BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN. dasar di Sumatera dan Jawa masih termasuk sebagai kualitas rendah. Jumlah guru
|
|
- Susanto Sanjaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 151 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN 5.1. Kesimpulan Penelitian ini menemukan bahwa secara umum, kualitas guru sekolah dasar di Sumatera dan Jawa masih termasuk sebagai kualitas rendah. Jumlah guru yang memiliki kualitas tinggi masih sangat sedikit, yakni kurang dari 15 persen di Jawa dan kurang dari enam persen di Sumatera. Meskipun kualitas guru di Jawa lebih baik dibanding guru di Sumatera, namun kualitas guru di kedua wilayah tersebut secara umum belum memadai. Kelemahan guru di Sumatera dan Jawa terutama terletak pada kurangnya kreatifitas dan inovasi yang dilakukan guru ketika mengajar. Metode mengajar guru cenderung kaku, konvensional dan masih mengandalkan gaya-gaya lama seperti ceramah, membaca, mencatat dan menghafal. Siswa masih diposisikan sebagai objek, sehingga siswa cenderung pasif dan berposisi hanya sebagai pendengar. Di sisi lain, mayoritas guru cenderung mengulang pelajaran yang sudah pernah diajar sebelumnya, mengajar seadanya dan hanya ingin memenuhi target minimal dari capaian yang diharapkan dalam proses belajar mengajar. Rendahnya kualitas guru SD di Sumatera dan Jawa ini menjadi bukti bahwa otonomi pendidikan yang diberikan kepada daerah belum berdampak signifikan pada peningkatan kualitas pendidikan terutama kualitas guru. Wewenang besar yang diberikan kepada daerah untuk mengelola pendidikan termasuk guru, mulai dari perekrutan, penempatan, pembinaan hingga 151
2 152 peningkatan kualitas tidak dimanfaatkan secara maksimal. Isu peningkatan kualitas guru sebagai kunci utama peningkatan kualitas pendidikan bahkan terkesan luput dari perhatian pemerintah daerah sehingga belum dijadikan sebagai isu utama pembangunan pendidikan di daerah. Hal ini terlihat dari minimnya anggaran yang dialokasikan pemerintah untuk meningkatkan kualitas guru baik melalui pelatihan, penataran, maupun peningkatan kualifikasi akademik guru. Tidak adanya pemerataan guru, baik dari segi kuantitas dan terutama kualitas, menjadi bukti lain kurang adanya keseriusan pemerintah daerah untuk menata kualitas pendidikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modal manusia (human capital) yang dimiliki guru kurang dimanfaatkan dengan maksimal dalam rangka peningkatkan kualitas guru. Pengalaman mengajar sebagai salah satu komponen modal manusia (guru), terbukti tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas guru SD di Sumatera. Pengalaman mengajar baru bersifat sebagai jumlah tahun lamanya guru mengajar, kurang dimanfaatkan sebagai kesempatan untuk mengevaluasi, berefleksi dan membenahi kemampuan guru. Di Jawa, pemanfaatan jumlah tahun lamanya guru mengajar untuk membenahi dan mengevaluasi diri terbukti memberikan dampak signifikan terhadap kemampuan guru. Semakin tinggi derajat pengalaman mengajar guru di Jawa, semakin tinggi pula kualitasnya. Komponen pendapatan (gaji) guru menurut hasil penelitian ini, tidak terbukti sebagai faktor yang memengaruhi kualitas guru. Rendahnya penghasilan guru dari profesinya sebagai guru memang terbukti menjadi faktor penyebab
3 153 tingginya aktifitas guru di luar tugas mengajarnya karena alasan ekonomi, namun guru yang memiliki gaji tinggi dari profesinya sebagai guru ternyata tidak menjamin memiliki kualitas yang lebih baik dibanding guru bergaji rendah. Hal ini dikarenakan mayoritas guru belum memiliki cukup waktu untuk mengupayakan peningkatan kualitasnya akibat terlalu sibuk dengan berbagai kegiatan lain untuk menutupi kebutuhan ekonominya. Di sisi lain, penghasilan yang diterima guru belum bisa dialokasikan untuk peningkatan kualitas, seperti mengikuti pelatihan, pendidikan lanjut, atau untuk membiayai pembelian sumbersumber bacaan (pengetahuan). Disamping itu, hal ini juga disebabkan pendapatan (gaji) yang diterima guru tidak berdasarkan kualitas/kemampuan guru, tetapi berdasarkan pangkat atau golongan yang dimiliki guru. Pendidikan dan pelatihan sebagai komponen penting peningkatan modal manusia, terbukti memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap kualitas guru. Di Sumatera, tingkat pendidikan guru memberikan kontribusi yang positif dan signifikan terhadap kualitas guru. Semakin tinggi pendidikan guru, semakin tinggi kualitas guru. Hal ini dikarenakan guru yang memiliki kualifikasi akademik yang tinggi memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik, baik dalam mengajar, serta melakukan pendekatan terhadap siswa, dibanding guru yang kualifikasi akademiknya rendah. Sayangnya, jenis pendidikan guru (lulusan keguruan dan non keguruan) tidak menjadi pembeda kualitas guru. Guru lulusan keguruan tidak otomatis memiliki kualitas yang lebih baik dibanding dengan guru lulusan non keguruan.
4 154 Frekewensi guru mengikuti pelatihan (kegiatan peningkatan kemampuan) lebih memberikan pengaruh signifikan terhadap peningkatan kualitas guru di kedua wilayah. Namun minimnya frekuensi guru mengikuti kegiatan peningkatan kemampuan membuat mayoritas guru memiliki kualitas yang rendah. Pelatihan yang berfungsi majemuk diantaranya meningkatkan pengetahuan/kemampuan guru, menutupi kelemahan yang dimiliki guru sebelumnya, serta memberikan motivasi dan semangat baru terhadap guru, belum dilaksanakan secara rutin dan kontiniu. Hal ini membuat komponen modal guru diantaranya pengetahuan, kemampuan, kreatifitas dan inovasi yang dimiliki guru tidak meningkat secara signifikan. Modal sosial sebagai modal yang sangat strategis juga belum dimanfaatkan dan digunakan untuk meningkatkan kualitas kemampuan yang dimiliki guru. Guru dengan kemampuan (modal manusia) rendah serta modal keuangan yang minim sehingga tidak mampu meningkatkan kemampuan dengan mengandalkan sumber daya pribadi, harusnya menggunakan modal (jaringan) sosial untuk meningkatkan kemampuan. Jaringan sosial yang dimiliki guru baik terhadap sesama guru maupun dengan orang tua siswa, berdasarkan penelitian ini tidak dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk meningkatkan kualitas guru. Jaringan dengan sesama guru yang terinstitusionalisasi dalam KKG tidak dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menutupi kelemahan, mencari solusi persoalan yang dihadapi di kelas, serta memperbaharui pengetahuan dan kemampuan guru. Kendati KKG terbukti memberikan dampak signifikan terhadap
5 155 kualitas guru, tetapi rendahnya partisipasi guru dalam KKG mengakibatkan rendahnya mutu guru. Di sisi lain, jaringan/relasi guru dengan orangtua berdasarkan penelitian ini baru sekedar relasi administratif, belum dijadikan sebagai modal (sosial) penting yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas kemampuan guru terutama dalam rangka membantu perkembangan belajar anak. Relasi guru-orangtua pada umumnya baru digunakan untuk kepentingan-kepentingan administratif anak, seperti membayar uang sekolah, buku, terima rapor, atau bila anak bermasalah di sekolah. Belum ada kesadaran bersama, baik dari guru maupun orangtua untuk secara kontiniu bertemu dan berdiskusi membicarakan perkembangan akademik maupun karakter dan kepribadian anak. Dengan demikian, jaringan sosial sebagai salah satu modal yang bisa digunakan untuk mengatasi kelemahan kualitas guru belum dipahami dan dimaknai guru secara utuh. Jaringan sosial sebagai modal/aset yang penting dan potensial untuk meningkatkan kemampuannya ternyata masih luput dari perhatian guru. Berdasarkan hasil penelitian ini, guru juga belum sepenuhnya patuh terhadap norma-norma yang seharusnya dilakukan guru. Diantaranya adalah ketidakkonsistenan guru melakukan persiapan mengajar. Persiapan mengajar baru dipandang sebagai tugas administratif semata, yakni hanya untuk memenuhi ketentuan-ketentuan prosedural. Persiapan mengajar sebagai kesempatan untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar di kelas terkesan diabaikan oleh mayoritas guru.
6 Rekomendasi Kebijakan Meningkatkan kualitas guru adalah pilihan yang tak bisa ditawar-tawar lagi. Peningkatan kualitas dan kemampuan guru adalah metode paling strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Namun rendahnya kualitas yang dimiliki guru saat ini tak bisa hanya dialamatkan pada guru saja, sebab banyak faktor yang memengaruhi meningkat-tidaknya kualitas guru. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa banyak faktor yang harus diperhatikan dan segera ditangani untuk meningkatkan kualitas guru di Indonesia terutama di Jawa dan Sumatera. Beberapa kebijakan yang direkomendasikan dalam penelitian ini adalah: 1. Kualifikasi akademik terbukti merupakan syarat dasar untuk mewujudkan guru yang berkualitas. Terutama di Sumatera, kualifikasi akademik masih menjadi faktor yang sangat memengaruhi kualitas guru. Pemerintah Kabupaten/Kota di Sumatera harus mengalokasikan anggaran untuk menyekolahkan guru-guru yang kualifikasinya dibawah S-1/D-IV, terutama untuk guru-guru yang di pedesaan. 2. Pasal 49 Peraturan Pemerintah No 74 Tahun 2008 tentang Guru disebutkan bahwa pengembangan dan peningkatan kualifikasi akademik oleh guru dalam jabatan dilakukan dengan tetap melaksanakan tugasnya. Ketentuan ini perlu direvisi oleh pemerintah dan DPR, karena akan menyulitkan bagi guru-guru yang di pedesaan untuk meningkatkan kualifikasi akademiknya. Universitas berada di perkotaan atau pusat-pusat provinsi, sehingga untuk mengikuti perkuliahan, para guru harus meninggalkan tugas mengajar di sekolah.
7 Metode mengajar guru yang konvensional, monoton dan tidak berpusat pada siswa cenderung merupakan bawaan dari LPTK sewaktu guru masih menjadi mahasiswa. Disamping tidak terdapatnya perbedaan kualitas antara guru lulusan keguruan dan non-keguruan menjadi penanda bahwa kualitas lulusan keguruan belum sepenuhnya memiliki nilai lebih dibanding non keguruan. Karena itu Kemendikbud dalam hal ini Dirjen Dikti, perlu meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di LPTK sehingga calon guru yang dihasilkan lebih bermutu terutama dalam hal kompetensi pedagogi dan kompetensi profesional. Disamping itu, bagi guru lulusan non-keguruan yang sudah terlanjur menjadi guru, terutama guru PNS, pemerintah kabupaten/kota perlu menyertakan mereka dalam pendidikan profesi guru (PPG) sehingga kemampuan pedagoginya semakin meningkat. 4. Perihal seleksi guru CPNS, agar kualitas tes seleksi ditingkatkan dan diarahkan pada tes kemampuan mengajar/pedagogi, bukan hanya tes kemampuan umum biasa. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota perlu bekerjasama dengan Perguruan Tinggi (LPTK) untuk menyeleksi guru CPNS terutama dalam kemampuan pedagogik dan praktek mengajar. 5. KKG merupakan wadah yang memberikan dampak positif terhadap kualitas/kemampuan guru. Hanya kurang profesionalnya pengelolaan dan manajemen KKG menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan minat guru rendah dalam mengikuti KKG. Karena itu perlu bagi dinas pendidikan di setiap daerah untuk meningkatkan profesionalisme para
8 158 pengelola KKG agar lebih berdaya, mandiri dan kreatif dalam menjalankan program-program KKG. Dukungan dana yang jelas dan cukup dari Dinas Pendidikan juga sangat diperlukan para pengelola sehingga mampu membuat program-program yang kreatif dan menghadirkan tutor atau narasumber yang bermutu. Namun KKG harus dibebaskan dari intervensi dan kepentingan birokrasi atau pejabat daerah. 6. Mengikuti kegiatan peningkatan kemampuan seperti pelatihan, penataran, diklat, seminar, dan lain sebagainya sangat penting untuk meningkatkan kualitas guru. Perintah UU No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen yakni perihal pemerintah harus menyediakan anggaran bagi peningkatan kompetensi guru perlu diformulasikan dalam peraturan daerah sehingga menjadi kewajiban mutlak bagi Dinas Pendidikan (Provinsi, atau Kab/Kota) untuk mengalokasikan sebagian anggaran pendidikan untuk pelatihan guru setiap tahunnya. 7. Kepala sekolah perlu memberikan waktu yang cukup bagi guru untuk belajar mandiri, mengkoseling siswa dan bertemu dengan orang tua siswa secara regular. Disamping itu, Sekolah perlu membuat kebijakan dimana minimal sekali dalam seminggu, para guru bertemu untuk berdiskusi baik mendiskusikan masalah yang dihadapi, merencanakan dan mengembangkan kurikulum, saling berbagi materi dan kemampuan. 8. Mutasi guru yang indisipliner atau kurang berkualitas ke desa atau daerah pedalaman yang dilakukan oleh pejabat daerah harus dievaluasi, karena itu menyumbang rendahnya kualitas guru di desa/daerah pedalaman.
9 Guru perlu mengalokasikan waktu untuk belajar mandiri, membaca buku dan melakukan persiapan mengajar yang matang dan berkualitas. Disamping itu, guru juga perlu mengikuti kegiatan peningkatan kemampuan secara mandiri, tanpa harus sepenuhnya bergantung kepada pemerintah.
BAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang paling penting karena gurulah yang melaksanakan proses pendidikan langsung menuju
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini di dalam dunia pendidikan, keberadaan guru merupakan salah satu faktor yang signifikan baik dalam peran maupun fungsinya. Guru merupakan bagian komponen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesionalisme berkembang sesuai dengan kemajuan masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang telah dilaksanakan mengenai studi tentang Peranan Kinerja MGMP PKn dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru SMP (Studi Kasus Terhadap
Lebih terperinciPERANAN SERTIFIKASI GURU DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN *) Oleh: Dr. S. Eko Putro Widoyoko, M. Pd. **)
PERANAN SERTIFIKASI GURU DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN *) Oleh: Dr. S. Eko Putro Widoyoko, M. Pd. **) A. Pendahuluan Undang- Undang sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003 pasal 11 ayat 1 mengamanatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional. Upaya peningkatan kualitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan selalu menjadi isu sentral dalam penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional. Upaya peningkatan kualitas pendidikan ini menjadi salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah pendidikan. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru merupakan komponen yang palingmenentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan yang harus mendapat perhatian yang sentral, pertama dan utama. Figur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Hampir semua negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. nasional. Padahal, penyelenggaraannya telah menguras sekitar dua pertiga dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Program sertifikasi guru yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ternyata tidak memberi dampak perbaikan terhadap mutu pendidikan nasional.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. maka dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:
164 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan bagian akhir dari tesis, berisi tiga bagian meliputi kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi. A. Kesimpulan Merujuk pada hasil penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diantara elemen tersebut adalah instruktur atau pendidik, materi ajar, metode, tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Sisdiknas No 20 tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi tiga prioritas pembangunan pendidikan nasional, meliputi 1. pemerataan dan perluasan akses pendidikan, 2. peningkatan mutu, relevansi dan daya saing,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. yang penulis lakukan terhadap responden dan informan tentang
134 BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini maka penulis menarik kesimpulan sebagaimana berikut ini : 1. Berdasarkan hasil penelitian penulis terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Kehidupan masa mendatang cenderung semakin kompleks dan penuh tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap insan yang kompeten
Lebih terperinciRINGKASAN LAPORAN AKHIR STUDI TENTANG DAMPAK SERTIFIKASI TERHADAP PENINGKATAN ENROLLMENT LPTK, 2009
RINGKASAN LAPORAN AKHIR STUDI TENTANG DAMPAK SERTIFIKASI TERHADAP PENINGKATAN ENROLLMENT LPTK, 2009 Hasil berbagai assessment internasional menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia saat ini masih
Lebih terperinciSTUDI MODEL PENGEMBANGAN PROFESI GURU PENDIDIKAN DASAR DALAM RANGKA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN NASIONAL
STUDI MODEL PENGEMBANGAN PROFESI GURU PENDIDIKAN DASAR DALAM RANGKA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN NASIONAL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN 2006 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-4 dijelaskan. bahwa tujuan nasional Indonesia diwujudkan melalui pelaksanaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-4 dijelaskan bahwa tujuan nasional Indonesia diwujudkan melalui pelaksanaan penyelenggaraan negara yang berkedaulatan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Melalui penelitian tersebut penulis menarik kesimpulan dari data dan fakta yang diperoleh, serta memberikan saran/rekomendasi yang diharapkan bisa menjadi bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini ternyata
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini ternyata membawa perubahan yang signifikan dan menyeluruh terhadap kehidupan manusia tidak terkecuali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian . Josie Fitri Handayani, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan kegiatan yang bersifat universal, terdapat dimana saja dan kapan saja dalam kehidupan masyarakat manusia. Pendidikan harus selalu progresif,
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan.
No.175, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 09 TAHUN 2009 TENTANG POKOK-POKOK PEMBINAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DEPARTEMEN
Lebih terperinciSERTIFIKASI GURU; ANTARA HARAPAN, TANTANGAN DAN REALITA. Oleh: Cepi Triatna, M.Pd. *)
SERTIFIKASI GURU; ANTARA HARAPAN, TANTANGAN DAN REALITA Oleh: Cepi Triatna, M.Pd. *) A. Pendahuluan Isu utama terkait dengan guru pra sertifikasi adalah kesejahteraan dan kualitas guru. Kesejahteraan terkait
Lebih terperinciLAPORAN PENGEMBANGAN DIRI
LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI Diajukan Untuk Memperoleh Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru Oleh SURATMAN, S.Pd.,M.Pd. NIP. 19600208 198201 1 007 SD NEGERI 1 PANIMBO UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN KEDUNGJATI KABUPATEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Guna meningkatkan mutu pembelajaran dan pendidikan di Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Guna meningkatkan mutu pembelajaran dan pendidikan di Indonesia, pemerintah telah meluncurkan berbagai kebijakan, salah satunya yang saat ini sedang hangat dibicarakan
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (P2M)
LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (P2M) Judul: Pelatihan Pembuatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi Guru-guru SMA dan SMP se-kecamatan Sidemen Kabupaten Karangasem Oleh: I Gede Partha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil sebagai salah satu unsur Aparatur Negara mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pegawai Negeri Sipil sebagai salah satu unsur Aparatur Negara mempunyai peranan yang sangat strategis dalam menyelenggarakan tugas-tugas umum pemerintahan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Guru Sekolah Dasar merupakan ujung tombak keberhasilan dalam. membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas, nampaknya harus
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Guru Sekolah Dasar merupakan ujung tombak keberhasilan dalam membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas, nampaknya harus benar-benar memiliki kemampuan
Lebih terperinciPENDIDIKAN PROFESI GURU ( PPG ) SEBUAH CATATAN PENINGKATAN KUALITAS GURU
PENDIDIKAN PROFESI GURU ( PPG ) SEBUAH CATATAN PENINGKATAN KUALITAS GURU Oleh : Dwi Yunanto Abstrak Pendidikan di Indonesia pada umumnya di artikan sebagai sebuah proses untuk memanusiakan manusia, sebagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak asing lagi bagi semua orang karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan memegang peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting dalam proses kemajuan suatu bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Lebih terperinciIMPLIKASI UNDANG-UNDANG GURU DAN DOSEN TERHADAP PENINGKATAN MUTU PROSES PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
IMPLIKASI UNDANG-UNDANG GURU DAN DOSEN TERHADAP PENINGKATAN MUTU PROSES PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN M. Syaom Barliana Universitas Pendidikan Indonesia L A T A R B E L A K A N G Peningkatan kualitas
Lebih terperinciSERTIFIKASI GURU DAN DOSEN TAHUN 2009: DASAR HUKUM DAN PELAKSANAANNYA 1
SERTIFIKASI GURU DAN DOSEN TAHUN 2009: DASAR HUKUM DAN PELAKSANAANNYA 1 Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. 2 PENDAHULUAN Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang RI
Lebih terperinciB A B I PENDAHULUAN. Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, yang berlaku
1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, yang berlaku mulai tahun 2001, berusaha
Lebih terperinci2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1739, 2017 KEMENDIKBUD. Sertifikasi Guru. Tahun 2015. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2017.. TAHUN 2017 TENTANG SERTIFIKASI
Lebih terperinciMENGOPTIMALKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI SEKOLAH DENGAN JUMLAH SISWA SEDIKIT
ARTIKEL ILMIAH MENGOPTIMALKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI SEKOLAH DENGAN JUMLAH SISWA SEDIKIT Sunarto, M. Pd SDN GEDONGOMBO II PLOSO JOMBANG JAWA TIMUR 0 PENDAHULUAN Sekolah sebagai institusi pendidikan
Lebih terperinciPENGELOLAAN KKG DI GUGUS SULTAN AGUNG DABIN 6 KARANGRAYUNG
PENGELOLAAN KKG DI GUGUS SULTAN AGUNG DABIN 6 KARANGRAYUNG RINGKASAN TESIS Diajukan kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI 03 MOJO KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG
BAB IV ANALISIS UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI 03 MOJO KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG A. Analisis Kompenetensi Guru PAI di SD Negeri 03 Mojo Guru merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek yang mendasar bagi pembangunan bangsa. Melalui pendidikan manusia dapat memperoleh ilmu dan pengetahuan untuk menghadapi tantangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan yang tercantum pada UU RI No.14 tahun 2005 pasal 1,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan dapat ditentukan oleh kesiapan sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan. Guru merupakan salah satu faktor penentu
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN
PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH,, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2011 URUSAN PEMERINTAHAN 0 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 40 2013 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN GURU YANG DIBERI TUGAS TAMBAHAN SEBAGAI KEPALA SEKOLAH WALIKOTA
Lebih terperinciSERTIFIKASI GURU MERUPAKAN PERLINDUNGAN PROFESI. Sugeng Muslimin Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK
SERTIFIKASI GURU MERUPAKAN PERLINDUNGAN PROFESI Sugeng Muslimin 1 1. Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK Profesi guru adalah profesi yang terhormat, tidak semua orang dapat menjadi guru. Untuk menjadi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah mengadakan perubahan besar pada kebijakan pada sektor pendidikan dalam berbagai aspek,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Arus globalisasi yang semakin meluas mengakibatkan munculnya persaingan dalam berbagai bidang kehidupan terutama lapangan kerja, dibutuhkan sumber daya manusia yang
Lebih terperinciUSAHA PROFESIONALISME PENDIDIK YANG MENIMBULKAN POLEMIK. Oleh: Fatimatus Zahro Jihan Fitri Fakultas Saintek UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
USAHA PROFESIONALISME PENDIDIK YANG MENIMBULKAN POLEMIK Oleh: Fatimatus Zahro Jihan Fitri Fakultas Saintek UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Abstrak Pendidikan telah didefinisikan secara berbeda-beda oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembinaan Tutor Oleh Gugus PAUD Dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Tutor PAUD Di Desa Cangkuang Rancaekek
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini non formal dipandang memiliki peran penting dalam pembentukan sumber daya manusia ke depan. Namun kesiapan tenaga pendidik di lembaga PAUD
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Setelah melakukan penelitian tentang kegiatan perekrutan dan seleksi pegawai pada Hotel Grand Zuri, maka bagian trakhir dari penelitian ini penulis akan membuat tentang penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana manusia dapat membina kepribadiannya dengan jalan mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian yang integral dalam kehidupan manusia, dimana manusia dapat membina kepribadiannya dengan jalan mengembangkan potensi-potensi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebab itu, pemerintah daerah harus dapat melakukan optimalisasi sumbersumber. pemasukan yang potensial bagi kas daerah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap daerah memiliki potensi dan kekayaan sumber daya yang beragam. Tentunya, sumber daya yang beragam harus dikelola secara optimal agar dapat dirasakan oleh setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar dalam meningkatkan pengetahuan siswa. Selain sebagai pengajar, guru juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan sosok yang sangat memegang peranan penting dalam proses pembelajaran siswa di sekolah, yang harus dapat membawa perubahan besar dalam meningkatkan
Lebih terperinciPEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI SARJANA (S1) BAGI GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH (DUAL
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI SARJANA (S1) BAGI GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH (DUAL MODE SYSTEM) DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DEPARTEMEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang cerdas di era seperti sekarang ini sangat penting
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pendidikan nasional yang termuat dalam pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Mewujudkan masyarakat yang cerdas di era seperti
Lebih terperinciPROFESI GURU DALAM KENYATAAN DAN HARAPAN OLEH: H. MOHAMAD SURYA
PROFESI GURU DALAM KENYATAAN DAN HARAPAN OLEH: H. MOHAMAD SURYA GURU ADALAH PENDIDIK PROFESIONAL DENGAN TUGAS UTAMA MERNDIDIK, MENGAJAR, MEMBIMBING, MENGARAHKAN, MELATIH, MENILAI. DAN MENGEVALUASI PESERTA
Lebih terperinciHASIL PENELITIAN PAYUNG TAHUN ANGGARAN 2012 EVALUASI KESIAPAN MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI MENJADI GURU PROFESIONAL
HASIL PENELITIAN PAYUNG TAHUN ANGGARAN 2012 EVALUASI KESIAPAN MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI MENJADI GURU PROFESIONAL DR. MUKMINAN SUPARMINI, M.Si MUHAMMAD NURSA BAN, M.PD LUSIANA INDRININGTIASTUTI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dessy Asri Astrianty, 2013
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas anak didik yang merupakan pemilik masa depan sangat ditentukan oleh perlakuan kita terhadap mereka saat ini. Maju mundurnya suatu bangsa di masa depan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Menimbang : a. DENGAN
Lebih terperinciNo pembelajaran; (iii) peningkatan manajemen Guru, pendidikan keguruan, dan reformasi Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK); (iv) peningka
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.6058 PENDIDIKAN. Guru. Perubahan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 107) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata dalam aktivitas kerja bawahannya. Kepala sekolah yang rajin, cermat, peduli terhadap
Lebih terperinciOLEH : NINING SRININGSIH, M.PD NIP
HAND OUT MATA KULIAH KELOMPOK BERMAIN KODE MK/SKS : UD 408/2 SKS OLEH : NINING SRININGSIH, M.PD NIP. 132 316 930 1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut: Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari pendidikan. Pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan manusia dalam seluruh aspek kepribadian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mereka. Demikian sebuah pernyataan Elaine B. Johnson dalam Ngainun. menciptakan atmosfer pendidikan yang berkualitas.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru yang bermutu memungkinkan siswanya untuk tidak hanya dapat mencapai standar akademik secara nasional, tetapi juga mendapatkan pengetahuan dan keahlian yang penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional secara jelas mendefinisikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana
Lebih terperinciWALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT
WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PERPINDAHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DARI DAN KE LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PADANG DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan mengalami perubahan yang sangat cepat yang memberikan dampak sangat signifikan terhadap kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut menuntut
Lebih terperinciIMPLEMENTASI SERTIFIKASI PENDIDIK DALAM PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU
IMPLEMENTASI SERTIFIKASI PENDIDIK DALAM PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU Tri Murwaningsih Abstrak Masalah tenaga pendidikan di Indonesia selama ini antara lain adalah rendahnya kualitas dan profesionalisme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebuah organisasi membutuhkan seorang pemimpin untuk mengordinasi semua kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Sebuah organisasi membutuhkan seorang pemimpin untuk mengordinasi semua kegiatan agar tujuan dari organisasi itu bisa tercapai. Pemimpin ibarat kepala dari tubuh
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN
PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2012 URUSAN PEMERINTAHAN ORGANISASI : : 0 Otonomi Daerah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permasalahan rendahnya mutu pendidikan saat ini masih menjadi kabar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan rendahnya mutu pendidikan saat ini masih menjadi kabar yag kurang menggembirakan serta perhatian yang belum terpecahkan di Indonesia. Jika kondisi ini terus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan fungsinya, pengawas sekolah sering berhadapan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam melaksanakan fungsinya, pengawas sekolah sering berhadapan dengan berbagai masalah, terutama untuk membantu guru-guru mencapai hasil belajar siswa
Lebih terperinciDESAIN DAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SAINTIFIK PROBLEM SOLVING TEORI SEMIKONDUKTOR
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang penting karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara pada kurikulum. Kurikulum dikatakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menulis berkaitan erat dengan keterampilan mendengarkan, gagasan secara runtut. Menulis memiliki peranan yang sangat penting dalam
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa. Menulis berkaitan erat dengan keterampilan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Dengan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai dan temuan hasil
422 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai dan temuan hasil penelitian, maka pada bab lima ini dikemukakan tentang simpulan hasil penelitian pengembangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dibuktikan dengan sertifikat pendidik yang kemudian disebut dengan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengakuan dan penghargaan kedudukan guru sebagai tenaga pendidik profesional dibuktikan dengan sertifikat pendidik yang kemudian disebut dengan guru sertifikasi. Untuk
Lebih terperincikompetensi tersebut karena guru merupakan orang terdepan yang secara langsung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pengembangan sumber daya manusia harus mendapat perhatian secara khusus dan sungguh-sungguh berdasarkan perencanaan sistematis dan rinci yang berorientasi ke masa depan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa. Pendidikan merupakan wahana
Lebih terperinciBAB IV PERAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN MUTU GURU DI MTs NEGERI JEKETRO GROBOGAN
BAB IV PERAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN MUTU GURU DI MTs NEGERI JEKETRO GROBOGAN Sebagaimana yang telah tertera dalam Bab I bahwa tujuan penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu negara untuk menjadi negara maju, bermartabat, dan sejahtera. Upaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi suatu negara untuk menjadi negara maju, bermartabat, dan sejahtera. Upaya peningkatan
Lebih terperinciMENINGKATKAN PROFESI GURU MELALUI PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) PRA JABATAN
MENINGKATKAN PROFESI GURU MELALUI PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) PRA JABATAN ABSTRAK WAYAN RESMINI FKIP Univ. Muhammadiyah Mataram Upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu badan atau organisasi, sumber daya manusia merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu badan atau organisasi, sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting dalam proses pencapaian tujuan organisasi. Sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Profesi Guru telah hadir cukup lama di negara Indonesia ini, meskipun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi Guru telah hadir cukup lama di negara Indonesia ini, meskipun hakikat, fungsi, latar tugas, dan kedudukan sosiologinya telah banyak mengalami perubahan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dunia pendidikan Indonesia saat ini berada dalam kondisi yang memprihatinkan baik dilihat dari sudut pandang internal berhubungan dengan pembangunan bangsa maupun dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, pendidikan adalah suatu hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, pendidikan adalah suatu hal yang penting bagi setiap orang. Pendidikan dianggap sebagai suatu kebutuhan yang wajib
Lebih terperinciPEMBENAHAN MGMP GURU DIDAERAH 3T SALAH SATU CARA MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI DAERAH 3T
PEMBENAHAN MGMP GURU DIDAERAH 3T SALAH SATU CARA MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI DAERAH 3T Pengantar Daerah 3T merupakan daerah Terpencil, Terdepan dan Terluar di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kunci sukses tidaknya suatu bangsa dalam pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di segala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan suatu organisasi sangat tergantung pada kinerja Sumber
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rendahnya kualitas pendidikan pada suatu bangsa mencerminkan rendahnya kinerja guru dan buruknya sistem pengelolaan pendidikan pada suatu bangsa. Keberhasilan
Lebih terperinciRPP MANAJEMEN PPPK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI
RPP MANAJEMEN PPPK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI @2015 LATAR BELAKANG PENGATURAN MANAJEMEN PPPK 19 Desember 2013 Ditandatangani DPR 15 Januari 2014 Diundangkan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peran pemerintah dalam mencapai tujuan pendidikan Nasional adalah. diharapkan dapat memberikan perhatian secara langsung terhadap
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran pemerintah dalam mencapai tujuan pendidikan Nasional adalah diharapkan dapat memberikan perhatian secara langsung terhadap peningkatan kualitas lembaga
Lebih terperinciWALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG
SALINAN 1 WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN TINGGI PRATAMA APARATUR SIPIL NEGARA SECARA TERBUKA DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Hal ini berkaitan dengan ha kikat pendidikan yaitu sebagai upaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman dan era globalisasi yang sangat pesat menuntut adanya peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan menuju arah perbaikan dapat dilakukan
Lebih terperinciRENCANA ANGGARAN KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI2018 (PROGRAM, SASARAN DAN INDIKATOR)
RENCANA ANGGARAN KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI2018 (PROGRAM, SASARAN DAN INDIKATOR) Dalam RAPBN 2018, anggaran Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi sebesar Rp41,28 triliun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan profesional secara maksimal. Hal ini disebabkan karena guru
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan salah satu profesi yang harus ditekuni untuk mewujudkan kemampuan profesional secara maksimal. Hal ini disebabkan karena guru merupakan faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dianut pemangku kebijakan. Kurikulum memiliki. kedudukan yang sangat sentral dalam keseluruhan proses pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum menjadi komponen acuan oleh setiap satuan pendidikan. Kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktek pendidikan, selain itu juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyeluruh. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia, pendidikan amat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya dilihat dari penguasaannya
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil pembahasan penelitian, di bawah ini di paparkan
309 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian, di bawah ini di paparkan simpulan penelitian sesuai dengan fokus masalah dan pertanyaan penelitian. Pertama,
Lebih terperinciID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2
ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors 1 N/A Perencanaan Visi, Misi, Nilai 2 1.d.2 Daftar pemegang kepentingan, deskripsi organisasi induk, situasi industri tenaga kerja, dokumen hasil evaluasi visi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi Bangsa Indonesia adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi Bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan
Lebih terperinci