BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Goodwill dan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 22

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Goodwill dan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 22"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Landasan Teori II.1.1 Goodwill dan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 22 Beams, et al (2009:28) mendefinisikan goodwill sebagai the excess of the investment cost over the fair value of assets received. Mengestimasi goodwill membutuhkan spekulasi, sehingga jumlah yang dapat dikapitalisasi sebagai goodwill adalah porsi yang tersisa dari harga beli setelah seluruh aset dan liabilitas baik yang tangible maupun yang intangible telah dinilai. Kesalahan dalam penilaian nilai wajar aset maupun liabilitas akan berpengaruh kepada jumlah yang dikapitalisasi sebagai goodwill. Davis, M (1992) mereferensikan goodwill sebagai the most intangible of the intangibles. Accounting Standard Committee, dalam discussion paper nya Accounting for Goodwill menjelaskan bahwa, walaupun goodwill tersebut intangible, goodwill adalah nyata dan benar-benar ada dalam bisnis perusahaan, dapat dihitung dan dibeli hanya ketika ada kejadian akuisisi perusahaan. Menurut Gynther dalam Romano (1975) mendefinisikan goodwill dengan mengformulasikan goodwill ke dalam suatu persamaan di bawah ini: Goodwill = Special skill and knowledge + high managerial ability + monopolistic situation + social and business connections + trade names + established clientele Penggolongan goodwill sebagai aset menjadi perdebatan dalam banyak pihak, akan tetapi Financial Accounting Standard Board (FASB) Concept Statement No.6 yang dikutip dari jurnal Johnson dan Petrone (1999:5) menjelaskan bahwa: Assets are probable future economic benefits obtained or controlled by a particular entity as a 10

2 result of past transactions or events [paragraph 25, footnote reference omitted). Concept statement no. 6 kemudian menjelaskan bahwa aset terdiri atas 3 karakteristik: (a) it embodies a probable future benefit that involves a capacity, singly or in combination with other assets, to contribute directly or indirectly to future net cash inflows, (b) a particular entity can obtain the benefit and control others access to it, and (c) the transaction or other event giving rise to the entity s right to or control of the benefit has already occurred. [paragraph 26] a. Future economic benefit (manfaat ekonomi masa depan) Seperti yang tertuang dalam concept statement no.6: Future economic benefit is the essence of an asset An asset has the capacity to serve the entity by being exchanged for something else of value to the entity, by being used to produce something of value to the entity, or by being used to settle its liabilities. Johnson dan Petrone (1999) menjelaskan bahwa, goodwill tidak dapat dipertukarkan dengan sesuatu yang ada nilainya kepada entitas atau digunakan untuk menyelesaikan liabilitas. Akan tetapi, goodwill dapat digunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menghasilkan nilai kepada entitas, yaitu aliran kas masuk bersih masa depan. Walaupun kekurangan kapasitas singly (satu demi satu) untuk berkontribusi secara langsung kepada perusahaan, goodwill memiliki kapasitas dalam kombinasinya dengan aset-aset yang lain untuk berkontribusi secara tidak langsung b. Control (kendali) Kendali atas goodwill ditunjukkan dengan adanya kepemilikan pihak pengakuisisi atas kepemilikan kepentingan keuangan atas entitas yang diakuisisi (acquiree) c. Past transaction or event (peristiwa atau kejadian di masa lalu) Kejadian masa lampau yang menunjukkan adanya goodwill yaitu transaksi ketika adanya pemerolehan kepentingan keuangan oleh pihak pengakuisisi, yang disebut sebagai akuisisi. 11

3 Dikutip dari penelitian Kuna et al (2005:24) ada beberapa metode subsequent measurement untuk goodwill 1. Goodwill diakui sebagai asset dengan melakukan amortisasi setiap periode. Pendukung dari metode ini menyatakan bahwa goodwill adalah aset yang memberikan manfaat ekonomi masa depan sehingga dapat dipakai sebagai sumber daya bagi perusahaan. Oleh karena itu, goodwill harus diamortisasi untuk menandingkan pendapatan yang diperoleh dan beban dari penggunaan goodwill tersebut. Akan tetapi amortisasi cenderung arbitrer (sifatnya berubah-ubah, tidak dapat merefleksikan besarnya beban yang sebenarnya). Perlakuan untuk mengamortisasi goodwill tidak dapat merefleksikan atau menyajikan jumlah goodwill yang sebenarnya. Dengan amortisasi, nilai goodwill akan berkurang setiap periode akan tetapi hal ini mungkin saja tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. 2. Goodwill diakui sebagai aset yang tidak terbatas umur manfaatnya dengan pengurangan atas nilai goodwill tersebut apabila ada kondisi yang menyebabkan penurunan nilai. Pendukung dari metode ini menyatakan bahwa nilai dari suatu aset tidak boleh dikurangi apabila tidak ada kondisi yang menunjukkan bahwa aset tersebut mengalami penurunan nilai. 3. Pada tanggal akuisisi, goodwill tidak diakui sebagai aset dan dibebankan mengurangi equity di periode akuisisi. Pendukung dari metode ini menyatakan bahwa goodwill bukan sebagai aset karena ada perbedaan karakteristik dengan aset-aset yang lain. Akan tetapi dari definisi aset di atas, goodwill memenuhi seluruh kriteria dari aset sehingga metode ini tidak dipakai dalam pengakuan goodwill. 12

4 Dari ketiga metode ini, metode yang kedua yaitu goodwill diakui sebagai aset dan diuji penurunan nilainya setiap periode adalah metode yang paling tepat untuk merefleksikan nilai goodwill yang sebenarnya. FASB dalam SFAS 142 menyatakan secara implisit bahwa dasar pengukuran yang baru untuk goodwill bertujuan untuk (1) memberikan penilaian goodwill yang lebih baik dalam statement of financial position (2) menghilangkan penentuan amortisasi yang sifatnya arbitrer (3) memberikan pemahaman yang lebih baik kepada pengguna laporan keuangan mengenai kinerja dari perusahaan yang diakuisisi sehingga kemampuan untuk memprediksikan kemampuan menciptakan laba perusahaan dan arus kas di masa depan lebih baik. Berikut adalah kutipan langsung dari Standar Akuntansi Keuangan nomor 22 paragraf 66 yang mengatur mengenai goodwill yang diperoleh sebelum 1 januari 2011: Entitas menerapkan pernyataan ini secara prospektif untuk goodwill yang diperoleh dari kombinasi bisnis yang tanggal akuisisinya sebelum 1 Januari Oleh karena itu, entitas a. menghentikan amortisasi goodwill sejak awal periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011; b. mengeliminasi jumlah tercatat yang terkait dengan akumulasi amortisasi sehubungan penurunan goodwill pada awal periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011 ; dan c. melakukan uji penurunan nilai atas goodwill sesuai dengan PSAK 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai Aset sejak awal periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari Dan untuk goodwill negatif yang diakui sebelumnya Pada awal periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011 yang berasal dari kombinasi bisnis yang tanggal akuisisinya sebelum 1 Januari 2011, jumlah tercatat goodwill negatif dihentikan pengakuannya dengan melakukan penyesuaian terhadap saldo laba awal periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari

5 II.1.2 Pengujian Penurunan Nilai Goodwill dan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 48 (Revisi 2009) untuk: SAK nomor 48 paragraf mengatur mengenai pengujian penurunan nilai 80. Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dalam kombinasi bisnis sejak tanggal akuisisi dialokasikan pada setiap unit penghasil kas pihak pengakuisisi, (atau kelompok unit penghasil kas) yang diharapkan memberikan manfaat dari sinergi kombinasi bisnis tersebut, terlepas apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi ditempatkan dalam unit atau kelompok unit tersebut. Setiap unit atau kelompok unit yang memperoleh alokasi goodwill: (a) Menunjukkan tingkat terendah dalam entitas yang goodwill-nya dipantau untuk tujuan manajemen internal (b) Tidak lebih besar dari segmen operasi yang ditentukan sesuai dengan PSAK 5 (revisi 2009): Segmen Operasi 81. Goodwill yang diakui dalam kombinasi bisnis merupakan aset yang mewakili manfaat ekonomi masa depan yang timbul dari aset lain yang diperoleh dalam kombinasi bisnis yang tidak teridentifikasi secara individual dan diakui secara terpisah. Goodwill tidak menghasilkan arus kas secara independen dari aset atau kelompok aset lain, dan seringkali berkontribusi kepada arus kas dari beragam unit penghasil kas. Dari pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa untuk melakukan uji penurunan nilai, goodwill harus dialokasikan ke unit penghasil kas karena goodwill tidak dapat menghasilkan arus kas secara independen. Unit penghasil kas adalah sekelompok aset (kumpulan dari beberapa aset) yang menghasilkan arus kas masuk secara independen (paragraf 6 PSAK no. 48). UPK yang dialokasikan goodwill tidak boleh lebih besar dari segmen operasi. Segmen operasi berdasarkan PSAK no. 5 (revisi 2009) paragraf 5 adalah suatu komponen dari entitas: (a) Yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama); (b) Hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan (c) Tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan. 14

6 Dalam melakukan uji penurunan nilai diatur dalam PSAK no. 48 paragraf 90 Unit penghasil kas yang telah memperoleh alokasi goodwill diuji penurunan nilai secara tahunan, dan kapan pun terdapat indikasi bahwa unit tersebut mengalami penurunan nilai. Dengan membandingkan jumlah tercatat unit tersebut (termasuk goodwill) dengan jumlah terpulihkannya. Jika jumlah terpulihkan melebihi jumlah tercatatnya, maka unit dan goodwill yang dialokasikan pada unit tersebut dianggap tidak mengalami penurunan nilai. Jika jumlah tercatat unit melebihi jumlah terpulihkan, maka entitas mengakui rugi penurunan nilai sesuai dengan paragraph 99. Berdasarkan paragraf 10 bagian b PSAK no. 48 setiap perusahaan setiap tahun diharuskan untuk melakukan uji penurunan nilai atas goodwill yang diperoleh dalam kombinasi bisnis, terlepas apakah ada indikasi penurunan nilai atau tidak. Paragraf nomor 12 mengidentifikasi kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan suatu aset diindikasikan mengalami penurunan nilai. Di antaranya adalah faktor eksternal seperti: menurunnya nilai pasar aset dan adanya perubahan signfikan dalam hal teknologi, pasar, ekonomi, atau lingkup hukum tempat entitas beroperasi atau dipasar tempat aset dikaryakan, yang berdampak merugikan terhadap entitas dalam periode tersebut atau akan terjadi dalam waktu dekat. Sedangkan dari faktor internal hal-hal seperti: bukti mengenai keusangan atau kerusakan fisik aset, adanya perubahan yang signifikan yang berdampak merugikan sehubungan dengan seberapa jauh atau cara aset digunakan, dan adanya bukti dari pelaporan internal bahwa kinerja ekonomi aset lebih buruk dari yang diharapkan. Pengujian penurunan nilai terhadap UPK (yang telah dialokasikan goodwill) dilakukan dengan menentukan jumlah terpulihkan dan membandingkannya dengan jumlah tercatat. Jumlah terpulihkan yang dimaksud disini menurut paragraph 6 PSAK no. 48 adalah yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakai. 15

7 Berdasarkan penjelasan Handoko (2012) dalam websitenya aset (atau UPK) dapat dipulihkan dengan dua cara: dijual sehingga menghasilkan kas atau digunakan untuk operasi sehingga menghasilkan kas. Sehingga pemulihan nilai aset dengan cara pertama dapat diukur dengan menggunakan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual (nilai wajar bersih). Sedangkan pemulihan nilai aset dengan cara kedua dapat diukur dari titik pengujian sampai dengan akhir masa manfaat aset. Nilai wajar dikurangi biaya menjual adalah jumlah yang dapat diperoleh dari penjualan aset atau unit penghasil kas antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi wajar dikurangi biaya pelepasan. Sedangkan nilai pakai adalah nilai sekarang dari taksiran arus kas yang diharapkan akan diterima dari aset atau unit penghasil kas. Berdasarkan lampiran PSAK no. 48 paragraf C123-C129 cara untuk menghitung jumlah terpulihkan dengan dasar nilai pakai adalah sebagai berikut: 1. Menyiapkan perkiraan arus kas yang diturunkan dari anggaran/prakiraan keuangan terkini untuk lima tahun mendatang (tahun ) yang disetujui oleh manajemen. 2. Mengestimasi arus kas berikutnya (tahun ) berdasarkan pada penurunan tingkat pertumbuhan. Tingkat pertumbuhan untuk 2007 diestimasi akan menjadi 3%. Tingkat ini lebih rendah dari rata-rata tingkat pertumbuhan jangka panjang untuk pasar di negara A. 3. Memilih tingkat diskonto 15%, yang menggambarkan tingkat bunga sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar saat ini atas nilai waktu dari uang dan risiko spesifik dari unit penghasil kas di negara A. 16

8 Berikut ini adalah proses penghitungan jumlah terpulihkan dengan menggunakan nilai pakai. Tahun Tingkat pertumbuhan jangka panjang Arus kas masa depan Faktor nilai kini pada tingkat diskonto 15% 3 Arus kas masa depan terdiskonto , , , , , % , % , % , % , % , % , menunjukkan estimasi terbaik manajemen atas proyeksi arus kas neto (setelah dipotong 40%). 2 menunjukkan ekstrapolasi dari arus kas tahun terdahulu menggunakan tingkat pertumbuhan menurun. 3 menunjukkan faktor nilai kini dihitung dengan k=1/(1+a) n dengan a = tingkat diskonto dan n = periode diskonto. Suatu UPK dikatakan mengalami penurunan nilai, jika dan hanya jika jumlah terpulihkan lebih kecil dari jumlah tercatat. Besarnya rugi penurunan nilai pertama kali dibebankan kepada goodwill dan selanjutnya dialokasikan kepada aset-aset dalam UPK tersebut secara pro-rata berdasarkan jumlah tercatat. Jurnal untuk mencatat kerugian penurunan nilai goodwill adalah sebagai berikut: Dr Beban kerugian penurunan nilai goodwill (+Expense, - Equity) 17

9 Cr Goodwill (-Asset) Paragraf no. 119 PSAK no. 48 mengatur bahwa rugi penurunan nilai goodwill tidak dapat dibalik pada periode berikutnya. Dengan kata lain, goodwill yang telah mengalami penurunan nilai (nilai goodwill telah berkurang) tidak dapat bertambah jumlahnya karena ada pemulihan, kecuali jika ada akuisisi entitas lain. Dikutip dari buku Intermediate Accounting IFRS edition oleh Kieso et al (2011:634) cara untuk melakukan perhitungan penurunan nilai adalah sebagai berikut: Kohlbuy Corporation memiliki 3 divisi. Salah satu divisinya, Pritt Products diakuisisi 4 tahun yang lalu senilai US$ 2 juta. Dalam periode 3 kuarter terakhir Pritt mengalami kerugian dalam operasinya. Untuk itu, manajemen Kohlbuy melakukan uji penurunan nilai terhadap Pritt (unit penghasil kas). Berikut ini adalah jumlah tercatat dari Pritt Products termasuk goodwill yang diperoleh pada saat akuisisi: Property, plant, and equipment $ 800,000 Goodwill 900,000 Inventory 700,000 Receivables 300,000 Cash 200,000 Accounts and notes payable (500,000) Net Assets 2,400,000 Kohlbuy menentukan jumlah terpulihkan dari divisi Pritt senilai $2,800,000 berdasarkan nilai pakainya. Karena jumlah terpulihkan melebihi jumlah tercatat net assets, divisi Pritt tidak mengalami penurunan nilai. Asumsikan dengan kondisi serupa, akan tetapi nilai terpulihkan dari divisi Pritt senilai $1,900,000. Berikut ini adalah perhitungan rugi penurunan nilai yang harus diakui: Jumlah terpulihkan dari divisi Pritt $ 1,900,000 Net identifiable assets 2,400,000 Rugi penurunan nilai 500,000 18

10 atas goodwill Berikut ini jurnal yang dicatat oleh Kohlbuy untuk mengakui penurunan nilai Dr Rugi Penurunan Nilai 500,000 Cr Goodwill 500,000 Dengan adanya jurnal ini, jumlah tercatat dari goodwill setelah adanya kerugian penurunan nilai adalah sebesar $400,000. SAK nomor 48 mengatur hal-hal berikut yang harus diungkapkan mengenai penurunan nilai goodwill, terlepas dari goodwill tersebut mengalami penurunan nilai atau tidak: Estimasi yang Digunakan Untuk Mengukur Jumlah Terpulihkan Dari Unit Penghasil Kas Mengandung Goodwill Atau Aset Tidak Berwujud Dengan Masa Manfaat Tidak Terbatas 129. Entitas mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh (a)-(f) untuk setiap unit penghasil kas (kelompok dari unit) untuk mana jumlah tercatat dari goodwill atau aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatasdialokasikan ke unit itu (kelompok unit) adalah signifikandibandingkan dengan total jumlah tercatat goodwill atau asset tidak berwujud dengan masa manfaat yang tidak terbatas dari entitas: 1. jumlah tercatat goodwill dialokasikan ke unit (kelompok dari unit). 2. jumlah tercatat aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas dialokasikan ke unit (kelompok dari unit). 3. dasar dari jumlah terpulihkan dari unit ditentukan (yaitu nilai pakai atau nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual). 4. jika jumlah terpulihkan dari unit (kelompok unit) didasarkan atas nilai pakai: i. suatu uraian dari setiap asumsi utama yang digunakan sebagai dasar oleh manajemen dalam proyeksi arus kasnya untuk periode yang dicakup oleh anggaran/prakiraan terkini. Asumsi utama adalah hal-hal yang sangat berpengaruh terhadap jumlah terpulihkan unit (kelompok unit). ii. suatu gambaran pendekatan manajemen untuk menetapkan nilai yang ditentukan untuk setiap asumsi utama, apakah nilai-nilai tersebut menggambarkan pengalaman masa lalu, jika sesuai, konsisten dengan sumber informasi dari luar, dan, jika tidak, bagaimana dan mengapa hal tersebut berbeda dari pengalaman masa lalu atau sumber informasi dari luar. 19

11 iii. iv. periode yang mana manajemen telah memproyeksikan arus kas yang didasarkan pada anggaran/ramalan keuangan yang disetujui manajemen dan, ketika periode lebih dari lima tahun digunakan untuk suatu unit penghasil kas (kelompok dari unit), suatu penjelasan dibutuhkan mengapa periode yang lebih lama dijustifikasi. tingkat pertumbuhan yang digunakan untuk mengekstrapolasi proyeksi arus kas diluar periode yang dicakup oleh anggaran/prakiraan terkini, dan suatu justifikasi untuk menggunakan tingkat pertumbuhan yang melebihi tingkat pertumbuhan rata-rata jangka panjang untuk produk, industri, atau negara di tempat entitas beroperasi, atau untuk pasar dimana unit (kelompok unit) tersebut didedikasikan. 5. jika jumlah terpulihkan unit (kelompok unit) didasarkan pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, metodologi yang digunakan untuk menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual. Jika nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual tidak ditentukan dengan menggunakan harga pasar yang dapat diobservasi untuk unit (kelompok dari unit), informasi berikut juga harus diungkapkan: i. Penjelasan dari setiap asumsi utama yang digunakan sebagai dasar oleh manajemen dalam penentuan nilai wajarnya dikurangi biaya untuk menjual. Asumsi utama adalah hal-hal yang sangat berpengaruh terhadap jumlah terpulihkan unit (kelompok unit). ii. Penjelasan dari pendekatan manajemen dalam menetapkan nilai-nilai yang dipakai untuk setiap asumsi utama, apakah nilai-niai itu mencerminkan pengalaman masa lalu atau, jika sesuai, apakah konsisten dengan informasi yang bersumber dari luar, dan, jika tidak, bagaimana dan mengapa hal itu berbeda dari pengalaman masa lalu atau informasi yang bersumber dari luar. Jika nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual ditentukan dengan menggunakan proyeksi arus kas terdiskonto, informasi berikut juga diungkapkan: iii. iv. periode arus kas yang diproyeksikan manajemen tingkat pertumbuhan yang digunakan untuk mengekstrapolasi proyeksi arus kas v. tingkat diskonto yang diterapkan untuk proyeksi arus kas II.1.3 Definisi dan Ruang Lingkup Accounting Choice Mengacu kepada definisi dari Fields et al. (2001:2) accounting choice secara luas adalah setiap keputusan atas sebuah pilihan, yang tujuan utama adalah untuk mempengaruhi (baik dalam bentuknya maupun isinya) output dalam bentuk laporan 20

12 keuangan dari system akuntansi dengan cara tertentu, tidak hanya mencakup kesesuaian laporan keuangan dengan prinsip akuntansi yang berlaku tetapi juga terkait dengan pelaporan pajak. Accounting choice dapat juga dalam beberapa hal misalnya pilihan untuk melakukan tingkat pengungkapan laporan keuangan perusahaan, pilihan untuk membentuk suatu transaksi sehingga memenuhi syarat sebagai sewa operasi, ataupun pilihan atas waktu untuk mengadopsi standar yang baru, Accounting choice dapat diperluas menjadi beberapa dimensi. Yang pertama adalah dari segi nature of decision maker. Dalam dimensi ini accounting choice tidak hanya menjadi pilihan kepada para manajer tetapi juga kepada auditor dan komite audit misalnya bagaimana auditor memilih ketika diperhadapkan dengan pilihan atas transaksi akuntansi yang ambigu atau membingungkan. Yang kedua adalah dari segi nature of the choice. Dimensi ini mencakup: pilihan antara 2 peraturan yang seimbang antara 1 pilihan dengan pilihan lainnya misalnya atas pemilihan asumsi biaya metode FIFO atau average, judgement dan estimasi yang dibutuhkan untuk menerapkan standar akuntansi misalnya judgement atas uncollectible account receivable atau estimasi atas umur manfaat aset, dan dapat pula dalam bentuk keputusan untuk melakukan pengungkapan (seberapa banyak yang diungkap, apa yang harus diungkap) serta yang terakhir dalam definisi ini adalah keputusan untuk menetapkan waktu atas suatu peristiwa misalnya penerapan awal atas standar akuntansi yang baru atau penundaan penerapan. Dimensi yang ketiga adalah dalam pengaruhnya kepada laba perusahaan apakah atas accounting choice tersebut berpengaruh kepada laba secara langsung atau short term period-hanya dalam satu periode saja ataukah long-term period, misalnya pengklasifikasian biaya penjualan produk sebagai biaya produk hanya berakibat kepada laba pada satu periode 21

13 saja. Berbeda halnya dengan penentuan umur ekonomis aset, kesalahan dalam penentuan umur ekonomis aset akan mempengaruhi laba perusahaan sepanjang umur aset tersebut. Berdasarkan tiga kategori accounting choice diatas, maka atas standar goodwill yang baru maka manajemen diperhadapkan dengan pilihan diantaranya keputusan untuk melakukan penurunan nilai, membebankan kerugian akibat penurunan nilai, dan melaporkan kerugian akibat penurunan nilai. II.1.4 Prinsip Full Disclosure Pelaporan kinerja perusahaan adalah suatu hal yang sangat penting dan merupakan bentuk tanggung jawab manajemen kepada para stakeholder-nya. Menurut Kieso et al (2011: ) prinsip pengungkapan penuh memerlukan pelaporan dari setiap fakta keuangan yang cukup signifikan untuk mempengaruhi judgement dari setiap pembaca laporan keuangan. Pelaporan diperlukan karena: 1. Meningkatnya lingkungan bisnis. Peningkatan kompleksitas dalam operasi bisnis menambah tingkat kesulitan untuk menyajikan peristiwa ekonomi ke dalam suatu laporan. Beberapa hal seperti derivatif dan goodwill mengalami perubahan yang signifikan dalam ketentuan pelaporan. 2. Adanya kebutuhan terhadap informasi yang tepat waktu seperti misalnya laporan tahunan dan laporan interim. 3. Accounting digunakan sebagai alat pengendalian dan pengawasan Seorang analis menyatakan bahwa It s never a good sign when you reduce transparency... It s a sign of weakness. Pasar akan berfungsi dengan benar apabila ada pelaporan kinerja keuangan yang benar, terbuka, dan lengkap. Investor dan pihak terkait seperti kreditor,supplier, financial institution membutuhkan semua aspek dari 22

14 pelaporan keuangan. Sehingga dengan alasan ini, pelaporan keuangan perusahaan adalah suatu hal yang mutlak harus dipatuhi. Dikutip dari Darmawanto dan Soepriyanto (2011:42) Tujuan pengungkapan adalah menyajikan informasi yang dipandang perlu untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan dan untuk melayani berbagai pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda-beda. Karena pasar modal merupakan sarana utama pembiayaan perusahaan, pengungkapan diwajibkan untuk tujuan melindungi, menginformasikan dan melayani kebutuhan khusus. Terkait dengan penelitian ini, pelaporan atas pengujian penurunan nilai goodwill mutlak diperlukan untuk memberikan informasi mengenai substansi account goodwill sekaligus sebagai indikator kinerja dari perusahaan yang diakuisisi. II.1.5 Manajemen Laba (Earning Management) Accounting choice dapat menjadi alat bagi manajemen untuk melakukan manajemen laba, walaupun tidak semuanya seperti itu. Kesamaan keduanya adalah dapat dipakai oleh manajemen untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Berbagai definisi manajemen laba dikemukakan oleh para ahli diantaranya: 1. Menurut Public Company Accounting Oversight Board - PCAOB (2003) menjelaskan bahwa manajemen laba mencakup seluruh tindakan manajerial yang sah secara standar maupun yang tidak sah. Seringkali, manajemen laba diwujudkan dalam bentuk conservatism yang terlalu berlebihan atau optimism yang terlalu berlebihan. 2. Mengacu kepada definisi lain dari Healy dan Wahlen (1999:368) manajemen laba diartikan sebagai penggunaan judgement dalam pelaporan keuangan dan pengaturan 23

15 atau penyusunan transaksi untuk mengubah laporan keuangan dengan tujuan mempengaruhi persepsi atau pemikiran stakeholders mengenai kinerja ekonomi perusahaan dan atau mempengaruhi hasil/outcome yang bergantung kepada angka laba yang dilaporkan. 3. Stock Exchange Commission (SEC) Chairman Levitt (1998) menyatakan bahwa bahkan dalam ruang lingkup standar akuntansi yang diperbolehkan manajemen laba berpotensi untuk terjadi. Keleluasaan untuk bergerak atau menentukan suatu akuntansi dapat menjaga suatu bisnis sejalan dengan inovasi yang ada. Pelanggaran dalam bentuk manajemen laba terjadi ketika penyusun laporan keuangan menyalahgunakan keleluasaan ini untuk mengelabui dan mengaburkan volatilitas dalam kinerja keuangan perusahaan. 4. Riahi dan Belkaoui (2004:163) dalam bukunya Accounting Theory 5 th edition menyatakan bahwa manajemen laba adalah potensi penggunaan akrual manajemen dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan tertentu. Hubungan berikut ini dipakai untuk menjelaskan manajemen laba sebagai akrual manajemen. Total Akrual = Laba yang dilaporkan Arus kas dari hasil operasi Total Akrual = Non-discretionary accruals + Discretionary Accrual Berdasarkan pengertian dan definisi manajemen laba diatas dapat disimpulkan bahwa ketika perusahaan memilih untuk membukukan kerugian penurunan nilai goodwill maka perusahaan dianggap melakukan manajemen laba (tindakan mempengaruhi laba perusahaan), terlepas dari benar atau tidaknya kerugian penurunan nilai tersebut. Laba seringkali dipakai sebagai ukuran untuk menilai kinerja perusahaan, atau ditilik lebih dalam menjadi ukuran kinerja manajer. Profitabilitas yang diukur dari laba 24

16 perusahaan, mencerminkan bagaimana kemampuan suatu perusahaan beroperasi dan kemampuan perusahaan untuk mengoptimalkan penggunaan aset perusahaan untuk menciptakan pendapatan. Pentingnya pelaporan jumlah laba bagi perusahaan, menjadi insentif bagi penyusun laporan keuangan untuk mencapai angka laba tertentu. Subramanyam (1996) membagi laba menjadi 3 komponen yaitu : 1. Arus kas dari hasil operasi 2. Non-discretionary accrual, dan 3. Discretionary accrual Berdasarkan definisi dari Cambridge Business English Dictionary dalam websitenya discretion (noun) diartikan sebagai the right to choose something or to choose to do something, according to what seems most suitable in a particular situation. Sedangkan discretionary (adjective) diartikan sebagai allowed or decided according to what is considered suitable in a particular situation. Diterjemahkan dengan bebas pengertian kata discretion dan kata discretionary ini adalah hak untuk memilih sesuatu, atau memilih untuk melakukan sesuatu, sesuai dengan apa yang terlihat paling sesuai dengan suatu kondisi tertentu. Dalam penjelasannya mengenai akrual, Teoh et al. (1998:65) membagi akrual menjadi 2 kategori yaitu berdasarkan periode waktu dan kendali managerial. Akrual yang dikategorikan berdasarkan waktu terdiri atas : 1. Current accrual, yaitu penyesuaian yang melibatkan aset jangka pendek dan liabilitas yang menunjang kegiatan operasi perusahaan sehari-hari. Contohnya adalah dengan mempercepat pengakuan pendapatan dari penjualan kredit (sebelum kas diterima), atau dengan menunda pengakuan beban setelah ada pembayaran kas 25

17 2. Long-term Accrual, adalah penyesuaian yang melibatkan long-term net assets. Akrual jenis ini dapat dilakukan dengan misalnya memperlambat atau memperpanjang umur depresiasi aset, mengakui unrealized gain, atau menurunkan pajak yang ditangguhkan. Sedangkan akrual yang dikategorikan berdasarkan kendali managerial terdiri atas: 1. Discretionary accrual adalah akrual yang terbentuk atas perkiraan-perkiraan dan kebijakan manajemen. 2. Non-Discretionary accrual adalah perubahan yang terjadi diluar kendali manajemen. Akrual pada intinya adalah selisih kas dengan laba. Pada umumnya, akrual memiliki jumlah yang relatif tetap setiap tahunnya, karena akrual merupakan produk akuntansi yang terkait dengan kebijakan akuntansi yang tidak berubah. Sehingga, perubahan total akrual dianggap sebagai hal yang tidak normal. Sumber perubahan nilai total akrual berasal dari discretionary accrual. II.1.7 Teknik Manajemen Laba 5 teknik manajemen laba menurut Levitt (1998:14) yaitu: 1. Big bath charges Teori big bath menyatakan bahwa di tahun perusahaan memperoleh laba yang sangat rendah atau negatif, perusahaan justru akan membebankan beban yang lebih besar lagi ditahun tersebut agar laba semakin kecil. Tujuannya untuk mengurangi beban di masa mendatang. Manajemen laba model ini dilakukan karena investor akan memberikan respons yang sama ketika perusahaan mengalami kerugian yang besar ataupun kerugian yang kecil. 2. Creative acquisition accounting 26

18 Beban untuk melakukan akuisisi perusahaan lain diakui sebagai beban in-process research and development sehingga disuatu waktu tertentu di masa mendatang, perusahaan dapat menghapuskan beban ini. 3. Cookie jar reserves Adalah teknik manajemen laba yang dilakukan dengan memperbesar jumlah retur penjualan atau beban garansi di tahun ketika perusahaan memperoleh laba yang besar dan kemudian menggunakan retur dan beban tersebut ketika perusahaan memperoleh laba yang kecil atau negatif. 4. Abusing Materiality concept Adalah tindakan yang dengan sengaja mencatat kesalahan atau mengabaikan kesalahan pada laporan keuangan dengan keyakinan bahwa kesalahan tersebut tidak mempengaruhi laporan keuangan dengan signifikan. 5. Improper revenue recognition Hal ini dilakukan dengan mengakui pendapatan sebelum perusahaan memiliki hak untuk mengakui pendapatan tersebut. Menurut Scott (1997) dalam Ilya Avianti (2006) menggolongkan teknik manajemen laba menjadi 3 yaitu income maximization, income minimization, dan income smoothing. Income maximization adalah usaha-usaha untuk memperbesar laba sebaliknya income minimization adalah upaya manajemen untuk meminimalkan laba. Income smoothing menurut Arens et al (2012:336) adalah bentuk manajemen laba dengan menukarkan pendapatan atau beban dalam dua periode dengan tujuan untuk menghindari fluktuasi laba. 27

19 II.1.7 Metode manajemen laba Dalam melakukan manajemen laba, metode yang biasanya dilakukan oleh manajemen yaitu sebagai berikut : 1. Pemilihan metode akuntansi Pemilihan metode akuntansi akan mempengaruhi kapan perusahaan mengakui pendapatan atau beban. Misalnya, untuk perusahaan konstruksi perusahaan dapat menggunakan percentage of completion method atau cost recovery, yang didasarkan apakah perusahaan dapat mengestimasi dengan handal biaya yang akan dikeluarkan. Dengan percentage of completion method, perusahaan mengakui jumlah pendapatan dan laba kotor seiring dengan persentase selesainya, akan tetapi dengan cost recovery method, laba kotor hanya diakui ketika suatu proyek selesai dilaksanakan. Hal ini mempengaruhi jumlah yang akan diperoleh perusahaan. 2. Penerapan metode akuntansi Bahkan setelah pemilihan metode akuntansi, masih tersisa upaya manajemen untuk menentukan diskresionernya misalnya berupa penentuan nilai estimasi akuntansi sesuai dengan kepentingannya. Misalnya dengan pemilihan umur manfaat suatu aset dan nilai sisanya. 3. Waktu penerapan metode akuntansi Manajer juga memiliki kebebasan untuk menentukan kebijakan kapan dan bagaimana suatu transaksi dan atau suatu peristiwa diakui sebagai transaksi akuntansi yang diungkapkan dalam laporan keuangan. Seperti kebijakan kapan aset yang rusak harus dihapus dalam pembukuan atau dengan cara mengubah transaksi penjualan dari metode FOB Destination ke metode FOB Shipping point yang akan membuat pendapatan lebih tinggi untuk periode yang bersangkutan. 28

20 4. Pengaturan beban atau pendapatan Manajer dapat mempercepat atau memperlambat pengiriman barang dagangan kepada konsumen untuk mempengaruhi pendapatan. Dapat pula berupa keputusan untuk menentukan seberapa banyak beban yang akan diinvestasikan dalam bentuk penelitian dan pengembangan, perbaikan, dan biaya pemasaran. Tindakan-tindakan ini dapat mempengaruhi laba perusahaan. II.1.8 Motivasi/Insentif/Dorongan melakukan manajemen laba Berdasarkan Healy dan Wahlen (1999) beberapa dorongan untuk melakukan manajemen laba diantaranya adalah : 1. Ekspektasi atau penilaian pasar atau motivasi pasar modal Penggunaan informasi akuntansi oleh investor atau analis keuangan untuk menentukan nilai saham perusahaan menjadi dorongan bagi perusahaan untuk mencapai tingkat laba tertentu. Tujuannya untuk mempengaruhi kinerja harga pasar saham jangka pendek. Selain itu insentif karena pasar dapat berupa adanya penawaran saham, pembelian saham oleh perusahaan, kompensasi manajemen berupa saham. 2. Adanya perjanjian untuk mencapai angka akuntansi tertentu atau motivasi kontrak Data akuntansi digunakan untuk mengawasi dan mengatur kontrak antara perusahaan dan stakeholders. Misalnya perjanjian hutang antara perusahaan dengan kreditor dapat mendorong dilakukannya manajemen laba oleh manajemen. Atau dapat pula berupa pemberian bonus atau penghargaan kepada 29

21 manajemen puncak yang didasarkan pada angka laba yang dilaporkan atau ukuran kinerja akuntansi lainnya. 3. Motivasi peraturan Manajemen melakukan manipulasi pada laba karena ada peraturan-peraturan tertentu. Misalnya perusahaan di industri bank di wajibkan untuk memenuhi rasio kecukupan modal atau perusahaan di industri asuransi yang diwajibkan untuk memenuhi modal sejumlah nominal tertentu. Hal ini akan memicu atau memotivasi manajemen untuk melakukan manajemen laba. II.2 Penelitian Terdahulu Penelitian sebelumnya mengenai kualitas pengungkapan penurunan nilai goodwill dilakukan oleh Carlin et al (2006) dengan mengambil objek perusahaanperusahaan besar di Australia dan New Zealand. Ketentuan untuk melakukan uji penurunan nilai berlaku di Australia mulai 1 Januari 2006 dan 1 January 2007 untuk perusahaan di New Zealand. Dari hasil penelitian terhadap perusahaan di Australia, perusahaan yang mengungkapkan mengenai uji penurunan nilai goodwill lebih besar persentasenya dibandingkan dengan perusahaan yang tidak mengungkapkan. Penelitian ini menyatakan hasil yang sama dengan objek analisis perusahaan di New Zealand. Sebagian besar perusahaan patuh dalam mengungkapkan proses uji penurunan nilai. Apabila dibandingkan antara Australia dan New Zealand, tingkat kepatuhan perusahaan di New Zealand lebih besar dan cenderung lebih conservative dalam penghitungan jumlah terpulihkan dibandingkan perusahaan di Australia. Penjelasan lebih lanjut akan dibahas 30

22 dalam bab 4 penelitian ini, sebagai perbandingan dengan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Terkait dengan manajemen laba di tahun adopsi uji penurunan nilai, Jordan dan Clark (2004) dalam jurnalnya Big Bath Earnings Management: The Case Of Goodwill Impairment Under SFAS No. 142 meneliti mengenai adanya manajemen laba model big bath yang terkait dengan penerapan uji penurunan nilai goodwill perusahaan Fortune 100 di Amerika Serikat. Penelitian ini menggunakan nilai return on asset (ROA) dan return on sales (ROS) sebagai indikator perusahaan melakukan manajemen laba model big bath. Laba yang digunakan dalam perhitungan ROA dan ROS adalah laba dari hasil operasi (laba yang tidak termasuk kerugian akibat penurunan nilai goodwill dan beban atau pendapatan lainnya yang bukan dari kegiatan usaha). Dugaannya adalah perusahaan dengan laba operasi yang rendah atau rugi di tahun 2002 (tahun adopsi standar goodwill yang baru) akan memilih untuk melakukan penurunan nilai atas goodwill. Akibatnya perusahaan akan mengalami kerugian yang lebih besar atau laba yang semakin rendah. Tindakan ini dilakukan untuk menghindari adanya beban yang muncul dari aset (goodwill) di masa mendatang. Penelitian ini menguji apakah terdapat perbedaaan yang signifikan dalam laba operasi antara perusahaan yang membukukan kerugian penurunan nilai goodwill dan perusahaan yang tidak. Hasil penelitian ini mendukung teori manajemen laba model big bath. Perusahaan yang memiliki laba operasi rendah atau negatif di tahun adopsi standar goodwill yang baru akan menggunakan kesempatan ini untuk mengecilkan laba dengan membebankan kerugian penurunan nilai. Tindakan ini terlihat dari perbedaan yang 31

23 signifikan antara perusahaan yang melaporkan kerugian penurunan nilai dan yang tidak dalam laba operasinya. Sevin dan Schroeder (2005) melakukan penelitian yang serupa dengan mengambil objek yang lebih banyak daripada penelitian sebelumnya. Hasil penelitian ini menemukan hal yang sama dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian Jordan dan Clark. Hasil penelitian ini menguatkan teori manajemen laba model big bath yang ada. Penelitian ini mengambil sampel secara acak perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat. Temuan lain dari penelitian ini yaitu perusahaan kecil (dengan nilai total aset kurang dari US$450 juta) akan lebih berpotensi untuk melakukan manajemen laba big bath dibandingkan dengan perusahaan besar. Hal ini terjadi karena perusahaan kecil dalam penelitian ini mengalami depressed earning yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan besar di tahun adopsi uji penurunan nilai sehingga perusahaan kecil akan semakin termotivasi untuk membebankan kerugian penurunan nilai goodwill. Ketika perusahaan memperoleh laba yang sangat rendah, perusahaan akan berupaya untuk membuat laba tersebut semakin rendah sampai ke titik maksimumnya. Sedangkan apabila laba yang diperoleh tidak terlalu rendah perusahaan akan melakukan income smoothing (perataan laba). Hal ini merupakan hasil temuan dari Kirschenheiter dan Melumad (2002). 32

BAB II PENURUNAN NILAI GOODWILL DAN MANAJEMEN LABA

BAB II PENURUNAN NILAI GOODWILL DAN MANAJEMEN LABA BAB II PENURUNAN NILAI GOODWILL DAN MANAJEMEN LABA 2.1. Goodwill IAS 38 paragraf 11 menyatakan bahwa, The definition of an intangible asset requires an intangible asset to be identifiable to distinguish

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (PSAK), yang semula mengacu pada United States Generally Accepted

BAB 1 PENDAHULUAN. (PSAK), yang semula mengacu pada United States Generally Accepted BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini Indonesia telah melakukan konvergensi International Financial Reporting Standard (IFRS) terhadap Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), yang

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN LABA MODEL BIG BATH TERKAIT DENGAN PENURUNAN NILAI GOODWILL (PSAK NO. 48 REVISI 2009)

ANALISIS MANAJEMEN LABA MODEL BIG BATH TERKAIT DENGAN PENURUNAN NILAI GOODWILL (PSAK NO. 48 REVISI 2009) ANALISIS MANAJEMEN LABA MODEL BIG BATH TERKAIT DENGAN PENURUNAN NILAI GOODWILL (PSAK NO. 48 REVISI 2009) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi (S1) Pada Program Studi

Lebih terperinci

PT SIWANI MAKMUR Tbk

PT SIWANI MAKMUR Tbk Laporan Keuangan Interim Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal dan 31 Desember 2013 Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir Pada Tanggal (Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode Sembilan Bulan yang

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 48 PENURUNAN NILAI AKTIVA

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 48 PENURUNAN NILAI AKTIVA 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. PENURUNAN NILAI AKTIVA Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar yang harus dibaca dalam konteks paragraf-paragraf

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 3 LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 1. Kombinasi bisnis melalui perolehan saham PSAK No. 22 mendefinisikan kombinasi bisnis sebagai suatu transaksi atau peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan produk akuntansi yang menyajikan data-data

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan produk akuntansi yang menyajikan data-data BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan produk akuntansi yang menyajikan data-data kuantitatif atas semua transaksi yang telah dilakukan oleh perusahaan dalam periode tertentu.

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sejak tahun 2010 Indonesia masuk dalam daftar negara yang melakukan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sejak tahun 2010 Indonesia masuk dalam daftar negara yang melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak tahun 2010 Indonesia masuk dalam daftar negara yang melakukan konvergensi standar akuntansi keuangan dengan IFRS (International Financial Reporting Standard).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adanya harmonisasi standar akuntansi yang akan diterapkan diseluruh Negara

BAB I PENDAHULUAN. Adanya harmonisasi standar akuntansi yang akan diterapkan diseluruh Negara BAB I PENDAHULUAN Formatted: Space After: 0 pt Formatted: Header distance from edge: 1.27 cm, Footer distance from edge: 1.27 cm, Different first page header I.1 Latar Belakang PermasalahanPenelitian Adanya

Lebih terperinci

Akuntansi untuk investasi dengan metode ekuitas ilustrasi

Akuntansi untuk investasi dengan metode ekuitas ilustrasi Akuntansi untuk investasi dengan metode ekuitas ilustrasi PT Investor mengakuisisi 40% saham biasa (ordinary share) PT Asosiasi pada tanggal 1 Januari 20x2. PT Investor dianggap memiliki pengaruh signifikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 23 Secara umum pendapatan dapat diartikan sebagai peningkatan penghasilan yang diperoleh perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Economic Value Added (EVA) Economic Value Added (EVA) merupakan sebuah metode pengukuran nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari kegiatannya selama periode tertentu.

Lebih terperinci

RINGKASAN MATERI KULIAH EARNING MANAGEMENT

RINGKASAN MATERI KULIAH EARNING MANAGEMENT RINGKASAN MATERI KULIAH EARNING MANAGEMENT Untuk Memenuhi Tugas Teori Akuntansi Dosen Pengampu: Prof. Dr. Sutrisno, S.E., M.Si., Ak., CA Disusun oleh: Annisa Sabrina Djunaedy PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI

Lebih terperinci

6/4/2012. Tujuan dan Ruang Lingkup. Tujuan dan Ruang Lingkup. Tujuan dan Lingkup PSAK 48

6/4/2012. Tujuan dan Ruang Lingkup. Tujuan dan Ruang Lingkup. Tujuan dan Lingkup PSAK 48 Tujuan dan Ruang Lingkup (revisi 2009) - Penurunan Nilai Aset IAS 36: Impairment Tujuan : Menetapan prosedur agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkannya impairment. Aset dikatakan k melebihi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakainya. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakainya. Laporan keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan pencatatan transaksi, pengikhtisaran dan pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakainya. Laporan keuangan bertujuan menyediakan

Lebih terperinci

RECASTING LAPORAN KEUANGAN. Lembaga Management Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

RECASTING LAPORAN KEUANGAN. Lembaga Management Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia RECASTING LAPORAN KEUANGAN Lembaga Management Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Recasting Recasting adalah proses untuk menyesuaikan atau menyusun ulang laporan keuangan. Kegiatan ini dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. penelitian ini sebagai berikut: Ulfah (2013) dan Sumomba (2012) melakukan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. penelitian ini sebagai berikut: Ulfah (2013) dan Sumomba (2012) melakukan 8 BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu sebagai bahan referensi yang berkaitan dengan penelitian ini sebagai berikut: Ulfah (2013) dan Sumomba

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi

BAB 2 LANDASAN TEORI Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi Laporan keuangan merupakan media informasi yang digunakan manajemen kepada pihak luar perusahaan. Informasi yang

Lebih terperinci

(Tidak Diaudit)/ Catatan/ December 31, (unaudited) Notes 2015

(Tidak Diaudit)/ Catatan/ December 31, (unaudited) Notes 2015 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 March 31, 2016 and December 31, 2015 31 Maret/ March 31, 2016 31 Desember/ (Tidak

Lebih terperinci

PT Selamat Sempurna Tbk Dan Entitas Anak/and subsidiaries

PT Selamat Sempurna Tbk Dan Entitas Anak/and subsidiaries PT Selamat Sempurna Tbk Dan Entitas Anak/and subsidiaries Laporan Keuangan Konsolidasian tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012 (tidak diaudit) dan tahun yang berakhir 31 Desember 2011 (diaudit)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian-penelitian terdahulu. Adapun penelitian terdahulu yang berhubungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian-penelitian terdahulu. Adapun penelitian terdahulu yang berhubungan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk kepada beberapa penelitian-penelitian terdahulu. Adapun penelitian terdahulu yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan tujuan utama dari pendirian suatu perusahaan. Sebagai suatu organisasi yang berorientasi profit maka pendapatan mempunyai peranan

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA DAN ENTITAS ANAK REPUBLIK INDONESIA AND SUBSIDIARIES. Per 31 Desember 2014 and 2013 As of December 31, 2014 and 2013

REPUBLIK INDONESIA DAN ENTITAS ANAK REPUBLIK INDONESIA AND SUBSIDIARIES. Per 31 Desember 2014 and 2013 As of December 31, 2014 and 2013 LAPORAN POSISI KEUANGAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL KONSOLIDASIAN POSITION Per 31 Desember 2014 and 2013 As of December 31, 2014 and 2013 Catatan/ 2014 2013 *) ASET ASSETS Aset Lancar Current

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas beberapa alasan yang menjadi latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas beberapa alasan yang menjadi latar belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas beberapa alasan yang menjadi latar belakang dilakukannya penelitian. Selain itu, bab ini juga menguraikan tentang rumusan masalah yang menjadi

Lebih terperinci

30 Juni 2010 dan 2009 June 30, 2010 and 2009

30 Juni 2010 dan 2009 June 30, 2010 and 2009 Neraca Konsolidasi Consolidated Balance Sheets 30 Juni 2010 dan 2009 June 30, 2010 and 2009 ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 373,735,769,065 191,458,673,774 Cash and cash equivalents Investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. batas lagi, segala aspek kehidupan dapat saling terkait dan mempengaruhi.

BAB I PENDAHULUAN. batas lagi, segala aspek kehidupan dapat saling terkait dan mempengaruhi. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hubungan antar negara di dunia saat ini dapat dikatakan tidak memiliki batas lagi, segala aspek kehidupan dapat saling terkait dan mempengaruhi. Globalisasi telah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Chan (2001 : 10) mengatakan bahwa: EVA is equivalent to. negative EVA is said to be a value destroyer.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Chan (2001 : 10) mengatakan bahwa: EVA is equivalent to. negative EVA is said to be a value destroyer. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Tinjauan Teoritis 2.1.1. Nilai Tambah Ekonomis (EVA) Chan (2001 : 10) mengatakan bahwa: EVA is equivalent to economic profits. It is residual income of a company by charging

Lebih terperinci

Catatan/ 2010 Notes 2009

Catatan/ 2010 Notes 2009 NERACA KONSOLIDASI CONSOLIDATED BALANCE SHEETS ASET ASSETS ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 1.570.132.925.725 2c,3 1.223.600.573.265 Cash and cash equivalents 2d,4,13, Investasi jangka pendek,

Lebih terperinci

30 September 2016 dan Desember 2015 September 30, 2016 and December 31, 2015

30 September 2016 dan Desember 2015 September 30, 2016 and December 31, 2015 PT DUTA PERTIWI Tbk DAN ENTITAS ANAK PT DUTA PERTIWI Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 30 September 2016 dan Desember 2015 September

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Modul ke: 02 Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN Bentuk Bentuk Laporan Keuangan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi Idik Sodikin,SE,MBA,MM Pendahuluan Apa yang yang dimaksud Laporan Keuangan

Lebih terperinci

PT MULTI INDOCITRA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARY

PT MULTI INDOCITRA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARY LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2010 DAN 2009 ( Tidak diaudit ) CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS ( Unaudited ) PT MULTI INDOCITRA Tbk

Lebih terperinci

Catatan/ Notes Rp dan Rp masingmasing pada 31 Desember 2006 dan 2005) c, 2f,

Catatan/ Notes Rp dan Rp masingmasing pada 31 Desember 2006 dan 2005) c, 2f, Halaman : 2 dari 43 NERACA KONSOLIDASIAN 31 Desember Pages : 2 of 44 CONSOLIDATED BALANCE SHEETS December 31, AKTIVA ASSETS AKTIVA LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 10.160.758.858 2c, 2d, 3 15.231.755.461

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 June 30, 2015 and December 31, 2014

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 June 30, 2015 and December 31, 2014 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 June 30, 2015 and December 31, 2014 30 Juni 2015/ 31 Desember 2014/ June 30, 2015 December

Lebih terperinci

31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016 March 31, 2017 and December 31, 2016

31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016 March 31, 2017 and December 31, 2016 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016 March 31, 2017 and December 31, 2016 31 Maret/ March 31, 2017 31 Desember/ (Tidak

Lebih terperinci

31 Maret 2018/ March 31, 2018

31 Maret 2018/ March 31, 2018 LAPORAN POSISI KEUANGAN FINANCIAL POSITION As of 31 Maret 2018/ 31 Desember 2017/ December 31, 2017 ASET ASSETS ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 2,4,33,34,36 9.447.735 8.796.690 Cash and cash

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Informasi yang disajikan perusahaan dalam laporan keuangan seharusnya dapat memberikan gambaran kinerja ekonomi dan keuangan perusahaan yang sebenarnya kepada

Lebih terperinci

30 September 2017 dan 31 Desember 2016 September 30, 2017 and December 31, 2016

30 September 2017 dan 31 Desember 2016 September 30, 2017 and December 31, 2016 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 30 September 2017 dan 31 Desember 2016 September 30, 2017 and December 31, 2016 30 September/ September 30, 2017 31 Desember/

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. manajer dalam memilih kebijakan akuntansi yang mempengaruhi laba untuk

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. manajer dalam memilih kebijakan akuntansi yang mempengaruhi laba untuk BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Manajemen Laba 2.1.1 Definisi Manajemen Laba Scott (2003) mengungkapkan bahwa manajemen laba adalah keputusan manajer dalam memilih kebijakan akuntansi

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK

STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK Ruang Lingkup Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum(general purpose financial statemanet) bagi

Lebih terperinci

30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 June 30, 2017 and December 31, (Tidak diaudit/ Catatan/ December 31, 2016 Unaudited) Notes ( Diaudit/Audited)

30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 June 30, 2017 and December 31, (Tidak diaudit/ Catatan/ December 31, 2016 Unaudited) Notes ( Diaudit/Audited) Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 June 30, 2017 and December 31, 2016 30 Juni/ June 30, 2017 31 Desember/ (Tidak diaudit/

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. menyatakan bahwa teori keagenen mendeskripsikan pemegang saham sebagai principal

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. menyatakan bahwa teori keagenen mendeskripsikan pemegang saham sebagai principal BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori Untuk mencapai sasaran studi diperlukan landasan teori sebagai dasar dalam melakukan penelitian. II.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Lebih terperinci

PT SIWANI MAKMUR Tbk

PT SIWANI MAKMUR Tbk Laporan Keuangan Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 dan Laporan Auditor Independen (Mata Uang Indonesia) Financial Statements For the Years Ended December 31, 2010 and

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen yang ada didalam suatu perusahaan dituntut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. manajemen yang ada didalam suatu perusahaan dituntut untuk dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dalam era pasar bebas, kini semakin maju pesat dan sarat akan berbagai persaingan antar perusahaan. Dengan adanya persaingan tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan informasi tentang kinerja entitas di masa lalu, namun juga menyajikan informasi

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan informasi tentang kinerja entitas di masa lalu, namun juga menyajikan informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi yang cukup bagi pengguna laporan keuangan agar mampu membuat keputusan. Untuk itu, laporan keuangan tidak

Lebih terperinci

31 Desember 2016 dan 2015 December 31, 2016 and Catatan/ 2016 Notes 2015

31 Desember 2016 dan 2015 December 31, 2016 and Catatan/ 2016 Notes 2015 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Desember 2016 dan 2015 December 31, 2016 and 2015 ASET ASET LANCAR ASSETS CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 1.219.104.170.177

Lebih terperinci

31 Desember 2016 dan 2015 December 31, 2016 and Catatan/ 2016 Notes 2015

31 Desember 2016 dan 2015 December 31, 2016 and Catatan/ 2016 Notes 2015 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Desember 2016 dan 2015 December 31, 2016 and 2015 Catatan/ 2016 Notes 2015 ASET ASET LANCAR ASSETS CURRENT ASSETS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Financial Distress Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan tidak sehat atau krisis. Kondisi financial distress

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya tujuan utama setiap perusahaan adalah untuk mencapai laba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya tujuan utama setiap perusahaan adalah untuk mencapai laba BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aset Tetap Pada dasarnya tujuan utama setiap perusahaan adalah untuk mencapai laba yang diinginkan dengan menggunakan sumber-sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan. Untuk

Lebih terperinci

Asset (aktiva) 1. Definisi dan klasifikasi asset 2. Pengakuan dan pengukuran asset 3. Penyajian (pelaporan)

Asset (aktiva) 1. Definisi dan klasifikasi asset 2. Pengakuan dan pengukuran asset 3. Penyajian (pelaporan) Modul ke: Asset (aktiva) 1. Definisi dan klasifikasi asset 2. Pengakuan dan pengukuran asset 3. Penyajian (pelaporan) Fakultas FEB Program Studi Teori Akuntansi www.mercubuana.ac.id Anna Christin SE Ak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Analisa Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisa Laporan Keuangan Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dianggap merupakan salah satu tugas akuntansi yang sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dianggap merupakan salah satu tugas akuntansi yang sangat penting dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengakuan, pengukuran, dan pelaporan laba perusahaan serta komponennya dianggap merupakan salah satu tugas akuntansi yang sangat penting dalam menyediakan

Lebih terperinci

PENURUNAN NILAI ASET (ASSET IMPAIRMENT)

PENURUNAN NILAI ASET (ASSET IMPAIRMENT) PENURUNAN NILAI ASET (ASSET IMPAIRMENT) Dalam sejarah perkembangan akuntansi, penurunan nilai merupakan metode pelengkap depresiasi yang digunakan dalam model biaya (historical cost model). Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas

BAB I PENDAHULUAN. atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kriteria laporan keuangan yang lengkap menurut PSAK 1 (revisi 1998) dengan PSAK 1 (revisi 2009) adalah dalam butir (f) yang mengharuskan entitas untuk menyajikan laporan

Lebih terperinci

30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 June 30, 2011 and December 31, Juni 2011/ 31 Desember 2010/ June 30, 2011 December 31, 2010

30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 June 30, 2011 and December 31, Juni 2011/ 31 Desember 2010/ June 30, 2011 December 31, 2010 Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Konsolidasi Consolidated Statements of Financial Position (Balance Sheets) 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 June 30, 2011 and December 31, 2010 30 Juni 2011/ 31 Desember

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori keagenan muncul ketika pemilik perusahaan (principal) tidak mampu

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori keagenan muncul ketika pemilik perusahaan (principal) tidak mampu BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan muncul ketika pemilik perusahaan (principal) tidak mampu mengelola perusahaan miliknya sendiri, sehingga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (Agency Theory) menyebutkan bahwa hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent)

Lebih terperinci

PT PELAYARAN TEMPURAN EMAS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN / AND SUBSIDIARIES

PT PELAYARAN TEMPURAN EMAS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN / AND SUBSIDIARIES DAN ANAK PERUSAHAAN / AND SUBSIDIARIES Laporan Keuangan Konsolidasi (Tidak Diaudit)/ Consolidated Financial Statements (Unaudited) Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal / For Six

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate governance terhadap manajemen laba di industri perbankan Indonesia. Konsep good corporate

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Desember 2014 dan 2013 December 31, 2014 and 2013

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Desember 2014 dan 2013 December 31, 2014 and 2013 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Desember 2014 dan 2013 December 31, 2014 and 2013 ASET ASSETS ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 1,617,503

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan. Menurut IAI (2009) tujuan laporan keuangan adalah menyediakan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan. Menurut IAI (2009) tujuan laporan keuangan adalah menyediakan 14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah perusahaan. Menurut

Lebih terperinci

Report No. Page : : 002/08 63 of /08 63 dari 67. Laporan No. Halaman : :

Report No. Page : : 002/08 63 of /08 63 dari 67. Laporan No. Halaman : : 63 dari 67 63 of 67 NERACA Per 30 September 2007, BALANCE SHEETS As of September 30, 2007 and AKTIVA ASSETS AKTIVA LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 4.571.920.198 3.083.975.594 4.398.682.153 Cash

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 March 31, 2016 and December 31, 2015

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 March 31, 2016 and December 31, 2015 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 March 31, 2016 and December 31, 2015 31 Maret 2016/ 31 Desember 2015/ March 31, 2016

Lebih terperinci

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SATU SEMESTER SEMESTER GENAP PERIODE : JANUARI JUNI 2018

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SATU SEMESTER SEMESTER GENAP PERIODE : JANUARI JUNI 2018 SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SATU SEMESTER SEMESTER GENAP 2017 2018 PERIODE : JANUARI JUNI 2018 1. Kelompok Mata Kuliah : Akuntansi 2. Nama Mata Kuliah : Pengantar Akuntansi 2 3. Kode Mata Kuliah : EKO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting di dalam bidang akuntansi. Melakukan adopsi International Financial

BAB I PENDAHULUAN. penting di dalam bidang akuntansi. Melakukan adopsi International Financial BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengungkapan informasi yang relevan dan reliabel merupakan hal yang penting di dalam bidang akuntansi. Melakukan adopsi International Financial Reporting Standard

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 March 31, 2015 and December 31, 2014

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 March 31, 2015 and December 31, 2014 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 March 31, 2015 and December 31, 2014 31 Maret 2015/ 31 Desember 2014/ March 31, 2015

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan hasil kinerja perusahaan. Tujuan akuntansi secara keseluruhan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dan hasil kinerja perusahaan. Tujuan akuntansi secara keseluruhan adalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi adalah sebuah aktifitas jasa, dimana fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif, terutama informasi mengenai posisi keuangan dan hasil kinerja perusahaan.

Lebih terperinci

31 Maret 2007 dan 2006 March 31, 2007 and 2006

31 Maret 2007 dan 2006 March 31, 2007 and 2006 Neraca Konsolidasi Consolidated Balance Sheets 31 Maret 2007 dan 2006 March 31, 2007 and 2006 AKTIVA LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 108,871,947,078 549,013,543,573 Cash and cash equivalents Investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi sebagai bentuk pertanggungjawaban atas wewenang

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi sebagai bentuk pertanggungjawaban atas wewenang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaporan keuangan merupakan jenis ciri akuntansi yang menyajikan informasi berupa data-data kuantitatif atas semua transaksi yang telah dilakukan oleh perusahaan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan dan menjalankan perusahaan, sehingga perusahaan. membutuhkan laporan keuangan sebagai pegangan untuk mengetahui

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan dan menjalankan perusahaan, sehingga perusahaan. membutuhkan laporan keuangan sebagai pegangan untuk mengetahui BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian dan kemajuan teknologi di Indonesia yang semakin pesat membuat para pelaku bisnis semakin ketat dalam bersaing. Persaingan tersebut

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. revisi (1994) dengan PSAK 34 sesudah revisi (2010). Kedua, pembahasan dilanjutkan

BAB IV PEMBAHASAN. revisi (1994) dengan PSAK 34 sesudah revisi (2010). Kedua, pembahasan dilanjutkan BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini, pertama penulis akan menjelaskan perbedaan PSAK 34 sebelum revisi (1994) dengan PSAK 34 sesudah revisi (2010). Kedua, pembahasan dilanjutkan dengan penerapan persentase

Lebih terperinci

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan berisi informasi keuangan sebuah organisasi. Laporan keuangan diterbitkan oleh perusahaan merupakan

Lebih terperinci

RECEIVABLES 1. Apa itu receivables 2. Ada berapa jenis receivables PENGAKUAN A/R 3. A/R diakui sebesar apa?

RECEIVABLES 1. Apa itu receivables 2. Ada berapa jenis receivables PENGAKUAN A/R 3. A/R diakui sebesar apa? RECEIVABLES 1. Apa itu receivables? - Receivables merupakan financial asset. - Receivables adalah klaim yang dimiliki terhadap konsumen dan lainnya, atas uang, barang atau jasa. 2. Ada berapa jenis receivables?

Lebih terperinci

31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 March 31, 2011 and December 31, Maret 2011/ 31 Desember 2010/ March 31, 2011 December 31, 2010

31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 March 31, 2011 and December 31, Maret 2011/ 31 Desember 2010/ March 31, 2011 December 31, 2010 Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Konsolidasi Consolidated Statements of Financial Position (Balance Sheets) 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 March 31, 2011 and December 31, 2010 31 Maret 2011/ 31 Desember

Lebih terperinci

CASH and RECEIVABLES

CASH and RECEIVABLES CHAPTER 7 CASH and RECEIVABLES Bab ini membahas mengenai elemen dari Laporan Keuangan, yaitu current assets Cash and Cash Equivalents and Receivables. Untuk kas, kata kuncinya adalah internal kontrol dan

Lebih terperinci

31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 March 31, 2014 and December 31, Maret / 31 Desember / March 31, December 31, Catatan / Notes

31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 March 31, 2014 and December 31, Maret / 31 Desember / March 31, December 31, Catatan / Notes Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 March 31, 2014 and December 31, 2013 31 Maret / 31 Desember / March 31, December 31,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi keuangannya. Di samping itu laporan keuangan juga

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi keuangannya. Di samping itu laporan keuangan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan media yang digunakan perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangannya. Di samping itu laporan keuangan juga merupakan pertanggungjawaban

Lebih terperinci

30 September 2011 dan 31 Desember 2010 September 30, 2011 and December 31, 2010

30 September 2011 dan 31 Desember 2010 September 30, 2011 and December 31, 2010 Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position (Balance Sheets) 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 September 30, 2011 and December 31, 2010 30 September

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pendapatan a. Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan hal yang penting dalam operasi suatu perusahaan, karena didalam melakukan suatu aktivitas usaha,

Lebih terperinci

31 Maret 2009 dan 2008 March 31, 2009 and 2008

31 Maret 2009 dan 2008 March 31, 2009 and 2008 Neraca Konsolidasi Consolidated Balance Sheets 31 Maret 2009 dan 2008 March 31, 2009 and 2008 ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 252,879,603,447 402,682,025,568 Cash and cash equivalents Investasi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

PT Asuransi Eka Lloyd Jaya

PT Asuransi Eka Lloyd Jaya PT Asuransi Eka Lloyd Jaya Laporan keuangan tanggal 31 Desember 2016 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut beserta laporan auditor independen/ Financial statements as of December 31, 2016

Lebih terperinci

Analisa Rasio Keuangan

Analisa Rasio Keuangan 1 MODUL 3 Analisa Rasio Keuangan Tujuan Pembelajaran : 1. Bagaimana analisa laporan keuangan dapat membantu menejer untuk menilai kesehatan keuangan perusahaan 2. Menghitung ratio profitabilitas, likuiditas,

Lebih terperinci

HUTANG JANGKA PENDEK, PROVISI, DAN KONTIJENSI (L. Marthayadi Zikrullah) NIM: A1C012070

HUTANG JANGKA PENDEK, PROVISI, DAN KONTIJENSI (L. Marthayadi Zikrullah) NIM: A1C012070 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mataram Tahun 2014 HUTANG JANGKA PENDEK, PROVISI, DAN KONTIJENSI (L. Marthayadi Zikrullah) NIM: A1C012070 1. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Definisi Kewajiban: Kewajiban

Lebih terperinci

PERNYATAAN KEASLIAN...

PERNYATAAN KEASLIAN... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PRASYARAT GELAR... ii LEMBAR PERSETUJUAN... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv SURAT PERNYATAAN KEASLIAN... v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... viii ABSTRACT...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam industri pertambangan dan energi, proses menemukan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam industri pertambangan dan energi, proses menemukan sumber daya alam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam industri pertambangan dan energi, proses menemukan sumber daya alam selalu dikaitkan dengan aktifitas eksplorasi dan evaluasi. Aktifitas eksplorasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud.

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud. BAB II LANDASAN TEORI Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh entitas, Standar Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam

Lebih terperinci

Ikatan Akuntan Indonesia. IAI Copy Right, all rights reserved

Ikatan Akuntan Indonesia. IAI Copy Right, all rights reserved Ikatan Akuntan Indonesia Tiga Pilar Akuntansi Keuangan: Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) SAK ETAP SAK Syariah SAK ETAP digunakan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik (ETAP). ETAP adalah entitas yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II A. Landasan Teoritis TINJAUAN PUSTAKA 1. Teori sinyal (Signaling Theory) Teori sinyal mengasumsikan bahwa informasi yang diterima oleh masingmasing pihak tidak sama. Atau dengan kata lain, teori

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016 March 31, 2017 and December 31, 2016

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016 March 31, 2017 and December 31, 2016 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016 March 31, 2017 and December 31, 2016 31 Maret 2017/ 31 Desember 2016/ March 31, 2017

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Rerangka Teori dan Literatur 2.1.1. Pengertian Bank Pada Pasal 1 (Butir 2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan,

Lebih terperinci

PT GRAND KARTECH Tbk DAN ENTITAS ANAK / PT GRAND KARTECH Tbk AND SUBSIDIARY. Laporan Keuangan Konsolidasian/Consolidated Financial Statement

PT GRAND KARTECH Tbk DAN ENTITAS ANAK / PT GRAND KARTECH Tbk AND SUBSIDIARY. Laporan Keuangan Konsolidasian/Consolidated Financial Statement / Laporan Keuangan Konsolidasian/Consolidated Financial Statement 30 Juni 2014/ June 30, 2014 TIDAK DIAUDIT / UNAUDITED Daftar Isi Table of Contents Halaman/ Page Pernyataan Direksi Director s Statement

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. produk/jasa yang dihasilkannya. Untuk menyampaikan produk yang ada ke tangan

BAB II DASAR TEORI. produk/jasa yang dihasilkannya. Untuk menyampaikan produk yang ada ke tangan BAB II DASAR TEORI A. Pendapatan 1. Pengertian Pendapatan Setiap perusahaan tentunya menginginkan agar usahanya berjalan dengan baik. Oleh karena itu perusahaan dapat memberi kepuasan kepada konsumen melalui

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian laporan keuangan Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (2004:2) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Warren (2013 : 9), mendefinisikan akuntansi diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di perkembangan perekonomian yang semakin maju ini di mana persaingan usaha

BAB I PENDAHULUAN. Di perkembangan perekonomian yang semakin maju ini di mana persaingan usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di perkembangan perekonomian yang semakin maju ini di mana persaingan usaha menjadi semakin sulit, perusahaan yang kuat dapat semakin meningkatkan keuntungannya,

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA DAN ENTITAS ANAK REPUBLIK INDONESIA AND SUBSIDIARIES. Per 31 Desember 2013 dan 2012 As of December 31, 2013 and 2012

REPUBLIK INDONESIA DAN ENTITAS ANAK REPUBLIK INDONESIA AND SUBSIDIARIES. Per 31 Desember 2013 dan 2012 As of December 31, 2013 and 2012 LAPORAN POSISI KEUANGAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL KONSOLIDASIAN POSITIONS Per 31 Desember 2013 dan 2012 As of December 31, 2013 and 2012 ASET Aset Lancar Kas dan Setara Kas Catatan/ 2013 2012

Lebih terperinci

Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) sampai dengan 31 Desember 2008

Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) sampai dengan 31 Desember 2008 Daftar Isi Halaman Laporan Auditor Independen 1 Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) Laporan Aset dan Kewajiban Laporan Operasi Laporan

Lebih terperinci

PT PELAYARAN TEMPURAN EMAS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN / AND SUBSIDIARIES

PT PELAYARAN TEMPURAN EMAS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN / AND SUBSIDIARIES DAN ANAK PERUSAHAAN / AND SUBSIDIARIES Laporan Keuangan Konsolidasi (Tidak Diaudit)/ Consolidated Financial Statements (Unaudited) Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal / For Three

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Melihat situasi politik ekonomi yang terjadi saat ini, perkembangan perusahaan banyak mengalami hambatan. Keadaan ini mengharuskan pimpinan

Lebih terperinci