BAGAIMANA KEMAJUAN KINERJA PEMERINTAH DAN PEREKONOMIAN?
|
|
- Erlin Budiaman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAPORAN KEMAJUAN January 2015 BAGAIMANA KEMAJUAN KINERJA PEMERINTAH DAN PEREKONOMIAN? Pengukuran Kemajuan yang Obyektif Terhadap Sasaran Pertumbuhan Ekonomi 10% dan Penciptaan 4 Juta Pekerjaan Layak Setiap Tahun Gustav F. Papanek Senior Adviser of Center for Public Policy Transformation RINGKASAN Laporan Kemajuan kedua ini berfokus pada permasalahan krusial terkait pesatnya peningkatan ekspor barang-barang sektor manufaktur. Namun demikian, data menunjukkan bahwa pangsa pasar Indonesia di pasar dunia justru menurun, sementara beberapa negara pesaing Indonesia telah meningkatkan pangsa pasar mereka, terutama Vietnam, yang pangsa pasarnya meningkat hampir 20 kali lipat. Para pesaing secara bertahap memasok beberapa barang yang sebelumnya disediakan Tiongkok, sementara Indonesia bahkan tidak dapat mempertahankan pangsa pasarnya. Para pesaing telah menunjukkan bahwa kebijakan dan program yang tepat dapat mencapai tingkat pertumbuhan yang mereka inginkan. Bahkan dalam empat tahun terakhir, setelah berakhirnya ledakan komoditas, ekspor barang manufaktur Indonesia telah menjadi stagnan. Seiring terus berkurangnya pendapatan dari
2 ekspor komoditas, stagnasi ekspor manufaktur yang terjadi berarti total ekspor menurun. Hal ini menjadi tantangan yang sangat besar untuk pertumbuhan Indonesia. Selain itu, lambatnya pertumbuhan manufaktur berarti lambatnya peningkatan permintaan akan tenaga kerja. Dengan pasokan tenaga kerja yang meningkat pesat, upah buruh tani terus menurun. Upah sebagian kecil buruh yang memperoleh manfaat dari peraturan upah minimum telah meningkat lebih dari % per tahun. Meningkatnya ongkos buruh pada akhirnya berkontribusi terhadap lambatnya pertumbuhan ekspor manufaktur dan merugikan buruh tidak tetap, yang upahnya naik dengan lambat, stagnan, atau menurun, tergantung dari bidang pekerjaan mereka masing-masing. Peringkat Indonesia dalam hal korupsi kembali membaik. Namun demikian, Indonesia tetap berada di peringkat 10, sehingga tidak cukup kuat untuk mengatasi unsur-unsur berbiaya tinggi lainnya.
3 BAGAIMANA KINERJA PEMERINTAH DAN PEREKONOMIAN? Pengukuran Kemajuan yang Obyektif terhadap Sasaran Pertumbuhan Ekonomi 10% dan Penciptaan 4 Juta Pekerjaan Layak Setiap Tahun Sasaran Presiden meliputi pertumbuhan % di tahun 201 dan peningkatan penghasilan bagi masyarakat miskin. Untuk mencapai sasaran Presiden tersebut, kami mengusulkan pertumbuhan 10% pada tahun terakhir pemerintahannya serta 21 juta pekerjaan baru yang layak, sebagian besar di sektor manufaktur, sebagai satu-satunya cara untuk meningkatkan penghasilan masyarakat miskin secara permanen. Ini merupakan laporan kedua untuk memberikan evaluasi professional yang obyektif terhadap perekonomian Indonesia dan kemajuannya dalam mencapai sasaran-sasaran yang disebutkan diatas. Laporan Kemajuan ini fokus pada pertumbuhan krusial dari ekspor manufaktur Hanya peningkatan ekspor manufaktur padat karya yang pesat yang dapat menyediakan jutaan lapangan kerja yang dibutuhkan Indonesia, dan meningkatkan penghasilan yang akan mengangkat seluruh rakyat Indonesia menjadi kelas menengah. Kami membahas di tulisan yang lain bahwa diperlukan pertumbuhan 22% per tahun dalam ekspor manufaktur untuk dapat menciptakan hingga 4 juta lapangan kerja yang diperlukan setiap tahunnya. Dua juta lapangan kerja dibutuhkan untuk mempekerjakan masyarakat berusia muda yang bergabung ke dalam angkatan kerja setiap tahunnya. Kemudian, 1-2 juta lapangan kerja yang produktif dan layak dibutuhkan bagi buruh atau pekerja yang berada dalam lingkungan kerja yang tidak tetap dan tidak pasti, yang kini hanya berpenghasilan kecil dan berkontribusi sedikit untuk pendapatan nasional. Mereka ini sering disebut dengan buruh surplus. I. Indonesia telah tertinggal dari para pesaingnya dalam hal ekspor barang manufaktur Akan tetapi, bukannya meningkat 22% per tahun, ekspor manufaktur Indonesia hanya meningkat 6% per tahun dari tahun 96 hingga 20, dimana sektor padat karyanya hanya bertumbuh di angka 4%. Dalam persaingan investasi industri, Indonesia terus tertinggal dari para pesaingnya. Tanpa adanya langkah-langkah yang berani untuk mengejar dan melampaui negara-negara pesaingnya, Indonesia akan luput meraih peluang sekali seumur hidup untuk mencapai pertumbuhan 10% dan menciptakan 4 juta lapangan kerja yang layak per tahun. Indonesia belum dapat merebut pangsa pasar dunia yang ditinggalkan Tiongkok. Justru pangsa pasar dunia Indonesia menyusut. Apabila Indonesia tidak dapat dengan cepat mengambil langkah-langkah berani untuk bersaing lebih efektif, negara ini akan kehilangan peluangnya untuk mencapai pertumbuhan yang tinggi dan menciptakan lapangan kerja yang layak dan produktif yang harus diciptakan per tahun bagi tenaga kerjanya. 1 Papanek G., Pardede R. & Nazara S. (20). Pilihan Ekonomi yang Dihadapi Presiden Baru
4 Bagan 1. Total Indeks Ekspor Barang Manufaktur, (2002 = 100) Indeks Ekspor Manufaktur (Projected) Vietnam Bangladesh India Thailand Kenya Peru Indonesia Negara-negara pesaing telah menunjukkan bahwa pertumbuhan pesat dalam ekspor manufaktur bukanlah hal yang tidak mungkin Para pesaing Indonesia, terutama Vietnam, telah menunjukkan bahwa hal tersebut dapat dilakukan. Dari tahun 2010 hingga [sekitar] 20, ekspor sektor manufaktur Vietnam telah tumbuh hampir 1 kali lebih besar dari Indonesia, jika kita menghitung perbedaan jumlah penduduk. Bagan 1 menunjukkan bahwa pesaing lain, seperti India dan Bangladesh, juga mencapai tingkat pertumbuhan ekspor manufaktur hingga 2- kali lebih tinggi dibandingkan Indonesia. Dalam 4 tahun terakhir, ekspor manufaktur dari Indonesia menjadi stagnan, begitu pula dengan komponen padat karyanya. Dapat dipahami bahwa ekspor manufaktur perlahan-lahan meningkat selama ledakan komoditas, ketika devisa berlimpah, Rupiah mahal, dan pemberi kerja mampu memberikan upah yang lebih tinggi. Tapi dengan berakhirnya ledakan komoditas di tahun 2011, Rupiah menjadi lebih terjangkau dan ekspor manufaktur menjadi lebih menguntungkan. Namun, berbeda dari harapan yang ada, tidak ada pertumbuhan pesat di sektor ekspor manufaktur dalam tahun terakhir. Nilai ekspornya sedikit meningkat, sebesar kurang dari % per tahun, tapi ini terjadi karena meningkatnya harga, sementara jumlah yang diekspor tetap tidak berubah. Akibatnya, tidak ada permintaan akan tenaga kerja dari produsen ekspor manufaktur.
5 Tabel 1. LAPORAN KEMAJUAN EKSPOR NILAI EKSPOR DALAM MILIAR DOLLAR AS, DI HARGA TERKINI, 96 HINGGA OKTOBER Jan-Okt 20 Jan-Okt 20 Minyak/Gas Bumi Komoditas Pertanian di antaranya : Minyak kelapa sawit & minyak lainnya Mineral di antaranya : Tembaga diantaranya: Batu Bara Hasil Hutan Sub-total: Ekspor berbasis komoditas Ekspor manufaktur di antaranya : manufaktur padat karya TOTAL VOLUME EKSPOR, DALAM MILIAR DOLLAR AS, DI HARGA KONSTAN, 96 HINGGA OKTOBER Jan-Okt 20 Jan-Okt 20 Minyak/Gas Bumi Komoditas Pertanian di antaranya : minyak kelapa sawit & minyak lainnya Mineral di antaranya : tembaga di antaranya : batu bara 1 4 Hasil Hutan Sub-total: Ekspor berbasis komoditas Ekspor manufaktur di antaranya : manufaktur padat karya TOTAL Source: BPS (Badan Pusat Statistik) CATATAN: Ekpor untuk Bahan Kimia dan Pupuk biasanya digolongkan sebagai barang manufaktur. Namun, sebenarnya kedua hal tersebut hanya memroses bahan mentah. Karena itu, di dalam tabel ini, mereka digolongkan ke dalam ekspor komoditas.
6 II. Nilai komoditas terus menurun Dan telah berkurang sebesar 12% dari tahun 2011 hingga 20, dan terus menurun pada tahun 20. Nilai barang manufaktur meningkat sebesar 5% selama tahun, jadi total ekspor menurun dalam harga terkini. Setelah berakhirnya ledakan komoditas, jumlah ekspor dari banyak komoditas terus meningkat karena mengalirnya investasi yang telah dilakukan selama ledakan komoditas tersebut. Namun, pada tahun 20, ekspor minyak/gas turun dengan tajam karena berkurangnya produksi dan meningkatnya permintaan domestik; ekspor tembaga menurun karena adanya perselisihan antara pemerintah dan produsen; dan ekspor batu bara melambat karena harga dunia yang jauh lebih rendah. Penghasilan dari ekspor komoditas masih akan menurun pada tahun 2015, sebagai akibat dari : [i] Menurunnya harga komoditas rata-rata. Harga-harga telah menurun selama 20. Ekspor batu bara berkurang sebesar 20% dan kelapa sawit sebesar 25% pada bulan Desember dibandingkan dengan kuartal pertama di tahun 20. [ii] Berkurangnya kuantitas beberapa komoditas, karena harga yang lebih rendah membuat beberapa perusahaan merugi; [iii] Melambatnya investasi pada beberapa mineral keras dikarenakan adanya persyaratan tertentu, seperti investasi pabrik peleburan akan mengurangi keuntungan. Karena itu, peningkatan ekspor manufaktur akan menjadi dua kali lebih berharga, karena tanpanya, penghasilan dari ekspor yang stagnan atau menurun akan menimbulkan hambatan berat terhadap ekonomi Indonesia.. Upah riil buruh tani terus berkurang seiring berkurangnya permintaan dan bertambahnya persediaan. Sebagai akibat dari melambatnya pertumbuhan ekspor manufaktur sejak tahun 96, jumlah lapangan kerja di bidang industri yang diciptakan juga melambat. Dengan adanya 2 juta pekerja yang bergabung dengan angkatan kerja dan mencari pekerjaan setiap tahunnya, dan hanya 1,1 juta peningkatan lapangan kerja yang membutuhkan tenaga kerja, hukum persediaan dan permintaan terus berjalan: upah riil yaitu daya beli buruh tani terus
7 menurun. Pada kuartal terakhir di tahun 20, rata-rata upah buruh tani adalah % di bawah upah tahun Selama 6 tahun belakangan, rata-rata pendapatan per kapita di Indonesia secara riil meningkat sebesar 26%, sementara rata-rata upah riil dari kelompok terbesar di dalam kelompok 20% termiskin, yaitu buruh tani, berkurang secara signifikan. Kami tidak memiliki informasi yang dapat dipercaya dan konsisten tentang penghasilan pekerja tidak tetap lainnya seperti pengemudi becak atau mereka yang membantu di bidang konstruksi, tapi masuk akal jika mengatakan bahwa penghasilan merea juga berkurang seiring waktu, karena mereka berada di pasar tenaga kerja yang sama dengan buruh tani. Upah kelompok besar pekerja tidak tetap lainnya, yaitu asisten rumah tangga, telah menjadi stagnan dari pertengahan 2008 hingga pertengahan 20. Kami juga mempunyai data mengenai pekerja industri yang dipekerjakan oleh perusahaan kecil, dimana sebagian besar dari mereka tidak dilindungi oleh peraturan upah minimum. Mereka dibayar sekitar setengah dari upah pekerja di perusahaan sedang dan besar. Upah mereka hampir sama dengan buruh tani. Namun, sementara upah riil buruh tani telah menurun sejak 2008, upah pekerja di perusahaan kecil telah meningkat. Akan tetapi, peningkatan itu hanyalah sebesar % dari tahun 2008 hingga 20, sementara peningkatan upah rata-rata pekerja di perusahaan sedang dan besar selama 5 tahun tersebut adalah 2%. Karena itu, pekerja di perusahaan industri kecil memiliki sebagian karakteristik yang sama dengan buruh tani dan sebagian pekerja industri lain. Bagan 2. Indeks Upah Rill Kuartal untuk Buruh Tani, Pekerja Konstruksi, Pekerja Manufaktur, dan Asisten Rumah Tangga I I I I I I IV Farmworker Construction Worker Household Servant Manufacturing Workers
8 Penghasilan pekerja yang menerima upah minimum telah meningkat secara substansial Ada satu kelompok pekerja yang sangat meningkat daya belinya: mereka yang menerima upah minimum. Dari tahun 2008 hingga 20, upah minimum telah meningkat 215%. Hasilnya, rata-rata upah di perusahaan industri sedang dan besar dimana sejumlah besar pekerjanya menerima upah minimum telah meningkat 9% dari tahun 2008 hingga 20. Pekerja yang menerima upah minimum jelas bernasib lebih baik dibandingkan sebagian besar tenaga kerja lainnya. Upah mereka meningkat sekitar,6% per tahun dari tahun 2008 hingga 20; Rata-rata penghasilan pekerja industri di perusahaan sedang/besar telah meningkat 5,6% per tahun; di perusahaan industri kecil peningkatannya adalah sebesar,5% per tahun; sedangkan penghasilan riil rata-rata masyarakat Indonesia meningkat 4% per tahun; sementara upah riil untuk buruh tani dan pekerja tidak tetap lainnya berkurang 2,1% per tahun. Pada intinya, penghasilan dari kelompok kecil tenaga kerja yang menerima upah minimum telah meningkat jauh lebih besar dari pada kelompok pekerja yang lain. Ongkos buruh yang tinggi dan meningkat cepat merupakan faktor penting yang menyebabkan lambatnya pertumbuhan ekspor manufaktur Indonesia. Pertumbuhan lambat tersebut berimbas pada sedikitnya lapangan kerja, sehingga menyebabkan menurunnya upah buruh tani dan pekerja tidak tetap. Meningkatnya upah pekerja industri yang menerima upah minimum dan menurunnya upah buruh tani berkontribusi terhadap distribusi penghasilan yang semakin tidak merata. Faktor kunci buruknya kinerja Indonesia adalah tingginya ongkos buruh Indonesia, sebagai akibat dari besarnya peningkatan upah minimum. Peningkatan tersebut hanya menguntungkan sebagian kecil dari total tenaga kerja dan merugikan bagi mayoritas pekerja yang tidak menerima upah minimum tapi terkena dampak dari tingginya upah buruh, karena hal tersebut berarti Indonesia hanya menciptakan sedikit lapangan kerja yang bagi mereka dengan pendidikan rendah, yaitu masyarakat miskin. 2 Angka 9% untuk kuartal ketiga tahun 20 ini adalah data terbaru yang kami miliki. Angka % untuk upah pertanian adalah untuk kuartal keempat di tahun 20.
9 Tabel 2. Mengukur Kemajuan menuju Sasaran Pertumbuhan 10% dan 4 Juta Pekerjaan Layak per Tahun INDIKATOR PRIMER Sebagian di tahun Sasaran 2015 Indeks upah riil buruh tani (2008 = 100) Penghasilan riil per orang dari 40% masyarakat termiskin (dalam juta rupiah)* Penghasilan riil/org dari 40% masyarakat termiskin sbg % dari penghasilan 20% masyarakat terkaya* 1.4% 1.5% 1.5% 1.2% 1.% Jumlah ekspor manufaktur padat karya pada harga konstan (dalam miliar dollar AS) INDIKATOR SEKUNDER Sebagian di tahun Sasaran 2015 Ekspor padat karya pada harga terkini (dalam miliar dollar AS) Ekspor manufaktur pada harga terkini (dalam miliar dollar AS) Rata-rata upah industri bulanan (dollar AS)* Investasi swasta langsung luar negeri (dalam miliar dollar AS) 1 0 Upah minimum di Jawa Tengah (dollar AS)* Ketimpangan antara upah manufaktur di Jawa Tengah & pesaing terendahnya (Bangladesh) dalam % & $* 1% $44 1% $44 24% $ 46% $1 Ketimpangan antara upah minimum rata-rata di Indonesia dan upah minimum rata-rata di Vietnam dalam % & $ % $ Pekerjaan di Bidang Manufaktur formal (dalam juta)* Pekerjaan Tambahan untuk Pekerja Berpendidikan Rendah di Bidang Manufaktur (dalam juta) Peringkat daya saing* Peringkat infrastruktur* Peringkat korupsi* Peringkat kemudahan melakukan usaha * CATATAN: *Mengindikasikan bahwa data TIDAK tersedia setiap bulan. Angka berwarna hitam menunjukkan tidak ada perubahan atau perubahannya kecil. Angka berwarna merah yang ditulis miring menunjukkan perubahan negatif. Angka berwarna biru yang ditulis tebal menujukkan peningkatan yang signifikan. Jumlah yang diekspor dihargai pada harga konstan. Hanya inilah cara menggabungkan jumlah. Upah minimum di Jawa Tengah adalah upah minimum rata-rata Provinsi, bukan upah di Semarang.
10 IV. Indonesia terus memperbaiki diri dalam hal korupsi, tapi belum cukup untuk mengatasi tingginya ongkos buruh. Sejak Laporan Kemajuan terakhir, peringkat negara berdasarkan persepsi korupsi yang baru telah dikeluarkan. Sekali lagi, Indonesia memperbaiki peringkatnya, dari peringkat 1 menjadi 10. Ini merupakan pencapaian yang baik, karena negara lain juga berusaha memerangi korupsi dan berupaya memperbaiki peringkat mereka. Akan tetapi, peningkatan ini relatif kecil, dan Indonesia tetaplah salah satu negara yang dianggap paling korup. Biaya korupsi tetaplah signifikan, dan merupakan tambahan terhadap biaya lain yang sudah tinggi. Jalan Indonesia masih panjang agar biaya korupsi dapat dikurangi sampai pada titik dimana hal tersebut meningkatkan posisi kompetitif Indonesia, dan bukan melemahkannya, seperti yang terjadi saat ini. Tidak ada laporan lain yang telah dikeluarkan setelah laporan kemajuan yang terakhir yang menentukan peringkat Indonesia terkait beberapa karakteristik yang penting untuk posisi kompetitifnya. Perubahan yang paling penting sejak laporan terakhir kami telah disebutkan: peningkatan besar-besaran dalam hal upah minimum di Indonesia, sementara upah minimu di negara-negara pesaing tetap tidak berubah. Akibatnya, upah minimum rata-rata di Indonesia pada tahun 2015 berada di atas semua pesaing utamanya. Ketimpangan antara upah di Jawa Tengah, sebuah Provinsi besar dengan ongkos buruh yang paling rendah, dan Bangladesh, negara dengan ongkos buruh paling rendah, telah meningkat dari angka yang tidak terlalu timpang, yaitu $ pada tahun 20, menjadi angka yang sulit untuk dikejar, yaitu $1 pada tahun Dan upah minimum rata-rata di Indonesia berada jauh di atas Vietnam. Terlalu dini untuk melihat perubahan dalam kebijakan yang dikeluarkan pemerintah baru di data di Tabel 2. Perubahan ini akan lebih terlihat jelas dalam laporan-laporan yang akan datang. Reformasi yang paling dipublikasikan secara luas, yaitu diperkenalkannya sistem pelayanan perizinan satu pintu di 15 provinsi besar di Indonesia oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), mempunyai nilai simbolis yang besar, tetapi jika berdiri sendiri, tidak akan terlalu berdampak dalam menarik investasi asing. Namun, disertai dengan sikap yang lebih ramah terhadap investasi luar negeri, terdapat bukti adanya peningkatan investasi swasta langsung luar negeri di Tabel 2, yang dapat dikonfirmasi dalam laporan-laporan yang akan datang.
11 Kelemahan besar yang dapat dengan mudah diperbaiki Perincian dasar penempatan peringkat tersebut memberikan petunjuk berguna tentang bagaimana Indonesia dapat memperbaiki peringkatnya, dan yang paling penting, bagaimana negara ini dapat menarik lebih banyak investasi ke dalam produksi ekspor manufaktur. Dalam peringkat kemudahan melakukan usaha, yang dinilai sebagai aspek terlemah Indonesia adalah menegakkan kontrak. Indonesia hanya menempati peringkat 12 dari 189 negara. Peringkat yang rendah ini terutama disebabkan oleh korupsi di sistem peradilan. Dengan mewajibkan semua putusan pengadilan diletakkan di internet, beserta justifikasinya, korupsi dapat dengan mudah diidentifikasi dan menjadi kurang menguntungkan dan lebih beresiko. Dengan begitu Indonesia akan dengan cepat menjadi tempat yang lebih menarik bagi investor. Aspek kelemahan yang kedua adalah membayar pajak, sekali lagi terkait dengan korupsi. Mencegah terjadinya kontak langsung antara penagih dan pembayar pajak dapat mengatasi permasalahan tersebut. Jika transaksi lebih banyak dilakukan secara terbuka melalui internet, peluang untuk kolusi dan korupsi akan berkurang, sehingga Indonesia akan menjadi tempat yang lebih menarik untuk berinvestasi. Di Laporan Kemajuan berikutnya, kami akan memberikan informasi sejauh mana pemerintahan yang baru telah menangani isu-isu yang telah disebutkan diatas serta permasalahan lain yang menyebabkan rendahnya nilai Indonesia terkait peringkat korupsi dan kemudahan melakukan usaha.
12 Pada intinya, Laporan Kemajuan Kedua ini mendokumentasikan secara lebih jelas bahwa selama lebih dari satu dekade, Indonesia telah jauh tertinggal dari negara-negara lain dalam memperluas pangsa pasar dunianya untuk barang-barang manufaktur. Sementara negara-negara lain, terutama Vietnam, telah memperluas pangsa pasar mereka, pangsa pasar Indonesia justru berkurang. Akibatnya, permintaan akan tenaga kerja meningkat dengan lambat, dan upah para buruh tani menurun. Upah pekerja yang menerima upah minimum naik dengan cepat, yaitu rata-rata sebesar % per tahun dari tahun 2008 hingga 20. Supported by : Transformasi Center for Public Policy Transformation Graha Iskandarsyah 11 th floor. Jl Raya Sultan Iskandarsyah 66C Melawai, Kebayoran Baru. Jakarta 120. Indonesia Phone /2 Fax info@transformasi.org Transformasi
BAGAIMANA KINERJA PEMERINTAH DAN EKONOMI?
LAPORAN KEMAJUAN November 2014 BAGAIMANA KINERJA PEMERINTAH DAN EKONOMI? Gustav F. Papanek Penasihat Senior Pusat Transformasi Kebijakan Publik Foto : Mohamad Burhanudin Pengukuran Obyektif atas Kemajuan
Lebih terperinciRingkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia
Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter
Lebih terperinciyang Dihadapi Presiden Baru
1 yang Dihadapi Presiden Baru Bisnis Seperti Biasa: 5% Pertumbuhan & 1 Juta Pekerjaan Layak setiap tahun atau Reformasi Tegas: 10% Pertumbuhan & 4 Juta Pekerjaan Layak setiap tahun Gustav F. Papanek, Professor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang berlimpah, dimana banyak Negara yang melakukan perdagangan internasional, Sumberdaya yang melimpah tidak
Lebih terperinciAnalisis Perkembangan Industri
JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertukaran barang dan jasa antara penduduk dari negara yang berbeda dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pesat globalisasi dalam beberapa dasawarsa terakhir mendorong terjadinya perdagangan internasional yang semakin aktif dan kompetitif. Perdagangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertanian dan perkebunan merupakan sektor utama yang membentuk
114 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertanian dan perkebunan merupakan sektor utama yang membentuk perekonomian bagi masyarakat Indonesia. Salah satu sektor agroindustri yang cendrung berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun
Lebih terperinciLAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh
Triwulan I - 2015 LAPORAN LIAISON Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh terbatas, tercermin dari penjualan domestik pada triwulan I-2015 yang menurun dibandingkan periode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan bahwa salah satu tujuan negara Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan umum. Hal ini tidak terlepas
Lebih terperinciProduk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2010 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya. Pembangunan manusia seutuhnya selama ini, telah diimplementasikan pemerintah melalui pelaksanaan program pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor nonmigas lain dan migas, yaitu sebesar 63,53 % dari total ekspor. Indonesia, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.1.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan barang dan jasa antar negara di dunia membuat setiap negara mampu memenuhi kebutuhan penduduknya dan memperoleh keuntungan dengan mengekspor barang
Lebih terperinciAKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian
AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.
Lebih terperinciPERGERAKAN HARGA CPO DAN MINYAK GORENG
67 VI. PERGERAKAN HARGA CPO DAN MINYAK GORENG Harga komoditas pertanian pada umumnya sangat mudah berubah karena perubahan penawaran dan permintaan dari waktu ke waktu. Demikian pula yang terjadi pada
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,
BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan salah satu tolak ukur untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan salah satu tolak ukur untuk mengetahui apakah suatu negera tersebut memiliki perekonomian yang baik (perekonomiannya meningkat)
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JULI 2014
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JULI 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Juli 2014, neraca perdagangan Thailand dengan Dunia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Volume dan Nilai Ekspor Minyak Sawit Indonesia CPO Turunan CPO Jumlah. Miliar)
1 I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Komoditas kelapa sawit Indonesia merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peranan sangat penting dalam penerimaan devisa negara, pengembangan perekonomian
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH
No. 11/02/72/Th. XVII. 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH Ekonomi Sulawesi Tengah pada tahun 2013 yang diukur dari persentase kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar
Lebih terperinciAnalisis Perkembangan Industri
FEBRUARI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Februari 2017 Pendahuluan Pada tahun 2016 pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 5,02%, lebih tinggi dari pertumbuhan tahun
Lebih terperinciKebijakan Percepatan Pembangunan Industri Perikanan Nasional
Policy Brief TR 2016 02 Kebijakan Percepatan Pembangunan Industri Perikanan Nasional Nazla Mariza, M.A.; Bambang Wicaksono, M.Si.; Joanna Octavia, M.Sc. Ringkasan Industri perikanan nasional Indonesia
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 32/05/35/Th. XI, 6 Mei 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2013 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2013 (y-on-y) mencapai 6,62
Lebih terperinciANALISIS KINERJA EKSPOR 5 KOMODITAS PERKEBUNAN UNGGULAN INDONESIA TAHUN
ANALISIS KINERJA EKSPOR 5 KOMODITAS PERKEBUNAN UNGGULAN INDONESIA TAHUN 2012-2016 Murjoko Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret email: murjoko@outlook.com Abstrak Indonesia merupakan negara yang
Lebih terperinciBAB IV KEPENTINGAN INDONESIA DALAM PERUMUSAN KEBIJAKAN PERBURUHAN. 95 memang terkait dengan tidak mewajibkan meratifikasi konvensi tersebut.
BAB IV KEPENTINGAN INDONESIA DALAM PERUMUSAN KEBIJAKAN PERBURUHAN Fakta bahwa Indonesia tidak meratifikasi konvensi ILO No.131 dan No. 95 memang terkait dengan tidak mewajibkan meratifikasi konvensi tersebut.
Lebih terperinciPEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN
PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN KANTOR MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS) DIREKTORAT PERENCANAAN MAKRO FEBRUARI
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
38 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan memilih lokasi Kota Cirebon. Hal tersebut karena Kota Cirebon merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa
Lebih terperinciLPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2017 Q1
LPEM FEB UI LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2017 Q1 Highlight Ÿ Petumbuhan PDB Q1 2017 sekitar 5.0% (y.o.y.), PDB 2017 diprediksi akan tumbuh pada kisaran 5.1-5.3% (y.o.y.); Ÿ Pertumbuhan konsumsi domestik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan peningkatan kesempatan kerja. Pendekatan pertumbuhan ekonomi banyak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Ekspor, Impor, dan Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian Menurut Sub Sektor, 2014 Ekspor Impor Neraca
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah ruah dan beraneka ragam. Hal ini tampak pada sektor pertanian yang meliputi komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan negara karena setiap negara membutuhkan negara lain untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak nabati merupakan salah satu komoditas penting dalam perdagangan minyak pangan dunia. Tahun 2008 minyak nabati menguasai pangsa 84.8% dari konsumsi minyak pangan
Lebih terperinciKebijakan Proteksi Impor yang Salah Sasaran Luqmannul Hakim
Kebijakan Proteksi Impor yang Salah Sasaran Luqmannul Hakim Dapatkah manusia bertahan hidup tanpa pangan? Rasanya mustahil. Pangan selalu menjadi kebutuhan hidup dasar yang harus dipenuhi oleh setiap orang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dapat diukur dan digambarkan secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003) menyatakan bahwa pertumbuhan
Lebih terperinciBoks 1. DAMPAK PENGEMBANGAN KELAPA SAWIT DI JAMBI: PENDEKATAN INPUT-OUTPUT
Boks 1. DAMPAK PENGEMBANGAN KELAPA SAWIT DI JAMBI: PENDEKATAN INPUT-OUTPUT Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting di Indonesia yang berperan sebagai sumber utama pangan dan pertumbuhan ekonomi.
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif: Mengatasi tantangan saat ini dan ke depan
Ringkasan Eksekutif: Mengatasi tantangan saat ini dan ke depan Prospek pertumbuhan global masih tetap lemah dan pasar keuangan tetap bergejolak Akan tetapi, kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga
Lebih terperinciM E T A D A T A. INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik
M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik : Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumberdaya alam yang melimpah, terutama pada sektor pertanian. Sektor pertanian sangat berpengaruh bagi perkembangan
Lebih terperinciPRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG 2008 2011 NOMOR KATALOG : 9302008.1114 UKURAN BUKU JUMLAH HALAMAN : 21,00 X 28,50 CM : 78 HALAMAN + XIII NASKAH : - SUB BAGIAN TATA USAHA - SEKSI STATISTIK SOSIAL
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan sumber
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan sumber daya alam, terutama dari sektor pertanian. Sektor pertanian ini mempunyai peran yang
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012
KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 Januari 2013 Kinerja Ekonomi Daerah Cukup Kuat, Inflasi Daerah Terkendali Ditengah perlambatan perekonomian global, pertumbuhan ekonomi berbagai daerah di Indonesia
Lebih terperinciBAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik
BAB V Kesimpulan dan Saran 5. 1 Kesimpulan 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik bruto. Indonesia merupakan negara pengekspor energi seperti batu bara dan gas alam. Seiring
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Peraturan Presiden No 32 Tahun 2011 tentang MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) merupakan sebuah langkah besar permerintah dalam mencapai
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Globalisasi ekonomi telah menambahkan banyak tantangan baru bagi agribisnis di seluruh dunia. Agribisnis tidak hanya bersaing di pasar domestik, tetapi juga untuk bersaing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi
Lebih terperinciGrafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 13/02/35/Th. XII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR I. PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR EKONOMI MENURUT LAPANGAN USAHA Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur
Lebih terperinciProspek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KAKAO. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005
Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KAKAO Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN Atas perkenan dan ridho
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Agustus 2014, neraca perdagangan Thailand dengan
Lebih terperinciDari sisi permintaan (demmand side), perekonomian Kalimantan Selatan didorong permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga.
No. 064/11/63/Th.XVIII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2014 Perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan III-2014 tumbuh sebesar 6,19 persen, lebih lambat dibandingkan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2011 SEBESAR 7,96 PERSEN
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 47/11/34/Th. XIII, 7 November 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2011 SEBESAR 7,96 PERSEN ekonomi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Lebih terperinciRingkasan eksekutif: Tekanan meningkat
Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tetap kuat tetapi tekanan semakin meningkat Indikator ekonomi global telah sedikit membaik, harga komoditas telah mulai meningkat
Lebih terperinciBAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA
BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor industri merupakan komponen utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Sektor industri mampu memberikan kontribusi ekonomi yang besar melalui nilai tambah,
Lebih terperinciIV. DINAMIKA DISPARITAS WILAYAH DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
IV. DINAMIKA DISPARITAS WILAYAH DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR 4.1. Dinamika Disparitas Wilayah Pembangunan wilayah merupakan sub sistem dari pembangunan koridor ekonomi dan provinsi dan merupakan bagian
Lebih terperinciDAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.
DAFTAR ISI Halaman Penjelasan Umum...1 Perkembangan PDB Indonesia dan PDB Sektor Pertanian Triwulan IV Tahun 2012-2013...5 Kontribusi Setiap Lapangan Usaha Terhadap PDB Indonesia Tahun 2012-2013...8 Kontribusi
Lebih terperinciKinerja Perekonomian Indonesia dan Amanat Pasal 44 RUU APBN 2012
Kinerja Perekonomian Indonesia dan Amanat Pasal 44 RUU APBN 2012 I. Pendahuluan Setelah melalui perdebatan, pemerintah dan Komisi XI DPR RI akhirnya menyetujui asumsi makro dalam RAPBN 2012 yang terkait
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia modern sekarang suatu negara sulit untuk dapat memenuhi seluruh kebutuhannya sendiri tanpa kerjasama dengan negara lain. Dengan kemajuan teknologi yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya pembangunan ekonomi mempunyai empat dimensi pokok yaitu: (1) pertumbuhan, (2) penanggulangan kemiskinan, (3) perubahan atau transformasi ekonomi, dan
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2014 No. 32/05/35/Th. XIV, 5 Mei 2014 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2014 (y-on-y) mencapai 6,40
Lebih terperinciBAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013
BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013 4.1.Gambaran Umum Geliat pembangunan di Kabupaten Subang terus berkembang di semua sektor. Kemudahan investor dalam menanamkan modalnya di Kabupaten Subang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Resiko adalah sesuatu yang penting untuk diketahui oleh semua orang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Resiko adalah sesuatu yang penting untuk diketahui oleh semua orang. Dalam kehidupan sehari hari, semua kegiatan yang kita lakukan juga memiliki resiko. Resiko
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2015
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-September 2015, neraca perdagangan Thailand
Lebih terperinciCAPAIAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERKUALITAS DI INDONESIA. Abstrak
CAPAIAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERKUALITAS DI INDONESIA Abstrak yang berkualitas adalah pertumbuhan yang menciptakan pemerataan pendapatan,pengentasan kemiskinan dan membuka kesempatan kerja yang luas. Di
Lebih terperinciProfil Pekerjaan yang Layak INDONESIA
Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA Ringkasan Selama 15 tahun terakhir, Indonesia mengalami perubahan sosial dan politik luar biasa yang telah membentuk latar belakang bagi pekerjaan layak di negeri
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tingkat perekonomian suatu wilayah didukung dengan adanya. bertahap. Pembangunan adalah suatu proses multidimensional yang meliputi
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat perekonomian suatu wilayah didukung dengan adanya pembangunan ekonomi jangka panjang yang terencana dan dilaksanakan secara bertahap. Pembangunan adalah suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya alam yang melimpah. Kekayaan atas sumber daya air, sumber daya lahan, sumber daya hutan, sumber
Lebih terperinciPerkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016
Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Oktober 2016 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI INDUSTRI PERTAMBANGAN
BAB II DESKRIPSI INDUSTRI PERTAMBANGAN 2.1. Gambaran Umum Sektor Pertambangan Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumberdaya alam dan mineral sehingga cukup layak apabila sebagaian pengamat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendapatan serta pengentasan kemiskinan (Todaro, 1997). ekonomi. Indikator ini pada dasarnya mengukur kemampuan suatu negara untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi dalam perspektif yang luas dipandang sebagai suatu proses multidimensi yang mencakup pelbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap masyarakat,
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 A. Perkembangan Perekonomian Saudi Arabia. 1. Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan pertumbuhan ekonomi di Saudi Arabia diatur melambat
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Uraian dalam Bab ini menjelaskan hasil pengolahan data dan pembahasan terhadap 4 (empat) hal penting yang menjadi fokus dari penelitian ini, yaitu: (1) peranan sektor kehutanan
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, KINERJA DAN DAYA SAING INDUSTRI ELEKTRONIKA DI INDONESIA JOHANNA SARI LUMBAN TOBING H
ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, KINERJA DAN DAYA SAING INDUSTRI ELEKTRONIKA DI INDONESIA JOHANNA SARI LUMBAN TOBING H14104016 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda indonesia pada tahun 1998 menunjukkan nilai yang positif, akan tetapi pertumbuhannya rata-rata per
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wilayah. Karena pada dasarnya, investasi merupakan satu pengeluaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi atau penanaman modal merupakan instrumen penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang ada di suatu negara atau wilayah. Karena pada dasarnya, investasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Industri merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam pembangunan nasional. Kontribusi sektor Industri terhadap pembangunan nasional setiap tahunnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. strategis dalam perekonomian Indonesia. Bahkan komoditi teh juga menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teh merupakan salah satu komoditi perkebunan yang mempunyai peran strategis dalam perekonomian Indonesia. Bahkan komoditi teh juga menjadi sektor usaha unggulan yang
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN II-2014
No. 40/08/36/Th.VIII, 5 Agustus 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN II-2014 PDRB Banten triwulan II tahun 2014, secara quarter to quarter (q to q) mengalami pertumbuhan sebesar 2,17 persen,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu kriterianya dilihat dari daya saing produk-produk ekspornya. Yang menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perdagangan internasional penting dalam ekonomi terutama sebagai sumber devisa negara. Keberhasilan suatu negara dalam perdagangan internasional salah satu
Lebih terperinciV. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010
65 V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010 5.1. Gambaran Umum dan Hasil dari Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 Pada bab ini dijelaskan
Lebih terperinciPROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KAKAO
PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KAKAO Edisi Kedua Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2007 AGRO INOVASI BHINEKA TUNGGAL IKA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN Atas perkenan
Lebih terperinciPolicy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016
Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016 Overview Beberapa waktu lalu Bank Indonesia (BI) dalam RDG 13-14 Januari 2016 telah memutuskan untuk memangkas suku bunga
Lebih terperinciPRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT
V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT 5.1 Produk Kelapa Sawit 5.1.1 Minyak Kelapa Sawit Minyak kelapa sawit sekarang ini sudah menjadi komoditas pertanian unggulan
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Selain berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat, sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terpuruk. Konsekuensi dari terjadinya krisis di Amerika tersebut berdampak pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kredit macet sektor perumahan di Amerika Serikat menjadi awal terjadinya krisis ekonomi global. Krisis tersebut menjadi penyebab ambruknya pasar modal Amerika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH
No. 06/02/72/Th. XIV. 7 Februari 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH Ekonomi Sulawesi Tengah tahun 2010 yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan pangan di Indonesia sangat tinggi. Menurut Amang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang jumlah penduduknya 255 juta pada tahun 2015, dengan demikian Indonesia sebagai salah satu pengkonsumsi beras yang cukup banyak dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk salah satu negara yang sedang berkembang yang dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia termasuk salah satu negara yang sedang berkembang yang dalam proses globalnya membutuhkan sarana dan prasarana guna menunjang proses pembangunan yang seutuhnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberhasilan atau tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan ekonomi merupakan hal yang harus dilakukan oleh setiap negara terutama negara berkembang seperti Indonesia agar dapat berdiri sejajar dengan negara maju
Lebih terperinciFokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global
Fokus Negara IMF Orang-orang berjalan kaki dan mengendarai sepeda selama hari bebas kendaraan bermotor, diadakan hari Minggu pagi di kawasan bisnis Jakarta di Indonesia. Populasi kaum muda negara berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan primer manusia. Sebelum seseorang memenuhi kebutuhan yang lain, pangan menjadi kebutuhan mendasar yang tidak bisa ditunda. Pangan pun menjadi
Lebih terperinciRingsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-2009 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik
B O K S Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-29 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Pertumbuhan ekonomi Zona Sumbagteng terus
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan proses transformasi yang dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. Pembangunan ekonomi dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014
No. 048/08/63/Th XVIII, 5Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II- tumbuh sebesar 12,95% dibanding triwulan sebelumnya (q to q) dan apabila
Lebih terperinciM E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik
M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta
Lebih terperinciAntiremed Kelas 10 Ekonomi
Antiremed Kelas 10 Ekonomi Pendapatan Nasional - Soal Halaman 1 01. Pada metode pendapatan, besar pendapatan nasional suatu negara akan sama dengan (A) jumlah produksi ditambah upah (B) jumlah investasi
Lebih terperinciProduk Domestik Bruto (PDB)
Produk Domestik Bruto (PDB) Gross Domestic Product (GDP) Jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unitunit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.
Lebih terperinciVIII. DAYA SAING EKSPOR KARET ALAM. hanya merujuk pada ketidakmampuan individu dalam menghasilkan setiap barang
VIII. DAYA SAING EKSPOR KARET ALAM Dalam rangka memenuhi kebutuhan ekonomi, penting artinya pembahasan mengenai perdagangan, mengingat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia memerlukan orang lain untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertanian (agro-based industry) yang banyak berkembang di negara-negara tropis
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri kelapa sawit merupakan salah satu industri strategis sektor pertanian (agro-based industry) yang banyak berkembang di negara-negara tropis seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama beberapa tahun terakhir (2005-2009), ekonomi Indonesia membaik dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 5,5 persen. Namun kinerja itu masih jauh jika dibanding
Lebih terperinci