BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Arifin (2007:15)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Arifin (2007:15)"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Harga saham yang tinggi akan mempengaruhi perdagangan saham di lantai bursa, karena jika harga saham diklaim terlalu mahal akan menyulitkan investor untuk menjangkau (membeli) saham tersebut. Akibatnya, likuiditas saham akan rendah dan akan berdampak buruk terhadap prospek perdagangan saham tersebut di masa yang akan datang. Likuiditas yang sangat rendah membawa dampak yang lebih merugikan lagi, yaitu saham akan terancam delisting dari papan perdagangan bursa. Maka, untuk mengantisipasi hal tersebut emiten melakukan berbagai macam upaya dan strategi untuk menjaga fluktuasi harga saham agar saham tetap diminati oleh investor dan tidak ter-delist dari bursa efek, yaitu dengan melakukan Aksi Korporasi (Corporate Action) dan salah satu aksi korporasi yang mampu mengurangi harga saham sampai pada level tertentu adalah Pemecahan Saham (Stock Split). Para emiten melakukan pemecahan saham bertujuan untuk meningkatkan daya beli investor terhadap saham, karena setelah pemecahan saham (stock split) yang menambah jumlah saham beredar menurut rasio tertentu sekaligus mengurangi harga saham secara proporsional akan tercipta harga pasar baru yang lebih rendah daripada sebelum saham dipecah yang mana dapat lebih dijangkau oleh investor kecil sekalipun. Pada akhirnya, harapan dari emiten untuk menjaga likuiditas saham melalui stock split akan tercapai dan dengan terjaganya likuiditas, maka saham akan terhindar dari delisting. Selain bagi emiten, likuiditas saham pun menjadi salah satu arti penting bagi investor terkait kecepatan saham tersebut untuk dikonversikan kembali menjadi uang kas. Menurut Arifin (2007:15) likuiditas diartikan sebagai tingkat kecepatan sebuah sarana investasi (asset) untuk dicairkan menjadi dana cash (uang) atau ditukar dengan sesuatu nilai. Jadi, ketika aset (saham) tersebut ingin 1

2 2 dilepas/dijual, maka investor tidak akan bersusah payah untuk menjual saham tersebut karena banyak investor lain yang menginginkan saham tersebut. Intinya, arti penting dari likuiditas saham bagi investor adalah seberapa cepat invetasi yang diambil dapat dikonversikan kembali menjadi kas. Dalam penelitian ini pengukuran likuiditas saham akan menjadi salah satu fokus penelitian. Namun, likuiditas sebagai sebuah kualifikasi masih terlalu general jika ingin dijadikan sebagai alat ukur. Menurut Conroy et.al (1990) dalam Agus Setiyanto (2006:3) parameter yang sering digunakan untuk mengukur likuiditas suatu saham adalah aktivitas volume perdagangan (TVA), harga saham (Price), volatilitas harga saham, tingkat bid-ask spread, information flow, jumlah pemegang saham, jumlah saham yang beredar, dan besarnya biaya transaksi. Stock split merupakan aksi korporasi yang memiliki dampak secara langsung terhadap jumlah saham beredar. Semakin banyak jumlah saham suatu perusahaan tentu akan semakin besar peluang saham tersebut laku diperdagangkan. Berikut disajikan tabel yang memuat data-data perusahaan yang melakukan stock split pada tahun Tabel 1.1. Data Perusahaan yang Melakukan Stock Split Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007 No. Emiten Kode Tanggal Jumlah sebelum(ribu) Jumlah sesudah (ribu) 1 Bimantara Citra BMTR 24/4/07 10,417,945 13,344,095 2 Davomas Abadi DAVO 28/5/07 6,201,855 12,403,711 3 Aneka Tambang ANTM 12/7/07 7,630,767 9,538,459 4 AKR Corporindo AKRA 27/7/07 2,496,000 3,120,000 5 Semen Gresik SMGR 07/8/07 5,338,368 5,931,520 6 Sorini Agro Asia Corporindo SOBI 22/8/07 720, ,000 7 Charoen Pokphand Indonesia CPIN 01/11/07 1,642,280 3,284,561 8 Humpuss Intermoda Transportasi HITS 11/11/07 2,250,000 4,500,000

3 3 Dari data diatas dapat dilihat jumlah saham beredar sebelum kebijakan pemecahan saham dilakukan (Jumlah Aksi korporasi) dan jumlah saham beredar setelah kebijakan pemecahan saham dilakukan (Jumlah Total). Pemecahan saham mengakibatkan jumlah lembar saham menjadi lebih banyak, inilah yang menurut beberapa ahli salah satu dampak stock split terhadap likuiditas. Secara logika, jumlah saham yang semakin banyak akan menyebabkan saham yang dapat diperdagangkan bertambah banyak pula. Selain memecah jumlah saham, stock split juga mengurangi par value dari per lembar saham tersebut namun tidak mengubah total modal disetor dan total ekuitas atau dengan kata lain stock split tidak menambah nilai dari perusahaan yang dapat dilihat dalam neraca modal perusahaan. Dengan begitu, bisa dibilang bahwa pemecahan saham tidak memiliki nilai ekonomis bagi perusahaan. Namun timbulah pertanyaan, jika memang kebijakan pemecahan saham tidak bernilai ekonomis, untuk apa perusahaan emiten melakukannya. Menurut Jogiyanto (2010: 562) dikatakan bahwa Kemungkinan alasannya (melakukan pemecahan saham) adalah berhubungan dengan sinyal yang akan disampaikan oleh perusahaan ke publik. Sehingga jawaban dari pertanyaan tentang keuntungan ekonomis yang dapat dihasilkan dari kebijakan stock split bagi perusahaan adalah harapan terhadap kenaikan likuiditas saham yang akan secara otomatis menaikan citra perusahaan sebagai saham yang likuid diperdagangkan serta sinyal positif tentang prospek saham di masa depan yang emiten coba sampaikan kepada publik supaya publik mulai tertarik membelinya di masa yang akan datang. Sifat saham yang harganya terjangkau setelah informasi stock split diumumkan dapat menjadi daya tarik bagi pasar dan pada gilirannya dapat meningkatkan likuiditas saham dilantai perdagangan. Namun, apakah dengan informasi pemecahan saham tersebut sudah cukup untuk menarik minat pasar, jika ternyata pada hakikatnya pasar lebih menyukai saham-saham perusahaan yang terkenal memiliki kinerja yang baik. Ini cukup logis karena bagaimanapun

4 4 keamanan dana yang mereka investasikan akan selalu menjadi prioritas mengingat risiko pemilikan saham (apalagi common stock) cukup tinggi. Lalu, bagaimanakah cara lain yang dapat dilakukan untuk menstimulasi minat investor. Untuk menjawab permasalahan tersebut, Bursa Efek Indonesia menyediakan informasi tentang klasifikasi perusahaan berdasarkan kriteria tertentu seperti kinerja manajemen, likuiditas saham, dan kinerja keuangan perusahaan dalam beberapa periode tertentu yang dikemas kedalam bentuk angka indeks yang dinamakan dengan Indeks Papan Pencatatan Efek (Listing Board Classification Index). Emiten Kode Papan Tabel 1.2 Ringkasan Perdagangan Saham PT. Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 Volume (ribu saham) Emiten Kode Papan Volume (ribu saham) 1 PT. Astra Agro Lestari AALI Utama 44,818 1 PT. Ekadharma International EKAD Pengembangan 8 2 PT. Aneka Tambang ANTM Utama 1,237,272 2 PT. Cita Mineral Investindo CITA Pengembangan 25 PT. 3 PT. Bakrie Telecom BTEL Utama 3,384,371 3 Pembangunan Graha Lestari PGLI Pengembangan 663 Indah 4 PT. Astra Otoparts AUTO Utama 96 4 PT. Kokoh Inti Arebama KOIN Pengembangan 6,600 5 PT. Astra International ASII Utama 178,472 5 PT. HD Capital HADE Pengembangan 39 6 PT. Semen Gresik SMGR Utama 55,072 6 PT. Indosiar karya Media IDKM Pengembangan 29,283 7 Bank Mandiri (persero) BMRI Utama 773,745 7 PT. Langgeng Makmur Plastic LMPI Pengembangan 372 Rata- Rata 711,646 Rata- Rata 4,679 Sumber: ICMD 2008, BEI (data diolah kembali)

5 5 Tabel 1.2 diatas menunjukan volume perdagangan perusahaan berdasarkan papan pencatatan yang berbeda. Penulis ingin memperlihatkan perbedaan volume perdagangan saham perusahaan yang tercatat di Papan Utama dan Papan Pengembangan. Volume perdagangan tertinggi dimiliki oleh PT. Bakrie Telecom, Tbk (BTEL) dari papan utama dengan volume sebesar saham. Sedangkan yang terendah dimiliki oleh PT. Ekadharma International, Tbk (EKAD) dari papan pengembangan dengan volume sebesar saham. Secara keseluruhan dilihat dari rata-rata volume perdagangan saham, papan utama memiliki rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan papan pengembangan. Ini membuktikan bahwa papan pencatatan saham mempengaruhi tinggi rendahnya permintaan dan penawaran pasar terhadap saham tersebut. Diantara kedua papan tersebut, perusahaan manakah yang lebih diminati oleh pasar ketika keduanya sama-sama melakukan kebijakan stock split. Penulis berpendapat belum tentu jawabannya adalah perusahaan yang tercatat pada papan utama, sebab sesuai dengan salah satu teori stock split yang mengemukakan bahwa stocksplit sebagai sinyal positif tentang prospek masa depan saham tersebut, bisa saja pasar lebih memilih saham papan pengembangan yang dinilai lebih prospektif dibanding saham papan utama. Intinya, tergantung selera investor. Penulis merasa ini akan sangat menarik untuk diteliti disaat sebagian besar orang menilai bahwa sudah tentu saham papan utama menjadi pilihan utama. Berikut ini akan diperlihatkan data perusahaan yang sahamnya tercatat pada papan pengembangan dan papan utama dimana keduanya sama-sama melakukan stock split.

6 6 Tabel 1.3 Data Emiten yang Melakukan Stock Split Di Bursa Efek Indonesia No. Emiten Kode Tanggal pengumuman Papan Pencatatan 1 INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA Tbk INCO 17-Jan-08 Utama 2 3 PANIN SEKURITAS Tbk PANS 23-Jan-08 BANK CENTRAL ASIA Tbk BBCA 30-Jan-08 Utama Utama 4 PANORAMA SENTRAWISATA Tbk PANR 13-Feb-08 Utama 5 PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) Tbk PGAS 03-Agust-08 Utama 6 TIMAH (PERSERO) Tbk TINS 12-Agust-08 Utama 7 SURYAINTI PERMATA Tbk SIIP 14-Mar-08 pengembangan 8 DELTA DUNIA PETROINDO Tbk DOID 17-Apr-08 pengembangan 9 MITRA RAJASA Tbk MIRA 03-Jun-08 pengembangan 10 BERLINA Tbk BRNA 06-Agust-08 Pengembangan Sumber: BEI; KSEI (data diolah kembali) Copeland dalam Jogiyanto (2010) mengemukakan bahwa, Stock split mengandung biaya yang harus ditanggung, maka hanya perusahaan yang mempunyai prospek bagus saja yang mampu menanggung biaya ini dan sebagai akibatnya pasar bereaksi positif terhadapnya. Namun, seperti yang ditunjukkan tabel diatas, yang melakukan kebijakan pemecahan saham bukan hanya perusahaan yang sahamnya tercatat di papan utama saja, melainkan perusahaan yang sahamnya tercatat di papan pengembangan pun melakukannya. Hal ini mungkin menunjukkan bahwa perusahaan yang sahamnya tercatat di papan pengembangan pun ingin menyampaikan sinyal positif tentang prospek sahamnya dimasa yang akan datang. Fenomena ini patut disorot terutama lebih kepada tercapai atau tidaknya ekspektasi perusahaan yaitu investor bereaksi terhadap aksi korporasi yang diumumkan sehingga peningkatan likuiditas saham akan tercapai, dan peningkatan citra perusahaan sebagai perusahaan yang sahamnya likuid diperdagangkan akan tercapai pula. Untuk mengukur sejauh mana efek pengumuman kebijakan pemecahan saham terhadap likuiditas saham dan reaksi pasar terhadap saham dari kedua

7 7 papan pencatatan yang sama-sama dipecah, penulis akan mencoba menggunakan rasio Trading Volume Activity (TVA) sebagai indikatornya. Jika terdapat perbedaan yang signifikan dari TVA sebelum dan sesudah informasi stock split diumumkan, maka stock split dianggap memiliki efek yang signifikan terhadap likuiditas saham. Jika rata-rata TVA diantara saham papan utama dengan saham papan pengembangan setelah pengumuman stock split berbeda, maka dapat diartikan bahwa reaksi pasar memiliki kecenderungan terhadap satu diantara kedua papan pencatatan tersebut, sehingga papan pencatatan saham dianggap sebagai faktor yang berperan dalam menambah daya tarik saham setelah stock split. Beberapa penelitian yang relevan dengan stock split pernah dilakukan sebelumnya. Copeland (1979) dalam Jogiyanto (2010) menemukan bahwa setelah pemecahan saham likuiditas saham akan semakin rendah dibandingkan sebelumnya, biaya transaksi pialang secara proporsi meningkat dan bid-ask spread (selisih harga bid yang diajukan pembeli dengan harga ask yang diminta penjual) juga lebih tinggi dari sebelumnya. Menurut Winda Sari L. (2010) hasil dari penelitiannya tentang pengaruh stock split terhadap harga saham dan likuiditas saham yang diukur dengan bid-ask spread dan Trading Volume Activity menunjukkan bahwa pemecahan saham tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham; pemecahan saham berpengaruh negatif terhadap likuiditas saham (bid ask spread) secara signifikan; dan pemecahan saham tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap naik turunnya likuiditas saham (Trading Volume Activity). Terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah stock split dan tidak terdapat perbedaan trading volume activity (likuiditas) sebelum dan sesudah stock split. Kesimpulan dari penelitian-penelitian tersebut bertentangan dengan teori yang mengatakan bahwa stock split merupakan kosmetika saham yang dapat menggugah minat investor untuk membeli saham dan teori yang mengatakan stock split sebagai sebuah sinyal positif yang coba disampaikan oleh emiten kepada pasar tidak terbukti. Farid (2008) dalam penelitiannya membuktikan bahwa tidak terdapat

8 8 perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah stock split yang tercermin dari hasil pengujian TVA. penelitian tersebut menguji TVA (likuiditas) dan abnormal return (return) dengan periode pengamatan 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah pengumuman pemecahan saham yang dilakukan oleh 21 perusahaan publik di BEI dari tahun dengan menggunakan uji beda rata-rata. Berbeda dengan peneliti-peneliti diatas, RM. Adrijanto Surjo (2000) mengemukakan bahwa pemecahan saham yang dilakukan oleh emiten memberikan pengaruh yang signifikan terhadap aktivitas perdagangan saham (likuiditas) setelah melalui pengujian beda rata-rata paired sample t-test meskipun dalam pengujian individual terdapat 10 emiten yang sahamnya tidak terpengaruh oleh dampak stock split. Penelitian Surjo tersebut menemukan bahwa pemecahan saham memiliki efek yang signifikan terhadap likuiditas saham. Hal senada juga diperkuat oleh Lany Wulansari (2004) yang melakukan penelitian mengenai Analisis Perbedaan Return Saham dan Likuiditas Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Jakarta. Permasalahan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan return saham dan likuiditas saham sebelum dan sesudah stock split pada perusahaan go public di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedan return saham yang signifikan pada sebelum dan sesudah stock split, yaitu penurunan return sesudah stock split, hal ini dikarenakan harga saham lebih rendah sehingga banyak investor tertarik untuk membeli saham tersebut. Selain itu terdapat perbedaan likuiditas saham yang signifikan pada saat sebelum dan sesudah stock split, hal ini dikarenakan harga saham turun sehingga banyak investor tertarik untuk membeli saham tersebut. Selain Lany, Indah Kurniawati (2003) melakukan penelitian tentang analisis kandungan informasi stock split dan likuiditas saham: studi empiris pada non-synchronous trading. Permasalahan dalam penelitian tersebut adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan abnormal return dan aktivitas volume perdagangan (Trading Volume Activity : TVA) serta risiko sistematis (beta) saham dari suatu peristiwa pemecahan saham di Bursa Efek Jakarta. Diduga ada perbedaan abnormal return dan aktivitas

9 9 volume perdagangan (Trading Volume Activity : TVA) serta risiko sistematis (beta) saham dari suatu peristiwa pemecahan saham di Bursa Efek Jakarta. Maka, dari penelitian diatas telah diperlihatkan bahwa stock split memiliki efek yang signifikan terhadap kenaikan likuiditas saham yang diindikasikan oleh volume perdagangan saham yang meningkat. Penelitian-penelitian diatas mempunyai hasil yang berbeda-beda dalam menguji efektifitas kebijakan stock split terhadap likuiditas saham dengan melihat perubahan berdasarkan data perdagangan harian. Argumentasi dari penelitian dengan data harian adalah bahwa data harian dapat melihat seberapa cepat harga sekuritas menyerap informasi yang diumumkan. Namun, penulis berpendapat kelemahannya antara lain bahwa kenyataannya di Indonesia masyarakat investor belum bereaksi secara cepat terhadap pengumuman yang dipublikasikan oleh pihak investor. Reaksi yang akan terjadi bisa dalam waktu seminggu, sebulan, bahkan berbulan-bulan setelah kebijakan stock split diumumkan, sehingga penelitian dengan data harian di Indonesia dinilai masih belum cocok karena terlalu singkat untuk menginterpretasikan keadaan pasar yang sesungguhnya. Kebanyakan dari para investor di Indonesia masih menggunakan data masa lampau dari saham untuk memprediksi prospek saham tersebut kedepannya dengan moving average analysis atau analisis tren, sedangkan yang secara maksimal menyerap informasi masa kini dari perusahaan emiten yang dipublikasikan masih dibawah mereka yang menggunakan data masa lampau. Padahal pengumuman stock split telah dianggap sebagai sinyal yang positif karena manajer perusahaan akan menyampaikan prospek masa depan perusahaan yang baik bagi publik yang belum mengetahuinya (Jogiyanto, 2010:564). Berdasarkan fenomena-fenomena diatas, penulis tertarik melakukan penelitian mengenai kebijakan stock split yang dilakukan oleh perusahaan gopublic yang sahamnya tercatat di papan utama dan papan pengembangan pada tahun 2008 di PT Bursa Efek Indonesia untuk mengukur likuiditas saham dan reaksi pasar setelah pengumuman stock split selama event windows yang telah

10 10 penulis rencanakan berdasarkan pengujian terhadap trading volume activity. Pengamatan akan dilakukan terhadap perusahaan yang melakukan stock split pada tahun Dipilih beberapa perusahaan yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel subjek pengamatan, kemudian ditentukan jangka waktu pengamatannya. Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah jangka waktu pengamatan yang dilakukan selama 25 bulan, yaitu 12 bulan sebelum dan sesudah event date (Peneliti-peneliti sebelumnya kebanyakan menggunakan jangka waktu harian). Pembeda lainnya adalah penulis mengklasifikasikan perusahaan berdasarkan papan pencatatan sahamnya sehingga dapat diperlihatkan perbedaaan hasil penerapan kebijakan pemecahan saham pada perusahaan yang tercatat di papan utama dan pada perusahaan yang tercatat di papan pengembangan. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diajukan dua pertanyaan penelitian, yaitu: 1. Apakah terdapat perbedaan likuiditas saham yang signifikan sebelum dan sesudah pengumuman kebijakan stock split. 2. Apakah terdapat perbedaan reaksi pasar yang signifikan setelah pengumuman kebijakan stock split pada perusahaan yang tercatat di papan utama dengan perusahaan yang tercatat di papan pengembangan 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Aksi korporasi adalah tindakan yang dilakukan oleh perusahaan emiten saham untuk menarik minat investor agar memiliki saham perusahaan tersebut. Berdasarkan identifikasi masalah, maka dapat di simpulkan bahwa penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui apakah terdapat perbedaan likuiditas saham yang signifikan sebelum dan sesudah pengumuman stock split

11 11 2. Mengetahui apakah terdapat perbedaan reaksi pasar yang signifikan setelah pengumuman stock split. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis. 1. Secara Teoritis, yaitu: Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan memperkaya literatur mengenai fungsi kebijakan stock split sebagai salah satu faktor penarik minat investor dan seperti apa efeknya jika dilakukan pada perusahaan yang berbeda papan pencatatan dalam hal likuiditas saham setelah kebijakan tersebut dilakukan. 2. Secara Praktis, yaitu: a. Bagi Perusahaan Emiten Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan informasi bagi emiten tentang fungsi dari kebijakan stock split serta implikasinya terhadap pemeliharaan likuiditas saham agar saham tetap diminati oleh invetor dengan tetap mempertimbangkan hal-hal lain yang mempengaruhi reaksi investor. b. Bagi Calon Investor Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dan pengetahuan bagi calon investor mengenai pemanfaatan informasi kebijakan stock split sehingga menjadi referensi dalam melakukan aktifitas perdagangan saham di lantai bursa baik untuk tujuan capital gain, maupun untuk tujuan dividen. 1.4 Kerangka Pemikiran Event study merupakan studi yang dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi dari suatu publikasi pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat. Emiten yang melakukan stock split bertujuan agar harga sahamnya tidak terlalu tinggi demi tercapainya tingkat

12 12 likuiditas yang baik sehingga sahamnya tetap favorable dan terjangkau oleh Investor. Emiten mengharapkan setelah dilakukan dan kemudian diumumkan kebijakan stock split, kapitalisasi di pasar modal akan meningkat sehingga menaikan image dari perusahaan tersebut dimata publik dan investor. Penulis berpendapat bahwa kerangka pemikiran diciptakan untuk memudahkan proses yang akan dilakukan dalam penelitian. Kerangka pemikiran juga dapat menyederhanakan alur berpikir namun tetap menyajikan garis-garis besar dari penelitian sehingga memudahkan pembaca untuk mengetahui alur berpikir dari peneliti. Berdasarkan penjabaran diatas, dapat dirumuskan flowchart kerangka pemikiran sebagai berikut: Perusahaan emiten yang Go- Public Papan Utama Papan Pengembangan Melakukan Pemecahan saham (Stock Split) Melakukan Pemecahan saham (Stock Split) TVA Sebelum Event Date TVA Sesudah Event Date TVA Sebelum Event Date TVA Sesudah Event Date Pengujian beda ratarata Trading Volume Activity (TVA) Pengujian beda ratarata Trading Volume Activity (TVA) Likuiditas saham sesudah stock split Likuiditas saham sesudah stock split Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

13 13 Berdasarkan alur kerangka pemikiran diatas maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: Hipotesis I Kemungkinan terdapat perbedaan yang signifikan pada likuiditas saham sebelum dan sesudah pelaksanaan stock split dari kedua papan pencatatan (utama dan pengembangan) Hipotesis II Kemungkinan terdapat perbedaan reaksi pasar yang signifikan atas penerapan kebijakan stocksplit pada papan utama dan papan pengembangan 1.5 Metodologi Penelitian Metode Penelitian Ditinjau dari segi tujuannya, metode penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian ekspalanatori, yaitu bertujuan menelaah kausalitas variabel yang menjelaskan suatu fenomena tertentu (Samsul, 2006:11). Dalam hal ini, penulis ingin menyelidiki kemungkinan sebab dengan berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang terjadi untuk kemudian mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data yang dikumpulkan. Sebelum mencari hubungan sebab-akibat tersebut, akan dikumpulkan telebih dahulu data dari Bursa Efek Indonesia mengenai perusahaan yang melakukan stock split kemudian di gunakan rasio trading volume activity (TVA). Didapat data yang telah diubah menjadi bentuk rasio (TVA) lalu dilakukan pengujian terhadap rasio tersebut dengan menggunakan alat uji statistik Pendefinisian Variabel Variabel adalah faktor yang akan diuji dalam sebuah penelitian yang merupakan atribut bagi sekelompok orang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu dengan lainnya antara kelompok itu (Sugiyono, 2006). Pendefinisian

14 14 variabel secara jelas ditujukan untuk menghindari pengertian ganda terhadap variabel-variabel yang akan diujikan dalam penelitian. Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah likuiditas saham. Likuiditas saham menunjukan ukuran keproaktifan saham dalam perdagangan saham sehingga bilamana investor hendak menjual saham tersebut tidak ditemui kesulitan karena banyak investor lain yang sudah lama mengincar saham tersebut. Selain itu, likuiditas saham juga mencerminkan kualitas perusahaan yang diindikasikan oleh minat dan kepercayaan investor kepada saham tersebut secara relatif, karena saham yang tidak likuid diperdagangkan di bursa, belum tentu saham tersebut kurang bagus atau tidak laku. Namun, bisa saja karena kinerja perusahaan yang baik sehingga memberikan kebijakan dividen yang menguntungkan kepada investor dan akhirnya investor lebih memilih menahan saham tersebut daripada menjualnya karena merasa puas dengan return yang diberikan oleh saham tersebut Operasionalisasi Variabel Untuk mempermudah dalam pengukuran dan pengujian data, variabel harus terlebih dahulu didefinisikan secara operasional. Upaya pendefinisian variabel secara operasional ini salah satunya adalah dengan menurunkan variabel penelitian menjadi sub-variabel/indikator variabel. Setelah itu, ditentukan skala dari variabel tersebut apakah ordinal, interval atau rasio. Likuiditas saham sebagai variabel induk harus diturunkan menjadi indikator yang mampu mengindikasikan tingkat kelikuidan saham tersebut secara signifikan. Indikator/sub-variabel yang biasa digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas saham, diantaranya: a. aktivitas volume perdagangan (TVA), b. harga saham (Price), c. volatilitas harga saham,

15 15 d. tingkat bid-ask spread information flow, e. jumlah pemegang saham, f. jumlah saham yang beredar, dan g. Frekuensi perdagangan saham. Khusus dalam penelitian ini penulis hanya akan menggunakan indikator tunggal yaitu Trading Volume Activity sebagai parameter likuiditas saham setelah kebijakan stock split untuk mengukur tingkat keefektifan stock split dengan membandingkan TVA sebelum dan sesudah pelaksanaan stock split pada masingmasing papan pencatatan saham. Skala dari indikator penelitian tersebut adalah rasio, yaitu perbandingan antara volume saham yang diperdagangkan dengan jumlah saham beredar. Untuk memudahkan pemahaman terhadap operasionalisasi dalam penelitian ini, berikut akan disajikan tabel operasionalisasi variabel. variabel Tabel 1.4 Operasionalisasi Variabel Variabel Indikator Skala Likuiditas Saham Trading Volume Activity TVA 12 bulan sebelum dan 12 bulan sesudah stocksplit. TVA didapatkan dengan rumus sebagai berikut: TVA= saham yang diperdagangkan pada waktu t saham yang beredar pada waktu t Rasio 1.6 Populasi, Sampel, dan Metode Analisis Data Populasi Menurut Sugiyono (2006:72) dalam bukunya mengemukakan bahwa Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

16 16 Arti dari Populasi sendiri mengandung beragam makna, sehingga dalam sebuah penelitian perlu dispesifikasikan dan ditegaskan mengenai populasi yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, penulis menegaskan bahwa populasi data yang dimaksud adalah populasi subyek penelitian dan populasi obyek penelitian. Populasi subyek dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan emiten saham di PT Bursa Efek Indonesia yang melakukan kebijakan stock spilt pada pada tahun 2008 dan masih aktif diperdagangkan yang diklasifikasikan kedalam papan pencatatan utama dan papan pencatatan pengembangan. Sedangkan populasi obyek dari penelitian ini (yang ingin diteliti) adalah aktivitas volume perdagangan (TVA) saham dari masing-masing perusahaan. Sesuai data yang dikutip dari website KSEI, jumlah populasi perusahaan yang melakukan kebijakan stock split pada tahun 2008 adalah sebanyak 10 perusahaan. Berikut akan disajikan data-data dari perusahaan yang melakukan stock split pada tahun Tabel 1.5 Perusahaan yang melakukan stock split pada tahun 2008 No. Emiten Kode Tanggal pengumuman 1 INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA INCO 17-Jan-08 Utama Papan Pencatatan 2 PANIN SEKURITAS PANS 23-Jan-08 Utama 3 BANK CENTRAL ASIA Tbk BBCA 30-Jan-08 Utama 4 PANORAMA SENTRAWISATA PANR 13-Feb-08 Utama 5 PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) PGAS 03-Agust-08 Utama 6 TIMAH (PERSERO) TINS 12-Agust-08 Utama 7 SURYAINTI PERMATA SIIP 14-Mar-08 pengembangan 8 DELTA DUNIA PETROINDO DOID 17-Apr-08 pengembangan 9 MITRA RAJASA MIRA 03-Jun-08 pengembangan 10 BERLINA BRNA 06-Agust-08 Pengembangan Sumber : KSEI, BEI (data diolah kembali)

17 17 Jumlah perusahaan tersebut diatas merupakan generalisasi dari subjek penelitian yang memiliki karakteristik tertentu (Populasi), yaitu melakukan stock split pada tahun Namun dari populasi subjek penelitian yang masih general tersebut, perlu dispesifikasikan lagi karakteristik data yang akan diuji yang sekiranya mampu mewakili sekaligus menggambarkan keseluruhan data yang akan diteliti. Maka, pengambilan sampel (sampling) dianggap perlu dilakukan Sampel Menurut Sekaran (2003) dalam Samsul (2006:135), Sampling didefinisikan sebagai berikut: Sampling didefinisikan sebagai proses memilih sejumlah unsur populasi secara memadai (sufficient), sehingga dengan mempelajari sejumlah unsur tersebut dapat dipahami karakteristiknya, dan karakteristik tersebut dapat menggeneralisasi karakteristik unsur-unsur populasi. (Sekaran, 2003) Pengambilan sampel, seperti yang dikemukakan oleh teori Sekaran, bertujuan untuk memilih sejumlah unsur yang memadai; memenuhi kriteria; tidak cacat; sehingga sejumlah unsur tersebut dapat mewakili karakteristik dari unsur populasi. Dalam penelitian ini, karakteristik yang ingin penulis ambil dari unsur populasi subyek penelitian adalah papan pencatatan saham tersebut. Karena pada hakikatnya, investor cenderung memilih saham-saham yang sudah tergolong kedalam papan pencatatan utama yang berarti memiliki kredibilitas yang sudah teruji. Maka, untuk lebih memperlihatkan keefektifan kebijakan stock split, perlu dipilih sampel dari anggota populasi tersebut yang nantinya akan digunakan

18 18 sebagai unit pengukuran agar mencerminkan hasil penelitian yang reliable. Kemudian sampel tersebut akan diuji untuk mencari perbedaan diantara keduanya. Dari tabel 1.2 diatas terdapat sepuluh perusahaan yang melakukan kebijakan stock split pada tahun Enam diantaranya adalah perusahaan yang tercatat di papan utama, sedangkan sisanya adalah perusahaan yang tercatat di papan pengembangan. Jika dilakukan pengujian terhadap seluruh perusahaan, maka hasilnya tidak reliabel. Karena dalam penelitian ini akan dilakukan uji beda rata-rata TVA perusahaan papan utama dan TVA papan pengembangan pada saat sebelum event date dan sesudah event date. Oleh sebab itu jumlah perusahaan yang akan diuji harus diproporsikan jumlahnya antara perusahaan pada papan utama dan papan pengembangan. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka dilakukanlah sampling dengan menggunakan metode pengambilan sampel acak berstrata proporsional (proporsionate stratified random sampling). Menurut Zulganef (2008: 143) proporsionate stratified random sampling adalah proses pengambilan sampel pada setiap strata berdasarkan prosentase yang sebenarnya. Teknik sampling ini merupakan metode yang digunakan dalam pengambilan sampel secara proporsif jika kemungkinan teridentifikasi sub-kelompok unsur-unsur dalam populasi yang diperkirakan mempunyai parameter yang berbeda sehingga mempengaruhi keterwakilan sampel yang hendak diambil. Sub-kelompok unsur-unsur dalam penelitian ini adalah perusahaan pada papan utama dan papan pengembangan. Keduanya dianggap memiliki parameter yang berbeda dalam hal ekspektasi investor terhadap kedua perusahaan tersebut seperti yang telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya. Sampel yang akan diambil diproporsikan pada taraf proporsional tertentu yaitu perimbangan antara jumlah perusahaan papan utama dengan perusahaan papan pengembangan sehingga jumlah perusahaan diantara kedua sub-kelompok tersebut sama banyak. Langkah-langkah yang diambil dalam teknik sampling ini adalah sebagai berikut (pelbagai sumber):

19 19 a. Menentukan jumlah sampel perusahaan subjek penelitian, dalam hal ini adalah perusahaan yang melakukan stock split pada tahun b. Menentukan jumlah strata, dalam hal ini adalah 2 strata, yakni papan pencatatan utama dan papan pencatatan pengembangan; c. Membagi populasi kedalam masing-masing stratanya, Tabel 1.6 Pengelompokan sub-kelompok Populasi No. Papan Utama No. Papan pengembangan 1 INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA Tbk 5 SURYAINTI PERMATA Tbk 2 BANK CENTRAL ASIA Tbk 6 DELTA DUNIA PETROINDO Tbk 3 PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) Tbk 7 MITRA RAJASA Tbk 4 TIMAH (PERSERO) Tbk 8 BERLINA Tbk 5 PANORAMA SENTRA WISATA Tbk 6 PANIN SEKURITAS Tbk 6 Anggota Populasi 4 Anggota Populasi Sumber: KSEI, BEI, Pojok Bursa ITB (data diolah kembali) d. Selanjutnya, dari jumlah Sampel yang telah dibagi perstrata akan dipotong pada sub kelompok yang memiliki lebih banyak anggota kelompok. Dengan kata lain diseimbangkan/diproporsi pada kedua sisi papan pencatatan. Hal ini dilakukan agar nantinya uji TVA menjadi reliabel dengan jumlah sampel yang sama besar. Data yang telah dipotong akan menjadi seperti berikut. Tabel 1.7 Sampel Perusahaan Setelah proporsi No. Papan Utama No. Papan pengembangan 1 INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA 4 SURYAINTI PERMATA 2 BANK CENTRAL ASIA 5 DELTA DUNIA PETROINDO 3 TIMAH (PERSERO) 6 BERLINA 3 Anggota 3 anggota Total 6 Anggota Sumber: KSEI, BEI, Pojok Bursa ITB (data diolah kembali)

20 20 e. Setelah menyeimbangkan jumlah sampel, langkah selanjutnya adalah menentukan proporsi masing-masing strata dengan cara membagi total anggota populasi pada strata, dengan jumlah anggota populasi keseluruhann strata 1 dan strata 2. Untuk strata 1: % = 50% Untuk strata 2: % = 50% f. Menentukan jumlah perusahaan pada masing-masing strata dengan cara mengkalikan proporsi dengan jumlah sampel. Strata 1 (papan utama): = 50% 6 = 3 perusahaan Strata 2 (papan pengembangan): = 50% 6 = 3 perusahaan Pengambilan sampel acak berstrata dapat memiliki beberapa keuntungan, salah satunya adalah efisiensi dibandingkan dengan sampling acak sederhana, karena untuk ukuran sampel yang sama kita memperoleh keterwakilan yang lebih baik (Sekaran, 2003) Metode Analisis data Metode analisis data adalah sebuah sub-bab yang menggambarkan langkah-langkah yang akan ditempuh untuk menganalisis data penelitian serta

21 21 memberikan informasi tentang metode analisis yang akan digunakan apakah kuantitatif dan/atau kualitatif. Dalam penelitian ini, akan digunakan metode analisis kuantitatifkualitatif, yaitu analisis yang berbasis pada kerja hitung menghitung dan pengujian terhadap angka, membandingkan angka tersebut, lalu dilakukan interpretasi dari hasil tersebut. Angka yang diolah disebut input, sedangkan hasilnya yang juga berupa angka disebut output. Adapun langkah-langkah yang akan ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mengumpulkan data perusahaan yang melakukan stock split pada tahun Mengklasifikasikan papan pencatatan dari perusahaan yang melakukan kebijakan stock split. 3. Menetapkan sampel penelitian 4. Menetapkan periode pengamatan. 5. Menetapkan hipotesis penelitian 6. Mendapatkan data volume perdagangan saham bulanan dan jumlah saham beredar bulanan untuk masing-masing emiten dari 12 bulan sebelum (t 12) hingga 12 bulan sesudah (t + 12) pelakasanaan split. 7. Menghitung rasio Trading Volume Activity (TVA) masing-masing emiten dari t - 12 hingga t Menghitung rata-rata TVA masing-masing emiten papan pencatatan utama pada periode sebelum split dan sesudah split. 9. Menghitung rata-rata TVA masing-masing emiten papan pencatatan pengembangan pada periode sebelum split dan sesudah split. 10. Menghitung rata-rata TVA gabungan dari seluruh saham emiten untuk masing-masing papan pencatatan pada periode sebelum split dan sesudah split.

22 Menghitung perubahan rata-rata likuiditas saham sebelum dan sesudah terjadinya peristiwa stock split pada masing-masing papan pencatatan. 12. Melakukan uji prasyarat analisis, yaitu uji normalitas untuk memastikan data yang berdistribusi dalam kondisi normal (Santosa dan ashari, 2005:231) sebagai syarat dari uji statistik parametrik. Apabila hasil uji normalitas menunjukan data berdistribusi normal, maka akan dilakukan uji beda rata-rata. Namun, apabila diketahui distribusi data tidak normal, maka akan menggunakan uji beda ratarata statistik non parametrik dengan metode Wilcoxon. 13. Melakukan pengujian hipotesis I untuk mengetahui ada/tidaknya perbedaaan likuiditas saham yang signifikan pada waktu sebelum dan sesudah pengumuman split. 14. Melakukan pengujian hipotesis II untuk mengetahui ada/tidaknya perbedaan yang signifikan atas penerapan kebijakan stock split pada papan utama dan papan pengembangan. 15. Melakukan interpretasi dari hasil pengujian mengenai efek kebijakan stocksplit terhadap likuiditas saham dengan membandingkan perubahan volume perdagangan pada saham yang tercatat di papan utama dengan saham yang tercatat di papan pengembangan. 1.7 Data Penelitian Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Data perusahaan Go-Public yang melakukan Stock Split pada tahun 2008 berikut papan pencatatannya. b. Tanggal pengumuman stock split dari masing-masing emiten c. Data volume perdagangan saham bulanan masing-masing emiten 17 bulan sebelum event date (T-0) dan 17 bulan sesudahnya

23 23 d. Data jumlah saham beredar masing-masing emiten 17 bulan sebelum event date (T-0) dan 17 bulan sesudahnya Sumber Data Sumber data penelitian ini adalah data sekunder yang sumbernya diperoleh dari website PT Bursa Efek Indonesia, website Yahoo Finance, website BAPEPAM LK, Website Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), BAPEPAM-LK, serta jurnal-jurnal yang berhubungan dengan penelitian ini Teknik Pengumpulan Data Data-data yang akan digunakan dalam penelitian dikumpulkan dengan metode non participant observation (telaah dokumen), yaitu dengan mencatat atau menyalin data dari sumber yang mempublikasikan data tersebut, dalam hal ini PT BEI, Yahoo Finance, PT KSEI, dan BAPEPAM LK dan Indonesia Capital Market Directory (ICMD). 1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Sehubungan dengan data penelitian yang bersifat sekunder, yakni dengan menggunakan data yang dipublikasikan di media massa maupun di Website, maka penelitian dilakukan terhadap data yang dipublikasikan di website resmi PT Bursa Efek Indonesia, website KSEI, website BAPEPAM-LK, Pojok Bursa Efek Indonesia ITB, serta pada perusahaan jasa sekuritas di kota Bandung Waktu Penelitian Penelitian dimulai sejak bulan Februari 2012 dan selesai pada bulan Juni Maka waktu yang digunakan untuk menyelesaikan penelitian ini adalah selama kurang lebih empat bulan.

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, setiap perusahaan selalu membutuhkan dana dalam membiayai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, setiap perusahaan selalu membutuhkan dana dalam membiayai kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya, setiap perusahaan selalu membutuhkan dana dalam membiayai kegiatan operasionalnya, dana tersebut dapat diperoleh dari beberapa sumber, pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam masalah terbatasnya jumlah modal atau dana yang akan digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam masalah terbatasnya jumlah modal atau dana yang akan digunakan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mengembangkan usaha ternyata banyak menemui kendala terutama dalam masalah terbatasnya jumlah modal atau dana yang akan digunakan untuk mengembangkan usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting dalam perekonomian suatu Negara karena pasar modal mempunyai fungsi ekonomi yaitu sebagai penyedia fasilitas yang mempertemukan dua

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. split yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama lima tahun berturut-turut yaitu tahun

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. split yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama lima tahun berturut-turut yaitu tahun BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini yaitu terdapat 21 perusahaan yang melakukan stock split yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama lima tahun berturut-turut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Dalam 43 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2009:38), variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keuangan yang semakin di perlukan oleh masyarakat sebagai media alternatif dan

I. PENDAHULUAN. keuangan yang semakin di perlukan oleh masyarakat sebagai media alternatif dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal dipandang sebagai salah satu alternatif yang dapat di manfaatkan perusahaan untuk memenuhi kabutuhan danannya. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar Modal (Bursa Efek/Stock Exchange) merupakan tempat untuk memperoleh

I. PENDAHULUAN. Pasar Modal (Bursa Efek/Stock Exchange) merupakan tempat untuk memperoleh I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar Modal (Bursa Efek/Stock Exchange) merupakan tempat untuk memperoleh sumber pembiayaan eksternal perusahaan dan juga untuk memperoleh pendapatan dengan berinvestasi

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Dwi Priyatno Mandiri Belajar Spss cetakan 3, Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Dwi Priyatno Mandiri Belajar Spss cetakan 3, Yogyakarta. DAFTAR PUSTAKA Dwi Priyatno. 2008. Mandiri Belajar Spss cetakan 3, Yogyakarta. F. Brigham,Joel F. Houston. 2009. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi 10, Salemba Empat, Jakarta. Jogiyanto. (2000). Teori

Lebih terperinci

GLOSARIUM. B Blue Chip : Saham yang emitennya memiliki reputasi baik. D Delisting : Penghapusan efek dari daftar efek yang tercatat di bursa.

GLOSARIUM. B Blue Chip : Saham yang emitennya memiliki reputasi baik. D Delisting : Penghapusan efek dari daftar efek yang tercatat di bursa. 81 GLOSARIUM B Blue Chip : Saham yang emitennya memiliki reputasi baik C Capital Gain : Keuntungan investor yang diperoleh dari kelebihan harga jual di atas harga beli yang keduanya terjadi di pasar sekunder.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan. Dalam pasar modal, ada banyak informasi yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan. Dalam pasar modal, ada banyak informasi yang bisa BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pasar modal di Indonesia dari tahun ke tahun semakin berkembang. Seiring fungsinya yang semakin vital yaitu pasar modal menjadi instrument penting dalam sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. daya saing dan pangsa pasar agar dapat tetap survive dalam dunia bisnis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. daya saing dan pangsa pasar agar dapat tetap survive dalam dunia bisnis yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi perusahaan go public dituntut untuk meningkatkan daya saing dan pangsa pasar agar dapat tetap survive dalam dunia bisnis yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Intesitas transaksi setiap sekuritas di pasar modal berbeda - beda. Sebagian sekuritas memiliki frekuensi yang sangat tinggi dan aktif diperdagangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya volume perdagangan saham hal tersebut menandakan bahwa saham

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya volume perdagangan saham hal tersebut menandakan bahwa saham BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Volume perdagangan saham merupakan salah satu parameter aktivitas jual beli saham di bursa, semakin meningkat jual beli saham maka aktivitas perdagangan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi peristiwa. Studi peristiwa menurut Jogiyanto

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi peristiwa. Studi peristiwa menurut Jogiyanto 37 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan studi peristiwa. Studi peristiwa menurut Jogiyanto (2010) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi, para investor membutuhkan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Stock Split merupakan salah satu corporate action yang harus dipublikasikan

LANDASAN TEORI. Stock Split merupakan salah satu corporate action yang harus dipublikasikan 9 II. LANDASAN TEORI 2.1. Stock Split Stock Split merupakan salah satu corporate action yang harus dipublikasikan kepada publik. Hal tersebut diatur dalam pasal 68 dan 86 tahun 1995 tentang Pasar Modal

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut kamus istilah keuangan dan investasi, stock split atau pemecahan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut kamus istilah keuangan dan investasi, stock split atau pemecahan BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Pemecahan Saham (Stock Split) Menurut kamus istilah keuangan dan investasi, stock split atau pemecahan saham merupakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para

II. TINJAUAN PUSTAKA. membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pasar Modal Pasar modal adalah pasar dimana para investor bertemu untuk menjual atau membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para pelakunya (penjual

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis volume perdagangan saham dan abnormal

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis volume perdagangan saham dan abnormal 3.1 Objek Penelitian BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini menganalisis volume perdagangan saham dan abnormal return saham sebelum dan sesudah pengumuman stock split di BEI pada tahun 2010

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi di pasar modal dapat mempengaruhi aktivitas perdagangan saham. Besarnya pengaruh suatu informasi terkait dengan kandungan informasi tersebut, bersifat ekonomi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah reaksi pasar terhadap

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah reaksi pasar terhadap 45 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini adalah reaksi pasar terhadap kandungan informasi pengumuman dividen terhadap return saham yang diukur dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keputusan untuk investasi, pembelanjaan jangka panjang serta keputusan menentukan jumlah dividen yang harus dibagikan kepada para investor sering menjadi masalah penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan membutuhkan dana untuk membiayai

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan membutuhkan dana untuk membiayai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya setiap perusahaan membutuhkan dana untuk membiayai kegiatan operasionalnya. Dana tersebut dapat diperoleh dari beberapa sumber, pertama berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu unsur penting dan tolak ukur bagi kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu unsur penting dan tolak ukur bagi kemajuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu unsur penting dan tolak ukur bagi kemajuan perekonomian suatu negara. Kondisi pasar modal yang tumbuh dan berkembang dengan baik,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pemecahan Saham (Stock Split) Informasi bersifat informatif apabila memiliki kriteria kelengkapan, relevansi dan tepat waktu sehingga mampu memberikan gambaran yang jelas mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti 71 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Definisi objek penelitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009:38) adalah objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Blue chip Istilah ini sebenarnya berasal dari istilah di kasino, di mana blue chip mengacu pada counter yang memiliki nilai paling besar. saham blue chip

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. surat berharga (obligasi) ataupun saham. Pasar modal memungkinkan para

BAB II KAJIAN PUSTAKA. surat berharga (obligasi) ataupun saham. Pasar modal memungkinkan para 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pasar Modal Pasar modal merupakan wadah alternatif penghimpunan dana sebelum perbankan. Dimana di dalam pasar modal memungkinkan pemilihan sekuritas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Likuiditas (liquidity) mengacu pada ketersediaan sumber daya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Likuiditas (liquidity) mengacu pada ketersediaan sumber daya 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1.Likuiditas Saham Likuiditas (liquidity) mengacu pada ketersediaan sumber daya perusahaan untuk memenuhi kebutuhan kas jangka pendek (Wild et al,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagi pasar untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagi pasar untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Dengan demikian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Harga Saham menentukan adanya permintaan dan penawaran (demand and

BAB I PENDAHULUAN. Harga Saham menentukan adanya permintaan dan penawaran (demand and 15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Harga Saham menentukan adanya permintaan dan penawaran (demand and supply) terhadap jumlah lembaran saham, jika harga saham dinilai terlalu mahal (overvalued)

Lebih terperinci

ANALISIS PERBEDAAN LIKUIDITAS DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PERBEDAAN LIKUIDITAS DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PERBEDAAN LIKUIDITAS DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara pelaku ekonomi. Sebagai dampaknya, terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara pelaku ekonomi. Sebagai dampaknya, terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi ekonomi yang telah menyebabkan perubahan pesat terhadap perekonomian tidak hanya pada tingkat dunia tetapi juga berpengaruh terhadap Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan besar pemenang persaingan sekaligus menjadi pemimpin pasar.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan besar pemenang persaingan sekaligus menjadi pemimpin pasar. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Adanya berbagai jenis perusahaan yang berdiri atau menanamkan modalnya di Indonesia dapat membentuk suatu persaingan antara perusahaan-perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maliki Malang. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maliki Malang. Penelitian ini 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Periode Pengamatan Lokasi penelitian dilakukan di Pojok Bursa Efek Indonesia (BEI) Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maliki Malang. Penelitian ini meneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentunya kondisi perekonomiannya. Dimana kondisi ekonomi negara tidak

BAB I PENDAHULUAN. tentunya kondisi perekonomiannya. Dimana kondisi ekonomi negara tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari kondisi penduduk, tingkat pengangguran, tingkat pendidikan, kemajuan teknologi, sosial budaya, dan tentunya kondisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham yang beredar, sesuai dengan faktor pemecahnya (split factor).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham yang beredar, sesuai dengan faktor pemecahnya (split factor). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pemecahan Saham (Stock Splits) 2.1.1.1 Pengertian Pemecahan Saham Menurut Abdul Halim (2007 : 98), stock split (pemecahan saham) adalah perubahan nilai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham (stock) merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham (stock) merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling 25 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham a. Pengertian Saham Saham (stock) merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. di Bursa Efek Indonesia yang melakukan pengumuman saham bonus pada

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. di Bursa Efek Indonesia yang melakukan pengumuman saham bonus pada BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia yang melakukan pengumuman saham bonus pada periode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. menawarkan saham perusahaan kepada publik atau biasa disebut go public.

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. menawarkan saham perusahaan kepada publik atau biasa disebut go public. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada umumnya perusahaan yang mulai berkembang sangat membutuhkan tambahan modal. Salah satu cara untuk memperoleh tambahan modal dengan menawarkan saham perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling populer. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pada penelitan ini, peneliti merujuk pada penelitian sebelumnya yang bermanfaat untuk dijadikan sebagai pembanding. Penelitian yang dijadikan rujukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuktikan bahwa krisis ekonomi yang melanda negara-negara di Benua Eropa

BAB I PENDAHULUAN. membuktikan bahwa krisis ekonomi yang melanda negara-negara di Benua Eropa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Berdasarkan Outlook Ekonomi dan Pasar Modal 2011, minat investor asing untuk masuk ke pasar modal Indonesia pada tahun 2011 tumbuh hingga 20%. Hal ini membuktikan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM DAN RETURN SAHAM

ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM DAN RETURN SAHAM ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM DAN RETURN SAHAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja saham perusahaan BUMN dalam beberapa waktu terakhir mulai menurun. Ini sebagai dampak gejolak ekonomi global yang masih penuh dengan ketidakpastian. Bahkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba merupakan fokus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba merupakan fokus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan. Hal ini disebabkan karena laba perusahaan selain merupakan indikator

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Kuncoro (2013: 145). Data kuantitatif adalah data yang

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Kuncoro (2013: 145). Data kuantitatif adalah data yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data 3.1.1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data kuantitatif. Menurut Kuncoro (2013: 145). Data kuantitatif adalah data

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Penelitian dan Data Deskriptif. dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolak ukur (benchmark)

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Penelitian dan Data Deskriptif. dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolak ukur (benchmark) 62 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian dan Data Deskriptif 4.1.1 Jakarta Islamic Index (JII) Jakarta Islamic Index (JII) diluncurkan oleh PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) bekerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran strategis terhadap perekonomian nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran strategis terhadap perekonomian nasional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran strategis terhadap perekonomian nasional sebagai wahana investasi bagi masyarakat dan sebagai wahana pembiayaan bagi perusahaan dengan menjual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan pada dasarnya membutuhkan pembiayaan untuk kegiatan operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah satunya dapat diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan semakin ramainya transaksi jual-beli saham yang terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal itu menunjukkan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 60 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Disain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-ekperimental, dengan jenis deskriptif, dan komparatif. Dilihat dari pengendalian variabel, penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memperoleh modal. Bagi perusahaan go public, beberapa

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memperoleh modal. Bagi perusahaan go public, beberapa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Modal merupakan hal yang penting bagi perusahaan dalam mengembangkan kegiatan operasionalnya. Terdapat berbagai cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti mengambil 3 penelitian terdahulu sebagai dasar dalam penelitian saat ini, diantaranya adalah : 1. Penelitian yang dilakukan Marwata (2001), penelitian

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap

BAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap 37 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap Peristiwa Stock Split yang Terjadi di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan informasi cenderung meningkat, tak terkecuali di pasar

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan informasi cenderung meningkat, tak terkecuali di pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di jaman yang serba canggih saat ini kebutuhan individu maupun perusahaan akan informasi cenderung meningkat, tak terkecuali di pasar modal. Pada dunia bisnis pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harga pasar. Salah-satu karakteristik utama pasar modal yang efisien

BAB I PENDAHULUAN. harga pasar. Salah-satu karakteristik utama pasar modal yang efisien BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pasar modal yang efisien semua sekuritas diperjualbelikan pada harga pasar. Salah-satu karakteristik utama pasar modal yang efisien adalah bahwa informasi tersedia

Lebih terperinci

Skripsi. Disusun Oleh : Wahyu Widya Yanti B

Skripsi. Disusun Oleh : Wahyu Widya Yanti B ANALISIS DAMPAK PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi kasus pada perusahaan go public di BEI periode 2010-2013) Skripsi Diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemajuan perekonomian suatu negara dapat dilihat dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemajuan perekonomian suatu negara dapat dilihat dari tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan perekonomian suatu negara dapat dilihat dari tingkat aktivitas pasar modalnya. Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Event study (studi peristiwa) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. diakibatkan adanya informasi yang masuk ke pasar. Semakin cepat informasi baru yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. diakibatkan adanya informasi yang masuk ke pasar. Semakin cepat informasi baru yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) Pasar dikatakan efisien apabila harga sekuritas mencapai harga keseimbangan baru yang diakibatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. menjadi n lembar saham, dimana harga per lembar saham baru setelah stock split

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. menjadi n lembar saham, dimana harga per lembar saham baru setelah stock split BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian pemecahan saham (stock split) Menurut Jogiyanto (2000 : 415), stock split adalah memecah selembar saham menjadi n lembar

Lebih terperinci

PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version BAB I PENDAHULUAN

PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version  BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dewasa ini menunjukan bahwa sejalan dengan semakin kompleksnya dunia usaha membawa dampak pada tingginya tingkat persaingan antara perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN No. 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dalam pemilihan sampel untuk menghindari counfounding factors. Perusahaan sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang signifikan antara variabel independent dengan variabel dependent melalui

BAB III METODE PENELITIAN. yang signifikan antara variabel independent dengan variabel dependent melalui BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Seperti yang tercermin dalam judul, jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dimana peneliti mencoba untuk menjelaskan apakah ada

Lebih terperinci

ANALISIS LIKUIDITAS SAHAM DAN KINERJA SAHAM PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH PERISTIWA STOCK SPLIT ABSTRAK

ANALISIS LIKUIDITAS SAHAM DAN KINERJA SAHAM PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH PERISTIWA STOCK SPLIT ABSTRAK 1 ANALISIS LIKUIDITAS SAHAM DAN KINERJA SAHAM PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH PERISTIWA STOCK SPLIT ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan likuiditas saham dan kinerja saham perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ekonomi, alternatif investasi pun semakin beragam.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ekonomi, alternatif investasi pun semakin beragam. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ekonomi, alternatif investasi pun semakin beragam. Investasi dapat diartikan sebagai penanaman uang di suatu perusahaan dengan tujuan memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu jalan keluarnya. Pasar modal adalah pasar yang memperjualbelikan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu jalan keluarnya. Pasar modal adalah pasar yang memperjualbelikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu usaha dalam mengembangkan dunia usaha banyak menemui kendala terutama dalam masalah terbatasnya jumlah modal atau dana yang akan digunakan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

ANALISIS REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA PENERBITAN SUKUK DAN OBLIGASI KORPORASI. Anggi Dian Pratiwi ABSTRAK

ANALISIS REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA PENERBITAN SUKUK DAN OBLIGASI KORPORASI. Anggi Dian Pratiwi ABSTRAK ANALISIS REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA PENERBITAN SUKUK DAN OBLIGASI KORPORASI Anggi Dian Pratiwi ABSTRAK Peristiwa pengumuman penerbitan sukuk dan obligasi adalah informasi menarik bagi investor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dimana diharapkan adanya pasar modal yang berfungsi secara optimal

BAB I PENDAHULUAN. Dimana diharapkan adanya pasar modal yang berfungsi secara optimal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal sebagai lembaga piranti investasi memiliki fungsi ekonomi dan keuangan yang semakin diperlukan oleh masyarakat sebagai media alternatif

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS DAN RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA (SEKTOR INDUSTRI) SKRIPSI

ANALISIS DAMPAK STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS DAN RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA (SEKTOR INDUSTRI) SKRIPSI ANALISIS DAMPAK STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS DAN RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA (SEKTOR INDUSTRI) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran saham adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran saham adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran saham adalah tingkat harga saham tersebut. Semakin tinggi harga pasar sebuah saham, semakin kecil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini mengidentifikasikan bahwa stock split merupakan alat yang. penting dalam praktik pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini mengidentifikasikan bahwa stock split merupakan alat yang. penting dalam praktik pasar modal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama beberapa dekade terakhir ini, semakin banyak peristiwa pemecahan saham (stock split) di pasar modal yang dilakukan oleh para emiten di BEJ. Stock split

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Pemecahan Saham Pemecahan saham (stock split) adalah memecah selembar saham menjadi n lembar saham. Harga per lembar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal juga dapat dijadikan indikator bagi perkembangan perekonomian sebuah

BAB I PENDAHULUAN. modal juga dapat dijadikan indikator bagi perkembangan perekonomian sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal telah menjadi instrumen perekonomian yang penting bagi sebuah negara. Selain menjadi alternatif tempat untuk berinvestasi dan pembiayaan, pasar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Stock split merupakan salah satu corporate action berupa pemecahan saham yang

I. PENDAHULUAN. Stock split merupakan salah satu corporate action berupa pemecahan saham yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stock split merupakan salah satu corporate action berupa pemecahan saham yang dilakukan ketika harga saham dinilai terlalu tinggi. Menurut Fatmawati dan Asri (1999)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berupa perusahaan, manusia dan lainya.

BAB III METODE PENELITIAN. berupa perusahaan, manusia dan lainya. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Jogiyanto (2003), yang menyatakan bahwa bahwa objek penelitian adalah suatu entitas yang akan diteliti. Objeknya sendiri dapat berupa perusahaan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI), atau Indonesia Stock Exchange (IDX) melalui website

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pasar modal, banyak sekali informasi yang dapat diperoleh investor baik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pasar modal, banyak sekali informasi yang dapat diperoleh investor baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pasar modal, banyak sekali yang dapat diperoleh investor baik yang tersedia di publik maupun pribadi (privat). Salah satu yang ada adalah pengumuman stock split

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Dan Sumber Data Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah studi peristiwa (event study), dimana event study merupakan salah satu metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan Go Public dan yang mendapatkan Annual Report Award (ARA) 2011 pada tanggal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Gajayana No. 50 Malang Penelitian ini meneliti indeks saham Jakarta

BAB III METODE PENELITIAN. Gajayana No. 50 Malang Penelitian ini meneliti indeks saham Jakarta BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Pojok Bursa Efek Indonesia (BEI) Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang Jalan Gajayana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya negara di dunia ini memiliki pasar modal (capital market).

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya negara di dunia ini memiliki pasar modal (capital market). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya negara di dunia ini memiliki pasar modal (capital market). Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang dimana bisa diperjualbelikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transaksi jual-beli saham yang terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan juga

BAB I PENDAHULUAN. transaksi jual-beli saham yang terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perkembangan pasar modal sudah sangat meningkat. Ramainya transaksi jual-beli saham yang terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan juga meningkatnya iklim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaannya. Bagi perusahaan yang sudah go public, nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaannya. Bagi perusahaan yang sudah go public, nilai perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya setiap perusahaan bertujuan memaksimumkan nilai perusahaannya. Bagi perusahaan yang sudah go public, nilai perusahaan tercermin dari harga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka adalah pelaku utama di bursa. Tanpa adanya investor, maka kehadiran

BAB I PENDAHULUAN. mereka adalah pelaku utama di bursa. Tanpa adanya investor, maka kehadiran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investor mempunyai peran yang sangat penting di pasar modal karena mereka adalah pelaku utama di bursa. Tanpa adanya investor, maka kehadiran pasar modal menjadi tidak

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saham merupakan salah satu instrument investasi di pasar modal yang diterbitkan oleh perusahaan. Saham yang ditawarkan perusahaan dalam bursa akan memudahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan nilai investasi. Investasi pada umumnya dilakukan untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan nilai investasi. Investasi pada umumnya dilakukan untuk mendapatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan dana pada satu aset atau lebih selama jangka waktu tertentu dengan harapan memperoleh pendapatan atau peningkatan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dan index harga saham gabungan diperoleh dari Yahoo Finance tahun

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dan index harga saham gabungan diperoleh dari Yahoo Finance tahun BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 METODE PENGUMPULAN DATA Penelitian ini menggunakan data historis tentang harga saham, jumlah lembar saham dan index harga saham gabungan diperoleh dari Yahoo Finance tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan pasar modal di Indonesia akhir-akhir ini sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan investor dalam melakukan investasi atas dana yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan investor dalam melakukan investasi atas dana yang dimiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keputusan investor dalam melakukan investasi atas dana yang dimiliki merupakan masalah penting yang harus dipertimbangkan oleh para investor. Investor dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran klaim

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran klaim BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran klaim jangka panjang dan penambahan financial assets pada saat yang sama sehingga memungkinkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini pasar modal sebagai salah satu pilihan dalam melakukan invetasi telah banyak

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini pasar modal sebagai salah satu pilihan dalam melakukan invetasi telah banyak I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pasar modal sebagai salah satu pilihan dalam melakukan invetasi telah banyak dikenal luas oleh masyarakat. Investasi dalam saham melalui pasar modal merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai corporate action. Corporate action adalah aktivitas emiten

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai corporate action. Corporate action adalah aktivitas emiten 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan tempat bagi investor untuk menanamkan modalnya. Syarat utama bagi investor untuk menanamkan modalnya adalah perasaan aman dan memperoleh laba

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terhadap harga saham dan return saham. Pengumuman dividen juga merupakan. (Miller dan Rock, 1985 dalam Kusuma, 2004: 102).

I. PENDAHULUAN. terhadap harga saham dan return saham. Pengumuman dividen juga merupakan. (Miller dan Rock, 1985 dalam Kusuma, 2004: 102). I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengumuman dividen mempunyai arti bagi investor, oleh karena itu berpengaruh terhadap harga saham dan return saham. Pengumuman dividen juga merupakan dasar bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. adanya pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian negara. Dengan adanya pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sesuatu yang menarik untuk diamati pada saat ini adalah mengenai peristiwa

I. PENDAHULUAN. Sesuatu yang menarik untuk diamati pada saat ini adalah mengenai peristiwa I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuatu yang menarik untuk diamati pada saat ini adalah mengenai peristiwa yang terjadi di pasar modal, hal ini merupakan sebuah refleksi dari para investor yang aktif

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar

I. PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar modal yaitu Bursa Efek Jakarta ( Jakarta Stock Exchange ) dan Bursa Efek Surabaya (Surabaya

Lebih terperinci