BAB II LANDASAN TEORI. Globalisasi ekonomi, integrasi keuangan dunia, serta peningkatan volatiliti pasar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI. Globalisasi ekonomi, integrasi keuangan dunia, serta peningkatan volatiliti pasar"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pasar Derivatif Globalisasi ekonomi, integrasi keuangan dunia, serta peningkatan volatiliti pasar internasional telah mendorong penggunaan instrumen derivatif sebagai alat mengendalikan risiko. Fokus utama yang sebenarnya dalam kegiatan-kegiatan di pasar derivatif adalah sebagai manajemen risiko yang dapat digunakan para pelaku untuk mengurangi berbagai macam risiko seperti risiko pergerakan harga komoditi, tingkat suku bunga, ataupun harga saham. II.1.1 Pengertian Derivatif Menurut Siahaan (2008, hal.10), derivatif adalah semacam kendaraan keuangan (peranti keuangan) yang diturunkan atau diperanakkan dari induknya apakah induknya itu aktiva keuangan saham atau obligasi, komoditi, atau berbagai macam indeks seperti IHSG, LQ45, Nikkei, Hangseng, dan lain sebagainya. Jadi, induk instrumen derivatif adalah berbagai macam aktiva keuangan, berbagai macam komoditi, dan berbagai macam indeks. Semua instrumen derivatif adalah kontrak antara dua pihak pembeli dan penjual yang di dalam kontraknya berbagai hal telah disepakati bersama sekarang, tetapi realisasinya atau pelaksanaan hal tersebut adalah nanti pada tanggal tertentu dimasa yang akan datang (dalam kurun waktu tertentu di masa yang akan datang).

2 Pasar derivatif (derivative markets) disebut juga pasar berjangka adalah suatu tempat atau mekanisme yang mempertemukan pihak hedger yang ingin melindungi nilai aktivanya dari risiko kerugian karena perubahan harga dengan pihak speculator yang bersedia menanggung risiko perubahan harga. II.1.2 Underlying Asset Berdasarkan sifat dari aktiva yang dijadikan sebagai induknya, derivatif dikelompokkan menjadi dua yaitu : 1) Kelompok derivatif komoditas a. soft commodities, seperti : produk hasil pertanian, perikanan, perkebunan, livestock (persediaan ternak hidup). b. hard commodities, seperti : pertambangan, emas, CPO. 2) Kelompok derivatif finansial Seperti : mata uang, saham, indeks gabungan saham, tingkat bunga jangka pendek, surat perbendaharaan negara dan obligasi sebagai aktiva induk dalam kontrak. II.1.3 Peranan Ekonomis Pasar Derivatif Ada tiga fungsi dan manfaat ekonomi dari pasar berjangka yaitu : a. Risk transfer Salah satu fungsi ekonomis derivatif terpenting adalah sebagai alat pemindahan risiko pasar (transfer of market risk) yakni pemindahan risiko akibat perubahan harga aktiva secara drastis atau perubahan harga portofolio aktiva yang tidak rasional 8

3 oleh pihak yang ingin menghindarinya (hedgers) kepada pihak yang bersedia dan mampu mengendalikannya dengan lebih baik (speculators). Derivatif memperbaiki efisiensi perekonomian dengan memungkinkan pemakai mengenal secara pasti, mengisolir, dan mengelola risiko harga dasar. b. Price discovery Maksud price discovery dalam hal ini adalah proses terjadinya harga suatu aktiva untuk harga mana seseorang bersedia membelinya dan orang lain bersedia menjual aktiva pada harga tersebut. Jika pasar berjangka (futures) digunakan secara kompetitif, harga-harga yang terjadi pada bursa berjangka dianggap dan dipertimbangkan masyarakat sebagai refleksi penawaran dan permintaan sesuatu komoditi (aktiva). c. Transaction integrity Maksudnya adalah dalam perekonomian yang hukumnya dan prasarana komersialnya belum berkembang, bursa komoditi berjangka dapat memainkan peranan penting sebagai penengah untuk menjembatani kredit sehingga merangsang bursa di dalam pembentukan harga berdasarkan pasar. Di negara yang sudah maju dan modern, banyak lembaga keuangan yang memanfaatkan bursa berjangka yang telah mapan, karena integritas kredit yang disediakan oleh clearing house yang dimiliki bursa. Jadi, kekuatan keuangan bursa sendiri menjadi pusat perhatian masyarakat keuangan internasional. Adanya bursa derivatif telah membuat transaksi keuangan lebih dipercaya. 9

4 II.1.4 Pemakai Pasar Derivatif Banyaknya dan aktifnya partisipasi para pelaku dengan tujuan yang beraneka ragam menciptakan likuiditas menyebabkan pengguna pasar derivatif pada umumnya dikelompokkan menjadi : a. Commercial users Pengguna komersial futures dan options meliputi partisipan pasar tunai (komoditi dan keuangan) yang menggunakan derivatif untuk melindungi dirinya dari risiko pasar, mengalokasikan aktivanya sehingga dapat melaksanankan strategi usahanya yang utama. b. Professional users Kelompok yang termasuk ke dalam pengguna professional (professional users) adalah meliputi perusahaan pialang (brokerage firms), perusahaan pembuat harga (market making firms) dan perusahaan yang melakukan operasi arbitras. c. Speculators Yang termasuk ke dalam kelompok speculators adalah para peserta yang aktif dalam perdagangan futures dan options untuk mendapatkan keuntungan karena adanya pergerakan harga. Kelompok ini terdiri dari pengelola dana berjangka, pelanggan besar dan kecil perusahaan efek, pedagang harta benda pada bank komersial, perusahaan efek. Seorang speculator di dalam perdagangan kontrak berjangka mempunyai satu tujuan, yaitu mendapatkan keuntungan (profit) dari keberhasilannya mengantisipasi pergerakan harga. 10

5 II.1.5 Tujuan Penggunaan Aktiva Derivatif Tujuan utama penggunaan aktiva derivatif adalah sebagai sarana pengelolaan risiko (risk management) melalui kegiatan lindung nilai (hedging). Lindung nilai adalah suatu mekanisme proteksi terhadap risiko harga. Dapat dikatakan bahwa aktivitas lindung nilai merupakan alat manajemen risiko. Di dalam praktek lindung nilai itu terkandung substitusi sementara transaksi tunai (cash transactions) dengan transaksi pasar di masa yang akan datang. Mekanisme lindung nilai terdiri dari transaksi yang berlawanan antara posisi di pasar fisik dan posisi di pasar berjangka untuk melindungi pihak yang melakukan lindung nilai dari pengaruh pergerakan harga fisik yang tidak sesuai dengan perkiraan atau perhitungan sebelumnya. Jenis lindung nilai ada dua yaitu lindung nilai jual (selling hedge) dan lindung nilai beli (buying hedge). Lindung nilai jual adalah mengambil posisi jual di pasar berjangka dengan tujuan untuk melindungi diri dari kemungkinan penurunan harga komoditi yang akan dihasilkan atau dimilikinya. Lindung nilai beli adalah mengambil posisi beli di pasar berjangka untuk melindungi naiknya harga komoditi yang dibeli di pasar fisik. II.2 Instrumen-Instrumen Investasi Derivatif Instrumen investasi dalam pasar derivatif dapat dikelompokkan menjadi : 1. Forward Contract Menurut Siahaan (2008, hal.134), definisi dari kontrak penyerahan kemudian (forward contract) adalah perjanjian antara dua pihak, dimana salah satu pihak diwajibkan menyerahkan sejumlah aktiva tertentu pada tanggal tertentu yang akan datang dan pihak lainnya wajib membayar sesuai dengan jumlah tertentu yang 11

6 dikenakan atas aktiva pada tanggal penyerahan. Sebagai kesepakatan pribadi antara dua pihak, forward contracts diatur secara khusus untuk memenuhi kebutuhan masing-masing pihak, oleh karena itu disebut sifatnya adalah private (bergantung pada pribadi kedua belah pihak). Tujuan dari kontrak adalah untuk melindungi kedua belah pihak dari fluktuasi nilai aktiva yang mungkin terjadi selama kurun waktu tertentu, yaitu sejak kontrak ditandatangani hingga penyerahan atau pembayaran dilakukan. 2. Futures contract Menurut Hull (2006), kontrak berjangka (futures contract) adalah perjanjian atau kesepakatan untuk membeli atau menjual aktiva tertentu pada saat tertentu dengan/pada harga tertentu dalam kurun waktu tertentu di masa yang akan datang. Futures contract berbeda dengan forward contract dimana dalam futures contract bentuknya sudah standard (sudah dibuat baku), telah disekuritisasi dan diperdagangkan di pasar tertentu, di tengah-tengah masyarakat. Kontrak tidak dilakukan secara pribadi oleh dua pihak, tetapi dilakukan melalui bursa yang terorganisir. 3. Options contract Kontrak opsi pada dasarnya dibedakan menjadi dua macam, yaitu: calls sebagai hak beli dan puts sebagai hak jual. Pembeli calls atau pemilik call memiliki hak membeli aktiva tertentu pada harga tertentu dan tanggal tertentu di masa yang akan datang. Sebaliknya pembeli put atau pemilik put memiliki hak menjual aktiva tertentu pada harga tertentu dan pada tanggal tertentu di masa yang akan datang. Harga dalam 12

7 kontrak disebut strike price atau exercise price, dan tanggal pada kontrak disebut maturity date. Gaya opsi ini ada dua, gaya Eropa dan gaya Amerika. Opsi Eropa dapat diexercise hanya persis pada tanggal jatuh tempo saja, sedangkan Opsi Amerika dapat diexercise kapan saja sepanjang hidup opsi atau selama opsi belum jatuh tempo maupun persis pada tanggal jatuh tempo. 4. Swaps contract Swap adalah kesepakatan antara dua pihak atau perusahaan untuk saling mempertukarkan arus kas di masa tertentu (selama kurun waktu tertentu) yang akan datang. Dalam kesepakatan ditentukan secara spesifik tanggal pembayaran tunai dan cara menghitung jumlah tunai yang akan saling dipertukarkan (dibayarkan masingmasing pihak). Biasanya didalam perhitungan telah dipertimbangkan nilai yang akan datang, tingkat bunga, kurs mata uang, dan variabel-variabel lainnya yang relevan. II.3 Futures Contract Futures contract merupakan kesepakatan membeli atau menjual aktiva tertentu pada tanggal tertentu pada harga yang telah ditetapkan di masa yang akan datang yang dilakukan pada bursa resmi melalui sistem clearinghouse. II.3.1 Mekanisme Perdagangan Di Pasar Berjangka Dalam subbab ini membahas tentang mekanisme perdagangan di pasar kontrak berjangka yang sudah dibuat baku, bagaimana transaksi dilakukan di bursa terorganisir, dengan sistem margin yang difasilitasi oleh clearinghouse. 13

8 II Spot Price Dan Futures Price Menurut Sunaryo (2007, hal.98), harga spot adalah harga untuk transaksi dengan pengiriman barang (asset) langsung. Harga futures adalah harga untuk transaksi dengan pengiriman barang (asset) pada periode mendatang. Contoh: harga USD/IDR hari ini (sekarang) Harga USD/IDR tiga bulan kemudian Pada contoh ini disebut harga spot USD/IDR dan disebut harga futures USD/IDR. II Clearinghouse Clearinghouse berperan sebagai fasilitator atau penengah di antara dua pihak yang melakukan kontrak. Pada realitasnya masing-masing pihak melakukan kontrak secara langsung kepada clearinghouse, bukan kepada pihak pembeli atau penjual. Adanya sistem clearinghouse, memungkinkan setiap pihak dengan mudah masuk dan keluar dari kontrak. Gambar II.1 Fungsi Clearinghouse Dalam Bursa Berjangka Kewajiban (obligasi) Kedua Pihak Tanpa Clearinghouse Komoditi Pembeli Penjual Uang Kewajiban (obligasi) Kedua Pihak dengan Adanya Clearinghouse Komoditi Komoditi Pembeli Clearinghouse Penjual Uang Uang Sumber : Robert W. Colb (2003): Understanding Futures Markets 14

9 Pasar menjadi sangat likuid karena clearinghouse menjamin bahwa semua perjanjian di dalam kontrak akan dihormati dan ditaati. Jadi, semua persyaratan-persyaratan kontrak berjangka (futures contract) yang telah dibuat baku, dengan tingkat likuiditas dan kepercayaan yang disediakan oleh clearinghouse, memungkinkan futures contract diperdagangkan di tengah-tengah masyarakat. II Margin Trading Pihak yang melakukan futures contract harus menyerahkan margin (sejumlah uang tunai) dan nilainya disesuaikan dengan pergerakan pasar setiap hari. Dari hari ke hari besarnya margin disesuaikan dengan pasar (mark-to-the-market). Margin dan deposito yang senantiasa disesuaikan dengan fluktuasi pasar tidak sama dengan uang muka (downpayments) di dalam pembelian aktiva tertentu yang kelak diserahkan sesuai dengan kontrak. Jadi, margin adalah semacam alat yang menjadi dasar clearinghouse melaksanakan kontrak jual beli aktiva yang telah disepakati akan dilaksanakan pada tanggal tertentu pada masa yang akan datang. Dan harga telah ditetapkan sekarang dengan pihak yang tidak perlu harus dikenal, yang dilaksanakan melalui mekanisme pasar. II Arus Kas Dalam Margin Trading Sistem margin menghubungkan pelaku pasar, para pedagang individual dengan clearinghouse. Anggota bursa dibedakan atas anggota bursa yang juga menjadi anggota clearing dan anggota bursa tetapi bukan anggota clearing. Dalam hal ini clearinghouse hanya berhubungan dengan anggota clearing. Clearinghouse mengharuskan anggotanya menyetor margin (cadangan wajib minimum) untuk menutup atau menyelesaikan semua 15

10 posisi (beli atau jual) yang akan datang, sesuai dengan posisi yang dipilih oleh anggota bursa. Aliran kas margin para penyalur (dealer) derivatif dari anggota maupun bukan anggota clearinghouse dapat dilihat seperti arus panah pada Gambar II.2. Gambar II.2 Arus Kas Margin Pedagang A (Trader A) Clearing Member Clearing House Pedagang B (Trader B) Bukan Anggota Clearing Sumber: Robert W.Colb (2003) : Understanding Futures Markets Gambar II.2 menjelaskan arus margin dari pedagang perorangan yang melakukan transaksi melalui anggota maupun bukan anggota bursa. Pedagang A berdagang melalui anggota bursa, dan mendepositokan margin kepada anggota clearing yang selanjutnya mendepositokannya kepada clearinghouse. Alternatif kedua, pedagang B berdagang melalui broker yang bukan anggota bursa. Broker B harus melakukan clearing dengan anggota clearing. Pada situasi ini, pedagang B harus mendepositokan sejumlah uang margin kepada brokernya yang menjadi anggota clearing, yang selanjutnya mendepositokan uang margin tersebut kepada clearinghouse. 16

11 II Mark-to-the-market Secara harian atau dari hari ke hari, harus diperhitungkan dan diselesaikan perubahan tunai, untung atau rugi, di dalam rekening pembeli atau penjual, karena adanya perubahan atau fluktuasi harga aktiva induk relatif dibandingkan dengan harga strike dalam kontrak. Adanya ketentuan mark-to-market memaksa kedua belah pihak harus mengakui terjadinya keuntungan dan kerugian karena fluktuasi harga aktiva induk relatif dibandingkan harga kontrak sepanjang umur kontrak, yang harus dilakukan setiap hari sebagai dasar untuk menambah ataupun menarik uang tunai dari rekening broker yang ditunjuk atau digunakan oleh investor. II Penyerahan Tunai dan Penyerahan Aktual Sebagian besar kontrak futures menghendaki penyerahan komoditas aktual seperti kualitas gandum atau sejumlah mata uang asing tertentu jika kontrak tersebut tidak dibalik sebelum jatuh tempo. Untuk komoditas pertanian, di mana kualitasnya bisa bervariasi, bursa telah menetapkan standar kualitas sebagai bagian dari kontrak futures. Pada beberapa kasus, kontrak mungkin diselesaikan dengan kualitas barang yang lebih tinggi atau lebih rendah. Dalam hal ini, digunakan premi atau diskon atas komoditas yang diserahkan untuk menyesuaikan perbedaan kualitas tersebut. Beberapa kontrak futures menghendaki penyerahan tunai (cash delivery). Misalnya, kontrak futures indeks saham di mana asset yang mendasarinya adalah indeks seperti S&P 500 atau indeks bursa saham New York. Penyerahan berupa setiap saham dalam indeks tersebut jelas tidak praktis. Oleh karena itu, kontrak tersebut meminta 17

12 penyerahan tunai dengan jumlah yang sama dengan nilai indeks yang diperoleh pada tanggal jatuh tempo kontrak. II Regulasi Di Amerika Serikat pengawasan atau regulasi bursa berjangka dilakukan oleh Commodities Futures Trading Commission (CFTC). CFTC menetapkan ketentuan modal bagi perusahaan anggota bursa berjangka, mengesahkan perdagangan kontrak baru, dan mengawasi pemeliharaan catatan perdagangan harian. Bursa berjangka juga bisa menetapkan jumlah limit harga futures yang dapat berubah dari hari ke hari. Sementara di Indonesia pengawasan perdagangan aktiva derivatif khususnya komoditi adalah BAPPEBTI (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi) dan untuk derivatif keuangan seperti Indeks LQ45 dan Kontrak Opsi Saham (KOS) dilakukan oleh BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal). II Biaya Komisi Biaya untuk komisi ditentukan melalui negosiasi dan didasarkan per satu transaksi dan dibayar hanya pada saat kontrak ditandatangani. Sedangkan ketika keluar atau berhenti dari kontrak tidak ada pembayaran komisi. II Perpajakan Dikarenakan prosedur mark-to-market, pajak perdagangan berjangka adalah dihitung secara harian dan tidak dihitung pada saat kontrak dilaksanakan (ditutup). 18

13 II.3.2 Spesifikasi Futures Contract Karena transaksi dilakukan antar pihak-pihak yang saling tidak tahu lawan transaksinya, maka kontrak berjangka tidak bisa dibuat tertulis. Untuk memberi kepastian kepada semua pihak, isi kontrak berjangka harus baku (standard). Kontrak berjangka standard biasanya memuat spesifikasi : "Aset acuan" (atau dikenal dengan istilah underlying asset). Bentuknya bisa berupa satuan barel pada minyak mentah hingga suku bunga jangka pendek. "Jenis penyelesaian", baik dengan cara penyelesaian tunai maupun penyelesaian dengan cara penyerahan fisik aset acuan. "Nilai" dan unit dari aset acuan per kontrak. Ini dapat berupa nilai nosional obligasi, jumlah yang pasti dalam satuan barel dari minyak, unit dari valuta asing, nilai nosional dari deposito yang atasnya diperdagangkan suku bunga jangka pendek, dll. "Mata uang" yang dipergunakan dalam kontrak berjangka. "Peringkat" dari kemampuan penyerahan. Dalam obligasi, peringkat ini menunjukkan kemampuan pembayaran suatu obligasi. Dalam penyerahan komoditi secara fisik maka peringkat ini menunjukkan kualitas dari aset acuan serta cara dan lokasi penyerahan. Tanggal dan bulan penyerahan. Tanggal transaksi perdagangan terakhir. Rincian lainnya seperti kode komoditi, fluktuasi harga minimum yang diperkenankan. 19

14 II.3.3 Konvergensi Harga Futures Terhadap Harga Spot Berdasarkan spot-future parity theorem, dalam futures contract harga dari futures dengan harga spot akan semakin mendekati sama pada saat semakin dekat dengan tanggal jatuh tempo, dan pada akhirnya harga dari futures dengan spot akan menjadi sama, sehingga pada saat itu basis akan menjadi nol, kejadian ini sering disebut dengan gejala konvergen. (Hull, 2005, hal.24-25) Gambar II.3 Kurva Konvergensi II.4 Hedging Futures Contract Untuk Meminimalkan Risiko Menurut Weston, Copeland, dan Thomas (1995, hal.462), hedging adalah praktik memperkecil risiko posisi portofolio saat ini dengan mengambil posisi yang mengimbangi dengan aktiva yang berkorelasi dengan portofolio sekarang. 20

15 Menurut Faisal (2001, hal.8), hedging adalah tindakan sederhana yang dilakukan oleh perusahaan untuk menghindari atau mengurangi risiko kerugian akibat terjadinya transaksi bisnis. II.4.1 Risiko Basis Menurut Bodie, Kane, dan Marcus (2005, hal.479), basis merupakan selisih antara harga futures dengan harga tunai (spot price). Variasi nilai basis menunjukkan risiko yang tersisa setelah lindung nilai. Risiko ini disebut risiko basis. Risiko basis timbul karena ketidak-pastian menjelang jatuh tempo kontrak berjangka (close out). Pergerakan harga di pasar futures dengan harga spot pada dasarnya berjalan searah (pararel) walaupun pada saat tertentu posisinya bisa mengecil dan membesar. Mengecilnya selisih harga di pasar futures dengan harga di pasar fisik disebut dengan basis kuat (strong basis), sebaliknya bila selisih harga di pasar fisik dengan pasar spot membesar, keadaan ini disebut dengan basis lemah (weak basis). (John C.Hull, 2005, hal.54) Rumus menghitung basis : Basis risk = Spot price Futures price II.4.2 Mengukur Return (Imbal Hasil) Menurut Sunaryo (2007, hal.31), return adalah tingkat hasil pengembalian yang diharapkan. 21

16 Rumus menghitung imbal hasil (return) diskret: S t S r = S t 1 t 1 S t : Harga pada periode t Rumus menghitung Imbal hasil (return) kontinu: R t S = ln S t t 1 II.4.3 Mengukur Risiko (Standar Deviasi) Mengacu pada pendapat Sunaryo (2007, hal.12), risiko adalah kerugian dari kejadian yang tidak diharapkan. Ukuran risiko yang lazim adalah simpangan baku (standar deviasi). Rumus menghitung standar deviasi : σ = 2 Σx i n 1 2 ( Σx i ) n( n 1) II.4.4 Koefisien Korelasi Menurut Supranto (2000, hal.152), koefisien korelasi ( ρ ) adalah suatu nilai yang mengukur kuat atau tidaknya hubungan antara variabel X dan variabel Y. Nilai koefisien korelasi ini paling sedikit -1 dan paling besar 1. Nilai ρ dapat dinyatakan sebagai berikut : -1 ρ 1, artinya : jika ρ = 1, hubungan X dan Y sempurna dan positif (mendekati 1, yaitu hubungan sangat kuat dan positif). 22

17 Jika ρ = -1, hubungan X dan Y sempurna dan negatif (mendekati -1, yaitu hubungan sangat kuat dan negatif). Jika ρ = 0, hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan. Menurut Aczel (2002, hal ), korelasi dengan nilai di bawah 0,30 mempunyai hubungan yang lemah. Korelasi dengan nilai 0,30 hingga 0,70 mempunyai hubungan sedang. Korelasi dengan nilai di atas 0,70 mempunyai hubungan kuat. Hubungan yang sangat kuat antar dua variabel dinyatakan apabila korelasi mempunyai nilai di atas 0,90. Rumus menghitung korelasi : ρ = nσx nσ x y Σx Σy i i ( Σx ) 2 nσy i 2 ( Σy ) 2 i 2 i i i i II.4.5 Hedge Ratio Menurut Hull (2005, hal.58-59), hedge ratio adalah rasio dari nilai kontrak yang dapat diambil dalam kontrak futures. Hedge ratio merupakan koefisien korelasi antara perubahan harga spot S dan harga futures F dengan standar deviasi S dan F. Rumus menghitung hedge ratio : σδs h* = ρ σδf dimana : σ S = deviasi standar S (perubahan harga spot price) 23

18 σ F = deviasi standar F (perubahan harga kontrak berjangka) ρ = koefisien korelasi antara S dan F. h* = hedge ratio II.4.6 Optimal Number of Contracts Optimal number of contracts adalah jumlah kontrak optimal yang sebaiknya diambil investor dalam rangka hedging. (Hull, 2006, hal.58-60) Menurut Weston, Copeland, dan Thomas (1995, hal.464), jumlah optimal kontrak futures tergantung pada tiga hal : 1. Nilai aktiva dan harga kontrak futures, 2. Korelasi antara kontrak futures dan aktiva berisiko, 3. Deviasi standar aktiva berisiko dan kontrak futures. Rumus menghitung optimal number of contracts : h * N N * = Q F A Keterangan : N A : Jumlah asset yang dihedging Q F : Jumlah dari satu futures kontrak N* : Kontrak optimal yang dapat dihedging 24

19 II.4.7 Value at Risk (VaR) Menurut Hull (2005, hal.385), VaR menunjukan sebuah angka tunggal yang mentotalkan seluruh risiko yang ada dalam portofolio. Perhitungan VaR akan membuat suatu kesimpulan yang mudah untuk dimengerti, dengan pola hasil sebagai berikut Kami yakin X persen bahwa kita tidak akan rugi lebih dari Y dollar dalam jangka waktu N hari. Rumus menghitung VaR: VAR = N x s x t x Z point Keterangan : N : jumlah asset atau portofolio s : standar deviasi dari suatu asset atau portofolio t : waktu Z point : tingkat keyakinan (confidence level), dicari dengan fungsi excel =NORMSINV (confidence level) Menurut Siahaan (2008, hal ), sebelum melakukan hedging (lindung risiko), terdapat beberapa faktor yang harus selalu diperhatikan seperti berikut: 1. Menentukan kontrak berjangka yang paling cocok digunakan sebagai instrumen lindung risiko. Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan untuk keputusan ini: a. Pilihlah instrumen lindung risiko yang pergerakan harga sekuritas induk mempunyai korelasi dengan komoditi yang akan dilindungi dari risiko harga. 25

20 b. Pilih banyaknya (jumlah) kontrak yang paling mungkin, terbagi habis dengan jumlah komoditi yang di-hedge c. Pilihlah kontrak berjangka yang tanggal settlementnya mendekati waktu yang dibutuhkan untuk lindung risiko/lindung nilai. Pergerakan harga kontrak berjangka harus paralel dengan pergerakan harga komoditi induk dalam waktu singkat. d. Pilihlah instrumen lindung nilai yang likuid. 2. Menentukan hedge rasio yang tepat. Rasio ini akan menentukan berapa persisnya unit kontrak komoditi yang digunakan sebagai alat lindung nilai yang harus dijual per komoditi agar lindung nilai sempurna. 3. Menentukan target price (harga yang ditargetkan) dan efektivitas lindung risiko: a. Estimasi berapa besar deviasi yang terjadi antara target price dari hedge secara teoritis dengan harga aktual yang terjadi. Residual hedging risk dinyatakan dengan deviasi standar. b. Estimasi potensi risiko komoditi yang di-hedge serta bandingkan dengan risiko ratarata komoditi yang tidak di-hedge. Efektivitas hedge (hedge effectivenes) adalah persentase risiko yang dapat dieliminir hedging. Contoh, jika hedge dapat menghilangkan 90% risiko memiliki/mempertahankan sesuatu komoditi, berarti lindung nilai (hedge) dinyatakan efektif 90%. II.5 Analisis Teknikal Simple Moving Average Sesuai dengan namanya, Simple Moving Average (SMA) mencerminkan harga ratarata dari nilai pergerakan suatu komoditas di dalam rentang waktu tertentu secara 26

21 sederhana. Harga rata-rata yang paling umum digunakan adalah harga penutupan. Namun parameter ini bisa saja diganti dengan menggunakan harga pembukaan, harga tertinggi dan lain-lain. Rentang waktu yang dimaksud juga bisa bervariasi sesuai dengan setting yang ditentukan oleh trader sendiri. Namun yang paling umum digunakan adalah antara 10,20,25,30,50, 100 dan 200 hari. Semakin singkat periode waktu yang digunakan maka akan menghasilkan sinyal yang semakin sensitif. Rumus perhitungan pada SMA-5 adalah: Harga hari pertama s/d kesepuluh= hl, h2, h3, h4, h5 SMA = hl + h2+ h3+ h4+h5 5 SMA (n)day = harga rata-rata dari harga (n) hari sebelumnya Berikut adalah contoh perhitungan 5-day SMA yang menjumlahkan Harga Penutupan selama 5-hari terakhir, dan kemudian hasilnya dibagi 5 untuk mendapatkan nilai SMA = : 5 = 12 Nilai-nilai perhitungan tersebut ditampilkan menjadi sebuah "garis dalam charts yang dapat memberikan sinyal kepada traders. Sinyal tersebut bisa berupa sinyal beli ataupun sinyal jual tergantung pada pergerakan harga komoditas yang melintasi garis SMA tersebut. 27

22 Bila harga bergerak dari bawah memotong ke atas garis SMA maka menghasilkan sinyal beli. Sebaliknya bila harga bergerak dari atas memotong ke bawah garis SMA maka menghasilkan sinyal jual. Moving Averages dinyatakan telah tertembus (valid break) bila harga penutupan telah berada di luar garis MA. Dalam kategori sebagai trend following indicators, bila harga komoditas sedang uptrend maka garis MA akan membayangi dari bawah, bila harga sedang downtrend maka garis MA akan membayangi dari atas. Manfaat dari SMA (Simple Moving Average) antara lain: - Menentukan trend, support dan resistance. - Menandakan sinyal bullish dan sinyal bearish. - Sebagai filter pada pergerakan harga/ indikator lain. DOUBLE CROSSOVER MOVING AVERAGES Garis MA dengan periode yang lebih pendek akan "menempel" lebih dekat kepada harga komoditas atau dikatakan lebih sensitif. Hal ini ada sisi negatif dan positifnya. Dari sisi positifnya garis MA ini akan lebih cepat mengirimkan sebuah sinyal kepada traders, namun di sisi negatif kadang terjadi perpotongan yang terlalu sering menghasilkan bad signals (whipsaws). Sedangkan MA dengan periode yang panjang mempunyai kinerja yang lebih baik pada saat sedang memiliki trend (trending), namun konsekuensi dari sinyal yang "terlambat" pada MA periode panjang ini dapat membuat traders kehilangan sebagian profit yang semestinya sudah diperoleh. 28

23 Jadi dapat disimpulkan bahwa periode yang lebih panjang akan berkinerja lebih baik bila trend terus berlanjut, tetapi periode yang lebih pendek berkinerja lebih baik bila trend tersebut akan reversal. Karena kelemahan yang ditemukan dalam MA ini, sebagian dari kalangan traders menggunakan kombinasi dua garis MA sekaligus untuk saling konfirmasi atau memperkuat sinyal. Metode ini disebut Double Crossover Method. Terdapat beberapa kombinasi yang paling umum digunakan, yaitu kombinasi MA-10 dengan MA-50 untuk perdagangan saham short-term, dan kombinasi MA-5 dengan MA- 20 untuk futures traders yang biasanya memiliki time horizon lebih pendek lagi. Kombinasi MA-20 dengan MA-50 untuk medium-term, sedangkan kombinasi MA-50 dengan MA-200 sering digunakan untuk time horizon yang lebih long-term. Cara membaca sinyal pada metode Double Crossover ini sangat mudah, yaitu dengan memperhatikan perpotongan yang terjadi di antara kedua garis MA tersebut. Bila garis MA periode pendek "memotong ke atas" garis MA yang memiliki periode lebih panjang maka akan memberikan sinyal bullish, atau sering disebut dengan istilah Golden cross. Sebaliknya bila garis MA periode pendek tersebut "memotong ke bawah" garis MA yang memiliki periode lebih panjang, maka disebut sebagai sinyal bearish atau Death Cross. 29

PERTEMUAN 14 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING

PERTEMUAN 14 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING PERTEMUAN 14 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Mahasiswa dapat menjelaskan masalah-masalah yang timbul akibat nilai kurs mata uang yang menyatakan hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan bebas. Perdagangan bebas merupakan suatu kegiatan jual beli produk antar negara tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. investor menggunakan sekuritas derivatif. Transaksi derivatif merupakan salah satu

BAB II LANDASAN TEORI. investor menggunakan sekuritas derivatif. Transaksi derivatif merupakan salah satu BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Derivatif Untuk mengantisipasi kerugian yang besar di masa yang akan datang, biasanya investor menggunakan sekuritas derivatif. Transaksi derivatif merupakan salah

Lebih terperinci

MATERI 12 SEKURITAS DERIVATIF: OPSI

MATERI 12 SEKURITAS DERIVATIF: OPSI MATERI 12 SEKURITAS DERIVATIF: OPSI Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW 1/65 Pengertian opsi Mekanisme perdagangan opsi. Karakteristik keuntungan dan kerugian opsi. Strategi perdagangan opsi.

Lebih terperinci

MATERI 12 SEKURITAS DERIVATIF: OPSI. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

MATERI 12 SEKURITAS DERIVATIF: OPSI. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. MATERI 12 SEKURITAS DERIVATIF: OPSI Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW 1/65 Pengertian opsi Mekanisme perdagangan opsi. Karakteristik keuntungan dan kerugian opsi. Strategi perdagangan opsi.

Lebih terperinci

OVERVIEW PENGERTIAN OPSI PENGERTIAN OPSI TERMINOLOGI OPSI TERMINOLOGI OPSI 10/16/2015

OVERVIEW PENGERTIAN OPSI PENGERTIAN OPSI TERMINOLOGI OPSI TERMINOLOGI OPSI 10/16/2015 1/16/215 OVERVIEW 1/65 Pengertian opsi Mekanisme perdagangan opsi. Karakteristik keuntungan dan kerugian opsi. Strategi perdagangan opsi. Penilaian opsi. PENGERTIAN OPSI 2/65 Opsi adalah suatu perjanjian/kontrak

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 13.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 13. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 13 OPSI VERSUS FUTURES Kontrak berjangka (futures) merupakan salah satu bentuk sekuritas derivatif. Perbedaan mendasar karakteristik kontrak futures dari opsi,adalah

Lebih terperinci

Matakuliah : F 0344 / PASAR UANG DAN PASAR MODAL Tahun : Semester Genap 2004 / 2005 Versi : 0 / 0. Pertemuan 15 CORPORATE ACTION

Matakuliah : F 0344 / PASAR UANG DAN PASAR MODAL Tahun : Semester Genap 2004 / 2005 Versi : 0 / 0. Pertemuan 15 CORPORATE ACTION Matakuliah : F 0344 / PASAR UANG DAN PASAR MODAL Tahun : Semester Genap 2004 / 2005 Versi : 0 / 0 Pertemuan 15 CORPORATE ACTION 1 Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. dapat diduga sebelumnya. Risiko dapat dibedakan menjadi risiko murni dan risiko

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. dapat diduga sebelumnya. Risiko dapat dibedakan menjadi risiko murni dan risiko BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Manajemen Resiko Risiko merupakan kerugian yang diakibatkan oleh sebuah kejadian yang tidak dapat diduga sebelumnya. Risiko dapat dibedakan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PERDAGANGAN KONTRAK BERJANGKA LOGAM MULIA PADA PERIODE OKTOBER DESEMBER 2009

ANALISIS KINERJA PERDAGANGAN KONTRAK BERJANGKA LOGAM MULIA PADA PERIODE OKTOBER DESEMBER 2009 ANALISIS KINERJA PERDAGANGAN KONTRAK BERJANGKA LOGAM MULIA PADA PERIODE OKTOBER 2009 - DESEMBER 2009 Mohamad Heykal 1 ; Erlin 2 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Bina Nusantara University

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu keuntungan. Perdagangan bebas dan ilmu teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu keuntungan. Perdagangan bebas dan ilmu teknologi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dewasa ini investasi adalah cara untuk menjaga kekayaan dan menghasilkan suatu keuntungan. Perdagangan bebas dan ilmu teknologi yang serba canggih, membuka peluang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya perdagangan bebas dan teknologi yang serba canggih. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya perdagangan bebas dan teknologi yang serba canggih. Hal tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini investasi adalah cara untuk menjaga kekayaan yang dimiliki dan menghasilkan keuntungan. Salah satu ciri dari era globalisasi saat ini yaitu dengan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaku binis mengenai currency (mata uang) yang akan dipakai dalam kontrak

BAB I PENDAHULUAN. pelaku binis mengenai currency (mata uang) yang akan dipakai dalam kontrak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perdagangan antar negara pada umumnya menimbulkan pilihan bagi pelaku binis mengenai currency (mata uang) yang akan dipakai dalam kontrak dagang yang akan dilakukan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi, turunnya nilai kurs dan indeks harga saham gabungan dari bursa luar

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi, turunnya nilai kurs dan indeks harga saham gabungan dari bursa luar BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pasar uang dan pasar modal bergejolak drastis pada tahun 2008-2009 pasca kasus subprime mortgage yang melanda Amerika Serikat. Hal ini disebabkan oleh dampak krisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia juga mengalami peningkatan. Bertambahnya aset dan modal yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia juga mengalami peningkatan. Bertambahnya aset dan modal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang makin berkembang telah membuka peluang dalam dunia bisnis semakin lebar dan luas. Aset dan modal yang dimiliki perusahaan di Indonesia juga mengalami

Lebih terperinci

ANALISIS DAN SIMULASI LINDUNG NILAI PEMBELIAN KONTRAK BERJANGKA LIGHT SWEET CRUDE OIL DI NYMEX SKRIPSI. Oleh TRISNAWATI MAITREYA

ANALISIS DAN SIMULASI LINDUNG NILAI PEMBELIAN KONTRAK BERJANGKA LIGHT SWEET CRUDE OIL DI NYMEX SKRIPSI. Oleh TRISNAWATI MAITREYA ANALISIS DAN SIMULASI LINDUNG NILAI PEMBELIAN KONTRAK BERJANGKA LIGHT SWEET CRUDE OIL DI NYMEX SKRIPSI Oleh TRISNAWATI MAITREYA 0900819545 Universitas Bina Nusantara Jakarta 2009 ANALISIS DAN SIMULASI

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Mean Reversion, Musiman, Kontrak Opsi Tipe Eropa, Black-scholes

ABSTRAK. Kata kunci: Mean Reversion, Musiman, Kontrak Opsi Tipe Eropa, Black-scholes Judul : Aplikasi Model Mean Reversion dengan Musiman dalam Menentukan Nilai Kontrak Opsi Tipe Eropa Pada Harga Komoditas Kakao Nama : Ida Ayu Putu Candra Dewi Pembimbing : 1. Ir. Komang Dharmawan, M.Math.,

Lebih terperinci

Manajemen Portofolio dan Analisis Investasi

Manajemen Portofolio dan Analisis Investasi Manajemen Portofolio dan Analisis Investasi BANDI Maksi, MM FE UNS Bandi, 2010 FE UNS 1 DERIVATIF (Idx.co.id) Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Bandi, 2010 FE UNS 2 PENDAHULUAN Definisi Efek turunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Secara garis besar,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hull (2008: 45) menyebutkan bahwa lindung nilai yang sempurna adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hull (2008: 45) menyebutkan bahwa lindung nilai yang sempurna adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Hedging atau Lindung Nilai Hull (2008: 45) menyebutkan bahwa lindung nilai yang sempurna adalah dengan mengeleminasi semua risiko, namun perfect hedging

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. meminimalkan kerugian yang diakibatkan oleh peristiwa peristiwa tersebut

BAB II KAJIAN PUSTAKA. meminimalkan kerugian yang diakibatkan oleh peristiwa peristiwa tersebut BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Risiko Manajemen risiko dalam bisnis melibatkan pengidentifikasian peristiwa peristiwa yang dapat memberikan konsekuensi keuangan yang merugikan dan kemudian mengambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. arus perdagangan barang maupun uang serta modal antar negara. Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. arus perdagangan barang maupun uang serta modal antar negara. Globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi internasional yang semakin pesat pasca pemulihan krisis ekonomi global pada Tahun 2008, mengakibatkan peningkatan arus perdagangan barang maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Dalam era persaingan global setiap negara ingin bersaing secara internasional, sehingga dalam hal ini kebijakan yang berbeda diterapkan untuk memfasilitasi investor

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. (Madura, 2012:211). Hedging didefinisikan sebagai tindakan untuk membatasi risiko

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. (Madura, 2012:211). Hedging didefinisikan sebagai tindakan untuk membatasi risiko BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 1) Landasan Teori 2.1.1 Hedging Hedging adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh suatu perusahaan multinasional untuk melindungi perusahaan dari eksposur terhadap valuta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dunia telah dikagetkan dengan sebuah fenomena baru pada kurun waktu

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dunia telah dikagetkan dengan sebuah fenomena baru pada kurun waktu BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Masyarakat dunia telah dikagetkan dengan sebuah fenomena baru pada kurun waktu yang sangat singkat dalam setahun terakhir ini yaitu pergerakan harga minyak

Lebih terperinci

Bab 10 Pasar Keuangan

Bab 10 Pasar Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 133 Bab 10 Pasar Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai pasar keuangan, tujuan pasar keuangan, lembaga keuangan. D alam dunia bisnis terdapat

Lebih terperinci

STIE DEWANTARA Pengelolaan Risiko Pasar

STIE DEWANTARA Pengelolaan Risiko Pasar Pengelolaan Risiko Pasar Manajemen Risiko, Sesi 7 Latar Belakang Risiko Pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan secara keseluruhan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN HEDGING, SWAPS CONTRACT DENGAN FORWARD CONTRACT UNTUK MEMINIMALISASI KERUGIAN SELISIH KURS VALAS ATAS HASIL PENJUALAN EKSPOR

ANALISIS PERBANDINGAN HEDGING, SWAPS CONTRACT DENGAN FORWARD CONTRACT UNTUK MEMINIMALISASI KERUGIAN SELISIH KURS VALAS ATAS HASIL PENJUALAN EKSPOR Journal Applied Buisiness and Economics Volume 1 Nomor 4 Juni 2015 ANALISIS PERBANDINGAN HEDGING, SWAPS CONTRACT DENGAN FORWARD CONTRACT UNTUK MEMINIMALISASI KERUGIAN SELISIH KURS VALAS ATAS HASIL PENJUALAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Opsi adalah suatu hak (bukan kewajiban) untuk pembeli opsi untuk membeli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Opsi adalah suatu hak (bukan kewajiban) untuk pembeli opsi untuk membeli BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Opsi Opsi adalah suatu hak (bukan kewajiban) untuk pembeli opsi untuk membeli atau menjual aset kepada penjual opsi pada harga tertentu dan dalam jangka waktu yang telah ditentukan

Lebih terperinci

Materi 13 FINANCIAL DERIVATIVE OPTION

Materi 13 FINANCIAL DERIVATIVE OPTION Materi 13 FINANCIAL DERIVATIVE OPTION Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OPSI PENGERTIAN OPSI - Terminologi Opsi - Mekanisme perdagangan Opsi KARAKTERISTIK KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN OPSI STRATEGI PERDAGANGAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Asuransi

TINJAUAN PUSTAKA Asuransi 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Asuransi 2.1.1 Pengertian Asuransi Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seseorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM.

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM. PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM. PENGERTIAN PASAR MODAL Bursa efek merupakan arti fisik dari pasar modal. Pada tahun 2007, Bursa Efek Jakarta

Lebih terperinci

PERNYATAAN PENGUNGKAPAN RISIKO

PERNYATAAN PENGUNGKAPAN RISIKO PERNYATAAN PENGUNGKAPAN RISIKO 1. Pendahuluan 1.1. Perdagangan komoditas dan kontrak berjangka keuangan serta opsi memiliki risiko keuangan yang cukup besar. Pernyataan di bawah ini telah disetujui oleh

Lebih terperinci

Chapter 8 FINANCIAL RISK MANAGEMENT. By MAHSINA, SE, MSI

Chapter 8 FINANCIAL RISK MANAGEMENT. By MAHSINA, SE, MSI Chapter 8 FINANCIAL RISK MANAGEMENT By MAHSINA, SE, MSI Email: sisin@suryasoft.com Mahsina_se@hotmail.com TUJUAN UTAMA MANAJEMEN RESIKO KEUANGAN Meminimalkan Potensi kerugian yang timbul dari perubahan

Lebih terperinci

: Penentuan Harga Kontrak Opsi Komoditas Emas Menggunakan. Nama : I Gede Rendiawan Adi Bratha (NIM: )

: Penentuan Harga Kontrak Opsi Komoditas Emas Menggunakan. Nama : I Gede Rendiawan Adi Bratha (NIM: ) Judul : Penentuan Harga Kontrak Opsi Komoditas Emas Menggunakan Metode Binomial Tree Nama : I Gede Rendiawan Adi Bratha (NIM: 1108405004) Pembimbing : 1. Ir. Komang Dharmawan, M.Math.,Ph.D 2. Dra. Ni Luh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Rosita (2010) pada periode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Rosita (2010) pada periode BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Rosita (2010) pada periode penelitian 2007-2009 dengan objek penelitian Indeks LQ45. Kesimpulan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. RM Satwika Putra Jiwandhana dan Nyoman Triartyati (2016)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. RM Satwika Putra Jiwandhana dan Nyoman Triartyati (2016) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan pada penelitian ini merujuk pada beberapa penelitian terdahulu berikut ini beberapa persamaan dan perbedaan yang mendukung penelitian ini : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan investasi ditunjukkan dengan munculnya berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan investasi ditunjukkan dengan munculnya berbagai macam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada bidang keuangan, investasi sudah berkembang sangat pesat. Perkembangan investasi ditunjukkan dengan munculnya berbagai macam alternatif instrumen investasi yang

Lebih terperinci

III. PEMBAHASAN. Payoff Opsi Put ( p) Payoff Opsi Call ( c)

III. PEMBAHASAN. Payoff Opsi Put ( p) Payoff Opsi Call ( c) 5 K S. Untuk kondisi ini opsi tidak mempunyai nilai pada saat jatuh tempo. Jadi nilai opsi call pada saat jatuh tempo dapat dituliskan sebagai suatu payoff atau penerimaan bagi pemegang kontrak sebagai

Lebih terperinci

MATERI 2 PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

MATERI 2 PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. MATERI 2 PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW 1/52 Sekuritas di pasar ekuitas. Sekuritas di pasar obligasi. Sekuritas di pasar derivatif. Reksa dana. Penghitungan

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL MATERI 2 PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW 1/52 Sekuritas di pasar ekuitas. Sekuritas di pasar obligasi. Sekuritas di pasar derivatif. Reksa dana. Penghitungan

Lebih terperinci

MATERI 9 OPSI OPSI. - Mekanisme perdagangan Opsi KARAKTERISTIK KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN

MATERI 9 OPSI OPSI. - Mekanisme perdagangan Opsi KARAKTERISTIK KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PENGERTIAN OPSI - Terminologi Opsi MATERI 9 OPSI - Mekanisme perdagangan Opsi KARAKTERISTIK KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN OPSI STRATEGI PERDAGANGAN OPSI PENILAIAN OPSI CONTOH DAN PENJELASAN QUOTATIONS OPSI 1

Lebih terperinci

Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL

Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL Kompetensi Dasar Mahasiswa dapat memahami konsep dasar investasi, lingkungan investasi, dan peranan pasar modal terhadap investor dan perusahaan yang saling

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jika kita amati, pada umumnya masyarakat menengah keatas menyimpan sebagian pendapatannya secara periodik atau bahkan telah memiliki akumulasi pendapatan, diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Instrumen derivatif di Indonesia saat ini sudah semakin banyak diminati serta dimanfaatkan penggunaannya oleh banyak perusahaan dan investor. Namun, krisis keuangan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEKNIK HEDGING KONTRAK OPSI SAHAM UNTUK MEMINIMALKAN RISIKO KERUGIAN AKIBAT FLUKTUASI

PENGGUNAAN TEKNIK HEDGING KONTRAK OPSI SAHAM UNTUK MEMINIMALKAN RISIKO KERUGIAN AKIBAT FLUKTUASI PENGGUNAAN TEKNIK HEDGING KONTRAK OPSI SAHAM UNTUK MEMINIMALKAN RISIKO KERUGIAN AKIBAT FLUKTUASI HARGA SAHAM (Studi Pada Saham PT. Astra Internasional,Tbk.) Rizka Devi Agustin Siti Ragil Handayani Raden

Lebih terperinci

derive from) nilai aset yang menjadi dasarnya (underlying asset).

derive from) nilai aset yang menjadi dasarnya (underlying asset). XXIV. Instrumen Kuangan Derivatif 1. Pendahuluan Instrumen keuangan derivatif bisa diartikan sebagai instrumen keuangan yang nilainya tergantung dari (diturunkan, derive from) nilai aset yang menjadi dasarnya

Lebih terperinci

2. Pasar Perdana. A. Proses Perdagangan pada Pasar Perdana

2. Pasar Perdana. A. Proses Perdagangan pada Pasar Perdana B. Pasar Sekunder adalah pasar di mana efek-efek yang telah dicatatkan di Bursa diperjual-belikan. Pasar Sekunder memberikan kesempatan kepada para investor untuk membeli atau menjual efek-efek yang tercatat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsumsi penggunaan BBM (bahan bakar minyak) di Indonesia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsumsi penggunaan BBM (bahan bakar minyak) di Indonesia yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumsi penggunaan BBM (bahan bakar minyak) di Indonesia yang sudah melebihi jumlah produksi, mengakibatkan pemerintah harus mencari cara pemenuhan jumlah ketersediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi dinilai baik apabila memiliki tingkat pengembalian yang baik pada tingkat

BAB I PENDAHULUAN. investasi dinilai baik apabila memiliki tingkat pengembalian yang baik pada tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Risiko dan Pengembalian (Return) dari sebuah investasi adalah 2 indikator yang paling umum digunakan dalam mengukur kinerja dari sebuah investasi. Sebuah investasi

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan Internasional

Manajemen Keuangan Internasional Modul ke: Manajemen Keuangan Internasional Derivatif Valuta Asing Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Kontrak Forward Valas

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Langkah awal dalam menganalisis suatu risiko adalah dengan melakukan identifikasi pada risiko dan sumber risiko yang dihadapi oleh suatu perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Pada bagian ini akan diuraikan beberapa definisi dan teori penunjang yang akan digunakan di dalam pembahasan.

II. LANDASAN TEORI. Pada bagian ini akan diuraikan beberapa definisi dan teori penunjang yang akan digunakan di dalam pembahasan. II. LANDASAN TEORI Pada bagian ini akan diuraikan beberapa definisi dan teori penunjang yang akan digunakan di dalam pembahasan. 2.1 Istilah Ekonomi dan Keuangan Definisi 1 (Investasi) Dalam keuangan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Salah satu instrumen derivatif yang mempunyai potensi untuk dikembangkan adalah opsi. Opsi adalah suatu kontrak antara dua pihak, salah satu pihak (sebagai pembeli) mempunyai hak

Lebih terperinci

TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN METODE STANDAR DALAM PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK UMUM DENGAN MEMPERHITUNGKAN RISIKO PASAR

TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN METODE STANDAR DALAM PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK UMUM DENGAN MEMPERHITUNGKAN RISIKO PASAR LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 38 /SEOJK.03/2016 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN METODE STANDAR DALAM PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK UMUM DENGAN MEMPERHITUNGKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133),

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi perekenomian yang tidak stabil dan sulit diprediksi sangat berpengaruh terhadap perkembangan dunia bisnis dewasa ini. Kondisi tersebut bisa menyebabkan penurunan

Lebih terperinci

Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing

Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing Perbedaan pasar uang dan pasar modal yaitu: 1. Instrumen yang diperjualbelikan pasar modal yang diperjualbelikan adalah adalah surat-surat berharga jangka panjang seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak pasti. Beragam jenis investasi kini banyak ditawarkan, dari yang paling

BAB I PENDAHULUAN. tidak pasti. Beragam jenis investasi kini banyak ditawarkan, dari yang paling BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Setiap orang membutuhkan investasi sebagai penjamin masa depan yang tidak pasti. Beragam jenis investasi kini banyak ditawarkan, dari yang paling sederhana berupa

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA KONTRAK OPSI KOMODITAS EMAS MENGGUNAKAN METODE POHON BINOMIAL

PENENTUAN HARGA KONTRAK OPSI KOMODITAS EMAS MENGGUNAKAN METODE POHON BINOMIAL E-Jurnal Matematika Vol 6 (2), Mei 2017, pp 99-105 ISSN: 2303-1751 PENENTUAN HARGA KONTRAK OPSI KOMODITAS EMAS MENGGUNAKAN METODE POHON BINOMIAL I Gede Rendiawan Adi Bratha 1, Komang Dharmawan 2, Ni Luh

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 18 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Pasar modal merupakan wahana pengalokasian dana secara efisien. Oleh karena itu investor dapat melakukan investasi pada beberapa perusahaan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (sumber: goldprice.org)

BAB I PENDAHULUAN. (sumber: goldprice.org) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam bursa berjangka, sejumlah komoditas diperjualbelikan dengan harga tertentu yang penyerahannya dilakukan pada saat yang akan datang. Komoditas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Apa Itu Derivatif? Sekuritas derivatif adalah suatu instrumen keuangan yang nilainya tergantung kepada nilai suatu aset yang mendasarinya (Hull, 2002, hal 460). Derivatif sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Bersambung)

BAB I PENDAHULUAN. (Bersambung) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan sebuah wadah untuk para pelaku pasar modal di Indonesia untuk dapat bertransaksi di dalam pasar modal, dimana BEI

Lebih terperinci

2. LANDASAN TEORI. Pada dasarnya, pasar modal ( capital market ) merupakan pasar untuk

2. LANDASAN TEORI. Pada dasarnya, pasar modal ( capital market ) merupakan pasar untuk 2. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pasar Modal Dan Surat Berharga Pada dasarnya, pasar modal ( capital market ) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pasif dan investor aktif. Investor pasif menganggap bahwa pasar modal adalah

I. PENDAHULUAN. pasif dan investor aktif. Investor pasif menganggap bahwa pasar modal adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi dapat dilakukan oleh perorangan atau perusahaan yang kelebihan dana. Berdasarkan pengambilan keputusan, investor dibagi menjadi dua yaitu investor pasif dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut akan dapat memberikan manfaat bagi para investor, pelaku usaha, dan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut akan dapat memberikan manfaat bagi para investor, pelaku usaha, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar komoditi dan pasar keuangan merupakan jenis pasar yang memiliki pengaruh besar dalam menjaga stabilitas perekonomian suatu negara. Kedua pasar tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di Indonesia memiliki peran penting bagi. berkembangnya perekonomian, karena para investor dan perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di Indonesia memiliki peran penting bagi. berkembangnya perekonomian, karena para investor dan perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan pasar modal di Indonesia memiliki peran penting bagi berkembangnya perekonomian, karena para investor dan perusahaan, keduanya sama-sama memerlukan

Lebih terperinci

VALUASI COMPOUND OPTION PUT ON PUT TIPE EROPA SKRIPSI. Disusun oleh YULIA AGNIS SUTARNO JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

VALUASI COMPOUND OPTION PUT ON PUT TIPE EROPA SKRIPSI. Disusun oleh YULIA AGNIS SUTARNO JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA VALUASI COMPOUND OPTION PUT ON PUT TIPE EROPA SKRIPSI Disusun oleh YULIA AGNIS SUTARNO 24010210110009 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2014 VALUASI COMPOUND

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA OPSI TIPE EROPA DENGAN METODE BINOMIAL

PENENTUAN HARGA OPSI TIPE EROPA DENGAN METODE BINOMIAL Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 07, No. 2 (2018), hal 127 134. PENENTUAN HARGA OPSI TIPE EROPA DENGAN METODE BINOMIAL Syarifah Nadia, Evy Sulistianingsih, Nurfitri Imro ah INTISARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sektor Properti Sektor properti merupakan sektor yang rentan terhadap perubahan dalam perekonomian, sebab sektor properti menjual produk yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Instrumen Keuangan Derivatif 2.1.1 Pengertian Instrumen Keuangan Derivatif Pada jaman sekarang ini perusahaan menghadapi berbagai jenis risiko pasar. Risiko ini timbul karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan domestik juga memiliki hubungan perdagangan dengan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan domestik juga memiliki hubungan perdagangan dengan perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi perusahaan selain memiliki hubungan perdagangan dengan perusahaan domestik juga memiliki hubungan perdagangan dengan perusahaan asing yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu tempat bagi suatu perusahaan untuk memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal menjadi alternatif bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Fungsi

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah tempat bagi perusahaan untuk mengumpulkan modal dengan cara menawarkan sahamnya kepada masyarakat maupun publik. Keterlibatan masyarakat

Lebih terperinci

CAKUPAN PEMBAHASAN OPSI VERSUS FUTURES OPSI VERSUS FUTURES 10/16/2015

CAKUPAN PEMBAHASAN OPSI VERSUS FUTURES OPSI VERSUS FUTURES 10/16/2015 CAKUPAN PEMBAHASAN Opsi versus kontrak berjangka(futures) Pengertian futures Sejarah dan prinsip dalam futures Bursa kontrak futures Manfaat kontrak futures Aliran kas dalam futures Penilaian futures Kontrak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim, 2005:4). Untuk melakukan

Lebih terperinci

Mengetahui tujuan dan sumber finansial Anda. Siapa saja yang melakukan perdagangan berjangka dan mengapa?

Mengetahui tujuan dan sumber finansial Anda. Siapa saja yang melakukan perdagangan berjangka dan mengapa? Bagi para investor, kegiatan perdagangan berjangka komoditi, yang selanjutnya disebut perdagangan berjangka, dapat dijadikan pilihan investasi yang cukup menarik, karena adanya faktor leverage. Leverage

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi

I. PENDAHULUAN. bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat telah mengubah pola pikir masyarakat di bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi dapat dilakukan baik

Lebih terperinci

MATEMATIKA KEUANGAN PENDAHULUAN. Julan HERNADI. Semester Genap 2012/2013. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo

MATEMATIKA KEUANGAN PENDAHULUAN. Julan HERNADI. Semester Genap 2012/2013. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo MATEMATIKA KEUANGAN PENDAHULUAN 1 Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo Semester Genap 2012/2013 SIMULASI INVESTASI Kebutuhan pokok plus mencakup: sandang, pangan,

Lebih terperinci

BAB III SISTEM BURSA BERJANGKA

BAB III SISTEM BURSA BERJANGKA BAB III SISTEM BURSA BERJANGKA 3.1. STRATEGI & ILUSTRASI LINDUNG NILAI Secara umum langkah-langkah yang sangat diperlukan para pengusaha untuk menyusun strategi dalam melakukan lindung-nilai (hedging)

Lebih terperinci

MOJAKOE SPA FEB MOdul JAwaban KOEliah. Investasi dan Pasar Modal. Official Partners: UAS Semester Ganjil 2014/2015

MOJAKOE SPA FEB MOdul JAwaban KOEliah. Investasi dan Pasar Modal. Official Partners: UAS Semester Ganjil 2014/2015 MOJAKOE MOdul JAwaban KOEliah Investasi dan Pasar Modal UAS Semester Ganjil 214/215 @spafebui SPA FEB UI. Official partners: Official Partners: Official Media media Partner: partner: 1 2 3 4 5 JAWABAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI 1 I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Perusahaan merupakan salah satu bagian penting dari sektor perekonomian suatu negara Apabila kondisi perekonomian suatu negara sedang membaik dan diikuti dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini memberikan penjelasan mengenai latar belakang yang. membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini memberikan penjelasan mengenai latar belakang yang. membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian yang telah BAB I PENDAHULUAN Bab ini memberikan penjelasan mengenai latar belakang yang membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Selanjutnya, bab ini menguraikan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7 / 36 / PBI / 2005 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7 / 36 / PBI / 2005 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7 / 36 / PBI / 2005 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Bank Indonesia mempunyai tugas menetapkan dan melaksanakan kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Harga komoditi Crude Palm Oil (CPO) ditentukan oleh kekuatan supply dan

BAB I PENDAHULUAN. Harga komoditi Crude Palm Oil (CPO) ditentukan oleh kekuatan supply dan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Harga komoditi Crude Palm Oil (CPO) ditentukan oleh kekuatan supply dan demand pasar dunia, harga ini memiliki resiko berubah seiring dengan tekanan kekuatan pasar.

Lebih terperinci

PRODUK PASAR MODAL. 1. SAHAM Surat bukti pemilikan modal pada suatu perusahaan

PRODUK PASAR MODAL. 1. SAHAM Surat bukti pemilikan modal pada suatu perusahaan PASAR MODAL PASAR MODAL Pasar Modal (Capital Market) adalah pasar yang mempertemukan penjual dana dan pembeli dana jangka panjang baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri PRODUK PASAR MODAL 1. SAHAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari semakin banyaknya transaksi bisnis antara pihak-pihak yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. dari semakin banyaknya transaksi bisnis antara pihak-pihak yang berasal dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional atau dikenal dengan perdagangan antar negara, saat ini telah berkembang dengan pesat. Perkembangan tersebut dapat kita ketahui dari semakin

Lebih terperinci

INSTRUMEN DERIVATIF: PENGENALAN DALAM STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN

INSTRUMEN DERIVATIF: PENGENALAN DALAM STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN Instrumen Derivatif: Pengenalan Dalam Strategi Manajemen Risiko Perusahaan (Lisa Linawati Utomo) 53 INSTRUMEN DERIVATIF: PENGENALAN DALAM STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN Lisa Linawati Utomo Dosen

Lebih terperinci

STRUCTURED PRODUCT. Structured Product alt.indd 1 18/08/ :11:29

STRUCTURED PRODUCT. Structured Product alt.indd 1 18/08/ :11:29 STRUCTURED PRODUCT Structured Product alt.indd 1 18/08/2009 14:11:29 ii Aneka Info Structured Product TABLE OF CONTENTS DEFINISI STRUCTURED PRODUCT BENTUK STRUCTURED PRODUCT PENERBIT STRUCTURED PRODUCT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kondisi perekonomian dalam aktivitas-aktivitas ekonomi, membuat negara ini

BAB 1 PENDAHULUAN. kondisi perekonomian dalam aktivitas-aktivitas ekonomi, membuat negara ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi di Indonesia saat ini, perkembangan situasi dan kondisi perekonomian dalam aktivitas-aktivitas ekonomi, membuat negara ini mengalami keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia keuangan, dikenal adanya pasar keuangan (financial market)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia keuangan, dikenal adanya pasar keuangan (financial market) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia keuangan, dikenal adanya pasar keuangan (financial market) yang terdiri atas pasar uang ( money market) dan pasar modal ( capital market). Pada pasar

Lebih terperinci

KAJIAN TENTANG PRODUK INVESTASI DERIVATIF DI INDONESIA. Ferikawita M. Sembiring ABSTRAK

KAJIAN TENTANG PRODUK INVESTASI DERIVATIF DI INDONESIA. Ferikawita M. Sembiring ABSTRAK Kajian Tentang Produk Investasi Derivatif Di Indonesia KAJIAN TENTANG PRODUK INVESTASI DERIVATIF DI INDONESIA Ferikawita M. Sembiring ABSTRAK Produk investasi derivatif merupakan instrumen investasi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya bagi para pelaku ekonomi. Dewasa ini pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan beberapa teori dasar yang digunakan untuk menetapkan harga premi pada polis partisipasi asuransi jiwa endowmen yang terdapat opsi surrender dalam kontraknya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meskipun sejak tahun 2008 perekonomian dunia sedang mengalami perlambatan dikarenakan krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat dan negara-negara di kawasan

Lebih terperinci

ANALISIS KORELASI HARGA KONTRAK DAN HARGA SPOT KONTRAK BERJANGKA CRUDE PALM OIL PADA KUALA LUMPUR STOCK EXCHANGE ABSTRAK

ANALISIS KORELASI HARGA KONTRAK DAN HARGA SPOT KONTRAK BERJANGKA CRUDE PALM OIL PADA KUALA LUMPUR STOCK EXCHANGE ABSTRAK ANALISIS KORELASI HARGA KONTRAK DAN HARGA SPOT KONTRAK BERJANGKA CRUDE PALM OIL PADA KUALA LUMPUR STOCK EXCHANGE ABSTRAK Derivatif merupakan salah satu cara untuk mengurangi risiko dari investasi. Salah

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO

KEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO 1. Risiko Keuangan Dalam menjalankan usahanya Perseroan menghadapi risiko yang dapat mempengaruhi hasil usaha Perseroan apabila tidak di antisipasi dan dipersiapkan penanganannya dengan baik. Kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor ekonomi pada sebuah negara. Hal tersebut di dukung oleh peranan pasar modal yang sangat strategis

Lebih terperinci