BAB II KAJIAN PUSTAKA. terkena langsung akibat proses produksi atau yang mengambil hasil alam dari

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. terkena langsung akibat proses produksi atau yang mengambil hasil alam dari"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA Isu tentang tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat saat ini masih menjadi suatu tren di kalangan pebisnis dan perusahaan yang menuntut adanya kepedulian terhadap masyarakat sekitar perusahaan, terlebih pada masyarakat yang terkena langsung akibat proses produksi atau yang mengambil hasil alam dari lingkungan sekitar. Saat ini CSR telah diimplementasikan oleh beberapa perusahaan yang peduli akan lingkungan sekitar, bukan hanya memikirkan laba perusahaan, tetapi juga peduli terhadap lingkungan sosial perusahaan. Corporate Social Responsibility (CSR) tidak lahir begitu saja, tetapi mengalami evolusi dan metamorfosis dalam rentang waktu yang cukup panjang, walau tidak mengetahui secara pasti tahapan perkembangan tersebut. Perusahaan dalam aktivitasnya pada masa lalu lebih banyak bergerak dalam konteks mengupayakan keuntungan bagi perusahaan itu sendiri. Tanggung jawab sosial yang diberikan perusahaan hanya bersifat charity saja, artinya tidak menjadi suatu kewajiban bagi perusahaan untuk memberikan bantuan bagi masyarakat. Pada saat industri berkembang setelah terjadi revolusi industri, perusahaan masih memfokuskan sebagai organisasi yang hanya mencari keuntungan, dan sumbangan yang diberikan kepada masyarakat hanya sebatas penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan masyarakat melalui produknya, dan pembayaran pajak kepada negara. Untuk itu, masyarakat tidak hanya menuntut agar perusahaan menyediakan barang dan jasa, tetapi juga menuntut agar perusahaan bertanggung

2 jawab secara sosial, karena masyarakat melihat adanya penguasaan yang dilakukan perusahaan, misalnya eksploitasi sumber daya dan rusaknya lingkungan di sekitar operasi perusahaan, dapat dikatakan bahwa perusahaan telah melemahkan sehingga perusahaan berkuasa terhadap masyarakat untuk mendapatkan keuntungan belaka. (Arif Budimanta, Corporate Social Responsibility, 2007) Konsep menuju CSR ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 1960-an, dimana nama ini lebih dikenal dengan istilah kedermawanan atau pilantrophy. Kegiatan filantropi yang dilakukan oleh perusahaan saat itu ternyata tidak mampu menyelesaikan masalah-masalah tersebut, dan bahkan cenderung menimbulkan ketergantungan dan tidak memberdayakan masyarakat. Kapitalisme yang saat itu berkuasa, memang menimbulkan bahaya, yakni menciptakan kesenjangan sosial ekonomi, yang pada akhirnya berefek ke bidang-bidang lain. Perjalanan perusahaan yang bersifat kapitalisme akhirnya menimbulkan pemikiran untuk merubah terhadap situasi tersebut. Pemikiran ini muncul dalam The Future Capitalism yang ditulis Lester Thurow tahun 1966, yang mengatakan bahwa kapitalisme yang menjadi mainstream saat itu tidak hanya membahas pada masalah ekonomi, tetapi juga adanya unsur sosial dan lingkungan (Yusuf Wibisono, 2007). Akhirnya, perusahaan banyak melakukan tindakan charity, dan seiring berjalannya waktu perusahaan telah melakukan banyak perubahan dan kepedulian terhadap masyarakat yang hal ini lebih banyak dikenal dengan istilah tanggung jawab sosial perusahaan yang bukan sekedar sebuah charity atau philanthropy tetapi sebuah tanggung jawab yang diberikan kepada masyarakat baik dalam hal sosial, pendidikan, lingkungan, dan pemberdayaaan masyarakat.

3 2.1. Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) Setiap insan manusia berperan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Begitu juga dengan dunia usaha berperan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang sehat, dengan mempertimbangkan pula faktor lingkungan hidup. Seperti yang diungkapkan oleh Porter dan Kramer yang dikutip oleh Edi Suharto, It is true economic and social objectives have long seen as distinct and often competing. But this is a false dhicotomy. Companies do not function in isolation from the society around them. In fact, their ability to compete depends heavily on the circumstances of locations where they operate. Pendapat yang menyatakan bahwa tujuan ekonomi dan sosial adalah terpisah dan bertentangan merupakan pendapat yang keliru. Perusahaan tidak berfungsi secara terpisah dari masyarakat sekitarnya. Faktanya, kemampuan perusahaan untuk bersaing sangat tergantung pada keadaan lokasi dimana perusahaan itu beroperasi. Dahulu, banyak pemimpin bisnis menolak pemikiran bahwa perusahaan mereka harus mencoba memenuhi tanggung jawab sosial perusahaan selain menyediakan pekerjaan, memperoleh laba untuk membayar penanam modal, mempertanggung jawabkan pertumbuhan, membayar pajak, dan secara sukarela menyokong aktifitas nirlaba kesehatan, kesejahteraan, pendidikan, dan ekonomi. Kondisi sumber daya alam yang rusak sebagai akibat dari pembangunan ekonomi yang kurang memperhatikan lingkungan, mendorong kesadaran dan kepekaan dari stakeholders perusahaan akan tanggung jawab perusahaan. Pembangunan ekonomi yang merusak lingkungan tidak dapat lagi dipertahankan, karena jika hal ini terus berlangsung, proses kehidupan itu sendiri akan terancam.

4 Untuk itu lahir konsep Tanggung Jawab Sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR). Menurut Widiyanarti (2005) dalam Badaruddin, pendekatan CSR dilakukan secara holistic, artinya pendekatan yang dilakukan oleh perusahaan tidak dalam kegiatan bisnis semata, melainkan juga bergerak dari sifat charity menuju ke arah CSR yang lebih menekankan pada keberlanjutan pengembangan masyarakat (Community Development). Program CSR bukan hanya dimaknai dengan bagaimana perusahaan berperan terhadap masyarakat, tetapi juga dimaknai dengan bagaimana masyarakat berperan terhadap perusahaan tersebut. Jadi, dalam hal ini ada suatu feed back yang dikehendaki oleh perusahaan dan masyarakat. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan sebuah kewajiban bagi pelaku bisnis untuk dapat mensinergikan kegiatan bisnisnya dengan tujuan dan nilainilai yang ada dalam masyarakat. Menurut World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) CSR merupakan komitmen berkelanjutan dari perusahaan untuk menjadi etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi di samping pengembangan kualitas hidup dari tenaga kerja dan keluarga mereka maupun masyarakat lokal dan lingkungan secara luas. Menurut Schermerhorn dalam Edi Suharto (2007:102), CSR sebagai suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara-cara mereka sendiri dalam melayani kepentingan organisasi dan kepentingan publik eksternal. CSR yang juga dikenal dengan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan merupakan sebuah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis dan

5 interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan. Di Indonesia sendiri, CSR telah sejak lama menggunakan definisi CSR sebagai upaya dari entitas bisnis meminimumkan dampak negatif dan memaksimumkan dampak positif operasinya terhadap seluruh pemangku kepentingan dalam bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan untuk mencapai tujuan pembangunan. Dari pengertian-pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa CSR adalah kepedulian perusahaan yang menyisihkan sebagian keuntungan perusahaan (profit) bagi kepentingan pembangunan manusia (people) dan lingkungan (planet) secara berkelanjutan bedasarkan prosedur yang tepat dan professional agar tercapai tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial dapat dilakukan dalam berbagai situasi dengan mempertimbangkan hasil terbaik atau yang paling sedikit merugikan stakeholder nya. Sebuah organisasi dapat memutuskan tindakan atau perilaku yang paling etis dalam situasi tertentu dengan menerapkan prinsip-prinsip moral. Saidi dan Abidin dalam Suharto (2007:106) menyatakan tiga paradigma berbeda yang menjadi motivasi perusahaan melakukan CSR, yakni: corporate charity merupakan dorongan amal berdasarkan motivasi keagamaan, corporate philantrophy merupakan dorongan kemanusiaan yang biasanya bersumber dari norma dan etika universal untuk mendorong sesama dan memperjuangkan

6 pemerataan sosial, serta corporate citizenship yaitu motivasi kewargaan demi mewujudkan keadilan sosial berdasarkan prinsip keterlibatan sosial. Hal mengenai CSR lebih diungkapkan oleh Archie B. Carrol yang dikutip oleh Amin Widjaja Tunggal dalam bukunya Corporate Social Responsibility yang menggambarkan piramida tanggung jawab sosial perusahaan mengenai perlunya perusahaan melakukan CSR, yakni: a. Tanggung jawab ekonomis. Make a profit. Motif utama perusahaan adalah menghasilkan laba. Laba adalah fondasi perusahaan. Perusahaan harus memiliki nilai tambah ekonomi sebagai prasyarat agar perusahaan dapat terus hidup dan berkembang. b. Tanggung jawab legal. Obey the law. Perusahaan taat hukum. Dalam proses mencari laba, perusahaan tidak boleh melanggar kebijakan dan hukum yang telah ditetapkan pemerintah. c. Tanggung jawab etis. Be ethical. Perusahaan memiliki kewajiban untuk menjalankan praktek bisnis yang baik, benar, adil, dan fair. Norma-norma masyarakat perlu menjadi rujukan bagi perilaku organisasi perusahaan. d. Tanggung jawab filantropis. Be a good citizen. Perusahaan dituntut agar dapat memberi kontribusi yang dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas kehidupan semua. Suatu perusahaan dalam melaksanakan CSR harus didasari oleh tiga prinsip dasar yang dikenal dengan istilah triple bottom lines, yaitu 3P: a. Profit. Perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari keuntungan ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang.

7 b. People. Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan manusia. Misalnya dengan pemberian beasiswa bagi pelajar sekitar perusahaan, pendirian sarana kesehatan dan pendidikan, penguatan kapasitas ekonomi lokal, dan bahkan ada perusahaan yang merancang berbagai skema perlindungan sosial bagi warga setempat. c. Plannet. Perusahaan peduli terhadap lingkungan hidup dan berkelanjutan keragaman hayati. Prinsip ini berupa penghijauan lingkungan hidup, penyediaan sarana air bersih, perbaikan pemukiman, dan pengembangan pariwisata (Edi Suharto, 2007) Bentuk-bentuk Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) Selama ini sering sekali konsep CSR disamaartikan dengan charity/philantropy. Charity/philantropy ini dikatakan sebagai konsep yang salah, atau biasa disebut dengan kedermawanan atau hadiah. Hal ini bukan merupakan program CSR, karena CSR yang sesungguhnya adalah program perusahaan terkait dengan bagaimana tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat. Menurut Widyamukti, sebuah CSR memiliki dua bentuk, yakni tanggung jawab sosial secara aktif dan tanggung jawab sosial secara pasif. CSR aktif adalah perusahaan bertindak secara aktif dalam menyelenggarakan program CSR, berupa kegiatan-kegiatan sosial seperti pengembangan komunitas, atau kampanye sosial. Sedangkan CSR pasif adalah tanggung jawab sosial dimana aktivitasnya tidak ditunjukkan secara nyata, tetapi dapat dilihat dari proses produksi dan hasil produk

8 perusahaan, misalnya suatu perusahaan dalam memproduksi barang menggunakan bahan ramah lingkungan, dan tidak menimbulkan kerusakan pada lingkungan. Dalam pelaksanaannya, bentuk-bentuk CSR tersebut biasanya dilakukan dengan kegiatan-kegiatan, yakni: pertama dalam bidang kesehatan, dengan menyediakan paramedis, memberikan sarana pemeriksaan gratis, serta pembuatan puskesmas pembantu. Kedua, pendidikan, dilakukan dengan cara pemberian beasiswa bagi anak yang tidak mampu sampai melakukan pelatihan yang tepat guna sehingga dapat dimanfaatkan langsung. Ketiga, pelestarian lingkungan, bentuk ini sangat penting untuk dilakukan perusahaan pertambangan, karena perusahaan telah mengambil hasil alam untuk proses produksi. Kegiatan ini dilakukan dengan membuat revegetasi lahan di areal bekas penambangan, serta mengolah terlebih dahulu limbah tambang untuk dibuang ke sungai sehingga masyarakat tetap dapat menggunakannya. Keempat, pemberdayaan masyarakat dengan memberikan bantuan modal usaha, pembentukan pasar atau jaringan pasar, serta memberikan pelatihan-pelatihan yang dapat mengubah kehidupan masyarakat, baik dari segi ekonomi, sosial, dan budaya. Bentuk-bentuk CSR yang dilakukan itu, menurut Widyamukti, bukan berupa kegiatan yang hanya dilakukan dan kemudian dibiarkan begitu saja, tetapi juga harus tetap tinggal dalam masyarakat. Artinya, kegiatan yang dilakukan itu harus memiliki manfaat dalam jangka panjang.

9 2.3. Corporate Social Responsibility (CSR) dan Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan masyarakat pada dasarnya merupakan kegiatan terencana dan kolektif dalam memperbaiki kehidupan masyarakat, terutama bagi kelompok lemah atau kurang beruntung agar mereka memiliki kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya, mengemukakan gagasan, melakukan pilihan-pilihan hidup, melaksanakan kegiatan ekonomi, serta berpartisipasi dalam kegiatan sosial. Pada umumnya pemberdayaan masyarakat dilakukan terhadap kelompok masyarakat lemah atau kurang berdaya, seperti yang dikarakteristikkan oleh Suharto (2006), yang dikatakan lemah dalam ekonomi yakni orang yang tidak memiliki pekerjaan, pendapatan, modal, dan aset yang mampu menopang kehidupannya, sehingga mereka memiliki kemampuan atau keberdayaan melalui program-program pelatihan, pemberian modal usaha, perluasan akses terhadap pelayanan sosial, dan peningkatan kemandirian. Pelaksanaan CSR yang dilakukan sering sekali tidak tepat, pelaksanaannya hanya mengandalkan inovasi dari pelaksana CSR, bukan berdasarkan kebutuhan masyarakat, sehingga tidak jarang program CSR bisa menjebak masyarakat kepada ketergantungan baru. Masyarakat tidak mandiri, dan tidak dapat mencari alternatif kehidupan untuk menyejahterakan diri. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh PIRAC, kegiatan CSR yang dilaksanakan oleh perusahaan dengan tujuan untuk pemberdayaan masyarakat ternyata malah membuat masyarakat menjadi tergantung pada bantuan-bantuan yang diberikan perusahaan. Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat bagaimana program pemberdayaan tersebut dilakukan oleh Pertamina sehingga masyarakat bisa

10 ikut terlibat dalam kemandirian dengan ketrampilan dan kemampuan yang dimilikinya. Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang telah dilakukan oleh beberapa perusahaan dapat dikatakan berhasil dalam hal pemberdayaan masyarakat miskin, misalnya PT Bogasari yang memiliki program CSR melalui pendampingan para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berbasis terigu. Program yang sama dilakukan yakni PT Unilever yang memiliki program CSR dengan tujuan meningkatkan kualitas produksi, sekaligus menjamin kelancaran distribusi, seperti kecap Bango yang telah menjadi produk unggulnya. Kegiatan CSR yang dapat dikatakan berhasil juga dilakukan oleh Pertamina UP VI Balongan dalam memberdayakan masyarakat miskin. Program CSR yang dilakukan berupa CD (Community Development), RD (Relation Development), dan PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan). Salah satu contoh kegiatan yang dilakukan oleh UP VI Balongan adalah di bidang pendidikan, yakni menyukseskan program Bupati Indramayu untuk peningkatan IPM (Indeks Pembangunan Manusia) dengan melaksanakan program pemberantasan buta aksara dengan memberikan bantuan fasilitas, sarana dan prasarana sekolah. Untuk memberdayakan masyarakat agar memiliki kemandirian dalam usaha sehingga dapat meningkatkan SDM masyarakat Indramayu, Pertamina UP VI Balongan memberikan pelatihan dan ketrampilan yang diharapkan dapat membantu mengurangi angka pengangguran dengan memberikan keahlian untuk usaha diri masing-masing. (

11 Kegiatan perusahaan yang operasinya bergerak dalam bidang lingkungan, yakni PT RAPP (Riau Andalan Pulp and Paper) yang sudah mendapat penghargaan Award Excellency Poverty Allevation atau pengentasan kemiskinan pada 28 September 2007 yang lalu. Perusahaan ini lebih dinilai berhasil dalam menjalankan program pemberdayaan melalui pertanian terpadu, perikanan, dan peternakan. Tetapi kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh perusahaan tidak disamakan dengan praktik bisnis yang bijaksana sehingga mengorbankan kelestarian lingkungan untuk mendapatkan profit yang besar. Berikut ini adalah perusahaan yang telah menerapkan program CSR: Tabel 2.1. Perusahaan yang Menerapkan Program CSR no Perusahaan Dana CSR Program CSR 1. Grup Bakrie Rp. 125 miliar (2007) Program rehabilitasi sejumlah gedung sekolah serta fasilitas umum atau rumah para korban bencana alam di seluruh Indonesia. 2. Grup Lippo Rp 63 miliar (2007) Pengembangan bidang pendidikan, kesehatan, seni budaya, lingkungan,dan bencana alam. 3. Grup Sinar Mas Rp 111 miliar/tahun Community development, program beasiswa, pemberdayaan riset dan kegiatan sosial yang terkait dengan lingkungan kerja atau sifatnya lokal sekeliling unit usaha. 4. PT Freeport Rp 500 miliar/tahun Program kesehatan dengan membangun RS. Pengembangan sektor pendidikan melalui program beasiswa. Bantuan kredit usaha rakyat. Program air bersih dan pembuatan jamban. 5. PT HM Sampoerna Rp 47,6 miliar (2006) Memajukan pendidikan di Indonesia bekerja sama dengan Sampoerna Foundation United

12 School Program di 5 SMA Negri di Jawa timur dan Yogyakarta. Merekonstruksi sekolah yang rusak akibat gempa di Yogyakarta. 6. PT INCO US$ 5,5 juta/tahun Pengembangan masyarakat di Sulawesi Selatan, Tenggara, dan Tengah melalui sektor pendidikan, kesehatan, pengembangan ekonomi masyarakat, pertanian dan perikanan, infrastruktur dan pelayanan publik, sosial budaya, olah raga dan kampanye perdamaian. 7. PT Newmont Indonesia US$ 4 juta/tahun Pengembangan masyarakat di daerah Sumbawa, Nusa Tenggara. 8. PT Pertamina Rp 59,9 miliar (2007) Progam pengembangan bidang kesehatan, pendidikan dan pelatihan, pembangunan infrastruktur dan sarana umum, rumah ibadah dan bantuan bencana alam. 9. PT Kaltim Prima Coal 10 Sampoerna Foundation Rp 46 miliar (2007) Rp 118 miliar (2007) terdiri dana tidak terikat dan terikat temporer Pengembangan sektor agrobisnis, pendidikan, kesehatan, pendayagunaan usaha mikro kecil menengah, infrastruktur, pelestarian alam dan budaya, dan penguatan kapasitas kemasyarakatan dan pemerintahan. Program yang dilakukan diantaranya adalah rekonstruksi sekolah laboratorium, bantuan pendidikan, pendidikan dan pelatihan guru. 11 Bank Mandiri Rp 96,8 miliar Sebesar 50% dana untuk program kemitraan dan 50% sisanya untuk program bina lingkungan. 12 PT PN III Rp 14,1 miliar (2007) Menyelenggarakan program kemitraan dan bina lingkungan. Bantuan pendidikan dan pelatihan, membangun sarana ibadah. Peningkatan kesehatan, prasarana umum dan bantuan

13 korban bencana alam. 13 PT PN IV Rp 10,6 miliar (2007) Program yg dilakukan meliputi pinjaman lunak untuk UKM, hibah pendidikan & training, bantuan bencana alam, bantuan kesehatan, sarana umum, sarana ibadah dan pelestarian alam. 14 PT PN VII Rp 7,3 miliar (2007) Program peminjaman modal kerja. Program kelompok binaan, membantu daerah bencana alam, pendidikan dan pelatihan, peningkatan kesehatan masyarakat, pengembangan sarana umum, sarana ibadah dan pelestarian alam. Sumber: Majalah SWA, November Salah satu wacana yang dikutip oleh Teguh Kurniawan membahas mengenai aktivitas CSR bersifat eksternal dan internal perusahaan. Aktivitas eksternal adalah pelaksanaan CSR yang ditujukan terhadap orang-orang yang di luar perusahaan, sedangkan aktivitas internal adalah aktivitas pelaksanaan CSR ditujukan terhadap orang-orang yang berada di dalam lingkup perusahaan. Berkaitan dengan hal itu, Pemberdayaan Masyarakat adalah aktivitas CSR Pertamina untuk memberdayakan masyarakat yang bersifat eksternal. Program tersebut dirancang dan dilaksanakan Pertamina untuk memberdayakan masyarakat agar lebih memiliki ketrampilan untuk jangka panjang. Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina memiliki misi, yaitu: mewujudkan kepentingan sosial PT Pertamina (Persero) dan kontribusi perusahaan terhadap pengembangan masyarakat berkelanjutan. mengimplementasikan kepentingan perusahaan terhadap CSR untuk memberikan nilai tambah bagi stakeholders dalam upaya mendukung kemajuan perusahaan.

14 Melalui Pemberdayaan Masyarakat ini, Pertamina memberikan kesempatan kepada masyarakat dengan pemberian kursus/pelatihan, memberikan pinjaman modal usaha, pembentukan pasar atau jaringan pasar produk dan usaha, dan bantuan hibah untuk pembinaan dan pelatihan. Lebih lanjut menurut Saidi dan Abidin dalam Edi Suharto, ada empat model atau pola Tanggung Jawab Sosial (CSR) yang umumnya diterapkan di Indonesia: 1. Keterlibatan langsung. Perusahaan menjalankan program CSR secara langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara. Untuk menjalankan tugas ini, sebuah perusahaan biasanya menugaskan salah satu pejabat seniornya, seperti corporate secretary atau public affair manager menjadi bagian dari tugas public relation. 2. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan. Perusahaan mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau grupnya. Model ini merupakan adopsi dari model yang lazim diterapkan di perusahaan-perusahaan di negara maju. Biasanya, perusahaan menyediakan dana awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat digunakan secara teratur bagi kegiatan yayasan. 3. Bermitra dengan pihak lain. Perusahaan menyelenggarakan Tanggung Jawab Sosial melalui kerja sama dengan lembaga sosial/organisasi non pemerintah, instansi pemerintah, universitas atau media massa, baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya. 4. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium. Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu.

15 Berkaitan dengan pokok permasalahan penelitian, Pertamina menggunakan model keterlibatan langsung dalam melaksanakan program CSR nya dan juga mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium. Dimana kegiatan CSR Pertamina dilaksanakan oleh bagian CSR yang berada di bawah naungan Public Relation (humas) Pertamina Community Development Salah satu bentuk dari tanggung jawab sosial perusahaan yang sering diterapkan adalah community development. Community Development (CD) merupakan upaya melibatkan peran aktif masyarakat beserta sumber daya lokal yang ada, yang lebih menekankan pada proses, berjangka waktu panjang, serta bertumpu pada komunitas menuju pembangunan yang berkelanjutan. Menurut Saidi dan Abidin, pendekatan CD merupakan satu bentuk CSR yang banyak didorong oleh motivasi kewargaan, meskipun pada beberapa aspek lain masih merupakan motivasi filantropis. Perusahaan yang mengedepankan konsep CD akan lebih menekankan pembangunan sosial dan pembangunan kapasitas masyarakat lokal untuk maju dan berkembang, seperti program pemberian bantuan yang terkait dengan pelayanan masyarakat atau kepentingan umum, termasuk di dalamnya bantuan bencana alam, bantuan prasarana umum termasuk tempat ibadah dan peningkatan kesehatan bagi masyarakat setempat. Menurut Tamam Achda dalam Seminar Nasional A Promise of Gold Rating: Sustainable CSR, salah satu konsep CSR yang biasanya disebut dengan Community

16 Development (CD) ini harus benar-benar untuk mengembangkan masyarakat dengan pembangunan yang berkelanjutan sehingga mempunyai pengaruh jangka panjang. Di Indonesia, program CD direkomendasikan pada peningkatan pendapatan (ekonomi) atau kesejahteraan masyarakat, masalah-masalah pekerjaan, peningkatan pendidikan, serta kesehatan masyarakat, yang tujuannya, adalah: meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menemukan alternatif ekonomi dalam jangka panjang, meningkatkan kualitas kehidupan serta kemandirian masyarakat baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya. Di samping peran perusahaan dalam pengembangan, masyarakat juga harus ikut serta dalam proses pembangunan yang berkelanjutan, seperti yang diungkapkan oleh John Dewey, bahwa seseorang mampu belajar dengan pengalaman yang didapat, dan mampu berbuat sesuai dengan apa yang dipelajari. Jadi, dalam hal ini, community development bukan hanya sekedar proses memberikan kepada masyarakat tetapi juga masyarakat mampu belajar sambil berbuat (learning by doing). Salah satu program Community Development ini adalah community empowering, yakni sebuah usaha untuk memberdayakan masyarakat sehingga memiliki akses yang baik untuk menunjang kemandiriannya, sebagai contoh program pemberian beasiswa, peningkatan kapasitas usaha masyarakat yang berbasis potensi setempat serta bantuan untuk pengembangan atau penguatan kelompok swadaya masyarakat. Dalam hal ini, masyarakat di Kel. Jayamukti perlu adanya program-program untuk pengembangan dan pembinaan tersebut, dengan sisi kehidupan sosial dan

17 ekonomi yang masih memerlukan bantuan dengan cara perusahaan itu sendiri. Program CD yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan yang harus diusahakan berkesinambungan dengan kriteria keberhasilan yang jelas Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT. Pertamina Program PKBL Pertamina sebelumnya bernama PUKK yang sesuai dengan SK Menteri Keuangan RI No.316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994, BUMN termasuk juga PT. Pertamina diwajibkan melakukan pembinaan terhadap usaha kecil koperasi dalam rangka mendukung program pemerintah. PUKK PT. Pertamina adalah lembaga pembinaan usaha kecil dan koperasi di lingkungan PT. Pertamina yang keberadaan dan kegiatannya merupakan penugasan pemerintah untuk ikut memberdayakan usaha kecil dan koperasi dan diprioritaskan pada daerah di sekitar wilayah operasi PT. Pertamina dan mitra bisnis dalam mendukung kelancaran kegiatan operasi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Ide mengenai tanggung jawab sosial perusahaan atau yang dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Ide mengenai tanggung jawab sosial perusahaan atau yang dikenal sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ide mengenai tanggung jawab sosial perusahaan atau yang dikenal sebagai Corporate Social Responsibility (CSR) kini semakin diterima secara luas. Namun, sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Corporate Social Responsibility (CSR) 2.1.1. Pengertian CSR Definisi Corporate Social Responsibility yang biasanya disingkat CSR adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development) 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini dunia usaha tidak lagi hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata (single bottom line), juga aspek sosial dan lingkungan yang biasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dapat dikatakan sebagai salah satu aktor ekonomi dalam satu wilayah, baik itu wilayah desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, dan negara. Sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini wacana tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan - Corporate

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini wacana tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan - Corporate BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini wacana tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan - Corporate Social Responsibity (CSR) menjadi perhatian serius dari berbagai kalangan masyarakat luas,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Seiring berjalannya waktu, perkembangan teknologi adalah sesuatu hal yang pasti. Perkembangan teknologi semakin lama semakin berkembang dengan pesat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang direkomendasikan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai pelaku dunia usaha adalah salah satu dari stakeholder pembangunan di Indonesia. Setiap perusahaan di Indonesia melakukan berbagai kegiatan terencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial dan lingkungan (profit-people-planet), kini semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial dan lingkungan (profit-people-planet), kini semakin banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan arti keseimbangan antar aspek ekonomi, sosial dan lingkungan (profit-people-planet), kini semakin banyak perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin ketatnya persaingan dalam bisnis usaha di Indonesia mendorong banyak perusahaan untuk lebih berpikir ke depan guna menjalankan strategi yang terbaik

Lebih terperinci

17 BAB 1 PENDAHULUAN

17 BAB 1 PENDAHULUAN 17 BAB 1 PENDAHULUAN 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hakikatnya setiap orang maupun organisasi memiliki tanggung jawab sosial terhadap lingkungannya. Pada konteks perusahaan, tanggung jawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perekonomian negara dan masyarakat luas. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perekonomian negara dan masyarakat luas. Meskipun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa perusahaan merupakan salah satu pelaku ekonomi yang tentunya mempunyai peranan sangat penting terhadap kelangsungan

Lebih terperinci

TUGAS CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY (CSR)

TUGAS CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY (CSR) TUGAS CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY (CSR) Mata Kuliah : Etika Bisnis Dosen Pembina : Hj.I.G.A.Aju Nitya D, SST,SE,MM CHAIRUL ANAM S. 01210007 UNIVERSITAS NAROTAMA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MANAGEMEN

Lebih terperinci

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian Konseptualisasi CSR Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Indah Widowati, MP. Eko Murdiyanto, SP., M.Si. Pertemuan-1 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS UPN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama kurun waktu 20-30 tahun terakhir ini, kesadaran masyarakat akan peran perusahaan dalam lingkungan sosial semakin meningkat. Banyak perusahaan besar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. korporasi tidak hanya dituntut memiliki kepedulian pada isu-isu lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. korporasi tidak hanya dituntut memiliki kepedulian pada isu-isu lingkungan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi revolusi industri di Inggris (1760-1860), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih banyak

Lebih terperinci

BUSINESS ETHIC AND GOOD GOVERNANCE Corporate Social Responsbility (E-LEARNING)

BUSINESS ETHIC AND GOOD GOVERNANCE Corporate Social Responsbility (E-LEARNING) Modul ke: BUSINESS ETHIC AND GOOD GOVERNANCE Corporate Social Responsbility (E-LEARNING) Fakultas Pascasarjana Dr. Anik Tri Suwarni, MM. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id KASUS PEMBUKA Pandangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian dimanfaatkan oleh banyak perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari hasil tambang batubara. Keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONTEKS MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONTEKS MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONTEKS MASALAH Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan yang lain. Kehidupan manusia di bumi ini adalah suatu sistem, yang saling berkaitan satu sama lain,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era persaingan bisnis saat ini, sebuah perusahaan dituntut untuk mampu memiliki langkahlangkah inovatif yang mampu memberi daya saing dengan kompetitor. Selain

Lebih terperinci

BAGIAN I. PENDAHULUAN

BAGIAN I. PENDAHULUAN BAGIAN I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Kegiatan di sektor ketenagalistrikan sangat berkaitan dengan masyarakat lokal dan Pemerintah Daerah. Selama ini keberadaan industri ketenagalistrikan telah memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Program Corporate Social Reponsibility (CSR) merupakan salah satu kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. Program Corporate Social Reponsibility (CSR) merupakan salah satu kewajiban BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Corporate Social Reponsibility (CSR) merupakan salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DENGAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP EKSISTENSI PERUSAHAAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DENGAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP EKSISTENSI PERUSAHAAN HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DENGAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP EKSISTENSI PERUSAHAAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk

Lebih terperinci

Corporate Social Responsibility. Etika bisnis

Corporate Social Responsibility. Etika bisnis Corporate Social Responsibility Etika bisnis Perkembangan CSR Dalam perkembangan negara industri, terjadi pengelompokkan negaranegara terutama dalam golongan yang dikenal sebagai negara penghasil bahan

Lebih terperinci

Bussiness Ethic and Good Governence Corporate Social Responsibility ( CSR )

Bussiness Ethic and Good Governence Corporate Social Responsibility ( CSR ) Bussiness Ethic and Good Governence Corporate Social Responsibility ( CSR ) Dr.H. Ahmad Badawi Saluy, SE.,MM www.mercubuana.ac.id Corporate Social Responcibility Definisi World Bank komitmen dunia usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu kegiatan sosial perusahaan, dari tahun ke tahun semakin menjadi perbincangan. CSR merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi situasi ekonomi pasar bebas. Perkembangan bisnis dalam

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi situasi ekonomi pasar bebas. Perkembangan bisnis dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate Social Responsibility (CSR), merupakan suatu wacana yang sedang mengemuka di dunia bisnis atau perusahaan. Wacana CSR tersebut digunakan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia usaha semakin menyadari bahwa perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada nilai perusahaan yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya

Lebih terperinci

Bab II. Corporate Social Responsibility

Bab II. Corporate Social Responsibility Bab II Corporate Social Responsibility 2.1. Definisi Corporate Social Responsibility (CSR) Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) kian berkembang. Namun belum ada standar maupun seperangkat kriteria

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti saat ini :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti saat ini : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Terdapat penelitian yang telah dilakukan yang berhubungan dengan implementasi tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dalam kebijakan pengembangan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. go public pertama kali. PT. Bank mandiri (PERSERO) Kanwil VIII Tbk Surabaya

BAB V PENUTUP. go public pertama kali. PT. Bank mandiri (PERSERO) Kanwil VIII Tbk Surabaya BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan PT. Bank mandiri (PESERO) Kanwil VIII Tbk Surabaya yang bergerak pada bidang perbankan yang merupakan salah satu perusahaan BUMN yang telah go public pertama kali. PT. Bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha.

BAB I PENDAHULUAN. manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Penelitian Salah satu isu penting yang masih terus menjadi perhatian dalam dunia usaha hingga saat ini yaitu terkait tentang tanggung jawab sosial perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan oleh masing-masing perusahaan. Saat ini, Corporate Social

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan oleh masing-masing perusahaan. Saat ini, Corporate Social BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat perusahaan mulai berkembang, kesadaran dalam mengurangi dampak terhadap lingkungan yang ditimbulkan dari kegiatan operasional perusahaan perlu ditingkatkan oleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab atas usaha tersebut (Badan Pusat Statistik, 2013). Tujuan

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab atas usaha tersebut (Badan Pusat Statistik, 2013). Tujuan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemikiran yang mendasari Corporate Social Responsibility yang selanjutnya

I. PENDAHULUAN. Pemikiran yang mendasari Corporate Social Responsibility yang selanjutnya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemikiran yang mendasari Corporate Social Responsibility yang selanjutnya disebut CSR sering dianggap inti dari etika bisnis adalah bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai

Lebih terperinci

53 IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DI PT. INTILAND DEVELOPMENT

53 IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DI PT. INTILAND DEVELOPMENT 53 IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DI PT. INTILAND DEVELOPMENT Oleh: Siti Rachmawati, Moch. Zaenuddin & Maulana Irfan Email: Rahmaskd@gmail.com ABSTRAK Corporate Social Responsibility

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. (corporate social responsibility) dikemukakan oleh John Elkington (1997) yang

PENDAHULUAN. (corporate social responsibility) dikemukakan oleh John Elkington (1997) yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Satu terobosan besar perkembangan gema tanggungjawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) dikemukakan oleh John Elkington (1997) yang terkenal

Lebih terperinci

Materi Kuliah ETIKA BISNIS. Tanggungjawab Sosial Perusahaan (CSR) Pertemuan ke-6

Materi Kuliah ETIKA BISNIS. Tanggungjawab Sosial Perusahaan (CSR) Pertemuan ke-6 Materi Kuliah ETIKA BISNIS Tanggungjawab Sosial Perusahaan (CSR) Pertemuan ke-6 Latar Belakang Munculnya isu pemanasan global, penipisan ozon, kerusakan hutan, kerusakan lokasi di pertambangan, pencemaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesuksesan pembangunan dalam masa globalisasi saat ini mengarah kepada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesuksesan pembangunan dalam masa globalisasi saat ini mengarah kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesuksesan pembangunan dalam masa globalisasi saat ini mengarah kepada pembangunan yang berkelanjutan dan penguatan ekonomi kerakyatan. Program pembangunan yang demikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pada aspek keuntungan secara ekonomis saja, yaitu nilai

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pada aspek keuntungan secara ekonomis saja, yaitu nilai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pembangunan sekarang ini, perusahaan tidak lagi berhadapan pada tanggung jawab pada aspek keuntungan secara ekonomis saja, yaitu nilai perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR), atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai tanggung jawab sosial perusahaan, adalah kegiatan sosial yang dilakukan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dalam suatu negara bukan merupakan tanggung

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dalam suatu negara bukan merupakan tanggung BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dalam rangka pembangunan nasional dalam suatu negara bukan merupakan tanggung jawab pemerintah saja. Setiap warga negara mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada jaman ini banyak sekali perusahaan ataupun organisasi yang bergerak dibidang yang sama. Hal ini menjadikan terciptanya persaingan antar perusahaan atau organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukannya, melainkan juga menuntut untuk bertanggung jawab secara sosial.

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukannya, melainkan juga menuntut untuk bertanggung jawab secara sosial. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat industri berkembang setelah terjadi revolusi industri, kebanyakan perusahaan masih memfokuskan dirinya sebagai organisasi yang mencari keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam. Diera globalisasi ini semakin banyaknya perusahaan baru yang tumbuh dan dunia usaha semakin berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak dapat berdiri sendiri. Keberadaan perusahaan dalam lingkungan masyarakat membawa pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi tersebut. Seiring dengan dinamika pembangunan, peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. kondisi tersebut. Seiring dengan dinamika pembangunan, peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan menuju bangsa yang maju, mandiri, sejahtera dan berkeadilan bukan merupakan suatu proses yang mudah dilalui. Banyak tantangan dan agenda pembangunan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan tujuan pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. dari kegiatan atau tindakan ekonomi perusahaan. Kegiatan produksi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. dari kegiatan atau tindakan ekonomi perusahaan. Kegiatan produksi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan bisnis tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan keuntungan secara maksimal. Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan seringkali

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, politik, kesehatan, dan lingkungan makin banyak. Kemajuan

I. PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, politik, kesehatan, dan lingkungan makin banyak. Kemajuan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Motivasi utama setiap perusahaan atau industri atau bisnis adalah meningkatkan keuntungan. Logika ekonomi neoklasik adalah bahwa dengan meningkatnya keuntungan dan kemakmuran

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Corporate Social Responsibility 2.1.1.1 Konsep Corporate Social Responsibility Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki banyak definisi

Lebih terperinci

Pengantar. responsibility (CSR).

Pengantar. responsibility (CSR). Pengantar Perusahaan mengejar laba memang sudah menjadi wataknya. Tetapi jika kemudian sebuah perusahaan juga ikut repot-repot melibatkan diri dalam suatu gerakan mencerdaskan bangsa melalui pemberian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan mendapat perhatian besar dari pihak - pihak yang berkepentingan melalui

BAB I PENDAHULUAN. akan mendapat perhatian besar dari pihak - pihak yang berkepentingan melalui 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kinerja keuangan perusahaan merupakan prestasi di bidang keuangan yang telah dicapai oleh perusahaan dalam periode waktu tertentu yang dapat dilihat melalui laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak memberikan kontribusi positif kepada aspek sosial dan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak memberikan kontribusi positif kepada aspek sosial dan lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kajian mengenai corporate social responsibility yang selanjutnya bisa disingkat CSR semakin berkembang pesat seiring banyak fakta yang terjadi dimana perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional sebagai rangkaian upaya pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional sebagai rangkaian upaya pembangunan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional sebagai rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia terus mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Meski bukan lagi menjadi isu baru, CSR dapat menjembatani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada perubahan lingkungan yang menyebabkan semakin ketatnya persaingan dalam dunia industri. Makin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Maraknya isu kedermawanan sosial perusahaan belakangan ini mengalami perkembangan yang sangat pesat sejalan dengan berkembangnya konsep tanggung jawab sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bagian dari perekonomian nasional mempunyai andil yang besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bagian dari perekonomian nasional mempunyai andil yang besar dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini, perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate social responsibility (CSR) semakin banyak dibahas di kalangan bisnis.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN SERTA PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) pertama kali dikemukakan oleh Howard R. Bowen pada tahun 1953. Setelah itu,csr

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dalam rangka pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dalam rangka pembangunan nasional 16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dalam rangka pembangunan nasional suatu negara bukan merupakan tanggung jawab pemerintah saja. Setiap warga negara mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan merupakan isu yang sangat penting bagi perusahaan baik perusahaan nasional maupun perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis Indonesia. Masyarakat telah semakin kritis dan mampu melakukan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis Indonesia. Masyarakat telah semakin kritis dan mampu melakukan BAB I PENDAHULUAN 14. Latar Belakang Masalah Semenjak runtuhnya pemerintahan Orde Baru, masyarakat semakin berani untuk beraspirasi dan mengekspresikan tuntutannya terhadap perkembangan dunia bisnis Indonesia.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis dimana keberhasilan kemitraan

TINJAUAN PUSTAKA. Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis dimana keberhasilan kemitraan TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis dimana keberhasilan kemitraan sangat ditentukan oleh adanya kepatuhan diantara yang bermitra dalam menjalankan etika bisnis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Sudah lama kita ketahui bahwa tujuan umum dari sebuah usaha didirikan adalah untuk mencari keuntungan atau laba, laba sendiri merupakan hasil yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini topik mengenai Corporate Social Responsibility (selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini topik mengenai Corporate Social Responsibility (selanjutnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini topik mengenai Corporate Social Responsibility (selanjutnya disingkat CSR) banyak dibahas. Perusahaan di dunia maupun di Indonesia juga semakin banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. The Triple Bottom Line in 21st Century Business (1998), karyajohn Elkington.

BAB I PENDAHULUAN. The Triple Bottom Line in 21st Century Business (1998), karyajohn Elkington. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam konteks global, istilah CSR mulai digunakan sejak tahun 1970an dan semakin populer terutama setelah kehadiran buku Cannibals With Forks: The Triple Bottom Line

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA, Menimbang : a. bahwa dalam upaya mewujudkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk menghalalkan segala cara untuk menekan biaya serendah-rendahnya dan meraih keuntungan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan teknologi, sosial ekonomi, budaya pada abad 18 ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan teknologi, sosial ekonomi, budaya pada abad 18 ditandai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan teknologi, sosial ekonomi, budaya pada abad 18 ditandai dengan dominasi mesin sebagai alat produksi (Kartasasmita, 1996). Revolusi ini melahirkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. publik eksternalnya adalah mereka yang berada di luar bagian dari organisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. publik eksternalnya adalah mereka yang berada di luar bagian dari organisasi atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagian orang menganggap organisasi sebagai suatu objek yang menyenangkan dan menarik. Tujuan utama organisasi adalah untuk memahami organisasi dengan mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan masyarakat dalam permasalahan lingkungan dan kesejahteraan.

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan masyarakat dalam permasalahan lingkungan dan kesejahteraan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya perusahaan didirikan dengan tujuan untuk menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya, serta mencegah dan menekan kerugian seminimal mungkin. Sisi

Lebih terperinci

KEBIJAKAN KEMENTERIAN BUMN TENTANG PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)

KEBIJAKAN KEMENTERIAN BUMN TENTANG PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) KEBIJAKAN KEMENTERIAN BUMN TENTANG PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DISAMPAIKAN OLEH : ASDEP PEMBINAAN KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN PADA ACARA RAKOR PENGUATAN KERJASAMA PENGELOLAAN PELUANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan suatu kesatuan usaha yang menghasilkan barang dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan suatu kesatuan usaha yang menghasilkan barang dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu kesatuan usaha yang menghasilkan barang dan jasa. Dalam setiap aktivitasnya, komunikasi adalah suatu instrumen yang penting dalam

Lebih terperinci

mengalami penurunan kondisi sosial (Anggraini, 2006).

mengalami penurunan kondisi sosial (Anggraini, 2006). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan teknologi, sosial ekonomi, budaya pada abad 18 ditandai dengan donimasi mesin sebagai alat produksi. Revolusi ini melahirkan industri dan kapitalisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan keberlanjutan (sustainability) perusahaan telah menjadi isu perkembangan utama perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penerapan sistem tata kelola perusahaan yang baik atau Good

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penerapan sistem tata kelola perusahaan yang baik atau Good 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pentingnya penerapan sistem tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG) masih menjadi fokus utama dalam pengembangan usaha di Indonesia

Lebih terperinci

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ( Corporate Social Responsibility ANDRI HELMI M, SE., MM.

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ( Corporate Social Responsibility ANDRI HELMI M, SE., MM. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ( Corporate Social Responsibility ANDRI HELMI M, SE., MM. 1 Definisi CSR Definisi CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini banyak sekali perusahaan yang terus berlomba melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) untuk mendapatkan perhatian stakeholdersnya. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia usaha kini berkembang pesat seiring dengan perkembangan pesat dalam dunia teknologi dan informasi yang kemudian melahirkan era globalisasi dan memicu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Dewasa ini, perkembangan perekonomian serta perubahan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Dewasa ini, perkembangan perekonomian serta perubahan lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, perkembangan perekonomian serta perubahan lingkungan yang dihadapi dunia begitu cepat dan dinamis. Perkembangan ekonomi tentunya memberikan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sebuah perusahaan yang baik harus mampu mengontrol potensi finansial maupun potensi non finansial di dalam meningkatkan nilai perusahaan untuk eksistensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Signal Theory Teori sinyal atau signal theory menjelaskan mengenai bagaimana manajemen mampu memberikan sinyal-sinyal keberhasilan atau kegagalan yang akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Inggris dan mulai sangat populer hingga dekade ke 20. Definisi Humas menurut Denny Griswold dalam buku Dasar- Dasar Public

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Inggris dan mulai sangat populer hingga dekade ke 20. Definisi Humas menurut Denny Griswold dalam buku Dasar- Dasar Public BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Public Relations Hubungan Masyarakat atau Public Relations saat ini sangat populer di Indonesia, banyaknya jumlah perusahaan swasta maupun instansi pemerintahan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Kecenderungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Kecenderungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kecenderungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Menurut Gray et al., (1995) teori kecenderungan pengungkapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang mengelola sumber daya alam dan lingkungan, maka konsep

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang mengelola sumber daya alam dan lingkungan, maka konsep BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring meningkatnya kesadaran dan munculnya berbagai tuntutan terhadap perusahaan yang mengelola sumber daya alam dan lingkungan, maka konsep tanggung jawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disahkan 20 Juli 2007 menandai babak baru pengaturan CSR di negeri ini.

BAB I PENDAHULUAN. disahkan 20 Juli 2007 menandai babak baru pengaturan CSR di negeri ini. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsep tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) yang dikemukakan H. R. Bowen (1953), muncul sebagai akibat karakter perusahaan yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJP) atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan sesuai kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi dilakukan oleh pelaku-pelaku ekonomi, baik

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi dilakukan oleh pelaku-pelaku ekonomi, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan ekonomi dilakukan oleh pelaku-pelaku ekonomi, baik perorangan yang menjalankan perusahaan maupun badan-badan usaha, baik yang mempunyai kedudukan sebagai badan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Nilai Perusahaan sangat penting dalam tingkat keberhasilan perusahaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Nilai Perusahaan sangat penting dalam tingkat keberhasilan perusahaan, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nilai Perusahaan sangat penting dalam tingkat keberhasilan perusahaan, dimana nilai perusahaan dijadikan indikator bagi investor untuk pengelolaan keuangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi menjadi agenda penting dalam

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi menjadi agenda penting dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi menjadi agenda penting dalam pembangunan nasional. Pembangunan merupakan suatu usaha yang terencana untuk menciptakan kondisi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial (Social Responsibility) pada hakekatnya adalah hal

PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial (Social Responsibility) pada hakekatnya adalah hal PENDAHULUAN 1.5 Latar Belakang Tanggung jawab sosial (Social Responsibility) pada hakekatnya adalah hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Tanggung jawab sosial merupakan suatu kewajiban yang

Lebih terperinci

Penabulu Meeting. Environment. Society. Economy. Jakarta, 03 July Forward Progression on Sustainability. Misi dan Visi BNI

Penabulu Meeting. Environment. Society. Economy. Jakarta, 03 July Forward Progression on Sustainability. Misi dan Visi BNI BNI CSR/PKBL: Section The Opportunity for NGO s Funding Penabulu Meeting Jakarta, 03 July 202 Oleh: Leonard T. Panjaitan (Manager Corporate BNI) E mail: leonardpanjaitan@gmail.com, leonard.tiopan@bni.co.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat suatu perusahaan sulit untuk mempertahankan eksistensinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat suatu perusahaan sulit untuk mempertahankan eksistensinya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, ketatnya persaingan bisnis dan ekonomi membuat suatu perusahaan sulit untuk mempertahankan eksistensinya. Oleh karena itu penting bagi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk dientaskan secara bersama-sama. Menurut data dari Bappenas tahun 2010,

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk dientaskan secara bersama-sama. Menurut data dari Bappenas tahun 2010, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan permasalahan yang menjadi fokus di Indonesia untuk dientaskan secara bersama-sama. Menurut data dari Bappenas tahun 2010, dari 31,02 juta penduduk

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. BNP PADA MASYARAKAT SEKITAR LOKASI PERKEBUNAN

IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. BNP PADA MASYARAKAT SEKITAR LOKASI PERKEBUNAN IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. BNP PADA MASYARAKAT SEKITAR LOKASI PERKEBUNAN (Studi di Desa Mokoau Kecamatan Angata Kabupaten Konawe Selatan) Oleh: Habri Sultrawan Leledundu Renggaala,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Corporate Social Resposibility (CSR)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Corporate Social Resposibility (CSR) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Corporate Social Resposibility (CSR) Corporate social responsibility atau tanggung jawab social merupakan sebuah konsep yang sangat populer bagi dunia bisnis saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengikrarkan diri sebagai bangsa yang merdeka silih berganti masalah dan

BAB I PENDAHULUAN. mengikrarkan diri sebagai bangsa yang merdeka silih berganti masalah dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perjalanan panjang perekonomian Indonesia memang tidak mulus. Sejak mengikrarkan diri sebagai bangsa yang merdeka silih berganti masalah dan rintangan seakan ingin

Lebih terperinci