Bab I Pendahuluan. Tabel I.1 Perkembangan dan Prakiraan Rasio Elektrifikasi Wilayah Indonesia
|
|
- Yuliana Gunardi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang PT PLN (Persero) merupakan perusahaan satu-satunya yang menyediakan listrik bagi kebutuhan negara Indonesia. Pada tahun 1972, melalui Peraturan Pemerintah No.17, status Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai perusahaan umum listrik negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 27 Oktober 1945 yang dibentuk oleh Presiden Soekarno dengan nama Jawatan Listrik dan Gas. Sebagai perusahaan penyedia listrik nasional, PT PLN memiliki banyak pembangkit listrik untuk melayani pasokan listrik di seluruh daerah di Indonesia. Dalam melayani ketersediaan tenaga listrik di seluruh Indonesia, PT PLN dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun , menargetkan tahun 2022 penduduk dapat menikmati energi listrik di rumah-rumah dengan rasio elektrifikasi mendekati 100%. Pada Tabel I.1 ditunjukkan perkembangan dan prakiraan rasio elektrifikasi sebagai wujud PT PLN dalam menargetkan seluruh wilayah Indonesia terpasang listrik. Tabel I.1 Perkembangan dan Prakiraan Rasio Elektrifikasi Wilayah Indonesia Tahun Rasio Elektrifikasi Menjaga keberlangsungan operasional dari pembangkit listrik di Indonesia dan penambahan kapasitas listrik nasional menjadi hal yang sangat penting dalam menunjang ketersediaan pasokan listrik nasional. PT PLN Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan merupakan salah satu unit penunjang di lingkungan PT PLN, yang memiliki tugas utama untuk melaksanakan penanganan Maintenance, Repair dan Overhaul (MRO) ketenagalisrikan untuk daerah di luar Jawa Bali, dengan berdasarkan penugasan dari PLN Pusat serta unit-unit PLN. 1
2 Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan (Pusharlis) terbagi dari tujuh unit kerja, salah satunya adalah unit workshop I yang berlokasi di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung. Unit ini menangani Maintenance, Repair, dan Overhaul (MRO) peralatan ketenagalistrikan pembangkit listrik dengan kapasitas listrik dibawah MW. Pada umumnya unit ini menangani pembuatan PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro) yang merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan energi potensial air sebagai tenaga penggerak dengan kapasitas listrik yang dihasilkan antara 5 kw sampai dengan 100 kw. PT PLN Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan unit workshop I untuk departemen teknik terdiri dari empat bagian, yaitu bagian permesinan (bertugas dalam membuat komponen-komponen listrik dari bahan mentah menjadi barang jadi), bagian listrik (bertugas dalam instalasi listrik), bagian konstruksi sipil (bertugas dalam konstruksi pembangkit listrik), dan bagian perencanaan dan pengendalian workshop (bertugas dalam perencanaan elektrikal, mekanikal, sipil dan konstruksi, gambar teknik, dan logistik). Bagian listrik, konstruksi sipil, dan perencanaan dan pengendalian workshop saling bekerja sama guna mendukung bagian permesinan. Hal ini dikarenakan core business dari unit workshop ini memproduksi komponen-komponen pembangkit listrik, yang secara tidak langsung menjadikan bagian permesinan menjadi hal yang sangat diperhatikan. Dalam menangani Maintenance, Repair, dan Overhaul (MRO), mesin-mesin yang digunakan memiliki peranan yang sangat penting agar komponen-komponen yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan. Hal ini juga melihat akan sistem back to order yang digunakan (kegiatan proses produksi berdasarkan pesanan), sangat penting dalam menjaga mesin agar dapat memenuhi pesanan yang sudah ditetapkan. Unit workshop I pada bagian permesinan terdiri dari 37 mesin. Berdasarkan hasil wawancara ( Za imuddin Labibi, Asisten Manajer Teknik Unit Workshop I PLN), Mesin Marufuku merupakan salah satu mesin yang berpengaruh besar terhadap pemenuhan order komponen-komponen pembangkit listrik terutama komponen 2
3 listrik untuk PLTMH. Hal ini dikarenakan Mesin Marufuku mempunyai peranan fungsilitas penting yang tinggi yaitu drilling, boring, dan milling dengan tingkat presisi yang tinggi. Pada umumnya setiap komponen-komponen yang dibuat oleh unit workshop I akan melewati proses yang ada pada Mesin Marufuku, sehingga Reliability Mesin Marufuku harus tetap dijaga. Komponen-komponen yang diproduksi pada Mesin Marufuku umumnya untuk pembuatan komponen PLTMH seperti: flange, stay vane, stay ring, fan blade. PLTMH merupakan salah satu Energi Baru dan Terbarukan (EBT) skala kecil yang dicanangkan oleh PT.PLN dalam mencapai target sesuai dengan RUPTL PTMH mempunyai potensi kapasitas sumber daya energi di Indonesia sebesar 500 MW dibandingkan energi terbarukan yang lain seperti biomass, tenaga surya, tenaga angin, dan kelautan. Mesin Marufuku menggunakan sistem CNC (Computer numerically controlled), yaitu sistem otomatis pada mesin yang dilengkapi dengan sistem mekanik dan kontrol berbasis komputer yang mampu membaca instruksi kode, dimana kode tersebut menginstruksikan ke Mesin CNC agar bekerja sesuai dengan benda kerja yang dibuat. Fungsi CNC dalam hal ini lebih banyak menggantikan pekerjaan operator dalam mesin konvensional, misalnya: mengatur gerakan pahat sampai pada posisi siap memotong, kecepatan potong, kedalaman pemotongan. Berdasarkan jenis Mesin CNC, Mesin Marufuku termasuk dalam jenin Mesin CNC 3A, yaitu Mesin CNC dengan tiga axis atau mesin yang memiliki gerakan sumbu utama kearah sumbu koordinat X, Y, dan Z. Dengan menggunakan tiga axis memungkinkan pada Mesin Marufuku bergerak kiri kanan, depan belakang, dan atas bawah, dimana sumbu X digerakkan oleh meja mesin, sumbu Y digerakkan oleh cross rail upper, dan sumbu Z digerakkan oleh saddle. Pada Gambar I.2 memperlihatkan hirarki dari sistem dan subsistem pada Mesin Marufuku berdasarkan pada karakteristik operasional. 3
4 Mesin Marufuku Cross Rail Coolant Table Spindle Saddle Operation Upper System Gambar I.1 Breakdown Structure Mesin Marufuku Dengan melihat core business pada unit ini yaitu sistem produksi back to order yang digunakan oleh PT PLN, maka fokus penelitian pada tugas akhir ini adalah Mesin Marufuku. Mesin Marufuku merupakan mesin yang penting dalam pembuatan komponen-komponen pembangkit listrik, sehingga diperlukan rencana pemeliharaan mesin yang tepat agar mesin dapat beroperasi dengan optimal. Mesin ini sudah beroperasi dari tahun 2000 dengan umur mesin 14 tahun. Adapun dalam pengoperasiannya mesin ini pernah mengalami kerusakan dikarenakan penurunan keandalan dari mesin tersebut. Tabel I.2 Data Downtime Mesin Marufuku Tahun Downtime Mesin Marufuku (jam) Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des TOTAL , , Berdasarkan data Tabel I.2 dapat dilihat bahwa data downtime untuk Mesin Marufuku rata-rata berada di atas batas standar downtime (nol jam) yang telah ditetapkan oleh unit ini. Shift kerja produksi pada unit ini Hari Senin sampai dengan Hari Jumat yang dibagi atas tiga shift, yaitu shift 1 dari jam , shift 2 dari jam , shift 3 dari jam Usaha perusahaan yang dilakukan dalam pemeliharaan mesin yang sudah dilakukan unit workshop I yaitu dengan menggunakan instruksi kerja pemeliharaan mesin seperti yang dapat dilihat pada Tabel I.3. Kegiatan ini masih bersifat konvensional dimana bagian 4
5 dari permesinan melakukan kegiatan maintenance mesin berdasarkan instruksi yang ada tanpa adanya peninjauan kembali dan keadaan data lama, sehingga jadwal perawatan sekarang dinilai belum efektif dan berdampak pada downtime Mesin Marufuku yang dihasilkan. Downtime mesin ini berdampak pada meningkatnya risiko perusahaan yang ditanggung akibat dari kegagalan mesin yang menyebabkan proses produksi menjadi tidak berjalan dengan baik. Adapun tujuan keseluruhan dari proses pemeliharaan adalah untuk meningkatkan profitabilitas operasi dan mengoptimalkan biaya siklus hidup dari mesin. Tabel I.3 Instruksi Kerja Pemeliharaan Mesin Urutan Kerja Standard Pelaksanaan Bersihkan Harus Bersih Dilakukan Seluruh body mesin Dari debu dan kotoran Setiap hari Peralatan bantu lainnya Dari debu dan gram Setiap hari Spindle chuck drill Dari debu dan gram Setiap hari Penampungan gram Dari debu dan gram Setiap hari Slideway/ bed Dari debu dan kotoran Setiap hari Box power supply Dari debu dan kotoran Setiap hari Panel komputer Dari debu dan kotoran Setiap hari Tambahkan/ Isi Oli Pengisian oli Ditambah/ diisi Tank oli hydraulic Sampai batas maksimum 1 minggu sekali Slide way/ table dan base Sampai batas maksimum 1 minggu sekali Arbor dan support Secukupnya 1 minggu sekali Spindle head dan column Secukupnya 1 minggu sekali Feed gearbox Secukupnya 6 bulan sekali Oil lubrication Sampai batas maksimum 6 bulan sekali Stempet/ Grease Pengisian stempet/ grease Dilakukan Swilhead Secukupnya/ 5 gram 6 bulan sekali Bearing Secukupnya/ 30 gram 6 bulan sekali Screw bearing Secukupnya/ 5 gram 6 bulan sekali Coolant/ Air Pendingin Dilakukan Kuras/ ganti air oli Bersih tidak berbau/ kotor 3 Hari Sekali/ Bila Perlu Tambahkan oli coolant 1 ltr Metasol : 20 ltr air bersih 2 Hari Sekali/ Bila Perlu 5
6 Metode RBM (Risk-based Maintenance) yang diperkenalkan oleh Faisal I. Khan dan Mahmoud R. Haddara (Memorial University of Newfoundland, Kanada), merupakan metode yang bertujuan untuk mengurangi besarnya probabilitas terjadinya kegagalan pada sistem dalam menjalankan fungsinya dan risiko kegagalan yang mungkin dapat terjadi, dengan mengoptimalkan waktu perawatan. Metode yang akan digunakan pada penelitian ini dengan melihat kepada data downtime Mesin Marufuku adalah RBM (Risk-based Maintenance). Dengan RBM yang bersifat kuantitatif, maka nantinya akan dapat memberikan usulan perencanaan perawatan mesin yang optimal, dengan mempertimbangkan kemungkinan risiko-risiko yang dapat terjadi akibat kegagalan fungsi dari Mesin Marufuku. I.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun rumusan masalah yang akan diteliti pada tugas akhir ini adalah: 1. Apa saja kegagalan yang dapat terjadi dan penyebab kegagalan pada Mesin Marufuku? 2. Berapa besar risiko yang ditanggung oleh PT PLN Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan Unit Workshop I ketika Mesin Marufuku tidak dapat menjalankan fungsinya? 3. Berapa waktu optimal yang dibutuhkan dalam melakukan perawatan overhaul pada Mesin Marufuku? 4. Berapa besar perbandingan risiko yang ditanggung perusahaan sebelum dan sesudah dilakukan perawatan overhaul pada Mesin Marufuku? I.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari tugas akhir ini adalah: 1. Mengetahui kegalan dan penyebab terjadinya kegagalan pada Mesin Marufuku dengan menggunakan FTA (Fault Tree Analysis). 6
7 2. Mengetahui besar risiko yang ditanggung oleh PT PLN Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan Unit Workshop I ketika terjadi kerusakan pada Mesin Marufuku dengan menggunakan metode RBM. 3. Menentukan waktu optimal dalam melakukan perawatan Overhaul pada Mesin Marufuku dengan metode RBM. 4. Mengetahui besar perbandingan risiko yang ditanggung perusahaan sebelum dan sesudah dilakukan perawatan overhaul pada Mesin Marufuku dengan menggunakan metode RBM. I.4 Batasan Penelitian Batasan masalah yang digunakan pada tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Data historis yang digunakan adalah data April 2012 sampai dengan bulan Januari Tidak membahas hal-hal teknis mengenai mesin. 3. Penentuan gaji lembur per jam yang digunakan mengikuti aturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. 4. Consequence assessment yang dilakukan berfokus pada system performance loss. 5. Tugas akhir ini dibatasi hingga pada pengajuan usulan, sedangkan implementasi dan penerapan usulan tidak termasuk dalam pembahasan. I.5 Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini, manfaat yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Membantu unit ini dalam mengetahui besarnya risiko yang terjadi ketika Mesin Marufuku mengalami downtime. 2. Membantu unit ini dalam memberikan usulan dalam menentukan kebijakan perencanaan perawatan Overhaul pada Mesin Marufuku dengan menentukan waktu perawatan yang optimal dengan menggunakan metode RBM. I.6 Sistematika Penulisan Tugas akhir ini diuraikan dengan sistematika penulisan sebagai berikut: 7
8 Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab VI Bab VI Pendahuluan Pada bab ini berisi uraian mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, dan manfaat dari penelitian ini. Tinjauan Pustaka Pada bab ini berisi mengenai teori yang digunakan sebagai acuan dalam melakukan penelitian ini yaitu RBM (Risk-based Maintenance). Metodologi Penelitian Pada bab ini menjelaskan secara sistematis langkah-langkah penelitian dalam merumuskan masalah penelitian, merumuskan tujuan penelitian, pengumpulan dan pengolahan data, melakukan uji data dan merancang pengolahan data. Pengumpulan dan Pengolahan Data Pada bab ini berisi data-data berupa data historis maupun data hasil wawancara dengan teknisi yang terkait. Selanjutnya data-data tersebut akan diolah untuk menjawab tujuan dari penelitian ini berupa interval waktu perwatan optimal dan tindakan perawatan. Analisis Pada bab ini dilakukan analisis terhadap hasil pengolahan data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Kesimpulan dan Saran Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran bagi perusahaan dan penelitian selanjutnya. 8
BAB I PENDAHULUAN. yaitu pakan ternak berbentuk mesh, pellet, dan crumble. PT. Gold Coin memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era kompetisi global saat ini, kemampuan perusahaan untuk memenuhi permintaan konsumen dengan kualitas yang bersaing sangatlah penting. Karena itu, proses produksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri percetakan di Indonesia telah berkembang pesat dan telah memiliki kontribusi terhadap perkembangan perekonomian di Indonesia. Berdasarkan data
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Alokasi Biaya Overhead Menggunakan Metode Tradisional. 1. Departemen Operasi. 2. Departemen Permeliharaan
37 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Alokasi Biaya Overhead Menggunakan Metode Tradisional PT. PLN (Persero) Pembangkitan PLTGU Cilegon merupakan perusahaan jasa yang dalam menghasilkan listrik melibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Untuk meningkatkan persaingan dalam dunia industri, setiap perusahaan harus mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan operasionalnya. Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada dasarnya manusia memiliki salah satu aktivitas yang pasti dilakukan dalam kehidupan sehari-hari yaitu berpindah-pindah tempat. Namun, manusia memiliki keterbatasan
Lebih terperinciTabel I.1 Stasiun dan Fungsinya (Sumber:Rekaman Data PG Tasikmadu)
Bab I Pendahuluan Pada bab ini akan membahas mengenai latar belakang diadakannya penelitian. Bab ini mengangkat permasalahan yang terjadi di Pabrik Gula Tasikmadu dengan menyebutkan gejala-gejala yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meminimisasi terhambatnya proses produksi jika terjadi kerusakan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan PT Pancakarsa Bangun Reksa (PBR) merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang jasa konsultan, desain dan konstruksi, mekanikal, sipil, dan elektrikal
Lebih terperinci2017, No Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Petunjuk Operasional Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus Fisik Penugasan Bidang Energi Skal
No.91, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. DAK Fisik Penugasan Bidang Energi Skala Kecil. Juklak. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2017 TENTANG
Lebih terperinciGambar 1. 1 Pembagian Peran Asset Owner, Asset Manager dan Asset Operator (PT. PLN UPJB, 2014)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permintaan listrik di Indonesia tiap tahunnya selalu meningkat berdasarkan proyeksi kebutuhan listrik Indonesia dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 8,7% per tahun
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Jln. Madukoro AA BB N0. 44 Telp. 7608203, 7610121, 7610122, Fax.7608379 S E M A R A N G - 5 0 1 4 4 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEGIATAN
Lebih terperinciBAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI
BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI Tenaga kerja, material dan perawatan adalah bagian dari industri yang membutuhkan biaya cukup besar. Setiap mesin akan membutuhkan perawatan dan perbaikan meskipun telah dirancang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebutuhan tenaga listrik di Indonesia tumbuh rata-rata sebesar 8,4% per
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan tenaga listrik di Indonesia tumbuh rata-rata sebesar 8,4% per tahun. Hal ini untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang ratarata 6% per tahun. Setiap tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam rangka mendukung kelangsungan produksi sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mesin-mesin dan peralatan produksi merupakan elemen atau unsur yang sangat penting dalam rangka mendukung kelangsungan produksi sebuah perusahaan manufaktur.
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI
KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI J. PURWONO Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Disampaikan pada: Pertemuan Nasional Forum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kondisi saat ini, ketergantungan masyarakat akan energi listrik sangatlah tinggi, sehingga dituntut ketersediaan dan keandalan yang tinggi dari pemegang kuasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Kita tidak dapat dipisahkan dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Kita tidak dapat dipisahkan dari senyawa kimia ini dalam kehidupan sehari-hari. Manfaat air bagi kehidupan kita antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab I pendahuluan berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan asumsi penelitian serta sistematika penulisan laporan penelitian. 1. 1 Latar Belakang
Lebih terperinciADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. terus dilaksanakan. Pembangungan Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pusat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejak bulan Juni 2010 pemerintah Indonesia telah mencanangkan program Indonesia bebas dari pemadaman bergilir. Sehingga kehadiran industri tenaga listrik
Lebih terperinciBAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA
BAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA 3.1 Mesin Bubut Mesin bubut adalah mesin yang dibuat dari logam, gunanya untuk membentuk benda kerja dengan cara menyayat, gerakan utamanya adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai beberapa keunggulan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris mempunyai beberapa keunggulan komparatif yang didukung oleh sumber daya alam dalam pembangunan sektor pertanian. Sektor pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Jumlah produksi listrik Perum Jasa Tirta II. Pembangkitan KWH
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kegiatan perawatan memiliki peranan yang penting dalam mendukung berjalannya suatu sistem agar berjalan dengan baik. Dengan diterapkannya kegiatan perawatan yang tepat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan energi listrik di dalam kehidupan manusia saat ini sangat penting. Hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya kebutuhan energi listrik setiap tahunnya. Namun
Lebih terperinciPRESENSI DOSEN DIPEKERJAKAN KOPERTIS WILAYAH V
Pangkat/Gol. : Perguruan Tinggi : Universitas Ahmad Dahlan Jabatan Fungsional : Bulan : Januari 2014 No. HARI TANGGAL DATANG PULANG. DATANG PULANG 1 Rabu 01-Jan-14 Libur Libur Libur 2 Kamis 02-Jan-14 1.
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis/Desain Penelitian Berdasarkan tingkat eksplanasi, penelitian dibedakan menjadi tiga, yaitu deskriptif, komparatif, dan asosiatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 7,3 6,5 11,0 9,4 10,2 9,6 13,3 12,0 9,6 9,0 12,9 10,4 85,3 80,4 78,1 83,6 74,4 75,9 65,5 76,6 71,8 74,0 61,2 73,5
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Proyeksi permintaan energi listrik di Indonesia tumbuh pesat setiap tahunnya. Sebagaimana dipublikasikan oleh PT. Perusahaan Listrik Negara (persero) dalam Rencana Usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. operasi pada suatu perusahaan adalah kesiapan mesin mesin produksi dalam. diperlukan adanya suatu sistem perawatan yang baik.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketidakstabilan perekonomian dan semakin tajamnya persaingan di dunia industri mengharuskan suatu perusahaan untuk lebih meningkatkan kelancaran kegiatan
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Dalam suatu perusahaan biaya kualitas memengang peranan yang sangat penting bagi perusahaan dalam meningkatkan profitabilitas, untuk itu perusahaan perlu melakukan pengendalian biaya kualitas untuk
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) A. LATAR BELAKANG - Dasar Hukum Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah dalam upaya untuk pengembangan sektor ketenagalistrikan guna meningkatkan pertumbuhan
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. Selama ini sumber energi utama yang dikonversi menjadi energi listrik
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini Indonesia berada di ambang krisis energi. Lebih dari 37 juta penduduk Indonesia, atau setara sekitar 15% dari total jumlah penduduk, saat ini tidak memiliki
Lebih terperinciPembagian Tugas & Tanggung Jawab. Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian pada
Lampiran 1 Pembagian Tugas & Tanggung Jawab Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian pada struktur organisasi di PT Pusaka Prima Mandiri menurut jabatan dan posisinya adalah sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu energi yang populer dibandingkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Energi listrik merupakan salah satu energi yang populer dibandingkan energi-energi lain. Jumlah dan ragam pemakaiannya sudah banyak kita temui dalam kehidupan masyarakat
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan potensi ekonomi yang cukup kuat di Asia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produk, kehandalan dan kelancaran suatu proses serta biaya. Hal ini memicu para
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Sistem manajemen perawatan merupakan hal yang sangat penting untuk diterapkan di sektor industri manufaktur karena proses perawatan sendiri merupakan aspek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kalangan pendidikan tinggi untuk dapat meningkatkan kemampuan dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan dalam bidang teknologi yang semakin berkembang merupakan aspek sebuah pengetahuan dan teknologi yang mengharuskan kalangan pendidikan tinggi untuk
Lebih terperinciPembagian Tugas dan Tanggung Jawab dari masing-masing jabatan di PT. Perkebunan Nusantara I Unit Tanjung Seumantoh
Lampiran 1 Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab dari masing-masing jabatan di PT. Perkebunan Nusantara I Unit Tanjung Seumantoh 1. Manajer/Kepala Pabrik Kepala Pabrik atau Manajer bertanggung jawab kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHAHULUAN I.1
BAB I PENDAHAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tentunya ingin selalu meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meningkatkan hasil produksinya. Produk yang berkualitas merupakan produk yang memenuhi
Lebih terperinciBenny Marbun Kepala Divisi Niaga PT PLN (Persero) Batam, 23 November 2012
Benny Marbun Kepala Divisi Niaga PT PLN (Persero) Batam, 23 November 2012 1. 1 Proses produksi menuntut tersedianya pasokan listrik yang cukup, handal dan berkualitas 2. 2 PLN belum dapat menyediakan pasokan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. Recycle. 1.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang PT. Dwi Indah adalah sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang produksi plastik dan berbagai olahan kertas. Perusahaan ini terletak di Gunung Putri, Jawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahan baku di dalam banyak industri perlu disediakan pada waktu, tempat, dimungkinkan dengan pemeliharaan inventori yang baik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahan baku di dalam banyak industri perlu disediakan pada waktu, tempat, serta harga yang tepat untuk memuluskan pelaksanaan organisasi. Berbagai bisnis perlu
Lebih terperinciGambar I. 1 Perbandingan produk komersial dari segi ekonomi (Sumber: PT. Pindad, Divisi Alat Perkeretaapian 2015)
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Keberadaan komponen persediaan (inventori) dalam kehidupan manusia tidak dapat dihindarkan, baik dalam kehidupan pribadi, rumah tangga, perkantoran maupun dalam unit
Lebih terperinciDiagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah (Lanjutan)
60 A Perhitungan Interval Waktu Kerusakan (TTF) dan Downtime (TTR) Perhitungan Index of Fit Data TTF dan TTR Pemilihan Distribusi Data TTF dan TTR Uji Kesesuaian Distribusi Data Kerusakan Tidak Distribusi
Lebih terperinciPRESENTASI SIDANG SKRIPSI. September
PRESENTASI SIDANG SKRIPSI 1 ANALISIS KINERJA DAN KAPABILITAS MESIN DENGAN PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) DI PT. X Disusun oleh Nama : Teguh Windarto NPM : 30408826 Jurusan : Teknik Industri
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berikut ini adalah alur pikir dari metodologi penelitian tentang Variation
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pola Pikir Metodologi Penelitian Berikut ini adalah alur pikir dari metodologi penelitian tentang Variation Order pada Proyek Mall@Alam Sutera; Pengamatan langsung & pengambilan
Lebih terperinciCREATED BY: Fajri Ramadhan,Wanda Saputra dan Syahrul Rahmad
CREATED BY: Fajri Ramadhan,Wanda Saputra dan Syahrul Rahmad Proses permesinan merupakan proses manufaktur dimana objek dibentuk dengan cara membuang atau meghilangkan sebagian material dari benda kerjanya.
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. Tabel I.1 Total Jumlah Produksi pada Tahun 2011
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Persaingan global yang semakin ketat, secara tidak langsung, menuntut para pelaku usaha untuk selalu menghasilkan produk yang berkualitas dan berdaya saing. Dengan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Pada metodologi pemecahan masalah mempunyai peranan penting untuk dapat membantu menyelesaikan masalah dengan mudah, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu keharusan yang harus dipenuhi. Ketersediaan energi listrik yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyumas khususnya kota Purwokerto dewasa ini banyak melakukan pembangunan baik infrastuktur maupun non insfrastuktur dalam segala bidang, sehingga kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tahun 2006 lalu, Pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 5 mengenai Kebijakan Energi Nasional yang bertujuan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai pengolah bahan mentah kelapa sawit untuk menghasilkan minyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Rambutan PT.Perkebunan Nusantara 3 (PTPN 3) berperan sebagai pengolah bahan mentah kelapa sawit untuk menghasilkan minyak sawit (CPO) dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. salah satu yang menunjang adalah strategi perencanaan agregat (aggregate planning)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba secara berkesinambungan, dan untuk mencapai tujuan tersebut di perlukan sarana dan aktivitasaktivitas,
Lebih terperinciLAPORAN SURVEY PRE DESIGN MODIFIKASI ID FAN, PINTU MILL DAN FLY ASH SILO PLTU ASAM ASAM
2016 LAPORAN SURVEY PRE DESIGN MODIFIKASI ID FAN, PINTU MILL DAN FLY ASH SILO PLTU ASAM ASAM PT PLN (Persero) PUSHARLIS PUSAT PEMELIHARAAN KETENAGALISTRIKAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PLTU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perawatan terbagi atas dua yaitu preventive maintenance dan corrective
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan 1 Pemeliharaan atau maintenance adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam, atau memperbaikinya sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi saat ini pertumbuhan industri telah memberikan dampak yang sangat besar bagi seluruh Negara yang memiliki lahan industri, dimana tidak ada lagi penghalang
Lebih terperinciProses Kalibrasi Sumbu X, Y, Dan Z Pada Mesin CNC Router Kayu 3 Axis Menggunakan Alat Bantu Dial Indicator dan Block Gauge
Proses Kalibrasi Sumbu X, Y, Dan Z Pada Mesin CNC Router Kayu 3 Axis Menggunakan Alat Bantu Dial Indicator dan Block Gauge Zaynawi¹, Bayu Wiro. K², Fipka Bisono³ ¹Program Studi Teknik Desain dan Manufaktur,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya industri manufaktur di Indonesia, maka akan semakin ketat persaingan antara perusahaan manufaktur satu dan lainnya. Hal ini memicu perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PT PLN sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang. kelistrikan yang melayani masyarakat di seluruh nusantara, bertekad untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT PLN sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang kelistrikan yang melayani masyarakat di seluruh nusantara, bertekad untuk memberikan pelayanan jasa ketenagalistrikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia dalam berbagai sektor, baik dalam rumah tangga maupun dalam perindustrian. Di Indonesia, penggunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Menurut RUPTL PT. PLN , antara tahun 2008 dan 2012,
BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Kebutuhan listrik masyarakat Indonesia mengalami kenaikan setiap tahunnya. Menurut RUPTL PT. PLN 2013-2022, antara tahun 2008 dan 2012, penjualan listrik meningkat dari
Lebih terperinci1. Pendahuluan. diketahui bahwa jumlahnya terus menipis dan menghasilkan polusi yang cukup
1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Perkembangan kebutuhan masyarakat akan tenaga listrik terus mengalami kenaikan. Saat ini kebutuhan akan tenaga listrik masih sangat bergantung pada energi fosil. Energi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. listrik. Dimanapun kita tinggal, listrik sudah menjadi kebutuhan primer yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam melakukan segala aktivitas, kita tidak akan pernah lepas dari energi listrik. Dimanapun kita tinggal, listrik sudah menjadi kebutuhan primer yang sangat dibutuhkan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah 67 3.1 Penelitian Pendahuluan Sebagai langkah awal penelitian, maka dilakukan penelitian pendahuluan untuk mempelajari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi kelistrikan nasional berdasarkan catatan yang ada di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral hingga akhir 2014 menunjukkan total kapasitas terpasang pembangkit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan menghasilkan produk yang tidak baik pula. Maintenance berperan penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Perusahaan tidak akan lepas dari persaingan yang timbul di pasar. Persaingan tersebut adalah berasal dari perusahaan lain yang juga menghasilkan produk
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN MASALAH. 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia
46 BAB IV PEMBAHASAN MASALAH 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia PT Indomo mulia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi peralatan rumah tangga salah satu produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia. Dapat dikatakan pula bahwa energi listrik menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi lsitrik merupakan salah satu kebutuhan penting dalam kelangsungan hidup manusia. Dapat dikatakan pula bahwa energi listrik menjadi salah satu faktor yang menentukan
Lebih terperinci1960 Perusahaan Listrik Negara Eksploitasi XIII Bengkel Mesin Dan Listrik Negara 1964 Perusahaan Listrik Negara Eksploitasi XI
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Umum PT PLN (Persero) PUSHARLIS UWP IV Perusahaan Listrik Negara atau nama resminya adalah PT PLN (Persero) adalah sebuah BUMN yang menangani
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. menggunakan bantuan aplikasi CAD (Computer-Aided Design) untuk. menggunakan komputer ini disebut sebagai mesin Computer based
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi, komputer digunakan untuk berbagai keperluan, baik sebagai sarana untuk membantu pekerjaan maupun sarana hiburan. Penggunaannya
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya produktivitas dan kualitas dari produk yang dihasilkan merupakan tantangan bagi industri permesinan masa kini seiring dengan meningkatnya pengetahuan
Lebih terperinciBerita Teknologi Bahan & Barang Teknik ISSN : Balai Besar Bahan dan Barang Teknik Departemen Perindustrian RI No. 22/2008 Hal.
METODE PEMBUATAN PROGRAM CNC (CNC Machine) Dalmasius Ganjar Subagio*) INTISARI METODE PEMBUATAN PROGRAM CNC. Telah dilaksanakan kajian penggunaan tentang kinerja mesin CNC yang biasa digunakan untuk proses
Lebih terperinciRencana Pengembangan Energi Baru Terbarukan dan Biaya Pokok Penyediaan Tenaga Listrik Dialog Energi Tahun 2017
Rencana Pengembangan Energi Baru Terbarukan dan Biaya Pokok Penyediaan Tenaga Listrik Dialog Energi Tahun 2017 Jakarta, 2 Maret 2017 Pengembangan Energi Nasional Prioritas pengembangan Energi nasional
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ketergantungan akan energi bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketergantungan akan energi bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak bumi dan gas akan semakin meningkat. Pada beberapa dasawarsa mendatang, kita harus mengurangi ketergantungan
Lebih terperinciBERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Dana Alokasi Khusus. Energi Perdesaan. Petunjuk Teknis.
No.79, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Dana Alokasi Khusus. Energi Perdesaan. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKTIVITAS DILANTAI PRODUKSI BERDASARKAN PENGUKURAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (Studi Kasus di CV. Panyileukan)
Reka Integra ISSN: 2338-508 Jurusan Teknik Industri Itenas No.0 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 205 PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DILANTAI PRODUKSI BERDASARKAN PENGUKURAN METODE OBJECTIVE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sektor strategis bagi kegiatan ekspor Indonesia merupakan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) karena menyumbang devisa yang cukup besar dan mampu menyerap banyak
Lebih terperinciMateri 2. Menghidupkan Mesin Bubut CNC dengan Sistem Kontrol Sinumerik 802 S/C base line
Materi 2 Menghidupkan Mesin Bubut CNC dengan Sistem Kontrol Sinumerik 802 S/C base line Tujuan Setelah mempelajari materi 2 ini mahasiswa memiliki kompetensi mampu mengikuti instruksi kerja cara menghidupkan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. Support. Webbing QC Sewing. Gambar I.1 Skema alur proses produksi tas di PT. Eksonindo Multi Product Industry
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang PT. Eksonindo Multi Product Industry (EMPI) merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi tas. Proses produksi tas di PT. EMPI dilakukan melalui beberapa tahap,
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Perusahaan Permata Hijau Group (PHG) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau Group
Lebih terperinciProgram Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University 1
PENGEMBANGAN PROGRAM PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN CINCINNATI MILACRON DENGAN MENGGUNAKAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) DAN RISK MATRIX DI PT. DIRGANTARA INDONESIA Shabrina Zatalini Kuswardani
Lebih terperinciPENENTUAN JADWAL PERAWATAN MESIN POMPA MELALUI ANALISIS KEANDALAN PADA PDAM GUNUNG LIPAN, SAMARINDA SEBERANG, KALIMANTAN TIMUR
PENENTUAN JADWAL PERAWATAN MESIN POMPA MELALUI ANALISIS KEANDALAN PADA PDAM GUNUNG LIPAN, SAMARINDA SEBERANG, KALIMANTAN TIMUR Fathiruddin Ilwan, Fatkhul Hani Rumawan, Lina Dianati Fathimahhayati Program
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lobang
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PLC Vertical Boring Mesin Vertical Boring adalah mesin pembubutan yang digunakan pada pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lobang silindris dan digunakan
Lebih terperinciPendahuluan. I.1 Latar belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar belakang PT. Eksonindo Multi Product Industry (EMPI) merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi tas. Proses produksi tas di PT. EMPI dilakukan melalui beberapa tahap yaitu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat. Berbagai proses pemesinan dilakukan guna mengubah bahan baku
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi seperti saat ini, persaingan-persaingan dalam pembuatan suatu produk menjadi semakin meningkat. Berbagai proses
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
9 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Semakin berkembangnya industri terutama dibidang jasa dan produksi akan mempengaruhi perusahaan untuk meningkatkan kualitas kerja yang dihasilkan untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulai dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pembangkit Listrik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT) yang sangat kaya, mulai dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS),
Lebih terperinciLAPORAN SURVEY DAN INVESTIGASI REHABILITASI PLTMH TENGA PLTMH TENGA. PLN (Persero) WILAYAH SULAWESI UTARA, TENGGARA DAN GORONTALO
LAPORAN SURVEY DAN INVESTIGASI REHABILITASI PLTMH TENGA PLTMH TENGA PLN (Persero) WILAYAH SULAWESI UTARA, TENGGARA DAN GORONTALO PT PLN (Persero) Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan (PUSHARLIS) Juni 2015
Lebih terperinciMAKALAH MANUFAKTUR 2 Dosen : Ir. Parman Sinaga MT. Disusun Oleh : Urfan Ramadhan :
MAKALAH MANUFAKTUR 2 Dosen : Ir. Parman Sinaga MT. Disusun Oleh : Urfan Ramadhan : 14171015001 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK INSTITUT TEKNOLOGI BUDI UTOMO 2016 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia dapat menikmati listrik. Akibat sulitnya lokasi yang tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia adalah negara kepulauan dengan jumlah pulau yang mencapai ribuan. Dari sekian banyak pulau tersebut belum semua pulau yang dihuni manusia dapat menikmati
Lebih terperinciBAB 3 Metode Penelitian Persiapan Penelitian Berikut ini tahapan-tahapan yang dilakukan dalam persiapan penelitian ini: 1. Studi Lapangan.
BAB 3 Metode Penelitian 1. 3.1 Persiapan Penelitian Berikut ini tahapan-tahapan yang dilakukan dalam persiapan penelitian ini: 1. Studi Lapangan. Kegiatan melakukan pengamatan secara langsung di lapangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan bebas. Persaingan dunia usaha yang semakin ketat menimbulkan tantangan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, dunia industri di Indonesia terasa semakin meningkat dan bersaing menuju ke arah persaingan global, terutama persaingan dalam hal menghadapi
Lebih terperinciAnalisis Availability Mesin Kompressor Dengan Penerapan TPM Dalam Produksi Blowing Agent Di PT. Dong Jin
Analisis Availability Mesin Kompressor Dengan Penerapan TPM Dalam Produksi Blowing Agent Di PT. Dong Jin http://www.gunadarma.ac.id/ Randy Kusmandanu 30405591 Pendahuluan Latar Belakang Agar Perusahaan
Lebih terperinciBAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1. PRAKTEK PEMELIHARAAN PADA PAPER MACHINE. Mesin Kertas atau Paper Machine no.2 yang ada pada PT INDAH KIAT Pulp & Paper Tbk. Tangerang, adalah mesin kertas yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumsi listrik daerah Sumatera bagian Utara setiap tahunnya terus meningkat sejalan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakatnya. Oleh karena itu, perkiraan
Lebih terperinciV. NERACA ENERGI LISTRIK DI NUSA PENIDA
V. NERACA ENERGI LISTRIK DI NUSA PENIDA Neraca energi listrik menggambarkan tingkat pemenuhan kebutuhan listrik yang dicerminkan oleh keseimbangan antara permintaan dan penyediaan daya listrik di wilayah
Lebih terperinciLOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya)
BIAStatistics (2015) Vol. 9, No. 2, hal. 7-12 LOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya) Yulius Indhra Kurniawan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Saldo Ratarata. Distribusi Bagi Hasil. Januari 1 Bulan 136,901,068,605 1,659,600, % 1,078,740, %
36 BAB IV PEMBAHASAN A. Analisis Sistem Pembagian Keuntungan Bagi Hasil deposito Syariah (Mudharabah) Pada Bank BTN Unit Usaha Syariah besar kecilnya pendapatan yang diperoleh nasabah dari deposito bergantung
Lebih terperinciBAB V ANALISIS. Total Waktu (menit)
BAB V ANALISIS 5.1 Analisis Availability Rate Availability Rate mencerminkan seberapa besar waktu loading time yang tersedia yang digunakan disamping yang terserap oleh down time losses. Berikut adalah
Lebih terperinciBAB V ANALISA. Value added time Leadtime. = 3,22jam. 30,97 jam x 100% = 10,4%
BAB V ANALISA 5.1 Analisa Current State Value Stream Mapping (CVSM) Value stream mapping merupakan sebuah tools untuk memetakan jalur produksi dari sebuah produk yang didalamnya termasuk material dan informasi
Lebih terperinciharus meliputi lima komponen yakni lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian, serta pengawasan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) merupakan sebuah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengurus semua aspek listrik yang ada di Indonesia.
Lebih terperinciLAPORAN PRA-FEASIBILITY STUDY
LAPORAN PRA-FEASIBILITY STUDY HASIL SURVEY POTENSI PLTM/H SIKKA FLORES, NUSA TENGGARA TIMUR Oleh, Tim Survey PLN PUSHARLIS OKTOBER, 2013 kajian teknis potensi energi & daya pltmh KATA PENGANTAR Puji syukur
Lebih terperinci