ANALISIS LIKUIDITAS SAHAM DAN KINERJA SAHAM PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH PERISTIWA STOCK SPLIT ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS LIKUIDITAS SAHAM DAN KINERJA SAHAM PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH PERISTIWA STOCK SPLIT ABSTRAK"

Transkripsi

1 1 ANALISIS LIKUIDITAS SAHAM DAN KINERJA SAHAM PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH PERISTIWA STOCK SPLIT ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan likuiditas saham dan kinerja saham perusahaan sebelum dan sesudah peristiwa stock split. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah likuiditas saham yang diproksikan dengan volume perdagangan saham dan volatilitas harga saham, serta kinerja saham perusahaan yang diproksikan dengan price earning ratio (PER). Sampel perusahaan ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang melakukan pemecahan saham (stock split) dengan periode penelitian tahun Berdasarkan metode purposive sampling, total penelitian sampel adalah 15 perusahaan. Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan uji beda ratarata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) likuiditas saham yang diproksikan dengan volume perdagangan saham berbeda tidak signifikan baik sebelum maupun setelah peristiwa stock split, (2) likuiditas saham yang diproksikan dengan volatilitas harga saham berbeda signifikan sebelum dan sesudah peristiwa stock split, (3) sedangkan kinerja saham perusahaan yang diproksikan dengan price earning ratio (PER) berbeda tidak signifikan baik sebelum maupun sesudah sesudah peristiwa stock split. Kata Kunci : likuiditas saham, kinerja saham, volume perdagangan saham, volatilitas harga saham, price earning ratio (PER), stock split

2 2 NAMA : KARINA ARSILIYA NPM : NO TELPON : charina_leader@yahoo.com PEMBIMBING I : Dr. EINDE EVANA, S.E., M.Si., Akt. PEMBIMBING II : NINUK DEWI KESUMANINGRUM, S.E., M.Sc., Akt. PENDAHULUAN Kebutuhan akan informasi yang handal dan berkualitas adalah kebutuhan yang mendasar dalam pengambilan keputusan bagi para investor di pasar modal. Bagi seorang investor, informasi dapat mengurangi ketidakpastian yang terjadi di pasar modal, sehingga keputusan yang diambil diharapkan akan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Hal ini mengakibatkan suatu pengumuman di pasar modal yang memiliki kandungan informasi akan memperoleh reaksi dari para investor bila informasi tersebut membawa sinyal yang berkualitas dan dapat dipercaya. Ada banyak informasi yang dapat diperoleh investor di dalam pasar modal baik informasi yang tersedia di publik maupun informasi pribadi (privat). Salah satu informasi tersebut adalah pengumuman stock split atau pemecahan saham. Peristiwa pemecahan saham (stock split) merupakan salah satu informasi yang penting untuk diperhatikan oleh investor. Stock split banyak dilakukan oleh perusahaan ketika harga saham dari perusahaan tersebut naik melebihi rentang optimal, dan diyakini oleh para ahli keuangan bahwa suatu saham memiliki kisaran rentang optimal, dimana jika harga saham bisa berada pada rentang tersebut maka nilai perusahaan bisa dimaksimumkan. Menurut Rahayu (2006), stock split (pemecahan saham) merupakan salah satu alternatif yang dijalankan suatu perusahaan, di mana secara sederhana pemecahan saham berarti membagi lembar saham menjadi n lembar saham. Harga per lembar saham baru setelah pemecahan adalah sebesar 1/n dari harga saham sebelumnya. Langkah ini dimaksudkan untuk membuat perdagangan saham suatu perusahaan menjadi lebih aktif karena harga saham tersebut mengalami penurunan. Stock split banyak dilakukan oleh perusahaan ketika harga saham dari perusahaan tersebut naik

3 3 melebihi rentang optimal, dan diyakini oleh para ahli keuangan bahwa suatu saham memiliki kisaran rentang optimal, dimana jika harga saham bisa berada pada rentang tersebut maka nilai perusahaan bisa dimaksimumkan. Menurut Mason dkk, 1998 dalam Ayodhya (2012) motivasi yang melatarbelakangi perusahaan melakukan stock split tertuang dalam dua teori dasar antara lain Signaling Theory dan Trading Range Theory Informasi stock split dalam kaitannya dengan dampaknya terhadap likuiditas saham dan kinerja perusahaan di masa mendatang menjadi suatu hal yang perlu dipertimbangkan oleh para investor dan calon investor dalam memutuskan untuk membeli atau melepas saham yang dimilikinya. Oleh karena itu penelitian ini ditujukan untuk mengetahui dampak stock split terhadap likuiditas saham dan kinerja saham perusahaan. Pujiharjanto (2001) melakukan penelitian mengenai pengaruh stock split terhadap likuiditas saham di BEJ. Dalam penelitian ini, variabel likuiditas saham diproksikan pada harga saham, volume perdagangan, volatilitas harga saham dan persentase spread. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 30 sampel perusahaan yang melakukan stock split di BEJ selama bulan Juli 1996 sampai dengan Juni 1997, secara keseluruhan aktivitas stock split berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat harga saham, volume perdagangan, volatilitas harga saham dan persentase spread. Berbeda dengan penelitian di atas, variabel likuiditas dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan volume perdagangan dan volatilitas harga saham saja. Lebih lanjut, penelitian ini tidak menggunakan harga saham dan persentase spread sebagai proksi dari likuiditas saham karena variabel likuiditas dalam penelitian ini menitikberatkan pada volume dan volatilitas harga saham saja. Selain mempengaruhi variabel pasar seperti likuiditas saham, stock split juga mempengaruhi kinerja saham perusahaan. Ichsanuddin (2009) melakukan penelitian mengenai pemecahan saham ditinjau dari kinerja saham dan harga saham dimana price earnings ratio (PER) merupakan salah satu variabel penelitian yang digunakan sebagai proksi dari kinerja saham perusahaan. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan price earnings ratio (PER) antara perusahaan yang melakukan

4 4 pemecahan saham dengan perusahaan yang tidak melakukan pemecahan saham. Di dalam penelitian ini, kinerja saham perusahaan akan dilihat melalui nilai price earnings ratio (PER). Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai ANALISIS LIKUIDITAS SAHAM DAN KINERJA SAHAM PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH PERISTIWA STOCK SPLIT Perumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, maka perumusan masalah yang dapat diangkat dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah terdapat perbedaan likuiditas saham yang diproksikan dengan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah peristiwa stock split? 2. Apakah terdapat perbedaan likuiditas saham yang diproksikan dengan volatilitas harga saham sebelum dan sesudah peristiwa stock split? 3. Apakah terdapat perbedaan kinerja saham perusahaan yang diproksikan dengan price earnings ratio (PER) sebelum dan sesudah peristiwa stock split? Batasan Masalah Penelitian Untuk memfokuskan penelitian agar masalah yang diteliti memiliki ruang lingkup dan arah yang jelas, maka peneliti memberikan batasan masalah sebagai berikut: 1. Ada dua jenis stock split yang dapat dilakukan perusahaan yaitu pemecahan naik (split-up) dan pemecahan turun (split-down). Dalam penelitian ini hanya menggunakan sampel perusahaan yang melakukan pemecahan naik (split-up). 2. Penelitian ini menetapkan periode pengamatan (event window) selama 11 hari (yaitu; 5 hari sebelum, 1 hari peristiwa dan 5 hari sesudah tanggal peristiwa stock split) untuk variabel likuiditas saham yang diproksikan volume perdagangan dan volatilitas harga saham. Dan 5 tahun, (yaitu; 2 tahun sebelum, 1 tahun peristiwa dan 2 tahun sesudah tanggal peristiwa stock split) untuk variabel kinerja saham perusahaan yang diproksikan dengan price earnings ratio (PER).

5 5 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah dengan terjadinya stock split menyebabkan perbedaan yang signifikan terhadap tingkat likuiditas saham perusahaan yang diproksikan dengan volume perdagangan dan volatilitas harga saham sebelum dan sesudah peristiwa stock split. 2. Untuk mengetahui apakah dengan terjadinya stock split perbedaan yang signifikan terhadap kinerja saham perusahaan yang diproksikan dengan PER sebelum dan sesudah peristiwa stock split. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah: 1. Bagi peneliti, sebagai sarana dalam memahami, menambah dan mengaplikasikan pengetahuan teoritis yang telah dipelajari. 2. Bagi para investor, pemegang saham, dan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan diharapkan informasi yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan keputusan investasi. 3. Bagi perusahaan, untuk memberikan masukan dalam hal perusahaan melakukan kebijakan stock split, serta gambaran bahwa perubahan kinerja yang terjadi senantiasa dipantau oleh pihak-pihak yang berkepentingan. 4. Bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap pasar modal Indonesia (Badan Pengawas Pasar Modal, Bursa Efek Indonesia, calon emiten, dan profesi terkait). Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam meningkatkan perannya dalam memenuhi kebutuhan pihak pemakai informasi.

6 6 LANDASAN TEORI Stock split adalah suatu aksi dari emiten (perusahaan) di mana dilakukan pemecahan nilai nominal saham menjadi nilai nominal yang lebih kecil. Menurut Jogiyanto (2000) aktivitas stock split dapat diartikan memecah satu lembar saham menjadi n lembar saham. Informasi stock split diketahui dengan adanya pengumuman yang terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Stock split atau pemecahan saham merupakan salah satu bentuk informasi yang diberikan oleh emiten (perusahaan) untuk menaikkan/menurunkan jumlah saham yang beredar sesuai dengan faktor pemecahannya. Pemecahan saham pada dasarnya ada dua jenis, yaitu pemecahan saham naik (split-up) dan pemecahan saham turun (split-down) atau lebih dikenal dengan reverse stock. Split-up adalah penurunan nilai nominal per lembar saham yang mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang beredar. Dengan adanya split-up berarti jumlah saham yang beredar menjadi lebih banyak namun dengan nilai nominal yang lebih kecil dari sebelum dipecah. Sebaliknya dengan split-down, saham yang beredar menjadi lebih sedikit tetapi terjadi peningkatan pada nilai nominal per lembar sahamnya (Ayodha, 2012). Kieso dan Weygandt (1993) dalam Subiyanti (2010) mengatakan alasan perusahaan melakukan stock split yaitu: (1) Untuk menyesuaikan harga pasar saham perusahaan pada tingkat dimana individu dapat lebih banyak menginvestasikan dananya pada saham tersebut. (2) Untuk menyebarkan atau memperluas pemegang saham dengan meningkatkan jumlah saham yang beredar dengan nilai pasar yang dapat dijangkau. (3) Untuk menguntungkan pemegang saham yang ada dengan memberi kesempatan pada mereka untuk mengambil manfaat dari suatu penyesuaian pasar yang tidak sempurna setelah stock split. Stock split biasanya dilakukan pada saat harga saham dinilai terlalu tinggi, sehingga akan mengurangi kemampuan para investor untuk membelinya. Dengan

7 7 adanya stock split diharapkan daya beli investor meningkat terutama untuk investor kecil, membuat saham lebih likuid untuk diperdagangkan. Peristiwa stock split adalah suatu aksi yang dilakukan oleh perusahaan dimana memuat informasi yang diasumsikan akan mempengaruhi keputusan jual beli yang dilakukan investor, yang pengaruh tersebut dapat dilihat dalam aktivitas perdagangan saham. Perubahan pada volume perdagangan akan terlihat bila aksi tersebut mempengaruhi preferensi para investor dalam keputusan investasinya. Tingkat likuiditas suatu saham merupakan salah satu faktor yang menentukan nilai saham suatu perusahaan. Semakin cepat suatu efek dapat berubah menjadi uang maka semakin tinggi likuiditasnya. Dengan demikian likuiditas saham ditentukan oleh apakah saham tersebut mudah diperjualbelikan dalam jangka waktu singkat dan diminati investor. Salah satu daya tarik agar suatu saham diminati investor adalah harga yang murah serta rendahnya biaya komisi transaksi. Teori sinyal menjelaskan alasan perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri informasi antara manajemen perusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut. Sinyal adalah suatu tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang memberikan petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan (Brigham dan Houston, 2001). Asumsi dari Signaling Theory bahwa manajemen mempunyai informasi yang akurat tentang nilai perusahaan yang tidak diketahui oleh investor luar mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi nilai perusahaan dan manajemen selalu meningkatkan keuntungan. Berdasarkan Signaling Theory, peristiwa stock split dapat memberikan sinyal positif karena manajemen yang memiliki informasi yang lengkap tentang kondisi perusahaan yang sebenarnya menginformasikannya kepada investor yang kurang banyak memiliki informasi mengenai kondisi perusahaan. Asimetry informasi akan terjadi jika manajemen tidak secara penuh menyampaikan semua informasi yang diperoleh tentang semua hal yang dapat mempengaruhi perusahaan ke pasar. Maka pada umumnya pasar akan merespon informasi tersebut sebagai suatu sinyal yang tercermin dari perubahan harga saham (Schweitzer, 1989 dalam Ayodha, 2012).

8 8 Baker dan Powell (1993) dalam Rahayu (2006) menyatakan bahwa pemecahan saham memberikan sinyal atau informasi kepada investor mengenai prospek perusahaan di masa yang akan datang. Meningkatnya likuiditas setelah stock split dapat muncul akibat semakin besarnya kepemilikan saham dan jumlah transaksi. Pada tingkat asimetri tertentu antara manajer dan investor, manajer kemungkinan besar akan mengambil keputusan pemecahan saham agar investor dapat menerima informasi yang menguntungkan. Stock split sebaiknya dilakukan oleh perusahaan yang memiliki prospek yang baik dan kinerja yang bagus. Perusahaan yang mencoba memberikan sinyal stock split tetapi tidak didukung dengan prospek dan kinerja yang baik akan berdampak negatif bagi perusahaan tersebut karena akan berdampak pada biaya yang timbul akibat stock split (Boedi dan Lindharta, 2011). Trading Range Theory menyatakan bahwa pemecahan saham akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Teori ini menyatakan bahwa harga saham yang terlalu tinggi (overprice) menyebabkan kurang aktifnya saham tersebut diperdagangkan. Saham-saham yang tidak likuid tersebut akan mempersempit gerak investor dalam berinvestasi, selain itu saham tidak likuid akan merugikan investor karena saham-saham tersebut tidak mudah diinvestasikan. Bagi emiten, likuiditas saham sangat penting karena saham yang tidak likuid akan berakibat dikeluarkannya saham tersebut dari pasar modal (delisting). Pemecahan saham menyebabkan harga saham menjadi tidak terlalu tinggi, sehingga akan semakin banyak investor yang mampu bertransaksi. Marwata (2001) dalam Setiyanto (2006) menyatakan bahwa pemecahan saham merupakan upaya manajemen untuk menata kembali harga saham pada rentang harga tertentu. Teori ini juga menyatakan bahwa manajemen perusahaan memutuskan untuk melakukan stock split karena didorong oleh perilaku praktisi pasar yang konsisten dengan anggapan bahwa dengan melakukan stock split dapat menjaga harga saham tidak terlalu mahal, dimana saham dipecah karena ada batas harga yang optimal untuk saham dan untuk meningkatkan daya beli investor sehingga tetap banyak orang yang mau memperjualbelikannya, yang pada akhirnya akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham.

9 9 Likuiditas saham merupakan ukuran jumlah transaksi saham di pasar modal dalam periode tertentu. Semakin tinggi frekuensi transaksi maka semakin tinggi likuiditas saham, ini berarti saham tersebut semakin diminati oleh para investor dan hal tersebut akan tingkat harga saham yang bersangkutan. Reilly dan Brown (1997) dalam Rahdiansyah (2010) menyatakan bahwa faktor penentu dari likuiditas saham sehubungan dengan surat berharga sangat tercermin dalam data perdagangan pasar dan faktor yang terpenting dari likuiditas itu adalah jumlah uang dari lembar saham yang diperdagangkan. Peristiwa stock split adalah suatu aksi yang dilakukan oleh perusahaan dimana memuat informasi yang diasumsikan akan mempengaruhi keputusan jual beli yang dilakukan investor, yang pengaruh tersebut dapat dilihat dalam aktivitas perdagangan saham. Perubahan pada volume perdagangan akan terlihat bila aksi tersebut mempengaruhi preferensi para investor dalam keputusan investasinya. Tingkat likuiditas suatu saham merupakan salah satu faktor yang menentukan nilai saham suatu perusahaan. Semakin cepat suatu efek dapat berubah menjadi uang maka semakin tinggi likuiditasnya. Dengan demikian likuiditas saham ditentukan oleh apakah saham tersebut mudah diperjualbelikan dalam jangka waktu singkat dan diminati investor. Salah satu daya tarik agar suatu saham diminati investor adalah harga yang murah serta rendahnya biaya komisi transaksi. Menurut Conroy et.al (1990) dalam Setiyanto (2006), parameter yang sering digunakan untuk mengukur likuiditas suatu saham adalah: a. Volume perdagangan Merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter volume saham yang di perdagangkan di pasar. b. Tingkat Spread Merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter perbedaan atau selisih antara harga tertinggi yang diminta untuk membeli dengan harga terendah yang ditawarkan untuk menjual (Bid-Ask Spread), diukur dengan menggunakan persentase. c. Information flow (aliran informasi).

10 10 d. Jumlah pemegang saham. e. Jumlah saham yang beredar. f. Transaction cost (besarnya biaya transaksi). g. Harga saham Merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter harga-harga saham di pasar. h. Volatilitas Harga saham Merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan harga-harga saham di pasar. Conroy, Harris dan Benet (1990) dalam Sutrisno et al (2000) menemukan adanya penurunan likuiditas setelah split dengan masing-masing menggunakan volume perdagangan dan bid-ask spread sebagai proksi. Hasil tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Murray (1985) yaitu stock split tidak berpengaruh terhadap volume perdagangan maupun bid-ask spread (Sutrisno et al, 2000). Sutrisno et al (2000) melakukan penelitian mengenai pengaruh stock split terhadap likuiditas saham yang diukur dengan rata-rata harga saham, volume perdagangan, persentase spread dan volatilitas. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hanya pada variabel harga saham, volume perdagangan dan persentase spread. Sedangkan pada variabel volatilitas tidak dihasilkan perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah aktivitas split. Selain mempengaruhi variabel pasar seperti likuiditas saham, stock split juga mempengaruhi kinerja saham perusahaan. Kinerja saham dapat menjadi ukuran keberhasilan suatu perusahaan selama periode tertentu. Price earnings ratio (PER) merupakan salah satu komponen penting untuk menilai kinerja saham perusahaan. Rasio ini pada dasarnya memberikan indikasi tentang jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan dan pada periode tertentu. Perusahaan yang melakukan stock split merupakan perusahaan yang memiliki kinerja yang baik. Menurut Copeland (1988) dalam Jogiyanto (2000), stock split mengandung biaya yang harus dibayar oleh perusahaan, oleh karena itu hanya

11 11 perusahaan yang memiliki prospek yang bagus saja yang mampu menanggung biaya tersebut dan sebagai akibatnya pasar akan bereaksi positif terhadap stock split. Ichsanuddin (2009) melakukan penelitian mengenai pemecahan saham ditinjau dari kinerja saham dan harga saham di mana price earnings ratio (PER) merupakan salah satu variabel penelitian yang digunakan sebagai proksi dari kinerja saham perusahaan. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan price earnings ratio (PER) antara perusahaan yang melakukan pemecahan saham dengan perusahaan yang tidak melakukan pemecahan saham. Berdasarkan penelitian terdahulu, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Ha1: Ada perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah peristiwa stock split. Ha2: Ada perbedaan volatilitas harga saham sebelum dan sesudah peristiwa stock split. Ha3: Ada perbedaan price earnings ratio (PER) sebelum dan sesudah peristiwa stock split.

12 12 METODE PENELITIAN Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari perusahaan go public yang melakukan pemecahan saham (stock split) di BEI dengan periode penelitian tahun Metode yang digunakan dalam penarikan sampel menggunakan metode purposive sampling, dan untuk sampel bersyarat ditentukan dengan kriteria tertentu atau judgement sampling. Adapun sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan stock split tahun dengan kriteria sebagai berikut: 1. Perusahaan yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia periode Perusahaan yang dijadikan sampel penelitian adalah seluruh perusahaan dari semua sektor industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Perusahaan yang hanya melakukan kebijakan stock split satu kali selama periode penelitian. 4. Perusahaan yang hanya melakukan kebijakan stock split dan tidak melakukan kebijakan lainnya yang dapat memepengaruhi pasar seperti pembagian deviden saham, right issue, pembagian saham bonus dan pengumuman lainnya. Selama periode pengamatan perusahaan memiliki data yang lengkap untuk digunakan dalam penelitian ini. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini termasuk ke dalam jenis data sekunder. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tanggal pengumuman stock split. Data ini tahun 2007, 2008, dan tahun 2009 diperoleh dari Kemudian data harga penutupan saham harian untuk menghitung return saham masing-masing perusahaan, volume saham yang diperdagangkan. Data ini diperoleh dari dan Data laporan

13 13 keuangan perusahaan yang melakukan pemecahan saham (stock split), yang dipublikasikan per 31 desember 2005 sampai dengan 31 desember Data ini diperoleh dari ICMD (Indonesian Capital Market Directory). Teknik Pengambilan Sampel Tabel 1 Proses Pengambilan Sampel Keterangan Jumlah Melakukan kebijakan stock split tahun Perusahaan melakukan stock split lebih dari satu 0 kali pada periode penelitian Perusahaan melakukan corporate action lain : Right issue 1 Cash Dividen 8 Perusahaan yang datanya tidak lengkap 1 Jumlah sampel akhir 15 Pada Tabel di atas proses pengambilan sampel, dapat dilihat bahwa dari tahun 2007 sampai 2009 terdapat 25 perusahaan yang melakukan pemecahan saham (stock split). Dari keseluruhan jumlah sampel penelitian, tidak ada perusahaan yang melakukan pemecahan saham (stock split) lebih dari satu kali selama tahun penelitian yaitu Selain itu dalam proses pengambilan sampel terdapat sembilan perusahaan yang melakukan corporate action selain stock split dalam periode penelitian yaitu satu perusahaan right issue dan delapan perusahaan melakukan cash dividen, dan terdapat juga satu perusahaan yang tidak memiliki data-data yang kurang lengkap seperti tidak tersedianya daftar harga saham sebelum melakukan pemecahan saham. Dari 25 jumlah sampel perusahaan yang akan diteliti, terdapat 15 perusahaan yang memenuhi kriteria pemilihan sampel, atau sebesar 60% dari seluruh sampel perusahaan yang melakukan stock split. Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

14 14 Tabel 2 Sampel perusahaan yang melakukan stock split No Nama Perusahaan Kode Tanggal Pengumuman 1 PT Davomas Abadi Tbk DAVO 22 Mei PT AKR Corporindo Tbk AKRA 23 Juli PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk SOBI 13 Agustus PT Hortus Davanest Tbk HADE 04 September PT Pakuwon Jati Tbk PWON 11 September PT Charoen Pokphan Indonesia Tbk CPIN 06 Desember PT Jaya Pari Steel Tbk JPRS 06 Desember PT Lippo Karawaci Tbk LPKR 14 Desember PT International Nickel Indonesia Tbk INCO 08 Januari PT Bank Central Asia Tbk BBCA 22 Januari PT Suryainti Permata Tbk SIIP 06 Maret PT Delta Dunia Petroindo Tbk DOID 07 April PT Perusahaan Gas Negara Tbk PGAS 01 Agustus PT Citra Tubindo Tbk CTBN 24 Desember PT Arwana Citramulia Tbk ARNA 08 September 2009 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Stock Split Stock split adalah suatu aksi dari emiten (perusahaan) di mana dilakukan pemecahan nilai nominal saham menjadi nilai nominal yang lebih kecil (Sunariyah, 2003). Menurut Jogiyanto (2003) aktivitas stock split dapat diartikan memecah satu lembar saham menjadi n lembar saham. Informasi stock split diketahui dengan adanya pengumuman yang terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Stock split biasanya dilakukan pada saat harga saham dinilai terlalu tinggi, sehingga akan mengurangi kemampuan para investor untuk membelinya. Dengan adanya stock split diharapkan daya beli investor meningkat terutama untuk investor kecil, membuat saham lebih likuid untuk diperdagangkan.

15 15 Likuiditas Saham 1. Volume Perdagangan Saham Volume perdagangan saham merupakan jumlah saham yang diperdagangakan dalam periode tertentu. Volume perdagangan saham diukur dengan Trading Volume Activity (TVA) dengan membandingkan jumlah saham perusahaan yang diperdagangkan pada periode tertentu dengan jumlah saham yang beredar pada waktu tertentu (Jogiyanto, 2000). Setelah itu, rata-rata masingmasing volume perdagangan saham antara sebelum dan sesudah pemecahan saham dihitung untuk mengetahui besarnya perbedaan. Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya digunakan uji beda dua rata-rata antara sebelum dan sesudah pemecahan saham. TVA= Saham i yang diperdagangkan pada hari t Saham i yang beredar pada hari t 2. Volatilitas Harga Saham Volatilitas harga saham adalah fluktuasi atau naik turunnya harga saham. Dalam event study, pada umumnya volatilitas harga saham diproksikan dengan menggunakan varian return saham harian (variance of daily stock return) Bae dan Jo (1999: 162) dalam Rahayu (2006). Secara umum formula untuk menghitung varian dari nilai return saham adalah: s 2 i = (R i,t R i ) 2 T 1 dimana, T adalah lamanya periode jendela sebelum atau setelah stock split, yaitu 5 hari. R i,t adalah return harian saham i pada hari t. R i adalah rata-rata return saham i. Sedangkan return saham didapat dengan rumus: Ri, t = (Pi, t Pi, t-1) / Pi, t-1 Pi, t : harga penutupan hari ke-t Pi, t-1 : harga penutupan ke t-1

16 16 Price Earnings Ratio (PER) Salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan adalah dengan menilai kinerja saham perusahaan. Kinerja saham dapat menjadi ukuran keberhasilan suatu perusahaan selama periode tertentu. Di dalam penelitian ini, kinerja saham yang digunakan sebagai proksi yaitu price earnings ratio (PER). PER merupakan ukuran dari potensi pertumbuhan, stabilitas pendapatan, dan kemampuan manajemen dihitung dengan membagi harga per saham dengan pendapatan per saham. Rasio harga laba mengukur hubungan antara nilai pasar suatu perusahaan dan laba perusahaan sekarang. rasio ini merupakan salah satu rasio yang banyak digunakan dalam pengambilan keputusan investasi, karena rasio ini pada dasarnya memberikan indikasi tentang jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan dana pada suatu periode tertentu. Dalam Jogiyanto (2000) PER dirumuskan sebagai berikut: Alat Analisis Data Uji Beda Rata-Rata Untuk menentukan apakah stock split memiliki pengaruh terhadap risiko sistematis dan abnormal return akan digunakan Uji Beda Rata-rata dengan menggunakan SPSS 17. Sebelum dilakukan pengujian, terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas distribusi data. Pada tahap uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji one sample kolmogorov smirnov. Jika data berdistribusi normal maka statistik yang digunakan adalah statistik parametrik yaitu diuji melalui uji t berpasangan (paired sample t-test). Sedangkan jika data berdistribusi tidak normal maka data diolah menggunakan alat uji statistik non parametrik yaitu wilcoxon signed-rank test dengan menentukan derajat kepercayaan sebesar 95% dan tingkat kesalahan α sebesar 5%. Jika probabilitas (p-value) < 5%, maka Ho ditolak dan Ha diterima; tetapi apabila probabilitas (p-value) > 5% maka Ho diterima dan Ha ditolak (Ghozali, 2005).

17 17 ANALISIS PEMBAHASAN Volume perdagangan saham dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan trading volume activity (TVA). Besarnya nilai TVA masing-masing perusahaan sebelum dan setelah stock split untuk perusahaan yang melakukan stock split tahun disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 3 Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Setelah Stock Split Tahun No Nama Perusahaan Kode TVA Sebelum Stock Split Setelah Stock Split 1 PT Davomas Abadi Tbk DAVO 0,000 0,000 2 PT AKR Corporindo Tbk AKRA 0,026 0,007 3 PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk SOBI 0,007 0,001 4 PT Hortus Davanest Tbk HADE 0,000 0,000 5 PT Pakuwon Jati Tbk PWON 0,000 0,000 6 PT Charoen Pokphan Indonesia Tbk CPIN 0,184 0,091 7 PT Jaya Pari Steel Tbk JPRS 0,001 0,006 8 PT Lippo Karawaci Tbk LPKR 0,008 0,003 9 PT International Nickel Indonesia Tbk INCO 0,003 0, PT Bank Central Asia Tbk BBCA 0,001 0, PT Suryainti Permata Tbk SIIP 0,012 0, PT Delta Dunia Petroindo Tbk DOID 0,003 0, PT Perusahaan Gas Negara Tbk PGAS 0,008 0, PT Citra Tubindo Tbk CTBN 0,000 0, PT Arwana Citramulia Tbk ARNA 0,001 0,003 Rata-rata 0,017 0,009 Tabel 4 Descriptive Statistics Volume Perdagangan Saham Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation TVA_sblm TVA_stlh

18 18 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation TVA_sblm TVA_stlh Valid N (listwise) 15 Sumber: Data sekunder diolah Berdasarkan nilai TVA yang disajikan dalam Tabel descriptive statistics di atas tampak bahwa, rata-rata TVA sebelum stock split adalah sebesar , sedangkan rata-rata TVA setelah stock split adalah sebesar Jika kedua nilai TVA tersebut dibandingkan, dapat disimpulkan bahwa perusahaan-perusahaan yang melakukan stock split pada tahun di BEI secara rata-rata mengalami penurunan nilai TVA sebesar Berdasarkan analisis deskriptif terhadap volume perdagangan saham sebelum dan setelah stock split selama tahun , maka dapat disimpulkan bahwa secara ratarata perusahaan yang melakukan stock split di BEI ternyata mengalami penurunan volume perdagangan saham dibanding sebelum melakukan stock split. Dengan kata lain rata-rata TVA sebelum dan sesudah stock split mengalami perbedaan. Volatilitas harga saham dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan varian return saham harian (variance of daily stock return) untuk masing-masing perusahaan. Besarnya volatilitas harga saham masing-masing perusahaan sampel yang melakukan stock split tahun disajikan dalam tabel berikut ini Tabel 5 Volatilitas Harga Saham Sebelum dan Setelah Stock Split Tahun No Nama Perusahaan Kode Sebelum Stock Split Volatilitas Setelah Stock Split 1 PT Davomas Abadi Tbk DAVO 0,001 0,057 2 PT AKR Corporindo Tbk AKRA 0,000 0,130 3 PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk SOBI 0,001 0,002 4 PT Hortus Davanest Tbk HADE 0,000 0,068

19 19 5 PT Pakuwon Jati Tbk PWON 0,000 0,001 6 PT Charoen Pokphan Indonesia Tbk CPIN 0,000 0,001 7 PT Jaya Pari Steel Tbk JPRS 0,000 0,122 8 PT Lippo Karawaci Tbk LPKR 0,000 0,072 9 PT International Nickel Indonesia Tbk INCO 0,000 0, PT Bank Central Asia Tbk BBCA 0,000 0, PT Suryainti Permata Tbk SIIP 0,001 0, PT Delta Dunia Petroindo Tbk DOID 0,000 0, PT Perusahaan Gas Negara Tbk PGAS 0,000 0, PT Citra Tubindo Tbk CTBN 0,000 0, PT Arwana Citramulia Tbk ARNA 0,001 0,000 Rata-rata 0,000 0,031 Tabel 6 Descriptive Statistics Volatilitas Harga Saham Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Volatile_sblm Volatile_stlh Valid N (listwise) 15 Sumber: Data sekunder diolah Berdasarkan nilai volatilitas yang telah disajikan dalam Tabel descriptive statistics di atas tampak bahwa rata-rata volatilitas sebelum stock split adalah sebesar sedangkan rata-rata volatilitas setelah stock split adalah sebesar Jika kedua nilai volatilitas harga saham tersebut dibandingkan, dapat disimpulkan bahwa perusahaan-perusahaan yang melakukan stock split pada tahun di BEI secara rata-rata mengalami peningkatan nilai volatilitas harga saham sebesar Berdasarkan analisis deskriptif terhadap volatilitas harga saham sebelum dan setelah stock split selama tahun , maka dapat disimpulkan bahwa secara ratarata perusahaan yang melakukan stock split di BEI ternyata mengalami peningkatan volatilitas harga saham dibanding sebelum melakukan stock split. Dengan kata lain ratarata volatilitas harga saham sebelum dan sesudah stock split mengalami perbedaan.

20 20 Price earnings ratio (PER) dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio antara harga saham dengan nilai EPS dimana EPS merupakan rasio laba perusahaan per jumlah saham yang beredar. Besarnya nilai PER masing-masing perusahaan sebelum dan setelah stock split untuk perusahaan yang melakukan stock split tahun disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 7 Price Earnings Ratio (PER) Sebelum dan Setelah Stock Split Tahun No Nama Perusahaan Kode PER Sebelum Stock Split Setelah Stock Split 1 PT Davomas Abadi Tbk DAVO 6,395-2,075 2 PT AKR Corporindo Tbk AKRA 10,510 12,040 3 PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk SOBI 32,040 7,560 4 PT Hortus Davanest Tbk HADE 13,215 6,770 5 PT Pakuwon Jati Tbk PWON 13, ,035 6 PT Charoen Pokphan Indonesia Tbk CPIN 7,940 5,105 7 PT Jaya Pari Steel Tbk JPRS 24,010 53,095 8 PT Lippo Karawaci Tbk LPKR 23,970 30,030 9 PT International Nickel Indonesia Tbk INCO 5,800 45, PT Bank Central Asia Tbk BBCA 13,375 15, PT Suryainti Permata Tbk SIIP 4,600 12, PT Delta Dunia Petroindo Tbk DOID 186, , PT Perusahaan Gas Negara Tbk PGAS 31,860 2, PT Citra Tubindo Tbk CTBN 7,845 6, PT Arwana Citramulia Tbk ARNA 7,310 5,505 Rata-rata 25,977 15,034 Tabel 8 Descriptive Statistics Price Earnings Ratio Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation PER_sblm PER_stlh Valid N (listwise) 15 Sumber: Data sekunder diolah

21 21 Berdasarkan nilai PER yang disajikan dalam Tabel descriptive statistics di atas tampak bahwa, rata-rata PER sebelum stock split adalah sebesar , sedangkan rata-rata PER setelah stock split adalah sebesar Jika kedua nilai PER tersebut dibandingkan, dapat disimpulkan bahwa perusahaan-perusahaan yang melakukan stock split pada tahun di BEI secara rata-rata mengalami penurunan nilai PER sebesar Berdasarkan analisis deskriptif terhadap PER sebelum dan setelah stock split selama tahun , maka dapat disimpulkan bahwa secara rata-rata perusahaan yang melakukan stock split di BEI ternyata mengalami penurunan PER dibanding sebelum melakukan stock split. Dengan kata lain rata-rata PER sebelum dan sesudah stock split mengalami perbedaan. Dalam penelitian ini uji normalitas diperlukan untuk mengetahui alat analisis yang akan digunakan berdasarkan jenis data yang terdistribusi normal atau tidak terdistribusi dengan normal. Untuk data variabel yang diuji berdistribusi normal, maka digunakan alat analisis Paired Sampel t-test, sedangkan untuk data yang berdistribusi tidak normal menggunakan alat analisis Wilcoxon Signed Rank Test. Dari hasil pengujian uji statistik non parametrik Kolmogorov Smirnov menunjukan bahwa seluruh variabel yang diujikan dalam penelitian ini yaitu Trading Volume Activity (TVA), Volatilitas Harga Saham, dan Price earnings ratio (PER) memiliki nilai signifikansi di bawah 0.05 (α = 5%). Hal ini menunjukan bahwa H 0 ditolak dan seluruh data variabel di atas tidak terdistribusi dengan normal. Oleh karena itu dalam penelitian ini alat uji yang digunakan adalah uji beda rata-rata menggunakan alat analisis non parametrik Wilcoxon signed-rank test. Hasil uji signifikansi dengan wilcoxon sign rank test terhadap volume perdagangan saham sebelum dan sesudah stock split, signifikansi yang terlihat dari p- value (Sig. (2-tailed) sebesar 0.177, lebih besar dari α = 0.05, menunjukkan bahwa perbedaan tersebut tidak signifikan sehingga hipotesis pertama ditolak. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan dari tingkat volume perdagangan

22 22 saham sebelum dan setelah peristiwa stock split, namun perbedaan tersebut tidak signifikan. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Murray (1985) dan Hendrawijaya (2009) yang di dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa stock split tidak berpengaruh terhadap volume perdagangan (Sutrisno et al, 2000). Namun hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno et al (2000) yang menyatakan terdapat perbedaan signifikan volume perdagangan saham sebelum dan setelah stock split. Hal yang menyebabkan terjadinya perbedaan yang tidak signifikan terhadap volume perdagangan sebelum dan setelah peristiwa stock split dalam penelitian ini menunjukkan bahwa investor masih belum mengantisipasi secara cepat informasi yang diterimanya di pasar modal terutama investor institusi, di mana pada umumnya investor institusi melakukan perdagangan dengan jumlah saham yang relatif besar, dibanding investor individu. Kondisi ini tentunya merupakan dampak dari krisis ekonomi global pada tahun 2008 yang mendorong para investor terutama investor institusi lebih berhatihati dalam merespon suatu informasi yang terjadi di pasar modal, salah satunya stock split. Selain itu, terjadinya perbedaan yang tidak signifikan terhadap volume perdagangan sebelum dan setelah peristiwa stock split dalam penelitian ini menunjukkan bahwa investor menganggap bahwa peristiwa pemecahan saham bukanlah good news, sehingga terjadi perbedaan volume yang tidak signifikan pada periode sebelum dan sesudah pemecahan saham. Setelah dilakukan uji signifikansi dengan wilcoxon sign rank test terhadap volatilitas harga saham sebelum dan sesudah stock split, signifikansi yang terlihat dari p-value (Sig. (2-tailed) sebesar 0.002, lebih kecil dari α = 5%, menunjukkan bahwa perbedaan tersebut signifikan sehingga hipotesis kedua diterima. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari tingkat volatilitas harga saham sebelum dan setelah peristiwa stock split. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian Pujiharjanto (2001) yang dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa adanya perbedaan spread sebelum dan sesudah stock split dipengaruhi secara signifikan oleh variabel harga saham dan volatilitas harga

23 23 saham. Namun hasil ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Rahayu (2006) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan terhadap volatilitas harga saham sebelum dan setelah stock split. Pada dasarnya volatilitas harga merupakan suatu indikator naik turunya atau fluktuasi harga saham di bursa saham. Semakin tinggi fluktuasi atau naik turunnya harga saham berarti harga saham saham tersebut semakin volatil. Walaupun tidak terjadi perbedaan signifikan terhadap jumlah volume perdagangan saham namun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para investor individual memberikan reaksi terhadap peristiwa stock split yang mendorong mereka melakukan transaksi jual beli saham. Hal ini tentunya akan mendorong perubahan harga yang mencolok yang menyebabkan perubahan volatilitas harga saham. Hasil uji signifikansi dengan wilcoxon sign rank test terhadap PER sebelum dan sesudah stock split, signifikansi yang terlihat dari p-value (Sig. (2-tailed) sebesar 0.910, lebih besar dari α = 0.05, menunjukkan bahwa perbedaan tersebut tidak signifikan sehingga hipotesis ketiga ditolak. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan PER sebelum dan setelah peristiwa stock split, namun perbedaan tersebut tidak signifikan. Hasil ini mendukung hasil penelitian Ichsanuddin (2009) melakukan penelitian mengenai pemecahan saham ditinjau dari kinerja saham dan harga saham dimana price earnings ratio (PER) merupakan salah satu variabel penelitian yang digunakan sebagai proksi dari kinerja saham perusahaan. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan price earnings ratio (PER) antara perusahaan yang melakukan pemecahan saham dengan perusahaan yang tidak melakukan pemecahan saham. Sesuai dengan hasil penelitian ini, ditunjukkan bahwa terjadi penurunan PER setelah peristiwa stock split. Hal ini menunjukkan bahwa peristiwa stock split tidak dapat memberikan sinyal yang positif kepada publik mengenai prospek perusahaan yang baik di masa depan. Kondisi lesunya perekonomian global pada 2008 berdampak pada lesunya kinerja perusahaan yang tercermin oleh laba yang dihasilkannya. Hasil ini menunjukkan hal yang tidak sejalan dengan signaling theory yang menyatakan sebaliknya.

24 24 KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah peristiwa pengumuman stock split memiliki dampak terhadap volume perdagangan, volatilitas harga saham, dan price earnings ratio (PER) masing-masing saham perusahaan sampel, yang dilihat dari ada atau tidaknya perbedaan volume perdagangan, volatilitas harga saham, dan price earnings ratio (PER) sebelum dan setelah peristiwa stock split. Berdasarkan hasil beberapa pengujian yang dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat perbedaan yang tidak signifikan pada volume perdagangan saham masing-masing perusahaan sampel, baik sebelum stock split maupun volume perdagangan saham setelah peristiwa stock split. Sesuai hasil perhitungan dengan analisis pengujian hipotesis menggunakan uji non parametrik, Wilcoxon Sign Rank test dengan α = 0.05 diperoleh p-value yang lebih besar dari alpha (α). Walaupun berdasarkan hasil perhitungan sebelumnya, di mana rata-rata volume perdagangan saham menunjukkan penurunan setelah peristiwa stock split sebesar , tidak dapat diartikan bahwa dengan dengan dilaksanakannya stock split akan menyebabkan volume perdagangan saham perusahaan sampel menurun. 2. Terdapat perbedaan yang signifikan pada volatilitas harga saham masing-masing perusahaan sampel, baik sebelum stock split maupun volatilitas harga saham setelah stock split. Sesuai hasil perhitungan dengan analisis pengujian hipotesis menggunakan uji non parametrik, Wilcoxon Sign Rank test dengan α = 0.05 diperoleh p-value yang lebih kecil dari alpha (α). Sesuai dengan hasil perhitungan sebelumnya dalam statistik deskriptif, dimana rata-rata volatilitas harga saham menunjukkan peningkatan setelah peristiwa stock split sebesar sehingga dapat diartikan bahwa dengan dengan dilaksanakannya stock split akan menyebabkan volatilitas harga saham perusahaan sampel meningkat.

25 25 3. Terdapat perbedaan yang tidak signifikan pada price earnings ratio (PER) masing-masing perusahaan sampel, baik sebelum stock split maupun price earnings ratio (PER) setelah peristiwa stock split. Sesuai hasil perhitungan dengan analisis pengujian hipotesis menggunakan uji non parametrik, Wilcoxon Sign Rank test dengan α = 0.05 diperoleh p-value yang lebih besar dari alpha (α). Sesuai dengan hasil perhitungan sebelumnya dalam statistik deskriptif, di mana rata-rata price earnings ratio (PER) menunjukkan penurunan setelah peristiwa stock split sebesar , dapat diartikan bahwa dengan dengan dilaksanakannya stock split akan menyebabkan price earnings ratio (PER) perusahaan sampel menurun. SARAN Bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan sebaiknya mempertimbangkan beberapa saran di bawah ini demi hasil penelitian yang lebih baik dan lebih akurat, yaitu: 1. Bagi penelitian berikutnya, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan referensi di bidang yang sama di masa yang akan datang untuk dikembangkan dan diperbaiki. Misalnya dengan memperbanyak sampel penelitian dan memperpanjang periode pengamatan karena akan memperjelas perbedaan masing-masing variabel dengan adanya aktivitas split yang berkaitan dengan likuiditas dan kinerja saham. 2. Bagi investor atau calon investor sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan investasi saham pada perusahaan yang melakukan stock split supaya investor memperoleh keuntungan dari perusahaan yang melakukan kebijakan stock split.

26 26 DAFTAR PUSTAKA. Ayodha, Devina D Analisis Perbedaan Risiko Sistematis dan Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Peristiwa Pemecahan Saham (Stock Split-Up). Skripsi. Universitas Lampung. Bae S.C. and Jo H "The Impact of Information Release on Stock Price Volatility and Trading Volume: The Right Offerring Case", Review of Quantitative Finance and Accounting, Vol. 32, p Boedhi, Soelistijono dan Lindharta, Princess D Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Stock Split pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Spread, Vol.1, No.1, April 2011, Hal Brigham, Eugene F. and Houston Manajemen Keuangan, Edisi 11. Erlangga: Jakarta. Ghozali, Imam Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Edisi 3. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Hendrawijaya, Michael Analisis Perbandingan Harga Saham,Volume Perdagangan Saham, dan Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Pemecahan Saham. Tesis. Universitas Dipenegoro. Ichsanuddin, Dhani Pemecahan Saham Ditinjau dari Kinerja Saham dan Harga Saham: Bukti Empiris di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Aplikasi Manajemen. Vol.7, No.3, Agustus Jogiyanto Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Permata, Nurlaela Analisis Pengaruh Stock Split pada Harga Saham terhadap Volume Perdagangan di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi. Universitas Gunadarma. Pujiharjanto, C.Ambar Pengaruh Stock Split terhadap Likuiditas Saham yang Diukur dengan Besarnya Bid-Ask Spread di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ilmiah Akuntansi, Vol.1, No.1, November 2001, Hal Rahayu, Indah R Reaksi Pasar Terhadap Peristiwa Stock Split yang Terjadi di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Skripsi. Universitas Islam Indonesia. Rahdiansyah, Muh Analisis Pengaruh Stock Split terhadap Harga Saham dan Likuiditas di Bursa Efek Jakarta. Skripsi. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

27 27 Rohana Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Stock split dan Dampak Yang Ditimbulkannya. Simposium Nasional Akuntansi. Oktober 2003 : Setiyanto, Agus Analisis Likuiditas Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split di Bursa Efek Jakarta Periode Skripsi. Universitas Islam Indonesia. Subiyanti, Wiwin T Analisis Dampak Stock Split terhadap Likuiditas dan Return Saham di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Sutrisno, Wang et al Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas dan Return Saham di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 2. No.2, September 2000, Hal Susanti, Putri Endah Analisis Perbedaan Risiko Sistematik, Volatilitas Harga, dan Likuiditas Perdagangan Harga Saham Sebelum dan Setelah Stock Split di Bursa Efek Jakarta Skripsi. Universitas Islam Indonesia. Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun Tampubolon, Robert Analisis Faktor Pembeda Pemecahan Saham. Tesis. Universitas Diponegoro. Tim Penyusun Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Universitas Lampung. Bandarlampung. Weston J. Fred and Thomas E. Copeland. Managerial Fianance, 9 th ed. New York: The Dryden Press, 1992 Woolridge, J. R. "Stock Dividend as Signals." Journal of Financial Research, 6 (Spring 1983), Diunduh pada Tanggal 20 Juni Diunduh pada Tanggal 24 Juni Diunduh pada Tanggal 29 Juni 2012

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. surat berharga (obligasi) ataupun saham. Pasar modal memungkinkan para

BAB II KAJIAN PUSTAKA. surat berharga (obligasi) ataupun saham. Pasar modal memungkinkan para 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pasar Modal Pasar modal merupakan wadah alternatif penghimpunan dana sebelum perbankan. Dimana di dalam pasar modal memungkinkan pemilihan sekuritas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendasar dalam pengambilan keputusan bagi para investor di pasar modal. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. mendasar dalam pengambilan keputusan bagi para investor di pasar modal. Bagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan akan informasi yang handal dan berkualitas adalah kebutuhan yang mendasar dalam pengambilan keputusan bagi para investor di pasar modal. Bagi seorang investor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam masalah terbatasnya jumlah modal atau dana yang akan digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam masalah terbatasnya jumlah modal atau dana yang akan digunakan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mengembangkan usaha ternyata banyak menemui kendala terutama dalam masalah terbatasnya jumlah modal atau dana yang akan digunakan untuk mengembangkan usaha

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pemecahan Saham (Stock Split) Informasi bersifat informatif apabila memiliki kriteria kelengkapan, relevansi dan tepat waktu sehingga mampu memberikan gambaran yang jelas mengenai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. menawarkan saham perusahaan kepada publik atau biasa disebut go public.

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. menawarkan saham perusahaan kepada publik atau biasa disebut go public. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada umumnya perusahaan yang mulai berkembang sangat membutuhkan tambahan modal. Salah satu cara untuk memperoleh tambahan modal dengan menawarkan saham perusahaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keuangan yang semakin di perlukan oleh masyarakat sebagai media alternatif dan

I. PENDAHULUAN. keuangan yang semakin di perlukan oleh masyarakat sebagai media alternatif dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal dipandang sebagai salah satu alternatif yang dapat di manfaatkan perusahaan untuk memenuhi kabutuhan danannya. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut kamus istilah keuangan dan investasi, stock split atau pemecahan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut kamus istilah keuangan dan investasi, stock split atau pemecahan BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Pemecahan Saham (Stock Split) Menurut kamus istilah keuangan dan investasi, stock split atau pemecahan saham merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar Modal (Bursa Efek/Stock Exchange) merupakan tempat untuk memperoleh

I. PENDAHULUAN. Pasar Modal (Bursa Efek/Stock Exchange) merupakan tempat untuk memperoleh I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar Modal (Bursa Efek/Stock Exchange) merupakan tempat untuk memperoleh sumber pembiayaan eksternal perusahaan dan juga untuk memperoleh pendapatan dengan berinvestasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, setiap perusahaan selalu membutuhkan dana dalam membiayai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, setiap perusahaan selalu membutuhkan dana dalam membiayai kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya, setiap perusahaan selalu membutuhkan dana dalam membiayai kegiatan operasionalnya, dana tersebut dapat diperoleh dari beberapa sumber, pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan pada dasarnya membutuhkan pembiayaan untuk kegiatan operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah satunya dapat diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu abnormal return dan trading

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu abnormal return dan trading BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Pada bab ini akan disajikan mengenai data yang berhasil dikumpulkan. Penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu abnormal return

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. daya saing dan pangsa pasar agar dapat tetap survive dalam dunia bisnis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. daya saing dan pangsa pasar agar dapat tetap survive dalam dunia bisnis yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi perusahaan go public dituntut untuk meningkatkan daya saing dan pangsa pasar agar dapat tetap survive dalam dunia bisnis yang semakin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang meneliti tentang stock split dan akan menjelaskan persamaan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang meneliti tentang stock split dan akan menjelaskan persamaan dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan dalam penelitian ini merujuk pada penelitian-penelitian sebelumnya yang meneliti tentang stock split dan akan menjelaskan persamaan dan perbedaan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Dwi Priyatno Mandiri Belajar Spss cetakan 3, Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Dwi Priyatno Mandiri Belajar Spss cetakan 3, Yogyakarta. DAFTAR PUSTAKA Dwi Priyatno. 2008. Mandiri Belajar Spss cetakan 3, Yogyakarta. F. Brigham,Joel F. Houston. 2009. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi 10, Salemba Empat, Jakarta. Jogiyanto. (2000). Teori

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT (Studi Empiris Perusahaan yang Terdaftar di BEI )

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT (Studi Empiris Perusahaan yang Terdaftar di BEI ) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT (Studi Empiris Perusahaan yang Terdaftar di BEI 2007-2011) Dhani Arinta Ahlul Janah Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan

Lebih terperinci

GLOSARIUM. B Blue Chip : Saham yang emitennya memiliki reputasi baik. D Delisting : Penghapusan efek dari daftar efek yang tercatat di bursa.

GLOSARIUM. B Blue Chip : Saham yang emitennya memiliki reputasi baik. D Delisting : Penghapusan efek dari daftar efek yang tercatat di bursa. 81 GLOSARIUM B Blue Chip : Saham yang emitennya memiliki reputasi baik C Capital Gain : Keuntungan investor yang diperoleh dari kelebihan harga jual di atas harga beli yang keduanya terjadi di pasar sekunder.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. split yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama lima tahun berturut-turut yaitu tahun

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. split yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama lima tahun berturut-turut yaitu tahun BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini yaitu terdapat 21 perusahaan yang melakukan stock split yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama lima tahun berturut-turut

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis volume perdagangan saham dan abnormal

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis volume perdagangan saham dan abnormal 3.1 Objek Penelitian BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini menganalisis volume perdagangan saham dan abnormal return saham sebelum dan sesudah pengumuman stock split di BEI pada tahun 2010

Lebih terperinci

ANALISIS PERBEDAAN LIKUIDITAS DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PERBEDAAN LIKUIDITAS DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PERBEDAAN LIKUIDITAS DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa diperjual belikan baik

instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa diperjual belikan baik BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Informasi Tentang Pasar Modal Pasar modal secara formal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa diperjual belikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Harga saham dapat dikatakan merupakan indikator keberhasilan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. Harga saham dapat dikatakan merupakan indikator keberhasilan pengelolaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harga saham dapat dikatakan merupakan indikator keberhasilan pengelolaan suatu perusahaan. Pada prinsipnya semakin baik kinerja perusahaan dalam menghasilkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Pemecahan Saham Pemecahan saham (stock split) adalah memecah selembar saham menjadi n lembar saham. Harga per lembar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Dalam 43 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2009:38), variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA PENERBITAN SUKUK DAN OBLIGASI KORPORASI. Anggi Dian Pratiwi ABSTRAK

ANALISIS REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA PENERBITAN SUKUK DAN OBLIGASI KORPORASI. Anggi Dian Pratiwi ABSTRAK ANALISIS REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA PENERBITAN SUKUK DAN OBLIGASI KORPORASI Anggi Dian Pratiwi ABSTRAK Peristiwa pengumuman penerbitan sukuk dan obligasi adalah informasi menarik bagi investor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu unsur penting dan tolak ukur bagi kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu unsur penting dan tolak ukur bagi kemajuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu unsur penting dan tolak ukur bagi kemajuan perekonomian suatu negara. Kondisi pasar modal yang tumbuh dan berkembang dengan baik,

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Stock Split merupakan salah satu corporate action yang harus dipublikasikan

LANDASAN TEORI. Stock Split merupakan salah satu corporate action yang harus dipublikasikan 9 II. LANDASAN TEORI 2.1. Stock Split Stock Split merupakan salah satu corporate action yang harus dipublikasikan kepada publik. Hal tersebut diatur dalam pasal 68 dan 86 tahun 1995 tentang Pasar Modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai corporate action. Corporate action adalah aktivitas emiten

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai corporate action. Corporate action adalah aktivitas emiten 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan tempat bagi investor untuk menanamkan modalnya. Syarat utama bagi investor untuk menanamkan modalnya adalah perasaan aman dan memperoleh laba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi, para investor membutuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagi pasar untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagi pasar untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Dengan demikian,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan Abnormal Return (AR) dan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan Abnormal Return (AR) dan BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan Abnormal Return (AR) dan Trading Volume Activity (TVA) yang terjadi dalam perusahan perusahaan yang sudah melakukan

Lebih terperinci

Oleh: Fretty Asih Rumanti dan Moerdiyanto ABSTRAK

Oleh: Fretty Asih Rumanti dan Moerdiyanto ABSTRAK PENGARUH PEMECAHAN SAHAM (STOCK SPLIT) TERHADAP RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY (TVA) SAHAM PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2006-2010 ABSTRAK Oleh: Fretty Asih Rumanti dan

Lebih terperinci

ABNORMAL RETURN DI SEKITAR TANGGAL PENGUMUMAN STOCK SPLIT

ABNORMAL RETURN DI SEKITAR TANGGAL PENGUMUMAN STOCK SPLIT ABNORMAL RETURN DI SEKITAR TANGGAL PENGUMUMAN STOCK SPLIT Oleh: Yogo Heru Prayitno 1) E-mail: yogo.heru@widyatama.ac.id 1) Universitas Widyatama Bandung ABSTRACT The researcher observed the announcement

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan. Dalam pasar modal, ada banyak informasi yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan. Dalam pasar modal, ada banyak informasi yang bisa BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pasar modal di Indonesia dari tahun ke tahun semakin berkembang. Seiring fungsinya yang semakin vital yaitu pasar modal menjadi instrument penting dalam sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting dalam perekonomian suatu Negara karena pasar modal mempunyai fungsi ekonomi yaitu sebagai penyedia fasilitas yang mempertemukan dua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan informasi cenderung meningkat, tak terkecuali di pasar

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan informasi cenderung meningkat, tak terkecuali di pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di jaman yang serba canggih saat ini kebutuhan individu maupun perusahaan akan informasi cenderung meningkat, tak terkecuali di pasar modal. Pada dunia bisnis pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan semakin ramainya transaksi jual-beli saham yang terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal itu menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba merupakan fokus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba merupakan fokus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan. Hal ini disebabkan karena laba perusahaan selain merupakan indikator

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional. Stock Split adalah perubahan nilai nominal perlembar saham dengan menambah

METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional. Stock Split adalah perubahan nilai nominal perlembar saham dengan menambah 22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional Stock Split adalah perubahan nilai nominal perlembar saham dengan menambah atau mengurangi jumlah saham yang beredar menjadi n

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Stock split merupakan salah satu corporate action berupa pemecahan saham yang

I. PENDAHULUAN. Stock split merupakan salah satu corporate action berupa pemecahan saham yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stock split merupakan salah satu corporate action berupa pemecahan saham yang dilakukan ketika harga saham dinilai terlalu tinggi. Menurut Fatmawati dan Asri (1999)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini mengidentifikasikan bahwa stock split merupakan alat yang. penting dalam praktik pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini mengidentifikasikan bahwa stock split merupakan alat yang. penting dalam praktik pasar modal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama beberapa dekade terakhir ini, semakin banyak peristiwa pemecahan saham (stock split) di pasar modal yang dilakukan oleh para emiten di BEJ. Stock split

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan investor dalam melakukan investasi atas dana yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan investor dalam melakukan investasi atas dana yang dimiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keputusan investor dalam melakukan investasi atas dana yang dimiliki merupakan masalah penting yang harus dipertimbangkan oleh para investor. Investor dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis, khususnya pada perdagangan saham yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis, khususnya pada perdagangan saham yang terdapat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam dunia bisnis, khususnya pada perdagangan saham yang terdapat di pasar modal, banyak sekali aktivitas perdagangan yang dilakukan oleh para investor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pada penelitan ini, peneliti merujuk pada penelitian sebelumnya yang bermanfaat untuk dijadikan sebagai pembanding. Penelitian yang dijadikan rujukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Harga Saham menentukan adanya permintaan dan penawaran (demand and

BAB I PENDAHULUAN. Harga Saham menentukan adanya permintaan dan penawaran (demand and 15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Harga Saham menentukan adanya permintaan dan penawaran (demand and supply) terhadap jumlah lembaran saham, jika harga saham dinilai terlalu mahal (overvalued)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dalam ekuitas pemegang saham. Menurut Abdul Halim (2007 : 98), split stock

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dalam ekuitas pemegang saham. Menurut Abdul Halim (2007 : 98), split stock BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pemecahan Saham Menurut kamus investasi dan keuangan, peristiwa pemecahan saham merupakan cara yang dilakukan dengan tujuan untuk memecah jumlah saham

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN No. 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dalam pemilihan sampel untuk menghindari counfounding factors. Perusahaan sampel

Lebih terperinci

ANALISIS PERBEDAAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT

ANALISIS PERBEDAAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT ANALISIS PERBEDAAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2011) Suproyogi Rachmadani, Kertahadi Fransisca Yaningwati

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pasar Modal di Indonesia mulai aktif sejak 1977, pada awalnya di Indonesia terdapat dua bursa saham yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Kemudian

Lebih terperinci

PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version BAB I PENDAHULUAN

PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version  BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dewasa ini menunjukan bahwa sejalan dengan semakin kompleksnya dunia usaha membawa dampak pada tingginya tingkat persaingan antara perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN LIKUIDITAS SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PERIODE

ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN LIKUIDITAS SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PERIODE ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN LIKUIDITAS SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PERIODE 2008-2012 Wening Asriningsih Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia Email: wening.asri@yahoo.com Abstrak: Analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang besar bagi perekonomian Indonesia (Purbawati dkk, 2016).

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang besar bagi perekonomian Indonesia (Purbawati dkk, 2016). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal di Indonesia terbilang cukup pesat. Hal ini membuat para pelaku bisnis lebih mengembangkan usahanya melalui pasar modal. Para pelaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah, diharapkan para investor semakin

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah, diharapkan para investor semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memperbaiki iklim investasi adalah salah satu strategi pemerintah dalam rangka upaya meningkatkan perekonomian Indonesia. Salah satu bentuk perhatian pemerintah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para

II. TINJAUAN PUSTAKA. membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pasar Modal Pasar modal adalah pasar dimana para investor bertemu untuk menjual atau membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para pelakunya (penjual

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti mengambil 3 penelitian terdahulu sebagai dasar dalam penelitian saat ini, diantaranya adalah : 1. Penelitian yang dilakukan Marwata (2001), penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memperoleh modal. Bagi perusahaan go public, beberapa

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memperoleh modal. Bagi perusahaan go public, beberapa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Modal merupakan hal yang penting bagi perusahaan dalam mengembangkan kegiatan operasionalnya. Terdapat berbagai cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Likuiditas (liquidity) mengacu pada ketersediaan sumber daya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Likuiditas (liquidity) mengacu pada ketersediaan sumber daya 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1.Likuiditas Saham Likuiditas (liquidity) mengacu pada ketersediaan sumber daya perusahaan untuk memenuhi kebutuhan kas jangka pendek (Wild et al,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dan index harga saham gabungan diperoleh dari Yahoo Finance tahun

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dan index harga saham gabungan diperoleh dari Yahoo Finance tahun BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 METODE PENGUMPULAN DATA Penelitian ini menggunakan data historis tentang harga saham, jumlah lembar saham dan index harga saham gabungan diperoleh dari Yahoo Finance tahun

Lebih terperinci

Ali Sadikin. Fakultas Ekonomi Universitas Lambung Mangkurat Jl. Brigjen H. Hasan Basry Kayu Tangi Banjarmasin

Ali Sadikin. Fakultas Ekonomi Universitas Lambung Mangkurat Jl. Brigjen H. Hasan Basry Kayu Tangi Banjarmasin APRIL 2011, VOLUME 12 NOMOR 1 ANALISIS ABNORMAL RETURN SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM, SEBELUM DAN SESUDAH PERISTIWA PEMECAHAN SAHAM (STUDI PADA PERUSAHAAN YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dimana diharapkan adanya pasar modal yang berfungsi secara optimal

BAB I PENDAHULUAN. Dimana diharapkan adanya pasar modal yang berfungsi secara optimal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal sebagai lembaga piranti investasi memiliki fungsi ekonomi dan keuangan yang semakin diperlukan oleh masyarakat sebagai media alternatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan keuntungan di masa mendatang. Tujuan dari investasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan keuntungan di masa mendatang. Tujuan dari investasi adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Investasi merupakan penyaluran sumber dana yang ada sekarang dengan mengharapkan keuntungan di masa mendatang. Tujuan dari investasi adalah memperoleh penghasilan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini adalah volume perdagangan, jumlah saham yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini adalah volume perdagangan, jumlah saham yang III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diterbitkan oleh organisasi yang bukan pengolahnya. Sacara spesifik data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mediator untuk mempertemukan pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. mediator untuk mempertemukan pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar Modal merupakan suatu sarana bagi perekonomian yang dapat dimanfaatkan oleh para pelaku pasar modal untuk menghimpun dana. Pasar modal juga merupakan mediator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan membutuhkan dana untuk membiayai

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan membutuhkan dana untuk membiayai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya setiap perusahaan membutuhkan dana untuk membiayai kegiatan operasionalnya. Dana tersebut dapat diperoleh dari beberapa sumber, pertama berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang yang biasa diperjualbelikan baik dalam bentuk utang ataupun

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang yang biasa diperjualbelikan baik dalam bentuk utang ataupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan pasar untuk bebagai instrument keuangan jangka panjang yang biasa diperjualbelikan baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri. Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah pasar dari beberapa instrumen keuangan jangka panjang yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah pasar dari beberapa instrumen keuangan jangka panjang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal adalah pasar dari beberapa instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan. Selain itu, pasar modal juga merupakan salah satu perantara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan pada penelitian ini merujuk pada penelitian-penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan pada penelitian ini merujuk pada penelitian-penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan pada penelitian ini merujuk pada penelitian-penelitian sebelumnya. Berikut ini akan dijelaskan beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAN TINGKAT OPTIMAL RANGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMECAHAN SAHAM

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAN TINGKAT OPTIMAL RANGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMECAHAN SAHAM PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAN TINGKAT OPTIMAL RANGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMECAHAN SAHAM (Studi Empiris pada Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi tugas dan Syarat-syarat Guna

Lebih terperinci

permintaan dan penawaran terhadap harga saham. Selain itu, informasi yang bere-

permintaan dan penawaran terhadap harga saham. Selain itu, informasi yang bere- BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, setiap perusahaan selalu membutuhkan dana dalam membiayai kegiatan operasionalnya, dana tersebut dapat diperoleh dari beberapa sumber, pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuktikan bahwa krisis ekonomi yang melanda negara-negara di Benua Eropa

BAB I PENDAHULUAN. membuktikan bahwa krisis ekonomi yang melanda negara-negara di Benua Eropa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Berdasarkan Outlook Ekonomi dan Pasar Modal 2011, minat investor asing untuk masuk ke pasar modal Indonesia pada tahun 2011 tumbuh hingga 20%. Hal ini membuktikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan indikator atau karakteristik pasar lainnya (Hastuti dan Lestari, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. dan indikator atau karakteristik pasar lainnya (Hastuti dan Lestari, 2005). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu informasi keuangan merupakan salah satu kebutuhan utama bagi para pemakai laporan keuangan karena informasi itu sendiri menggambarkan bagaimana keadaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijabarkan beberapa teori yang menjadi landasan analisis penulis mengenai hubungan variabel- variabel dalam penelitian, yaitu : Stock split (pemecahan saham),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal juga dapat dijadikan indikator bagi perkembangan perekonomian sebuah

BAB I PENDAHULUAN. modal juga dapat dijadikan indikator bagi perkembangan perekonomian sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal telah menjadi instrumen perekonomian yang penting bagi sebuah negara. Selain menjadi alternatif tempat untuk berinvestasi dan pembiayaan, pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentunya kondisi perekonomiannya. Dimana kondisi ekonomi negara tidak

BAB I PENDAHULUAN. tentunya kondisi perekonomiannya. Dimana kondisi ekonomi negara tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari kondisi penduduk, tingkat pengangguran, tingkat pendidikan, kemajuan teknologi, sosial budaya, dan tentunya kondisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public yang terdaftar di

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public yang terdaftar di BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang datanya diperoleh melalui www.idx.co.id. Perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kurang terpecaya, karena sinyal yang diberikan bersifat costly atau. investor percaya akan kondisi perusahaan di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. kurang terpecaya, karena sinyal yang diberikan bersifat costly atau. investor percaya akan kondisi perusahaan di masa mendatang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu pengumuman di pasar modal yang memiliki kandungan informasi akan memperoleh reaksi dari para investor bila informasi tersebut membawa sinyal yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. menjadi n lembar saham, dimana harga per lembar saham baru setelah stock split

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. menjadi n lembar saham, dimana harga per lembar saham baru setelah stock split BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian pemecahan saham (stock split) Menurut Jogiyanto (2000 : 415), stock split adalah memecah selembar saham menjadi n lembar

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank. jasa para perantara pedagang efek (Febriana dan Mudjiati, 2007).

BAB II PEMBAHASAN. keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank. jasa para perantara pedagang efek (Febriana dan Mudjiati, 2007). BAB II PEMBAHASAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (PERIODE 2007 S.D. 2011)

ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (PERIODE 2007 S.D. 2011) ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (PERIODE 2007 S.D. 2011) Yan Noviar Nasution dan Herdiyana Dosen Tetap Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adanya penyebaran atau kapitalisasi nilai perusahaan, karena dalam stock split

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adanya penyebaran atau kapitalisasi nilai perusahaan, karena dalam stock split BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Stock Split Menurut Baridwan (2002;241), stock split adalah usaha perusahaan untuk memperbanyak jumlah saham yang beredar dengan mengurangi nilai nominal saham. Pengurangan

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAN TINGKAT KEMAHALAN HARGA SAHAM TERHADAP PEMECAHAN SAHAM

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAN TINGKAT KEMAHALAN HARGA SAHAM TERHADAP PEMECAHAN SAHAM PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAN TINGKAT KEMAHALAN HARGA SAHAM TERHADAP PEMECAHAN SAHAM (Study Empiris Pada Perusahaan Go Public di BEI Tahun 2006-2007) SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada umumnya investor akan menginvestasikan dananya kepada perusahaanperusahaan

I. PENDAHULUAN. Pada umumnya investor akan menginvestasikan dananya kepada perusahaanperusahaan I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pada umumnya investor akan menginvestasikan dananya kepada perusahaanperusahaan yang menarik, artinya perusahaan tersebut menawarkan sejumlah keuntungan yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keputusan untuk investasi, pembelanjaan jangka panjang serta keputusan menentukan jumlah dividen yang harus dibagikan kepada para investor sering menjadi masalah penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi umumnya dilakukan oleh masyarakat untuk mempersiapkan diri

BAB I PENDAHULUAN. Investasi umumnya dilakukan oleh masyarakat untuk mempersiapkan diri BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi umumnya dilakukan oleh masyarakat untuk mempersiapkan diri menghadapi ketidakpastian di masa yang akan datang atau untuk mendapatkan keuntungan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBEDAAN BID ASK SPREAD DAN VOLATILITAS SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN STOCK SPLIT

ANALISIS PERBEDAAN BID ASK SPREAD DAN VOLATILITAS SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN STOCK SPLIT ANALISIS PERBEDAAN BID ASK SPREAD DAN VOLATILITAS SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN STOCK SPLIT NOERITA FEBRIANTI Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya, Kampus Ketintang Surabaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham yang beredar, sesuai dengan faktor pemecahnya (split factor).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham yang beredar, sesuai dengan faktor pemecahnya (split factor). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pemecahan Saham (Stock Splits) 2.1.1.1 Pengertian Pemecahan Saham Menurut Abdul Halim (2007 : 98), stock split (pemecahan saham) adalah perubahan nilai

Lebih terperinci

BAB II PENGUMUMAN REVERSE SPLIT DAN REAKSI PASAR. aktivitas perusahaan. Telah banyak corporate action di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB II PENGUMUMAN REVERSE SPLIT DAN REAKSI PASAR. aktivitas perusahaan. Telah banyak corporate action di Bursa Efek Indonesia (BEI) BAB II PENGUMUMAN REVERSE SPLIT DAN REAKSI PASAR A. Stock Split Corporate action merupakan tindakan perusahaan yang berhubungan dengan aktivitas perusahaan. Telah banyak corporate action di Bursa Efek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga berdasarkan dimensi waktunya (Mudrajat Kuncoro, 2009:84)

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga berdasarkan dimensi waktunya (Mudrajat Kuncoro, 2009:84) BAB III METODE PENELITIAN 3. Rancangan Penelitian Dalam membuat perencanaan penelitian ada beberapa perspektif yang perlu dipertimbangkan, yaitu : jenis penelitian berkaitan dengan jenis penelitian, tujuan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap

BAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap 37 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap Peristiwa Stock Split yang Terjadi di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAN REAKSI PASAR SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT

KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAN REAKSI PASAR SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAN REAKSI PASAR SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT Febriana Eka Putri Mandagi Febri_nyet2@ymail.com Akhmad Riduwan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang signifikan antara variabel independent dengan variabel dependent melalui

BAB III METODE PENELITIAN. yang signifikan antara variabel independent dengan variabel dependent melalui BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Seperti yang tercermin dalam judul, jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dimana peneliti mencoba untuk menjelaskan apakah ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harga pasar. Salah-satu karakteristik utama pasar modal yang efisien

BAB I PENDAHULUAN. harga pasar. Salah-satu karakteristik utama pasar modal yang efisien BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pasar modal yang efisien semua sekuritas diperjualbelikan pada harga pasar. Salah-satu karakteristik utama pasar modal yang efisien adalah bahwa informasi tersedia

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Harga Saham Sebelum dan Setelah Pengumuman Laporan Keuangan pada Bank-Bank Yang Go Public Di Indonesia Periode 2015

Analisis Perbandingan Harga Saham Sebelum dan Setelah Pengumuman Laporan Keuangan pada Bank-Bank Yang Go Public Di Indonesia Periode 2015 Prosiding Akuntansi ISSN: 2460-6561 Analisis Perbandingan Harga Saham Sebelum dan Setelah Pengumuman Laporan Keuangan pada Bank-Bank Yang Go Public Di Indonesia Periode 2015 1 Jessy Castela Mulyana, 2

Lebih terperinci

ANALISIS PERBEDAAN TRADING VOLUME ACTIVITY

ANALISIS PERBEDAAN TRADING VOLUME ACTIVITY ANALISIS PERBEDAAN TRADING VOLUME ACTIVITY DAN ABNORMAL RETURN SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN BUY BACK SAHAM (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI yang Melakukan Buy Back Tahun 2012-2014) Rizka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan issuer (orang yang membutuhkan dana). Investor saham akan memperoleh. keuntungan dari perubahan harga saham dan dividen.

I. PENDAHULUAN. dengan issuer (orang yang membutuhkan dana). Investor saham akan memperoleh. keuntungan dari perubahan harga saham dan dividen. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal sebagai sarana alternatif bagi perusahaan untuk menghimpun dana dari investor. Pasar modal memegang peranan penting bagi perusahaan yang bertujuan menjembatani

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoritis 2.1.1. Konsep Pasar Modal yang Efisien Konsep pasar modal yang efisien memang bisa diartikan secara berbeda untuk tujuan yang berbeda pula. Untuk bidang keuangan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode

III. METODE PENELITIAN. Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode Februari Juli yaitu indeks yang terdiri dari 45 perusahaan yang tercatat yang

Lebih terperinci

ANALISIS LIKUIDITAS SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT DI INDONESIA PADA TAHUN 2008

ANALISIS LIKUIDITAS SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT DI INDONESIA PADA TAHUN 2008 ANALISIS LIKUIDITAS SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT DI INDONESIA PADA TAHUN 2008 Maria Magdalena PD 1), M.Choery 2) Abstract Liquidity is a measure of the number of shares of stock transactions on

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Arifin (2007:15)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Arifin (2007:15) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Harga saham yang tinggi akan mempengaruhi perdagangan saham di lantai bursa, karena jika harga saham diklaim terlalu mahal akan menyulitkan investor untuk

Lebih terperinci

PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS DAN RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS DAN RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS DAN RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : ZAINUL BACHTIAR B 200 090 031 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS

Lebih terperinci