BAB II KAJIAN PUSTAKA. pendekatan interdisipliner (Inter-disciplinary approach) dari pelajaran Ilmuilmu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. pendekatan interdisipliner (Inter-disciplinary approach) dari pelajaran Ilmuilmu"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian IPS Mulyono Tj. (1980:8) memberi batasan IPS bahwa IPS sebagai pendekatan interdisipliner (Inter-disciplinary approach) dari pelajaran Ilmuilmu sosial. IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan sebagainya. Hal ini lebih ditegaskan lagi oleh Saidiharjo (1996: 4), bahwa IPS merupakan hasil kombinasi atau basil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, dan politik.jadi alasan mempelajari IPS untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah sebagai berikut: a. Agar siswa dapat mensistematisasikan bahan, informasi, dan atau kemampuan yang telah dimiliki menjadi lebih bermakna. b. Agar siswa dapat lebih peka dan tanggap terhadap berbagai masalah sosial secara rasional dan bertanggung jawab. c. Agar siswa dapat mempertinggi toleransi dan persaudaraan di lingkungan sendiri dan antarmanusia. Berikut ini dikemukakan pengertian IPS dari berbagai ahli. a) IPS adalah sebagai those (studies) whose subject matter relates to the organization and development organisasi human society and to man as 5

2 member of social group (Binning & Binning, 1952:2) b) Dikatakan juga the social a studies are the sosial sciences simplified for pedagogical purposes information school (Wesley, 1952:9). Social studies the study of people carried on in other to help students understand themselves and others in a varieties of societies in different places and at different times as individual and group seek to meet the needs through many institution as those human beings search for a satisfying a personal philosophy and the good society (Kenworthy, 1952). c) The social studies as a part of the elementary school curriculum draw subject matter content from the social science, history, sociology, political, science, social psychology, philosophy, anthropology and economic. (Jarolimek, 1967:4) Jadi IPS adalah ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya serta kemudian diolah berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan. B. Pengertian Sejarah (Etimologis) Kata sejarah berasal dari bahasa Arab Syajara, artinya terjadi.sedangkan kata Syajaratun artinya pohon kayu yang terus menerus tumbuh dari bumi ke udarayang mempunyai cabang, dahan, dan daun, bunga serta buah.menurut Muhammad Yahmin di dalam kata sejarah tersirat makna pertumbuhanatau kejadian. Secara etimologis makna kata sejarah adalah tumbuh, hidup,berkembang, dan bergerak terus menerus dan akan berjalan terus sepanjang masa. 6

3 Selain kata sejarah dalam bahasa Arab ada kata-kata yang artinya hampir samayaitu kata silsilah yang pada umumnya menunjuk pada keluarga. Misalnya,prasasti Kedu menceritakan silsilah raja-raja Mataram Kuno (Hindu).Kata kisah dalam bahasa Arab menunjuk pada masa lampau yang merupakan cerita tentang kejadian yang benar-benar terjadi, misalnya kisah Nabi Nuh denganperahunya. Dalam bahasa yang lain misalnya bahasa Belanda yaitu geschiedenis (dari katageschieden yang berarti terjadi). Dalam bahasa Jerman yaitu kata geschichte (dari kata geschiehen yang berarti terjadi). Dalam bahasa Inggris yaitu kata history (berasal dari bahasa Yunani historia yang berarti apa yang diketahui karena penyelidikan) atau mengandung arti belajar dengan cara bertanya.menurut Aristoteles seorang filsuf Yunani kata historia berarti penelaahan secara sistematis mengenai seperangkat gejala alam tanpa mempersoalkan susunan kronologisnya. Ada sejumlah definisi sejarah yang dikemukakan oleh para sejarawan diantaranya adalah: a. Menurut Ismaun, sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan tentang rangkaian kejadian yang berkausalitas pada masyarakat dengan segala aspeknya sertaproses gerak perkembangannya yang kontinyu dari awal sampai sekarang yang berguna bagi pedoman kehidupan masyarakat masa sekarang sertasebagai arah cita-cita masa depan. 7

4 b. Menurut Muhammad Yamin, sejarah adalah ilmu pengetahuan yang padaumumnya berhubungan dengan cerita bertarikh sebagai hasil penafsiran kejadian-kejadian dalam masyarakat pada masa lampau yang disusunberdasarkan hasil penyelidikan bahan-bahan tulisan atau tandatanda lain. c. James Bank, sejarah adalah semua peristiwa masa lampau (sejarah sebagaikenyataan). Sejarah dapat membantu para siswa untuk memahami perilaku manusia pada masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang (tujuan-tujuanbaru pendidikan sejarah) d. Menurut Kuntowijoyo, sejarah dapat diartikan dua macam yaitu: a) Sejarah dalam arti negatif Sejarah dalam arti negatif dapat dipahami sebagai berikut: 1) Sejarah itu bukan mitos Sama-sama menceritakan masa lampau sejarah berbeda dengan mitos.mitos menceritakan masa lampau dengan waktu yang tidak jelas dankejadian yang tidak masuk akal di masa sekarang. Misalnya, dari Jawa ada mitos tentang raja Dewatacengkar, seorang raja pemakan manusia yangakhirnya dikalahkan oleh Ajisaka.Dari Sumatera ada mitos tentang raja Iskandar Zulkarnain yang turun dari bukit Seguntang yang kemudian menurunkan raja-raja. Dalam mitos tidak ada penjelasan tentang waktu kapan peristiwaterjadi, sedangkan dalam sejarah semua peristiwa secara 8

5 tepat diceritakan kapan waktunya terjadi dan di mana tempatnya. 2) Sejarah itu bukan filsafat Filsafat itu abstrak (dalam bahasa Latin abstractus berarti pikiran) danspekulatif (bahasa latin speculation berarti gambaran anganangan), dalam arti filsafat hanya berurusan dengan pikiran umum. Jika filsafat berbicara tentang manusia, maka manusia itu adalah manusia padaumumnya, manusia yang hanya ada pada gambaran pemikiran. Sedangkan sejarah berbicara tentang manusia, maka yang dibicarakan adalah orang tertentu yang mempunyai tempat dan waktu serta terlibat dalam kejadian. 3) Sejarah bukan ilmu alam Sejarah sering dimasukkan dalam Ilmu-ilmu Manusia human studiesyang kemudian dibagi menjadi dua yaitu Ilmu-ilmu Sosial (social sciences) dan ilmu Kemanusiaan (humanities). Ilmu alam (termasukilmu sosial tertentu) bertujuan untuk menemukan hukumhukum yang bersifat umum atau bersifat nomothetis (dari bahasa Yunani nomoberarti hukum, dan tithenai berarti mendirikan), sedangkan sejarahberusaha menuliskan hal-hal yang bersifat khas atau ideografis (bahasa Yunani idio berarti ciri-ciri seseorang, graphein berartimenulis). 4) Sejarah itu bukan sastra Perbedaan sejarah dan sastra paling tidak ada empat hal yaitu 9

6 carakerja, kebenaran, hasil keseluruhan, dan kesimpulan. Dari cara kerja,sastra adalah adalah pekerjaan imajinasi yang lahir dari kehidupan seorang pengarang. Kebenaran bagi seorang pangarang secara mutlak ada di bawah kekuasaannya atau bersifat subyektif. Hasilkeseluruhannya hanya menuntut supaya pengarang taat asas dunia yang dibangunnya. Misalnya ia sudah terlanjur bercerita tentang orang yang suka merokok, ia tidak boleh lupa bercerita seolah-olah orang itu tidak suka merokok, tanpa memberitahu pembaca. Dalam kesimpulan dalam sastra bisa saja berakhir dengan sebuah pertanyaan. Sedangkan dalam sejarah harus berusaha memberikan informasi selengkap-lengkapnya dan sejelas-jelasnya. b) Sejarah dalam arti positif Secara positif sejarah dapat diartikan sebagai berikut: 1) Sejarah adalah ilmu tentang manusia Sejarah membicarakan manusia, tetapi bukan cerita tentang masa lampau manusia secara keseluruhan. Manusia yang menjadi fosil menjadi kajian Antropologi Ragawi. Benda-benda peninggalan sejarah menjadi kajian arkeologi. Sejarah akan meneliti peristiwaperistiwa sesudah tahun Meskipun demikian, manusia masa kini menjadi kajian bersama beberapa ilmu sosial 10

7 sesuai dengan minat utamanya, seperti sosiologi, ilmu politik, dan antropologi. 2) Sejarah adalah ilmu tentang sesuatu yang mempunyai makna sosial Tidak semua peristiwa penting untuk perkembangan dan perubahan masyarakat.misalnya, bangunan Belanda tidak penting, tetapi gedung dansa di suatu kota menjadi penting, karena gedung itu mempunyai makna sosial yaitu sebagai contoh peninggalan suatu zaman. Kepergian Pakubawana X ke tempat peristirahatan mungkin tidak penting, tetapi ketika Pakubuwana X pergi ke daerah-daerah tahun 1910-an menjadi penting bagi pemerintah Belanda, karena dianggap menggugah nasionalisme Jawa. 3) Sejarah adalah ilmu tentang sesuatu yang tertentu, satu-satunya, dan terencana. Sejarah adalah sejarah tertentu, partikular (bahasa Latin particularis berarti tertentu, lawan dari generalis berarti umum). Selanjutnya sejarah adalah ilmu yang unik mengenai satu-satunya (bahasa Latin unicus berarti satu-satunya), oleh karena itu sejarah menulis peristiwa yang terkait dengan tempat dan waktu yang hanya terjadi sekali. Misalnya, sejarah itu menulis pemberontakan komunis di Indonesia pada tahun 1965, tidak tentang pemberontakan pada umumnya yang dapat terulang kembali. Pemberontakan komunis di Indonesia pada tahun 1965 itu hanya terjadi sekali itu dan tidak terulang lagi di tempat lain. 11

8 4) Sejarah adalah imu tentang waktu Sejarah membicarakan masyarakat dari segi waktu. Apa yang dibicarakan tentang waktu? Hal-hal yang dibicarakan tentang waktuada empat yaitu perkembangan, kesinambungan, pengulangan, dan perubahan. Biasanya masyarakat akan berkembang dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang lebih kompleks. Misalnya perkembangan demokrasi di Amerika Serikat.Masyarakat Amerika Serikat mulanya berbentuk kota-kota kecil di New England pada abad ke-17, kemudian tumbuh dewan-dewan kota, dari dewandewan kota berkembang menjadi kota-kota propinsi, dari kota propinsi timbul kota-kota besar, dari kota besar timbul kota metropolitan, dandari kota metropolitan timbul kota megapolitan. Sementara itu, demokrasi mengikuti perkembangan kota. Kesinambungan terjadi apabila suatu masyarakat baru hanya melakukan adopsi lembaga-lembaga lama. Pada mulanya kolonialisme adalah kelanjutan dari patrimonialisme. Demikian jugakebijakan kolonial hanya mengadopsi kebiasaan lama. Dalam menarik upeti raja taklukan, Belanda meniru raja-raja pribumi. Pengulangan terjadi apabila peristiwa yang pernah terjadi di masa lampau terjadi lagi. Misalnya, munculnya kaum pemodal kuat. Sepanjang abad ke-19, kaum pemodal itu telah menyengsarakan penduduk dan menimbulkan banyak protes sosial. Pada zaman 12

9 sekarang ini kaum pemodal itu muncul lagi dan banyak menimbulkan protes.apakah sejarah terulang lagi? Perubahan terjadi apabila masyarakat mengalami pergeseran sama dengan perkembangan, tetapi asumsinya adalah perkembangan secara besar-besaran dan dalam waktu yang relatif singkat. Biasanya perubahan terjadi, karena pengaruh dari luar. Misalnya, gerakan Paderi di Sumatera Barat yang menentang kaum adat sering dianggap sebagai pengaruh Gerakan Wahabi di Arab yang disebarkan lewat para haji sepulang dari Mekah yang tidak puas dengan kekuasaan kaum adat. Jadi apakah sejarah itu? Dapat disimpulkan bahwa sejarah adalah rekonstruksi masa lampau. Rekonstruksi sejarah adalah apa saja yangsudah dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan, dan dialami oleh orang. Seorang sejarawan dapat menulis apa saja asal memenuhi syarat untuk disebut sejarah. C. Pengertian Prestasi Belajar Hasil belajar itu merupakan perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang setelah orang yang bersangkutan melakukan kegiatan tertentu yang disebut belajar. Dengan demikian pada dasarnya hasil belajar merupakan kemampuan baru yang telah dimiliki sebelumnya. Kemampuan baru itu diperoleh melalui pengalaman yang mengarah kepada penguasaan kecakapan dan kebiasaan. 13

10 Sehubungan dengan hasil belajar, Haditono (1980:45) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah merupakan hasil yang dicapai oleh seorang siswa setelah mengalami proses belajar di sekolah, nilai yang menggambarkan kemampuan menguasai sejumlah program pelajaran tertentu setelah dipelajari. Menurut Arikunto (1986:269) mengemukakan bahwa prestasi belajar itu adalah tingkat pencapaian yang telah dicapai oleh anak didik atau siswa terhadap tujuan yang telah ditetapkan oleh masing-masing bidang studi, setelah mengikuti program pengajaran dalam jangka waktu tertentu. Sementara itu menurut Winarno (1982:25) menilai bahwa hasil belajar siswa bagi kebanyakan orang berarti ulangan, ujian atau tes. Dan maksud ulangan tersebut adalah menentukan berhasil tidaknya siswa dalam belajar. Indeks prestasi menunjukkan kemampuan dan sekaligus bobot upaya belajar siswa. Tinggi rendahnya prestasi yang dicapai siswa mempunyai konsekuensikonsekuensi terhadap penyelesaian studinya, yaitu naik tidaknya siswa dalam studinya. Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Muhibbin dalam bukunya Psikologi Pendidikan (1997), mengemukakan secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam: a. Faktor Internal (faktor dari dalam siswa) meliputi dua aspek, yakni: 1) Aspek Fisiologis (yang bersifat jasmaniah) Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dari sendi-sendinya dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. 14

11 2) Aspek Psikologis (yang bersifat rohaniah), meliputi: - Tingkat Kecerdasan/Inteligensi Inteligensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat (Reber, 1988). Jadi inteligensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. - Sikap (attitude) Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons (Response tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. - Bakat (aptitude) Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang (Chaplin, 1972: Reber, 1988) - Minat (interest) Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. - Motivasi Pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal organisme seseorang yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu b. Faktor Eksternal Faktor eksternal siswa terdiri atas dua macam, yakni 15

12 1) Lingkungan Sosial - Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. - Lingkungan masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut. - Lingkungan keluarga yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. 2) Lingkungan non Sosial Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah gedung sekolah dan letaknya, letak rumah, tempat tinggal keluarga siswa, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning). Pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, maka perlu upaya-upaya sebagai berikut : a. Memperjelas tujuan-tujuan belajar, siswa akan terdorong untuk lebih giat belajar apabila ia mengetahui tujuan-tujuan atau sasaran yang hendak dicapai. b. Menyesuaikan pengajaran dengan bakat, kemampuan dan minat siswa. Menciptakan suasana pembelajaran yang menantang, merangsang dan Menyenangkan 16

13 c. Memberikan hadiah (penguatan) dan hukuman bilamana perlu. d. Menciptakan suasana hubungan yang hangat dan dinamis antara guru dan siswa. e. Menghindari tekanan-tekanan dan suasana yang tidak menentu (seperti suasana yang menakutkan, mengecewakan, membingungkan, menjengkelkan). f. Melengkapi sumber dan peralatan belajar. D. Pengertian Alat Peraga a. Alat peraga adalah suatu alat atau suatu tindakan atau situasi atau benda yang sengaja diadakan untuk mencapai suatu tindakan pendidikan (Crow & Crow,1950:2). b. Alat peraga adalah suatu alat bantu dalam belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan sesuai yang diharapakan, serta dapat mendorong dan menantang perkembangan anak. Kita dapat mengusahakan hal ini dengan jalan menyediakan di dalam ruang kelas berbagai sudut, seperti sudut science, sudut matematika, sudut art, sudut perpustakaan, dan lain-lain(pakasi, 1985:39) E. Penelitian yang Relevan Hasil penelitian Muh Rowi (2004) tentang hubungan antara penggunaan media pembelajaran dengan motivasi belajar IPS Sejarah kelas IV SD kecamatan sidomukti kota Salatiga semester I tahun pelajaran mampu meningkatkan 2002/2003 menyimpulkan bahwa dengan kemampuan penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar guru, 17

14 konsentrasi siswa sehingga tujuan instruksional khusus dapat dicapai dan penggunaan media pembelajaran mempunyai dampak positif terhadap situasi kelas yaitu perhatian siswa terhadap pelajaran menjadi besar karena guru telah mempersiapkan media pelajaran yang akan di gunakan F. Kerangka Berfikir Berdasarkan kajian teori di atas penggunaan media pembelajaran dalammata pelajaran IPS sebagi variabel bebas (Independent) yang dilambangkan (X) mempunyai hubungan dengan hasilbelajar siswa sebagai variabel terikat (dependent) yang dilambangka (Y) yang terjadi di sekolah dengan penggunaan media pembelajaran dalam mata pelajaran IPS (X) diharapkan hasil belajar (Y) meningkat Variabel bebas (independent) (X) Penggunaan media pembelajaran IPS Variabel terikat (dependent) (Y) Hasil belajar E. Hipotesis Tindakan Dari tinjauan pustaka dan kerangka teori diatas dapat dirumuskan hipotesis tindakannya adalah melalui penggunaan alat peraga peta dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS pada materi pokok bahasan kehidupan pada masa pra aksara di Indonesia bagi siswa kelas VIIb SMPN 1 Kaliwiro Kecamatan Kaliwiro Kabupaten Wonosobo, semester 1 tahun pembelajaran 2011/

Paket 1 PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, DAN TUJUAN IPS

Paket 1 PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, DAN TUJUAN IPS Paket 1 PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, DAN TUJUAN IPS Pendahuluan Paket ini difokuskan pada pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), ruang lingkup IPS, dan tujuan pembelajaran IPS. Paket ini merupakan paket

Lebih terperinci

Paket 4 IPS SEBAGAI ILMU-ILMU SOSIAL DAN KAJIAN SOSIAL

Paket 4 IPS SEBAGAI ILMU-ILMU SOSIAL DAN KAJIAN SOSIAL Paket 4 IPS SEBAGAI ILMU-ILMU SOSIAL DAN KAJIAN SOSIAL Pendahuluan Paket ini membahas IPS sebagai ilmu sosial dan kajian sosial untuk memperluas pengertian IPS dan memperdalam salah satu ruang lingkup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara Jepang banyak menghasilkan berbagai macam karya. Baik berupa

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara Jepang banyak menghasilkan berbagai macam karya. Baik berupa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Jepang banyak menghasilkan berbagai macam karya. Baik berupa karya sastra, maupun entertainment/pertunjukan berupa film. Film adalah satu rangkaian gambaran

Lebih terperinci

SUBSTANSI IPS DAN KARAKTERISTIKNYA

SUBSTANSI IPS DAN KARAKTERISTIKNYA 1 SUBSTANSI IPS DAN KARAKTERISTIKNYA Disampaikan dalam Siaran Langsung Interaktif TV Edukasi 27 FEBRUARI 2010 oleh : Dr. Siti Nurjanah, SE, M.Si DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.1

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.1 SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.1 1. Berikut ini merupakan pengertian sejarah yang tepat secara etimologis adalah... Historia (bahasa Yunani) artinya informasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Model Pembelajaran Role Playing (model bermain peran) a Pengertian Role playing atau bermain peran menurut Zaini, dkk (2008:98) adalah suatu aktivitas pembelajaran

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persiapan Persiapan adalah faktor penenu keberhasilan mahasiswa dalam menguasai materi perkuliahan (Rapiyanta, 2015). Salah satu cara mempersiapkan materi perkuliahan adalah

Lebih terperinci

MENGENAL SEJARAH. Disusun oleh Saiful Amien dari pelbagai sumber

MENGENAL SEJARAH. Disusun oleh Saiful Amien dari pelbagai sumber MENGENAL SEJARAH Disusun oleh Saiful Amien dari pelbagai sumber Sejarah (bahasa) SEJARAH. Arab: [ شجر ] berarti terjadi ; [ [شجرة berarti pohon, النسب] [شجرة pohon silsilah HISTORY. Latin & Yunani: historia.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SD IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SD IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SD IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik

Lebih terperinci

dari periode yang awal sampai pada periode-periode berikutnya?. Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk yang

dari periode yang awal sampai pada periode-periode berikutnya?. Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk yang PERIODISASI SEJARAH Apakah yang disebut dengan periodisasi? Pertanyaan tersebut kita kembalikan pada penjelasan sebelumnya bahwa sejarah adalah studi tentang kehidupan manusia dalam konteks waktu. Untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. kegiatan belajar naik sepeda motor, dan lain-lain.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. kegiatan belajar naik sepeda motor, dan lain-lain. BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Landasan Teori 1. Pengertian Belajar Kita sudah sangat terbiasa dengan istilah belajar, bahkan hampir setiap kegiatan selalu ada aspek belajarnya. Ada

Lebih terperinci

Unit 2 KONSEP WAKTU, PERUBAHAN, DAN KEBUDAYAAN. Mujinem. Pendahuluan

Unit 2 KONSEP WAKTU, PERUBAHAN, DAN KEBUDAYAAN. Mujinem. Pendahuluan Unit 2 KONSEP WAKTU, PERUBAHAN, DAN KEBUDAYAAN Mujinem Pendahuluan D alam bahan ajar unit-2 Anda akan mempelajari topik yang berjudul konsep waktu, perubahan dan kebuadayaan ini. Materi unit-2 terbagi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Disiplin Belajar 1. Pengertian Disiplin Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang keberhasilan siswa di kelas maupun di sekolah. Ini bertujuan agar siswa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Keterampilan Mengajar Guru 2.1.1 Pengertian Keterampilan Mengajar Guru. Keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam mengubah sesuatu hal menjadi lebih bernilai dan memiliki

Lebih terperinci

PENGANTAR ILMU SEJARAH

PENGANTAR ILMU SEJARAH Resume Buku PENGANTAR ILMU SEJARAH Karya: Prof. Dr. Kuntowijoyo Oleh: Tedi Permadi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Hasil Belajar Matematika

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Hasil Belajar Matematika BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Hasil Belajar Matematika Sudjana. (2007: 22), mengemukakan bahwa hasil belajar adalah menemukan pengalaman belajar. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Landasan Teori. 1. Hakekat Motivasi Belajar. a. Pengertian Motivasi Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. A. Landasan Teori. 1. Hakekat Motivasi Belajar. a. Pengertian Motivasi Belajar BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Hakekat Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi merupakan faktor penggerak maupun dorongan yang dapat memicu timbulnya rasa semangat dan juga mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diakses pada tanggal 03 Nopember 2014, hlm.4.

BAB I PENDAHULUAN.  diakses pada tanggal 03 Nopember 2014, hlm.4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Inti pokok ajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pengetahuan. Ilmu pengetahuan tersebut di peroleh secara formal di jenjang tingkat

I. PENDAHULUAN. pengetahuan. Ilmu pengetahuan tersebut di peroleh secara formal di jenjang tingkat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang pesat dewasa ini, tak lain sebagai bukti nyata dan keberhasilan para kaum terpelajar yang selalu

Lebih terperinci

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar! 2) Guna Ekstrinsik meliputi: - Sejarah sebagai pendidikan moral - Sejarah sebagai pendidikan penalaran - Sejarah sebagai pendidikan politik - Sejarah sebagai pendidikan kebijakan - Sejarah sebagai pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Aktivitas Dalam kehidupan sehari-hari semua orang melakukan aktivitas. Lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Aktivitas Dalam kehidupan sehari-hari semua orang melakukan aktivitas. Lebih BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Aktivitas Dalam kehidupan sehari-hari semua orang melakukan aktivitas. Lebih lanjut, Siddiq, dkk. (2008: 1-7) menyatakan aktivitas yang disebut belajar adalah aktivitas mental

Lebih terperinci

Sejarah Pengenalan Ilmu Sejarah Canisius17xa5.wordpress.com

Sejarah Pengenalan Ilmu Sejarah Canisius17xa5.wordpress.com Sejarah Pengenalan Ilmu Sejarah Canisius17xa5.wordpress.com SEJARAH Pengertian Kata sejarah berasal dari Bahasa Arab Syajaratun (pohon,asalusul,silsilah) Bahasa Inggris History Makna Sejarah KBBI 2005

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar IPS Menurut Romiszowski (Abdurrahman, 2003) hasil belajar merupakan keluaran (outputs) suatu siswa pemrosesan masukan (inputs). Masukan dari sistem

Lebih terperinci

Unit 1 PENGERTIAN DAN HAKIKAT IPS DALAM PROGRAM PENDIDIKAN. S. P. Taneo PENDAHULUAN

Unit 1 PENGERTIAN DAN HAKIKAT IPS DALAM PROGRAM PENDIDIKAN. S. P. Taneo PENDAHULUAN Unit 1 PENGERTIAN DAN HAKIKAT IPS DALAM PROGRAM PENDIDIKAN S. P. Taneo PENDAHULUAN P engertian dan hakikat IPS sebagai program pendidikan merupakan unit pertama dari mata kuliah Kajian IPS SD. Tentu saja

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, analisis, beserta interpretasi, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Ada hubungan antara kualitas pengajaran

Lebih terperinci

Sejarah sebagai Kisah, Peristiwa, Ilmu, dan Seni

Sejarah sebagai Kisah, Peristiwa, Ilmu, dan Seni Sejarah sebagai Kisah, Peristiwa, Ilmu, dan Seni MODUL 1 MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X SEMESTER 1 Penyusun : Yayan Syalviana, S.Pd. Wiwi Wiarsih, SS. SMA Negeri 26 Bandung Jalan Sukaluyu No. 26 Cibiru

Lebih terperinci

MATERI USBN SEJARAH INDONESIA. 6. Mohammad Ali : Sejarah adalah berbagai bentuk penggambaran tentang pengalaman kolektif di masa lampau

MATERI USBN SEJARAH INDONESIA. 6. Mohammad Ali : Sejarah adalah berbagai bentuk penggambaran tentang pengalaman kolektif di masa lampau MATERI USBN SEJARAH INDONESIA PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU SEJARAH 1. PENGERTIAN SEJARAH Istilah Sejarah berasal dari bahasa Arab yaitu Syajaratun yang berarti Pohon. Penggunaan kata tersebut dalam

Lebih terperinci

Mukhtarom Gunawan NIM. A54A10048

Mukhtarom Gunawan NIM. A54A10048 PENGGUNAAN MEDIA KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SDN 03 JATIPURO TAHUN PELAJARAN 2012/2013. NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Menurut Guidena (2011) prestasi belajar merupakan suatu kemampuan atau keberhasilan belajar individu terhadap materi pelajaran

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Penelitian

A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum,dan

Lebih terperinci

D. Hubungan antara Antropologi-Sosial dan Sosiologi

D. Hubungan antara Antropologi-Sosial dan Sosiologi D. Hubungan antara Antropologi-Sosial dan Sosiologi 1. Persamaan dan Perbedaan antara kedua ilmu Persamaannya terdapat pada tujuannya yaitu untuk mencapai pengertian tentang asas-asas hidup masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu negara dan pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu negara dan pembentukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak dapat dielakan oleh manusia, suatu perbuatan yang tidak boleh tidak terjadi, karena pendidikan itu membimbing generasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RENCANA TINDAKAN. dilakukan sendiri ataupun dengan melibatkan orang lain. Dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RENCANA TINDAKAN. dilakukan sendiri ataupun dengan melibatkan orang lain. Dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RENCANA TINDAKAN A. Kajian Pustaka 1. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Secara umum belajar dapat diartikan sebagai suatu aktifitas seseorang atau siswa mencoba memperoleh pengetahuan,

Lebih terperinci

tingkah laku yang dapat dicapai melalui serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, dan meniru.

tingkah laku yang dapat dicapai melalui serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, dan meniru. BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Teori 1. Belajar Sardiman A.M (1996: 22) mengatakan belajar merupakan perubahan tingkah laku yang dapat dicapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, (Jakarta: Rineka. Cipta, 2009), hlm

BAB I PENDAHULUAN. hlm Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, (Jakarta: Rineka. Cipta, 2009), hlm BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam

Lebih terperinci

HAKIKAT DAN KARAKTERISTIK ILMU SOSIAL. Grendi Hendrastomo

HAKIKAT DAN KARAKTERISTIK ILMU SOSIAL. Grendi Hendrastomo HAKIKAT DAN KARAKTERISTIK ILMU SOSIAL Grendi Hendrastomo Email: ghendrastomo@yahoo.com Hakikat Konsep Dasar Ilmu Sosial Istilah-istilah Social science (Ilmu Sosial) Bersifat disipliner dari ilmu masing-masing

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan hasil belajar ditunjukkan dalam bentuk berubah pengetahuannya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia atau the study of the group behavior of human beings (Calhoun dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia atau the study of the group behavior of human beings (Calhoun dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang bersumber dari kehidupan sosial masyarakat yang diseleksi dengan menggunakan konsepkonsep ilmu sosial yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembahasan dalam bab ini difokuskan pada beberapa subbab yang terdiri dari

I. PENDAHULUAN. Pembahasan dalam bab ini difokuskan pada beberapa subbab yang terdiri dari I. PENDAHULUAN Pembahasan dalam bab ini difokuskan pada beberapa subbab yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 1.1 Kajian Teoritik 2.1.1 Hasil Belajar Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Slameto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah IIN INAYATUL FARIDA, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah IIN INAYATUL FARIDA, 2015 BAB I PENDAHULUAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui langkah-langkah penggunaan media grafis dalam pembelajaran perkembnagan teknologi komunikasi pada siswa kelas IV SDN Kenari Kecamatan Kasemen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang dinamis, banyak sekali dimensi kehidupan yang berubah. Adanya perubahan merupakan suatu tuntutan dan keharusan, demi memenuhi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. historis. Dalam kamus besar bahasa Indonesia tinjauan berarti menjenguk,

II. TINJAUAN PUSTAKA. historis. Dalam kamus besar bahasa Indonesia tinjauan berarti menjenguk, 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Konsep Tinjauan Historis Pada dasarnya konsep tinjauan historis terdiri dari atas dua kata yaitu tinjauan dan historis. Dalam kamus besar bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Korelasi Kinerja Pengawas PAI Dengan Kinerja Guru PAI di Sekolah Dasar Negeri Se -Kecamatan Basarang Kabupaten Kuala Kapuas.

BAB V PEMBAHASAN. A. Korelasi Kinerja Pengawas PAI Dengan Kinerja Guru PAI di Sekolah Dasar Negeri Se -Kecamatan Basarang Kabupaten Kuala Kapuas. BAB V PEMBAHASAN A. Korelasi Kinerja Pengawas PAI Dengan Kinerja Guru PAI di Sekolah Dasar Negeri Se -Kecamatan Basarang Kabupaten Kuala Kapuas. Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kinerja

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD. social studies, seperti di Amerika. Sardjiyo (repository. upi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD. social studies, seperti di Amerika. Sardjiyo (repository. upi. 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD 1. Pengertian IPS Ilmu pengetahuan sosial (IPS) secara resmi mulai dipergunakan di Indonesia sejak tahun 1975 merupakan istilah

Lebih terperinci

S K R I P S I. Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

S K R I P S I. Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TENTANG SEJARAH MASUKNYA AGAMA DI INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MENCARI PASANGAN BAGI SISWA KELAS V SEMESTER 1, SDN 01 CANGAKAN KECAMATAN KARANGANYAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji

BAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Dalam bahasa inggris Ilmu Pengetahuan Alam disebut natural science, natural yang artinya berhubungan dengan alam dan science artinya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan lebih jauh mengenai teori-teori yang menjelaskan mengenai asal sekolah, kemampuan Bahasa Inggris, serta pengertian belajar dan hasil belajar. A. Asal Sekolah

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.2

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.2 SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.2 1. Dalam ilmu sejarah akan menganalisis sebuah peristiwa dan perubahannya dari waktu ke waktu sehingga menungkinkan penilaian

Lebih terperinci

HAKEKAT DAN RUANG LINGKUP SEJARAH

HAKEKAT DAN RUANG LINGKUP SEJARAH HAKEKAT DAN RUANG LINGKUP SEJARAH Kompetensi Dasar : Kemampuan mendeskripsikan hakekat, ruang lingkup dan prinsip dasar ilmu dan penelitian sejarah Indikator : Memahami pengertian sejarah Mengidentifikasikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengatakan Learning is show by a behavior as a result of

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengatakan Learning is show by a behavior as a result of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar Istilah belajar menurut beberapa ahli, di antaranya oleh Slameto (2003) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Konsep Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungan. Hamalik

Lebih terperinci

Adela Siahaan dan Siti Jubaedah Pendidikan Sejarah, FKIP-UNRIKA

Adela Siahaan dan Siti Jubaedah Pendidikan Sejarah, FKIP-UNRIKA REFLEKSI POSISI PENDIDIKAN SEJARAH DALAM KEBIJAKAN KURIKULUM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Adela Siahaan dan Siti Jubaedah Pendidikan Sejarah, FKIP-UNRIKA Email: delaningrat@gmail.com A. Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih mudah mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran, akhirnya akan berpengaruh pada hasil belajar.

BAB I PENDAHULUAN. lebih mudah mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran, akhirnya akan berpengaruh pada hasil belajar. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup penelitian. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar 5 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar Dalam proses pembelajaran, berhasil tidaknya pencapaian tujuan banyak dipengaruhi oleh bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa. Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu usaha yang dilakukan agar peran pendidikan dapat tercapai, maka kita. sebagai Warga Negara Indonesia harus berusaha belajar.

BAB I PENDAHULUAN. satu usaha yang dilakukan agar peran pendidikan dapat tercapai, maka kita. sebagai Warga Negara Indonesia harus berusaha belajar. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan dalam mengembangkan sumber daya manusia yang diperlukan bagi pembangunan bangsa di semua bidang kehidupan, dan salah satu usaha

Lebih terperinci

Pengaruh Kelelahan Emosional Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika. Meilantifa

Pengaruh Kelelahan Emosional Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika. Meilantifa 26 INOVASI, Volume XX, Nomor 1, Januari 2018 Pengaruh Kelelahan Emosional Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika Meilantifa Email : meilantifa@gmail.com Program Studi Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD harus memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD harus memperhatikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD harus memperhatikan kebutuhan anak yang berusia antara 6-12 tahun. Anak dalam kelompok usia 7-11 tahun menurut Piaget

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Matematika

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Matematika 4 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Hakekat Pembelajaran Matematika 2.1.1. Pengertian Belajar Belajar adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERILAKU BELAJAR SISWA FULL DAY SCHOOL KELAS XI IPA DI MAN MODEL KENDAL

BAB IV ANALISIS PERILAKU BELAJAR SISWA FULL DAY SCHOOL KELAS XI IPA DI MAN MODEL KENDAL BAB IV ANALISIS PERILAKU BELAJAR SISWA FULL DAY SCHOOL KELAS XI IPA DI MAN MODEL KENDAL A. Analisis Perilaku Belajar Siswa Full Day School Kelas XI IPA di MAN Model Kendal Perilaku belajar merupakan suatu

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY 1 PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY PADA PEMBELAJARAN IPS DI SDN 28 PAINAN TIMUR KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Mardalinda 1, Muhammad Sahnan 1, Khairul 2.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. maupun internal diidentifikasikan sebagai berikut. Faktor-faktor eksternal

I. PENDAHULUAN. maupun internal diidentifikasikan sebagai berikut. Faktor-faktor eksternal I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan hal utama dari proses pendidikan dalam suatu institusi pendidikan. Kualitas pembelajaran bersifat komplek dan dinamis, dapat dipandang dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan diharapkan dapat mencetak

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan diharapkan dapat mencetak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan diharapkan dapat mencetak peserta didik yang berkualitas dari segi jasmani maupun rohani, mandiri sesuai dengan tingkat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. KAJIAN TEORI 1. Lingkungan Sekolah a. Pengertian Lingkungan Sekolah Manusia sebagai makhluk sosial pasti akan selalu bersentuhan dengan lingkungan sekitar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Djamarah dan Zain, 1996:53).

TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Djamarah dan Zain, 1996:53). 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Metode Pemberian Tugas Secara etimologi pengertian metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Djamarah dan Zain, 1996:53). metode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan suatu kata majemuk yang terdiri dari kata prestasi dan belajar. Belajar adalah suatu aktivitas atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan persoalan yang pelik di banyak negara, namun semuanya merasakan bahwa pendidikan merupakan tugas negara yang amat penting. Bangsa yang ingin

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang menggambarkan suatu proses perubahan melalui pengalaman. Proses tersebut

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang menggambarkan suatu proses perubahan melalui pengalaman. Proses tersebut 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Belajar Menurut Wittrock (Good dan Brophy, 1990: 124), belajar adalah suatu terminologi yang menggambarkan suatu proses perubahan melalui pengalaman. Proses tersebut

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS 4 SD

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS 4 SD EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS 4 SD Firosalia Kristin firosalia.kristin@staff.uksw.edu Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Media pembelajaran merupakan suatu alat atau perantara yang berguna untuk memudahkan proses belajar mengajar, dalam rangka mengefektifkan komunikasi antara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. pada diri seseorang. Hilgard dan Bower mengatakan Perubahan sebagai

BAB II KAJIAN TEORI. pada diri seseorang. Hilgard dan Bower mengatakan Perubahan sebagai BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Hilgard dan Bower mengatakan Perubahan sebagai hasil dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 9 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori 1. Media Pembelajaran Mind Mapping a. Pengertian Media Pembelajaran Mind Mapping Sadiman (dalam Rianti, 2012, h.9) menjelaskan media pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar Menurut Hakim (2000: 14), belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Sejarah a. Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nani rosdijati, dkk. Panduan PAKEM IPS SD,(Jakarta: Erlangga, 2010),58 2

BAB I PENDAHULUAN. Nani rosdijati, dkk. Panduan PAKEM IPS SD,(Jakarta: Erlangga, 2010),58 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di tingkat Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)/Sekolah Dasar Luar Biasa

Lebih terperinci

Menurut E. B. Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat

Menurut E. B. Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat SITI IRENE ASTUTI D SITI IRENE ASTUTI D Menurut E. B. Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. Kemampuan berpikir tingkat tingi dapat dikembangkan dalam proses

BAB II KAJIAN TEORITIS. Kemampuan berpikir tingkat tingi dapat dikembangkan dalam proses BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Teori 1. Kemampuan Berpikir Kritis Kemampuan berpikir tingkat tingi dapat dikembangkan dalam proses pembelajaran terutama dalam pembelajaran matematika, salah satunya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat sekarang ini terus mengalami perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat sekarang ini terus mengalami perubahan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada saat sekarang ini terus mengalami perubahan dalam pelaksanaannya. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Saat ini pendidikan adalah penting bagi semua orang baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Saat ini pendidikan adalah penting bagi semua orang baik bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya merupakan makhluk hidup yang harus terus berjuang agar dapat mempertahankan hidupnya. Manusia dituntut untuk dapat mengembangkan dirinya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis dan Hipotesis Tindakan 1. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Gaya Belajar adalah cara atau pendekatan yang berbeda yang dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia pendidikan, istilah gaya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri,

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, 6 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Konsep Belajar IPS a. Hakikat Belajar Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Dalam melaksanakan suatu penelitian perlu mengkaji pendapat para ahli mengenai masalah yang diteliti. Berikut ini penulis akan mengkaji pendapat para ahli sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia di era modern saat ini. Pendidikan dipandang sebagai kebutuhan bagi setiap individu

Lebih terperinci

Sementara itu, Forrest W. Parkay dan Beverly Hardeastle Stanford dalam

Sementara itu, Forrest W. Parkay dan Beverly Hardeastle Stanford dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan perilaku yang terjadi pada diri seseorang. Sejalan dengan itu, R. Gagne dalam Susanto (2013:1)

Lebih terperinci

1. Salah satu yang ditekankan dalam pelaksanaan kurikulum 2013 adalah pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan pendekatan keilmuan (scientific

1. Salah satu yang ditekankan dalam pelaksanaan kurikulum 2013 adalah pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan pendekatan keilmuan (scientific 1. Salah satu yang ditekankan dalam pelaksanaan kurikulum 2013 adalah pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan pendekatan keilmuan (scientific approach). Jelaskan landasan pendidikan apa saja yang relevan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Prestasi belajar menurut Tirtonegoro (dalam Wibowo, 2003) adalah

BAB II KAJIAN TEORI. Prestasi belajar menurut Tirtonegoro (dalam Wibowo, 2003) adalah BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Prestasi Akademik 2.1.1 Pengertian Prestasi Akademik Prestasi belajar menurut Tirtonegoro (dalam Wibowo, 2003) adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sesuatu yang harus ia lakukan. Berfikir merupakan ciri utama bagi manusia,berfikir

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sesuatu yang harus ia lakukan. Berfikir merupakan ciri utama bagi manusia,berfikir BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Berpikir 1. Kemampuan Berpikir Kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa

Lebih terperinci

Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Dyson, L. 1999. Ilmu Budaya Dasar. Surabaya: Bina Ilmu. Habib Mustopo, M. 1983. Ilmu Budaya Dasar. Surabaya. Usaha Nasional. Hartoko,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1. Strategi Berikan Uangnya Bambang warsita menjelaskan strategi adalah; a) ilmu siasat perang; b) siasat perang; c) bahasa pembicaraan akal (tipu muslihat) untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seperti diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 (dalam

BAB I PENDAHULUAN. Seperti diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 (dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan di tanah air selalu dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menciptakan proses pembelajaran yang dapat mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan seseorang. Semakin baik pembinaan pendidikan di keluarga, maka

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan seseorang. Semakin baik pembinaan pendidikan di keluarga, maka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan pembelajaran harus dimulai dari sejak dini mulai dari pendidikan keluarga dan masyarakat (faktor intern ) dan pendidikan formal di sekolah / lembaga

Lebih terperinci