TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU"

Transkripsi

1 ANALISIS YURIDIS PENERAPAN PERLINDUNGAN KONSUMEN NASABAH PENGGUNA KARTU ANJUNGAN TUNAI MANDIRI (ATM) BANK X DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN SURAT EDARAN BANK INDONESIA No. 14/17/DASP TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU Mochammad Indra Anwar Fakultas Hukum Universitas Indonesia 5 Juli 2013 ABSTRAK Anjungan Tunai Mandiri (ATM) merupakan fasilitas transfer uang secara elektronik yang paling banyak beredar di masyarakat hal ini dikarenakan penggunaannya yang lebih efisien, dimana nasabah tidak perlu datang ke bank untuk menarik dana. Terhadap penggunaan fasilitas ATM memunculkan permasalahan mengenai bagaimana pelaksanaan perlindungan konsumen nasabah pengguna Bank X ditinjau dari ketentuan perlindungan konsumen yang tercantum dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 14/17/DASP tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK) dan bagaimana perlindungan konsumen didalam Surat Edaran Bank Indonesia No.14/17/DASP tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK) dibandingkan dengan ketentuan dalam Undang-Undang No.8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian yuridis normatif, didukung dengan hasil wawancara dengan narasumber. Pengaturan perlindungan konsumen didalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 14/17/DASP tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK) telah sesuai dengan Undang-Undang Perlindungan Konsumen. Materi yang dimuat dalam perubahan Surat Edaran Bank Indonesia ini antara lain mencakup: prinsip perlindungan nasabah, prinsip kehati-hatian, standar keamanan APMK, kerjasama antara penyelenggara APMK dengan pihak lain, dan penyampaian laporan. Akan tetapi pelaksanaan perlindungan konsumen terhadap nasabah pengguna Bank X tidak sesuai ketentuan perlindungan konsumen yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Kata Kunci: Perlindungan Konsumen, Undang-Undang Perlindungan Konsumen, Surat Edaran Bank Indonesia No. 14/17/DASP, Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu (AMPK), Anjungan Tunai Mandiri (ATM).

2 PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini telah mendorong perkembangan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu. Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu, yang selanjutnya disebut APMK, adalah alat pembayaran yang berupa kartu kredit, kartu Automated Teller Machine/Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dan/atau kartu debet. Terdapat banyak manfaat yang dapat dinikmati dengan menggunakan kartu ATM-Debet oleh nasabah, akan tetapi penggunaan kartu ATM-Debet tidak sepenuhnya aman, hal ini terlihat dengan banyaknya kasus yang terjadi dalam kehidupan nyata yaitu; kartu ATM yang tertelan di mesin ATM tanpa berhasil tarik tunai namun saldo nasabah berkurang, pencurian data nasabah dengan cara card skimming, terdapatnya call center fiktif dan kurangnya informasi yang diberikan oleh bank kepada nasabah pengguna ATM serta lemahnya sistem perlindungan nasabah pengguna ATM. Sehingga melihat kenyataan tersebut, penelitian dan penulisan skripsi ini akan dikhususkan membahas mengenai bagaimana Pelaksanaan Perlindungan Konsumen Nasabah Bank X ditinjau dari Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 14/17/DASP tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu. Selain itu penulis juga menganalisis apakah penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No. 14/17/DASP yang merupakan perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No. 11/10/DASP tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK) memang sesuai dengan Undang-Undang No.8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. POKOK PERMASALAHAN Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya, maka penulis merumuskan pokokpokok permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana perlindungan konsumen didalam Surat Edaran Bank Indonesia No.14/17/DASP tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK) dibandingkan dengan ketentuan dalam Undang-Undang No.8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen?

3 Bagaimana pelaksanaan perlindungan konsumen nasabah pengguna kartu ATM Bank X ditinjau dari ketentuan perlindungan konsumen yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 14/17/DASP tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK)? METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan dalam karya tulis ilmiah ini adalah penelitian yuridis normatif, yaitu penelitian yang menekankan pada penggunaan norma-norma hukum secara tertulis serta didukung dengan hasil wawancara dengan narasumber. 1 PEMBAHASAN A. ANALISIS KEBERLAKUAN SURAT EDARAN BANK INDONESIA NO. 14/17/DASP TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO. 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN Pembangunan dan perkembangan perekonomian umumnya dan khususnya di bidang perindustrian dan perdagangan nasional telah menghasilkan berbagai variasi barang dan/atau jasa yang dapat dikonsumsi. Di samping itu, globalisasi dan perdaganan bebas yang didukung oleh kemajuan teknologi telekomunikasi dan infomatika telah memperluas ruang gerak arus transaksi barang dan/atau jasa melintasi batas-batas wilayah suatu negara, sehingga barang dan/atau jasa berserta fasilitas mendukung yang ditawarkan sangat bervariasi. Kondisi yang demikian pada satu pihak mempunyai manfaat bagi konsumen karena kebutuhan konsumen akan barang dan/atau jasa yang diinginkan dapat terpenuhi serta semakin terbuka lebar kebebasan untuk memilih aneka jenis dan kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen. Di sisi lain, kondisi dan fenomena tersebut di atas dapat mengakibatkan kedudukan pelaku usaha dan konsumen menjadi tidak seimbang dan konsumen berada pada posisi yang lemah. Konsumen menjadi objek aktivitas bisnis untuk meraup keuntungan yang sebesar- 1 Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Konsepsi Dasar Penelitian Hukum: Bahan Perkuliahan Metode Penelitian dan Penulisan Hukum (Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011), hal. 5.

4 besarnya oleh pelaku usaha melalui kiat promosi, serta penerapan perjanjian standar yang merugikan konsumen. 2 Oleh karena itu dibentuklah Undang-Undang Perlindungan Konsumen untuk meningkatkan harkat, martabat, kesadaran, pengetahuan, kepedulian, kemampuan dan kemandirian konsumen agar mereka mampu melindungi dirinya serta menumbuh kembangkan sikap pelaku usaha yang bertanggung jawab. Selain itu Undang-Undang Perlindungan Konsumen juga berfungsi untuk menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang memiliki nilai strategis dalam perekonomian Indonesia yang telah mengaplikasi perkembangan Teknologi dan banyak berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini telah mendorong perkembangan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu. Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu, yang selanjutnya disebut APMK, adalah alat pembayaran yang berupa kartu kredit, kartu automated teller machine (ATM) dan/atau kartu debet. ATM merupakan fasilitas transfer uang secara elektronik yang paling banyak beredar di masyarakat hal ini dikarenakan penggunaannya yang lebih efisien. 3 Walaupun memiliki banyak kemudahan dan manfaat, terdapat banyak kasus yang merugikan nasabah sebagai pengguna kartu ATM seperti halnya transaksi penarikan tunai yang gagal dikarenakan uangnya tidak keluar dari mesin ATM akan tetapi direkening nasabah saldonya telah berkurang, penarikan tunai yang berhasil akan tetapi tercatat direkening transaksinya dilakukan sebanyak dua kali padahal dalam kenyataannya hanya sekali, pendobelan serta pembobolan rekening dengan cara pendobelan kartu ATM dengan pihak lain, penarikan tunai dimana kartu ATM tertelan tetapi dana saldo telah berkurang direkening nasabah, nomer call center palsu yang tertera dimesin atm dan banyak hal lainnya. Berdasarkan latar belakang tersebut Bank Indonesia telah merubah regulasi mengenai penyelenggaran kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu (APMK) melalui penerbitkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 14/17/DASP pada tanggal 7 Juni SEBI No. 2 Indonesia (b), op.cit., Penjelasan UU Perlindungan Konsumen. 3 R. Serfianto., op. cit., hal. 83.

5 14/17/DASP merupakan perubahan atas SEBI No. 11/10/DASP yang bertujuan agar Bank sebagai pelaku usaha dan penerbit kartu ATM-Debet lebih memperketat pelaksanaan serta pengawasan atas fasilitas yang diberikan kepada nasabah agar nasabah tidak dirugikan dan mendapat kepastian hukum. Perubahan regulasi ini dinilai lebih singnifikan dan ketat dari pada regulasi sebelumnya. Perubahan tersebut lebih menitikberatkan akan hal-hal sebagai berikut; 1. Perubahan tersebut mencakup prinsip perlindungan nasabah. 2. Prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko dalam pemberian Kartu Kredit. 3. Menetapkan standar keamanan APMK guna memberikan kepastian perlindungan kepada nasabah. 4. Kerjasama antara penyelenggara APMK dengan pihak lain, dan penyampaian laporan. Apabila kita kaji berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Konsumen disebutkan dalam pasal 7 huruf (a) dan huruf (b), bahwa kewajiban pelaku usaha untuk selalu beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya dan memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan. Selain itu dalam pasal 8 Undang-Undang Perlindungan Konsumen diatur dengan jelas bahwa pelaku usaha dilarang tidak mencantumkan informasi dan/atau petunjuk penggunaan barang dalam bahasa Indonesia sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa pelaku usaha wajib memberikan penjelasan serta informasi yang berkaitan dengan barang dan/atau jasa yang mereka tawarkan kepada konsumen dengan mengunakan bahasa Indonesia. Didalam SEBI No. 14/17/DASP tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu (APMK) menerapkan prinsip perlindungan nasabah yang mengatur bahwa penerbit APMK dalam hal ini Bank diwajibkan untuk: 4 1. Menyampaikan informasi tertulis kepada calon Pemegang Kartu dan Pemegang Kartu atas APMK yang diterbitkan. 4 Bank Indonesia, SEBI No. 14/17/DASP, op.cit., butir VII.A Ps. 1.

6 2. Informasi tersebut wajib menggunakan Bahasa Indonesia yang jelas dan mudah dimengerti, ditulis dalam huruf dan angka yang mudah dibaca oleh calon Pemegang Kartu dan Pemegang Kartu. 3. Menyediakan sarana dan nomor telepon yang dapat secara mudah digunakan dan/atau dihubungi oleh calon Pemegang Kartu dan Pemegang Kartu dalam rangka melakukan verifikasi kebenaran segala fasilitas yang ditawarkan dan/atau informasi yang disampaikan oleh Penerbit. Selain itu SEBI No. 14/17/DASP tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu (APMK) mewajibkan Untuk Kartu ATM dan/atau Kartu Debet, Penerbit Kartu ATM dan/atau Kartu Debet wajib memberikan informasi tertulis kepada calon Pemegang Kartu dan Pemegang Kartu, yang paling kurang meliputi: 5 1. Prosedur dan tata cara penggunaan Kartu ATM dan/atau Kartu Debet, fasilitas yang melekat pada Kartu ATM dan/atau Kartu Debet, dan risiko yang mungkin timbul dari penggunaan Kartu ATM dan/atau Kartu Debet. 2. Hak dan kewajiban Pemegang Kartu ATM dan/atau Kartu Debet, yang paling kurang meliputi: a. Hal-hal penting yang harus diperhatikan oleh Pemegang Kartu ATM dan/atau Kartu Debet dalam penggunaan kartu, termasuk segala konsekuensi/risiko yang mungkin timbul dari penggunaan Kartu ATM dan/atau Kartu Debet, misalnya tidak memberikan PIN kepada orang lain dan berhati-hati saat melakukan transaksi melalui mesin ATM. b. Hak dan tanggung jawab Pemegang dan/atau Penerbit Kartu ATM dan/atau Kartu Debet apabila terjadi berbagai hal yang mengakibatkan kerugian bagi Pemegang dan/atau Penerbit Kartu ATM dan/atau Kartu Debet, baik yang disebabkan karena adanya pemalsuan Kartu ATM dan/atau Kartu Debet, kegagalan sistem Penerbit, atau sebab lainnya. c. Jenis dan besarnya biaya yang dikenakan Penerbit. 5 Ibid., Ps. 2.

7 d. Tata cara dan konsekuensi jika Pemegang Kartu ATM dan/atau Kartu Debet tidak lagi berkeinginan menjadi Pemegang Kartu ATM dan/atau Kartu Debet; 3. Tata cara pengajuan pengaduan yang berkaitan dengan penggunaan Kartu ATM dan/atau Kartu Debet dan perkiraan waktu penyelesaian pengaduan tersebut. Tata cara penyampaian informasi tertulis pada Kartu Kredit dan Kartu ATM/Kartu Debet yang dimaksud adalah sebagai berikut: 6 1. Informasi tertulis disampaikan oleh Penerbit APMK secara langsung ke alamat calon Pemegang Kartu atau Pemegang Kartu dengan menggunakan media seperti formulir permohonan, welcome pack, brosur, lembar tagihan (billing statement) dan/atau surat pemberitahuan. 2. Dalam hal terjadi perubahan atas substansi dan materi informasi, Penerbit APMK wajib menginformasikan kembali dengan ketentuan dan tata cara penyampaian sebagaimana dimaksud pada butir 1. Sehingga dapat kita simpulkan prinsip perlindungan nasabah yang terdapat dalam SEBI No. 14/17/DASP tentang Penyelenggaran Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu (APMK) telah sejalan dengan yang diatur dalam pasal 4 huruf (c), pasal 7 huruf (a) dan huruf (b) dan Pasal 8 Undang-Undang Perlindungan Konsumen. Perlindungan lain yang diberikan dengan adanya SEBI No. 14/17/DASP tentang Penyelenggaran Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu (APMK) bahwa ditetapkannya prinsip kehati-hatian guna meningkatkan keamanan dalam bertransaksi, yang berisi sebagai berikut; 7 1. Batas paling banyak nilai nominal dana untuk penarikan tunai melalui mesin ATM baik menggunakan Kartu ATM atau Kartu Kredit adalah sebesar Rp ,00 (sepuluh juta Rupiah) tiap rekening dalam satu hari. 6 Ibid., Ps. 4 huruf (a) dan huruf (b). 7 Ibid., butir VII.B Ps. 8 huruf (a) dan huruf (b).

8 2. Batas paling banyak nilai nominal dana yang dapat ditransfer antar Penerbit Kartu ATM melalui mesin ATM adalah sebesar Rp ,00 (dua puluh lima juta Rupiah) tiap rekening dalam satu hari dengan ketentuan sebagai berikut: a. Batas paling banyak nilai nominal dana berlaku untuk transfer dana antar Penerbit melalui mesin ATM dimana rekening pengirim dan rekening penerima berada pada Penerbit yang berbeda. b. Batas paling banyak nilai nominal dana tidak berlaku untuk transfer dana intra Penerbit Kartu ATM dimana rekening pengirim dan Penerbit APMK wajib meningkatkan keamanan APMK guna mencegah dan mengurangi tingkat kejahatan dibidang APMK, serta sekaligus untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap APMK. Penerapan prinsip kehati-hatian ini sesuai dengan ketentuan pasal 4 huruf (a) Undang-Undang Perlindungan Konsumen yang mengatur mengenai hak konsumen dimana konsumen berhak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa. Sehingga dengan adanya penerapan prinsip kehati-hatian yang terdapat pada butir VII.B pasal 8 lebih memperketat lagi mengenai likuiditas dan pengeluaran dana dari mesin ATM. Selain itu memperkecil resiko hilangnya dana nasabah lebih banyak lagi apabila terjadi kegagalan tarik tunai pada mesin ATM maupun pembobolan kartu ATM oleh pihak lain selain nasabah pemegang kartu. Peningkatan perlindungan nasabah dalam SEBI No. 14/17/DASP tentang Penyelenggaran Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu (APMK), juga terlihat dengan ditetapkannya standar keamanan APMK yang terdapat pada butir VII.C khususnya pasal 1, pasal 2, pasal 3 huruf (c), pasal 4, dan pasal 5 SEBI No. 14/17/DASP. Standar keamanan APMK yang dimaksud terdiri atas; 1. Peningkatan keamanan sebagaimana dimaksud pada angka 1 dilakukan terhadap seluruh infrastruktur teknologi yang terkait dengan penyelenggaraan APMK, yang meliputi pengamanan pada kartu dan seluruh sistem yang digunakan untuk memproses transaksi APMK, yaitu dengan menerapkan teknologi chip dan Personal Identification Number (PIN) paling kurang 6 (enam) digit.

9 2. Penggunaan standar teknologi chip sebagai upaya peningkatan keamanan pada kartu ATM dan/atau kartu Debit sebagaimana dimaksud pada angka 2 dilakukan dengan ketentuan bahwa untuk Kartu ATM dan/atau Kartu Debet yang diterbitkan di Indonesia wajib menggunakan teknologi chip dengan mengacu pada standar teknologi chip yang telah disepakati industry sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia mengenai implementasi teknologi chip dan PIN pada Kartu ATM dan/atau Kartu Debet yang diterbitkan di Indonesia. 3. Penggunaan teknologi PIN paling kurang 6 (enam) digit sebagai sarana verifikasi dan autentikasi pada Kartu ATM, dan/atau Kartu Debit dilakukan dengan ketentuan seluruh Kartu ATM dan/atau Kartu Debet yang diterbitkan di Indonesia wajib telah menggunakan teknologi PIN paling kurang 6 (enam) digit dengan mengacu pada waktu implementasi yang ditetapkan dalam Surat Edaran Bank Indonesia yang mengatur mengenai implementasi teknologi chip dan PIN pada Kartu ATM dan/atau Kartu Debit yang diterbitkan diindonesia Penggunaan teknologi yang dapat memproses Kartu ATM dan/atau Kartu Debit dengan teknologi chip dan PIN paling kurang 6 (enam) digit pada sistem APMK seperti EDC, ATM, dan back end system sebagai upaya peningkatan keamanan sistem, dilakukan secara bertahap, yaitu dengan cara Penerbit Kartu ATM dan/atau Kartu Debit, dan Acquirer Kartu Debit wajib mengganti dan meningkatkan standar keamanan pada seluruh ATM, EDC, dan back end system, dalam jangka waktu sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia yang mengatur mengenai implementasi teknologi chip dan PIN pada Kartu ATM dan/atau Kartu Debit yang diterbitkan di Indonesia. 9 Pengaturan mengenai standar keamanan APMK ini pada prinsipnya telah sesuai dengan ketentuan pasal 6 dan pasal 7 Undang-Undang Perlindungan Konsumen yang mengatur mengenai hak dan kewajiban pelaku usaha, serta ketentuan pasal 8 Undang-Undang Perlindungan Konsumen yang mengatur mengenai perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha. 8 Ibid., Butir VII.C Ps. 4 huruf (b). 9 Ibid., Butir VII.C Ps. 5 huruf (b).

10 B. ANALISIS PELAKSANAAN PERLINDUNGAN KONSUMEN NASABAH PENGGUNA KARTU ATM-DEBET BANK X DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO.8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN SURAT EDARAN BANK INDONESIA NO. 14/17/DASP TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU (APMK) Berikut adalah analisis pelaksanaan perlindungan konsumen Nasabah Pengguna ATM- Debet Bank X Ditinjau Dari Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan Surat Edaran Bank Indonesia No.14/17/DASP tentang Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK): 1. Kartu ATM tertelan di mesin ATM, transaksi penarikan tunai gagal tetapi rekening Nasabah terdebet, dan mesin ATM sering tidak dapat digunakan/out of service. Kejadian yang dialami oleh Bapak Teguh Puja Pramadya, Bapak Garry Tengker dan Ibu Evie Yulisnawaty Harahap pada awalnya dikarenakan mereka ingin melakukan penarikan sejumlah dana di ATM Bank X akan tetapi tidak berhasil dikarenakan kartu ATM-Debet Bank X yang mereka miliki tertelan di mesin ATM dengan memunculkan sejumlah keterangan dimesin ATM ketika kartu ATM-Debet tertelan yaitu ATM tidak bisa digunakan dan ATM Anda tertelan, silahkan hubungi Bank Mandiri terdekat. Sayangnya pada kejadian tersebut Bapak Garry Tengker sulit untuk menhubungi call center Bank X untuk melakukan pemblokiran kartu dikarenakan line layanan tersebut sangat sibuk, sehingga beliau tidak sempat melakukan pemblokiran hingga keesokan harinya beliau datang kekantor cabang. Berbeda dengan kejadian yang dialami oleh Ibu Evie Yulisnawaty, beliau berhasil menghubungi call center Bank untuk memastikan bahwa rekening beliau aman walaupun kartu ATMnya telah tertelan tetapi sayangnya Ibu Evie tidak jelas melakukan pemblokiran atau tidak pada saat konfirmasi dengan call center.dua hari kemudian Ibu Evie baru mendatangi kantor cabang tempat beliau membuka rekening Bank X untuk mendapatkan kartu pengganti, akan tetapi beliau diinformasikan oleh pihak Bank X bahwa uangnya telah hilang sejumlah Rp , 00. Pihak Bank X juga tidak memiliki rekaman CCTV yang update pada saat kejadian dan Nasabah merasa pihak Bank X tidak memiliki itikad yang baik untuk menyelesaikan permasalahan yang merugikan pihak Ibu Evie, sehingga beliau membawa

11 permasalahan ke BPSK. Akan tetapi pihak Bank X menolak keputusan BPSK dalam putusan Nomor 77/Pen/BPSK-Mdn/2012 tertanggal 14 Februari 2013 untuk membayarkan kehilangan uang Ibu Evie sejumlah Rp , 00. Kejadian yang dialami oleh Bapak Teguh Puja Pramadya, Bapak Garry Tengker dan Ibu Evie Yulisnawaty Harahap sangat merugikan pihak konsumen sebagai pengguna fasilitas ATM Bank X. Bank X memberikan fasiltas tujuannya adalah untuk mempermudah konsumen untuk melakukan beberapa transaksi tanpa harus datang ke Bank X sehingga agar lebih efektif dan efisien. Tetapi pada kenyataannya tidak seperti yang dicita-citakan. Berdasarkan pasal 4 huruf (a), huruf (d), huruf (e), huruf (g) dan huruf (f) Undang-Undang Perlindungan Konsumen, maka konsumen berhak atas: a. hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa; d. hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan; e. hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut; g. hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif; f. hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya; Selain itu pelaku usaha dalam hal ini Bank memiliki kewajiban yang terdapat dalam pasal 7 huruf (a), huruf (c), dan huruf (f) Undang-Undang Perlindungan Konsumen, yaitu: a. beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya; c. memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif; f. memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan; Perlindungan konsumen yang seharusnya Diberikan Terhadap Nasabah Pengguna Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu (APMK) yang terdapat dalam Surat Edaran Bank

12 Indonesia No. 14/17/DASP tentang Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu adalah sebagai berikut; 1. Pemegang Kartu dan Pemegang Kartu atas APMK yang diterbitkan, sekurang-kurangnya meliputi informasi sebagai berikut; Prosedur dan tata cara penggunaan Kartu ATM dan/atau Kartu Debet. 2. Fasilitas yang melekat pada Kartu ATM dan/atau Kartu Debet. 3. Risiko yang mungkin timbul dari penggunaan Kartu ATM dan/atau Kartu Debet. 2. Selain itu penerbit juga wajib menginformasikan hak dan kewajiban Pemegang Kartu ATM dan/atau Kartu Debet, yang sekurang-kurangnya meliputi informasi sebagai berikut; Hal-hal penting yang harus diperhatikan oleh Pemegang Kartu ATM dan/atau Kartu Debet dalam penggunaan kartu, termasuk segala konsekuensi/risiko yang mungkin timbul dari penggunaan Kartu ATM dan/atau Kartu Debet, misalnya tidak memberikan PIN kepada orang lain dan berhati-hati saat melakukan transaksi melalui mesin ATM. 2. Hak dan tanggung jawab Pemegang dan/atau Penerbit Kartu ATM dan/atau Kartu Debet apabila terjadi berbagai hal yang mengakibatkan kerugian bagi Pemegang dan/atau Penerbit Kartu ATM dan/atau Kartu Debet, baik yang disebabkan karena adanya pemalsuan Kartu ATM dan/atau Kartu Debet, kegagalan sistem Penerbit, atau sebab lainnya. 3. Peningkatan keamanan penggunaan kartu ATM-Debet dilakukan dengan cara melakukan pengelolaan likuiditas dengan baik sebagai cara dalam menerapkan prinsip kehati-hatian, yaitu; Bank Indonesia, SEBI No. 14/17/DASP, op.cit., Butir VII A Ps. 2 huruf (a). 11 Ibid., Butir VII A Ps. 2 huruf (b). 12 Ibid., Butir VII B Ps. 8 huruf (a) dan huruf (b).

13 1. Batas paling banyak nilai nominal dana untuk penarikan tunai melalui mesin ATM baik menggunakan Kartu ATM atau Kartu Kredit adalah sebesar Rp ,00 (sepuluh juta Rupiah) tiap rekening dalam satu hari. 2. Batas paling banyak nilai nominal dana yang dapat ditransfer antar Penerbit Kartu ATM melalui mesin ATM adalah sebesar Rp ,00 (dua puluh lima juta Rupiah) tiap rekening dalam satu hari dengan ketentuan sebagai berikut: a. Batas paling banyak nilai nominal dana berlaku untuk transfer dana antar Penerbit melalui mesin ATM dimana rekening pengirim dan rekening penerima berada pada Penerbit yang berbeda. b. Batas paling banyak nilai nominal dana tidak berlaku untuk transfer dana intra Penerbit Kartu ATM dimana rekening pengirim dan penerima berada pada Penerbit yang sama. 4. SEBI No. 14/17/DASP juga mengatur mengenai standar keamanan APMK yang meliputi hal-hal sebagai berikut; Penerbit APMK wajib meningkatkan keamanan APMK guna mencegah dan mengurangi tingkat kejahatan dibidang APMK, serta sekaligus untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap APMK. 2. Peningkatan keamanan sebagaimana dimaksud pada angka 1 dilakukan terhadap seluruh infrastruktur teknologi yang terkait dengan penyelenggaraan APMK, yang meliputi pengamanan pada kartu dan seluruh sistem yang digunakan untuk memproses transaksi APMK, yaitu dengan menerapkan teknologi chip dan Personal Identification Number (PIN) paling kurang 6 (enam) digit. 3. Penggunaan standar teknologi chip sebagai upaya peningkatan keamanan pada kartu ATM dan/atau kartu Debet sebagaimana dimaksud pada angka 2 dilakukan dengan ketentuan bahwa untuk Kartu ATM dan/atau Kartu Debet yang diterbitkan di Indonesia wajib menggunakan teknologi chip dengan mengacu pada standar teknologi chip yang 13 Ibid., Butir VII.C Ps. 1-3.

14 telah disepakati industry sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia mengenai implementasi teknologi chip dan PIN pada Kartu ATM dan/atau Kartu Debet yang diterbitkan di Indonesia. 4. Penggunaan teknologi PIN paling kurang 6 (enam) digit sebagai sarana verifikasi dan autentikasi pada Kartu ATM, dan/atau Kartu Debet dilakukan dengan ketentuan seluruh Kartu ATM dan/atau Kartu Debet yang diterbitkan di Indonesia wajib telah menggunakan teknologi PIN paling kurang 6 (enam) digit dengan mengacu pada waktu implementasi 14 yang ditetapkan dalam Surat Edaran Bank Indonesia yang mengatur mengenai implementasi teknologi chip dan PIN pada Kartu ATM dan/atau Kartu Debet yang diterbitkan diindonesia Penggunaan teknologi yang dapat memproses Kartu ATM dan/atau Kartu Debet dengan teknologi chip dan PIN paling kurang 6 (enam) digit pada sistem APMK seperti EDC, ATM, dan back end system sebagai upaya peningkatan keamanan sistem, dilakukan secara bertahap, yaitu dengan cara Penerbit Kartu ATM dan/atau Kartu Debet, dan Acquirer Kartu Debet wajib mengganti dan meningkatkan standar keamanan pada seluruh ATM, EDC, dan back end system, dalam jangka waktu 16 sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia yang mengatur mengenai implementasi teknologi chip dan PIN pada Kartu ATM dan/atau Kartu Debet yang diterbitkan di Indonesia. Standar Pedoman Operasional Pengelolaan Automatic Teller Machine (ATM) Bank X mengatur penanganan permasalahan operasional ATM, yang meliputi hal-hal sebagai berikut: 14 Berdasarkan SEBI No. 13/22/DASP/2011 tentang Implementasi Teknologi Chip dan Penggunaan Personal Indetification Number pada Kartu ATM dan/atau kartu Debet yang diterbitkan di Indonesia pada butir III huruf (A) baik untuk kartu baru maupun penggantian kartu lama dilakukan paling lama tanggal 31 Desember 2015, sehingga terhitung sejak tanggal 1 Januari 2016 setiap Kartu ATM dan/atau Kartu Debet yang diterbitkan oleh Penerbit di Indonesia telah menggunakan chip. 15 Ibid., Butir VII.C Ps. 4 huruf (b). 16 Berdasarkan SEBI No. 13/22/DASP tentang Implementasi Teknologi Chip dan Penggunaan Personal Indetification Number pada Kartu ATM dan/atau kartu Debit yang diterbitkan di Indonesia pada butir III huruf (B) jangka waktu memproses Kartu ATM dan/atau Kartu Debet berteknologi chip dan PIN paling kurang 6 (enam) digit, paling lama tanggal 31 Desember 2015.

15 Kartu Tertelan 17 Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penanganan kartu tertelan adalah : 1. Kartu yang tertelan dicatat, diamankan dan dimusnahkan oleh Unit Pengelola ATM. Khusus untuk ATM yang dikelola Outsourcing/Vendor berlaku ketentuan sebagai berikut: a. Wilayah JABODETABEK, maka kartu yang tertelan dicatat, diamankan dan dimusnahkan oleh Unit Operasional e-channel. b. Wilayah di luar JABODETABEK, maka kartu yang tertelan dicatat, diamankan dan dimusnahkan oleh ATM Koordinator. 2. Pemusnahan kartu ATM yang tertelan dibuatkan Berita Acara Pemusnahan Kartu Tertelan. 3. Dalam keadaan sangat mendesak (case by case), maka Cabang dapat menyerahkan kartu yang tertelan kepada nasabah setelah dilakukan halhal sebagai berikut : a. Verifikasi identitas nasabah berdasarkan dokumen identitas resmi nasabah yang masih berlaku. b. Verifikasi data bahwa status kartu tidak dalam keadaan blokir. c. Pembuatan berita acara serah terima kartu yang ditandatangani oleh nasabah dan petugas. 4. Tatacara penanganan laporan ATM-Debet Bank X hilang atau tertelan di ATM melalui cabang adalah sebagai berikut; 18 a. Meminta Nasabah untuk mengisi Form Permintaan/Keluhan Nasabah (FFO 056). 17 Bank X, Standar Pedoman Operasional Pengelolaan Automatic Teller Machine (ATM), (Jakarta: Bank X, 2011), hal. IV-E Bank X, Petunjuk Teknis Operasional (PTO) Bank X, op.cit., hal. L1-O-1.

16 b. Meminta Nasabah menyerahkan kartu identitas dan melakukan verifikasi data Nasabah dengan mencocokkan data pada sistem BDS. c. Dalam hal Nasabah tidak dapat menunjukkan kartu identitas karena alasan tertentu seperti kartu identitas hilang/dicuri, melakukan verifikasi data Nasabah dicocokkan dengan data pada sistem BDS : nama lengkap, tanggal lahir, nama ibu kandung, alamat lengkap, nomor telepon, Cabang Pengelola Rekening dan saldo terakhir. d. Setelah diyakini bahwa Nasabah adalah benar Pemegang Kartu, melakukan pemblokiran Mandiri Debit (lihat prosedur pemblokiran Mandiri Debit). e. Untuk proses penggantian Mandiri Debit, meminta Nasabah menyerahkan surat laporan kehilangan kepolisian dan menjelaskan biaya penggantian Mandiri Debit. f. CSR/CSO menyampaikan bahwa pemblokiran atas Mandiri Debit yang hilang yang belum dilengkapi dengan laporan kehilangan dari kepolisian hanya dapat dilakukan selama 1x24 jam dan pada hari berikutnya pemblokiran akan secara otomatis dibuka kembali oleh system, kecuali jika Nasabah menyerahkan laporan kehilangan dari kepolisian. g. Sebelum Nasabah meninggalkan tempat, mem-foto copy kartu identitas Nasabah (jika ada) dan menggabungkannya dengan berkas lainnya dalam buku administrasi. h. Menyerahkan kembali kartu identitas dan form FFO 056 lembar kedua kepada Nasabah bersangkutan. i. Memeriksa kelengkapan pengisian form FFO 056 dan melengkapi data pada kolom Diisi Oleh Petugas Bank. j. Mengadministrasikan berkas aplikasi Nasabah secara tertib. k. Memverifikasi laporan IC816 (Laporan Daftar Kartu yang Diblokir Hari Ini) dibandingkan dengan permohonan blokir dari Nasabah dan Dokumen Pendukungnya.

17 5. Tatacara penanganan laporan ATM-Debet Bank X hilang atau tertelan di ATM melalui call center adalah sebagai berikut; 19 a. Melakukan verifikasi data Nasabah dicocokkan dengan data pada sistem BDS : nama lengkap, tanggal lahir, nama ibu kandung, alamat lengkap, nomor telepon, Cabang Pengelola Rekening, transaksi terakhir dan saldo terakhir. b. Setelah diyakini bahwa Nasabah adalah benar Pemegang Kartu, melakukan pemblokiran Mandiri Debit pada sistem emas atau BDS. c. Meminta Nasabah menyerahkan Surat Laporan Kehilangan Kepolisian ke Cabang dan menjelaskan biaya penggantian Mandiri Debit sesuai ketentuan yang berlaku. d. Untuk proses penggantian Mandiri Debit, meminta Nasabah untuk datang ke Cabang dengan membawa kelengkapan dokumen: buku tabungan, kartu identitas, dan surat keterangan kehilangan dari kepolisian serta menjelaskan biaya penggantian Mandiri Debit sesuai ketentuan yang berlaku. Pemeliharaan Mesin ATM 20 Unit Pengelola ATM bertanggung jawab untuk memastikan agar mesin ATM yang dikelola dapat beroperasi 24 jam per hari dan 7 hari per minggu dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Pemeliharaan rutin mesin ATM (preventive maintenance) oleh Outsourcing/ Vendor mesin. 1. Pelaksanaan preventive maintenance dipastikan telah dilakukan oleh Outsourcing/Vendor mesin sesuai perjanjian yang disepakati. 2. Pelaksanaan preventive maintenance wajib dilakukan pendampingan oleh Unit Pengelola ATM. 19 Ibid. 20 Ibid., hal IV-F-1.

18 b. Pemeliharaan rutin mesin ATM oleh Pengelola ATM Pemeriksaan secara rutin atas kondisi mesin dan ruang ATM dilakukan oleh Unit Pengelola ATM sesuai checklist. Data Closed Circuit Television (CCTV) 21 Pemeliharaan data rekaman CCTV dilakukan secara berkala oleh Unit Pengelola ATM dengan ketentuan sebagai berikut: a. Pemeriksaan dan monitoring fungsi CCTV serta perangkatnya dilakukan secara rutin untuk memastikan data CCTV dapat terjaga dengan baik. b. Penggandaan, duplikasi, pengedaran dan penayangan data CCTV kepada pihak lain tidak diperkenankan tanpa izin tertulis dari Unit Penanganan Pengaduan Nasabah atau Unit Operasional e-channel. Penanganan Pengaduan ATM 22 Seperti yang sudah disinggung pada bab 4.3 sebelumnya, Bank X telah memiliki proses dalam penanganan pengaduan ATM yang dapat disampaikan secara lisan (telepon, datang ke Bank) maupun tertulis (surat resmi, kolom pembaca, , sms dan website Bank) hal ini bertujuan untuk mempermudah Nasabah dan untuk menerapkan perlindungan konsumen. Sehingga dengan melihat kenyataan yang ada, Bank X telah memiliki pengaturan yang ketat terhadap prosedur teknis pengelolaan mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Dimana pengaturan tersebut sesuai dengan prinsip peraturan Undang-Undang Perlindungan Konsumen dan Surat Edaran Bank Indonesia No.14/17/DASP tentang Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK), akan tetapi dalam pelaksanaan perlindungan konsumen yang diterapkan oleh Nasabah penggunaan kartu ATM-Debet Bank X telah melanggar pasal 4 huruf (a), huruf (d), huruf (e), huruf (g) dan huruf (f) Undang-Undang Perlindungan Konsumen. Pasal 7 huruf (a), huruf (c), dan huruf (f) Undang-Undang Perlindungan Konsumen. Sehingga secara otomatis Bank X dalam pelaksanaan kegiataan memberikan pelayanan juga melanggar pasal 8 huruf (a) Undang-Undang Perlindungan Konsumen. 21 Ibid. 22 Ibid., hal. IV-G-1.

19 Selain itu Bank X tidak menerapkan prinsip kehati-hatian, prinsip perlindungan nasabah, peningkatan standar keamanan APMK yang terdapat dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 14/17/DASP tentang Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu (APMK) dikarenakan dalam pelaksanaanya pihak Bank X tidak melakukan pemiliharan mesin ATM secara benar dengan seringnya terjadi kasus tertelannya kartu ATM para Nasabahnya dan tidak terdapatnya rekamana kamera CCTV yang up to date dalam ruangan mesin ATM tersebut. Penerapan PIN 6 (enam) digit angka juga belum dilaksanakan oleh pihak Bank X yang sampai saat ini masih menggunakan PIN 4 (empat) digit angka. 2. Nomer call center fiktif dan layanan call center yang sulit dihubungi. Nomer call center fiktif Kejadian yang menimpa Bapak Agus Madian merupakan salah satu contoh modus call center palsu dan upaya penipuan yang dilakukan beberapa oknum. Ketika kartu ATM-Debet Bank X milik Bapak Agus tertelan dimesin ATM Bank X di halaman Hotel Banjarmasin Internasional (HBI), saat itu muncul oknum pria yang tidak dikenal yang menyarankan kepada beliau untuk menghubungi call center Bank X yang tertera dimesin ATM, dimana nomer yang tertera itu bukanlah nomer call center resmi dari Bank X. Nomer call center yang palsu sengaja dipasang menutupi nomer call center resmi dari Bank X. Hal ini menyebabkan beliau mengikuti instruksi oknum yang memiliki nomer telpon tersebut dengan mentransferkan sejumlah uang ke no rekening yang diperintahkan. Dalam kasus penipuan dengan modus call center palsu, biasanya pelaku akan sengaja menyebabkan kartu ATM tersumbat seolah-olah kartu tersebut tertelan, sehingga begitu nasabah yang bersangkutan meninggalkan bilik ATM, pelaku yang berada disekitar lokasi akan mendatangi nasabah seolah-olah membantu memberikan informasi untuk menghubungi call center palsu. Setelah menghubungi call center tersebut Nasabah akan diinstruksikan untuk mentransferkan sejumlah uang kesesama rekening Bank X yang dimiliki oknum tersebut. Selain itu cara lain yang dilakukan pelaku akan masuk ke bilik ATM dan

20 mengeluarkan kartu ATM yang tersangkut, kemudian melakukan transaksi dengan modal kode PIN yang berhasil dikantongi. 23 Kejadian yang menimpa Bapak Agus Madian tidaklah sepenuhnya kesalahan pihak Bank X, akan tetapi hal ini dapat dihindari apabila pihak Bank X dalam rangka memberikan perlindungan kepada para Nasabahnya terus menerus memberikan informasi mengenai bagaimana penggunaan kartu, keuntungan dan resiko dari penggunaan fasilitas tersebut, serta mengedukasikan kepada para Nasabahnya nomer call center resmi dari Bank X. Seperti yang tercantum pada pasal 7 huruf (b) Undang-Undang Perlindungan Konsumen; memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan. Ketentuan butir VII. A pasal 1 dan pasal 2 Surat Edaran Bank Indonesia No. 14/17/DASP tentang Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK), menetapkan prinsip perlindungan Nasabah dengan cara sebagai berikut; 1. Penerbit wajib menerapkan prinsip perlindungan nasabah dalam menyelenggarakan kegiatan APMK yang antara lain dilakukan dengan; a. menyampaikan informasi tertulis kepada calon Pemegang Kartu dan Pemegang Kartu atas APMK yang yang diterbitkan. Informasi tersebut wajib menggunakan Bahasa Indonesia yang jelas dan mudah dimengerti, ditulis dalam huruf dan angka yang mudah dibaca oleh calon Pemegang Kartu dan Pemegang Kartu; dan b. menyediakan sarana dan nomor telepon yang dapat secara mudah digunakan dan/atau dihubungi oleh calon Pemegang Kartu dan Pemegang Kartu dalam rangka melakukan verifikasi kebenaran segala fasilitas yang ditawarkan dan/atau informasi yang disampaikan oleh Penerbit. 2. Untuk Kartu ATM dan/atau Kartu Debet, Penerbit Kartu ATM dan/atau Kartu Debet wajib memberikan informasi tertulis kepada calon Pemegang Kartu dan Pemegang Kartu, yang paling kurang meliputi: 23 JPPN Surat Pembaca, ATM Bermasalah, Nasabah Bank X Dibobol Rp. 120 juta, diunduh 1 Juni 2013.

21 a. prosedur dan tata cara penggunaan Kartu ATM dan/atau Kartu Debet, fasilitas yang melekat pada Kartu ATM dan/atau Kartu Debet, dan risiko yang mungkin timbul dari penggunaan Kartu ATM dan/atau Kartu Debet; b. hak dan kewajiban Pemegang Kartu ATM dan/atau Kartu Debet, yang paling kurang meliputi: 1) hal-hal penting yang harus diperhatikan oleh Pemegang Kartu ATM dan/atau Kartu Debet dalam penggunaan kartu, termasuk segala konsekuensi/risiko yang mungkin timbul dari penggunaan Kartu ATM dan/atau Kartu Debet, misalnya tidak memberikan PIN kepada orang lain dan 2) berhati-hati saat melakukan transaksi melalui mesin ATM; 3) hak dan tanggung jawab Pemegang dan/atau Penerbit Kartu ATM dan/atau Kartu Debet apabila terjadi berbagai hal yang mengakibatkan kerugian bagi Pemegang dan/atau Penerbit Kartu ATM dan/atau Kartu Debet, baik yang disebabkan karena adanya pemalsuan Kartu ATM dan/atau Kartu Debet, kegagalan sistem Penerbit, atau sebab lainnya; 4) jenis dan besarnya biaya yang dikenakan Penerbit; dan tata cara dan konsekuensi jika Pemegang Kartu ATM dan/atau Kartu Debet tidak lagi berkeinginan menjadi Pemegang Kartu ATM dan/atau Kartu Debet; c. tata cara pengajuan pengaduan yang berkaitan dengan penggunaan Kartu ATM dan/atau Kartu Debet dan perkiraan waktu penyelesaian pengaduan tersebut. Tulisan nomer call centre yang terdapat dimesin ATM memang mudah untuk dirubah-rubah karena hanya berupa sticker yang ditempelkan. Akan tetapi hal ini membutuhkan komitmen dari Bank X untuk selalu melakukan pemeliharan mesin ATM secara berkala agar hal ini dapat terhindari. Apabila pengecekan keadaan ATM Bank X yang dilakukan secara rutin dilakukan pihak Bank X maka untuk tindakan penempelan nomer call center fiktif dan card trapping dapat dihindari, dengan cara dilakukannya patroli ke semua ATM. Selain itu selalu menginformasikan kepada Nasabah untuk tidak memberikan nomer PIN kepada siapapun termasuk petugas Bank dan mencatat nomer call center resmi dari Bank X.

22 Layanan call center yang sulit dihubungi Layanan call center 24 jam merupakan layanan yang sangat penting bagi Nasabah. Call center selain berfungsi memberikan informasi kepada Nasabah berkenaan dengan transaksi yang dilakukan, juga berfungsi membantu nasabah kapan saja guna memberikan perlindungan dan pelayanan yang maksimal. Sehingga penting bagi call center untuk mudah dihubungi kapan saja. Hal ini tercantum dalam pasal 4 huruf (c), huruf (d), huruf (g) Undang-Undang Perlindungan Konsumen; hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa, hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan, dan hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif. dan butir VII. A pasal 1 huruf (b) Surat Edaran Bank Indonesia No. 14/17/DASP; menyediakan sarana dan nomor telepon yang dapat secara mudah digunakan dan/atau dihubungi oleh calon Pemegang Kartu dan Pemegang Kartu dalam rangka melakukan verifikasi kebenaran segala fasilitas yang ditawarkan dan/atau informasi yang disampaikan oleh Penerbit. 3. Pemblokiran Kartu ATM, Informasi yang kurang jelas yang diberikan kepada pihak Nasabah pengguna kartu ATM-Debit Bank X. Pemblokiran kartu secara sepihak yang dialami oleh Bapak Yonawan dilakukan oleh pihak Bank X merupakan kewenangan yang dimiliki oleh pihak Bank dalam rangka memberikan perlindungan kepada nasabah. Akan tetapi seharusnya pihak Bank X memberikan keterangan secara terbuka kenapa hal tersebut harus dilakukan kepada Nasabah. Pihak Bank X juga seharusnya mempermudah Nasabah untuk mendapatkan penggantian kartu baru dan memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh Nasabah. Kejadian yang menimpa Bapak Yonawan memberikan kesan bahwa Bank X tidak memiliki prosedur yang jelas dalam kasus pemblokiran dan Bank X tidak memiliki itikad baik dalam menerima pengaduan maupun keluhan Nasabah pengguna kartu ATM, padahal didalam Petunjuk Teknis Operasional (PTO) Bank X Debet

23 prosedur pembukaan blokir kartu ATM-Debet Bank X dapat dilakukan cabang Bank X dimanapun dan sangat mudah dilakukan, adapun prosedurnya adalah sebagai berikut; 24 a. Menerima permintaan pembukaan blokir ATM-Debet dari Nasabah. b. Meminta Nasabah untuk mengisi dan menandatangani form Permintaan/ Keluhan Nasabah (FFO 056). c. Meminta Nasabah untuk menunjukkan kartu identitas yang masih berlaku dan ATM- Debet. d. Melakukan verifikasi data Nasabah sesuai dengan data Nasabah pada sistem BDS. e. Melakukan proses pembukaan blokir pada Sistem BDS kemudian menjelaskan kepada Nasabah bahwa ATM-Debet dapat langsung digunakan. f. Mem-foto copy kartu identitas Nasabah dan menggabungkannya dengan berkas lainnya dalam buku administrasi. g. Menyerahkan kembali kartu identitas, ATM-Debet dan FFO 056 lembar kedua kepada Nasabah bersangkutan. Selain itu keluhan yang telah disampaikan Bapak Yonawan ke customer sevice dengan mendatangi cabang Bank X kolom keluhan pada website Bank X pada tanggal 29 April 2013 tidak mendapat tanggapan. Pihak Bank X dalam kejadian ini melanggar pasal 4 huruf (c), huruf (d) dan huruf (g) Undang-Undang Perlindungan Konsumen; hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa, hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan, dan hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif. dan Pasal 7 huruf (a), huruf (b) dan huruf (c) Undang-Undang Perlindungan Konsumen; beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya, memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi 24 Bank X, Petunjuk Teknis Operasional (PTO), op.cit., hal. L1-Q-1.

24 penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan, memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif. PENUTUP A. KESIMPULAN Dari uraian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut; 1. Pengaturan perlindungan konsumen didalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 14/17/DASP tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK) telah sesuai dengan ketentuan pasal 6 dan pasal 7 Undang-Undang Perlindungan Konsumen yang mengatur mengenai hak dan kewajiban pelaku usaha, serta ketentuan pasal 8 Undang- Undang Perlindungan Konsumen yang mengatur mengenai perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha. Materi yang dimuat dalam perubahan Surat Edaran Bank Indonesia ini antara lain mencakup: prinsip perlindungan nasabah, prinsip kehati-hatian, standar keamanan APMK, kerjasama antara penyelenggara APMK dengan pihak lain, dan penyampaian laporan. Peraturan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia ini bertujuan untuk mengikat lembaga Perbankan yang berada dibawah pengawasan Bank Indonesia, agar Bank sebagai pelaku usaha dan penerbit kartu ATM-Debet lebih memperketat pelaksanaan serta pengawasan atas fasilitas yang diberikan kepada nasabah agar nasabah tidak dirugikan dan mendapat kepastian hukum. Perubahan regulasi ini dinilai lebih singnifikan dan ketat dari pada regulasi sebelumnya. 2. Pelaksanaan perlindungan konsumen terhadap nasabah pengguna Bank X belum maksimal dilakukan oleh pihak Bank X apabila dibandingkan dengan ketentuan perlindungan konsumen yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 14/17/DASP tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK). Bank X memang telah memiliki petunjuk operasional bagi pelaksanaan kenyamanan dan pelayanan terhadap para nasabahnya yang sesuai dengan Undang-Undang Perlindungan Konsumen dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 14/17/DASP akan tetapi dalam pelaksanaan dilapangan sering kali belum maksimal dijalankan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh Bank X seperti halnya prosedur pemblokiran kartu hilang/ tertelan di mesin ATM,

25 pemeliharan mesin ATM yang seharusnya dilakukan secara rutin untuk menghindari kejadian card trapping, card skimming, dan penempelan nomer call center palsu. Selain itu Bank X juga belum melaksanakan perubahan PIN 6 (enam) digit angka dan penggunaan chip pada kartu ATM-Debet sebagai penerapan prinsip kehati-hatian. Prinsip perlindungan Nasabah yang terdapat dalam butir VII. A telah dipenuhi oleh Bank X yang memberikan informasi mengenai pemakaian kartu, benefit serta resiko dari pemakaian kartu dan informasi itu sudah sesuai dengan ketentuan dengan mempergunakan bahasa Indonesia dengan tercantum dalam website resmi Bank X dan welcome pack yang diberikan kepada Nasabah setiap pembukaan rekening baru pada Bank X. Bank X juga telah memiliki nomer call center resmi yang mudah diingat oleh Nasabahnya akan tetapi call center ini terkadang sulit dihubungi oleh Nasabahnya sehingga tidak dapat memberikan perlindungan dan pelayanan yang maksimal. B. SARAN 1. Bank sebagai penyelenggara pelayanan jasa bagi konsumen (nasabah) perlu lebih mensosialiasikan mengenai penggunaan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK), antara lain mengenai hal-hal sebagai berikut: a. Risiko dalam penggunaan APMK; dan b. Tindakan yang perlu dilakukan oleh nasabah apabila mengalami masalah dalam penggunaan APMK; 2. Dalam memberikan pelayanan, bank harus selalu menerapkan prinsip-prinsip perlindungan konsumen. Adanya SOP yang telah mengakomodir prinsip-prinsip perlindungan konsumen yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan tidak otomatis berarti bank telah menerapkan prinsip-prinsip perlindungan konsumen, sebab dalam pelaksanaannya, tindakan yang dilakukan oleh pihak bank tidak selalu sesuai dengan SOP dimaksud. Untuk itu, pihak bank perlu lebih meng-internalisasikan penerapan SOP dimaksud kepada seluruh pegawainya agar dalam setiap pelayanan selalu menerapkan prinsip-prinsip perlindungan konsumen. 3. Apabila terjadi masalah, hal pertama yang dilakukan oleh nasabah, umumnya menghubungi call center bank. Namun demikian, seringkali prosedur untuk memperoleh solusi atas

26 permasalahan yang dialami nasabah butuh waktu yang lama dan menghabiskan pulsa yang tidak sedikit. Untuk meningkatkan pelayanan, sebaiknya pihak bank membuat call center yang bebas pulsa sehingga tidak lagi membebani nasabah dalam menghubungi call center atau terdapat tombol khusus yang langsung terhubungan dengan pihak Bank X di mesinmesin ATM apabila nasabah mengalami masalah dalam menggunakan mesin ATM. 4. Guna mengurangi masalah pencurian uang tunai melebihi dari Rp ,-, Bank Indonesia merevisi kembali regulasi mengenai penerapan prinsip kehati-hatian, bahwa perlunya batasan atau limit harian dalam hal transfer uang kesesama bank penerbit.

27 DAFTAR PUSTAKA BUKU-BUKU: Djumhana, Muhamad. Hukum Perbankan Di Indonesia. Cet. 3. Bandung: PT Citra Aditya Bakti, D.P., R. Serfianto, Cita Yustisia Serfiyani dan Iswi Hariyani. Untung Dengan Kartu Kredit, Kartu ATM-Debit dan Uang Elektronik. Cet. 1. Jakarta: Visimedia Gazali, Djoni S dan Rachmadi Usman. Hukum Perbankan. Cet. 2. Jakarta: Sinar Grafika, Hermansyah. Hukum Perbankan Nasional Indonesia. Ed. Revisi. Cet. 6. Jakarta: Kencana, Kasmir. Dasar Dasar Perbankan. Cet. 10. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, Machiaraju, H.R. Modern Commercial Banking. Cet. 1. New Delhi : New Age International (P) Ltd. Publishers, Mamudji, Sri. Et al. Metode Penelitian dan Penulisan Hukum. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Siahaan, N.H.T. Hukum Konsumen: Perlindungan Konsumen Dan Tanggung Jawab Produk. Jakarta: Panta Rei, Sjahdeini, Sutan Remy. Hukum Siber Sistem Pengamanan E-Commerce, sebagaimana dikutip oleh Elisatris Gultom dalam Perlindungan Transaksi Electronic Commerce Melalui Lembaga Asuransi. Jurnal Legislasi Indonesia. Vol. 5 No. 4. Desember Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum. Cet. 3. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), PERATURAN: Bank Indonesia. Peraturan Bank Indonesia tentang Penyelengaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu. PBI No 14/2/PBI/2012. Bank Indonesia. Peraturan Bank Indonesia tentang Penyelengaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu. PBI No 11/11/PBI /2009.

No. 11/10 /DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N

No. 11/10 /DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N No. 11/10 /DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N Perihal : Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu Sehubungan dengan diberlakukannya Peraturan Bank Indonesia Nomor

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N

S U R A T E D A R A N No. 7/60/DASP Jakarta, 30 Desember 2005 S U R A T E D A R A N Perihal : Prinsip Perlindungan Nasabah dan Kehati-hatian, serta Peningkatan Keamanan Dalam Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan

Lebih terperinci

No. 14/ 17 /DASP Jakarta, 7 Juni 2012 S U R A T E D A R A N

No. 14/ 17 /DASP Jakarta, 7 Juni 2012 S U R A T E D A R A N 1 No. 14/ 17 /DASP Jakarta, 7 Juni 2012 S U R A T E D A R A N Perihal : Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/10/DASP perihal Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu

Lebih terperinci

No.17/52/DKSP Jakarta, 30 Desember 2015 S U R A T E D A R A N

No.17/52/DKSP Jakarta, 30 Desember 2015 S U R A T E D A R A N No.17/52/DKSP Jakarta, 30 Desember 2015 S U R A T E D A R A N Perihal : Implementasi Standar Nasional Teknologi Chip dan Penggunaan Personal Identification Number Online 6 (Enam) Digit untuk Kartu ATM

Lebih terperinci

Definisi. Pendaftaran, Kode Aktivasi, m-pin

Definisi. Pendaftaran, Kode Aktivasi, m-pin Definisi 1. Danamon USSD Banking adalah Jasa Layanan Informasi dan Transaksi Perbankan yang disediakan oleh Bank kepada Nasabah selama 24 (dua puluh empat) jam sehari dan 7 (tujuh) hari seminggu, serta

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. sependapat dalam buku Bunga Rampai Hukum Ekonomi Dan Hukum

BAB I PENGANTAR. sependapat dalam buku Bunga Rampai Hukum Ekonomi Dan Hukum 1 BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Bank adalah salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peran sangat besar dalam perekonomian, dimana peranan Bank adalah sebagai penyimpan dana dan penyalur dana. Peran

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N

S U R A T E D A R A N No. 13/ 22 /DASP Jakarta, 18 Oktober 2011 S U R A T E D A R A N Perihal : Implementasi Teknologi Chip dan Penggunaan Personal Identification Number pada Kartu ATM dan/atau Kartu Debet yang diterbitkan

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN NOBUPAY

SYARAT DAN KETENTUAN NOBUPAY SYARAT DAN KETENTUAN NOBUPAY DEFINISI 1. Bank adalah PT Bank Nationalnobu Tbk. 2. Aplikasi NobuPay adalah aplikasi yang dapat diakses melalui smartphone atau sarana lainnya yang akan ditentukan Bank kemudian

Lebih terperinci

STIE DEWANTARA Manajemen Kartu Plastik

STIE DEWANTARA Manajemen Kartu Plastik Manajemen Kartu Plastik Manajemen Lembaga Keuangan, Sesi 7 Pengertian Merupakan kartu yang dikeluarkan/diterbitkan oleh bank atau lembaga keuangan selain bank yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran

Lebih terperinci

No. 16/25/DKSP Jakarta, 31 Desember 2014 S U R A T E D A R A N

No. 16/25/DKSP Jakarta, 31 Desember 2014 S U R A T E D A R A N No. 16/25/DKSP Jakarta, 31 Desember 2014 S U R A T E D A R A N Perihal : Perubahan Kedua atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/10/DASP tanggal 13 April 2009 perihal Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. PBI APMK belum sepenuhnya terlaksana dengan baik terutama dalam hal peningkatan keamanan dan teknologi terhadap penggunakan kartu debet. Sejak dikeluarkannya PBI APMK tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan hukum..., Pramita Dyah Hapsari, FH UI, 2011.

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan hukum..., Pramita Dyah Hapsari, FH UI, 2011. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Perkembangan teknologi yang semakin canggih telah banyak membantu dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini produk perbankan telah berkembang dengan pesat.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PETUNJUK PENGGUNAAN ATM LESTARI 1 GANTI PIN 3 CEK SALDO 7 PENARIKAN UANG 10 TRANSFER 16

DAFTAR ISI PETUNJUK PENGGUNAAN ATM LESTARI 1 GANTI PIN 3 CEK SALDO 7 PENARIKAN UANG 10 TRANSFER 16 DAFTAR ISI PETUNJUK PENGGUNAAN ATM LESTARI 1 GANTI PIN 3 CEK SALDO 7 PENARIKAN UANG 10 TRANSFER 16 PETUNJUK PENGGUNAAN ATM LESTARI Terima kasih telah menggunakan ATM Lestari. Untuk keamanan bertransaksi,

Lebih terperinci

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS FREQUENTLY ASKED QUESTIONS SURAT EDARAN BANK INDONESIA PERIHAL IMPLEMENTASI STANDAR NASIONAL TEKNOLOGI CHIP DAN PENGGUNAAN PERSONAL IDENTIFICATION ION NUMBER ONLINE 6 (ENAM) DIGIT UNTUK KARTU K ATM DAN/ATAU

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMEGANG KARTU ATM ATAS KERUGIAN PENGAMBILAN UANG OLEH ORANG LAIN (analisis: putusan No. 201 K/pdt.

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMEGANG KARTU ATM ATAS KERUGIAN PENGAMBILAN UANG OLEH ORANG LAIN (analisis: putusan No. 201 K/pdt. PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMEGANG KARTU ATM ATAS KERUGIAN PENGAMBILAN UANG OLEH ORANG LAIN (analisis: putusan No. 201 K/pdt.sus/2012) Annisa Swasti Widita Fakultas Hukum Universitas Indonesia 21

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN LAYANAN MEGA MOBILE & BELANJA DEBIT ONLINE

SYARAT DAN KETENTUAN LAYANAN MEGA MOBILE & BELANJA DEBIT ONLINE SYARAT DAN KETENTUAN LAYANAN MEGA MOBILE & BELANJA DEBIT ONLINE A. Definisi 1. Aplikasi Mega Mobile adalah aplikasi atau software yang di download melalui link/alamat/url yang diterima dari Bank atau melalui

Lebih terperinci

Table of Contents FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQ)

Table of Contents FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQ) Table of Contents Rekening Ponsel... 2 PENDAFTARAN... 5 PENGGUNAAN... 6 Pengisian dana ke dalam Rekening Ponsel... 6 Pengisian pulsa (reload) prabayar dengan menggunakan Rekening Ponsel... 7 Pengiriman/penerimaan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK

BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK 44 BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK 3.1 Hubungan Hukum Antara Para Pihak Dalam Perjanjian Kartu Kredit 3.1.1

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN BTPN SINAYA ONLINE dan BTPN SINAYA MOBILE

SYARAT DAN KETENTUAN BTPN SINAYA ONLINE dan BTPN SINAYA MOBILE SYARAT DAN KETENTUAN BTPN SINAYA ONLINE dan BTPN SINAYA MOBILE I. Istilah 1. BTPN Sinaya Online adalah produk layanan perbankan untuk mengakses Rekening Nasabah Pengguna melalui jaringan internet dengan

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. setiap negara. Bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi

BAB I. Pendahuluan. setiap negara. Bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Bank, baik bank sentral maupun bank umum merupakan inti dari sistem keuangan setiap negara. Bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi perusahaan,

Lebih terperinci

No. 16/16/DKSP Jakarta, 30 September 2014 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA PENYELENGGARA DAN KONSUMEN JASA SISTEM PEMBAYARAN DI INDONESIA

No. 16/16/DKSP Jakarta, 30 September 2014 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA PENYELENGGARA DAN KONSUMEN JASA SISTEM PEMBAYARAN DI INDONESIA No. 16/16/DKSP Jakarta, 30 September 2014 SURAT EDARAN Kepada SEMUA PENYELENGGARA DAN KONSUMEN JASA SISTEM PEMBAYARAN DI INDONESIA Perihal : Tata Cara Pelaksanaan Perlindungan Konsumen Jasa Sistem Pembayaran

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.64, 2009 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Alat Pembayaran. Kartu. Penyelenggaraan. Perizinan. Pengawasan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5000) PERATURAN

Lebih terperinci

Syarat dan Ketentuan Umum Layanan PermataMobile berbasis SMS dari PermataBank

Syarat dan Ketentuan Umum Layanan PermataMobile berbasis SMS dari PermataBank Syarat dan Ketentuan Umum Layanan PermataMobile berbasis SMS dari PermataBank Syarat dan Ketentuan Umum Layanan PermataMobile berbasis SMS dari PermataBank (berikut semua lampiran, dan/atau perubahannya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembantu Krian mahasiswa dapat memberikan kesimpulan dan saran kepada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembantu Krian mahasiswa dapat memberikan kesimpulan dan saran kepada BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan beberapa hal pokok yang telah dibahas dalam bab - bab sebelumnya dan penelitian yang telah dilakukan pada Bank Jatim Cabang Pembantu Krian mahasiswa dapat memberikan

Lebih terperinci

Syarat dan Ketentuan Mega Syariah Mobile

Syarat dan Ketentuan Mega Syariah Mobile Syarat dan Ketentuan Mega Syariah Mobile I. Istilah 1. Mega Syariah Mobile adalah layanan e-banking untuk melakukan transaksi finansial dan non-finansial yang dapat diakses melalui handphone dengan berbasis

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.34, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Modal. BPR. Jaringan Kantor. Kegiatan Usaha. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5849) PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQ) Rekening Ponsel

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQ) Rekening Ponsel FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQ) Rekening Ponsel 1. Q: Apa itu Rekening Ponsel? A: Rekening Ponsel adalah layanan terbaru dari mobile banking CIMB Niaga (Go Mobile) yang memungkinkan penggunanya untuk

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 11/ 11 /PBI/2009 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 11/ 11 /PBI/2009 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 11/ 11 /PBI/2009 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang sangat pesat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang sangat pesat. Banyaknya produk barang dan/atau jasa yang ditawarkan para pelaku usaha kepada masyarakat sama-sama

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 1 /PBI/2014 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN JASA SISTEM PEMBAYARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 1 /PBI/2014 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN JASA SISTEM PEMBAYARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 1 /PBI/2014 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN JASA SISTEM PEMBAYARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, bank merupakan salah satu media transaksi keuangan. Bank memberikan berbagai fasilitas dalam memudahkan proses transaksi keuangan.

Lebih terperinci

Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Pasal Ayat Batang Tubuh Penjelasan

Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Pasal Ayat Batang Tubuh Penjelasan BAB I KETENTUAN UMUM 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1 Bank Perkreditan Rakyat yang selanjutnya disingkat BPR adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan para pelanggannya (customer) melakukan transaksi perbankan

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan para pelanggannya (customer) melakukan transaksi perbankan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman telah menuntut berbagai jenis bidang usaha untuk memudahkan para pelanggannya (customer) melakukan transaksi perbankan dalam rangka mendukung efisiensi

Lebih terperinci

No. 18/33/DKSP Jakarta, 2 Desember 2016 S U R A T E D A R A N

No. 18/33/DKSP Jakarta, 2 Desember 2016 S U R A T E D A R A N No. 18/33/DKSP Jakarta, 2 Desember 2016 S U R A T E D A R A N Perihal : Perubahan Keempat atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/10/DASP tanggal 13 April 2009 perihal Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran

Lebih terperinci

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG SKRIPSI PELAKSANAAN PERJANJIAN BAKU DALAM PENERBITAN KARTU KREDIT DAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH PADA BANK BNI SYARIAH CABANG PADANG Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank menurut pengertian umum dapat diartikan sebagai tempat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bank menurut pengertian umum dapat diartikan sebagai tempat untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank menurut pengertian umum dapat diartikan sebagai tempat untuk menyimpan dan meminjam uang. Namun, pada masa sekarang pengertian bank telah berkembang sedemikian

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 23 /PBI/2012 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 23 /PBI/2012 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 23 /PBI/2012 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk menjaga keamanan dan kelancaran sistem pembayaran

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN

SYARAT DAN KETENTUAN SYARAT DAN KETENTUAN 1. DEFINISI (1) Bank adalah PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk., yang berkantor pusat di Bandung, dan dalam hal ini bertindak melalui kantor-kantor cabangnya, meliputi kantor cabang,

Lebih terperinci

No. 10/7/DASP Jakarta, 21 Februari 2008 S U R A T E D A R A N

No. 10/7/DASP Jakarta, 21 Februari 2008 S U R A T E D A R A N No. 10/7/DASP Jakarta, 21 Februari 2008 S U R A T E D A R A N Perihal : Pengawasan Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu (APMK) Sehubungan dengan diberlakukannya Peraturan Bank

Lebih terperinci

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 12 /POJK.03/2016 TENTANG KEGIATAN USAHA DAN WILAYAH JARINGAN KANTOR BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN MODAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi memberikan peluang bagi perusahaan untuk meningkatkan atau

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi memberikan peluang bagi perusahaan untuk meningkatkan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi saat ini banyak memberikan kemudahan pada berbagai aspek kegiatan bisnis (Mc.Leoad R.J., 1997, Indriantoro, 2000), Teknologi informasi

Lebih terperinci

Syarat dan Ketentuan. Aplikasi Layanan. CoOLBanking

Syarat dan Ketentuan. Aplikasi Layanan. CoOLBanking Dengan ditanda-tanganinya Syarat dan Ketentuan dan atau diterimanya perangkat dan atau digunakannya layanan oleh NASABAH maka NASABAH tunduk dan terikat oleh syarat dan ketentuan berikut: I. Pengertian

Lebih terperinci

I. PENGAWASAN PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU (APMK)

I. PENGAWASAN PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU (APMK) No.7/61/DASP Jakarta, 30 Desember 2005 SURAT EDARAN Perihal : Pengawasan Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu Sehubungan dengan telah diberlakukannya Peraturan Bank Indonesia

Lebih terperinci

No.15/13/DASP Jakarta, 12 April 2013 S U R A T E D A R A N

No.15/13/DASP Jakarta, 12 April 2013 S U R A T E D A R A N No.15/13/DASP Jakarta, 12 April 2013 S U R A T E D A R A N Kepada SELURUH BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN LEMBAGA SELAIN BANK PENYELENGGARA KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU DAN UANG ELEKTRONIK

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH BANK PENGGUNA JASA TRANSAKSI ELEKTRONIK ANJUNGAN TUNAI MANDIRI (ATM) DALAM PRAKTEK DI KABUPATEN BADUNG

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH BANK PENGGUNA JASA TRANSAKSI ELEKTRONIK ANJUNGAN TUNAI MANDIRI (ATM) DALAM PRAKTEK DI KABUPATEN BADUNG PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH BANK PENGGUNA JASA TRANSAKSI ELEKTRONIK ANJUNGAN TUNAI MANDIRI (ATM) DALAM PRAKTEK DI KABUPATEN BADUNG oleh Toni Setiawan Ni Ketut Supasti Darmawan Ni Putu Purwanti

Lebih terperinci

Ketentuan Khusus Layanan Transaksi Melalui PermataTel

Ketentuan Khusus Layanan Transaksi Melalui PermataTel Ketentuan Khusus Layanan Transaksi Melalui PermataTel Ketentuan Khusus Layanan Transaksi Melalui PermataTel ini (selanjutnya disebut sebagai KK Transaksi PermataTel ) merupakan satu - kesatuan dan menjadi

Lebih terperinci

Syarat dan Ketentuan Umum Fasilitas Commonwealth KTA PT Bank Commonwealth

Syarat dan Ketentuan Umum Fasilitas Commonwealth KTA PT Bank Commonwealth Syarat dan Ketentuan Umum Fasilitas Commonwealth KTA PT Bank Commonwealth Syarat dan Ketentuan Umum untuk Commonwealth KTA PT Bank Commonwealth 1. Definisi Syarat dan Ketentuan Umum ANGSURAN adalah suatu

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/52/PBI/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/52/PBI/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/52/PBI/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kebutuhan masyarakat terhadap penggunaan

Lebih terperinci

No. 17/34/DPSP Jakarta, 13 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA-REAL TIME GROSS SETTLEMENT

No. 17/34/DPSP Jakarta, 13 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA-REAL TIME GROSS SETTLEMENT 1 No. 17/34/DPSP Jakarta, 13 November 2015 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA-REAL TIME GROSS SETTLEMENT Perihal : Perlindungan Nasabah dalam Pelaksanaan Transfer Dana melalui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas bisnis merupakan fenomena yang sangat kompleks karena mencakup berbagai bidang baik hukum, ekonomi, dan politik. Salah satu kegiatan usaha yang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 14 / 2 /PBI/ 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/11/PBI/2009 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh hukum. Karena salah satu sifat, sekaligus tujuan hukum adalah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. oleh hukum. Karena salah satu sifat, sekaligus tujuan hukum adalah memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsumen memiliki resiko yang lebih besar dari pada pelaku usaha, hal ini disebabkan posisi tawar konsumen yang lemah. Konsumen harus dilindungi oleh hukum. Karena salah

Lebih terperinci

Syarat dan Ketentuan. Syarat dan ketentuan mandiri call. Untuk Nasabah Perorangan dan Badan (pemilik rekening TBM)

Syarat dan Ketentuan. Syarat dan ketentuan mandiri call. Untuk Nasabah Perorangan dan Badan (pemilik rekening TBM) Syarat dan Ketentuan Untuk Nasabah Perorangan dan Badan (pemilik rekening TBM) Istilah 1. Akses layanan Mandiri Call adalah nomor 14000 atau (021) 5299-7777. 2. Bank adalah PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk

Lebih terperinci

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQ) KARTU DEBIT DBS

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQ) KARTU DEBIT DBS FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQ) KARTU DEBIT DBS Halaman 1 DAFTAR ISI 1. Pengenalan Kartu Debit DBS... 3 2. Pengajuan, Aktivasi dan Upgrade Kartu... 4 3. Perubahan PIN... 5 4. Transaksi di Toko/Merchant...

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN LAYANAN MEGA INTERNET

SYARAT DAN KETENTUAN LAYANAN MEGA INTERNET SYARAT DAN KETENTUAN LAYANAN MEGA INTERNET A. Definisi 1. Bank adalah PT Bank Mega, Tbk yang meliputi Kantor Pusat, Kantor Regional, Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu serta kantor lainnya yang merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/28/PBI/2006 TENTANG KEGIATAN USAHA PENGIRIMAN UANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/28/PBI/2006 TENTANG KEGIATAN USAHA PENGIRIMAN UANG GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/28/PBI/2006 TENTANG KEGIATAN USAHA PENGIRIMAN UANG GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa saat ini jumlah transaksi maupun nilai nominal pengiriman uang baik di

Lebih terperinci

ADDENDUM PERJANJIAN PEMBUKAAN REKENING EFEK REGULER PT BCA SEKURITAS ( BCAS )

ADDENDUM PERJANJIAN PEMBUKAAN REKENING EFEK REGULER PT BCA SEKURITAS ( BCAS ) ADDENDUM PERJANJIAN PEMBUKAAN REKENING EFEK REGULER PT BCA SEKURITAS ( BCAS ) Sebelum menandatangani Addendum ini, pilihlah opsi di bawah ini : o Saya ingin dapat bertransaksi melalui Dealer dan Online

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/12/PBI/2009 TENTANG UANG ELEKTRONIK (ELECTRONIC MONEY) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/12/PBI/2009 TENTANG UANG ELEKTRONIK (ELECTRONIC MONEY) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, -1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/12/PBI/2009 TENTANG UANG ELEKTRONIK (ELECTRONIC MONEY) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa perkembangan alat pembayaran

Lebih terperinci

Lex Crimen Vol. VI/No. 3/Mei/2017

Lex Crimen Vol. VI/No. 3/Mei/2017 PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH YANG DIDAFTARHITAMKAN AKIBAT KESALAHAN SISTEM PERBANKAN MENURUT UU No. 10 TAHUN 1998 TENTANG PERBANKAN 1 Oleh : Anggraini Said 2 ABSTRAK Tujuan dilakukannya penelitian ini

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN PERMATATEL Panduan Penggunaan Layanan PermataTel Bagi Nasabah Perbankan

SYARAT DAN KETENTUAN PERMATATEL Panduan Penggunaan Layanan PermataTel Bagi Nasabah Perbankan SYARAT DAN KETENTUAN PERMATATEL Panduan Penggunaan Layanan PermataTel Bagi Nasabah Perbankan 1. Definisi Untuk menyederhanakan panduan ini, pengertian berikut ini akan digunakan: 1.1. PermataBank adalah

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 16, 1999 BURSA BERJANGKA. PERDAGANGAN. KOMODITI. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi. BAPPEBTI. (Penjelasan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Tanggung Jawab Bank Dan Oknum Pegawai Bank Dalam. Melawan Hukum Dengan Modus Transfer Dana Melalui Fasilitas

BAB V PENUTUP. 1. Tanggung Jawab Bank Dan Oknum Pegawai Bank Dalam. Melawan Hukum Dengan Modus Transfer Dana Melalui Fasilitas BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Tanggung Jawab Bank Dan Oknum Pegawai Bank Dalam Terjadinya Kerugian Nasabah Akibat Transfer Dana Secara Melawan Hukum Dengan Modus Transfer Dana Melalui Fasilitas Sms Banking

Lebih terperinci

KETENTUAN DAN PERSYARATAN KHUSUS PEMBUKAAN REKENING INVESTOR

KETENTUAN DAN PERSYARATAN KHUSUS PEMBUKAAN REKENING INVESTOR KETENTUAN DAN PERSYARATAN KHUSUS PEMBUKAAN REKENING INVESTOR Ketentuan dan Persyaratan Khusus Pembukaan Rekening Investor ini (berikut semua lampiran, perubahan dan atau pembaharuannya selanjutnya disebut

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5498 PERBANKAN. BI. Perlindungan Konsumen. Sistem Pebayaran. Jasa. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 10) PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK

Lebih terperinci

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Penyelenggaraan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK)

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Penyelenggaraan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK) Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Non Bank Penyelenggaraan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK) Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Sistem Pembayaran Non Tunai Penyelenggaraan Alat Pembayaran

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. diambil kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukanpada Bank

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. diambil kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukanpada Bank BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pada beberapa yang telah dibahas dalam bab-bab sebelumnya dan hasil penelitian yang dilakukan pada dapat diberikan kesimpulan dan saran sebagai berikut : 5.1 Kesimpulan

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.07/2017

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.07/2017 OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.07/2017 TENTANG LAYANAN PENGADUAN KONSUMEN DI SEKTOR JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN LAYANAN PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN LAYANAN PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI -1- SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN LAYANAN PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI Sehubungan dengan amanat Pasal 51 Peraturan Otoritas

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 14 / 2 /PBI/ 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/11/PBI/2009 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN UMUM Tabungan DanaKu Laku Pandai

SYARAT DAN KETENTUAN UMUM Tabungan DanaKu Laku Pandai SYARAT DAN KETENTUAN UMUM Tabungan DanaKu Laku Pandai I. DEFINISI Dalam Syarat dan Ketentuan Umum ini, kata-kata berikut akan memiliki arti sebagaimana dicantumkan dibawah ini kecuali menurut konteksnya

Lebih terperinci

PETUNJUK PEMESANAN TIKET KERETA API DENGAN LAYANAN CALL CENTER DAN PERBANKAN

PETUNJUK PEMESANAN TIKET KERETA API DENGAN LAYANAN CALL CENTER DAN PERBANKAN PETUNJUK PEMESANAN TIKET KERETA API DENGAN LAYANAN CALL CENTER DAN PERBANKAN PT. KERETA API (PERSERO) Untuk melayani kebutuhan pelanggan akan kemudahan membeli tiket kereta api, PT. Kereta Api Indonesia

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kegiatan transfer dana di Indonesia telah menunjukkan

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN UMUM Tabungan FlexiMAX, Tabungan Melambung Maksimalkan Untung PROGRAM FLEXIMAX DIRECT GIFT 2017 Periode Februari 2017 Juni 2017

SYARAT DAN KETENTUAN UMUM Tabungan FlexiMAX, Tabungan Melambung Maksimalkan Untung PROGRAM FLEXIMAX DIRECT GIFT 2017 Periode Februari 2017 Juni 2017 SYARAT DAN KETENTUAN UMUM Tabungan FlexiMAX, Tabungan Melambung Maksimalkan Untung PROGRAM FLEXIMAX DIRECT GIFT 2017 Periode Februari 2017 Juni 2017 FlexiMAX Direct Gift kembali hadir sebagai Tabungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lagi, karena saat ini banyak sekali perusahaan yang ingin berkembang. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. lagi, karena saat ini banyak sekali perusahaan yang ingin berkembang. Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi informasi dalam dunia bisnis saat ini tidak perlu diragukan lagi, karena saat ini banyak sekali perusahaan yang ingin berkembang. Perusahaan tersebut

Lebih terperinci

Lex et Societatis, Vol. V/No. 6/Ags/2017

Lex et Societatis, Vol. V/No. 6/Ags/2017 PENYELESAIAN SENGKETA PERBANKAN MELALUI MEDIASI MENURUT UU NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN 1 Oleh: Adistya Dinna 2 ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana

Lebih terperinci

Tinjauan Yuridis Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Jasa Automatic Teller Machine

Tinjauan Yuridis Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Jasa Automatic Teller Machine Tinjauan Yuridis Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Jasa Automatic Teller Machine berdasarkan Undang-Undang No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen: Studi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Lebih terperinci

ekonomi Kelas X SISTEM PEMBAYARAN DAN ALAT PEMBAYARAN K-13 A. Pengertian Sistem Pembayaran Tujuan Pembelajaran

ekonomi Kelas X SISTEM PEMBAYARAN DAN ALAT PEMBAYARAN K-13 A. Pengertian Sistem Pembayaran Tujuan Pembelajaran K-13 Kelas X ekonomi SISTEM PEMBAYARAN DAN ALAT PEMBAYARAN Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan sistem pembayaran

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N

S U R A T E D A R A N No. 7/59/DASP Jakarta, 30 Desember 2005 S U R A T E D A R A N Perihal : Tata Cara Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu -----------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB III PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA TRANSAKSI ONLINE DENGAN SISTEM PRE ORDER USAHA CLOTHING

BAB III PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA TRANSAKSI ONLINE DENGAN SISTEM PRE ORDER USAHA CLOTHING BAB III PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA TRANSAKSI ONLINE DENGAN SISTEM PRE ORDER USAHA CLOTHING A. Pelaksanaan Jual Beli Sistem Jual beli Pre Order dalam Usaha Clothing Pelaksanaan jual beli sistem pre order

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Keabsahan dari transaksi perbankan secara elektronik adalah. Mendasarkan pada ketentuan Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum

BAB V PENUTUP. 1. Keabsahan dari transaksi perbankan secara elektronik adalah. Mendasarkan pada ketentuan Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Keabsahan dari transaksi perbankan secara elektronik adalah Mendasarkan pada ketentuan Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata sebenarnya tidak dipermasalahkan mengenai

Lebih terperinci

LAMPIRAN SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 18/22/DKSP TANGGAL 27 SEPTEMBER 2016 PERIHAL PENYELENGGARAAN LAYANAN KEUANGAN DIGITAL

LAMPIRAN SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 18/22/DKSP TANGGAL 27 SEPTEMBER 2016 PERIHAL PENYELENGGARAAN LAYANAN KEUANGAN DIGITAL LAMPIRAN SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 18/22/DKSP TANGGAL 27 SEPTEMBER 2016 PERIHAL PENYELENGGARAAN LAYANAN KEUANGAN DIGITAL PEDOMAN PENYELENGGARAAN LAYANAN KEUANGAN DIGITAL 2 DAFTAR ISI I. PERSYARATAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kegiatan transfer dana di Indonesia telah menunjukkan

Lebih terperinci

No.18/ 41 /DKSP Jakarta, 30 Desember 2016 S U R A T E D A R A N. Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran

No.18/ 41 /DKSP Jakarta, 30 Desember 2016 S U R A T E D A R A N. Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran No.18/ 41 /DKSP Jakarta, 30 Desember 2016 S U R A T E D A R A N Perihal : Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/40/PBI/2016 tentang

Lebih terperinci

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/13/PADG/2017 TENTANG PENUKARAN UANG RUPIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/13/PADG/2017 TENTANG PENUKARAN UANG RUPIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/13/PADG/2017 TENTANG PENUKARAN UANG RUPIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH ATAS DATA PRIBADI NASABAH DALAM LAYANAN INTERNET BANKING YANG DIBERIKAN OLEH PIHAK PERBANKAN ABSTRAK

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH ATAS DATA PRIBADI NASABAH DALAM LAYANAN INTERNET BANKING YANG DIBERIKAN OLEH PIHAK PERBANKAN ABSTRAK PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH ATAS DATA PRIBADI NASABAH DALAM LAYANAN INTERNET BANKING YANG DIBERIKAN OLEH PIHAK PERBANKAN ABSTRAK Riani Susanti, 0810015001 Program Studi Ilmu Hukum, Konsentrasi Hukum

Lebih terperinci

No.16/11/DKSP Jakarta, 22 Juli 2014 S U R A T E D A R A N. Perihal : Penyelenggaraan Uang Elektronik (Electronic Money)

No.16/11/DKSP Jakarta, 22 Juli 2014 S U R A T E D A R A N. Perihal : Penyelenggaraan Uang Elektronik (Electronic Money) No.16/11/DKSP Jakarta, 22 Juli 2014 S U R A T E D A R A N Perihal : Penyelenggaraan Uang Elektronik (Electronic Money) Sehubungan dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik

Lebih terperinci

- 3 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal I Angka 1 Pasal 1 Cukup jelas.

- 3 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal I Angka 1 Pasal 1 Cukup jelas. PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 8 /PBI/2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/12/PBI/2009 TENTANG UANG ELEKTRONIK (ELECTRONIC MONEY) I. UMUM Seiring perkembangan

Lebih terperinci

No.18/27/DSta Jakarta, 22 November 2016 S U R A T E D A R A N

No.18/27/DSta Jakarta, 22 November 2016 S U R A T E D A R A N No.18/27/DSta Jakarta, 22 November 2016 S U R A T E D A R A N Kepada SELURUH BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN LEMBAGA SELAIN BANK PENYELENGGARA KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU DAN UANG ELEKTRONIK

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH PENGGUNA ANJUNGAN TUNAI MANDIRI (ATM) DALAM SISTEM PERBANKAN DI INDONESIA

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH PENGGUNA ANJUNGAN TUNAI MANDIRI (ATM) DALAM SISTEM PERBANKAN DI INDONESIA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH PENGGUNA ANJUNGAN TUNAI MANDIRI (ATM) DALAM SISTEM PERBANKAN DI INDONESIA Oleh: Ni Nyoman Muryatini 1 Abstract Automated Teller Machine usage keeps on increasing. Likewise

Lebih terperinci

2 d. bahwa melalui layanan keuangan tanpa kantor (branchless banking) tersedia produk-produk keuangan yang dapat dijangkau, sederhana, mudah dipahami,

2 d. bahwa melalui layanan keuangan tanpa kantor (branchless banking) tersedia produk-produk keuangan yang dapat dijangkau, sederhana, mudah dipahami, LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.350, 2014 KEUANGAN. OJK. Layanan. Tanpa Kantor. Keuangan Inklusif. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5628) PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

TIPS PENGAMANAN TRANSAKSI

TIPS PENGAMANAN TRANSAKSI TIPS PENGAMANAN TRANSAKSI Setelah beredarnya berita mengenai penipuan transaksi melalui channel Internet Banking yang menerpa beberapa Nasabah Bank di Indonesia, ada baiknya Anda para Nasabah BNI untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, perkembangan aktivitas bisnis merupakan fenomena yang sangat kompleks karena mencakup berbagai bidang baik hukum, ekonomi, dan politik. Dalam kehidupan

Lebih terperinci

Syarat dan Ketentuan Aplikasi Layanan CoOLBanking

Syarat dan Ketentuan Aplikasi Layanan CoOLBanking Dengan ditanda-tanganinya Syarat dan Ketentuan Aplikasi Layanan CoOLBanking dan atau diterimanya perangkat CoOLBanking dan atau digunakannya layanan CoOLBanking oleh NASABAH maka NASABAH tunduk dan terikat

Lebih terperinci

Buku Fitur & Benefit mandiri everyday card

Buku Fitur & Benefit mandiri everyday card Buku Fitur & Benefit mandiri everyday card Fitur & Benefit mandiri travel center Serahkan segala urusan perjalanan bisnis maupun traveling Anda ke mandiri travel center dan nikmati berbagai pilihan paket

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN UMUM Tabungan FlexiMAX, Tabungan Melambung Maksimalkan Untung PROGRAM FLEXIMAX DIRECT GIFT 2017 Periode Februari 2017 Juni 2017

SYARAT DAN KETENTUAN UMUM Tabungan FlexiMAX, Tabungan Melambung Maksimalkan Untung PROGRAM FLEXIMAX DIRECT GIFT 2017 Periode Februari 2017 Juni 2017 SYARAT DAN KETENTUAN UMUM Tabungan FlexiMAX, Tabungan Melambung Maksimalkan Untung PROGRAM FLEXIMAX DIRECT GIFT 2017 Periode Februari 2017 Juni 2017 FlexiMAX Direct Gift kembali hadir sebagai Tabungan

Lebih terperinci

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PERUSAHAAN JASA KURIR DI INDONESIA

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PERUSAHAAN JASA KURIR DI INDONESIA No. 6/38/DASP Jakarta, 16 September 2004 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PERUSAHAAN JASA KURIR DI INDONESIA Perihal : Penggunaan Jasa Kurir dan Tanda Pengenal dalam Penyelenggaraan Kliring Lokal

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

KETENTUAN DAN PERSYARATAN KHUSUS PEMBUKAAN REKENING INVESTOR Ketentuan dan Persyaratan Khusus Pembukaan Rekening Investor ini (berikut semua lampiran, perubahan dan atau pembaharuannya selanjutnya disebut

Lebih terperinci

PT Santara Daya Inspiratama, selanjutnya akan disebut sebagai Perusahaan. Klien yang

PT Santara Daya Inspiratama, selanjutnya akan disebut sebagai Perusahaan. Klien yang 1 PT Santara Daya Inspiratama, selanjutnya akan disebut sebagai Perusahaan. Klien yang membuka akun Mitra Santara (MS) di Santara, selanjutnya akan disebut sebagai Mitra Santara. Keduanya disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB III KLAUSULA BAKU PADA PERJANJIAN KREDIT BANK. A. Klausula baku yang memberatkan nasabah pada perjanjian kredit

BAB III KLAUSULA BAKU PADA PERJANJIAN KREDIT BANK. A. Klausula baku yang memberatkan nasabah pada perjanjian kredit BAB III KLAUSULA BAKU PADA PERJANJIAN KREDIT BANK A. Klausula baku yang memberatkan nasabah pada perjanjian kredit Kehadiran bank dirasakan semakin penting di tengah masyarakat. Masyarakat selalu membutuhkan

Lebih terperinci