Gaya Bahasa dalam Karangan Bahasa Jawa Siswa Kelas VI SDN 2 Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo Tahun Pelajaran 2011/2012

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Gaya Bahasa dalam Karangan Bahasa Jawa Siswa Kelas VI SDN 2 Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo Tahun Pelajaran 2011/2012"

Transkripsi

1 1 Gaya Bahasa dalam Karangan Bahasa Jawa Siswa Kelas VI SDN 2 Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo Tahun Pelajaran 2011/2012 Tisa Rahayu Vitiana 1 Sumadi 2 Dwi Sulistyorini 2 Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang No. 5 Malang dedek2707@gmail.com Abstract: This study is aimed to determine the use of language style based on language in terms of language which includes (1) language style based on the diction, (2) language style based on tone, (3) language style based on sentence structure, and (4) language style based on the direct or non direct of the meaning. To achieve the objectives above, the study used qualitative design. The result of this study are (1) found the use of formal language style and conversation language style, (2) middle language style, (3) repetition language style, (4) assonance language style, asideton, pleonasm and tautology, prolepsis or anticipation, hyperbole, and paradox. Keywords : language style, composition, Bahasa Jawa Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penggunaan gaya bahasa berdasarkan segi bahasa yang meliputi (1) gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, (2) gaya bahasa berdasarkan nada, (3) gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat, dan (4) gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna. Untuk itu penelitian ini menggunakan rancangan kualitatif. Hasil penelitian meliputi (1) ditemukan penggunaan gaya bahasa tidak resmi dan gaya bahasa percakapan, (2) gaya bahasa menengah, (3) gaya bahasa repetisi, dan (4) gaya bahasa asonansi, asideton, pleonasme dan tautologi, prolepsis atau antisipasi, hiperbola, dan paradoks. Kata Kunci: gaya bahasa, karangan, bahasa Jawa Gaya bahasa merupakan bentuk retorik yaitu penggunaan kata-kata dalam berbicara dan menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi penyimak dan pembaca. Pemilihan gaya bahasa penting untuk menghidupkan kalimat. Seorang penulis mempunyai perbendaharaan kata yang luas agar dapat memilih gaya bahasa mana yang cocok dalam sebuah kalimat yang mereka gunakan. Semakin luas kosa kata seseorang, semakin baik kemampuannya dalam memilih gaya bahasa untuk mewakili maksud dalam gagasannya. Para pembaca dan penulis yang unggul benar-benar memanfaatkan gaya bahasa untuk menjelaskan gagasangagasan mereka (Tarigan1985:5). Namun, gaya bahasa bukan masalah sederhana. 1 Tisa Rahayu Vitiana adalah mahasiswa Sastra Indonesia Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang Sumadi dan Dwi Sulistyorini adalah dosen Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang.

2 Hal itu terbukti dengan adanya seseorang yang sulit mengungkapkan maksudnya dan miskin variasi bahasanya. Dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai orang-orang yang boros kata-kata, tetapi tidak ada isi yang tersirat dari kata-kata tersebut. Untuk menjaga agar tidak masuk dalam kedua hal tersebut, seorang penulis harus mengetahui bagaimana pentingnya gaya bahasa dalam komunikasi sehari-hari. Secara singkat gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian pemakai bahasa. Gaya bahasa yang baik harus mengandung tiga unsur, yaitu kejujuran, sopansantun, dan menarik (Keraf, 1994:113). Gaya bahasa dan kosa kata mempunyai hubungan timbal balik yang erat. Semakin kaya kosa kata seseorang, beragam pula gaya bahasa yang dipakainya. Peningkatan penggunaan gaya bahasa memperkaya kosa kata penggunanya. Oleh karena itu, pengajaran bahasa merupakan suatu teknik penting untuk mengembangkan kosa kata para siswa. Gaya bahasa merupakan salah satu unsur penting yang dapat memperindah dan memperkaya makna dalam sebuah karangan. Gaya bahasa dapat diartikan sebagai pengungkapan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis atau pemakai bahasa (Keraf, 1994:113). Menurut Ahmadi (1990: 74), gaya bahasa dapat dipandang sebagai kenyataan penggunaan bahasa yang istimewa dan tidak dapat dipisahkan dari cara atau teknik seorang pengarang dalam merefleksikan pengalaman, bidikan, nilai-nilai, kualitas kesadaran pikiran, dan pandangannya yang istimewa atau khusus. Gaya bahasa digunakan untuk menimbulkan reaksi tertentu, untuk menimbulkan tanggapan pikiran kepada pembaca. Fananie (2002: 26) menyatakan bahwa aspek gaya bahasa dalam karya sastra merupakan ungkapan yang paling menonjol karena aspek inilah yang merupakan media utama sebuah karya sastra. Pemakaian gaya bahasa tentu dapat menambah warna yang dapat menciptakan nuansa tertentu dalam sebuah karangan. Pemakaian gaya bahasa yang beraneka ragam tersebut digunakan pengarang untuk menjalin kata-kata yang bermakna dalam karangannya sehingga karangan akan menjadi terlahir indah dan menghadirkan eksistensinya yang kontemplatif dalam benak pembaca. Bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa daerah yang ada di Indonesia. Perkembangan bahasa Jawa sangat tua karena kasustraan Jawa sudah ada sejak jaman kerajaan Mataram masih ada. Bahasa Jawa merupakan bahasa daerah yang digunakan dalam berkomunikasi sehari-hari masyarakat sebagian wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah (Kridalaksana, xxx : 2001). Keputusan kongres Bahasa Jawa V, yang diselenggarakan mulai tanggal November 2011di kota Surabaya, Jawa Timur menyebutkan bahwa sebagian besar penutur bahasa Jawa sekarang kesulitan menerapkan tata tutur bahasa Jawa secara benar. Hal ini yang menyebabkan semakin mundurnya kualitas bahasa Jawa. Wedi kliru atau takut salah dalam menerapkan tata tutur bahasa Jawa menyebabkan banyak orang Jawa memilih menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari (Kasyani:2011). Bahasa Jawa merupakan bahasa daerah yang penuturnya paling banyak dan memiliki sejarah perkembangan sangat tua. Menurut Poedjasoedarma (1979: 1), bahasa Jawa sejak lama adalah bahasa pengantar suatu peradaban yang besar. Tradisi sastra tulis telah ada dan terus-menerus terpelihara pada bahasa itu, paling tidak sejak abad kesepuluh. Sejak tahun 1945 bahasa Jawa hanya berkedudukan sebagai bahasa daerah. Sejak itu beberapa fungsinya diambil oleh 2

3 3 bahasa Indonesia. Bahasa Jawa hanya berfungsi sebagai perantara aspek-aspek kehidupan yang sifatnya tidak dinas, kedaerahan, kekeluargaan, dan tradisional. Bahasa Jawa penting dilestarikan karena pada saat ini masyarakat sudah mulai melupakan bahasa Jawa sebagai bahasa pengantar berkomunikasi seharihari. Hal ini dapat terlihat bahwa orang tua lebih memilih mengajarkan bahasa Indonesia pada anak mereka sebagai bahasa sehari-hari bukan bahasa Jawa. Para orang tua menganggap menggunakan bahasa Jawa kurang modern di jaman sekarang ini. Oleh karena itu, para orang tua mengajarkan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar untuk berkomunikasi sehari-hari. Pembelajaran bahasa Jawa diajarkan sejak siswa berada di bangku satu Sekolah Dasar. Bahasa Jawa penting dilestarikan. Hal ini dapat dilihat pada silabus bahasa Jawa yang merupakan salah satu upaya pelestarian bahasa Jawa (Wahyono, 2009:1). Masyarakat Jawa mulai melupakan bahasa Jawa sebagai bahasa pengantar berkomunikasi sehari-hari. Salah satu keterampilan yang memerlukan perhatian adalah ketrampilan menulis, sebab keterampilan menulis sangat diperlukan bagi siswa untuk mengungkapkan gagasan atau ide yang ada pada dirinya. Selain hal tersebut, menulis merupakan alat komunikasi antara penulis dengan para pembacanya. Bahasa Jawa sebagai mata pelajaran di sekolah perlu mendapatkan perhatian khusus para pengajar bahasa Jawa. Penyampaian materi pelajaran sangat berpengaruh terhadap ketertarikan siswa dalam mata pelajaran bahasa Jawa. Oleh karena itu, para pendidik bekerja keras untuk membuat pelajaran bahasa Jawa menjadi menarik sehingga siswa antusias dalam pelajaran. Pengajaran bahasa Jawa yang menarik memberi dorongan siswa untuk melahirkan karya-karya sastra siswa dalam bentuk tulisan. Dalam melahirkan suatu karya, siswa mempunyai karakteristik pada setiap karyanya. Karakteristik bahasa Jawa pada karya siswa dilihat dari segi gaya bahasa mempengaruhi kalimat yang ada dalam karangan siswa dan bagaimana pengaruhnya terhadap pembaca. Setiap siswa mempunyai karakteristik gaya bahasa tersendiri yang merupakan ciri khas dari karya siswa tersebut. Selama ini penelitian mengenai gaya bahasa dalam karangan bahasa Jawa siswa kelas VI SDN 2 Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian terhadap gaya bahasa dalam karangan bahasa Jawa siswa. Pemilihan kelas VI sebagai tempat penelitian karena siswa kelas VI SDN 2 Carat masih sulit dalam menulis karangan terutama menggunakan bahasa Jawa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui (1) penggunaan gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, (2) penggunaan gaya bahasa berdasarkan nada, (3) penggunaan gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat, dan (4) penggunaan gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna kelas VI sebagai tempat penelitian karena siswa kelas VI SDN 2 Carat. Metode Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini dilandasi oleh pemikiran bahwa penelitian ini memiliki sejumlah ciri. Pertama, penelitian kualitatif dilakukan dalam situasi wajar dan alamiah, artinya penelitian dilakukan dalam situasi yang alami atau wajar, tidak dimanipulasi dengan kontrol yang ketat. Kedua, penelitian ini menggunakan manusia sebagai instrumen dalam penelitian, artinya keberadaan

4 4 peneliti dalam penelitian ini sebagai instrumen penelitian yang menjadi faktor penentu dalam pengumpulan data. Ketiga, penelitian ini bersifat deskriptif, artinya penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gejala yang ada pada data penelitian secara apa adanya tanpa ada manipulasi data. Keempat, data yang digunakan adalah data lunak, yaitu data yang terdapat dalam karangan siswa berupa kalimat-kalimat bukan angka. Kelima, penelitian kualitatif lebih banyak mementingkan proses daripada hasil karena bagian yang sedang diteliti jauh lebih jelas apabila diamati dalam proses. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu memaparkan, tidak mencari hubungan, dan tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesi, tetapi perlu memandangnya sesuai sebagai bagian dari suatu keutuhan. Laporan ini berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut berasal dari karangan atau gancaran yang ditulis oleh siswa kelas VI SDN 2 Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo. Kegiatan analisis dilakukan dalam penelitian ini melalui langkah-langkah (1) mengambil karangan pada mata pelajaran bahasa Jawa pada saat kegiatan mengarang, (2)mengumpulkan karangan dari siswa, (3) memberikan nomor kode pada setiap lembar kerja siswa sebagai sumber data, (4) membuat kodifikasi data sesuai dengan indikator-indikator, (5) memberi tanda dan catatan pada karangan atau gancaran yang merupakan gaya bahasa berdasarkan gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, gaya bahasa berdasarkan nada, gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat, dan gaya bahasa bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna, (6) merekam data dari setiap lembar kerja, (7) memilah data sesuai dengan kelompok gaya bahasa, (8)mepresentasi hasil dari gaya bahasa, dan (9) menjelaskan data sesuai dengan kelompok gaya bahasa. Hasil Sesuai dengan rumusan masalah hasil penelitian dibagi menjadi empat, yaitu (1) penggunaan gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, (2) penggunaan gaya bahasa berdasarkan nada, (3) penggunaan gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat, dan (4) penggunaan gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna. Hasil dan pembahasan keempat gaya bahasa tersebut disajikan berikut. Pertama. gaya bahasa berdasarkan pilihan kata adalah penggunaan gaya bahasa tidak resmi dan gaya bahasa percakapan. Dalam karangan siswa kelas VI SDN 2 Carat cenderung menggunakan gaya bahasa tidak resmi dan gaya bahasa percakapan. Penggunaan gaya bahasa tidak resmi dalam karangan siswa disebabkan gaya bahasa tidak resmi digunakan dalam situasi nonformal pada saat berkomunikasi sehari-hari. Gaya bahasa percakapan juga digunakan dalam komunikasi sehari-hari yang dilakukan lebih dari satu orang dan menggunakan kata populer. Ada dua siswa yang menggunakan gaya bahasa percakapan. Siswa SDN 2 Carat secara keseluruhan menggunakan kedua gaya bahasa tersebut. Penggunaan gaya bahasa tersebut digunakan karena lebih efisien dan mudah dalam berkomunikasi dibandingkan dengan menggunakan gaya bahasa resmi. Gaya bahasa resmi adalah gaya dalam bentuknya yang lengkap, gaya yang digunakan dalam kesempatan-kesempatan resmi, gaya yang digunakan oleh mereka yang diharapkan mempergunakannya dengan baik dan terpelihara. Oleh karena itu, gaya bahasa resmi tidak ditemukan dalam karangan siswa.

5 5 Kedua, gaya bahasa berdasarkan nada ditemukan penggunaan gaya bahasa menengah. Dalam karangan siswa kelas VI SDN 2 Carat cenderung menggunakan gaya bahasa menengah. Gaya bahasa menengah dipilih sebab gaya bahasa ini digunakan untuk menimbulkan suasana senang dan damai. Penggunaan gaya menengah pada kesempatan-kesempatan khusus seperti pesta, pertemuan, dan rekreasi, orang lebih mengiginkan ketenangan dan kedamaian. Semua siswa yang berjumlah 33 menggunakan gaya bahasa ini. Semua siswa menggunakan gaya bahasa menengah untuk memnggambarkan suasana yang tenang dan damai pada saat berekreasi disuatu tempat. Penggunaan gaya bahasa menengah dalam karangan bertujuan mengajak pembaca untuk merasakan kedamaian yang dirasakan pada di tempat yang sedang dikunjugi tersebut. Ketiga, gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat ditemukan penggunaan gaya bahasa repetisi. Dalam karangan siswa kelas VI SDN 2 Carat cenderung menggunakan gaya bahasa repetisi. Penggunaan gaya bahasa repetisi dalam karangan siswa bertujuan untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks kalimat. Gaya bahasa ini menonjolkan perulangan bunyi, suku kata atau bagian kalimat yang dianggap penting dalam memberi tekanan. Keempat, gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna adalah gaya bahasa asonansi, gaya bahasa asideton, gaya bahasa pleonasme dan tautology, gaya bahasa prolepsis atau antisipasi, gaya bahasa hiperbola, dan gaya bahasa paradoks. Dalam karangan siswa kelas VI SDN 2 Carat cenderung menggunakan gaya bahasa tersebut. Ada tiga siswa yang menggunakan gaya bahasa asonansi. Gaya bahasa ini menonjolkan perulangan bunyi vokal dalam kalimat. Gaya bahasa asideton mempunyai acuan yang bersifat padat dan mampat di mana beberapa kata, frasa, atau klausa yang sederajat tidak dihubungkan dengan kata sambung. Ada satu siswa yang menggunagan gaya bahasa pleonasme dan tautologi ini. Gaya bahasa pleonasme dan tautologi berupa acuan yang menggunakan kata-kata lebih banyak daripada yang diperlukan untuk mengungkapkan suatu pemikiran atau gagasan. Sebenarnya kata yang berlebihan itu kalau dibuang maknanya tetap dapat dipahami. Penggunaan gaya bahasa prolepsis atau antisipasi merupakan gaya bahasa di mana orang mempergunakan lebih dahulu kata-kata atau sebuah kata sebelum peristiwa atau gagasan yang sebenarnya terjadi. Sebagian besar siswa menggunakan gaya bahasa prolepsis atau antisipasi. Ada dua siswa yang mengggunakan gaya bahasa hiperbola. Gaya bahasa hiperbola merupakan gaya bahasa yang mengandung suatu pertanyaan yang berlebihan dengan membesarbesarkan sesuatu hal. Ada satu siswa yang menggunakan gaya bahasa paradoks. Gaya bahasa paradoks merupakan gaya bahasa yang mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada. Pembahasan Berkaitan dengan hasil penelitian, dapat dikemukakan pembahasan sebagai berikut. Pada gaya bahasa berdasarkan pilihan kata sebagian besar siswa menggunakan gaya bahasa tidak resmi, dapat dijelaskan bahwa penggunaan gaya bahasa tidak resmi digunakan pada setiap karangan siswa seperti pada contohcontoh kalimat yang telah dijabarkan. Gaya bahasa adalah cara untuk mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis atau pemakai bahasa (Keraf, 1994:113). Menurut Tarigan (1985:5), gaya bahasa merupakan bentuk retorik, yaitu penggunaan kata-kata

6 dalam berbicara dan menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi penyimak dan pembaca. Pertama, gaya bahasa gaya bahasa berdasarkan pilihan kata dalam karangan bahasa Jawa siswa kelas VI SDN 2 Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo ditemukan dua kategori, yaitu gaya bahasa tidak resmi dan gaya bahasa percakapan. Gaya bahasa tidak resmi merupakan gaya bahasa yang dipergunakan dalam bahasa standar, khususnya dalam kesempatan-kesempatan yang tidak formal atau kurang formal (Keraf, 1994: 118). Penggunaan gaya bahasa tidak resmi dalam karangan bahasa Jawa siswa kelas VI SDN 2 Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo mempunyai kecenderungan menggunakan gaya bahasa tidak resmi. Hal ini disebabkan siswa menngunakan bahasa Jawa ngoko yang digunakan dalam karangan, bahasa Jawa ngoko merupakan bahasa yang digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Penggunaan gaya bahasa tidak resmi ini disebabkan bahasa yang digunakan adalah bahasa non formal yang digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Siswa yang menggunakan gaya bahasa tidak resmi ada 31 siswa dari 33 siswa. Apabila dipresentasekan jumlah siswa yang menggunakan gaya bahasa tidak resmi ada 93,93%. Gaya bahasa percakapan adalah gaya bahasa yang yang menggunakan pilihan kata populer dan kata-kata percakapan. Dalam bahasa percakapan, terdapat banyak kontruksi yang digunakan oleh orang-orang terpelajar, tetapi tidak pernah digunakan apabila menulis sesuatu. Kalimat-kalimatnya singkat dan bersifat fragmeter, sering kalimat-kalimatnya yang singkat itu terdengar seolah-olah tidak dipisahkan oleh perhentian-perhentian final, seakan-akan disambung terus menerus (Keraf, 1994:120). Dalam bahasa percakapan, terdapat banyak kontruksi yang digunakan oleh orang-orang terpelajar, tetapi tidak pernah digunakan apabila menulis sesuatu. Siswa kelas VI SDN 2 Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo menggunakan gaya bahasa percakapan. Ada dua siswa yang menggunakan gaya bahasa percakapan dari 33 siswa. Penggunaan gaya bahasa percakapan ini ditandai dengan penggunaan kata populer dan kata-kata percakapan dalam karangan siswa. Ada 6.06% yang menggunakan gaya bahasa percakapan. Gaya bahasa yang tidak ditemukan dalam karangan bahasa Jawa siswa kelas VI SDN 2 Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo adalah gaya bahasa resmi. Gaya bahasa resmi adalah gaya dalam bentuknya yang lengkap, gaya yang digunakan dalam kesempatan-kesempatan resmi, gaya yang digunakan oleh mereka yang diharapkan mempergunakannya dengan baik dan terpelihara (Keraf, 1994:118). Gaya bahasa resmi tidak ditemukan dalam karangan siswa karena bahasa resmi digunakan pada situasi formal. Penggunaan gaya bahasa yang terdapat dalam karangan bahasa Jawa siswa adalah gaya bahasa tidak remi dan gaya bahasa percakapan. Hal ini disebabkan gaya bahasa tidak resmi digunakan dalam situasi nonformal pada saat komunikasi sehari-hari. Gaya bahasa percakapan juga digunakan dalam komunikasi sehari-hari yang dilakukan lebih dari satu orang dan menggunakan kata populer. Oleh karena itu, penggunaan gaya bahasa resmi tidak ditemukan dalam karangan bahasa Jawa siswa kelas VI SDN 2 Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponororgo Tahun Pelajaran 2011/2012. Kedua, gaya bahasa berdasarkan nada dalam karangan bahasa Jawa siswa kelas VI SDN 2 Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo ditemukan satu 6

7 kategori, yaitu gaya menengah. Gaya menengah adalah gaya yang diarahkan kepada usaha untuk menimbulkan suasana senang dan damai (Keraf, 1994: 122). Gaya menengah bertujuan menciptakan suasana senang dan damai nadanya bersifat lemah lembut, penuh kasih sayang, dan mengandung humor yang sehat. Gaya menengah ini hanya digunakan oleh tiga orang siswa. Penggunaan gaya bahasa menengah dalam karangan siswa kelas VI SDN 2 Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo digunkan oleh 33 siswa atau 100%. Gaya menengah banyak digunakan karena pada gaya ini menciptakan suasana yang senang dan damai. Dalam karangan bahasa Jawa siswa kelas VI SDN 2 Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo menceritakan kegiatan menyenangkan yang telah dialami oleh siswa. Gaya bahasa yang tidak ditemukan dalam karangan bahasa Jawa siswa kelas VI SDN 2 Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo adalah gaya sederhana serta gaya mulia dan bertenaga. Gaya sederhana adalah gaya bahasa yang biasanya cocok untuk memberi instruksi, perintah, pelajaran, perkuliahan, dan sejenisnya. Gaya ini cocok digunakan untuk menyampaikan fakta atau pembuktian-pembuktian. Penggunaan gaya bahasa yang terdapat dalam karangan bahasa Jawa siswa adalah gaya bahasa menengah karena gaya menengah lebih diarahkan kepada usaha untuk menimbulkan suasana senang dan damai. Gaya menengah mempunyai sifat yang lemah lembut dan sopan santun. Oleh karena itu, penggunaan gaya sederhana tidak ditemukan dalam karangan bahasa Jawa siswa kelas VI SDN 2 Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponororgo Tahun Pelajaran 2011/2012. Gaya mulia dan bertenaga adalah gaya bahasa yang penuh dengan vitalitas dan enersi, dan biasanya dipergunakan untuk menggerakkan sesuatu. Gaya mulia dan bertenaga digunakan pada saat pidato dan khotbah yang bertujuan untuk menggetarkan emosi para pendengar dan pembaca bisa terhanyut didalamya. Penggunaan gaya bahasa yang terdapat dalam karangan bahasa Jawa siswa adalah gaya menengah karena gaya menengah lebih diarahkan kepada usaha untuk menimbulkan suasana senang dan damai. Hal ini disebabkan gaya mulia dan bertenaga penuh dengan vitalitas dan enersi, serta biasanya digunakan untuk menggerakkan sesuatu. Oleh karena itu, gaya mulia dan bertenaga tidak ditemukan dalam karangan bahasa Jawa siswa kelas VI SDN 2 Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponororgo Tahun Pelajaran 2011/2012. Ketiga, gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat dalam karangan bahasa Jawa siswa kelas VI SDN 2 Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo ditemukan satu kategori, yaitu gaya bahasa repetisi. Gaya bahasa repetisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai (Keraf, 1994: 127). Gaya bahasa ini digunakan oleh 18 siswa dari 33 siswa atau 54,54%. Penggunaan gaya bahasa repetisi ini dikarenakan untuk memberi tekanan pada kalimat. Gaya bahasa yang tidak ditemukan dalam karangan bahasa Jawa siswa kelas VI SDN 2 Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo adalah gaya bahasa klimaks, antiklimaks, dan antithesis. Klimaks adalah semacam gaya bahasa yang mengandung urutan-urutan pikiran yang setiap kali semakin meningkat kepentingannya dari gagasan-gagasan sebelumnya. Dalam karangan bahasa Jawa siswa kelas VI SDN 2 Carat tidak ditemukan gaya bahasa klimaks 7

8 yang digunakan untuk mengurutkan pikiran yang semakin meningkat kepentingan dari gagasan sebelumnya. Antiklimaks adalah gaya bahasa yang merupakan acuan dari gagasangagasannya diurutkan dari yang terpenting berturut-turut ke gagasan yang kurang penting. Dalam karangan bahasa Jawa siswa kelas VI SDN 2 Carat tidak ditemukan gaya bahasa antiklimaksyang digunakan untuk mengurutkan gagasan dari yang terpenting berturut-turut ke gagasan yang kurang penting. Antitesis adalah sebuah gaya bahasa yang mengandung gagasan-gagasan yang bertentangan dengan mempergunakan kata-kata atau kelompok kata yang berlawanan. Dalam karangan bahasa Jawa siswa kelas VI SDN 2 Carat tidak ditemukan gaya bahasa antitesis yang mengandung gagasan gagasan yang bertentangan dengan mempergunakan kata-kata atau kelompok kata yang berlawanan. Oleh karena itu, penggunaan gaya bahasa antitesis tidak ditemukan dalam karangan bahasa Jawa siswa kelas VI SDN 2 Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponororgo Tahun Pelajaran 2011/2012. Keempat, gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna dalam karangan bahasa Jawa siswa kelas VI SDN 2 Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo ditemukan enam kategori, yaitu gaya bahasa asonansi, gaya bahasa asindeton, gaya bahasa pleonasme dan tautogi, gaya bahasa prolepsis atau antisipasi, gaya bahasa hiperbola, dan gaya bahasa paradoks. Gaya bahasa asonansi adalah gaya bahasa yang berwujud perulangan bunyi vokal yang sama (Keraf. 1994:130). Penggunaan gaya bahasa asonansi biasanya digunakan pada puisi atau prosa untuk menambahkan efek penekanan atau keindahan. Ada tiga siswa yang menggunakan gaya bahasa asonansi atau 9,09%. Gaya bahasa ini menonjolkan perulangan bunyi vokal dalam kalimat. Gaya bahasa asindeton adalah suatu gaya yang berupa acuan, yang bersifat padat dan mampat di mana beberapa kata, frasa, atau klausa yang sederajat tidak dihubungkan dengan kata sambung. Bentuk- bentuk itu biasanya dipisahkan saja dengan koma (Keraf, 1994:131). Penggunaan gaya bahasa asidenton pada kalimat tidak menggunakan kata sambung sama sekali walaupun terdapat beberapa penjelasan. Penggunaan gaya bahasa asindenton pada karangan siswa kelas VI SDN 2 Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo ada 15,15% atau 5 dari 33 siswa. Pleonasme dan tautologi adalah gaya bahasa berupa acuan yang menggunakan kata-kata lebih banyak daripada yang diperlukan untuk mengungkapkan suatu pemikiran atau gagasan. Suatu acuan disebut pleonasme apabila kata yang berlebihan itu dihilangkan, artinya tetap utuh. Sebaliknya, acuan itu disebut tautologi apabila kata yang berlebihan itu sebenarnya mengandung perulangan dari sebuah kata yang lain(keraf, 1994:133). Ada satu siswa atau 3,03% yang menggunagan gaya bahasa pleonasme dan tautologi ini. Gaya bahasa pleonasme dan tautologi berupa acuan yang menggunakan kata-kata lebih banyak daripada yang diperlukan untuk mengungkapkan suatu pemikiran atau gagasan. Sebenarnya kata yang berlebihan itu kalau dibuang maknanya tetap dapat dipahami Gaya bahasa prolepsis atau antisipasi adalah gaya bahasa di mana orang mempergunakan lebih dahulu kata-kata atau sebuah kata sebelum peristiwa atau gagasan yang sebenarnya terjadi (Keraf, 1994:134). Gaya bahasa ini digunakan oleh 19 siswa dari 33 siswa atau 57,57%. Gaya bahasa ini banyak digunakan 8

9 9 karena karangan siswa menceritakan peristiwa berkesan yang pernah dilakukan seperti pada saat pulang sekolah dan pada saat liburan. Gaya bahasa hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung suatu pertanyaan yang berlebihan dengan membesar-besarkan sesuatu hal. Dalam karangan bahasa JAwa siswa KElas VI SDN 2 Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo ada 6,06% siswa atau 2 siswa yang menggunakan gaya bahasa hiperbola. Penggunaan gaya bahasa ini untuk membesar-besarkan hal yang sedang terjadi pada saat itu. Hal yang dibesarkan pada karangan siswa ini adalah darah yang keluar banyak sampai satu gelas penuh dan tidak pernah melihat pemandangan yang indah sebelumnya. Pernyataan tersebut berlebihan digunakan dalam suatu kalimat. Kenyataan yang terjadi sebenarnya tidak seperti apa yang diibaratkan siswa tersebut. Gaya bahasa paradoks adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada. Paradoks dapat juga berarti semua hal yang menarik perhatian karena kebenarannya. Ada satu siswa atau 3,03% yang menggunakan gaya bahasa paradoks dalam karangan bahasa Jawa. Penggunaan gaya bahasa ini bertentangan dengan kenyataan yang dilakukan oleh siswa tersebut. Siswa ENK.LTM.K12.Kl 9 menyatakan bahwa dia bisa naik tetapi tidak bisa turun. Hal inilah yang menyebabkan karangan siswa ENK.LTM.K12.Kl 9 termasuk dalam gaya bahasa paradoks. Gaya bahasa yang tidak ditemukan dalam karangan bahasa Jawa siswa kelas VI SDN 2 Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo adalah gaya bahasa bahasa aliterasi, gaya bahasa anastrof, gaya bahasa apofasis atau preterisio, gaya bahasa apostrof, gaya bahasa asidenton, gaya bahasa polisindenton, gaya bahasa kiasmus, gaya bahasa elipsis, gaya bahasa eufimismus, gaya bahasa litotes, gaya bahasa histeron proteron, gaya bahasa periphrasis, gaya bahasa erotesis atau pertanyaan retoris, gaya bahasa silepsis dan zeugma, gaya bahasa koreksio atau epanortosis, gaya bahasa oksimoron, dan gaya bahasa kiasan. Gaya bahasa kiasan tidak ditemukan karena dalam karangan bahasa Jawa siswa kelas VI SDN 2 Carat menggunakan gaya bahasa retoris. Gaya bahasa reoris merupakan gaya bahasa yang semata-mata merupakan penyimpangan dari konstruksi biasa untuk mencapai efek tertentu. Penggunaan gaya bahasa retoris dalam karangan siswa ditemukan enam gaya bahasa, yaitu gaya bahasa asonansi, gaya bahasa asideton, gaya bahasa pleonasme dan tautology, gaya bahasa prolepsis atau antisipasi, gaya bahasa hiperbola, dan gaya bahasa paradoks. Gaya bahasa aliterasi, gaya bahasa anastrof, gaya bahasa apofasis atau preterisio, gaya bahasa apostrof, gaya bahasa polisindenton, gaya bahasa kiasmus, gaya bahasa elipsis, gaya bahasa eufimismus, gaya bahasa litotes, gaya bahasa histeron proteron, gaya bahasa periphrasis, gaya bahasa erotesis atau pertanyaan retoris, gaya bahasa silepsis dan zeugma, gaya bahasa koreksio atau epanortosis, dan gaya bahasa oksimoron tidak terdapat dalam karangan bahasa Jawa siswa. Penutup Simpulan Berdasarkan paparan penggunaan gaya bahasa dalam karangan bahasa Jawa siswa kelas IV SDN 2 Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo Tahun Pelajaran 2011/2012 dapat dikemukakan simpulan hasil penelitian sebagai berikut.

10 10 Pertama, penggunaan gaya bahasa berdasarkan pilihan kata dalam karangan bahasa Jawa siswa kelas IV SDN 2 Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo Tahun Pelajaran 2011/2012 terdiri atas gaya bahasa tidak resmi dan gaya bahasa percakapan. Jumlah kalimat yang memakai gaya bahasa tidak resmi lebih banyak dibandingkan dengan kalimat yang menggunakan gaya bahasa percakapan. Kedua, penggunaan gaya bahasa berdasarkan nada dalam karangan bahasa Jawa siswa kelas IV SDN 2 Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo Tahun Pelajaran 2011/2012 terdiri atas gaya menengah saja. Gaya bahasa ini hanya digunakan oleh tiga orang siswa. Ketiga, penggunaan gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat dalam karangan bahasa Jawa siswa kelas IV SDN 2 Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo Tahun Pelajaran 2011/2012 terdiri atas gaya bahasa paralelisme dan gaya bahasa repetisi. Jumlah kalimat yang memakai gaya bahasa repetisi lebih banyak dibandingkan dengan kalimat yang menggunakan gaya bahasa paralelisme. Keempat, penggunaan gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna dalam karangan bahasa Jawa siswa kelas IV SDN 2 Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo Tahun Pelajaran 2011/2012 terdiri atas gaya bahasa asonansi, gaya bahasa asindeton, gaya bahasa pleonasme dan tautology, gaya bahasa prolepsis atau antisipasi, gaya bahasa hiperbola, dan gaya bahasa paradoks. Jumlah kalimat yang memakai gaya bahasa prolepsis atau antisipasi adalah gaya bahasa yang paling banyak digunakan dibandingkan lima gaya bahasa lainnya. Saran Berdasarkan hasil penelitian penggunaan gaya bahasa dalam karangan bahasa Jawa siswa kelas IV SDN 2 Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo Tahun Pelajaran 2011/2012, terdapat saran yang ditujukan kepada beberapa pihak untuk perkembangan ilmu kebahasaan kedepannya. Pertama, saran ditujukan kepada ilmuan atau peneliti bahasa lain untuk meningkatkan pengetahuan mengenai gaya bahasa khususnya dalam karangan bahasa Jawa siswa kelas VI SD. Untuk kedepannya pengetahuan mengenai gaya bahasa dapat digunakan sebagai referensi tambahan guna membantu proses penelitian. Kedua, saran ditujukan bagi guru SD untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan menambah pemahaman tentang berbagai jenis gaya bahasa yang nantinya dapat diajarkan kepada peserta didik di sekolah sehingga kemampuan mengarang bahasa Jawa para siswa dapat lebih ditingkatkan lagi khususnya dalam pemakaian gaya bahasa yang tepat. Daftar Rujukan Ahmadi, Mukhsin Penyusunan dan Pengembangan paragraf serta pencipta gaya bahasa karangan. Malang: Yayasan Asih Asah Asuh. Fananie, Zainudin Telaah Sastra. Surakarta.

11 11 Keraf, Gorys Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Kasyani Catatan Dari Hasil Kongres KBJ V (bagian 1). (online), ( Diakses tanggal 3 Desember Kridalaksana, Harimurti, Rahyono, F.X, Puspitorini, Dwi, Widodo, Supriyanto, Darmoko Wiwara Pengantar Bahasa dan Kebudayaan Jawa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum. Poedjasoedarmo, Soepomo Tingkat Tutur Bahasa Jawa. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Tarigan, Hendry Guntur Pengajaran Gaya Bahasa: Aksara: Bandung. Wahyono, Eko Silabus Bahasa Jawa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. (Online), ( Diakses tanggal 23 februari 2011.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilakan penelitian data dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pengarang karya sastra tentu mempunyai berbagai ciri khas dalam

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pengarang karya sastra tentu mempunyai berbagai ciri khas dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mengetahui dan mengerti maksud sebuah tulisan merupakan tujuan utama dalam membaca karya sastra. Karya sastra dibuat oleh pengarang karena adanya maksud atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. metaforis, lokalitas merupakan sebuah wilayah tempat masyarakatnya secara

BAB I PENDAHULUAN. metaforis, lokalitas merupakan sebuah wilayah tempat masyarakatnya secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lokalitas dalam bahasa menunjukan identitas budaya yang dipakai dalam konteks sebuah komunitas bahasa dalam hal ini masyakat Minangkabau. Lokalitas dalam konteks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasi diri (Chaer, 2007:33). Oleh karena itu, bahasa merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasi diri (Chaer, 2007:33). Oleh karena itu, bahasa merupakan hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Chaer,

Lebih terperinci

BAB 2 GAYA BAHASA IKLAN

BAB 2 GAYA BAHASA IKLAN BAB 2 GAYA BAHASA IKLAN 2.1 Gaya Bahasa 2.1.1 Pengertian Gaya Bahasa Gaya bahasa adalah pemanfaatan atas kekayaan bahasa seseorang dalam bertutur atau menulis, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan

I. PENDAHULUAN. Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan 1 I. PENDAHULUAN Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan mengenai latar belakang penelitian mengenai gaya bahasa dalam kumpulan puisi Doa Untuk Anak Cucu karya W.S. Rendra

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif karena data pada penelitian ini merupakan fenomena sosial. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Unsur utama karya sastra adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Unsur utama karya sastra adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Unsur utama karya sastra adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan. Hubungan bahasa dan sastra dikatakan seperti dua sisi mata uang, keduanya tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Unsur utama karya sastra adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan. Hubungan bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Unsur utama karya sastra adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan. Hubungan bahasa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Unsur utama karya sastra adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan. Hubungan bahasa dan sastra dikatakan seperti dua sisi mata uang, keduanya tidak biasa dipisahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keinginan, memberikan saran atau pendapat, dan lain sebagainya. Semakin tinggi

BAB I PENDAHULUAN. keinginan, memberikan saran atau pendapat, dan lain sebagainya. Semakin tinggi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki peranan yang sangat signifikan dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa adanya bahasa, manusia tidak dapat mengungkapkan perasaan, menyampaikan keinginan,

Lebih terperinci

POLA GAYA BAHASA DALAM TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA MAARIF LAWANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013. Dianti Setia Dharma 1 Sumadi 2 Titik Harsiati 3

POLA GAYA BAHASA DALAM TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA MAARIF LAWANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013. Dianti Setia Dharma 1 Sumadi 2 Titik Harsiati 3 POLA GAYA BAHASA DALAM TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA MAARIF LAWANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Dianti Setia Dharma 1 Sumadi 2 Titik Harsiati 3 Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang E-mail: dianti_arko@yahoo.co.id

Lebih terperinci

GAYA BAHASA TUNG DESEM WARINGIN DALAM SEMINAR FINANCIAL REVOLUTION DAN RANCANGAN PEMBELAJARANNYA. Oleh

GAYA BAHASA TUNG DESEM WARINGIN DALAM SEMINAR FINANCIAL REVOLUTION DAN RANCANGAN PEMBELAJARANNYA. Oleh GAYA BAHASA TUNG DESEM WARINGIN DALAM SEMINAR FINANCIAL REVOLUTION DAN RANCANGAN PEMBELAJARANNYA Oleh Fitri Nursilawati Munaris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail : nursila50@yahoo.com Abstract

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PEMAKAIAN GAYA BAHASA DALAM WACANA STIKER KENDARAAN BERMOTOR (TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK)

KARAKTERISTIK PEMAKAIAN GAYA BAHASA DALAM WACANA STIKER KENDARAAN BERMOTOR (TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK) KARAKTERISTIK PEMAKAIAN GAYA BAHASA DALAM WACANA STIKER KENDARAAN BERMOTOR (TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mendapatkan Gelar S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO. Jurnal Publikasi Skripsi

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO. Jurnal Publikasi Skripsi ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO Jurnal Publikasi Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan oleh : EMA WIDIYAS

Lebih terperinci

untuk dibicarakan. Hal ini dikarenakan bahasa telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Bahasa adalah alat komunikasi manusia untuk

untuk dibicarakan. Hal ini dikarenakan bahasa telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Bahasa adalah alat komunikasi manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kajian mengenai bahasa menjadi suatu kajian yang tidak pernah habis untuk dibicarakan. Hal ini dikarenakan bahasa telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Bahasa

Lebih terperinci

TEMA DAN GAYA BAHASA KARYA HAJI ABDUL MALIK

TEMA DAN GAYA BAHASA KARYA HAJI ABDUL MALIK TEMA DAN GAYA BAHASA MENJEMPUT TUAH MENJUNJUNG MARWAH KARYA HAJI ABDUL MALIK ARTIKEL E-JOURNAL Oleh Fatih Muftih NIM 090388201097 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

GAYA BAHASA DALAM CERITA MADRE KARYA DEWI LESTARI

GAYA BAHASA DALAM CERITA MADRE KARYA DEWI LESTARI 1 GAYA BAHASA DALAM CERITA MADRE KARYA DEWI LESTARI Akmaliatus Saida 1 Wahyudi Siswanto 2 Heri Suwignyo 2 E-mail: misscute_71p@yahoo.com Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang No. 5 Malang 65145 ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif sering disebut penelitian naturalistik

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PERTENTANGAN DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS GAYA BAHASA PERTENTANGAN DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY ARTIKEL E-JOURNAL ANALISIS GAYA BAHASA PERTENTANGAN DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan untuk mememenuhi sebagian persyaratan memeperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi anggota

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi anggota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi anggota masyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pesan dari dalam diri manusia yang berupa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang mengandung konsep atau gagasan tertentu. Dalam kegiatan komunikasi, katakata dijalin satukan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM IKLAN DI RCTI. E- mail : ABSTRAK

PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM IKLAN DI RCTI. E- mail : ABSTRAK PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM IKLAN DI RCTI Sri Rahayu 1, Yetty Morelent 2, Gusnetti 2 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 2) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi. Kita dapat menyatakan pendapat, perasaan, gagasan yang ada di dalam pikiran terhadap orang lain melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi yang lebih besar berdasarkan kaidah-kaidah sintaksis atau kalimat yang

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi yang lebih besar berdasarkan kaidah-kaidah sintaksis atau kalimat yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata merupakan alat penyalur gagasan atau ide yang akan disampaikan kepada orang lain. Kata-kata dijalin-satukan melalui penggabungan dalam suatu konstruksi yang lebih

Lebih terperinci

GAYA BAHASA MARIO TEGUH DALAM ACARA GOLDEN WAYS SEBAGAI ALTERNATIF KAJIAN PENGEMBANGAN

GAYA BAHASA MARIO TEGUH DALAM ACARA GOLDEN WAYS SEBAGAI ALTERNATIF KAJIAN PENGEMBANGAN GAYA BAHASA MARIO TEGUH DALAM ACARA GOLDEN WAYS SEBAGAI ALTERNATIF KAJIAN PENGEMBANGAN Oleh Windo Dicky Irawan Farida Ariyani Email: windoirawan8@gmail.com Abstract Every language expression (form) has

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pada bagian ini akan diuraikan secara berturut-turut: simpulan, implikasi, dan saran A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Keterbatasan kosakata yang dimiliki seseorang dalam kehidupan

BAB II KAJIAN TEORI. Keterbatasan kosakata yang dimiliki seseorang dalam kehidupan BAB II KAJIAN TEORI A. Diksi 1. Pengertian Diksi Keterbatasan kosakata yang dimiliki seseorang dalam kehidupan sehari-hari dapat membuat seseoranmg tersebut mengalami kesulitan mengungkapkan maksudnya

Lebih terperinci

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut berjudul Gaya Bahasa Sindiran pada Rubrik Kartun Terbitan Kompas Edisi

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut berjudul Gaya Bahasa Sindiran pada Rubrik Kartun Terbitan Kompas Edisi 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian tentang gaya bahasa pernah dilakukan oleh Hendra Bharata. Penelitian tersebutu tentang gaya bahasa sindiran pada rubrik komik. Penelitian tersebut

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA IKLAN ELEKTRONIK PRODUK KOSMETIK. Fadlun Al fitri

ANALISIS GAYA BAHASA IKLAN ELEKTRONIK PRODUK KOSMETIK. Fadlun Al fitri Telangkai Bahasa dan Sastra, April 2014, 108-116 Copyright 2014, Program Studi Linguistik FIB USU, ISSN 1978-8266 Tahun ke-8, No 1 ANALISIS GAYA BAHASA IKLAN ELEKTRONIK PRODUK KOSMETIK Fadlun Al fitri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa siswa, karena siswa tidak hanya belajar menulis, membaca,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa siswa, karena siswa tidak hanya belajar menulis, membaca, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) menjadi sebuah proses belajar bahasa yang berada pada fase paling penting bagi penguasaan bahasa siswa, karena siswa

Lebih terperinci

BABII LANDASAN TEORI. secara indah (Keraf, 2002: 112). Secara singkat (Tarigan, 2009:4) mengemukakan bahwa

BABII LANDASAN TEORI. secara indah (Keraf, 2002: 112). Secara singkat (Tarigan, 2009:4) mengemukakan bahwa BABII LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Bahasa Gaya bahasa dalam retorika dikenal dengam istilah style. Kata style diturunkan dari bahasa latin stylus, yaitu semacam alat untuk menulis pada lempengan lilin. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desa Karangsari memiliki beberapa upacara adat Jawa, salah satu di

BAB I PENDAHULUAN. Desa Karangsari memiliki beberapa upacara adat Jawa, salah satu di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa Karangsari memiliki beberapa upacara adat Jawa, salah satu di antaranya yaitu upacara perkawinan adat Jawa. Perkawinan adat Jawa memiliki berbagai bentuk upacara

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Setelah terkumpul landasan teoretis dan kerangka berpikir pada bab sebelumnya, maka langkah selanjutnya adalah metode. Metode digunakan untuk menyederhanakan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan untuk memahami hal-hal yang lain (KBBI, 2003: 588).

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan untuk memahami hal-hal yang lain (KBBI, 2003: 588). BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Landasan Teori 2.1.1 Konsep Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada di luar bahasa yang digunakan untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

GAYA BAHASA RETORIS PADA LIRIK LAGU-LAGU DALAM ALBUM WALI BAND SKRIPSI. Oleh: Vivi Ayu Dwi Agustin

GAYA BAHASA RETORIS PADA LIRIK LAGU-LAGU DALAM ALBUM WALI BAND SKRIPSI. Oleh: Vivi Ayu Dwi Agustin GAYA BAHASA RETORIS PADA LIRIK LAGU-LAGU DALAM ALBUM WALI BAND SKRIPSI Oleh: Vivi Ayu Dwi Agustin 08340002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN. Diksi dan Gaya Bahasa Novel Moga Bunda Disayang Allah Karya Tere Liye. Oleh: ROSA MAULIDYA

ARTIKEL PENELITIAN. Diksi dan Gaya Bahasa Novel Moga Bunda Disayang Allah Karya Tere Liye. Oleh: ROSA MAULIDYA ARTIKEL PENELITIAN Diksi dan Gaya Bahasa Novel Moga Bunda Disayang Allah Karya Tere Liye Oleh: ROSA MAULIDYA 0910013111201 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Lebih terperinci

Novel Selamat Tinggal Jeanette merupakan novel yang mempunyai latar belakang adatistiadat

Novel Selamat Tinggal Jeanette merupakan novel yang mempunyai latar belakang adatistiadat Novel Selamat Tinggal Jeanette merupakan novel yang mempunyai latar belakang adatistiadat Jawa dan perpaduan antara Jawa dan Prancis. Perpaduan budaya tersebut berdampak memperkaya bahasa yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pada Acara Indonesia Lawak Klub Di Trans 7 ini membutuhkan penelitian yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pada Acara Indonesia Lawak Klub Di Trans 7 ini membutuhkan penelitian yang 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA Penelitian yang berjudul Analisis Satire dalam Penggunaan Bahasa Indonesia pada Acara Indonesia Lawak Klub Di Trans 7 ini membutuhkan penelitian yang relevan sebagai bahan pembanding.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Analisis Gaya Bahasa pada Lirik Lagu Grup Band Noah dalam Album Seperti Seharusnya (Edi Yulianto, 2015)

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Analisis Gaya Bahasa pada Lirik Lagu Grup Band Noah dalam Album Seperti Seharusnya (Edi Yulianto, 2015) 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan memberikan pemaparan mengenai penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian sejenis yang peneliti temukan dalam bentuk

Lebih terperinci

GAYA BAHASA KOMENTATOR SEPAK BOLA DALAM ACARA INDONESIA SUPER LEAGUE DI STASIUN TELEVISI ANTV

GAYA BAHASA KOMENTATOR SEPAK BOLA DALAM ACARA INDONESIA SUPER LEAGUE DI STASIUN TELEVISI ANTV GAYA BAHASA KOMENTATOR SEPAK BOLA DALAM ACARA INDONESIA SUPER LEAGUE DI STASIUN TELEVISI ANTV Doni Mardiansyah 1, Ermanto 2, Amril Amir 3 Program Studi Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Padang email

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari sastra. Pemakaian bahasa dalam karya sastra mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari sastra. Pemakaian bahasa dalam karya sastra mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah karya dan kegiatan seni yang berhubungan dengan ekspresi dan penciptaan. Media utama dalam karya sastra adalah bahasa, sehingga tidak dapat dilepaskan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. singkat penggunaan gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta menimbulkan

BAB 1 PENDAHULUAN. singkat penggunaan gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta menimbulkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya bahasa adalah gaya bahasa indah yang digunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda

Lebih terperinci

Oleh Povi Maspupah NIM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

Oleh Povi Maspupah NIM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN GAYA BAHASA TERJEMAHAN SURAH AR-RAHMAN DALAM AL-QUR ÂN AL-KARÎM BACAAN MULIA KARYA H. B. JASSIN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI SEKOLAH Skripsi Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan karya ilmiah tentunya tidak terlepas dari buku-buku pendukung

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan karya ilmiah tentunya tidak terlepas dari buku-buku pendukung BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Penulisan karya ilmiah tentunya tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan. Ada beberapa buku yang dipakai dalam memahami dan mendukung penelitian

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KARANGAN PERSUASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MAGETAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013. Vita Novian Rondang 1 Sumadi 2 Moch.

KARAKTERISTIK KARANGAN PERSUASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MAGETAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013. Vita Novian Rondang 1 Sumadi 2 Moch. KARAKTERISTIK KARANGAN PERSUASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MAGETAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Vita Novian Rondang 1 Sumadi 2 Moch. Syahri 3 Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang E-mail: vita_kyuta@ymail.com

Lebih terperinci

GAYA BAHASA TUNG DESEM WARINGIN DALAM SEMINAR FINANCIAL REVOLUTION SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA.

GAYA BAHASA TUNG DESEM WARINGIN DALAM SEMINAR FINANCIAL REVOLUTION SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA. GAYA BAHASA TUNG DESEM WARINGIN DALAM SEMINAR FINANCIAL REVOLUTION SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA (Skripsi) Oleh Fitri Nursilawati PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Analisis Gaya Bahasa pada Album Musik Lethologica Karya Band Letto dan

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Analisis Gaya Bahasa pada Album Musik Lethologica Karya Band Letto dan BAB II LANDASAN TEORI Penelitian Analisis Gaya Bahasa pada Album Musik Lethologica Karya Band Letto dan Alternatif Penerapannya dalam Pembelajaran Gaya Bahasa Puisi di SMA Kelas X Semester I berkaitan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS TEKS NARASI TENTANG PENGALAMAN LIBUR SEKOLAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BERMANI ILIR KABUPATEN KEPAHIANG

KEMAMPUAN MENULIS TEKS NARASI TENTANG PENGALAMAN LIBUR SEKOLAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BERMANI ILIR KABUPATEN KEPAHIANG 218 KEMAMPUAN MENULIS TEKS NARASI TENTANG PENGALAMAN LIBUR SEKOLAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BERMANI ILIR KABUPATEN KEPAHIANG Suci Rahmadani 1, Suhartono 2, dan M. Arifin 3 1,2,3 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA NOVEL LA GRANDE BORNE KARYA NH. DINI

ANALISIS GAYA BAHASA NOVEL LA GRANDE BORNE KARYA NH. DINI ANALISIS GAYA BAHASA NOVEL LA GRANDE BORNE KARYA NH. DINI ARTIKEL E-JOURNAL Oleh ALIMUN AKBAR SIREGAR NIM 090388201020 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.

Lebih terperinci

MAJAS DALAM KUMPULAN PUISI SETIAP BARIS HUJAN KARYA ISBEDY STIAWAN ZS ARTIKEL ILMIAH RANI FUJIATI NINDRI NPM

MAJAS DALAM KUMPULAN PUISI SETIAP BARIS HUJAN KARYA ISBEDY STIAWAN ZS ARTIKEL ILMIAH RANI FUJIATI NINDRI NPM MAJAS DALAM KUMPULAN PUISI SETIAP BARIS HUJAN KARYA ISBEDY STIAWAN ZS ARTIKEL ILMIAH RANI FUJIATI NINDRI NPM 11080035 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa puisi berasal dari bahasa Yunani poeima membuat atau

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa puisi berasal dari bahasa Yunani poeima membuat atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puisi merupakan bentuk karya sastra yang sangat populer di kalangan masyarakat sampai saat ini. Puisi digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena kemajuan masyarakat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan novel Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer. Pertama,

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan novel Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer. Pertama, 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Novel Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer Karya Pramoedya Ananta Toer sudah pernah dikaji oleh beberapa mahasiswa. Berikut ini kajian yang berkaitan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM IKLAN BISNIS. Silvi Tri Rohmaida 1 Sumadi 2 Titik Harsiati 3

PENGGUNAAN DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM IKLAN BISNIS. Silvi Tri Rohmaida 1 Sumadi 2 Titik Harsiati 3 PENGGUNAAN DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM IKLAN BISNIS Silvi Tri Rohmaida 1 Sumadi 2 Titik Harsiati 3 Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang email: rohmaidasilvitri@gmail.com Abstract: This research purpose

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA MANTRA MASYARAKAT MELAYU PIABUNG KECAMATAN PALMATAK KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS GAYA BAHASA MANTRA MASYARAKAT MELAYU PIABUNG KECAMATAN PALMATAK KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS ARTIKEL E-JOURNAL ANALISIS GAYA BAHASA MANTRA MASYARAKAT MELAYU PIABUNG KECAMATAN PALMATAK KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS ARTIKEL E-JOURNAL Oleh HERIYANTO NIM 090388201130 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Wujud sarana retorika yang digunakan dalam Puisi-puisi Anak di Harian

BAB V PENUTUP. 1. Wujud sarana retorika yang digunakan dalam Puisi-puisi Anak di Harian 112 BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Wujud sarana retorika yang digunakan dalam Puisi-puisi Anak di Harian Kedaulatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi manusia untuk menyampaikan gagasan atau pikiran, dan ide- idenya dengan maksud ingin mengutarakannya kepada

Lebih terperinci

GAYA BAHASA DALAM KOLOM PARODI SAMUEL MULIA PADA KORAN KOMPAS TAHUN 2014

GAYA BAHASA DALAM KOLOM PARODI SAMUEL MULIA PADA KORAN KOMPAS TAHUN 2014 GAYA BAHASA DALAM KOLOM PARODI SAMUEL MULIA PADA KORAN KOMPAS TAHUN 2014 ARTIKEL E-JURNAL Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna

Lebih terperinci

PENGGUNAAN GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN KATA KHUSUS PADA KUMPULAN PUISI KETIKA CINTA BICARA KARYA KAHLIL GIBRAN

PENGGUNAAN GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN KATA KHUSUS PADA KUMPULAN PUISI KETIKA CINTA BICARA KARYA KAHLIL GIBRAN PENGGUNAAN GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN KATA KHUSUS PADA KUMPULAN PUISI KETIKA CINTA BICARA KARYA KAHLIL GIBRAN Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang wujudnya berupa aneka simbol, isyarat, kode, dan bunyi (Finoza, 2008:2). Hal

BAB I PENDAHULUAN. yang wujudnya berupa aneka simbol, isyarat, kode, dan bunyi (Finoza, 2008:2). Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia, dapat dikatakan bahwa hampir seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan gaya bahasa. Gaya bahasa atau Stile (style) adalah cara pengucapan

BAB I PENDAHULUAN. dengan gaya bahasa. Gaya bahasa atau Stile (style) adalah cara pengucapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah karya dan kegiatan seni yang berhubungan dengan ekspresi, seni dan penciptaan. Bahasa yang digunakan dalam sastra mengemban fungsi utama sebagai fungsi

Lebih terperinci

GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN CERPEN KACAPIRING KARYA DANARTO (SEBUAH KAJIAN STILISTIKA)

GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN CERPEN KACAPIRING KARYA DANARTO (SEBUAH KAJIAN STILISTIKA) GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN CERPEN KACAPIRING KARYA DANARTO (SEBUAH KAJIAN STILISTIKA) Teguh Trisanto, Christanto Syam, Sesilia Seli Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Untan, Pontianak e-mail:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seseorang dapat bertutur dengan bahasa tertentu secara tiba-tiba dalam situasi penuturan baik bersifat formal maupun yang bersifat informal. Mengganti bahasa diartikan

Lebih terperinci

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA MANTRA MASYARAKAT MELAYU PULAU PENAAH KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS GAYA BAHASA MANTRA MASYARAKAT MELAYU PULAU PENAAH KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA ARTIKEL E-JOURNAL ANALISIS GAYA BAHASA MANTRA MASYARAKAT MELAYU PULAU PENAAH KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA ARTIKEL E-JOURNAL oleh WINDA NIM 110388201137 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

INTISARI A. LATAR BELAKANG

INTISARI A. LATAR BELAKANG ANALISIS GAYA BAHASA PADA IKLAN SUSU ANAK MAJALAH AYAHBUNDA (EDISI JUNI 2010 MEI 2011) OLEH: BAHTIAR EFENDI NIM :A2A006010 Email: bahtiareffendi_19@yahoo.co.id INTISARI Iklan adalah salah satu bentuk komunikasi.

Lebih terperinci

PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM ARTIKEL OPINI HARIAN KOMPAS EDISI JANUARI 2017

PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM ARTIKEL OPINI HARIAN KOMPAS EDISI JANUARI 2017 PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM ARTIKEL OPINI HARIAN KOMPAS EDISI JANUARI 2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra

Lebih terperinci

K BAB I PENDAHULUAN

K BAB I PENDAHULUAN Analisis pemakaian bahasa dalam karangan deskriptif siswa SMP Negeri 1 Polanharjo Disusun oleh: Cholik Mawardi K 1202503 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia sangat penting untuk

Lebih terperinci

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

MACAM-MACAM MAJAS (GAYA BAHASA)

MACAM-MACAM MAJAS (GAYA BAHASA) gaya bahasa (majas) - 1 - MACAM-MACAM MAJAS (GAYA BAHASA) 1. Klimaks Adalah semacam gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal yang dituntut semakin lama semakin meningkat. Contoh : Kesengsaraan membuahkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. fiksi yaitu cerita rekaan atau cerita khayalan. Hal ini disebabkan fiksi merupakan karya naratif

BAB II KAJIAN PUSTAKA. fiksi yaitu cerita rekaan atau cerita khayalan. Hal ini disebabkan fiksi merupakan karya naratif BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Karya Sastra Fiksi dan Nonfiksi Karya sastra terbagi menjadi dua yaitu, karya sastra fiksi dan karya sastra nonfiksi. Karya sastra fiksi yaitu cerita rekaan atau cerita khayalan.

Lebih terperinci

PEMANFAATAN GAYA BAHASA DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE LIYE. SKRIPSI Oleh :

PEMANFAATAN GAYA BAHASA DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE LIYE. SKRIPSI Oleh : 1 PEMANFAATAN GAYA BAHASA DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE LIYE SKRIPSI Oleh : VINA ESTI SURYANI X1206062 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN INSTAGRAM @PuisiLangit SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS Theresia Pinaka Ratna Ning Hapsari, Veronica Melinda Nurhidayati Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN CERPEN RECTOVERSO KARYA DEWI LESTARI

ANALISIS GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN CERPEN RECTOVERSO KARYA DEWI LESTARI ANALISIS GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN CERPEN RECTOVERSO KARYA DEWI LESTARI Nurhasanah, Laurensius Salem, Agus Wartiningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Untan, Pontianak e-mail: ni2ng.nurhasanah@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa berisi gagasan, ide, pikiran, keinginan atau

Lebih terperinci

JENIS KALIMAT DAN VARIASI DIKSI DALAM KARTU UCAPAN ULANG TAHUN

JENIS KALIMAT DAN VARIASI DIKSI DALAM KARTU UCAPAN ULANG TAHUN JENIS KALIMAT DAN VARIASI DIKSI DALAM KARTU UCAPAN ULANG TAHUN SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Disusun oleh

Lebih terperinci

MAJAS DALAM PUISI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GUNUNG TULEH PASAMAN BARAT

MAJAS DALAM PUISI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GUNUNG TULEH PASAMAN BARAT MAJAS DALAM PUISI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GUNUNG TULEH PASAMAN BARAT E-JURNAL ILMIAH ASMARIDA NPM. 09080206 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KONTRIBUSI MINAT BACA PUISI DAN PENGUASAAN GAYA BAHASA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI

KONTRIBUSI MINAT BACA PUISI DAN PENGUASAAN GAYA BAHASA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI KONTRIBUSI MINAT BACA PUISI DAN PENGUASAAN GAYA BAHASA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI Asri Wahyuni Sari, Diyan Permata Yanda Dosen Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

MAJAS DALAM KUMPULAN PUISI DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA. Oleh

MAJAS DALAM KUMPULAN PUISI DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA. Oleh MAJAS DALAM KUMPULAN PUISI DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh Ratih Amalia Wulandari Edi Suyanto Muhammad Fuad Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: ratihamaliawulandari17@gmail.com Abstract This

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Manusia dalam mempertahankan hidupnya manusia tidak dapat hidup tanpa orang lain. Interaksi mempunyai

Lebih terperinci

PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM DEBAT CALON GUBERNUR DAN CALON WAKIL GUBERNUR DKI JAKARTA PERIODE

PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM DEBAT CALON GUBERNUR DAN CALON WAKIL GUBERNUR DKI JAKARTA PERIODE Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Konteks Global PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM DEBAT CALON GUBERNUR DAN CALON WAKIL GUBERNUR DKI JAKARTA PERIODE 2017-2022 Baiq Desi Milandari FKIP Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia, sebagai salah satu identitas atau pembeda dari bangsa lain, selain sebagai bahasa persatuan juga berkedudukan sebagai bahasa negara dan sebagai

Lebih terperinci

Topik berarti pokok pembicaraan atau pokok permasalahan. Topik karangan merupakan jawaban atas pertanyaan masalah apa yang akan ditulis?

Topik berarti pokok pembicaraan atau pokok permasalahan. Topik karangan merupakan jawaban atas pertanyaan masalah apa yang akan ditulis? TOPIK Menurut Finoza (2004) Menurut Finoza (2004) Topik berarti pokok pembicaraan atau pokok permasalahan. Topik karangan merupakan jawaban atas pertanyaan masalah apa yang akan ditulis? Topik karangan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Ahmadiyah, yang penulis lakukan menghasilkan simpulan sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. Ahmadiyah, yang penulis lakukan menghasilkan simpulan sebagai berikut: BAB V PENUTUP A. Simpulan Penelitian dengan judul Diksi dan Gaya Bahasa Penulisa Opini pada Situs www.ahmadiyah.org dalam Mengklarifikasi Tuduhan Sesat Ajaran Ahmadiyah, yang penulis lakukan menghasilkan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS CERITA BERBAHASA JAWA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 CANDI SIDOARJO. Ayuningtiastutik 1 Roekhan 2 Heri Suwignyo 3

KEMAMPUAN MENULIS CERITA BERBAHASA JAWA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 CANDI SIDOARJO. Ayuningtiastutik 1 Roekhan 2 Heri Suwignyo 3 KEMAMPUAN MENULIS CERITA BERBAHASA JAWA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 CANDI SIDOARJO Ayuningtiastutik 1 Roekhan 2 Heri Suwignyo 3 Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang E-mail: Ayukuning11@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran menjadi salah satu kegiatan yang bernilai edukatif, hal ini terjadi karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

Lebih terperinci

GAYA BAHASA KOMENTATOR SEPAK BOLA DALAM ACARA AFF U 18 DI STASIUN TELEVISI INDOSIAR

GAYA BAHASA KOMENTATOR SEPAK BOLA DALAM ACARA AFF U 18 DI STASIUN TELEVISI INDOSIAR GAYA BAHASA KOMENTATOR SEPAK BOLA DALAM ACARA AFF U 18 DI STASIUN TELEVISI INDOSIAR Eka Setya Budi Yushinta Eka Farida Ekasetyabudi35@gmail.com Dosen Unisnu Jepara Abstract This research aims to analyze

Lebih terperinci

I. KAJIAN PUSTAKA. yakni bentuk novel lebih pendek dibanding dengan roman, tetapi ukuran

I. KAJIAN PUSTAKA. yakni bentuk novel lebih pendek dibanding dengan roman, tetapi ukuran I. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Novel Istilah novel sama dengan istilah roman, kata novel berasal dari bahasa Italia dan berkembang di Inggris dan Amerika Serikat. Roman dan novel mempunyai perbedaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia menuntut siswa untuk mampu menuangkan pikiran serta perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sehubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu faktor penting bagi kehidupan manusia dalam masyarakat. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk berkomunikasi baik secara verbal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. Ungkapan tersebut berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, semangat, dan keyakinan dalam suatu kehidupan, sehingga

Lebih terperinci

INTERFERENSI BAHASA JAWA DALAM KARANGAN NARASI BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

INTERFERENSI BAHASA JAWA DALAM KARANGAN NARASI BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI INTERFERENSI BAHASA JAWA DALAM KARANGAN NARASI BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN GAYA BAHASA TAJUK RENCANA SURAT KABAR HARIAN LAMPUNG POST, 4 JANUARI 2016 BERJUDUL TERORISME BERSEMAI SKRIPSI

STRUKTUR DAN GAYA BAHASA TAJUK RENCANA SURAT KABAR HARIAN LAMPUNG POST, 4 JANUARI 2016 BERJUDUL TERORISME BERSEMAI SKRIPSI STRUKTUR DAN GAYA BAHASA TAJUK RENCANA SURAT KABAR HARIAN LAMPUNG POST, 4 JANUARI 2016 BERJUDUL TERORISME BERSEMAI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan zaman, tentu masyarakat Jawa mengalami perubahan-perubahan. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan zaman, tentu masyarakat Jawa mengalami perubahan-perubahan. Hal 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masyarakat Jawa mempunyai khasanah kebudayaan yang beraneka ragam. Mulai dari sastra, musik, teater, tari, seni rupa, dan sebagainya. Dilihat dari perkembangan zaman,

Lebih terperinci

GAYA BAHASA DALAM NOVEL CINTA SEPANJANG AMAZON KARYA MIRA W.

GAYA BAHASA DALAM NOVEL CINTA SEPANJANG AMAZON KARYA MIRA W. GAYA BAHASA DALAM NOVEL CINTA SEPANJANG AMAZON KARYA MIRA W. Nurul Rimadhona, Sesilia Seli, Agus Wartiningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FIKP Untan Pontianak Email: nurul.rimadhona@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA CALON PRESIDEN PADA ACARA DEBAT DALAM PEMILIHAN UMUM 2014 SKRIPSI. Oleh: Ahmad Rizal Arafat NIM

ANALISIS GAYA BAHASA CALON PRESIDEN PADA ACARA DEBAT DALAM PEMILIHAN UMUM 2014 SKRIPSI. Oleh: Ahmad Rizal Arafat NIM ANALISIS GAYA BAHASA CALON PRESIDEN PADA ACARA DEBAT DALAM PEMILIHAN UMUM 2014 SKRIPSI Oleh: Ahmad Rizal Arafat NIM 201210080312069 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manfaat, serta definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. manfaat, serta definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian. BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini, akan diuraikan mengenai latar belakang, masalah, tujuan, manfaat, serta definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian. 1.1 Latar Belakang Bahasa berperan penting

Lebih terperinci