TINDAKAN IBU DALAM MENANGANI BALITA YANG MENGALAMI KEJANG DEMAM DI RUMAH
|
|
- Sukarno Budiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TINDAKAN IBU DALAM MENANGANI BALITA YANG MENGALAMI KEJANG DEMAM DI RUMAH Hurun Ain, Widya Warastuti, Dian Rahmawati Poltekkes Kemenkes Malang Jl. Besar Ijen No C Malang hurun_ain@yahoo.com Abstract: The purpose research to identify the mother of action in handle with toddler who have febrile convulsion at home. Descriptive explorative design. The population were all mothers who accompany their toddler who have febrile convulsion in the children ward Dr. R. Soedarsono hospital Pasuruan were 31. Sample of this study is 30 that collected by accidental sampling technique. The variable in this study is the mother of action in dealing with a toddler who has a febrile convulsion at home. The technique of collecting data using questionnaires, and analysis of data with descriptive and entered in the distribution frequency table. The results showed that action mother in dealing with a toddler who has a febrile convulsion at home most of the respondents is 1 (5%) in the category quite well. For the results of this study, the mother can to do in action or immediate treatment is quick and precise with toddler who have febrile convulsion. administering 35% oral sucrose can reduce pain responses due to immunization injection in infant.. Keywords: Mother s action at home, toddler, febrile convulsion Abstrak: Tujuan penelitian mengidentifikasi tindakan ibu dalam menangani balita yang mengalami kejang demam selama di rumah. Desain penelitian ini deskriptif eksploratif. Populasi penelitian adalah seluruh ibu yang mendampingi balitanya yang mengalami kejang demam saat dirawat inap di ruang anak RSUD Dr. R. Soedarsono Kota Pasuruan berjumlah 31 orang. Sampel penelitian ini sebanyak 30 orang yang diambil dengan menggunakan teknik accidental sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah tindakan ibu dalam menangani balita yang mengalami kejang demam di rumah. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tindakan ibu dalam menangani balita yang mengalami kejang demam di rumah sebagian besar yaitu 1 responden (5%) berada pada kategori cukup baik. Berdasarkan hasil disimpulkan bahwa tindakan ibu dalam menangani balita yang mengalami kejang demam di rumah yang dirawat di ruang anak RSUD Dr. R. Soedarsono Kota Pasuruan adalah sebagian besar (5%) dikategorikan cukup baik. Dengan diketahuinya hasil penelitian ini, diharapkan ibu dapat melakukan tindakan/penanganan segera yang cepat dan tepat pada balita yang mengalami kejang demam Kata Kunci: tindakan ibu di rumah, balita, kejang demam PENDAHULUAN Demam merupakan mekanisme pertahanan tubuh terhadap zat asing yang masuk kedalam tubuh, sehingga suhu badan menjadi lebih tinggi dari 3 o C. Demam sering terjadi pada usia balita, ketika kenaikan suhu badan (demam) tersebut mencapai skala angka yang paling tinggi, akan menimbulkan kejang pada anak atau disebut dengan kejang demam. Menurut Prichard dan Mc Greal dalam Lumbantobing (2004) mengemukakan bahwa bila pireksia (suhu badan tinggi) merupakan penyebab utama dari kejang demam. Hal tersebut merupakan bentuk pertahanan tubuh yang belum matur dalam melawan kondisi lingkungan luar. Maka dalam kondisi ini, tindakan ibu dirumah sebagai orang tua sangat dibutuhkan dalam penanganan pada anak tersebut. Bagi kebanyakan orang tua menyaksikan anaknya yang sedang mengalami serangan kejang merupakan pengalaman yang menakutkan, membingungkan, dan menyedihkan. Tidak sedikit diantara mereka yang mengira bahwa anaknya pissn eissn
2 JURNAL KEPERAWATAN TERAPAN, VOLUME 1, NO. 2, SEPTEMBER 2015: akan mati sewaktu mengalami serangan kejang (Lumbantobing, 2004). Bila kejang demam sudah berlalu, banyak diantara ibu/orang tua yang hanya menanyakan akibat kejang demam yang dialami anaknya, ketimbang melakukan upaya untuk menghentikan dan melakukan pencegahan yang efektif agar serangan kejang tidak kambuh kembali. Jika terjadi serangan kejang tiba-tiba biasanya ibu menanganinya dengan mengendong anaknya kemudian menyiram kepala anak dengan air dingin, dan memasukan gagang sendok yang dibungkus dengan kain/saputangan bersih pada mulut anak. Sedangkan untuk menurunkan suhu tubuh anak orang tua menumbuk buah timun kemudian ditempelkan pada kening kepala anak. Jika suhu tubuh anak masih tinggi dan kejang tidak berhenti, maka ibu membawa anak kerumah sakit. Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering dijumpai pada anak, terutama pada golongan anak umur 6 bulan sampai 4 tahun. Hampir 3% dari anak yang berumur dibawah 5 tahun pernah menderita kejang demam (Ngastiyah, 2005). Penelitian oleh berbagai pakar didapatkan bahwa sekitar 2,2-5% anak pernah mengalami kejang demam sebelum mereka usia 5 tahun (Lumbantobing, 2004). Penelitian di Jepang bahkan mendapatkan angka kejadian (insiden) yang lebih tinggi yaitu, Maeda dkk dalam Lumbantobing (2004) mendapatkan angka 9,% (pada pria 10,5% dan pada wanita 8,9%) dan Tsuboi mendapatkan angka sekitar %. Berbagai hasil penelitian didapatkan bahwa kejang demam agak lebih sering dijumpai pada anak laki-laki daripada perempuan, dengan perbandingan yang berkisar antara 1,4:1 dan 1,2:1 (Lumbantobing, 2004). Hal ini disebabkan karena tingkat kematangan otak dalam bidang anatomi fisiologi lebih cepat perempuan dari pada laki-laki. Berdasarkan laporan dari daftar diagnosa lab./ SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUD Dr. Soetomo Surabaya didapatkan data adanya peningkatan insiden kejang demam. Pada tahun 1999 ditemukan pasien kejang demam sebanyak 83 orang dan tidak didapatkan angka kematian (0%). Pada tahun 2000 ditemukan pasien kejang demam 132 orang dan tidak didapatkan angka kematian (0%). Dari data di atas menunjukkan adanya peningkatan insiden kejadian sebesar 3% (Edy Riyawan, 2013) Berdasarkan data diagnosa di ruang anak RSUD Dr. R. Soedarsono Kota Pasuruan angka kejadian balita kejang demam pada bulan Agustus 2013 sebanyak 32 balita. Pada bulan September 2013 menjadi 34 balita, bulan Oktober 2013 menurun sebanyak 30 balita, begitupun pada bulan November 2013 terjadi penurunan 21 balita, dan pada bulan Desember kembali meningkat menjadi 3 balita. Berdasarkan hasil survey pendahuluan pada bulan Januari 2014 di ruang anak RSUD Dr. R. Soedarsono Kota Pasuruan dengan wawancara terhadap 5 ibu yang mendampingi balitanya yang mengalami kejang demam, diperoleh hasil yaitu 2 ibu balita mengatakan apabila anaknya tiba-tiba kejang maka tindakan yang dilakukan adalah memberikan sendok yang dibalut dengan kain/ sapu tangan bersih lalu gagangnya diselipkan diantara gigi anak, dan memberi kompres dingin pada kening kepala balita, sedangkan 3 ibu balita tidak melakukan tindakan apapun. Peneliti berharap para ibu yang mempunyai balita dengan riwayat kejang demam waspada dan tanggap dalam melakukan tindakan yang tepat pada balita kejang demam jika kejang tersebut menyerang kembali. Kejang demam yang berlangsung singkat pada umumnya tidak berbahaya dan tidak meninggalkan gejala sisa. Tetapi kejang yang berlangsung lama (lebih dari 15 menit) biasanya disertai apnea, meningkatnya kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia, hiperkapnia, asidosis laktat disebabkan oleh metabolisme anaerobic, hipotensi arterial disertai denyut jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh makin meningkat yang disebabkan makin meningkatnya aktivitas otot, dan selanjutnya menyebabkan metabolisme otak meningkat. Rangkaian kejadian diatas adalah faktor penyebab hingga terjadi kerusakan neuron otak selam berlangsungnya kejang lama. Faktor terpenting adalah gangguan peredaran darah yang 54 pissn eissn
3 mengakibatkan hipoksia hingga meninggikan permeabilitas kapiler dan timbul edema otak yang mengakibatkan kerusakan sel neuron otak (Ngastiyah, 2005). Anak yang menderita kejang demam berisiko lebih besar mengalami epilepsi, dibandingkan dengan yang tidak. Derajat resiko dipengaruhi oleh beberapa faktor, tetapi yang terpenting adalah adanya kelainan status neurologic sebelum kejang, timbulnya kejang demam kompleks, dan riwayat kejang afebris pada keluarga (Abraham, dkk, 200). Kejang demam merupakan kedaruratan medis yang memerlukan tindakan/penanganan segera. Tindakan yang cepat dan tepat sangat diperlukan untuk menghindari cacat yang lebih serius yang diakibatkan oleh bangkitan kejang yang sering atau berulang-ulang. Untuk itu ibu atau orang tua dituntut untuk mengetahui dan paham, sadar akan dampak negative yang akan ditimbulkan dan selalu melakukan tindakan/ penangganan pertama pada anak kejang demam. Tindakan pertama anak kejang demam yaitu mencegah atau mengendalikan aktivitas kejang, melindungi anak dari bahaya trauma, mempertahankan jalan nafas. Tindakan dari ibu disarankan tetap waspada terhadap kemungkinan serangan kejang demam, kalau serangan datang ibu hendaknya harus melakukan tindakan awal. Menurut Ngastiyah (2005) yang mesti dilakukan adalah, tidak boleh panik yang penting adalah mencegah jangan sampai timbul kejang. Jika terjadi kejang anak harus dibaringkan ditempat yang rata, kepalanya dimiringkan dan buka bajunya. Maka dalam meningkatkan pemahaman ibu dalam melakukan tindakan pertolongan pertama pada balita yang mengalami kejang demam, pemerintah atau rumah sakit dapat melakukan pendidikan kesehatan seperti penyuluhan. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi tindakan ibu dalam menangani balita yang mengalami kejang demam selama di rumah. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain deskriptif eksploratif yang bertujuan untuk mendeskripsikan tindakan yang dilakukan ibu dalam menangani balita yang mengalami kejang demam di rumah. Populasi subjek penelitian ini adalah seluruh ibu yang mendampingi balitanya yang mengalami kejang demam saat rawat inap di ruang anak RSUD Dr. R. Soedarsono Kota Pasuruan pada tanggal 22 Februari-21 April Jumlah populasi masing-masing sebanyak 31 orang Besar sampel pada penelitian ini adalah 30 orang diambil dengan teknik total sampling Pengumpulan data dilakukan dengan cara 1) melakukan pendekatan dan menjelaskan kepada orang tua hal yang berhubungan dengan penelitian. Orangtua yang bersedia menjadi responden diminta untuk menandatangani surat persetujuan menjadi responden dan bila orangtua tidak bersedia peneliti tidak memaksa, 2) peneliti membagikan kuesioner kepada responden untuk diisi. dan menjelaskan cara mengisi lembar kuesioner yang terdiri dari 15 pertanyaan dengan pilihan jawaban a, b, c, dan d, kemudian peneliti mendampingi responden, apabila ada hal-hal lain yang tidak dimengerti oleh responden dalam pengisian lembar kuesioner dapat langsung ditanyakan 3) mengumpulkan dan mengecek kelengkapan data, data yang kurang lengkap dilengkapi dengan peneliti meminta responden untuk mengisi kekurangannya 4) Mengecek kelengkapan data Data yang terkumpul melalui lembar kuesioner kemudian ditabulasi, setiap jawaban responden dimasing-masing pertanyaan akan diberi skor. Untuk pertanyaan positif jika jawaban Ya skor 1 dan Tidak skor 0 hasilnya dijumlahkan dan dibandingkan dengan skor tertinggi yang diharapkan, kemudian dikalikan 100%. Teknik analisa persentase skoring menggunakan rumus skor perolehan dibagi skor maksimal kemudian dikalikan 100%. Hasil analisis diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria kualitatif: 6-100% = Tindakan tepat, 56-5% = cukup tepat, 40-45% = kurang tepat, <40% = tidak tepat. pissn eissn
4 JURNAL KEPERAWATAN TERAPAN, VOLUME 1, NO. 2, SEPTEMBER 2015: HASIL PENELITIAN Karakteristik responden berdasarkan usia, hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar yaitu 18 responden (60%) berusia antara tahun. Berdasarkan pendidikan responden didapatkan bahwa sebagian besar hanya tamat sekolah dasar (Tabel 1). Tabel 1. Distribusi frekuensi tingkat pendidikan responden Pendidikan terakhir n % Tidak Tamat SD SD Tamat SMP SMA/SMK Perguruan Tinggi Tabel 2. Distribusi frekuensi pekerjaan responden Pekerjaan n % Tidak bekerja Wiraswasta Petani Pekerja Swasta PNS(Guru) Tabel 3. Distribusi frekuensi berdasarkan informasi tentang penanganan kejang demam Sumber Informasi n % Orang lain Televisi Media Cetak Internet Tabel 4. Distribusi frekuensi tindakan responden dalam menangani kejang demam di rumah Kategori n % Cukup Tepat Kurang Tepat Tidak Tepat Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan didapatkan sebanyak 21 orang (0%) tidak bekerja (Tabel 2). Berdasarkan perolehan informasi tentang penanganan kejang demam, didapatkan 14 orang (4%) mendapatkan informasi dari media cetak (Tabel 3). Hasil penelitian juga mengungkapkan tindakan responden dalam melakukan penanganan kejang demam di rumah, didapatkan 1 orang (5%) cukup tepat, 9 orang kurang tepat dan hanya 4 orang (13%) yang tidak tepat (Tabel 4). PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa tindakan ibu dalam menangani balita yang mengalami kejang demam di rumah yang dirawat di ruang anak RSUD Dr. R. Soedarsono Kota Pasuruan adalah sebagian besar yaitu 1 responden (5%) dikategorikan cukup baik. Tindakan atau penanganan ibu pada balita kejang demam di rumah sangat dibutuhkan, agar tidak terjadi komplikasi yang serius. Tindakan yang harus dilakukan ibu di rumah adalah melakukan perawatan yang adekuat. Penderita dimiringan kesalah satu sisi agar tidak terjadi aspirasi ludah atau lendir dari mulut. Melonggarkan pakaian yang ketat agar jalan napas tetap terbuka lega sehingga suplai oksigen terjamin. Tidak mengekang balita saat kejang terjadi, tidak memberikan minum apapun pada balita, dan tidak memasukkan apapun diantara gigi balita yang mengalami kejang demam. Suhu yang tinggi (demam) harus segera diturunkan dengan melakukan kompres hangat. Terdapat beberapa faktor yang turut menyebabkan sebagian besar tindakan ibu dalam menangani balita yang mengalami kejang demam di rumah dikategorikan cukup baik antara lain: usia, pendidikan, pekerjaan dan pengalaman/cara memperoleh sumber informasi. Faktor pertama yang menyebabkan responden sebagian besar dikategorikan cukup baik adalah umur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar yaitu 18 responden (60%) berusia antara tahun. Menurut peneliti usia tahun akan relatif lebih matang fungsi organ- 56 pissn eissn
5 organnya dan proses perkembangan mentalnya bertambah baik, sehingga kemampuan motorik kasarnya akan lebih baik dan terampil dari pada usia yang lebih tua. Menurut Hurlock (1998) mengemukakan bahwa kemampuan motorik orang muda mencapai puncak kekuatan antara usia tahun. Kecepatan respon maksimal terdapat antara usia 20 dan 25 tahun dan sesudah itu sedikit demi sedikit menurun. Dalam belajar menguasai keterampilan-keterampilan motorik yang baru, orang-orang muda usia 20-an lebih mampu dari pada mereka yang mendekati usia setengah umur. Oleh karena itu seseorang dengan usia antara tahun akan lebih mudah melakukan perawatan yang adekuat pada balita kejang demam di rumah, karena ibu akan lebih terampil dalam melakukan tindakan. Contohnya seperti: tindakan untuk menurunkan demam pada balita ibu melakukan kompres hangat pada balita, memberikan obat paracetamol, dan ketika balita mulai panas tinggi yang tak kunjung turun, tindakan yang dilakukan oleh ibu adalah langsung membawa balitanya pergi ke pelayanan kesehatan. Sehingga hal ini mengakibatkan para ibu cukup baik dalam mengidentifikasi tindakan/penanganan balita kejang demam di rumah. Faktor kedua yang menyebabkan responden sebagian besar dikategorikan cukup baik adalah pendidikan. Hampir setengah responde yaitu sebanyak 14 responden (4%) berpendidikan terakhir SD. Menurut Mubarak (2012) pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Menurut peneliti tingkat pendidikan memang sangat berpengaruh pada tindakan ibu dalam menangani balita yang mengalami kejang demam di rumah. Diketahui bahwa hampir setengahnya (4%) responden berpendidikan terakir SD. SD (Sekolah Dasar) merupakan tingkat pendidikan yang rendah, akan tetapi pendidikan tidak terbatas pada kemampuan membaca, menulis, mempunyai ijazah pendidikan dari lembaga-lembaga formal saja, tetapi jauh lebih dari umum yang mencakup pendidikan yang benar-benar dibutuhkan oleh seseorang. Lembaga-lembaga informal, interaksi/ komunikasi antar sesama, pengalaman dan stimulus yang diperoleh dari media cetak, juga dapat mempengaruhi pengetahuan dan terbentuknya tindakan yang tepat dalam penanganan kejang demam pada balita. Diketahui juga bahwa responden ada yang berpendidikan terakhir SMA sebanyak orang, dan Perguruan Tinggi 1 orang. Maka dengan tingkat pendidikan yang tinggi seseorang akan mempunyai wawasan yang tinggi dan semakin mudah dalam menerima informasi tentang tindakan yang harus dilakukan saat balita kejang demam. Sehingga ibu mempunyai pengetahuan yang cukup baik dalam penanganan kejang demam di rumah dan bisa meminimalkan resiko komplikasi pada balita yang mengalami kejang demam. Pendapat ini didukung oleh Sunaryo (2004) mengatakan bahwa secara luas pendidikan mencakup seluruh proses kehidupan individu sejak dalam ayunan hingga liang lahat, berupa interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal maupun informal. Proses dan kegiatan pendidikan pada dasarnya melibatkan masalah prilaku individu maupun kelompok. Faktor ketiga yang menyebabkan responden sebagian besar dikategorikan cukup baik adalah pekerjaan. Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu 21 responden (0%) tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga. Menurut Efendy (1998) peranan ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. Bowden (2011) mengemukakan bahwa stereotip gender biasanya menempatkan wanita sebagai perawat dalam rumah tangganya. Hal ini mencerminkan suatu penerimaan budaya terhadap wanita/ibu sebagai seorang pengasuh. Tanggung jawab yang biasa dilakukan seorang wanita di rumah dapat bertambah, termasuk menyiapkan pissn eissn
6 JURNAL KEPERAWATAN TERAPAN, VOLUME 1, NO. 2, SEPTEMBER 2015: makan, merawat anggota keluarga yang lain (seperti lansia dan orang cacat), mengobati penyakit yang lazim dan memelihara ketenagaan emosi setiap anggota keluarganya. Menurut peneliti hal diatas dipengaruhi oleh pengalaman dan seringnya ibu meluangkan waktunya bersama balitanya, karena kebanyakan responden sebagai ibu rumah tangga atau tidak bekerja. Para ibu akan mengetahui balitanya mengalami perkembangan, pertumbuhan, dan bahkan jika balitanya mengalami gangguan kesehatan. Ibu akan langsung mengambil tindakan untuk menolong balitanya. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh pengalaman yang diperoleh responden. Seluruh responden mempunyai pengalaman tentang kejang demam yang dialami oleh balitanya saat dirumah. Sehingga hal ini mengakibatkan para ibu cukup baik dalam mengidentifikasi tindakan yang dilakukan ketika balitanya mengalami kejang demam. Pendapat ini didukung oleh Mubarak (2012) pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalam terhadap objek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya, dan akhirnya dapat pula membentuk sikap positif dalam kehidupannya. Faktor keempat yang menyebabkan responden sebagian besar dikategorikan cukup baik adalah cara memperoleh sumber informasi. Hasil menunjukkan bahwa hampir setengahnya yaitu sebanyak 14 responden (4%) memperoleh sumber informasi tentang penanganan kejang demam dari media cetak; surat kabar, majalah. Menurut Notoatmodjo, (200) informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang banyak memperoleh informasi maka ia cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Menurut Mubarak (2012) pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya informasi. Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru. Menurut peneliti cara memperoleh sumber informasi tentang penanganan kejang demam mempunyai pengaruh terhadap tindakan ibu dalam menangani balita yang mengalami kejang demam di rumah. Diketahui bahwa sumber informasi yang diperoleh responden adalah dari media cetak; surat kabar, majalah. Hal ini akan menambah pengetahuan responden dengan melihat, membaca kemudian mengaplikasikannya dalam bentuk tindakan dikehidupan sehari-hari, serta semua responden mempunyai pendidikan. Sehingga responden mudah dalam mendapatkan informasi yang baru, seperti ibu membaca artikel tentang kejang demam dan ibu mengerti atau faham kemudian mengaplikasikan cara-cara penanganan kejang demam pada balitanya. Maka dalam hal ini ibu mempunyai pengetahuan yang cukup baik dalam melakukan tindakan penangganan yang tepat pada balita yang mengalami kejang demam. Pendapat ini didukung oleh Wied Hary A, (1996) informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa sebagian besar responden cukup tepat dalam melakukan penanganan kejang demam pada anaknya selama di rumah. Bagi orangtua Diharapkan orang tua/ibu yang balitanya pernah kejang demam dapat menambah pengetahuan mengenai pencegahan dan tindakan awal yang harus dilakukan pada balita kejang demam dengan cara aktif mengikuti penyuluhan yang dilaksanakan oleh pelayanan kesehatan seperti di rumah sakit Bagi rumah sakit Diharapkan setelah mengetahui tindakan ibu dalam menangani balita yang mengalami kejang demam di rumah dapat 58 pissn eissn
7 dijadikan bahan pertimbangan bagi pelayanan kesehatan dalam meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan balita yaitu dengan memberikan penyuluhan khususnya tentang kejang demam Bagi peneliti selanjutnya Dapat menjadi bahan dan acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya khususnya mengenai peran serta anggota keluarga dalam penanganan kejang demam yang terjadi berulang-ulang. DAFTAR PUSTAKA Alimul, Aziz Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah, Jakarta: Salemba Medika. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT. Rineka Cipta. Bowden, Jan Promosi Kesehatan dalam Kebidanan, Jakarta: EGC Edy Riyawan, Makalah Kegawatdaruratan Kejang Demam, (Online), ( /makalah-kegawat-darurata-kejang-demam, diakses 10 Desember 2013) Effendy, Nasrul Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Jakarta: EGC Hurlock B, Elizabeth Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga Kumalasari, Intan Kesehatan Reproduksi, Jakarta: Salemba Medika Lumbantobing Kejang Demam (Febrile Convulsions), Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Mubarak, Wahit Iqbal, dkk Promosi Kesehatan, Yokyakarta: Graha Ilmu Ngastiyah Perawatan Anak Sakit, Jakarta: EGC Notoatmodjo, Soekidjo Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta: PT. Rineka Cipta Notoatmodjo, Soekidjo Ilmu Prilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo Konsep Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta: PT. Rineka Cipta Rudolph, Abraham M Buku Ajar Pediatri Rudolph, Volume 3, Jakarta: Buku Kedokteran EGC Setiadi, 200. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan, Yogyakarta: Graha Cipta Sunaryo Psikologi untuk Keperawatan, Jakarta: EGC Wijaya, M.C P3K Pada Balita, Jakarta: Kawan Pustaka pissn eissn
BAB I PENDAHULUAN. sama, tergantung nilai ambang kejang masing-masing. Oleh karena itu, setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kejang demam merupakankelainan neurologis yang paling sering terjadi pada anak, 1 dari 25 anak akan mengalami satu kali kejang demam. Hal ini dikarenakan, anak yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (lebih dari 15 menit) dapat menyebabkan kematian (0,64-0,74%). pertama sebelum umur 4 tahun, terbanyak diantara bulan.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kejang demam atau febrile convulsion ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 38ºC) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada anak. Bangkitan kejang ini terjadi karena adanya kenaikan suhu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kejang demam merupakan kelainan neurologis akut yang paling sering dijumpai pada anak. Bangkitan kejang ini terjadi karena adanya kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Muti ah, 2016
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kejang demam adalah kejang yang terjadi karena adanya suatu proses ekstrakranium tanpa adanya kecacatan neurologik dan biasanya dialami oleh anak- anak.
Lebih terperinciStudy Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi
Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi Oleh : Nurul Hidayah, S.Kep.Ns ABSTRAK Latar belakang : Diabetes mellitus adalah penyakit kronis
Lebih terperinciPERAN IBU DALAM TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO
260 Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No. 3, Desember 2017 PERAN IBU DALAM TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO Veryudha Eka Prameswari 1*, Indah Kusmindarti 2, Linda
Lebih terperinciEFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO
EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO Dwi Helynarti, S.Si *) Abstrak Kanker serviks uteri merupakan penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia mempunyai dua faktor yang berpengaruh besar terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai dua faktor yang berpengaruh besar terhadap pertumbuhan anak yaitu gizi dan infeksi. Saat ini 70% kematian balita disebabkan karena pneumonia, campak,
Lebih terperinciHUBUNGAN RIWAYAT BBLR DENGAN RETARDASI MENTAL DI SLB YPPLB NGAWI Erwin Kurniasih Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi
HUBUNGAN RIWAYAT BBLR DENGAN RETARDASI MENTAL DI SLB YPPLB NGAWI Erwin Kurniasih Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi Email: nerserwin.08@gmail.com ABSTRAK Retardasi mental merupakan salah satu gangguan yang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38 o C) yang disebabkan oleh proses
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kejang Demam Kejang demam atau febrile convulsion ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38 o C) yang disebabkan oleh proses
Lebih terperinciMODEL PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM MENIGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG PENGELOLAAN KEJANG DEMAM PADA IBU BALITA DI POSYANDU BALITA
Rahayu, Model Pendidikan Kesehatan dalam Meningkatkan Pengetahuan 47 MODEL PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM MENIGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG PENGELOLAAN KEJANG DEMAM PADA IBU BALITA DI POSYANDU BALITA Sunarsih
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG PENYAKIT ISPA DI PUSKESMAS PEMBANTU SIDOMULYO WILAYAH KERJA PUSKESMAS DEKET KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG PENYAKIT ISPA DI PUSKESMAS PEMBANTU SIDOMULYO WILAYAH KERJA PUSKESMAS DEKET KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN Novita Fitrianingrum, Ati ul Impartina, Diah Eko Martini.......ABSTRAK.......
Lebih terperinciANALISA PENGETAHUAN IBU NIFAS TERHADAP TANDA BAHAYA BAYI BARU LAHIR THE ANALYSIS OF OF POSTPARTUM MOTHER TO KNOWLEDGE THE DANGER SIGNS OF NEW BORN
ANALISA PENGETAHUAN IBU NIFAS TERHADAP TANDA BAHAYA BAYI BARU LAHIR THE ANALYSIS OF OF POSTPARTUM MOTHER TO KNOWLEDGE THE DANGER SIGNS OF NEW BORN Nur Hidayah ¹ ),Fitri Wulandari ² ) Prodi DIII Kebidanan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Nazwar Hamdani Rahil INTISARI Latar Belakang : Kecenderungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (American Academy of Pediatrics, 2008). Penyebab demam pada pasien
BAB 1 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN Kejang Demam adalah kejang pada anak sekitar usia 6 bulan sampai 6 tahun yang terjadi saat demam yang tidak terkait dengan kelainan intrakranial, gangguan metabolik,
Lebih terperinciPENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH. Achmad Ridwan, Anita Nur Lely Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri
PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH Achmad Ridwan, Anita Nur Lely Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri ABSTRAK Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014 Sri Mulyati Akademi Keperawatan Prima Jambi Korespondensi penulis
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul WIB Ny Y datang ke
digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL I. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul 22.07 WIB Ny Y datang ke RSUD Sukoharjo dengan membawa
Lebih terperinciTINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi
TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI Nugrahaeni Firdausi Abstrak Permasalahan yang sering dijumpai saat ini banyak pasien mengalami kecemasan saat baru pertama kali mengalami rawat inap. Cemas
Lebih terperinciFajarina Lathu INTISARI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT DBD DI WILAYAH KELURAHAN DEMANGAN YOGYAKARTA Fajarina Lathu INTISARI Latar
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT DI KEBAYANAN TERSO DESA KANDANGSAPI JENAR
TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT DI KEBAYANAN TERSO DESA KANDANGSAPI JENAR Andriyani Puji Hastuti, Nafiisah Akademi Kebidanan YAPPI Sragen ABSTRAK
Lebih terperinciGAMBARAN SIKAP PERAWAT DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA ANAK USIA BALITA OVERVIEW ATTITUDE OF NURSES IN COMMUNICATION THERAPEUTIC IN CHILDREN
54 Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 3. (1) Januari 2017 ISSN. 2407-7232 GAMBARAN SIKAP PERAWAT DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA ANAK USIA BALITA OVERVIEW ATTITUDE OF NURSES IN COMMUNICATION THERAPEUTIC
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG MEMANDIKAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI LULUT BANJARMASIN ABSTRAK
Hidayah et al., Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Primipara.. GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG MEMANDIKAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI LULUT BANJARMASIN 1 AKBID Sari Mulia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tubuh) terhadap penyakit (Biddulph, 1999). Salah satu penyakit. yang umumnya diderita oleh bayi dan balita adalah jenis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak-anak merupakan kelompok dalam masyarakat yang paling rentan terserang penyakit. Hal ini karena mereka belum mempunyai cukup perlindungan (imunitas atau
Lebih terperinciPatria Asda, A., Perbedaan Persepsi Pasien...
9 PERBEDAAN PERSEPSI PASIEN TERHADAP PEMBERIAN TERAPI ORAL DAN INJEKSI DENGAN TERAPI INJEKSI SAJA Differences in Perception Of Patients on Giving Oral Treatment And Injection With Injection Therapy Only
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kejang demam merupakan salah satu kejadian bangkitan kejang yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kejang demam merupakan salah satu kejadian bangkitan kejang yang sering dijumpai pada anak. Bangkitan kejang ini disebabkan oleh demam dimana terdapat kenaikan suhu
Lebih terperinciANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI
ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI Retno Palupi Yonni STIKes Surya Mitra Husada Kediri e-mail
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI PADA ANAK USIA 0-11 BULAN
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI PADA ANAK USIA 0- BULAN Titiek Idayanti Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada Mojokerto e-mail : tik.nurul@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciPENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEPATUHAN DALAM TINDAKAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 4-12 TAHUN
PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEPATUHAN DALAM TINDAKAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 4-12 TAHUN Iis Suwanti Program Studi Keperawatan, Akademi Keperawatan Dian Husada Mojokerto Email : iis_suwanti@yahoo.com
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN PUS TENTANG KB LENDIR SERVIKS DI DESA BALUNG TAWUN KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN
GAMBARAN PENGETAHUAN PUS TENTANG KB LENDIR SERVIKS DI DESA BALUNG TAWUN KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN Martikowati Suryanis*, Andri Tri Kusumaningrum**, Mu ah***.......abstrak....... Kontrasepsi
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN WUS (USIA TAHUN) TENTANG MANFAAT PAP SMEAR. Surya Mustika Sari¹, Titiek Idayanti²
TINGKAT PENGETAHUAN WUS (USIA -50 TAHUN) TENTANG MANFAAT PAP SMEAR Surya Mustika Sari¹, Titiek Idayanti² Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada Mojokerto E-mail : surya.mustikasari@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciTingkat Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida Tentang Persiapan Menghadapi Persalinan Di Puskesmas Kedawung I Kabupaten Sragen
IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 2 - Juli 216 Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida Tentang Persiapan Menghadapi Persalinan Di Puskesmas Kedawung I Kabupaten Sragen (Level Of
Lebih terperinciPROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA
PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA Sri Hartatik*, Henny Juaria* *Akademi Kebidanan Griya Husada, Jl. Dukuh Pakis Baru II no.110 Surabaya Email
Lebih terperinciElisa Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang ABSTRAK
UMUR, PENDIDIKAN, PEKERJAAN DAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN TRIMESTER III DI WILAYAH PUSKESMAS UNGARAN KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG Dosen Prodi Keperawatan
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI DESA LEMAH IRENG KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN 2011
TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI DESA LEMAH IRENG KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN 2011 Dedi Herlambang ABSTRAK Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit
Lebih terperinciKata Kunci: Pengetahuan, KIPI
PENGETAHUAN IBU TENTANG KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI (KIPI) DI DESA BULUMARGI KECAMATAN BABAT LAMONGAN Dian Nurafifah Dosen D3 Kebidanan STIKes Muhammadiyah Lamongan email: diannurafifah66@yahoo.com
Lebih terperinciUPAYA PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DAN PERSALINAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DI KABUPATEN KUDUS Nasriyah 1, Ika Tristanti 2
UPAYA PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DAN PERSALINAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DI KABUPATEN KUDUS Nasriyah 1, Ika Tristanti 2 1 Stikes Muhammadiyah Kudus email: Nasriyah@stikesmuhkudus.co.id
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA Oleh M. Kusumastuty 1, O. Cahyaningsih 2, D.M. Sanjaya 3 1 Dosen Prodi D-III Kebidanan STIKES
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Sudah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Sudah semestinya kita dapat menjaga dengan senantiasa memperhatikan kebutuhan dan kesehatannya. Sehat berarti
Lebih terperinciFUNGSI RANGE OF MOTION (ROM) PADA PENDERITA STROKE PASCA PERAWATAN RUMAH SAKIT
FUNGSI RANGE OF MOTION (ROM) PADA PENDERITA STROKE PASCA PERAWATAN RUMAH SAKIT Arif Bachtiar, Nurul Hidayah, Ratih Poltekkes Kemenkes Malang Jl.Besar Ijen No 77 C Malang e-mail: nh_07@yahoo.com Abstract:
Lebih terperinciRia Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN BERDASARKAN UMUR DAN PARITAS DI RSUD. INDRAMAYU DI RUANG POLI KEBIDANAN PERIODE JANUARI 2016 Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI Annysa Yanitama, Iwan Permana, Dewi Hanifah Abstrak Salah satu masalah remaja adalah masalah
Lebih terperinciHubungan antara perilaku ibu tentang kebersihan dan frekuensi kejadian Gastroentritis pada balita usia 1 3 tahun di RS Adi Husada Kapasari Surabaya
Vol II, no. Januari 23 Hubungan antara perilaku ibu tentang kebersihan dan frekuensi kejadian Gastroentritis pada balita usia 3 tahun di RS Adi Husada Kapasari Surabaya Ernawatik¹, Nyna Puspitaningrum².
Lebih terperinciPengaruh Pendidikan Kesehatan 1
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DEMANGAN KOTA MADIUN Hariyadi,S.Kp.,M.Pd (Prodi Keperawatan) Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian 1. Gambaran Lokasi Penelitian Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Amino Gondohutomo Semarang (RSJD Dr.Amino Gondohutomo Semarang) yang beralamat di Jl. Brigjend
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perlu diperhatikan untuk ketahanan hidupnya (Muslihatun, 2010; h. 3).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adaptasi bayi baru lahir yang baru mengalami proses kelahiran sangat perlu diperhatikan untuk ketahanan hidupnya (Muslihatun, 2010; h. 3). Kehidupan antara intrauterine
Lebih terperinciPERILAKU MASYARAKAT TENTANG PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA ORAL
PERILAKU MASYARAKAT TENTANG PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA ORAL Hurun Ain 1 *), Mustayah 2 *) Feris Septian 3 *) ABSTRAK Pelayanan pembelian antibiotika secara bebas oleh penyedia obat mendorong perilaku swamedikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250.000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN KESIAPAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA STROKE DI DESA KEBAKKRAMAT KARANGANYAR
GASTER, Vol. 7, No. 2 Agustus 2010 (581-592) TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN KESIAPAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA STROKE DI DESA KEBAKKRAMAT KARANGANYAR Rini Suharni, Indarwati
Lebih terperinciMahasiswa Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang 2
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG VITAMIN A DENGAN KEPATUHAN IBU MEMBERIKAN KAPSUL VITAMIN A PADA BALITA USIA 12 59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ROWOSARI KOTA SEMARANG Frida Cahyaningrum 1,
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN IBU-IBU PKK TENTANG MENOPAUSE DI DESA TRIYAGAN, MOJOLABAN, SUKOHARJO
TINGKAT PENGETAHUAN IBU-IBU PKK TENTANG MENOPAUSE DI DESA TRIYAGAN, MOJOLABAN, SUKOHARJO Suwarnisih ABSTRAK Seiring dengan peningkatan usia, banyak terjadi proses perkembangan dan pertumbuhan pada manusia.
Lebih terperinciHUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT PERMAINAN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-6 TAHUN DI YAYASAN AR-RAHMAH KABUPATEN LUMAJANG
HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT PERMAINAN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-6 TAHUN DI YAYASAN AR-RAHMAH KABUPATEN LUMAJANG NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Andria Yuliawati 201110104178
Lebih terperinciBAB I DEFINISI A. PENGERTIAN
BAB I DEFINISI A. PENGERTIAN Pelayanan yang beresiko tinggi merupakan pelayanan yang memerlukan peralatan yang kompleks untuk pengobatan penyakit yang mengancam jiwa, resiko bahaya pengobatan, potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Indonesia adalah penyakit diare. Diare adalah peningkatan frekuensi buang air
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu penyakit infeksi pencernaan yang merupakan masalah masyarakat di Indonesia adalah penyakit diare. Diare adalah peningkatan frekuensi buang air besar
Lebih terperincisangat berlebihan dan juga tidak realistik, seperti selalu memanggil petugas kesehatan walaupun demamnya tidak tinggi (Youssef et al, 2002).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam merupakan salah satu keluhan utama yang disampaikan para ibu saat membawa anaknya ke tempat pelayanan kesehatan. Demam pada umumnya tidak berbahaya, namun bila
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai dengan hilangnya sirkulasi darah ke otak secara tiba-tiba, sehingga dapat mengakibatkan terganggunya
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA TAHUN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN TEKNIK SADARI
GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA 20 30 TAHUN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN TEKNIK SADARI Susilowati Dosen Akper Pamenang Pare Kediri Kanker payudara adalah kanker yang terjadi pada payudara
Lebih terperinci1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI
1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI DESCRIPTION OF NURSE IN THE PREVENTION OF BEHAVIOR IN THE EVENT OF PLEBITIS INPATIENT KEDIRI BAPTIST
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU Titiek Idayanti Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada Mojokerto E-mail : tik.nurul@gmail.com ABSTRAK Seorang
Lebih terperinciHUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA 60-74 TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG Catharina Galuh Suryondari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendedes, Jalan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI Dian Pratitis, Kamidah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta
Lebih terperinciEtlidawati 1, Salmiwati 2.
HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DALAM MERAWAT KLIEN PRILAKU KEKERASAN DENGAN KEKAMBUHAN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS. JIWA PROF. DR. HB. SA ANIN PADANG. Etlidawati 1, Salmiwati 2 1,2 Akademi Keperawatan
Lebih terperinciPENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN
PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN Endang Wahyuningsih, Sri Handayani ABSTRAK Latar Belakang Penelitian,
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA TODDLER DI POSYANDU MELATI TLOGOMAS MALANG ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA TODDLER DI POSYANDU MELATI TLOGOMAS MALANG Munizar 1), Dyah Widodo 2), Esti Widiani 3) 1 ) Mahasiswa Program Studi
Lebih terperinciPRAKTIK PENCEGAHAN CEDERA PADA ANAK USIA TODDLER
PRAKTIK PENCEGAHAN CEDERA PADA ANAK USIA TODDLER DITINJAU DARI PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA TENTANG BAHAYA CEDERA DI DESA KEMBANGBAHU KECAMATAN KEMBANGBAHU KABUPATEN LAMONGAN Dadang Kusbiantoro.......ABSTRAK.......
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : SUSILOWATI
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTIK MANAJEMEN DEMAM PADA ORANG TUA DENGAN ANAK KEJANG DEMAM DI RUANG SERUNI RSUD MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG NASKAH PUBLIKASI Diajukan
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN. Persepsi Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Perawat di Ruang Rawat Inap Kelas III Bangsal Rumah Sakit Imelda Medan Tahun 2013
88 KUESIONER PENELITIAN Persepsi Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Perawat di Ruang Rawat Inap Kelas III Bangsal Rumah Sakit Imelda Medan Tahun 2013 I. Karakteristik Responden No. Responden : Umur :
Lebih terperinciREPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN MOTORIK BALITA USIA 3-5 TAHUN DI POSYANDU DESA CISAYONG WILAYAH KERJA PUSKESMAS CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA REPI SEPTIANI RUHENDI MA0712020 INTISARI Setiap
Lebih terperinciKata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI PUSKESMAS BERUNTUNG RAYA BANJARMASIN Ika Mardiatul Ulfa 1, Hariadi Widodo 2, Siti Zulaiha 2 1 AKBID Sari
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, Dukungan keluarga Personal hygiene
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PERSONAL HYGIENE PADA SISWA DI SDN PANJANG WETAN IV KECAMATAN PEKALONGAN UTARA KOTA PEKALONGAN 6 Asep Dwi Prasetyo ABSTRAK Faktor faktor tersebut
Lebih terperinciSTUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA
STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA Suryono Dosen Akper Pamenang Pare Kediri Proses menua yang dialami lansia mengakibatkan berbagai perubahan fisik, mental, dan emosional seiring dengan bertambahnya usia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu dari 8 tujuan pembangunan millenium atau MDG s (Millenium Development Goals) yang terdapat pada tujuan ke 5 yaitu
Lebih terperinciGAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IKTERUS FISIOLOGIS PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN ABSTRAK
Dinamika Kesehatan, Vol. 6 No. 2 Desember 2015 Khadijah et al., Gambaran Tingkat Ikterus Fisiologis... GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IKTERUS FISIOLOGIS PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR.
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN WANITA USIA > 25 TAHUN TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN PERILAKU MELAKUKAN TES PAPSMEAR
HUBUNGAN PENGETAHUAN WANITA USIA > 25 TAHUN TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN PERILAKU MELAKUKAN TES PAPSMEAR Riska Aprilia Wardani Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada Mojokerto Email : riskaaprilia@gmail.com
Lebih terperinciCucu Saepuloh, Siti Jundiah, Rika Nurhasanah ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE DENGAN PENANGANAN AWAL DIARE DI RUMAH PADA ANAK USIA TODLER (1-3 TAHUN) YANG MENGALAMI DEHIDRASI DIRUANG MIRAH RSUD dr. SLAMET GARUT TAHUN 2014 ABSTRAK Cucu Saepuloh,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, masalah
BAB 1 PENDAHULUAN Di dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian, identifikasi kerangka kerja konseptual, pertanyaan penelitian, variabel penelitian,
Lebih terperinciPELAKSANAAN PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN PADA PASIEN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN
PELAKSANAAN PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN PADA PASIEN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN Arief Bachtiar, Nurul Hidayah, Amana Ajeng Poltekkes Kemenkes Malang, Jl. Besar Ijen No 77 C Malang email: nh_150673@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hipertensi. Hipertensi adalah keadaan peningkatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan semakin mendapat perhatian luas diseluruh dunia, dimana perubahan cara pandang dari yang semula melihat kesehatan dari sesuatu yang konsumtif menjadi
Lebih terperinciPENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TENTANG PENCEGAHAN KEJADIAN JATUH PADA LANSIA DI KELURAHAN PAHLAWAN BINJAI
PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TENTANG PENCEGAHAN KEJADIAN JATUH PADA LANSIA DI KELURAHAN PAHLAWAN BINJAI Sry Oktaviana Br Sitepu*, Iwan Rusdi** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan **Dosen Departemen Jiwa
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI. Nanik Nur Rosyidah
HUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI Nanik Nur Rosyidah Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada Mojokerto Email : naniknurrosyidahdh@gmail.com
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI
HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI Iwan Permana, Anita Nurhayati Iwantatat73@gmail.com
Lebih terperinciPENGETAHUAN IBU TENTANG PENYAKIT INFLUENZA PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN
PENGETAHUAN IBU TENTANG PENYAKIT INFLUENZA PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN Danang Hasiholan Akademi Keperawatan Pamenang, Pare - Kediri ABSTRAK Influenza adalah suatu penyakit infeksi saluran nafas tersering
Lebih terperinciPENGETAHUAN TENTANG PENANGANAN KEGAWAT DARURATAN PADA SISWA ANGGOTA HIZBUL WATHAN DI SMA MUHAMMADIYAH GOMBONG
PENGETAHUAN TENTANG PENANGANAN KEGAWAT DARURATAN PADA SISWA ANGGOTA HIZBUL WATHAN DI SMA MUHAMMADIYAH GOMBONG Hendri Tamara Yuda 1, Putra Agina WS 2 1,2 Jurusan Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN LANSIA DATANG KE POSYANDU LANSIA DI DESA BENERWOJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEJAYAN KABUPATEN PASURUAN
JURNAL SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN LANSIA DATANG KE POSYANDU LANSIA DI DESA BENERWOJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEJAYAN KABUPATEN PASURUAN YENY PERWITOSARI 201001039 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery Disease (CAD) merupakan suatu penyakit yang terjadi ketika arteri yang mensuplai darah untuk dinding
Lebih terperinciPENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTERI TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DI SMA NEGERI 15 MEDAN
PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTERI TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DI SMA NEGERI 15 MEDAN Sophie Devita Sihotang*, Nunung Febriany** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan **Dosen Departemen Keperawatan Dasar
Lebih terperinciPENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIARE TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIARE TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : YESI FEBRIYANI J 201110201138
Lebih terperinciSTUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI POLINDES BENDUNG JETIS MOJOKERTO.
STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI POLINDES BENDUNG JETIS MOJOKERTO Ika Suhartanti *) ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
Lebih terperinciPENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT
PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT Devi Shintana O S* Cholina Trisa Siregar** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara **Staf Pengajar Departemen
Lebih terperinciPENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU USIA 30-50 TAHUN TENTANG ASAM URAT DI DUSUN JATISARI SAWAHAN PONJONG GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI Disusun
Lebih terperinciPENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI
PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI Muhammad Mudzakkir, M.Kep. Prodi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UN PGRI Kediri muhammadmudzakkir@yahoo.co.id ABSTRAK
Lebih terperinciPENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG
PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA Nurlaila*, Nurchairina* Masa balita adalah Masa Keemasan (golden age) dimana peranan ibu sangat diperlukan untuk tumbuh kembang yang optimal.
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG ISPA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN
ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG ISPA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Arina Futtuwah An-nisa *, Elvine Ivana Kabuhung 1, Bagus Rahmat Santoso 2 1 Akademi Kebidanan Sari Mulia Banjarmasin
Lebih terperinciBAB III KERANGKA PENELITIAN
BAB III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep Kerangka konsep ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu tentang sariawan (oral trush ) pada anak usia 0-3 tahun. Hal ini dapat dilihat dari
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) DENGAN PERKEMBANGANANAK USIA TODDLER DI KELURAHAN TLOGOMAS KECAMATAN LOWOKWARU MALANG
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) DENGAN PERKEMBANGANANAK USIA TODDLER DI KELURAHAN TLOGOMAS KECAMATAN LOWOKWARU MALANG Anastasia Merciana Handayani 1), Ni Luh Putu Eka S.
Lebih terperinciPERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI MELALUI STIMULASI IBU DI KELURAHAN KEMAYORAN SURABAYA
PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI MELALUI STIMULASI IBU DI KELURAHAN KEMAYORAN SURABAYA Siti Nur Kholifah, Nikmatul Fadillah, Hasyim As ari, Taufik Hidayat Program Studi D III Keperawatan Kampus Sutopo Jurusan
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Vol.1 No.1, Januari
Jurnal Keperawatan, Vol.1 No.1, Januari 2011 16 PERAN KELUARGA DALAM PELAKSANAAN MINUM OBAT (5B) PADA LANSIA HIPERTENSI (Studi Di Posyandu Ds. Sumberagung Kec. Peterongan Kab. Jombang) ROLE OF THE FAMILY
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan sebagian individu yang unik dan mempunyai. kebutuhan sesuai dengan tahap perkembangannya. Kebutuhan tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan sebagian individu yang unik dan mempunyai kebutuhan sesuai dengan tahap perkembangannya. Kebutuhan tersebut dapat meliputi kebutuhan fisiologis seperti
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG 7 Anik Eka Purwanti *, Tri Nur Hidayati**,Agustin Syamsianah*** ABSTRAK Latar belakang:
Lebih terperinciDUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN
DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN Wahyu Setya Ningsih 1), Ari Andayani 2) 1 Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo email: wahyusetya14@yahoo.co.id 2 Akademi Kebidanan
Lebih terperinci