BAB I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN TEORI. A. Pengertian Pekerja Seks Komersial

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN TEORI. A. Pengertian Pekerja Seks Komersial"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit yang terjadi pada wanita yang berhubungan dengan alat reproduksinya sebagian besar kurang mendapat perhatian. Penelitian menunjukkan bahwa angka kejadian penyakit menular ini semakin tinggi karena semakin bebasnya hubungan seksual. Dalam melakukan hubungan seksual sebagian remaja tidak terlindungi dari pengaruh lingkungan, sehingga menjadikan anak tersebut seorang pekerja seks komersial. Namun tidak menutup kemungkinan wanita-wanita yang status ekonominya rendah, ataupun ditinggal pasangannya menjadikan dia sebagai seorang pekerja seks komersial (PSK) lebih sering disebut pelacur. Atau kata yang lebih samar adalah kupu-kupu malam. Di Indonesia berdasarkan analisis situasi yang dilakukan oleh seorang aktivis Hak-hak Anak, Mohammad Farid, pada tahun 1998, diperkirakan ada anak-anak yang dilacurkan atau 30% dari jumlah PSK di Indonesia. UNDP mengestimasikan tahun 2003 di Indonesia terdapat 190 ribu hingga 270 ribu pekerja seksual komersial dengan 7 hingga 10 juta pelanggan. B. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengetian dari pekerja seks komersial 2. Untuk mengetahui bagaimana pandangan agama terhadap pelacuran 3. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya seks bebas pada remaja. 4. Untuk mengetahui penyakit-penyakit akibat hubungan seks bebas 5. Untuk mengetahui pola pencegahan dan pengobatan penyakit menular seksual pada pekerja seks komersial C. Manfaat Makalah ini diharapkan agar dapt menjadi salah satu tambahan pengetahuan tentang penyakit-penyakit yang terjadi akibat seks bebas terutama yang dapat terjadi pada pekerja seksual sehingga dapat memberi gambaran remaja agar tidak terjerumus. BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Pekerja Seks Komersial Pekerja seks komersial adalah seseorang yang menjual jasanya untuk melakukan hubungan seksual untuk uang. Di Indonesia pelacur (pekerja seks komersial) sebagai pelaku pelacuran sering disebut sebagai sundal atau sundel. Ini menunjukkan bahwa prilaku perempuan sundal itu sangat begitu buruk hina dan menjadi musuh masyarakat, mereka kerap digunduli bila tertangkap aparat penegak ketertiban, Mereka juga digusur karena dianggap melecehkan kesucian agama dan mereka juga diseret ke pengadilan karena melanggar hukum. Pekerjaan melacur atau nyundal sudah dikenal di masyarakat sejak berabad lampau ini terbukti dengan banyaknya catatan tercecer seputar mereka dari masa kemasa. Sundal selain meresahkan juga mematikan, karena merekalah yang ditengarai menyebarkan penyakit AIDS akibat perilaku sex bebas tanpa pengaman bernama kondom.

2 Pelacur adalah profesi yang menjual jasa untuk memuaskan kebutuhan seksual pelanggan. Biasanya pelayanan ini dalam bentuk menyewakan tubuhnya. Di kalangan masyarakat Indonesia, pelacuran dipandang negatif, dan mereka yang menyewakan atau menjual tubuhnya sering dianggap sebagai sampah masyarakat. Ada pula pihak yang menganggap pelacuran sebagai sesuatu yang buruk, malah jahat, namun toh dibutuhkan (evil necessity). Pandangan ini didasarkan pada anggapan bahwa kehadiran pelacuran bisa menyalurkan nafsu seksual pihak yang membutuhkannya (biasanya kaum laki-laki); tanpa penyaluran itu, dikhawatirkan para pelanggannya justru akan menyerang dan memperkosa kaum perempuan baik-baik. Salah seorang yang mengemukakan pandangan seperti itu adalah Augustinus dari Hippo ( ), seorang bapak gereja. Ia mengatakan bahwa pelacuran itu ibarat "selokan yang menyalurkan air yang busuk dari kota demi menjaga kesehatan warga kotanya." Istilah pelacur sering diperhalus dengan pekerja seks komersial, wanita tuna susila, istilah lain yang juga mengacu kepada layanan seks komersial. Khusus laki-laki, digunakan istilah gigolo. ( B. Pelacuran Menurut Agama 1. Pelacuran dalam pandangan agama yahudi dan kristen Agama Yahudi dan Kristen menyamakan penyembahan terhadap dewa-dewa lain selain kepada Allah sebagai pelacuran. Gambaran ini dapat ditemukan di dalam kitab Nabi Yehezkiel ps. 23 dan kitab Nabi Hosea (1:2-11). Namun demikian ada pula kisah tentang Rahab, seorang pelacur bangsa Yerikho yang menyelamatkan dua orang mata-mata yang dikirim Yosua untuk mengintai kekuatan Yerikho (Yosua 2:1-14). Dalam kisah ini, Rahab dianggap sebagai pahlawan, dan karena itu ia diselamatkan sementara seluruh kota Yerikho hancur ketika diserang oleh tentara Israel yang dipimpin oleh Yosua. Kitab Yosua mengisahkan demikian: "Demikianlah Rahab, perempuan sundal itu dan keluarganya serta semua orang yang bersama-sama dengan dia dibiarkan hidup oleh Yosua. Maka diamlah perempuan itu di tengah-tengah orang Israel sampai sekarang, karena ia telah menyembunyikan orang suruhan yang disuruh Yosua mengintai Yerikho." (Yosua 6:25). 2. Pelacuran dalam pandangan perjanjian baru Agama Yahudi di masa Perjanjian Baru, khususnya di masa Yesus menganggap negatif praktek pelacuran. Karena itu orang baik-baik biasanya tidak mau bergaul dengan mereka bahkan menjauhkan diri dari orang-orang seperti itu. Namun demikian Yesus digambarkan dekat dengan orang-orang yang disingkirkan oleh masyarakat seperti para pelacur, pemungut cukai, dll. Injil Matius melukiskan demikian: "Kata Yesus kepada mereka: 'Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah'." (Matius 21:31) Maria Magdalena, salah seorang pengikut dan murid Yesus, seringkali digambarkan sebagai seorang pelacur yang diampuni Yesus (Lukas 8:2), meskipun pendapat ini masih diperdebatkan. Kitab Wahyu melukiskan Roma sebagai pelacur besar yang akan dijatuhi hukuman oleh Allah: "... sebab benar dan adil segala penghakiman-nya, karena Ialah yang telah menghakimi pelacur besar itu, yang merusakkan bumi dengan percabulannya; dan Ialah yang telah membalaskan darah hamba-hamba-nya atas pelacur itu." (Wahyu 19:2; lih. pula Wahyu 17:1, 17:5, 17:15, 17:16). Di sini perlu diingat bahwa Roma yang dimaksudkan oleh penulis Kitab Wahyu ini adalah pemerintahan yang pada waktu itu menindas dan menganiaya Gereja dan orang-orang Kristen pada masa-masa permulaan agama Kristen. 3. Pelacuran dalam pandangan islam Pelacuran dalam pandangan Islam adalah haram hukumnya.

3 4. Pelacuran dalam pandangan hindu Dalam pandangan umat Hindu pelacuran sangat sangat dilarang, karena dalam Hindu, tubuh wanita itu ibarat susu kehidupan bagi generasi keberikutnya, mereka yang memperjual belikan susu kehidupan dalam pandangan hindu hukumnya adalah kutukan seumur hidup. Dalam weda sendiri yang merupakan kitab suci umat hindu pelacuran disebutkan sebagai sesuatu yang selain dipantangkan juga akan mendapatkan kutukan sebanyak 7 turunan. 5. Pelacuran dalam pandangan budha Dalam kitab suci agama Buddha, pelacuran jelas jelas dilarang karena tidak sesuai dengan keinginan sang Budha. C. Faktor-faktor pendukung perilaku seks pada remaja Pekerja seks komersial kebanyakan terjadi pada remaja yang diawali dengan terjadinya pergaulan kearah seks bebas.dimana menurut para ahli, alasan seorang remaja melakukan seks adalah sebagai berikut : 1) Tekanan yang datang dari teman pergaulannya Lingkungan pergaulan yang dimasuki oleh seorang remaja dapat juga berpengaruh untuk menekan temannya yang belum melakukan hubungan seks, bagi remaja tersebut tekanan dari teman-temannyaitu dirasakan lebih kuat dari pada yang didapat dari pacarnya sendiri. 2) Adanya tekanan dari pacar karena kebutuhan seorang untuk mencintai dan dicintai, seseorang harus rela melakukan apa saja terhadap pasangannya, tanpa memikirkan resiko yang akan dihadapinya. dalam hal ini yang berperan bukan saja nafsu seksual, melainkan juga sikap memberontak terhadap orang tuanya. Remaja lebih membutuhkan suatu hubungan, penerimaan, rasa aman, dan harga diri selayaknya orang dewasa. 3) Adanya kebutuhan badaniah Seks menurut para ahli merupakan kebutuhan dasar yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, jadi wajar jika semua orang tidak terkecuali remaja, menginginkan hubungan seks ini, sekalipun akibat dari perbuatannya tersebut tidak sepadan dengan resiko yang akan dihadapinya. 4) Rasa penasaran Pada usia remaja. keingintahuannya begitu besar terhadap seks, apalagi jika teman-temannya mengatakan bahwa terasa nikmat, ditambah lagi adanya infomasi yang tidak terbatas masuknya, maka rasa penasaran tersebut semakin mendorong mereka untuk lebih jauh lagi melakukan berbagai macam percobaan sesuai dengan apa yang diharapkan. 5) Pelampiasan diri factor ini tidak hanya datang dari diri sendiri, misalnya karena terlanjur berbuat, seorang remaja perempuan biasanya berpendapat sudah tidak ada lagi yang dapat dibanggakan dalam dirinya, maka dalam pikirannya tersebut ia akan merasa putus asa dan mencari pelampiasan yang akan menjerumuskannya dalam pergaulan bebas. Faktor lainnya datang dari lingkungan keluarga. bagi seorang remaja mungkin aturan yang diterapkan oleh kedua orang tuanya tidak dibuat berdasarkan kepentingan kedua belah pihak (orang tua dan anak), akibatnya remaja tersebut merasa tertekan sehingga ingin membebaskan diri dengan menunjukkan sikap sebagai pemberontak, yang salah satunya dalam masalah seks. Untuk mencegah hal-hal yang tidak di kehendaki, perlu ada perhatian dari kita bersama dengan cara memberikan informasi yang cukup mengenai pendidikan seks dan Pendidikan agama,kalau tidak ada informasi dan pendidikan agama di khawatirkan remaja cendrung menyalah gunakan hasrat seksualnya tanpa kendali dan tanpa pencegahan sama sekali. semua menyedihkan, dan sekaligus berbahaya, hanya karena kurangnya tuntunan seksualitas yang

4 merupakan bagian dari kemanusiaan kita sendiri. Kalau dikaitkan dengan kondisi saat ini maka sudah sewajarnyalah kita mendukung RUU APP. D. Penyakit Hubungan Seksual Penyakit hubungan seksual (PHS) adalah kelompok penyakit infeksi yang ditularkan melalui kontak seksual. Yang termasuk dalam PHS adalah Sifilis, Gonore (GO), Chlamydia (limfogranuloma venerium), herpes genitalis, kondiloma akuniminata, dan kutu kemaluan (public lice). Penularan PHS umumnya adalah melalui hubungan seksual(90%), sedangkan cara lainnya yaitu melalui tranfusi darah, jarum suntik, ibu hamil kepada bayi yang dikandungnya, dan lain-lain. Sumber penularan utama adalah wanita pekerja seksual (80%). PHS sering juga disebut penyakit kelamin, penyakit veneral, ataupun penyakit menular seksual (PMS). 1. Sifilis Sifilis adalah penyakit kelamin yang bersifat kronis dan menahun walaupun frekuensi penyakit ini mulai menurun, tapi masih merupakan penyakit yang berbahaya karena dapat menyerang seluruh organ tubuh termasuk sistem peredaran darah, syaraf dan dapat ditularkan oleh ibu hamil kepada bayi yang dikandungnya, sehingga menyebabkan kelainan bawaan kepada bayi tersebut. Sifilis sering dikenal sebagai lues, raja singa. a. Kuman penyebab : Treponema pallidum b. Perantara : Manusia c. Tempat kuman keluar : Penis, vagina, mulut, dan ibu hamil kepada bayinya. d. Cara penularan : Kontak seksual, ibu kepada bayinya e. Tempat kuman masuk : Penis, vagina, anus, mulut, tranfusi 2. Gonore (GO) Gonore adalah PMS yang paling sering ditemukan dan paling mudah ditegakkan diagnosisnya. Nama awam penyakit kelamin ini adalah kencing nanah. Masa inkubasi 3-5 hari. a. Kuman penyebab : Neisseria gonorrhoea b. Perantara : Manusia c. Tempat kuman keluar : penis, vagina, anus, mulut d. Tempat kuman masuk : penis, vagina, anus, mulut e. Cara penularan : kontak seksual langsung f. Tempat kuman masuk : penis, vagina, anus, mulut 3. Limfogranuloma Venerium Masa inkubasi 1-4 minggu pada tempat masuknya mikroorganisme berupa lesi yang tidak khas baik berupa erosi, papul, atau ulkus yang sembuh sendiri tanpa pengobatan. Beberapa minggu kemusian timbul pembengkakan kelenjar getah bening. Tumor tampak merah dan nyeri, pelunakan yang terjadi tidak serentak sehingga memecah dengan fistel. Penyakit meluas ke kelenjar getah bening di rongga panggul. Pada wanita, disamping gejala diatas, manifestasi dapat terjadi pada kelenjar iliaka, sehingga terjadi nyeri waktu buang air besar atau berhubungan seksual. Nama lainnya : bonen a. Kuman penyebab : Chlamydia trachomatis b. Perantara : manusia c. Tempat kuman keluar : Penis, vagina, mulut. d. Cara penularan : kontak seksual e. Tempat kuman masuk : penis, vagina, anus, mulut 4. Herpes Genetalis a. Nama lain : Jengger ayam (genital warts) b. Penyebab : Papilioma virus

5 Please download full document at Thanks

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS Pada bab IV ini penulis akan menguraikan tentang refleksi teologis yang didapat setelah penulis memaparkan teori-teori mengenai makna hidup yang dipakai dalam penulisan skripsi

Lebih terperinci

Menggunakan alat-alat tradisional yang tidak steril seperti alat tumpul. Makan nanas dan minum sprite secara berlebihan

Menggunakan alat-alat tradisional yang tidak steril seperti alat tumpul. Makan nanas dan minum sprite secara berlebihan Agar terhindar dari berbagai persoalan karena aborsi, maka remaja harus mampu menahan diri untuk tidak melakukan hubungan seks. Untuk itu diperlukan kemampuan berpikir kritis mengenai segala kemungkinan

Lebih terperinci

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DAN HIV / AIDS

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DAN HIV / AIDS PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DAN HIV / AIDS Kasus PMS dan HIV/AIDS cukup banyak terjadi di kalangan remaja. Berbagai jenis PMS serta HIV/AIDS sangat berpengaruh pada tingkat kesehatan seseorang pada umumnya

Lebih terperinci

Tentang Penyakit SIPILIS dan IMPOTEN...!!! Posted by AaZ - 12 Aug :26

Tentang Penyakit SIPILIS dan IMPOTEN...!!! Posted by AaZ - 12 Aug :26 Tentang Penyakit SIPILIS dan IMPOTEN...!!! Posted by AaZ - 12 Aug 2009 19:26 1. SIFILIS Sifilis adalah penyakit kelamin yang bersifat kronis dan menahun walaupun frekuensi penyakit ini mulai menurun, tapi

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.2. Sifilis. Epididimitis. Kanker prostat. Keputihan

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.2. Sifilis. Epididimitis. Kanker prostat. Keputihan SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.2 1. Kelainan pada sistem reproduksi yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum adalah... Sifilis Epididimitis Kanker prostat Keputihan

Lebih terperinci

HIV/AIDS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

HIV/AIDS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH HIV/AIDS Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH 1 Pokok Bahasan Definisi HIV/AIDS Tanda dan gejala HIV/AIDS Kasus HIV/AIDS di Indonesia Cara penularan HIV/AIDS Program penanggulangan HIV/AIDS Cara menghindari

Lebih terperinci

SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN (INFORMED CONSENT) SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Judul Penelitian : Tingkat Pengetahuan Wanita Pekerja Seks Komersial Tentang Kesehatan Reproduksi di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II Tinjauan Pustaka BAB II Tinjauan Pustaka A. HIV/AIDS 1. Definisi HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yaitu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Sistem kekebalan tubuh dianggap menurun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa sembuh, menimbulkan kecacatan dan juga bisa mengakibatkan kematian.

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa sembuh, menimbulkan kecacatan dan juga bisa mengakibatkan kematian. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) sudah diketahui sejak dari zaman dahulu kala dan tetap ada sampai zaman sekarang. Penyakit infeksi menular seksual ini penyebarannya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA BAB II 2.1. HIV/AIDS Pengertian HIV/AIDS. Menurut Departemen Kesehatan (2014), HIV atau

TINJAUAN PUSTAKA BAB II 2.1. HIV/AIDS Pengertian HIV/AIDS. Menurut Departemen Kesehatan (2014), HIV atau BAB II 2.1. HIV/AIDS TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Pengertian HIV/AIDS Menurut Departemen Kesehatan (2014), HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini salah satu aspek kesehatan yang menjadi bencana bagi manusia adalah penyakit yang disebabkan oleh suatu virus yaitu HIV (Human Immunodeficiency Virus)

Lebih terperinci

MAKALAH. Di susun oleh MOHAMMAD SHIDDIQ SURYADI IIA

MAKALAH. Di susun oleh MOHAMMAD SHIDDIQ SURYADI IIA MAKALAH Di susun oleh MOHAMMAD SHIDDIQ SURYADI 09.03 IIA AKADEMI KEPERAWATAN PAMEKASAN Jl. Jokotole (belakang SMU 2) Telp. (0324) 321076 2010 1 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, penyusun haturkan ke-hadirat

Lebih terperinci

IMS Dan Pemeriksaan Kesehatan Rutin

IMS Dan Pemeriksaan Kesehatan Rutin IMS Dan Pemeriksaan Kesehatan Rutin Untuk Kalangan Terbatas www.aidsindonesia.or.id IMS Dan Pemeriksaan Kesehatan Rutin Apa itu IMS? IMS adalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual (vaginal,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Menular Seksual (PMS) disebut juga veneral (dari kata venus yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Menular Seksual (PMS) disebut juga veneral (dari kata venus yang BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penyakit Menular Seksual (PMS) disebut juga veneral (dari kata venus yang berarti Dewi cinta dari Romawi kuno) yang didefinisikan sebagai salah satu akibat yang ditimbulkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan hubungan seksual, yang telah sah dan diakui oleh hukum (kartono. M, 2000

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan hubungan seksual, yang telah sah dan diakui oleh hukum (kartono. M, 2000 BAB II TINJAUAN PUSTAKA B. Pasangan suami istri Seorang laki-laki dan perempuan yang telah menikah, dan sudah boleh melakukan hubungan seksual, yang telah sah dan diakui oleh hukum (kartono. M, 2000 hal

Lebih terperinci

ANDA DAN HIV/AIDS, IMS

ANDA DAN HIV/AIDS, IMS ANDA DAN HIV/AIDS, IMS Tahun 2008 APAKAH AIDS ITU? AIDS adalah sekumpulan gejala penyakit akibat menurunnya kekebalan tubuh. AIDS = A c q u i r e d I m m u n e D e f i c i e n c y Syndrome. AIDS bukan

Lebih terperinci

BAB III PEMAHAMAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI

BAB III PEMAHAMAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI BAB III PEMAHAMAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI A. Kesehatan Reproduksi Remaja Masyarakat Internasional secara konsisten telah mengukuhkan hak-hak remaja akan informasi tentang kesehatan reproduksi

Lebih terperinci

Buku Kesehatan dan Hak Seksual serta Reproduksi GWLmuda. - Keluar nanah dari lubang kencing, dubur dan vagina,

Buku Kesehatan dan Hak Seksual serta Reproduksi GWLmuda. - Keluar nanah dari lubang kencing, dubur dan vagina, BAB 4 IMS Buku Kesehatan dan Hak Seksual serta Reproduksi GWLmuda Kamu tahu ga sih apa itu IMS? Infeksi menular seksual (IMS) adalah infeksi atau penyakit yang salah satu cara penularannya melalui hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan suatu hal yang sangat penting dan mahal harganya.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan suatu hal yang sangat penting dan mahal harganya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan suatu hal yang sangat penting dan mahal harganya. Didalam era globalisasi seperti sekarang, banyak orang berbondong-bondong untuk menjaga dirinya

Lebih terperinci

Seksualitas Remaja dan Kesehatan Reproduksi Rachmah Laksmi Ambardini Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY

Seksualitas Remaja dan Kesehatan Reproduksi Rachmah Laksmi Ambardini Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY Seksualitas Remaja dan Kesehatan Reproduksi Rachmah Laksmi Ambardini Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY Pendahuluan Sampai saat ini masalah seksualitas selalu menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan.

Lebih terperinci

DINAMIKA KOGNISI SOSIAL PADA PELACUR TERHADAP PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

DINAMIKA KOGNISI SOSIAL PADA PELACUR TERHADAP PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DINAMIKA KOGNISI SOSIAL PADA PELACUR TERHADAP PENYAKIT MENULAR SEKSUAL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh : WENY KUSUMASTUTI

Lebih terperinci

Written by Peter Yoksan Thursday, 11 September :46 - Last Updated Thursday, 11 September :00

Written by Peter Yoksan Thursday, 11 September :46 - Last Updated Thursday, 11 September :00 Ringkasan Khotbah 6 Juli Tahun TUHAN 2013 Raja Damai, Raja Kekal, Raja Mulia Matius 1:1-17 (Oleh: Gembala Sidang Peter Yoksan) Injil Matius adalah Injil pertama yang ditulis di Perjanjian Baru. Dari 66

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seksual. Kondisi yang paling sering ditemukan adalah infeksi gonorrhea,

BAB 1 PENDAHULUAN. seksual. Kondisi yang paling sering ditemukan adalah infeksi gonorrhea, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi menular seksual (IMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Menurut WHO (2009), terdapat lebih kurang dari 30 jenis mikroba (bakteri, virus,

Lebih terperinci

12/21/2011. Pendidikan Seks Remaja: Menuju Reproduksi Sehat. Pengertian. Karakteristik remaja

12/21/2011. Pendidikan Seks Remaja: Menuju Reproduksi Sehat. Pengertian. Karakteristik remaja Pendidikan Seks Remaja: Menuju Reproduksi Sehat dr dini FIK UNY Mengapa informasi kesehatan reproduksi remaja diperlukan? Jumlah remaja (10-19 th): 30% dari jumlah penduduk (lebih kurang 65 juta jiwa).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit menular seksual adalah penyakit yang ditularkan melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit menular seksual adalah penyakit yang ditularkan melalui BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyakit Menular Seksual 1. Pengertian Penyakit Menular Seksual Penyakit menular seksual adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit menular seksual akan

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN KONSEP DIRI PADA WANITA PEKERJA SEKSUAL YANG MENGALAMI PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN KONSEP DIRI PADA WANITA PEKERJA SEKSUAL YANG MENGALAMI PENYAKIT MENULAR SEKSUAL PENELITIAN KONSEP DIRI PADA WANITA PEKERJA SEKSUAL YANG MENGALAMI PENYAKIT MENULAR SEKSUAL Ade Septia Lumban Gaol*, Hernawilly**, Gustop Amatiria ** Penyakit menular seksual (PMS) adalah salah satu penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lagi dan diubah menjadi PMS (penyakit menular seksual) karena seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. lagi dan diubah menjadi PMS (penyakit menular seksual) karena seiring dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kelamin (veneral diseases) merupakan suatu fenomena yang telah lama kita kenal seperti sifilis, gonore, ulkus mole, limfogranuloma venerum dan granuloma inguinal.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN Latar Belakang Menyadarkan para wanita tuna susila tentang bahaya HIV/AIDS itu perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan masyarakat. Hal ini penting karena para wanita tuna susila itu dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Wijaya (2008) pola hubungan seksual merupakan suatu kajian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Wijaya (2008) pola hubungan seksual merupakan suatu kajian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pola Hubungan Seksual Menurut Wijaya (2008) pola hubungan seksual merupakan suatu kajian seksologi tentang jejaring seksual. Pola hubungan seksual dikelompokkan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di dunia, baik negara maju maupun negara berkembang. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di dunia, baik negara maju maupun negara berkembang. Upaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Menular Seksual (IMS) sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan di dunia, baik negara maju maupun negara berkembang. Upaya pencegahan IMS yang dilaksanakan

Lebih terperinci

KUESIONER KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PONDOK PESANTREN GEDONGAN KABUPATEN CIREBON

KUESIONER KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PONDOK PESANTREN GEDONGAN KABUPATEN CIREBON KUESIONER KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PONDOK PESANTREN GEDONGAN KABUPATEN CIREBON Disusun oleh: Nama : NIP : LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan satu periode dalam kehidupan manusia yang batasan usia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di seluruh dunia, baik di negara maju (industri) maupun di

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di seluruh dunia, baik di negara maju (industri) maupun di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi Menular Seksual (IMS) sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia, baik di negara maju (industri) maupun di negara berkembang.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Treponema pallidum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Treponema pallidum BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Sifilis 2.1. Pengertian Sifilis Sifilis adalah salah satu jenis penyakit menular seksual (PMS). Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB II ISI

BAB I PENDAHULUAN BAB II ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum kanker serviks diartikan sebagai suatu kondisi patologis, dimana terjadi pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol pada leher rahim yang dapat menyebabkan

Lebih terperinci

PEMERKOSAAN,PERBUDAKAN SEKSUALITAS

PEMERKOSAAN,PERBUDAKAN SEKSUALITAS PEMERKOSAAN,PERBUDAKAN SEKSUALITAS Di dunia ini Laki-laki dan perempuan memiliki peran dan status sosial yang berbeda dalam masyarakat mereka, dan Komisi diharuskan untuk memahami bagaimana hal ini berpengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan banyak hal tentang sisi gelap kehidupan manusia, tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan banyak hal tentang sisi gelap kehidupan manusia, tidak hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelacuran merupakan fenomena sosial yang senantiasa hadir dan berkembang di setiap putaran roda zaman dan keadaan. Keberadaan pelacuran tidak pernah selesai dikupas,

Lebih terperinci

Bab II. Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan. Cerita Juanita. Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan

Bab II. Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan. Cerita Juanita. Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan Bab II Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan Cerita Juanita Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan Untuk pekerja di bidang kesehatan 26 Beberapa masalah harus diatasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau dalam bahasa Inggrisnya Sexually Transmitted Disease (STDs), Sexually

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau dalam bahasa Inggrisnya Sexually Transmitted Disease (STDs), Sexually BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Infeksi Menular Seksual (IMS) 2.1.1. Pengertian Infeksi Menular Seksual (IMS) Infeksi menular seksual (IMS) disebut juga Penyakit Menular Seksual (PMS) atau dalam bahasa Inggrisnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1987). Penyakit Menular Seksual (PMS) dewasa ini kasuanya semakin banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1987). Penyakit Menular Seksual (PMS) dewasa ini kasuanya semakin banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit menular seksual (PMS) adalah infeksi yang dapat menular dari satu orang ke orang lain melalui kontak seperti genitor genital, oro genita lmaupun anogenital

Lebih terperinci

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. saya sedang melakukan penelitian tentang Efektifitas PIK-KRR Terhadap Peningkatan

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. saya sedang melakukan penelitian tentang Efektifitas PIK-KRR Terhadap Peningkatan Lampiran I Lembar Persetujuan Menjadi Responden Saya yang bernama Nur Apni Aryani (095102021) adalah mahasiswi Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan. Saat ini saya sedang melakukan penelitian

Lebih terperinci

Faktor-faktor resiko yang Mempengaruhi Penyakit Menular Seksual

Faktor-faktor resiko yang Mempengaruhi Penyakit Menular Seksual Faktor-faktor resiko yang Mempengaruhi Penyakit Menular Seksual a. Penyebab penyakit (agent) Penyakit menular seksual sangat bervariasi dapat berupa virus, parasit, bakteri, protozoa (Widyastuti, 2009).

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WARIA DENGAN TINDAKAN PEMAKAIAN KONDOM DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS) DI KOTA MEDAN TAHUN 2010 No. Responden: I. IDENTITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pekerja seks komersil adalah bagian dari dunia pelacuran yang. termaksuk dengan istilah WTS atau wanita tunasusila.

BAB I PENDAHULUAN. Pekerja seks komersil adalah bagian dari dunia pelacuran yang. termaksuk dengan istilah WTS atau wanita tunasusila. BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pekerja seks komersil adalah bagian dari dunia pelacuran yang termaksuk dengan istilah WTS atau wanita tunasusila. Pelacuran atau Prostitusi merupakan salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Veneral Disease ini adalah Sifilis, Gonore, Ulkus Mole, Limfogranuloma Venerum

BAB 1 PENDAHULUAN. Veneral Disease ini adalah Sifilis, Gonore, Ulkus Mole, Limfogranuloma Venerum BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kelamin sudah lama dikenal dan sering disebut sebagai Veneral Disease (VD) yang berasal dari kata Venus (dewi cinta) dan yang termasuk ke dalam Veneral Disease

Lebih terperinci

Infeksi Menular Seksual (IMS) dan Infeksi Lainnya pada Alat Kelamin. Mengapa IMS menjadi masalah penting pada seorang perempuan?

Infeksi Menular Seksual (IMS) dan Infeksi Lainnya pada Alat Kelamin. Mengapa IMS menjadi masalah penting pada seorang perempuan? Bab XVI Infeksi Menular Seksual (IMS) dan Infeksi Lainnya pada Alat Kelamin Mengapa IMS menjadi masalah penting pada seorang perempuan? Bagaimana mengetahui kalau Anda beresiko terkena IMS? Apa yang harus

Lebih terperinci

Statistics. Total skor sikap responden. N Valid Missing Mean Median Std. Deviation

Statistics. Total skor sikap responden. N Valid Missing Mean Median Std. Deviation 1. Analisis Univariat Frequencies Statistics Total skor pengetahuan Total skor sikap Total skor tindakan N Valid 8 8 8 Missing 0 0 0 Mean 2.14 1.1 1.33 Median 2.00 1.00 1.00 Std. Deviation.350.35.501 Minimum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah moral merupakan masalah yang menjadi perhatian orang dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah moral merupakan masalah yang menjadi perhatian orang dimana 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah moral merupakan masalah yang menjadi perhatian orang dimana saja, baik dalam masyarakat yang telah maju maupun masyarakat yang belum maju. Hal ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sifilis merupakan Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Sifilis merupakan Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sifilis merupakan Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Sifilis bersifat kronik dan sistemik karena memiliki masa laten, dapat

Lebih terperinci

- SELAMAT MENGERJAKAN -

- SELAMAT MENGERJAKAN - Identitas subyek Usia : Angkatan : Jenis kelamin : PEDOMAN PENGISIAN 1. Isilah identitas di sudut kiri atas dengan jelas. 2. Bacalah dahulu Petunjuk Pengisian pada masing-masing bagian dengan cermat. 3.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Menular Seksual (PMS) dewasa ini kasuanya semakin banyak diantaranya adalah Gonorea, Sifilis, Hepatitis B, Hepatitis C, HIV/AIDS, Kandidiasis dan Trichomonas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan tersebut seolah-olah berjalan dengan mulus. mewah yang dapat dibanggakan dan menjadi pusat perhatian.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan tersebut seolah-olah berjalan dengan mulus. mewah yang dapat dibanggakan dan menjadi pusat perhatian. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan sosial budaya, politik, ekonomi, teknologi, serta pertumbuhan penduduk yang cukup cepat, langsung atau tidak langsung telah mempengaruhi tatanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa dimana seorang anak mengalami pubertas dan mulai mencari jati diri mereka ingin menempuh jalan sendiri dan diperlakukan secara khusus. Disinilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pandangan bahwa hubungan seksual adalah tabu, membuat remaja enggan berdiskusi tentang kesehatan reproduksinya dengan orang lain. Menurut WHO remaja adalah penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akibat pesatnya pembangunan fisik dan pertambahan penduduk di suatu kota

BAB I PENDAHULUAN. Akibat pesatnya pembangunan fisik dan pertambahan penduduk di suatu kota BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akibat pesatnya pembangunan fisik dan pertambahan penduduk di suatu kota dan perubahan sosial budaya yang tidak sesuai dan selaras, menimbulkan berbagai masalah antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan modal awal seseorang untuk dapat beraktifitas dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan modal awal seseorang untuk dapat beraktifitas dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan modal awal seseorang untuk dapat beraktifitas dan mengaktualisasikan dirinya. Kesehatan juga berarti keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #38 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #38 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #38 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #38 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

Yesus Adalah Juru Selamat Manusia. pertanyaan : Mengapa manusia perlu seorang juru selamat? Apa artinya

Yesus Adalah Juru Selamat Manusia. pertanyaan : Mengapa manusia perlu seorang juru selamat? Apa artinya Pelajaran Kedua Yesus Adalah Juru Selamat Manusia Apabila kita bicara tentang Juru Selamat, mungkin sementara orang mengajukan pertanyaan : Mengapa manusia perlu seorang juru selamat? Apa artinya diselamatkan?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui hubungan seksual. PMS diantaranya Gonorrhea, Syphilis, Kondiloma

BAB I PENDAHULUAN. melalui hubungan seksual. PMS diantaranya Gonorrhea, Syphilis, Kondiloma BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit menular seksual (PMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. PMS diantaranya Gonorrhea, Syphilis, Kondiloma Akuminata, HIV/ Acquired Immuno

Lebih terperinci

III. PENYALAHGUNAAN DAN KETERGANTUNGAN. Penyebabnya sangatlah kompleks akibat interaksi berbagai faktor :

III. PENYALAHGUNAAN DAN KETERGANTUNGAN. Penyebabnya sangatlah kompleks akibat interaksi berbagai faktor : III. PENYALAHGUNAAN DAN KETERGANTUNGAN Penyalahguanaan adalah : penggunaan salah satu atau beberapa jenis NAPZA secara berkala atau teratur diluar indikasi medis, sehingga menimbulkan gangguan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan akan seks merupakan kebutuhan yang dimiliki oleh setiap individu yang telah mencapai kematangan fisik dan psikis baik pada wanita maupun laki-laki terutama

Lebih terperinci

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT) Pada penelitian: KUESIONER PENELITIAN

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT) Pada penelitian: KUESIONER PENELITIAN Lampiran 1 PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT) Pada penelitian: KUESIONER PENELITIAN PERBANDINGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI MAN MEULABOH-1 DAN SMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Infeksi Menular Seksual (IMS) sampai saat ini masih merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Infeksi Menular Seksual (IMS) sampai saat ini masih merupakan masalah BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Infeksi Menular Seksual (IMS) sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia, baik di negara maju (industri) maupun di negara berkembang.

Lebih terperinci

Virus tersebut bernama HIV (Human Immunodeficiency Virus).

Virus tersebut bernama HIV (Human Immunodeficiency Virus). AIDS (Aquired Immune Deficiency Sindrome) adalah kumpulan gejala penyakit yang timbul akibat menurunnya kekebalan tubuh. Penyebab AIDS adalah virus yang mengurangi kekebalan tubuh secara perlahan-lahan.

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU, DAN LINGKUNGAN SISWI SMU SANTA ANGELA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU, DAN LINGKUNGAN SISWI SMU SANTA ANGELA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI LAMPIRAN 1 GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU, DAN LINGKUNGAN SISWI SMU SANTA ANGELA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan lingkari pada jawaban yang paling

Lebih terperinci

Lemeshow, S.Dkk, Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan. Gajah Mada University press. Yogya

Lemeshow, S.Dkk, Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan. Gajah Mada University press. Yogya Lemeshow, S.Dkk, 1997. Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan. Gajah Mada University press. Yogya Widyastuti, Yani, dkk, 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya Markum, A.H, 1991. Buku Ajar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Kesehatan Reproduksi. reproduksi, serta fungsi dan prosesnya (Yani Widyastuti, 2009:5)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Kesehatan Reproduksi. reproduksi, serta fungsi dan prosesnya (Yani Widyastuti, 2009:5) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kesehatan Reproduksi a. Pengertian Kesehatan Reproduksi Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan social secara utuh, semata-mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prostitusi merupakan persoalan klasik dan kuno tetapi karena kebutuhan untuk menyelesaikannya, maka selalu menjadi relevan dengan setiap perkembangan manusia dimanapun.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP BAGI WANITA PENGHUNI PANTI KARYA WANITA WANITA UTAMA SURAKARTA TENTANG PENCEGAHAN HIV/AIDS

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP BAGI WANITA PENGHUNI PANTI KARYA WANITA WANITA UTAMA SURAKARTA TENTANG PENCEGAHAN HIV/AIDS HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP BAGI WANITA PENGHUNI PANTI KARYA WANITA WANITA UTAMA SURAKARTA TENTANG PENCEGAHAN HIV/AIDS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap respon individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap respon individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sikap 1. Definisi Sikap Sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon individu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya pendidikan seks untuk anak dan remaja sangat perlu, peran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya pendidikan seks untuk anak dan remaja sangat perlu, peran BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Seks Pada dasarnya pendidikan seks untuk anak dan remaja sangat perlu, peran orang tua yang sangat dituntut lebih dominan untuk memperkenalkan sesuai dengan usia dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tudingan sumber permasalahan dalam upaya mengurangi praktek prostitusi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tudingan sumber permasalahan dalam upaya mengurangi praktek prostitusi BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pekerja Seks Komersial Kaum perempuan sebagai penjaja seks komersial selalu menjadi objek dan tudingan sumber permasalahan dalam upaya mengurangi praktek prostitusi (Departemen

Lebih terperinci

b/c f/c Info Seputar AIDS HIV IMS Informasi di dalam buku saku ini dipersembahkan oleh: T A T

b/c f/c Info Seputar AIDS HIV IMS Informasi di dalam buku saku ini dipersembahkan oleh: T A T S A S D P L b/c f/c Info Seputar AIDS HIV Informasi di dalam buku saku ini dipersembahkan oleh: IMS N C Y F O R IN R N A I ON AG AL V D O I UN N M inside f/c inside b/c Apakah HIV itu? HIV, yang merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebiasaan mengadakan hubungan seksual bebas mungkin dapat dianggap sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebiasaan mengadakan hubungan seksual bebas mungkin dapat dianggap sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola perilaku seksual Kebiasaan mengadakan hubungan seksual bebas mungkin dapat dianggap sebagai suatu bentuk kenakalan. Hubungan bebas diartikan sebagai hubungan seksual yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang sering disebut jenis kelamin. Seksualitas menyangkut berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang sering disebut jenis kelamin. Seksualitas menyangkut berbagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. PERILAKU SEKSUAL Seks adalah perbedaan badani atau biologis perempuan dan laki-laki, yang sering disebut jenis kelamin. Seksualitas menyangkut berbagai dimensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggal dalam darah atau cairan tubuh, bisa merupakan virus, mikoplasma, bakteri,

BAB I PENDAHULUAN. tinggal dalam darah atau cairan tubuh, bisa merupakan virus, mikoplasma, bakteri, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan infeksi yang bisa didapat melalui kontak seksual. IMS adalah istilah umum dan organisme penyebabnya, yang tinggal dalam

Lebih terperinci

Jika menertibkan monyet sudah, ditunggu aksi Gubernur Jokowi untuk menertibkan yang haram-haram

Jika menertibkan monyet sudah, ditunggu aksi Gubernur Jokowi untuk menertibkan yang haram-haram Jika menertibkan monyet sudah, ditunggu aksi Gubernur Jokowi untuk menertibkan yang haram-haram. Tidak ada yang tahu bagaimana perasaan para monyet di Jakarta yang tak bisa beraksi lagi. Sedih atau justru

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (3/6)

Siapakah Yesus Kristus? (3/6) Siapakah Yesus Kristus? (3/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Allah Sejati dan Manusia Sejati Tanpa Dosa Kode Pelajaran : SYK-P03 Pelajaran 03 - YESUS ADALAH ALLAH SEJATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Waria atau banci adalah laki-laki yang berorientasi seks wanita dan berpenampilan seperti wanita, (Junaidi, 2012: 43). Waria adalah gabungan dari wanita-pria

Lebih terperinci

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Serviks Kanker serviks merupakan penyakit yang umum ditemui di Hong Kong. Kanker ini menempati peringkat kesepuluh di antara kanker yang diderita oleh wanita dengan lebih dari 400 kasus baru setiap

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN 42 KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA DENGAN TINDAKAN TERHADAP HIV/AIDS PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Semua data yang terdapat pada kuesioner

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi adalah kesehatan fisik, mental dan sosial secara menyeluruh dalam semua hal berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsi-fungsi serta proses-prosesnya,

Lebih terperinci

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini?

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini? Kanker Serviks Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, penyakit kanker serviks merupakan penyebab utama kematian akibat kanker. Di dunia, setiap dua menit seorang wanita meninggal dunia akibat kanker

Lebih terperinci

Otentisitas Alkitab vs Quran

Otentisitas Alkitab vs Quran Otentisitas Alkitab vs Quran Dengan berjalannya waktu dan Muslim mengadakan kontak dengan orang Kristen dan Yahudi dan memiliki kesempatan untuk membaca Alkitab, perlahan-lahan Muslim menyadari bahwa isi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh menurunnya daya tubuh akibat infeksi oleh virus HIV

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh menurunnya daya tubuh akibat infeksi oleh virus HIV BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang AIDS dapat diartikan sebagai kumpulan dari gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya daya tubuh akibat infeksi oleh virus HIV (Human Immunodefeciency Virus).

Lebih terperinci

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Pengetahuan, Sikap dan Informasi yang diterima remaja terhadap perilaku seks bebas di SMU Budi Satrya Bandar Selamat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja kota besar khususnya Jakarta semakin berani melakukan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja kota besar khususnya Jakarta semakin berani melakukan hubungan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja kota besar khususnya Jakarta semakin berani melakukan hubungan seksual pranikah. Hal ini terbukti berdasarkan hasil survey yang dilakukan Bali Post

Lebih terperinci

PEMBAHARUAN KESUCIAN Membangun Kesucian Pribadi dalam dunia yang Amoral

PEMBAHARUAN KESUCIAN Membangun Kesucian Pribadi dalam dunia yang Amoral 1 PEMBAHARUAN KESUCIAN Membangun Kesucian Pribadi dalam dunia yang Amoral I. TIGA PERINTAH UNTUK KESUCIAN PRIBADI (1 Tesalonika 4:3-6a) Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu... (4:3a). Perintah #1

Lebih terperinci

A. Landasan Teori. 1. Pengetahuan. a. Definisi BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu

A. Landasan Teori. 1. Pengetahuan. a. Definisi BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengetahuan a. Definisi Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya. Dengan sendirinya,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS DAN IMS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS DAN IMS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS DAN IMS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JAYAPURA, Menimbang : a. bahwa perkembangan HIV/AIDS

Lebih terperinci

BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS

BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS MAKALAH 3 BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS Oleh Herlianto herlianto@yabina.org (Depok, Indonesia) ( Ya y a s a n b in a a w a m ) *) Makalah ini disampaikan dalam rangka Seminar Pneumatologi yang diselenggarakan

Lebih terperinci

Level 3 Pelajaran 6. RAJA DAN KERAJAAN-NYA Oleh Don Krow

Level 3 Pelajaran 6. RAJA DAN KERAJAAN-NYA Oleh Don Krow Level 3 Pelajaran 6 RAJA DAN KERAJAAN-NYA Oleh Don Krow Di Perjanjian Lama, apa yang membedakan bangsa Israel dari bangsa-bangsa lain adalah mereka merupakan sebuah teokrasi. Dengan kata lain, mereka diperintah

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS) DI SMA N 1 GEYER KABUPATEN GROBOGAN

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS) DI SMA N 1 GEYER KABUPATEN GROBOGAN KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS) DI SMA N 1 GEYER KABUPATEN GROBOGAN Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenui persyaratan

Lebih terperinci

HIV - AIDS dan IMS. Penularan dan Pencegahan

HIV - AIDS dan IMS. Penularan dan Pencegahan HIV - AIDS dan IMS Penularan dan Pencegahan HIV Virus Penyebab AIDS HIV = Human Immunodeficiency Virus HIV adalah Virus penyebab AIDS yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga tubuh tidak

Lebih terperinci

Obat Sipilis Herbal Paling Ampuh De Nature 3 HARI SEMBUH

Obat Sipilis Herbal Paling Ampuh De Nature 3 HARI SEMBUH Obat Sipilis Herbal Paling Ampuh De Nature 3 HARI SEMBUH Cara Mengobati Penyakit Sipilis? Pengobatan Penyakit Sipilis? Obat sipilis Resep Dokter? Mungkin kalimat itu yang sedang anda cari di mesin pecari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULAN. Kasus kenakalan remaja semakin menunjukkan trend yang sangat. kelompok, tawuran pelajar, mabuk-mabukan, pemerasan, pencurian,

BAB I PENDAHULAN. Kasus kenakalan remaja semakin menunjukkan trend yang sangat. kelompok, tawuran pelajar, mabuk-mabukan, pemerasan, pencurian, BAB I PENDAHULAN A. Latar belakang Kasus kenakalan remaja semakin menunjukkan trend yang sangat memprihatinkan. Dalam rentang waktu kurang dari satu tahun terakhir, kenakalan remaja yang diberitakan dalam

Lebih terperinci

Selamat malam dan selamat datang di pemahaman Alkitab. EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini kita akan

Selamat malam dan selamat datang di pemahaman Alkitab. EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini kita akan Selamat malam dan selamat datang di pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini kita akan mempelajari Pembahasan No. 50 dari kitab Wahyu, pasal 14 dan kita akan membaca Wahyu 14: 20:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pencegahan IMS yang dilaksanakan di banyak negara, nampaknya belum

BAB 1 PENDAHULUAN. pencegahan IMS yang dilaksanakan di banyak negara, nampaknya belum BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi Menular Seksual (IMS) sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan di dunia, baik negara maju maupun negara berkembang. Insiden maupun prevalensi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak terjadi pada laki-laki yang sering berganti - ganti pasangan.

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak terjadi pada laki-laki yang sering berganti - ganti pasangan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit sifilis merupakan salah satu penyakit menular seksual (PMS) yang banyak terjadi pada laki-laki yang sering berganti - ganti pasangan. Sifilis atau yang disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang mayoritas penduduknya adalah muslim. Nilai - nilai yang ada di Indonesiapun sarat dengan nilai-nilai Islam. Perkembangan zaman

Lebih terperinci