HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR"

Transkripsi

1 HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Disusun oleh ARDIYANTO C FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

2 HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR Disusun oleh ARDIYANTO C Telah disetujui oleh pembimbing Pembimbing Drs. Ahmad Taufiq, M.Ag. NIP Mengetahui Ketua Jurusan Sastra Indonesia Drs. Ahmad Taufiq, M.Ag. NIP ii

3 HIKAYAT NABI: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTUR Disusun oleh ARDIYANTO C Telah disetujui oleh Tim Penguji Skripsi Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Pada Tanggal 8 Juli 2011 Jabatan Nama Tanda Tangan Ketua Sekretaris Penguji I Penguji II Dra. Chattri Sigit Widyastuti, M.Hum. NIP Asep Yudha Wirajaya, S.S. NIP Drs. Ahmad Taufiq, M.Ag. NIP Drs. Sholeh Dasuki, M.S. NIP Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D NIP iii

4 PERNYATAAN Nama : Ardiyanto NIM : C Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul Hikayat Nabi: Suntingan Teks dan Analisis Struktur adalah betul-betul karya sendiri, bukan plagiat, dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam skripsi ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh dari skripsi tersebut. Surakarta, 9 Juni 2011 Yang membuat pernyataan, Ardiyanto iv

5 Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan maka apabila engkau telah selesai (dari satu urusan) tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap (terjemah QS Al-Insyrah: 6-8). v

6 PERSEMBAHAN Karya ini bukan hanya tulisan semata. Di dalamnya, aku mendapat pemahaman baru. Dengannya, aku belajar tentang waktu. Tidak hanya sendiri, ada orang-orang yang selalu menjadi pemompa semangatku. Pada mereka aku berikan karya ini setelah untuk Allah, tentunya. Mereka adalah: Orang tua yang selalu mengantarku menuju jalan harapan dan membekaliku dengan doa. Fenny Hendras atas segala rasa, doa, dan semangatnya. Siapapun yang berharap akan kesuksesanku. Siapapun yang ingin membaca karyaku. vi

7 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul Hikayat Nabi: Suntingan Teks dan Analisis Struktur. Penulis juga sangat berterima kasih atas segala bantuan, dukungan, dan dorongan yang telah diberikan oleh semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak, yaitu sebagai berikut. 1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan izin untuk melakukan penyusunan skripsi. 2. Drs. Ahmad Taufiq, M.Ag., selaku ketua Jurusan Sastra Indonesia dan pembimbing skripsi yang selalu memberikan petunjuk dan dorongan hingga terselesaikannya skripsi ini. 3. Drs. Wiranta, M.S., selaku dosen pembimbing akademis. 4. Bapak dan ibu dosen Sastra Indonesia. Terima kasih atas segala bimbingan dan ilmu yang telah diberikan kepada penulis selama masa studi. 5. Pak e, Mamak, Mbak Kus, Mas Yuli dan Nabila yang selalu memberikan dorongan pada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas doanya. Kalianlah yang selalu menjadi semangat bagi penulis untuk mencapai kesuksesan. vii

8 6. Fenny Hendras karenamu banyak makna dalam hidupku. Terima kasih atas semua cambukannya, motivasi, semangat, dan segala rasa, senyum dan tawa yang selalu ada, selalu hadir sehangat mentari pagi. 7. Sahabat-sahabat penulis, Joko kasino, Narendra Titis, Ridwan Sefri, Dedi Rohmadi, Deni Bento, Erwan Fajar, Ardian Friatna, Diki, Tiur temanteman Kos Jeruk terima kasih atas perhatianya selama ini. Kalian adalah sahabat dan saudaraku. 8. Segenap keluarga besar Marching Band Sebelas Maret Surakarta atas semua pengalaman yang tidak terlupakan, kebersamaan, semangat, perjuangan, dan ilmu yang tak ternilai. 9. Teman-teman seangkatan dan adik-adik tingkat yang telah memberi warna pada penulis selama masa kuliah. 10. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari, masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharap kritik dan saran yang membangun. Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca, khususnya mahasiswa Sastra Indonesia. Terima kasih. Surakarta, 9 Juni 2011 Penulis viii

9 DAFTAR ISI JUDUL... i PERSETUJUAN...ii PENGESAHAN... iii PERNYATAAN... iv MOTTO... v PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR SINGKATAN...xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv ABSTRAK... xv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Pembatasan Masalah... 5 C. Rumusan Masalah... 5 D. Tujuan Penelitian... 5 E. Manfaat Penelitian... 6 F. Sistematika Penulisan... 6 ix

10 BAB II LANDASAN TEORI... 8 A. Penelitian Terdahulu... 8 B. Suntingan Teks C. Struktur Hikayat D. Kerangka Pikir BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian B. Sumber Data C. Metode Edisi Standar D. Metode Struktural E. Teknik Pengumpulan Data F. Teknik Pengolahan Data G. Teknik Penarikan Kesimpulan BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah B. Deskripsi Naskah C. Ikhtisar Isi Teks D. Kritik Teks E. Suntingan Teks F. Ejaan dan Bahasa G. Daftar Kosakata BAB V ANALISIS STRUKTUR A. Tema B. Amanat x

11 BAB VI PENUTUP A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

12 DAFTAR TABEL Tabel 1 : Tabel Keadaan Naskah Tabel 2 : Tabel Lakuna Tabel 3 : Tabel Adisi Tabel 4 : Tabel Ditografi Tabel 5 : Tabel Substitusi Tabel 6 : Tabel Pedoman Transliterasi Huruf Arab xii

13 DAFTAR SINGKATAN 1. BM : Bahasa Melayu 2. br. : Baris 3. cm : Sentimeter 4. EYD : Ejaan yang Disempurnakan 5. H : Hijriah 6. h. : Halaman 7. HN : Hikayat Nabi 8. KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia 9. l : Lebar 10. M : Masehi 11. Ml. : Melayu 12. No. : Nomor 13. p : Panjang 14. s.d. : Sampai dengan 15. W. : Van de Wall xiii

14 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Sinopsis Lampiran 2 : Naskah xiv

15 ABSTRAK Ardiyanto. C Hikayat Nabi Suntingan Teks dan Analisis Struktur. Skripsi: Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu (1) Bagaimana suntingan teks Hikayat Nabi (HN)? (2) Bagaimana struktur teks HN? Tujuan penelitian ini adalah (1) Menyediakan suntingan teks HN yang baik dan benar. (2) Mengungkapkan teks HN dari segi tema dan amanat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Metode yang digunakan antara lain metode edisi standar dan struktural. Sumber data yang digunakan adalah naskah HN dengan nomor Ml. 205 yang diperoleh dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka. Teori yang digunakan untuk menganalisis teks HN adalah teori struktural. Dari analisis ini dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. (1) Dalam suntingan teks HN, terdapat beberapa kesalahan penulisan, lakuna terdapat 8 kasus pengurangan huruf atau suku kata. Adisi terdapat 2 kasus penambahan huruf atau suku kata dan 11 kasus penambahan kata. Ditografi terdapat 1 kasus perangkapan kata dan 1 kasus perangkapan kalimat. Substitusi terdapat 18 kasus penggantian huruf atau suku kata dan 1 kasus penggantian kata. Penulisan kata yang menunjukkan ciri ragam Bahasa Melayu Minangkabau yaitu kata (dangan) ditransliterasikan sebagaimana adanya. Penggunaan huruf ش (sy) dalam beberapa kata yang di dalam ejaan sekarang ditulis dengan s, dan penambahan huruf h pada kata yang dimulai dengan vokal. (2) Analisis isi terdiri dari pembahasan tema dan amanat dari teks HN. Tema utama dalam HN adalah tentang perintah salat dari Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad melalui sebuah perjalanan Isra Mikraj. Amanat dalam HN meliputi akidah, ibadah dan akhlak. Akidah yang terkandung dalam teks HN adalah iman kepada malaikat, iman kepada rasul, iman kepada takdir dan iman kepada hari kiamat. Ibadah yang terkadung dalam teks HN ialah salat, berdakwah dan berdoa. Akhlak dalam teks HN meliputi akhlak baik yakni bertobat. xv

16 1 BAB I PENDAHULUAN Di antara bangsa-bangsa di Asia Tenggara, bangsa Indonesia beruntung karena mewarisi khasanah sastra lama dalam jumlah yang besar (Achadiati Ikram, 1997:28). Tidak kurang dari 5000 naskah dengan 800 teks tersimpan dalam museum dan perpustakaan di beberapa negeri. Teks-teks tersebut menyimpan informasi masa lampau yang berkaitan dengan berbagai hal seperti hukum, adat istiadat, sejarah, kehidupan sosial, obat-obatan, kehidupan beragama, filsafat, moral, dan sebagainya (Siti Baroroh Baried, et. al., 1994:9). Masuknya agama Islam ke wilayah Nusantara telah banyak disorot oleh para peneliti dari berbagai seginya, antara lain tentang tanggal terjadinya, bagaimana, serta tempat awal mula kejadiannya. Apabila membaca karya sastra peninggalan dari kurun masa itu, dapat diambil kesimpulan bahwa perkembangan Islam terjadi dengan damai, lambat laun, dan dengan daerah persebaran yang amat luas seperti yang dapat disaksikan hingga sekarang. Konflik dengan agama lama hanya terjadi dalam bentuk polemik dan karena pada masa itu pengetahuan menulis hanya menjadi milik beberapa orang, maka penyebaran Islam tidak dapat meluas. Dalam berbagai bentuk penetrasinya Islam di Nusantara benar-benar merupakan agama perdamaian. Diterimanya agama Islam oleh sebagaian besar penduduk Nusantara membawa serta akulturasi dengan masyarakat pribumi. Islam diterima tidak hanya sebagai agama, tetapi juga dengan berbagai unsur bawaan: bahasa arab dengan tulisannya, kesusastraan dengan adat istiadat tanah asalnya (Achadiati Ikram, 1997:17). 1

17 2 Salah satu rukun Islam ialah percaya kepada rasul-rasul Allah. Sebagai nabi yang terakhir, Nabi Muhammad adalah nabi pilihan yang sangat disanjung tinggi oleh umat Islam. Perbuatanya juga menjadi contoh dan teladan orang yang beriman. Tidak heran kalau cerita Nabi Muhammad menjadi cerita yang popular sekali (Liaw Yock Fang, 1991:236). Cerita tentang Nabi Muhammad dibagi menjadi tiga jenis. Jenis yang pertama ialah cerita yang mengisahkan riwayat Nabi Muhammad dari kelahiranya hingga wafatnya. Cerita semacam ini berasal dari sastra sirah (riwayat hidup Nabi Muhammad) yang disusun sesudah wafatnya Nabi Muhammad. Di dalam cerita Nabi Muhammad sudah dimasukkan cerita-cerita khayalan demi mengagungagungkan Nabi Muhammad. Jenis kedua adalah cerita yang menceritakan mukjizat Nabi Muhammad. Cerita ini juga berasal dari sirah dan kumpulan hadishadis yang terkenal. Cerita jenis ini juga mengagung-agungkan kemuliaan Nabi Muhammad sebagai nabi akhir zaman. Jenis ketiga ialah cerita maghazi. Maghazi ialah cerita peperangan Nabi Muhammad untuk mengembangkan agama Islam. Cerita ini timbul tidak lama sesudah wafatnya Nabi Muhammad.(Liaw Yock Fang, 1991:237). Hikayat adalah nama jenis sastra yang menggunakan bahasa Melayu sebagai wahananya. Kata hikayat diturunkan dari bahasa Arab hikayat yang artinya cerita, kisah, dongeng. Kata tersebut berasal dari bentuk kata kerja haka yang artinya menceritakan, mengatakan kepada orang lain (Hava dalam Sulastin Sutrisno, 1983:69).

18 3 Selain itu, hikayat merupakan karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan sifat-sifat itu, dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang atau sekedar untuk meramaikan pesta (Anton M. Moeliono, 2003:401). Salah satu naskah Melayu produk masa lampau yang terdapat di Indonesia adalah Hikayat Nabi. Naskah Hikayat Nabi (selanjutnya disingkat HN) merupakan salah satu karya sastra lama yang bercorak Islam, berbentuk prosa yang menceritakan gambaran kehidupan Nabi Muhammad dari kelahiranya, nabi menerima wahyu, dan perjalanan Isra Mikraj. Naskah HN tersimpan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jakarta, dengan nomor ML 205. Berdasarkan penggolongan Liaw Yock Fang HN termasuk dalam jenis pertama dan kedua yaitu cerita yang mengisahkan riwayat Nabi Muhammad dari kelahiranya hingga wafatnya dan menceritakan mukjizat Nabi Muhammad. Hal ini disebabkan karena dalam HN selain menceritakan riwayat hidup yaitu masa kecil Nabi Muhammad sampai dengan nabi menerima wahyu diceritakan pula tentang perjalanan Isra Mikraj Nabi Muhammad. Naskah HN tercatat dalam Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 4 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Behrend, 1998) dengan nomor Ml Dalam katalog Indonesian and Malayan Traditional Manuscripts Held In Public Collections in Australia tahun 1982 oleh George Miller yang diterbitkan oleh The Library Australian National University Canberra terdapat naskah yang

19 4 berjudul Hikayat Nabi yang berkode W.77 (Rol ) tetapi setelah diteliti lebih seksama ternyata naskah ini berisi tentang cerita Nabi Adam. Ada beberapa alasan terkait dengan pemilihan teks HN sebagai bahan penelitian. 1. Teks HN dari segi bahasa sangat menarik karena menggunakan bahasa Melayu Minangkabau atau bahasa Melayu dialek Minangkabau. Tidak semua orang bisa memahami bahasa Melayu Minangkabau. Sehingga penelitian ini nantinya diharapkan dapat membantu dalam penelitian filologi selanjutnya khususnya teksteks berbahasa Melayu Minangkabau dan dapat menambah pembendaharaan katanya. 2. Kondisi naskah yang tidak mungkin bertahan lama sehingga penyelamatan naskah harus segera dilakukan. 3. Teks ditulis dengan huruf Jawi yang kurang dipahami oleh masyarakat. Agar keberadaannya dapat diketahui dan isinya dapat dipahami, suntingan terhadap HN perlu dilakukan. 4. Sampai saat ini, naskah HN belum pernah dikaji sebelumnya. Hal ini didasarkan atas pencarian informasi yang dilakukan pada beberapa universitas yaitu di UNS dan UGM. Pencarian berdasarkan studi pustaka pada Direktori Edisi Naskah Nusantara (Edi S. Ekadjati, 2000).

20 5 B. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah diperlukan dalam sebuah penelitian agar analisis yang dilakukan dapat lebih mendalam dan terarah. Pembatasan masalah penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut. 1. Penyuntingan teks yang meliputi kegiatan inventarisasi naskah, deskripsi naskah, ikhtisar isi teks, dan kritik teks. 2. Analisis struktur teks yang dibatasi tema dan amanat. C. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, rumusan masalah penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut. 1. Bagaimanakah suntingan teks HN? 2. Bagaimanakah struktur teks HN? D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Menyajikan suntingan teks HN yang baik dan benar; baik dalam arti teks mudah dipahami pembaca pada umumnya dan benar dalam arti kebenaran isi teks tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. 2. Mengungkapkan struktur teks HN dengan pendekatan struktural yaitu tema dan amanat.

21 6 E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoretis, yaitu penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang filologi. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menambah perbendaharaan hasil penelitian terhadap naskah lama dengan suntingan yang baik dan benar. sehingga bisa dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya atau oleh ilmu-ilmu lain seperti Linguistik. 2. Manfaat praktis, yaitu penelitian ini dapat memperkenalkan keberadaan naskah HN sehingga nilai-nilai yang terkandung di dalamnya seperti akidah, ibadah, dan akhlak dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. F. Sistematika Penulisan Bab I pendahuluan. Bab ini meliputi latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab II merupakan landasan teori yang dipakai sebagai titik awal peneliti dalam menganalisis data. Bab ini berisi penelitian terdahulu, teori penyuntingan teks, teori analisis struktur dan kerangka pikir. Bab III merupakan metode penelitian. Bab ini berisi metode yang digunakan dalam penelitian yang meliputi sumber data, metode edisi teks, metode analisis teks, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, dan teknik penarikan simpulan.

22 7 Bab IV merupakan suntingan teks. Bab ini meliputi deskripsi naskah yang memaparkan tentang hal ikhwal naskah, ikhtisar isi teks yang memaparkan isi teks secara ringkas, pedoman transliterasi yang dipergunakan dalam penyuntingan teks, kritik teks yang berisi perubahan-perubahan yang dilakukan terhadap teks, suntingan teks, ejaan, bahasa, dan daftar kata. Bab V merupakan analisis isi. Bab ini berisi analisis struktur HN yang meliputi tema dan amanat. BabVI merupakan penutup yang berisi simpulan sebagai gambaran hasil penelitian secara ringkas pada proses analisis dan saran.

23 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu mengenai penelitian ini adalah Kajian Filologis dan Nilai-nilai Islam dalam Hikayat Raja Rahib oleh Syarakh Padmawati tahun 2007 mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Sumber data penelitian dalam skripsi ini adalah naskah Hikayat Raja Rahib (HRR) dengan kode naskah W 74, tebal naskah 21 halaman, beraksara Arab, berbahasa Melayu-Minangkabau, yang merupakan naskah koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) yang terletak di Jalan Salemba Raya 28A Jakarta. Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana suntingan teks HRR, (2) apa sajakah nilai-nilai Islam yang terkandung dalam HRR sehingga dapat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan suntingan teks HRR sehingga dapat dibaca dan dinikmati oleh pembaca dan mengungkap nilai-nilai Islam yang terkandung dalam teks HRR sehingga dapat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode edisi standar. Hikayat Asal kejadian Negeri Banjarmasin : Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Fungsi oleh Joko Suyanto mahasiswa Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta tahun Hikayat Asal Kejadian Negeri Banjarmasin (selanjutnya disingkat HAKNB) merupakan naskah Melayu lama yang berbentuk prosa, menceritakan asal mula 8

24 9 berdirinya sebuah negeri bernama Negeri Banjarmasin dan raja yang memerintahnya. HAKNB tercatat dalam Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 4 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Behrend, 1998) dengan nomor Ml. 44. HAKNB merupakan salah satu naskah warisan leluhur yang perlu dilestarikan dan diselamatkan dari kepunahan dengan cara ditransliterasikan dan disajikan dalam bentuk suntingan agar lebih mudah dipahami dan dipetik manfaatnya. Sumber data penelitian ini berupa naskah HAKNB yang bernomor Ml. 44 yang diperoleh dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Metode yang digunakan dalam penyuntingan teks adalah metode standar. Teks HAKNB disunting dengan mengadakan perbaikan atau pembetulan dari kesalahankesalahan yang kemudian dicatat dalam aparat kritik. Analisis struktur HAKNB menggunakan kajian struktur prosa yang meliputi tema, penokohan, latar dan alur. Tema yang dikemukakan dalam HAKNB adalah asal mula berdirinya negeri Banjarmasin, yang juga digunakan sebagai judul teks. Penokohan ditonjolkan secara dramatik, terdapat tokoh utama dan tokoh bawahan. Dalam hal latar, dipaparkan latar yang meliputi aspek tempat, aspek waktu dan aspek suasana. Alur dalam cerita HAKNB merupakan alur maju (progresif), peristiwanya terjadi secara kronologis, berjalan beruntun dari awal, tengah sampai akhir.

25 10 B. Suntingan Teks Menyunting dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:1106) berarti menyiapkan naskah siap cetak atau terbit dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur). Sebuah suntingan yang tepat akan menghasilkan suntingan teks yang baik. Hal ini dikarenakan salah satu tujuan penyuntingan teks adalah agar teks dapat dibaca dengan mudah oleh kalangan yang lebih luas (Edwar Djamaris, 2002:30). Tugas seorang filolog adalah agar sebuah teks dapat dimengerti. Upaya filolog juga bertugas untuk menyediakan teks yang diperkirakan mendekati aslinya. Edward Djamaris berpendapat agar tujuan itu tercapai diperlukan beberapa langkah, antara lain inventarisasi naskah, deskripsi naskah, penyuntingan teks dan kritik teks (2002:9). Menyunting dalam filologi adalah menyediakan naskah yang mendekati aslinya, yaitu naskah yang baik dan benar. Baik, berarti mudah dibaca dan dipahami karena sudah ditransliterasikan dan ejaannya sudah disesuaikan dengan bahasa sasaran. Benar, berarti bahwa kebenaran isi teks dapat dipertanggungjawabkan karena sudah dibersihkan dari kesalahan (Sholeh Dasuki, 1996:60). Beberapa langkah yang dilakukan dalam penyuntingan pada naskah tunggal adalah sebagai berikut.

26 11 1. Inventarisasi Naskah Inventarisasi naskah adalah mencari naskah yang akan dijadikan objek penelitian. Pencarian naskah ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu melalui katalog atau terjun langsung ke lapangan. Katalog adalah daftar naskah yang ada di suatu lembaga tertentu. Naskah yang terdaftar di katalog adalah naskah yang dimiliki oleh suatu museum atau lembaga tertentu. Pencariannya dilakukan dengan melihat judul dan semua keterangan tentang naskah yang ada dalam katalog. Namun, tidak semua naskah tersimpan di museum atau lembaga resmi. Ada juga yang masih menjadi koleksi pribadi masyarakat tertentu sehingga untuk mendapatkannya, peneliti harus terjun langsung ke lapangan. Pencarian naskah di lapangan dilakukan dengan mendatangi orang-orang yang diduga masih menyimpan naskah-naskah klasik yang akan diteliti. Selain kedua cara di atas, pencarian juga perlu dilakukan dengan membaca sejumlah artikel yang berisi tentang penemuan dan informasi lainnya mengenai naskah. Hal ini dilakukan karena beberapa katalog kadang belum lengkap dengan adanya penemuan naskah-naskah baru (Bani Sudardi, 2003:47). 2. Deskripsi Naskah Deskripsi naskah adalah penggambaran seluk-beluk naskah secara terperinci. Hal ini bertujuan untuk memberi gambaran selengkap-lengkapnya tentang naskah yang akan diteliti sehingga dapat diketahui karakternya. Deskripsi naskah meliputi beberapa hal, yaitu judul naskah; tempat penyimpanan; nomor naskah; ukuran halaman; jumlah halaman; jumlah baris; panjang baris; huruf dan bahasa; kertas; cap kertas; garis tebal dan tipis; kuras; panduan; pengarang,

27 12 penyalin, tempat, dan tanggal penulisan naskah; keadaan naskah; pemilik naskah; pemerolehan naskah; gambar atau ilustrasi; isi naskah; dan catatan-catatan lain yang ada tentang naskah (Sri Wulan Rujiati Mulyadi, 1994:38 42). 3. Suntingan Teks Untuk menyediakan suntingan teks, diperlukan metode penyuntingan teks. Metode ini harus disesuaikan dengan karakter naskah yang akan diteliti. Metode yang digunakan untuk menyunting naskah tunggal adalah metode edisi naskah tunggal. Salah satunya adalah dengan edisi standar, yaitu penyuntingan dengan disertai pembetulan kesalahan-kesalahan kecil dan ketidakkonsistenan. Ejaan yang digunakan ialah ejaan yang baku (standar). Kesalahan-kesalahan diberi komentar yang dicatat dalam aparat kritik (Bani Sudardi, 2003:59 61). Suntingan teks berkaitan dengan transliterasi dan transkripsi. Transliterasi artinya penggantian jenis tulisan, huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain, sedangkan transkripsi adalah salinan atau turunan tanpa mengganti jenis tulisan (hurufnya tetap sama) (Siti Baroroh Baried, et. al., 1985:65). 4. Kritik Teks Secara khusus tugas pokok penelitian filologi itu disebut kritik teks. Kritiks adalah perbandingan, pertimbangan, dan penentuan teks yang asli atau teks yang autoritatif, serta pembetulan perbaikan, pembersihan teks dari kesalahan. Sebagai pertanggungjawaban perbaikan teks itu, semua perbedaan teks itu dicatat dalam sebuah catatan yang biasa disebut aparat kritik (apparatus criticus) (Edward Djamaris, 2002:8). Kritik teks adalah penilaian terhadap

28 13 kandungan teks yang tersimpan dalam naskah untuk mendapatkan teks yang paling mendekati aslinya (Bani Sudardi, 2003:55). C. Struktur Hikayat Penelitian struktur menolong pembaca memahami tujuan pengarang, isi cerita, dan latar belakangnya, sebab tiap-tiap hasil sastra itu tidak hanya berasalusul, tetapi juga mempunyai sejarah terjadinya. Analisis struktur yang menerangkan hubungan bagian yang satu terhadap bagian yang lain dan terhadap keseluruhannya, dan sebaliknya akan mengungkapkan segala gejala yang menurut pandangan tertentu tidak masuk akal (Sulastin Sutrisno, 1983:361). Hikayat sebagai karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan sifat-sifat itu, dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang atau sekedar untuk meramaikan pesta (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002:401). Suatu cerita dapat memberikan gambaran yang jelas tentang sistem nilai atau sistem budaya masyarakat pada suatu tempat dalam suatu masa. Perbuatan yang dipuji dan dicela, pandangan hidup yang dianut dan dijauhi, sesuatu yang digemari dan dijunjung tinggi (Sulastin Sutrisno, 1983:34). M. Saleh Saad berpendapat, unsur-unsur pembentuk cerita rekaan itu adalah alur, penokohan, latar dan pusat pengisahan (Lukman Ali, 1967:120). Rene Wellek dan Austin Warren berpendapat, unsur-unsur itu meliputi alur, penokohan dan tema (Wellek dan Austin Warren, 1990:297).

29 14 1. Tema Matje dalam Sulastin Sutrisno mengatakan bahwa tema itu menunjukkkan dengan singkat inti atau peristiwa yang merupakan bahan suatu karya sastra (Sulastin Sutrisno, 1983:92). Tema pada hakikatnya adalah makna yang terkandung dalam cerita atau disebut juga dengan makna cerita. Makna cerita dalam sebuah karya sastra mungkin saja lebih dari satu, sehingga dapat mengenal adanya tema utama dan tema tambahan. Tema utama (tema mayor) yaitu makna pokok cerita yang menjadi dasar atau gagasan dasar umum karya itu, sedangkan makna yang hanya terdapat pada bagian tertentu cerita disebut sebagai makna bagian atau makna tambahan. Makna bagian atau makna tambahan inilah yang disebut sebagai tema minor (Burhan Nurgiyantoro, 1995: 82-83). Untuk menentukan tema sebuah karya satra fiksi, tema haruslah disimpulkan dari keseluruhan cerita. Menentukan tema pokok sebuah cerita pada hakikatnya merupakan aktivitas memilih, mempertimbangkan, dan menilai di antara sejumlah makna yang ditafsirkan ada dikandung oleh karya sastra yang bersangkutan. 2. Amanat Amanat merupakan pemecahan atau jawaban yang dipersoalkan dalam cerita (Sudiro Satoto, 1992: 6). Amanat adalah pesan yang hendak atau ingin disampaikan pengarang lewat karyanya kepada pembaca (Dick Hartoko dan B. Rahmanto, 1986: 10). Unsur amanat sebenarnya merupakan gagasan yang mendasari diciptakanya karya sastra sebagai pendukung pesan. Karya sastra fiksi (prosa)

30 15 senantiasa menawarkan pesan moral yang berhubungan dengan sifat-sifat luhur kemanusiaan, memperjuangkan hak dan martabat manusia (Nurgiyantoro, 1995: 322). Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa amanat adalah pesan yang terkandung dalam suatu cerita yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Dengan adanya amanat tersebut diharapkan pembaca dapat mengambil hal-hal positif dari cerita itu untuk bahan acuan dalam bertingkah laku.

31 16 D. Kerangka Pikir Penyelamatan dan Pengembangan Warisan Budaya Bangsa Naskah HN Metode Edisi Standar Suntingan Teks HN Analisis struktur HN Teks HN

32 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Semua penelitian kualitatif selalu menggunakan metode deskriptif (Zaini Hasan, 1990:16). Metode deskriptif adalah metode penelitian yang memberikan uraian dan menjabarkan apa yang menjadi masalah, menganalisis, dan menafsirkan data yang ada (Winarno Surakhmad, 1985:139). B. Sumber Data Sumber data penelitian ini adalah naskah Melayu lama yang berjudul Hikayat Nabi. Teks HN ditulis dalam bahasa Melayu yang mendapat pengaruh bahasa Minangkabu dengan menggunakan huruf Arab Melayu (Jawi). Saat ini naskah HN tersimpan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dengan nomor ML 205. C. Metode Edisi Standar Setelah naskah diinventarisasi dengan membaca katalog, dapat diketahui bahwa naskah HN merupakan naskah tunggal. Metode penyuntingan naskah yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode edisi standar. Edisi standar ialah menerbitkan naskah dengan membetulkan kesalahan-kesalahan kecil dan ketidakajegan, sedang ejaanya disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku. Diadakan pembagian kata, pembagian kalimat, digunakan huruf besar, pungtuasi, dan diberikan pula komentar mengenai kesalahan-kesalahan teks (Siti Baroroh Baried, et, al., 1985:69). 17

33 18 Setiap perbaikan yang dilakukan akan dipertanggungjawabkan, misalnya dengan memberikan penjelasan di dalam pengantar suntingan, memakai catatan kaki (footnote), dan sebagainya agar dapat memberikan kesempatan pada pembaca atau peneliti lain untuk memberikan penilaian dan alternatif terhadap setiap perbaikan sehingga pertanggungjawaban atau setiap perbaikan yang dilakukan oleh penyunting akan memberikan tambahan kualitas keilmiahan yang menurut pertimbangan keilmiahan dirasa lebih tepat (Sholeh Dasuki, 1996:61). D. Metode Struktural Karya sastra merupakan struktur. Struktur di sini dalam arti karya sastra itu merupakan susunan unsur-unsur yang bersistem yang antara unsur-unsurnya terjadi hubungan saling timbal balik, saling menentukan. Jadi, kesatuan unsurunsur dalam sastra bukan hanya merupakan kumpulan atau tumpukan hal-hal atau benda-benda yang berdiri sendiri, melainkan hal-hal itu saling terkait, saling berkaitan, dan saling bergantung (Rahmat Djoko Pradopo, 1997: ). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan struktural. Pendekatan struktural dalam penelitian ini akan membahas beberapa unsur karya sastra, di antaranya tema dan amanat.

34 19 E. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data (inventarisasi naskah) dilakukan dengan studi pustaka, yaitu dengan membaca katalog. Katalog yang dimaksud adalah Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 4 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Behrend, 1998). Dari pembacaan katalog ini, penulis mendapat informasi tentang naskah HN yang tersimpan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Untuk memudahkan penelitian, naskah HN yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa print out dari naskah aslinya yang sudah dimikrofilmkan. F. Teknik Pengolahan Data Dalam mengolah data, penulis menggunakan beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut. 1. Tahap deskripsi Setelah penulis mendapatkan naskah, langkah selanjutnya adalah mendeskripsikan naskah, yaitu menjelaskan atau memberi gambaran tentang seluk-beluk naskah untuk mengetahui karakter naskah. 2. Tahap analisis Setelah naskah dideskripsikan, langkah selajutnya adalah melakukan suntingan teks. Metode suntingan yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode standar. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam edisi standar menurut Edwar Djamaris (2006:28) adalah (a) mentransliterasikan teks, (b) membetulkan kesalahan teks, (c) membuat catatan perbaikan/perubahan, (d) memberi komentar,

35 20 tafsiran (informasi di luar teks), (e) membagi teks dalam beberapa bagian, dan (f) menyusun daftar kata sukar. Selain itu, teks dianalisis dengan mendeskripsikan struktur yang bertujuan untuk memudahkan pembaca dalam memahami teks. Analisis struktur yang dikaji adalah tema dan amanat. 3. Tahap evaluasi Data yang sudah dianalisis, belum dapat ditarik simpulan begitu saja. Data-data tersebut harus diteliti kembali agar dapat diperoleh penilaian yang benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. G. Teknik Penarikan Simpulan Setelah hasil penelitian diperoleh, langkah terakhir adalah penarikan simpulan. Dalam penelitian ini, penarikan simpulan dilakukan secara induktif, yaitu penarikan simpulan dengan berpikir berdasarkan pengetahuan yang bersifat khusus ke pengetahuan yang bersifat umum.

36 BAB VI PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan pembahasan terhadap teks HN yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, dapat ditarik simpulan sebagai berikut. 1. Beberapa kesalahan penulisan yang terdapat dalam suntingan teks HN. a. Lakuna, yaitu pengurangan huruf atau suku kata, kata, frasa, klausa, kalimat, dan paragraf. Pada suntingan teks HN, terdapat 8 kasus pengurangan huruf atau suku kata. b. Adisi, yaitu penambahan huruf atau suku kata, kata, frasa, klausa, kalimat, dan paragraf. Pada suntingan teks HN terdapat 2 kasus penambahan huruf atau suku kata dan 11 kasus penambahan kata. c. Ditografi, yaitu perangkapan huruf atau suku kata, kata, frasa, klausa, kalimat, dan paragraf. Pada suntingan teks HN terdapat 1 kasus perangkapan kata dan 1 kasus perangkapan kalimat d. Substitusi, yaitu penggantian huruf atau suku kata, kata, frasa, klausa, kalimat, dan paragraf. Pada suntingan teks HN terdapat 18 kasus penggantian huruf atau suku kata. e. Penulisan kata yang menunjukkan ciri ragam Bahasa Melayu Minangkabau yaitu kata ditransliterasikan dangan. Kata dangan ditransliterasikan sebagaimana adanya. Penggunaan huruf ش (sy) dalam beberapa kata yang di dalam ejaan sekarang ditulis dengan s, dan penambahan huruf h pada kata yang dimulai dengan vokal misalnya pada kata hayam. 83

37 2. Analisis isi terdiri dari pembahasan analisis struktur yang meliputi tema dan amanat. a. Tema utama dalam HN adalah tentang perintah salat dari Allah SWT yang disampaikan kepada nabi Muhammad melalui sebuah perjalanan Isra Mikraj. b. Amanat dalam HN meliputi akidah, ibadah dan akhlak. Akidah yang terkandung dalam teks HN adalah iman kepada malaikat, iman kepada rasul, iman kepada takdir, dan iman kepada hari kiamat. Ibadah yang terkandung dalam teks HN adalah salat, berdakwah, dan berdoa. Ajaran tentang akhlak dalam teks HN adalah bertobat. B. Saran Penelitian ini merupakan salah satu upaya penyelamatan dan pengembangan warisan budaya bangsa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan keislaman. Perlu diadakan kajian lagi dari berbagai disiplin ilmu terhadap naskah ini sebagai upaya untuk mengenalkan keberadaannya kepada khalayak ramai. Sehingga diharapkan mampu meningkatkan rasa cinta para generasi muda pada tanah air tercinta. 84

38 67 BAB V ANALISIS STRUKTUR A.Tema Pada hakikatnya tema merupakan makna yang dikandung cerita, atau secara singkat: makna cerita. Tema pokok cerita atau tema mayor (artinya: makna pokok cerita yang menjadi dasar atau gagasan dasar umum karya itu) tersirat dalam sebagian besar atau dalam keseluruhan cerita. Tema tambahan atau tema minor adalah makna cerita yang hanya terdapat pada bagian-bagian cerita tertentu saja. Makna-makna tambahan tersebut bukan sesuatu yang berdiri sendiri, terpisah dari makna pokok cerita yang bersangkutan. Akan tetapi, bersifat mempertegas eksistensi makna utama (Burhan Nurgiyantoro, 1995: 82-83). Menentukan tema pokok sebuah cerita pada hakikatnya merupakan aktivitas memilih, mempertimbangkan, dan menilai di antara sejumlah makna yang ditafsirkan ada dikandung oleh karya yang bersangkutan. Dalam HN ditemukan adanya tema mayor dan tema minor. Untuk mengetahui tema pokok dalam sebuah cerita biasanya dapat ditemukan apabila sebuah motif dalam cerita itu diulang berkali-kali, sehingga karenanya sangat melekat dalam ingatan pembaca (Maatje dalam Sulastin Sutrisno, 1983:331). a. Tema Mayor Tema mayor atau makna pokok (utama) yang terkandung dalam HN adalah perintah salat dari Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad melalui sebuah perjalanan Isra Mikraj.

39 Demikian buni serunya ya Allah ya Tuhanku ya Nabiya ya muwali bābul ālamin berilah keringanan umat aku daripada sembahyang lima puluh waktu. Maka berkata Tuhan kita, Hai Muhammad kasih aku, bermula sembahyang semuhanya lima waktu pada sehari dan semalam. Maka turunlah engkau hai Muhammad kepada dunia, maka diambilah oleh Jibril tangan nabi. Lalu berdiri berjalan sekali maka dirujuk oleh nabi kita Buroq itu. Dijbril itu mengantarkan hingga pintu langit yang di bawah sekali. Maka bersepaham Nabi Muhammad serta Jibril (HN: h.11). Lalu turun Nabi Muhammad kepada dunia [lalu saja kapan] 1 masjid belum lagi tiba akan sembahyang, maka duduklah Muhammad kepada tempat dahulu tatkala naik kepada langit. Maka habis telah Nabi Muhammad karena hari belum lagi tinggi, Muhammad sudah kembali daripada langit yang tujuh. <Maka tiba orang akan sembahyang> 2 maka tiba orang akan sembahyang, maka berdirilah nabi membaca takbir maimamkan sekalian orang. nabi sudah sembahyang maka bacuritalah nabi daripada olehnya naik kepada langit lalu turun kepada bumi didapatnya m[en]atahari 3 belum lagi tinggi. Maka diam semuhanya mendengar cerita Nabi Muhammad, mengatakan sungguh semuhanya (HN: h.11). Dari kutipan di atas, dapat diambil sebuah tema mayor bahwa puncak dari perjalanan itu adalah diterimanya perintah salat wajib. Mulanya diwajibkan salat lima puluh kali sehari-semalam. Atas saran Nabi Musa, Nabi Muhammad meminta keringanan dan diberinya pengurangan sepuluh-sepuluh setiap meminta. Akhirnya diwajibkan lima kali sehari semalam. b. Tema Minor Tema minor atau makna tambahan yaitu makna yang terdapat pada bagian-bagian tertentu dalam cerita. Dalam HN tema minor yang ditemukan adalah sebagai berikut Kelebihan penulisan 2 Penulisan rangkap 3 Tertulis m.n.t.h.a.r.y

40 69 1) Nabi Muhammad mendapat mukjizat dari Allah. Muhammad itu dua tahun /h/ampirnya 4 pergih berjalan-jalan di atas bukit Jabal Nur namanya bukit, serta Dhamirah bawa berjalan bertemu dua orang rupa hulubalang. Pada tanganya itu suatu pedang d.k.y.p.t 5 nabi. Kedua belah tangan dibelahnya dadah dikeluarkan hati jantung, lalu dibasuhnya dimasukkan pula kembali (HN: h.3). Kemudian Jibril mengeluarkan hati Nabi Muhammad lalu menyucinya tiga kali, maka penuhlah hati itu dengan kesabaran, keyakinan, ilmu dan kepasrahan penuh kepada Allah, lalu ditutup kembali oleh Jibril. Penyucian hati ini bukan berarti hati nabi kotor. Nabi sudah diciptakan oleh Allah dengan hati yang paling suci dan mulia, hal ini tidak lain untuk menambah kebersihan dan kesucian, dan untuk lebih memantapkan dan menguatkan hati beliau, karena akan melakukan suatu perjalanan penuh hikmah serta sebagai kesiapan untuk berjumpa dengan Allah. 2) Nabi Muhammad mengalami sebuah perjalanan yang disebut Isra Mikraj. 4 Tertulis ng.m.p.r.ny Maka sampailah umur nabi tiga puluh musim. Maka turunlah Jibril disoalkan Tuhan membawa Buroq di dalam syorga akan /m/embawa 6 nabi kita Muhammad mengitari. Lalu bertemu dangan nabi kita, Assallamu alaikum, kata Jibril, Alaikum sallam bunyi jawabnya. Berkata wahai Muhammad, Aku ini disoalkan Tuhan membawa engkau naik ke langit melihat langit dangan berpangkat. Lalu berkata <Nabi //(5)Nabi> 7 Muhammad, Dangan apa aku naik ke langit?, berkata Jibril kepada Nabi Muhammad, Inilah Buroq aku bawakan. Bersikaplah nabi akan berjalan, lalu naiklah mari. Buroq itu lalu berjalan ke Baitul Makdis tempat nan di jalang. Tiba di sana nan dipautkan Buroq oleh nabi kita kepada tempat pautan sekalian anbiya. Maka sembahyang nabi kita dua rakaat sudah sembahyang. Keluarlah nabi di dalam masjid bertemu di luar oleh Jibril. Bakata Jibril kepada Nabi Muhammad, Engkau di atas langit dangan hamba bawa taulah. Naiklah nabi ke atas Buroq terbanglah Buroq dangan sinar bertemu di hantara langit dangan bumi lautan yang amat lebar di dalamnya pusara menjadi nabi nasikh (HN: h.5-6). 5 Tertulis 6 Tertulis p.m.b.w 7 Penulisan ganda oleh penyalin pada pias bawah sebelah kiri hal 5 diulang pada pias kanan atas hal 6

41 Sudah kira masa /k/iyamat 8 n.j.l.p 9 naiklah nabi rupanya bertemu dangan pintu langit yang pertama. Berhadapan berkata Jibril kepada orang di atas langit, Wahai bukakan pintu!. Berkata malaikat yang menjaga pintu, Siapa engkau?, aku Jibril disoalkan Tuhan membawa Muhammad naik ke Hadirat Tuhan (HN: h.6). Maka naik pula nabi kita kepada langit yang kedua bertemu dangan pintu langit yang kedua. Maka tiada juga Jibril kepada malaikat berkata, Malaikat siapa engkau yang di bawah pintu ini?, Aku Jibril disoalkan Tuhan membawa Muhammad naik kemari. Lalu dibukakan pintu langit, bertemu dangan Isa alaihi sallam (HN: h.7). Kemana orang pula serta kami kepada langit yang kelima, maka mintak buka Jibril kepada orang di atas pintu. Berkata orang di atas pintu, siapa engkau?, Aku Jibril disuruhkan Tuhan membawa Muhammad naik ke Hadirat Tuhan. Maka dibukakan malaikat pintu langit tiba-tiba bertemu dangan Musa (HN: h.8) Jibril b.n.k.r 10 mamapah Muhammad naiklah nabi kepada langit yang keenam mintak buka Jibril kepada malaikat bertanya malaikat, siapa engkau?, Aku Jibril serta Muhammad. Malaikat b.n.k.r 11 membuka pintu tiba. Muhammad bertemu dangan Harun maka mengucapkan keduanya (HN: h.9) Kemudian dibuka orang pintu langit nan tujuh lalu bertemu nabi kita dangan Nabi Ibrahim maka berucab mengucab keduanya. Bermula Nabi Ibrahim bersinar di bawah kami Sijratul Muntaha namanya. Bermula daunnya seperti telinga gajah dan buahnya seperti hujung bukit kapa gadingnya. Maka masuklah Muhammad serta Ibrahim ke dalam Baitul Makmur, maka sembahyang dua rokaat. Bermula sekalian malaikat tujuh puluh ribupun tiap-tiap hari masuk ke dalam Baitul Makmur, tidak berkeputusan selama-lamanya (HN:h.10) Dari kutipan teks HN tersebut, diceritakan perjalanan Nabi Muhammad bersama malaikat Jibril dari langit pertama sampai langit tujuh dengan menggunakan Buroq. Dalam perjalanan sampai langit tujuh diceritakan pula setiap kejadian dari tiap langitnya. Di langit yang pertama Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Adam, di langit yang kedua bertemu dengan Nabi Isa, di langit yang keempat bertemu dengan Nabi Yusuf, di langit yang kelima bertemu 70 8 Tertulis p.y.m.t 9 Tertulis 10 Tertulis 11 Tertulis

42 71 dengan Nabi Musa, di langit yang keenam bertemu dengan Nabi Harun, di langit yang ketujuh bertemu dengan Nabi Ibrahim. Kata Isra Mikraj ini dapat dibagi pada dua kata yaitu Isra dan Mikraj. Isra berarti perjalanan Rasulullah dari masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, sedangkan Mikraj berarti perjalanan Rasulullah dari Masjidil Aqsa naik ke tiap langit sampai Sidratul Muntaha. Allah memerintahkan malaikat Jibril untuk memperjalankan Rasulullah dari Masjidil Haram (Makah) ke Masjidil Aqsa (Palestina) untuk kemudian menuju Sidratul Muntaha. Peristiwa ini berlangsung hanya dalam waktu semalam, sebuah waktu yang sangat pendek. B. Amanat Amanat sangat berkaitan erat dengan tema. Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca lewat karya yang diciptakanya. Dengan adanya amanat ini diharapkan pembaca dapat mengambil hal-hal yang positif dari cerita yang bersangkutan untuk bahan acuan dalam bertingkah laku. Amanat dalam teks HN dibagi menjadi tiga unsur, yaitu akidah, ibadah dan akhlak. Ketiga unsur ini pada dasarnya merupakan satu kesatuan dalam ajaran Islam. Ketiga unsur tersebut dapat dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan. Akidah merupakan sistem kepercayaan yang bermuatan elemen-elemen dasar keyakinan, menggambarkan sumber dan hakikat keberadaan agama. Ibadah adalah kewajiban dan tujuan hidup dari perputaran roda sejarah manusia di dunia. Akhlak adalah sistem etika menggambarkan arah dan tujuan yang hendak dicapai agama.

43 Adapun akidah yang terkandung dalam teks HN meliputi iman kepada rasul, iman kepada malaikat, iman kepada takdir, dan iman kepada hari kiamat. Ajaran ibadah yang terkadung dalam teks HN ialah salat, berdoa, dan berdakwah. Ajaran tentang akhlak dalam teks HN meliputi akhlak baik yaitu bertobat. a. Akidah 1) Iman Kepada Rasul Allah Allah menurunkan wahyunya kepada manusia tidak secara langsung melainkan memilih di antara manusia dan dijadikan-nya sebagai utusannya. Rasulullah yang menerima dan ditugaskan untuk menerangkan wahyu Allah kepada ummatnya. Karena manusia memerlukan contoh perilaku yang dikehendaki Allah, karena itu Allah mengangkat salah seorang dari manusia sebagai rasul-nya. Rasul adalah manusia yang dipilih Allah dan diberi kuasa untuk menerangkan segala sesuatu yang datang dari Allah. Beriman kepada rasul merupakan tuntutan iman kepada Allah, dan Allah menyuruhnya untuk mengimaninya. Iman kepada Rasul Allah dapat dilihat dalam kutipan kalimat berikut. Pembanding Muhammad pada waktu adanya suda tiba segala anakanakan biduodari di dalam Negeri Makah. Muhammad itu sudahlah zhahir sekalian berhala habis terjatuh daripada masjidnya dan bergerak kursinya raja kebesaran di luar Negeri Makah. Maka jatuhlah raja ke bawah kursi karena kebesaran Muhammad dan padam api di Negeri Parsi dan panaslah sekalian isi dunia tidak tahu (HN: h.1). Berdasarkan kutipan di atas, dapat diketahui bahwa nabi Muhammad adalah utusan Allah yang membawa kabar gembira dan pemberi peringatan kepada umat Islam. Iman kepada rasul dalam kutipan di atas terdapat dalam Q.S. AN-Nisa: 165 yang artinya sebagai berikut: Kita mengimani bahwa Allah 72

44 Subhanahu Wa Ta ala telah mengutus rasul-rasul kepada umat manusia, Firman Allah Subhanahu Wa Ta ala, yang artinya: (Kami telah mengutus mereka) sebagai rasul-rasul pembawa berita genbira dan pemberi peringatan, supaya tiada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah (diutusnya) rasul-rasul itu. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Terjemahan QS. AN-Nisa: 165). 2) Iman Kepada Malaikat Allah Allah menciptakan malaikat, yaitu makhluk gaib yang melaksanakan tugas-tugas yang diberikan Allah. Ia diciptakan Allah dari cahaya. Seorang muslim wajib mengimani adanya malaikat sebagai makhluk Allah di samping manusia, jin dan iblis. Keyakinan terhadap adanya malaikat, bukan hanya sebatas mengetahui nama dan tugas malaikat, melainkan melahirkan dampaknya pada perilaku. Setiap manusia akan selalu berhati-hati, sebab apapun perbuatannya akan dicatat oleh malaikat dan diminta pertanggungjawabannya. Penggambaran keimanan atau keyakinan terhadap malaikat dalam teks HN dapat dilihat pada kutipan berikut. Turunlah Jibril disu/r/ukan 12 Tuhan membawa suatu tongkat di dalam syorga tempatnya, diberikan kepada nabi kita lalu diambilah. Maka kata Jibril, Ini tongkat aku bawakan di dalam syorga, berapa mukjizat engkau hujamkan tongkat ini kepada bumi?. (HN: h.4). Maka berkata Djibril kepada Muhammad, Hamba ini rosulkan Tuhan kepada engkau membawa himbaulah engkau Muhammad rasulallah. Lalu kepada umat engkau sampai sekarang menjadi rasulallah (HN: h.5). Maka sampailah umur nabi tiga puluh musim. Maka turunlah Jibril disoalkan Tuhan membawa Buroq di dalam suroga akan /m/embawa 13 nabi kita Muhammad mengitari. Lalu bertemu dangan nabi kita, Assallamu alaikum, kata Jibril, Alaikum sallam bunyi jawabnya. Berkata wahai Muhammad, Aku ini disoalkan Tuhan Terbaca disulukan Kata disulukan dalam Bahasa Minangkabau tidak ada dan diedisikan dengan kata disurukan. 13 Tertulis p.m.b.w

45 membawa engkau naik ke langit melihat langit dangan berpangkat (HN : h.5). Pada kutipan di atas jelas bahwa malaikat benar-benar ada. Malaikat Djibril diperintahkan Allah untuk membawa mukjizat kepada nabi Muhammad. Hal itu berarti bahwa malaikat wajib kita yakini keberadaannya. Ajaran iman kepada malaikat terdapat dalam Q.S. At-Tahrim (66) ayat 6 yang artinya sebagai berikut. Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan (Terjemahan Q.S. At-Tahrim, 66:6). Selain Q.S. At-Tahrim di atas, juga terdapat dalam surat Al-A raaf (7) ayat 206 yang artinya sebagai berikut. Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka bertasbih memujinya dan hanya kepadanya mereka bersujud (Terjemahan Q.S. Al-A raaf, 7:206). Kedua kutipan surat Al-Quran di atas menjelaskan bahwa agar manusia beriman kepada malaikat Allah. Mereka diperintahkan untuk menjaga dan menjauhkan diri dan keluarganya agar tidak mendapat siksa neraka. Malaikat yang sifatnya sangat kasar dan keras. Malaikat selalu tunduk dan mengerjakan apa yang diperintahkan Allah. Malaikat juga senantiasa bertasbih, memuji, menyembah, dan bersujud kepada-nya. Oleh karena itu sangat jelas bahwa malaikat benar adanya yang selalu disisi Allah. 74

46 75 3) Iman Kepada Takdir Allah Takdir atau Qadla dan Qadar adalah ketentuan Allah bagi manusia yang menunjukkan ke-maha Kuasaan Allah dalam menentukan nasib manusia. Allah Maha Kuasa untuk menentukan apa saja yang dikehendaki-nya. Oleh sebab itu, setiap muslim harus yakin dan percaya bahwa Allah Maha Kuasa dan Maha Mengetahui tentang nasib seluruh makhluk. Allah sudah menentukan nasib setiap makhluknya, tetapi tak seorangpun makhluk yang mengetahui nasibnya. Allah Maha Kuasa dan Maha Berkehendak. Jika Allah menghendaki maka Allah Maha Kuasa untuk mengubah nasib makhluk-nya, jika ia berusaha untuk mengubahnya. berikut. Penggambaran iman kepada Takdir Allah ini dapat dilihat pada kutipan Maka rubah panasnya[lah] 14 Muhammad melihat gadingnya. B.r.s.w.g.y.r.w.l.h 15 Jibril mamapah, dialah sembah nabi kita Muhammad. Maka bertanya kepada Jibril ini, Malaikat apa namanya? maka berkata Jibril, Bermula malaikat ini Mikail namanya, kerjanya manilik suratan baik //(10) dan jahat untung manusia kepada Laukh Maukhfud. [pa] 16 Tidak lupa sekejap mata, maka datanglah nabi kita ke bawah Tiang Ars Allah. Maka sujudlah Nabi Muhammad mangadap kepada hadirat Tuhan rabbil alamin. Ajaran iman kepada takdir Allah diperkuat dan dibuktikan dalam Q.S. Al- Hadid ayat 22 dan Ar-Ra ad ayat 11 sebagai berikut. Tidak ada bencana yang menimpa di bumi dan (tidak pula pada) dirimu sendiri kecuali telah (ditentukan) di dalam kita sebelum Kami wujudkan. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah (Terjemahan Q.S. Al-Hadid, 57:22). Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib yang menimpa suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka (Terjemahan Q.S.Ar-Ra ad, 13:11). 14 Terbaca panasnyalah 15 Tertulis 16 Kelebihan penulisan

47 Dari kedua potongan ayat tersebut, jelas bahwa Allah Maha Kuasa sangat mudah baginya untuk menentukan dan mewujudkan segala yang ada di bumi termasuk juga sebuah bencana. Allah Maha Berkehendak mendatangkan bencana pada diri manusia. Dan Allah tidak akan mengubah apa yang telah ditentukannya kecuali mereka berusaha mengubah nasibnya sendiri. Beriman kepada takdir akan melahirkan sikap optimis, tidak mudah kecewa atau putus asa, sebab apa yang menimpa setelah segala usaha dilakukan merupakan takdir Allah, dan Allah akan selalu memberikan yang terbaik sesuai dengan sifatnya yang Maha Pengasih dan Penyayang. 4) Iman Kepada Hari Kiamat Iman kepada hari kiamat adalah meyakini datangnya hari akhir. Iman kepada hari kiamat merupakan rukun iman yang kelima. Dengan iman kepada hari akhir akan menjadikan seseorang akan selalu bersikap hati-hati dalam melakukan perbuatannya. Perbuatan tersebut senantiasa mengingat kehidupan di akhirat sehingga terciptalah antara kehidupan dunia dan akhirat. Dalam teks HN amanat tentang iman kepada hari kiamat dapat dilihat pada kutipan sebagai berikut. Lalu dibukakan pintu langit, bertemu dangan Isa alaihi sallam. Maka mengucab berucab keduanya, lalulah pula Muhammad di sanan bertemu malaikat habis berdiri semuhanya bersaf-saf dangan beberapa banyaknya. Allah taala juga nan tahu akan bilangannya, bertanya b.ng.y 17 itu bak buni guruh hampir /k/iyamat 18. Bertanya Muhammad kepada Jibril, Berapa lamanya berdiri malaikat disini?, kata Jibril, Hingga kiyamat. Maka berhenti, inilah akibat kepada Tuhanya (HN: h.7) Tertulis 18 Tertulis p.y.m.t

48 77 Ajaran iman kepada hari kiamat terdapat dalam Q.S. Ali Imran ayat 9 dan ayat 114 sebagai berikut: Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji (Terjemahan Q.S. Ali Imran, 3:9). Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan mereka menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar dan bersegera kepada (mengerjakan) perbagai kebajikan, mereka itu termasuk orang-orang yang saleh (Terjemahan Q.S. Ali Imran, 3:114). Kedua kutipan surat Al-Quran di atas menjelaskan bahwa akan benarbenar datang hari akhir dan pembalasan tanpa ada keraguan sedikitpun. Dan Allah menyuruh setiap muslim untuk segera berbuat kebaikan dan mencegah dari perbuatan yang mungkar agar termasuk golongan orang yang saleh. Dengan begitu mereka di hari pembalasan nanti akan mendapatkan rahmat dari Allah. b. Akhlak Akhlak merupakan pola tingkah laku yang baik maupun buruk. Bertobat merupakan bentuk aspek akhlak yang terpuji. Kesadaran seseorang setelah melakukan perbuatan yang salah dalam pengakuan dosa-dosanya menyebabkan munculnya perbuatan taubat. Aspek akhlak dalam nilai Islam mengajarkan untuk bertobat, mengakui segala kesalahan yang kita perbuat dan berjanji serta berusaha tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa manusia tidak luput dari salah dan manusia memiliki kelemahan yang jauh dari kesempurnaan. Ajaran untuk bertobat terdapat dalam HN yang dapat dilihat pada kutipan berikut.

49 Maka dikenakan pakaian tadi lalu pulang ke rumah parampuan. Didapatinya parampuan sedang bermasak perpeti. Maka bermenung sajalah, Abas berkata, kepada parampuan, Apa sebab tiap juga masak burung itu. Bakata parampuan, Wahai suamiku sebentar ini aku pergi //(13) mesti bagaimanakah masak burung perpeti, pada(hal) 19 aku sekarang dipanggil Nabi kita. Akan diperjamukan Nabi sudah tiba. Maka taubatlah Abas kepada Nabi sekarang itu adanya (HN: h.13). Ajaran bertobat dan senantiasa menakui dosa dan salah serta berusah memperbaikinya terdapat dalam Q.S Ar-Ruum (30) ayat 31 yang bunyi artinya sebagai berikut. Dengan kembali bertobat kepada-nya dan bertakwalah kepada- Nya serta dirikanlah salat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah (Terjemahan Q.S. Ar-Ruum: 31). Surat di atas memerintahkan kepada hambanya untuk bersegera dalam bertobat. Bertobat bisa dilaksanakan dengan salat sunat tobat dua rakaat. Dengan penuh penyesalan dan minta ampunan kepada Allah tanpa mempersekutukannya. Dalam melaksanakan taubat ini disertai keyakinan bahwa Tuhan mengampuni dosa-dosa hambanya yang bertobat dan memohon ampun kepadanya. Hal ini seperti tersebut dalam Q.S. An-Nahl (16) ayat 119 yang bunyi artinya sebagai berikut. Kemudian sesungguhnya (Tuhanmu) mengampuni bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertobat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya): sesunguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Terjemahan Q.S. An-Nahl: 119) Tertulis p.d

50 79 c. Ibadah 1) Perintah salat Pada peristiwa Isra Mikraj, Allah memberikan perintah salat wajib. Salat subuh adalah salat yang pertama kali diperintahkan. Karena peristiwa Isra Mikraj sendiri terjadi pada saat malam hari. Subuhnya Rasulullah sudah tiba kembali di tempat semula. Mungkin ini juga hikmah bagi kita semua, karena salat Subuh adalah salat yang sulit untuk di laksanakan, di mana saat itu banyak manusia yang masih terlelap dalam tidurnya. Sebelum diperintahkannya salat wajib 5 waktu ini, Rasulullah melaksanakan salat sebagaimana Nabi Ibrahim. Dalam teks HN perintah ini dapat dilihat pada kutipan berikut. Bermula Nabi Ibrahim bersinar di bawah Sidratil Muntaha namanya. Bermula daunya seperti telinga gajah dan buahnya seperti hujung bukit kapa gadingnya. Maka masukklah Muhammad serta Ibrahim ke dalam Baitul Makmur, maka sembahyang dua rokaat (HN: h.10). Demikian buni serunya ya Allah ya Tuhanku ya Nabiya ya muwali bābul ālamin berilah keringanan umat aku daripada sembahyang lima puluh waktu. Maka berkata Tuhan kita, Hai Muhammad kasihan aku bermula sembahyang semuhanya lima waktu pada sehari dan semalam. Maka turunlah engkau hai Muhammad kepada dunia, maka diambillah oleh Jibril tangan Nabi. Lalu berdiri berjalan sekali maka dirujuk oleh Nabi kita Buroq itu. Dijbril itu mengantarkan hingga pintu langit yang di bawah sekali maka bersepaham Nabi Muhammad (HN: h.11). Lalu turun Nabi Muhammad kepada dunia,[lalu saja kapan] 20 masjid belum lagi tiba akan sembahyang, maka duduklah Muhammad kepada tempat dahulu tatkala naik kepada langit. Maka j.b.r.t.l.h 21 Nabi Muhammad karena hari belum lagi tinggi, Muhammad sudah kembali daripada langit yang tujuh. <Maka tiba orang akan sembahyang> 22 maka tiba orang akan sembahyang, maka berdirilah Nabi membaca takbir maimamkan sekalian orang. Nabi sudah sembahyang maka caritalah Nabi daripada olehnya naik kepada langit lalu turun kepada bumi didapatnya m[en]atahari 23 belum lagi tinggi. Maka diam 20 Kelebihan penulisan 21 Tertulis 22 Penulisan rangkap oleh penyalin dan sudah dikoreksi oleh penyalin 23 Tertulis m.n.t.h.a.r.y

51 semuhanya mendengar cerita Nabi Muhammad, mengatakan sungguh semuhanya (HN: h.11). Nabi Muhammad sebagai pemimpin umat Islam menjadi tulang punggung perjuangan penyebaran agama Islam ke seantero dunia, dan berperan menunjukkan keluhuran agama Islam sebagai agama Rahmatan Lil Alamin (rahmat bagi sekalian alam). Salat sebagai tiang agama merupakan aspek paling fundamental yang diberikan oleh Allah kepada Rasulullah untuk dijadikan jalan bertemu dan mendekatkan diri pada Allah di dunia. Pelaksanaan salat merupakan sebuah kewajiban religius yang harus dilakukan setiap umat Islam. Dalam hal ini HN menjelaskan tentang perintah salat itu. Allah berkehendak agar Nabi Muhammad dapat menyampaikan perintah salat kepada seluruh umat muslimin dan meyakinkan pada mereka bahwa pelaksanaan salat merupakan penjagaan terhadap tegaknya agama Islam. 2) Berdoa Berdoa merupakan bentuk ibadah yang menunjukkan permohonan dari harapan-harapan seseorang kepada Tuhannya. Pada dasarnya, Tuhan adalah dekat di hati kita ketika berdoa. Berdoa inilah merupakan kegiatan hubungan antara Tuhan dengan hambanya. Perintah untuk berdoa kepada Tuhan inilah yang dianjurkan dan pasti Tuhan akan mengabulkan permohonan dari orang yang berdoa walaupun tidak langsung, mungkin suatu hari. Demikian buni serunya ya Allah ya Tuhanku ya Nabiya ya muwali bābul ālamin berilah keringanan umat aku daripada sembahyang lima puluh waktu. Maka berkata Tuhan kita, Hai Muhammad kasihan aku bermula sembahyang semuhanya lima waktu pada sehari dan semalam (HN: h.11). 80

52 81 Kutipan di atas menunjukkan bahwa Tuhan memerintahkan manusia untuk berdoa karena Tuhan akan mengabulkan permohonan dari orang yang berdoa. Perintah berdoa terdapat dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 186 yang artinya sebagai berikut. Dan apabila hamba-hambaku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasannya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaku maka hendaknya mereka itu memenuhi (segala perintah)ku dan hendaklah mereka beriman kepadaku, agar mereka selalu dalam kebenaran (Terjemahan Q.S. Al-Baqarah: 186). Surat di atas menjelaskan bahwa Tuhan memang dekat dengan hamba- Nya. Dia akan mengabulkan permohonan hamba-nya jika hamba-nya mau berdoa dan memenuhi segala perintahnya dan tetap beriman kepada-nya. Dengan begitu mereka akan selalu di jalan-nya, yakni dalam jalan yang benar sehingga akan selalu dalam lindungan-nya. Jadi berdoa sangat dianjurkan agar mereka tidak dalam kesombongan terhadap Tuhannya karena menganggap dirinya kuat dan tidak memohon pertolongan Tuhan. 3) Berdakwah Berdakwah merupakan bentuk ibadah yang merupakan kewajiban seorang muslim untuk menyampaikan kebenaran dan mencegah kemungkaran. Dia wajib menyeru kebajikan jika dia mengetahui dan juga wajib mencegah dan melarang kejahatan atau keburukan jika dihadapannya penuh dengan kemaksiatan. Dengan berpegang kitab suci Al-Quran, seorang muslim menyampaikan kebenaran dan kitab suci ini sesuatu yang dapat menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. Penggambaran tentang ajaran berdakwah terdapat dalam kutipan berikut.

53 Nabi sudah sembahyang maka caritalah Nabi daripada olehnya naik kepada langit lalu turun kepada bumi didapatnya m[en]atahari 24 belum lagi tinggi. Maka diam semuhanya mendengar cerita Nabi Muhammad, mengatakan sungguh semuhanya (HN: h.11). Berdakwah selalu dilakukan oleh rasul. Rasul juga pernah memerintahkan umatnya untuk selalu berdakwah. Perintah rasul ini terdapat dalam Q.S. Al-A raaf (7) ayat 157 yang artinya sebagai berikut. Nabi itu (Muhammad) memerintahkan manusia mengerjakan yang ma ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka yang buruk-buruk dan membuang mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka (Terjemahan Q.S. Al-A raaf, 7:157). Berdasarkan surat di atas, jelas bahwa seorang muslim diperintahkan mengerjakan hal yang baik dan melarang mereka mengerjakan hal yang buruk. Tidak hanya memerintahkan dan melarang, melainkan menghalalkan yang baikbaik dan mengharamkan yang buruk-buruk. Jika mereka mengerjakan perintahnya maka beban yang ada akan hilang dan terasa ringan dalam menjalani hidup Tertulis m.n.t.h.a.r.y

54 21 BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah Langkah pertama dalam penyuntingan teks adalah inventarisasi naskah. Inventarisasi naskah adalah mencatat informasi tentang naskah yang akan dijadikan objek penelitian. Dalam penelitian ini, inventarisasi naskah dilakukan dengan studi katalog, yaitu mencari informasi tentang naskah yang akan diteliti melalui katalog naskah. Katalog yang digunakan adalah katalog-katalog naskah yang menyimpan informasi tentang keberadaan naskah Melayu. Katalog-katalog yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Katalogus koleksi naskah Melayu Museum Pusat oleh Amir Sutaarga tahun 1972 dan diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan : Proyek inventarisasi dan dokumen kebudayaan Nasional Dirjen Kebudayaan Jakarta. 2. Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 5-A Jawa Barat: Koleksi Lima Lembaga oleh Edi S. Ekadjati dan Undang A. Darsa tahun 1999 diterbitkan Yayasan Obor Indonesia-Ecole Francaise D Extreme Jakarta. 3. Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 2 disusun oleh Jennifer Lindsay pada tahun Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 3A disusun ole T.E Behrend dan Titik Pudjiastuti pada tahun Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 4 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia disunting oleh T.E Behrend tahun 1998 dan diterbitkan oleh Yayasan Obor Indonesia dan Ecole Francais D extreme Orien, Jakarta.

55 22 6. Katalog Naskah Dayah Tanah Aboe oleh Oman Fathurahman tahun 2010 diterbitkan Komunitas Bambu Jakarta. 7. Supplement-Catalogus Maleische En Minangkabausche Handschriften oleh PH. S. Van Ronkel tahun 1921 diterbitkan Boekhandel en Drukkerij Voorheen E.J. Brill Leiden. 8. Juynboll, H.H Catalogus van de Maleische en Sundaneesche Handschriften der Leidsche Universiteits-Bibliotheek. Leiden: E.J. Brill. 9. Katalogus Naskah Melayu Bima II disusun oleh S.W.R Mulyadi dan H.S Maryam R. Solahiddin pada tahun Katalog Ringkas Manuskrip Melayu di Perpustakaan Negara Malaysia tahun 1984 diterbitkan oleh Perpustakaan Negara Malaysia. 11. Katalog dari The Indonesian Association for Nusantara Manuscript (Masyarakat Pernaskahan Nusantara). Dari beberapa katalog tersebut, naskah HN terdapat pada Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 4 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia yang disusun oleh Behrend pada tahun 1998 dengan nomor Ml Berdasarkan studi katalog tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa naskah HN merupakan naskah tunggal. Dalam rangka menguatkan bahwa naskah HN merupakan naskah tunggal harus dilakukan studi lapangan, tetapi karena keterbatasan kemampuan studi lapangan tidak dapat dilakukan

56 23 B. Deskripsi Naskah Setelah naskah didapat, langkah selanjutnya dalam penyuntingan teks adalah mendeskripsikan naskah. Deskripsi naskah dalam penelitian ini meliputi judul naskah, nomor naskah, tempat penyimpanan naskah, keadaan naskah, ukuran naskah, jumlah halaman naskah, kuras, jumlah baris, huruf, dan tulisan naskah, bahasa naskah, cara penulisan, bahan naskah, cap kertas, bentuk teks, tempat dan waktu penyalinan dan pengesahan naskah, umur naskah, dan catatan lain. 1. Judul Naskah Berdasarkan Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 4 Perpustakaan Nasional RI (Behrend, 1998, h.329), judul naskah ini adalah Hikayat Nabi. Judul naskah ini tidak terdapat didalam teks, sehingga penulis menuliskan judul hikayat sesuai dengan apa yang tercantum didalam katalog yaitu Hikayat Nabi. 2. Nomor Naskah Naskah yang dijadikan dalam penelitian yaitu naskah HN yang bernomor Ml 205. Kode Ml. merupakan singkatan dari Melayu. Ini berarti bahwa naskah HN termasuk dalam naskah Melayu yang terdaftar dengan nomor 205 di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Nomor naskah tersebut tertulis pada Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 4 Perpustakaan nasional RI (Behrend, 1998: 329).

57 24 3. Tempat Penyimpanan Naskah Naskah ini merupakan salah satu dari naskah Melayu yang tersimpan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jalan Salemba Raya 28A, Jakarta, Indonesia. 4. Keadaan Naskah Keadaan fisik naskah pada umumnya masih utuh, artinya tidak terdapat lembaran-lembaran naskah yang hilang. Naskah sudah lapuk dan kertasnya sudah robek, dan jilidnya sudah lepas, tetapi tulisan masih jelas. Jilidan baik, sampul kertas marmer warna coklat. Keadaan lembar naskah dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 1 Keadaan Naskah No. Halaman Keadaan Naskah Utuh (baik), lepas dari jilid Sedikit robek pada ujung atas Utuh (baik) Utuh, lepas dari jilid Terlipat di bagian tengah tetapi masih terbaca Utuh Halaman kosong, lepas dari jilid

58 25 5. Ukuran Naskah a. Ukuran sampul : p x l : 17 x 20,5 cm b. Ukuran lembaran naskah : p x l : 17 x 20,5 cm c. Ukuran ruang teks : p x l : 16 x 17,5 cm 6. Jumlah Halaman Naskah Tebal naskah seluruhnya adalah 30 halaman. Jumlah ini belum termasuk cover serta lembar pelindung. Akan tetapi, halaman yang ditulis hanya berjumlah 16 yaitu halaman 1-16, sedangkan halaman kosong. 7. Jumlah Baris Tiap halaman Jumlah baris tiap halaman rata-rata adalah 15 baris kecuali pada halaman 16 hanya terdiri dari 13 baris. 8. Huruf dan Tulisan a. Jenis Huruf Jenis huruf yang dipakai adalah huruf Arab Melayu (Jawi). b. Ukuran Huruf Ukuran huruf yang digunakan dalam penulisan ini yaitu berukuran sedang dari halaman Ukuran huruf dapat dilihat dalam potongan teks berikut.

59 26 c. Bentuk Huruf Huruf yang digunakan dalam penulisan HN berbentuk agak miring. Hal ini dapat dilihat pada potongan teks berikut. d. Keadaan Tulisan Keadaan tulisan cukup jelas. Pada halaman 9 baris 4 dan 5 ada beberapa kata yang dicoret. Dalam potongan teks berikut terdapat pada baris 2 dan 3. Pada halaman 3 baris 4 terdapat kata yang tidak jelas tulisanya sehingga tidak terbaca oleh penulis. Dalam potongan teks berikut terdapat pada baris pertama kata paling terakhir.

WASIAT NABI MUHAMMAD SAW : Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Fungsi

WASIAT NABI MUHAMMAD SAW : Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Fungsi WASIAT NABI MUHAMMAD SAW : Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Fungsi SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Prodi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya

Lebih terperinci

SYAIR IBADAT : Suntingan Teks, Analisis Ajaran Tauhid dan Konsep Ekskatologi

SYAIR IBADAT : Suntingan Teks, Analisis Ajaran Tauhid dan Konsep Ekskatologi SYAIR IBADAT : Suntingan Teks, Analisis Ajaran Tauhid dan Konsep Ekskatologi SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas

Lebih terperinci

SYAIR NEGERI PATANI : Suntingan Teks dan Analisis Semiotik

SYAIR NEGERI PATANI : Suntingan Teks dan Analisis Semiotik SYAIR NEGERI PATANI : Suntingan Teks dan Analisis Semiotik SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan gugusan pulau dan kepulauan yang memiliki beragam warisan budaya dari masa lampau. Kekayaan-kekayaan yang merupakan wujud dari aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

RATIBU 'L-HADDAD: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Resepsi Pembaca

RATIBU 'L-HADDAD: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Resepsi Pembaca RATIBU 'L-HADDAD: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Resepsi Pembaca SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya-karya peninggalan masa lampau merupakan peninggalan yang menginformasikan buah pikiran, buah perasaan, dan informasi mengenai berbagai segi kehidupan yang

Lebih terperinci

PROBLEMATIKA SOSIAL DALAM CERPEN KURMA KIAI KARNAWI KARYA AGUS NOOR (Pendekatan Sosiologi Sastra)

PROBLEMATIKA SOSIAL DALAM CERPEN KURMA KIAI KARNAWI KARYA AGUS NOOR (Pendekatan Sosiologi Sastra) PROBLEMATIKA SOSIAL DALAM CERPEN KURMA KIAI KARNAWI KARYA AGUS NOOR (Pendekatan Sosiologi Sastra) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra

Lebih terperinci

PANDANGAN TIGA TOKOH UTAMA WANITA TENTANG EMANSIPASI DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO

PANDANGAN TIGA TOKOH UTAMA WANITA TENTANG EMANSIPASI DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO PANDANGAN TIGA TOKOH UTAMA WANITA TENTANG EMANSIPASI DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sasrjana Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Naskah kuno merupakan warisan budaya masa lampau yang penting dan patut

BAB I PENDAHULUAN. Naskah kuno merupakan warisan budaya masa lampau yang penting dan patut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuno merupakan warisan budaya masa lampau yang penting dan patut dilestarikan. Kita juga perlu mempelajarinya karena di dalamnya terkandung nilainilai luhur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuno merupakan salah satu warisan nenek moyang yang masih tersimpan dengan baik di beberapa perpustakaan daerah, seperti Perpustakaan Pura Pakualaman dan Museum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau sebagai warisan kebudayaan para leluhur antara lain terdapat di dalam berbagai cerita lisan, benda-benda,

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. (Ratna, 2004:34). Metode berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. (Ratna, 2004:34). Metode berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN Metode dapat diartikan sebagai cara, strategi untuk memahami realitas, langkah-langkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab akibat berikutnya (Ratna, 2004:34).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koentjaraningrat mengatakan bahwa kata budaya berasal dari bahasa Sanksekerta budhayah yang berasal dari bentuk jamak kata budhi yang berarti budi dan akal. Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepulauan Nusantara yang terletak di kawasan Asia Tenggara sejak kurun waktu yang cukup lama memiliki peradaban dan kebudayaan tinggi yang

Lebih terperinci

KITAB HIFZHU `L-ĪMĀN: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Analisis Isi Berdasarkan Ajaran Teologi Islam

KITAB HIFZHU `L-ĪMĀN: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Analisis Isi Berdasarkan Ajaran Teologi Islam KITAB HIFZHU `L-ĪMĀN: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Analisis Isi Berdasarkan Ajaran Teologi Islam SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra

Lebih terperinci

PROBLEMATIKA SOSIAL DALAM NOVEL SEKALI DALAM 100 TAHUN KARYA MARGA T.

PROBLEMATIKA SOSIAL DALAM NOVEL SEKALI DALAM 100 TAHUN KARYA MARGA T. PROBLEMATIKA SOSIAL DALAM NOVEL SEKALI DALAM 100 TAHUN KARYA MARGA T. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL PERTEMUAN DUA HATI KARYA NH. DINI: Tinjauan Sosiologi Sastra Alan Swingewood

KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL PERTEMUAN DUA HATI KARYA NH. DINI: Tinjauan Sosiologi Sastra Alan Swingewood KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL PERTEMUAN DUA HATI KARYA NH. DINI: Tinjauan Sosiologi Sastra Alan Swingewood SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. sebuah penelitian diperlukan penggunaan metode yang tepat agar hasil penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. sebuah penelitian diperlukan penggunaan metode yang tepat agar hasil penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Secara umum, metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiono, 2010:3). Dalam sebuah penelitian

Lebih terperinci

PROBLEM-PROBLEM SOSIAL DALAM NOVEL TUHAN, IZINKAN AKU MENJADI PELACUR KARYA MUHIDIN M DAHLAN : Tinjauan Sosiologi Sastra

PROBLEM-PROBLEM SOSIAL DALAM NOVEL TUHAN, IZINKAN AKU MENJADI PELACUR KARYA MUHIDIN M DAHLAN : Tinjauan Sosiologi Sastra PROBLEM-PROBLEM SOSIAL DALAM NOVEL TUHAN, IZINKAN AKU MENJADI PELACUR KARYA MUHIDIN M DAHLAN : Tinjauan Sosiologi Sastra SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI SERAT CARETA SAMA UN: SUNTINGAN TEKS DISERTAI ANALISIS RESEPSI. Oleh MUHAMMAD HASAN NIM

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI SERAT CARETA SAMA UN: SUNTINGAN TEKS DISERTAI ANALISIS RESEPSI. Oleh MUHAMMAD HASAN NIM SKRIPSI SERAT CARETA SAMA UN: SUNTINGAN TEKS DISERTAI ANALISIS RESEPSI Oleh MUHAMMAD HASAN NIM 121111077 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016 SKRIPSI

Lebih terperinci

FASAL OBAT : Suntingan Teks dan Tinjauan Fitoterapi

FASAL OBAT : Suntingan Teks dan Tinjauan Fitoterapi FASAL OBAT : Suntingan Teks dan Tinjauan Fitoterapi SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas

Lebih terperinci

LIRIK LAGU RELIGI GRUP BAND UNGU DALAM ALBUM AKU DAN TUHANKU: Sebuah Pendekatan Stilistika

LIRIK LAGU RELIGI GRUP BAND UNGU DALAM ALBUM AKU DAN TUHANKU: Sebuah Pendekatan Stilistika LIRIK LAGU RELIGI GRUP BAND UNGU DALAM ALBUM AKU DAN TUHANKU: Sebuah Pendekatan Stilistika SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

NOVEL ZIARAH YANG TERPANJANG KARYA K.USMAN Sebuah Pendekatan Sosiologi Sastra

NOVEL ZIARAH YANG TERPANJANG KARYA K.USMAN Sebuah Pendekatan Sosiologi Sastra NOVEL ZIARAH YANG TERPANJANG KARYA K.USMAN Sebuah Pendekatan Sosiologi Sastra SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Program Studi Sastra Indonesia Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. rangkaian dari kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Tidak ada salahnya bila ingin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. rangkaian dari kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Tidak ada salahnya bila ingin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan suatu bangsa pada masa sekarang ini merupakan suatu rangkaian dari kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Tidak ada salahnya bila ingin memahami lebih dalam mengenai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Pengertian Filologi. kebudayaan suatu bangsa melalui teks-teks tertulis di dalam naskah-naskah klasik

BAB II KAJIAN TEORI. A. Pengertian Filologi. kebudayaan suatu bangsa melalui teks-teks tertulis di dalam naskah-naskah klasik digilib.uns.ac.id BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Filologi Filologi adalah suatu disiplin ilmu pengetahuan yang bertujuan memahami kebudayaan suatu bangsa melalui teks-teks tertulis di dalam naskah-naskah

Lebih terperinci

ASPEK-ASPEK TEMATIS DALAM BUKU KAMBING JANTAN KARYA RADITYA DIKA: Tinjauan Struktural Robert Stanton

ASPEK-ASPEK TEMATIS DALAM BUKU KAMBING JANTAN KARYA RADITYA DIKA: Tinjauan Struktural Robert Stanton ASPEK-ASPEK TEMATIS DALAM BUKU KAMBING JANTAN KARYA RADITYA DIKA: Tinjauan Struktural Robert Stanton SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesusastraan Melayu klasik telah ada sebelum mesin cetak digunakan di

BAB I PENDAHULUAN. Kesusastraan Melayu klasik telah ada sebelum mesin cetak digunakan di 11 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Kesusastraan Melayu klasik telah ada sebelum mesin cetak digunakan di Nusantara. Pada masa itu, proses reproduksi naskah dilakukan dengan cara disalin. Naskah-naskah

Lebih terperinci

ASAL KETURUNAN RAJA-RAJA MELAYU : Suntingan Teks dan Analisis Hipogram

ASAL KETURUNAN RAJA-RAJA MELAYU : Suntingan Teks dan Analisis Hipogram ASAL KETURUNAN RAJA-RAJA MELAYU : Suntingan Teks dan Analisis Hipogram SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra

Lebih terperinci

KAJIAN PRAGMATIK PADA WACANA POJOK HARIAN BALI POST : Sebuah Tinjauan Pragmatik

KAJIAN PRAGMATIK PADA WACANA POJOK HARIAN BALI POST : Sebuah Tinjauan Pragmatik KAJIAN PRAGMATIK PADA WACANA POJOK HARIAN BALI POST : Sebuah Tinjauan Pragmatik SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra

Lebih terperinci

Tauhid untuk Anak. Tingkat 1. Oleh: Dr. Saleh As-Saleh. Alih bahasa: Ummu Abdullah. Muraja ah: Andy AbuThalib Al-Atsary. Desain Sampul: Ummu Zaidaan

Tauhid untuk Anak. Tingkat 1. Oleh: Dr. Saleh As-Saleh. Alih bahasa: Ummu Abdullah. Muraja ah: Andy AbuThalib Al-Atsary. Desain Sampul: Ummu Zaidaan Tauhid untuk Anak Tingkat 1 Oleh: Dr. Saleh As-Saleh Alih bahasa: Ummu Abdullah Muraja ah: Andy AbuThalib Al-Atsary Desain Sampul: Ummu Zaidaan Sumber: www.understand-islam.net Disebarluaskan melalui:

Lebih terperinci

KAJIAN FILOLOGI SÊRAT SÊKAR WIJÅYÅKUSUMÅ SKRIPSI

KAJIAN FILOLOGI SÊRAT SÊKAR WIJÅYÅKUSUMÅ SKRIPSI KAJIAN FILOLOGI SÊRAT SÊKAR WIJÅYÅKUSUMÅ SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Perkembangan Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa sangat

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Perkembangan Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara dengan penduduk pemeluk agama Islam terbesar di dunia. Perkembangan Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa sangat pesat, hal ini tak luput

Lebih terperinci

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi) Muhammad SAW adalah seorang nabi terakhir yang diutus ke bumi oleh Allah SWT. Sebagai seorang nabi dan rasul, nabi Muhamad SAW membawakan sebuah risalah kebenaran yaitu sebuah agama tauhid yang mengesakan

Lebih terperinci

ANALISIS SEMIOTIK TEKSKIDUNG RUMEKSA ING WENGI

ANALISIS SEMIOTIK TEKSKIDUNG RUMEKSA ING WENGI ANALISIS SEMIOTIK TEKSKIDUNG RUMEKSA ING WENGI A. PENDAHULUAN Indonesia mempunyai khasanah sastra klasik yang beraneka ragam, yang terdiri dari sastra-sastra daerah. Sastra klasik adalah sastra dalam bahasa

Lebih terperinci

MITOS WANITA JAWA DALAM PROSA LIRIK PENGAKUAN PARIYEM KARYA LINUS SURYADI AG: Analisis Strukturalisme Claude Lévi-Strauss

MITOS WANITA JAWA DALAM PROSA LIRIK PENGAKUAN PARIYEM KARYA LINUS SURYADI AG: Analisis Strukturalisme Claude Lévi-Strauss MITOS WANITA JAWA DALAM PROSA LIRIK PENGAKUAN PARIYEM KARYA LINUS SURYADI AG: Analisis Strukturalisme Claude Lévi-Strauss SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Mutiara Islahul Qulub 3

Mutiara Islahul Qulub 3 0 Mutiara Islahul Qulub 3 Keluarlah dari dirimu sendiri dan serahkanlah segalanya kepada Allah. Penuhi hatimu dengan Allah. Patuhlah kepada perintah-nya dan larikanlah dirimu dari larangan-nya, agar nafsu

Lebih terperinci

2014 SAJARAH CIJULANG

2014 SAJARAH CIJULANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Naskah kuno merupakan salah satu warisan budaya Indonesia dalam bidang keberaksaraan yang telah dilindungi oleh UU RI No. 11 tahun 2010. Ungkapan warisan

Lebih terperinci

DESKRIPSI KALIMAT BERITA, TANYA, DAN PERINTAH PADA JUDUL BUKU CERITA ANAK SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat

DESKRIPSI KALIMAT BERITA, TANYA, DAN PERINTAH PADA JUDUL BUKU CERITA ANAK SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat DESKRIPSI KALIMAT BERITA, TANYA, DAN PERINTAH PADA JUDUL BUKU CERITA ANAK SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia YULI ASTUTI

Lebih terperinci

Khutbah Jum'at. Isra' Mi'raj. Bersama Dakwah 1

Khutbah Jum'at. Isra' Mi'raj. Bersama Dakwah 1 Bersama Dakwah 1 KHUTBAH PERTAMA * Hari ini kita telah melewati pertengahan Rajab Beberapa hari lagi kita bertemu dengan 27 Rajab, yang oleh sebagian besar muslim di Indonesia diyakini sebagai tanggal

Lebih terperinci

GAMBARAN TOKOH SINTA DALAM NOVEL SINTA OBONG KARYA ARDIAN KRESNA DAN CERITA RAMAYANA KARYA C. RAJAGOPALACHARI: Studi Sastra Bandingan

GAMBARAN TOKOH SINTA DALAM NOVEL SINTA OBONG KARYA ARDIAN KRESNA DAN CERITA RAMAYANA KARYA C. RAJAGOPALACHARI: Studi Sastra Bandingan GAMBARAN TOKOH SINTA DALAM NOVEL SINTA OBONG KARYA ARDIAN KRESNA DAN CERITA RAMAYANA KARYA C. RAJAGOPALACHARI: Studi Sastra Bandingan SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan dinilai sebagai identitas kepribadian dan penentu kemajuan suatu bangsa yang tidak bisa di ukur dan kehadirannya hanya dapat diketahui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teks yang ditulis dengan huruf bahasa daerah atau huruf Arab-Melayu. Naskah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teks yang ditulis dengan huruf bahasa daerah atau huruf Arab-Melayu. Naskah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kepustakaan yang relevan 1.1.1 Transliterasi Transliterasi merupakan salah satu tahap/langkah dalam penyuntingan teks yang ditulis dengan huruf bahasa daerah atau huruf Arab-Melayu.

Lebih terperinci

MASALAH SOSIAL DALAM KUMPULAN CERPEN DALANG GALAU NGETWIT KARYA SUJIWO TEJO: Tinjauan Sosiologi Sastra

MASALAH SOSIAL DALAM KUMPULAN CERPEN DALANG GALAU NGETWIT KARYA SUJIWO TEJO: Tinjauan Sosiologi Sastra MASALAH SOSIAL DALAM KUMPULAN CERPEN DALANG GALAU NGETWIT KARYA SUJIWO TEJO: Tinjauan Sosiologi Sastra SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Program

Lebih terperinci

IMPLIKATUR PERCAKAPAN SEBAGAI UNSUR PENGUNGKAPAN HUMOR DALAM KOMEDI OKB DI TRANS 7 (Sebuah Tinjauan Pragmatik)

IMPLIKATUR PERCAKAPAN SEBAGAI UNSUR PENGUNGKAPAN HUMOR DALAM KOMEDI OKB DI TRANS 7 (Sebuah Tinjauan Pragmatik) IMPLIKATUR PERCAKAPAN SEBAGAI UNSUR PENGUNGKAPAN HUMOR DALAM KOMEDI OKB DI TRANS 7 (Sebuah Tinjauan Pragmatik) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra

Lebih terperinci

???????????????????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

???????????????????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????. Tawakal Kepada Allah Khutbah Pertama:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

TINJAUAN FILOLOGI DAN AJARAN MORAL DALAM SÊRAT DRIYABRATA

TINJAUAN FILOLOGI DAN AJARAN MORAL DALAM SÊRAT DRIYABRATA TINJAUAN FILOLOGI DAN AJARAN MORAL DALAM SÊRAT DRIYABRATA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Kawruh warnining udheng-udhengan (suatu tinjauan filologis) Budi Kristiono C UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN

Kawruh warnining udheng-udhengan (suatu tinjauan filologis) Budi Kristiono C UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN Kawruh warnining udheng-udhengan (suatu tinjauan filologis) Budi Kristiono C0199012 UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang memiliki

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PERNYATAAN - PERNYATAAN JOKOWI SELAKU KEPALA PEMERINTAH DKI JAKARTA DALAM SURAT KABAR DETIK.COM : Tinjauan Pragmatik

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PERNYATAAN - PERNYATAAN JOKOWI SELAKU KEPALA PEMERINTAH DKI JAKARTA DALAM SURAT KABAR DETIK.COM : Tinjauan Pragmatik TINDAK TUTUR PERLOKUSI PERNYATAAN - PERNYATAAN JOKOWI SELAKU KEPALA PEMERINTAH DKI JAKARTA DALAM SURAT KABAR DETIK.COM : Tinjauan Pragmatik SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

Lebih terperinci

PROBLEM SOSIAL KUMPULAN SAJAK, BALADA AKU DAN RANTAI KARYA CIU CAHYONO Sebuah Pendekatan Sosiologi Sastra

PROBLEM SOSIAL KUMPULAN SAJAK, BALADA AKU DAN RANTAI KARYA CIU CAHYONO Sebuah Pendekatan Sosiologi Sastra PROBLEM SOSIAL KUMPULAN SAJAK, BALADA AKU DAN RANTAI KARYA CIU CAHYONO Sebuah Pendekatan Sosiologi Sastra SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna melengkapi Gelar Sarjana Sastra Prodi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dulu sampai saat ini. Warisan budaya berupa naskah tersebut bermacam-macam

BAB 1 PENDAHULUAN. dulu sampai saat ini. Warisan budaya berupa naskah tersebut bermacam-macam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuno adalah benda budaya yang merekam informasi dan pengetahuan masyarakat lampau yang diturunkan secara turun temurun semenjak dulu sampai saat ini. Warisan

Lebih terperinci

PEMAKAIAN BAHASA DALAM JUAL BELI HANDPHONE DAN AKSESORIS HANDPHONE DI SURAKARTA: Suatu Pendekatan Sosiolinguistik

PEMAKAIAN BAHASA DALAM JUAL BELI HANDPHONE DAN AKSESORIS HANDPHONE DI SURAKARTA: Suatu Pendekatan Sosiolinguistik PEMAKAIAN BAHASA DALAM JUAL BELI HANDPHONE DAN AKSESORIS HANDPHONE DI SURAKARTA: Suatu Pendekatan Sosiolinguistik SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra

Lebih terperinci

MENDIDIK ANAK DENGAN NASEHAT. Muzdalifah M Rahman* 1

MENDIDIK ANAK DENGAN NASEHAT. Muzdalifah M Rahman* 1 MENDIDIK ANAK DENGAN NASEHAT Muzdalifah M Rahman* 1 Anak adalah amanah. Membesarkan anak bukan semata dengan memenuhi berbagai keinginannya. Lebih dari itu, yang paling penting adalah bagaimana menanamkan

Lebih terperinci

Mengimani Kehendak Allah

Mengimani Kehendak Allah Mengimani Kehendak Allah Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S-1

SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S-1 PERSPEKTIF GENDER DALAM NOVEL CINTA DI DALAM GELAS KARYA ANDREA HIRATA : TINJAUAN SASTRA FEMINIS DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tulis terdiri dari dua bentuk, yaitu karya sastra tulis yang berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tulis terdiri dari dua bentuk, yaitu karya sastra tulis yang berbentuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra Indonesia terdiri dari karya sastra lisan dan karya sastra tulis. Karya sastra tulis terdiri dari dua bentuk, yaitu karya sastra tulis yang

Lebih terperinci

Tauhid Yang Pertama dan Utama

Tauhid Yang Pertama dan Utama Tauhid Yang Pertama dan Utama Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat, sejarah, budi pekerti, piwulang, dll. (Nindya 2010:1). Manfaat dalam

BAB I PENDAHULUAN. rakyat, sejarah, budi pekerti, piwulang, dll. (Nindya 2010:1). Manfaat dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuna mempunyai peran penting dalam peradaban umat manusia, karena naskah kuna berisi berbagai macam tulisan tentang: adat istiadat, cerita rakyat, sejarah, budi

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA TEKS BACAAN DALAM BUKU AJAR BAHASA INDONESIA KELAS VII WAHANA PENGETAHUAN

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA TEKS BACAAN DALAM BUKU AJAR BAHASA INDONESIA KELAS VII WAHANA PENGETAHUAN ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA TEKS BACAAN DALAM BUKU AJAR BAHASA INDONESIA KELAS VII WAHANA PENGETAHUAN SKRIPSI Oleh: RIO DEVILITO K1210048 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis

BAB I PENDAHULUAN. bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia memiliki banyak warisan kebudayaan yang berupa bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis berupa naskah

Lebih terperinci

MISTISISME MITOS PEWAYANGAN DALAM NOVEL RAHVAYANA KARYA SUJIWO TEJO: Analisis Strukturalisme Claude Lévi-Strauss

MISTISISME MITOS PEWAYANGAN DALAM NOVEL RAHVAYANA KARYA SUJIWO TEJO: Analisis Strukturalisme Claude Lévi-Strauss MISTISISME MITOS PEWAYANGAN DALAM NOVEL RAHVAYANA KARYA SUJIWO TEJO: Analisis Strukturalisme Claude Lévi-Strauss SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Program

Lebih terperinci

ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL GARIS PEREMPUAN KARYA SANIE B. KUNCORO: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL GARIS PEREMPUAN KARYA SANIE B. KUNCORO: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL GARIS PEREMPUAN KARYA SANIE B. KUNCORO: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTER TOKOH DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL AYAHKU (BUKAN) PEMBOHONG

ANALISIS KARAKTER TOKOH DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL AYAHKU (BUKAN) PEMBOHONG ANALISIS KARAKTER TOKOH DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL AYAHKU (BUKAN) PEMBOHONG KARYA TERE LIYE SERTA KESESUAIANNYA SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA (TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAHASA JAWA DI KABUPATEN PURBALINGGA (KAJIAN GEOGRAFI DIALEK)

BAHASA JAWA DI KABUPATEN PURBALINGGA (KAJIAN GEOGRAFI DIALEK) BAHASA JAWA DI KABUPATEN PURBALINGGA (KAJIAN GEOGRAFI DIALEK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas

Lebih terperinci

KALIMAT PENEGASAN PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL AHZAB SKRIPSI

KALIMAT PENEGASAN PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL AHZAB SKRIPSI KALIMAT PENEGASAN PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL AHZAB SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Disusun Oleh:

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PEMAKAIAN BAHASA JAWA DALAM NASKAH DRAMA LENG DAN TUK KARYA BAMBANG WIDOYO SP

KARAKTERISTIK PEMAKAIAN BAHASA JAWA DALAM NASKAH DRAMA LENG DAN TUK KARYA BAMBANG WIDOYO SP KARAKTERISTIK PEMAKAIAN BAHASA JAWA DALAM NASKAH DRAMA LENG DAN TUK KARYA BAMBANG WIDOYO SP SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Daerah

Lebih terperinci

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.1 Nabi Adam AS.

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.1 Nabi Adam AS. 5.1.2 Penciptaan Manusia Allah berkehendak menciptakan Adam dan keturunannya untuk menghuni bumi dan memakmurkannya. Allah menyampaikan kabar kepada para Malaikat bahwa Dia akan menciptakan makhluk lain

Lebih terperinci

KLAUSA RELATIF BAHASA INDONESIA: Suatu Tinjauan Sintaksis

KLAUSA RELATIF BAHASA INDONESIA: Suatu Tinjauan Sintaksis KLAUSA RELATIF BAHASA INDONESIA: Suatu Tinjauan Sintaksis SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah naskah Wawacan Pandita Sawang yang beraksara Arab (Pegon) dan berbahasa Sunda, teks di dalamnya berbentuk puisi/wawacan. Naskah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka Penelitian terdahulu pernah meneliti tentang Fitoterapi yang sedang dibahas melalui skripsi ini. Penelitian yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DAN STRATEGI KESANTUNAN

TINDAK TUTUR DAN STRATEGI KESANTUNAN TINDAK TUTUR DAN STRATEGI KESANTUNAN JURI DALAM ACARA INDONESIAN IDOL MUSIM KETUJUH DI RCTI, MASTER CHEF INDONESIA MUSIM KEDUA DI RCTI, DAN INDONESIA MENCARI BAKAT 3 DI TRANS TV SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PADA ACARA PERINGATAN ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW 1435 H / 2014 H TANGGAL 20 JUNI 2014

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PADA ACARA PERINGATAN ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW 1435 H / 2014 H TANGGAL 20 JUNI 2014 KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PADA ACARA PERINGATAN ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW 1435 H / 2014 H TANGGAL 20 JUNI 2014 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua. Yang

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW MAJELIS TA LIM AHAD PAGI MASJID AGUNG KABUPATEN SEMARANG

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW MAJELIS TA LIM AHAD PAGI MASJID AGUNG KABUPATEN SEMARANG 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW MAJELIS TA LIM AHAD PAGI MASJID AGUNG KABUPATEN SEMARANG TANGGAL 7 JUNI 2014 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan oleh : NOVIANA RAHMAWATI A

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan oleh : NOVIANA RAHMAWATI A PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INSTRUKSI LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA (PTK bagi Siswa Kelas VIII Semester Genap di SMP IT Nur Hidayah Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011) SKRIPSI

Lebih terperinci

Pembelahan Dada Nabi Muhammad serta Peristiwa Mi rajnya

Pembelahan Dada Nabi Muhammad serta Peristiwa Mi rajnya Pembelahan Dada Nabi Muhammad serta Peristiwa Mi rajnya ] إندوني [ Indonesia Indonesian Abu Ishaq al-huwaini al-atsari Terjemah : Abu Umamah Arif Hidayatullah Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2013-1434

Lebih terperinci

Kelompok Azizatul Mar ati ( ) 2. Nur Ihsani Rahmawati ( ) 3. Nurul Fitria Febrianti ( )

Kelompok Azizatul Mar ati ( ) 2. Nur Ihsani Rahmawati ( ) 3. Nurul Fitria Febrianti ( ) Kelompok 5 1. Azizatul Mar ati (14144600200) 2. Nur Ihsani Rahmawati (14144600186) 3. Nurul Fitria Febrianti (14144600175) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Faedah Kisah-kisah Qur ani FAEDAH KISAH-KISAH QUR ANI

Faedah Kisah-kisah Qur ani FAEDAH KISAH-KISAH QUR ANI FAEDAH KISAH-KISAH QUR ANI Ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Muhammad Harits Sebuah kisah yang baik akan mudah meresap ke dalam hati orang yang membaca atau mendengarnya, serta menanamkan kesan yang demikian

Lebih terperinci

ANALISIS PERAN: STUDI KASUS PERAN INSTRUMEN DALAM KLAUSA BAHASA INDONESIA

ANALISIS PERAN: STUDI KASUS PERAN INSTRUMEN DALAM KLAUSA BAHASA INDONESIA ANALISIS PERAN: STUDI KASUS PERAN INSTRUMEN DALAM KLAUSA BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi. STUDI TENTANG KEAKTIFAN MAHASISWA PADA MATA KULIAH DASAR AKUNTANSI KEUANGAN 2 MELALUI MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dari masa ke masa banyak pujangga yang menghasilkan karya sastra. dengan berbagai bentuk dan gaya penulisan sebagai pengukuh segi

PENDAHULUAN. Dari masa ke masa banyak pujangga yang menghasilkan karya sastra. dengan berbagai bentuk dan gaya penulisan sebagai pengukuh segi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dari masa ke masa banyak pujangga yang menghasilkan karya sastra dengan berbagai bentuk dan gaya penulisan sebagai pengukuh segi estetika. Apapun bentuk

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DAN STRATEGI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM ACARA TATAP MATA DI TRANS 7 (Suatu Tinjauan Pragmatik)

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DAN STRATEGI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM ACARA TATAP MATA DI TRANS 7 (Suatu Tinjauan Pragmatik) TINDAK TUTUR EKSPRESIF DAN STRATEGI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM ACARA TATAP MATA DI TRANS 7 (Suatu Tinjauan Pragmatik) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana

Lebih terperinci

KAJIAN STILISTIKA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI

KAJIAN STILISTIKA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI KAJIAN STILISTIKA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagai Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Lebih terperinci

ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL GENI JORA KARYA ABIDAH EL KHALIEQY: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA SKRIPSI

ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL GENI JORA KARYA ABIDAH EL KHALIEQY: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA SKRIPSI ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL GENI JORA KARYA ABIDAH EL KHALIEQY: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai Gelar Strata

Lebih terperinci

N NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA

N NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA N NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE: Tinjauan Struktural, Nilai Pendidikan, dan Relevansinya dalam Pembelajaran Sekolah Menengah Atas di Surakarta SKRIPSI Oleh: Yanuri Natalia Sunata K1209075

Lebih terperinci

Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi

Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi MASALAH SOSIAL DAN STRUKTUR NOVEL TASBIH CINTA DILANGIT MOSKOW KARYA INDAH EL HAFIDZ: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENGAJARAN SASTRA DI SMA Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

NILAI MORAL NOVEL KUTITIPKAN AZEL KEPADAMU KARYA ZAYYADI ALWY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL NOVEL KUTITIPKAN AZEL KEPADAMU KARYA ZAYYADI ALWY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL NOVEL KUTITIPKAN AZEL KEPADAMU KARYA ZAYYADI ALWY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Febri Rizki Ananda Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

NASKAH KH ANWAR RANJI WETAN MAJALENGKA. (Kajian Filologis) Proposal Skripsi

NASKAH KH ANWAR RANJI WETAN MAJALENGKA. (Kajian Filologis) Proposal Skripsi 1 NASKAH KH ANWAR RANJI WETAN MAJALENGKA (Kajian Filologis) Proposal Skripsi Oleh : Reza Sukma Nugraha 206500034 Jurusan Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mampu menentramkan kehidupan manusia terlebih dalam hal kerohanian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mampu menentramkan kehidupan manusia terlebih dalam hal kerohanian. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama dan kebudayaan mempunyai dua persamaan yaitu (1) keduanya adalah sistem nilai dan sistem simbol dan (2) keduanya mudah merasa terancam setiap kali ada

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN STRATEGI KESANTUNAN BERBAHASA DAI PADA WACANA DAKWAH DIALOGIS. DI TELEVISI (Suatu Pendekatan Pragmatik)

TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN STRATEGI KESANTUNAN BERBAHASA DAI PADA WACANA DAKWAH DIALOGIS. DI TELEVISI (Suatu Pendekatan Pragmatik) TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN STRATEGI KESANTUNAN BERBAHASA DAI PADA WACANA DAKWAH DIALOGIS DI TELEVISI (Suatu Pendekatan Pragmatik) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar

Lebih terperinci

KAJIAN PSIKOLOGI WANITA TERHADAP NOVEL SOLD KARYA PATRICIA McCORMICK SKRIPSI. Oleh. Yunita Trisnaningtyas NIM

KAJIAN PSIKOLOGI WANITA TERHADAP NOVEL SOLD KARYA PATRICIA McCORMICK SKRIPSI. Oleh. Yunita Trisnaningtyas NIM KAJIAN PSIKOLOGI WANITA TERHADAP NOVEL SOLD KARYA PATRICIA McCORMICK SKRIPSI Oleh Yunita Trisnaningtyas NIM 070110201032 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS JEMBER 2011 KAJIAN PSIKOLOGI

Lebih terperinci

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA)

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA) TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA) KAJIAN DALIL (AL-Qur an & Hadits) 30. ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang

Lebih terperinci

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI AJAR CERDAS BERBAHASA INDONESIA UNTUK SMA/MA KELAS XI KARANGAN ENGKOS KOSASIH TERBITAN :

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI AJAR CERDAS BERBAHASA INDONESIA UNTUK SMA/MA KELAS XI KARANGAN ENGKOS KOSASIH TERBITAN : NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI AJAR CERDAS BERBAHASA INDONESIA UNTUK SMA/MA KELAS XI KARANGAN ENGKOS KOSASIH TERBITAN : ERLANGGA TAHUN 2008 SKRIPSI Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

Dr. Munawar Rahmat, M.Pd.

Dr. Munawar Rahmat, M.Pd. MAKNA AGAMA ISLAM Dr. Munawar Rahmat, M.Pd. NIP: 19580128.198612.1.001 PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 23 September

Lebih terperinci

UNGKAPAN METAFORIS TENTANG CINTA DALAM ARTIKEL PADA LAMAN HIPWEE.COM

UNGKAPAN METAFORIS TENTANG CINTA DALAM ARTIKEL PADA LAMAN HIPWEE.COM UNGKAPAN METAFORIS TENTANG CINTA DALAM ARTIKEL PADA LAMAN HIPWEE.COM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

Sifat Surga dan Penghuninya

Sifat Surga dan Penghuninya Sifat Surga dan Penghuninya Khutbah Permata:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.?????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisa memahami aksara hijaiyah. Maka dari itu, pemberantasan buta aksara

BAB I PENDAHULUAN. bisa memahami aksara hijaiyah. Maka dari itu, pemberantasan buta aksara BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Membaca Al-Quran sudah menjadi tradisi kaum muslimin dimasa lalu hingga sekarang. Namun kenyataanya saat ini masih banyak remaja yang belum bisa memahami aksara hijaiyah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Syahruddin El-Fikri, Sejarah Ibadah, (Jakarta: Republika, 2014), hlm

BAB I PENDAHULUAN. 1 Syahruddin El-Fikri, Sejarah Ibadah, (Jakarta: Republika, 2014), hlm BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perintah shalat lima waktu untuk pertama kalinya diterima dan diwajibkan kepada umat Islam, tepatnya pada 27 Rajab Tahun kedua sebelum hijrah. Yang mana pada saat itu

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN METODE

IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN METODE IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN METODE RESITASI UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEMANDIRIAN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA BELAJAR MATEMATIKA (PTK Kelas VIII Semester Genap SMP Muhammadiyah 1 Surakarta

Lebih terperinci

DAYA PERLOKUSI WACANA IKLAN ROKOK DI DAERAH SURAKARTA

DAYA PERLOKUSI WACANA IKLAN ROKOK DI DAERAH SURAKARTA DAYA PERLOKUSI WACANA IKLAN ROKOK DI DAERAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Disusun:

Lebih terperinci

KELAYAKAN BUKU AJAR BAHASA INDONESIA KELAS VII WAHANA PENGETAHUAN

KELAYAKAN BUKU AJAR BAHASA INDONESIA KELAS VII WAHANA PENGETAHUAN KELAYAKAN BUKU AJAR BAHASA INDONESIA KELAS VII WAHANA PENGETAHUAN SKRIPSI Oleh: YUSUF MUFLIKH RAHARJO K1210064 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Desember 2014 PERNYATAAN

Lebih terperinci

(PTK Mahasiswa Semester VI D Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UMS Tahun Ajaran 2013/2014) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

(PTK Mahasiswa Semester VI D Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UMS Tahun Ajaran 2013/2014) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA DALAM MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR II MELALUI PENERAPAN PROBLEM SOLVING TERINTEGRASI PADA PENDEKATAN SCIENTIFIC (PTK Mahasiswa Semester VI D Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci