SOSOK JOKOWI DALAM KARIKATUR KOMIK MICE CARTOON

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SOSOK JOKOWI DALAM KARIKATUR KOMIK MICE CARTOON"

Transkripsi

1 SOSOK JOKOWI DALAM KARIKATUR KOMIK MICE CARTOON (Studi Analisis Semiotika Tentang Sosok Jokowi Menjelang Pemilihan Presiden 2014 dalam Karikatur pada Komik Mice Cartoon Berjudul Politik Santun dalam Kartun 2) Disusun Oleh : Ashar Banyu Lazuardi (D ) JURNAL Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Politik Program Studi Ilmu Komunikasi PROGRAM S-1 NON REGULER STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016

2 SOSOK JOKOWI DALAM KARIKATUR KOMIK MICE CARTOON (Studi Analisis Semiotika Tentang Sosok Jokowi Menjelang Pemilihan Presiden 2014 dalam Karikatur pada Komik Mice Cartoon Berjudul Politik Santun dalam Kartun 2) Ashar Banyu Lazuardi Sri Herwindya Baskara Wijaya Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstract In 2014, Indonesia held President Election which parcitipated by two pair candidates. Joko Widodo who was still in charge as DKI Jakarta s Governor was one of the candidates. This research is aim to comprehend the meaning of Mice s Cartoon Caricature called Politik Santun Dalam Kartun 2 by Muhammad Mice Misrad. This comic which published in early January 2014 contains Mice s Cartoon collection which published by from 2012 to Mice Cartoon pays attention politic issues before President Election held. In this research, researcher only took 18 of 170 caricature panels in Jokowi The Phenomenon. These 18 panels were research data which describe Jokowi s potrait towards President Election This research used C.S. Pierce semiotics method to comprehend the meaning of Jokowi The Phenomenon in Mice Cartoon Comic called Politik Santun Dalam Kartun 2. Semiotics analysis was used to find the meaning of the picture and the writing trough the icon, index, and symbol analysis in caricature. Perspective on this research was interpretative because this research wasn t meant to find the truth or generalize the result. Based on the analysis of 18 caricature panels, Jokowi was described as a person who never finished his job in his position. On the other hand, when Jokowis was in charge as a DKI Jakarta s governor, there were many problems left unsolved such as flood, traffic jam, and beggar. After waiting a decision from General Head of PDIP, Megawati Soekarnoputri, Jokowi strided as president candidate in President Election Keywords: Communication, Semiotic, Caricature, Mice Cartoon. 1

3 Pendahuluan Pada tahun 2014 yang lalu, Indonesia mengadakan Pemilihan Umum (pemilu) Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) yang cukup tegang. Alih alih media memberikan informasi yang netral dan bertumpu pada kepentingan umum, namun keberpihakan media masih saja ada dan dapat diamati secara langsung. Keberpihakan media tercermin dari pemberitaan, ideologi politik pemilik media, hingga iklan politik pada media tersebut. Beberapa media memiliki kecenderungan untuk memihak salah satu pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden menjelang Pilpres Setidaknya hal itu tercermin saat KPI melayangkan surat untuk pada tanggal 17 Juni 2014, KPI melalui surat tersebut memanggil pemimpin redaksi dua televisi swasta Nasional. Hal itu karena KPI menyoroti Metro TV lebih sering sering memberitakan pasangan calon Jokowi-JK, sedangkan TVOne lebih sering memberitakan pasangan calon Prabowo-Hatta (Puspita, 2014). Pilpres yang berlangsung pada tanggal 9 Juli tahun 2014 yang lalu hanya diikuti oleh dua pasang calon. Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa menjadi pasangan calon dengan nomor urut satu, dan Joko Widodo dan Jusuf Kalla menempati urutan nomor dua. Pertarungan di antara kedua pasang calon berlangsung sangat ketat dengan mengerahkan segenap kekuatan politik masing-masing baik secara individu, berpasangan, koalisi partai politik, hingga dukungan ketua umum partai dan pemilik media. Munculnya nama Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon Presiden cukup fenomenal, karena masyarakat mengetahui bahwa pada saat itu Jokowi belum genap menjabat sebagai Gubernur Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta. Pencalonan Jokowi menjadi calon presiden tidak terlepas dari mandat dan dukungan Megawati Soekarnoputri ketua Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Penunjukan Jokowi menjadi calon presiden (Capres) disampaikan oleh Megawati di kantor DPP PDIP di Lenteng Agung pada hari Jumat, tanggal 14 Maret 2014 (Sufa, 2014). Penetapan rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Pilpres melalui keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 535/kpts/KPU/Tahun

4 ( memperlihatkan kemenangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode Dengan rincian sebagai berikut : 1) Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor urut 1, Prabowo Sianto dan Hatta Rajasa sebanyak (Enam Puluh Dua Juta Lima Ratus Tujuh Puluh Enam Ribu Empat Ratus Empat Puluh Empat) suara atau sebanyak 46,85 % dari suara sah nasional. 2) Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor urut 2, Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebanyak (Tujuh Puluh Juta Sembilan Ratus Sembilan Puluh Tujuh Ribu Delapan Ratus Tiga Puluh Tiga) suara atau sebanyak 53,15 % dari suara sah nasional. Selain mendapatkan perhatian media dan masyarakat, kemenangan Jokowi pada Pilpres 2014 juga didukung oleh para relawan. Konser Salam Dua Jari pada tanggal 5 Juli 2014 yang diadakan oleh para relawan sukses digelar di Gelora Bung Karno, Senayan. Konser tersebut mengahadirkan puluhan artis Ibu Kota yang tidak dibayar, serta digelar tanpa satu pun atribut partai. Dengan demikian, melalui pengamatan langsung sosok Jokowi memang populer dan disukai banyak masyarakat pemilih. Di tempat yang berbeda karya buku komik dari seorang seniman kartun atau kartunis mulai mudah dijumpai di beberapa toko toko buku terkemuka seperti Gramedia. Tidak sedikit komik yang beredar tersebut mengangkat cerita tentang isu kehidupan sosial, politik, percintaan dan sebagainya yang akrab dengan masyarakat Indonesia sebagai ide dasar komik. Beberapa kartunis bekerja sama dan karya karikaturnya banyak dipublikasikan melalui media, khususnya surat kabar. Salah satunya seperti yang telah lama dijalani seniman kartun Muhammad Mice Misrad, yang lebih dikenal dengan nama Mice Cartoon. Mice Cartoon setidaknya telah bekerja sama dengan dua surat kabar nasional, yaitu surat kabar sebagai kartunis tetap (2010-3

5 sekarang), serta rutin mengisi rubrik kartun Benny & Mice pada harian surat kabar Kompas Minggu ( ) (Misrad, 2012: 104). Dengan melihat ulasan diatas, Peneliti tertarik untuk meneliti karya buku komik dari Muhammad Mice Misrad yang berjudul Politik Santun Dalam Kartun 2. Lebih spesifiknya peneliti akan meneliti bagian dari buku komik tersebut yang mengangkat tentang sosok Jokowi sebelum Pilpres berlangsung. Pada bagian ini, Mice Cartoon memberikan judul Jokowi The Phenomenon, yang keseluruhan isi pada bagian tersebut memotret sosok Jokowi dalam bentuk kartun menjelang pilpres Karya buku komik yang terbit pada awal Januari tahun 2014 itu berisikan kumpulan karya karya Mice Cartoon yang pernah dimuat dalam surat kabar dari tahun 2012 hingga Mice Cartoon memotret isu politik jauh sebelum Pemilihan Umum Presiden berlangsung. Karya yang disajikan dalam buku komik Politik Santun Dalam Kartun 2 merupakan isu sosial politik menjelang pemilu Presiden yang dikemas dalam bentuk humor. Rumusan Masalah Apa makna yang terdapat didalam karikatur pada bagian Jokowi The Phenomenon dalam buku komik Mice Cartoon yang berjudul Politik Santun Dalam Kartun 2, dalam kaitannya dengan isu politik menjelang Pemilihan Umum Presiden 2014? Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pesan, makna, dan tanda yang terdapat pada bagian Jokowi The Phenomenon dalam buku komik Mice Cartoon yang berjudul Politik Santun Dalam Kartun 2 yang berkaitan dengan isu politik menjelang Pemilihan Umum

6 Tinjauan Pustaka 1. Komunikasi Secara terminologi, istilah komunikasi berasal dari bahasa latin yakni Communico dan Communis (Cangara, 2014: 13). Communi memiliki arti membagi, sedangkan Communis memiliki arti membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Aritoteles menekankan definisi tentang komunikasi yaitu Siapa mengatakan apa kepada siapa (Aristoteles dalam Cangara, 2014: 14). Dengan demikian komunikasi merupakan sebuah proses yang melibatkan pengirim, pesan dan penerimanya melalui berbagai cara. Terdapat dua mahzab utama dalam komunikasi yang disampaikan oleh John Fiske (2014: 2-3), pertama adalah mahzab yang memandang komunikasi sebagai transmisi pesan, yaitu mereka yang 5 usic dengan bagaimana pesan dikirim dan diterima oleh pengirim dan penerima pesan. Kedua, melihat produksi dan pertukaran makna dalam komunikasi. Dengan kata lain, fokus kelompok ini terdapat pada bagaimana pesan, teks yang berinteraksi dengan manusia untuk memproduksi suatu makna. Sedangkan bagi semiotik, Fiske menjelaskan bahwa pesan merupakan sebuah konstruksi tanda tanda yang akan menghasilkan makna melalui interaksinya dengan penerima (Fiske:5). Tanda yang dihasilkan dari interaksi tersebut dapat sama atau berbeda maknanya. 2. Komunikasi Politik Mcquail menjelaskan bahwa komunikasi politik adalah semua proses penyampaian informasi yang di dalamnya merupakan fakta, pendapat pendapat, keyakinan keyakinan, serta pertukaran dan pencarian tentang itu semua yang dilakukan oleh partisipan (pihak yang terlibat baik perseorangan, kelompok, maupun lembaga) berkaitan dengan konteks politik (McQuail dalam Pawito, 2009: 2). Sejalan dengan definisi diatas Hafied Cangara (2014) mengartikan bahwa komunikasi politik sebagai sebuah proses komunikasi yang memiliki implikasi atau konsekuensi terhadap aktivitas politik. Yang membedakannya dengan bentuk komunikasi yang 5

7 lain seperti komunikasi antarbudaya, komunikasi organisasi, komunikasi bisnis dan sebagainya terletak pada isi pesan. Dengan kata lain pesan dalam komunikasi politik bermuatan politik. Komik Mice Cartoon berjudul Politik Santun Dalam Kartun 2 merupakan berisikan karya-karya karikaur bermuatan politik. Muhammad Mice Misrad (Mice Cartoon) sebagai komunikator politik menggunakan media komik untuk memberikan pandangannya terhadap isu-isu politik, khususnya menjelang Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) pada tahun Teori jarum suntik (Hypodermic Needle Theory) menjadi kekuatan dalam media komik Mice Cartoon yang dipublikasikan ke khalayak umum (Cangara, 2014: 97). Dengan kata lain, media komik yang digunakan merupakan media yang satu arah atau hampir tidak adanya feedback (timbal balik) dari khalayak atau pembaca komik tersebut. 3. Kartun dan Karikatur Komunikasi juga berfungsi untuk memberikan hiburan. Kartun yang biasanya berisi gambar gambar lucu serta mengandung humor memiliki kecenderungan disukai oleh banyak orang karena mengandung unsur hiburan (Sobur, 2013: 138). Meskipun demikian, fungsi informasi yang disampaikan melalui media kartun tetap ada dan dipertimbangkan oleh kartunis yang membuatnya. Pemahaman umum tentang karikatur biasanya sebagai karya grafis berupa gambar gambar, dan umumnya pada media cetak disertai tulisan, serta pesan pesannya bersifat perpaduan humoris, satiris, dan seringkali distirsif (Pawito, 2009: 111). Baik karikatur maupun kartun biasanya diciptakan dengan melibatkan dan menangkap realitas yang ada di masyarakat, kemudia realitas tersebut dituangkan ke dalam tanda tanda pesan yang umumnya berupa gambar dan tulisan yang ditujukan kembali kepada khalayak. Sementara itu Alex Sobur (2013: 138) menjelaskan bahwa kartun merupakan gambar humor semata tanpa muatan kritik sosial yang muncul di media masaa, sebaliknya karikatur membawa pesan kritik sosial. Namun, menurut Sudarta kartun 6

8 adalah semua gambar humor termasuk pula karikatur. Yang membedakannya yaitu deformasi berlebihan pada karikatur. Penjelasan senada mengenai karikatur juga diberikan oleh Paramono, yang mengatakan bahwa karikatur yang diberi beban pesan, kritik, dan sebagainya merupakan kartun opini (Pramono dalam Sobur, 2013: 138). Dengan kata lain karun opini dalam surat kabar adalah political cartoon atau editorial cartoon yang merupakan tajuk rencana dalam bentuk gambar. 4. Komik Sebagai Media Komik merupakan sebuah media karena memenuhi beberapa unsur fungsi media yaitu informatif, memberikan pelajaran (edukatif), serta menghibur. Istilah media menurut Morissan (2013: 479) merupakan gambaran berupa alat komunikasi yang bekerja dalam berbagai skala, mulai dari skala terbatas hingga dapat mencakup dan melibatkan siapa saja dalam masyarakat secara luas. Lebih jauh karakteristik media memberikan konsekuensi bagi kehidupan politik dan budaya pada masyarakat kontemporer saat ini. Dilihat dari persepektf politik media memberikan arena dan saluran bagi debat yang melibatkan publik, menjadikan calon pemimpin menjadi dikenal luas, serta berperan dalam menyebarluaskan informasi dan pendapat yang terkait dengan politik. Komik dalam media umumnya menyampaikan pesan yang kritis serta membangun opini publik. Komik Mice Cartoon termasuk karya yang pesannya banyak berisi kritik terhadap pemerintahan, situasi politik, dan fenomena fenomena dalam kehidupan sehari hari. Bahkan beberapa cerita yang hadir dalam karya karya kartun Mice Cartoon diadopsi dari pengalaman Muhammad Mice Misrad sendiri. 5. Kartunis: Pembuat Simbol Dalam diri seseorang simbol yang digunakan dapat berbeda, namun untuk mendapatkan persamaan dari pesan yang disampaikan diperlukan simbol yang dapat dimengerti semua orang, atau minimal antara kartunis dengan khalayaknya. Misalnya saat berkomunikasi dengan orang lain kita menggunakan simbol yang sama, agar 7

9 dapat dimengerti dan komunikasi berjalan efektif. Griffin menjelaskan bahwa hal tersebut merupakan generalisasi dengan yang lain, dengan melihat jumlah respon dan harapan dari orang orang di sekitar kita (Griffin,2000: 58-59). Membangun pesan dalam simbol seperti karikatur dibutuhkan keahlian khusus agar pesan yang ingin disampaikan dapat diterima oleh khalayak. Oleh karena itu, alasan Mice Cartoon mengambil ide ide yang dekat dengan kehidupan sehari hari dapat meminimalkan kesalahpahaman dalam makna pesan karikaturnya. 6. Semiotika A. Ilmu Tanda Istilah semiotika atau semiotic muncul sekitar akhir abad ke 19 oleh filsuf aliran pragmatik, yaitu Charles Sanders Peirce. Sebelumnya dikenal istilah istilah lain seperti semiology, sememik, dan semik yang digunakan untuk merujuk pada bidang studi yang mempelajari tentang makna dari suatu tanda. Paul Martin Lester mendefinisikan semiotika adalah studi atau ilmu tentang tanda (Lester, 2000: 49). Dalam proses komunikasi manusia menggunakan banyak simbol yang menjadi tanda yang dimengerti oleh orang lain diluar dirinya. Studi semiotika memiliki tujuan untuk menasfsirkan atau mengurai tanda tanda atau simbol simbol tersebut (Griffin, 2000: 326). B. Semiotika C.S Peirce Teori modern pertama yang membahas tanda dikemukakan oleh ahli filsafat dari abad kesembilan belas yaitu, Charles Saunders Peirce (Morissan, 2013: 33). Peirce dianggap sebagai pendiri semiotika modern, segitiga makna (meaning triangle) merupakan pemikiran Peirce yang dikenal. C.S.Peirce menjelaskan model semiotika sebagai berikut (Peirce dalam Fiske, 2014: 70) : Sebuah tanda adalah sesuatu yang bagi seseorang mewakili sesuatu di dalam beberapa hal atau kapasitas tertentu. Tanda menuju pada seseorang, artinya, menciptakan di dalam benak orang tersebut tanda yang sepadan, atau mungkin juga tanda yang lebih sempurna. 8

10 Tanda yang tercipta di benak tersebut saya namakan interpretant (Hasil interpretasi) dari tanda yang pertama. Tanda mewakili sesuatu, objeknya. Jika digambarkan model segitiga makna Peirce sebagai berikut : Gambar 1.1 Model Segitiga Makna Peirce Tanda Interpretant Objek (Sumber : Peirce dalam Fiske, 2014: 70) Tanda mengacu pada sesuatu diluar dirinya, yang berarti bahwa tanda menekankan pada interpretasi atau pemahaman orang terhadap tanda tersebut. Tanda memberikan efek kepada orang lain. Efek yang timbul ditentukan oleh pengalaman yang dimiliki seseorang terhadap tanda tersebut. Metodologi Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif non interaktif. Artinya penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data dalam bentuk teks, laporan, atau artefak yang tidak melibatkan informan atau partisipan sebagai pemberi data langsung (Pujileksono, 2015: 14). Dalam hal ini berkaitan dengan buku komik Mice Cartoon sebagai datanya yang dianalisis dengan semiotika. Alasan yang mendasari jenis penelitian ini karena data yang akan diteliti telah tersedia oleh peneliti yang berupa buku komik. Buku komik berjudul Politik Santun Dalam Kartun 2 menjadi data primer yang dimiliki oleh peneliti. Kemudian, peneliti hanya mengambil salah satu bagian dalam buku komik, yaitu bagian yang berjudul Jokowi The Phenomenon 9

11 karena data pada bagian ini yang sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian ini. Kemudian peneliti menganalisis data dengan menggunakan model analisis semiotika dari C.S Peirce untuk menginterpretasikan makna dari tanda yang terkandung dalam karya Mice Cartoon yang berupa gambar dan teks di dalam karikatur. Penggunaan metode analisis semiotika C.S Peirce pada penelitian ini adalah untuk mengetahui pesan, makna, dan tanda yang terdapat pada bagian Jokowi The Phenomenon dalam buku komik Mice Cartoon yang berjudul Politik Santun Dalam Kartun 2 yang berkaitan dengan isu politik menjelang Pemilihan Umum Karakteristik metode analisis semiotika C.S Peirce yang membagi tanda menjadi tiga kategori yaitu, ikon (icon), indeks (index), dan simbol (symbol). Peneliti menganggap metode ini dapat membedah makna yang terkandung dalam 18 panel karikatur Mice Cartoon pada bagian Jokowi The Phenomenom. Karya karikatur kartunis Muhammad Mice Misrad (Mice Cartoon) akan dikaji atau dianalisis dengan melihat unsur-unsur yang terdapat dalam karikatur. Langkahlangkah dalam analisis data yaitu dengan mendeskripsikan jalinan tanda di karikatur tersebut, dan dengan mengamati aspek bahasa yang tercantum dalam ilustrasirnya (Christomy dalam Sobur, 2013: 134). Setiap tanda yang muncul dari karikatur Mice Cartoon, kemudian akan dianalisis satu persatu dengan membedakan antara tanda (Simbol, ikon, dan indeks). Penafsirannya akan mengacu pada metode analisis semiotika C.S Peirce, untuk selanjutnya dilakukan pembahasan-pembahasan. Dalam penelitian ini, peneliti berperan sebagai interpretant.. Sajian Data Penyajian data dibawah ini untuk membedakan tema-tema karikatur Mice Cartoon pada bagian Jokowi The Phenomenon yang menjadi korpus data penelitian. Peneliti membagi tema-tema karikatur tersebut kedalam bentuk table, sebagai berikut: 10

12 Tabel Korpus 18 Panel Karikatur Mice Cartoon No. Tema Narasi Korpus Edisi Sumber 1 Banjir Jakarta Lumpuh Akibat Banjir. Banjir Dahsyat Ini juga banyak memakan korban nyawa 18 Januari Banjir Banjir dahsyat yang menimpa Jakarta selama beberapa hari membuat masyarakat Jakarta dan sekitarnya mengalami banyak kerugian 3 Banjir Curah hujan yang tinggi dan berlangsung terus menerus selama beberapa hari membuat Jakarta terendam banjir. Masyarakat Jakarta hanya bias diam di rumah, atau bagi masyarakat yang rumahnya terendam banjir hanya bias menanti di posko 4 Pilgub DKI Jakarta Semua calon Gubernur DKI Jakarta banyak melakukan kunjungan ke daerah-daerah pemukiman kumuh dalam rangka kampanye Pilkada DKI Jakarta 19 Januari Januari Juni

13 5 Pilgub DKI Jakarta 6 Pilgub DKI Jakarta Kampanye Pilkada Gubernur DKI Jakarta telah dimulai. Lagi-lagi semua candida gubernur banyak mengumbar janji pada masyarakat Pilkada DKI Jakarta tahun 2012 ternyata sangat menarik bagi masyarakat. Partisipasi politik masyarakat dalam Pilkada ini sangat tinggi. Ini bukti masyarakat DKI Jakarta tidak apatis untuk menggunakan hak politiknya. 14 Mei Septemb er Pilgub DKI Jakarta 8 Pilgub DKI Jakarta 9 Pilgub DKI Jakarta Pilkada DKI Jakarta memasuki putaran kedua, diikuti oleh dua kandidat yaitu Fauzi Bowo dan Joko Widodo Putaran kedua Pilkada DKI Jakarta harus dilakukan karena tidak ada satu calon pun yang mendapatkan hasil 50% plus satu dalam putaran pertama. Putaran kedua hanya diikuti oleh dua calon dengan hasil terbesar yaitu, Fauzi Bowo dan Joko Widodo Ketika Jokowi mencalonkan diri menjadi Gubernur DKI Jakarta, ternyata di Solo terjadi kerusuhan. Kala itu Joko Widodo maih menjadi Walikota Solo. Peristiwa ini menudutkan Jokowi yang tengah mempersiapkan kampanye 20 Septemb er Juli mei

14 10 Kemenanga n Jokowi- Ahok sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang baru Megawati menyatakan ada banyak penumpang gelap yang ikut menikmati kemenangan Jokowi-Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta. Menurut Megawati, mereka akan mengklaim sebagai pihak yang paling berjasa dalam kemenangan ini 28 Oktober Kemenanga n Jokowi- Ahok sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang baru Jokowi dan Ahok menang dalam Pilkada DKI Jakarta. Semua pihak diharapkan tidak berhenti untuk mendukung dan memberi kritik pada pemerintah daerah yang baru 24 Septemb er Kebijakan Jokowi Jokowi menyatakan pentingnya normalisasi Sungai Ciliwung. Karena Ciliwung adalah salah satu sumber masalah banjir, tapi sekaligus juga menjadi solusi 14 Januari

15 masalah banjir 13 Kebijakan Jokowi 14 Konser musik Metallica Pemprov DKI menyelenggarakan lelang jabatan Lurah dan Camat. Pada bulan yang sama Ujian Nasional 2013 juga dilaksanakan Setelah 20 tahun lalu menggelar konser pertamanya di Jakarta, akhirnya Metallica menggelar konser keduanya di Senayan. Banyak penggemar music metal yang dulu menonton konser pertama kini dengan semangat muda mendatangi konser kedua ini 15 April Agustus Kebijakan Politik Kebijakan mobil murah yang diluncurkan oleh pemerintah SBY membuat Joko Widodo sebagai Gubernur DKI Jakarta harus bersiap mengubur janjinya untuk mngatasi kemacetan di Jakarta 26 Septemb er Kebijakan Jokowi Gubernur DKI Joko Widodo menggelar razia topeng monyet yang sering mangkal 24 Oktober

16 di perempatan jalanan Jakarta. Razia topeng monyet ini telah mengundang komentar pro dan kontra dari berbagai kalangan. 17 Pengemis Pengemis selalu membanjiri Jakarta setelah hari raya Lebaran 18 Pencalonan Jokowi menjadi Presiden Megawati sebagai penentu calon presiden dari PDIP untuk Pemilu 2014, belum juga menentukan sikapnya. Sementara itu popularitas Jokowi yang juga kader PDIP semakin naik, bahkan menurut banyak lembaga survey adalah calon terkuat untuk Presiden 24 Agustus Juli 2013 Sumber: Data diolah Peneliti Analisis Data Setelah melakukan analisis terhadap 18 panel karikatur diatas yang merupakan data penelitian, peneliti menarik kesimpulan bahwa banjir masih menjadi permasalahan di DKI Jakarta. Selain itu, pada saat Pilgub DKI Jakarta tahun 2012, Mice Cartoon menggambarkan semua calon Gubernur mengumbar janji-janjinya 15

17 untuk menyelesaikan berbagai permasalahan di DKI Jakarta, seperti banjir dan kemacetan. Peneliti juga mendapatkan kesimpulan dari 18 penel karikatur Mice Cartoon bahwa sosok Joko Widodo (Jokowi) digambarkan sebagai orang yang tidak menyelesaikan jabatan yang pernah didudukinya atau tidak bertanggungjawab. Hal itu terlihat dari karikatur yang menggambarkan saat Jokowi maju sebagai Gubernur DKI Jakarta yang pada saat itu masih menjabat sebagai Walikota Solo. Kemudian, pada saat Pilgub DKI Jakarta Jokowi kembali beradu perolehan suara di putaran kedua dengan Fauzi Bowo, yang pada akhirnya Pilgub DKI Jakarta dimenangkan oleh Jokowi dan Ahok. Pada saat memutuskan untuk mau pada Pilpres tahun 2014, Jokowi juga belum juga tuntas mengemban jabatan sebagai Gubernur DKI Jakarta periode Pada saat Jokowi maju sebagai calon Presiden pada Pilpres tahun 2014 Jokowi masih menjabat sebagai Gubernur. Selain itu, Jokowi juga banyak meninggalkan pekerjaan atau permasalahan Kota Jakarta yang tidak tuntas seperti banjir, macet, dan pengemis jalanan. Jokowi juga digambarkan pada karikatur diatas pernah mengeluarkan kebijakan seperti lelang jabatan Lurah dan Camat di DKI Jakarta, serta kebijakan yang kontroversial, yaitu kebijakan penertiban Topeng Monyet. Selain itu, kegemaran Jokowi terhadap musik metal juga digambarkan Mice Cartoon dengan visualisasi penggemar Metallica yang menonton konser Metallica yang kedua di Indonesia. Pada akhirnya, setelah menunggu keputusan dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, Jokowi maju sebagai calon presiden pada Pilpres tahun Hal itu menggambarkan bahwa sosok Jokowi tidak memiliki sikap politik yang mandiri, karena mencalonkan diri sebagai calon presiden atas perintah atau mandat. Kesimpulan Setelah melakukan analisa semiotika terhadap gambar dan teks yang terdapat pada 18 panel karikatur Mice Cartoon yang terdapat pada bagian Jokowi The 16

18 Phenomenon buku komik Mice Cartoon yang berjudul Politik Santun Dalam Kartun 2 karya Muhammad Mice Misrad. Karya buku komik tersebut terbit pada awal Januari tahun 2014 yang berisi kumpulan karya karya Mice Cartoon yang pernah dimuat dalam surat kabar dari tahun 2012 hingga Maka, peneliti menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Melalui tanda-tanda pada 18 panel karikaturnya Muhammad Mice Misrad (Mice Cartoon) memberikan pesan bahwa Mice Cartoon tidak memiliki keberpihakan terhadap salah satu calon Presiden dan Wakil Presiden pada Pilpres tahun Makna yang terkandung dalam karikatur Mice Cartoon berjudul Politik Santun Dalam Kartun 2 karya Muhammad Mice Misrad pada bagian Jokowi The Phenomenon adalah sosok Jokowi digambarkan sebagai orang yang tidak bertanggung-jawab terhadap jabatan yang pernah didudukinya, masih banyak meninggalkan permasalahan yang belum selesai seperti banjir dan kemacetan lalu lintas pada saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, dan tidak memiliki sikap politik yang mandiri karena keputusan majunya Jokowi sebagai calon Presiden pada Pilpres tahun 2014 atas mandat dari Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Saran Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan diatas, peneliti menyarankan beberapa hal sebagai berikut: 1. Penelitian ini merupakan interpretasi dari peneliti terhadap 18 panel karikatur Mice Cartoon pada bagian Jokowi The Phenomenon buku komik Mice Cartoon yang berjudul Politik Santun Dalam Kartun 2 karya Muhammad Mice Misrad. Oleh karena hal tersebut, orang lain selain peneliti mungkin memiliki penafsiran dan interpretasi yang berbeda dalam memahami makna yang terkandung dalam karikatur tersebut. Dengan demikian, peneliti mengharapkan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian serupa agar dapat mengembangkan penelitian dengan menggunakan metode analisis 17

19 semiotika yang lain dan lebih mendalam dari penelitian ini untuk menginterpretasikan makna. 2. Peneliti menyadari bahwa dalam analisis semiotika pada panelitian ini masih terdapat kekurangan. Hal itu karena masih kurangnya pengalaman dari peneliti dalam melakukan penelitian. Dengan demikian, peneliti mengharapkan penelitian serupa yang mengangkat tema tentang karikatur atau penelitian yang menggunakan metode analisis semiotika dapat lebih baik dari penelitian ini. 18

20 Daftar Pustaka Cangara, Hafied.(2014). Komunikasi Politik. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. Denzin, K. Norman dan Yvonna, S. Lincoln.(2009). Handbook Of Qualitative Research. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Fiske. John.(2014).Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, Griffin, E.M.(2000)..A First Look At Communication Theory. USA : The McGraw-Hill Companies. Husni Kamil Malik (2014). ( diakses pada tanggal 12 Oktober 2015 pukul 15.22) Ira Guslina Sufa. 69 Persen Warga DKI Setuju Jokowi Capres persen-warga-dki-setuju-jokowi-capres, diakses pada tanggal 12 Oktober 2015 pukul Lester Martin, Paul.(2000).Visual Communication. USA : Wadsworth. Misrad, M. Muhammad.(2012).Obaldi Oblada Life Goes On. Jakarta : PT. Kompas Media Nusantara. Misrad, M. Muhammad.(2014). Politik Santun Dalam Kartun 2. Jakarta : Octopus Garden. McQuail, Denis.(2011).Teori Komunikasi Massa. Jakarta : Salemba Humanika. Morissan.(2013).Teori Komunikasi : Individu Hingga Massa. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Pawito.(2009).Komunikasi Politik Media Massa dan Kampanye Pemilihan. Yogyakarta: Jalasutra. Pujileksono, Sugeng.(2015).Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif. Malang : Intrans Publising. Puspita, Ratna.(2014).Keberpihakan TV Kebablasan ( keberpihakan-tv-kebablasan, diakses pada tanggal 15 Januari 2016, pukul 20.34). Web. Sobur, Alex.(2013).Semiotika Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Majalah Berita Mingguan Tempo edisi Juni 2014, dengan Judul Prahara Obor. 19

BAB I PENDAHULUAN. Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) yang cukup tegang. Alih alih media

BAB I PENDAHULUAN. Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) yang cukup tegang. Alih alih media BAB I PENDAHULUAN A. Latar Bekalang Pada tahun 2014 yang lalu, Indonesia mengadakan Pemilihan Umum (pemilu) Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) yang cukup tegang. Alih alih media memberikan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah parameter pelaksanaan pemilu yang demokratis :

BAB I PENDAHULUAN. adalah parameter pelaksanaan pemilu yang demokratis : BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan Pemilu 2014 akan menjadi cermin bagi kualitas yang merujuk pada prinsip demokrasi yang selama ini dianut oleh Negara kita Indonesia. Sistem Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. partai politik untuk mengajukan calon presiden dan calon wakil presiden.

BAB I PENDAHULUAN. partai politik untuk mengajukan calon presiden dan calon wakil presiden. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemilihan Umum (Pemilu) 2004 merupakan pengalaman pertama bagi partai politik untuk mengajukan calon presiden dan calon wakil presiden. Ketentuan peralihan

Lebih terperinci

KRITIK TERHADAP MORAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DALAM KARIKATUR POLITIK

KRITIK TERHADAP MORAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DALAM KARIKATUR POLITIK KRITIK TERHADAP MORAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DALAM KARIKATUR POLITIK (Analisis Semiotik Anggota DPR RI dalam Buku Politik Santun Dalam Kartun :Kartun Politik Karya M. Mice Misrad) SKRIPSI Diajukan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Rosihan Arsyad dalam Sinar Harapan online pun menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Rosihan Arsyad dalam Sinar Harapan online pun menyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun ini merupakan tahun demokrasi bagi masyarakat Indonesia. Menurut Rosihan Arsyad dalam Sinar Harapan online pun menyatakan bahwa tahun 2014 adalah tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407).

I. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407). 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dahulu, peneliti-peneliti komunikasi massa telah menyadari betapa kuatnya peran media komunikasi dalam membentuk pikiran masyarakat. Media komunikasi memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa dalam menyuguhkan informasi yang akurat dan faktual semakin dibutuhkan di tengah-tengah masyarakat. Kebutuhan tersebut diiringi dengan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang melibatkan rakyat dalam pengambilan keputusan. Rakyat dilibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemilu 2014 merupakan kali ketiga rakyat Indonesia memilih

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemilu 2014 merupakan kali ketiga rakyat Indonesia memilih BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemilu 2014 merupakan kali ketiga rakyat Indonesia memilih pemimpinnya secara langsung. Hal ini mempunyai makna yang sangat strategis bagi masa depan bangsa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan informasi. Sebagai media penerbitan berkala, isi surat kabar tidak. melengkapi isi dari surat kabar tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan informasi. Sebagai media penerbitan berkala, isi surat kabar tidak. melengkapi isi dari surat kabar tersebut. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media cetak seperti surat kabar memiliki peranan yang penting dalam memberikan informasi. Sebagai media penerbitan berkala, isi surat kabar tidak hanya berupa fakta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kartun sebagai media komunikasi merupakan suatu gambar interpretatif. diciptakan dapat mudah dikenal dan dimengerti secara cepat.

BAB I PENDAHULUAN. Kartun sebagai media komunikasi merupakan suatu gambar interpretatif. diciptakan dapat mudah dikenal dan dimengerti secara cepat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kartun sebagai media komunikasi merupakan suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan secara cepat dan ringkas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa berkembang pada tahun 1920-an atau 1930-an (McQuail,

BAB I PENDAHULUAN. Media massa berkembang pada tahun 1920-an atau 1930-an (McQuail, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa berkembang pada tahun 1920-an atau 1930-an (McQuail, 2011:310) dengan radio rumah tangga pada tahun 1920-an. Selanjutnya pada tahun 1940-an diciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat.

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Tanggal 15 Februari 2017 merupakan pesta demokrasi bagi sebagian masyarakat di Indonesia yang melaksanakan pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi dan informasi yang lajunya begitu cepat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi dan informasi yang lajunya begitu cepat saat ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi dan informasi yang lajunya begitu cepat saat ini telah membantu meramaikan aktivitas komunikasi politik dalam masyarakat, terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wakil presiden dipilih oleh MPR dan anggota-anggotanya dipilih melalui

BAB I PENDAHULUAN. wakil presiden dipilih oleh MPR dan anggota-anggotanya dipilih melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemilu yang bersifat demokratis di Indonesia terwujud untuk pertama kalinya pada tahun 1999. Di mana rakyat dapat memilih sendiri wakil-wakil lembaga pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menyanjung-nyanjung kekuatan sebagaimana pada masa Orde Baru, tetapi secara

BAB I PENDAHULUAN. yang menyanjung-nyanjung kekuatan sebagaimana pada masa Orde Baru, tetapi secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak reformasi digulirkan akhir Mei 1998, kebebasan media massa di Indonesia telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Pemberitaan media tidak lagi didominasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di berbagai media massa baik elektronik maupun cetak semua menyajikan

BAB I PENDAHULUAN. di berbagai media massa baik elektronik maupun cetak semua menyajikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi membuat informasi mudah di akses dengan cepat tanpa harus menunggu lama. Hal tersebut yang membuat internet menjadi pilihan banyak masyarakat dalam

Lebih terperinci

2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA

2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA BAB V KESIMPULAN Media massa di Indonesia berkembang seiring dengan bergantinya pemerintahan. Kebijakan pemerintah turut mempengaruhi kinerja para penggiat media massa (jurnalis) dalam menjalankan tugas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan agenda politik. bangsa Indonesia yang negaranya menganut paham demokrasi. Salah satu tahapan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan agenda politik. bangsa Indonesia yang negaranya menganut paham demokrasi. Salah satu tahapan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan agenda politik lima tahunan bangsa Indonesia yang negaranya menganut paham demokrasi. Salah satu tahapan dalam proses Pemilu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era demokrasi ini, khususnya di Inodonsia, musik tidak hanya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era demokrasi ini, khususnya di Inodonsia, musik tidak hanya sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era demokrasi ini, khususnya di Inodonsia, musik tidak hanya sebagai media komunikasi seperti yang telah disebutkan di atas. Dalam penggunaannya, musik berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil rakyat yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat. Selain itu pemilu

Lebih terperinci

Head to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif. Mei 2014

Head to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif. Mei 2014 Head to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif Mei 2014 Head to Head Jokowi-JK Vs Prabowo-Hatta dan Kampanye Negatif Geliat partai politik dan capres menggalang koalisi telah usai. Aneka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Media massa merupakan sarana manusia untuk memahami realitas. Oleh sebab itu, media massa senantiasa dituntut mempunyai kesesuaian dengan realitas dunia yang benar-benar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media cetak seperti majalah, koran, tabloid maupun media elektronik seperti

BAB I PENDAHULUAN. media cetak seperti majalah, koran, tabloid maupun media elektronik seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Adanya kemajuan teknologi canggih seperti saat ini, informasi bisa kita dapatkan dari berbagai media. Informasi tersebut tidak lagi hanya kita dapatkan melalui media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum melalui penggunaan media berbayar (surat kabar, radio, TV, dll)

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum melalui penggunaan media berbayar (surat kabar, radio, TV, dll) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Iklan kampanye politik merupakan suatu tindakan spesifik yang dirancang untuk mengiklankan sebuah aktifitas politik atau kampanye dalam rangka proses pemilihan

Lebih terperinci

PEMBUKTIAN KEBERADAAN KRITIK SOSIAL DALAM KARIKATUR PADA SURAT KABAR JAWA POS CLEKIT

PEMBUKTIAN KEBERADAAN KRITIK SOSIAL DALAM KARIKATUR PADA SURAT KABAR JAWA POS CLEKIT PEMBUKTIAN KEBERADAAN KRITIK SOSIAL DALAM KARIKATUR PADA SURAT KABAR JAWA POS CLEKIT St. Victor Marulitua L. Tobing (1) (1) Dosen Universitas Dr. Soetomo Surabaya, Email: vict.tobing@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kita pasti masih ingat dengan fenomena kemenangan Joko Widodo (Jokowi)-Basuki (Ahok) dalam pemilihan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang berjalan selama 2 kali

Lebih terperinci

Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental

Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental (Adinda Tenriangke Muchtar, Arfianto Purbolaksono The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research) http://www.shnews.co/detile-28182-gelombang-efek-jokowi.html

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang pemilihan presiden yang digelar pada 9 Juli 2014, para kandidat

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang pemilihan presiden yang digelar pada 9 Juli 2014, para kandidat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menjelang pemilihan presiden yang digelar pada 9 Juli 2014, para kandidat capres mulai berlomba melakukan kampanye dengan berbagai cara dan melalui berbagai media.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perangkat lunak yang memungkinkan individu maupun komunitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. perangkat lunak yang memungkinkan individu maupun komunitas untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media Sosial sekarang ini tengah populer di kalangan masyarakat dunia, selain memberikan hiburan, media sosial juga memiliki peranan dalam memberikan informasi. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah majalah membutuhkan desain, termasuk pada cover, yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah majalah membutuhkan desain, termasuk pada cover, yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sebuah majalah, keberadaan cover (halaman muka) merupakan bagian yang penting. Cover sebuah majalah menjadi penting keberadaanya karena menjadi bagian yang nantinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Keadaan ekonomi di suatu negara dipengaruhi oleh benyak faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi keadaan ekonomi disuatu negara adalah faktor politik. Fenomena politik

Lebih terperinci

BEREBUT DUKUNGAN DI 5 KANTONG SUARA TERBESAR. Lingkaran Survei Indonesia Mei 2014

BEREBUT DUKUNGAN DI 5 KANTONG SUARA TERBESAR. Lingkaran Survei Indonesia Mei 2014 BEREBUT DUKUNGAN DI 5 KANTONG SUARA TERBESAR Lingkaran Survei Indonesia Mei 2014 1 Rebutan dukungan di 5 Kantong Suara Terbesar (NU, Muhammadiyah, Petani, Buruh, dan Ibu Rumah Tangga) Empat puluh hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media kampanye

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media kampanye BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media kampanye politik juga terus berkembang. Mulai dari media cetak, seperti: poster, stiker, dan baliho. Media

Lebih terperinci

Analisis Isi Media Judul: MIP No.160 Jelang Rekapitulasi Akhir Pilpres 2014 Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 22/07/2014

Analisis Isi Media Judul: MIP No.160 Jelang Rekapitulasi Akhir Pilpres 2014 Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 22/07/2014 Analisis Isi Media Judul: MIP No160 Jelang Rekapitulasi Akhir Pilpres 2014 Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 22/07/2014 Sebaran Media Media online yang terbanyak memberitakan isu MCA pada Selasa 22 Juli

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA 98 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Berdasarkan data penelitian yang tersaji dalam bab sebelumnya, peneliti bisa mengatakan bahwa khalayak dalam penelitian ini yakni: pemilih pemula, pemilih dewasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Surat kabar merupakan media massa cetak yang menyampaikan informasinya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Surat kabar merupakan media massa cetak yang menyampaikan informasinya dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surat kabar merupakan media massa cetak yang menyampaikan informasinya dengan tulisan yang berisi fakta dari suatu peristiwa. Hal ini menyebabkan surat kabar menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tiara Ayudia Virgiawati, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tiara Ayudia Virgiawati, 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bangsa Indonesia mengalami transisi dari masa otoritarianisme ke masa demokrasi pascareformasi tahun 1998. Tentunya reformasi ini tidak hanya terjadi di

Lebih terperinci

CITRA JOKO WIDODO DAN JUSUF KALLA DALAM IKLAN POLITIK TELEVISI

CITRA JOKO WIDODO DAN JUSUF KALLA DALAM IKLAN POLITIK TELEVISI CITRA JOKO WIDODO DAN JUSUF KALLA DALAM IKLAN POLITIK TELEVISI (Studi Analisis Semiotik Citra Joko Widodo dan Jusuf Kalla dalam Iklan Politik Televisi Masa Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Periode

Lebih terperinci

Identitas Budaya Sunda dalam Iklan Politik NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Ilmu Komunikasi

Identitas Budaya Sunda dalam Iklan Politik NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Ilmu Komunikasi Identitas Budaya Sunda dalam Iklan Politik NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Ilmu Komunikasi Oleh: RIKHI SUTRISNO L 100090157 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Melalui paradigma seorang peneliti akan memiliki cara pandang yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Melalui paradigma seorang peneliti akan memiliki cara pandang yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Memilih paradigma adalah sesuatu yang wajib dilakukan oleh peneliti agar penelitiannya dapat menempuh alur berpikir yang dapat mencapai tujuan yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Pesan yang terkandung dalam kartun editorial disajikan sebagai suatu bentuk kritik sosial yang memiliki kadar humor, mengedepankan estetika serta pesan kritik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan presiden 2014 cukup menyita perhatian masyarakat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan presiden 2014 cukup menyita perhatian masyarakat Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan presiden 2014 cukup menyita perhatian masyarakat Indonesia. Dapat dilihat dari survei Komisi Pemilihan Umum (KPU), seperti dikutip dalam artikel Kompas.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari kata Italia caricare yang berarti memberi muatan atau melebihlebihkan.

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari kata Italia caricare yang berarti memberi muatan atau melebihlebihkan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karikatur adalah sebuah gambar atau penggambaran suatu objek konkret yang dengan cara melebih-lebihkan ciri khas objek tersebut. Karikatur sendiri berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan aplikasi berbagai disiplin ilmu manajemen seperti marketing. Hal

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan aplikasi berbagai disiplin ilmu manajemen seperti marketing. Hal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktek politik di Indonesia telah berkembang sedemikian pesat dengan memanfaatkan aplikasi berbagai disiplin ilmu manajemen seperti marketing. Hal ini didorong oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. DPR atau MPR. Karena pergantian sistem pemerintahan, banyak wajah wajah

BAB I PENDAHULUAN. DPR atau MPR. Karena pergantian sistem pemerintahan, banyak wajah wajah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak tumbangnya rezim Soeharto pada tahun 1998, Indonesia mengalami masa reformasi, dimana rakyat bisa terlibat langsung dalam aktivitas politik di DPR atau

Lebih terperinci

2016 PERSEPSI PEMIRSA TENTANG OBJEKTIVITAS BERITA DI KOMPAS TV

2016 PERSEPSI PEMIRSA TENTANG OBJEKTIVITAS BERITA DI KOMPAS TV BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu karakteristik komunikasi massa adalah feedback yang tertunda atau delayed, sehingga komunikator membutuhkan waktu untuk mengetahui tanggapan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembicaraan mengenai kemacetan sudah ada sejak lama. Bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembicaraan mengenai kemacetan sudah ada sejak lama. Bagi masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembicaraan mengenai kemacetan sudah ada sejak lama. Bagi masyarakat Indonesia, khususnya di Jakarta, kemacetan bukan hal yang asing lagi. Hampir setiap hari

Lebih terperinci

PEMAKNAAN COVER MAJALAH TEMPO. (Studi Semiotik Pemaknaan Redenominasi Pada Cover Majalah TEMPO Edisi 9 15 Agustus 2010) SKRIPSI.

PEMAKNAAN COVER MAJALAH TEMPO. (Studi Semiotik Pemaknaan Redenominasi Pada Cover Majalah TEMPO Edisi 9 15 Agustus 2010) SKRIPSI. PEMAKNAAN COVER MAJALAH TEMPO (Studi Semiotik Pemaknaan Redenominasi Pada Cover Majalah TEMPO Edisi 9 15 Agustus 2010) SKRIPSI Oleh : Wicaksono Harumbintoro NPM. 0643010211 YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Penelitian ini berfokus pada bingkai sosok Jokowi sebagai Presiden dalam pemberitaan setahun pemerintahan pasangan Presiden Joko Widodo (Jokowi), dan Jusuf

Lebih terperinci

yang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber

yang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu media massa cetak dan media elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memperoleh suara 20%. Perolehan suara tertinggi dimiliki oleh PDIP

BAB I PENDAHULUAN. yang memperoleh suara 20%. Perolehan suara tertinggi dimiliki oleh PDIP BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilu legislatif 2014 sudah selesai. Hasilnya tidak ada satu partai pun yang memperoleh suara 20%. Perolehan suara tertinggi dimiliki oleh PDIP dengan angka 18,95%,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ideologi menurut arti kata ialah pengucapan dari apa yang terlihat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ideologi menurut arti kata ialah pengucapan dari apa yang terlihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ideologi menurut arti kata ialah pengucapan dari apa yang terlihat atau pengutaraan apa yang terumus dalam pikiran sebagai hasil dari pemikiran. Menurut The Webster

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. common) Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering disebut

BAB I PENDAHULUAN. common) Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering disebut BAB I PENDAHULUAN Komunikasi atau communicare berarti membuat sama (to make common) Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal usul kata komunikasi yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2014 ini. Politik selalu menjadi topik yang menarik untuk dibahas bagi

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2014 ini. Politik selalu menjadi topik yang menarik untuk dibahas bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahun 2014 ini menjadi tahun yang ramai dengan perbincangan politik. Mulai dari pemilihan anggota DPRD sampai pemilihan calon presiden terjadi pada tahun 2014 ini.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia sudah memasuki era informasi dimana informasi menjadi sebuah kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia sudah memasuki era informasi dimana informasi menjadi sebuah kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berita adalah sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan bermasyarakat. Dunia sudah memasuki era informasi dimana informasi menjadi sebuah kebutuhan primer

Lebih terperinci

Headline Berita Hari Ini Periode: 30/05/2014 Tanggal terbit: 30/05/2014

Headline Berita Hari Ini Periode: 30/05/2014 Tanggal terbit: 30/05/2014 Headline Berita Hari Ini Periode: 30/05/2014 Tanggal terbit: 30/05/2014 Sebaran Bidang. Berdasarkan data, bidang Polhukam menjadi bidang yang paling banyak diangkat media terpantau hari ini dengan 16 media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa reformasi yang terjadi di Indonesia menghasilkan perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa reformasi yang terjadi di Indonesia menghasilkan perubahanperubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa reformasi yang terjadi di Indonesia menghasilkan perubahanperubahan positif khususnya dalam dunia politik, seperti halnya kebebasan berpendapat yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan alat bagi manusia dalam berkomunikasi. Melalui bahasa, manusia dapat mengungkapkan ide, pikiran, dan perasaannya. Alwasilah (2014, hlm.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Paradigma Paradigma yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivis. Paradigma merupakan suatu kepercayaan atau prinsip dasar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Politik menurut Aristoteles yang dikutip dalam Arifin (2011: 1) adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Politik menurut Aristoteles yang dikutip dalam Arifin (2011: 1) adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Politik menurut Aristoteles yang dikutip dalam Arifin (2011: 1) adalah sebuah hakikat keberadaan manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini pun menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dudih Sutrisman, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dudih Sutrisman, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai sebuah negara berdaulat telah melalui perjalanan sejarah panjang dalam kepemimpinan nasional sejak kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17

Lebih terperinci

2015 IDEOLOGI PEMBERITAAN KONTROVERSI PELANTIKAN AHOK SEBAGAI GUBERNUR DKI JAKARTA

2015 IDEOLOGI PEMBERITAAN KONTROVERSI PELANTIKAN AHOK SEBAGAI GUBERNUR DKI JAKARTA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wacana adalah bahasa yang digunakan untuk merepresentasikan suatu praktik sosial, ditinjau dari sudut pandang tertentu (Fairclough dalam Darma, 2009, hlm

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pemilih Pemula di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pemilih Pemula di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Pemilih Pemula di Indonesia Pada tahun 2014 ini, Indonesia mengadakan pemilu yang ke- 11. Dimana pemilu pertama kali diadakan pada tahun 1955.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Tidak dapat dipungkiri bahwa beberapa pekan lalu, Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) DKI Jakarta dianggap demikian penting. Hal ini terlihat jelas ketika semua

Lebih terperinci

Pertarungan Wilayah Strategis Dan Efek Cawapres

Pertarungan Wilayah Strategis Dan Efek Cawapres Pertarungan Wilayah Strategis Dan Efek Cawapres Lingkaran Survei Indonesia Awal Juni 2014 1 Pertarungan Wilayah Strategis dan Efek Cawapres Untuk memenangi pemilu presiden (pilpres) yang tinggal 34 hari

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui bagaimana nilai Humanisme dan Budaya pada film Okuribito. Dalam penelitian ini menggunakan deskriptif dengan pendekatan

Lebih terperinci

Headline Berita Hari Ini Periode: 16/10/2017 Tanggal terbit: 16/10/2017

Headline Berita Hari Ini Periode: 16/10/2017 Tanggal terbit: 16/10/2017 Headline Berita Hari Ini Periode: 16/10/2017 Tanggal terbit: 16/10/2017 Sebaran Bidang. Hasil monitoring 24 berita pada hari Senin, 16 Oktober 2017 mengangkat berita di bidang Polhukam sebanyak 20 berita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah BAB I 1.1.Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Reformasi yang dimulai sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru pada bulan Mei 1998, telah menghantarkan rakyat Indonesia kepada perubahan di segala bidang,

Lebih terperinci

Setelah Pesta Usai. Kubu Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono lebih memilih menyerahkan masalah DPT ini pada KPU untuk diambil langkah penyelesaiannya.

Setelah Pesta Usai. Kubu Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono lebih memilih menyerahkan masalah DPT ini pada KPU untuk diambil langkah penyelesaiannya. Setelah Pesta Usai Pemilihan Umum Presiden 2009 secara resmi berakhir, ditandai dengan pengumuman dan penetapan hasil rekapitulasi suara pada Sabtu (25/7) lalu di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2014 ini diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (DPR,

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2014 ini diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (DPR, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2014 ini diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (DPR, DPRD, dan DPD) dan Gubernur Provinsi Lampung. Sedangkan di bulan Juli 2014, masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) Capres & Cawapres secara langsung yaitu pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) Capres & Cawapres secara langsung yaitu pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara demokrasi menyerahkan sepenuhnya kepada rakyat untuk memilih Calon Presiden. Sudah dua kali Indonesia mengadakan Pemilihan Umum (Pemilu)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengamat perkotaan, yang dikutip dari okezone.com (4 Oktober 2012)

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengamat perkotaan, yang dikutip dari okezone.com (4 Oktober 2012) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta, sebagai kota metropolitan ternyata masih menyimpan banyak persoalan. Meski usianya telah mencapai 485 tahun, masalah seperti banjir, kemacetan, kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam hal ini penulis ingin mengetahui bagaimana nilai pendidikan pada film Batas. Dalam paradigma ini saya menggunakan deskriptif dengan pendekatan

Lebih terperinci

Pemaknaan Karikatur Karya Wahyu Kokkang, Mengkritisi Kehidupan Sosial Masa Kini

Pemaknaan Karikatur Karya Wahyu Kokkang, Mengkritisi Kehidupan Sosial Masa Kini Pemaknaan Karikatur Karya Wahyu Kokkang, Mengkritisi Kehidupan Sosial Masa Kini I Wayan Nuriarta Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni Rupa dan Desain-Institut Seni Indonesia Denpasar Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (rakhmat,2003:188), yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Opini adalah pendapat, ide, atau pikiran untuk menjelaskan kecenderungan tertentu terhadap perspektif dan ideologi yang bersifat kontroversial. Publik adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia setiap 5 tahun sekali mempunyai agenda besar dalam pesta demokrasinya dan agenda besar tersebut tak lain adalah Pemilu. Terhitung sejak tahun 2004

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi memegang peran penting menurut porsinya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi memegang peran penting menurut porsinya masing-masing. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi yang merupakan bagian penting dari kehidupan manusia, yang juga menjadi kebutuhan dasar hidup manusia, telah mengalami banyak perkembangan. Walaupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar negara di dunia termasuk Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak reformasi telah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma kualitatif ini merupakan sebuah penelitian yang memiliki tujuan utama yaitu untuk mengkaji makna-makna dari sebuah perilaku, simbol maupun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode merupakan alat pemecah masalah, mencapai suatu tujuan atau untuk mendapatkan sebuah penyelesaian. Dalam metode terkandung teknik yakni

Lebih terperinci

Bab V. Analisis Pengambilan Keputusan Pemilih Pemula

Bab V. Analisis Pengambilan Keputusan Pemilih Pemula Bab V Analisis Pengambilan Keputusan Pemilih Pemula Variabel dalam pengambilan keputusan pemilih pemula dari temuan penelitian ini terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama adalah masukan yang diterima

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Korupsi adalah suatu perbuatan untuk menguntungkan diri sendiri, dan secara tidak langsung dapat merugikan negara dan orang banyak. Korupsi menurut Mahzar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara untuk membangun image kepublik agar mendapatkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara untuk membangun image kepublik agar mendapatkan perhatian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perhelatan akbar pemilihan kepala daerah hingga pemilihan presiden di Indonesia setiap calon pasangan yang maju menggunakan berbagai cara untuk membangun image

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan 56 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan yang berjumlah 100 responden. Identitas responden selanjutnya didistribusikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ideologi merupakan sebuah tatanan nilai dan paradigma yang diyakini oleh manusia. Manusia dapat menjadi bermakna, humanis, konservatif, radikal, serta fundamentalis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Banyaknya masalah komunikasi disebabkan oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Banyaknya masalah komunikasi disebabkan oleh adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyaknya masalah komunikasi disebabkan oleh adanya pemahaman yang kurang mengenai faktor-faktor penting dan sangat diperlukan dalam berkomunikasi. Seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan informasi yang terjadi setiap harinya, sudah menjadi kebutuhan penting di setiap harinya. Media massa merupakan wadah bagi semua informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk perwujudan dan bentuk partisipasi bagi rakyat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. bentuk perwujudan dan bentuk partisipasi bagi rakyat Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setelah berakhirnya masa jabatan Soesilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden Republik Indonesia maka dimulai jugalah acara pesta demokrasi pemilihan umum untuk presiden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktifitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tak terkecuali sektor ekonomi. Berbagai sektor dalam perekonomian ini

BAB I PENDAHULUAN. tak terkecuali sektor ekonomi. Berbagai sektor dalam perekonomian ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan yang terjadi di dunia hampir berpengaruh disegala sektor, tak terkecuali sektor ekonomi. Berbagai sektor dalam perekonomian ini mengalami berbagai

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. tersebut, peneliti berhasil menemukan frame Jurnal Nasional terkait dengan sosok

BAB IV PENUTUP. tersebut, peneliti berhasil menemukan frame Jurnal Nasional terkait dengan sosok 121 BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan analisis yang telah dilakukan oleh peneliti dalam rangka menjawab tujuan penulisan yang telah dipaparkan pada pendahuluan, peneliti kemudian menarik benang

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. sekali, dan pada tahun 2014 ini merupakan tahun Pemilu di Indonesia yang

BAB IV PENUTUP. sekali, dan pada tahun 2014 ini merupakan tahun Pemilu di Indonesia yang BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Pemilihan Umum Presiden di Indonesia dilaksanakan setiap lima tahun sekali, dan pada tahun 2014 ini merupakan tahun Pemilu di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 9 Juli

Lebih terperinci

Analisis Isi Media Judul: MIP. No. 97 Pilpres 2014 Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 05/05/2014

Analisis Isi Media Judul: MIP. No. 97 Pilpres 2014 Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 05/05/2014 Analisis Isi Media Judul: MIP No 97 Pilpres 2014 Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 05/05/2014 Sebaran Media MCA hari ini Senin 5 Mei 2014 teridentifikasi media online terbanyak yang memberitakan adalah

Lebih terperinci

Headline Berita Hari Ini Periode: 10/06/2014 Tanggal terbit: 10/06/2014

Headline Berita Hari Ini Periode: 10/06/2014 Tanggal terbit: 10/06/2014 Headline Berita Hari Ini Periode: 10/06/2014 Tanggal terbit: 10/06/2014 Sebaran Bidang. Berita MIP pada Selasa 10 Juni 2014 didominasi bidang Polhukam, yaitu sebanyak 90,9 persen. Berita bidang Perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang pas dalam tayangan yang disiarkan. Stasiun TV swasta dalam satu hari dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang pas dalam tayangan yang disiarkan. Stasiun TV swasta dalam satu hari dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berita buruh merupakan salah satu berita yang jarang dilihat dalam tayangan pemberitaan media TV. Berita buruh masih belum mendapatkan porsi yang pas dalam

Lebih terperinci

REPRESENTASI KELAMBATAN KERJA

REPRESENTASI KELAMBATAN KERJA REPRESENTASI KELAMBATAN KERJA (Studi Semiotik Representasi Kelambatan Kerja Dalam Karikatur 100 Hari Pemerintahan SBY-Budiono Di Surat Kabar Jawa Pos) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma merupakan pola atau model tentang bagaimana sesuatu distruktur (bagian dan hubungannya atau bagaimana bagian-bagian berfungsi (perilaku

Lebih terperinci