Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd."

Transkripsi

1 PENGGUNAAN GAYA BAHASA BERDASARKAN LANGSUNG TIDAKNYA MAKNA DALAM KUMPULAN PUISI MATA PISAU KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI SEKOLAH Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh Ayu Rizqi Pramulya Ningrum JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

2

3

4

5 ABSTRAK AYU RIZQI PRAMULYA NINGRUM, NIM , Skripsi. Penggunaan Gaya Bahasa Berdasarkan Langsung Tidaknya Makna dalam Kumpulan Puisi Mata Pisau Karya Sapardi Djoko Damono dan Implikasinya terhadap Pembelajaran bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dosen Pembimbing: Makyun Subuki, M.Hum. Penelitian ini membahas penggunaan gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna dalam kumpulan puisi Mata Pisau dengan mengacu pada teori gaya bahasa Gorys Keraf. Penulis memilih karya Sapardi Djoko Damono karena kata-katanya yang sederhana tetapi mengandung makna dan citraan yang kuat untuk itu juga penulis memilih gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna karena dianggap mampu menjelaskan makna dan citraan yang ada. Metode yang digunakan dalam penelitian karya ilmiah ini adalah kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui bentuk gaya bahasa yang digunakan Sapardi Djoko Damono dan efek yang dihadirkan dalam kumpulan puisinya yang berjudul Mata Pisau. Gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna terbagi menjadi dua kelompok, yaitu gaya bahasa retoris dan gaya bahasa kiasan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dari 37 gaya bahasa penulis menemukan 16 gaya bahasa yang terdiri: anastrof, hiperbola, asindeton, polisindeton, elipsis, eufemismus, erotesis, aliterasi, asonansi (gaya bahasa retoris) dan simile, metafora, alegori, personifikasi, hipalase, sinekdoke, metonimia (gaya bahasa kiasan). Penulis menganalisis 99 data yang didapatkan dari 51 puisi yang ada. Penggunaan gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna pada puisi ini memberi efek keindahan dan penggambaran suasana serta makna yang lebih kuat. Kata kunci: Stilistika, Bahasa, Gaya Bahasa, Puisi, Sapardi Djoko Damono. i

6 ABSTRACT AYU RIZQI PRAMULYA NINGRUM, NIM , The Use Of Language Style Based on Direct Or Not The Meaning on The Collection Of Poems Mata Pisau By The Author Sapardi Djoko Damono, and Its Implications Towards The Learning Indonesia Language and Literature at School Departement of Indonesian and Literature Education, Faculty of Tarbiya and Teaching Science, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta Advisor: Makyun Subuki, M.Hum. The riserch is to critisize the use of language style based on direct or not the meaning on the collection of poems Mata Pisau by referring to theory of language style by Gorys Keraf. The writer choose poems written by Sapardi Djoko Damono because the words are simple but it contains meaning and strong imagery, therefore, the writer also choosee language style based on direct or not the meaning because it will be able to explain meaning and certain imagery. This study use descriptive qualitative method which has purpose to know the language style used by Sapardi Djoko Damono and the effects which is had on poem collections by the title Mata Pisau. Language style based on direct or not the meaning is divided to two groups, that is, rethorical language style and metaphor language style. Based on researc which is conducted, from 37 language styles, the writer found 16 language styles which is consisted: anastrof, hiperbola, asindeton, polisindeton, elipsis, eufemismus, erotesis, aliterasi, asonansi (rethorical language style) dan simile, metafora, alegori, personifikasi, hipalase, sinekdoke, metonimia (metaphor language style). The writer analyze 99 datas which is gotten from 51 poems. The use of language style is based on direcct or not the meaning on this poem, give beautification effect and the ilustration and the stronger meaning. Key word: stylistics, language, language style, poem, Sapardi Djoko Damono. ii

7 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya, serta kesehatan jasmani dan rohani kepada penulis sehingga diberikan kemudahan untuk dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Penggunaan Gaya Bahasa Berdasarkan Langsung Tidaknya Makna dalam Kumpulan Puisi Mata Pisau Karya Sapardi Djoko Damono dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Salawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Rasulallah Muhammad saw. Skripsi ini penulis buat dalam rangka memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya menyadari bahwa proses pembuatan skripsi ini tidak akan berjalan dengan lancar tanpa adanya pihak-pihak yang turut membantu, membimbing, dan memotivasi saya dalam pembuatan skripsi ini. Dalam penulisan skripsi ini, penulis tidak luput dari berbagai hambatan dan rintangan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada: 1. Dra. Nurlena Rifa i, M.A., Ph.D., selaku Dekan FITK UIN Jakarta yang telah mempermudah dan melancarkan penyelesaian skripsi ini; 2. Dra. Mahmudah Fitriyah Z.A., M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan ilmu dan bimbingan yang sangat berharga bagi penulis selama ini; 3. Dra. Hindun, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini; iii

8 4. Makyun Subuki, M.Hum., selaku dosen pembimbing yang sangat membantu dalam penyelesaian skripsi ini. terima kasih untuk arahan, bimbingan, dan kesabaran Bapak selama ini; 5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, yang selama ini telah membekali penulis berbagai ilmu pengetahuan; 6. Keluarga penulis tercinta, terutama Papa, Mama, dan adikku, yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada penulis untuk terus berjuang dan selalu memberikan kasih sayangnya hingga detik ini; 7. Liza Amalia, Astuti Nurasani, Sri Wahyuningsih, Nur Amalina, Amalia Utami S., Dessy Khusnul Q., Nur Rafiqah, dan Ratna Agustina P., sahabatsahabat kuliah yang selalu menemani dan menghiburku hingga saat ini; 8. Teman-teman kosan, Aisyatul Fitriah, Sumirih, Tuti Alawiyah, Mabruroh, Nut Aolia, yang selalu menemani dan menyemangatiku. Terima kasih atas doa dan dukungan kalian; 9. Sahabat seperjuangan di PBSI angkatan 2010 khususnya kelas A yang tidak dapat disebutkan satu persatu; 10. Serta kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga semua bantuan, dukungan, dan partisipasi yang diberikan kepada penulis senantiasa mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah swt. Amin. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kemajuan pendidikan dan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Jakarta, 19 Agustus 2014 Penulis iv

9 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Identifikasi Masalah... 5 C. Pembatasan Masalah... 5 D. Perumusan Masalah.. 5 E. Tujuan Penelitian... 5 F. Manfaat Penelitian Manfaat Teoretis Manfaat Praktis G. Metodologi Penelitian Metode Penelitian Sumber Data dan Data Penelitian Teknik Pengumpulan Data Langkah Analisis Data... 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Puisi 1. Pengertian Puisi Unsur Intrinsik Puisi B. Stilistika 1. Pengertian stilistika Ranah kajian stilistika C. Gaya Bahasa Pengertian Gaya Bahasa Ragam Gaya bahasa v

10 D. Penelitian yang Relevan. 32 BAB III HASIL PENELITIAN A. Biografi Pengarang B. Analisis Data Anastrof Hiperbola Asindenton Polisindeton Elipsis Eufemismus Erotesis Aliterasi Asonansi Simile Metafora Alegori Personifikasi Hipalase Sinekdoke Metonimia C. Implikasi Terhadap Pembelajaran BAB IV PENUTUP A. Simpulan B. Saran 94 DAFTAR PUSTAKA.. 89 LAMPIRAN-LAMPIRAN vi

11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada masa ini begitu banyak karya sastra yang telah dihasilkan oleh para penulis, seperti novel, cerpen, dan puisi. Berkembangnya dunia sastra di Indonesia membuat banyak peneliti yang melakukan penelitian mengenai karya sastra, baik itu tentang novel, cerpen, ataupun puisi. Perkembangan sastra diikuti oleh perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang membuat masyarakat menyadari bahwa karya sastra itu ada dan ikut berperan dalam kehidupan. Karya sastra dapat berkembang itu juga karena para penikmat karya sastra atau pembaca yang semakin lama semakin meningkat dan kritis terhadap karya-karya yang ada. Sebuah karya sastra diciptakan oleh penulis dengan gagasan tertentu. Gagasan disampaikan penulis melalui bahasa atau kata-kata yang digunakan dalam karyanya. Gagasan atau pesan yang ada dalam sebuah karya sastra berbentuk abstrak. Pembaca perlu proses membaca hingga memahami gagasan atau pesan sebuah karya sastra melalui wujud konkretnya yaitu bahasa. Untuk memahami gagasan atau pesan sebuah karya sastra seorang pembaca harus mengetahui terlebih dahulu bahasa atau kata-kata yang digunakan penulis. Bahasa merupakan sarana dan alat seseorang dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, sebagai makhluk sosial manusia tidak bisa hidup seorang diri. Untuk itu, bahasa memiliki peranan yang sangan penting dalam kehidupan manusia. Seperti halnya peran bahasa dalam kehidupan manusia, dalam sebuah karya sastra bahasa juga menduduki peran penting. Karya sastra tidak terlepas dari sebuah bahasa karena karya sastra tercipta dari bahasa dengan bentuk kata-kata yang indah dan bermakna. Bahasa juga sarana terpenting dalam penciptaan karya sastra. Selain itu bahasa juga berfungsi untuk menyampaikan informasi. Seseorang menyampaikan informasi kepada orang lain dengan menggunakan bahasa, baik dalam bentuk tulisan ataupun lisan. Untuk dapat menangkap informasi yang disampaikan kita 1

12 2 harus mengerti dan memahami bahasa yang digunakan oleh penyampai informasi. Karya sastra, baik itu novel, cerpen, puisi, dan karya sastra lainnya juga mempunyai pesan yang terkandung di dalamnya. Pesan atau informasi yang diberikan penulis kepada pembaca lewat karya sastranya akan sampai pada pembaca apabila pemabaca memahami bahasa yang digunakan penulis dalam karyanya. Untuk dapat memahami dan mempelajari sebuah karya sastra terlebih dahulu kita harus mempelajari bahasa yang digunakan dalam karya sastra tersebut. Dalam sebuah karya sastra banyak digunakan kata-kata yang cukup sulit dipahami khususnya pada puisi. Puisi adalah salah satu karya sastra yang mengutamakan keindahan kata-kata atau bahasanya, untuk itu para penulis puisi menggunakan gaya bahasa yang beraneka ragam untuk mencapai efek puitis. Untuk itu, jika ingin mempelajari puisi kita harus mempelajari diksi, gaya bahasa atau majas terlebih dahulu. Sekarang banyak buku yang membahas tentang diksi, gaya bahasa, dan majas yang biasanya sering digunakan dalam subuah karya sastra. Stilistika merupakan ilmu yang menjembatani kajian linguistik dan sastra dengan mengkaji aspek gaya bahasa yang digunakan dalam sebuah karya sastra. Stilistika meneliti ciri khas penggunaan bahasa dalam wacana sastra, ciri-ciri yang membedakan atau mempertentangkannya dengan wacana nonsastra, meneliti deviasi terhadap tata bahasa sebagai sarana literer. 1 Stilistika membahas tentang gaya yang dipakai oleh pengarang melalui bahasa yang digunakannya dalam memaparkan ide atau gagasan sesuai dengan efek yang ingin dihadirkan melalui karya-karyanya. Efek yang ingin dihadirkan oleh pengarang merupakan usaha memperkaya makna, penggambaran objek dan peristiwa yang imajinatif, maupun efek emotif bagi pembaca. Melalui kajian stilistika ini penulis akan mengkaji gaya bahasa dalam sebuah karya sastra, yaitu puisi serta efek yang dihadirkan. Seorang pembaca lebih sering fokus pada cerita dan keindahan kata-kata sebuah karya sastra, tanpa memperhatikan jenis atau gaya bahasa yang digunakan karya sastra tersebut. Kurangnya perhatian pembaca pada jenis dan gaya bahasa dalam sebuah karya sastra itulah yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti 1 Panuti Sudjiman, Bunga Rampai Stilistika, (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1993), h. 3

13 3 gaya bahasa yang digunakan Sapardi Djoko Damono dalam kumpulan puisinya Mata Pisau. Sapardi merupakan penyair yang terkenal dengan puisi-puisinya yang menggunakan kata-kata sederhana dan tema yang ringan, seperti puisi Hujan Dalam Komposisi yang menggambarkan hujan dan suasana alam, sehingga cocok untuk bahan pembelajaran di sekolah. Puisi adalah salah satu jenis karya sastra yang paling sederhana tetapi kompleks. Bahasa yang digunakan dalam sebuah puisi berbeda dengan bahasa yang digunakan untuk berkomunikaasi sehari-hari, dalam sebuah puisi kata diseleksi, dimanipulasi, dan dikombinasi sedemikian rupa oleh penyair sehingga butuh pemahaman lebih dalam membaca puisi untuk memahami isinya. Jika dalam bahasa sehari-hari terdapat konteks yang membantu pemahaman penutur dan lawan tutur, dalam puisi tidak ada konteks yang membantu pembaca atau pendengar memahami puisi tersebut. Untuk itu, pembaca harus mengetahui makna dari setiap kata dalam sebuah puisi, salah satu cara untuk mengetahui makna dalam puisi adalah dengan mengetahui bentuk gaya bahasa yang digunakan penyair dalam puisinya. Puisi lebih menonjolkan gaya bahasa dan keindahan bunyi dalam penulisannya. Setiap sastrawan memiliki gaya yang berbeda dalam menulis sebuah karya. Puisi memiliki unsur-unsur pembangun, yaitu bunyi, diksi, bahasa kiasan, sarana retorika, citraan, bentuk visual, dan makna. Unsur-unsur pembangun puisi tersebut menggunakan kata-kata sebagai sarananya yang akhirnya kata-kata tersebut menjadi sebuah bahasa yang indah dan memiliki makna yang dalam dan tersirat. Sekarang di sekolah-sekolah dari tingkat dasar hingga tingkat atas sudah mempelajari karya sastra, seperti novel, cerpen, dan puisi mulai dari bahasa yang digunakan hingga unsur-unsur yang ada di dalamnya. Mata pelajaran di sekolah yang mempelajari gaya bahasa dan unsur-unsur pada karya sastra merupakan materi pelajaran Bahasa Indonesia. Gaya bahasa merupakan bahasa yang digunakan para penyair untuk membuat efek kepuitisan pada karya-karyanya. Gaya bahasa sering juga disebut dengan majas atau bahasa kiasan, bahasa yang memiliki keindahan dan mengandung arti tersirat. Sebenarnya bahasa kiasan bukan hanya digunakan oleh para penyair saja, tetapi juga oleh orang yang bukan

14 4 penyair. Bahasa kiasan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, namun jarang orang yang menyadarinya. Ungkapan yang sering kita dengar, seperti mata keranjang, tunawisma, lintah darat, itu semua merupakan gaya bahasa yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Gaya bahasa dalam sebuah puisi adalah suatu alat untuk melukiskan atau menggambarkan, menegaskan inspirasi atau ide dalam bentuk bahasa dengan gaya yang mempesona. 2 Gaya bahasa merupakan cara pengungkapan yang sering digunakan dalam sebuah karya sastra seperti prosa atau puisi. Gaya bahasa yaitu majas atau bahasa kiasan banyak macamnya dan macam-macam majas tersebut sudah dipelajari di bangku sekolah tingkat dasar (SD) hingga tingkat atas (SMA). Beberapa jenis majas yang dipelajari di bangku sekolah diantaranya, seperti metafora, simile atau perumpamaan, dan personifikasi. Jenis-jenis majas tersebut juga sering dijumpai dalam sebuah puisi. Gaya bahasa dalam puisi merupakan gaya yang dipakai penyair melalui katakata yang digunakannya dalam puisi atau pengungkapan perasaan penyair secara tersirat. Gaya bahasa di sini meliputi, pilihan kata, majas, dan sarana retorik. Majas merupakan bentuk bahasa yang imajinatif dan maknanya di luar batas kelaziman karena memiliki arti yang berbeda dengan arti yang ada di kamus. Para penyair pasti memiliki imajinasi yang tinggi karena mampu merangkaikan satu kata dengan kata yang lain sehingga memunculkan makna di luar batas kelaziman. Sarana retorik merupakan penataan atau struktur bahasa yang dipakai oleh penyair dalam puisinya. Dalam dunia pendidikan pembelajaran bahasa khususnya bahasa Indonesia sangat penting, itu dibuktikan dengan masuknya mata pelajaran bahasa Indonesia dalam UN (Ujian Nasional). Adanya penelitian ini, diharapkan dapat membantu para guru bahasa indonesia dalam mengajarkan materi terkait gaya bahasa serta membantu siswa agar dapat memahami dan membuat puisi dengan menggunakan gaya bahasa yang telah dipelajari, dengan melihat penggunaan gaya bahasa pada puisi-puisinya Sapardi Djoko Damono. 1 Dianie Abdul Jalil, Teori dan Periodisasi Puisi Indonesia, (Bandung: Angkasa, 1990), h. 31

15 5 Berdasarkan uraian tersebut, penulis melakukan penelitian dengan judul Penggunaan Gaya Bahasa Berdasarkan Langsung Tidaknya Makna dalam Kumpulan Puisi Mata Pisau Karya Sapardi Djoko Damono dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah ada, maka penulis mengidentifikasi permasalahan dalam penelitian ini, meliputi: 1. Gaya bahasa lebih ditonjolkan dalam penulisan puisi. 2. Gaya bahasa digunakan penulis untuk menghasilkan efek kepuitisan. 3. Penulis menggunakan gaya bahasa untuk menyampaikan ide kepada pembaca. 4. Gaya bahasa memiliki peranan penting dalam karya sastra. C. Pembatasan Masalah Pada bagian latar belakang telah dijelaskan bahwa gaya bahasa meliputi pilihan kata, majas, dan sarana retorik. Masalah yang dibahas pada penelitian ini adalah Penggunaan Gaya Bahasa Berdasarkan Langsung Tidaknya Makna dalam Kumpulan Puisi Mata Pisau Karya Sapardi Djoko Damono dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. D. Perumusan Masalah Masalah yang sudah dijelaskan pada bagian latar belakang dapat dirumuskan dengan pertanyaan sebagai berikut. Bagaimana bentuk gaya bahasa yang digunakan Sapardi Djoko Damono dan efek yang dihadirkan dalam kumpulan puisinya yang berjudul Mata Pisau? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk gaya bahasa yang digunakan Sapardi Djoko Damono dan efek yang dihadirkan dalam kumpulan puisinya yang berjudul Mata Pisau. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat.

16 6 a. Bagi para guru terutama guru bahasa Indonesia dalam menerangkan materi tentang bab gaya bahasa dan dapat membantu guru dalam menjelasakan penggunaan gaya bahasa pada sebuah karya sastra khususnya puisi. Dan menambah referensi guru bahasa Indonesia mengenai jenis-jenis gaya bahasa. b. Bagi para siswa yang sedang mempelajari materi tentang gaya bahasa agar lebih memahami makna dan jenis-jenis gaya bahasa serta pemakaian gaya bahasa pada sebuah karya sastra seperti puisi. c. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan baru tentang gaya bahasa terutama gaya bahasa yang terdapat dalam puisi-puisi karya Sapardi Djoko Damono. 2. Manfaat Praktis a. Bagi para guru bahasa indonesia hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan tambahan dalam pembelajaran bahasa indonesia mengenai gaya bahasa dan puisi. b. Bagi para siswa dapat membantu dalam menganalisis bentuk-bentuk gaya bahasa dalam sebuah puisi. Dan juga dapat membantu dalam memahami makna puisi dengan lebih mengetahui bentuk-bentuk gaya bahasa yang digunakan dalam puisi tersebut. c. Bagi peneliti membantu dalam memahami makna yang terkandung dalam puisi-puisi Sapardi Djoko Damono. G. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. 3 Penelitian kualitatif ini digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Dalam penelitian kualitatif metode 4 2 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h.

17 7 yang biasanya dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen. Dari penjelasan tersebut peneliti memutuskan untuk menggunakan metode kualitatif karena dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai instrumen kunci. Penelitian juga dilakukan pada objek yang alamiah, objek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak berpengaruh pada dinamika objek penelitian. Selain itu, metode kualitatif dapat digunakan untuk mengungkap dan memahami sesuatu di balik fenomena yang sedikitpun belum diketahui. Metode ini dapat juga digunakan untuk mendapatkan wawasan tentang sesuatu yang baru sedikit diketahui. 4 Peneliti sebelumnya belum mengetahui sedikitpun gaya bahasa yang digunakan oleh Sapardi Djoko Damono dalam karyanya Mata Pisau. Untuk itu, peneliti memilih metode kualitatif deskriptif dalam menganalisis jenis gaya bahasa melalui pendeskripsian untuk mengungkap dan memahami bentuk gaya bahasa dalam kumpulan puisi Mata Pisau yang sulit diungkap dengan menggunakan metode kuantitatif. 2. Data dan Sumber Data Penelitian Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta maupun angka. 5 Peneliti menemukan data berupa puisi-puisi karya Sapardi yang berjumlah 51 puisi. Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. 6 Sumber data dalam penelitian ini adalah buku kumpulan puisi karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul Mata Pisau. 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah dengan pemanfaatan dokumen, dengan mengumpulkan catatan atau dokumen yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Guba dan Lincoln 3 Anselm Straus & Juliet Corbin, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), h. 5 4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Bandung: Rineka Cipta, 2006), h. 118Ibid., h ibid., h. 129

18 8 mendefinisikan dokumen sebagai setiap bahan tertulis ataupun film, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang peneliti. 7 Berikut tahapan yang peneliti lakukan dalam pengumpulan data sebagai berikut. a. Pertama peneliti menentukan objek penelitian yaitu puisi karya Sapardi Djoko Damono dalam buku kumpulan puisinya yang berjudul Mata Pisau. b. Kedua, peneliti menentukan hal-hal apa saja yang akan diteliti dan dianalisis. Peneliti memutuskan untuk meneliti gaya bahasa yang digunakan oleh Sapardi Djoko Damono dalam puisi-puisinya. Setelah objek penelitian dan aspek yang diteliti sudah pasti, peneliti mengumpulkan buku-buku yang membantu peneliti dalam melakukan penelitian. c. Terakhir, peneliti melakukan triangulasi/penggabungan data. Dari data yang sudah diperoleh dari buku-buku yang ada peneliti menggabungkan data tersebut yang mendukung tujuan penelitian. 4. Langkah Analisis Data Dalam penelitian ini, peneliti merumuskan langkah-langkah analisis data sesuai dengan metode yang digunakan. Langkah-langkah ini dibuat agar dalam proses analisis maupun pada hasil akhirnya tidak keluar dari tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya. Berikut langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam menganalisis data. a. Tahap persiapan Pada tahap persiaan ini, peneliti mempersiapkan data/objek yang akan dianalisis. Data yang akan peneliti analisis adalah puisi yang terdapat dalam buku kumpulan puisi Mata Pisau karya Sapardi Djoko Damono. Peneliti membaca puisi-puisi tersebut dan menentukan jenis gaya bahasa yang paling dominan untuk dianalisis, yakni gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna yang terdiri dari gaya bahasa retoris dan kiasan. Setelah itu, peneliti mencari referensi pustaka yang mendukung penelitiannya. 6 Lexy J. Moleong, op. cit., h

19 9 b. Tahap pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan, peneliti mulai menganalisis puisi-puisi dan menandai bagian yang termasuk ke dalam gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna. Pada tahap ini, gaya bahasa tersebut juga dijelaskan efek penggunaannya dalam kumpulan puisi Mata Pisau. c. Tahap penyelesaian Pada tahap penyelesaian, peneliti mengecek kembali analisisnya dan memperbaikinya bila ada kesalahan pada penulisan. Setelah itu peneliti menyimpulkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Gaya bahasa apakah yang paling dominan dalam puisi-puisi karya Sapardi Djoko Damono dan efek-efek yang dihadirkan oleh gaya bahasa tersebut dalam setiap puisi Sapardi Djoko Damono. Kesimpulan sementara yang diperoleh peneliti dari hasil membaca adalah bahwa penggunaan gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna yaitu gaya bahasa retoris dan kiasan yang paling dominan dalam Mata Pisau adalah gaya bahasa kiasan, terutama gaya bahasa metafora dan personifikasi.

20 BAB II LANDASAN TEORI A. Puisi 1. Pengertian Puisi Puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh rima dan merupakan gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus melalui penataan bunyi, irama dan makna khusus. 1 Puisi juga merupakan ekspresi pengalaman batin (jiwa) penyair mengenai kehidupan manusia, alam, dan Tuhan sang pencipta, melalui media bahasa yang estetik yang secara padu dan utuh, dalam bentuk teks yang dinamakan puisi. M. Atar Semi mengutip beberapa pendapat ahli sastra tentang pengertian puisi: a) William Worswoth: poetry is the best word in the best order (puisi adalah kata-kata yang terbaik dalam susunan yang terbaik); b) Leight Hunt: poetry is imaginative pasion (puisi adalah luapan perasaan yang imajinatif); c) Mathew Arnold: poetry is critism of life (puisi merupakan kritik kehidupan); d) Herbert Read: poetry is inuitive, imajinative, and synthetyc (puisi bersifat intuitif, imajinatif, dan sintetic). 2 Puisi adalah bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata indah dan kaya makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh diksi, majas, rima, dan irama yang terkandung dalam karya sastra itu. 3 Dari pengertian tersebut, dapat dilihat bahwa puisi sangat mengutamakan keindahan bahasa bila dibandingkan dengan bentuk karya sastra lain. Untuk itu, peneliti memilih puisi sebagai objek penelitiannya, karena lebih mudah dan lebih menarik untuk melihat jenis gaya bahasa dalam sebuah puisi. Gaya bahasa merupakan unsur utama yang membangun puisi, gaya bahasa paling dominan dibandingkan dengan unsur-unsur pembangun puisi lain. 1 Abdul Rozak Zaidan, dkk., Kamus Istilah Sastra, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h Widjojoko dan Endang Hidayat, Teori dan Sejarah Sastra Indonesia, (Bandung: UPI Press, 2006) h E. Kosasih, Dasar-Dasar Keterampilan Bersastra, (Bandung: Yrama Widya, 2012), h

21 11 Dominasi gaya bahasa dalam puisi itu semata-mata karena keterbatasan medium bentuk fisik puisi yang singkat dan padat tidak seperti prosa, sehingga unsur yang ditonjolkan adalah bahasa yang digunakan dalam puisi itu sendiri. 2. Unsur Intrinsik Puisi Puisi sebagai salah satu karya kreatif yang diwujudkan dalam bentuk bahasa, mempunyai unsur-unsur di dalamnya. Berikut unsur-unsur intrinsik menurut Wijoko dan Endang. a. Tema adalah ide atau gagasan yang menduduki tempat utama di dalam cerita. Tema atau pokok persoalan, hanya terdapat pada satu puisi. Jadi, tidak bisa ada satu puisi mengandung dua tema, betapa pun panjangnya puisi tersebut. b. Rasa, disebut juga arti emosional. Dalam menghadapi suatu persoalan, seorang penyair, selain tersentuh secara rasional, ia tersentuh dan terlibat secara emosional. c. Nada, kita dapat menangkap sikap penyair lawat intonasi puisi tersebut. Penyair dapat terlihat menggurui, mencaci, merayu, merengek, menyindir, mengejek, dan sebagainya terhadap pembaca atau pendengarnya. Itulah yang disebut nada puisi. d. Amanat merupakan pesan-pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca, pendengar, atau penonton. e. Diksi (pilihan kata) dalam puisi, merupakan hal yang penting, karena keberhasilan puisi dicapai dengan mengintensifkan pilihan kata. f. Imajeri atau daya bayang, ialah suatu kata atau kelompok kata yang digunakan untuk mengungkapkan kembali kesan-kesan panca indera dalam jiwa kita. g. Pusat pengisahan atau titik pandang yaitu cara penyampaian cerita, ide, gagasan, atau kisahan cerita. Puisi yang mencakup siapa yang berbicara dan kepada siapa ditujukan. h. Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis atau pemakai bahasa. i. Ritme atau irama adalah totalitas tinggi rendahnya suara, panjang pendek, dan cepat lambatnya suara waktu membaca puisi. Ritme di dalam puisi dibentuk oleh pengaturan larik, jumlah suku kata, dan pengaturan bunyi. j. Rima atau sajak adalah persamaan bunyi. Persamaan bunyi bisa terjadi di awal, tengah atau akhir. Di dalam puisi modern, rima tidak seteratur puisi lama. Walaupun demikian, bukan berarti tidak berirama. Puisi modern pun menggunakan rima, hanya tidak berpola seperti dahulu. Rima digunakan secara bebas sesuai dengan ekspresi yang diinginkan penyair. 4 4 Widjojoko dan Endang Hidayat, op. cit., h. 61

22 12 Dari semua unsur intrinsik puisi yang sudah disebutkan, gaya bahasa akan menjadi pembahasan utama dalam penelitian ini. Untuk lebih memahami gaya bahasa dan jenis-jenisnya, terlebih dahulu peneliti akan menjelaskan mengenai pengertian gaya bahasa. B. Stilistika 1. Pengertian Stilistika Makna stilistika (stylistic meaning) adalah makna yang berhubungan dengan situasi sosial para penutur bahasa. stilistika di dalam bahasa Inggris stylistics adalah cabang dari linguistik yang mempelajari ciri-ciri pembeda secara situasional sebagai varietas bahasa, dan stilistika mencoba menyusun prinsip-prinsip yang dipertimbangkan untuk pilihan tertentu, disusun oleh individu atau kelompok sosial dalam menggunakan bahasanya. 5 Stilistika meneliti ciri khas penggunaan bahasa dalam wacana sastra, ciri-ciri yang membedakan atau mempertentangkannya dengan wacana nonsastra, meneliti deviasi terhadap tata bahasa sebagai sarana literer. 6 Stilistika bukan hanya mengkaji wacana sastra tetapi juga bahasa. Jadi, dapat disimpulkan bahwa stilistika itu adalah ilmu yang menjembatani kajian linguistik dan sastra dengan mengkaji aspek gaya bahasa yang digunakan dalam sebuah wacana sastra atau karya sastra. 2. Ranah Kajian Stilistika Karya sastra adalah wacana khas yang di dalam ekspresinya menggunakan bahasa dengan memanfaatkan segala kemungkinan yang tersedia. Dipandang dari sudut linguistik, dibandingkan dengan wacana yang lain, dalam wacana sastra terdapat gejala fonologis, semantis, sintaktik, dan gejala lingiustik tertentu lainnya dengan frekuensi yang lebih tinggi. kajian stilistik hendak mengungkapkan bagaimana caranya kemungkinan itu dimanfaatkan dan bagaimana efeknya. Sudjiman menegaskan, bahwa dalam pengkajian stilistik yang penting ialah menemukan ciri yang benar-benar 5 Fatimah Djadjasudarma, Semantik II: Pemahaman Ilmu Makna, (PT Eresco, 1993), h Panuti Sudjiman, op. cit., h. 3

23 13 memberikan efek tertentu kepada pembaca (atau pendengar), tidak sekedar menghitung frekuensi penggunaan sarana-sarana stilistik dalam suatu karya. 7 Secara akademis, linguistik memahami bahasa, sastra memahaminya lewat bahasa. baik pemahaman secara linguistik maupun literer dapat dimediasi oleh stilistika. Dengan pengertian lain, bahwa stilistika merupakan objek baik bagi ilmu bahasa maupun ilmu sastra. Perbedaannya, stilistika linguistik terbatas pada penelitian gejala bahasa secara deskriptif, yang dalam perkembangan kemudian disebut sebagai majas, sedangkan stilistika literer mengkaji lebih jauh pada aspek-aspek yang melatarbelakangi sekaligus tujuan yang hendak dicapai, sebagai penelitian evaluatif. Deskripsi terhadap barbagai jenis gaya bahasa dalam sebuah puisi atau novel merupakan kajian linguistik, sedangkan mengapa pengarang menggunakan gaya bahasa tersebut merupakan kajian sastra. 8 Dari penjelasan tersebut penulis menggunakan kajian stilistika linguistik, yaitu hanya mengkaji gaya bahasa secara deskriptif yang digunakan oleh pengarang tanpa membahas alasan atau pun tujuan yang hendak dicapai oleh pengarang. C. Gaya Bahasa Persoalan gaya bahasa sastra bukanlah tentang efisiensi dan efektifitas penggunaan bahasa, melainkan tentang cara penggunaan bahasa untuk menghasilkan efek tertentu. Gaya bahasa sastra tidak saja dalam arti keindahan, melainkan juga dalam arti kemantapan pengungkapan. Efisiensi dan efektifitas berkaitan dengan tatabahasa (kalimat yang efektif adalah yang sesuai dengan kaidah bahasa, hemat dalam pengungkapan tetapi dapat menyampaikan banyak ide). Gaya bahasa sastra adalah persoalan bagaimana, sekalipun tidak efektif dan efisien menurut tatabahasa. Misalnya untuk menampilkan suasana senja, bermacam cara dapat dilakukan: Matahari tinggal sejengkal dari permukaan laut; Warna kuning di ufuk barat telah semakin jelas; Bayang-bayang telah jauh melebihi ukuran badan. 9 7 Ibid., h. 7 8 Nyoman Kutha Ratna, Estetika Sastra dan Budaya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h Atmazaki, Ilmu Sastra, (Padang: Angkasa Raya, 1990), h. 94

24 14 1. Pengertian Gaya Bahasa Sebelum masuk pada pengertian gaya bahasa, terlebih dahulu akan dibahas tentang fungsi bahasa. seperti sudah diketahui bahwa bahasa merupakan alat komunikasi. Holliday secara seksama mengkaji sebuah teori yang mendalam mengenai fungsi-fungsi bahasa, yang melengkapi pandangan Hymes tentang kompetensi komunikatif. Teori fungsi-fungsi bahasa tersebut secara ekstensif menggali berbagai fungsi yang lazim dijalankan pada bahasa. a. Fungsi instrumental: menggunakan bahasa untuk memperoleh sesuatu. b. Fungsi regulatori: menggunakan bahasa untuk mengontrol perilaku orang lain. c. Fungsi interaksional: menggunakan bahasa untuk menciptakan interaksi dengan orang lain. d. Fungsi personal: menggunakan bahasa untuk mengungkapkan perasaan dan makna. e. Fungsi heuristik: menggunakan bahasa untuk belajar dan menemukan makna. f. Fungsi imajinatif: menggunakan bahasa untuk menciptakan dunia imajinasi. g. Fungsi representasional: menggunakan bahasa untuk menyampaikan informasi. 10 Bahasa memiliki banyak fungsi, dalam karya sastra terutama puisi bahasa juga bisa dikatakan alat penulis untuk berkomunikasi dengan pembaca. Kaitanya tujuh fungsi bahasa yang sudah dipaparkan sebelumnya, bahasa dalam puisi lebih pada fungsi personal, yaitu untuk mengungkapkan perasaan dan makna yang dalam. Untuk mengungkapkan perasaan dan makna dalam sebuah puisi biasanya penulis menggunakan berbagai gaya bahasa. Gaya bahasa adalah ekspresi linguistik, baik di dalam puisi maupun prosa (cerpen, novel, dan drama). 11 Gaya bahasa merupakan salah satu unsur dari sebuah puisi. Gaya bahasa adalah cara yang khas seseorang dalam mengungkapkan atau menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan atau lisan. Dalam puisi, penyair berusaha menyampaikan ide, perasaan, dan pikirannya dengan menggunakan bahasa yang dibuat sedemikian rupa sehingga 10 Furqanul Aziez dan Chaedar Alwasilah, Pengajaran Bahasa Komunikatif Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1996), h Nyoman Kutha Ratna, Stilistika: Kajian Puitika Bahasa, Sastra, dan Budaya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 22

25 15 tampak indah dan penuh makna. Oleh karena itu, untuk dapat membaca puisi dengan baik, memahami, memaknai, menganalisis, dan mengajarkan puisi, kita harus memahami gaya bahasa dalam puisi tersebut. 12 Dari berbagai pengertian gaya bahasa yang sudah disebutkan, dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa merupakan suatu gaya penulisan seseorang dengan menggunakan kata-kata yang jarang digunakan dan menjadi kekhasan bagi si penulis yang pada umumnya sebagai pengungkapan perasaan, ide, atau pikiran penulis. Selain gaya bahasa ada juga diksi yang juga menjadi unsur pembentukan puisi. Gaya bahasa itu menghidupkan kalimat dan memberi gerak pada kalimat. Gaya bahasa itu menimbulkan reaksi tertentu, untuk menimbulkan tanggapan pikiran kepada pembaca. 13 Menurut Wren dan Martin is a departure from the ordinary form of expression or the ordinary course of ideas in order to produce a greater effect yang diartikan oleh Siswantoro bahwa gaya bahasa merupakan penyimpaangan dan bentuk ungkapan lumrah atau dan jalan pikiran umum dengan maksud memperoleh efek yang lebih luas. 14 Gaya bahasa sering disamakan dengan majas, majas merupakan bagian dari gaya bahasa, dalam dunia pendidikan khususnya di tingkat dasar hingga menengah atas kata majas lebih dikenal. Penggunaan majas lebih sering muncul pada puisi, untuk memahami sebuah puisi terlebih dahulu kita harus memahami bahasa yang digunakan. Majas adalah gaya bahasa dalam bentuk tulisan mau pun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang. 15 Menurut teori sastra kontemporer gaya bahasa berbeda dengan majas. Majas hanyalah sebagian kecil dari gaya bahasa, ruang lingkup gaya bahasa lebih luas dari majas dan majas termasuk dalam ruang lingkup gaya bahasa. Namun, sekarang gaya 12 Rachmat Djoko Pradopo, dkk., Puisi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h Ibid., h Siswantoro, Apresiasi Puisi-Puisi Sastra Inggris, (Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2002), h Ratih Mihardja, Buku Pintar-Sastra Indonesia, (Jakarta: Laskar Aksara, 2012), h. 28

26 16 bahasa dan majas seakan-akan memiliki ruang lingkup yang sama. Bahwa majas adalah gaya bahasa dan gaya bahasa itu adalah majas. 2. Ragam Gaya Bahasa Gaya bahasa dapat ditinjau dari bermacam-macam sudut pandang. Gorys Keraf meninjau gaya bahasa dari dua pandangan, yaitu dilihat dari segi nonbahasa dan dari segi bahasanya sendiri. Namun, gaya bahasa yang akan dibahas dan diteliti dalam skripsi ini adalah ragam gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna yang mengacu pada teori Gorys Keraf. Berikut ragam gaya bahasa menurut Gorys Keraf. a. Segi Nonbahasa 1) Berdasarkan pengarang: pengarang yang kuat dapat mempengaruhi orang-orang sejamannya, sehingga dapat membentuk sebuah aliran. 2) Berdasarkan Masa: gaya bahasa yang didasarkan pada masa dikenal karena ciri-ciri tertentu yang berlangsung dalam suatu kurun waktu tertentu. 3) Berdasarkan Medium: bahasa dalam arti alat komunikasi. 4) Berdasarkan Subyek: subyek yang menjadi pokok pembicaraan dalam sebuah karangan dapat mempengaruhi gaya bahasa sebuah karangan. Kita mengenal gaya filsafat, populer, dan didaktik. 5) Berdasarkan Tempat: ciri-ciri kedaerahan mempengaruhi ungkapan atau ekspresi bahasanya. Ada gaya Jakarta, gaya Medan. 6) Berdasarkan Hadirin: gaya bahasa seperti gaya populer yang cocok untuk rakyat banyak dan ada gaya sopan yang cocok untuk lingkungan istana atau lingkungan yang terhormat. Ada pula gaya intim (familiar) yang cocok untuk lingkungan keluarga. 7) Berdasarkan tujuan: ada gaya sentimental, sarkastik, diplomatis, dan ada gaya humor. 16 b. Segi bahasa 1) Gaya Bahasa Berdasarkan Pilihan Kata. a. Gaya bahasa resmi, adalah gaya dalam bentuknya yang lengkap, gaya yang dipergunakan dalam kesempatankesempatan resmi, gaya yang dipergunakan oleh mereka yang diharapkan mempergunakannya dengan baik dan terpelihara Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2010), h ibid., h. 117

27 17 b. Gaya bahasa tak resmi, merupakan gaya bahasa yang dipergunakan dalam bahasa standar, khususnya dalam kesempatan-kesempatan yang tidak formal atau kurang formal. Gaya ini biasanya dipergunakan dalam karya tulis, artikel-artikel mingguan. 18 c. Gaya bahasa percakapan, pilihan katanya adalah kata-kata populer dan kata-kata percakapan. Namun di sini harus ditambahkan segi-segi morfologis dan sintaksis, yang secara bersama-sama membentuk gaya bahasa percakapan ini. 19 2) Gaya Bahasa Berdasarkan Nada a. Gaya sederhana, gaya bahasa ini biasanya cocok untuk memberi intruksi, perintah, pelajaran, perkuliahan, dan sejenisnya. Sebab itu, untuk mempergunakan gaya ini secara efektif, penulis harus memiliki kepandaian dan pengetahuan yang cukup. 20 b. Gaya mulia dan bertenaga, gaya ini penuh dengan vitalitas dan energi, biasanya dipergunakan untuk menggerakkan sesuatu. Menggerakkan sesuatu tidak saja dengan menggunakan tenaga dan vitalitas pembicara, tetapi juga dapat menggunakan nada keagungan dan kemuliaan. 21 c. Gaya menengah, adalah gaya yang diarahkan kepada usaha untuk menimbulkan suasana senang dan damai, maka nadanya juga bersifat lemah-lembut, penuh kasih sayang, dan mengandung humor yang sehat. Gaya bahasa ini diguanakan pada kesempatan khusus, seperti pesta, pertemuan, dan rekreasi, orang lebih menginginkan ketenangan dan kedamaian ibid., h ibid., h ibid., h ibid., h ibid.,

28 18 3) Gaya Bahasa Berdasarkan Struktur Kalimat a. Klimaks, adalah semacam gaya bahasa yang mengandung urutan-urutan pikiran yang setiap kali semakin meningkat kepentingannya dari gagasan-gagasan sebelumnya. 23 Contoh: Kesengsaraan membuahkan kesabaran, kesabaran pengalaman, dan pengalaman harapan. b. Antiklimaks, pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang kompleks/lebih penting menurun kepada hal yang sederhana/kurang penting. 24 Contoh: Ketua pengadilan negeri itu adalah seorang yang kaya, pendian, dan tidak terkenal namanya. c. Paralelisme, adalah semacam gaya bahasa yang berusaha mencapai kesejajaran dalam pemakaian kata-kata atau frasafrasa yang menduduki fungsi yang sama dalam bentuk gramatikal yang sama. 25 Contoh: Bukan saja perbuatan itu harus dikutuk, tetapi juga harus diberantas. d. Antitesis, adalah sebuah gaya bahasa yang mengandung gagasan-gagasan yang bertentangan, dengan mempergunakan kata-kata atau kelompok kata yang berlawanan. 26 Contoh: Ia sering menolak, tapi sekali pun tak pernah melukai hati. e. Repetisi, adalah perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai. 27 Contoh: Atau maukah kau pergi bersama serangga-serangga tanah, pergi bersama kecoak-kecoak ibid., h Ratih Mihardja,Op. Cit., h Keraf, Op. Cit., h ibid., 27 ibid., h. 127

29 19 4) Gaya Bahasa Berdasarkan Langsung Tidaknya Makna a. Gaya Bahasa Retoris Gaya bahasa retoris atau non-perbandingan dilihat dari segi internal struktur linguistik, khususnya struktur sintaksisnya yang tidak menggunakan perbandingan atau perumpamaan untuk mendapatkan makna khusus. 28 a) Aliterasi Aliterasi adalah gaya bahasa yang berwujud perulangan konsonan yang sama. Biasanya dipergunakan dalam puisi, kadang-kadang dalam prosa, untuk perhiasan atau untuk penekanan. 29 Contoh: Susah sungguh saya sampaikan Degub-degub di dalam kalbu (Rustam Effendi, Percikan Permenungan) b) Asonansi Asonansi adalah gaya bahasa yang berwujud perulangan bunyi vokal yang sama. 30 Misalnya: Ini muka penuh luka siapa punya Contoh lain dalam puisinya Goenawan Muhamad yang berjudul Perikesit, yaitu: Yang damai, terlalu damai bumi padamu melambai (Goenawan Muhamad, Perikesit) c) Anastrof Anastrof atau inversi adalah semacam gaya retoris yang diperoleh dengan pembalikan susunan kata yang biasa dalam kalimat Ngusman Abdul Manaf, Semantik Bahasa Indonesia, (Padang: UNP Press Padang, 2010), h Keraf, op. cit., h Ibid., 31 Ibid.,

30 20 Pergilah ia meninggalkan kami, keheranan kami melihat kepergiannya. (Ia pergi meninggalkan kami, kami heran melihat kepergiannya) d) Apofasis atau Preterisio Apofasis atau disebut juga preterisio merupakan sebuah gaya di mana penulis atau pengarang menegaskan sesuatu, tetapi tampaknya menyangkal. Berpura-pura membiarkan sesuatu berlalu, tetapi sebenarnya ia menekankan hal itu. Berpura-pura melindungi atau menyembunyikan sesuatu, tetapi sebenarnya memamerkannya. 32 Misalnya: Saya tidak mau mengungkapkan dalam forum ini bahwa Saudara telah menggelapkan ratusan juta rupiah uang negara. Pada contoh tersebut, penulis menjelaskan bahwa ia tidak mau mengungkapkan atau ingin menyembunyikan suatu hal tetapi sebenarnya ia mengungkapkannya juga. e) Apostrof Adalah semacam gaya yang berbentuk pengalihan amanat dari para hadirin kepada sesuatu yang tidak hadir. Cara ini biasanya dipergunakan oleh orator klasik. Dalam pidato yang disampaikan kepada suatu massa, sang orator secara tiba-tiba mengarahkan pembicaraannya langsung kepada sesuatu yang tidak hadir; kepada mereka yang sudah meninggal, atau kepada barang atau obyek khayalan atau sesuatu yang abstrak, sehingga tampaknya ia tidak berbicara kepada para hadirin. 33 Hai kamu dewa-dewa yang berada di surga, datanglah dan bebaskanlah kami dari belenggu penindasan ini. 32 Ibid., 33 Ibid., h. 131

31 21 f) Asindeton Adalah suatu gaya yang berupa acuan, yang bersifat padat dan mampat di mana beberapa kata, frasa, atau klausa yang sederajat tidak dihubungkan dengan kata sambung. Bentukbentuk ini biasanya dipisahkan saja dengan koma, seperti ucapan terkenal dari Julius Caesar: Veni, vidi, vici, saya datang, saya lihat, saya menang. 34 g) Polisindeton Polisindeton adalah suatu gaya yang merupakan kebalikan dari asindeton. 35 Dalam polisindeton beberapa kata, frasa, atau klausa yang berurutan dihubungkan satu sama lain dengan kata sambung. 36 Contoh: Dan kemanakan burung-burung yang gelisah dan tak berumah dan tak menyerah pada gelap dan dingin yang bakal merontokkan bulu-bullunya? h) Kiasmus Kiasmus adalah gaya bahasa yang terdiri dari dua bagian, baik frasa atau klausa, yang sifatnya berimbang dan dipertentangkan satu sama lain, tetapi susunan frasa atau klausanya itu terbalik bila dibandingkan dengan frasa atau klausa lainnya. 37 Contoh: Semua kesabaran kami sudah hilang, lenyap sudah ketekunan kami untuk malanjutkan usaha itu. Dalam Kamus Istilah Sastra kiasmus diartikan sebuah kalimat yang terdiri atas dua bagian yang seimbang. Unsur bagian kedua merupakan kebalikan dari unsur bagian pertama Ibid., 35 Ibid., 36 Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa, (Bandung: Angkasa, 1990), h Gorys Keraf, op.cit., h Abdul Rozak Zaidan, dkk., op. cit., h. 102

32 22 Contohnya: Diam dalam gerak Gerak dalam diam Menangis dalam gelak Gelak dalam bermuram (J.E Tatengkeng) i) Elipsis Elipsis adalah suatu gaya yang berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat yang dengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca atau pendengar, sehingga struktur gramatikal atau kalimatnya memenuhi pola yang berlaku. 39 Contoh; Masihkah kau tidak percaya bahwa dari segi fisik engkau tak apa-apa, badanmu sehat; tetapi psikis... j) Eufemismus Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus. Contoh, Maaf bapak ini pendengarannya sudah kurang. (Orang tersebut tuli) 40 k) Litotes Litotes adalah semacam gaya bahasa yang dipakai untuk menyatakan sesuatu dengan tujuan merendahkan diri. sesuatu hal dinyatakan kurang dari keadaan sebenarnya, atau swuatu pikiran dinyatakan dengan menyangkal lawan katanya. Misalnya, kedudukan saya ini tidak ada artinya sama sekali. 41 l) Histeron Proteron Adalah semacam gaya bahasa yang merupakan kebalikan dari sesuatu yang logis atau kebalikan dari sesuatu yang wajar, 39 Gorys Keraf, op.cit., h Ratih Mihardja, op.cit., h Gorys Keraf,op.cit., h

33 23 misalnya menempatkan sesuatu yang terjadi kemudian pada awal peristiwa. Juga disebut hiperbaton. 42 Jendela ini telah memberi sebuah kamar padamu untuk dapat berteduh dengan tenang. m) Pleonasme dan Tautologi Pada dasarnya pleonasme dan tautologi adalah acuan yang mempergunakan kata-kata lebih banyak daripada yang diperlukan untuk menyatakan satu pikiran atau gagasan. Suatu acuan disebut pleonasme bila kata yang berlebihan itu dihilangkan, artinya tetap utuh. Sebaliknya, acuan itu disebut tautologi kalau kata yang berlebihan itu sebenarnya mengandung perulangan dari sebuah kata lain. Misalnya, saya telah mendengar hal itu dengan telinga saya sendiri. 43 Ungkapan tersebut adalah pleonasme karena acuannya itu tetap utuh dengan makna yang sama, walaupun dihilangkan kata dengan telinga saya. Sedangkan ungkapan globe itu bundar bentuknya termasuk dalam tautologi karena kata berlebihan itu sebenarnya mengulang kembali gagasan yang sudah disebut sebelumnya, yaitu kata bundar sudah tercakup dalam globe. n) Perifrasis Sebenarnya perifrasis adalah gaya yang mirip dengan pleonasme, yaitu mempergunakan kata lebih banyak dari yang diperlukan. Perbedaannya terletak dalam hal bahwa kata-kata yang berlebihan itu sebenarnya dapat digantikan oleh satu kata saja, misalnya, ia telah beristirahat dengan damai (=mati atau meninggal) Ibid., h Ibid., h Ibid.,

34 24 o) Prolepsis atau Antisipasi Adalah semacam gaya bahasa di mana orang mempergunakan lebih dahulu kata-kata atau sebuah kata sebelum peristiwa atau gagasan yang sebenarnya terjadi. 45 Contoh: Pada pagi yang naas itu, ia mengendarai sedan biru. p) Erotesis atau Pertanyaan Retoris Adalah semacam pertanyaan yang dipergunakan dalam pidato atau tulisan dengan tujuan untuk mencapai efek yang lebih mendalam dan penekanan yang wajar, dan sama sekali tidak menghendaki adanya ssuatu jawaban. 46 Contoh: Rakyatkah yang harus menanggung akibat semua korupsi dan manipulasi di negara ini? q) Silepsis dan Zeugma Silepsis dan zeugma adalah gaya di mana orang mempergunakan dua konstruksi rapatan dengan menghubungkan sebuah kata dengan dua kata lain yang sebenarnya hanya salah satunya mempunyai hubungan dengan kata pertama. Dalam silepsis, konstruksi yang dipergunakan itu secara gramatikal benar, tetapi secara semantik tidak benar. 47 Ia sudah kehilangan topi dan semangatnya. Zeugma merupakan silepsi dengan menggunakan kata yang tidak logis dan tidak gramatis untuk konstruksi sintaksis yang kedua, sehingga menjadi kalimat yang rancu. 48 Contoh, Ia menundukkan kepala dan badannya untuk memberi hormat kepada kami. 45 Ibid., 46 Ibid., h Ibid., h Ratih Mihardja, op.cit., h. 38

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilakan penelitian data dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan

I. PENDAHULUAN. Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan 1 I. PENDAHULUAN Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan mengenai latar belakang penelitian mengenai gaya bahasa dalam kumpulan puisi Doa Untuk Anak Cucu karya W.S. Rendra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasi diri (Chaer, 2007:33). Oleh karena itu, bahasa merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasi diri (Chaer, 2007:33). Oleh karena itu, bahasa merupakan hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Chaer,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. metaforis, lokalitas merupakan sebuah wilayah tempat masyarakatnya secara

BAB I PENDAHULUAN. metaforis, lokalitas merupakan sebuah wilayah tempat masyarakatnya secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lokalitas dalam bahasa menunjukan identitas budaya yang dipakai dalam konteks sebuah komunitas bahasa dalam hal ini masyakat Minangkabau. Lokalitas dalam konteks

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan oleh : EMA WIDIYAS

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Wujud sarana retorika yang digunakan dalam Puisi-puisi Anak di Harian

BAB V PENUTUP. 1. Wujud sarana retorika yang digunakan dalam Puisi-puisi Anak di Harian 112 BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Wujud sarana retorika yang digunakan dalam Puisi-puisi Anak di Harian Kedaulatan

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL Judul Penelitian : Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Negeri 22 Padang Nama : Rika Fitrianti NPM : 0910013111196 Jenjang Pendidikan : Sarjana Pendidikan (S1) Program

Lebih terperinci

Gaya Bahasa dalam Karangan Bahasa Jawa Siswa Kelas VI SDN 2 Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo Tahun Pelajaran 2011/2012

Gaya Bahasa dalam Karangan Bahasa Jawa Siswa Kelas VI SDN 2 Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo Tahun Pelajaran 2011/2012 1 Gaya Bahasa dalam Karangan Bahasa Jawa Siswa Kelas VI SDN 2 Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo Tahun Pelajaran 2011/2012 Tisa Rahayu Vitiana 1 Sumadi 2 Dwi Sulistyorini 2 Universitas Negeri Malang,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan untuk memahami hal-hal yang lain (KBBI, 2003: 588).

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan untuk memahami hal-hal yang lain (KBBI, 2003: 588). BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Landasan Teori 2.1.1 Konsep Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada di luar bahasa yang digunakan untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pengarang karya sastra tentu mempunyai berbagai ciri khas dalam

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pengarang karya sastra tentu mempunyai berbagai ciri khas dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mengetahui dan mengerti maksud sebuah tulisan merupakan tujuan utama dalam membaca karya sastra. Karya sastra dibuat oleh pengarang karena adanya maksud atau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Analisis Gaya Bahasa pada Lirik Lagu Grup Band Noah dalam Album Seperti Seharusnya (Edi Yulianto, 2015)

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Analisis Gaya Bahasa pada Lirik Lagu Grup Band Noah dalam Album Seperti Seharusnya (Edi Yulianto, 2015) 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan memberikan pemaparan mengenai penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian sejenis yang peneliti temukan dalam bentuk

Lebih terperinci

TEMA DAN GAYA BAHASA KARYA HAJI ABDUL MALIK

TEMA DAN GAYA BAHASA KARYA HAJI ABDUL MALIK TEMA DAN GAYA BAHASA MENJEMPUT TUAH MENJUNJUNG MARWAH KARYA HAJI ABDUL MALIK ARTIKEL E-JOURNAL Oleh Fatih Muftih NIM 090388201097 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PERTENTANGAN DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS GAYA BAHASA PERTENTANGAN DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY ARTIKEL E-JOURNAL ANALISIS GAYA BAHASA PERTENTANGAN DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan untuk mememenuhi sebagian persyaratan memeperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.

Lebih terperinci

BAB 2 GAYA BAHASA IKLAN

BAB 2 GAYA BAHASA IKLAN BAB 2 GAYA BAHASA IKLAN 2.1 Gaya Bahasa 2.1.1 Pengertian Gaya Bahasa Gaya bahasa adalah pemanfaatan atas kekayaan bahasa seseorang dalam bertutur atau menulis, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keinginan, memberikan saran atau pendapat, dan lain sebagainya. Semakin tinggi

BAB I PENDAHULUAN. keinginan, memberikan saran atau pendapat, dan lain sebagainya. Semakin tinggi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki peranan yang sangat signifikan dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa adanya bahasa, manusia tidak dapat mengungkapkan perasaan, menyampaikan keinginan,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PEMAKAIAN GAYA BAHASA DALAM WACANA STIKER KENDARAAN BERMOTOR (TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK)

KARAKTERISTIK PEMAKAIAN GAYA BAHASA DALAM WACANA STIKER KENDARAAN BERMOTOR (TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK) KARAKTERISTIK PEMAKAIAN GAYA BAHASA DALAM WACANA STIKER KENDARAAN BERMOTOR (TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mendapatkan Gelar S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa dan sastra memiliki hubungan yang erat. Kekuatan sastra berada pada kekuatan dan cara pengarang menggunakan bahasa. Melalui bahasa, seorang pengarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Unsur utama karya sastra adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Unsur utama karya sastra adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Unsur utama karya sastra adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan. Hubungan bahasa dan sastra dikatakan seperti dua sisi mata uang, keduanya tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena

BAB I PENDAHULUAN. estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan karya seni, sebagai karya seni yang mengandung unsur estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena sosial

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN PUISI PEREMPUAN WALIKOTA JILID 2 KARYA SURYATATI A. MANAN

ANALISIS GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN PUISI PEREMPUAN WALIKOTA JILID 2 KARYA SURYATATI A. MANAN ANALISIS GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN PUISI PEREMPUAN WALIKOTA JILID 2 KARYA SURYATATI A. MANAN ARTIKEL E-JOURNAL Oleh SISCA DEWI MOLLY NIM 090388201302 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra anak masih terpinggirkan dalam khazanah kesusastraan di Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang sastra anak. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medianya (Semi,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. tertentu, menekankan penuturan atau emosi, menghidupkan gambaran, menunjukkan bahwa bahasa kias mempunyai peranan yang penting dalam

BAB V PENUTUP. tertentu, menekankan penuturan atau emosi, menghidupkan gambaran, menunjukkan bahwa bahasa kias mempunyai peranan yang penting dalam BAB V PENUTUP A. Simpulan Dalam novel AW karya Any Asmara ditemukan enam jenis penggunaan bahasa kias, yaitu simile, metafora, personifikasi, metonimia, sinekdoke dan hiperbola. Fungsi bahasa kias yang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pada bagian ini akan diuraikan secara berturut-turut: simpulan, implikasi, dan saran A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Unsur utama karya sastra adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan. Hubungan bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Unsur utama karya sastra adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan. Hubungan bahasa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Unsur utama karya sastra adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan. Hubungan bahasa dan sastra dikatakan seperti dua sisi mata uang, keduanya tidak biasa dipisahkan

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PADA PUISI AKU KARYA CHAIRIL ANWAR

ANALISIS GAYA BAHASA PADA PUISI AKU KARYA CHAIRIL ANWAR P ISSN 2614-624X E ISSN 2614-6231 DOI: http://dx.doi.org/10.22460/p.v1i2p%25p.193 ANALISIS GAYA BAHASA PADA PUISI AKU KARYA CHAIRIL ANWAR Risma Despryanti 1, Riska Desyana 2, Amalia Siddiqa Rahayu 3, Yeni

Lebih terperinci

MAJAS DALAM PUISI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GUNUNG TULEH PASAMAN BARAT

MAJAS DALAM PUISI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GUNUNG TULEH PASAMAN BARAT MAJAS DALAM PUISI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GUNUNG TULEH PASAMAN BARAT E-JURNAL ILMIAH ASMARIDA NPM. 09080206 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

untuk dibicarakan. Hal ini dikarenakan bahasa telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Bahasa adalah alat komunikasi manusia untuk

untuk dibicarakan. Hal ini dikarenakan bahasa telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Bahasa adalah alat komunikasi manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kajian mengenai bahasa menjadi suatu kajian yang tidak pernah habis untuk dibicarakan. Hal ini dikarenakan bahasa telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Bahasa

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA NOVEL LA GRANDE BORNE KARYA NH. DINI

ANALISIS GAYA BAHASA NOVEL LA GRANDE BORNE KARYA NH. DINI ANALISIS GAYA BAHASA NOVEL LA GRANDE BORNE KARYA NH. DINI ARTIKEL E-JOURNAL Oleh ALIMUN AKBAR SIREGAR NIM 090388201020 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup diperhitungkan karya-karyanya dan dianggap sebagai pengarang produktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. Ungkapan tersebut berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, semangat, dan keyakinan dalam suatu kehidupan, sehingga

Lebih terperinci

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO. Jurnal Publikasi Skripsi

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO. Jurnal Publikasi Skripsi ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO Jurnal Publikasi Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi yang diciptakan oleh sastrawan melalui kontemplasi dan suatu refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 289 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian sebagaimana perumusan masalah yang telah diajukan di bagian pendahuluan, maka peneliti menyimpulkan berikut ini. 1. Aspek-aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang mempergunakan medium bahasa. Bahasa sebagai medium karya sastra. Bahasa sudah menjadi sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KUMPULAN CERPEN INSOMNIA KARYA ANTON KURNIA SKRIPSI

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KUMPULAN CERPEN INSOMNIA KARYA ANTON KURNIA SKRIPSI 0 ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KUMPULAN CERPEN INSOMNIA KARYA ANTON KURNIA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM PUISI KARANGAN SISWA KELAS IX MADRASAH TSANAWIYAH MADANI CERUK IJUK TAHUN AJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM PUISI KARANGAN SISWA KELAS IX MADRASAH TSANAWIYAH MADANI CERUK IJUK TAHUN AJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL ANALISIS PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM PUISI KARANGAN SISWA KELAS IX MADRASAH TSANAWIYAH MADANI CERUK IJUK TAHUN AJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh Rinovianti NIM 090388201266 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci

Gaya Bahasa pada Lirik Lagu dalam Album Gajah Karya Tulus dan Implikasinya. Oleh

Gaya Bahasa pada Lirik Lagu dalam Album Gajah Karya Tulus dan Implikasinya. Oleh Gaya Bahasa pada Lirik Lagu dalam Album Gajah Karya Tulus dan Implikasinya Oleh Ridha Adilla. AR Mulyanto Widodo Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: ridhaadilla@gmail.com Abstract The purpose

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA BAHASA DALAM MENULIS PUISI SISWA KELAS VIII SMPN 3 LAMASI KABUPATEN LUWU

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA BAHASA DALAM MENULIS PUISI SISWA KELAS VIII SMPN 3 LAMASI KABUPATEN LUWU KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA BAHASA DALAM MENULIS PUISI SISWA KELAS VIII SMPN 3 LAMASI KABUPATEN LUWU Nirwana Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNCP nirwana@gmail.com Abstrak Penelitian ini

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK SKRIPSI Usulan Penelitian untuk Skripsi S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Bahasa Karya Sastra

BAB I PENDAHULUAN  A. Bahasa Karya Sastra BAB I PENDAHULUAN Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan itu beraneka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa puisi berasal dari bahasa Yunani poeima membuat atau

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa puisi berasal dari bahasa Yunani poeima membuat atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puisi merupakan bentuk karya sastra yang sangat populer di kalangan masyarakat sampai saat ini. Puisi digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena kemajuan masyarakat

Lebih terperinci

ABSTRACT

ABSTRACT KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI SISWA KELAS VII.1 SMPN 35 PADANG DENGAN TEKNIK PENGAMATAN OBJEK SECARA LANGSUNG Eni Puji Astuti 1), Hasnul Fikri 1), Elvina A. Saibi 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Setelah terkumpul landasan teoretis dan kerangka berpikir pada bab sebelumnya, maka langkah selanjutnya adalah metode. Metode digunakan untuk menyederhanakan

Lebih terperinci

Analysis of Song Lyric and Its Application in Language Style and Poetry Learning in Primary School

Analysis of Song Lyric and Its Application in Language Style and Poetry Learning in Primary School p-issn: 2477-3859 e-issn: 2477-3581 JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DASAR The Journal of Innovation in Elementary Education http://jipd.uhamka.ac.id/index.php/jipd Volume 1 Number 1 November 2015 9-14 Analisis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Analisis Gaya Bahasa pada Album Musik Lethologica Karya Band Letto dan

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Analisis Gaya Bahasa pada Album Musik Lethologica Karya Band Letto dan BAB II LANDASAN TEORI Penelitian Analisis Gaya Bahasa pada Album Musik Lethologica Karya Band Letto dan Alternatif Penerapannya dalam Pembelajaran Gaya Bahasa Puisi di SMA Kelas X Semester I berkaitan

Lebih terperinci

GAYA BAHASA DALAM NOVEL PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA

GAYA BAHASA DALAM NOVEL PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA GAYA BAHASA DALAM NOVEL PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MAJAS DALAM KUMPULAN CERPEN MATA YANG ENAK DIPANDANG KARYA AHMAD TOHARI DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA

PENGGUNAAN MAJAS DALAM KUMPULAN CERPEN MATA YANG ENAK DIPANDANG KARYA AHMAD TOHARI DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA PENGGUNAAN MAJAS DALAM KUMPULAN CERPEN MATA YANG ENAK DIPANDANG KARYA AHMAD TOHARI DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA Oleh: Titik Wahyuni Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan karya ilmiah tentunya tidak terlepas dari buku-buku pendukung

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan karya ilmiah tentunya tidak terlepas dari buku-buku pendukung BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Penulisan karya ilmiah tentunya tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan. Ada beberapa buku yang dipakai dalam memahami dan mendukung penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Puisi merupakan ungkapan perasaan yang dihayati oleh penyairnya ke dalam suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif karena data pada penelitian ini merupakan fenomena sosial. Penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono (Peny.), 2003:

BAB II LANDASAN TEORI. curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono (Peny.), 2003: 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Lirik Lagu Sebagai Genre Sastra Lirik mempunyai dua pengertian yaitu (1) karya sastra (puisi) yang berisi curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono

Lebih terperinci

GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN INSTAGRAM @PuisiLangit SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS Theresia Pinaka Ratna Ning Hapsari, Veronica Melinda Nurhidayati Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI SKRIPSI

ANALISIS PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI SKRIPSI ANALISIS PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI SKRIPSI Oleh SELLA RISVIANA MAYADITA 201110080311118 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bentuk karya sastra yang memiliki keindahan dalam bahasanya yaitu puisi. Waluyo (1991:3) mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang paling tua.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manfaat, serta definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. manfaat, serta definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian. BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini, akan diuraikan mengenai latar belakang, masalah, tujuan, manfaat, serta definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian. 1.1 Latar Belakang Bahasa berperan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan pelbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil karya manusia, baik lisan maupun tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki nilai estetika yang dominan

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA Oleh: Supriyadi Wibowo Progam Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS CITRAAN DAN DIKSI PADA PUISI WAHAI DIRIKU KARYA USTADZ JEFRI AL BUCHORI

ANALISIS CITRAAN DAN DIKSI PADA PUISI WAHAI DIRIKU KARYA USTADZ JEFRI AL BUCHORI 1 ANALISIS CITRAAN DAN DIKSI PADA PUISI WAHAI DIRIKU KARYA USTADZ JEFRI AL BUCHORI Andi nova 1,Dainur Putri 2, Gusnetti 2 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia 2) Dosen Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran menjadi salah satu kegiatan yang bernilai edukatif, hal ini terjadi karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

Lebih terperinci

ANALISIS MAJAS DALAM NOVEL AYAH KARYA ANDREA HIRATA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS MAJAS DALAM NOVEL AYAH KARYA ANDREA HIRATA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS MAJAS DALAM NOVEL AYAH KARYA ANDREA HIRATA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Mei Arisman Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG David Maulana Muhammad*)1 Wahyudi Siswanto)*2 Email davidmuhammad7@gmail.com Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah cerita fiksi atau rekaan yang dihasilkan lewat proses kreatif dan imajinasi pengarang. Tetapi, dalam proses kreatif penciptaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai

BAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dasar penggunaan bahasa dalam sastra bukan sekedar paham, tetapi yang penting adalah keberdayaan kata untuk meninggalkan kesan kepada pembaca atau pendengarnya. Dalam

Lebih terperinci

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Lebih terperinci

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom RAGAM TULISAN KREATIF C Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom HAKIKAT MENULIS Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini subjeknya adalah lirik lagu dalam album musik Klakustik karya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini subjeknya adalah lirik lagu dalam album musik Klakustik karya BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Pada penelitian ini subjeknya adalah lirik lagu dalam album musik Klakustik karya Kla Project yang dipopulerkan pada tahun 2010 dengan jumlah

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA Oleh: Ulin Niswah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Adi_Jaddati@yahoo.co.id

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 1 KECAMATAN BASA AMPEK BALAI KABUPATEN PESISIR SELATAN DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI MIND MAPPING E JURNAL

KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 1 KECAMATAN BASA AMPEK BALAI KABUPATEN PESISIR SELATAN DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI MIND MAPPING E JURNAL KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 1 KECAMATAN BASA AMPEK BALAI KABUPATEN PESISIR SELATAN DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI MIND MAPPING E JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR Oleh: Sepini Pitria Lina 1, Atmazaki 2, Abdurahman 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Padang email: SepiniPitria@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 SUTERA ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 SUTERA ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 SUTERA ARTIKEL ILMIAH YULIA FACITA NPM 09080040 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Lirik itu mempunyai dua pengertian yaitu (1) karya sastra (puisi) yang berisi curahan

BAB II LANDASAN TEORI. Lirik itu mempunyai dua pengertian yaitu (1) karya sastra (puisi) yang berisi curahan BAB II LANDASAN TEORI A. Lirik Lagu Sebagai Genre Sastra Lirik itu mempunyai dua pengertian yaitu (1) karya sastra (puisi) yang berisi curahan perasaan pribadi, (2) adalah susunan sebuah nyanyian (Moeliono

Lebih terperinci

ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU IWAN FALS SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS X

ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU IWAN FALS SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS X ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU IWAN FALS SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS X Oleh: Supriyanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan salah satu bentuk seni yang diciptakan melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan karya sastra merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa siswa, karena siswa tidak hanya belajar menulis, membaca,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa siswa, karena siswa tidak hanya belajar menulis, membaca, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) menjadi sebuah proses belajar bahasa yang berada pada fase paling penting bagi penguasaan bahasa siswa, karena siswa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut berjudul Gaya Bahasa Sindiran pada Rubrik Kartun Terbitan Kompas Edisi

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut berjudul Gaya Bahasa Sindiran pada Rubrik Kartun Terbitan Kompas Edisi 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian tentang gaya bahasa pernah dilakukan oleh Hendra Bharata. Penelitian tersebutu tentang gaya bahasa sindiran pada rubrik komik. Penelitian tersebut

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA NOVEL DIARY DAUN-DAUN YANG TERJATUH KARYA SUTANTO ARI WIBOWO ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS GAYA BAHASA NOVEL DIARY DAUN-DAUN YANG TERJATUH KARYA SUTANTO ARI WIBOWO ARTIKEL E-JOURNAL ANALISIS GAYA BAHASA NOVEL DIARY DAUN-DAUN YANG TERJATUH KARYA SUTANTO ARI WIBOWO ARTIKEL E-JOURNAL Oleh ZULKARNAIN NIM 090388201 373 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

RETORIKA KH. ANWAR ZAID SAAT CERAMAH TENTANG KEAGAMAAN DI TUBAN ARTIKEL SKRIPSI

RETORIKA KH. ANWAR ZAID SAAT CERAMAH TENTANG KEAGAMAAN DI TUBAN ARTIKEL SKRIPSI RETORIKA KH. ANWAR ZAID SAAT CERAMAH TENTANG KEAGAMAAN DI TUBAN ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Penulisan Skripsi guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Prodi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah karya kreatif dan imajinatif dengan fenomena hidup dan kehidupan manusia sebagai bahan bakunya. Sebagai karya yang kreatif dan imajinatif

Lebih terperinci

JURNAL PERBANDINGAN GAYA BAHASA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DAN KH. ACHMAD MUSTOFA BISRI

JURNAL PERBANDINGAN GAYA BAHASA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DAN KH. ACHMAD MUSTOFA BISRI JURNAL PERBANDINGAN GAYA BAHASA PUISI-PUISI EMHA AINUN NADJIB DAN KH. ACHMAD MUSTOFA BISRI COMPARISON STYLE POEMS EMHA AINUN NADJIB DAN KH. ACHMAD MUSTOFA BISRI Oleh: VITA PURMAYASARI 12.1.01.07.0098 Dibimbing

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MAJAS DALAM PUISI MENGGUNAKAN MEDIA LAGU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I GUNUNG TALANG

PENGGUNAAN MAJAS DALAM PUISI MENGGUNAKAN MEDIA LAGU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I GUNUNG TALANG Jurnal Pendidikan Rokania Vol. II (No. 2/2017) 200-209 200 PENGGUNAAN MAJAS DALAM PUISI MENGGUNAKAN MEDIA LAGU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I GUNUNG TALANG Oleh Hasmi Novianti Dosen Sekolah Tinggi Keguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah karya imajinatif yang menggunakan media bahasa yang khas (konotatif) dengan menonjolkan unsur estetika yang tujuan utamanya berguna dan menghibur.

Lebih terperinci

GAYA BAHASA DALAM CERITA MADRE KARYA DEWI LESTARI

GAYA BAHASA DALAM CERITA MADRE KARYA DEWI LESTARI 1 GAYA BAHASA DALAM CERITA MADRE KARYA DEWI LESTARI Akmaliatus Saida 1 Wahyudi Siswanto 2 Heri Suwignyo 2 E-mail: misscute_71p@yahoo.com Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang No. 5 Malang 65145 ABSTRACT

Lebih terperinci

POLA GAYA BAHASA DALAM TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA MAARIF LAWANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013. Dianti Setia Dharma 1 Sumadi 2 Titik Harsiati 3

POLA GAYA BAHASA DALAM TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA MAARIF LAWANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013. Dianti Setia Dharma 1 Sumadi 2 Titik Harsiati 3 POLA GAYA BAHASA DALAM TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA MAARIF LAWANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Dianti Setia Dharma 1 Sumadi 2 Titik Harsiati 3 Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang E-mail: dianti_arko@yahoo.co.id

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis melalui media

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Azmayunira Muharramah Sabran Dr. Wisman Hadi, M.Hum. Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS MAJAS DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS DI KELAS XI SMA

ANALISIS MAJAS DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS DI KELAS XI SMA ANALISIS MAJAS DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS DI KELAS XI SMA Oleh: Rasman Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia novellucu@rocketmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS MAJAS DAN WUJUD CITRAAN DALAM NOVEL MANJALI DAN CAKRABIRAWA KARYA AYU UTAMI SKRIPSI

ANALISIS MAJAS DAN WUJUD CITRAAN DALAM NOVEL MANJALI DAN CAKRABIRAWA KARYA AYU UTAMI SKRIPSI ANALISIS MAJAS DAN WUJUD CITRAAN DALAM NOVEL MANJALI DAN CAKRABIRAWA KARYA AYU UTAMI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia

Lebih terperinci

Kajian Stilistika dalam Karya Sastra

Kajian Stilistika dalam Karya Sastra Kajian Stilistika dalam Karya Sastra Gaya diartikan sesuai dengan tujuan dan efek yang ingin dicapainya. Dalam kreasi penulisan sastra, efek tersebut terkait dengan upaya pemerkayaan makna, baik penggambaran

Lebih terperinci

PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM IKLAN DI RCTI. E- mail : ABSTRAK

PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM IKLAN DI RCTI. E- mail : ABSTRAK PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM IKLAN DI RCTI Sri Rahayu 1, Yetty Morelent 2, Gusnetti 2 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 2) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG E- JURNAL ILMIAH YELCHI AMNUR NPM

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG E- JURNAL ILMIAH YELCHI AMNUR NPM HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG E- JURNAL ILMIAH YELCHI AMNUR NPM 09080240 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

Analisis Penggunaan Majas dalam Kumpulan Puisi Beri Aku Malam Karya Iyut Fitra

Analisis Penggunaan Majas dalam Kumpulan Puisi Beri Aku Malam Karya Iyut Fitra Analisis Penggunaan Majas dalam Kumpulan Puisi Beri Aku Malam Karya Iyut Fitra JURNAL ILMIAH RANI FITRIA WATI NPM. 09080301 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan sastra. Pada intinya kegiatan bersastra sesungguhnya adalah media

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan sastra. Pada intinya kegiatan bersastra sesungguhnya adalah media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari sebuah kesusastraan, terlepas dari apakah kegiatan bersastra dilakukan didasari ataupun tanpa didasari kesadaran untuk

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA HIPERBOLA DAN PERSONIFIKASI PADA NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS GAYA BAHASA HIPERBOLA DAN PERSONIFIKASI PADA NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GAYA BAHASA HIPERBOLA DAN PERSONIFIKASI PADA NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang lagu sehingga lirik-lirik lagunya menarik untuk

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang lagu sehingga lirik-lirik lagunya menarik untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gaya bahasa menimbulkan efek keindahan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Efek keindahan gaya bahasa berkaitan dengan selera pribadi pengarang dan kepekaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra dapat berfungsi sebagai karya seni yang bisa digunakan sebagai sarana menghibur diri bagi pembaca. Sastra dan manusia khususnya pembaca memiliki hubungan yang

Lebih terperinci

GAYA BAHASA KIASAN DALAM NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI

GAYA BAHASA KIASAN DALAM NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI GAYA BAHASA KIASAN DALAM NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Progam Studi Pendidikan Bahasa dan

Lebih terperinci