCM Model Umum SCM Dasar Pemikiran SCM Tingkat Kepentingan SCM Teknik Penerapan SCM Efektifitas SCM Keuntungan SCM 6623

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT SUPPLY CHAIN MANAGEMENT Disusun Oleh: Puput Resno Aji Nugroho (09.11.2819) 09-S1TI-04 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) AMIKOM YOGYAKARTA Jalan

Lebih terperinci

Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ.

Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ http://adamjulian.web.unej.ac.id/ A. Supply Chain Proses distribusi produk Tujuan untuk menciptakan produk yang tepat harga, tepat kuantitas, tepat kualitas, tepat

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM)

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) INTRODUCTION T I P F T P U B KONTRAK 50 % UTS 30 % Tugas 20 % Kuis/ present WHAT IS SUPPLY CHAIN? Sebuah rantai pasokan yang terdiri dari semua pihak yang terlibat, secara

Lebih terperinci

SISTEM BISNIS DENGAN ELEKTRONIK

SISTEM BISNIS DENGAN ELEKTRONIK SISTEM BISNIS DENGAN ELEKTRONIK SISTEM E-BUSINESS E-Business (Electronic Business) adalah kegiatan bisnis yang dilakukan secara otomatis dengan mamanfaatkan teknologi elektronik seperti komputer dan internet.

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT MAKALAH E-BUSINESS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT disusun oleh : Nama : Frizky Ramadhan NIM : 08.11.2135 Kelas : S1TI-6D JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Supply Chain Management Pada saat ini perusahaan-perusahaan tak terkecuali perusahaan agribisnis, dituntut untuk menghasilkan suatu produk

Lebih terperinci

Dwi Hartanto, S,.Kom 03/04/2012. E Commerce Pertemuan 4 1

Dwi Hartanto, S,.Kom 03/04/2012. E Commerce Pertemuan 4 1 1.Pengertian E Market Place 2.Pertimbangan Bergabung g ke dalam E Market Place Suatu lokasi diinternet, di mana suatu perusahaan dapat memperoleh atau memberikan informasi, mulai transaksi pekerjaan, atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi Manajemen Rantai Pasokan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi Manajemen Rantai Pasokan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Manajemen Rantai Pasokan a. Definisi Manajemen Rantai Pasokan Supply Chain Management (SCM) merupakan serangkaian aktivitas yang terintegrasi, dari pengadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kurun waktu terakhir, persaingan dalam bidang ekonomi semakin kuat. Dipengaruhi dengan adanya perdagangan bebas, tingkat kompetisi menjadi semakin ketat. Hal

Lebih terperinci

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2 ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2 outline Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Rantai Pasok, SCM dan ERP Kebutuhan dan Manfaat Sistem Terintegrasi Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Sub Bab

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM ) Prof. Made Pujawan

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM ) Prof. Made Pujawan SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM ) Prof. Made Pujawan Pendahuluan Pelaku industri mulai sadar bahwa untuk menyediakan produk yang murah, berkualitas dan cepat, perbaikan di internal perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Era 1960-an Era Produksi Masal Mobil Ford Model T berwarna Hitam Mengutamakan jumlah output per satuan waktu Kuncinya : Produktivitas, Efisiensi, dan Utilitas Sistem Produksi.

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 1: INTRODUCTION

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 1: INTRODUCTION MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 1: INTRODUCTION By: Rini Halila Nasution, ST, MT TUJUAN Setelah mengikuti perkuliahan Manajemen Logistik & Supply Chain Management, mahasiswa diharapkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Definisi Supply Chain dan Supply Chain Management

II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Definisi Supply Chain dan Supply Chain Management II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Definisi Supply Chain dan Supply Chain Management Menurut Punjawan (2005) definisi dari supply chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan

Lebih terperinci

10/17/2013. N. Tri Suswanto Saptadi Teknik Informatika Istilah (1 dari 5)

10/17/2013. N. Tri Suswanto Saptadi Teknik Informatika  Istilah (1 dari 5) N. Tri Suswanto Saptadi Teknik Informatika http://trisaptadi.uajm.ac.id 1 Istilah (1 dari 5) Supply Chain Manajement (SCM) biasa disebut dalam istilah Bahasa Indonesia yaitu: Manajemen Rantai Pasok. SCM

Lebih terperinci

STRATEGI PEMILIHAN SUPPLIER DALAM SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA BISNIS RITEL

STRATEGI PEMILIHAN SUPPLIER DALAM SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA BISNIS RITEL STRATEGI PEMILIHAN SUPPLIER DALAM SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA BISNIS RITEL Anna Probowati Pengajar Jurusan Manajemen STIE Rajawali Purworejo Abstraksi Supply chain management merupakan sistem dalam proses

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom. Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Keunggulan Kompetitif

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom. Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Keunggulan Kompetitif Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Supply Chain Management pada hakekatnya adalah jaringan organisasi yang menyangkut hubungan ke hulu (upstream) dan ke

Lebih terperinci

A. Pengertian Supply Chain Management

A. Pengertian Supply Chain Management A. Pengertian Supply Chain Management Supply Chain adalah adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 24 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Supply Chain Management 3.1.1 Definisi Supply Chain Menurut P. Tyagi (2014) supply chain adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi Marketing Marketing atau pemasaran diartikan sebagai proses eksplorasi terhadap kebutuhan pelanggan melalui beragam pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan teknologi semakin besar. Peran teknologi akhir-akhir ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan teknologi semakin besar. Peran teknologi akhir-akhir ini sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, kebutuhan manusia akan teknologi semakin besar. Peran teknologi akhir-akhir ini sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #5

Pembahasan Materi #5 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Latar Belakang Kunci Sukses SCM Manajemen Logistik Fungsi dan Kegunaan Pengendalian Logistik Konvensional dan Logistik Mengelola Jaringan SC Strategi Proses

Lebih terperinci

Mekanisme E-Commerce E dalam dunia bisnis

Mekanisme E-Commerce E dalam dunia bisnis Mekanisme E-Commerce E dalam dunia bisnis Memahami E-Commerce sebenarnya tidak jauh berbeda dengan memahami bagaimana perdagangan atau bisnis selama ini dijalankan.. Yang membedakannya adalah dilibatkannya

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Informasi menjadi dasar pelaksanaan proses rantai pasok dan dasar bagi manajer dalam membuat keputusan. Menurut cophra dan meindl(2007) informasi harus memiliki karakteristik:

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Cabai rawit (capsicum frustescens L.) tergolong dalam famili terung-terungan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Cabai rawit (capsicum frustescens L.) tergolong dalam famili terung-terungan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teknik Budidaya Benih Cabai Rawit Cabai rawit (capsicum frustescens L.) tergolong dalam famili terung-terungan (solanaceae). Tanaman ini termasuk golongan tanaman semusim atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian The International Journal of Bussiness and Management

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian The International Journal of Bussiness and Management BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia perindustrian di era globalisasi saat ini semakin ketat dengan kemajuan teknologi informasi. Kemajuan dalam teknologi informasi menjadikan

Lebih terperinci

Customer Relationship Management (CRM) Software dari SAP Fitur & Fungsi Sistem CRM: Marketing Software

Customer Relationship Management (CRM) Software dari SAP Fitur & Fungsi Sistem CRM: Marketing Software Customer Relationship Management (CRM) Software dari SAP Fitur & Fungsi Sistem CRM: Marketing Software disusun oleh Satrya Nurrachman 09.11.2820 Kelas : E-Bisnis 2 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan perancangan dan pengelolaan rantai pasok dalam organisasi 1. Rancangan rantai pasok dalam organisasi 2. Rantai pasok pada

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #11

Pembahasan Materi #11 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Konsep, Pengelolaan, Kolaborasi SCM Sistem Informasi Terpadu Tahapan Evolusi Pengembangan Aspek Pengembangan 6623 - Taufiqur Rachman 1 Konsep SCM 3 SCM Memperlihatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dewasa ini menjadi kenyataan yang harus dihadapi oleh setiap negara. Proses interaksi antar negara terjadi di berbagai bidang, salah satunya adalah

Lebih terperinci

Mendefinisikan dan menggambarkan proses bisnis dan hubungan mereka dengan sistem informasi. Menjelaskan sistem informasi yang mendukung fungsi bisnis

Mendefinisikan dan menggambarkan proses bisnis dan hubungan mereka dengan sistem informasi. Menjelaskan sistem informasi yang mendukung fungsi bisnis Mendefinisikan dan menggambarkan proses bisnis dan hubungan mereka dengan sistem informasi. Menjelaskan sistem informasi yang mendukung fungsi bisnis utama: penjualan dan pemasaran, manufaktur dan produksi,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 23 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Supply Chain Management 3.1.1 Definisi Supply Chain Management Pengertian Supply Chain Management menurut para ahli, antara lain: 1. Levi, et.al (2000) mendefinisikan Supply

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT. Rantai Suplai /pasok adalah nama lain untuk menyebutkan seluruh proses bisnis

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT. Rantai Suplai /pasok adalah nama lain untuk menyebutkan seluruh proses bisnis SUPPLY CHAIN MANAGEMENT Rantai Suplai /pasok adalah nama lain untuk menyebutkan seluruh proses bisnis 1 Literatur SCM I Nyoman Pujawan, Supply Chain Management, Guna Widya, ITS Sby Lina Anatan, Lenna Ellitan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Penulisan Kerangka penulisan pada tesis ini difokuskan kepada beberapa teori yang mendukung penulisan yaitu definisi mengenai supply chain management, proses logistik,

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning

Enterprise Resource Planning MODUL PERKULIAHAN Enterprise Resource Planning Supply Chain Management and Customer Relationship Management Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Sistem Informasi Sistem Informasi 04 MK18046

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab II Tinjauan Pustaka ini berisi tentang konsep aktivitas supply chain, Inventory Raw material, Inventory Cost, dan formulasi Basnet dan Leung. 2.1 Supply Chain Semua perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi. Penerapan teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi. Penerapan teknologi informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang, banyak perusahaan mengalami perkembangan dalam dunia bisnisnya dan berusaha untuk meningkatkan kinerjanya dengan memanfaatkan kecanggihan

Lebih terperinci

MAKALAH E BISNIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

MAKALAH E BISNIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT MAKALAH E BISNIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT Disusun oleh : Nama : Marcellinus Cahyo Pamungkas NIM : 08.11.2489 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAGEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan perancangan dan pengelolaan rantai pasok dalam organisasi 1. Integrasi rantai pasok dalam organisasi 2. Dinamika rantai

Lebih terperinci

CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) SOFTWARE FROM SAP

CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) SOFTWARE FROM SAP CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) SOFTWARE FROM SAP Karya Ilmiah E Business Sujiwo (09.11.3212) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRAK Karya ilmiah e-business ini berisikan uraian mengenai lingkungan bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Peningkatan persaingan industri baik industri manufaktur maupun industri jasa akibat adanya perdagangan bebas menyebabkan seluruh industri berusaha untuk melakukan

Lebih terperinci

: Yan Ardiansyah NIM : STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

: Yan Ardiansyah NIM : STMIK AMIKOM YOGYAKARTA KARYA ILMIAH E-BUSSINESS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT disusun oleh : Nama : Yan Ardiansyah NIM : 08.11.2024 Kelas : S1TI-6C JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN

Lebih terperinci

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Rantai Pasokan

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Rantai Pasokan Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I Pengelolaan Rantai Pasokan 1 Rantai Pasok(Supply Chain) Suatu konsep atau mekanisme untuk meningkatkan produktivitas total perusahaan dalam rantai suplai melalui optimalisasi

Lebih terperinci

Keywords ; supply chain management system, distribution system, manajemen mata rantai suplai, tracking items, mata rantai distribusi.

Keywords ; supply chain management system, distribution system, manajemen mata rantai suplai, tracking items, mata rantai distribusi. Abstract Secara internal sistem yang dipergunakan oleh PT Kian Ho Indonesia adalah sistem pembukuan ( akuntansi ) Accurate versi 4.03 yang merupakan salah satu produk software yang dibangun oleh CPSoft

Lebih terperinci

KONSEP SISTEM INFORMASI

KONSEP SISTEM INFORMASI CROSS FUNCTIONAL MANAGEMENTS Materi Bahasan Pertemuan 6 Konsep Dasar CRM Contoh Aliran Informasi CRM Konsep Dasar SCM Contoh Aliran Informasi SCM 1 CRM Customer Relationship Management Konsep Dasar CRM

Lebih terperinci

Meka k n a is i me Ke K rj r a E-Commerc r e

Meka k n a is i me Ke K rj r a E-Commerc r e MekanismeKerja E-Commerce E-Commerce Mekanisme E-commerce Transaksi elektronik antara e-merchant (pihak yang menawarkan barang atau jasa melalui internet) dengan e-customer (pihak yang membeli barang atau

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Waktu merupakan salah satu inti dari masalah logistik. Bagi pelanggan waktu adalah layanan yang dibutuhkan, sedangkan bagi penjual barang waktu adalah biaya. Sehingga

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Dasar Enterprise Arsitektur 3.1.1. Enterprise Architecture Enterprise Architecture atau dikenal dengan arsitektur enterprise adalah deskripsi yang didalamnya termasuk

Lebih terperinci

Konsep E-Business. Mia Fitriawati, S.Kom, M.Kom

Konsep E-Business. Mia Fitriawati, S.Kom, M.Kom Konsep E-Business Mia Fitriawati, S.Kom, M.Kom Deskripsi Membahas mengenai bisnis internal, kolaborasi berbagai bentuk e-bisnis, serta keterkaitan e-business dengan e-commerce berbagai bentuk application.

Lebih terperinci

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER E-BUSINESS. Dosen : M.SUYANTO,Prof,Dr,M.M. Disusun oleh : Rangga Eri Kurniawan S1 TI-6E

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER E-BUSINESS. Dosen : M.SUYANTO,Prof,Dr,M.M. Disusun oleh : Rangga Eri Kurniawan S1 TI-6E TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER E-BUSINESS Dosen : M.SUYANTO,Prof,Dr,M.M. Disusun oleh : Rangga Eri Kurniawan 08.11.2214 S1 TI-6E JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER

Lebih terperinci

BAB III Landasan Teori

BAB III Landasan Teori BAB III Landasan Teori 3.1 Sistem Informasi Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. biasa cepat. Menurut data dari jumlah pengguna internet di

BAB 1 PENDAHULUAN. biasa cepat. Menurut data dari  jumlah pengguna internet di 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan internet di Indonesia telah mengalami perkembangan yang luar biasa cepat. Menurut data dari www.internetworldstats.com, jumlah pengguna internet di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembangnya teknologi saat ini, banyak perusahaan semakin memanfaatkan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembangnya teknologi saat ini, banyak perusahaan semakin memanfaatkan teknologi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar perusahaan pada saat ini semakin ketat. Dimana semakin berkembangnya teknologi saat ini, banyak perusahaan semakin memanfaatkan teknologi yang ada

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI E-BISNIS

SISTEM INFORMASI E-BISNIS SISTEM INFORMASI E-BISNIS SISTEM INFORMASI E-BUSINESS Tanpa dukungan Sistem Informasi yang tangguh, model E-Business sulit diwujudkan. Sistem Informasi akan membantu mengintegrasikan data, mempercepat

Lebih terperinci

Bentuk Bentuk E-Business. 1. E-Government

Bentuk Bentuk E-Business. 1. E-Government KERANGKA E BUSINESS Definisi E-Business A. E-business adalah praktek pelaksanaan dan pengelolaan proses bisnis utama seperti perancangan produk, pengelolaan pasokan bahan baku, manufaktur, penjualan, pemenuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Teori 2.1.1 Tingkat Pelayanan (Service Level) Service level merupakan istilah yang banyak digunakan dalam manajemen persediaan yang merupakan besar presentase dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. fleksibilitas dalam supply chain mereka. Pada prinsipnya manajemen supply chain adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. fleksibilitas dalam supply chain mereka. Pada prinsipnya manajemen supply chain adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi kompetisi bisnis, diperlukan kemampuan untuk mengakomodasikan ketidakpastian internal maupun eksternal dalam mengambil keputusan. Ketidakpastian

Lebih terperinci

#4 KONSEP LEAD TIME DALAM SCM

#4 KONSEP LEAD TIME DALAM SCM #4 KONSEP LEAD TIME DALAM SCM 1. Kompetisi Waktu Salah satu komponen yang dapat menentukan sebuah perusahaan dapat bersaing adalah waktu. Ada pepatah yang mengatakan WAKTU ADALAH UANG. Pepatah ini masih

Lebih terperinci

Siklus Adopsi & Model Operasi e-bisnis

Siklus Adopsi & Model Operasi e-bisnis Siklus Adopsi & Model Operasi e-bisnis Untuk memaksimalkan laba dari investasi infrastruktur e-bisnis, perlu pemahaman tentang bagaimana perusahaan dalam menerapkan e-bisnis. Penelitian menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

Analisis Proses Bisnis. Mia Fitriawati M.Kom

Analisis Proses Bisnis. Mia Fitriawati M.Kom Analisis Proses Bisnis Mia Fitriawati M.Kom Pendahuluan Paradigma bisnis dari comparative advantage menjadi competitive advantage, yang memaksa kegiatan bisnis/perusahaan memilih strategi yang tepat. Konsep

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin ketat. Tiap-tiap perusahaan akan berupaya semaksimal mungkin meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin ketat. Tiap-tiap perusahaan akan berupaya semaksimal mungkin meningkatkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pasar yang semakin mengglobal, persaingan di dunia bisnis semakin ketat. Tiap-tiap perusahaan akan berupaya semaksimal mungkin meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

Materi Bahasan. Lingkup ecrm ERP SCM Supplier Relationalship Management Partner Relationalship Management Agar e-business sukses

Materi Bahasan. Lingkup ecrm ERP SCM Supplier Relationalship Management Partner Relationalship Management Agar e-business sukses CRM in e-business Tujuan Pembelajaran Setelah pertemuan ini, diharapkan mahasiswa memiliki kompetensi yang mampu: - Mengetahui perkembangan ecrm - Mengenalkan ERP, SRM dan PRM - Mengetahui Checklist kesuksesan

Lebih terperinci

Bab 9 KONSEP e SUPPLY CHAIN DALAM SISTEM INFORMASI KORPORAT TERPADU

Bab 9 KONSEP e SUPPLY CHAIN DALAM SISTEM INFORMASI KORPORAT TERPADU Bab 9 KONSEP e SUPPLY CHAIN DALAM SISTEM INFORMASI KORPORAT TERPADU Sistem Informasi Korporat Terpadu Konsep manajemen supply chain memperlihatkan adanya proses ketergantungan antara berbagai perusahaan

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #4

Pembahasan Materi #4 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Kompetisi Waktu Alasan Perhitungan Waktu Siklus Hidup Produk Waktu Sebagai Strategi Konsep dan Cara Pandang Lead Time Manajemen Pipeline Logistik Added Cost

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH E-COMMERCE MANFAAT DAN KELEMAHAN E-COMMERCE

KARYA ILMIAH E-COMMERCE MANFAAT DAN KELEMAHAN E-COMMERCE KARYA ILMIAH E-COMMERCE MANFAAT DAN KELEMAHAN E-COMMERCE NAMA : Teguh laksana NIM : 10.12.4883 KELAS : S1-SI-07 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 / 2012 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan performa mereka. Salah satu dari banyak manfaat yang bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan performa mereka. Salah satu dari banyak manfaat yang bisa 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi dan komunikasi yang semakin maju dan berkembang saat ini memberikan banyak pilihan dan kemudahan bagi dunia bisnis dalam meningkatkan performa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Manajemen inventory merupakan suatu faktor yang penting dalam upaya untuk mencukupi ketersediaan stok suatu barang pada distribusi dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Logistik

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Logistik BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Logistik Distribusi fisik dan efektivitas logistik memiliki dampak yang besar pada kepuasan dan biaya perusahaan. Manajemen logistik penting dalam rantai pasokan, tujuan dari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

RANGKUMAN SIM Ch. 9 MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEINTIMAN PELANGGAN MELALUI APLIKASI PERUSAHAAN

RANGKUMAN SIM Ch. 9 MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEINTIMAN PELANGGAN MELALUI APLIKASI PERUSAHAAN RANGKUMAN SIM Ch. 9 MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEINTIMAN PELANGGAN MELALUI APLIKASI PERUSAHAAN (Achieving Operational Excellence and Customer Intimacy: Enterprise Applications) Rangkuman ini akan

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Supply Chain Management 2.1.1 Pengertian Supply Chain Definisi supply chain menurut Indrajit dan Djokopranoto (2002, p.5) adalah : Supply chain (rantai pengadaan)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Menurut Robbins dan Coulter dalam Tisnawatisule dan Saifullah (2005), perencanaan sebagai sebuah proses yang dimulai dari penerapan tujuan organisasi, menentukan strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Jumlah Tenaga Kerja Penduduk Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2014)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Jumlah Tenaga Kerja Penduduk Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2014) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di bidang pertanian. Seperti yang terdapat pada Gambar 1.1, dari 110.804.042

Lebih terperinci

Informasi harus memeiliki karakteristik seperti di bawah ini agar berguna dalam mengambil keputusan pada rantai pasok :

Informasi harus memeiliki karakteristik seperti di bawah ini agar berguna dalam mengambil keputusan pada rantai pasok : 16.1 PERAN IT DALAM RANTAI PASOK Teknologi informasi adalah poros dan kunci sukses dalam supply chain karena teknologi informasi dapat menciptakan integrasi dan koordinasi pada ranrai pasok. Informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain

BAB II LANDASAN TEORI. semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.

Lebih terperinci

DEFINISI DAN PERKEMBANGAN ERP JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Definisi ERP Daniel O Leary : ERP system are computer based system designed to process an organization s transactions

Lebih terperinci

Lampiran 1 DAFTAR WAWANCARA

Lampiran 1 DAFTAR WAWANCARA L.1 Lampiran 1 DAFTAR WAWANCARA Daftar pertanyaan wawancara Direktur PD. Bintang Cemerlang (Bapak Johan) mengenai keadaan di perusahaan 1. Perusahaan bapak bergerak di bidang apa? Jawab: Perusahaan kami

Lebih terperinci

PERTANIAN INDUSTRIAL: SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (MANAJEMEN RANTAI PASOKAN) Joni Murti Mulyo Aji

PERTANIAN INDUSTRIAL: SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (MANAJEMEN RANTAI PASOKAN) Joni Murti Mulyo Aji PERTANIAN INDUSTRIAL: SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (MANAJEMEN RANTAI PASOKAN) Joni Murti Mulyo Aji SUPPLY CHAIN ADALAH SUATU SISTEM System pada rantai pasokan menghubungkan produsen dengan konsumen THE PLAYERS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kinerjanya agar lebih efisien dan efektif dengan menerapkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kinerjanya agar lebih efisien dan efektif dengan menerapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini setiap perusahaan di seluruh dunia terus berupaya untuk meningkatkan kinerjanya agar lebih efisien dan efektif dengan menerapkan teknologi

Lebih terperinci

Pemodelan Proses Bisnis. Mia Fitriawati M.Kom

Pemodelan Proses Bisnis. Mia Fitriawati M.Kom Pemodelan Proses Bisnis Mia Fitriawati M.Kom Pemodelan Proses Bisnis Pemodelan Proses Bisnis Pemodelan Proses (process modelling) merupakan pusat dari berbagai macam bentuk pemodelan, karena pemodelan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENDUKUNG PERUBAHAN PROSES BISNIS DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus : Perusahaan Benang Polyester X )

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENDUKUNG PERUBAHAN PROSES BISNIS DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus : Perusahaan Benang Polyester X ) Media Informatika Vol.13 No.2 (2014) PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENDUKUNG PERUBAHAN PROSES BISNIS DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus : Perusahaan Benang Polyester X ) Hartanto Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

SISTEM BISNIS ELEKTRONIK

SISTEM BISNIS ELEKTRONIK SISTEM BISNIS ELEKTRONIK Saat ini dunia perdagangan tidak lagi dibatasi dengan ruang dan waktu. Mobilitas manusia yang tinggi menuntut dunia perdagangan mampu menyediakan layanan jasa dan barang dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi telah mendorong terciptanya persaingan yang sengit diantara para pelaku bisnis di setiap bidang. Kemampuan perusahaan dalam merespon perubahan secara cepat

Lebih terperinci

Materi 7 Mencapai Keunggulan Operasional dan Kedekatan dengan Pelanggan: Aplikasi Perusahaan

Materi 7 Mencapai Keunggulan Operasional dan Kedekatan dengan Pelanggan: Aplikasi Perusahaan Materi Pembelajarann Materi 7 Mencapai Keunggulan Operasional dan Kedekatan dengan Pelanggan: Aplikasi Perusahaan 7.1 Sistem Perusahaan 7.2 Sistem Manajemen Rantai Pasokan 7.3 Sistem Manajemen Hubungan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI. Oleh Iwan Sidharta, MM NFORMASI

SISTEM INFORMASI. Oleh Iwan Sidharta, MM NFORMASI SISTEM INFORMASI Oleh Iwan Sidharta, MM NFORMASI E business Vs E commerce E Business E business merupakan aplikasi kegiatan bisnis yang dilakukan secara otomatis dan semi otomatis dengan menggunakan teknologi

Lebih terperinci