BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan diawali dengan mendeskripsikan lokasi penelitian, faktor-faktor penyebab

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan diawali dengan mendeskripsikan lokasi penelitian, faktor-faktor penyebab"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui teknik analisa yang telah ditentukan pada bab sebelumnya. Hasil penelitian yang dilakukan diawali dengan mendeskripsikan lokasi penelitian, faktor-faktor penyebab siswa mengkonsumsi minuman keras pada MTs Muhajirin Biluhu Kabupaten Gorontalo diperoleh melalui instrumen angket Deskripsi Lokasi Penelitian MTs Muhajirin Biluhu merupakan sekolah menengah pertama setara SMP yang berlandaskan Agama Islam yang didirikan pada tahun 2005 di Jalan Trans Biluhu Tengah Desa Biluhu Kecamatan Biluhu Tengah Kabupaten Gorontalo dengan NSS: Sekolah ini dibangun di atas lahan seluas m 2 dengan kepemilikan sendiri. Sekolah yang sekarang ini dipimpin oleh oleh Bapak Basri Y. Tanaiyo, S.Pd sebagai kepala madrasah. Dalam pelaksanaan tugas kepala sekolah sehari-hari telah memiliki deskripsi tugas secara rinci dalam kaitan seluruh aspek pengelolaan sekolah, yang dititikberatkan pada manajemen administratif. Sedangkan tugas-tugas yang bersifat manajemen operasional titik beratnya berada pada tenaga pelaksana langsung yakni para guru. 47

2 48 Sesuai data penelitian Tahun Pelajaran 2012/2013, proses pembelajaran di MTs Muhajirin Biluhu telah menggunakan kurikulum yang mengacu pada ketentuan yang berlaku pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), diantaranya model perangkat pembelajaran mengikuti model perangkat terpadu, penyajian materi di kelas menggunakan pendekatan individual dan kontekstual, metode pemberian tugas yang inovatif dan kreatif serta menyenangkan yang dikenal dengan istilah PAKEM. MTs Muhajirin Biluhu memiliki guru sejumlah 18 orang, yang terdiri dari guru perempuan sejumlah 8 orang dan guru laki-laki sejumlah 10 orang, serta Tata Usaha sebanyak 3 orang, dengan latar belakang yang berbeda-beda. Siswa adalah subjek didik yang memiliki karakteristik tersendiri dan memiliki potensi untuk dikembangkan. Jumlah siswa pada MTs Muhajirin Biluhu Tahun Pelajaran 2012/2013 seluruhnya sejumlah 109 orang yang yang tersebar di 3 (tiga) kelas. Jumlah siswa MTs Muhajirin Biluhu terbagi pada tiga kelas dengan jumlah yang berbeda, siswa kelas VII berjumlah 45 orang. Sedanglan untuk kelas VIII berjumlah 34. Sementara untuk Kelas IX berjumlah 30 orang. Struktur kurikulum MTs Muhajirin Biluhu terdiri dari beberapa kelompok pelajaran yang diantaranya: a) Kelompok mata pelajaran agama; b) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan sosial kemasyarakatan; c) Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi; dan d) Kelompok mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Masing-masing Kelompok mata pelajaran tersebut

3 49 diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar pada setiap mata pelajaran secara utuh. Penyusunan struktur kurikulum didasarkan pada Standar Kompetensi lulusan oleh BSNP dan Standar Kompetensi Mata Pelajaran baik yang telah ditetapkan oleh BSNP maupun oleh Kementerian Agama RI. MTs Muhajirin Biluhu atas persetujuan Komite Sekolah dengan memperhatikan keterbatasan sarana belajar serta minat peserta didik, menetapkan pengelolaan kelas sebagai berikut: a) Peserta didik mengikuti pembelajaran sesuai dengan program yang telah ditetapkan dalam struktur kurikulum; b) Jumlah rombongan belajar 3 (tiga) rombongan. Struktur kurikulum kelas VII terdiri dari: Mata Pelajaran, muatan lokal, dan program pengembangan diri, tidak ada tambahan jam pada setiap mata pelajaran, alokasi waktu satu jam pelajaran adalah 40 menit. Sementara struktur kurikulum kelas VIII dan IX, terdiri dari: 18 mata pelajaran, muatan lokal, dan program pengembangan diri. Sementara untuk muatan kurikulum MTs Muhajirin Biluhu meliputi sejumlah mata pelajaran sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, baik yang ditetapkan oleh BSNP, Kementerian Agama, maupun yang menggunakan kurikulum diniyah, serta muatan lokal oleh Madrasah dan kegiatan pengembangan diri. Mata pelajaran terdiri dari mata pelajaran pendidikan agama islam dan mata pelajaran ilmu pengetahuan umum. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam berdasarkan standar kompetensi Departemen Agama meliputi mata pelajaran Qur an Hadits, Fiqih, Agidah Akhlaq, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Sedangkan mata

4 50 Pelajaran Pengetahuan Umum (non agama) berdasarkan BSNP meliputi: Kewarganegaraan, Bahasa dan Sastra Indonesia, sejarah Nasional dan Umum, Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Matematika, fisika, Biologi, Ekonomi,, geografi, dan teknologi Informasi dan komunikasi. Khusus untuk mata pelajaran TIK menitik beratkan pada penguasaan Ms. Word dan Ms. Exel. Sementara muatan lokal yang ada di MTs Muhajirin Biluhu adalah Aswaja. Sedangkan kegiatan pengembangan diri diarahkan untuk pengembangan karakter agar peserta didik mampu menjadi dirinya sendiri dan dapat mengatasi persoalan, baik persoalan dirinya, masyarakat, dan persoalan bangsa. Kegiatan pengembangan diri juga diarahkan untuk memupuk minat dan bakat peserta didik agar mampu mengembangkan potensinya secara kreatif dan inovatif. MTs Muhajirin Biluhu menetapkan beban belajar bagi peserta didik adalah sebagai berikut: a) Jam belajar untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana yang terdapat dalam struktur kurikulum; b) Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan yang tidak terstruktur adalah 25% dari waktu kegiatan belajar mengajar dikelas; c) Alokasi waktu untuk praktik adalah sama dengan satu jam tatap muka di kelas Seleksi dan Klasifikasi Data Untuk kegiatan pengolahan data dalam penelitian ini terlebih dahulu dilakukan seleksi dan klasifikasi data. Data yang telah terkumpul melalui penyebaran angket ini diseleksi dan diperiksa untuk mengetahui kelengkapan jumlah dan isinya. Hal ini dilakukan untuk menganalisis sejauhmana instrumen angket yang terkumpul

5 51 layak atau memenuhi syarat-syarat untuk diolah dan dapat dianalisis sehingga dapat dilakukan pengolahan lebih lanjut. Adapun kriteria yang digunakan untuk menyeleksi instrumen angket tersebut adalah: (1) pengisian instrumen angket sesuai dengan petunjuk yang tertera pada lembar petunjuk instrumen; b) seluruh pertanyaan dalam instrumen angket diisi dan tidak ada yang kosong; c) lembar instrumen angket utuh dan tidak ada lembar yang hilang atau rusak. Berdasarkan karakteristik umum subjek yang diteliti adalah siswa yang memenuhi kriteria inklusi yang masuk dalam sampel penelitian adalah siswa yang mengkonsumsi minuman keras di MTs Muhajirin Biluhu Kabupaten Gorontalo dan bersedia menjadi responden secara tertulis berjumlah 20 siswa. Oleh karena itu jumlah instrumen angket yang tersebar sejumlah 20. Dari 20 instrumen angket yang disebarkan kepada responden semuanya berhasil terkumpul kembali. Sehingga jumlah instrumen yang dapat diolah untuk analisis lebih lanjut sejumlah 20 instrumen. Berikut uji ikhtisar jumlah instrumen soal kinerja, proyek, portopolio dan instrumen tes yang tersebar, terkumpul dan dapat diolah dalam tabel dibawah ini. Instrumen Tabel 1 Rekapitulasi Jumlah Instrumen Penelitian Jumlah Responden Jumlah Disebar Terkumpul Diolah Angket 20 Siswa Setelah dilakukan penyeleksian data, maka selanjutnya adalah mengklasifikasikan data berdasarkan variabel yang diteliti, kemudian memberikan

6 52 bobot skor untuk setiap alternatif jawaban sesuai dengan ketentuan yang telah dirumuskan pada bab sebelumnya yaitu bobot skor 1 untuk jawaban Ya atau, dan skor 0 untuk jawaban Tidak. Setelah data terkumpul diberikan bobot skor maka langkah selanjutnya dilakukan penyajian data, proses penyajian data ini dilakukan untuk memberikan makna terhadap data, sehingga dapat digunakan untuk membantu mencapai tujuan dari penelitian ini Dekripsi Variabel Penelitian Data dalam penelitian yang disajikan ini berdasarkan hasil penelitan yang telah dilakukan dengan menggunakan instrumen angket sebagai pengumpul data. Hal ini dilakukan agar dapat dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian yang diinginkan terkait dengan faktor-faktor penyebab siswa mengkonsumsi minuman keras pada MTs Muhajirin Biluhu Kabupaten Gorontalo. Untuk menganalisis faktor-faktor penyebab siswa mengkonsumsi minuman keras pada MTs Muhajirin Biluhu Kabupaten Gorontalo yang diperoleh dari hasil instrumen angket yang mengukur indikator faktor internal dan eksternal yang menyebabkan siswa mengkonsumsi minuman keras pada MTs Muhajirin Biluhu Kabupaten Gorontalo. Kedua indikator tersebut dijabarkan dalam masing-masing pernyataan yang berjumlah 35 pernyataan yaitu terdiri atas: (1) untuk analisis faktor internal penyebab siswa mengkonsumsi minuman keras pada MTs Muhajirin Biluhu Kabupaten Gorontalo dijabarkan dalam 13item pernyataan; (2) untuk analisis faktor eksternal

7 53 penyebab siswa mengkonsumsi minuman keras pada MTs Muhajirin Biluhu Kabupaten Gorontalo dijabarkan dalam 35 item pernyataan. Berikut ini disajikan hasil keseluruhan jawaban dari 20 responden atas kedua indikator tersebut terkait dengan faktor internal dan eksternal penyebab siswa mengkonsumsi minuman keras pada MTs Muhajirin Biluhu Kabupaten Gorontalo yaitu sebagai berikut. 1. Jawaban Responden Tentang Faktor Internal Penyebab Siswa Mengkonsumsi Minuman Keras Faktor internal penyebab siswa mengkonsumsi minuman keras yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berisi pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi dari dalam diri siswa yang bersangkutan mengkonsumsi minuman keras yaitu: a) faktor keingintahuan adalah suatu motif ingin tahu tentang segala sesuatu yang belum atau kurang diketahui dampak negatifnya; b) faktor kepribadian yang diukur dari perasaan rendah diri dan emosional. Rendah diri yaitu perasaan seseorang lebih rendah dari satu atau lain hal dalam pergaulan. Sedangkan emosional yang dimaksud adalah emosi yang masih labil ingin lepas dari ikatan aturan-aturan yang diberlakukan oleh orang tua untuk memenuhi kehidupan pribadinya. Berikut ini disajikan hasil jawaban dari 20 responden atas 13 item pernyataan tentang faktor internal penyebab siswa mengkonsumsi minuman keras pada MTs Muhajirin Biluhu sebagai berikut.

8 54 Tabel 2 Mengkonsumsi Minuman Keras Karena Ingin Tahu Rasanya Minuman Keras Ya Tidak 4 20 Berdasarkan tabel di atas, pernyataan nomor 1 yang menyatakan bahwa mengkonsumsi minuman keras penyebabnya karena ingin tahu bagaimana rasanya minuman keras diperoleh data bahwa dari 20 responden terdapat 16 responden atau 80% responden menyatakan Ya dan selebihnya terdapat 4 responden atau 20% responden menyatakan Tidak. Hal ini menunjukkan bahwa untuk pertanyaan mengkonsumsi minuman keras karena ingin tahu bagaimana rasanya minuman keras berada pada kategori tinggi karena dari 20 siswa yang menjadi responden terdapat 16 responden atau 80% yang mengkonsumsi minuman keras di MTs Muhajirin Biluhu menyatakan bahwa mereka`mengkonsumsi minuman keras ingin tahu bagaimana rasanya minuman keras. Tabel 3 Mengkonsumsi Minuman Keras Penyebabnya Karena Ingin Coba-Coba Ya Tidak 5 25

9 55 Berdasarkan tabel di atas, pernyataan nomor 2 yang menyatakan bahwa mengkonsumsi minuman keras penyebabnya karena ingin coba-coba diperoleh data dari 20 responden terdapat 15 responden atau 75% responden menyatakan Ya dan selebihnya terdapat 5 responden atau 25% responden menyatakan Tidak. Hal ini menunjukkan bahwa untuk pertanyaan mengkonsumsi minuman keras karena ingin ingin coba-coba berada pada kategori sedang karena sebagian siswa di MTs Muhajirin Biluhu menyatakan bahwa penyebab mereka`mengkonsumsi minuman keras ingin coba-coba. Tabel 4 Mengkonsumsi Minuman Keras Penyebabnya Karena Ingin Mencari Kesenangan Dan Kenikmatan Ya 8 40 Tidak Berdasarkan tabel di atas, pernyataan nomor 3 yang menyatakan bahwa mengkonsumsi minuman keras penyebabnya karena ingin mencari kesenangan dan kenikmatan diperoleh data dari 20 responden terdapat 8 responden atau 40% responden menyatakan Ya dan selebihnya terdapat 12 responden atau 60% responden menyatakan Tidak. Hal ini menunjukkan bahwa untuk pertanyaan mengkonsumsi minuman keras karena ingin mencari kesenangan dan kenikmatan berada pada kategori sangat rendah karena terdapat 60% siswa yang mengkonsumsi minuman keras di MTs Muhajirin Biluhu menyatakan bahwa penyebab

10 56 mereka`mengkonsumsi minuman keras tidak untuk mencari kesenangan dan kenikmatan. Tabel 5 Mengkonsumsi Minuman Keras Penyebabnya Karena Memuaskan Keinginan Ya Tidak Berdasarkan tabel di atas, pernyataan nomor 4 yang menyatakan bahwa mengkonsumsi minuman keras penyebabnya karena memuaskan keinginan diperoleh data dari 20 responden terdapat 10 responden atau 50% responden menyatakan Ya dan selebihnya terdapat 10 responden atau 50% responden menyatajab Tidak. Hal ini menunjukkan bahwa untuk pertanyaan mengkonsumsi minuman keras karena ingin memuaskan keinginan berada pada kategori sangat rendah karena sebagian siswa menyatakan bahwa mereka mengkonsumsi minuman keras untuk memuaskan keinginannya dan sebagiannya lagi menyatakan tidak untuk mencari kesenangan. Tabel 6 Mengkonsumsi Minuman Keras Penyebabnya Karena Ingin Berlagak Seperti Perilaku Orang Dewasa Ya Tidak 7 35

11 57 Berdasarkan tabel di atas, pernyataan nomor 5 yang menyatakan bahwa mengkonsumsi minuman keras penyebabnya karena ingin berlagak seperti perilaku orang dewasa diperoleh data dari 20 responden terdapat 13 responden atau 65% responden menyatakan Ya dan selebihnya terdapat 7 responden atau 35% responden menyatakan Tidak. Hal ini menunjukkan bahwa untuk pertanyaan mengkonsumsi minuman keras karena ingin berlagak seperti perilaku orang dewasa berada pada kategori sedang karena terdapat 65% siswa yang mengkonsumsi minuman keras di MTs Muhajirin Biluhu menyatakan bahwa penyebab mereka mengkonsumsi minuman keras ingin berlagak seperti perilaku orang dewasa. Tabel 7 Mengkonsumsi Minuman Keras Penyebabnya Karena Ingin Meniru Orang Dewasa Ya Tidak 7 35 Berdasarkan tabel di atas, pernyataan nomor 6 yang menyatakan bahwa mengkonsumsi minuman keras penyebabnya karena ingin meniru orang dewasa diperoleh data dari 20 responden terdapat 13 atau 65% responden menyatakan Ya dan selebihnya terdapat 7 responden atau 35% responden menyatakan Tidak. Hal ini menunjukkan bahwa untuk pertanyaan mengkonsumsi minuman keras karena ingin meniru orang dewasa berada pada kategori sedang karena terdapat 65% siswa

12 58 yang mengkonsumsi minuman keras di MTs Muhajirin Biluhu menyatakan bahwa penyebab mereka mengkonsumsi minuman keras ingin meniru orang dewasa. Tabel 8 Mengkonsumsi Minuman Keras Penyebabnya Karena Tidak Tahu Bahaya Yang Ditimbulkannya Ya Tidak 3 15 Berdasarkan tabel di atas, pernyataan nomor 7 yang menyatakan bahwa mengkonsumsi minuman keras penyebabnya karena tidak tahu bahaya yang ditimbulkannya diperoleh data dari 20 responden terdapat 17 responden atau 85% responden menyatakan Ya dan selebihnya terdapat 3 responden atau 15% responden menyatakan Tidak. Hal ini menunjukkan bahwa untuk pertanyaan ini berada pada kategori tinggi karena terdapat 17 responden atau 85% responden menyatakan mereka mengkonsumsi minuman keras karena tidak tahu bahaya yang ditimbulkannya. Tabel 9 Mengkonsumsi Minuman Keras Penyebabnya Ingin Mengatasi Perasaan Malu Ya Tidak 9 45

13 59 Berdasarkan tabel di atas, pernyataan nomor 8 yang menyatakan bahwa mengkonsumsi minuman keras penyebabnya ingin mengatasi perasaan malu diperoleh data dari 20 responden terdapat 11 responden atau 55% responden menyatakan Ya dan selebihnya terdapat 9 responden atau 45% responden menyatakan Tidak. Hal ini menunjukkan bahwa untuk pertanyaan mengkonsumsi minuman keras karena ingin mengatasi perasaan malu berada pada kategori rendah karena hanya terdapat 55% responden menyatakan merek mengkonsumsi minuman keras ingin mengatasi perasaan malu, sementara 45% menyatakan bukan untuk mengatasi rasa malu. Tabel 10 Mengkonsumsi Minuman Keras Penyebabnya Karena Ingin Meningkatkan Rasa Percaya Diri Ya Tidak 9 45 Berdasarkan tabel di atas, pernyataan nomor 9 yang menyatakan bahwa mengkonsumsi minuman keras penyebabnya karena ingin meningkatkan rasa percaya diri diperoleh data dari 20 responden terdapat 9 responden atau 45% responden menyatakan Ya dan selebihnya terdapat 11 responden atau 55% responden menyatakan Tidak. Hal ini menunjukkan bahwa untuk pertanyaan mengkonsumsi minuman keras karena ingin meningkatkan rasa percaya diri berada pada kategori

14 60 sangat rendah karena terdapat 55% responden menyatakan mereka mengkonsumsi minuman keras bukan untuk meningkatkan rasa percaya diri Tabel 11 Mengkonsumsi Minuman Keras Penyebabnya Karena Ingin Tampil Berani Di Depan Teman-Teman Ya Tidak 4 20 Berdasarkan tabel di atas, pernyataan nomor 10 yang menyatakan bahwa mengkonsumsi minuman keras penyebabnya karena ingin tampil berani di depan teman-teman diperoleh data dari 20 responden terdapat 16 responden atau 80% responden menyatakan Ya dan selebihnya terdapat 4 responden atau 20% responden menyatakan Tidak. Hal ini menunjukkan bahwa untuk pertanyaan mengkonsumsi minuman keras karena ingin tampil berani di depan teman-teman berada pada kategori tinggi karena terdapat 80% responden menyatakan mengkonsumsi minuman keras karena ingin tampil berani di depan teman-teman. Tabel 12 Mengkonsumsi Minuman Keras Penyebabnya Karena Ingin Lepas Dari Aturan-Aturan Yang Dibuat Orang Tua Ya Tidak 6 30

15 61 Berdasarkan tabel di atas, pernyataan nomor 11 yang menyatakan bahwa mengkonsumsi minuman keras penyebabnya karena ingin lepas dari aturan-aturan yang dibuat orang tua diperoleh data dari 20 responden terdapat 14 responden atau 70% responden menyatakan Ya dan selebihnya terdapat 6 responden atau 30% responden menyatakan Tidak. Hal ini menunjukkan bahwa untuk pertanyaan mengkonsumsi minuman keras karena ingin lepas dari aturan-aturan yang dibuat orang tua berada pada kategori sedang karena terdapat 70% responden menyatakan mengkonsumsi minuman keras penyebabnya karena ingin lepas dari aturan-aturan yang dibuat orang tua. Tabel 13 Mengkonsumsi Minuman Keras Penyebabnya Karena Ingin Hidup Bebas Atau Berfoya-Foya Ya Tidak 8 40 Berdasarkan tabel di atas, pernyataan nomor 12 yang menyatakan bahwa mengkonsumsi minuman keras penyebabnya karena ingin hidup bebas atau berfoyafoya diperoleh data dari 20 responden terdapat 12 responden atau 60% responden menyatakan Ya dan selebihnya terdapat 8 responden atau 40% responden menyatakan Tidak. Hal ini menunjukkan bahwa untuk pertanyaan mengkonsumsi minuman keras karena ingin hidup bebas atau berfoya-foya berada pada kategori rendah karena hanya terdapat 60% yang menyatakan demikian, selebihnya terdapat

16 62 40% responden yang menyatakan mengkonsumsi minuman keras karena tidak untuk hidup bebas atau berfoya-foya. Tabel 14 Mengkonsumsi Minuman Keras Penyebabnya Sebagai Pelarian Dalam Mengatasi Masalah Ya Tidak 2 10 Berdasarkan tabel di atas, pernyataan nomor 13 yang menyatakan bahwa mengkonsumsi minuman keras penyebabnya karena sebagai pelarian dalam mengatasi masalah diperoleh data dari 20 responden terdapat 18 responden atau 90% responden menyatakan Ya dan selebihnya terdapat 2 responden atau 20% responden menyatakan Tidak. Hal ini menunjukkan bahwa untuk pertanyaan mengkonsumsi minuman keras karena sebagai pelarian dalam mengatasi masalah berada pada kategori sangat tinggi karena terdapat 90% responden menyatakan mereka mengkonsumsi minuman keras disebabkan sebagai pelarian dalam mengatasi masalah. 2. Jawaban Responden Tentang Faktor Eksternal Penyebab Siswa Mengkonsumsi Minuman Keras Faktor eksternal penyebab siswa mengkonsumsi minuman keras yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berisi pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar diri siswa yang bersangkutan

17 63 mengkonsumsi minuman keras yaitu: a) Lingkungan pergaulan/teman sebaya dalam hal ini adanya solidaritas dan partisipasi yang berlebih-lebihan terhadap ajakan teman; b) Lingkungan keluarga dalam hal ini kurangnya perhatian dari keluarga atau kurangnya kasih sayang dari orang tua sehingga membuat mental seorang anak menjadi frustasi, brutal dan susah diatur; c) lingkungan sekolah dalam hal ini sekolah yang kurang disiplin, sering tidak ada pelajaran pada jam sekolah, sekolah yang kurang mempunyai fasilitas untuk menampung atau menyalurkan kreativitas siswanya; d) lingkungan masyarakat dalam hal ini adalah lingkungan tempat tinggal yang kurang kondusif dan religius.berikut ini disajikan hasil jawaban dari 20 responden atas 22 item pernyataan tentang faktor eksternal penyebab siswa mengkonsumsi minuman keras pada MTs Muhajirin Biluhu sebagai berikut. Tabel 15 Mengkonsumsi Minuman Keras Penyebabnya Karena Ajakan Teman Ya Tidak 4 20 Berdasarkan tabel di atas, pernyataan nomor 14 yang menyatakan bahwa mengkonsumsi minuman keras penyebabnya karena ajakan teman diperoleh data dari 20 responden terdapat 16 responden atau 80% responden menyatakan Ya dan selebihnya terdapat 4 responden atau 20% responden menyatakan Tidak. Hal ini

18 64 menunjukkan bahwa 80% responden menyatakan bahwa mereka mengkonsumsi minuman keras karena ajakan teman. Tabel 16 Mengkonsumsi Minuman Keras Penyebabnya Karena Menjaga Hubungan Baik Dengan Teman Ya Tidak 6 30 Berdasarkan tabel di atas, pernyataan nomor 15 yang menyatakan bahwa mengkonsumsi minuman keras penyebabnya karena menjaga hubungan baik dengan teman diperoleh data dari 20 responden terdapat 14 responden atau 70% responden menyatakan Ya dan selebihnya terdapat 6 responden atau 30% responden menyatakan Tidak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 70% responden menyatakan bahwa mereka mengkonsumsi minuman keras karena menjaga hubungan baik dengan teman. Tabel 17 Mengkonsumsi Minuman Keras Penyebabnya Karena Tidak Ingin Disebut Kurang Pergaulan Ya Tidak 4 20

19 65 Berdasarkan tabel di atas, pernyataan nomor 16 yang menyatakan bahwa mengkonsumsi minuman keras penyebabnya karena tidak ingin disebut kurang pergaulan diperoleh data dari 20 responden terdapat 16 responden atau 80% responden menyatakan Ya dan selebihnya terdapat 4 responden atau 20% responden menyatakan Tidak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 80% responden menyatakan bahwa mereka mengkonsumsi minuman keras karena tidak ingin disebut kurang pergaulan. Tabel 18 Mengkonsumsi Minuman Keras Penyebabnya Karena Ingin Diakui Dalam Kelompok Ya Tidak Berdasarkan tabel di atas, pernyataan nomor 17 yang menyatakan bahwa mengkonsumsi minuman keras penyebabnya karena ingin diakui dalam kelompok diperoleh data dari 20 responden terdapat 10 responden atau 50% responden menyatakan Ya dan selebihnya terdapat 10 responden atau 50% responden menyatakan Tidak. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian responden menyatakan bahwa mereka mengkonsumsi minuman keras karena ingin diakui dalam kelompok dan sebagian lagi menyatakan bahwa mereka mengkonsumsi minuman keras tidak untuk diakui dalam kelompok.

20 66 Tabel 19 Mengkonsumsi Minuman Keras Penyebabnya Karena Ingin Diakui Dalam Kelompok Ya Tidak 3 15 Berdasarkan tabel di atas, pernyataan nomor 18 yang menyatakan bahwa mengkonsumsi minuman keras penyebabnya karena rasa setia kawan sesama teman diperoleh data dari 20 responden terdapat 17 responden atau 85% responden menyatakan Ya dan selebihnya terdapat 3 responden atau 15% responden menyatakan Tidak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 85% responden menyatakan bahwa mereka mengkonsumsi minuman keras karena rasa setia kawan sesama teman. Tabel 20 Mengkonsumsi Minuman Keras Penyebabnya Karena Ingin Bersaing Dengan Teman Ya 9 45 Tidak Berdasarkan tabel di atas, pernyataan nomor 19 yang menyatakan bahwa mengkonsumsi minuman keras penyebabnya karena ingin bersaing dengan teman diperoleh data dari 20 responden terdapat 9 responden atau 45% responden

21 67 menyatakan Ya dan selebihnya terdapat 11 responden atau 55% responden menyatakan Tidak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 55% responden menyatakan bahwa mereka mengkonsumsi minuman keras bukan untuk bersaing dengan teman. Tabel 21 Mengkonsumsi Minuman Keras Penyebabnya Karena Tidak Diketahui Oleh Orang Tua Ya Tidak 3 15 Berdasarkan tabel di atas, pernyataan nomor 20 yang menyatakan bahwa mengkonsumsi minuman keras penyebabnya karena tidak diketahui oleh orang tua diperoleh data dari 20 responden terdapat 17 responden atau 85% responden menyatakan Ya dan selebihnya terdapat 3 responden atau 15% responden menyatakan Tidak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 85% responden menyatakan bahwa mereka mengkonsumsi minuman keras karena tidak diketahui oleh orang tua. Tabel 22 Mengkonsumsi Minuman Keras Penyebabnya Orangtua Tidak Pernah Melarang Ya Tidak 9 45

22 68 Berdasarkan tabel di atas, pernyataan nomor 21 yang menyatakan bahwa mengkonsumsi minuman keras penyebabnya karena orangtua tidak pernah melarang diperoleh data dari 20 responden terdapat 11 responden atau 55% responden menyatakan Ya dan selebihnya terdapat 9 responden atau 45% responden menyatakan Tidak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 55% responden menyatakan bahwa mereka mengkonsumsi minuman keras karena orangtua tidak pernah melarang, selebihnya 45% responden menyatakan meskipun orang tuanya melarang namun mereka tetap mengkonsumsi minuman keras. Tabel 23 Mengkonsumsi Minuman Keras Penyebabnya Karena Stres Dengan Tuntutan Orangtua Untuk Berprestasi Di Sekolah Ya Tidak 5 25 Berdasarkan tabel di atas, pernyataan nomor 22 yang menyatakan bahwa mengkonsumsi minuman keras penyebabnya karena stres dengan tuntutan orangtua untuk berprestasi di sekolah diperoleh data dari 20 responden terdapat 15 responden atau 75% responden menyatakan Ya dan selebihnya terdapat 5 responden atau 25% responden menyatakan Tidak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 75% responden menyatakan bahwa mereka mengkonsumsi minuman keras karena stres dengan tuntutan orangtua untuk berprestasi di sekolah.

23 69 Tabel 24 Mengkonsumsi Minuman Keras Penyebabnya Karena Kurangnya Disiplin Dari Orang Tua Ya Tidak 5 25 Berdasarkan tabel di atas, pernyataan nomor 23 yang menyatakan bahwa mengkonsumsi minuman keras penyebabnya karena kurangnya disiplin dari orang tua diperoleh data dari 20 responden terdapat 15 responden atau 75% responden menyatakan Ya dan selebihnya terdapat 5 responden atau 25% responden menyatakan Tidak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 75% responden menyatakan bahwa mereka mengkonsumsi minuman keras karena kurangnya disiplin dari orang tua. Tabel 25 Mengkonsumsi Minuman Keras Penyebabnya Karena Kurangnya Perhatian Dan Kasih Sayang Dari Orang Tua Ya Tidak 4 20 Berdasarkan tabel di atas, pernyataan nomor 24 yang menyatakan bahwa mengkonsumsi minuman keras penyebabnya karena kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua diperoleh data dari 20 responden terdapat 16 responden atau

24 70 80% responden menyatakan Ya dan selebihnya terdapat 4 responden atau 20% responden menyatakan Tidak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 80% responden menyatakan bahwa mereka mengkonsumsi minuman keras karena kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua. Tabel 26 Mengkonsumsi Minuman Keras Penyebabnya Karena Orang Tua Sering Bertengkar Ya Tidak Berdasarkan tabel di atas, pernyataan nomor 25 yang menyatakan bahwa mengkonsumsi minuman keras penyebabnya karena orang tua sering bertengkar diperoleh data dari 20 responden terdapat 10 responden atau 580% responden menyatakan Ya dan selebihnya terdapat 10 responden atau 50% responden menyatakan Tidak. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian responden menyatakan bahwa mereka mengkonsumsi minuman keras karena orang tua sering bertengkar, sebagiannya lagi menyatakan mereka mengkonsumsi minuman keras bukan karena orang tua sering bertengkar.

25 71 Tabel 27 Mengkonsumsi Minuman Keras Penyebabnya Karena Orang Tua Berselingkuh Ya 7 35 Tidak Berdasarkan tabel di atas, pernyataan nomor 26 yang menyatakan bahwa mengkonsumsi minuman keras penyebabnya karena orang tua berselingkuh diperoleh data dari 20 responden terdapat 7 responden atau 35% responden menyatakan Ya dan selebihnya terdapat 13 responden atau 65% responden menyatakan Tidak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 65% responden menyatakan bahwa mereka mengkonsumsi minuman keras bukan karena orang tua berselingkuh. Tabel 28 Mengkonsumsi Minuman Keras Penyebabnya Karena Orang Tua Kurang Menanamkan Nilai Tentang Baik-Buruk, Boleh Atau Tidak Boleh Dilakukan Ya 5 25 Tidak Berdasarkan tabel di atas, pernyataan nomor 27 yang menyatakan bahwa mengkonsumsi minuman keras penyebabnya karena orang tua kurang menanamkan nilai tentang baik-buruk, boleh atau tidak boleh dilakukan diperoleh data dari 20 responden terdapat 5 responden atau 25% responden menyatakan Ya dan

26 72 selebihnya terdapat 15 responden atau 75% responden menyatakan Tidak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 75% responden menyatakan bahwa mereka mengkonsumsi minuman keras bukan karena orang tua kurang menanamkan nilai tentang baik-buruk, boleh atau tidak boleh dilakukan. Tabel 29 Mengkonsumsi Minuman Keras Penyebabnya Karena Salah Satu Anggota Keluarga Mengkonsumsi Minuman Keras Ya 8 40 Tidak Berdasarkan tabel di atas, pernyataan nomor 28 yang menyatakan bahwa mengkonsumsi minuman keras penyebabnya karena salah satu anggota keluarga mengkonsumsi minuman keras diperoleh data dari 20 responden terdapat 8 responden atau 40% responden menyatakan Ya dan selebihnya terdapat 12 responden atau 60% responden menyatakan Tidak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 60% responden menyatakan bahwa mereka mengkonsumsi minuman keras bukan karena salah satu anggota keluarga mengkonsumsi minuman keras. Tabel 30 Mengkonsumsi Minuman Keras Penyebabnya Karena Sekolah Yang Kurang Disiplin Ya 2 10 Tidak 18 90

27 73 Berdasarkan tabel di atas, pernyataan nomor 29 yang menyatakan bahwa mengkonsumsi minuman keras penyebabnya karena sekolah yang kurang disiplin diperoleh data dari 20 responden terdapat 2 responden atau 10% responden menyatakan Ya dan selebihnya terdapat 18 responden atau 90% responden menyatakan Tidak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 90% responden menyatakan bahwa mereka mengkonsumsi minuman keras bukan karena sekolah yang kurang disiplin. Tabel 31 Mengkonsumsi Minuman Keras Penyebabnya Karena Sering Tidak Ada Pelajaran Pada Jam Sekolah Ya 0 0 Tidak Berdasarkan tabel di atas, pernyataan nomor 30 yang menyatakan bahwa mengkonsumsi minuman keras penyebabnya karena sering tidak ada pelajaran pada jam sekolah diperoleh data dari 20 responden tidak terdapat responden menyatakan Ya dan semua responden 100% menyatakan Tidak. Hal ini menunjukkan bahwa semua responden menyatakan bahwa mereka mengkonsumsi minuman keras bukan karena sering tidak ada pelajaran pada jam sekolah.

28 74 Tabel 32 Mengkonsumsi Minuman Keras Penyebabnya Karena Sekolah Yang Kurang Mempunyai Fasilitas Untuk Menampung Atau Menyalurkan Kreativitas Siswa Ya 6 30 Tidak Berdasarkan tabel di atas, pernyataan nomor 31 yang menyatakan bahwa mengkonsumsi minuman keras penyebabnya karena sekolah yang kurang mempunyai fasilitas untuk menampung atau menyalurkan kreativitas siswa diperoleh data dari 20 responden terdapat 6 responden atau 30% responden menyatakan Ya dan selebihnya terdapat 14 responden atau 70% responden menyatakan Tidak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 70% responden menyatakan bahwa mereka mengkonsumsi minuman keras bukan karena sekolah yang kurang mempunyai fasilitas untuk menampung atau menyalurkan kreativitas siswa. Tabel 33 Mengkonsumsi Minuman Keras Penyebabnya Karena Banyak Masyarakat Yang Menjual Minuman Keras Ya Tidak 4 20

29 75 Berdasarkan tabel di atas, pernyataan nomor 32 yang menyatakan bahwa mengkonsumsi minuman keras penyebabnya karena banyak masyarakat yang menjual minuman keras diperoleh data dari 20 responden terdapat 16 responden atau 80% responden menyatakan Ya dan selebihnya terdapat 4 responden atau 20% responden menyatakan Tidak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 80% responden menyatakan bahwa mereka mengkonsumsi minuman keras karena banyak masyarakat yang menjual minuman keras. Tabel 34 Mengkonsumsi Minuman Keras Penyebabnya Karena Banyak Masyarakat Yang Menkonsumsi Minuman Keras Ya Tidak 4 20 Berdasarkan tabel di atas, pernyataan nomor 33 yang menyatakan bahwa mengkonsumsi minuman keras penyebabnya karena banyak masyarakat yang menkonsumsi minuman keras diperoleh data dari 20 responden terdapat 16 responden atau 80% responden menyatakan Ya dan selebihnya terdapat 4 responden atau 20% responden menyatakan Tidak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 80% responden menyatakan bahwa mereka mengkonsumsi minuman keras karena banyak masyarakat yang menkonsumsi minuman keras.

30 76 Tabel 35 Mengkonsumsi Minuman Keras Penyebabnya Karena Kurangnya Memberikan Bimbingan Keagamaan Ya Tidak 4 20 Berdasarkan tabel di atas, pernyataan nomor 34 yang menyatakan bahwa mengkonsumsi minuman keras penyebabnya karena kurangnya memberikan bimbingan keagamaan diperoleh data dari 20 responden terdapat 16 responden atau 80% responden menyatakan Ya dan selebihnya terdapat 4 responden atau 20% responden menyatakan Tidak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 80% responden menyatakan bahwa mereka mengkonsumsi minuman keras karena kurangnya memberikan bimbingan keagamaan. Tabel 36 Mengkonsumsi Minuman Keras Penyebabnya Karena Masyarakat Kurang Mengikutsertakan Siswa Dalam Setiap Kegiatan Ya Tidak 3 15 Berdasarkan tabel di atas, pernyataan nomor 35 yang menyatakan bahwa mengkonsumsi minuman keras penyebabnya karena masyarakat kurang mengikutsertakan siswa dalam setiap kegiatan diperoleh data dari 20 responden

31 77 terdapat 17 responden atau 85% responden menyatakan Ya dan selebihnya terdapat 3 responden atau 15% responden menyatakan Tidak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 85% responden menyatakan bahwa mereka mengkonsumsi minuman keras karena masyarakat kurang mengikutsertakan siswa dalam setiap kegiatan Pengolahan Data Untuk pengolahan data dalam penelitian digunakan Rumus Weighted Means Score (WMS) dengan cara menghitung frekuensi responden yang memilih alternatif jawaban tersebut, kemudian dikalikan dengan bobot nilai alternatif itu sendiri. Dilanjutkan dengan menghitung nilai rata-rata ( x ) untuk setiap butir pertanyaan dalam instrumen, dengan menggunakan rumus Weighted Means Score (WMS) dan mencocokkan rata-rata dengan tabel frekuensi hasil perhitungan WMS sebagaimana terdapat dalam bab sebelumnya. Berikut ini akan disajikan hasil pengolahan data penelitian dengan menggunakan teknik perhitungan WMS terhadap jawaban 20 responden atas pernyataan yang tertuang dalam instrumen angket terkait faktor-faktor penyebab siswa mengkonsumsi minuman keras di MTs Muhajirin Biluhu. Untuk memperjelas mengenai pengolahan data masing-masing asesmen tersebut dapat dilihat dalam analisis berikut ini. 1. Analisis Faktor Internal Penyebab Siswa Mengkonsumsi Minuman Keras Hasil analisis data terhadap skor faktor internal penyebab siswa mengkonsumsi minuman keras yang dijabarkan dalam 13 item pernyataan yaitu dari

32 78 pernyataan nomor 1 sampai nomor 13 dilakukan dengan perhitungan teknik Weighted Means Scored (WMS) adalah sebagai berikut. Tabel 37 Hasil Perhitungan Rata-Rata Skor Jawaban Responden Terhadap Faktor Internal Penyebab Siswa Mengkonsumsi Minuman Keras Faktor Internal yang Dinilai No Soal Bobot Skor 1 0 Jumlah Rata- Rata F x f x f x Faktor Keingintahuan , , , , , , ,85 Rata-Rata= 4,6/7= 0,66 Faktor Rendah Diri , , ,80 Rata-Rata= 1,3/3= 0,60 Faktor Emosional ,70 Keterangan: , ,90 Rata-Rata= 2,2/3= 73 F= Frekuensi responden yang menjawab sesuai dengan kategori jawaban X=Frekuensi dikalikan dengan bobot nilai kategori jawaban Berdasarkan tabel di atas akan didapat nilai rata-rata faktor internal penyebab siswa mengkonsumsi minuman keras di MTs Muhajirin Biluhu dari hasil perhitungan dengan menggunakan teknik WMS sebagai berikut.

33 79 X = 66 Hasil perhitungan di atas selanjutnya dikonsultasikan dengan tolok ukur penilaian yang telah ditentukan pada bab sebelumnya, yaitu sebagai berikut. Kategori Kriteria Keterangan Sangat Tinggi 90% - 100% Tingkat penyebab sangat tinggi Tinggi 80% - 89% Tingkat penyebab tinggi Sedang 65% - 79% Tingkat penyebab sedang Rendah 55% - 64% Tingkat penyebab rendah Sangat Rendah 0 % - 54 % Tingkat penyebab sangat rendah Berdasarkan kriteria tolok ukur penilaian faktor internal penyebab siswa mengkonsumsi minuman keras di MTs Muhajirin Biluhu diperoleh rata-rata skor sebesar 66. Jika besaran skor tersebut dibandingkan dengan tabel konsultasi WMS berada pada kategori sedang, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa faktor internal seperti: faktor kepribadian, rendah diri dan faktor emosional mempunyai pengaruh sedang dalam menyebabkan siswa mengkonsumsi minuman keras di MTs Muhajirin Biluhu. 2. Analisis Faktor Eksternal Penyebab Siswa Mengkonsumsi Minuman Keras Hasil analisis data terhadap skor faktor eksternal penyebab siswa mengkonsumsi minuman keras yang dijabarkan dalam 22 item pernyataan yaitu dari pernyataan nomor 14 sampai nomor 35 dilakukan dengan perhitungan teknik Weighted Means Scored (WMS) adalah sebagai berikut.

34 80 Tabel 38 Hasil Perhitungan Rata-Rata Skor Jawaban Responden Terhadap Faktor Eksternal Penyebab Siswa Mengkonsumsi Minuman Keras Faktor Eksternal yang Dinilai Lingkungan pergaulan/teman sebaya No Soal Bobot Skor 1 0 F x f x Jumlah f x Rata- Rata , , , , , ,45 Rata-Rata= 4,1/6= 0,68 Lingkungan keluarga , , , , , , , , ,40 Rata-Rata= 5,2/9= 0,58 Lingkungan sekolah , , ,30 Rata-Rata= 0,40/3= 13 Lingkungan masyarakat , , , ,85 Rata-Rata= 3,25/4= 81 Keterangan: F= Frekuensi responden yang menjawab sesuai dengan kategori jawaban X=Frekuensi dikalikan dengan bobot nilai kategori jawaban

35 81 Berdasarkan tabel di atas akan didapat nilai rata-rata faktor eksternal penyebab siswa mengkonsumsi minuman keras di MTs Muhajirin Biluhu dari hasil perhitungan dengan menggunakan teknik WMS sebagai berikut. X = 55 Hasil perhitungan di atas selanjutnya dikonsultasikan dengan tolok ukur penilaian yang telah ditentukan pada bab sebelumnya, yaitu sebagai berikut. Kategori Kriteria Keterangan Sangat Tinggi 90% - 100% Tingkat penyebab sangat tinggi Tinggi 80% - 89% Tingkat penyebab tinggi Sedang 65% - 79% Tingkat penyebab sedang Rendah 55% - 64% Tingkat penyebab rendah Sangat Rendah 0 % - 54 % Tingkat penyebab sangat rendah Berdasarkan kriteria tolok ukur penilaian faktor internal penyebab siswa mengkonsumsi minuman keras di MTs Muhajirin Biluhu diperoleh rata-rata skor sebesar 66. Jika besaran skor tersebut dibandingkan dengan tabel konsultasi WMS berada pada kategori rendah, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa faktor eksternal seperti: faktor kepribadian, rendah diri dan faktor emosional mempunyai pengaruh sedang dalam menyebabkan siswa mengkonsumsi minuman keras di MTs Muhajirin Biluhu.

36 Penyajian dan Interpretasi Data Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai pengolahan data instrumen angket yang mengukur faktor-faktor penyebab siswa mengkonsumsi minuman keras di MTs Muhajirin Biluhu yang telah dilakukan dengan menggunakan perhitungan teknik Weighted Means Scored (WMS) akan disajikan hasil diinterpretasinya sebagai berikut. 1. Deskripsi Faktor Internal Penyebab Siswa Mengkonsumsi Minuman Keras Deskripsi faktor internal penyebab siswa mengkonsumsi minuman keras di MTs Muhajirin Biluhu dapat dikasifikasikan melalui tabel hasil pengolahan kecenderungan rata-rata responden sebagai berikut. Tabel 39 Kecenderungan Rata-Rata Skor Jawaban Responden Faktor Internal Penyebab Siswa Mengkonsumsi Minuman Keras Rata-Rata Kategori No Indikator Skor Tingkat Penyebab 1 Faktor Keingintahuan 66 Sedang 2 Faktor Kepribadian 60 Rendah 3 Faktor Emosional 73 Rendah Jumlah 19 - Rata-Rata Skor 66 Sedang Berdasarkan hasil perhitungan WMS yang dilakukan, maka dapat diketahui bahwa skor rata-rata yang diperoleh untuk faktor internal penyebab siswa mengkonsumsi minuman keras di MTs Muhajirin Biluhu adalah 66. Dengan melihat tabel konsultasi hasil perhitungan WMS, hal ini berarti bahwa faktor internal

37 83 penyebab siswa mengkonsumsi minuman keras di MTs Muhajirin Biluhu berada pada kategori sedang dengan rincian sebagai berikut. 1) Terdapat 66% responden menyatakan faktor keingintahuan memiliki tingkat pengaruh yang sedang dalam mempengaruhinya mengkonsumsi minuman keras. Hal ini dapat diidentifikasi dari pernyataan mereka dalam angket yang menyatakan bahwa penyebab mereka mengkonsumsi minuman keras karena ingin tahu bagaimana rasanya minuman keras, ingin coba-coba, ingin berlagak seperti perilaku orang dewasa ataua meniru orang dewasa, tidak tahu bahaya yang ditimbulkan minuman keras. 2) Terdapat 60% responden menyatakan faktor kepribadian memiliki tingkat pengaruh yang rendah dalam mempengaruhinya mengkonsumsi minuman keras. Hal ini dapat diidentifikasi dari pernyataan mereka dalam angket yang menyatakan bahwa penyebab mereka mengkonsumsi minuman keras karena ingin tampil berani di depan teman-teman, untuk meningkatkan rasa percaya diri dan sebagai pelarian dalam mengatasi masalah. 3) Terdapat 73% responden menyatakan faktor emosional memiliki tingkat pengaruh yang sedang dalam mempengaruhinya mengkonsumsi minuman keras. Hal ini dapat diidentifikasi dari pernyataan mereka dalam angket yang menyatakan bahwa penyebab mereka mengkonsumsi minuman keras karena ingin lepas dari aturan-aturan yang dibuat orang tua, ingin hidup bebas atau berfoya-foya dan sebagai pelarian dalam mengatasi masalah.

38 84 Untuk lebih memperjelas perbandingan skor rata-rata tiap indikator yang mengukur tingkat faktor internal penyebab siswa mengkonsumsi minuman keras dengan menggunakan perhitungan teknik Weighted Means Scored (WMS) akan disajikan pada diagram histogram sebagai berikut Tingkat Penyebab Faktor Internal Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Gambar 1 Diagram Batang Perbandingan Skor Rata-Rata Tiap Indikator Tingkat Faktor Internal Penyebab Siswa Mengkonsumsi Minuman Keras Berdasarkan histogram di atas, rata-rata skor tertinggi tingkat faktor internal penyebab siswa mengkonsumsi minuman keras di MTs Muhajirin Biluhu berada pada faktor keingintahuan dan faktor emosional, dibanding faktor kepribadian. Hal ini berarti faktor internal yang menyebabkan siswa mengkonsumsi minuman keras di MTs Muhajirin Biluhu adalah: 1) Faktor keingintahuan karena ingin tahu bagaimana rasanya minuman keras, ingin coba-coba, ingin berlagak seperti perilaku

39 85 orang dewasa ataua meniru orang dewasa, tidak tahu bahaya yang ditimbulkan minuman keras; 2) Faktor emosional karena ingin lepas dari aturan-aturan yang dibuat orang tua, ingin hidup bebas atau berfoya-foya dan sebagai pelarian dalam mengatasi masalah. 2. Deskripsi Faktor Eksternal Penyebab Siswa Mengkonsumsi Minuman Keras Deskripsi faktor eksternal yang menyebabkan siswa mengkonsumsi minuman keras di MTs Muhajirin Biluhu dapat dikasifikasikan melalui tabel hasil pengolahan kecenderungan rata-rata responden sebagai berikut. Tabel 40 Kecenderungan Rata-Rata Skor Jawaban Responden Faktor Eksternal Penyebab Siswa Mengkonsumsi Minuman Keras No Indikator Rata-Rata Skor Kategori Tingkat Penyebab 1 Lingkungan pergaulan/teman 68 Sedang sebaya 2 Lingkungan keluarga 58 Rendah 3 Lingkungan sekolah 13 Sangat Rendah 4 Lingkungan masyarakat 81 Tinggi Jumlah Rata-Rata Skor 55 Rendah Berdasarkan hasil perhitungan WMS yang dilakukan, maka dapat diketahui bahwa skor rata-rata yang diperoleh untuk faktor eksternal yang menyebabkan siswa mengkonsumsi minuman keras di MTs Muhajirin Biluhu adalah 55. Dengan melihat tabel konsultasi hasil perhitungan WMS, hal ini berarti bahwa eksternal yang

40 86 menyebabkan siswa mengkonsumsi minuman keras di MTs Muhajirin Biluhu berada pada kategori rendah dengan rincian sebagai berikut. 1) Terdapat 68% responden menyatakan faktor lingkungan pergaulan atau teman sebaya memiliki tingkat pengaruh yang sedang dalam mempengaruhinya mengkonsumsi minuman keras. Hal ini dapat diidentifikasi dari pernyataan mereka dalam angket yang menyatakan bahwa penyebab mereka mengkonsumsi minuman keras karena karena ajakan teman, menjaga hubungan baik dengan teman, tidak ingin disebut kurang pergaulan dan adanya rasa setia kawan sesama teman. Selebihnya 32% menyatakan mereka mengkonsumsi minuman keras karena ingin diakui dalam kelompok dan ingin bersaing dengan teman. 2) Terdapat 58% responden menyatakan faktor lingkungan keluarga memiliki tingkat pengaruh yang rendah dalam mempengaruhinya mengkonsumsi minuman keras. Hal ini dapat diidentifikasi dari pernyataan mereka dalam angket yang menyatakan bahwa penyebab mereka mengkonsumsi minuman keras karena tidak diketahui oleh orang tua, karena stres dengan tuntutan orangtua untuk berprestasi di sekolah, kurangnya disiplin dari orang tua, kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua. Selebihnya 42% menyatakan mereka mengkonsumsi minuman keras karena orangtua tidak pernah melarang, orang tua sering bertengkar, orang tua berselingkuh, orang tua kurang menanamkan nilai tentang baik-buruk, boleh atau tidak boleh dilakukan, salah satu anggota keluarga mengkonsumsi minuman keras.

41 87 3) Terdapat 13% responden menyatakan faktor lingkungan sekolah memiliki tingkat pengaruh yang sangat rendah dalam mempengaruhinya mengkonsumsi minuman keras. Hal ini dapat diidentifikasi dari pernyataan mereka dalam angket yang menyatakan bahwa penyebab mereka mengkonsumsi minuman keras tidak karena sekolah yang kurang disiplin, sering tidak ada pelajaran pada jam sekolah, dan bukan karena sekolah yang kurang mempunyai fasilitas untuk menampung atau menyalurkan kreativitas siswa. 4) Terdapat 81% responden menyatakan faktor lingkungan masyarakat memiliki tingkat pengaruh yang tinggi dalam mempengaruhinya mengkonsumsi minuman keras. Hal ini dapat diidentifikasi dari pernyataan mereka dalam angket yang menyatakan bahwa penyebab mereka mengkonsumsi minuman keras karena banyak masyarakat yang menjual minuman keras, banyak masyarakat yang menkonsumsi minuman keras, kurangnya memberikan bimbingan keagamaan, dan masyarakat kurang mengikutsertakan siswa dalam setiap kegiatan. Untuk lebih memperjelas perbandingan skor rata-rata tiap indikator yang mengukur faktor eksternal yang menyebabkan siswa mengkonsumsi minuman keras di MTs Muhajirin Biluhu dengan menggunakan perhitungan teknik Weighted Means Scored (WMS) akan disajikan pada diagram histogram sebagai berikut.

42 Tingkat Penyebab Faktor Eksternal Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Gambar 2 Diagram Batang Perbandingan Skor Rata-Rata Tiap Indikator Tingkat Faktor Eksternal Penyebab Siswa Mengkonsumsi Minuman Keras Berdasarkan histogram di atas, rata-rata skor tertinggi tingkat eksternal yang menyebabkan siswa mengkonsumsi minuman keras di MTs Muhajirin Biluhu berada pada faktor lingkungan pergaulan/teman sebaya, dan faktor lingkungan masyarakat, dibanding faktor lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat. Hal ini berarti faktor eksternal yang menyebabkan siswa mengkonsumsi minuman keras di MTs Muhajirin Biluhu adalah: 1) Faktor lingkungan pergaulan/teman sebaya seperti ajakan teman, menjaga hubungan baik dengan teman, tidak ingin disebut kurang pergaulan dan adanya rasa setia kawan sesama teman; 2) Faktor lingkungan masyarakat seperti banyak masyarakat yang menjual minuman keras, banyak masyarakat yang

43 89 menkonsumsi minuman keras, kurangnya memberikan bimbingan keagamaan, dan masyarakat kurang mengikutsertakan siswa dalam setiap kegiatan. 4.2 Pembahasan Minuman keras adalah minum-minuman beralkohol yang dapat menyebabkan si peminum mabuk dan hilang kesadarannya. Minuman beralkohol ini dapat merusak pikiran, sehingga orang menjadi tidak sewajarnya atau tidak normal. Mengkonsumsi minuman keras adalah salah satu bentuk penyimpangan sosial. Penyimpangan sosial yang terjadi di kalangan remaja tidak akan begitu saja muncul apabila tidak ada faktor penarik atau faktor pendorong. Faktor penarik berada di luar diri seseorang, sedangkan faktor pendorong berasal dari dalam diri atau keluarga yang memungkinkan seseorang untuk melakukan penyimpangan tersebut (Bagja Waluya, 2007). Lebih lanjut Bagja Waluya (2007) memaparkan bahwa penyimpanganpenyimpangan tersebut terjadi akibat sosialisasi yang tidak sempurna baik pergaulan di masyarakat maupun kehidupan di dalam keluarga yang dianggapnya tidak memuaskan. Sehingga anak mencari pelarian di luar rumah dengan mencari teman yang dapat memberikan perlindungan dan pengakuan akan keberadaan dirinya. Pada penyimpangan yang dilakukan melalui penyalahgunaan narkoba dan minuman keras, biasanya seseorang tidak akan langsung melakukannya, akan tetapi diajak oleh teman sekelompoknya untuk mencoba lebih dahulu untuk membuktikan bahwa mereka telah

44 90 menjadi orang dewasa, lama kelamaan seseorang akan mendapatkan pengakuan dari kelompoknya dan menjadi bagian dari kelompok tersebut. Berdasarkan hasil temuan diperoleh gambaran bahwa faktor-faktor penyebab siswa mengkonsumsi minuman keras di MTs Muhajirin Biluhu adalah sebagai berikut. 1. Faktor internal yang menjadi penyebab siswa mengkonsumsi minuman keras di MTs Muhajirin Biluhu Kabupaten Gorontalo adalah: a) Faktor keingintahuan karena ingin tahu bagaimana rasanya minuman keras, ingin coba-coba, ingin berlagak seperti perilaku orang dewasa ataua meniru orang dewasa, tidak tahu bahaya yang ditimbulkan minuman keras; b) Faktor emosional karena ingin lepas dari aturan-aturan yang dibuat orang tua, ingin hidup bebas atau berfoya-foya dan sebagai pelarian dalam mengatasi masalah. 2. Faktor eksternal yang menjadi penyebab siswa mengkonsumsi minuman keras di MTs Muhajirin Biluhu Kabupaten Gorontalo adalah: a) Faktor lingkungan pergaulan/teman sebaya seperti ajakan teman, menjaga hubungan baik dengan teman, tidak ingin disebut kurang pergaulan dan adanya rasa setia kawan sesama teman; b) Faktor lingkungan masyarakat seperti banyak masyarakat yang menjual minuman keras, banyak masyarakat yang menkonsumsi minuman keras, kurangnya memberikan bimbingan keagamaan, dan masyarakat kurang mengikutsertakan siswa dalam setiap kegiatan.

Draft 2010 PANDUAN PELAKSANAAN SKS SMA NEGERI 78 JAKARTA

Draft 2010 PANDUAN PELAKSANAAN SKS SMA NEGERI 78 JAKARTA Draft 2010 PANDUAN PELAKSANAAN SKS SMA NEGERI 78 JAKARTA A. Landasan 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Than 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 12, 35, 37, dan 38; 2. Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA A. Deskripsi Data Pendidikan karakter dalam pembelajaran Akidah Akhlak kelas rendah di MI Al-Mubarokah, memiliki suatu tujuan yaitu meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil

Lebih terperinci

,,,,, X Positif 3 X 1.SBx Negatif 4 X - 1.SBx Sangat Negatif Keterangan: : Rata-rata skor keseluruhan siswa SBx : Simpangan baku (standar deviasi) skor keseluruhan siswa X : Skor yang diperoleh siswa

Lebih terperinci

RANCANGAN ALAT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP N 1 AMBARAWA TAHUN AJARAN

RANCANGAN ALAT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP N 1 AMBARAWA TAHUN AJARAN APLIKASI PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif Menyenangkan) MODEL RANCANGAN ALAT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP N 1 AMBARAWA TAHUN AJARAN 2006-2007 HASIL PENELITIAN

Lebih terperinci

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA KTSP DAN IMPLEMENTASINYA Disampaikan pada WORKSHOP KURIKULUM KTSP SMA MUHAMMADIYAH PAKEM, SLEMAN, YOGYAKARTA Tanggal 4-5 Agustus 2006 Oleh : Drs. Marsigit MA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA KTSP DAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG KURIKULUM 2013 SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG KURIKULUM 2013 SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG KURIKULUM 2013 SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENYUSUNAN LAPORAN HASIL BELAJAR (LHB) PESERTA DIDIK SMA

PENYUSUNAN LAPORAN HASIL BELAJAR (LHB) PESERTA DIDIK SMA PENYUSUNAN LAPORAN HASIL BELAJAR (LHB) PESERTA DIDIK SMA Departemen Pendidikan Nasional LAPORAN HASIL BELAJAR (LHB) Setiap akhir semester, guru menelaah hasil pencapaian belajar setiap peserta didik (semua

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah SDN No. 59 Dumbo Raya Kecamatan Dumbo Raya Kota Gorontalo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah SDN No. 59 Dumbo Raya Kecamatan Dumbo Raya Kota Gorontalo BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah SDN No. 59 Dumbo Raya Kecamatan Dumbo Raya Kota Gorontalo SDN No. 59 Dumbo Raya Kecamatan Dumbo Raya Kota Gorontalo merupakan

Lebih terperinci

IMPLIKASI UU DAN PP THD PENGEMBANGAN KURIKULUM PUSAT KURIKULUM - BALITBANG DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL. Puskur Balitbang 1

IMPLIKASI UU DAN PP THD PENGEMBANGAN KURIKULUM PUSAT KURIKULUM - BALITBANG DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL. Puskur Balitbang 1 IMPLIKASI UU DAN PP THD PENGEMBANGAN KURIKULUM PUSAT KURIKULUM - BALITBANG DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 1 PENGERTIAN KURIKULUM (Pasal 1 UU No. 0 Tahun 00) Seperangkat rencana & pengaturan SNP Tujuan

Lebih terperinci

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan)

Lebih terperinci

1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) I. STANDAR ISI 1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) A. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 muatan KTSP B. Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 1, No 1, JULI 2014 Halaman e-issn :

JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 1, No 1, JULI 2014 Halaman e-issn : JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 1, No 1, JULI 2014 Halaman 33-43 e-issn : 2356-5225 http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/jpg PENGETAHUAN GURU IPS TERPADU SMP/SEDERAJAT DI KECAMATAN BANJARMASIN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KURIKULUM KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KURIKULUM DR. HERRY WIDYASTONO, APU Pembina Utama Muda, Gol. IV/c Kepala Bidang Kurikulum Pendidikan Khusus & Wks. Kepala Bidang Kurikulum Pendidikan Menengah PUSAT KURIKULUM BALITBANG

Lebih terperinci

Model Penyelenggaraan Peminatan Kurikulum 2013 di SMA KATA PENGANTAR. 2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah ii

Model Penyelenggaraan Peminatan Kurikulum 2013 di SMA KATA PENGANTAR. 2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah ii KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 3 C. Ruang Lingkup... 3 BAB II JUDUL BAB II... 4 A. Pengertian Peminatan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMAN 1 Rejotangan. SMPN 1 Rejotangan, dan SMK Rejotangan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMAN 1 Rejotangan. SMPN 1 Rejotangan, dan SMK Rejotangan. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum SMAN 1 Rejotangan a. Letak geografis SMAN 1 Rejotangan terletak di Desa Buntaran Kecamatan Rejotangan Kabupaten

Lebih terperinci

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP Makalah disampaikan pada Pelatihan dan Pendampingan Implementasi KTSP di SD Wedomartani Oleh Dr. Jumadi A. Pendahuluan Menurut ketentuan dalam Peraturan

Lebih terperinci

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor Tahun 006 tentang STANDAR ISI (SI) Materi Minimal dan Tingkat Kompetensi Minimal, untuk Mencapai Kompetensi Lulusan Minimal Memuat : 1. Kerangka Dasar Kurikulum.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 13 B. TUJUAN 13 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 13 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 14 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 14

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 13 B. TUJUAN 13 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 13 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 14 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 14 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 13 B. TUJUAN 13 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 13 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 14 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 14 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 15 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii vi vii xi xii xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar belakang Penelitian...

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff Deskripsi dan analisis data penelitian ini menggambarkan data yang diperoleh di lapangan melalui instrumen

Lebih terperinci

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Materi Minimal dan Tingkat Kompetensi Minimal, untuk Mencapai Kompetensi Lulusan Minimal Memuat : 1. Kerangka Dasar Kurikulum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. No. 20/2003 tentang Sistem pendidikan Nasional Pasal I Ayat I,

BAB I PENDAHULUAN. No. 20/2003 tentang Sistem pendidikan Nasional Pasal I Ayat I, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mewujudkan masyarakat yang berkualitas. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai,

Lebih terperinci

Sekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman

Sekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman Sekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman A. PROFIL SEKOLAH Sekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman merupakan salah satu Sekolah unggulan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN AGAMA R E P U B L I K I N D O N E S I A I J A Z A H MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017

KEMENTERIAN AGAMA R E P U B L I K I N D O N E S I A I J A Z A H MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017 KEMENTERIAN AGAMA R E P U B L I K I N D O N E S I A I J A Z A H MADRASAH IBTIDAIYAH Nomor :. Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Madrasah Ibtidaiyah...... Nomor Pokok Sekolah Nasional :... Kabupaten/Kota...

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu media atau sumber belajar yang dapat dijadikan sebagai penunjang

I. PENDAHULUAN. Salah satu media atau sumber belajar yang dapat dijadikan sebagai penunjang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu media atau sumber belajar yang dapat dijadikan sebagai penunjang dan dapat membantu guru maupun siswa dalam proses pembelajaran agar pembelajaran dapat berjalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Artinya apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Artinya apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja disebut sebagai periode peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya. Artinya apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan bekasnya apa yang terjadi

Lebih terperinci

Farida Nurhasanah. Universitas Sebelas Maret Surakarta 2011

Farida Nurhasanah. Universitas Sebelas Maret Surakarta 2011 Farida Nurhasanah Universitas Sebelas Maret Surakarta 2011 PERMEN NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR ISI Materi minimal dan Tingkat kompetensi minimal untuk mencapai Kompetensi Lulusan Minimal 2 Memuat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berjumlah 27 orang yang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 12 orang perempuan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berjumlah 27 orang yang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 12 orang perempuan. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Kota Gorontalo Profinsi Gorontalo dengan subyek penelitian adalah siswa kelas VIII.3,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 369 TAHUN 1993 TENTANG MADRASAH TSANAWIYAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 369 TAHUN 1993 TENTANG MADRASAH TSANAWIYAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 369 TAHUN 1993 TENTANG MADRASAH TSANAWIYAH BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. Madrasah Tsanawiyah selanjutnya dalam

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X DI SMAN 2 BUNGO. Irma Suryani, Aripudin dan Zulena Fertika

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X DI SMAN 2 BUNGO. Irma Suryani, Aripudin dan Zulena Fertika IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X DI SMAN 2 BUNGO Irma Suryani, Aripudin dan Zulena Fertika ABSTRACK Artikel ini memberikan hasil penelitian dari Implementasi Kurikulum

Lebih terperinci

2. KTSP dikembangkan oleh program keahlian dengan melibatkan berbagai pihak sesuai dengan tahapan penyusunan KTSP.

2. KTSP dikembangkan oleh program keahlian dengan melibatkan berbagai pihak sesuai dengan tahapan penyusunan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus

I. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus menerus dicari solusinya. Hal ini disebabkan karena hasil belajar siswa merupakan indikator tinggi

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku merokok tampaknya telah menjadi kebiasaan banyak. seperti Indonesia bermunculan rokok-rokok terbaru yang setiap produk

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku merokok tampaknya telah menjadi kebiasaan banyak. seperti Indonesia bermunculan rokok-rokok terbaru yang setiap produk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat. Kemudian ada juga yang menyebutkan bahwa

Lebih terperinci

PERBEDAAN KONSEP DIRI SISWA BERPRESTASI TINGGI DENGAN BERPRESTASI RENDAH SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PERBEDAAN KONSEP DIRI SISWA BERPRESTASI TINGGI DENGAN BERPRESTASI RENDAH SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PERBEDAAN KONSEP DIRI SISWA BERPRESTASI TINGGI DENGAN BERPRESTASI RENDAH SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Windra Kepala SDN 005 Banjar Guntung Kecamatan Kuantan Mudik windra157@gmail.com ABSTRAK Perbedaan

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN INFORMASI DAMPAK NEGATIF MINUMAN KERAS TERHADAP SIKAP SISWA PADA MINUMAN KERAS DI KELAS VIII A SMP NEGERI 12 SIGI

PENGARUH LAYANAN INFORMASI DAMPAK NEGATIF MINUMAN KERAS TERHADAP SIKAP SISWA PADA MINUMAN KERAS DI KELAS VIII A SMP NEGERI 12 SIGI PENGARUH LAYANAN INFORMASI DAMPAK NEGATIF MINUMAN KERAS TERHADAP SIKAP SISWA PADA MINUMAN KERAS DI KELAS VIII A SMP NEGERI 12 SIGI Asrina 1 Abd. Munir Bau Ratu ABSTRAK Kata Kunci: Dampak negatif minuman

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengolahan data hasil tes dan angket mengenai Kontribusi Hasil Belajar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengolahan data hasil tes dan angket mengenai Kontribusi Hasil Belajar A. Pemaparan Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengolahan data hasil tes dan angket mengenai Kontribusi Hasil Belajar Membuat Kriya Tekstil dengan Teknik Makrame Terhadap Kesiapan Kerja di Kriya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 1.1.1. Setting Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Proyonanggan 11 Kecamatan Batang terletak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pelaksanan eksperimen pada pada kelompok siswa putri kelas VIII SMP N 3 Gorontalo yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pelaksanan eksperimen pada pada kelompok siswa putri kelas VIII SMP N 3 Gorontalo yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 1. Deskripsi Hasil Penelitian Variabel X 1 (Skor Tes Awal) Dalam penelitian ini, yang menjadi variable X 1 adalah skor data yang di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan perkembangan zaman yang terus berubah (Junaedi dkk, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan perkembangan zaman yang terus berubah (Junaedi dkk, 2013). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya perilaku kenakalan anak tidak terlepas dari peran orang tua dan masyarakat dalam membimbing dan mengarahkan anak. Keluarga sebagai tempat pengasuhan

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM BELAJAR IPA

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM BELAJAR IPA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM BELAJAR IPA Jasimin,Sriyono, Nur Ngazizah. Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Purworejo Jalan K.H.A. Dahlan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terdapat di Kabupaten Gorontalo, tepatnya jalan Raya Limboto No 10,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terdapat di Kabupaten Gorontalo, tepatnya jalan Raya Limboto No 10, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Sekolah Menegah Atas Negeri 1 Telaga merupakan salah satu sekolah yang terdapat di Kabupaten Gorontalo, tepatnya jalan Raya Limboto

Lebih terperinci

KURIKULUM SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKOHARJO SMA NEGERI 1 KARTASURA

KURIKULUM SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKOHARJO SMA NEGERI 1 KARTASURA KURIKULUM SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 Peraturan Akademik DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKOHARJO SMA NEGERI 1 KARTASURA : Jl. Raya Solo Jogya Km 13, Pucangan, Kartasura, ( 0271 ) 780593

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan kelompok yang sangat berpotensi untuk bertindak agresif. Remaja yang sedang berada dalam masa transisi yang banyak menimbulkan konflik, frustasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dewasa yang meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan

BAB I PENDAHULUAN. dewasa yang meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa yang meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki dewasa (Rochman, 2005). Remaja

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM REMEDIAL PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS XI SMK NURUL UMMAH PANINGGARAN

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM REMEDIAL PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS XI SMK NURUL UMMAH PANINGGARAN BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM REMEDIAL PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS XI SMK NURUL UMMAH PANINGGARAN Pada bab IV akan membahas tentang analisis Pelaksanaan Program Remedial Pada Mata Pelajaran PAI

Lebih terperinci

Model Penyelenggaraan Peminatan di SMA

Model Penyelenggaraan Peminatan di SMA Model Penyelenggaraan Peminatan di SMA 2015,Direktorat Pembinaan SMA i Model Penyelenggaraan Peminatan di SMA KATA PENGANTAR Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai tahun pelajaran 2013/2014 telah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Implikasi kompetensi guru dapat dilihat antara lain meliputi : penguasaan bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Implikasi kompetensi guru dapat dilihat antara lain meliputi : penguasaan bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru Implikasi kompetensi guru dapat dilihat antara lain meliputi : penguasaan bahan pelajaran, pengelolaan program pembelajaran, kegiatan belajar mengajar, mengukur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 73 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian yang telah dilakukan meliputi deskripsi data, hasil analisis data penelitian, pengujian hipotesis, dan pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri Lawiran Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Banjar tahun pelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri Lawiran Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Banjar tahun pelajaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas III Sekolah Dasar Negeri Lawiran Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Banjar tahun

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Latar Belakang

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Latar Belakang BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Latar Belakang Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 dan peraturan pemerintah RI No. 19 tahun 2005 mengamanatkan; Setiap satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia, sehingga manusia mempunyai keterampilan dan keahlian khusus yang dapat meningkatkan

Lebih terperinci

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Materi Minimal dan Tingkat Kompetensi Minimal, untuk Mencapai Kompetensi Lulusan Minimal Memuat : 1. Kerangka Dasar Kurikulum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Model penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas(ptk), bertujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistim, cara kerja, proses, isi, dan kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelompok sering dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling terutama pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelompok sering dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling terutama pada BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Deskripsi Hasil Penelitian Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah SMK Negeri Gorontalo terutama pada layanan informasi, konseling individual, bimbingan kelompok

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 735 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 735 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 735 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Boalemo, dengan jumlah siswa 20 orang terdiri dari laki-laki 8 orang

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Boalemo, dengan jumlah siswa 20 orang terdiri dari laki-laki 8 orang BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Botumoito Kabupaten Boalemo, dengan jumlah siswa 20 orang terdiri

Lebih terperinci

KURIKULUM Kerangka Dasar

KURIKULUM Kerangka Dasar KURIKULUM 2004 Kerangka Dasar Departemen Pendidikan Nasional 1 PENDAHULUAN LANDASAN : UUD 1945, GBHN, UU No. 20 th 2003 (Sisdiknas), UU No. 22 th 1999 (Otonomi Daerah), UU No. 25 tahun 2000 (Propenas),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Program pendidikan nasional diharapkan dapat menjawab tantangan harapan dan

BAB I PENDAHULUAN. Program pendidikan nasional diharapkan dapat menjawab tantangan harapan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Program pendidikan nasional diharapkan dapat menjawab tantangan harapan dan tantangan yang akan dihadapi oleh anak bangsa pada masa kini maupun masa yang akan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata dari rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah rendahnya perolehan

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA DI SMK NEGERI 2 SRAGEN KABUPATEN SRAGEN

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA DI SMK NEGERI 2 SRAGEN KABUPATEN SRAGEN GAMBARAN PENGETAHUAN DAN UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA DI SMK NEGERI 2 SRAGEN KABUPATEN SRAGEN Putri Eka Hidayati, Indarwati Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan penguasaan mata pelajaran Aqidah Akhlak (variabel X) dengan perilaku pergaulan siswa (variabel Y), maka penulis akan mengadakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alkohol disebut dengan istilah alcoholism (ketagihan alkohol), istilah ini

BAB I PENDAHULUAN. alkohol disebut dengan istilah alcoholism (ketagihan alkohol), istilah ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Orang yang mengkonsumsi dan kecanduan minuman keras atau alkohol disebut dengan istilah alcoholism (ketagihan alkohol), istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Magnus

Lebih terperinci

Perkembangan teknologi merupakan salah satu dampak globalisasi. Untuk. mendorong perkembangan teknologi disegala bidang, salah satunya dengan

Perkembangan teknologi merupakan salah satu dampak globalisasi. Untuk. mendorong perkembangan teknologi disegala bidang, salah satunya dengan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi merupakan salah satu dampak globalisasi. Untuk mendorong perkembangan teknologi disegala bidang, salah satunya dengan mendorong perkembangannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja adalah individu yang unik. Remaja bukan lagi anak-anak, namun

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja adalah individu yang unik. Remaja bukan lagi anak-anak, namun 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah individu yang unik. Remaja bukan lagi anak-anak, namun belum dapat dikategorikan dewasa. Masa remaja merupaka masa transisi dari masa kanak-kanak

Lebih terperinci

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah proses dengan menggunakan berbagai macam metode pembelajaran sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang

Lebih terperinci

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 ISSN 0854-2172 PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN SD Negeri 02 Wuluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena itu dibutuhkan sistem pendidikan dan manajemen sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. karena itu dibutuhkan sistem pendidikan dan manajemen sekolah yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa, secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan formal merupakan upaya sadar yang dilakukan sekolah dengan berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan kemampuan kognitif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang. negara, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku-perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang. negara, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku-perilaku yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakter Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas V semester I SD Negeri 1 Tlogorejo Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan dengan

Lebih terperinci

: Babakan Ciomas RT. 2/3 ds. Parakan Kec. Ciomas Kab. Bogor

: Babakan Ciomas RT. 2/3 ds. Parakan Kec. Ciomas Kab. Bogor Penyusun: Tim Pengembang Madrasah Nama Madrasah Alamat : MTs Al Inayah : Babakan Ciomas RT. 2/3 ds. Parakan Kec. Ciomas Kab. Bogor Program Prioritas MTs. Al Inayah STANDAR ISI 0 MENENTUKAN PROGRAM PRIORITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai pelanggaran status hingga tindak kriminal (Kartono, 2013:6).

BAB I PENDAHULUAN. sampai pelanggaran status hingga tindak kriminal (Kartono, 2013:6). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa yang meliputi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Menghitung Kecenderungan Variabel X dan Variabel Y

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Menghitung Kecenderungan Variabel X dan Variabel Y BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENGOLAHAN DATA 1. Pengolahan Data a. Menghitung Kecenderungan Variabel X dan Variabel Y Teknik ini digunakan untuk menentukan kecenderungan umum variabel

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan 35 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Motode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Metode penelitian tindakan kelas dalam bahasa Inggris

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK INDIVIDU, INTERAKSI SOSIAL TEMAN SEBAYA, KREATIVITAS DAN KOMPETENSI

BAB V KARAKTERISTIK INDIVIDU, INTERAKSI SOSIAL TEMAN SEBAYA, KREATIVITAS DAN KOMPETENSI BAB V KARAKTERISTIK INDIVIDU, INTERAKSI SOSIAL TEMAN SEBAYA, KREATIVITAS DAN KOMPETENSI 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan salah satu faktor yang diduga berhubungan dengan kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja dipandang sebagai periode perubahan baik dalam hal fisik, minat,

BAB I PENDAHULUAN. Remaja dipandang sebagai periode perubahan baik dalam hal fisik, minat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja dipandang sebagai periode perubahan baik dalam hal fisik, minat, sikap, perilaku maupun dalam hal emosi. Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku masa remaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekitar. Kita makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya. dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekitar. Kita makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya. dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Data Umum tentang Responden Populasi a. Sejarah Berdirinya Madrasah Aliyah Negeri Pemalang MAN Pemalang dilatarbelakangi oleh

Lebih terperinci

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas PAPARAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 1 PERTAMA: KONSEP DASAR 2 Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, definisi operasional, instrumentasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, definisi operasional, instrumentasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, definisi operasional, instrumentasi dan teknik analisis data

Lebih terperinci

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan kunci yang nantinya akan membuka pintu ke arah modernisasi dan kemajuan suatu bangsa. Tujuan pendidikan nasional Indonesia terdapat pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja menurut Organisasi Kesegatan Dunia (WHO) adalah individu yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja menurut Organisasi Kesegatan Dunia (WHO) adalah individu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja menurut Organisasi Kesegatan Dunia (WHO) adalah individu yang berusia 10 19 tahun. Dua puluh sembilan persen penduduk dunia adalah remaja, dan sebanyak 80% di

Lebih terperinci

BAB V TABEL STRUKTUR KURIKULUM MADRASAH IBTIDAIYAH, MADRASAH TSANAWIYAH, DAN MADRASAH ALIYAH

BAB V TABEL STRUKTUR KURIKULUM MADRASAH IBTIDAIYAH, MADRASAH TSANAWIYAH, DAN MADRASAH ALIYAH BAB V TABEL STRUKTUR KURIKULUM MADRASAH IBTIDAIYAH, MADRASAH TSANAWIYAH, DAN MADRASAH ALIYAH I. TABEL STRUKTUR KURIKULUM MADRASAH IBTIDAIYAH Komponen Kelas dan I II III a. Al-Qur'an-Hadis 2 b. Akidah-Akhlak

Lebih terperinci

KEMENTERIAN AGAMA R E P U B L I K I N D O N E S I A I J A Z A H MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017

KEMENTERIAN AGAMA R E P U B L I K I N D O N E S I A I J A Z A H MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017 KEMENTERIAN AGAMA R E P U B L I K I N D O N E S I A I J A Z A H MADRASAH IBTIDAIYAH Nomor :. Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Madrasah Ibtidaiyah....... Nomor Pokok Sekolah Nasional :... Kabupaten/Kota...

Lebih terperinci

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL Sosialisasi KTSP DASAR & FUNGSI PENDIDIKAN NASIONAL Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

Oleh Nike Yesika Saragih ABSTRAK

Oleh Nike Yesika Saragih ABSTRAK Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Kemampuan Menulis Teks Laporan Hasil Observasi oleh Siswa Kelas VII SMP Negeri 38 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014 Oleh Nike Yesika Saragih

Lebih terperinci

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 PANDUAN PENYUSUNAN KTSP DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian yang telah diperoleh melalui angket, selanjutnya diolah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian yang telah diperoleh melalui angket, selanjutnya diolah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Data penelitian yang telah diperoleh melalui angket, selanjutnya diolah dengan berbantuan komputasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian 4.1.1. Kondisi Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas I SDN 1 Tanggung, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Latar Belakang Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 dan peraturan pemerintah RI No. 19 tahun 2005 mengamanatkan; Setiap satuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang terjadi karena adanya usaha untuk memperoleh perubahan dalam diri. Hal ini berarti siswa berperan sebagai

Lebih terperinci

Lampiran 1. Angket Penelitian. Indetitas Responden : Nama : Instansi Sekolah : Alamat Sekolah :

Lampiran 1. Angket Penelitian. Indetitas Responden : Nama : Instansi Sekolah : Alamat Sekolah : + Lampiran 1 Angket Penelitian Indetitas Responden : Nama : Instansi Sekolah : Alamat Sekolah : Petunjuk Pengisian. Isikanlah pada pilihan jawaban dengan memberikan tanda centang sesuai dengan pendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Bangsa yang unggul adalah bangsa yang dapat memanfaatkan sumber daya alam (SDA) dengan baik bagi kesejahteraan rakyatnya serta memiliki sumber daya manusia (SDM)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian 4.1.1 Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini penulis memilih SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga, beralamat Jln. KH. Ahmad Dahlan, Salatiga,

Lebih terperinci