APLIKASI CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) UNTUK MEMENTUKAN INVESTASI PORTOFOLIO DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "APLIKASI CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) UNTUK MEMENTUKAN INVESTASI PORTOFOLIO DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)"

Transkripsi

1 APLIKASI CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) UNTUK MEMENTUKAN INVESTASI PORTOFOLIO DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Roifatul Fauziyah *) A Yusuf Imam Suja I **) ABSTRACT To establish an efficient stock portofoilio we need to know how much risk to be borne, and how much return we can get after taking those risks. Methods of Capital Asset Pricing Model (CAPM) can be used to analyze risk and stock returns. This study aimed to identify the optimal portfolio using the CAPM favorable to the best investment options in stocks LQ45. The population in this study are all companies listed on the Indonesia Stock Exchange, while the sampling done by purposive sampling method to select a sample based on certain criteria. The data in this study is in the form of Stock Price Index (CSPI) and SBI rate monthly. The research sample consisted of 21 companies listed on the LQ 45 who entered continuously in the period The results showed that of the 21 stocks selected in the sample, there are 3 types of stocks that make up the optimal portfolio is INDF, ANTM, and AALI. Keywords: Risk, Return, Beta, CAPM, Investment, Stock LQ 45 LATAR BELAKANG Pendahuluan Investasi merupakan penanaman sejumlah dana dalam bentuk uang ataupun barang yang diharapkan akan memberikan hasil yang lebih di kemudian hari. Investasi dalam bentuk surat berharga (sekuritas) biasanya dapat di lakukan melalui pasar uang atau pasar modal. Investor pada umumnya merupakan pihak yang tidak menyukai risiko tetapi menginginkan keuntungan yang besar. Adapun keuntungan yang dapat di peroleh investor dalam berinvestasi yaitu mendapatkan return (tingkat pengembalian saham). Tingkat keuntungan yang di peroleh di pasar modal khususnya saham lebih besar di bandingkan dengan tingkat keuntungan di pasar uang yang di tanamkan dalam bentuk deposito. Perbedaan keuntungan yang di peroleh biasa menjadi alasan yang kuat bagi investor untuk lebih tertarik menguntungkan uangnya di bursa saham. Dalam menginvestasikan saham pastinya setiap investor ataupun perusahaan ingin mendapatkan return yang setinggitingginya. Untuk itu investor ataupun perusahaan dalam pengambilan keputusan investasi dana dalam bentuk saham tidak hanya berdasarkan return yang diharapkan akan tetapi juga harus lebih memperhatikan risiko Karena setiap investor Roifatul Fauziyah & A Yusuf Imam Suja i 151

2 dalam melakukan suatu investasi menginginkan tingkat risiko yang lebih kecil, walau tidak menutup kemungkinan ada investor yang berani menerima risiko. Sesuai dengan keputusan yang menyatakan high risk high return. Untuk menekan risiko investor atau perusahaan melakukan diversifikasi yaitu memilih berbagai investasi sehingga diharapkan terbentuk portofolio yang terdiri dari beberapa jenis saham. Risiko yang selalu ada dan tidak bisa dihilangkan dengan diversifikasi di sebut risiko sistematis. Sedangkan risiko yang bisa di hilangkan dengan diversifikasi di sebut risiko tidak sisitematis. Keputusan investasi di arahkan pada pada return portofolio yang tinggi pada risiko tertentu dan atau memilih portofolio dengan risiko minimum pada return tertentu. Salah satu pendekatan yang digunakan untuk menentukan risiko portofolio total adalah pendekatan Capital Asset Pricing Model (CAPM). CAPM dalah suatu model keseimbangan yang menunjukan hubungan antara risiko dan return yang akan di peroleh investor. Hubungan antara risiko dan return portofolio bersifat positif (high risk high return). Ukuran risiko yang merupakan indikator kepekaan saham dalam CAPM ditunjukkan oleh variabel β (Beta). Semakin besar β suatu saham, maka semakin besar pula risiko yang terkandung didalamnya. Tingkat pengembalian pasar yang digunakan adalah tingkat pengembalian ratarata dari kesempatan investasi di pasar modal (indeks pasar). Rumusan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang di rumuskan adalah: Apakah metode CAPM dapat digunakan untuk mengidentifikasi portofolio yang paling menguntungkan? Tujuan Penelitian Sesuai permasalahan yang telah di rumuskan maka tujuan penelitian ini adalah: Mengidentifikasi portofolio yang paling menguntungkan dengan menggunakan Capital Asset Pricing Model (CAPM). Kontribusi Penelitian a. Manfaat bagi akademisi 1. Sebagai pengembangan dan tambahan ilmu pengetahuan yang lebih luas mengenai portofolio yang paling menguntungkan dengan penggunaan metode CAPM. 152 Roifatul Fauziyah & A Yusuf Imam Suja i

3 2. Sebagai referensi penelitian sejenis dan atau penelitian lanjutan. b. Manfaat bagi praktisi (bagi investor) Memberikan masukan dan pertimbangan bagi investor dan calon investor dalam melakukan investasi portofolio. c. Manfaat bagi pihak lain 1. Sebagai masukan bagi pengembangan sahamsaham selanjutnya. 2. Sebagai masukan bagi penelitianpenelitian yang menyangkut Bursa Efek Indonesia(BEI). KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Investasi Pada Saham Yang dimaksud dengan investasi adalah atau penanaman modal menurut Sunariyah (1997:2) investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang di miliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa akan datang. Sedangkan pengertian investasi menurut Tandelilin (2001:3) bahwa Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana sumberdaya lainnya yang di lakukan pada saat ini,dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Di antara suratsurat berharga yang dipasarkan di pasar modal yang paling dikenal oleh masyarakat adalah saham. Menurut Husnan (1998:12) memiliki saham sama artinya dengan memiliki perusahaan, apabila investor memiliki 1% dari seluruh sahamyang di edarkan perusahaan berarti kepemilikikannya juga sebesar 1% atas perusahaan tersebut. Dan jika perusahaan dapat berkembang dengan baik, maka nilai perusahaan akan meningkat yang akan berdampak pada nilai perusahan akan meningkat yang akan berdampak pada nilai investasi dari investor yang kemungkinan akan meningkat juga. Sehingga investor dapat keuntungan. Keuntungan saham biasanya ada dua yaitu: 1. Capital gain Jika harga beli lebih rendah dari harga jualnya maka investor dapat memperolaeh keuntungan yang di sebut capital gain. Sebaliknya jika harga beli lebih tinggi dari harga jualnya, maka investor akan rugi yang di sebut capital loss. 2. Deviden Bagian dari keuntungan total saham, karena sebagian besar saham biasa di beli terutama karena deviden yieldnya. Roifatul Fauziyah & A Yusuf Imam Suja i 153

4 Investasi Portofolio Saham Teori pemilihan portofolio pertama kali di kembangkan oleh Markowitz (dalam Jogianto 2003:204) dengan beberapa asumsi : a. Waktu yang digunakan hanya satu periode. b. Tidak ada biaya transaksi. c. Preferensi investor hanya di dasarkan pada return ekspektasi dan risiko dari portofolio. d. Tidak ada pinjaman dan simpanan bebas risiko. Menurut Sunariyah (1997:114) Portofolio diartikan sebagai seragkaian kombinasi beberapa aktiva yang di investasi dan di pegang oleh investor, baik perorangan maupun lembaga. Menurut Husnan (1998:103) ada beberapa model teori portofolio yang digunakan untuk menekan tingkat keuntungan yang diharapkan dari investor yaitu: a. Teori portofolio modern (TPM) Teori ini menganggap bahwa pasar adalah efisiensi dan informasi tentang pasar dan sahamsaham perseorangan tersedia. Pada investor yang menggunakan teori ini menganggap mereka tidak dapat memperoleh keuntungan di atas tingkat keuntungan pasar. Oleh karena itu mereka mendiversifikasikan sehingga mereka mempunyai saham yang cukup untuk memberikan keuntungan pasar ratarata. b. Capital Asset Pricing Model (CAPM) Pada CAPM analisa di mulai dari bagaimana pemodal membentuk portofolio yang efisien (yaitu market portofolio yang mempunyai kedudukan sentral dalam CAPM merupakan portofolio yang efisien). c. Arbitrage Pricing Theory APT pada dasarnya menggunakan pemikiran yang menyatakan bahwa ada dua kesempatan investasi yang mempunyai karakteristik yang identik sama tidaklah bisa di jual dengan harga yang berbeda.apt menyatakan bahwa harga suatu aktiva bisa di pengaruhi oleh factor yang mempengaruhinya (yaitu risiko). d. Model Indek Tunggal Portofolio Model indek tunggal di dasarkan pada pengamatan bahwa harga dari sutau sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar. Pengertian, Teori dan Kegunaan CAPM Bentuk standar dari CAPM pertama kali dikembangkan secara terpisah oleh Sharpe (1964), Lintner (1965) dan Mossin (1969) ; (Tandelilin:2001:90) CAPM merupakan Sebuah model yang menghubungkan tingkat return yang diharapkan dari suatu asset berisiko dengan risiko tersebut pada kondisi pasar yang seimbang. CAPM didasari oleh teori portofolio yang dikemukakan oleh Markowitz, dimana masingmasing investor diasumsikan akan mendiversifikasikan portofolionya dan memilih 154 Roifatul Fauziyah & A Yusuf Imam Suja i

5 portofolio optimal atas dasar preferensi investor terhadap return dan risiko, pada titik portofolio yang terletak di sepanjang garis portofolio efisien. Menurut Husnan (1996:181) pengertian CAPM merupakan model untuk menentukan harga suatu asset. Dalam model ini return yang diharapkan adalah tingkat bebas risiko yang di dasarkan pada risiko sistematisnya. Menurut Jogiyanto (2003:344) teori CAPM terdiri dari dua pendekatan: a. Pendekatan Garis Pasar Modal (Capital Market Line) Kedaaan ekuilibrium pasar yang menyangkut return ekspektasi dan risiko dapat di gambarkan oleh garis pasar modal (GPM) atau Capital Market Line (CML)dalam suatu gambar Nampak sebagai berikut: E(Rp) M Q Garis pasar modal (GPM) E(Rm) Premium risiko = E(Rm)R BR P Sumber : Jogiyanto (2003:345) Gambar 1 Garis Pasar Modal Garis pasar modal menunjukkan semua kemungkinan kombinasi portofolio efisien yang terdiri dari aktivaaktiva beresiko dan aktiva bebas risiko. Jika portofolio pasar hanya berisi aktiva tidak beresiko, maka risikonya akan sama dengan R BR. Jika portofolio ini terdiri dari semua aktiva yang ada, maka resikonya adalahsebesar σ M dengan return ekspektasinya sebesar E(R M ). Return ekspektasi untuk portofolio dengan aktiva berisiko, yaitu E(R M ),lebih besar di bandingkan dengan return ekspektasi portofolio dengan aktiva tidak berisiko (R BR ). Selisih kedua return ini sebesar [E(R M )R BR ] merupakan premium dari portofolio pasar karena menanggung risiko lebih Roifatul Fauziyah & A Yusuf Imam Suja i 155

6 besar, yaitu sebesar σ M. Dengan demikian slope dari GPM adalah harga pasar dari risiko sebesar: Slope dari GPM merupakan harga pasar dari risiko untuk portofolio efisien. Harga pasar dari risiko menunjukan tambahan return yang di tuntut oleh pasar karena adanya kenaikan risiko portofolio relative terhadap risiko pasar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk GPM adalah sebagai berikut ini: 1. Garis pasar modal hanya terdiri dari portofolio efisien yang berisi dengan aktiva bebas risiko, portofolio pasar M atau portofolio kombinasi dari keduanya. 2. Karena asumsi ekuilibrium pasar, GPM harus mempunyai slope positif meningkat atau dengan kata lain E(R M ) harus lebih besar dari R BR. Hal ini masuk akal karena risiko terkecil adalah nol (bebas risiko) dan tidak ada risiko yang negatif. Jika E(R M ) lebih kecil dari R BR berarti risiko untuk E(R M ) adalah negatif. Untuk risiko historis, GPM kemungkinan mempunyai slope yang negatif. Ini bukan berarti validitas dari GPM berkurang, tetapi menunjukan bahwa return historis atau return realisasi berbeda dengan return ekspektasi. b. Pendekatan security market line Garis pasar modal (GPM) menggambarkan trade off antara risiko dan return ekspektasi untuk portofolio efisien, tetapi bukan untuk sekuritas individual. Garis lain yang menunjukkan tradeoff antara risiko dan ekspektasi untuk sekuritas individual di sebut dengan garis pasar sekuritas (GPS) atau Security market Line (SML) merupakan gambaran secara grafis dari model CAPM. Untuk portofolio, tambahan return ekspektasi terjadi karena di akibatkan oleh tambahan risiko dari portofolio bersangkutan. Untuk sekuritas individual tambahan return ekspektasi di akibatkan oleh tambahan risiko sekuritas individual yang di ukur dengan Beta. Beta menentukan besarnya tambahan besarnya return ekspektasi untuk sekuritas individual dengan argumentasi bahwa untuk portofolio yang di diversifikasikan dengan sempurna, risiko tidak sistematik (nonsystematic risk) cenderung menjadi hilang dan risiko yang relevan hanya risiko sistematik yang di ukur oleh Beta. Argumentasi ini di dasarkan pada asumsi bahwa untuk ekspektasi yang homogen (homogeneus expectations) semua 156 Roifatul Fauziyah & A Yusuf Imam Suja i

7 investor akan membentuk portofolio pasar yang di diversifikasikan secara sempurna, sehingga risiko yang relevan untuk tiaptiap sekuritas di dalam portofolio adalah Beta. Beta untuk potofolio pasar adalah bernilai 1. Suatu sekuritas yang mempunyai Beta lebih kecil dari 1 di katakan berisiko lebih kecil dari risiko portofolio pasar. Sebaliknya, suatu sekuritas yang mempunyai nilai Beta lebih besar dari 1 di katakan mempunyai risiko sistematik yang lebih besar dari risiko pasar. Jika suatu sekuritas mempunyai Beta sama dengan Beta portofolio pasar atau sama dengan 1, maka diharapkan sekuritassekuritas ini mempunyai return ekspektasi yang sama dengan return ekspektasi portofolio pasar atau E(R M ). untuk sekuritas individual yang mempunyai Beta lebih kecil (besar) dari satu, maka diharapkan akan mendapatkan return ekspektasi lebih kecil (besar) di bandingkan dengan return ekspektasi portofolio pasar. Hubungan return ekspaektasi pasar dan Beta ini dapat di gambarkan di garis pasar sekuritas (GPS) seperti gambar berikut ini: E(Ri) E(Rm) R BR M Garis pasar sekuritas (GPS) 0 1,0 Beta Gambar 2 garis pasar sekuritas Sumber: Jogiyanto (2003:351) Di gambar terlihat bahwa titik M menunjukan portofolio pasar dengan Beta senilai 1 dengan return ekspektasi sebesar E(R M ). Untuk beta bernilai 0 atau untuk aktiva yang tidak mempunyai risiko sistematik, yaitu Beta untuk aktiva bebas risiko, aktiva ini mempunyai return ekspektasi sebesar R BR yang merupakan intercept dari GPS. Dengan mengasumsikan GPS adalah garis linier maka persamaan dari garis linier ini dapat di bentuk dengan intercept sebesar R BR dan slope sebasar [E(R M ) R BR ] / β M. karena β M adalh bernilai 1, maka slope dari GPS adalah sebesar [E(R M ) R BR ]. Persamaan GPS untuksekuritas kei dapat di tuliskan: Roifatul Fauziyah & A Yusuf Imam Suja i 157

8 E(R i ) = R BR + β i [E(R M ) R BR ] Persamaan yang sederhana ini di sebut dengan Capital Asset Pricing Model (CAPM). Dalam investasi terutama saham, investor banyak melakukan diversifikasi untuk mengurangi risiko yang dihadapi, namun cara ini tidak berlaku meskipun kita menambah jumlah jenis saham yang membentuk portofolio, kita selalu dihadapkan pada tingkat pengembalian yang layak, maka Model CAPM digunakan untuk menentukan berapa harga yang harus di bayar oleh investor terhadap suatu capital asset dengan mengingat risiko investasi tersebut. Perumusan CAPM memiliki implikasi penting dalam penentuan harga asset. Harga suatu asset di tentukan oleh risiko sistematisnya, di mana risiko ini di cerminkan oleh Beta asset tersebut. Semakin besar nilai Beta maka investor akan menetapkan tingkat pengembalian yang semakin besar pula. Harga asset pada dasarnya merupakan nilai sekarang dari aliran arus kas masuk bersih asset tersebut di tambah harga asset pada periode tertentu (di masa yang akan datang). Tingkat pengembalian yang diharapkan digunakan sebagai faktor diskonto. Dengan demikian apabila tingkat pengembalian tersebut semakin besar maka harga asset akan semakin murah. Secara tidak langsung harga asset akan ditentukan oleh beta asset tersebut. Harga asset akan mempunyai hubungan yang negatif dengan nilai Beta. Dalam CAPM jika ingin mengetahui pengaruh suatu saham terhadap risiko pasar (CAPM) bukannya risiko saham tersebut bila dimiliki secara tepisah dan ini mengarah pada kepekaan saham tersebut pada perubahan pasar yang terjadi. Kepekaan tingkat pengembalian suatu saham terhadap perubahan pasar di kenal dengan Beta. Menurut Jogiyanto (2003:266) bahwa pengertian Beta adalah pengukur risiko sistematik dari suatu sekuritas atau portofolio relatif terhadap risiko pasar. Menurut Husnan (2001:166) pengertian Beta merupakan koefisien regresi antara dua variable yaitu kelebihan tingkat keuntungan portofolio pasar (excess return of market portofolio), dan kelebihan tingkat keuntungan suatu saham (excess return of stock). Beta menunjukkan kepekaan perubahan kelebihan pengembalian suatu saham di atas tingkat pengembalian risiko (R i R f ) karena perubahan kelebihan tingkat pengembalian portofolio pasar di atas tingkat pengembalian bebas risiko (R m R f ). di rumuskan sebagai berikut: R i = R f + (R m R f ) β 158 Roifatul Fauziyah & A Yusuf Imam Suja i

9 Beta merupakan ukuran tingkat pengembalian suatu saham yang menyesuaikan dengan perubahan tingkat pengembalaian pasar modal yang ditunjukkan dengan kemiringan dan karakteristiknya. Pengukuran risiko dalam CAPM digunakan Beta sebagai pengukur risiko, investasi yang efisien adalah investasi yang memberikan risiko tertentu dengan tingkat keuntungan yang terbesar atau tingkat keuntungan dengan risiko yang terkecil. tetapi dengan risiko yang berbeda maka invetor yang mempunyai risiko yang lebih kecil. Konsep Risiko dan Return Menurut Gitosudarmo (1992:14) risiko adalah suatu keadaan dimana kemungkinan timbulnya kerugian atau bahaya itu dapat di perkirakan sebelumnya dengan menggunakan data atau informasi yang cukup terpercaya atau relevan yang tersedia. Dalam melakukan investasi di pasar modal terdapat dua risiko yang harus dihadapi oleh investor. a. Risiko sistematis (systematic risk) Risiko sistematis adalah risiko yang berasal dari luar perusahaan, sehingga risiko ini mempengaruhi pasar secara keseluruhan atau sering di sebut pasar yang berkaitan dengan perekonomian secara makro. b. Risiko tidak sistematis (unsystematic risk) Risiko tidak sistematis adalah risiko yang berasal dari intern perusahaan, sehingga risiko ini mempengaruhi satu atau sekelompok kecil perusahaan. Risiko ini di sebut juga risiko khusus yang terdapat pada amsingmasing perusahaan. Risiko total (risiko sistematis ditambah risiko tidak sistematis) inilah yang selalu terdapat dalam investasi saham, sehingga mempengaruhi fluktuasi tingkat pengembalian saham. Menurut Jogiyanto (2003:147) Tingkat pengembalian merupakan hasil dari suatu investasi. Tingkat pengembalian dapat berupa return realisasi portofolio dan return ekspektasi portofolio. Return realisasi portofolio adalah ratarata tertimbang dari returnreturn realisasi tiaptiap sekuritas tunggal di dalam portofolio, sedangkan return ekspektasi portofolio merupakan ratarata tertimbang dari returnreturn ekspekatsi tiaptiap sekuritas tunggal di dalam portofolio. Roifatul Fauziyah & A Yusuf Imam Suja i 159

10 Tingkat keuntungan atau tingkat pengembalian (return) yang minus berarti investasi tersebut mengalami kerugian, sedangkan tingkat pengambalian yang positif berarti untung. Return di bagi dua, antara lain: a. Return individual Return yang di dapatkan dari surat berharga sama dengan jumlah perubahan harga. b. Return pasar Tingkat keuntungan pasar return market merupakan ratarata tingkat keuntungan seluruh saham yang beredar di pasar modal atau bisa di katakan bahwa keuntungan pasar tingkat keuntungan pasar merupakan selisih harga saham secara keseluruhan di pasar. Dengan demikian parameter dari tingkat keuntungan pasar oleh Indeks Harga Saham Gabungan. IHSG merupakan data yang lazim digunakan sebagai indicator naik turunnya harga saham secara keseluruhan di pasarmodal Indonesia. Tingkat pengembalian pasar modal dapat di peroleh dari fluktuasi Indeks Harga Saham Gabungan yaitu dengan membandingkan periode yang bersangkutan di kurangi periode sebelumnya di bagi dengan periode sebelumnya yang di dapat rumus sebagai berikut: Dimana: R m :tingkat pengembalian pasar modal IHSG t :IHSG pada periode t IHSG t1 : IHSG sebelum periode t METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi adalah kumpulan yang lengkap dari seluruh elemen yang sejenis, akan tetapi dapat dibedakan satu sama lain. Perbedaan itu di sebabkan karena adanya nilai karakteristik yang berlainan. Kumpulan seluruh kemungkinan hasil eksperimen juga disebut populasi. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh saham yang listed di Bursa Efek Indonesia. Sampel adalah sebagian dari populasi. sampel yang di pilih yaitu sahamsaham yang tercatat dalam perusahaan LQ45 yang tercatat di bursa efek Indonesia dengan kriteria: 1. Aktif di perdagangkan di Bursa Efek Indonesia 160 Roifatul Fauziyah & A Yusuf Imam Suja i

11 2. Selama Telah tercatat dalam perusahaan LQ45 secara berturutturut Definisi Operasionalisasi Variabel Dengan menggunakan Capital Asset Pricing Model (CAPM), model ini memberikan penjabaran hubungan antara risiko dan return. Oleh karena itu, variabel yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. CAPM Capital Assets Pricing Model (CAPM) yaitu suatu model yang dikembangkan untuk menjelaskan suatu keadaan keseimbangan hubungan antara risiko setiap assets apabila pasar modal berada dalam keseimbangan. CAPM yang digunakan untuk analisis adalah CAPM standart. 2. Return Saham (Ri) Yang dimaksud dengan return saham adalah perubahan harga saham tahunanyang di hitung berdasarkan perubahan harga saham dengan formulasi: 3. Return Ekspektasi Portofolio Return ekspektasi portofolio adalah ratarata tertimbang expected rate of return atas sekuritas individual, dimana sebagai faktor pertimbangan adalah proporsi dana yang diinvestasikan pada masingmasing sekuritas tersebut. 4. Return pasar (Rm) Yang di maksud dengan return pasar (Rm) adalah perubahan IHSG pada 2 periode yang berurutan, cara menghitung: 5. Risiko sistematis Yang di maksud dengan risiko merupakan kemungkinan penyimpangan negatif dari hasil yang diinginkan atau yang diharapkan. Risiko ini di ukur dengan koefisien Beta. Risiko ada 2 yaitu: a. Risiko individual, dapat di formulasikan sebagai berikut: E (Ri) = Rf + βi (ERmRf) σ 2 i = β 2 σ 2 m + σ 2 ei Roifatul Fauziyah & A Yusuf Imam Suja i 161

12 b. Risiko Portofolio, dapat di formulasikan sebagai berikut: E(Rp) = Rf + βp( ERmRf) σ 2 p = β p 2 σ 2 m + σ 2 ep Model Penelitian Risiko sistematis CAPM Return Pasar Return saham Investasi saham Return bebas Risiko Keterangan: Dengan menggunakan metode CAPM sebelum melakukan investasi harus terlebih dahulu mengetahui risiko sistematis, return pasar, return bebas risiko setelah itu barulah dapat menentukan pilihan untuk berinvestasi pada saham yang akan di pilih. METODE ANALISIS DATA Untuk menganalisa data yang di perlukan peneliti melakukan analisa kuntitatif yaitu mengolah data yang berupa angkaangka kemudian di jabarkan dalam bentuk matematis atau perhitungan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: a. Mengestimasi CAPM,dengan rumus sebagai berikut: ERi = Rf+ βi (RmRf) Dimana: ERi Rf = hasil pengembalian saham i = aktiva bebas risiko 162 Roifatul Fauziyah & A Yusuf Imam Suja i

13 i = tingkat risiko saham i Rm = return pasar b. Menghitung Risiko sistematis (Beta) β= dimana: β=beta cov (R i,r m )= covarian return pasar c. Menghitung Return saham R i = Dimana: R i =tingkat pengembalian P it =harga saham pada akhir periode P it1 =harga sahan pada awal periode d. Menghitung asset bebas risiko (R f ) R f= Dimana: R f= tingkat asset bebas risiko n=jumlah periode e. Teknik menghitung portofolio optimal ERBi = (ERiRf) / β HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Bentuk instrumen keuangan yang dapat di investasikan oleh investor antara lain berupa Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan saham yang ada di pasar modal. Sertifikat Bank Indonesia di terbitkan oleh pemerintah sehingga memperoleh kepastian jaminan. Bagi investor yang menginginkan perputaran dana yang lebih cepat dan fluktuatif dapat menginvestasikan dananya dalam bentuk saham yang di terbitkan oleh pihak swasta. Beberapa data yang di Roifatul Fauziyah & A Yusuf Imam Suja i 163

14 perlukan untuk menilai return yang di terima bila berinvestasi dalam SBI maupun saham (dalam penelitian ini adalah saham LQ45) adalah sebagai berikut: Tabel 1. Tingkat suku bunga SBI dan Indek harga saham Gabungan Periode Suku bunga SBI (%) IHSG Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember desember Sumber: LP4MI data di olah dan Salah satu aset bebas risiko yang ada di indonesia adalah Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Risiko yang di dapat oleh investor bila berinvestasi dalam aset ini adalah 0 karena di terbitkan dan di jamin oleh pemerintah sehingga kemungkinan bank Indonesia tidak sanggup membayar bunga sertifikatnya sangat kecil. Return yang akan di terima oleh investor sesuai dengan besarnya tingkat suku bunga yang telah di tetapkan oleh pemerintah. Untuk menghitung return dari asset bebas risiko di gunakan tingkat suku bunga SBI bulanan. Tabel 2. Return asset bebas risiko periode Suku bunga SBI periode Suku bunga SBI periode Suku bunga SBI Januari Oktober Juli Februari November Agustus Maret Desember September April Januari Oktober Mei Februari Nopember Juni Maret Desember Juli April Januari Agustus Mei Februari September Juni Maret Oktober Juli April November Agustus Mei Desember September Juni Januari Oktober Juli Februari Nopember Agustus Maret Desember September April Januari Oktober Mei Februai Nopember Juni Maret Desember Juli April Total Agustus Mei R f September Juni Sumber: LP4MI 164 Roifatul Fauziyah & A Yusuf Imam Suja i

15 Perhitungan R f untuk periode adalah sebagai berikut: R f= Berdasarkan perhitungan di atas terlihat bahwa return asset bebas risiko ratarata (R f ) yang akan diterima oleh investor adalah sebesar atau 0.637% perbulan yang meliputi suku bunga minimum sebesar 0.507% pada bulan desember 2010 dan suku bunga maksimum sebesar 0.937% pada bulan november Dengan melihat kenaikan dan penurunan indeks pasar, kita dapat mengatakan apakah pasar dalam keadaan meningkat atau lemah. Indeks pasar ini membantu investor sebagai alat analisis dalam pengambilan keputusan akan berinvestasi di pasar modal atau tidak. IHSG terbentuk dari pergerakan keseluruhan sahamsaham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia. IHSG digunakan untuk menentukan return pasar (R m ). Adapun rumus yang digunakan berkaitan dengan return pasar adalah sebagai berikut: R m feb 07 = 6 Perhitungan R m untuk bulan berikutnya sama dengan perhitungan di atas. E (R m ) = σ = σm= = =0, Berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa ratarata return pasar yang akan diterima oleh investor adalah sebesar dengan besarnya standar deviasi adalah sebesar 0, Poin indeks harga saham gabungan periode berada di tingkat minimum sebesar pada bulan november 2008 dan di tingkat maksimum sebesar pada bulan juli Nilai return ratarata yang positif menunjukan pasar yang positif dan meningkat walaupun pergerakannya sangat kecil. Nilai R m dan IHSG secara lengkap dapat di lihat pada tabel berikut ini: Tabel 3. Return Pasar (Rm) Periode IHSG R m R me(r m) [R m E(R m)] 2 E(R m)] 2 periode IHSG R m R me(r m) [R m januari September , , Februari , Oktober , , , , , Maret , , , November , , , April , , , Desember , , , Roifatul Fauziyah & A Yusuf Imam Suja i 165

16 periode IHSG R R [R Periode IHSG R m R me(r m) [R m E(R m)] 2 m me(r m) m E(R m)] Mei , , , Januari , , , Juni , , , Februari , , , juli , , , Maret , , , Agustus , April , , , , september , , , Mei , , , Oktober , , , Juni , , , November , , , Juli , , , Desember , , , Agustus , , , Januari , September , , , , Februari , , , Oktober , , , Maret , November , , , , April , Desember , , , , , Mei , , , Januari , , , Juni , februari , , , , , Juli , Maret , , , , , Agustus , , April , , , , September , Mei , , , , , Oktober , Juni , , , , , November , Juli , , , , , Desember , , , Agustus , , , Januari , September , , , , , Februari , Oktober , , , , , Maret , , , November , , , April , , , Desember , , , Mei , , , total 0, Total 1, Juni , , , ERm 0, σ m 0, Juli , , , σ m 0, Agustus , , ,00040 Sumber:LP4MI Dari perhitungan sebelumnya baik R f maupun R m dapat kita lihat bahwa nilai R f lebih besar dari E(R m ). Selisih di antara keduanya adalah sebesar 0, (0,006370,001816). Ini berarti selama periode akan lebih menguntungkan jika berinvestasi dalam SBI di bandingkan dengan berinvestasi dalam bentuk sahamsaham LQ 45 di pasar modal karena SBI memberikan return yang lebih besar daripada return yang di berikan oleh keseluruhan saham 166 Roifatul Fauziyah & A Yusuf Imam Suja i

17 saham LQ45. Hal ini menunjukkan bahwa penurunan tingkat suku bunga SBI selama periode secara bertahap hanya berpengaruh sedikit terhadap pasar modal, dimana penurunan ini tidak di sambut oleh para investor dengan mengalihkan investasinya pada pasar modal. Permintaan terhadap saham tidak mengalami peningkatan yang berarti IHSG mengalami pergerakan positif rendah. Namun itu semua tergantung kembali pada preferensi dari masingmasing investor dalam memilih bentuk investasi yang di inginkan. Dalam perhitungan return saham di gunakan rumus sebagai berikut: R i feb 07 = Dari perhitungan tersebut dapat di ketahui tingkat return yang sebenarnya di peroleh, varians dan standar deviasi sebagai berikut: E (R i ) = σ = σi= Perhitungan untuk seluruh sampel perusahaan secara lengkap di sajikan dalam lampiran 4.4 hingga 4.8. Varians dari perhitungan di atas menunjukkan seberapa besar kuadrat penyimpangan tiap return terhadap penyimpangan ratarata return saham dalam periode tertentu, sedangkan standar deviasi menunjukkan tingkat risiko saham. Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa ke21 saham menunjukkan nilai E(Ri) yang positif. Nilai E(Ri) yang positif menunjukkan kenaikan harga saham yang lebih besar dari penurunannya sehingga akan menguntungkan investor, dan sebaliknya. Covarian menunjukkan gambaran dari hubungan antara return saham tertentu dengan return pasar. Hubungan ini di gunakan untuk mencari besarnya β saham. β adalah ukuran kepekaan return saham terhadap perubahan pasar. Apabila return saham tertentu peka terhadap segala perubahan pasar yang terjadi sekecil apapun maka β akan menunjukkan nilai yang tinggi (β>1) dan saham itu di sebut saham agresif (agresive stock). Bila return tertentu yang memiliki kepekaan lebih kecil dari fluktuasi pasar maka β akan menunjukkan nilai yang rendah (β<1) dan saham itu di namakan saham yang lemah (defensive stock). Perhitungan untuk covarian dan beta saham dengan menggunakan rumus adalah sebagai berikut: Roifatul Fauziyah & A Yusuf Imam Suja i 167

18 Cov(Ri,Rm)= β= Berdasarkan tabel 3 ada saham yang agresif dan saham defensif. Apabila investor mengunginkan return dan risiko saham yang lebih besar dari return dan risiko yang pasar maka investor tersebut akan memilih saham yang agresif dan sebaliknya. Adapun perhitungan return yang di minta oleh investor (CAPM standard) bila berinvestasi sebagai berikut: E(Ri)=R f +βi (RmRf)= βi ( ) CAPM standart untuk seluruh perusahaan menggunakan perhitungan yang sama. Pembahasan Dari analisis di atas dapat di ketahui bahwa berdasarkan perhitungan di atas terlihat bahwa ratarata return pasar yang akan di terima oleh investor adalah sebesar dengan besarnya standar deviasi adalah sebesar 0, Poin indeks harga saham gabungan periode berada di tingkat minimum sebesar pada bulan november 2008 dan di tingkat maksimum sebesar pada bulan juli Nilai return ratarata yang positif menunjukan pasar yang positif dan meningkat walaupun pergerakannya sangat kecil. Dari perhitungan R f maupun R m dapat kita lihat bahwa nilai R f lebih besar dari E(R m ). Selisih di antara keduanya adalah sebesar ( ,001816). Ini berarti selama periode akan lebih menguntungkan jika berinvestasi dalam SBI di bandingkan dengan berinvestasi dalam bentuk sahamsaham LQ 45 di pasar modal karena SBI memberikan return yang lebih besar daripada return yang di berikan oleh keseluruhan sahamsaham LQ45. Sebagian investor mengharapkan return saham yang besar dengan risiko yang kecil pada dana yang di investasikan. Ternyata ini membutuhkan proses analisis yang tepat sehingga dapat membantu investor dalam mengambil keputusan investasi. Investor dapat menilai hubungan antara risiko dan return tersebut dengan menggunakan pendekatan Capital asset pricing model (CAPM) untuk menilai investasi yang layak. Pengukuran risiko dalam CAPM menggunakan β dari perhitungan sebelumnya, sedangkan return yang di ukur dengan besarnya penjumlahan return aset bebas risiko dengan selisih dari return ratarata pasar dan return aset bebas risiko. Salah satu dalam pengujian 168 Roifatul Fauziyah & A Yusuf Imam Suja i

19 CAPM return saham dan β yang mempunyai hubungan yang linear. Risiko sistematis saham (β) akan mempengaruhi nilai dari ratarata return saham ERi yang di peroleh. Suatu model keseimbangan untuk menentukan hubungan antara risiko dan return yang di peroleh investor adalah Capital asset pricing model (CAPM). Untuk mengetahui saham mana yang akan di investasikan sekaligus memberikan keuntungan bagi investor haruslah di tetapkan beberapa kriteria. Aktif di perdagangkan di Bursa Efek Indonesia, Selama Telah tercatat dalam perusahaan LQ45 secara berturutturut. Terdapat 21 perusahaan yang memenuhi kriteria tersebut dan layak untuk di investasikan. Pada tabel 4.7 perhitungan portofolio saham yang paling optimal sesuai urutan ERBi dari yang tetinggi sampai terendah dapat di ketahui bahwa jenis 21 saham yang membentuk portofolio optimal. Tetapi telah di ketahui pada tabel 4.8 terdapat 3 jenis saham yang memiliki nilai proporsi saham optimal antara lain PT Indofood sukses makmur, PT Aneka tambang, dan PT Astra agro lestari. Tabel 4. Return Saham perusahaan LQ45 periode Nama perusahaan E(Ri) σ i PT Astra Agro Lestari Tbk 0, , PT Aneka Tambang Tbk 0, , PT Astra Internasional Tbk 0, , PT Bank Central Asia Tbk 0, , PT Bank Rakyat Indonesia Tbk 0, , PT Bank Negara Indonesia Tbk 0, , PT Bank Danamon indonesia Tbk 0, , PT Bank Mandiri Tbk 0, , PT Bakrie Telecom Tbk 0, , PT Bumi Resources Tbk 0, , PT Charoen Pokhpand Indonesia Tbk 0, , PT Bakrieland Development Tbk 0, , PT Indofood Sukses Makmur Tbk 0, , PT Indosat Tbk 0, , PT Perusahaan Gas Negara Tbk 0, , PT Tambang Batubara bukit Asam Tbk 0, , PT Holcim Indonesia Tbk 0, , PT Timah Tbk 0, , PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 0, , PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk 0, , PT United Tractors Tbk 0, , Sumber:Data di olah Tabel 5. Risiko sistematis (β) seluruh perusahaan periode Nama perusahaan Covarian(R i,r m) Varian pasar (σ 2 m ) Β PT Astra Agro Lestari Tbk 0, , , PT Aneka Tambang Tbk 0, , , PT Astra Internasional Tbk 0, , , PT Bank Central Asia Tbk 0, , , PT Bank Rakyat Indonesia Tbk 0, , , Roifatul Fauziyah & A Yusuf Imam Suja i 169

20 Nama perusahaan Covarian(R i,r m) Varian pasar (σ 2 m ) Β PT Bank Negara Indonesia Tbk 0, , , PT Bank Danamon indonesia Tbk 0, , , PT Bank Mandiri Tbk 0, , , PT Bakrie Telecom Tbk 0, , , PT Bumi Resources Tbk 0, , , PT Charoen Pokhpand Indonesia Tbk 0, , , PT Bakrieland Development Tbk 0, , , PT Indofood Sukses Makmur Tbk 0, , , PT Indosat Tbk 0, , , PT Perusahaan Gas Negara Tbk 0, , , PT Tambang Batubara bukit Asam 0, , , PT Holcim Indonesia Tbk 0, , , PT Timah Tbk 0, , , PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 0, , , PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk 0, , , PT United Tractors Tbk 0, , , Sumber:data di olah Tabel 6. Perhitungan Portofolio optimal sesuai urutan saham Kode ERi β 170 Roifatul Fauziyah & A Yusuf Imam Suja i σ2ei ERBi A A B B C AALI 0, , , ANTM 0, , , ASII 0, , , BBCA 0, , , BBRI 0, , , BBNI 0, , , BDMN 0, , , BMRI 0, , , BTEL 0, , , BUMI 0, , , CPIN 0, , , ELTY 0, , , INDF 0, , , ISAT 0, , , PGAS 0, , , PTBA 0, , SMCB 0, , TINS 0, , , TLKM 0, , UNSP 0, , UNTR 0, , Sumber:data di olah Tabel 7. Perhitungan Portofolio optimal sesuai urutan ERBi dari data yang tertinggi sampai dengan data yang terendah Kode ERi β σ2ei ERBi A A B B C INDF ANTM AALI ASII ELTY BMRI UNTR BTEL TLKM SMCB ISAT PTBA BBRI

21 UNSP BDMN PGAS BBNI CPIN TINS BBCA BUMI Sumber: data di olah C*= Dengan demikian dari 21 saham yang membentuk portofolio optimal yaitu INDF, ANTM, dan AALI. Tabel 8. Perhitungan proporsi saham Kode perusahaan Xi Wi ERp βp INDF ANTM AALI Menghitung proporsi saham: Xi = = σ2ep risk p Setelah di ketahui ratarata X maka dapat menghitung proporsi masingmasing saham Wi, sebagai berikut: W INDF = = W ANTM = = W AALI = = Telah diketahui proporsi saham masingmasing perusahaan yaitu perusahaan PT Indofood sukses makmur (INDF) sebesar atau %, PT Aneka Tambang (ANTM) sebesar atau 95,16% dan PT Astra Agro Lestari (AALI) sebesar atau 4.8%. Return ekspektasi portofolio: ERP=( x )+( x )+( x ) = = 2,1 % Return Ekspektasi portofolio yang di inginkan sebesar atau 2,1% masingmasing perusahaan. Risiko portofolio: σp βp = βp 2 σ 2 M + σ 2 EP = ( x )+( x )+( x ) = βp 2 = = σ 2 ep =( x )+( x )+( x ) Roifatul Fauziyah & A Yusuf Imam Suja i

22 σ 2 p = = βp 2 σ 2 M + σ 2 EP =( )( ) = σ p = = = 2.3% Dengan mengetahui Return Ekspektasi portofolio maka dapat mengetahui risiko portofolio sebesar 0, atau 2,3%. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari pendekatan Capital Asset Pricing Model (CAPM) dalam menilai risiko dan return pada saham LQ 45 menghasilkan beberapa saham yang agresif dan saham yang defensif. Terdapat 21 perusahaan yang memenuhi kriteria tersebut dan layak untuk di investasikan antara lain PT Astra agro lestari, PT Aneka tambang, PT Astra internasional, PT Bank central asia, PT Bank rakyat indonesia, PT Bank negara indonesia, PT Bank danamon, PT bank mandiri,pt Bakrie telecom,pt Bumi recorces, PT Charoen pokhpand indonesia, PT Bakrieland development, PT Indofood sukses makmur, PT Indosat,PT perusahaan gas indonesia, PT Tambang batu bara bukit asam, PT Holcim, PT Timah, PT Telekomunikasi indonesia,pt Bakrie sumatra plantations, PT United tractors. Pilihan berinvestasi yang terbaik pada saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia di lihat dari sisi risiko dan return harus memenuhi kriteria tertentu yaitu aktif di perdagangkan di BEI, selama telah tercatat dalam perusahaan LQ45 secara berturutturut. Dari penelitian pada bab sebelumnya terdapat 21 jenis saham yang memiliki kriteria ada tetapi 3 jenis saham yang memiliki proporsi saham optimal dan layak untuk di investasikan antara lain PT Indofood sukses makmur, PT Aneka tambang, dan PT Astra agro lestari. Saran Dengan memberikan batasan tertentu terhadap apa yang di tetapkan dalam analisis CAPM maka saran yang dapat di berikan untuk membantu calon investor dalam menilai investasi yang paling menguntungkan berdasarkan risiko dan return saham antara lain: 1. Dalam menginvestasikan dana di pasar modal investor hendaknya mempertimbangkan tingkat risiko dari setiap saham dan tingkat pengembalian saham yang akan di terima dari suatu saham di masa yang akan datang sehingga tidak mengalami kerugian. 172 Roifatul Fauziyah & A Yusuf Imam Suja i

23 2. untuk penelitian selanjutnya hendaknya menggunakan jenis saham yang berbeda agar dapat menggunakan model lain seperti APT untuk menetukan pilihan berinvestasi dan menentukan tingkat pengembalian saham. 3. Untuk investor yang akan berinvestasi pada saham LQ45 haendaknya memilih saham yang memiliki portofolio optimal. DAFTAR PUSTAKA Bank Indonesia Data Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia. (2 juni 2012). Fakhrudin,M.dan M Sopian Perangkat Dan Model Analisis Investasi Di Pasar Modal. Jakarta:penerbit Elex Media komputindo. Gitosudarmo, Indriyo dan Basri Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE. Husnan, Suad DasarDasar Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas. Edisi ketiga.yogyakarta:upp AMP YKPN. Husnan, Suad Pengujian CAPM di BEJ periode Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol 13, no.4,8997. Jogiyanto Teori Portofolio Dan Analisis Investasi. Edisi ketiga. Yogyakarta: BPFE. Suja i, Imam Yusuf Teori Portofolio Modul 05 Pemilihan Portofolio, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Malang. Tandelilin, Eduardus Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio. Edisi pertama. Yogyakarta:BPFE *) Roifatul Fauziyah adalah alumnus Fakultas Ekonomi Universitas islam Malang **) A Yusuf Imam Suja i adalah dosen tetap Fakultas Ekonomi Unisma Roifatul Fauziyah & A Yusuf Imam Suja i 173

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Dalam portofolio yang dibentuk, kita membentuk kombinasi yang optimal dari beberapa asset (sekuritas) sehingga

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIA N

BAB 3 METODE PENELITIA N BAB 3 METODE PENELITIA N 3.1 Desain Penelitian Berikut ini merupakan desain penelitian yang digunakan penulis: Tujuan Penelitian Desain Penelitian Jenis Penelitian Metode Penelitian Unit Analisis Time

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Perkembangan pasar modal di Indonesia saat ini semakin meningkat. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya investor yang menjadikan pasar modal sebagai alternatif berinvestasi. Meskipun demikian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan dana

Lebih terperinci

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD Portofolio Efisien PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL Portofolio efisien diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. optimal pada saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Jumlah keseluruhan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. optimal pada saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Jumlah keseluruhan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk membentuk portofolio yang memberikan komposisi optimal pada saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Jumlah keseluruhan saham yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh keuntungan tertentu. Investasi memiliki 2 bentuk yaitu investasi pada real asset produktif seperti

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar

I. PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar modal yaitu Bursa Efek Jakarta ( Jakarta Stock Exchange ) dan Bursa Efek Surabaya (Surabaya

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL BERDASARKAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA SAHAM-SAHAM KELOMPOK INDEKS LQ-45

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL BERDASARKAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA SAHAM-SAHAM KELOMPOK INDEKS LQ-45 ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL BERDASARKAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA SAHAM-SAHAM KELOMPOK INDEKS LQ-45 Esi Fitriani Komara, SE Manajemen, UNJANI Jl. Terusan Jenderal Sudirman, Cimahi esifitriani91@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama dalam proses alokasi dana masyarakat. Perkembangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar modal adalah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan

I. PENDAHULUAN. Pasar modal adalah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan penawaran dan permintaan dana jangka panjang dalam bentuk efek dan saham. Fungsi dari bursa efek di

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survei

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survei III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survei terhadap objek penelitian. Cooper dan Schindler dalam Salamah (2011) menyatakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim, 2005:4). Untuk melakukan

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)

ANALISIS HUBUNGAN RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) ANALISIS HUBUNGAN RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) Anton (anton_lee90@yahoo.com) Ervita Safitri (ervitasafitri@gmail.com)

Lebih terperinci

Dalam perlakuan akuntansi selalu disarankan agar tidak banyak kas yang menganggur (idle cash), cara untuk mencegah kas menganggur salah satunya adalah

Dalam perlakuan akuntansi selalu disarankan agar tidak banyak kas yang menganggur (idle cash), cara untuk mencegah kas menganggur salah satunya adalah ABSTRAK Dalam perlakuan akuntansi selalu disarankan agar tidak banyak kas yang menganggur dengan jalan investasi. Investasi merupakan penanaman sejumlah dana dalam bentuk uang ataupun barang yang diharapkan

Lebih terperinci

Arinda Sasmita Rahma Raden Rustam Hidayat Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Arinda Sasmita Rahma Raden Rustam Hidayat Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang PENERAPAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) UNTUK PENETAPAN KELOMPOK SAHAM EFISIEN (Studi Pada Saham Saham Perusahaan yang Terdaftar di Indeks LQ-45 Periode 2012 2015) Arinda Sasmita Rahma Raden

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau BAB III METODELOGI PEELITIA 3.1 Tipe Penelitian Penelitian yang dilakukan berupa penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitan yang dilakukan untuk mengetahui variabel mandiri, baik satu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai

Lebih terperinci

Dua model keseimbangan:

Dua model keseimbangan: Dua model keseimbangan: 3/40 Capital Asset Pricing Model (CAPM) Arbitrage Pricing Theory (APT) CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) CAPM adalah model hubungan antara tingkat return harapan dari suatu aset

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Adapun penelitian mengenai CAPM salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Dewi Irawati (2010) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Metode CAPM

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1. Pengertian Portofolio Dalam fenomena yang terjadi pada dunia keuangan, "portofolio" digunakan untuk menyebutkan kumpulan investasi yang dimiliki oleh

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PORTFOLIO INDEKS SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) DENGAN PENDEKATAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERIODE AGUSTUS 2007 S/D JULI 2010

OPTIMALISASI PORTFOLIO INDEKS SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) DENGAN PENDEKATAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERIODE AGUSTUS 2007 S/D JULI 2010 OPTIMALISASI PORTFOLIO INDEKS SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) DENGAN PENDEKATAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERIODE AGUSTUS 2007 S/D JULI 2010 Muninghar Dosen Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi,

Lebih terperinci

IV. PEMBAHASAN. pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan

IV. PEMBAHASAN. pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan IV. PEMBAHASAN 4. 1. Gambaran Umum Indeks LQ 45 terdiri dari 45 saham yang telah terpilih melalui berbagai kriteria pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan kapitalisasi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. dengan yang digunakan untuk menghitung IHSG yaitu berdasarkan indeks yang

BAB IV PEMBAHASAN. dengan yang digunakan untuk menghitung IHSG yaitu berdasarkan indeks yang BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian JII (Jakarta Islamic Indeks) pertama kali diluncurkan oleh BEI (pada saat itu masih bernama Bursa Efek Jakarta) bekerjasama dengan PT Danareksa Investment

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi obyek penelitian, desain penelitian, variabel dan skala pengukuran, metode pengumpulan data, jenis data, dan metode

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Analisa penilaian kinerja saham Jakarta Islamic Index dalam penelitian ini,

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Analisa penilaian kinerja saham Jakarta Islamic Index dalam penelitian ini, BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Analisa penilaian kinerja saham Jakarta Islamic Index dalam penelitian ini, diukur dengan menggunakan rasio Sharpe yaitu diukur dengan cara membandingkan antara premi risiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Secara umum pendapatan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Secara umum pendapatan penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan laporan Organisasi Dana Moneter Internasional (IMF), Indonesia merupakan salah satu negara Asia Pasifik yang memiliki posisi penting dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Mustain (2007) dengan judul analisis pembentukan portofolio saham optimal penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui saham apa saja yang dapat

Lebih terperinci

CAKUPAN PEMBAHASAN MATERI 6 MODEL-MODEL KESEIMBANGAN

CAKUPAN PEMBAHASAN MATERI 6 MODEL-MODEL KESEIMBANGAN MATERI 6 MODEL-MODEL KESEIMBANGAN Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. CAKUPAN PEMBAHASAN Overview CAPM (Capital Asset Pricing Model) Portofolio pasar Garis pasar modal Garis pasar sekuritas Estimasi Beta

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN STOCHASTIC DOMINANCE DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN STOCHASTIC DOMINANCE DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN STOCHASTIC DOMINANCE DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI (Studi Pada Saham-Saham Indeks Sri-Kehati Yang Listing Di

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. (Jogiyanto, 2007). Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji

BAB III METODELOGI PENELITIAN. (Jogiyanto, 2007). Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji 40 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu bertujuan untuk menggambarkan atau mendefinisikan apa yang terlibat di dalam suatu kegiatan, apa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... iv Daftar Lampiran... v

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... iv Daftar Lampiran... v i DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... iv Daftar Lampiran... v I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 8 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian...

Lebih terperinci

ANALISIS PEMILIHAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM SYARIAH DENGAN SINGLE-INDEX MODEL

ANALISIS PEMILIHAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM SYARIAH DENGAN SINGLE-INDEX MODEL ANALISIS PEMILIHAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM SYARIAH DENGAN SINGLE-INDEX MODEL Yuni Pristiwati Noer W Jurusan Akuntansi, STIE Swastamandiri Surakarta, Email: yuni_pristi@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara

III. METODE PENELITIAN. yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara sistematis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia sejak tahun 1987 tidak bergantung lagi pada pendanaan dari sumber

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia sejak tahun 1987 tidak bergantung lagi pada pendanaan dari sumber 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era ekonomi modern seperti saat ini perusahaan sangat memerlukan tambahan modal agar kinerja perusahaan terus maju dan berkembang. Perusahaan di Indonesia sejak

Lebih terperinci

Amelinda Islamey Suhadak Nila Firdausi Nuzula Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Amelinda Islamey Suhadak Nila Firdausi Nuzula Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM LQ45 MENGGUNAKAN HARGA TERTINGGI, HARGA TERENDAH, DAN CLOSE PRICE DALAM KEPUTUSAN INVESTASI (Studi pada Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014) Amelinda Islamey Suhadak

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI Retno Anggraini rhetnow_anggrainiii@yahoo.co.id Andayani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia

Lebih terperinci

Model-model Keseimbangan

Model-model Keseimbangan Materi 5 Model-model Keseimbangan Prof. Dr. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. MODEL-MODEL MODEL KESEIMBANGAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) PORTOFOLIO PASAR GARIS PASAR MODAL (CAPITAL GARIS PASAR SEKURITAS

Lebih terperinci

Wildan Deny Saputra Suhadak Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Wildan Deny Saputra Suhadak Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang PENGGUNAAN METODE CAPITAL ASSET PICING MODEL (CAPM) DALAM MENENTUKAN SAHAM EFISIEN (Studi pada Saham-Saham Perusahaan yang Terdaftar di Indeks Kompas100 Periode 2010-2013) Wildan Deny Saputra Suhadak Devi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN RETURN SAHAM KOMPAS 100 MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN MODEL RANDOM. Linda Ratna Sari

PERBANDINGAN RETURN SAHAM KOMPAS 100 MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN MODEL RANDOM. Linda Ratna Sari PERBANDINGAN RETURN SAHAM KOMPAS 100 MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN MODEL RANDOM Linda Ratna Sari ratnaslinda@gmail.com Prijati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT Some

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penentuan tempat pada penelitian ini ditentukan dengan sengaja

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penentuan tempat pada penelitian ini ditentukan dengan sengaja BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penentuan tempat pada penelitian ini ditentukan dengan sengaja (purposive) yaitu di PT. Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

Penerapan Model Indeks Tunggal dalam Menghitung Beta Saham Jakarta Islamic Index untuk Mengukur Risiko Sistematis

Penerapan Model Indeks Tunggal dalam Menghitung Beta Saham Jakarta Islamic Index untuk Mengukur Risiko Sistematis Jurnal Penelitian Sains Volume 13 Nomer 2(A) 13203 Penerapan Model Indeks Tunggal dalam Menghitung Beta Saham Jakarta Islamic Index untuk Mengukur Risiko Sistematis Yuli Andriani Jurusan Matematika FMIPA,

Lebih terperinci

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM SAHAM INDEK LQ-45 DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEKS TUNGGAL DI BEI PERIODE 2006 SAMPAI 2010 SKRIPSI

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM SAHAM INDEK LQ-45 DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEKS TUNGGAL DI BEI PERIODE 2006 SAMPAI 2010 SKRIPSI ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM SAHAM INDEK LQ-45 DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEKS TUNGGAL DI BEI PERIODE 2006 SAMPAI 2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya pada BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Investasi Teori investasi menjelaskan bahwa keputusan investasi selalu menyangkut dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah reaksi pasar terhadap

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah reaksi pasar terhadap 45 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini adalah reaksi pasar terhadap kandungan informasi pengumuman dividen terhadap return saham yang diukur dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Di era globalisasi ini, perkembangan perusahaan go public semakin pesat. Saham-saham diperdagangkan untuk menarik para investor menanamkan modal pada

Lebih terperinci

Yesica Yohantin Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

Yesica Yohantin Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma PENGGUNAAN METODE CAPM DALAM MENILAI RISIKO DAN RETURN SAHAM UNTUK MENENTUKAN PILIHAN BERINVESTASI PADA SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE JANUARI 2004-DESEMBER 2008 DI BURSA EFEK INDONESIA Yesica Yohantin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi 1.1.1 Gambaran Umum LQ45 Indeks LQ45 terdiri dari 45 saham dengan likuiditas (liquidity) tinggi yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan LQ 45 dari bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Januari 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan LQ 45 dari bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Januari 2016. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian berlangsung ketika meneliti data historis penutupan saham perusahaan LQ 45 dari bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Januari

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL

PENGGUNAAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL Penggunaan Metode Capital (Herarum Sekarwati) 425 PENGGUNAAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL DALAM MENENTUKAN KEPUTUSAN BERINVESTASI SAHAM ( Studi Pada Saham Indeks Kompas 100 di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

Wiwit Hariyanto Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Indonesia

Wiwit Hariyanto Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Indonesia Kombinasi Expected Return dan Risiko Melalui Diversifikasi Saham LQ 45 Dalam Rangka Pemilihan Investasi Saham Di bursa Efek Indonesia Melalui Pembentukan Portofolio Optimal Wiwit Hariyanto Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

Din Haidiati Topowijono Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ABSTRACT ABSTRAK

Din Haidiati Topowijono Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang   ABSTRACT ABSTRAK PENERAPANIMETODEICAPITALIASSETIPRICINGIMODELI(CAPM) SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI SAHAM (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Indeks IDX30 Periode Juli 2012-Juni 2015) Din Haidiati Topowijono

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL INDEKS TUNGGAL UNTUK MENETAPKAN KOMPOSISI PORTOFOLIO OPTIMAL

PENERAPAN MODEL INDEKS TUNGGAL UNTUK MENETAPKAN KOMPOSISI PORTOFOLIO OPTIMAL PENERAPAN MODEL INDEKS TUNGGAL UNTUK MENETAPKAN KOMPOSISI PORTOFOLIO OPTIMAL (Studi Pada Saham-Saham LQ 45 yang Listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010-2012) Windy Martya Wibowo Sri Mangesti Rahayu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saham, dengan harapan expected return yang diperoleh akan tinggi. Namun pada

BAB 1 PENDAHULUAN. saham, dengan harapan expected return yang diperoleh akan tinggi. Namun pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian yang tidak selalu stabil, membuat para pengusaha untuk mengantisipasi dalam mengolah dana perusahaannya. Tidak jarang para pengusaha memilih

Lebih terperinci

Keywords : optimal portfolio, single index method, Kompas 100, IHSG. viii

Keywords : optimal portfolio, single index method, Kompas 100, IHSG. viii ABSTRACT In investing, forming an optimal portfolio is one step that need to be done in order to make the investment can produce an optimal return with risk that investors can bear. One way on forming

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal

I. PENDAHULUAN. dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan pengeluaran modal saat ini, untuk mendapatkan keuntungan dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal sebagai kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan komitmen sejumlah dana dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut merupakan kompensasi

Lebih terperinci

MATERI 6 MODEL-MODEL KESEIMBANGAN

MATERI 6 MODEL-MODEL KESEIMBANGAN MATERI 6 MODEL-MODEL KESEIMBANGAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) PORTOFOLIO PASAR GARIS PASAR MODAL (CAPITAL MARKET LINE/CML) GARIS PASAR SEKURITAS (SECURITY MARKET LINE/SML) PENGUJIAN TERHADAP CAPM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Kuncoro (2013: 145). Data kuantitatif adalah data yang

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Kuncoro (2013: 145). Data kuantitatif adalah data yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data 3.1.1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data kuantitatif. Menurut Kuncoro (2013: 145). Data kuantitatif adalah data

Lebih terperinci

Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Metode Single Indeks Saham. Presented By : Slamet Hidayatulloh

Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Metode Single Indeks Saham. Presented By : Slamet Hidayatulloh Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Metode Single Indeks Saham Pada Jakarta Islamic Index (JII) Presented By : Slamet Hidayatulloh BAB I ( LATAR BELAKANG, RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH )

Lebih terperinci

Retno Dwi Sulistiani Topowijono Maria Gorreti Wi Endang NP Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Retno Dwi Sulistiani Topowijono Maria Gorreti Wi Endang NP Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM BERDASARKAN METODE MODEL INDEKS TUNGGAL (Studi pada Saham Perusahaan yang Tercatat dalam Indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016) Retno Dwi Sulistiani

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengumpulan Data dan Praproses Data yang digunakan berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia dari bulan Januari 2004 sampai dengan Desember 2009. Sampai dengan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. atau keuntungan atas uang tersebut (Ahmad, 1996:3). Investasi pada hakikatnya

LANDASAN TEORI. atau keuntungan atas uang tersebut (Ahmad, 1996:3). Investasi pada hakikatnya II. LANDASAN TEORI 2.1. Investasi Investasi adalah menempatkan dana dengan harapan memperoleh tambahan uang atau keuntungan atas uang tersebut (Ahmad, 1996:3). Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan

Lebih terperinci

INFORMASI PASAR DALAM ANALISIS KEUANGAN

INFORMASI PASAR DALAM ANALISIS KEUANGAN INFORMASI PASAR DALAM ANALISIS KEUANGAN PENGANTAR Analis bisa menggunakan informasi dari luar perusahaan Informasi dari pasar keuangan cukup banyak, dan bisa digunakan sebagai sumber informasi bagi analis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitin ini adalah seluruh perusahaan yang masuk dalam index LQ-45 di BEI.

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitin ini adalah seluruh perusahaan yang masuk dalam index LQ-45 di BEI. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitin ini adalah seluruh perusahaan yang masuk dalam index LQ-45 di BEI. Teknik pengambilan sampel penelitian didasarkan pada purposive

Lebih terperinci

PENGGUNAAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL

PENGGUNAAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL PENGGUNAAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) UNTUK PENGELOMPOKAN DAN PENILAIAN EFISIENSI SAHAM (Studi pada - Perusahaan Sektor Pertambangan (Mining) yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode

Lebih terperinci

Daftar anggota saham LQ-45 Periode Januari-Desember 2011

Daftar anggota saham LQ-45 Periode Januari-Desember 2011 36 LAMPIRAN 1 Daftar anggota saham LQ-45 Periode Januari-Desember 2011 No. Nama Emiten Frekuensi Jumlah Kode Nama Perusahaan November 10 Januari 11 Februari Juli 11 Agustus 11 Januari 12 1. AALI Astra

Lebih terperinci

ANALISIS PORTOFOLIO MENGGUNAKAN INDEKS TUNGGAL UNTUK OPTIMALISASI SAHAM PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BEI

ANALISIS PORTOFOLIO MENGGUNAKAN INDEKS TUNGGAL UNTUK OPTIMALISASI SAHAM PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BEI ANALISIS PORTOFOLIO MENGGUNAKAN INDEKS TUNGGAL UNTUK OPTIMALISASI SAHAM PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BEI Moch. Erric Valdino erric_valdino@yahoo.com Prijati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)

Lebih terperinci

RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO

RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO RETURN Definisi : merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Komponen Return : Yield dan Capital Gain ( Loss). Yield

Lebih terperinci

σ = LAMPIRAN 1 : Bagan Prosedur Penelitian Data Analisis Kinerja Tingkat Laba Harian (MDS dan LQ45) Rata-rata Tingkat Laba Harian (GMR)

σ = LAMPIRAN 1 : Bagan Prosedur Penelitian Data Analisis Kinerja Tingkat Laba Harian (MDS dan LQ45) Rata-rata Tingkat Laba Harian (GMR) L1 LAMPIRAN 1 : Bagan Prosedur Penelitian Data Analisis Kinerja Tingkat Laba Harian (MDS dan LQ45) R i Pt = Ln P t 1 x 100 % Hitung Korelasi CAPM Rata-rata Tingkat Laba Harian (GMR) 1/ n ( 1+ R )( 1+ R

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Intesitas transaksi setiap sekuritas di pasar modal berbeda - beda. Sebagian sekuritas memiliki frekuensi yang sangat tinggi dan aktif diperdagangkan

Lebih terperinci

PORTOFOLIO OPTIMAL UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN

PORTOFOLIO OPTIMAL UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN PORTOFOLIO OPTIMAL UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN Arlinda Yuliarti arlinda.yulia@gmail.com Sasi Agustin Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal yang semakin berkembang dan meningkatnya keinginan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal yang semakin berkembang dan meningkatnya keinginan masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat bisnis. Hal ini disebabkan oleh kegiatan pasar modal

Lebih terperinci

Menentukan Return Portofolio yang Dikenakan Pajak terhadap Deviden dan Capital Gain Menggunakan Capital Asset Pricing Model

Menentukan Return Portofolio yang Dikenakan Pajak terhadap Deviden dan Capital Gain Menggunakan Capital Asset Pricing Model Prosiding Matematika ISSN: 2460-6464 Menentukan Return Portofolio yang Dikenakan Pajak terhadap Deviden dan Capital Gain Menggunakan Capital Asset Pricing Model 1 Siti Jubaedah, 2 Eti Kurniati, 3 Onoy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah saham kepada public di pasar modal atau go public. Selain untuk

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah saham kepada public di pasar modal atau go public. Selain untuk BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu akibat dari persaingan bisnis yang semakin ketat adalah perusahaan harus mencari sumber modal lebih untuk mendanai kegiatan ekspansinya.

Lebih terperinci

Analisis Tingkat Pengembalian Dan Risiko Pembentukan. Perusahaan Sektor Perbankan

Analisis Tingkat Pengembalian Dan Risiko Pembentukan. Perusahaan Sektor Perbankan Analisis Tingkat Pengembalian Dan Risiko Pembentukan Portofolio Optimal Terhadap Perusahaan Sektor Perbankan Nama : Bayu Mayura Pridatama NPM : 10208239 Fak/Jur : Ekonomi - Manajemen / S1 Pembimbing :

Lebih terperinci

Model-model keseimbangan

Model-model keseimbangan Model-model keseimbangan Model-model keseimbangan Capital aset pricing model (CAPM) Model Capital aset pricing model (CAPM) merupakan model keseimbangan yang menggambarkan hubungan risiko dan return secara

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Model Indeks Tunggal, portofolio optimal, expected return, excess return to beta, cut off rate, risk. viii

ABSTRAK. Kata Kunci: Model Indeks Tunggal, portofolio optimal, expected return, excess return to beta, cut off rate, risk. viii ABSTRAK Portofolio optimal merupakan portofolio yang efisien, dimana portofolio tersebut memberikan return ekspektasi terbesar dengan risiko terkecil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saham-saham

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun,

BAB 1 PENDAHULUAN. memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi secara keseluruhan dapat dilihat dari perkembangan pasar modal dan industri sekuritas pada suatu negara. Pasar modal memiliki peranan penting

Lebih terperinci

OVERVIEW. Dua model keseimbangan: Arbitrage Pricing Theory (APT) Capital Asset Pricing Model (CAPM) 3/40

OVERVIEW. Dua model keseimbangan: Arbitrage Pricing Theory (APT) Capital Asset Pricing Model (CAPM) 3/40 OVERVIEW Dua model keseimbangan: 3/40 Capital Asset Pricing Model (CAPM) Arbitrage Pricing Theory (APT) PENDAHULUAN TENTANG CAPM Penentuan asset pricing suatu sekuritas individual dan/atau portofolio merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS KANDUNGAN INFORMASI PENGUMUMAN LAPORAN KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS KANDUNGAN INFORMASI PENGUMUMAN LAPORAN KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS KANDUNGAN INFORMASI PENGUMUMAN LAPORAN KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA Dea Oktariani Putri Titin Hartini Jurusan Manajemen STIE MDP Abstrak : Tujuan penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM

BAB IV ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM 58 BAB IV ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM A. Saham-saham yang membentuk portofolio optimal Portofolio optimal merupakan portofolio yang terdiri atas saham-saham yang memiliki kombinasi

Lebih terperinci

Bab 3 Risiko dan Hasil pada Aset

Bab 3 Risiko dan Hasil pada Aset M a n a j e m e n K e u a n g a n 59 Bab 3 Risiko dan Hasil pada Aset Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan mengenai definisi, teknik perhitungan, jenis, dan hubungan antara risiko dan hasil.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kegiatan investasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam. kemajuan perekonomian suatu negara. Krisis moneter pada tahun 1997

I. PENDAHULUAN. Kegiatan investasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam. kemajuan perekonomian suatu negara. Krisis moneter pada tahun 1997 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan investasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kemajuan perekonomian suatu negara. Krisis moneter pada tahun 1997 mengakibatkan kondisi perekonomian Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Investasi terdiri dari investasi pada aset riil (tanah, mesin, bangunan),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Investasi terdiri dari investasi pada aset riil (tanah, mesin, bangunan), BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian investasi Investasi terdiri dari investasi pada aset riil (tanah, mesin, bangunan), maupun pada aset-aset financial (deposito, saham ataupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melihat keadaan perekonomian Indonesia yang tidak stabil pada beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Melihat keadaan perekonomian Indonesia yang tidak stabil pada beberapa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat keadaan perekonomian Indonesia yang tidak stabil pada beberapa tahun terakhir ini tentu sangat membuat khawatir para investor yang ingin dan sedang berinvestasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun dengan tujuan mengembangkan perusahaannya. Perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. maupun dengan tujuan mengembangkan perusahaannya. Perusahaan-perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketersediaan dana yang cukup bagi industri memegang peranan yang penting dalam kelangsungan hidup perusahaan karena dana merupakan motor penggerak industri

Lebih terperinci

Analisis Strategi Optimalisasi Portofolio Saham LQ 45 (pada Bursa Efek Indonesia Tahun )

Analisis Strategi Optimalisasi Portofolio Saham LQ 45 (pada Bursa Efek Indonesia Tahun ) Larasati, Irwanto, Permanasari Analisis Strategi Optimalisasi 163 Analisis Strategi Optimalisasi Portofolio Saham LQ 45 (pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011) Dwi Larasati Departemen Manajemen, Fakultas

Lebih terperinci

(Sanusi, 2004). Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat

(Sanusi, 2004). Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara sistematis

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH RISIKO TERHADAP RETURN YANG DIHARAPKAN UNTUK MENENTUKAN PILIHAN BERINVESTASI PADA SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)

ANALISIS PENGARUH RISIKO TERHADAP RETURN YANG DIHARAPKAN UNTUK MENENTUKAN PILIHAN BERINVESTASI PADA SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) ANALISIS PENGARUH RISIKO TERHADAP RETURN YANG DIHARAPKAN UNTUK MENENTUKAN PILIHAN BERINVESTASI PADA SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) Ervita Safitri dan Fitantina Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat historis.

METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat historis. III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat historis. Sumber data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Menginvestasikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Menginvestasikan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Menginvestasikan sejumlah dana pada asset

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh

BAB II LANDASAN TEORI. penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Investasi Investasi adalah menempatkan dana dengan harapan memperoleh tambahan uang atau keuntungan tersebut (Rodoni, 1996). Investasi pada hakikatnya meruapakan penempatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Tingkat Pengembalian Pasar Dalam penelitian ini, akan dibahas mengenai besarnya risiko tingkat pengembalian pada industri otomotif dan komponennya yang go public di Bursa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di Indonesia makin menunjukkan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di Indonesia makin menunjukkan perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal di Indonesia makin menunjukkan perkembangan yang signifikan ditunjukkan dengan kapitalisasi pasar modal mencapai Rp 5.071 triliun (Oktober

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Industri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Industri Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange (IDX)), merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI SAHAM PERUSAHAAN MAKANAN- MINUMAN DI BEI DENGAN PENDEKATAN CAPM

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI SAHAM PERUSAHAAN MAKANAN- MINUMAN DI BEI DENGAN PENDEKATAN CAPM ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI SAHAM PERUSAHAAN MAKANAN- MINUMAN DI BEI DENGAN PENDEKATAN CAPM Nita Indriana nitaindriana.91@gmail.com Siti Rokhmi Fuadati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)

Lebih terperinci

ANALISA PEMBENTUKAN PORTOFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MARKOWITZ DAN SINGLE INDEX MODEL PADA SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

ANALISA PEMBENTUKAN PORTOFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MARKOWITZ DAN SINGLE INDEX MODEL PADA SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN ANALISA PEMBENTUKAN PORTOFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MARKOWITZ DAN SINGLE INDEX MODEL PADA SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009 2013 Oleh: Dihin Septyanto 1), Bob Kertopati 1) E-mail: dihin.septyanto@esaunggul.ac.id

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAKSI Dalam berinvestasi, investor memiliki berbagai pilihan, baik investasi di sektor riil, pasar uang ataupun pasar modal. Salah satu bentuk investasi di pasar modal adalah dengan membeli saham,

Lebih terperinci

Security Market Line & Capital Asset Pricing Model

Security Market Line & Capital Asset Pricing Model Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD Systematic Risk & Beta Security Market Line & Capital Asset Pricing Model Sebagaimana

Lebih terperinci