ANALISIS GRAFOLOGI BERDASARKAN HURUF a DAN t MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK JILLY PRATIWI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS GRAFOLOGI BERDASARKAN HURUF a DAN t MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK JILLY PRATIWI"

Transkripsi

1 ANALISIS GRAFOLOGI BERDASARKAN HURUF a DAN t MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK JILLY PRATIWI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

2 ABSTRACT JILLY PRATIWI. Graphology Analysis Based on Letter a and t Using Backpropagation Neural Network (BPNN). Under the supervision of AZIZ KUSTIYO. Graphology or handwriting analysis is a method of identifying, analysing, evaluating, and understanding personality through the strokes and patterns revealed by handwriting. People who can analyze handwriting called graphologist. Graphologist can have a subjective assesment. Different graphologist can analyze the same handwriting but give different results. In addition, the accuracy of handwriting analysis depend on the graphologists ability. A system that can recognize handwrititng patterns is required to overcome these problems. Identification system which is implemented in this research uses Backpropagation Neural Network (BPNN). This research used 135 images of letter a and 150 images of letter t. This research is divided into three parts which are determining optimal combination of BPNN parameter, identifying personality based on letter a, and identifying personality based on letter t then classifies them into one of three character classes available. The results of this research is that the system has 98.15% accuracy for letter a and 73.33% for letter t. The result shows that Backpropagation Neural Network can be used to classify the personality. Keyword : Backpropagation Neural Network, Graphology, Personality Analysis.

3 ANALISIS GRAFOLOGI BERDASARKAN HURUF a DAN t MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK JILLY PRATIWI Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer pada Departemen Ilmu Komputer DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

4 Judul : Analisis Grafologi Berdasarkan Huruf a dan t Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik Standar Nama : Jilly Pratiwi NRP : G Menyetujui: Pembimbing, Aziz Kustiyo, S.Si, M.Kom NIP Mengetahui: Ketua Departemen Ilmu Komputer Dr.Ir. Sri Nurdiati, M.Sc NIP Tanggal Lulus:

5 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul Analisis Grafologi Berdasarkan Huruf a dan t Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik. Salawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini, yaitu: 1 Kedua Orang Tua tercinta (S.Pudji Hartono dan Lili Aprianti), adik-adik tersayang (Bella Pertiwi dan Gilang Syahwalri), serta keluarga besar penulis yang selalu memberikan dukungan moril dan materil, perhatian, kasih sayang dan doa kepada penulis. 2 Bapak Aziz Kustiyo, S.Si, M.Kom selaku dosen pembimbing. 3 Dosen penguji Bapak Sony Hartono Wijaya, S.Kom, M.Kom dan Bapak Dr.Ir Agus Buono, M.Si, M.Kom. 4 Fitri Kusuma Dewi, S.Hut dan Mugi Rahayu, S.Psi sebagai grafologis dan psikolog yang telah memberikan arahan dan masukan sehingga selesainya skripsi ini. 5 Teman-teman kelompok grafologist, Amanda, Fazariah, dan Fauzan. 6 Seluruh staf pengajar dan pegawai Departemen Ilmu Komputer. 7 Keluarga besar ilkomerz Semua pihak yang telah membantu pelaksanaan tugas akhir ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis menyadari dalam tugas akhir ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak. Bogor, Agustus 2011 Jilly Pratiwi

6 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 10 Agustus 1988 sebagai anak pertama dari tiga bersaudara dari ayah yang bernama S. Pudji Hartono dan ibu yang bernama Lili Aprianti. Pada tahun 2007 penulis lulus dari Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor (SMAKBO). Sewaktu menjadi siswa di SMAKBO, penulis pernah mengikuti Praktik Kerja Lapangan di Balai Besar Industri Agro (BBIA) Bogor selama dua bulan pada tahun Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor pada Program Studi Ilmu Komputer Departemen Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor pada tahun 2007.

7 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... viii PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan Penelitian... 1 Ruang Lingkup Penelitian... 1 Manfaat Penelitian... 1 TINJAUAN PUSTAKA... 1 Grafologi... 1 Grafologi Huruf a dan Huruf t... 2 Citra Digital... 3 Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik... 4 METODE PENELITIAN... 5 Data Penelitian... 5 Praproses Data... 5 Pelatihan Jaringan Syaraf Tiruan... 6 Pengujian Jaringan Syaraf Tiruan... 6 Lingkungan Pengembangan Sistem... 7 HASIL DAN PEMBAHASAN... 7 Menentukan Parameter JST yang Optimal... 7 Pengaruh Jumlah Hidden Neuron terhadap Generalisasi... 7 Pengaruh Jumlah Epoch Terhadap Generalisasi... 7 Pengaruh Galat Terhadap Generalisasi... 8 Pengaruh Learning Rate Terhadap Generalisasi... 9 Pengenalan Karakter Berdasarkan Huruf a... 9 Pengenalan Karakter Berdasarkan Huruf t KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

8 DAFTAR TABEL Halaman 1 Bentuk dan deskripsi karakter huruf a Bentuk dan deskripsi karakter huruf t Karakteristik JST yang digunakan Definisi kelas target huruf a Definisi kelas target huruf t Jumlah hidden neuron dengan generalisasi rata-ratanya Generalisasi rata-rata menggunakan 10 dan 20 hidden neuron Pengaruh galat terhadap generalisasi rata-rata Pengaruh learning rate terhadap generalisasi Parameter optimal JST propagasi balik Bentuk huruf a yang dianalisis Hasil pengujian huruf a percobaan pertama Kesalahan klasifikasi data uji huruf a percobaan pertama Hasil pengujian huruf a percobaan kedua Hasil Pengujian huruf a percobaan ketiga Bentuk huruf t yang dianalisis Hasil pengujian data uji huruf t percobaan pertama Kesalahan klasifikasi data uji huruf t percobaan pertama Hasil pengujian data uji huruf t percobaan kedua DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Representasi citra digital Model JST propagasi balik Tahapan pengenalan karakter Pengaruh hidden neuron terhadap generalisasi Generalisasi rata-rata terhadap jumlah epoch menggunakan 10 dan 20 hidden neuron Pengaruh galat terhadap generalisasi rata-rata Grafik pengaruh learning rate dengan galat 10-3 terhadap generalisasi Ilustrasi pengambilan data latih dan data uji baru secara acak Ilustrasi pengambilan data latih dan data uji baru huruf t DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Algoritme Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik Standar Data Penelitian Arsitektur Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik Pengaruh jumlah hidden neuron terhadap generalisasi Pengaruh jumlah epoch dengan 10 hidden neuron terhadap generalisasi Pengaruh jumlah epoch dengan 20 hidden neuron terhadap generalisasi Pengaruh galat terhadap generalisasi Pengaruh learning rate terhadap generalisasi Kesalahan klasifikasi data uji huruf a pada percobaan kedua Kesalahan klasifikasi data uji huruf a pada percobaan ketiga Kesalahan klasifikasi data uji huruf t percobaan pertama Kesalahan klasifikasi data uji huruf t percobaan kedua viii

9 Latar Belakang PENDAHULUAN Grafologi adalah ilmu yang mempelajari, mengidentifikasi, menganalisis, dan mengetahui karakter seseorang melalui tulisan tangannya. Orang yang dapat menganalisis tulisan tangan disebut grafologist. Menurut (Mutalib, et al. 2008) analisis tulisan tangan telah banyak digunakan dalam berbagai bidang di antaranya seleksi calon pegawai, kriminalogi, tumbuh kembang anak, seleksi pasangan hidup (life partner), seleksi rekan kerja, dan konseling. Selain itu, diterapkan juga dalam bidang kesehatan dan pendidikan. Grafologist dapat memiliki penilaian yang subjektif. Grafologist yang berbeda dapat menganalisis tulisan tangan yang sama tetapi memberikan hasil yang berbeda (Galbraith 1964 & Guest 1994, diacu dalam Sheikholeslami et al). Selain itu, keakuratan hasil analisis tulisan tangan bergantung pada kemampuan grafologist itu sendiri dalam menganalisis tulisan tangan (Champa & Kumar 2010). Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan subjektifitas tersebut dan membantu grafologist dalam menganalisis tulisan tangan diperlukan suatu pemanfaatan teknologi komputer yang dapat menerapkan ilmu grafologi. Pada penelitian (Mutalib et al. 2007) dilakukan analisis grafologi berdasarkan parameter huruf t menggunakan jaringan syaraf tiruan propagasi balik. Percobaan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu pengenalan huruf t dan pengenalan karakter seseorang berdasarkan huruf t. Input dalam penelitian ini merupakan citra tulisan tangan dan output yang dihasilkan berupa pengenalan huruf t dan karakter seseorang berdasarkan penulisan huruf t orang tersebut. Penelitian ini menunjukkan bahwa jaringan syaraf tiruan propagasi balik dapat digunakan untuk mengklasifikasikan huruf t dan karakter seseorang berdasarkan huruf t dengan hasil yang cukup baik yaitu sebesar 90.27% dan 60%. Berdasarkan pada penelitian (Mutalib 2007), pengenalan pola menggunakan jaringan syaraf tiruan propagasi balik menunjukkan hasil yang cukup baik. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan analisis grafologi menggunakan jaringan syaraf tiruan propagasi balik. Huruf a merupakan salah satu huruf yang dapat menggambarkan cara berkomunikasi seseorang dan huruf t dapat menggambarkan motivasi dan ambisi seseorang. Kedua huruf ini dapat mendeskripsikan karakter seseorang dalam hal berkomunikasi dan motivasi. Cara berkomunikasi seseorang dan motivasinya merupakan hal yang cukup penting dalam berbagai bidang terutama dalam penerimaan calon pegawai. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dianalisis karakter seseorang berdasarkan huruf a dan t kecil. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah mengimplementasikan jaringan syaraf tiruan propagasi balik dalam mengenali karakter seseorang melalui tulisan tangannya. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu: 1 Analisis grafologi yang dilakukan hanya berdasarkan pada huruf a dan t kecil. Pada penelitian ini tidak dilakukan pengenalan terhadap huruf a dan t, sehingga citra huruf a dan t yang digunakan harus dipotong (cropping) secara manual. 2 Input yang digunakan yaitu citra tulisan tangan huruf a dan t kecil berukuran 40x40 piksel dan berformat JPG. 3 Output hasil analisis masing-masing dikelompokkan ke dalam tiga kelas karakter sesuai bentuk huruf a dan t kecil. 4 Dalam penelitian ini huruf a dan t yang digunakan masing-masing hanya tiga kelas. Huruf a terdiri atas a balok, a terbuka di atas, dan a tertutup. Huruf t terdiri atas t lurus, t naik, t turun. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah mendapatkan informasi mengenai karakter seseorang sehingga diharapkan dapat membantu pekerjaan grafologist dalam menganalisis tulisan tangan. Grafologi TINJAUAN PUSTAKA Kata grafologi merupakan gabungan kata yang berasal dari Yunani yaitu grapheirt yang artinya menulis dan ology yang berarti cabang dari ilmu pengetahuan. Jadi grafologi adalah ilmu tulisan tangan berdasarkan pada perkembangan ilmu pengetahuan yang secara tetap diuji dalam penggunaan praktik. Ilmu ini merupakan ilmu yang berkesinambungan, 1

10 terus berkembang, dan bukan sistem terkodesifikasi. Sangat memungkinkan untuk memahami dan mengetahui karakter menggunakan pendekatan berbeda terhadap bentuk asli yang spesifik, seperti bidang medis dan psikologi yang dapat memperoleh hasil yang sama walaupun berawal dari posisi yang berbeda satu sama lain. Seperti halnya bidang medis, grafologi juga menggabungkan dan mensintesiskan informasi yang membutuhkan pelatihan dan penilaian dalam aplikasinya. Secara dinamis, grafologi memiliki cakupan yang luas. Ilmu ini juga diterapkan sebagai alat diagnostik tambahan oleh psikolog dan psikiater (Amend & Ruiz 1980). Menurut (Robert 2002) pada abad ke 17 Alerius Prosper dan Camilla Baldo berpendapat bahwa ada hubungan antara tulisan tangan dengan kepribadian. Pada abad ke 19, Abbot Jean Hippolyte Michon dan Abbot Flandrin mengumpulkan contoh-contoh tulisan tangan dan mencocokkan gaya tulisan tangan dengan berbagai macam kepribadian yang akhirnya ilmu ini disebut grafologi. Sekarang ini ilmu grafologi digunakan secara luas dalam berbagai bidang contohnya dalam bisnis, kepolisian, pada bidang penerimaan calon pegawai, bahkan dalam mencari partner. Grafologi sangat efektif untuk mengamati respon alam bawah sadar karena bentuk tulisan tangan merupakan alat ukur yang tidak dapat berbohong. Sama halnya dengan komputer, tulisan tangan merupakan hasil print out dari format berfikir seseorang. Grafologi Huruf a dan Huruf t Menurut (Rodgers 1993) grafologi disebut juga analisis tulisan tangan merupakan ilmu yang mengorelasikan pola-pola tulisan tangan dengan kepribadian seseorang. Analisis grafologi tidak hanya dilihat dari parameterparameter seperti baseline, slant, margin, dan parameter lainnya tetapi analisis grafologi juga dilakukan terhadap huruf-huruf alfabet spesifik yang dikelompokkan menjadi kelompok alfabet. Setiap huruf adalah pernyataan tersendiri dari sikap yang membentuk citra diri. Kelompok alfabet tersebut dibagi menjadi delapan kelompok. Kedelapan kelompok tersebut adalah: 1 Kelompok komunikasi yang terdiri atas huruf A, a, O, o, D, d, G, g, Q, q, P, p. 2 Kelompok pembelajaran dan evaluasi terdiri atas huruf Y, y, U, u, W, w, V, v. 3 Kelompok penghargaan dan ekspresi terdiri atas huruf M, m, N, n, H, h. 4 Kelompok pemahaman terdiri atas huruf L, l, E, e, I, i, J, j. 5 Kelompok kreativitas terapan terdiri atas F, f, R,r, S, s. 6 Kelompok status terdiri atas huruf T, t, K, k, B, b. 7 Kelompok memercayai dan otoritas dalam diri terdiri atas huruf C, c, X, x. 8 Kelompok kepuasan diri yaitu huruf Z, z. Huruf a merupakan salah satu huruf kelompok komunikasi. Huruf a merupakan huruf pertama dalam hampir semua alfabet fonetik. Dalam tulisan tangan, huruf a melambangkan ekspresi ego seseorang dalam kehidupan sehari-hari dan derajat sensitivitas atau kenyamanan terhadap citra diri. Huruf a adalah kepala kelompok komunikasi karena berasal dari ego yang dibentuk oleh citra diri. Berdasarkan huruf a ini dapat dilihat cara bertindak, bereaksi, dan berinteraksi seseorang. Menurut (Baggett 1993) bentuk huruf a terbagi dalam beberapa bentuk dan setiap bentuk menggambarkan karakter yang berbeda-beda. Bentuk dan deskripsi karakter tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Bentuk dan deskripsi karakter huruf a Gambar Nama Deskripsi a balok (Desire of culture) a terbuka di atas (Talkative) Huruf a kecil seperti ini mengindikasikan individu yang cenderung tertarik pada kegiatan yang berhubungan dengan seni, musik, budaya, dan sastra. Huruf a terbuka di atas menunjukkan individu yang fasih berbicara dalam mengemukakan ide atau pendapat, cenderung dermawan, jujur dan tulus. 2

11 a tertutup rapat tanpa loop (Frankness) a dengan loop dikiri dan dikanan (Lying) a dengan stringer hook (Need a challenge) a dengan loop di sisi kiri dalam (Self deceit) Huruf a kecil yang tertutup rapat mengindikasikan individu yang cenderung tertutup. Individu ini akan jujur dan terus terang jika ditanya mengenai pendapatnya, berbeda dengan huruf a terbuka di atas yang jujur dalam mengemukakan pendapat secara sukarela tanpa diminta. Individu yang cenderung suka berbohong secara patologis. Orang yang sulit dipercaya. Individu ini cenderung sangat suka tantangan, dan cenderung akan bosan jika merasa terkontrol dalam suatu hubungan. Individu yang cenderung menipu dirinya sendiri tentang sesuatu yang terjadi pada dirinya. Orang yang suka lari dalam menghadapi masalah. Menurut (Rodgers 1993) huruf t dapat menggambarkan sikap seseorang terhadap suatu profesi, terhadap citra diri yang ditampilkan, dan merupakan huruf penghargaan pada nilai diri dan harga diri. Huruf t juga menggambarkan antusiasme, keteguhan hati, dan motivasi. Menurut (Amend & Ruiz 1980) huruf t dapat merefleksikan kekuatan kemauan dan dorongan pribadi yang diekspresikan dalam hidupnya. Berdasarkan huruf t juga dapat dilihat ambisi seseorang. Bar dari huruf t dapat merefleksikan sikap perilaku seseorang pada suatu waktu terhadap pemikiran karir dan juga harapan. Terdapat sekitar 50 jenis gaya penulisan huruf t kecil, tetapi yang akan digunakan dalam penelitian ini hanya 3 jenis. Bentuk dan deskripsi karakter huruf t tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Bentuk dan deskripsi karakter huruf t t-bars Deskripsi Ambisi Horizontal Up- Turned Down- Turned Citra Digital t-bar yang horizontal menunjukkan individu yang tenang dan dapat mengendalikan diri dalam berfikir dan bertindak. t-bar yang naik menunjukkan individu yang optimis, dinamis, dan termotivasi. Selain itu, menggambarkan pribadi yang bersemangat, percaya diri, dan antusias. t-bar yang menurun menunjukkan individu yang suka bergantung pada orang lain, mudah putus asa dan pasrah. Balanced, Terkontrol Dinamis, Optimis, Termotivasi Pesimis, Kurang termotivasi. Menurut (Gonzales & Wood 2002) image atau citra dapat didefinisikan sebagai fungsi dua dimensi f(x,y), dimana x dan y adalah koordinat spasial. Nilai f pada setiap titik (x,y) menunjukkan tingkat intensitas keabuan (gray level) citra pada titik tersebut. Ketika x,y dan nilai f semuanya adalah finite dan kuantitas diskret maka citra itu disebut citra digital. Citra digital dapat berupa citra dalam skala keabuan (grayscale) atau berwarna. Citra digital direpresentasikan dalam bentuk matriks berukuran m x n dimana m menunjukkan baris dan n menunjukkan 3

12 kolom, contoh matriks citra digital dapat dilihat pada Gambar 1. f(x,y) = f(1, 1) f(1, n) f(m, 1) f(m, n) Gambar 1 Representasi citra digital Setiap elemen matriks menunjukkan nilai piksel. Suatu citra digital berformat grayscale 8 bit memiliki 256 intensitas warna pada setiap pikselnya. Nilai piksel tersebut berkisar antara 0 sampai 255, 0 menunjukkan intensitas paling gelap dan 255 menunjukkan intensitas yang paling terang. Citra tulisan tangan yang direpresentasikan sebagai matriks m x n, dikonversi menjadi vektor kolom yang disebut vektor citra. Transpose dari vektor citra tersebut adalah f(x,y) T = [f(1,1) f(2,1) f(1,n) f(2,n) f(m,n)] Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik Menurut (Fauset 1994) jaringan syaraf tiruan adalah suatu sistem pemrosesan informasi yang memiliki karakteristik tertentu seperti jaringan syaraf biologis. Jaringan syaraf tiruan telah dikembangkan sebagai generalisasi model matematika dari syaraf biologis manusia. Jaringan syaraf tiruan propagasi balik merupakan algoritme pembelajaran yang terawasi (supervised learning) dan biasanya digunakan oleh jaringan multilayer untuk mengubah bobot yang terhubung dengan semua neuron pada hidden layer. Jaringan syaraf tiruan propagasi balik dikembangkan oleh Rumelhart, Hinton, dan Williams pada tahun 1986an. Propagasi balik merupakan metode pembelajaran yang efektif untuk jaringan multilayer. Prinsip dasar algoritme propagasi balik terdiri atas tiga fase, yaitu: 1 Fase feed forward Fase ini merupakan fase untuk penghitungan nilai aktivasi. Setiap neuron pada hidden layer dan output layer menghitung masing-masing nilai aktivasinya sesuai dengan fungsi aktivasi yang digunakan. 2 Fase kalkulasi dan backpropagation error (propagasi balik galat) Setiap output neuron menghitung informasi galat antara nilai output yang dihasilkan dan nilai target. Informasi galat ini dikirimkan ke layer di bawahnya. 3 Fase penyesuaian bobot Setiap output neuron dan hidden neuron mengubah bias dan bobot-bobotnya sesuai dengan nilai galat. Secara umum propagasi balik membutuhkan waktu pembelajaran yang lama, tetapi setelah pembelajaran selesai maka aplikasinya akan memberikan output yang cepat. Jaringan syaraf tiruan propagasi balik memiliki karakteristik di antaranya: 1 Jaringan multilayer Arsitektur yang digunakan adalah jaringan multilayer, yaitu satu input layer, satu output layer, dan satu atau lebih hidden layer. Setiap neuron pada suatu layer dalam jaringan propagasi balik mendapat sinyal input dari semua neuron pada layer sebelumnya beserta satu sinyal bias. 2 Fungsi aktivasi Fungsi aktivasi untuk backpropagation harus memiliki beberapa karakteristik penting, yaitu harus kontinu, differentiable (berbeda), dan tidak turun. Fungsi aktivasi yang umum digunakan pada jaringan syaraf tiruan (JST) propagasi balik adalah: a. Fungsi Sigmoid biner outputnya memiliki rentang (0,1) 1 y = f x = 1 + e σx dengan f = f(x) [1 - f(x)] b. Fungsi Sigmoid bipolar outputnya memiliki rentang (-1,1) y = f x = 1 e x 1 + e x dengan f (x) = σ [1 + f(x)][1 f(x)] 2 Model jaringan syaraf tiruan (JST) propagasi balik dengan satu hidden layer dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2 Model JST propagasi balik Sumber: (Fauset 1994) 4

13 Input layer pada Gambar 2 ditunjukkan dengan unit-unit X i sedangkan hidden layer dan output layer masing-masing ditunjukkan dengan unit-unit Z j dan Y i. Neuron-neuron pada layer yang sama tidak saling berhubungan, tetapi pada layer berbeda saling berhubungan. Input layer berfungsi untuk meneruskan sinyal dan tidak melakukan komputasi, sedangkan hidden layer dan output layer melakukan proses komputasi. Selama fase feedforward, setiap unit input Xi menerima sinyal input dan meneruskan sinyal ke setiap unit hidden layer Zi,,Zp. Setiap unit hidden lalu menghitung aktivasinya dan mengirimkan sinyal ke setiap unit output. Setiap unit output Yi menghitung aktivasinya untuk membentuk respon ke jaringan untuk memberi pola input. Sebelum proses pelatihan dilakukan, inisialisasi bobot awal merupakan hal yang penting karena nilai bobot awal sangat mempengaruhi kinerja jaringan. Inisialisasi bobot awal dapat dilakukan menggunakan metode Nguyen-Widrow. Metode Nguyen- Widrow dilakukan dengan menentukan faktor pengali terlebih dahulu yang didefinisikan sebagai berikut: dengan: n = jumlah unit input β = 0.7(p) 1/n, p = jumlah unit tersembunyi (hidden) Kemudian diinisialisasi bobot-bobot dari input layer ke hidden layer, didefinisikan sebagai berikut: dengan: βvik (old ) Vik(new)=, Vk (old ) V ik (old) = nilai acak antara -0.5 sampai 0.5 i = 1,2,,m k = 1,2,,p Bobot bias (V ok ) diinisialisasi antara nilai β sampai β. Selama proses pelatihan, output yang dihasilkan dibandingkan dengan target. Jika output belum mencapai target maka pelatihan akan terus dilakukan dengan memperbaiki bobot dengan cara mempropagasi balik nilai koreksi galat output ke layer sebelumnya. Jika nilai output sama dengan target maka pelatihan akan berhenti. Algoritme BPNN secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 1. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini dilakukan tiga kali percobaan. Percobaan pertama adalah mencari parameter-parameter JST propagasi balik yang optimal. Percobaan kedua adalah pengenalan karakter berdasarkan huruf a dan percobaan ketiga dilakukan pengenalan karakter berdasarkan huruf t. Data Penelitian Data awal didapat dari 57 responden yang masing-masing menuliskan suatu kalimat yang telah ditentukan pada kertas berukuran 10,5 x 7 cm. Kalimat yang dituliskan oleh responden dapat dilihat pada Lampiran 2. Setelah itu, data tulisan tangan diubah menjadi citra digital menggunakan scanner dan disimpan sebagai satu file citra, sehingga diperoleh data citra tulisan tangan sebanyak 57 data. Data tersebut dibagi menjadi 27 data untuk huruf a dan 30 data untuk huruf t. Data citra tulisan tangan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2. Huruf a terdiri atas tiga kelas yaitu kelas 1 terdiri atas 7 data, kelas 2 dan kelas 3 terdiri atas 10 data. Dari masing-masing data setiap kelas akan diambil huruf a sebanyak lima citra. Lima citra huruf a dari setiap kelas akan dibagi menjadi 3 citra untuk data latih dan 2 citra untuk data uji, sehingga diperoleh total data latih sebanyak 81 citra dan data uji sebanyak 54 citra. Huruf t terdiri atas tiga kelas, masingmasing kelas terdiri atas 10 data. Dari masingmasing data setiap kelas akan diambil huruf t sebanyak lima citra. Lima citra huruf t dari setiap kelas akan dibagi menjadi 3 citra untuk data latih dan 2 citra untuk data uji, sehingga diperoleh total data latih sebanyak 90 citra dan data uji sebanyak 60 citra. Praproses Data Setiap citra khususnya pada huruf a dan t kecil dilakukan proses cropping (pemotongan) berukuran 40 x 40 piksel. Ukuran citra yang terlalu besar akan memperlambat kinerja sistem. Oleh karena itu, diperlukan proses resizing untuk mereduksi ukuran citra input. Citra input akan diubah menjadi citra grayscale dan diseragamkan ukurannya menjadi 24 x 12 piksel. Citra karakter tulisan tangan akan direpresentasikan menjadi vektor kolom berdimensi 1 x 81 untuk huruf a dan 1 x 90 untuk huruf t. Dengan demikian, seluruh data latih akan direpresentasikan berupa matriks 5

14 berukuran 288 x 81 untuk huruf a dan 288 x 90 untuk huruf t, dan seluruh data uji akan direpresentasikan berupa matriks berukuran 288 x 54 untuk huruf a dan 288 x 60 untuk huruf t. Tahapan proses pengenalan karakter tulisan tangan dapat dilihat pada Gambar 3. Citra tulisan tangan Praproses data Jumlah output neuron disesuaikan dengan banyaknya kelas target (dalam penelitian ini terdapat tiga kelas target). Setiap target akan merepresentasikan satu karakter hasil analisis tulisan tangan. Elemen target ke-i bernilai 1 merepresentasikan kelas target ke-i. Misalnya untuk target dengan nilai elemen pertamanya satu dan yang lainnya nol maka target tersebut merepresentasikan kelas pertama. Definisi kelas target dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5. Tabel 4 Definisi kelas target huruf a Bentuk huruf a Kelas Karakter Target Citra latih Citra uji Pelatihan JST Pengujian JST Tabel 5 Definisi kelas target huruf t Bentuk huruf t Kelas Karakter Target Hasil Gambar 3 Tahapan pengenalan karakter Pelatihan Jaringan Syaraf Tiruan Setelah data latih dan data uji telah siap, tahapan selanjutnya adalah proses pelatihan data latih menggunakan jaringan syaraf tiruan (JST) propagasi balik. Pada penelitian ini akan digunakan model JST propagasi balik dengan struktur yang ditunjukkan pada Tabel 3. Arsitektur JST propagasi balik yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 3. Tabel 3 Karakteristik JST yang digunakan Karakteristik Spesifikasi Arsitektur 1 hidden layer Input neuron 288 Hidden neuron 10 Output neuron 3 Inisialisasi bobot Nguyen-Widrow Fungsi aktivasi Sigmoid bipolar, linear Toleransi galat Epoch 3000 Laju pembelajaran Pengujian Jaringan Syaraf Tiruan Setelah proses pelatihan, dilakukan proses pengujian pada data uji menggunakan parameter parameter JST yang didapat dari proses pelatihan. Hasil dari proses pengujian berupa tingkat akurasi dan prediksi hasil analisis karakter seseorang berdasarkan penulisan huruf a atau t kecil. Pengujian JST untuk pengenalan pola dapat dilakukan dengan generalisasi, yaitu jumlah pola yang berhasil dikenali dengan benar oleh JST dibagi dengan jumlah seluruh pola yang diuji. Persamaan generalisasi sebagai berikut: Generalisasi= pola dikenali benar x 100% seluru pola yang diuji 6

15 Lingkungan Pengembangan Sistem Sistem dikembangkan menggunakan kompiler Matlab R2008b dan sistem operasi Windows 7. Spesifikasi hardware komputer yang digunakan adalah Processor Intel (R) Atom (TM) CPU Ghz, Memory 1 GB, dan Harddisk 80 GB. HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan pertama yang dilakukan pada penelitian ini adalah mencari parameter JST propagasi balik yang optimal untuk digunakan pada proses pengenalan karakter berdasarkan huruf a dan t kecil. Menentukan Parameter JST yang Optimal Pada penelitian ini dilakukan percobaan untuk mengetahui dampak pengubahan parameter-parameter JST terhadap generalisasi atau tingkat akurasi. Percobaan ini bertujuan untuk menemukan kombinasi yang optimal antara hidden neuron, epoch, toleransi galat, dan learning rate. Pengaruh Jumlah Hidden Neuron terhadap Generalisasi Pada percobaan ini jumlah hidden neuron diubah-ubah untuk mendapatkan jumlah hidden neuron yang optimal sehingga menghasilkan generalisasi yang baik. Grafik hubungan antara jumlah hidden neuron dengan generalisasi rata-rata dapat dilihat pada Gambar 4. Generalisasi rata-rata Hidden Neuron Gambar 4 Pengaruh hidden neuron terhadap generalisasi Jumlah hidden neuron yang digunakan pada percobaan ini, sebesar 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, dan 100 neuron. Pada percobaan pengaruh hidden neuron digunakan galat sebesar 10-4, epoch 1000, learning rate 0.01 dan masing-masing diulang sebanyak tiga kali. Generalisasi rata-rata maksimum hasil percobaan pengaruh hidden neuron adalah 81.48%. Generalisasi tersebut dicapai pada saat jumlah hidden neuron sebanyak 20. Generalisasi rata-rata untuk setiap jumlah hidden neuron dapat dilihat pada Tabel 6. Data selengkapnya pada percobaan ini dapat dilihat pada Lampiran 4. Tabel 6 Jumlah hidden neuron dengan generalisasi rata-ratanya Hidden neuron Generalisasi rata-rata (%) Pada Tabel 6, generalisasi rata-rata semakin meningkat mulai dari jumlah hidden neuron 10 sampai 20 hidden neuron. Pada saat hidden neuron berjumlah 30, generalisasi mulai menurun dan tidak stabil. Jumlah hidden neuron yang besar membuat jaringan lebih fleksibel dan dapat menghasilkan generalisasi yang lebih baik tetapi jika jumlah hidden neuron terlalu besar generalisasi cenderung akan menurun dan tidak stabil, selain itu waktu yang dibutuhkan untuk pelatihan jaringan lebih lama. Oleh karena itu, untuk percobaan pengaruh epoch terhadap generalisasi digunakan jumlah hidden neuron sebesar 10 dan 20, karena pada saat hidden neuron 10 dan 20 generalisasi mengalami peningkatan dan waktu yang dibutuhkan untuk pelatihan jaringan lebih cepat. Pengaruh Jumlah Epoch Terhadap Generalisasi Pada percobaan ini jumlah epoch diubah untuk mendapatkan besarnya epoch yang optimal sehingga menghasilkan generalisasi yang baik. Jumlah epoch yang digunakan pada percobaan ini sebesar 1000, 1500, 2000, 2500, 7

16 dan 3000, 3500, dan 4000 epoch. Pada percobaan ini digunakan jumlah hidden neuron sebanyak 10 dan 20 neuron. Jumlah hidden neuron ini dipakai karena pada percobaan sebelumnya memberikan hasil generalisasi yang cukup baik. Selain itu, pada percobaan ini digunakan galat sebesar 10-4, learning rate sebesar 0.01 dan masing-masing percobaan diulang sebanyak tiga kali. Grafik hubungan antara jumlah epoch dengan generalisasi rata-rata menggunakan 10 dan 20 hidden neuron dapat dilihat pada Gambar 5. Generalisasi rata-rata Epoch 10 neuron 20 neuron Gambar 5 Generalisasi rata-rata terhadap jumlah epoch menggunakan 10 dan 20 hidden neuron Generalisasi rata-rata maksimum hasil percobaan pengaruh epoch dengan 10 hidden neuron adalah 87.04% dicapai pada saat jumlah epoch sebesar 3000, sedangkan generalisasi rata-rata maksimum dengan 20 hidden neuron dicapai pada epoch 3500 yaitu sebesar 87.65%. Generalisasi rata-rata menggunakan 10 dan 20 hidden neuron dapat dilihat pada Tabel 7. Data selengkapnya pada percobaan ini dapat dilihat pada Lampiran 5 dan Lampiran 6. Tabel 7 Generalisasi rata-rata menggunakan 10 dan 20 hidden neuron Epoch Generalisasi Rata-rata (%) 10 hidden 20 hidden neuron neuron Pada percobaan dengan 20 hidden neuron, walaupun generalisasi lebih besar dibandingkan generalisasi pada 10 hidden neuron, tetapi epoch yang diperlukan untuk mencapai generalisasi maksimum tersebut lebih besar dibandingkan dengan 10 hidden neuron. Epoch yang lebih besar akan mengakibatkan waktu pelatihan menjadi lebih lama. Oleh karena itu, karena selisih generalisasi maksimum antara 10 dan 20 hidden neuron tidak berbeda jauh yaitu 0.61 % maka untuk percobaan pengaruh galat akan digunakan 10 hidden neuron dengan epoch maksimum 3000 epoch. Pengaruh Galat Terhadap Generalisasi Percobaan ini bertujuan untuk menentukan toleransi galat yang optimal sehingga menghasilkan generalisasi yang baik. Besarnya toleransi galat yang digunakan pada percobaan ini sebesar 10-1, 10-2, 10-3, 10-4, dan Pada percobaan ini digunakan jumlah hidden neuron sebanyak 10, epoch maksimum sebesar 3000 epoch, learning rate sebesar 0.01 dan masing-masing percobaan diulang sebanyak tiga kali. Grafik hubungan antara pengaruh galat terhadap generalisasi rata-rata dilihat pada Gambar 6. Generalisasi rata-rata Galat Gambar 6 Pengaruh galat terhadap generalisasi rata-rata Generalisasi rata-rata maksimum hasil percobaan pengaruh galat adalah 90.74% dicapai pada saat galat sebesar Generalisasi rata-rata untuk setiap besarnya galat dapat dilihat pada Tabel 8. Data selengkapnya pada percobaan ini dapat dilihat pada Lampiran 7. 8

17 Tabel 8 Pengaruh galat terhadap generalisasi rata-rata Galat Generalisasi Rata-rata (%) 0, , , , , Percobaan ini menunjukkan bahwa jika toleransi galat diturunkan maka tingkat akurasi jaringan semakin tinggi tetapi jika toleransi galat terlalu kecil dapat mengakibatkan gejala overfitting. Hal ini terlihat pada toleransi galat sebesar 10-4 dan 10-5 tidak terjadi peningkatan akurasi bahkan akurasi mulai turun. Gejala sistem yang overfit timbul disebabkan sistem mulai terlalu spesifik mempelajari pola pada data pelatihan, sehingga sulit untuk mempelajari pola-pola baru pada data pengujian. Hasil percobaan ini menunjukkan bahwa pada toleransi galat 10-3 dihasilkan generalisasi yang cukup baik. Oleh karena itu, untuk percobaan selanjutnya digunakan toleransi galat sebesar Pengaruh Learning Rate Terhadap Generalisasi Percobaan pengaruh learning rate bertujuan untuk menentukan nilai learning rate yang optimal sehingga menghasilkan generalisasi yang baik. Grafik hubungan antara pengaruh learning rate terhadap generalisasi rata-rata dengan toleransi galat sebesar 10-3 dapat dilihat pada Gambar 7. Generalisasi ratarata Learning rate Gambar 7 Grafik pengaruh learning rate dengan galat 10-3 terhadap generalisasi Besarnya learning rate yang digunakan pada percobaan ini sebesar 0.1, 0.05, dan Pada percobaan ini digunakan toleransi galat sebesar Toleransi galat ini digunakan karena pada percobaan sebelumnya memberikan hasil generalisasi yang cukup baik. Selain itu, pada percobaan ini digunakan 3000 epoch, 10 hidden neuron, dan masingmasing percobaan diulang sebanyak tiga kali. Generalisasi rata-rata maksimum hasil percobaan pengaruh learning rate dengan toleransi galat 10-3 adalah 90.74% dicapai pada saat learning rate sebesar Data selengkapnya pada percobaan ini dapat dilihat pada Lampiran 8. Pada toleransi galat sebesar 10-3, terlihat bahwa nilai learning rate yang semakin besar dapat menurunkan generalisasi. Perbandingan pengaruh learning rate terhadap generalisasi rata-rata dengan toleransi galat sebesar 10-3 dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Pengaruh learning rate terhadap generalisasi Learning Rate Generalisasi Rata-rata (%) Pada Tabel 9 generalisasi maksimum sebesar 90.74% dicapai pada saat learning rate 0,01. Oleh karena itu, nilai learning rate yang akan digunakan pada penelitian ini sebesar 0,01. Jika learning rate nilainya terlalu besar maka jaringan tidak stabil tetapi jika learning rate nilainya terlalu kecil maka jaringan akan membutuhkan waktu yang lama untuk konvergen. Berdasarkan hasil percobaan sebelumnya, diperoleh parameterparameter JST propagasi balik yang optimal yang dapat menghasilkan generalisasi yang cukup baik. Parameter-parameter tersebut dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Parameter optimal JST propagasi balik Parameter Jumlah Hidden Neuron 10 neuron Toleransi Galat 0,001 Epoch maksimum 3000 Learning Rate 0,01 Pengenalan Karakter Berdasarkan Huruf a Pengenalan karakter berdasarkan huruf a terdiri atas tiga percobaan. Pada pengenalan karakter ini digunakan parameter-parameter JST propagasi balik optimal yang didapat dari percobaan sebelumnya untuk menguji sistem. Kelas huruf a yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak tiga kelas yaitu a balok (desire of culture), a terbuka diatas (talkative), dan a tertutup (frankness), bentuk- 9

18 bentuk huruf a yang dianalisis dapat dilihat pada Tabel 11. Pengujian dilakukan dengan 54 data uji, hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 11 Bentuk huruf a yang dianalisis Bentuk huruf a Kelas 1 2 Nama a balok (desire of culture) a terbuka di atas (talkative) 3 a tertutup (frankness) Tabel 12 Hasil pengujian huruf a percobaan pertama Hasil Prediksi Aktual Desire of Culture Talkative Frankness Berdasarkan hasil pengujian terhadap 54 data uji, diperoleh tingkat akurasi sebesar 98.15%. Kesalahan klasifikasi pada data uji sebanyak 1 data dari total data uji sebanyak 54. Data uji yang salah diklasifikasikan beserta hasil klasifikasinya dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13 Kesalahan klasifikasi data uji huruf a percobaan pertama Hasil Klasifikasi Kelas aktual: Kelas 2 Kelas Prediksi: Kelas 3 Image data uji Contoh Image hasil prediksi Salah satu data uji pada kelas 2 diklasifikasikan ke dalam kelas 3. Hal ini disebabkan oleh bentuk citra uji tersebut mirip dengan citra uji kelas 3 dan pada bagian atas citra uji huruf a tersebut terlihat sedikit tertutup seperti citra pada kelas 3. Pada percobaan kedua huruf a, data latih dan uji yang digunakan sama dengan percobaan pertama tetapi data uji pada percobaan pertama dijadikan sebagai data latih dan sebaliknya. Data latih percobaan pertama untuk kelas 1 berjumlah 21, data latih kelas 2 dan 3 berjumlah 30. Setiap data latih diambil secara acak dari tiap-tiap kelas sebesar 7 data dari kelas 1, 10 data dari kelas 2 dan 3. Kemudian, data latih yang diambil secara acak digabungkan dengan data uji percobaan pertama pada masing-masing kelas dan data ini akan menjadi data latih yang baru, sedangkan data latih percobaan pertama akan menjadi data uji. Ilustrasi pengambilan data ini dapat dilihat pada Gambar 8. Data latih lama Data uji lama 7 data Kelas 1 : 21 data Kelas 1 :14 data Kelas 2: 30 data Kelas 3: 30 data Data uji baru Kelas 1 :14 data Kelas 2 : 20 data Kelas 3: 20 data 10 data 10 data Kelas 2 : 20 data Kelas 3: 20 data Data latih baru Kelas 1 : 21 data Kelas 2: 30 data Kelas 3: 30 data Gambar 8 Ilustrasi pengambilan data latih dan data uji baru huruf a Setelah mendapatkan data latih dan data uji yang baru, dilakukan pengenalan karakter berdasarkan huruf a menggunakan parameterparameter JST propagasi balik yang optimal dari percobaan sebelumnya. Pengujian dilakukan terhadap 54 data uji dan hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14 Hasil pengujian huruf a percobaan kedua Hasil Prediksi Aktual Desire of Culture Talkative Frankness Berdasarkan hasil pada Tabel 14 dapat dilihat bahwa generalisasi yang diperoleh sebesar 83,33%. Generalisasi ini lebih kecil dibandingkan dengan percobaan pertama. Hal ini menunjukkan bahwa pemilihan data latih dan data uji yang baru kurang baik dibandingkan percobaan pertama. Data uji yang salah terklasifikasi dapat dilihat pada Lampiran 9. 10

19 Pada percobaan ketiga huruf a, jumlah data kelas 2 dan 3 dikurangi masing-masing sebanyak 9 citra sehingga total data latih kelas 2 dan 3 masing-masing menjadi 21 citra sama seperti jumlah data pada kelas 1. Begitu juga dengan data uji kelas 2 dan 3 dikurangi masing-masing sebanyak 6 citra sehingga total data uji kelas 2 dan 3 masing-masing menjadi 14 citra. Jadi, pada percobaan ketiga ini jumlah seluruh data latih sebesar 63 citra dan jumlah data uji sebanyak 42 citra. Hal ini bertujuan untuk melihat hasil generalisasi yang diperoleh jika jumlah data masingmasing kelas sama. Pengujian dilakukan terhadap 42 data uji dan hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15 Hasil Pengujian huruf a percobaan ketiga Hasil Prediksi Aktual Desire of Culture Talkative Frankness Hasil klasifikasi data uji pada percobaan ketiga huruf a diperoleh generalisasi sebesar 88,09 %. Data uji yang salah terklasifikasi dapat dilihat pada Lampiran 10. Hasil ini lebih besar dibandingkan pada percobaan kedua karena data latih dan data uji yang digunakan adalah data latih dan data uji pada percobaan pertama hanya jumlah data kelas 2 dan 3 dikurangi. Pemilihan data percobaan pertama lebih baik dibandingkan data pada percobaan kedua sehingga generalisasi pada percobaan ketiga masih lebih besar dibandingkan percobaan kedua. Jika percobaan ketiga dibandingkan dengan percobaan pertama, maka generalisasi dari percobaan ketiga lebih kecil karena jumlah data yang digunakan lebih sedikit sehingga pola yang dikenali jaringan kurang bervariatif. Oleh karena itu, penambahan data pada pelatihan dapat membuat jaringan lebih bervariatif dalam mengenali pola, sehingga generalisasi yang diperoleh pun lebih besar. Data citra sebaiknya ditambah untuk melihat kinerja sistem. Berdasarkan percobaan pertama, kedua, dan ketiga huruf a, hasil klasifikasi untuk kelas 1 (a balok) selalu dikenali dengan benar seluruhnya karena bentuk dari huruf a kelas 1 (a balok) ini memang sangat berbeda dengan bentuk huruf a kelas 2 (a terbuka di atas) dan kelas 3 (a tertutup). Kesalahan dalam klasifikasi umumnya terjadi pada kelas 2 yang diklasifikasikan ke dalam kelas 3 dan sebaliknya, hal ini disebabkan oleh bentuk huruf a kelas 2 dan 3 mirip dan perbedaanya pun hanya ditentukan pada bagian atas huruf a yaitu terbuka atau tertutup sehingga kemungkinan salah klasifikasi cukup besar. Generalisasi yang paling besar diperoleh pada percobaan pertama yaitu sebesar 98,15%. Oleh karena itu, data latih dan data uji dari percobaan pertama yang akan digunakan dalam penelitian ini. Pengenalan Karakter Berdasarkan Huruf t Pengenalan karakter berdasarkan huruf t terdiri atas dua percobaan. Perobaan pertama yaitu data latih yang digunakan sebanyak 90 citra dan data uji sebanyak 60 citra. Parameter-parameter JST propagasi balik yang digunakan berasal dari percobaan sebelumnya. Kelas huruf t yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak tiga kelas yaitu t bar balanced, t bar up turned, dan t bar down turned, bentuk-bentuk huruf t yang dianalisis dapat dilihat pada Tabel 16. Pengujian dilakukan dengan 60 data uji dan hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 16 Bentuk huruf t yang dianalisis Bentuk huruf t Kelas Nama 1 t bar balanced 2 t bar up turned 3 t bar down turned Tabel 17 Hasil pengujian data uji huruf t percobaan pertama Hasil Prediksi Aktual t bar balanced t bar up turned t bar down turned Berdasarkan Tabel 17, diperoleh generalisasi untuk pengenalan karakter huruf t sebesar 73.33%. Kesalahan klasifikasi pada data uji sebanyak 16 data dari total data uji sebanyak 60. Beberapa data uji yang salah 11

20 diklasifikasikan beserta hasil klasifikasinya dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18 Kesalahan klasifikasi data uji huruf t percobaan pertama Hasil Klasifikasi Kelas aktual: Kelas 1 Kelas aktual: Kelas 1 Kelas aktual: Kelas 3 Kelas Prediksi: Kelas 2 Kelas Prediksi: Kelas 3 Kelas Prediksi: Kelas 2 Image data uji Contoh Image hasil prediksi Data uji yang salah terklasifikasi selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 11. Berdasarkan Tabel 18 dapat dilihat bahwa data uji pada kelas 1 diklasifikasikan ke dalam kelas 2 dan kelas 3, lalu data uji pada kelas 3 diklasifikasikan ke dalam kelas 2. Hal ini disebabkan oleh bentuk citra uji tersebut mirip dengan citra uji pada kelas prediksinya. Misalnya pada citra uji pertama dapat dilihat bar dari huruf t tersebut sedikit naik seperti pada citra uji kelas prediksinya. Pada percobaan kedua huruf t, data latih dan uji yang digunakan sama dengan percobaan pertama tetapi data uji pada percobaan pertama dijadikan sebagai data latih dan sebaliknya. Data latih percobaan pertama untuk kelas 1,2, dan 3 berjumlah 30 data. Setiap data latih diambil secara acak dari tiap-tiap kelas sebanyak 10 data. Kemudian, data latih yang diambil secara acak digabungkan dengan data uji percobaan pertama pada masing-masing kelas dan data ini akan menjadi data latih yang baru, sedangkan data latih percobaan pertama yang telah diambil 10 data dari masing-masing kelas akan menjadi data uji baru. Ilustrasi pengambilan data ini dapat dilihat pada Gambar 9. Data Latih Kelas 1 : 30 data Kelas 2: 30 data Kelas 3: 30 data Data Uji baru Kelas 1 :20 data Kelas 2 : 20 data Kelas 3: 20 data Data Uji Data Latih baru Gambar 9 Ilustrasi pengambilan data latih dan data uji baru huruf t Setelah mendapatkan data latih dan data uji yang baru, dilakukan pengenalan karakter berdasarkan huruf t menggunakan parameterparameter JST propagasi balik yang optimal dari percobaan sebelumnya. Pengujian dilakukan terhadap 60 citra uji dan hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19 Hasil pengujian data uji huruf t percobaan kedua Hasil Prediksi Aktual t bar balanced t bar up turned t bar down turned 10data 10 data 10 data Kelas 1 :20 data Kelas 2 : 20 data Kelas 3: 20 data Kelas 1 : 30 data Kelas 2: 30 data Kelas 3: 30 data Berdasarkan Tabel 19, diperoleh generalisasi untuk pengenalan karakter huruf t sebesar 65%. Generalisasi yang dihasilkan pada percobaan kedua lebih kecil dibandingkan dengan percobaan pertama. Hal ini menunjukkan bahwa pemilihan data latih dan data uji yang baru kurang baik dibandingkan percobaan pertama. Oleh karena itu, untuk pengenalan karakter berdasarkan huruf t digunakan data latih dan data uji percobaan pertama. Data uji yang salah terklasifikasi dapat dilihat pada Lampiran 12. Pada hasil penelitian Mutalib (2007), proses pengenalan dibagi menjadi dua yaitu pengenalan terhadap huruf t lalu pengenalan karakter seseorang berdasarkan huruf t. Hasil 12

21 akurasi pada pengenalan huruf t cukup tinggi yaitu sebesar 90,27%, tetapi akurasi dari pengenalan karakter berdasarkan huruf t kurang baik yaitu sebesar 60%. Hal ini dapat disebabkan oleh analisis karakter melalui huruf t hanya dilihat berdasarkan kemiringan garis bar pada huruf t, sehingga perbedaannya tidak terlalu signifikan. Selain itu, akurasi pengenalan huruf t yang tidak 100% yang dapat memengaruhi akurasi dalam pengenalan karakter berdasarkan huruf t. Jadi, kesalahan sistem dalam mengklasifikasikannya cukup besar. Jaringan syaraf tiruan propagasi balik yang digunakan dalam penelitian Mutalib yaitu JST propagasi balik dengan momentum. Berbeda dengan penelitian Mutalib (2007), pada penelitian ini tidak dilakukan pengenalan terhadap huruf t tetapi hanya pengenalan karakter seseorang berdasarkan huruf t. Generalisasi yang diperoleh lebih besar dibandingkan hasil penelitian Mutalib (2007) yaitu sebesar 73,33%. Hal ini karena pada penelitian ini tidak dilakukan pengenalan huruf t tetapi langsung pada pengenalan karakter seseorang berdasarkan huruf t, sehingga dapat mengurangi kesalahan dalam klasifikasi. Selain itu, huruf t dalam penelitian ini dipotong (cropping) secara manual. Generalisasi yang didapat dari analisis huruf t jauh lebih kecil dibandingkan dengan generalisasi yang dihasilkan pada pengenalan karakter berdasarkan huruf a. Hal ini dapat disebabkan oleh analisis karakter melalui huruf t hanya dilihat berdasarkan kemiringan garis bar pada huruf t, sehingga perbedaan antar kelas huruf t tidak terlalu signifikan. Selain itu, tidak ada proses rotasi dalam tahap praproses yang menyebabkan posisi huruf t tidak seragam sehingga memengaruhi kemiringan bar huruf t yang dapat menyebabkan kesalahan klasifikasi. Kesalahan klasifikasi baik untuk huruf t dan a dapat disebabkan oleh bentuk dan ukuran huruf-huruf yang mirip antar kelas sehingga memungkinkan sistem salah dalam mengklasifikasikannya ke dalam kelas karakter yang benar. Selain itu, kemiringan huruf pada data latih setiap kelas pun tidak seragam sehingga memengaruhi hasil klasifikasi. Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN Jaringan syaraf tiruan propagasi balik standar dapat melakukan pembelajaran dengan baik dan melakukan pengenalan terhadap suatu pola dengan tingkat generalisasi yang cukup tinggi. Implementasi analisis grafologi menggunakan jaringan syaraf tiruan propagasi balik dapat menjadi alat bantu grafologist untuk analisis tulisan tangan. Parameter-parameter JST propagasi balik yang optimal hasil percobaan ini yaitu 10 hidden neuron, learning rate sebesar 0.01, toleransi galat sebesar 10-3, dan epoch maksimum sebesar 3000 epoch. Sistem ini mampu melakukan pengenalan dengan tingkat generalisasi yang cukup tinggi sebesar % untuk huruf a dan 73.33% untuk huruf t. Saran Penelitian ini masih dapat dikembangkan untuk membuat sistem yang lebih baik lagi. Saran-saran bagi penelitian lebih lanjut di antaranya: 1 Parameter untuk analisis grafologi sebaiknya ditambah, tidak hanya huruf a dan t kecil saja. 2 Proses pengenalan huruf a dan t diautomatisasi sehingga tidak dipotong (cropping) secara manual. 3 Dalam tahap praproses sebaiknya ditambahkan proses rotasi. DAFTAR PUSTAKA Amend KK, Ruiz MS Handwriting Analysis, The Complete Basic Book. USA: Book Mart Press. Baggett BA The Secret To Making Love Happen. USA: Empresse Publishing. Champa HN, Kumar AKR Artificial Neural Network for Human Behavior Prediction through Handwriting Analysis. International Journal of Computer Applications ( ). Vol.2, No.2, Mei India: SJB Institute of Technology. Fauset L Fundamentals of Neural Networks. New Jersey: Prentice-Hall. Gonzales RC, Woods RE Digital Image Processing. Massachussets: Addison Wasley. Mutalib S, Rahman SA, Yusoff M, Mohamed A Personality Analysis Based on Letter t Using Back Propagation Neural Network. Proceedings of the International 13

22 Conference on Electrical Engineering and Informatics. Malaysia: University Teknologi MARA. Mutalib S, Ramli R, Rahman SA, Yusoff M, Mohamed A Towards Emotional Control Recognition through Handwriting Using Fuzzy Inference. IEEE. pp /08. Roberts P The Romantic Secret Hidden in Our Handwriting. Pan-Amerika: Career Press,Inc. Rodgers V Your Handwriting Can Change Your Life. Berkeley, California: Celestial Arts. Sheikholeslami G, Srihari SN, Govindaraju V. Computer Aided Graphology. USA: University of New York. 14

23 LAMPIRAN 15

24 Lampiran 1 Algoritme Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik Standar Langkah 0: Inisialisasi bobot (bobot awal dengan nilai random yang paling kecil). Langkah 1: Menentukan maksimum epoch, target error, dan learning rate. Selama syarat berhenti bernilai salah, kerjakan langkah 2-9. Langkah 2: Setiap pasangan pelatihan, kerjakan langkah 3-8. Langkah 3: Setiap unit input (Xi,i = 1,,n) menerima sinyal masukan xi dan meneruskannya ke seluruh unit pada lapisan di atasnya (Hidden unit). Langkah 4: Setiap hidden unit (Zj,j = 1, p) menghitung total sinyal masukkan terbobot, lalu menghitung sinyal keluarannya menggunakan fungsi aktivasi, kemudian mengirimkan sinyal tersebut ke seluruh unit di atasnya (output units). Langkah 5: Setiap unit output (Yk,k = 1,,m) menghitung total sinyal masukkan terbobot, lalu menghitung sinyal keluaran dengan fungsi aktivasi, Backpropagation error Langkah 6: Setiap unit output (Yk,k = 1,,m) menerima sebuah pola target yang sesuai dengan pola masukkan pelatihannya, kemudian unit tersebut menghitung informasi kesalahannya, lalu menghitung koreksi bobotnya (digunakan untuk update bobot (Wjk) selanjutnya). dan menghitung koreksi biasnnya (digunakan untuk update bias (W0k) selanjutnya). dan mengirimkan ke layer di bawahnya. Langkah 7: Setiap unit hidden (Zj,j = 1,,p) menghitung delta input (dari unit pada layer di atasnya). lalu mengalikannya dengan turunan fungsi aktivasi untuk menghitung informasi error, kemudian menghitung koreksi bobot (digunakan untuk update bobot Vij selanjutnya). dan menghitung koreksi bias (digunakan untuk update bias V0j selanjutnya). 16

25 Lampiran 1 Lanjutan Update bobot dan bias Langkah 8: Setiap unit output (Yk,k = 1,,m) mengubah bias dan bobot (j = 0,,p): Setiap unit hidden (Zj,j = 1,,p) mengubah bias dan bobot (i = 0, n): Langkah 9: Kondisi berhenti. (Sumber: Fauset 1994) 17

26 Lampiran 2 Data Penelitian 18

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Grafologi adalah ilmu yang mempelajari, mengidentifikasi, menganalisis, dan mengetahui karakter seseorang melalui tulisan tangannya. Orang yang dapat menganalisis tulisan tangan

Lebih terperinci

Generalisasi rata-rata (%)

Generalisasi rata-rata (%) Lingkungan Pengembangan Sistem Sistem dikembangkan menggunakan kompiler Matlab R2008b dan sistem operasi Windows 7. Spesifikasi hardware komputer yang digunakan adalah Processor Intel (R) Atom (TM) CPU

Lebih terperinci

ANALISIS GRAFOLOGI BERDASARKAN HURUF a DAN t MENGGUNAKAN ALGORITME K-NEAREST NEIGHBOR AMANDA KARATIKA HUBEIS

ANALISIS GRAFOLOGI BERDASARKAN HURUF a DAN t MENGGUNAKAN ALGORITME K-NEAREST NEIGHBOR AMANDA KARATIKA HUBEIS ANALISIS GRAFOLOGI BERDASARKAN HURUF a DAN t MENGGUNAKAN ALGORITME K-NEAREST NEIGHBOR AMANDA KARATIKA HUBEIS DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

lalu menghitung sinyal keluarannya menggunakan fungsi aktivasi,

lalu menghitung sinyal keluarannya menggunakan fungsi aktivasi, LAMPIRAN 15 Lampiran 1 Algoritme Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik Standar Langkah 0: Inisialisasi bobot (bobot awal dengan nilai random yang paling kecil). Langkah 1: Menentukan maksimum epoch, target

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA GARIS DASAR KALIMAT PADA TULISAN TANGAN UNTUK MENGETAHUI KARAKTER SESEORANG DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILIENT BACKPROPAGATION

PENGENALAN POLA GARIS DASAR KALIMAT PADA TULISAN TANGAN UNTUK MENGETAHUI KARAKTER SESEORANG DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILIENT BACKPROPAGATION PENGENALAN POLA GARIS DASAR KALIMAT PADA TULISAN TANGAN UNTUK MENGETAHUI KARAKTER SESEORANG DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILIENT BACKPROPAGATION ABSTRAK Juventus Suharta (0722026) Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

PENGENALAN SPESIES NEMATODA PURU AKAR (Meloidogyne spp.) MELALUI KARAKTER MORFOLOGI EKOR MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RONI BUDIMAN

PENGENALAN SPESIES NEMATODA PURU AKAR (Meloidogyne spp.) MELALUI KARAKTER MORFOLOGI EKOR MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RONI BUDIMAN PENGENALAN SPESIES NEMATODA PURU AKAR (Meloidogyne spp.) MELALUI KARAKTER MORFOLOGI EKOR MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RONI BUDIMAN DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

HALAMAN SAMPUL SKRIPSI PENGENALAN POLA TELAPAK TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA BACK PROPAGATION NEURAL NETWORK

HALAMAN SAMPUL SKRIPSI PENGENALAN POLA TELAPAK TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA BACK PROPAGATION NEURAL NETWORK HALAMAN SAMPUL SKRIPSI PENGENALAN POLA TELAPAK TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA BACK PROPAGATION NEURAL NETWORK Oleh: MOH SHOCHWIL WIDAT 2011-51-034 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dielaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini, sehingga dapat diadikan sebagai landasan berpikir dan akan mempermudah dalam hal pembahasan

Lebih terperinci

KLASIFIKASI ARITMIA EKG MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN FUNGSI AKTIVASI ADAPTIF

KLASIFIKASI ARITMIA EKG MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN FUNGSI AKTIVASI ADAPTIF KLASIFIKASI ARITMIA EKG MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN FUNGSI AKTIVASI ADAPTIF Asti Rahma Julian 1, Nanik Suciati 2, Darlis Herumurti 3 Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, ITS

Lebih terperinci

Karakteristik Spesifikasi

Karakteristik Spesifikasi Sinyal yang masuk difilter ke dalam sinyal frekuensi rendah (low-pass filter) dan sinyal frekuensi tinggi (high-pass filter) Lakukan downsampling pada kedua sinyal tersebut Low-pass frekuensi hasil downsampling

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Suara. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu speech recognition dan speaker recognition. Speech recognition adalah proses yang dilakukan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Generalisasi =

HASIL DAN PEMBAHASAN. Generalisasi = 6 Kelas Target Sidik jari individu 5 0000100000 Sidik jari individu 6 0000010000 Sidik jari individu 7 0000001000 Sidik jari individu 8 0000000100 Sidik jari individu 9 0000000010 Sidik jari individu 10

Lebih terperinci

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK 2.1 KONSEP DASAR Pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teori yang dijadikan acuan untuk menyelesaikan penelitian. Berikut ini teori yang akan digunakan penulis

Lebih terperinci

PENGENALAN HURUF DAN ANGKA PADA CITRA BITMAP DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE PROPAGASI BALIK

PENGENALAN HURUF DAN ANGKA PADA CITRA BITMAP DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE PROPAGASI BALIK PENGENALAN HURUF DAN ANGKA PADA CITRA BITMAP DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE PROPAGASI BALIK Naskah Publikasi disusun oleh Zul Chaedir 05.11.0999 Kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6 Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6 Sari Indah Anatta Setiawan SofTech, Tangerang, Indonesia cu.softech@gmail.com Diterima 30 November 2011 Disetujui 14 Desember 2011

Lebih terperinci

Pengenalan Aksara Lampung Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan

Pengenalan Aksara Lampung Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Pengenalan Aksara Lampung Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Adhika Aryantio School of Electrical Engineering and Informatics Institute Technology of Bandung 10th Ganeca Street Bandung, Indonesia. Adhikaaryantio.x6@gmail.com

Lebih terperinci

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Yudhi Andrian 1, Erlinda Ningsih 2 1 Dosen Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama 2 Mahasiswa Sistem Informasi, STMIK

Lebih terperinci

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation 65 Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation Risty Jayanti Yuniar, Didik Rahadi S. dan Onny Setyawati Abstrak - Kecepatan angin dan curah

Lebih terperinci

EVALUASI PENGARUH FUNGSI AKTIFASI DAN PARAMETER KEMIRINGANNYA TERHADAP UNJUKKERJA PENGENALAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

EVALUASI PENGARUH FUNGSI AKTIFASI DAN PARAMETER KEMIRINGANNYA TERHADAP UNJUKKERJA PENGENALAN JARINGAN SYARAF TIRUAN EVALUASI PENGARUH FUNGSI AKTIFASI DAN PARAMETER KEMIRINGANNYA TERHADAP UNJUKKERJA PENGENALAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (Studi Kasus pada Pengenalan Karakter Angka Tulisan Tangan) Iwan Suhardi Jurusan Teknik

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 19 3. METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Kerangka pemikiran pada penelitian ini dapat digambarkan dalam suatu bagan alir seperti pada Gambar 8. Gambar 8 Diagram Alir Penelitian Pengumpulan Data

Lebih terperinci

MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG

MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 14, terdiri dari tahap identifikasi masalah, pengumpulan dan praproses data, pemodelan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI Oleh Nama : Januar Wiguna Nim : 0700717655 PROGRAM GANDA TEKNIK INFORMATIKA DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses

BAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Neuro Fuzzy Neuro-fuzzy sebenarnya merupakan penggabungan dari dua studi utama yaitu fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3 Contoh data Shorea hasil kodefikasi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3 Contoh data Shorea hasil kodefikasi 8 disajikan contoh data Shorea hasil kodefikasi dari beberapa karakter yang bernilai nominal. Tabel 2 Karakter daun yang bernilai nominal Karakter Nilai Kode Bentuk tulang Tidak menempel 1 daun Permukaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan membahas landasan teori-teori yang bersifat ilmiah untuk mendukung penulisan skripsi ini. Teknik-teknik yang dibahas mengenai pengenalan pola, prapengolahan citra,

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang diimplementasikan sebagai model estimasi harga saham. Analisis yang dilakukan adalah menguraikan penjelasan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN & IMPLEMENTASI SISTEM

BAB IV PERANCANGAN & IMPLEMENTASI SISTEM 17 BAB IV PERANCANGAN & IMPLEMENTASI SISTEM 4.1 Desain. yang digunakan adalah jaringan recurrent tipe Elman dengan 2 lapisan tersembunyi. Masukan terdiri dari data : wind, SOI, SST dan OLR dan target adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cabang ilmu tersebut adalah Grafologi. Para ahli Grafologi atau yang dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Cabang ilmu tersebut adalah Grafologi. Para ahli Grafologi atau yang dikenal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepribadian seseorang dapat tercermin melalui tulisan tangannya. Dalam ilmu kejiwaan, atau psikologi, terdapat sebuah cabang ilmu yang dapat mengenali atau menentukan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Michael Parlindungan ( ) Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Michael Parlindungan ( ) Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen Maranatha PENGENALAN POLA HURUF t DARI TULISAN TANGAN UNTUK MENENTUKAN KARAKTER SESEORANG DENGAN MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS DAN ALGORITMA BACKPROPAGATION ABSTRAK Michael Parlindungan (0722017) Jurusan

Lebih terperinci

Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah

Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah Vol. 14, No. 1, 61-68, Juli 2017 Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah La Surimi, Hendra, Diaraya Abstrak Jaringan syaraf tiruan (JST) telah banyak diaplikasikan

Lebih terperinci

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisa dan Kebutuhan Sistem Analisa sistem merupakan penjabaran deskripsi dari sistem yang akan dibangun kali ini. Sistem berfungsi untuk membantu menganalisis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Forecasting Forecasting (peramalan) adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa yang akan datang. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan data historis dan memproyeksikannya

Lebih terperinci

ANALISIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH RESERVASI KAMAR HOTEL DENGAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus Hotel Grand Zuri Padang)

ANALISIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH RESERVASI KAMAR HOTEL DENGAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus Hotel Grand Zuri Padang) ANALISIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH RESERVASI KAMAR HOTEL DENGAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus Hotel Grand Zuri Padang) 1 Musli Yanto, 2 Sarjon Defit, 3 Gunadi Widi Nurcahyo

Lebih terperinci

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Program Studi Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang Abstrak. Saat ini, banyak sekali alternatif dalam

Lebih terperinci

i. Perangkat Keras Prosesor Intel Pentium(R) Dual-Core CPU 2.20 GHz

i. Perangkat Keras Prosesor Intel Pentium(R) Dual-Core CPU 2.20 GHz Data yang pada awalnya berupa chanel stereo diubah ke dalam chanel mono. Kemudian data tersebut disimpan dengan file berekstensi WAV. Praproses Pada tahap ini dilakukan ekstraksi ciri menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB IV JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK)

BAB IV JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) BAB IV JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) Kompetensi : 1. Mahasiswa memahami konsep Jaringan Syaraf Tiruan Sub Kompetensi : 1. Dapat mengetahui sejarah JST 2. Dapat mengetahui macam-macam

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Yudhi Andrian 1, M. Rhifky Wayahdi 2 1 Dosen Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.6. Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan syaraf tiruan atau neural network merupakan suatu sistem informasi yang mempunyai cara kerja dan karakteristik menyerupai jaringan syaraf pada

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA ,...(1)

TINJAUAN PUSTAKA ,...(1) 3 TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas teori-teori yang mendasari penelitian ini. Dimulai dari teori dan konsep citra digital, deteksi pola lingkaran dengan Circle Hough Transform (CHT), ekstrasi

Lebih terperinci

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX Oleh: Intan Widya Kusuma Program Studi Matematika, FMIPA Universitas Negeri yogyakarta

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Citra Digital

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Citra Digital BAB II DASAR TEORI 2.1 Citra Digital Citra digital didefinisikan sebagai fungsi f (x,y) dua dimensi,dimana x dan y adalah koordinat spasial dan f(x,y) adalah disebut dengan intensitas atau tingkat keabuan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN NEURAL NETWORK PERCEPTRON PADA PENGENALAN POLA KARAKTER

PEMANFAATAN NEURAL NETWORK PERCEPTRON PADA PENGENALAN POLA KARAKTER PEMANFAATAN NEURAL NETWORK PERCEPTRON PADA PENGENALAN POLA KARAKTER Fakultas Teknologi Informasi Universitas Merdeka Malang Abstract: Various methods on artificial neural network has been applied to identify

Lebih terperinci

MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG

MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini

Lebih terperinci

BAB II NEURAL NETWORK (NN)

BAB II NEURAL NETWORK (NN) BAB II NEURAL NETWORK (NN) 2.1 Neural Network (NN) Secara umum Neural Network (NN) adalah jaringan dari sekelompok unit pemroses kecil yang dimodelkan berdasarkan jaringan syaraf manusia. NN ini merupakan

Lebih terperinci

TOLERANSI UNJUK PENGENALAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA PENAMBAHAN DERAU DAN SUDUT PUTARAN TERHADAP POLA KARAKTER TULISAN TANGAN JENIS ANGKA

TOLERANSI UNJUK PENGENALAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA PENAMBAHAN DERAU DAN SUDUT PUTARAN TERHADAP POLA KARAKTER TULISAN TANGAN JENIS ANGKA Iwan Suhardi, Toleransi Jaringan Syaraf Tiruan TOLERANSI UNJUK PENGENALAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA PENAMBAHAN DERAU DAN SUDUT PUTARAN TERHADAP POLA KARAKTER TULISAN TANGAN JENIS ANGKA Iwan Suhardi Jurusan

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI KUNCI SIMETRI DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN

PERANCANGAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI KUNCI SIMETRI DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PERANCANGAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI KUNCI SIMETRI DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN Ibrahim Arief NIM : 13503038 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan Februari 2014 sampai dengan Juli 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan Februari 2014 sampai dengan Juli 2014 di BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan Februari 2014 sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium Pemodelan Fisika, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA GARIS DASAR KALIMAT PADA TULISAN TANGAN UNTUK MENGETAHUI KARAKTER SESEORANG DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PROBABILISTIC NEURAL NETWORK

PENGENALAN POLA GARIS DASAR KALIMAT PADA TULISAN TANGAN UNTUK MENGETAHUI KARAKTER SESEORANG DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PROBABILISTIC NEURAL NETWORK PENGENALAN POLA GARIS DASAR KALIMAT PADA TULISAN TANGAN UNTUK MENGETAHUI KARAKTER SESEORANG DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PROBABILISTIC NEURAL NETWORK ABSTRAK Dwi Putra Alexander (0722067) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM PENGHITUNGAN PERSENTASE KEBENARAN KLASIFIKASI PADA KLASIFIKASI JURUSAN SISWA DI SMA N 8 SURAKARTA

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM PENGHITUNGAN PERSENTASE KEBENARAN KLASIFIKASI PADA KLASIFIKASI JURUSAN SISWA DI SMA N 8 SURAKARTA APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM PENGHITUNGAN PERSENTASE KEBENARAN KLASIFIKASI PADA KLASIFIKASI JURUSAN SISWA DI SMA N 8 SURAKARTA Pembimbing: Desi Fitria Utami M0103025 Drs. Y. S. Palgunadi, M. Sc

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGENALAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN BANYAKNYA JUMLAH KELAS POLA YANG DIKENALI DAN TINGKAT KERUMITAN POLANYA

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGENALAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN BANYAKNYA JUMLAH KELAS POLA YANG DIKENALI DAN TINGKAT KERUMITAN POLANYA ISSN: 1693-6930 159 ANALISIS HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGENALAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN BANYAKNYA JUMLAH KELAS POLA YANG DIKENALI DAN TINGKAT KERUMITAN POLANYA Iwan Suhardi, Riana T. Mangesa Jurusan

Lebih terperinci

Bulu mata. Generalisasi= Jumlah pola dikenali dengan benar x 100% Jumlah total pola

Bulu mata. Generalisasi= Jumlah pola dikenali dengan benar x 100% Jumlah total pola Generalisasi Hasil penelitian ini diukur menggunakan nilai konvergen dan generalisasi. Nilai konvergen adalah tingkat kecepatan jaringan untuk mempelajari pola input yang dinyatakan dalam satuan iterasi

Lebih terperinci

PEMODELAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RECURRENT YANG TEROPTIMASI SECARA HEURISTIK UNTUK PENDUGAAN CURAH HUJAN BERDASARKAN PEUBAH ENSO

PEMODELAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RECURRENT YANG TEROPTIMASI SECARA HEURISTIK UNTUK PENDUGAAN CURAH HUJAN BERDASARKAN PEUBAH ENSO PEMODELAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RECURRENT YANG TEROPTIMASI SECARA HEURISTIK UNTUK PENDUGAAN CURAH HUJAN BERDASARKAN PEUBAH ENSO AFAN GALIH SALMAN Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Lebih terperinci

PENGENALAN PLAT NOMOR KENDARAAN DALAM SEBUAH CITRA MENGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN ABSTRAK

PENGENALAN PLAT NOMOR KENDARAAN DALAM SEBUAH CITRA MENGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN ABSTRAK PENGENALAN PLAT NOMOR KENDARAAN DALAM SEBUAH CITRA MENGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN Decy Nataliana [1], Sabat Anwari [2], Arief Hermawan [3] Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 68 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Bab ini membahas tentang program yang telah dianalisis dan dirancang atau realisasi program yang telah dibuat. Pada bab ini juga akan dilakukan pengujian program. 4.1

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA DOUBLE BACKPROPAGATION ABSTRAK

IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA DOUBLE BACKPROPAGATION ABSTRAK IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA DOUBLE BACKPROPAGATION Disusun oleh: Togu Pangaribuan 0722087 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof.Drg. Suria Sumantri, MPH No. 65, Bandung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengenalan Pola Pengenalan pola adalah suatu ilmu untuk mengklasifikasikan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan pengukuran kuantitatif fitur (ciri) atau sifat utama dari suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran untuk penelitian ini seperti pada Gambar 9. Penelitian dibagi dalam empat tahapan yaitu persiapan penelitian, proses pengolahan

Lebih terperinci

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN : PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PRODUKSI AIR MINUM MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKPROPAGATION (STUDI KASUS : PDAM TIRTA BUKIT SULAP KOTA LUBUKLINGGAU) Robi Yanto STMIK Bina Nusantara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Digital Citra digital dapat didefenisikan sebagai fungsi f(x,y) yaitu dua dimensi, dimana x dan y merupakan koordinat spasial dan f(x,y) disebut dengan intensitas atau

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Perusahaan dalam era globalisasi pada saat ini, banyak tumbuh dan berkembang, baik dalam bidang perdagangan, jasa maupun industri manufaktur. Perusahaan

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MENGENALI TULISAN TANGAN HURUF A, B, C, DAN D PADA JAWABAN SOAL PILIHAN GANDA

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MENGENALI TULISAN TANGAN HURUF A, B, C, DAN D PADA JAWABAN SOAL PILIHAN GANDA APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MENGENALI TULISAN TANGAN HURUF A, B, C, DAN D PADA JAWABAN SOAL PILIHAN GANDA (Studi Eksplorasi Pengembangan Pengolahan Lembar Jawaban Ujian Soal Pilihan Ganda di

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA

MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA Ramli e-mail:ramli.brt@gmail.com Dosen Tetap Amik Harapan Medan ABSTRAK Jaringan Syaraf Tiruan adalah pemrosesan

Lebih terperinci

BAB 2 HEMISPHERIC STRUCTURE OF HIDDEN LAYER NEURAL NETWORK, PCA, DAN JENIS NOISE Hemispheric structure of hidden layer neural network

BAB 2 HEMISPHERIC STRUCTURE OF HIDDEN LAYER NEURAL NETWORK, PCA, DAN JENIS NOISE Hemispheric structure of hidden layer neural network BAB 2 HEMISPHERIC STRUCTURE OF HIDDEN LAYER NEURAL NETWORK, PCA, DAN JENIS NOISE Bab ini akan menjelaskan tentang Hemispheric Structure Of Hidden Layer Neural Network (HSHL-NN), Principal Component Analysis

Lebih terperinci

Klasifikasi Pola Huruf Vokal dengan Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan

Klasifikasi Pola Huruf Vokal dengan Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan JURNAL TEKNIK POMITS 1-7 1 Klasifikasi Pola Huruf Vokal dengan Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan Dhita Azzahra Pancorowati, M. Arief Bustomi Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Lebih terperinci

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT Havid Syafwan Program Studi Manajemen Informatika, Amik Royal, Kisaran E-mail: havid_syafwan@yahoo.com ABSTRAK:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 JARINGAN SARAF SECARA BIOLOGIS Jaringan saraf adalah salah satu representasi buatan dari otak manusia yang selalu mencoba untuk mensimulasikan proses pembelajaran pada otak

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 205 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 205 IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI

Lebih terperinci

Jaringan Syaraf Tiruan

Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan Syaraf Tiruan (Artificial Neural Network) Intelligent Systems Pembahasan Jaringan McCulloch-Pitts Jaringan Hebb Perceptron Jaringan McCulloch-Pitts Model JST Pertama Diperkenalkan oleh McCulloch

Lebih terperinci

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series Oleh: ABD. ROHIM (1206 100 058) Dosen Pembimbing: Prof. Dr. M. Isa Irawan, MT Jurusan Matematika

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Gambar 3.1 Desain Penelitian METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Studi Literatur: Permalan Time Series, Harga Minyak Bumi, Jaringan Syaraf Tiruan, Backpropagation Pengumpulan Data Harga Minyak Bumi di Indonesia Perancangan

Lebih terperinci

BAB 4 DISAIN MODEL. Pengguna. Citra. Ekstraksi Ciri x. Antar muka (Interface) Data Hasil Ekstraksi Ciri. Testing dan Identifikasi.

BAB 4 DISAIN MODEL. Pengguna. Citra. Ekstraksi Ciri x. Antar muka (Interface) Data Hasil Ekstraksi Ciri. Testing dan Identifikasi. 33 BAB 4 DISAIN MODEL Disain model sistem identifikasi citra karang dirancang sedemikian rupa dengan tuuan untuk memudahkan dalam pengolahan data dan pembuatan aplikasi serta memudahkan pengguna dalam

Lebih terperinci

DETEKSI JENIS KAYU CITRA FURNITURE UKIRAN JEPARA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION

DETEKSI JENIS KAYU CITRA FURNITURE UKIRAN JEPARA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION No Makalah : 299 Konferensi Nasional Sistem Informasi 2012, STMIK - STIKOM Bali 23-25 Pebruari 2012 DETEKSI JENIS KAYU CITRA FURNITURE UKIRAN JEPARA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION Ratri Dwi Atmaja 1,

Lebih terperinci

KLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION. Dhita Azzahra Pancorowati

KLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION. Dhita Azzahra Pancorowati KLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Dhita Azzahra Pancorowati 1110100053 Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Data Yang Digunakan Dalam melakukan penelitian ini, penulis membutuhkan data input dalam proses jaringan saraf tiruan backpropagation. Data tersebut akan digunakan sebagai

Lebih terperinci

DOKUMENTASI ULANG NASKAH BRAILLE MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

DOKUMENTASI ULANG NASKAH BRAILLE MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK DOKUMENTASI ULANG NASKAH BRAILLE MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Chairisni Lubis 1, Yoestinus 2 1 Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Tarumanagara-Jakarta, Chairisni.fti.untar@gmail.com

Lebih terperinci

Architecture Net, Simple Neural Net

Architecture Net, Simple Neural Net Architecture Net, Simple Neural Net 1 Materi 1. Model Neuron JST 2. Arsitektur JST 3. Jenis Arsitektur JST 4. MsCulloh Pitts 5. Jaringan Hebb 2 Model Neuron JST X1 W1 z n wi xi; i1 y H ( z) Y1 X2 Y2 W2

Lebih terperinci

PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Dwi Marisa Midyanti Sistem Komputer Universitas Tanjungpura Pontianak Jl Prof.Dr.Hadari Nawawi, Pontianak

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN WAJAH REAL-TIME DALAM RUANG EIGEN DENGAN SEGMENTASI BERDASARKAN WARNA KULIT. Agus Buono, Ahmad Ridha, Hanief Bastian

SISTEM PENGENALAN WAJAH REAL-TIME DALAM RUANG EIGEN DENGAN SEGMENTASI BERDASARKAN WARNA KULIT. Agus Buono, Ahmad Ridha, Hanief Bastian SISTEM PENGENALAN WAJAH REAL-TIME DALAM RUANG EIGEN DENGAN SEGMENTASI BERDASARKAN WARNA KULIT Agus Buono, Ahmad Ridha, Hanief Bastian 1 Staf Pengajar Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan IPA

Lebih terperinci

Presentasi Tugas Akhir

Presentasi Tugas Akhir Presentasi Tugas Akhir Bagian terpenting dari CRM adalah memahami kebutuhan dari pelanggan terhadap suatu produk yang ditawarkan para pelaku bisnis. CRM membutuhkan sistem yang dapat memberikan suatu

Lebih terperinci

KOMPRESI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN HEBBIAN BASED PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

KOMPRESI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN HEBBIAN BASED PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS KOMPRESI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN HEBBIAN BASED PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS 1 Sofyan Azhar Ramba 2 Adiwijaya 3 Andrian Rahmatsyah 12 Departemen Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

Lebih terperinci

TOLERANSI UNJUK PENGENALAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA PENAMBAHAN DERAU DAN SUDUT PUTARAN TERHADAP POLA KARAKTER TULISAN TANGAN JENIS ANGKA

TOLERANSI UNJUK PENGENALAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA PENAMBAHAN DERAU DAN SUDUT PUTARAN TERHADAP POLA KARAKTER TULISAN TANGAN JENIS ANGKA Iwan Suhardi, Toleransi Jaringan Syaraf Tiruan TOLERANSI UNJUK PENGENALAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA PENAMBAHAN DERAU DAN SUDUT PUTARAN TERHADAP POLA KARAKTER TULISAN TANGAN JENIS ANGKA Iwan Suhardi Jurusan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan dan algoritma yang akan digunakan pada sistem pengenalan wajah. Bagian yang menjadi titik berat dari tugas akhir

Lebih terperinci

PERAMALAN HARGA SAHAM PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK DAN AKAIKE INFORMATION CRITERION

PERAMALAN HARGA SAHAM PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK DAN AKAIKE INFORMATION CRITERION Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 20 (SNATI 20) ISSN: 19-5022 Yogyakarta, 16 Juni 20 PERAMALAN HARGA SAHAM PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK DAN AKAIKE INFORMATION CRITERION

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON

SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 7 No. 3 Edisi September 2012 105 SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON Anindita Septiarini Program Studi Ilmu Komputer FMIPA,

Lebih terperinci

Bab 5 Penerapan Neural Network Dalam Klasifikasi Citra Penginderaan Jauh

Bab 5 Penerapan Neural Network Dalam Klasifikasi Citra Penginderaan Jauh Penerapan Neural Dalam Klasifikasi Citra Penginderaan Jauh Klasifikasi citra penginderaan jarak jauh (inderaja) merupakan proses penentuan piksel-piksel masuk ke dalam suatu kelas obyek tertentu. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB II. Penelitian dengan jaringan syaraf tiruan propagasi balik. dalam bidang kesehatan sebelumnya pernah dilakukan oleh

BAB II. Penelitian dengan jaringan syaraf tiruan propagasi balik. dalam bidang kesehatan sebelumnya pernah dilakukan oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian dengan jaringan syaraf tiruan propagasi balik dalam bidang kesehatan sebelumnya pernah dilakukan oleh Sudharmadi Bayu Jati Wibowo

Lebih terperinci

Pemodelan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Memprediksi Awal Musim Hujan Berdasarkan Suhu Permukaan Laut

Pemodelan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Memprediksi Awal Musim Hujan Berdasarkan Suhu Permukaan Laut Tersedia secara online di: http://journal.ipb.ac.id/index.php/jika Volume 1 Nomor 2 Halaman 52-61 ISSN: 2089-6026 Pemodelan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Memprediksi Awal Musim Hujan Berdasarkan Suhu Permukaan

Lebih terperinci

PERANGKAT LUNAK PENGKONVERSI TEKS TULISAN TANGAN MENJADI TEKS DIGITAL

PERANGKAT LUNAK PENGKONVERSI TEKS TULISAN TANGAN MENJADI TEKS DIGITAL PERANGKAT LUNAK PENGKONVERSI TEKS TULISAN TANGAN MENJADI TEKS DIGITAL Nama Mahasiswa : Achmad Fauzi Arief NRP : 03 09 007 Jurusan : Matematika FMIPA-ITS Dosen Pembimbing : Drs. Nurul Hidayat, M.Kom Abstrak

Lebih terperinci

SLOPE CORRECTION PADA TULISAN TANGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN ABSTRAK

SLOPE CORRECTION PADA TULISAN TANGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN ABSTRAK SLOPE CORRECTION PADA TULISAN TANGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN Disusun Oleh : Apriliyanto Taufik Betama (1022070) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof. drg. Suria Sumantri, MPH, No.

Lebih terperinci

Pengembangan Aplikasi Pengenalan Karaketer Alfanumerik Dengan Menggunakan Algoritma Neural Network Three-Layer Backpropagation

Pengembangan Aplikasi Pengenalan Karaketer Alfanumerik Dengan Menggunakan Algoritma Neural Network Three-Layer Backpropagation Pengembangan Aplikasi Pengenalan Karaketer Alfanumerik Dengan Menggunakan Algoritma Neural Network Three-Layer Backpropagation Andi Wahju Rahardjo Emanuel, Arie Hartono Jurusan S1 Teknik Informatika Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian untuk pengenalan nama objek dua dimensi pada citra

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian untuk pengenalan nama objek dua dimensi pada citra BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian untuk pengenalan nama objek dua dimensi pada citra adalah sebagai berikut. Gambar 3.1 Desain Penelitian 34 35 Penjelasan dari skema gambar

Lebih terperinci

SEGMENTASI HURUF TULISAN TANGAN BERSAMBUNG DENGAN VALIDASI JARINGAN SYARAF TIRUAN. Evelyn Evangelista ( )

SEGMENTASI HURUF TULISAN TANGAN BERSAMBUNG DENGAN VALIDASI JARINGAN SYARAF TIRUAN. Evelyn Evangelista ( ) SEGMENTASI HURUF TULISAN TANGAN BERSAMBUNG DENGAN VALIDASI JARINGAN SYARAF TIRUAN Evelyn Evangelista (1022004) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, Jl. Prof. Drg. Suria

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA BACKPROPAGATION UNTUK PERAMALAN HARGA SAHAM Putra Christian Adyanto

PENERAPAN TEKNIK JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA BACKPROPAGATION UNTUK PERAMALAN HARGA SAHAM Putra Christian Adyanto PENERAPAN TEKNIK JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA BACKPROPAGATION UNTUK PERAMALAN HARGA SAHAM Putra Christian Adyanto Teknik Informatika, Univesitas Dian Nuswantoro ABSTRACT: Peramalan saham merupakan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM Ayu Trimulya 1, Syaifurrahman 2, Fatma Agus Setyaningsih 3 1,3 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB VIIB BACKPROPAGATION dan CONTOH

BAB VIIB BACKPROPAGATION dan CONTOH BAB VIIB BACKPROPAGATION dan CONTOH 7B. Standar Backpropagation (BP) Backpropagation (BP) merupakan JST multi-layer. Penemuannya mengatasi kelemahan JST dengan layer tunggal yang mengakibatkan perkembangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Kebutuhan Perangkat Keras. Perangkat Keras Spesifikasi Processor Intel Core i3. Sistem Operasi Windows 7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Kebutuhan Perangkat Keras. Perangkat Keras Spesifikasi Processor Intel Core i3. Sistem Operasi Windows 7 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kebutuhan Sistem Sebelum melakukan penelitian dibutuhkan perangkat lunak yang dapat menunjang penelitian. Perangkat keras dan lunak yang digunakan dapat dilihat pada Tabel

Lebih terperinci

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN)

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN) BACK PROPAGATION NETWORK (BPN) Arsitektur Jaringan Salah satu metode pelatihan terawasi pada jaringan syaraf adalah metode Backpropagation, di mana ciri dari metode ini adalah meminimalkan error pada output

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA SIDIK JARI BERBASIS TRANSFORMASI WAVELET DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

PENGENALAN POLA SIDIK JARI BERBASIS TRANSFORMASI WAVELET DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION PENGENALAN POLA SIDIK JARI BERBASIS TRANSFORMASI WAVELET DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION 1 Andrian Rakhmatsyah 2 Sayful Hakam 3 Adiwijaya 12 Departemen Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi

Lebih terperinci

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

SATIN Sains dan Teknologi Informasi SATIN - Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 2, No., Juni 206 SATIN Sains dan Teknologi Informasi journal homepage : http://jurnal.stmik-amik-riau.ac.id Jaringan Syaraf Tiruan Peramalan Inventory Barang

Lebih terperinci