ANALISIS TINGKAT KEPUASAN ANGGOTATERHADAP KUALITAS PELAYANAN KOPERASI UNIT DESA MANDIRI CIPANAS KABUPATEN CIANJUR PROPINSI JAWA BARAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS TINGKAT KEPUASAN ANGGOTATERHADAP KUALITAS PELAYANAN KOPERASI UNIT DESA MANDIRI CIPANAS KABUPATEN CIANJUR PROPINSI JAWA BARAT"

Transkripsi

1 ANALISIS TINGKAT KEPUASAN ANGGOTATERHADAP KUALITAS PELAYANAN KOPERASI UNIT DESA MANDIRI CIPANAS KABUPATEN CIANJUR PROPINSI JAWA BARAT SKRIPSI LEONARDO PANJAITAN H DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN

2 LEONARDO PANJAITAN. Analisis Tingkat Kepuasan Anggota Terhadap Kualitas Pelayanan Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas Kabupaten Cianjur Propinsi Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan LUKMAN M. BAGA). Koperasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional, karena tujuan dari koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Anggota koperasi pada umumnya terdiri dari pengusaha golongan kecil yang memiliki banyak kelemahan baik dalam segi modal, teknologi dan informasi pasar. Salah satu koperasi di Indonesia yang anggotanya terdiri dari pengusaha kecil adalah Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas yang beranggotakan peternak sapi perah di Kabupaten Cianjur. Keberhasilan suatu koperasi dinilai dari tingkat partisipasi anggota. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menganalisis tingkat kebutuhan anggota Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas, (2) menganalisis tingkat kepuasan anggota terhadap pelayanan yang diberikan Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas. Penelitian dilaksanakan di Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas Kabupaten Cianjur. Waktu penelitian dilakukan selama bulan Juni hingga Agustus Responden penelitian adalah anggota Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas sebanyak 30 orang dan dibagi menjadi dua kategori yaitu responden yang memiliki ternak di bawah 10 ekor (kategori A) dan responden yang memiliki ternak di atas 10 ekor (kategori B). Penelitian ini menggunakan analisis deskriktif, analisis rata-tata dan uji Wilcoxon. Berdasarkan hasil analisis proses pengenalan kebutuhan anggota Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas, pada dimensi tangible responden A prioritas kebutuhan adalah kerapihaan dan pakaian seragam pengurus, sedangkan responden B prioritas kebutuhannya adalah ketersediaan media informasi koperasi. Pelayanan dimensi Assurance yang responden A prioritas kebutuhannya adalah pembagian SHU yang adil, sedangkan responden B prioritas kebutuhannya adalah keterampilan dan pengetahuan pengurus koperasi. Pada pelayanan akan dimensi emphaty responden A prioritas kebutuhannya adalah bantuan biaya rumah sakit apabila anggota ada yang sakit, dan responden B prioritas kebutuhannya adalah konsultasi teknis. Berdasarkan hasil analisis kepuasan angota terhadap pelayanan Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas, pelayanan yang harus diperbaiki terdiri dari pelayanan dimensi tangible yaitu ketersediaan media informasi koperasi, oleh karena itu, koperasi harus menyediakan media informasi yang terbaru mengenai koperasi. Alangkah lebih baik lagi jika media informasi koperasi seperti majalah diberikan kepada anggota koperasi secara rutin. Pada dimensi releability dan dimensi assurance anggota tidak puas akan pelayanan bantuan modal dan pembayaran penjualan susu yang cepat. Ini perlu diperhatikan oleh koperasi sebab, apabila ini tidak diatasi maka akan menyebabkan anggota tidak berpartisipasi aktif di koperasi, sehingga anggota akan keluar dari koperasi. Jadi pengurus koperasi harus dapat mencari solusi untuk menangani masalah tersebut. Sementara itu, pelayanan yang perlu di pertahankan pada pelayanan dimensi tangible adalah kerapihan dan pakaian seragam pengurus, pelayanan dimensi assurance adalah pembagian SHU yang adil dan keterampilan dan pengetahuan pengurus koperasi, pelayanan dimensi emphaty adalah bantuan biaya rumah sakit apabila anggota ada yang sakit dan konsultasi teknis.

3 ANALISIS TINGKAT KEPUASAN ANGGOTA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KOPERASI UNIT DESA MANDIRI CIPANAS KABUPATEN CIANJUR PROPINSI JAWA BARAT

4 LEONARDO PANJAITAN H Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 Judul Skripsi Nama NRP : Analisis Tingkat Kepuasan Anggota Terhadap Kualitas Pelayanan Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas Kabupaten Cianjur Propinsi Jawa Barat : Leonardo Panjaitan : H Disetujui,

5 Pembimbing Ir. Lukman M. Baga, MA.Ec NIP Diketahui Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor DR. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP Tanggal Lulus : PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Analisis Tingkat Kepuasan Anggota Terhadap Kualitas Pelayanan Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas Kabupaten Cianjur Propinsi Jawa Barat adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

6 Bogor, Agustus 2009 Leonardo Panjaitan H RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kisaran, Sumatera Utara pada tanggal 13 Oktober Penulis adalah anak pertama dari lima bersaudara dari pasangan Bapak A. Panjaitan dan Ibu B. Marbun. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Kisaran pada tahun 1996 dan pendidikan menegah pertama diselesaikan tahun 1999 di SLTPN 1 Kisaran. Pendidikan lanjutan menegah atas di SMK Pertanian Negeri 1 Pematang Raya diselesaikan pada tahun Pada tahun yang sama penulis diterima di Diploma III Program Studi Pegendalian Mutu Agroindustri, Polyteknik VEDCA Cianjur, tahun 2006 pindah ke UNSOED dan lulus pada tahun Tahun 2007 penulis mendapatkan kesempatan melanjutkan pendidikan pada pendidikan strata satu (S1)

7 Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus, Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi Dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Tingkat Kepuasan Anggota Terhadap Kualitas Pelayanan Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas Kabupaten Cianjur Propinsi Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kebutuhan dan kepuasan anggota terhadap pelayanan yang diberikan Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan pada skripsi ini semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak. Bogor, Agusutus 2009

8 Leonardo Panjaitan UCAPAN TERIMAKASIH Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan, Penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada : 1. Ir. Lukman M. Baga, MA.Ec selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. 2. Dr. Ir. Suharno, MAdev dan Etriya, SP, MM selaku dosen penguji pada ujian sidang penulis yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini. 3. Rahmat Yanuar,SP, Msi selaku dosen evaluator pada saat kolokium proposal penelitian yang telah meluangkan waktu serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini. 4. Orang tua dan keluarga tercinta untuk setiap dukungan, cinta kasih dan doa yang diberikan. Semoga ini bisa menjadi persembahan yang terbaik.

9 5. Pihak pengurus KUD Mandiri Cipanas, yang telah memberikan atas waktu, kesempatan, informasi, dan dukungan yang diberikan. 6. Semua responden yang telah memberikan informasi melalui wawancara. 7. Teman-teman satu bimbingan dan teman-teman Agribisnis Mayor Minor atas semangat dan sharing selama penelitian hingga penulisan skripsi. Serta kepada seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuannya. Bogor, Agusutus 2009 Leonardo Panjaitan

10 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... I PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Manfaat Penelitian Batasan Penelitian... 9 II. TINJAUAN PUSTAKA Keanggotaan Koperasi Tujuan Koperasi Prinsip-Prinsip Koperasi Ciri-Ciri Koperasi Partisipasi Anggota Dalam Koperasi Bentuk Partisipasi Pelayanan Koperasi Perkembangan Koperasi Penelitian Terdahulu III KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Pelayanan Koperasi Terhadap Anggota Dimensi Kualitas Pelayanan Pentingnya Pengukuran Kualitas Pelayanan Kerangka Pemikiran Operasional IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Pengambilan Sampel dan Metode Pengambilan Data Metode Pengolahan dan Analisis Data Analisis Deskriptif Tingkat Kebutuhan dan Keputusan Anggota Uji Signifikasi Perbedaan yang Ada V GAMBARAN UMUM Letak Geografis Kabupaten Cianjur Letak Geografis Kecamatan Cipanas Sejarah KUD Mandiri Cipanas Organisasi KUD Mandiri Cipanas Prestasi Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas Unit Usaha KUD Mandiri Cipanas Ketentuan Pembagian SHU VI HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden KUD Mandiri Cipanas Halaman iii iv v

11 Usia Responden Jenis Kelamin Responden Tingkat Pendidikan Responden Pendapatan Responden Pekerjaan Lain Responden Jumlah Ternak yang Dimiliki Responden Proses Keputusan Peternak Menjadi Anggota Koperasi Proses Pengenalan Kebutuhan Anggota Koperasi Identifikasi Pengelompokkan Jumlah Ternak Menurut Pengenalan Kebutuhan Akan Pelayanan Dimensi Tangible Identifikasi Pengelompokkan Jumlah Ternak Menurut Pengenalan Kebutuhan Akan Pelayanan Dimensi Releability Identifikasi Pengelompokkan Jumlah Ternak Menurut Pengenalan Kebutuhan Akan Pelayanan Dimensi Responsiveniness Identifikasi Pengelompokkan Jumlah Ternak Menurut Pengenalan Kebutuhan Akan Pelayanan Dimensi Assurace Identifikasi Pengelompokkan Jumlah Ternak Menurut Pengenalan Kebutuhan Akan Pelayanan Dimensi Emphaty Proses Evaluasi Kepuasan Anggota Koperasi Identifikasi Tingkat Kepuasan Akan Pelayanan Dimensi Tangible Identifikasi Tingkat Kepuasan Akan Pelayanan Dimensi Releability Identifikasi Tingkat Kepuasan Akan Pelayanan Dimensi Responsiveniness Identifikasi Tingkat Kepuasan Akan Pelayanan Dimensi Assurance Identifikasi Tingkat Kepuasan Akan Pelayanan Dimensi Emphaty Implikasi dari penelitian VII KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR TABEL ii

12 Nomor Halaman 1. Perkembangan Kinerja Koperasi di Indonesia Tahun Peringkat Jumlah Koperasi yang Berkualitas di Indonesia Tahun Perkembangan Kinerja KUD Mandiri Cipanas Tahun Perbandingan Koperasi dengan Perseroan Terbatas Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Lain Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Ternak Identifikasi Pengelompokkan Jumlah Ternak Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan Akan Pelayanan Dimensi Tangible Identifikasi Pengelompokkan Jumlah Ternak Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan Akan Pelayanan Dimensi Releability Identifikasi Pengelompokkan Jumlah Ternak Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan Akan Pelayanan Dimensi Responsiveniness Identifikasi Pengelompokkan Jumlah Ternak Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan Akan Pelayanan Dimensi Assurance Identifikasi Pengelompokkan Jumlah Ternak Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan Akan Pelayanan Dimensi Emphaty Identifikasi Tingkat Kepuasan Pelayanan Dimensi Tangible Sebelum dan Sesudah Menjadi Anggota KUD Mandiri Cipanas Identifikasi Tingkat Kepuasan Pelayanan Dimensi Releability Sebelum dan Sesudah Menjadi Anggota KUD Mandiri Cipanas Identifikasi Tingkat Kepuasan Pelayanan Dimensi Responsiveniness Sebelum dan Sesudah Menjadi Anggota KUD Mandiri Cipanas Identifikasi Tingkat Kepuasan Pelayanan Dimensi Assurance Sebelum dan Sesudah Menjadi Anggota KUD Mandiri Cipanas Identifikasi Tingkat Kepuasan Pelayanan Dimensi Emphaty Sebelum dan Sesudah Menjadi Anggota KUD Mandiri Cipanas DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman iii

13 1. Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Tingkat Kepuasan Anggota Terhadap Kualitas Pelayanan KUD Mandiri Cipanas Struktur Organisasi KUD Mandiri Cipanas DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman iv

14 1. Kuisoner Penelitian Perhitungan Pengenalan Kebutuhan Responden Menurut Pengelompokkan Jumlah Ternak 2-5 Ekor (Kategori A) Perhitungan Tingkat Kepuasan Responden Menurut Pengelompokkan Jumlah Ternak 2-5 Ekor (Kategori A) Perhitungan Pengenalan Kebutuhan Responden Menurut Pengelompokkan Jumlah Ternak Ekor (Kategori B) Perhitungan Tingkat Kepuasan Responden Menurut Pengelompokkan Jumlah Ternak Ekor (Kategori B) Hasil Output Analisis Wilcoxon v

15 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bangsa Indonesia mempunyai tiga sektor kekuatan ekonomi yang melaksanakan berbagai kegiatan usaha dalam tata kehidupan perekonomian. Ketiga sektor tersebut adalah sektor negara, swasta dan koperasi. Untuk mencapai kedudukan ekonomi yang kuat dan mencapai masyarakat yang adil dan makmur, maka ketiga sektor kekuatan ekonomi tersebut harus saling berhubungan dan bekerjasama secara baik. Pada pasal 33 ayat 1 UUD 1945 dijelaskan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Jadi dalam perekonomian, kemakmuran rakyat yang lebih diutamakan bukan kemakmuran perseorangan. Oleh karena itu, perusahaan atau bentuk usaha yang sesuai dengan pasal 33 ayat 1 undang-undang dasar 1945 adalah koperasi. Koperasi adalah perkumpulan otonom dari orang-orang yang bergabung secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial dan budaya mereka yang sama melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara demokratis, dengan tujuan untuk memajukan kesejahteraan anggota. Jadi pada dasarnya koperasi merupakan tumpuan ekonomi Indonesia. Oleh sebab itu, koperasi perlu dibina secara profesional baik dalam bidang organisasi maupun dalam bidang mental dan usaha. Melalui koperasi, berbagai program pengembangan sektor pertanian dan industri rakyat yang pada umumnya dikelola pengusaha kecil bisa dijalankan dengan skala ekonomi yang lebih besar, lebih efisien dan efektif. Selain itu, koperasi merupakan wahana yang efektif bagi anggotanya untuk saling bekerjasama dan menghimpun kekuatan guna mengatasi berbagai hambatan struktural, membuka akses kepada pasar, modal, informasi dan teknologi dengan mengoptimalkan potensi dan memanfaatkan peluang usaha yang terbuka. Sebagai tempat perkumpulan otonom dari orang-orang yang bergabung secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial dan budaya mereka, koperasi perlu membangun dan meningkatkan diri, serta mampu bersaing dengan badan usaha lain. Maka dengan itu, koperasi diharapkan dapat berperan sebagai soko guru perekonomian nasional yang berfungsi untuk

16 memperkokoh perekonomian rakyat dan membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur koperasi harus berpijak pada landasan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Sebagai organisasi yang berwatak sosial, dasar pendirian koperasi berbeda dengan dasar pendirian perusahaan lain seperti Firma dan Perseroan Terbatas (PT). Pendirian koperasi dilatarbelakangi oleh keinginan masyarakat golongan ekonomi lemah untuk memperbaiki ekonomi mereka. Pada tahun 2004 sampai tahun 2008, pembangunan koperasi mengalami peningkatan, ini dapat dilihat dari adanya peningkatan jumlah koperasi, jumlah anggota, penyerapan tenaga kerja, permodalan, volume usaha dan Sisa Hasil Usaha (SHU). Selengkapnya peningkatan pembagunan koperasi dapat dilihat pada Tabel 1. Pada tahun 2004 jumlah koperasi di Indonesia sebanyak unit dan tahun 2008 meningkat 14,58 persen jumlah koperasi menjadi unit. Adanya peningkatan jumlah koperasi, maka tenaga kerja yang dibutuhkan akan lebih banyak. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2004, jumlah tenaga kerja sebanyak orang dan tahun 2008 menjadi orang. Secara tidak langsung keberadaan koperasi dapat mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia. Tabel 1. Perkembangan Pembangunan Koperasi di Indonesia Tahun No Uraian Satuan Tahun Jumlah unit koperasi 1 Aktif unit Tidak unit aktif 2 Anggota orang RAT unit Manejer Orang karyawan orang Modal Rp Juta sendiri 7 Modal Rp Juta luar 8 Volume Rp Juta usaha 9 SHU Rp Juta Sumber: Kementrian Negara dan Koperasi,

17 Modal yang dimiliki koperasi berasal dari modal sendiri yang diperoleh dari anggota dan modal luar diperoleh dari pinjaman bank dan bantuan pemerintah. Pada Tabel 1, tahun 2004 sampai tahun 2008 modal sendiri yang dimiliki koperasi mengalami peningkatan yaitu Rp 11,98 Trilyun menjadi Rp 21,81Trilyun. Peningkatan modal sendiri disebabkan bertambahnya jumlah anggota koperasi dari tahun 2004 sampai 2008 yaitu orang menjadi orang. Modal luar juga mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2004 sebesar Rp 16,89 Trilyun dan tahun 2008 menjadi Rp 26,36 Trilyun. Peningkatan modal luar diduga disebabkan adanya bantuan dana dari pemerintah untuk mengembangkan koperasi di Indonesia. Perkembangan jumlah unit koperasi menunjukkan bahwa koperasi dapat bertahan dan berkembang disaat perekonomian Indonesia mengalami krisis dan persaingan yang semakin ketat. Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa potensi koperasi secara nasional cukup besar, Sehingga koperasi sangat penting dan strategis dalam mengantisipasi perekonomian kedepan, terutama memperkuat struktur perekonomian nasional sekarang ini. Pada Tabel 1, pertumbuhan kuantitas koperasi tidak diimbangi dengan kualitas yang baik sehingga banyak koperasi yang tidak aktif, ini dapat dilihat pada tahun 2004 sampai tahun 2008 jumlah koperasi yang tidak aktif meningkat 20 persen. Salah satu kendalanya disebabkan karena masih banyak anggota yang kurang aktif di dalam berkoperasi, padahal anggota dalam koperasi sangat penting peranannya untuk memajukan dan mengembangkan koperasi. Dilihat secara konsep koperasi itu sangat baik dan ideal, namun dalam penerapannya terlihat banyak sekali kelemahannya. Perjalanan gerakan koperasi selama ini telah mengantarkan bangsa kita pada pemahaman yang keliru terhadap kelembagaan koperasi. Menurut kementrian negara dan UKM Indonesia, terdapat berbagai macam koperasi yaitu koperasi simpan pinjam, koperasi jasa, koperasi pemasaran, koperasi produsen, koperasi konsumen, koperasi serba usaha (KSU) dan koperasi lainnya. Dari berbagai jenis koperasi yang ada, jenis koperasi simpan pinjam memiliki urutan pertama dari jumlah koperasi yang berkualitas yaitu 47,2 persen (Tabel 2). 3

18 Tabel 2. Peringkat Jumlah Koperasi yang Berkualitas di Indonesia Tahun 2008 no Jenis koperasi Jumlah Koperasi yang Berkualitas Total Persentase (%) 1 Koperasi Simpan Pinjam ,2 2 Koperasi Jasa ,5 3 Koperasi Pemasaran 79 0,8 4 Koperasi Produsen 83 0,8 5 Koperasi Konsumen 302 3,0 6 KSU 222 2,2 7 Koperasi Lain-lain ,9 Total Sumber: Kementrian Negara dan UKM 2008 Dilihat dari urutan kualitas, koperasi produsen berada pada urutan ke empat dengan jumlah koperasi yang berkualitas hanya 0,8 persen. Hal ini menunjukkan bahwa banyak kinerja koperasi produsen yang buruk, salah satunya adalah tidak terpenuhinya kebutuhan dari anggota, sehingga para anggota kurang percaya dan peduli terhadap koperasi, hal tersebut mengakibatkan koperasi produsen tidak dapat berjalan dengan baik sesuai dengan fungsinya. Salah satu koperasi produsen yang ada di Indonesia adalah koperasi yang beranggotakan peternak sapi perah. Kabupaten Cianjur merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Barat yang berpotensi menjadi areal peternakan khususnya beternak sapi perah. Dalam menjalankan usaha peternakan sapi perah terdapat resiko usaha yang berkaitan dengan fluktuasi harga susu dan gangguan penyakit. Selain itu, peternak sebagai pelaku usaha pada umumnya memiliki kelemahan dalam hal teknologi, modal dan informasi pasar. Oleh karena itu, untuk mengembangkan dan meminimalkan resiko usahanya diperlukan suatu kerjasama yaitu melalui suatu wadah yang berbentuk koperasi. Kerjasama harus dilandasi oleh tujuan dan kepentingan yang sama yaitu memperbaiki situasi ekonomi dan sosial melalui usaha bersama. Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas memiliki tujuan untuk membantu peternak yang berada di Kabupaten Cianjur, sehingga kegiatan utamanya adalah menyelenggarakan pelayanan yang menunjang peningkatan usaha atau laba usaha anggotanya. Adanya kerjasama yang baik antara koperasi dengan anggotanya diharapkan koperasi dapat berperan dan meningkatkan kesejahteraan anggota maupun masyarakat pada umumnya. 4

19 Pengukuran tingkat kepuasan anggota sangat diperlukan Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peran koperasi dalam memberikan pelayanan yang terbaik terhadap anggotanya. Konsep kepuasan yang paling mendasar adalah dengan memahami kebutuhan yang diinginkan oleh anggota Perumusan Masalah Koperasi merupakan salah satu wadah yang berperan sebagai saluran untuk pengarahan usahawan golongan ekonomi lemah dan menengah agar ikut aktif dalam proses pembangunan. Pada umumnya dalam mengelola koperasi, kesejahteraan anggota lebih diutamakan disamping melayani non anggotanya. Pengelolaan manajemen ini tidak lepas dari peran anggota, pengurus, pengawas dan pengelola harian sebagai komponen pendukung dalam melakukan evaluasi terhadap kinerja koperasi. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, koperasi tidak hanya dituntut untuk meningkatkan profitabilitas dan kesejahteraan anggotanya, tetapi koperasi juga harus mampu menjaga keberlangsungan usahanya agar tetap dapat bertahan dalam persaingan. Prediksi keberlanjutan usaha sangat penting bagi manajemen untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kebangkrutan, karena kebangkrutan menyangkut terjadinya biaya-biaya, baik biaya langsung maupun biaya tidak langsung. Kebangkrutan koperasi menurut Nasution (2008) diartikan sebagai kegagalan koperasi untuk menghasilkan laba. Penyebab kegagalan koperasi pada umumnya disebabkan oleh tiga faktor, yaitu faktor umum, faktor eksternal, dan faktor internal. Faktor umum antara lain gejala inflasi dan kurs, teknologi dan kebijakan pemerintah. Faktor-faktor eksternal antara lain hubungan yang tidak harmonis dengan kreditur yang dapat menghambat penambahan modal, persaingan dunia bisnis yang semakin ketat, serta kondisi perekonomian secara global yang harus selalu diantisipasi dengan baik oleh koperasi. Adapun faktor-faktor internal meliputi perubahan akan kebutuhan anggota, manajemen yang tidak efisien, ketidakseimbangan dalam modal, penyalahgunaan wewenang dan kecurangan-kecurangan yang dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap usaha. 5

20 Pada Tahun 1990-an salah satu koperasi yang menjadi teladan di Indonesia adalah koperasi persusuan. Akan tetapi, saat ini kinerja koperasi persusuan pada umumnya mengalami penurunan. Hal ini diduga koperasi persusuan terjebak dalam perangkap orientasi bisnis semata, yang menyebabkan proses organisasi menjadi terbengkalai dan penerapan prinsip koperasi menjadi melemah. Hal tersebut bisa terjadi akibat pergantian pengurus, adanya perubahan kebijakan pelayanan koperasi yang tidak berpihak pada kepentingan anggota, dan adanya intervensi pihak luar. Penduduk yang menetap di Kabupaten Cianjur memiliki mata pencarian yang beragam, salah satunya sebagai peternak sapi perah. Pada awalnya peternak menjalankan usahanya secara sendiri-sendiri, tetapi dengan terdapatnya kendalakendala yang dihadapi, maka peternak mencari solusi dengan cara mendirikan koperasi. Keinginan para peternak sapi perah di Kabupaten Cianjur membentuk koperasi agar dapat mengatasi masalah sekaligus menciptakan kondisi kehidupan yang lebih baik. Pendirian koperasi diharapkan mampu memperbaiki mutu produk, meningkatkan poduksi, yang akhirnya memberikan jaminan kehidupan yang lebih sejahtera bagi anggotanya. Salah satu koperasi yang telah didirikan oleh para peternak di Kabupaten Cianjur adalah Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas. Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas merupakan lembaga ekonomi yang berasaskan kekeluargaan dan gotong royong. Koperasi ini merupakan suatu wadah untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi para peternak, dan memiliki manfaat bagi peternak untuk memberikan kemudahan dalam menjalankan usahanya. Pada tahun 2006 sampai tahun 2008 perkembangan kinerja KUD Mandiri Cipanas mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat pada data anggota tahun 2006 jumlah anggota koperasi yang aktif 97 orang dan pada tahun 2008 menjadi 130 orang. Peningkatan jumlah anggota aktif ini tidak signifikan. Hal ini diduga peternak sapi perah non anggota tidak mau bergabung ke koperasi karena daya beli susu sapi sangat rendah dibandingkan dengan Industri peternakan sapi 6

21 (IPS) dan pandangan peternak sapi perah terhadap koperasi bersifat merugikan mereka. Tabel 3. Perkembangan Kinerja KUD Mandiri Cipanas Tahun no Uraian Satuan Tahun Jumlah anggota unit Aktif unit Tidak aktif unit Manejer Orang karyawan orang Modal Rp Pendapatan Unit Usaha Rp Pelayanan rekening Rp listrik Sapi Perah dan Rp sapronak 6 Simpan Pinjam Rp SHU Rp Sumber: Laporan RAT KUD Mandiri Cipanas, 2008 Modal yang dimiliki koperasi mengalami peningkatan pada tiga tahun terakhir yaitu pada tahun 2006 modal yang dimiliki koperasi Rp dan tahun 2008 menjadi Rp Peningkatan modal ini diperoleh dari bantuan donasi, simpanan wajib, simpanan khusus. Pada Tabel 3, menunjukkan perbandingan anggota yang aktif dan tidak aktif sangat signifikan. Hal ini disebabkan anggota dari KUD Mandiri Cipanas terdiri dari kelompok peternak dan kelompok petani. Anggota yang aktif pada KUD Mandiri Cipanas adalah kolompok peternak dan tidak aktif adalah kelompok petani. Banyaknya anggota yang tidak aktif diduga disebabkan kurangnya partisipasi anggota terhadap koperasi, padahal partisipasi memiliki peranan yang penting dalam pengembangan koperasi. Tanpa adanya partisipasi anggota kemungkinan terjadi penurunan efisiensi dan efektivitas koperasi akan semakin besar. Jadi kemungkinan saja KUD Mandiri Cipanas sukses dalam persaingan, tetapi ia hanya mampu memberikan pelayanan yang minim terhadap anggotanya. KUD Mandiri Cipanas akan terus berkembang apabila anggota merasa terlayani akan kebutuhannya yang mengarah pada kesejahteraan anggota. Tanpa partisipasi anggota maka KUD Mandiri Cipanas tidak akan berfungsi dengan baik. 7

22 Masalah-masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Variabel kebutuhan mana yang menjadi prioritas anggota KUD Mandiri Cipanas? 2. Sejauh mana tingkat kepuasan anggota terhadap pelayanan yang diberikan KUD Mandiri Cipanas? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Menganalisis tingkat kebutuhan anggota Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas. 2. Menganalisis tingkat kepuasan anggota terhadap pelayanan yang diberikan Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas Manfaat Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan yaitu: 1. Sebagai bahan pertimbangan dan informasi bagi KUD Mandiri Cipanas dalam menetapkan kebijakan mengenai pelayanannya agar dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan anggota. 2. Bagi mahasiswa, penelitian ini merupakan sarana pengembangan wawasan dan pengembangan kemampuan analisis tentang kepuasan anggota terhadap pelayanan koperasi, dan juga salah satu syarat kelulusan untuk mendapatkan gelar sarjana. 3. Bagi Institut Pertanian Bogor, penelitian analisis kepuasan anggota terhadap pelayanan KUD Mandiri Cipanas diharapkan dapat juga dijadikan sebagai informasi, serta bahan referensi dalam melakukan penelitian lanjutan. 8

23 1.5. Batasan Penelitian Penelitian ini memiliki berbagai batasan-batasan agar dapat lebih terarah dan tidak menyimpang dari permasalahan yang ada. Penelitian ini hanya dibatasi pada tingkat kepuasan atau ketidakpuasan anggota terhadap kualitas pelayanan KUD Mandiri Cipanas. Sedangkan mengenai laporan keuangan, strategi pengembangan, pemasaran produk, dan loyalitas anggota tidak termasuk dalam bahasan penelitian ini. 9

24 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keanggotaan Koperasi Koperasi adalah perkumpulan otonom dari orang-orang yang bergabung secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial dan budaya mereka yang sama melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara dekmokratis (ICA dalam Hendrojogi, 2004) Keanggotaan koperasi termasuk salah satu unsur yang menentukan dalam organisasi koperasi. Tanpa anggota, jelas tidak mungkin koperasi dapat berdiri, apalagi pelaksanaan usahanya. Karena itu, kedudukan anggota dalam koperasi adalah suatu keharusan dan sebagai konsekuensinya anggota tersebut memiliki hak dan kewajiban. Anggota koperasi adalah pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi dan keanggotaan koperasi dicatat dalam buku daftar anggota. Dalam kedudukan sebagai pemilik, anggota koperasi adalah pemodal koperasi dan karena itu harus memberikan kontribusi modalnya kepada koperasi, sesuai dengan ketentuan dalam anggaran dasar rumah tangga atau keputusan rapat anggota. Dalam kedudukannya sebagai pengguna jasa atau pelanggan dari koperasi harus berpartisipasi aktif dalam kegitan usaha koperasi. Kegiatan usaha koperasi pada dasarnya adalah kegiatan yang diputuskan oleh anggota dan diselenggarakan untuk kepentingan anggota sendiri Tujuan Koperasi Tujuan utama pendirian suatu koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggotanya. Koperasi dalam memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi anggotanya berpegang pada asas dan prinsip-prinsip ideal tertentu. Oleh sebab itu kegiatan koperasi diharapkan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Lebih dari itu, karena perjuangan koperasi biasanya terjalin dalam suatu gerakan tertentu yang bersifat nasional, tidak jarang keberadaan koperasi juga dimaksudkan untuk pembangunan suatu tatanan perekonomian nasional. Berdasarkan tujuan koperasi tersebut, maka koperasi mendapatkan kedudukan yang terhormat dalam perekonomian Indonesia. Koperasi tidak hanya merupakan satu-satunya bentuk perusahaan yang secara konstitusional dinyatakan sesuai dengan

25 susunan perekonomian yang hendak dibangun bangsa, tetapi juga dinyatakan sebagai soko guru perekonomian nasional Prinsip-Prinsip Koperasi Prinsip-prinsip koperasi mengatur hubungan antara koperasi dengan anggotanya, hubungan antar sesama anggota koperasi, pola kepengurusan organisasi koperasi serta mengenai tujuan yang ingin dicapai oleh koperasi sebagai lembaga ekonomi yang berasas kekeluargaan. Prinsip koperasi dapat dijadikan sebagai pedoman kerja dan merupakan jati diri bagi koperasi Indonesia. Dalam menjalankan usahanya, koperasi perlu berpegang teguh pada prinsip-prinsip koperasi. Pada bulan September 1995 di Manchester, Inggris, International Cooperatives Alliance (ICA) yang merupakan aliansi koperasi internasional yang dibentuk untuk mewadahi seluruh koperasi yang ada di dunia mengadakan rapat anggota dan merumuskan prinsip-prinsip koperasi yaitu : 1. Keanggotaan Bersifat Sukarela dan Terbuka Koperasi adalah organisasi yang bersifat sukarela dan terbuka bagi semua orang yang bersedia menggunakan jasa-jasanya serta bersedia menerima tanggung jawab keanggotaan tanpa membedakan jenis kelamin, latar belakang sosial, ras, politik, dan agama. 2. Pengawasan Demokratis oleh Anggota Koperasi merupakan organisasi demokratis yang diawasi oleh para anggotanya, secara aktif menetapkan kebijakan dan membuat keputusan. Pria dan wanita yang dipilih sebagai wakil anggota bertanggung jawab kepada rapat anggota. 3. Partisipasi Anggota dalam Kegiatan Ekonomi Para anggota memberi kontribusi permodalan koperasi secara adil dan melakukan pengawasan secara demokratis terhadap modal tersebut. Anggota merupakan pemilik sekaligus pengguna yang memenuhi kebutuhannya melalui koperasi. 4. Pendidikan, Pelatihan dan Penerangan Koperasi memberikan pendidikan dan pelatihan bagi para anggota, wakil-wakil anggota yang dipilih oleh rapat anggota serta para manejer dan karyawan agar mereka dapat melakukan tugasnya lebih efektif bagi perkembangan koperasinya. Mereka memberikan penerangan kepada masyrakat umum tentang hakikat perkoperasian dan manfaat koperasi. 5. Otonomi dan Kemandirian 11

26 Koperasi adalah organisasi otonom, menolong diri sendiri dan diawasi oleh para anggotanya. Apabila koperasi mengadakan perjanjian dengan organisasi lain termasuk pemerintah atau memupuk modal dari luar, koperasi melakukannya beradasarkan persyaratan yang menjamin pengawasan demokratis oleh para anggotanya dan mempertahankan otonomi koperasi itu sendiri. 6. Kerjasama antar Koperasi Koperasi melayani para anggotanya secara kolektif dan memperkuat gerakan koperasi dengan bekerja sama melalui organisasi koperasi tingkat lokal, regional, nasional dan internasional. 7. Kepedulian terhadap Masyarakat. Koperasi melakukan kegiatan untuk mengembangkan masyarakat sekitarnya secara berkelanjutan melalui kebijakan-kebijakan yang diputuskan pada rapat anggota Ciri-Ciri Koperasi Koperasi merupakan salah satu lembaga ekonomi yang diharapkan dapat memperjuangkan kepentingan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggotaanggotanya, serta warga masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu, koperasi memiliki ciri-ciri khusus yang membedakannya dengan bentuk-bentuk perusahaan yang lain (Perseroan Terbatas). Perbandingan ciri-ciri koperasi dengan Perseroan Terbatas dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Perbandingan Koperasi dengan Perseroan Terbatas (PT) Keterangan PT Koperasi Tujuan Keuntungan yang besar Pelayanan untuk kesejahteraan, tidak menolak laba Pemilikan Pemegang saham, Anggota perkumpulan orang perkumpulan modal Modal Uang lebih penting Orang lebih penting 12

27 daripada orang Pembagian Berdasarkan saham surplus Keanggotaan Boleh dipindahkan, pemilik tidak sama dengan pelanggan Watak Badan ekonomi murni, organisasi bebas nilai Berdasarkan jasa/partisipasi Tidak boleh dipindahkan, pemilik sama dengan pelanggan Perkumpulan perusahaan tidak bebas nilai Hak suara Sesuai besar saham Satu orang satu suara Ciri-ciri koperasi dapat ditinjau dari beberapa segi yaitu: 1. Dilihat dari segi pelakunya Koperasi adalah organisasi ekonomi yang beranggotakan orang-orang yang pada umumnya memiliki kemampuan ekonomi terbatas yang secara sukarela menyatukan dirinya dalam koperasi, sebagai upaya untuk memperbaiki kondisi ekonomi mereka. Dengan latar belakang tersebut dapat disaksikan bahwa koperasi pada dasarnya adalah suatu bentuk perusahaan alternatif, yang didirikan oleh warga masyarakat golongan ekonomi lemah dan karena keterbatasan ekonomi tersebut tidak mampu melibatkan diri dalam kerjasama ekonomi melalui bentuk-bentuk perusahaan selain koperasi. Walaupun demikian, tidak dapat diabaikan bahwa koperasi didirikan juga oleh golongan ekonomi lemah yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas sebagai media untuk menjalin kerjasama ekonomi dengan pelaku-pelaku ekonomi lain yang lebih kuat. Dengan alasan tersebut koperasi memiliki kecenderungan yang sangat kuat untuk menjadi perusahaan yang tumbuh dan mengakar pada masyarakat lapisan bawah. 2. Dilihat dari segi tujuannya Koperasi pada dasarnya bertujuan untuk memperjuangkan kepentingan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi para anggotanya. Anggota koperasi secara keseluruhan terdiri dari warga kelompok nasyarakat yang berbeda-beda, maka tujuan koperasi secara khusus akan ditentukan oleh permasalahan ekonomi yang dihadapi para anggotanya. 3. Dilihat dari segi hubungannya dengan negara Sebagai salah satu pelaku ekonomi, peranan koperasi dalam perekonomian suatu negara akan sangat ditentukan oleh sistem perekonomian dan sistem politik yang dianut oleh Negara yang bersangkutan. Namun demikian, apabila melihat perkembangan koperasi di banyak negara dapat disaksikan bahwa keberadaan 13

28 koperasi pada umumnya sangat besar manfaatnya bagi perkembangan perekonomian negara-negara tersebut. Oleh karena itu, biasanya koperasi mendapat perhatian dan dukungan yang lebih oleh pemerintah Partisipasi Anggota dalam Koperasi Partisipasi anggota adalah keterlibatan aktif anggota dalam segala kegiatan koperasi. Partisipasi ini menyangkut empat hal yaitu partisipasi dalam pengambilan keputusan, partisipasi dalam pelaksanaan, partisipasi dalam memperoleh manfaat dan partisipasi dalam evaluasi. Mengenai siapa yang berpartisipasi lebih banyak ditentukan oleh karakteristik anggota seperti umur, jenis kelamin, status dalam keluarga, pendidikan penghasilan dan sebagainya. Selanjutnya bagaimana timbul dan berlangsungnya partisipasi dapat dilihat dari dasar partisipasinya, bentuk partisipasinya, lingkup partisipasinya maupun efek dari partisipasinya (Pudjiastuti, 1992). Jika partisipasi dilakukan, kebijakan koperasi tidak akan berdasar pada perkiraan dan kekhawatiran mengenai apa yang sekiranya diinginkan oleh anggotanya, akan tetapi berdasar pada kebutuhan masing-masing anggota itu sendiri. Mutu partisipasi tergantung pada interaksi dari ketiga variabel, yaitu anggota atau penerima manfaat, manajemen organisasi dan program. Partisipasi anggota dalam pelayanan yang diberikan oleh koperasi akan terwujud jika ketiga kesesuaian itu terjalin di antara anggota, program dan organisasi yang ada (Arifin, 2000). Dimensi partisipasi anggota terhadap koperasi diuraikan sebagai berikut: 1. Anggota dalam kedudukan sebagai pemilik, anggota memberikan kontribusi terhadap pembentukan dan pertumbuhan koperasinya dalam bentuk kontribusi keuangan dan melalui usaha-usaha pribadinya dan mengambil bagian di dalam penetapan keputusan-keputusan dan proses pengawasan terhadap tata kehidupan koperasi. 2. Anggota didalam kedudukannya sebagai pelanggan, memanfaatkan berbagai pelayanan yang disediakan oleh koperasi untuk menunjang kepentingankepentingan ekonomi mereka sendiri. Ciri-ciri anggota yang berpartisipasi aktif pada koperasi adalah sebagai berikut: 14

29 1. Selalu menghadiri rapat. 2. Bersedia dipilih, mengorbankan tenaga, pikiran dan waktunya jika dipilih menjadi pengurus. 3. Menganggap koperasi sebagai milik bersama, merasa bangga menjadi anggota dan turut bertanggung jawab atas kemajuan koperasi serta selalu mengikuti perkembangan koperasi. 4. Apabila ada pertanyaan, tidak segan-segan mengemukakan melalui pegawai koperasi dan tidak membicarakannya pada orang lain di luar koperasi. 5. Selalu berusaha mencari kawan-kawannya untuk menjadi anggota koperasi. 6. Menyimpan pada koperasi dengan teratur dan selalu membayar hutangnya tepat pada waktunya Bentuk Partisipasi Partisipasi angota merupakan input dalam rangka pengembangan koperasi, karena mengingat di dalam bentuk dan jenis partisipasi anggota selalu dibarengi dengan keterlibatan mental, fisik, emosional secara nasional dari anggota dalam mendukung pengembangan koperasi. Oleh karena itu partisipasi akan menentukan dan mempengaruhi tingkat perkembangan koperasi. Partisipasi anggota dalam permodalan menentukan keberhasilan dari koperasi. peningkatan modal hendaknya berasal dari anggota bukan dari luar sebagai memicu koperasi untuk berkembang, modal yang berasal dari anggota harus jauh lebih besar jumlahnya daripada modal dari luar sehingga keterlibatan anggota akan menjadi lebih baik. Modal tersebut dapat berupa uang, atau kesediaan anggota menanggung kewajiban yang dibebankan dari koperasinya. Betuk partisipasi anggota dalam permodalan dapat dilakukan dengan cara memberikan sumbangan modal kepada koperasi dengan cara yang adil. Partisipasi dalam organisasi yang ditandai oleh hubungan identitas, dapat diwujudkan jika pelayanan oleh koperasi sesuai dengan kebutuhan daripada anggotanya. Oleh karena kebutuhan yang berubah-ubah dari para anggotanya maupun usaha koperasi, dan tantangan lingkungan, maka pelayanan yang diberikan koperasi pun harus secara terus menerus disesuaikan. Untuk mewujudkan penyesuaian yang berkelanjutan dari pelayanan tersebut pada kebutuhan anggota, anggota harus mampu dan mau untuk mempengaruhi dan mengontrol manajemen. 15

30 2.7. Pelayanan koperasi Koperasi melakukan pelayanan bukan anggota (non anggota) menjadi trend cukup luas sekarang ini. Sejumlah bukti empirik menunjukkan bahwa koperasi yang maju adalah yang melayani lebih banyak kepada bukan anggota. Jadi koperasi harus melakukan suatu revitalisasi agar kembali lagi kepada nilai-nilai dasar yang dianutnya. Menurut Malcolm Baldrige dalam Julita (2001) ada lima konsep penilaian kualitas pelayanan yaitu: 1. Kepemimpinan Pemimpin koperasi harus visioner dan mampu menuntun koperasi dalam menetapkan arah, nilai-nilai koperasi dan kinerja yang diharapkan. Selain itu pemimpin koperasi harus memahami bagaimana berkomunikasi dengan anggota, karyawan dan mereview kinerja koperasi yang dipimpin. Pemimpin dituntut menciptakan suatu kondisi kondusif yang mendorong kinerja koperasi yang tinggi. 2. Fokus Sumber Daya Manusia (SDM) Semua pengelola, karyawan koperasi dan anggota harus fokus pada kinerja yang akan dicapai, dan dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan dan organisasi. Fokus SDM ini mencakup tiga hal yaitu sistem kerja, pembelajaran dan motivasi kerja, kesejahteraan dan kepuasan pekerja. 3. Fokus Pelanggan (Customer & Market Fokus) Koperasi harus mampu memuaskan pelanggan kalau menjadi suatu koperasi yang berkinerja baik. Koperasi harus memahami harapan pelanggan dan pasar. Oleh sebab itu, koperasi dituntut untuk mencari selalu informasi tentang keinginan pelanggan dan pasar. Dalam koperasi, anggota merupakan pelanggan utama. Pada fokus pelanggan mencakup dua aspek yaitu pengetahuan tentang pelanggan dan pasar, dan kepuasan pelanggan. 4. Data, Informasi dan Analisa Data dan analisasi bertujuan untuk memperbaiki kinerja dan daya saing koperasi. Kunci kemanfaatan penggunaan data dan informasi terletak pada bagaimana membuat data dan informasi tersedia dan akurat. Penilaian dikelompokkan dalam dua hal yaitu pengukuran dan analisis kinerja koperasi dan manajemen pengetahuan. 16

31 5. Hasil Usaha (Business Result) Kunci penilaian seberapa baik hasil usaha yang dicapai adalah evaluasi dari pelanggan (anggota) terhadap barang dan jasa, kinerja keuangan, pemasaran, struktur pengawasan, pengendalian, tanggung jawab sosial yang sudah dilaksanakan oleh koperasi dibandingkan dengan pesaingnya atau koperasi lain yang sejenis Perkembangan Koperasi Pada saat ini koperasi Indonesia masih tertinggal dengan koperasi negara lain. Bila dilihat dari usia koperasi Indonesia yang sudah berdiri lebih dari satu abad, seharusnya koperasi mulai tumbuh dan berkembang dalam menggerakan sektor ekonomi rakyat. Penyebab koperasi tidak bekembang disebabkan banyaknya koperasi yang selalu berharap pada bantuan pemerintah, sehingga pada saat pemerintah mengurangi subsidi untuk koperasi, mengakibatkan sebagian organisasi koperasi mengalami penurunan. Perkembangan koperasi yang masih menunjukan penurunan dan partisipasi anggota koperasi masih rendah dapat dilihat dari lima indikator. Adapun indikatornya antara lain, yang pertama adalah kontribusi modal, dimana anggota koperasi menyertakan modal pertamanya, namun pada penyertaan modal berikutnya tidak dilakukan. Indikator yang kedua adalah pemanfaatan pelayanan, anggota koperasi kurang memanfaatkan fungsi koperasi sebagai penyedia layanan kebutuhan anggota sendiri. Misalnya Jika koperasi tersebut merupakan koperasi yang menyediakan kebutuhan konsumsi anggota, maka selain anggota tersebut memberikan modal, anggota koperasi tersebut wajib juga membeli kebutuhannya dari koperasi. Indikator ketiga adalah pengambilan keputusan. Melalui mekanisme rapat anggota tahunan, seharusnya anggota menjadi terdidik dan terbiasa dalam mengambil keputusan. Sehingga dominasi pengurus dan pemerintah, dalam pengambilan keputusan koperasi menjadi berkurang. Indikator keempat adalah fungsi pengawasan, anggota wajib mengawasi koperasinya agar dapat berjalan sesuai dengan ketetapan yang telah diputuskan bersama. Indikator yang terakhir adalah penanggungan resiko, sebagai organisasi perdagangan, koperasi beresiko terhadap untung dan rugi. Jadi bukan untung saja 17

32 yang dibagikan kepada anggota, tapi jika ada sisa hasil usaha yang sifatnya rugi, ini juga harus dibagi oleh setiap anggota koperasi tersebut Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa penelitian mengenai koperasi dan kepuasan anggotanya diantaranya: Rusandi (2004), menganalisis pengaruh kulitas pelayanan terhadap loyalitas anggota Koperasi Omedata (K2O) di PT Omedata Elektronik Bandung. Pada penelitian ini menggunakan dimensi pelayanan tangible, releability, responsiveness, assurance, emphaty. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriktif dan verikatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penilaian anggota terhadap kualitas pelayanan K2O untuk dimensi tangible kategorinya cukup, dimensi releability kategorinya baik sekali, dimensi responsiveness kategorinya baik, dimensi assurance kategorinya baik sekali, dimensi emphaty kategorinya baik. Palapa (2006), menganalisis evaluasi kinerja Koperasi Puspa Anggrek di Kabupaten Tangerang. Untuk mengetahui kondisi kinerja internal koperasi menggunakan analisis data organisasi usaha dan keuangan koperasi, metode analisis yang digunakan adalah metode deskriktif kuantitatif, analisis rasio keuangan koperasi, untuk mengetahui kondisi kinerja eksternal koperasi dengan menggunakan tingkat kepentingan dan kepuasan anggota dengan metode Importance performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Indeks (CSI). Berdasarkan hasil penelitian, dilihat dari struktur organisasi Koperasi Puspa Anggrek yang ada serta pelaksanaannya belum sepenuhnya sesuai dengan desain organisasi yang ada. Kinerja keuangan Koperasi Puspa Anggrek dilihat dari rasio likuiditasnya selama ini mengalami perubahan kinerja secara fluktuatif. Ditinjau kemampuan koperasi dalam mengelola modal dari luar koperasi ini mampu menjamin seluruh hutang dari total aktiva yang dimilikinya. Dilihat dari rasio rentabilitas Koperasi Puspa Anggrek memiliki rasio rata-rata SHU terhadap total aktivanya berada diatas standar. Kinerja Koperasi Puspa Anggrek dalam melaksanakan prinsip-prinsip koperasi yang sesuai dengan penilaian anggota masih belum cukup memuaskan. Kondisi ini menunjukkan bahwa koperasi masih menitikberatkan pada perbaikan usaha dan keuangan daripada memenuhi kebutuhan anggota 18

33 Ernawati (2007), menganalisis pengaruh kualitas pelayanan jasa terhadap kepuasan nasabah koperasi Asta Dana Jaya di Baki Sukoharjo. Pada penelitian ini dimensi pelayanan yang digunakan diantaranya tangible, releability, responsiveness, assurance, emphaty. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriktif dan Analisis Tingkat Harapan dan Kinerja yaitu dengan membandingkan tingkat kinerja Koperasi Asta Dana Jaya dengan tingkat harapan nasabah dari dimensi-dimensi kualitas jasa Koperasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan dimensi bukti fisik (tangible) dalam hal fasilitas dan penampilan pegawai Koperasi Asta Dana Jaya sesuai dengan harapan responden. Dimensi kehandalan (releability) dengan variabel ketepatan waktu pelayanan dan pelayanan yang cepat, akurat, sesuai dengan harapan responden. Sedangkan untuk dimensi ketanggapan (responsiveness) dengan variabel kesediaan pegawai Koperasi untuk meluangkan waktu dan menanggapi masalah dan keluhan nasabah responden merasa puas, kemudian dalam hal kesadaran pegawai dalam membantu nasabah sesuai dengan harapan responden. Selanjutnya untuk dimensi jaminan (assurance) sehubungan dengan kompetensi pegawai Koperasi dalam memberikan informasi yang benar dan akurat dan juga yang berhubungan dengan kemampuan pegawai Koperasi dalam melakukan komunikasi yang baik dengan nasabah responden sudah merasa puas atas pelayanan yang diberikan Koperasi. Sedangkan untuk dimensi empati (emphaty) dalam hal perhatian Koperasi secara individual pada nasabah sudah sesuai dengan harapan responden, selanjutnya dalam hal pemberian tingkat bunga simpanan Koperasi pada nasabah sesuai dengan harapan responden dan mereka sudah merasa puas. Bay (2009), menganalisis tingkat kepuasan anggota terhadap kulalitas pelayanan Koperasi Unit Desa Sialang Makmur Kabupaten Pelalawan. Pada penelitian ini menggunakan dimensi pelayanan tangible, releability, responsiveness, assurance, emphaty. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriktif dan Importance performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Indeks (CSI). Berdasarkan analisis IPA, pada dimensi tangible atribut paling penting dan yang paling memuaskan adalah teknologi penunjang. Pada dimensi releability atribut yang paling penting dan yang paling memuaskan adalah pembagian SHU tepat waktu. Pada dimensi responsiveness atribut yang paling penting dan yang paling memuaskan adalah pemberian informasi secara jelas. Pada dimensi assurance atribut paling 19

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Koperasi merupakan salah satu pilar pembangunan ekonomi Indonesia yang berperan dalam pengembangan sektor pertanian. Koperasi sebagai sokoguru perekonomian nasional mempunyai

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR Oleh : DIKUD JATUALRIYANTI A14105531 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Pengertian Koperasi Menurut Sri Edi Swasono dalam Sudarsono dan Edilius (2005) secara harfiah kata Koperasi

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN ANGGOTA KOPERASI KARYAWAN INALUM TANJUNG GADING KABUPATEN BATUBARA SUMATERA UTARA

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN ANGGOTA KOPERASI KARYAWAN INALUM TANJUNG GADING KABUPATEN BATUBARA SUMATERA UTARA ANALISIS TINGKAT KEPUASAN ANGGOTA KOPERASI KARYAWAN INALUM TANJUNG GADING KABUPATEN BATUBARA SUMATERA UTARA SKRIPSI DIANA TRISNAWATI H34086024 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) Skripsi SRI ROSMAYANTI H 34076143 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH SKRIPSI NOPE GROMIKORA H34076111 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN NOPE

Lebih terperinci

PERAN KOPERASI DALAM PENGEMBANGAN SISTEM AGRIBISNIS BELIMBING DEWA (Studi Kasus Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok, Jawa Barat)

PERAN KOPERASI DALAM PENGEMBANGAN SISTEM AGRIBISNIS BELIMBING DEWA (Studi Kasus Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok, Jawa Barat) PERAN KOPERASI DALAM PENGEMBANGAN SISTEM AGRIBISNIS BELIMBING DEWA (Studi Kasus Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok, Jawa Barat) SKRIPSI ERNI SITI MUNIGAR H34066041 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi Unit Desa (KUD)

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi Unit Desa (KUD) II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi Unit Desa (KUD) KUD dibentuk atas dasar kesamaan persepsi dan kebutuhan petani mengenai kemudahan untuk memperoleh sarana dan prasarana produksi pertanian dengan melandaskan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN RESTORAN PUJASEGA GARUT JAWA BARAT

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN RESTORAN PUJASEGA GARUT JAWA BARAT ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN RESTORAN PUJASEGA GARUT JAWA BARAT SKRIPSI MOHAMAD AMIR ELBANY H34066084 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

Lebih terperinci

PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT RESTORAN ORIENTAL FOOD (Kasus Restoran Makisu dan Shanghai Garden di Gedung Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI

PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT RESTORAN ORIENTAL FOOD (Kasus Restoran Makisu dan Shanghai Garden di Gedung Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT RESTORAN ORIENTAL FOOD (Kasus Restoran Makisu dan Shanghai Garden di Gedung Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI DWIANA SILVI LEUNAWATI A14103669 PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari tiga kelompok

I. PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari tiga kelompok I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari tiga kelompok usaha yang menjadi pilar ekonomi nasional. Pilar ekonomi yang dimaksudkan adalah Badan Usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Koperasi dan Karakteristiknya Sejarah koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara Eropa. Sistem ekonomi

Lebih terperinci

Abstrak. Kualitas Pelayanan, Kemampuan Pengurus, Partisipasi Anggota, Sisa Hasil Usaha (SHU).

Abstrak. Kualitas Pelayanan, Kemampuan Pengurus, Partisipasi Anggota, Sisa Hasil Usaha (SHU). Judul : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Serba Usaha (KSU) di Kecamatan Denpasar Selatan Nama : I Gede Andika Miarta NIM : 1306105118 Abstrak Koperasi merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ada tiga sektor kekuatan ekonomi untuk melaksanakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ada tiga sektor kekuatan ekonomi untuk melaksanakan berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ada tiga sektor kekuatan ekonomi untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam tatanan kehidupan perekonomian di Indonesia. Ketiga sektor tersebut yaitu Badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan kekokohannya dengan tetap menyerap jutaan lapangan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan kekokohannya dengan tetap menyerap jutaan lapangan pekerjaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor Koperasi dan UKM merupakan salah satu sektor yang mampu menunjukkan kekokohannya dengan tetap menyerap jutaan lapangan pekerjaan ditengah krisis global

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK (Kasus : Rumah Makan di Kota Bogor) EKO SUPRIYANA A.14101630 PROGRAM STUDI EKSTENSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya pemberdayaan ekonomi rakyat adalah koperasi. Hal ini dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. upaya pemberdayaan ekonomi rakyat adalah koperasi. Hal ini dikarenakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu lembaga yang sesuai dengan pembangunan masyarakat dalam upaya pemberdayaan ekonomi rakyat adalah koperasi. Hal ini dikarenakan koperasi memiliki

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR Oleh : NOVA RESKI SEPTINA K A14104117 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka ini akan menjelaskan mengenai pengertianpengertian yang mendasar mengenai prosedur pelaksanaan simpan pinjam, tinjauan pustaka ini penulis

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5355 PEMBANGUNAN. EKONOMI. Warga Negara. Kesejahteraan. Koperasi. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 212) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional mempunyai kedudukan dan peran yang sangat strategis dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat. Koperasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris, sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di pedesaan dan lebih dari separuh penduduk tersebut menggantungkan hidupnya pada sektor

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) STUDI KASUS USAHA AGRIBISNIS DI BRI UNIT TONGKOL, JAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) STUDI KASUS USAHA AGRIBISNIS DI BRI UNIT TONGKOL, JAKARTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) STUDI KASUS USAHA AGRIBISNIS DI BRI UNIT TONGKOL, JAKARTA SKRIPSI EKO HIDAYANTO H34076058 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. a. Sesuatu yang di capai Prestasi yang di perlihatkan. tetapi juga mengelola proses kerja selama periode tersebut.

BAB II TINJAUAN TEORI. a. Sesuatu yang di capai Prestasi yang di perlihatkan. tetapi juga mengelola proses kerja selama periode tersebut. BAB II TINJAUAN TEORI 1.1. Landasan Teori 1.1.1. Pengertian Kinerja Menurut kamus umum Bahasa Indonesia kinerja diartikan sebagai berikut : a. Sesuatu yang di capai Prestasi yang di perlihatkan b. Kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan manajemen

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan manajemen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian yang semakin maju memicu banyak munculnya perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang dagang, jasa, maupun lainnya yang pada umumnya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah yang terletak di Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir yang dibentuk pada

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus di Komunitas Petani Jamur Ikhlas, Desa Cibening, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor)

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus di Komunitas Petani Jamur Ikhlas, Desa Cibening, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor) ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus di Komunitas Petani Jamur Ikhlas, Desa Cibening, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor) SKRIPSI PUSPA HERAWATI NASUTION H 34076122 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER (Kasus Kemitraan Peternak Plasma Rudi Jaya PS Sawangan, Depok) Oleh : MAROJIE FIRWIYANTO A 14105683 PROGRAM

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA MANAJEMEN KOPERASI SYARIAH DAN KOPERASI KONVENSIONAL

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA MANAJEMEN KOPERASI SYARIAH DAN KOPERASI KONVENSIONAL ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA MANAJEMEN KOPERASI SYARIAH DAN KOPERASI KONVENSIONAL Studi Kasus KJKS BMT Bina Ummah Sejahtera dan Koperasi Pegawai Departemen Koperasi SKRIPSI RORY RIFKI ANDITA H34087026

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jaman. Keberhasilan perusahaan bukan semata terletak pada produk

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jaman. Keberhasilan perusahaan bukan semata terletak pada produk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menyadari bahwa persaingan semakin ketat penting bagi perusahaan untuk dapat memdapatkan laba demi menjalankan perusahaan dalam hal ini pemasaran menjadi

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA DAN TINGKAT KEPUASAN NASABAH TERHADAP BAURAN PEMASARAN BNI GIRO (Kasus BNI Kantor Layanan Bumi Serpong Damai)

ANALISIS KINERJA DAN TINGKAT KEPUASAN NASABAH TERHADAP BAURAN PEMASARAN BNI GIRO (Kasus BNI Kantor Layanan Bumi Serpong Damai) ANALISIS KINERJA DAN TINGKAT KEPUASAN NASABAH TERHADAP BAURAN PEMASARAN BNI GIRO (Kasus BNI Kantor Layanan Bumi Serpong Damai) Oleh : DARMA SAUT PARULIAN SITUMORANG A 14105660 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

KEPUASAN KONSUMEN WISATA PEMANCINGAN AJO KABUPATEN KARAWANG PROPINSI JAWA BARAT OLEH: ANDRO FRIEHANDHOKO H

KEPUASAN KONSUMEN WISATA PEMANCINGAN AJO KABUPATEN KARAWANG PROPINSI JAWA BARAT OLEH: ANDRO FRIEHANDHOKO H KEPUASAN KONSUMEN WISATA PEMANCINGAN AJO KABUPATEN KARAWANG PROPINSI JAWA BARAT OLEH: ANDRO FRIEHANDHOKO H34066014 PROGRAM SARJANA PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian koperasi Menurut Sumarni dan Soeprihanto (1995) koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Hubungan antara kinerja koperasi, partisipasi dan manfaat bagi anggota sangat berkaitan dengan kaidah-kaidah koperasi. Hal-hal yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti

BAB II URAIAN TEORITIS. Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti kerja sama untuk mencapai tujuan. Oleh sebab itu defenisi koperasi adalah suatu perkumpulan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Koperasi merupakan gerakan ekonomi yang sesuai dengan amanat pasal 33 UUD 1945 ayat 1 yang berbunyi bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA SKRIPSI MUHAMMAD SALIM R H34076107 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 RINGKASAN

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL DESAIN ORGANISASI PADA KOPERASI

ANALISIS MODEL DESAIN ORGANISASI PADA KOPERASI ANALISIS MODEL DESAIN ORGANISASI PADA KOPERASI (Perbandingan Antara Koperasi Unit Desa Karya Teguh dan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara, Lembang, Jawa Barat) OLEH : ANDRI PURNA A14103511 POGRAM EKSTENSI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi berasal dari bahasa Inggris co-operation, yang berarti usaha bersama. Secara umum, koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Akuntansi Perkoperasian Sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial, koperasi memiliki perbedaan dengan bentuk perusahaan lainnya. Namun apabila dilihat dari kebutuhannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang masalah,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, BAB 1 PENDAHULUAN Bab 1 merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan. 1.1. Latar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 2

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 2 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 2 dikatakan bahwa koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang

Lebih terperinci

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis 3.1.1 Manajemen Usaha Ternak Saragih (1998) menyatakan susu merupakan produk asal ternak yang memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kandungan yang ada didalamnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengelolaan sumber daya ekonomi dalam suatu iklim. pengembangan dan pemberdayaan Koperasi yang memiliki peran strategis

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengelolaan sumber daya ekonomi dalam suatu iklim. pengembangan dan pemberdayaan Koperasi yang memiliki peran strategis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas-asas kekeluargaan. Pembangunan perekonomian nasional bertujuan untuk mewujudkan kedaulatan politik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menunjang keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menunjang keberhasilan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menunjang keberhasilan pembangunan di Indonesia, partisipasi dari semua sektor sangat diperlukan termasuk sektor swasta dan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KUD (KOPERASI UNIT DESA) GIRI TANI (Kec. Cisarua, Kab. Bogor, Jawa Barat)

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KUD (KOPERASI UNIT DESA) GIRI TANI (Kec. Cisarua, Kab. Bogor, Jawa Barat) ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KUD (KOPERASI UNIT DESA) GIRI TANI (Kec. Cisarua, Kab. Bogor, Jawa Barat) SKRIPSI DE AULIA RAMADHAN H34066030 PROGRAM PENYELENGGARAAN KHUSUS AGRIBISNIS DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lembaga Keuangan Lembaga Keuangan Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi Pancasila. Secara ideologis nonmatif sumber dari dasar penjabaran

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi Pancasila. Secara ideologis nonmatif sumber dari dasar penjabaran 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia disusun berdasarkan falsafah dan ideologi negara, yaitu pancasila. Perekonomian yang disusun berdasarkan pancasila adalah Ekonomi Pancasila.

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP, PERSEPSI KONSUMEN DAN RENTANG HARGA PADA BERAS ORGANIK SAE (SEHAT AMAN ENAK)

ANALISIS SIKAP, PERSEPSI KONSUMEN DAN RENTANG HARGA PADA BERAS ORGANIK SAE (SEHAT AMAN ENAK) ANALISIS SIKAP, PERSEPSI KONSUMEN DAN RENTANG HARGA PADA BERAS ORGANIK SAE (SEHAT AMAN ENAK) PADA GAPOKTAN SILIH ASIH DESA CIBURUY KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI IPO MELANI SINAGA H34076081 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 3 TAHUN 1988 TANGGAL 28 JANUARI 1988 TENTANG KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI ANGGARAN DASAR 24 SEPTEMBER 1987 MUKADIMAH Pengusaha Indonesia menyadari sedalam-dalamnya bahwa

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT SOLUSI MODAL (SM) DI BANK DANAMON SIMPAN PINJAM UNIT CIBINONG KABUPATEN BOGOR

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT SOLUSI MODAL (SM) DI BANK DANAMON SIMPAN PINJAM UNIT CIBINONG KABUPATEN BOGOR ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT SOLUSI MODAL (SM) DI BANK DANAMON SIMPAN PINJAM UNIT CIBINONG KABUPATEN BOGOR SKRIPSI ROBBI FEBRIO H34076133 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keunggulan yang memiliki daya saing, mengembangkan sistem ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. keunggulan yang memiliki daya saing, mengembangkan sistem ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam bidang ekonomi, arah pembangunan ekonomi nasional meliputi hal-hal pokok seperti: mengembangkan perekonomian dengan membangun keunggulan yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Badan Usaha Perseorangan (Persero) adalah BUMN yang berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. Badan Usaha Perseorangan (Persero) adalah BUMN yang berbentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki tiga sektor kekuatan ekonomi untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam tatanan kehidupan perekonomian. Ketiga sektor tersebut adalah sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata-susunan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan, bukan milik investor tetapi milik anggota. Dengan adanya. mendapatkan keuntungan yang dikelola secara lebih efisien.

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan, bukan milik investor tetapi milik anggota. Dengan adanya. mendapatkan keuntungan yang dikelola secara lebih efisien. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Koperasi dikenal sebagai suatu bentuk perusahaan yang bukan milik perseorangan, bukan milik investor tetapi milik anggota. Dengan adanya koperasi, perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan tersebut adalah sektor negara, swasta dan koperasi. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan tersebut adalah sektor negara, swasta dan koperasi. Untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia mempunyai tiga sektor kekuatan ekonomi yang melaksanakan berbagai kegiatan usaha dalam tata kehidupan. Ketiga sektor kekuatan tersebut adalah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Dewasa ini banyak badan usaha yang berdiri di tengah-tengah pertumbuhan ekonomi, misalnya perusahaan negara, perusahaan swasta lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara mempunyai cara yang berbeda-beda dalam mengatasinya. Wadah ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. negara mempunyai cara yang berbeda-beda dalam mengatasinya. Wadah ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem Perekonomian adalah sistem yang digunakan suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara

Lebih terperinci

Perbedaan koperasi dengan arisan maupun perusahaan swasta/negara adalah sebagai berikut:

Perbedaan koperasi dengan arisan maupun perusahaan swasta/negara adalah sebagai berikut: Overview Koperasi 1 Pendahuluan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat (1) menyatakan perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Dalam penjelasan pasal 33 ayat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Dengan adanya teknologi-teknologi yang canggih dapat

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Dengan adanya teknologi-teknologi yang canggih dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini pembangunan di Indonesia berjalan dengan sangat cepat. Dengan adanya teknologi-teknologi yang canggih dapat mempermudah dalam

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA ARIFIN FISH FARM, DESA CILUAR, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA ARIFIN FISH FARM, DESA CILUAR, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA ARIFIN FISH FARM, DESA CILUAR, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR SKRIPSI OOM ROHMAWATI H34076115 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi, dan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS). Dari ketiga kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi, dan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS). Dari ketiga kekuatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Struktur perekonomian Indonesia membagi kegiatan ekonomi menjadi tiga (3) kelompok badan usaha, yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Koperasi, dan Badan Usaha Milik

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI DEFIETA H34066031 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 RINGKASAN DEFIETA.

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR. Titik Hidayati A

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR. Titik Hidayati A ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR Titik Hidayati A14102584 PROGRAM STUDI SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN SUBSEKTOR PETERNAKAN DALAM PEMBANGUNAN KABUPATEN CIANJUR

ANALISIS PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN SUBSEKTOR PETERNAKAN DALAM PEMBANGUNAN KABUPATEN CIANJUR ANALISIS PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN SUBSEKTOR PETERNAKAN DALAM PEMBANGUNAN KABUPATEN CIANJUR SKRIPSI WINWORK SINAGA H34066130 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PRAKTIKUM MK. KOPERASI DAN KELEMBAGAAN AGRIBISNIS Jati diri Koperasi-Prinsip dan Nilai Koperasi

PRAKTIKUM MK. KOPERASI DAN KELEMBAGAAN AGRIBISNIS Jati diri Koperasi-Prinsip dan Nilai Koperasi PRAKTIKUM MK. KOPERASI DAN KELEMBAGAAN AGRIBISNIS Jati diri Koperasi-Prinsip dan Nilai Koperasi Oleh : Ade Permana (H34096001), Desy Kartikasari (H34096017), Devi Melianda P (H34096020), Mulyadi(H34096068)

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR SKRIPSI EGRETTA MELISTANTRI DEWI A 14105667 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 24 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sejarah Bank OCBC NISP PT. Bank NISP Tbk, yang kini menjadi PT. Bank OCBC NISP Tbk., merupakan bank keempat tertua di Indonesia, didirikan di Bandung pada tanggal 4 April

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menghadapi pasar bebas tahun 2015 dimana berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menghadapi pasar bebas tahun 2015 dimana berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi pasar bebas tahun 2015 dimana berbagai negara bebas melakukan perdagangan ekspor dan impor antar negara sehingga menuntut pelaku ekonomi untuk

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin bertambah ketat. Persaingan ini menuntut para pelaku bisnis untuk mampu memaksimalkan kinerja

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PT BANK BUKOPIN KANTOR CABANG CILEGON. Oleh ROSMIA MEGAWATI H

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PT BANK BUKOPIN KANTOR CABANG CILEGON. Oleh ROSMIA MEGAWATI H ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PT BANK BUKOPIN KANTOR CABANG CILEGON Oleh ROSMIA MEGAWATI H24077033 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN

Lebih terperinci

Dalam UU No. 17 Tahun 2012 Pasal 1 Ayat 1disebutkan

Dalam UU No. 17 Tahun 2012 Pasal 1 Ayat 1disebutkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti bekerja sama untuk mencapai tujuan. Koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Koperasi Pengertian Koperasi

II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Koperasi Pengertian Koperasi II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Kata koperasi berasal dari bahasa latin cooperatio yang berarti kerjasama atau bekerjasama. Dalam ilmu ekonomi, koperasi adalah perkumpulan yang

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN PRODUK IKAN SEGAR DI PASAR IKAN HIGIENIS EVERFRESH FISH MARKET PEJOMPONGAN, JAKARTA PUSAT

TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN PRODUK IKAN SEGAR DI PASAR IKAN HIGIENIS EVERFRESH FISH MARKET PEJOMPONGAN, JAKARTA PUSAT TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN PRODUK IKAN SEGAR DI PASAR IKAN HIGIENIS EVERFRESH FISH MARKET PEJOMPONGAN, JAKARTA PUSAT NURUL YUNIYANTI PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan ekonomi yang menonjol di Indonesia saat ini diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan ekonomi yang menonjol di Indonesia saat ini diantaranya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan ekonomi yang menonjol di Indonesia saat ini diantaranya berupa kemiskinan, tidak meratanya pemilikan sumber dana, sumber daya dan sumber informasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran suatu negara. Para pelaku ekonomi baik perusahaan besar maupun. anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran suatu negara. Para pelaku ekonomi baik perusahaan besar maupun. anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingkat kemakmuran negara antara lain terlihat dari pendapatan nasional dan tingkat pertumbuhan ekonomi. Tingkat pendapatan nasional dan pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KOPERASI UNIT DESA (KUD) SUMBER ALAM KECAMATAN DRAMAGA KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT. Okwan Himpuni H

ANALISIS KINERJA KOPERASI UNIT DESA (KUD) SUMBER ALAM KECAMATAN DRAMAGA KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT. Okwan Himpuni H ANALISIS KINERJA KOPERASI UNIT DESA (KUD) SUMBER ALAM KECAMATAN DRAMAGA KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT Okwan Himpuni H 34066099 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAGING SAPI POTONG DOMESTIK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAGING SAPI POTONG DOMESTIK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAGING SAPI POTONG DOMESTIK SKRIPSI MARUDUT HUTABALIAN A14105571 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

EVALUASI KEMITRAAN PETANI PADI DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DESA CIBURUY, KECAMATAN CIGOMBONG KABUPATEN BOGOR SKRIPSI

EVALUASI KEMITRAAN PETANI PADI DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DESA CIBURUY, KECAMATAN CIGOMBONG KABUPATEN BOGOR SKRIPSI EVALUASI KEMITRAAN PETANI PADI DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DESA CIBURUY, KECAMATAN CIGOMBONG KABUPATEN BOGOR SKRIPSI OKTIARACHMI BUDININGRUM H34070027 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

URAIAN MATERI. A. Pengertian Koperasi

URAIAN MATERI. A. Pengertian Koperasi URAIAN MATERI A. Pengertian Koperasi Kata Koperasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu co dan operation. Co berarti bersama, operation berarti usaha. Kalau kedua kata itu dirangkai, maka koperasi dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kata koperasi berasal dari bahasa Latin cooperere yang dalam bahasa Inggris

BAB II LANDASAN TEORI. Kata koperasi berasal dari bahasa Latin cooperere yang dalam bahasa Inggris BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Koperasi Bagi Indonesia koperasi merupakan suatu badan usaha yang menerapkan sifat gotong royong dan cara bekerjanya bersifat kekeluargaan. Kata koperasi berasal dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian dari kegiatan dari pembangunan terdahulu, yaitu pembangunan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian dari kegiatan dari pembangunan terdahulu, yaitu pembangunan nasional yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini pembangunan yang sedang kita laksanakan adalah suatu rangkaian dari kegiatan dari pembangunan terdahulu, yaitu pembangunan nasional yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Koperasi merupakan suatu perkumpulan yang beranggotakan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Koperasi merupakan suatu perkumpulan yang beranggotakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Koperasi merupakan suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota, dengan bekerjasama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, dan 5) definisi istilah penelitian. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK PLASMA TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER (Studi Kasus: Kemitraan PT X di Yogyakarta)

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK PLASMA TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER (Studi Kasus: Kemitraan PT X di Yogyakarta) ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK PLASMA TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER (Studi Kasus: Kemitraan PT X di Yogyakarta) SKRIPSI MEYLANI LESTARI H34066081 DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PERKOPERASIAN. 1. Pendahaluan

KONSEP DASAR PERKOPERASIAN. 1. Pendahaluan KONSEP DASAR PERKOPERASIAN 1. Pendahaluan Selama ini diketahui bahwa perkembangan Koperasi dan peranannya dalam perekonomian nasional belum memenuhi harapan, khususnya dalam memenuhi harapan sebagai sokoguru

Lebih terperinci

SKRIPSI ARDIANSYAH H

SKRIPSI ARDIANSYAH H FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI KEBUN PLASMA KELAPA SAWIT (Studi Kasus Kebun Plasma PTP. Mitra Ogan, Kecamatan Peninjauan, Sumatra Selatan) SKRIPSI ARDIANSYAH H34066019

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian nasional Indonesia yang saat ini dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian nasional Indonesia yang saat ini dihadapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian nasional Indonesia yang saat ini dihadapi oleh dunia usaha termasuk koperasi dan usaha kecil menengah saat ini sangat cepat dan dinamis.

Lebih terperinci

MANAJEMEN DALAM KOPERASI

MANAJEMEN DALAM KOPERASI MANAJEMEN DALAM KOPERASI APA ITU MANAJEMEN? Pemahaman konsep manajemen tidak dapat dipisahkan dari pemahaman konsep organisasi. Organisasi adalah tempat orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP ROKOK KRETEK DI KECAMATAN BOGOR BARAT. Oleh : Muser Hijrah Fery Andi A

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP ROKOK KRETEK DI KECAMATAN BOGOR BARAT. Oleh : Muser Hijrah Fery Andi A ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP ROKOK KRETEK DI KECAMATAN BOGOR BARAT Oleh : Muser Hijrah Fery Andi A.14102695 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Subandi (2011) Koperasi berasal dari bahasa Inggris co-operation yang berarti usaha bersama. Dengan kata lain berarti segala

Lebih terperinci

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP SUSU FORMULA LAKTOGEN (Studi Kasus di Ramayana Bogor Trade Mall, Kota Bogor)

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP SUSU FORMULA LAKTOGEN (Studi Kasus di Ramayana Bogor Trade Mall, Kota Bogor) ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP SUSU FORMULA LAKTOGEN (Studi Kasus di Ramayana Bogor Trade Mall, Kota Bogor) SKRIPSI AULIA RAHMAN HASIBUAN A.14104522 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

Oleh : THOMSON BERUTU A

Oleh : THOMSON BERUTU A ANALISIS MANAJEMEN STRATEGI GIANT (PT. HERO SUPERMARKET, Tbk.) DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN RITEL DI KOTA BOGOR (Studi Kasus di Giant PT. Hero Supermarket, Tbk. Botani Square) Oleh : THOMSON BERUTU A 14105616

Lebih terperinci

ANALISIS TATANIAGA TELUR AYAM KAMPUNG (Studi Kasus: Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) SKRIPSI BETTY SAFITRI H

ANALISIS TATANIAGA TELUR AYAM KAMPUNG (Studi Kasus: Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) SKRIPSI BETTY SAFITRI H ANALISIS TATANIAGA TELUR AYAM KAMPUNG (Studi Kasus: Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) SKRIPSI BETTY SAFITRI H34076035 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

Ekonomi untuk SMA/MA kelas X. Oleh: Alam S.

Ekonomi untuk SMA/MA kelas X. Oleh: Alam S. Ekonomi untuk SMA/MA kelas X Oleh: Alam S. 2 10 Ba b 3 Tujuan Pembelajaran Dengan mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu: menjelaskan pengertian landasan, asas, tujuan, nilai, dan prinsip koperasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas ekonomi dan tugas

BAB I PENDAHULUAN. mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas ekonomi dan tugas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemerintah Daerah diberi kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas ekonomi dan tugas berbantuan sesuai dengan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memperoleh pengetahuan yang cukup secara terus. potensial dengan produk atau jasa yang ditawarkan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memperoleh pengetahuan yang cukup secara terus. potensial dengan produk atau jasa yang ditawarkan. 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka memperoleh pengetahuan yang cukup secara terus menerus untuk meningkatkan nilai dari produk dan jasa, perusahaan harus mengetahui tingkat kepuasan

Lebih terperinci

KOPERASI. Tujuan Pembelajaran

KOPERASI. Tujuan Pembelajaran K-13 Kelas X ekonomi KOPERASI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami tentang konsep dasar koperasi. 2. Memahami perhitungan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 1996 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 1996 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 1996 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar asas

BAB I PENDAHULUAN. koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar asas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melaksanakan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus

Lebih terperinci